siklus 2 ini juga sama pada hasil penilaian pada siklus 1 yaitu dengan melibatkan aspek psikomotorik. Peneliti menggunakan proses penilaian yang sama meliputi
kegiatan presentasi hasil diskusi kelompok. Data penilaian aspek psikomotorik pada siklus 2 dapat dilihat pada tabel IV.24.
Tabel IV.24 Hasil Penilaian Rubrik Aspek Psikomotorik pada Siklus 2 No.
Nama Siswa Pertemuan ke-
Jumlah Rerata
1 2
3
1. ARI
55,56 83,33
55,56 194,45
64,82 2.
DST 55,56
66,67 55,56
177,79 59,26
3. FNY
44,44 66,67
111,11 37,04
4. FRY
44,44 66,67
66,67 177,78
59,26 5.
ARF 66,67
100,00 66,67
233,34 77,78
6. ISA
44,44 66,67
77,78 188,89
62,96 7.
LEO 55,56
83,33 66,67
205,56 68,52
8. BTG
55,56 100,00
66,67 222,23
74,08 9.
SAD 66,67
100,00 66,67
233,34 77,78
10. TFK
44,44 33,33
77,77 25,92
11. NCO
66,67 83,33
77,78 227,78
75,93 12.
PSP 44,44
100,00 55,56
200,00 66,67
13. RDW
55,56 83,33
77,78 216,67
72,22 14.
RKY 55,56
83,33 138,89
46,30 15.
NUR 44,44
83,33 55,56
183,33 61,11
16. SLS
55,56 100,00
55,56 211,12
70,37 17.
AGM 55,56
66,67 55,56
177,79 59,26
18. TRA
44,44 66,67
111,11 37,04
Hasil penilaian siswa berdasarkan aspek psikomotorik diperoleh dengan melihat kriteria penilaian pada rubrik yang telah ditentukan oleh peneliti.
Kegiatan yang dijadikan indikator penilaian aspek psikomotorik adalah presentasi hasil diskusi kelompok, seperti yang dilakukan pada penelitian siklus 1. Penilaian
dilakukan secara individu sehingga nilai yang diperoleh setiap siswa berbeda satu sama lain. Kegiatan presentasi kelompok pada siklus 2 terdiri dari 2 kali yang
dilakukan pada pertemuan ke-1 dan pertemuan ke-3. Sedangkan pada pertemuan ke-2 penilaian aspek psikomotorik dilakukan berdasarkan kegiatan menciptakan
sebuah karya. Hasil nilai siswa pada aspek psikomotorik merupakan nilai rata-rata mean dari 3 kali kegiatan pembelajaran pada siklus 2. Hasil penilaian dari ketiga
aspek selama pembelajaran di siklus 2 dirangkumkan seperti pada tabel IV.25.
Tabel IV.25 Rangkuman Penilaian Prestasi Belajar Siswa pada Siklus 2 No. Nama Siswa Kognitif
Kognitif Produk
Afektif Psiko-
motorik Jumlah Rerata
1. ARI
70,00 67,40
77,78 64,82
280,00 70,00
2. DST
50,00 67,40
44,44 59,26
221,10 55,28
3. FNY
45,00 63,10
77,78 37,04
222,92 55,73
4. FRY
55,00 63,10
33,33 59,26
210,69 52,67
5. ARF
70,00 70,61
66,67 77,78
285,06 71,27
6. ISA
75,00 70,61
77,78 62,96
286,35 71,59
7. LEO
70,00 65,48
83,33 68,52
287,33 71,83
8. BTG
80,00 70,61
83,33 74,08
308,02 77,01
9. SAD
85,00 70,61
83,33 77,78
316,72 79,18
10. TFK 65,00
70,61 33,33
25,92 194,86
48,72 11. NCO
75,00 70,61
61,11 75,93
282,65 70,66
12. PSP 85,00
63,10 72,22
66,67 286,99
71,75 13. RDW
85,00 70,61
72,22 72,22
300,05 75,01
14. RKY 85,00
70,61 83,33
46,30 285,24
71,31 15. NUR
70,00 67,40
61,11 61,11
259,62 64,91
16. SLS 90,00
67,40 72,22
70,37 299,99
75,00 17. AGM
85,00 70,61
77,78 59,26
292,65 73,16
18. TRA 60,00
67,40 50,00
37,04 214,44
53,61
Persentase siswa yang lulus KKM jumlah siswa yang lulus KKM dibagi jumlah seluruh siswa dikali 100
66,67
menunjukkan siswa tidak lulus KKM mata pelajaran IPS Tabel IV.25 di atas menunjukkan bahwa terdapat 6 siswa yang tidak lulus
KKM. Jumlah siswa yang tidak lulus KKM pada siklus 1 adalah 10 anak, sedangkan pada siklus 2 berkurang 4 anak dari jumlah siswa yang tidak lulus
KKM. Capaian tersebut menunjukkan bahwa terjadi peningkatan prestasi belajar siswa dari siklus 1. Peningkatan prestasi belajar siswa terhadap mata pelajaran IPS
dengan penggunaan media visual dapat dilihat pada gambar IV.2.
Gambar IV.2 tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran pada siklus 2 dengan penggunaan media visual berwarna dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa. Hal ini terlihat dari capaian prestasi siswa yang mencapai KKM pada siklus 2 telah mencapai target yang diharapkan yang juga digunakan pada siklus 1 yaitu
sebesar 55. Hal ini mengindikasikan bahwa peneliti tidak melanjutkan penelitian pada siklus berikutnya karena capaian prestasi maupun keaktifan
belajar siswa telah meningkat.
0.00 10.00
20.00 30.00
40.00 50.00
60.00 70.00
kondisi awal
siklus 1 siklus 2
43,89 55
55
44.44 66.67
Gambar IV.2 Grafik Prestasi Siswa yang Lulus KKM
kondisi awal target capaian
capaian
4.3 Pembahasan
Penelitian yang dilakukan dengan model Kemmis Taggart ini dilakukan dengan dua siklus dimana hasil perlakuan pada setiap siklus menunjukkan hasil
yang berbeda. Pada bagian ini dijelaskan indikator keberhasilan dan pengukuran selama dilakukan penelitian dibandingkan keadaan awal sebelum dilakukan
penelitian siklus 1 dan siklus 2 pada mata pelajaran IPS dengan menggunakan media visual. Data indikator keberhasilan dan pengukuran dapat dilihat pada tabel
IV.26.
Tabel IV.26 Pencapaian Indikator Penelitian
No .
Indikator Deskriptor
Kondisi Awal
Siklus 1 Ket.
Siklus 2 Ket.
Target Capaian
Capaian Target
Capaian Capaian
1. Keaktifan
belajar siswa -
Bertanya jawab
kepada guru dan
atau teman
- Jumlah siswa yang
bertanya jawab
kepada guru atau
teman dibagi
jumlah seluruh
siswa dikalikan
100
33,33 50
65,28
Tercapa i
68 74,08
Tercapa i
- Mengem
ukakan pendapa
t dalam berdisku
si -
Jumlah siswa
yang mengemu
kakan pendapat
dalam berdiskusi
dibagi jumlah
seluruh siswa
dikalikan 100
22,23 40
65,67
Tercapa i
68 68,52
Tercapa i
- Mengerj
akan tugas
yang diberikan
oleh guru
- Jumlah
siswa yang
mengerjak an tugas
yang diberikan
oleh guru dibagi
jumlah seluruh
siswa dikalikan
100 27,78
45 66,67
Tercapa i
68 68,52
Tercapa i
2. Prestasi
belajar siswa -
Siswa dapat
mencapa i KKM
IPS Jumlah siswa
yang dapat mencapai
KKM IPS dibagi jumlah
seluruh siswa dikalikan
100 43,89
55 44,44
Tidak T
ercap ai
55 66,67
Tercapa i
4.3.1 Kualitas Proses Pembelajaran
Pembelajaran IPS dengan upaya meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa melalui media visual ternyata memberikan dampak positif bagi
siswa kelas IV SD Negeri Karangwuni 1. Penelitian dengan dua siklus ini terbagi menjadi dua penelitian dengan penggunaan media yang berbeda. Pada siklus 1
peneliti menggunakan media visual hitam putih untuk menyampaikan materi ajar pada kompetensi dasar mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi,
dan transportasi serta pengalaman menggunakannya. Selanjutnya, peneliti menggunakan media visual berwarna pada siklus 2 untuk menyampaikan materi
pada kompetensi dasar mengenal permasalahan sosial di daerahnya. Perbedaan jenis perlakuan pada kedua siklus tersebut memberikan hasil yang berbeda pula
dalam segi proses dan hasil pembelajaran. Data yang ditunjukkan pada tabel IV.26 di atas menjelaskan bahwa terjadi peningkatan keaktifan belajar siswa pada
siklus 1 di setiap indikator keaktifan yang dilihat dari data kondisi awal hingga siklus 2. Dilihat dari sisi keaktifan belajar siswa, data menunjukkan tingkat
keaktifan yang relatif merata pada setiap indikator keaktifan belajar. Indikator 1 mengalami peningkatan sebesar 95 dari data awal, indikator
2 meningkat sebesar 195,41 dari data awal dan indikator 3 meningkat sebesar 140 dari data awal. Data tersebut mengindikasikan bahwa setiap indikator
mengalami peningkatan yang signifikan dari data awal keaktifan belajar. Jika dihitung rata-rata dari ketiga data, maka peningkatan yang terjadi tersebut adalah
sebesar 143,47. Hal ini menunjukkan bahwa setiap indikator telah terwakili ketercapaian targetnya bahkan dapat dikatakan meningkat secara optimal. Data
peningkatan keaktifan pada siklus 1 menunjukkan bahwa indikator 2 memiliki persentase peningkatan yang signifikan. Posisi kedua yaitu indikator 3 dan pada
posisi terakhir yaitu indikator 1. Kondisi tersebut mengindikasikan bahwa kegiatan siswa dalam indikator 2, yaitu mengemukakan pendapat ketika
berdiskusi kelompok, menjadi kegiatan yang mendominasi pembelajaran IPS dengan media visual hitam putih. Kegiatan diskusi tersebut diiringi dengan
kegiatan dalam indikator 3, yaitu mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Proses penyelesaian tugaas yang diberikan kepada siswa tersebut menciptakan
kegiatan tanya jawab kepada guru dan atau teman, yang terkandung dalam indikator 1 keaktifan belajar.
Ketiga peningkatan indikator kektifan tersebut memiliki hubungan keterkaitan satu sama lain. Pada proses diskusi kelompok mengerjakan tugas
dengan menggunakan media visual hitam putih, siswa memiliki kendala-kendala yang perlu diatasi dengan perhatian secara khusus. Kendala-kendala yang relatif
banyak dijumpai siswa pada pembelajaran di siklus 1 ini adalah ketidaktahuan siswa terhadap isi pesan gambar. Hal tersebut disebabkan oleh dua faktor, antara
lain faktor komposisi warna dan faktor keterangan pada gambar. Oleh karena itu, timbul pertanyaan-peranyaan dari siswa ketika mengerjakan LKS. Macam-macam
kegiatan siswa yang menunjukkan keterlibatannya secara aktif dalam pembelajaran dapat dilihat pada gambar IV.3, IV.4, IV.5 dan IV.6.