V GAMBARAN UMUM TRANSMIGRASI DI PROVINSI JAMBI
5.1 Sejarah dan Perkembangan Transmigrasi di Provinsi Jambi
Transmigrasi di Provinsi Jambi telah dimulai pada masa kolonisasi. Keberhasilan kolonisasi di Lampung yang pada mulanya merupakan daerah
percobaan terutama dalam penyediaan pangan, telah memotivasi Pemerintah Belanda untuk meningkatkan produksi pangan tersebut dengan mengembangkan
daerah kolonisasi termasuk ke daerah Jambi. Pada masa kolonisasi, Provinsi Jambi dulu berstatus Karesidenan Jambi
termasuk wilayah Sumatera Tengah. Pelaksanaan program kolonisasi dimulai pada tahun 1940 yang ditandai dengan pengiriman 506 kepala keluarga KK
dengan 1.945 jiwa dari Pulau Jawa menuju daerah Bangko-Tabir dekat Rantau Panjang yang sekarang dikenal dengan kampung 1 sd Kampung 12 di Desa
Margoyoso. Kolonisasi pada masa tersebut bersifat kolonisasi pertanian, yaitu penyediaan buruh murah untuk pembangunan pertanian dalam jangka panjang.
Selanjutnya, kegiatan perpindahan penduduk dari daerah asal dilanjutkan setelah masa kemerdekaan Indonesia yang dikenal dengan istilah transmigrasi.
Penempatan transmigrasi pertama dilaksanakan pada tahun 1967 periode Pra Pelita pada UPT Rantau Rasau I Kabupaten Tanjung Jabung Timur sebelum
pemekaran Tahun 1999 berstatus sebagai Kabupaten Tanjung Jabung. Jumlah penempatan pada periode pertama transmigasi ini sebanyak 249 KK 1208 Jiwa.
Pada Pelita I 19691970-19731974, jumlah transmigran yang ditempatkan sebanyak 2.450 KK 11.371 jiwa, pada 4 lokasi UPT. Keseluruhan lokasi
tersebut berada di Kabupaten Tanjung Jabung Timur sebagai kelanjutan dari UPT Rantau Rasau I yaitu UPT Rantau Rasau II, III, IV dan V.
Pada Pelita II 19741975 – 19781979, jumlah transmigran yang telah ditempatkan sebanyak 13.476 KK 61.161 jiwa pada 33 lokasi UPT. Lokasi
penempatan juga telah mengalami penyebaran pada tiga kabupaten lain selain Kabupaten Tanjung Jabung Timur, yaitu Kabupaten Bungo, Sarolangun dan Tebo.
Selanjutnya, pada Pelita III 19791980 – 1983194 telah ditempatkan transmigran sebanyak 22.741 KK 94.485 jiwa pada 47 lokasi UPT. Selain pada
kabupaten-kabupaten penerima transmigrasi pada Pra Pelita, Pelita I dan II, pada
Pelita III ini lokasi pemukiman transmigrasi juga berada di Kabupaten Batang Hari, Merangin dan Muaro Jambi.
Pada Pelita IV 19841985 – 19881989, jumlah transmigran mengalami penurunan dari periode sebelumnya, yaitu sebanyak 11.141 KK 47.136 jiwa
yang ditempatkan pada 27 lokasi UPT. Meskipun demikian, pada periode ini lokasi transmigrasi semakin menyebar dengan masuknya Kabupaten Tanjung
Jabung Barat sebelum pemekaran pada Tahun 1999 berstatus sebagai Kabupaten Tanjung Jabung sebagai lokasi penerima transmigrasi.
Penempatan transmigran kembali mengalami peningkatan pada Pelita V 19891990 – 19931994. Pada periode ini ditempatkan transmigran sebanyak
17.411 KK 71.676 jiwa pada 43 lokasi UPT. Kabupaten penerima transmigrasi tidak mengalami perubahan jika dibandingkan pada Pelita sebelumnya.
Pada Pelita VI 19941995-19981999 penempatan transmigran mengalami penurunan menjadi 9.710 KK 41.871 jiwa yang ditempatkan pada 27 lokasi
UPT. Kabupaten penerima transmigran adalah Kabupaten Bungo, Sarolangun, Tebo Batang Hari, Merangin dan Muaro Jambi dan Tanjung Jabung Barat.
Penurunan ini berlanjut di era otonomi daerah. Pada periode 2000 – 2004, penempatan transmigran sebanyak 4.050 KK 17.028 jiwa pada 15 lokasi UPT.
Kabupaten penerima transmigran pada periode ini adalah Kabupaten Batang hari, Bungo, Muaro Jambi, Sarolangun, Tanjung Jabung Barat dan Tebo. Pada periode
2005 – 2009 ditempatkan sebanyak 2.030 KK 7.790 jiwa pada 11 lokasi UPT. Pada periode ini kabupaten penerima transmigran adalah Kabupaten Batang hari,
Bungo, Kerinci, Muaro Jambi dan Sarolangun. Selanjutnya pada periode 2010 - 2011 ditempatkan sebanyak 164 KK 588 jiwa pada 1 lokasi.
Khususnya di era otonomi daerah ini, penyelenggaraan transmigrasi di Provinsi Jambi dilaksanakan dalam model kerja sama antardaerah, yaitu kerja
sama antara daerah pengirim transmigrasi dan daerah penerima transmigrasi dalam hal ini Provinsi Jambi. Pada tanggal 17 Desember 2002, Provinsi Jambi
telah membuat kesepakatan kerja sama dengan lima provinsi pengirim transmigran yaitu D.I Yogyakarta, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah dan
Jawa Timur.
Ruang lingkup kerja sama mencakup pada Komunikasi, Informasi dan Edukasi; Survei Potensi Kawasan; Penyediaan Areal; Perencanaan Tata Ruang
Permukiman Transmigrasi; Penyiapan Permukiman Transmigrasi; Pengerahan dan Penempatan Transmigran serta Perberdayaan Masyarakat. Selanjutnya dalam
penyelenggaran transmigrasi berdasarkan konsep kerja sama antardaerah, biaya penyelenggaraannya dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi pengirim transmigran; Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Jambi; Anggaran Pendapatan
Belanja Daerah KabupatenKota yang terkait dengan pelaksanaan Kesepakatan Bersama ini serta sumber dana lain yang sah dan tidak mengikat.
Berdasarkan penempatan transmigran dari periode Pra Pelita sampai tahun 2011, jumlah transmigran yang telah ditempatkan di Provinsi Jambi sebanyak
83.422 KK 354.284 jiwa pada 209 lokasi UPT. Secara terperinci diberikan pada Tabel 17 dan Gambar 8.
Tabel 17 Perkembangan penempatan transmigran di Provinsi Jambi dari periode Pra Pelita sampai dengan tahun 2011
No. Periode penempatan
a
UPT LPT
b
Penempatan
b
Rata-rata per tahun
KK Jiwa
KK Jiwa
1 Pra Pelita 1950 - 1968
1 249
1208 14
67 2
Pelita I 196970 - 197374 4
2450 11371
490 2274
3 Pelita II 197475 - 197879
33 13476
61161 2695
12232 4
Pelita III 197980 - 198384 47
22741 94485
4548 18897
5 Pelita IV 198485 - 198889
27 11141
47136 2228
9427 6
Pelita V 198990 - 199394 43
17411 71676
3482 14335
7 Pelita VI 199495 - 199899
27 9710
41871 1942
8374 8
2000 - 2004 15
4050 17028
810 3406
9 2005 - 2009
11 2030
7790 406
1558 10
2010 - 2011 1
164 558
82 279
Jumlah 209
83422 354284
1368 5808
Sumber: Disosnakertrans Pemprov Jambi 2010; Kemenakertrans 2012. Keterangan: a berdasarkan tahun awal penempatan
b jumlah sampai akhir periode penempatan
Gambar 9 Rata-rata penempatan transmigrasi dari Pra-Pelita sampai era otonomi daerah di Provinsi Jambi.
Sumber: Disosnakertrans Pemprov Jambi 2010; Kemenakertrans 2012.
Dari total jumlah UPT di Provinsi Jambi yang sebanyak 209 UPT, 8 UPT diantaranya masih merupakan UPT Binaan. UPT Binaan tersebut tersebar pada 5
kabupaten di Provinsi Jambi, yang merupakan transmigrasi dari tahun penempatan 2004 – 2011, dengan jumlah penempatan sebanyak 1350 KK 5254 jiwa.
Tabel 18 UPT binaan Provinsi Jambi tahun 2011
No Kabupaten
Kecamatan Lokasi UPT
Tahun penempatan
Jumlah penempatan
KK Jiwa
1 Batang Hari
Rantau Pandan Tebing Jaya III 2007
200 781
2 Batang Hari
Rantau Pandan Tebing Jaya IV 2008
150 576
3 Muaro Jambi
Kumpeh Ulu Gd.Karya, S. Aur
2009 200
717 4
Bungo Rantau Pandan Rantau Pandan V
2004 210
849 5
Bungo Rantau Pandan Rantau Pandan X
2008 200
720 6
Bungo Pelepat
Pelepat II 2006
190 811
7 Sarolangun
Pauh Lamban Sigatal
2009 100
420 8
Kerinci Siulak
Sei Bernas 2009
100 380
Jumlah 1350
5254
Sumber: Disosnakertrans Pemprov Jambi 2010; Kemenakertrans 2012.
2000 4000
6000 8000
10000 12000
14000 16000
18000 20000
Pra Pelit a 1950-1968
Pelit a I 6970-73 74
Pelit a II 74 75-78 79
Pelita III 7980-83 84
Pelita IV 8485-8889
Pelita V 89 90-9394
Pelit a VI 9495-9899
2000 - 2004 2005 - 2009 2010 - 2011
Periode penempatan K
K a
ta u
ji wa
KK Jiwa
Penempatan transmigrasi di Provinsi Jambi dari segi pembiayaannya merupakan bentuk transmigrasi umum TU dan transmigrasi swakarsa
berbantuan TSB. Transmigrasi umum adalah transmigrasi yang dilaksanakan oleh Pemerintah danatau pemerintah daerah Pasal 7 Undang-Undang Nomor 29
Tahun 2009, sedangkan transmigrasi swakarsa berbantuan adalah transmigrasi yang dilaksanakan oleh Pemerintah danatau pemerintah daerah dengan
mengikutsertakan badan usaha sebagai mitra usaha transmigran. Selain TU dan TSB ini, di Provinsi Jambi juga terdapat transmigrasi
swakarsa mandiri TSM. Transmigrasi swakarsa mandiri adalah transmigrasi yang dilaksanakan oleh transmigran yang bersangkutan secara perseorangan atau
kelompok, baik bekerja sama maupun tidak bekerja sama dengan badan usaha, atas arahan, layanan dan bantuan Pemerintah danatau pemerintah daerah Pasal 9
Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2009. TSM dapat dikatakan sebagai transmigrasi “bebas biaya pemerintah”.
Meskipun demikian, dalam pelaksanaannya tetap bersentuhan dengan biaya pemerintah. Artinya TSM tidak sepenuhnya bebas biaya pemerintah, hanya saja
dibandingkan dengan TU dan TSB, subsidi dana pemerintah untuk TSM jauh lebih sedikit. Mengacu pada Undang-Undang Nomor 29 tahun 2009 pasal 15,
transmigrasi swakarsa mandiri berhak memperoleh bantuan dari Pemerintah danatau pemerintah daerah berupa: a pengurusan perpindahan dan penempatan
di Permukiman Transmigrasi; bimbingan untuk mendapatkan lapangan kerja atau lapangan usaha atau fasilitasi mendapatkan lahan usaha; b lahan tempat tinggal
dengan status hak milik; dan c bimbingan, pengembangan, dan perlindungan hubungan kemitraan usaha.
TSM di Provinsi Jambi terdiri dari dua bentuk yaitu TSM Penataan dan TSM Murni. TSM penataan yang diselenggarakan dari tahun 19901991 sampai
19931994 dan TSM Murni yang diselenggarakan mulai tahun 19941995 sampai Tahun 2009.
Dari tahun 19901991 sampai 2009, telah ditempatkan TSM di Provinsi Jambi sebanyak 14.304 KK 45.469 KK, yang terdiri dari TSM penataan
sebanyak 4.250 KK 12.853 jiwa dan TSM Murni sebanyak 10.054 KK 32.616 jiwa. Penempatan TSM selama ini masih terbatas di lokasi-lokasi unit
permukimandesa eks transmigrasi yang telah ada PTA untuk memanfaatkan sisa cadangan areal yang belum digunakan. Perkembangan Transmigrasi
Swakarsa Mandiri di Provinsi Jambi diberikan pada Tabel 19 berikut. Tabel 19 Perkembangan Transmigrasi Swakarsa Mandiri TSM di Provinsi
Jambi tahun 19901991 - 2009
No. Tahun
penempatan Penataan
Murni Total
KK Jiwa
KK Jiwa
KK Jiwa
1 19901991
400 1240
400 1240
2 19911992
1600 3895
1600 3895
3 19921993
1250 4349
1250 4349
4 19931994
1000 3369
1000 3369
5 19941995
2100 7156
2100 7156
6 19951996
2025 6085
2025 6085
7 19961997
2550 7987
2550 7987
8 19971998
2899 9722
2899 9722
9 19981999
153 417
153 417
10 2000
127 464
127 464
11 2009
200 785
200 785
Total 4250
12853 10054
32616 14304
45469
Sumber: Disosnakertrans Pemprov Jambi 2010.
5.2. Transmigrasi Berdasarkan Daerah Asal dan Daerah Penempatan
Lokasi transmigrasi di Provinsi Jambi tersebar pada hampir seluruh wilayah kabupaten di Provinsi Jambi kecuali Kota Jambi dan Kota Sungai Penuh.
Berdasarkan sebarannya, penempatan terbanyak adalah di Kabupaten Muaro Jambi dengan proporsi sebesar 17,14 persen 14.268 KK diikuti oleh Kabupaten
Merangin sebesar 15,78 persen 13.134 KK, Bungo sebesar 13,74 persen 11.440 KK, Tanjung Jabung Timur sebesar 13,04 persen 10.859 KK, Tebo sebesar
11,98 persen 9.974 KK, Sarolangun sebesar 11,20 persen 9.324 KK, Tanjung Jabung Barat sebesar 8,88 persen 7.396 KK, Batang Hari sebesar 8,12 persen
6.763 KK dan Kerinci sebesar 0,12 persen 100 KK Tabel 20 dan Gambar 9.
Tabel 20 Sebaran transmigran di Provinsi Jambi berdasarkan daerah asal dan kabupaten penempatan kepala keluarga tahun 2009
Kabupaten penempatan Daerah asal
Jumlah DKI
JABAR JATENG JATIM DIY TPS
Batang Hari 245
1309 1181
816 428
2784 6763
Bungo 167
2130 3815
1814 756
2758 11440
Merangin 50
2094 5173
2909 1220 1688
13134 Muaro Jambi
607 2338
2253 2411 1275
5384 14268
Sarolangun 94
2201 2297
1463 1280 1989
9324 Tanjung Jabung Barat
398 1021
1541 1077
685 2674
7396 Tanjung Jabung Timur
20 2060
3431 3236 1279
833 10859
Tebo 68
520 7212
588 406
1180 9974
Kerinci 25
25 50
100 Jumlah
1649 13698
26928 14314 7329 19340
83258
Sumber: Disosnakertrans Pemprov Jambi 2010.
Gambar 10 Sebaran transmigran menurut kabupaten penempatan di Provinsi Jambi tahun 2009 persentase KK.
Sumber: Disosnakertrans Pemprov Jambi 2010.
Selanjutnya berdasarkan daerah asalnya, proporsi terbesar 32,34 persen atau 26.928 KK berasal dari Provinsi Jawa Tengah, diikuti oleh transmigran asal
Bt.Hari 8
B ungo 14
M erangin 16
M a.Jambi 17
Sarolangun 11
Tanjabbar 9
Tanjabtim 13
Tebo 12
Kerinci