Kepemilikan Lahan Pertanian Kondisi Sosial Ekonomi Penduduk .1 Karakteristik Kepala Keluarga

Desa Mekar Sari Penduduk di Desa Mekar Sari umumnya bekerja di desa sendiri dan Kota Jambi. Dirinci berdasarkan status keluarga, dapat dikemukakan bahwa 81,97 persen kepala keluarga bekerja di desa sendiri dan 18,03 persen lainnya di Kota Jambi. Sebaliknya untuk anggota keluarga, 40,00 persen bekerja di desa sendiri dan 60,00 persen lainnya di Kota Jambi. Kota Jambi adalah ibukota Provinsi Jambi yang berjarak sekitar 45 km dari Desa Mekar Sari dengan jarak tempuh sekitar 60 menit. Kondisi jaringan jalan relatif baik dan dapat dilalui kendaran bermotor roda empat dengan lancar. Antara desa ini dengan Kota Jambi juga tersedia angkutan umum penumpang. Akses transportasi yang lancar serta tingginya berbagai aktivitas ekonomi yang ada di Kota Jambi sebagai pusat perekonomian Provinsi Jambi dimanfaatkan penduduk Desa Mekar Sari untuk beraktivitas dalam pencaharian nafkah. Umumnya mereka bekerja di Kota Jambi sebagai pekerja pada usaha-usaha industri, perdagangan serta pekerjaan-pekerjaan bebas non-pertanian seperti tukang bangunan. Sebaliknya, meskipun Kota Sengeti sebagai ibu kota Kabupaten Muaro Jambi secara administratif Desa Mekar Sari berada di wilayah kabupaten ini juga tumbuh pesat dengan berbagai aktivitas ekonominya, tidak terdapat penduduk Desa Mekar Sari yang memanfaatkan peluang tersebut. Hal ini disebabkan jarak yang relatif jauh yaitu sekitar 75 km, dan untuk mencapai Kota Sengeti juga harus melewati Kota Jambi. Relatif sulitnya dalam jarak maupun biaya transportasi akses tersebut menyebabkan terbatasnya interaksi penduduk Desa Mekar Sari dengan ibukota kabupatennya, tidak hanya dalam hal aktivitas bekerja tetapi juga untuk aktivitas lainnya. Dalam kegiatan belanja untuk kebutuhan keluarga dan kebutuhan pekerjaan, terdapat tiga lokasi perjalanan penduduk yaitu desa sendiri, Desa Pulau Mentaro dan Kota Jambi. Desa Pulau Mentaro adalah desa asli non-transmigrasi yang berbatasan dengan Desa Mekar Sari. Di desa ini terdapat pasar non-permanen yang berlokasi di persimpangan jalan ke Desa Mekar Sari. Pasar ini tumbuh dan berkembang sejak adanya permukiman transmigrasi di Desa Mekar Sari Dalam hal belanja makanan, 85,81 persen dipenuhi penduduk Desa Mekar Sari di desa sendiri, 9,85 persen di Desa Pulau Mentaro dan 4,34 lainnya di Kota Jambi. Untuk belanja bukan makanan, 54,30 persen dipenuhi di desa sendiri, 12,73 persen di Desa Pulau Mentaro dan 32,98 persen lainnya di Kota Jambi. Selanjutnya untuk kebutuhan pekerjaan, khususnya untuk alat-alat pertanian dan pupuk di desa sendiri, sedangkan untuk obat-obat pertanian pestisidaherbisida serta alat dan bahan non-pertanian seluruhnya dipenuhi di Kota Jambi. Tabel 82 Perjalanan penduduk untuk berbagai kegiatan di Desa Mekar Sari, Tahun 2011 Maksud Perjalanan Uraian Lokasi Persentase Bekerja Kepala Keluarga Desa Mekar Sari 81.97 Kota Jambi 18.03 Anggota Keluarga Desa Mekar Sari 40.00 Kota Jambi 60.00 Belanja Kebutuhan Keluarga Makanan Desa Mekar Sari 85.81 Desa Pulau Mentaro 9.85 Kota Jambi 4.34 Bukan Makanan Desa Mekar Sari 54.30 Desa Pulau Mentaro 12.73 Kota Jambi 32.98 Kebutuhan Pekerjaan Alat Pertanian Desa Mekar Sari 100.00 Pupuk Desa Mekar Sari 100.00 Obat-obatan Pertanian Kota Jambi 100.00 Alat Bhn Non-Pertanian Kota Jambi 100.00 Penjualan Produk Pertanian Desa Mekar Sari 76.47 Desa Kasang Pudak 11.77 Desa Teluk Raya 5.88 Kota Jambi 5.88 Non-Pertanian Kota Jambi 100.00 Keuangan SimpanPinjam Kota Jambi 100.00 Sosial Pendidikan Desa Mekar Sari 83.33 Desa Puding 16.67 Kesehatan Desa Mekar Sari 100.00 Rekreasi Kota Jambi 100.00 Sumber: Penelitian lapangan 2011 Untuk keperluan penjualan produk, khususnya produk-produk pertanian, sebagian besar adalah di desa sendiri 76,47 persen dan sebagian lainnya yaitu di Desa Kasang Pudak 11,77 persen Desa Teluk Raya 5,88 persen dan Kota Gambar 21 Diagram Tujuan Perjalanan Penduduk untuk Berbagai Aktivitas di Desa Mekar Sari, Tahun 2011. Perjalanan Pertanian Penjualan Produk Non-Pertanian Mekar Sari 76.47 Ksg.Pudak 11.77 Tlk.Raya 5.88 Kota Jambi 5.88 Kota Jambi 100 K eu an g an S o si al P en d id ik an K es eh at an R ek re as i M ek ar S ar i 8 3 .3 3 P u d id n g 1 6 .6 7 M ek ar S ar i 1 K o ta J am b i 1 K o ta J am b i 1 Bekerja KK ART Kota Jambi 18.03 Mekar Sari 81.97 Mekar Sari 40.00 Kota Jambi 60.00 K eb u tu h an K el u ar g a K eb u tu h an P e k er ja an A la tb h n n o n p er ta n ia n O b at 2 p er ta n ia n P u p u k A la t p er ta n ia n B u k an M ak an an M ak an an Belanja Mekar Sari 100 Mekar Sari 100 Kota Jambi 100 Kota Jambi 100 Mekar Sari 85.81 Kota Jambi 4.34 P. Mentaro 9.85 Kota Jambi 32.98 P. Mentaro 12.73 Mekar Sari 54.30 Jambi 5,88 persen. Pilihan penduduk terhadap lokasi untuk penjualan produk pertanian ini selain tergantung pada jarak ke lokasi juga ditentukan oleh ketersediaan fasilitas penampungan dan harga jual di lokasi tersebut. Dalam penjualan produk non pertanian, penduduk melakukan perjalanan ke Kota Jambi. Produk pertanian yang dijual adalah padi, coklat, karet dan kelapa sawit, dan produk non-pertanian adalah hasil industri rumah tangga makanan. Untuk keperluan keuangan simpan-pinjam, seluruh penduduk melakukan perjalanan ke Kota Jambi, karena belum adanya lembaga keuangan perbankan dan non-perbankan di desa tersebut. Untuk aktivitas sosial, dalam hal pendidikan, 83,33 persen di desa sendiri dan 16,67 persen di Desa Puding, aktivitas kesehatan dan agama di desa sendiri dan untuk rekreasi ke Kota Jambi. Kelurahan Bandar Jaya Penduduk di Kelurahan Bandar Jaya umumnya bekerja di desa sendiri, Desa Bangun Karya, Desa Sungai Dusun, dan Desa Rantau Rasau I. Dirinci berdasarkan status keluarga, 83,33 persen kepala keluarga bekerja di desa sendiri, 6,06 persen di Desa Bangun Karya dan 10,61 persen di Desa Sungai Dusun. Sebaliknya untuk anggota keluarga, 33,33 persen bekerja di desa sendiri dan 66,67 persen bekerja di desa lain yaitu di Desa Rantau Rasau I. Ketiga lokasi tempat bekerja di luar desa tersebut adalah lokasi-lokasi yang masih berada dalam satu kecamatan dengan Kelurahan Bandar Jaya yaitu Kecamatan Rantau Rasau. Desa Bangun Karya dan Desa Rantau Rasau I adalah desa-desa eks transmigrasi, sedangkan Desa Sungai Dusun adalah desa asli non transmigrasi. Desa Bangun Karya dan Rantau Rasau I berbatasan dengan Kelurahan Bandar Jaya, sedangkan Desa Sungai Dusun berjarak sekitar 10 km dari Kelurahan Bandar Jaya. Dalam kegiatan belanja untuk kebutuhan keluarga dan kebutuhan pekerjaan, terdapat beberapa lokasi perjalanan penduduk yaitu desa sendiri, Desa Bangun Karya, Kelurahan Nipah Panjang II dan Kota Jambi. Dalam hal belanja makanan, 34,69 persen dipenuhi penduduk Desa Mekar Sari di desa sendiri, 65,31 persen lainnya di Desa Bangun Karya. Untuk belanja bukan makanan, 42,51 persen dipenuhi di desa sendiri, 56,05 persen di Desa Bangun Karya, 1,30 persen di Kelurahan Nipah Panjang II dan 0,14 persen di Kota Jambi. Selanjutnya untuk belanja kebutuhan pekerjaan, khususnya untuk pupuk dan obat-obatan pertanian seluruhnya dipenuhi di Desa Bangun Karya, sedangkan untuk alat pertanian serta alat dan Bahan non-pertanian dipenuhi diantara desa sendiri dan Desa Bangun Karya. Tingginya perjalanan belanja penduduk ke Desa Bangun Karya karena di desa tersebut terdapat pasar yang menjadi pasar pusat untuk kecamatan. Selain itu terdapat juga penduduk yang melakukan perjalanan belanja ke Kelurahan Nipah Panjang II. Kelurahan ini merupakan ibukota Kecamatan Nipah Panjang yang merupakan kecamatan asal dari Kecamatan Rantau Rasau sebelum pemekaran. Tidak terdapat penduduk yang melakukan perjalanan untuk keperluan belanja ke ibukota kabupaten Kota Muara Sabak sebagai ibukota Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Hal ini disebabkan jarak tempuh yang relatif jauh yaitu sekitar 60 km dengan akses transportasi yang relatif sulit sehingga dengan jarak tersebut, waktu tempuhnya mencapai sekitar 120 menit. Selain itu, Kota Muara Sabak sampai saat ini perkembangannya juga masih terbatas untuk mampu memenuhi kebutuhan belanja penduduk. Sebaliknya masih terdapat penduduk yang melakukan kegiatan belanja khususnya non-makanan ke Kota Jambi sebagai ibukota provinsi meskipun jaraknya lebih jauh dibandingkan ke ibukota kabupaten sekitar 200 km dengan waktu tempuh sekitar 160 menit karena ketersediaan kebutuhan yang relatif lengkap di daerah ini. Untuk keperluan penjualan produk tidak termasuk mereka yang bekerja sebagai pedagang, karena sudah tercakup pada lokasi aktivitas bekerja, khususnya produk-produk pertanian, sebagian besar adalah di desa sendiri 83,33 persen dan sebagian lainnya yaitu di Desa Harapan Makmur 13,89 persen dan Kota Muara Sabak 2,78 persen. Modus penjualan di desa sendiri dalam bentuk pedagang pengumpul mendatangi petani untuk membeli hasil pertanian mereka. Sebaliknya untuk penjualan produk non-pertanian seluruhnya di lakukan di desa sendiri. Produk-produk pertanian yang dijual adalah karet dan kelapa sawit,