Komoditi Teh Komoditi Tembakau

Tabel 29, nilai RCA Indonesia masih di bawah satu, sementara untuk pesaing utama yang diduduki Zimbabwe, Brazil sebagai pesaing kedua dan Thailand memiliki keunggulan komparatif komoditi teh di pasar China. Tahun 2005 hanya ada pesaing utama yang diduduki Malawi dan pesaing kedua yang diduduki Brazil sebagai negara yang pesaing yang mengekspor tembakau ke China, dimana kedua negara tersebut memiliki nilai RCA di atas satu yang berarti memiliki keunggulan komparatif dan daya saing yang kuat. Tahun 2009 Malawi masih menduduki posisi sebagai pesaing utama, sementara pesaing kedua diduduki Turki, kedua negara tersebut bersama Indonesia memiliki keunggulan komparatif di atas rata-rata dalam ekspor tembakau ke China pada tahun 2009. Tabel 29. Nilai RCA Komoditi Tembakau Indonesia dan Pesaing ke China Tahun Indonesia Pesaing 1 Pesaing 2 Thailand Filipina Negara Nilai RCA Negara Nilai RCA 2001 0,42 Zimbabwe 608,88 Brazil 29,04 6,24 2005 Malawi 77516,75 Brazil 12,5 2009 8,21 Malawi 20426,83 Turki 57,5

13. Persilangan RCA dan EPD Indonesia di China

Rata-rata pertumbuhan nilai RCA komoditi perkebunan Indonesia pada tahun 2001, 2005 dan 2009 memiliki pertumbuhan yang berbeda disetiap komoditinya, komoditi pala merupakan hasil perkebunan dengan persentase pertumbuhan RCA yang tertinggi, yaitu sebesar 3228,4 persen, namun pada tahun 2001 nilai RCA pala masih di bawah satu yang berarti masih memiliki daya saing dan keunggulan komparatif yang lemah, sedangkan untuk pertumbuhan RCA yang paling rendah dan bahakan negatif terdapat pada komoditi kacang mete, teh dan tembakau, karena ketiga komoditi tersebut hanya melakukan ekspor pada satu tahun saja dari tiga tahun yang diteliti. Ada empat komoditi yang memiliki nilai RCA yang konsisten di atas satu dalam tiga tahun tersebut, komoditi tersebut adalah cengkeh dengan pertumbuhan 756,2 persen, kakao dengan pertumbuhan 12,1 persen, kelapa sawit namun dengan pertumbuhan yang negatif yaitu sebesar 14 persen dan kopi dengan rata-rata pertumbuhan RCA sebesar 107,8 persen. Tabel 30. Persilangan RCA dan EPD Indonesia di China Komoditi