2.1.3.6.3 Diagram
Menurut Anitah 2009:21, “diagram adalah suatu gambaran terbuka dari suatu objek atau proses. Maksudnya adalah sesuatu yang diterangkan irisannya
atau penampangnya dengan gambar, garis dan kata- kata”. Dalam hal ini, peneliti
menggunakan diagram untuk mempermudah ketika menjelaskan proses perkembangan suatu fenomena tertentu. Diagram yang digunakan disertai gambar,
garis dan kata-kata sehingga terlihat proses perkembangan pada fenomena tertentu ataupun langkah-langkah yang disusun secara berurutan dengan pertimbangan
tertentu pada mata pelajaran IPS.
2.1.3.6.4 Realia dan Model
Realia atau disebut juga objek adalah benda yang sebenarnya dalam bentuk utuh. Sedangkan, model adalah media tiga dimensi yang mewakili benda
yang sebenarnya Anitah, 2009:25. Berdasarkan pengertian dari ahli tersebut, peneliti dapat mengatakan bahwa media visual yang digunakan dalam
pembelajaran IPS pada penelitiannya berupa model. Model yang digunakan berbentuk tiga dimensi sehingga dapat disusun berbaris tegak. Selain itu, model
yang digunakan peneliti juga disertai gambar untuk memberikan gambaran tentang materi yang diajarkan.
2.1.3.6.5 Tabel “Tabel adalah kumpulan data yang disusun berdasarkan baris dan kolom.
Baris dan kolom ini berfungsi untuk menunjukkan data terkait keduanya” Putro:2012. Selanjutnya, Kusnadi 2012 menjelaskan bahwa “tabel adalah
daftar yang berisi ikhtisar sejumlah data-data informasi yang biasanya berupa
kata- kata maupun bilangan yang tersusun dengan garis pembatas”. Kedua
pendapat ahli tersebut mengindikasikan bahwa tabel merupakan sejumlah data yang berupa kata-kata maupun bilangan yang tersusun dengan baris dan kolom
dengan tujuan menunjukkan hubungan keterkaitan di antara informasi-informasi tersebut.
Peneliti menggunakan tabel dalam penerapan media visual pada kegiatan pembelajaran siswa dengan melibatkan jenis media visual lain yaitu gambar mati
atau gambar diam still picture. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh siswa berupa pengklasifikasian gambar mati atau gambar diam still picture ke
dalam tabel. Gambar diam yang diklasifikasikan tersebut disertai dengan unsur kata-kata. Hal ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap
materi yang diajarkan.
2.1.4 Belajar
2.1.4.1 Pengertian Belajar
Belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan
mengokohkan kepribadian Suyono Hariyanto, 2011:9. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 2008:23 belajar adalah “berusaha memperoleh kepandaian
atau ilmu, berlatih, berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. Jadi, peneliti dapat mengindikasikan bahwa belajar merupakan
proses memperoleh informasi untuk meningkatkan keterampilan atau segala potensi dalam diri melalui pengalaman belajar yang dilakukan secara individual.
Menurut Suyono Hariyanto 2011:126, “unsur-unsur belajar merupakan faktor-faktor yang me
njadi indikator keberlangsungan proses belajar”. Lebih lanjut Suyono Hariyanto 2011 mengemukakan bahwa:
“para konstruktivis memaknai unsur-unsur belajar meliputi tujuan belajar, proses belajar dan hasil belajar. Tujuan belajar yaitu membentuk makna yang
diciptakan para pembelajar dari yang mereka lihat, dengar, rasakan dan alami. Proses belajar adalah konstruksi makna yang berlangsung terus menerus,
setiap kali berhadapan dengan fenomena atau pengalaman baru diadakan rekonstruksi, baik secara kuat atau lemah. Pengalaman pelajar sebagai hasil
interaksi dengan dunia fisik dan lingkungannya akan mempengaruhi hasil belajar seseorang” hal.127.
Berdasarkan pendapat ahli tersebut, peneliti dapat mengambil kesimpulan tentang pengertian belajar. Belajar dilakukan seseorang demi memperoleh
pengalaman, informasi dan pengetahuan baru. Hasil belajar seseorang akan dipengaruhi oleh bagaimana ia mampu mengikuti proses belajar yang berlangsung
sehingga mencapai tujuan belajar yang diharapkan pada proses belajar tertentu.
2.1.5 Keaktifan Belajar 2.1.5.1 Pengertian Keaktifan Belajar
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 2008:31 keaktifan berarti kegiatan, kesibukan. Menurut Dimyati Mudjiono 2006:44, “belajar tidak bisa
dipaksakan oleh orang lain dan juga tidak bisa dilimpahkan kepada orang lain. Belajar adalah menyangkut apa yang harus dikerjakan siswa untuk dirinya sendiri.
John Dewey misalnya mengemukakan, bahwa belajar adalah menyangkut apa
yang harus dikerjakan siswa untuk dirinya sendiri, maka inisiatif harus datang dari siswa sendiri. Guru sekedar pembimbing dan pengarah” seperti dikatakan John
Dewey, dalam Davies, 1973:31. Lebih lanjut Dimyati Mudjiono 2006:44-45, mengatakan bahwa “menurut teori kognitif, belajar menunjukkan adanya jiwa
yang sangat aktif, jiwa mengolah informasi yang kita terima, tidak sekedar menyimpannya saja tanpa mengadakan transformasi seperti dikatakan Gage
Berliner, 1984. Menurut teori ini anak memiliki sifat aktif, konstruktif dan mampu merencanakan sesuatu”.
Pengertian keaktifan dari data tersebut menunjukkan bahwa keaktifan meliputi segala kegiatan yang harus dilakukan oleh pembelajar sendiri dan
keinginan untuk mengolah informasi serta mengadakan transformasi muncul dari dalam diri sendiri karena belajar tidak dapat dilimpahkan. Proses belajar aktif
dalam hal ini adalah siswa mampu mencari, menemukan dan menggunakan pengetahuan yang telah diperolehnya untuk digunakan dalam kehidupan sehari-
hari.
2.1.5.2 Macam-Macam Keaktifan Belajar
Dimyati Mudjiono 2006:45 menjelaskan bahwa “dalam setiap proses belajar, siswa selalu menampakkan keaktifan. Keaktifan itu beraneka ragam
bentuknya. Mulai dari kegiatan fisik yang mudah diamati sampai kegiatan psikis yang susah diamati. Kegiatan fisik bisa berupa membaca, mendengar, menulis,
berlatih keterampilan-keterampilan, dan sebagainya. Contoh kegiatan psikis misalnya menggunakan khasanah pengetahuan yang dimiliki dalam memecahkan
masalah yang dihadapi, membandingkan satu konsep dengan yang lain,