Berbeda dengan luas areal yang juga terlihat pada Gambar 17, pertumbuhan volume produksi mengalami pertumbuhan yang negatif yaitu 4,1 persen.
Pertumbuhan yang negatif tersebut diakibatkan penurunan volume produksi yang drastis pada tahun 2004 yaitu dari volume produksi seberat 22.235 ton pada tahun
2003 menjadi 10.360 ton pada tahun 2004 atau menurun lebih dari 50 persen, sedangkan pada tahun tersebut luas areal pala mengalami pertumbuhan, kemudian
diikuti tahun berikutnya dengan penurunan pertumbuhan yang negatif sebesar 20 persen lebih. Pertumbuhan volume produksi pala tertinggi pada tahun 2008 sebesar
23,3 persen tidak bisa membuat pertumbuhan rata-rata volume produksi pala menjadi positif.
Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan Gambar 17. Perkembangan Luas Areal dan Produksi Pala Indonesia Tahun 2001-2009
Daerah sentra pala Indonesia yang dilihat dari produksi tahun 2003 hingga 2007 adalah Provinsi Maluku Utara, dan provinsi ini pun mengalami rata-rata
pertumbuhan produksi yang negatif yaitu 21,9 persen. Nanggroe Aceh Darussalam yang menempati posisi kedua sebagai daerah sentra pala juga memiliki rata-rata
pertumbuhan produksi yang negatif yaitu sebesar 10,2 persen, hanya Sulawesi Utara sebagai daerah sentra cengkeh yang duduk diposisi tiga besar memiliki rata-rata
pertumbuhan produksi yang positif yaitu sebesar 5,6 persen Ditjenbun.
20000 40000
60000 80000
100000
2001 2002
2003 2004
2005 2006
2007 2008
2009
L u
a s
A re
a l
H a
d a
n V
ol u
m e
P rod
u k
si T
on
Tahun
Produksi Ton Luas Areal Ha
4.2.11 Perkembangan Luas Areal, Volume Produksi dan Sentra Produksi Teh
Indonesia
Perkembangan luas areal teh Indonesia dalam rentang waktu sembilan tahun ini menunjukan penurunan, yang membuat rata-rata pertumbuhannya pun negatif
yaitu 2,4 persen. Dari tahun 2001 hingga 2009 tidak ada kemajuan dalam luas areal lahan perkebunan teh Indonesia, penurunan luas areal tertinggi terjadi pada tahun
2003 dengan 4,7 persen dan pada tahun 2008 kembali terjadi penurunan yang tinggi yaitu sekitar 4,5 persen. Gambar 18 akan memperlihatkan bagaimana luas areal pada
tahun 2001 seluas 150.872 Ha, menjadi seluas 123.506 Ha pada tahun 2009.
Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan Gambar 18. Perkembangan Luas Areal dan Produksi Teh Indonesia Tahun 2001-2009
Gambar 18 juga memperlihatkan bagaimana perkembangan volume produksi yang memiliki rata-rata produksi 160.208,6 ton. Walaupun sama seperti luas areal
yang memiliki rata-rata penurunan luas areal, volume produksi juga memiliki volume yang rata-rata menurun, tetapi bedanya hal itu hanya dipengaruhi oleh tahun 2002 dan
2006, yang pada tahun tersebut volume produksi teh Indonesia mengalami penurunan yang drastis, penurunan satu persen pada tahun 2002 dan penurunan lebih dari 11
persen pada tahun 2006, yang mengakibatkan rata-rata volume produksi menurun 0,6 persen. Volume produksi teh Indonesia tertinggi dari rentang tahun 2001 hingga 2009
adalah pada tahun 2003 dengan volume produksi 169.821 ton, dan tahun tersebut juga
50000 100000
150000 200000
2001 2002
2003 2004
2005 2006
2007 2008
2009
L u
a s
A re
a l
H a
d a
n V
ol u
m e
P rod
u k
si T
on
Tahun
Luas Areal Ha Produksi Ton
merupakan pertumbuhan tertinggi volume produksi dengan 2,8 persen, walaupun disisi lain luas areal terus menurun.
Provinsi penghasil teh terbesar di Indonesia hanya tersebar di tiga provinsi, Provinsi Jawa Barat merupakan penghasil teh utama Indonesia, walaupun demikian
para pemilik perkebunan teh didaerah Jawa Barat harus terus meningkatkan produksinya, sebab rata-rata pertumbuhan produksinya negatif 0,6 persen. Provinsi
Sumatera Utara dan Jawa Tengah bersaing untuk menjadi daerah kedua sentra cengkeh Indonesia, Sumatera Utara memiliki rata-rata produksi seberat 12.809 ton
sedangkan Jawa Tengah berada dibawahnya dengan berat rata-rata 11.161,2 ton Ditjenbun.
4.2.12 Perkembangan Luas Areal, Volume Produksi dan Sentra Produksi
Tembakau Indonesia
Perkembangan luas areal tembakau Indonesia mengalami fluktuatif dan cendrung menurun seperti yang terlihat pada Gambar 19.
Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan Gambar 19. Perkembangan Luas Areal dan Produksi Tembakau Indonesia Tahun
2001-2009
Pada tahun 2001 luas areal pekebunan tembakau adalah seluas 260.738 Ha, dan pada tahun 2009 hanya seluas 204.218, dengan pertumbuhan rata-rata yang
50000 100000
150000 200000
250000 300000
2001 2002
2003 2004
2005 2006
2007 2008
2009
L u
a s
A re
a l
H a
d a
n V
ol u
m e
P rod
u k
si T
on
Tahun
Produksi Ton Luas Areal Ha