4. Fasilitasi dukungan penyediaan dana Dari kebijakan tersebut terlihat dampaknya, bagaimana luas areal kelapa sawit
Indonesia yang terus meningkat dan tidak mengalami penurunan luas areal pada rentang tahun 2001 hingga 2009. Luas areal pada tahun 2001 adalah seluas 4.713.435
Ha dan pada tahun 2009 menjadi seluas 8.248.328 Ha, dengan rata-rata pertumbuhan luas areal sebesar 0,07 persen. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 2009 dengan
pertumbuhan sebesar 0,1 persen dan pertumbuhan terendah terjadi pada tahun 2004 yang berada di bawah 0,001 persen. Peningkatan yang terus terjadi pada luas areal
kelapa sawit terlihat jelas pada Gambar 13.
Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan Gambar 13. Perkembangan Luas Areal dan Volume Produksi Kelapa Sawit Indonesia
Tahun 2001-2009
Indonesia memiliki volume produksi kelapa sawit yang meningkat dari tahun 2001 hingga 2007, kemudian turun pada tahun 2008 dan meningkat kembali pada
tahun 2009 Gambar 13, kondisi ini berbeda dengan luas areal yang terus meningkat. Penurunan pertumbuhan pada tahun 2008 adalah sebesar 0,007 persen, untuk
pertumbuhan tertinggi volume produksi terjadi pada tahun 2006 dengan persentase pertumbuhan 0,4 persen, dimana pada tahun 2005 volume produksi seberat
11.861.615 ton menjadi 17.350.848 ton pada tahun 2006. Rata-rata volume produksi kelapa sawit Indonesia dari tahun 2001 hingga 2009 adalah seberat 13.670.368 ton.
Daerah yang menjadi sentra produksi kelapa sawit Indonesia yang dilihat dari volume produksi tahun 2003 hingga 2009 adalah provinsi Riau, dimana provinsi
5000000 10000000
15000000 20000000
25000000
2001 2002
2003 2004
2005 2006
2007 2008
2009
L u
a s
A re
a l
H a
d a
n V
ol u
m e
P rod
u k
si T
on
Tahun
Produksi Ton Luas Areal Ha
tersebut memilliki pertumbuhan rata-rata 18,3 persen. Daerah Sumatera masih menjadi sentra kelapa sawit Indonesia, setelah Riau dengan produksi rata-rata
tertinggi, diposisi kedua diduduki provinsi Sumatera Utara dengan pertumbuhan rata- rata 3,2 persen dan daerah sentra produksi ketiga adalah Sumatera Selatan dengan
pertumbuhan rata-rata yang lebih tinggi dari posisi kedua yaitu sebesar 15,3 persen Ditjenbun.
4.2.7 Perkembangan Luas Areal, Volume Produksi dan Sentra Kelapa
Indonesia
Gambar 14 dapat terlihat bagaimana luas areal perkebunan kelapa Indonesia mengalami fluktuasi dari tahun 2001 hingga 2009.
Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan Gambar 14. Perkembangan Luas Areal dan Volume Produksi Kelapa Indonesia
Tahun 2001-2009
Peningkatan luas areal kelapa hanya terjadi pada tahun 2003, 2005 dan 2009, akibatnya pertumbuhan rata-rata luas areal kelapa negatif yaitu dengan persentase 0,3
persen. Pertumbuhan negatif pada luas areal kelapa terjadi pada tahun 2004, yaitu dari 3.913.130 Ha luas areal kelapa pada tahun 2003 menjadi seluas 3.797.004 Ha
pada tahun 2004. Sementara diantara tiga tahun yang mengalami peningkatan pertumbuhan tersebut, tahun 2003 merupakan luas areal yang memiliki pertumbuhan
1000000 2000000
3000000 4000000
5000000
2001 2002
2003 2004
2005 2006
2007 2008
2009
L u
a s
A re
a l
H a
d a
n V
ol u
m e
P rod
u k
si T
on
Tahun
Produksi Ton Luas Areal Ha
tertinggi sekaligus menjadi areal perkebunan kelapa yang terluas diantara sembilan tahun tersebut yaitu seluas 3.913.130 Ha.
Volume produksi kelapa Indonesia pada tahun 2001 hingga 2009 memiliki pertumbuhan yang lambat yaitu 0,4 persen. Penurunan pertumbuhan hanya terjadi
pada tahun 2002 dan 2004, dimana tahun 2004 merupakan penurunan pertumbuhan volume produksi yang paling besar yaitu 6,1 persen, akibat dari berkurangnya luas
areal pada tahun tersebut, padahal tahun sebelumnya yaitu pada tahun 2003 merupakan pertumbuhan volume produksi dan luas areal kelapa tertinggi dengan
pertumbuhan volume produksi sebesar 5 persen. Penurunan pertumbuhan pada tahun 2004 seakan-akan membuat para pemilik perkebunan kelapa terbangun, sebab setelah
itu volume produksi kelapa terus mengalami peningkatan hingga mencapai angka 3.257.702 ton pada tahun 2009 Gambar 14.
Provinsi Riau selain kaya akan produksi kelapa sawitnya, juga memiliki volume produksi kelapa yang tinggi dibandingkan rata-rata produksi provinsi lainnya
yang dilihat dari tahun 2003 hingga tahun 2009. Walaupun memiliki rata-rata pertumbuhan hanya sebesar 0,8 persen yang lebih rendah dibandingkan dengan
Provinsi Jawa Barat yang memiliki rata-rata pertumbuhan 8,6 persen, Provinsi Riau masih memiliki rata-rata produksi yang lebih tinggi. Sulawesi Utara dan Jawa Timur
bersaing dibawah Provinsi Riau dengan rata-rata pertumbuhan produksi kelapa yang sama-sama menurun sebesar 0,3 dan 0,5 persen Ditjenbun.
4.2.8 Perkembangan Luas Areal, Volume Produksi dan Sentra Produksi Kopi
Indonesia
Tahun 2002, 2004 dan 2006 terjadi pertumbuhan luas areal kopi, sedangkan selain tahun tersebut luas areal kopi Indonesia mengalami penurunan Gambar 15.
Pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 2002 yaitu sebesar 4,4 persen, selain itu pada tahun 2002 juga menjadi tahun yang memiliki luas areal kopi yang paling luas
dari tahun lainnya, yaitu seluas 1.372.184 Ha. Sementara untuk pertumbuhan terendah bahkan negatif terjadi setelah tahun 2002 yang merupakan tahun dengan