Analisis Diskriminan Stadia Desa

ke sektor-sektor hilir sekunder dan tersier dicirikan semakin dominannya pekerja perdesaan yang pekerjaan utamanya di sektor off-farm dan semakin banyaknya petani yang juga memiliki pekerjaan off-farm. Tetapi, meskipun terus terjadi diversifikasi hulu-hilir, sistem ekonomi perdesaan akan tetap dicirikan oleh sistem produksi atau industri yang berbasis sumber daya lokal agribisnis dan pengelolaan sumber daya alam. Hasil ini juga menunjukkan bahwa meskipun asumsi awal menyatakan bahwa perkembangan aktivitas non pertanian tumbuh sebagai akibat berkembangnya aktivitas pertanian dan peningkatan pendapatan masyarakat, tetapi proses ini juga dapat dilakukan arah yang berlawanan yaitu dengan mendorong perkembangan aktivitas non-pertanian, yang diharapkan akan dapat mendorong berkembangnya aktivitas pertanian, dan sekaligus pendapatan masyarakat. Selain itu, berkembangnya aktivitas non-pertanian diharapkan juga dapat menyerap kelebihan tenaga kerja di bidang pertanian sehingga dapat meningkatkan produktivitas per tenaga kerja di bidang pertanian yang pada tahap selanjutnya meningkatkan pendapatan penduduk. Senada dengan hal tersebut, Utomo 2005 mengemukakan agar kawasan transmigrasi mampu berkembang dengan baik serta sekaligus mampu memacu pertumbuhan wilayah, selain meningkatkan produktivitas pertanian juga perlu dikembangkan pusat-pusat agroindustriindustri perdesaan. Pentingnya aktivitas non-pertanian dalam kerangka penciptaan kesempatan kerja dan menyerap kelebihan tenaga kerja di sektor pertanian merupakan kondisi yang diperlukan necessary condition untuk terjadinya pembangunan ekonomi. Menurut Freshwater 2000 pembangunan ekonomi berkelanjutan tidak akan mungkin tanpa tersedianya peluang kerja yang memadai. Derajat kohesi sosial masyarakat mungkin meningkat. Mereka mungkin dapat meningkatkan kualitas lingkungan lokalnya dan mereka mungkin mampu mengembangkan infrastruktur fisik dan tingkat sumber daya manusianya, tetapi jika tidak terdapat peluang kerja, maka masyarakat tidak akan mampu bertahan. Dalam jangka pendek, transfer payment dari pemerintah kepada pendapatan masyarakat akan dapat membantu keberadaan ekonomi lokal, tetapi tanpa adanya basis ekonomi yang kuat dalam penciptaan pendapatan masyarakat, maka pembangunan jangka panjang tidak akan dapat tercapai. Terkait dengan aktivitas non-pertanian ini Rondinelli 1985 mengemukakan bahwa daerah perdesaan tidak dapat mereplikasi ekonomi perkotaan karena diperlukan konsentrasi penduduk untuk menjustifikasi produksi berbagai macam barang dan jasa untuk memenuhi seluruh kebutuhan masyarakat perdesaan. Yang justru disarankan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi perdesaan yang berkelanjutan adalah spesialisasi pada komoditas-komoditas unggulan di mana daerah tersebut memiliki keunggulan komparatif. Spesialisasi akan meningkatkan kemampuan kompetitif, namun ini baru bermanfaat apabila ada aktivitas perdagangan. Oleh karena itu, daerah perdesaan harus meningkatkan konektivitas dengan jaringan pasar untuk memperoleh manfaat dari spesialisasi. Selanjutnya, jika dilihat lebih jauh dari berbagai aktivitas non-pertanian yang berkembang pada masing-masing stadia dapat dikemukakan hal-hal sebagai berikut: Industri Pertanian Secara umum, industri pertanian yang berkembang di desa-desa eks transmigrasi dapat dikelompokkan atas kategori hulu dan hilir. Industri hulu pertanian yaitu industri yang bersifat mengolah hasil pertanian untuk bahan makanan sedangkan industri hilir pertanian adalah industri yang bersifat mengolah hasil pertanian untuk makanan jadi. Kelompok industri hulu ini terdiri dari antara lain penggilingan padi dan penyosohan beras, industri penggilingan dan pembersihan padi-padian lainnya, pembuatan berbagai macam tepung dari padi-padianbiji-bijiankacang- kacanganumbi-umbian, industri minyak mentah dari nabati dan hewani. Sedangkan kelompok industri hilir terdiri dari antara lain pembuatan tempe dan tahu, pembuatan makanan dari kedele dan kacang-kacangan selain kecap, tempe dan tahu, pembuatan kerupuk, keripik dan sejenisnya dari ubi dan pisang, pengasinanpemanisan buah-buahan dan sayur-sayuran seperti asinan buah- buahan dan selai pisang. Secara keseluruhan, berdasarkan rata-rata unit usaha industri di desa terlihat bahwa industri makanan jadi dari pengolahan hasil pertanian lebih dominan dibandingkan industri pengolahan hasil pertanian untuk bahan makananindustri. Rata-rata unit industri per desa pada industri makanan jadi sebesar 4,08 sedangkan pada industri pengolahan untuk bahan makananindustri sebesar 1,62. Berdasarkan stadia desa terlihat bahwa semakin tinggi stadia desa maka semakin banyak rata-rata unit usaha industri makanan jadi di desa. Sebaliknya industri pengolahan untuk bahan makanan atau industri mengalami peningkatan sampai stadia III, dan menurun pada stadia IV. Pola ini juga berlaku sama jika dilihat berdasarkan proporsi industrinya Tabel 52. Meningkatnya pendapatan menyebabkan meningkatnya daya beli masyarakat terhadap produk-produk makanan jadi yang mendorong tumbuhnya berbagai industri makanan di desa tersebut. Sebaliknya pada pendapatan masyarakat yang masih rendah, kebutuhan makanan dihasilkan sendiri dalam rumah tangga, dan kelebihan produksi pertanian diolah menjadi produk bahan makanan seperti tepung yang dijual di luar desa. Berdasarkan hal tersebut, dalam kasus desa-desa eks transmigrasi di Provinsi Jambi terlihat bahwa pendapatan masyarakat yang sudah relatif tinggi pada desa-desa stadia IV cenderung lebih mendorong pertumbuhan industri makanan jadi, sehingga mengurangi dominasi industri pengolahan untuk bahan makanan atau industri. Tabel 51 Unit, jenis usaha serta rata-rata tenaga kerja industri pertanian pada desa eks transmigrasi di Provinsi Jambi Uraian Stadia Desa Rata- Rata I II III IV Unit Usaha per Desa Pengolahan hasil pertanian untuk bahan makanan atau industri 1.06 1.78 2.75 0.43 1.62 Makanan jadi dari pengolahan hasil pertanian 1.28 3.06 4.95 11.26 4.08 Rata-Rata Unit Usaha 2.33 4.84 7.70 11.70 5.70 Jumlah Jenis Industri 12 20 21 13 26 Rata-Rata TK 2.17 2.26 2.32 2.56 2.34 Sumber : Sensus Ekonomi 2006 Dari ragam jenis industri dan rata-rata tenaga kerja terlihat bahwa sampai sampai stadia III ragam industri mengalami peningkatan, tetapi pada stadia IV mengalami penurunan. Sebaliknya dari skala usaha dilihat dari rata-rata tenaga kerja per unit usaha mengalami peningkatan sampai stadia IV. Ini menunjukkan bahwa pada stadia IV industri-industri pertanian yang ada cenderung lebih terkonsentrasi pada jenis-jenis industri pertanian tertentu dan skala usaha yang semakin besar. Tabel 52 Persentase industri pertanian menurut stadia desa eks transmigrasi di Provinsi Jambi Kelompok industri Stadia Desa Rata- Rata I II III IV Pengolahan hasil pertanian untuk bahan makanan atau industri 18.01 37.93 39.46 4.60 100.00 Makanan jadi dari pengolahan hasil pertanian 7.92 24.05 26.17 41.87 100.00 Rata-Rata Persentase 10.64 27.79 29.75 31.82 100.00 Sumber : Sensus Ekonomi 2006 Industri Non-Pertanian Terdapat berbagai jenis industri non-pertanian yang berkembang di desa- desa eks transmigrasi. Industri-industri tersebut adalah pengolahan tanah liat seperti pembuatan genteng dan batu bata, barang-barang dari kayu, rotan, bambu dan sejenisnya seperti moulding dan komponen bahan bangunan, penggergajian kayu, anyaman dari bambu, furnitur, industri barang-barang dari logam lainnya seperti cangkul, sabit, pisau, paranggolok, industri barang-barang dari semen, kapur dan batu seperti genteng semen, tiang teras, patung, pot kembang, barang- barang dari logam siap pasang seperti teralis, pagar, industri percetakan seperti percetakan undangan, sablon, spanduk, fotokopi. Dari berbagai kelompok industri ini, terdapat tiga kategori industri non- pertanian dengan dominasi tertinggi di desa-desa eks transmigrasi yaitu industri pengolahan tanah liat, furnitur dan barang-barang dari kayu, rotan, bambu dan sejenisnya. Ketiga kelompok industri ini pada dasarnya tidak hanya mencirikan industri non-pertanian yang berkembang di desa-desa eks transmigrasi, tetapi juga daerah perdesaan pada umumnya. Hal ini disebabkan ketersediaan bahan baku untuk ketiga kategori industri ini yang relatif banyak tersedia di daerah perdesaan. Dengan kata lain juga dapat dikemukakan bahwa pengembangan ketiga kelompok