Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
untuk mengerjakan tugas belum optimal, terbukti bahwa 6 dari 18 33,33 siswa aktif dalam kegiatan tersebut. Hasil kedua observasi tersebut menunjukkan bahwa
rata-rata jumlah siswa yang aktif dalam kegiatan tanya jawab dengan guru dan atau teman sebesar 33,33, 22,23 siswa mengemukakan pendapat dalam
kegiatan diskusi dan 27,78 siswa aktif mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Data yang diperoleh dari kedua observasi menunjukkan beberapa kesamaan
diantaranya adalah dalam hal interaksi antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa yang cenderung mengacu pada model pembelajaran tradisional dan tidak
terlihat adanya media pembelajaran yang menarik pada kegiatan belajar mengajar sehingga siswa terlihat pasif dan bosan mengikuti pembelajaran.
Penelitian berlanjut dengan pengumpulan informasi dari kegiatan wawancara interview dengan guru kelas IV komunikasi pribadi, 11 September
2012 “Apakah ibu memanfaatkan media atau alat peraga pada kegiatan belajar mengajar?
”, kemudian guru menjawab, “Wah, tidak mbak. Saya tidak punya banyak waktu untuk membuat alat peraga atau media. Saya pernah menyuruh
anak membawa media berupa tabel perkalian pada saat pelajaran Matematika, tapi beberapa anak tidak membawa. Ya sudah, sekarang seperti biasa saya
menjelaskan materi dan anak- anak mencatat”. Berdasarkan informasi dari guru
tersebut memperkuat adanya masalah dalam pembelajaran IPS pada siswa kelas IV. Keterbatasan sarana dan prasarana pada proses pembelajaran di SD Negeri
Karangwuni 1 menyebabkan siswa kelas IV mengalami kesulitan dalam memahami materi IPS. Informasi yang diperoleh juga menunjukkan keterbatasan
waktu bagi guru dalam menciptakan media sehingga hal yang dilakukan guru
adalah penyampaian materi secara tradisional teacher centered. Beberapa masalah yang nampak ini memberi pengaruh pada kualitas pembelajaran yang
relatif belum efektif sehingga ditakutkan akan menurunkan tingkat keaktifan belajar siswa.
Data selanjutnya yang diperoleh peneliti adalah hasil dokumentasi tentang nilai-nilai ulangan harian IPS kelas IV SD Negeri Karangwuni 1 menunjukkan
prestasi belajar siswa yang rendah. Hal ini dapat diketahui berdasarkan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal KKM untuk mata pelajaran IPS kelas IV adalah
70, sedangkan data menunjukkan 6 dari 16 siswa 37,50 lulus KKM pada ulangan harian 1 semester 1 maupun ulangan harian 3 pada semeter 2 tahun ajaran
20102011. Data selanjutnya yang diperoleh peneliti adalah 9 dari 20 siswa 45 lulus KKM pada ulangan harian 1 semester 1 tahun ajaran 20112012.
Dokumentasi lain diperoleh dari nilai ulangan harian tahun ajaran 20122013 yaitu 10 dari 18 siswa 55,56 lulus KKM. Beberapa dokumentasi pada mata
pelajaran IPS tersebut menunjukkan rata-rata tingkat pemahaman siswa yang dapat dikatakan rendah karena persentase siswa yang lulus KKM adalah 43,89.
Data-data di atas menunjukkan bahwa proses pembelajaran IPS pada kelas IV SD Negeri Karangwuni 1 masih bersifat teacher centered. Pengetahuan dan
pemahaman guru tentang pembelajaran inovatif juga masih terbatas. Hal ini menyebabkan guru cenderung melakukan ceramah selama pembelajaran, tidak
ada penggunaan media pembelajaran yang inovatif, guru tidak mampu mengeksplorasi pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan, dan
perhatian siswa teralihkan kepada hal-hal yang lebih menarik daripada gurunya.
Sejumlah materi pembelajaran akan terasa abstrak jika diberikan begitu saja kepada siswa tanpa adanya perantara atau alat penyampai materi tersebut.
Menurut Munadi 2010:7-8 , “ media pembelajaran dapat dipahami sebagai segala
sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif di mana
penerimanya dapat melakukan proses belajar secar a efektif dan efisien”. Jika
ditinjau dari konsep pendidikan tersebut, maka penggunaan media pembelajaran akan efektif dan efisien selama mampu memberikan dampak positif bagi
perkembangan kognitif, afektif maupun psikomotorik siswa. Beberapa permasalahan dalam pembelajaran IPS yang terdapat pada siswa kelas IV SD
Negeri Karangwuni 1 menunjukkan bahwa dibutuhkan kemampuan menciptakan media pembelajaran yang menarik untuk menumbuhkan suasana pembelajaran
yang kondusif sehingga terjadi interaksi yang baik antara guru, siswa dan materi ajar. Jika guru mampu menggunakan media-media pembelajaran yang inovatif ke
dalam Kegiatan Belajar Mengajar KBM IPS, maka siswa dapat memperoleh pengalaman belajar yang menyenangkan dan berperan aktif dalam pembelajaran.
Keaktifan siswa akan meningkat diikuti dengan peningkatan pemahaman terhadap materi ajar sehingga diharapkan prestasi belajar mereka juga meningkat.
Jika melihat kembali konsep pembelajaran efektif pada strategi pembelajaran PAILKEM, maka media pembelajaran merupakan sarana yang
efektif untuk menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif di kelas. Beberapa kemungkinan penggunaan media pembelajaran untuk mata pelajaran IPS pada
kelas IV SD Negeri Karangwuni 1 berdasarkan masalah yang terjadi dalam
pembelajaran diantaranya adalah media audio dan visual. Namun, melihat keterbatasan sarana dan prasarana serta objek kajian materi ajar IPS yang
mengangkat fenomena-fenomena sosial di sekitar kita, peneliti memilih menggunakan media visual untuk mengatasi permasalahan belajar IPS. Berkaitan
dengan objek kajian dan tujuan pembelajaran IPS, Arsyad 2007:2 menjelaskan bahwa “media sebagai alat komunikasi guna lebih mengefektifkan proses belajar
mengajar”. Lebih lanjut Sudjana Rivai dalam Arsyad, 2007:24 menjelaskan “manfaat penerapan media pada pembelajaran yaitu bahan pembelajaran akan
lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran”.
Pemilihan media visual yang dilakukan oleh peneliti diperkuat dengan kata-kata mutiara dari seorang filosof Cina, menurut Zaini, Munthe Aryani
2008:xiv, yang bernama Confusius dalam Munthe, 2009:63 yang mengatakan: 1. What I hear, I forget;
2. What I see, I remember, dan 3. What I do, I understand
Lebih dalam Confusius dalam Munthe, 2009:63 menjelaskan bahwa: “strategi pembelajaran yang paling baik adalah melibatkan mahasiswa
berlaku aktif dalam praktik berbuat. Sebab, dengan berbuat atau praktik, mahasiswa telah memahami apa yang menjadi tujuan pembelajaran.
Strategi ceramah yang lebih banyak memanfaatkan kemampuan mendengar tidak membawa banyak keberhasilan belajar atau terjadinya
perubahan dari belum bisa menjadi bisa, atau dari belum tahu menjadi
tahu pada diri mahasiswa. Strategi yang memanfaatkan visual akan lebih memungkinkan mahasiswa mengingat materi pelajaran, karena strategi ini
dapat membentuk sebuah gambar atau ingatan dalam otak mahasiswa”. Berdasarkan pendapat Confusius tersebut, peneliti dapat mengatakan
bahwa pengetahuan atau informasi yang diperoleh siswa melalui indera pendengaran saja akan mudah dilupakan siswa what I hear, I forget. Hal ini
dikarenakan tidak ada gambaran yang tertinggal dalam otak siswa ataupun gambaran yang terbentuk tersebut bermakna kabur. Selanjutnya, jika siswa
diberikan media yang melibatkan indera penglihatannya, maka siswa akan mengingat materi yang diajarkan oleh guru what I see, I remember. Pengetahuan
yang diperoleh siswa melalui indera penglihatannya tersebut akan diperkuat dengan pengalaman belajar siswa secara langsung what I do, I understand. Oleh
karena itu, penerapan media visual dapat memberikan pembelajaran bermakna karena mampu meningkatkan peran serta siswa secara aktif. Hal ini dikarenakan
perhatian atau fokus siswa pada pembelajaran dapat terjaga dengan adanya media visual yang diaplikasikan pada kegiatan belajar.
Mc Keachie dalam Siregar Nara, 2011:107 mengatakan bahwa “dalam 10 menit pertama perhatian siswa dapat mencapai 70 dan berkurang sampai
20 pada waktu 20 menit terakhir. Hal ini menyebabkan seringnya terjadi kegagalan dalam dunia pendidikan bahwa siswa lebih banyak menggunakan
indera pendengarannya dibandingkan visual di ruang kelas”. Menurut Umam 2013, “Dale berkeyakinan bahwa simbol dan gagasan yang abstrak lebih mudah
dipahami dan diserap manakala diberikan dalam b entuk pengalaman konkrit”.
Berdasarkan pendapat ahli tersebut, peneliti mendapat informasi bahwa teori Dale
memberikan solusi atas permasalahan dalam pembelajaran IPS kelas IV SD Negeri Karangwuni 1 dimana media visual mampu memberikan pengalaman
langsung yang mendorong siswa melakukan kegiatan pembelajaran dengan melibatkan indera penglihatan. Lebih lanjut, Arsyad 2010:10-11 mengatakan
bahwa: “salah satu gambaran yang dijadikan acuan sebagai landasan teori
penggunaan media dalam proses belajar adalah Dal e’s Cone of Experience.
Dasar pengembangan kerucut Dale bukanlah tingkat kesulitan, melainkan tingkat keabstrakan jumlah jenis indera yang turut serta selama penerimaan
isi pesan. Pengalaman langsung akan memberikan kesan paling utuh dan bermakna mengenai informasi dan gagasan yang terkandung dalam
pengalaman itu. Hal ini dikenal dengan learning by doing ”.
Ditinjau dari pendapat para ahli yang memperkuat pandangan bahwa penggunaan media visual dalam pembelajaran dapat meningkatkan keaktifan dan
prestasi belajar siswa, peneliti memperoleh sumber lain dari empat penelitian terdahulu. Terdapat tiga penelitian Patrisia, 2010; Azwar, 2002; Elma, 2000
yang membuktikan bahwa penggunaan media gambar dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Selanjutnya, penelitian oleh
Mustofa 2001 menunjukkan bahwa penggunaan media cetak yang aktual dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa. Keempat penelitian yang mengkaji
penggunaan media visual pada pembelajaran tersebut dapat dijadikan landasan
yang relatif kuat bagi peneliti untuk melakukan penelitian dengan menggunakan media visual.
Berdasarkan semua data yang terkumpul dari observasi, wawancara, dokumentasi nilai siswa dan didukung penelitian yang relevan, peneliti memilih
media visual untuk diterapkan pada pembelajaran kelas IV SD Negeri Karangwuni 1 dalam mata pelajaran IPS untuk meningkatkan prestasi belajar dan
keaktifan siswa. Dengan demikian, peneliti memperoleh judul penelitian
“Peningkatan Keaktifan dan Prestasi Belajar IPS Siswa Kelas IV SD Negeri Karangwuni 1 dengan Penggunaan Media Visual”.