dalam tiga tahun tersebut. Hanya Sri Lanka yang memiliki keunggulan komparatif di atas rata-rata pada tahun 2009, sementara negara lainnya tidak memiliki nilai RCA
yang lebih dari satu, dan bahkan Filipina tidak ekspor pada tahun 2001 dan 2005, sementara Indonesia tidak ekspor karet alam pada tahun 2005.
Tabel 34. Nilai RCA Komoditi Karet Indonesia dan Pesaing ke Malaysia
Tahun Indonesia Pesaing 1
Pesaing 2 Thailand
Filipina Negara
Nilai RCA
Negara Nilai
RCA 2001
0,04 Australia 0,16 U S
0,011 26,1
2005 Vietnam
0,07 U K 0,033
18,75 2009
0,02 Sri Lanka 10,63 U S
0,002 16,29
0,03
5. Komoditi Kayu Manis
Ekspor kayu manis ke Malaysia pada tahun 2001, 2005 dan 2009, didominasi oleh China dan Sri Lanka, serta Indonesia. Seperti yang terlihat pada Tabel 35, pada
tahun 2001 dan 2005 ketiga negara tersebut memiliki daya saing yang kuat dan Sri Lanka merupakan negara yang memiliki nilai RCA tertinggi pada dua tahun tersebut,
sementara untuk tahun 2009, Sri Lanka dan Indonesia masih menjadi negara yang memiliki nilai RCA yang tinggi dan lebih dari satu, sedangkan China dan Filipina
memiliki nilai RCA yang kurang dari satu.
Tabel 35. Nilai RCA Komoditi Kayu Manis Indonesia dan Pesaing ke Malaysia
Tahun Indonesia Pesaing 1
Pesaing 2 Thailand
Filipina Negara
Nilai RCA
Negara Nilai
RCA 2001
22,3 China 5,33 Sri Lanka
980,39 2005
22,24 China 1,16 Sri Lanka
804,1 2009
15,62 China 0,62 Sri Lanka
130,63 0,26
6. Komoditi Kelapa Sawit
Tabel 36 memperlihatkan bagaimana Indonesia dalam tahun 2001, 2005 dan 2009 memiliki nilai RCA yang lebih dari satu. Sementara pada tahun 2001 hanya
Thailand yang juga memiliki keunggulan komparatif dalam ekspor CPO ke Malaysia. Nilai RCA negara pesaing lainnya yang kurang dari satu bisa disebabkan karena hal
yang sama dengan komoditi karet alam, karena nilai ekspor CPO Malaysia merupakan yang tertinggi kedua di dunia di bawah Indonesia.
Tabel 36. Nilai RCA Komoditi Kelapa Sawit Indonesia dan Pesaing ke Malaysia
Tahun Indonesia Pesaing 1
Pesaing 2 Thailand
Filipina Negara
Nilai RCA
Negara Nilai
RCA 2001
12,96 Italia 0,002
- -
17,8 2005
31,11 Hongkong 0,043 Taiwan
0,0001 2009
18,18 -
- -
- 0,23
7. Komoditi Kelapa
Filipina dan Indonesia konsisten dalam tahun 2001, 2005 dan 2009 memiliki nilai RCA yang positif, seperti yang terlihat pada Tabel 37, dalam tiga tahun tersebut
Filipina dan Indonesia memiliki keunggulan komparatif terhadap komoditi kelapa parut ke Malaysia, sedangkan Thailand yang hanya ekspor kelapa parut ke Malaysia
pada tahun 2005 belum memiliki keunggulan komparatif di atas rata-rata. Untuk pesaing utama dan pesaing kedua, hanya Sri Lanka yang pada tahun 2001 dan 2009
memiliki nilai RCA yang lebih dari satu, sedangkan Singapura yang dalam tiga tahun tersebut masuk sebagai pesaing utama dan pesaing kedua serta Hongkong sebagai
pesaing utama pada tahun 2005, masih belum memiliki daya saing di atas rata-rata dunia dalam ekspor kelapa parut ke Malaysia.
Tabel 37. Nilai RCA Komoditi Kelapa Indonesia dan Pesaing ke Malaysia
Tahun Indonesia Pesaing 1
Pesaing 2 Thailand
Filipina Negara
Nilai RCA
Negara Nilai
RCA 2001
14,47 Sri Lanka 1018,12 Singapura
0,15 31,59
2005 21,31 Singapura
0,54 Hongkong 0,05
0,85 4,92
2009 9,33 Sri Lanka
172,22 Singapura 0,12
36,59
8. Komoditi Kopi
Ekspor kopi Singapura ke Malaysia lagi-lagi memiliki nilai RCA yang kurang dari satu, seperti terlihat pada Tabel 38, sebagai pesaing kedua pada tahun 2001 dan
2005, nilai RCA Singapura belum melebihi angka satu. Sementara untuk tahun 2001 dan 2005, nilai RCA Vietnam merupakan yang tertinggi, sedangkan ditahun 2009,