Unsur-Unsur Media Visual Teori Kognitif Piaget

seperti gambar, diagram, bagan, tabel dan model dengan pertimbangan efektivitas proses pembelajaran. Macam-macam media visual yang digunakan oleh peneliti tersebut digunakan untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar IPS siswa kelas IV SD Negeri Karangwuni 1.

2.1.3.6 Macam-macam Media Pembelajaran Visual yang Tidak Diproyeksikan

Menurut Anitah 2009:7- 37, “media visual yang tidak diproyeksikan merupakan media yang sederhana, tidak membutuhkan proyektor dan layar untuk memproyeksikan perangkat lunak”. Selanjutnya, Anitah 2009:7-37 memaparkan macam-macam media yang termasuk dalam kelas media visual yang tidak diproyeksikan, meliputi gambar mati atau gambar diam still picture, ilustrasi, karikatur, poster, bagan, diagram, grafik, peta datar, realia dan model serta berbagai jenis papan. Peneliti menggunakan 4 macam media visual yang tidak diproyeksikan pada penelitiannya, yaitu gambar mati atau gambar diam still picture , bagan, diagram dan model dengan pertimbangan ketersediaan sarana dan prasarana pendukung pembelajaran di SD Negeri Karangwuni 1.

2.1.3.6.1 Gambar mati atau gambar diam still picture

Gerlach Ely dalam Anitah, 2009:7- 9 mengatakan bahwa “gambar tidak hanya bernilai seribu bahasa, tetapi juga seribu tahun atau seribu mil. Melalui gambar, dapat ditunjukkan kepada pembelajar suatu tempat, orang dan segala sesuatu dari daerah yang jauh dari jangkauan pengalaman pembelajar sendiri”. Selanjutnya, Anitah 2009:7-9 menjelaskan kelebihan gambar sebagai media visual, antara lain 1 dapat menerjemahkan ide-ide abstrak ke dalam bentuk yang lebih nyata, 2 banyak tersedia dalam buku-buku, 3 sangat mudah dipakai karena tidak membutuhkan peralatan, 4 relatif tidak mahal, dan 5 dapat dipakai untuk berbagai tingkat pelajaran dan bidang studi. Jadi, peneliti dapat mengungkapkan bahwa gambar mati atau gambar diam still picture merupakan sarana komunikasi yang secara umum banyak digunakan oleh para pelaku pendidikan dalam pembelajaran. Pada umumnya para guru menggunakan media gambar karena relatif murah dan mudah dijangkau baik bagi guru maupun siswa sebagai penerima informasi. Namun, di sisi lain media gambar memiliki kelemahan, diantaranya adalah 1 terlampau kecil untuk ditunjukkan di kelas yang besar, 2 karena gambar mati adalah gambar dua dimensi, maka untuk menunjukkan dimensi yang ketiga harus digunakan satu seri gambar dari objek yang sama tetapi dari sisi yang berbeda, 3 tidak dapat menunjukkan gerak, dan 4 pembelajar tidak selalu mengetahui cara membaca gambar interpretasi. Setelah mengetahui kelebihan dan kelemahan penerapan media gambar, perlu diketahui juga manfaat dari penerapannya pada proses pembelajaran, yaitu: 1 menimbulkan daya tarik bagi pembelajar, 2 mempermudah pengertian pembelajar, 3 memperjelas bagian- bagian yang penting, dan 4 menyingkat suatu uraian panjang. Menurut Dale dalam Anitah, 2009:8, “gambar dapat mengalihkan pengalaman belajar dari taraf belajar dengan lambang kata-kata ke taraf yang lebih konkrit pengalaman langsung”. Pendapat tersebut mengindikasikan bahwa gambar memiliki kemampuan dalam menjelaskan makna kata-kata ke dalam bentuk lain gambar yang lebih mudah dipahami karena melibatkan interaksi langsung antara siswa dengan gambar yang dilihat. Hal ini menumbuhkan gambaran nyata dalam ingatan siswa selama gambar yang digunakan sesuai dengan isi materi ajar yang disampaikan. Anitah 2009:9-10 menjelaskan ciri-ciri gambar yang baik dalam penggunaannya, meliputi: 1. Cocok dengan tingkatan umur dan kemampuan pembelajar 2. Bersahaja dalam arti tidak terlalu kompleks, karena dengan gambar itu pembelajar mendapat gambaran yang pokok. Kalau gambar kompleks, perhatian pembelajar terbagi, akibatnya ada sesuatu yang justru penting tetapi tidak tertangkap oleh pembelajar. 3. Realistis, maksudnya gambar itu seperti benda yang sesungguhnya atau sesuai dengan apa yang digambar, perbandingan ukuran juga harus diperhatikan 4. Gambar dapat diperlakukan dengan tangan. Ada yang menganggap bahwa gambar adalah sesuatu yang suci, tetapi sebagai media pembelajaran, gambar harus dapat dipegang, diraba oleh pembelajar. Berbekal pemahaman tentang beberapa jenis media visual yang tidak diproyeksikan, kelebihan dan kelemahan media gambar serta manfaat penerapannya, maka peneliti dapat meminimalisir segala hambatan dan mengoptimalkan penerapan media gambar pada pembelajaran IPS di dalam penelitiannya. Peneliti menggunakan gambar-gambar realistis mengingat tingkat perkembangan kognitif siswa kelas IV SD berada pada tahap operasional konkret menurut teori kognitif Piaget. Pada tahap operasional konkret, siswa belajar memahami segala sesuatu melalui benda-benda atau hal-hal nyata konkret didukung dengan pengalaman langsung konkret dalam proses belajar tersebut.