Indeks Kesukaran Validitas, Reliabilitas Instrumen dan Indeks Kesukaran

Tabel III.17 Indeks Kesukaran Soal Siklus 2 Nomor soal Setelah Uji Validitas Indeks Kesukaran IK Tingkat Kesukaran Soal 1 0,88 Mudah 2 0,18 Sukar 3 0,65 Sedang 4 0,74 Mudah 5 0,91 Mudah 6 0,35 Sedang 7 0,56 Sedang 8 0,68 Sedang 9 0,62 Sedang 10 0,47 Sedang 11 0,76 Mudah 12 0,76 Mudah 13 0,71 Mudah 14 0,74 Mudah 15 0,79 Mudah 16 0,29 Sukar 17 0,76 Mudah 18 0,79 Mudah 19 0,56 Sedang 20 0,62 Sedang 21 0,82 Mudah 22 0,79 Mudah 23 0,68 Sedang 24 0,76 Mudah 25 0,56 Sedang 26 0,85 Mudah 27 0,71 Mudah 28 0,50 Sedang 29 0,74 Mudah 30 0,35 Sedang 31 0,50 Mudah 32 0,35 Sedang 33 0,85 Mudah 34 0,71 Mudah 35 0,91 Mudah Sama halnya pada siklus 1, penentuan taraf kesukaran soal diketahui berdasarkan hasil perhitungan dengan rumus indeks kesukaran menurut Masidjo 2010:137 kemudian hasil perhitungan tersebut dianalisis taraf kesukarannya menurut Masidjo 2010:137. Pada tabel III.17 tersebut ditunjukkan bahwa terdapat dua soal dengan taraf kesukaran sukar, tiga belas soal dengan taraf kesukaran sedang, sedangkan sisanya sebesar dua puluh soal termasuk dalam soal dengan taraf kesukaran mudah. Hasil kedua pengujian terhadap taraf kesukaran terlihat berbeda dikarenakan faktor subjek pengujian soal yang berbeda serta kajian materi yang berbeda pula pada siklus 1 dan siklus 2. Setelah menghitung indeks kesukaran soal, peneliti menyusun kisi-kisi disertai indeks kesukaran setiap item soal. Kisi-kisi indeks kesukaran soal pada siklus 1 dapat dilihat pada tabel III.18. Tabel III.18 Kisi-Kisi Indeks Kesukaran Soal Siklus 1 Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial KelasSemester : IV2 Kompetensi Dasar : 2.3 Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi serta pengalaman menggunakannya Bentuk Soal Indikator Nomor Soal Tingkat Kesukaran Soal Mudah Sedang Sukar Pilihan ganda 2.3.1 Menyebutkan jenis- jenis pekerjaan di bidang komunikasi 2.3.2 Menyebutkan pengertian transportasi 2.3.3 Memberikan contoh alat produksi 2.3.4 Memberikan contoh jenis-jenis alat komunikasi 2.3.5 Memberikan contoh jenis-jenis alat transportasi 2.3.6 Menjelaskan pengertian jenis industri 2.3.7 Mengklasifikasi 6 13 15 8 20 1 14 24 33 35 3 5 7 12 18 25 26 27 31 9 17 19 28 29 32 2 11 16 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial KelasSemester : IV2 Kompetensi Dasar : 2.3 Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi serta pengalaman menggunakannya Bentuk Soal Indikator Nomor Soal Tingkat Kesukaran Soal Mudah Sedang Sukar macam-macam alat komunikasi pada perkembangannya 2.3.8 Menentukan kelebihan penerapan teknologi 2.3.9 Menentukan kekurangan penerapan teknologi 21 23 4 10 22 30 √ √ √ √ √ √ Pada tabel III.18 tersebut ditunjukkan tentang kisi-kisi indeks kesukaran soal pada siklus 1 yang telah diujikan pada 31 siswa kelas V SD Negeri Minomartani 6. Terlihat pada tabel tersebut 35 soal pada setiap indikator memiliki taraf kesukaran yang berbeda. Perhitungan taraf kesukaran yang dilakukan peneliti dilakukan pada seluruh jumlah soal yang diujikan. Namun, soal-soal yang digunakan untuk menilai prestasi siswa di akhir siklus 1 adalah soal-soal yang telah terbukti valid dan reliabel. Oleh karena itu, perhitungan taraf kesukaran soal tersebut hanya untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap tes dengan indeks atau taraf kesukaran yang berbeda-beda tersebut. Pada bagian ini peneliti tidak melakukan tindak lanjut terhadap tes yang terbukti valid setelah diujikan pada subjek penelitian. Hal tersebut dikarenakan keterbatasan kemampuan peneliti dalam mengolah data tentang indeks kesukaran soal tes. Oleh karena itu, perhitungan taraf atau indeks kesukaran soal dijadikan sebagai pengetahuan baru bagi peneliti dalam penyusunan soal tes. Berikut ini adalah kisi-kisi indeks kesukaran soal pada siklus 2 dapat dilihat pada tabel III.19. Tabel III.19 Kisi-Kisi Indeks Kesukaran Soal Siklus 2 Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial KelasSemester : IV2 Kompetensi Dasar : 2.4 Mengenal permasalahan sosial di daerahnya Bentuk Soal Indikator Nomor Soal Tingkat Kesukaran Soal Mudah Sedang Sukar Pilihan Ganda 2.4.1 Menyebutkan pengertian migrasi penduduk 2.4.2 Menyebutkan perbedaan hubungan sosial antara masyarakat desa dan kota 2.4.3 Menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi migrasi penduduk 2.4.4 Menjelaskan macam-macam masalah sosial 2.4.5 Menjelaskan cara- cara mengatasi masalah sosial 2 9 10 3 4 5 6 7 1 11 12 13 22 23 24 26 33 14 15 16 17 21 25 34 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial KelasSemester : IV2 Kompetensi Dasar : 2.4 Mengenal permasalahan sosial di daerahnya Bentuk Soal Indikator Nomor Soal Tingkat Kesukaran Soal Mudah Sedang Sukar 2.4.6 Mengkasifikasikan contoh-contoh permasalahan 2.4.7 Menganalisis artikel masalah sosial 8 27 28 29 30 31 32 35 18 19 20 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Pengujian soal sebagai instrumen penilaian bermanfaat untuk mengetahui tingkat validitas dan reliabilitas maupun tingkat kesukaran soal pada setiap indikator. Tabel III.19 di atas menunjukkan hasil analisis tingkat kesukaran soal setelah dilakukan validitas empiris terhadap instrumen pembelajaran berupa soal pilihan ganda berjumlah 35 soal pada siklus 2 yang digunakan oleh peneliti. Data perhitungan dan analisis taraf kesukaran tersebut diperoleh dari hasil pengujian soal pada 34 siswa kelas VB SD Negeri Adisucipto 1. Terlihat bahwa taraf kesukaran masing-masing soal pada setiap indikator berbeda satu sama lain. Pada proses analisis soal siklus 2 tersebut, peneliti melakukan hal yang sama pada siklus 1 yaitu tidak ada tindak lanjut pada perhitungan taraf atau indeks kesukaran soal setelah diujikan pada subjek penelitian. Hal ini dilakukan karena keterbatasan pengetahuan peneliti dalam mengkaji indeks kesukaran soal. Di lain hal, peneliti memiliki tujuan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menjawab soal-soal tes yang telah diketahui tingkat kesukarannya pada setiap item soal.

3.8 Teknik Analisis Data

Langkah-langkah penelitian yang dilakukan peneliti selanjutnya adalah analisis data penelitian. Data penelitian yang diperoleh berupa data keaktifan dan prestasi belajar IPS siswa kelas IV pada kompetensi dasar mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi dan transportasi serta pengalaman menggunakannya dan mengenal permasalahan sosial di daerahnya. Analisis data dilakukan untuk mengetahui capaian data keaktifan dan prestasi belajar setelah dilakukan pembelajaran dengan media visual pada mata pelajaran IPS.

3.8.1 Analisis Keaktifan Belajar Siswa

Keaktifan belajar diketahui dari kegiatan observasi selama proses pembelajaran berlangsung yang dilakukan oleh peneliti. Observasi dilakukan dengan instrumen lembar observasi yang telah ditentukan indikator-indikator kegiatan siswa yang diukur. Terdapat tiga indikator keaktifan meliputi bertanya jawab kepada guru dan atau teman, mengemukakan pendapat dalam berdiskusi dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Lembar obervasi ini diisi dengan menggunakan tally atau turus jika terlihat siswa melakukan kegiatan yang ada pada indikator keaktifan selama pembelajaran. Jumlah tally yang didapatkan dihitung secara kesluruhan pada tiap indikatornya, kemudian dibagi dengan jumlah seluruh siswa. Pada perhitungan ini diperoleh rerata mean data keaktifan pada setiap indikator. Menurut Masidjo 2010:123, “mean M atau rerata adalah angka rata-rata hitung. Angka rata-rata dicari dengan jalan membagi jumlah semua skor ∑X dengan jumlah siswa N”. Sama halnya dengan pengertian tersebut, Sugiyono 2012:49 menjelaskan bahwa “mean merupakan teknik penjelasan kelompok yang didasarkan atas nilai rata-rata dari kelompok tersebut. Rata-rata mean ini didapat dengan menjumlahkan data seluruh individu dalam kelompok itu, kemudian dibagi dengan jumlah individu yang ada pada kelompok tersebut”. Jadi, cara perhitungan rerata merupakan langkah perhitungan untuk memperoleh data relatif perolehan setiap anggota dalam suatu kelompok. Peneliti menghitung jumlah tally yang diperoleh dengan menggunakan rumus mean menurut Masidjo 2010:123 sebagai berikut: Dimana: M = mean ∑X = jumlah semua skor N = jumlah siswa ∑ = jumlah total Hasil perolehan data keaktifan setiap siswa dalam kelasdihitung dengan cara membandingkan jumlah tally yang diperoleh siswa dengan rerata pada indikator tertentu. Sumbangan keaktifan belajar siswa dinyatakan siswa aktif dan kurang atau tidak aktif dilihat berdasarkan perbandingan tally yang diperoleh siswa dengan rerata pada setiap indikator. Jika keaktifan belajar siswa lebih besar atau sama dengan mean, maka siswa tersebut dinyatakan aktif. Sebaliknya, jika keaktifan belajar siswa lebih kecil dari mean, maka siswa tersebut dinyatakan kurang atau tidak aktif. Selanjutnya, jumlah seluruh perolehan atau sumbangan keaktifan belajar siswa pada setiap indikator tersebut dikonversikan ke dalam M = ∑X N bentuk persentase sehingga terlihat data keaktifan seluruh siswa yang aktif di antara jumlah seluruh siswa.

3.8.2 Analisis Prestasi Belajar Siswa

Prestasi belajar siswa ditentukan dari penilaian tes dan non tes. Instrumen pembelajaran yang digunakan peneliti pada jenis penilaian tes adalah soal pilihan ganda objektif. Pada penilaian non tes, peneliti menggunakan rubrik penilaian pada aspek kognitif produk, afektif dan psikomotorik. Penjelasan tentang cara menganalisis prestasi belajar siswa seperti berikut.

3.8.2.1 Tes

Ainur Rofieq dalam Arifin, 2009:229 menjelaskan bahwa: “cara penskoran tes bentuk pilihan ganda ada tiga macam, yaitu penskoran tanpa ada koreksi jawaban, penskoran ada koreksi jawaban dan penskoran dengan butir beda bobot. Penskoran tanpa koreksi yaitu penskoran dengan cara setiap butir soal yang dijawab benar mendapat nilai satu bergantung pada bobot butir soal. Penskoran ada koreksi jawaban yaitu pemberian skor dengan memberikan pertimbangan pada butir soal yang dijawab salah dan tidak dijawab. Penskoran dengan butir beda bobot adalah pemberian skor dengan memberikan bobot berbeda untuk sejumlah soal, biasanya bobot butir soal menyesuaikan dengan tingkat kognitif yang telah ditetapkan guru”. Setelah mengkaji macam-macam cara penskoran soal pilihan ganda tersebut, peneliti menggunakan cara penskoran tanpa ada koreksi pada soal tes yang Persentase keaktifan belajar siswa = jumlah siswa yang aktif per indikator x100 jumlah seluruh siswa disusun. Hal ini dikarenakan ketentuan yang dibuat oleh peneliti bahwa setiap soal yang dijawab benar mendapat skor 1 dan setiap soal dengan jawaban salah mendapat skor 0. Oleh karena itu, peneliti melakukan perhitungan dengan rumus penskoran tanpa ada koreksi menurut Rofieq dalam Arifin, 2009:229 seperti berikut: Keterangan: B = jumlah jawaban benar N = jumlah soal Peneliti menggunakan rumus perhitungan tersebut untuk menghitung nilai siswa pada evaluasi siklus 1 maupun siklus 2 dengan aspek penilaian kognitif yang dilakukan di pertemuan terakhir setiap siklus.

3.8.2.2 Non Tes

Penilaian non tes yang dilakukan peneliti untuk menilai LKS dengan menggunakan rubrik penilaian. Aspek penilaian yang dinilai adalah kognitif produk, afektif dan psikomotorik. Penilaian LKS dilakukan setiap pertemuan pada setiap siklus, yaitu siklus 1 dan siklus 2. Pada masing-masing rubrik penilaian tersebut terdapat kriteria penilaian tertentu sesuai isi materi ajar yang disusun. Peneliti memberi rentang skor 1 sampai 3 pada setiap kriteria penilaian yang dapat dilihat pada lampiran 4. S = B N Berikut cara penilaian rubrik kognitif produk, afektif dan psikomotorik yang digunakan oleh peneliti menurut Mulyasa 2009:9: Penilaian akhir rubrik untuk menilai LKS pada setiap aspek dilakukan dengan cara:

3.8.2.3 Penskoran Akhir Prestasi Belajar Siswa

Hasil perhitungan nilai siswa dari tes dan non tes merupakan nilai akhir prestasi belajar siswa. Penilaian dilihat dari hasil nilai evaluasi yang dilihat dari segi kognitif dan dilihat dari hasil LKS yang dilihat dari segi kognitif produk, afektif dan psikomotorik. Penilaian akhir tersebut dilakukan pada pertemuan terakhir di akhir siklus. Jika ketiga aspek-aspek penilaian tersebut membentuk satu kesatuan, maka siswa dapat dikatakan telah mencapai prestasi belajar yang diharapkan. Oleh karena itu, peneliti melakukan perhitungan akhir tentang prestasi belajar siswa dengan cara: Keterangan: LKS = terdiri dari 3 aspek kognitif produk, afektif dan psikomotorik Evaluasi = terdiri dari 1 aspek kognitif Nilai akhir rubrik setiap aspek = ∑ nilai aspek tertentu tiap pertemuan ∑ pertemuan pada siklus tertentu Nilai rubrik = skor yang diperoleh x 100 total skor maksimal Nilai akhir = ∑ nilai akhir rubrik setiap aspek + nilai evaluasi 4