Komoditi Kacang Mete China

komparatif di bawah rata-rata, sedangkan Nigeria sebagai pesaing utama dan Indonesia, memiliki nilai RCA yang lebih dari satu.

4. Komoditi Karet

Indonesia dan Hongkong sebagai pesaing utama pada tahun 2001, seperti yang tertera pada Tabel 21, terlihat memiliki nilai RCA di bawah satu, berbeda dengan Thailand dan Malaysia sebagai pesaing kedua yang memiliki nilai RCA bahkan di atas 7 dan 45. Tahun 2005 nilai RCA Indonesia dan pesaing utama yang masih diduduki Hongkong masih di bawah satu, sementara Thailand dan Vietnam yang menggantikan posisi Malaysia, memiliki nilai RCA yang membuat kedua negara tersebut memiliki daya saing dan keunggulan komparatif yang kuat. Tahun 2009 Thailand masih menjadi negara dengan nilai RCA yang tinggi dan di atas satu, selain Thailand, Indonesia dan Malaysia sebagai pesaing utama juga memiliki keunggulan komparatif di atas rata-rata pada tahun tersebut, sementara pesaing kedua yang diduduki Hongkong masih belum memiliki keunggulan komparatif dalam ekspor karet alam ke China. Tabel 21. Nilai RCA Komoditi Karet Indonesia dan Pesaing ke China Tahun Indonesia Pesaing 1 Pesaing 2 Thailand Filipina Negara Nilai RCA Negara Nilai RCA 2001 0,39 Hongkong 0,59 Malaysia 7,23 45,23 2005 0,42 Hongkong 0,41 Vietnam 14,83 44,65 2009 1,2 Malaysia 1,25 Hongkong 0,12 47,79

5. Komoditi Kayu Manis

India sebagai pesaing utama dan Yordania sebagai pesaing kedua memiliki keunggulan komparatif di atas rata-rata dalam ekspor kayu manis ke China tahun 2001, dimana nilai RCA Yordania lebih tinggi dibandingkan dengan India. Tahun 2005 Sri Lanka sebagai pesaing kedua, Indonesia dan Singapura sebagai pesaing utama memiliki keunggulan komparatif di atas rata-rata dalam ekspor kayu manis ke China, sementara Thailand yang mengekspor kayu manis ke China pada tahun 2005 ini masih memiliki nilai RCA di bawah satu. Tabel 22 memperlihatkan bagaimana tahun 2009 Sri Lanka sebagai pesaing utama dan Indonesia memiliki keunggulan