Aktivitas Non-Pertanian Komparasi Kinerja Desa-Desa Eks Transmigrasi dan Desa-Desa Non- Transmigrasi
Berdasarkan kriteria yang telah dikemukakan sebelumnya, terlihat bahwa dari 16 peubah yang dianalisis, hanya 8 peubah yang memiliki nilai MSA 0.5.
Peubah-peubah tersebut adalah BIDAN, SD, RUMAH, BABINSA, LAHAN, IP, INP, dan PD. Sedangkan 8 peubah lainnya yang memiliki nilai MSA = 0.5
adalah POSYANDU, TK, SMP, RTM, HANSIP, PPM, KK dan JS. Dengan mengeluarkan 8 peubah tersebut, dilakukan pengujian ulang
terhadap pengukuran MSA. Berdasarkan pengujian ulang MSA terlihat bahwa semua peubah memiliki nilai MSA 0.5.
Tabel 37 Pengukuran ulang MSA peubah-peubah indikator stadia desa eks transmigrasi
BIDAN SD
RUMAH BABINSA LAHAN
IP INP
PD Anti-image
BIDAN .815
-.149 .117
.103 -.009
.026 .115
.004 Covariance
SD -.149
.777 .166
.145 .136
-.028 .033
-.033 RUMAH
.117 .166
.769 -.127
-.038 .139
-.105 -.128
BABINSA .103
.145 -.127
.822 -.060
-.106 -.033
.047 LAHAN
-.009 .136
-.038 -.060
.905 -.089
-.021 -.059
IP .026
-.028 .139
-.106 -.089
.739 -.238
-.183 INP
.115 .033
-.105 -.033
-.021 -.238
.708 -.152
PD .004
-.033 -.128
.047 -.059
-.183 -.152
.805 Anti-image
BIDAN .793a
-.187 .147
.126 -.011
.033 .152
.005 Correlation
SD -.187
.733a .214
.181 .162
-.037 .045
-.042 RUMAH
.147 .214
.691a -.159
-.045 .185
-.143 -.163
BABINSA .126
.181 -.159
.772a -.069
-.136 -.043
.058 LAHAN
-.011 .162
-.045 -.069
.792a -.109
-.027 -.070
IP .033
-.037 .185
-.136 -.109
.615a -.329
-.237 INP
.152 .045
-.143 -.043
-.027 -.329
.729a -.202
PD .005
-.042 -.163
.058 -.070
-.237 -.202
.707a
Pengujian ulang juga dilakukan untuk KMO dan Bartlett Test. Berdasarkan pengujian ulang memperlihatkan bahwa nilai KMO 0,721 0,5 dan nilai Chi-
Square adalah 181,081 dengan derajat bebas 28 dan p-value 0.000 0.05. Dengan demikian, matrik korelasi yang terbentuk menunjukkan benar-benar
terdapat korelasi antar peubah yang digunakan. Tabel 38 Pengujian ulang KMO dan Bartletts Test peubah-peubah indikator
stadia desa eks transmigrasi
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy .
.721
Bartletts Test of Sphericity
Approx. Chi-Sq uare
182.829 df
28 Sig.
.000
Proses Factoring dan Rotasi Proses factoring bertujuan untuk mengesktrak satu atau lebih faktor dari
peubah-peubah yang telah lolos uji pada uji peubah sebelumnya. Dalam konteks proses factoring ini, digunakan metode Analisis Komponen Utama Principal
Components Analysis=PCA. Dalam penentuan jumlah faktor, penelitian ini menetapkan jumlah faktor
sebanyak tiga, dengan asumsi masing-masing faktor mewakili indikator kesejahteraan, aktivitas pertanian dan aktivitas non-pertanian. Dengan kata lain,
analisis faktor dalam hal ini bertujuan untuk Confirmatory Factor Analysis yaitu untuk menguji atau mengkonfirmasi apakah suatu konstruk yang telah dibentuk
dapat dikonfirmasikan dengan data empirisnya. Setelah satu atau lebih dari faktor terbentuk, dengan sebuah faktor berisi
sejumlah peubah, kemungkinan sebuah peubah diragukan apakah layak atau tidak untuk dimasukkan dalam faktor yang terbentuk. Untuk mengatasi tersebut
maka pada tahap selanjutnya dilakukan proses rotasi. Proses rotasi bertujuan untuk memperjelas posisi sebuah peubah dalam suatu faktor.
Dalam penelitian ini, proses rotasi yang digunakan adalah metode Obligue Rotation
. Pemilihan metode ini didasarkan pertimbangan untuk mendapatkan faktor yang sesuai dengan teori atau dengan kriteriasub-kriteria indikator yang
telah dikemukakan sebelumnya Ghozali 2009. Analisis Communalities
Analisis ini pada dasarnya menentukan jumlah varians dalam persentase dari suatu peubah mula-mula yang bisa dijelaskan oleh faktor yang ada. Besaran
nilainya antara 0.00 hingga 1.00. Semakin besar nilainya semakin erat hubungannya dengan faktor yang terbentuk.
Merujuk pada Tabel 39, dapat dikemukakan bahwa nilai varians terbesar adalah untuk lahan tani sebesar 0,854. Ini berarti bahwa 85,4 persen varians dari
peubah ini bisa dijelaskan oleh faktor-faktor yang terbentuk pada rotated component matrix
. Sedangkan nilai varians terkecil adalah untuk peubah Babinsa yaitu sebesar 0,413, yang berarti bahwa 41,3 persen varians dari vaiabel ini yang
dijelaskan oleh faktor-faktor yang terbentuk pada rotated component matrix.
Tabel 39 Analisis communalities peubah indikator stadia desa eks transmigrasi
Nomor Peubah
Varians 1
BIDAN .515
2 SD
.585 3
RUMAH .545
4 BABINSA
.413 5
LAHAN .854
6 IP
.657 7
INP .624
8 PD
.540
Selanjutnya jika ke 8 peubah tersebut diringkas menjadi satu faktor, maka varians yang bisa dijelaskan oleh satu faktor tersebut adalah 2.4578 x 100 =
30.714 lihat Tabel 40. Jika ke 8 peubah tersebut diekstrak menjadi 2 faktor maka varians faktor pertama adalah 30.714 persen dan varians faktor kedua
adalah 1.3528 x 100 = 16.899, sehingga varians kumulatif yang dapat dijelaskan oleh kedua faktor tersebut adalah sebesar 47,613 persen. Jika ke 8
peubah tersebut diringkas menjadi tiga faktor, maka varians faktor pertama sebesar 30,714 persen, varians faktor kedua 16,899 persen dan varians faktor
ketiga adalah 0.9248 x 100 = 11,553. Dengan kata lain juga, dengan mengekstrak delapan peubah indikator kinerja desa eks transmigrasi atas 3 faktor,
maka kumulatif varians yang mampu dijelaskan oleh ketiga faktor tersebut adalah sebesar 59,166 persen. Perhitungan Total Variance Explained diberikan pada
Tabel 40 berikut. Tabel 40 Total variance explained peubah indikator stadia desa eks transmigrasi
Com- ponent
Initial Eigenvalues Extraction Sums of Squared
Loadings Rotation
Sums of Squared
Loadings Total
of Variance
Cumulative Total
of Variance
Cumulative Total
1 2.457
30.714 30.714
2.457 30.714
30.714 2.072
2 1.352
16.899 47.613
1.352 16.899
47.613 1.879
3 .924
11.553 59.166
.924 11.553
59.166 1.121
4 .843
10.533 69.699
5 .721
9.015 78.713
6 .622
7.771 86.484
7 .594
7.424 93.908
8 .487
6.092 100.000
Analisis Factoring dan Rotasi Berdasarkan matriks komponen yang terbentuk Tabel 41, terlihat bahwa
semua peubah memiliki koefisien factor loading yang signifikan 0.5. Ini menunjukkan bahwa peubah-peubah yang ada mampu mewakili faktor yang ada.
Tabel 41 Matriks komponen peubah indikator stadia desa eks transmigrasi
Peubah Komponen
1 2
3 BIDAN
-.585 .264
.321 SD
-.568 .495
-.132 RUMAH
.575 -.392
-.246 BABINSA
.566 -.286
.101 LAHAN
.442 .005
.812 IP
.498 .632
.099 INP
.667 .372
-.201 PD
.503 .514
-.153
Selanjutnya mengacu pada factor loading terbesar, terlihat bahwa faktor 1 terbentuk oleh peubah BIDAN, SD, RUMAH, BABINSA, dan INP. Faktor 2
terbentuk oleh peubah IP dan PD sedangkan faktor 3 terbentuk oleh peubah LAHAN. Fakta ini menunjukkan bahwa pengelompokan peubah dalam faktor
pada component matrix ini belum sesuai dengan pengelompokan yang secara teoritis telah dikemukakan sebelumnya. Hal ini terlihat terutama pada peubah INP
yang secara teoritis berada pada kelompok IP dan PD aktivitas non pertanian tetapi ternyata berada pada kelompok kesejahteraan masyarakat BIDAN, SD,
RUMAH DAN BABINSA. Model awal dari matriks faktor ini secara teoritis sulit untuk
diinterpretasikan. Oleh karenanya dilakukan rotasi faktor dengan metode Oblique. Hasil rotasi faktor tersebut diberikan pada Tabel 42. Mengacu pada matriks
struktur Tabel 42 terlihat bahwa delapan peubah yang diajukan mengelompok pada tiga kelompok, dengan kelompok pertama adalah BIDAN, SD, RUMAH
DAN BABINSA. Kelompok kedua adalah IP, INP dan PD, sedangkan kelompok ketiga adalah LAHAN. Berdasarkan peubah pembentuknya, faktor 1 merupakan
faktor kesejahteraan, faktor 2 adalah aktivitas non-pertanian dan faktor 3 adalah aktivitas pertanian.