Kualitas Hasil Pembelajaran Pembahasan
Gambar IV.13 Hasil evaluasi siswa pada siklus 1
Gambar IV.13 menunjukkan hasil evaluasi siswa pada siklus 1 yang dilakukan pada akhir pertemuan. Hasil evaluasi siswa di atas terlihat belum
optimal karena siswa memperoleh nilai di bawah KKM, yaitu 53,33. Pada jawaban siswa di nomor 2 dan 3 terlihat bahwa siswa memberikan jawaban pada
option yang salah. Soal tersebut terdapat pada indikator menyebutkan nama alat
komunikasi berdasarkan gambar. Hal ini menunjukkan tingkat pemahaman siswa
tersebut terhadap materi pelajaran masih rendah. Hasil evaluasi lain ditunjukkan pada gambar IV.14.
Gambar IV.14 Hasil evaluasi siswa pada siklus 1
Pada gambar IV.14 tersebut, siswa memperoleh nilai 73,33. Hasil tersebut menunjukkan bahwa siswa dapat mencapai KKM mata pelajaran IPS. Akan tetapi,
siswa tersebut memberikan jawaban pada option yang salah di nomor 3. Hal ini
sama seperti yang dilakukan oleh siswa pada hasil evaluasi gambar IV.13. Siswa kurang memahami nama alat komunikasi yang ditanyakan sehingga jawaban
siswa tersebut salah. Penilaian akhir siswa atas prestasi belajarnya diperoleh dari akumulasi
nilai soal evaluasi dan LKS selama siklus 1. Penilaian akhir ini dijadikan penentu lulus atau tidaknya siswa pada kompetensi dasar tertentu, khususnya
perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi serta pengalaman menggunakannya. Data prestasi siswa pada siklus 1 dapat dilihat pada tabel IV.20.
Pada tabel IV.20 tersebut, terlihat 8 siswa dari jumlah seluruh siswa kelas IV dapat mencapai KKM 44,44. Jika dibandingkan dengan target capaian 55
pada siklus 1, maka persentase siswa yang mencapai KKM 43,89 belum optimal. Oleh karena itu, peneliti melanjutkan penelitian pada siklus 2.
Peneliti melanjutkan penelitian pada siklus 2 dengan alasan belum optimalnya perolehan presatasi belajar siswa pada siklus 1. Penelitian pada siklus
2 yang dilakukan oleh peneliti menggunakan kompetensi dasar mengenal permasalahan sosial di daerahnya. Dilihat dari isi materi pada siklus 2 yang
merupakan hal abstrak jika disampaikan dengan ceramah, maka peneliti melanjutkan penggunaan media visual pada pembelajaran IPS tersebut. Perbedaan
perlakuan pada siklus 2 adalah adanya pemakaian unsur warna dan keterangan pada gambar. Unsur warna digunakan untuk menarik perhatian siswa pada proses
pembelajaran dan menambah unsur realitas pada gambar. Sedangkan pada unsur keterangan berupa kata-kata singkat pada gambar, digunakan untuk menghindari
efek bias dalam otak siswa.
Pada penelitian di siklus 2 ini, peneliti menggunakan jenis-jenis media yang tidak jauh berbeda dengan perlakuan pada siklus 1, meliputi gambar mati
atau gambar diam still picture, diagram, bagan dan tabel. Pembelajaran yang mampu membuat siswa aktif pada siklus 1 ditingkatkan oleh peneliti dengan
menerapkan kegiatan menyusun papan ranking berlian dan kartu domino effect. Selain itu, peneliti menggunakan kegiatan menganalisis artikel dengan
menjodohkan gambar yang sesuai dengan isi masalah sosial dalam artikel. Kegiatan-kegiatan tersebut diterapkan pada pembelajaran siklus 2 agar siswa tidak
merasa bosan dengan kegiatan pembelajaran dengan mempertahankan keaktifan belajar siswa sebagai upaya meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi
pada mata pelajaran IPS. Peneliti menggunakan target capaian pada siklus 2 yaitu sebesar 55, seperti yang digunakan pada siklus 1. Hal ini dilakukan karena
selisih antara capaian dan target capaian pada siklus 1 relatif kecil sehingga dimungkinkan dapat meningkat ketika dilakukan perlakuan yang berbeda pada
siklus 2. Penilaian prestasi belajar siswa diperoleh dari hasil evaluasi dan LKS,
sama halnya pada sistem penilaian di siklus 1. Hasil pekerjaan siswa pada siklus 2 dapat dilihat pada gambar IV.15 hingga IV 19.
Gambar IV.15 LKS pada materi jenis-jenis masalah sosial
Gambar IV.15 tersebut menunjukkan bahwa siswa mengerjakan tugas untuk menganalisis artikel. Terdapat 6 artikel dan 7 gambar tentang jenis-jenis
masalah sosial. Pada kegiatan ini, siswa menemukan isi artikel dan gambar yang sesuai untuk menggambarkan jenis masalah dalam artikel. Produk yang dihasilkan
oleh kelompok siswa pada gambar IV.15 tersebut termasuk kelompok yang memperoleh nilai baik yaitu 60,26. Nilai tersebut termasuk tinggi dibandingkan
dengan rata-rata kelas pada penilaian kognitif produk siklus 2 pertemuan ke-1 yaitu 56,09. Penilaian produk tersebut berdasarkan kunci jawaban dan kriteria
penilaian pada rubrik kognitif produk pertemuan ke-1 siklus 2. Selanjutnya,
penilaian prestasi belajar siswa diperoleh melalui LKS yang dapat dilihat pada gambar IV.16.
Gambar IV.16 LKS pada materi cara mengatasi masalah sosial
Gambar IV.16 tersebut menunjukkan produk yang dikerjakan siswa berupa papan ranking berlian. Papan ranking berlian merupakan diagram
bergambar yang disusun dengan cara mengurutkan gambar-gambar masalah sosial menurut tingkatan paling tinggi ke paling rendah dalam penanganan masalahnya.
Produk di atas merupakan salah satu produk yang mendapatkan nilai yang kurang baik karena memperoleh nilai 76,19. Hasil ini dinilai kurang baik jika
dibandingkan dengan nilai yang diperoleh kelompok lain yaitu sebesar 80,95.
Hasil kelompok lain yang memperoleh nilai 80,95 dapat dilihat pada gambar IV.17.
Gambar IV.17 LKS pada materi cara mengatasi masalah sosial
Hasil pekerjaan siswa pada papan ranking berlian tersebut dinilai dengan pedoman penilaian dan rubrik aspek kognitif produk. Setiap kelompok
mempunyai alasan masing-masing dalam penyusunan ranking berlian sehingga peneliti tidak membuat kunci jawaban, melainkan kriteria secara umum tentang
sebab dan akibat setiap jenis masalah sosial. Data lain yang digunakan peneliti untuk menilai hasil akhir yang merupakan prestasi belajar siswa secara utuh dapat
dilihat pada gambar IV.18.
Gambar IV.18 Hasil evaluasi siswa pada siklus 2
Gambar IV.18 di atas menunjukkan hasil evaluasi siswa pada siklus 2 yang mendapat nilai 35. Jika dilihat pada satu aspek penilaian, maka siswa
tersebut diindikasikan tidak lulus KKM. Namun, prestasi siswa dinilai dengan akumulasi nilai pada aspek kognitif, kognitif produk, afektif dan psikomotorik.
Hasil penilaian aspek-aspek tersebut berasal dari penilaian evaluasi dan LKS selama siklus 2. Berikut hasil evaluasi siswa yang mendapat nilai di atas KKM
mata pelajaran IPS pada gambar IV.19.
Gambar IV.19 Hasil evaluasi siswa pada siklus 2
Pada gambar IV.19 di atas, siswa tersebut dinyatakan lulus KKM secara kognitif dengan perolehan nilai 85. Akan tetapi, prestasi belajar siswa ditentukan
dari hasil akumulasi penilaian 3 aspek yang meliputi kognitif, afektif dan psikomotorik. Oleh karena itu, perolehan nilai siswa tersebut belum dinyatakan
sebagai prestasi belajar siswa secara utuh. Penilaian prestasi belajar siswa dilakukan dengan mengakumulasikan nilai pada evaluasi dan LKS. Data prestasi
belajar siswa pada siklus 2 dapat dilihat pada tabel IV.25. Terlihat bahwa 12 siswa
dari jumlah seluruh siswa lulus KKM 66,67. Hasil prestasi siswa pada siklus 2 tersebut telah mencapai target capaian yaitu sebesar 55. Prestasi siswa setelah
dilakukan perlakuan menggunakan media visual berwarna diindikasikan mengalami peningkatan sebesar 50,02 dari hasil prestasi belajar siswa pada
siklus 1. Penelitian yang dilakukan dengan penggunaan media visual, baik media
visual hitam putih maupun berwarna, dapat meningkatkan tingkat pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang disampaikan. Siswa yang aktif mengikuti
proses pembelajaran dalam kelompok memperoleh pengalaman belajar secara langsung melalui media visual. Penerapan informasi atau pengetahuan yang
diperoleh melalui indera penglihatan pada penyelesaian tugas yang diberikan menunjukkan bahwa siswa memahami materi pelajaran. Gambar yang terlihat
pada media yang digunakan akan membantu siswa untuk menyusun diagram, bagan maupun tabel. Semakin jelas gambar yang digunakan, semakin jelas pula
pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan, baik melalui peneliti sebagai guru maupun gambar itu sendiri.
Tingkat pemahaman siswa dinilai melalui 2 cara yaitu pada penilaian tes evaluasi dan non tes LKS. Akumulasi perolehan nilai dari kedua jenis
penilaian tersebut merupakan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Prestasi siswa pada siklus 1 menunjukkan peningkatan dari prestasi pada kondisi
awal sebesar 1,25, namun prestasi tersebut diindikasikan belum optimal karena tidak mencapai target. Selanjutnya, prestasi belajar pada siklus 2 menunjukkan
peningkatan sebesar 50,02 dari prestasi belajar pada siklus 1. Perolehan prestasi
pada 2 siklus tersebut menunjukkan bahwa media visual dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV SD Negeri Karangwuni 1 pada mata pelajaran IPS.
Prestasi belajar siswa yang diperoleh pada siklus 2 dijadikan dasar untuk menentukan penelitian akan dilanjutkan atau dihentikan. Peneliti memutuskan
untuk tidak melanjutkan penelitian pada siklus 3 karena prestasi belajar pada siklus 2 telah mencapai target yang ditentukan, bahkan melampaui target sebesar
11,67. Perolehan prestasi siswa pada kondisi awal hingga perlakuan pada siklus 2 dapat dilihat pada tabel IV.26.
205