dan Bandar Jaya, kondisi saat ini sudah tidak sesuai dengan kondisi awal transmigrasi yaitu tanaman padi sawah.
Di Desa Mekar Sari, hanya kurang separuh 45,16 persen yang masih memiliki lahan padi sawah. Bagian terbesar lainnya beralih komoditi ke tanaman
karet, sawit dan coklat serta keramba ikan. Di Desa Bandar Jaya sebagian besar beralih ke komoditi karet dan sawit dan sebagian kecil lainnya ke komoditi
pinang, coklat dan tanaman sayuran. Tanaman komoditas pangan merupakan jenis tanaman yang sangat
memerlukan keahlian penanganan dengan perlakuan dan perawatan yang rumit, di samping itu juga memerlukan permodalan serta sangat bergantung dengan cuaca,
hama penyakit dan kesuburan tanah. Kondisi ini berpengaruh sangat berarti terhadap fluktuasi antara keuntungan dan kerugian yang selalu tidak pasti.
Secara ekonomi petani selalu mempunyai ekspektasi untuk memperoleh keuntungan dan memperkecil kerugian dalam setiap usahanya. Keuntungan dan
kerugian tidak berarti harus berupa biaya, tetapi opportunity cost dalam bentuk waktu dan tenaga. Naluri ini ditunjukkan dengan adanya pembelajaran terhadap
daerah sekitarnya, mempelajari karakteristik lahan, tanaman komoditas andalan, serta hasil-hasil pemasaran yang lebih banyak menghasilkan keuntungan.
Wawancara mendalam dengan penduduk di desa-desa eks transmigrasi yang diteliti menunjukkan bahwa telah terjadi tarik-ulur antara kepentingan lahan
dengan kebutuhan ekonomi petani. Pengalihan peruntukan lahan dari usaha pertanian ke usaha perkebunan semata-mata hanya atas pertimbangan ekonomi.
Mereka mengharapkan keuntungan sebesar-besarnya atas biaya yang semurah- murahnya. Petani terpaksa melakukan pengalihan peruntukan lahan pertanian
menjadi lahan perkebunan lebih banyak karena desakan ekonomi. Di samping itu mereka mempertimbangkan kondisi lahan yang memang tidak mendukung dan
akan memerlukan banyak input untuk dijadikan lahan pertanian, sementara jika dialihkan ke lahan perkebunan, penanganannya relatif tidak memerlukan banyak
perlakuan teknis dan biaya.
7.2.5 Pendapatan
Rata-rata pendapatan keluarga di desa-desa eks transmigrasi di Provinsi Jambi adalah sebesar Rp 3.070.000 per bulan. Meskipun demikian, pendapatan ini
tidak merata antardesa. Rata-rata pendapatan keluarga di Desa Mekar hanya Rp 1.770.000 perbulan, sedangkan Desa Rasau mencapai Rp 4.516.000 perbulan,
atau lebih 2,5 kali lipat dari rata-rata pendapatan Desa Mekar Sari. Selanjutnya membagi terhadap jumlah anggota keluarga, rata-rata
pendapatan per kapita keluarga pada desa-desa eks transmigrasi adalah sebesar Rp 866.000 per bulan. Sebagaimana halnya dengan rata-rata pendapatan keluarga,
pendapatan per kapita ini juga terlihat paling tinggi di Desa Rasau yaitu sebesar Rp. 1.373.000 per bulan dan paling rendah di Desa Mekar Sari yaitu hanya Rp
477.000 per bulan. Membandingkan antara desa-desa stadia rendah dengan stadia tinggi terlihat
bahwa baik pendapatan total maupun pendapatan perkapita keluarga relatif lebih tinggi di desa-desa stadia tinggi. Selain itu, dari kontribusi pendapatan sampingan
dan pendapatan anggotra rumah tangga juga relatif lebih tinggi pada desa-desa stadia tinggi dibandingkan desa-desa stadia rendah.
Menggunakan konsep garis kemiskinan absolut Bank Dunia sebesar USD 1 perkapita perhari terlihat bahwa seluruh desa sudah berada di atas garis
kemiskinan absolut. Meskipun demikian, dengan menggunakan garis kemiskinan menengah Bank Dunia yaitu sebesar USD 2 perkapita perhari terlihat bahwa rata-
rata pendapatan perkapita di Desa Mekar Sari masih berada di bawah garis kemiskinan tersebut.
Tabel 80 Pendapatan keluarga di desa eks transmigrasi di Provinsi Jambi, Tahun 2011
Pendapatan Stadia rendah Stadia I
Stadia tinggi Stadia III dan IV Rata-
rata Mekar
Sari Bukit Mas Sungkai
Rata- rata
Rasau Bandar
Jaya Rimbo
Mulyo Rata-
rata Total perbulan
Rp Ribu 1,770
2,809 2,373
2,167 4,516
2,668 2,980
3,224 3,070
Perkapita per bulan Rp Ribu
477 797
554 578
1,373 811
822 940
866 Pendapatan
perkapita perhari USD
1.8 3.0
2.1 2.2
5.2 3.1
3.1 3.6
3.3 Sumber: Penelitian Lapangan, 2011
Keterangan: konversi Rp ke USD menggunakan kurs tengah rata-rata Tahun 2011 sebesar Rp 8.780 diolah dari www.bi.go.id
Pendapatan keluarga bersumber dari penghasilan kepala keluarga baik dari lapangan pekerjaan utama maupun sampingan serta dari penghasilan anggota
rumah tangga yang bekerja. Berdasarkan Tabel 81 terlihat bahwa kontribusi penghasilan dari pekerjaan sampingan terhadap total pendapatan kepala keluarga
sebesar 16,61 persen. Kontribusi terbesar terlihat di Desa Rasau yang mencapai 25,17 persen.
Sumbangan pendapatan anggota keluarga relatif kecil terhadap total pendapatan keluarga. Dari total pendapatan keluarga, hanya sebesar 6,66 persen
merupakan sumbangan dari pendapatan anggota keluarga. Kecilnya sumbangan pendapatan angggota keluarga ini terutama disebabkan
relatif rendahnya proporsi keterlibatan anggota rumah tangga dalam bekerja. Sebagaimana yang dikemukakan sebelumnya, berdasarkan kegiatan utama
anggota keluarga, hanya 6,23 persen yang berada dalam status bekerja. Tabel 81 Karakteristik pendapatan keluarga di desa eks transmigrasi di Provinsi
Jambi, Tahun 2011
Pendapatan Ribu
Rp perbulan
Stadia rendah Stadia I Stadia tinggi Stadia III dan IV
Rata- rata
Mekar Sari
Bukit Mas
Sungkai Rata-
rata Rasau
Bandar Jaya
Rimbo Mulyo
Rata- rata
KK Utama
1,365 2,177
2,155 1,738
3,233 1,960
2,487 2,492
2,389 Sampingan
340 346
275 1,088
448 296
516 476
ART 65
286 218
154 196
260 197
216 204
Total 1,770
2,809 2,373
2,167 4,516
2,668 2,980
3,224 3,070
Kontribusi Sampingan
Terhadap Total
19.94 13.69
14.34 25.17
18.6 10.63
16.22 16.61
Kontribusi pendapatan
ART 3.67
10.19 9.2
6.51 4.35
9.75 6.62
7.06 6.66
Sumber: Penelitian Lapangan, 2011
7.3 Perjalanan Penduduk di Desa-Desa Eks Transmigrasi 7.3.1 Perjalanan Penduduk Berdasarkan Tujuan dan Lokasi
Sebagaimana yang telah dikemukakan sebelumnya, untuk mendapatkan gambaran interaksi antarwilayah yaitu antara desa-desa eks transmigrasi dengan
wilayah sekitarnya didekati melalui aspek aliran orang dalam bentuk perjalanan untuk berbagai kegiatan. Kegiatan-kegiatan tersebut mencakup berbagai aktivitas
ekonomi seperti bekerja, belanja, penjualan produk, keuangan, dan berbagai aktivitas sosial seperti pendidikan, kesehatan, rekreasi dan agama.