Pemilihan Media Pembelajaran Teori Kognitif Piaget

itu dituangkan ke dalam lambang-lambang seperti grafik, bagan atau kata. Jika pesan terkandung dalam lambang-lambang seperti itu, indera yang dilibatkan untuk menafsirkannya semakin terbatas, yakni indera penglihatan atau indera pendengaran. Meskipun tingkat partisipasi fisik berkurang, keterlibatan imajinatif semakin bertambah dan berkembang”. Teori-teori tersebut mengindikasikan bahwa teori konstruktivisme dan kognitif Piaget memiliki hubungan yang erat dengan kerucut pengalaman Dale. Perkembangan kognitif siswa akan diikuti pembentukan pengetahuan yang baru diperoleh melalui pengalaman belajar sesuai tahap kognitifnya. Pengalaman belajar siswa pada tahap operasional konkret akan menjadi optimal ketika disertai dengan media visual dalam penyampaian materi ajar, khususnya IPS dalam penelitian ini. Siswa akan lebih mudah memaknai materi pelajaran yang disampaikan guru dengan bantuan media visual. Hal ini bertujuan sebagai usaha internalisasi pengetahuan lebih mendalam dengan adanya pengalaman langsung yang melibatkan indera penglihatan untuk melakukan kegiatan siswa dalam menyusun media visual.

2.1.3.3 Macam-macam Media Pembelajaran

Sadiman, Rahardjo, Haryono Rahardjito 2009:28-55 menjelaskan klasifikasi jenis media menjadi 3, yaitu media grafis, audio dan proyeksi diam. Media yang pertama adalah media grafis termasuk media visual di dalamnya, memiliki ciri-ciri: saluran yang digunakan pada media ini adalah indera penglihatan dan pesan disampaikan melalui simbol-simbol komunikasi visual. Selanjutnya, media audio merupakan sarana penyampai pesan atau informasi berupa lambang-lambang auditif, baik verbal ke dalam kata-katabahasa lisan maupun non verbal. Media ini berkaitan dengan indera pendengaran. Terdapat beberapa jenis media yang termasuk media audio, diantaranya radio, alat perekam pita magnetik, piringan hitam dan laboratorium bahasa. Jenis media yang terakhir yaitu media proyeksi diam yang memiliki persamaan dengan media grafik dalam menyajikan rangsangan-rangsangan visual. Perbedaan antara media grafis dan media proyeksi adalah bentuk interaksi antara pengirim pesan, penerima pesan dan media. Jika pada media grafis dapat secara langsung berinteraksi dengan pesan media yang bersangkutan, maka pada media proyeksi pesan tersebut harus diproyeksikan dengan proyektor agar dapat dilihat. Macam-macam media yang termasuk media proyeksi, diantaranya film bingkai slide, film rangkai film strip dan overhead proyektor. Berkaitan dengan pembagian macam-macam media berdasarkan Sadiman, dkk.2009:28-55 di atas, Anitah 2009:7-37 menjelaskan pembagian macam- macam media grafis atau visual menjadi 2 bagian. Media grafis atau visual tersebut meliputi media visual yang tidak diproyeksikan dan media visual yang diproyeksikan. Berdasarkan kedua pendapat ahli tersebut, peneliti dapat mengatakan bahwa media grafis dan media visual yang tidak diproyeksikan memiliki persamaan dalam bentuk atau jenis medianya. Selanjutnya, media proyeksi memiliki persamaan dengan media visual yang diproyeksikan dalam bentuk ataupun cara penggunaannya.

2.1.3.4 Unsur-Unsur Media Visual

Menurut Munadi 2010:81-82, unsur-unsur yang terdapat pada media visual terdiri dari garis, bentuk, warna dan tekstur seperti yang dikatakan Arsyad, 1997:109-110. Garis adalah kumpulan dari titik-titik. Terdapat banyak jenis garis, di antaranya adalah garis lurus horizontal, garis lurus vertikal, garis lengkung, garis lingkar dan garis zig-zag. Unsur bentuk memiliki pengertian sebah konsep simbol yang dibangun atas garis-garis atau gabungan garis dengan konsep-konsep lainnya. Lebih lanjut, warna digunakan untuk memberi kesan pemisahan atau penekanan, juga untuk membangun keterpaduan, bahkan dapat mempertinggi tingkat realisme dan menciptakan respon emosional tertentu. Sedangkan, tekstur digunakan untuk menimbulkan kesan kasar dan halus, juga untuk memberikan penekanan seperti halnya warna. Beberapa unsur yang perlu diperhatikan dalam penyusunan media visual tersebut memberikan informasi bagi peneliti dalam menentukan perlakuan pada penelitian tindakan kelas yang dilakukan. Hal ini dilakukan dalam upaya mencapai tujuan yang ditentukan berupa keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas IV SD Negeri Karangwuni 1 pada mata pelajaran IPS. Peneliti memperoleh landasan teori berdasarkan pendapat ahli yang lain dalam upaya menentukan media visual yang digunakan dalam penelitian. Menurut Smaldino, Lowther Russell 2011:78-87, dijelaskan beberapa panduan mendasar untuk merancang visual dengan tujuan untuk memberikan informasi dan atau pengajaran. Perancangan visual tersebut yang mencakup antara lain pengaturan, keseimbangan, warna, kemudahan dibaca dan menarik. Pengaturan, dilakukan dengan menentukan unsur-unsur dan pola dasar yang digunakan dengan tujuan mengundang perhatian siswa dalam mengikuti tampilan media visual di sepanjang pembelajaran. Keseimbangan, dicapai ketika berat unsur-unsur dalam sebuah tampilan tersebar secara merata pada tiap sisi sebuah sumbu, entah secara horizontal atau vertikal atau keduanya. Dalam unsur warna, Pett Wilson dalam Smaldino, Lowther Russell, 2011:83 memberikan alasan-alasan dalam penggunaan warna pada materi pelajaran, antara lain: menambah realitas, membedakan antara unsur-unsur sebuah visual, memfokuskan perhatian pada isyarat-isyarat yang relevan, mengodekan dan mengaitkan secara logis unsur-unsur yang berkaitan dan menarik perhatian dan menciptakan respons emosional. Lebih lanjut, kemudahan dibaca, ditunjukkan pada kemampuan siswa dalam melihat kata-kata dan gambar. Kemudahan dibaca bisa diperbaiki dengan meningkatkan ukuran, jenis huruf dan kontras di antara benda-benda dalam sebuah visual. Kontras terkait dengan warna juga berlaku untuk visual secara keseluruhan. Sedangkan unsur menarik ditunjukkan jika media visual yang digunakan dapat mempertahankan perhatian siswa sehingga memberikan efek tertentu bagi siswa tersebut. Dua pendapat ahli tentang unsur-unsur media visual tersebut mengindikasikan bahwa unsur warna, garis, bentuk dan tekstur memiliki fungsi yang saling terkait dalam penyusunan media visual pada pembelajaran. Penyusunan media visual dengan berdasarkan unsur-unsur pembentuk tersebut dilakukan dengan memperhatikan tujuan pembelajaran tertentu. Hal ini juga terkait dengan kondisi lingkungan pembelajaran yang dapat mendukung ketercapaian tujuan pembelajaran tersebut.

2.1.3.5 Peran Visual dalam Pembelajaran

Berkaitan dengan unsur-unsur yang digunakan untuk merancang media visual pada pembelajaran, Smaldino, Lowther Russell 2011:72-74 mengatakan bahwa “visual bisa memainkan banyak peran dalam proses belajar”, antara lain: 1. Menyediakan acuan konkret bagi gagasan, yaitu bahwa kata-kata tidak tampak atau bersuara seperti hal-hal yang mereka wakili, tetapi visual bersifat ikonik yang memiliki kemiripan dengan hal-hal yang mereka wakili. 2. Membuat gagasan abstrak menjadi konkret 3. Memotivasi para pembelajar Visual bisa meningkatkan ketertarikan pada sebuah mata pelajaran. Ketertarikan meningkatkan motivasi. Visual bisa memotivasi para pembelajar dengan menarik perhatian mereka, mempertahankan perhatian mereka dan menciptakan keterlibatan dalam proses belajar. 4. Mengarahkan perhatian Penunjuk visual digunakan untuk menarik perhatian dan pemikiran terhadap bagian-bagian relevan dari sebuah visual. Penunjuk visual dapat berupa warna, kata, anak panah, ikon, arsiran dan animasi. 5. Mengulangi informasi dalam format-format yang berbeda Visual memberikan kesempatan bagi para pembelajar untuk memahami secara visual apa yang mungkin saja mereka lewatkan dalam format teks.