yang harus dikerjakan siswa untuk dirinya sendiri, maka inisiatif harus datang dari siswa sendiri. Guru sekedar pembimbing dan pengarah” seperti dikatakan John
Dewey, dalam Davies, 1973:31. Lebih lanjut Dimyati Mudjiono 2006:44-45, mengatakan bahwa “menurut teori kognitif, belajar menunjukkan adanya jiwa
yang sangat aktif, jiwa mengolah informasi yang kita terima, tidak sekedar menyimpannya saja tanpa mengadakan transformasi seperti dikatakan Gage
Berliner, 1984. Menurut teori ini anak memiliki sifat aktif, konstruktif dan mampu merencanakan sesuatu”.
Pengertian keaktifan dari data tersebut menunjukkan bahwa keaktifan meliputi segala kegiatan yang harus dilakukan oleh pembelajar sendiri dan
keinginan untuk mengolah informasi serta mengadakan transformasi muncul dari dalam diri sendiri karena belajar tidak dapat dilimpahkan. Proses belajar aktif
dalam hal ini adalah siswa mampu mencari, menemukan dan menggunakan pengetahuan yang telah diperolehnya untuk digunakan dalam kehidupan sehari-
hari.
2.1.5.2 Macam-Macam Keaktifan Belajar
Dimyati Mudjiono 2006:45 menjelaskan bahwa “dalam setiap proses belajar, siswa selalu menampakkan keaktifan. Keaktifan itu beraneka ragam
bentuknya. Mulai dari kegiatan fisik yang mudah diamati sampai kegiatan psikis yang susah diamati. Kegiatan fisik bisa berupa membaca, mendengar, menulis,
berlatih keterampilan-keterampilan, dan sebagainya. Contoh kegiatan psikis misalnya menggunakan khasanah pengetahuan yang dimiliki dalam memecahkan
masalah yang dihadapi, membandingkan satu konsep dengan yang lain,
menyimpulkan hasil percobaan dan kegiatan psikis y ang lain”. Kedua jenis
keaktifan tersebut menunjukkan bahwa siswa dikatakan aktif tidak hanya dilihat dari satu aspek saja, melainkan melihat keterkaitan aspek yang lain sehingga
membentuk suatu keaktifan belajar yang utuh. Pada penelitian tindakan kelas PTK yang dilakukan, peneliti menilai keaktifan belajar siswa secara langsung
melalui proses pembelajaran. Penilaian keaktifan belajar siswa secara utuh dilihat dari aktivitas siswa secara fisik dari kegiatan siswa dalam pengerjaan tugas,
sedangkan aktivitas secara psikis terlihat dari kemampuan siswa dalam mencapai prestasi belajar tertentu.
2.1.5.3 Pengertian Keaktifan Belajar
Menurut Dimyati Mudjiono 2006:44, “belajar tidak bisa dipaksakan oleh orang lain dan juga tidak bisa dilimpahkan kepada orang lain. Belajar adalah
menyangkut apa yang harus dikerjakan siswa untuk dirinya sendiri. Selanjutnya, “belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan,
meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan mengokohkan kepr
ibadian” Suyono Hariyanto, 2011:9. Pendapat dua ahli tersebut mengindikasikan bahwa keaktifan belajar merupakan suatu aktivitas yang
dilakukan dengan tujuan memperoleh informasi atau pengetahuan yang melibatkan pribadi siswa itu sendiri secara langsung.
2.1.5.3 Indikator Keaktifan Belajar
Menurut Suyono Hariyanto 2011:239-240, dikotomi peran guru-siswa dalam pembelajaran PAKEM tentang indikator keaktifan siswa meliputi kesiapan
diri untuk menghadapi pembelajaran, mengemukakan gagasan, dan melakukan