komparatif dan daya saing yang kuat dalam ekspor kayu manis ke China, sedangkan pesaing kedua yang diduduki Amerika Serikat masih belum memiliki keunggulan
komparatif ekspor kayu manis ke China.
Tabel 22. Nilai RCA Komoditi Kayu Manis Indonesia dan Pesaing ke China
Tahun Indonesia Pesaing 1
Pesaing 2 Thailand Filipina
Negara Nilai
RCA Negara
Nilai RCA
2001 India
185,88 Jordan 532,48
2005 15,31 Singapura
14,15 Sri Lanka 3270,11
0,07 2009
48,92 Sri Lanka 1905,15 U S
0,716
6. Komoditi Kelapa Sawit
Tabel 23 terlihat bagaimana pada tahun 2001 Indonesia, Malaysia sebagai pesaing utama, Thailand dan Belgia sebagai pesaing kedua, memiliki keunggulan
komparatif dalam ekspor CPO ke China. Sementara pada tahun 2005 Indonesia dan Malaysia sebagai pesaing utama yang masih memiliki nilai RCA di atas satu,
sedangkan Jepang sebagai pesaing kedua pada tahun ini tidak memiliki keunggulan komparatif di atas rata-rata. Sama seperti tahun 2009, dimana Indonesia dan Malaysia
yang masih menjadi pesaing utama ekspor CPO ke China memiliki keunggulan komparatif yang lebih dari pesaing lainnya, sedangkan pesaing kedua yang diduduki
Jerman memiliki nilai RCA yang masih kurang dari satu.
Tabel 23. Nilai RCA Komoditi Kelapa Sawit Indonesia dan Pesaing ke China
Tahun Indonesia Pesaing 1
Pesaing 2 Thailand Filipina
Negara Nilai
RCA Negara
Nilai RCA
2001 53,03 Malaysia
21,96 Belgia 1,63
2,44 2005
45,22 Malaysia 28,23 Jepang
0,01 2009
39,2 Malaysia 20,05 Jerman
0,004
7. Komoditi Kelapa
Kelapa parut Indonesia dan pesaing kedua yang diduduki Hongkong belum memiliki keunggulan komparatif di atas rata-rata dunia bila diekspor ke China pada
tahun 2001, seperti yang terlihat pada Tabel 24, hanya Vietnam sebagai pesaing utama dan Filipina yang memiliki nilai RCA yang lebih dari satu. Tahun 2005
Indonesia dan pesaing kedua yang diduduki Singapura masih belum memiliki keunggulan komparatif ekspor kelapa parut ke China, sementara Vietnam memiliki
nilai RCA yang jauh lebih tinggi dari Filipina namun sama-sama memiliki nilai RCA di atas satu. Tabel 24 juga terlihat bagaimana Filipina, Nigeria sebagai pesaing kedua,
Indonesia, Singapura sebagai pesaing kedua dan Thailand memiliki keunggulan komparatif dan daya saing yang kuat dan nilai RCA Filipina merupakan paling tinggi
diantara kelima negara tersebut.
Tabel 24. Nilai RCA Komoditi Kelapa Indonesia dan Pesaing ke China
Tahun Indonesia Pesaing 1
Pesaing 2 Thailand
Filipina Negara
Nilai RCA
Negara Nilai
RCA 2001
0,39 Vietnam 135,67 Hongkong
0,11 5,36
2005 0,62 Vietnam
168,44 Singapura 0,11
0,05 2,08
2009 20,23 Singapura
3,77 Nigeria 29,43
1,01 153,49
8. Komoditi Kopi
Vietnam sebagai pesaing utama dan Indonesia memiliki daya saing dan keunggulan komparatif di atas rata-rata dalam ekspor kopi ke China pada tahun 2001,
seperti yang terlihat pada Tabel 25, nilai RCA kedua negara tersebut lebih dari satu, berbeda dengan pesaing kedua yang diduduki Hongkong yang tidak memiliki
keunggulan komparatif di atas rata-rata.
Tabel 25. Nilai RCA Komoditi Kopi Indonesia dan Pesaing ke China
Tahun Indonesia Pesaing 1
Pesaing 2 Thailand Filipina
Negara Nilai
RCA Negara
Nilai RCA
2001 5,23 Vietnam
92,61 Hongkong 0,3
2005 15,03 Vietnam
82,7 Brazil 7,72
0,19 0,02
2009 19,3 Brazil
10,82 Hongkong 0., 2
Tahun 2005 kopi dari Vietnam sebagai pesaing utama, Indonesia dan Brazil sebagai pesaing kedua memiliki keunggulan komparatif di pasar China karena
memiliki nilai RCA yang jauh di atas satu, sementara keadaan sebaliknya dialami oleh Thailand dan Filipina yang belum memiliki keunggulan komparatif pada tahun
2005 ini. Tahun 2009 posisi Vietnam selama dua tahun sebelumnya digantikan Brazil