sebelumnya, produktivitas dipengaruhi oleh harga riil pupuk urea, upah riil buruh tani, suku bunga riil investasi, konsumsi kakao dipengaruhi oleh GDP riil perkapita
Indonesia, penawaran ekspor kakao Indonesia ke Malaysia dipengaruhi oleh harga riil ekspor biji kakao dan produksi biji kakao Indonesia, sedangkan pengaruh dalam
penawaran ke Amerika Serikat adalah kurs riil Rupiah atas Dollar Amerika Serikat serta penawaran kakao ke Singapura dipengaruhi oleh harga riil ekspor biji kakao
Indonesia.
2.5 Kerangka Pemikiran Operasional
Indonesia dengan alam yang terbentang dari Sabang sampai Merauke dan dari Miangas hingga Pulau Rote, dari kiasan tersebut dapat menggambarkan sebuah
negara yang luas, ditambah dengan cuaca tropis karena berada digaris khatulistiwa yang membuat tanah Indonesia juga subur. Tanah yang subur dengan luasnya negara
Indonesia didapatlah hasil perkebunan yang beraneka ragam, yang dapat dijadikan konsumsi masyarakat lokal maupun masyarakat dunia. Sebab hasil perkebunan
merupakan salah satu sektor unggulan ekspor Indonesia di pasar dunia dan menjadi pemasukan PDB pertanian.
Era perdagangan bebas tidak langsung membuat Indonesia menjadi negara pengekspor terbesar hasil perkebunan di dunia, karena luas dan suburnya tanah yang
dimiliki. Perdagangan bebas akan menjadikan setiap negara untuk bersaing, persaingan yang akan membuat setiap negara ingin menjadi pengekspor hasil
perkebunan yang terbaik, dilihat dari mutu, harga, pelayanan maupun dari produksi yang dimilki sebuah negara, karena batas antar negara satu dengan negara lain seperti
tidak ada. Keadaan tersebut membuat daya saing setiap negara harus tinggi, agar hasil perkebunan ataupun komoditi-komoditi unggulan sebuah negara dapat bersaing
dengan negara lain di pasar dunia. Apalagi Indonesia memiliki volume hasil produksi yang tinggi, masih memiliki mutu hasil perkebunan yang dibawah negara-negara lain
dan produktivitas yang fluktuatif. Oleh sebab itu perlu dilihat daya saing beberapa hasil unggulan perkebunan Indonesia di pasar internasional serta dibandingkan
dengan dua negara yaitu Thailand dan Filipina dan dua negara pesaing tidak tetap.
Penelitian ini mencakup analisis daya saing produk ekspor hasil perkebunan utama Indonesia dari segi keunggulan komparatif dan posisi daya saing komoditi
tersebut di pasar internasional berdasarkan performa produk ekspor dinamis yang dimiliki. Metode Revealed Comparative Advantage RCA digunakan untuk melihat
bagaimana keunggulan komparatif yang dimiliki Indonesia, sementara untuk melihat posisi daya saing digunkan metode Export Product Dynamics EPD. Gambar 6
memperlihatkan alur kerangka pemikiran operasional penelitian ini.
Gambar 6. Kerangka Pemikiran
Perdagangan internasional sebagai penggerak
perekonomian nasional Perkebunan yang termasuk dalam
subsektor pertanian memiliki peluang untuk menjadi salah satu motor penggerak
utama perekonomian dengan ekspornya
Hasil perkebunan dengan nilai ekspor terbesar cengkeh, kacang mete, kakao,
karet, kayu manis, kelapa sawit, kelapa, kopi, lada, pala, teh, tembakau
Implikasi kebijakansaran penelitian Globalisasi, mutu hasil perkebunan, fluktuasi
produktivitas dan masalah lain yang menjadi hambatan ekspor hasil perkebunan Indonesia
Export Product Dynamic
EPD untuk melihat posisi daya
saing perkebunan Revealed Comparative
Advantage RCA
untuk mengestimasi keunggulan komparatif
Bagaimana daya saing hasil perkebunan Indonesia di pasar dunia dan di sebelas pasar
negara importir utama?
Bagaimana ekspor dan strategi perkebunan pesaing
Indonesia di pasar dunia dan sebelas negara utama?