Export Product Dynamics EPD

tarik pasar. Sedangkan sumbu Y menggambarkan peningkatan pangsa pasar produk tersebut diperdagangan dunia atau informasi kekuatan bisnis. Empat kuadran yang ada, salah satu kuadran akan ditempati sebuah komoditas yang akan diestimasi tingkat daya saingnya sesuai dengan daya tarik pasar dan informasi kekuatan bisnisnya. Posisi pasar yang ideal adalah yang mempunyai pangsa pasar tertinggi pada ekspornya sebagai Rising Star atau bintang terang, yang menunjukkan bahwa negara tersebut memperoleh tambahan pangsa pasar pada produk mereka yang bertumbuh cepat fast-growing products. Lost Opportunity atau kesempatan yang hilang, terkait dengan penurunan pangsa pasar pada produk-produk yang kompetitif, adalah posisi yang paling tidak diinginkan. Falling Star atau bintang jatuh juga tidak disukai, meskipun masih lebih baik jika dibandingkan dengan Lost Opportunity , karena pangsa pasarnya tetap meningkat. Sementara itu, Retreat atau kemunduran biasanya yang paling tidak diinginkan, tetapi pada kasus tertentu mungkin diinginkan jika pergerakannya menjauhi produk-produk yang stagnan dan menuju produk-produk yang dinamik Bappenas, 2009 diacu dari Siregar, 2010. Gambar 7. Daya Tarik Pasar dan Kekuatan Bisnis dalam EPD Lost Opportunity Retreat Falling S tar Rising S tar Rising Rising Falling Falling Secara matematis yang dimaksud dengan pangsa pasar ekspor suatu negara negara i dan pangsa pasar produk produk n dalam perdagangan dunia adalah sebagai berikut: Sumbu x Pertumbuhan kekuatan bisnis atau disebut pangsa pasar ekspor i : × 100 − − 1 × 100 T Sumbu y Pertumbuhan daya tarik pasar atau disebut pangsa pasar produk : × 100 − − 1 × 100 T Dimana : Xij = Nilai ekspor komoditi i dari Indonesia ke negara j Xt = Nilai ekspor total negara Indonesia ke negara importir utama Wij = Nilai ekspor komoditi i dunia ke negara j Wt = Nilai ekspor total dunia ke negara importir utama

IV. GAMBARAN UMUM

4.1 Perkebunan Dunia

Komoditi perkebunan Indonesia rata-rata masuk kedalam lima besar sebagai produsen dengan produksi tertinggi di dunia menurut Food and agriculture organization FAO pada tahun 2001, 2005 dan 2008, dimana hanya ada empat komoditi yang berada diluar dari lima besar. Berikut akan dipaparkan posisi yang diduduki komoditi perkebunan Indonesia didunia. 1. Cengkeh Cengkeh Indonesia berada pada posisi teratas, sebagai produsen cengkeh terbesar di dunia dalam tiga tahun tersebut dengan rata-rata produksi seberat 79.987,6 ton. Posisi dua hingga kelima pada tahun 2001 diduduki Madagaskar, Tanzania, Komoro dan Sri Lanka. Tahun 2005 posisi dua hingga kelima produsen cengkeh terbesar diduduki Tanzania, Madagaskar, Sri Lanka dan Komoro. Tahun 2008 Madagaskar, Tanzania, Sri Lanka dan Komoro merupakan negara yang menduduki posisi dua hingga lima FAO. 2. Kacang Mete Indonesia hanya berada pada posisi keenam sebagai produsen kacang mete di dunia dengan produksi rata-rata dalam tiga tahun tersebut seberat 127.769,3 ton. Pada Tahun 2001 Indonesia berada di bawah Nigeria, India, Vietnam, Brazil dan Tanzania. Tahun 2005 dan 2008 Indonesia berada dibawah Vietnam, Nigeria, India, Pantai Gading dan Brazil FAO. 3. Kakao Indonesia berada pada posisi dua pada tahun 2001 dan 2008, serta posisi tiga pada tahun 2005 sebagai negara produsen kakao tertinggi di dunia dengan produksi rata- rata seberat 621.308 ton. Dalam tiga tahun yang ada, Pantai Gading merupakan negara dengan produsen kakao tertinggi di dunia, sementara negara posisi tiga hingga lima pada tahun 2001 dan 2008 diduduki Ghana, Nigeria dan Brazil. Tahun 2005 posisi dua diduduki Ghana, sedangkan posisi empat dan lima diduduki Nigeria dan Brazil FAO. 4. Karet Indonesia berada pada posisi satu pada tahun 2001 dan posisi dua pada tahun 2005 dan 2008 sebagai negara produsen karet terbesar di dunia dengan rata-rata produksi seberat 8.251.247 ton. Tahun 2001 posisi dua hingga posisi lima diduduki Malaysia, Nigeria, Thailand dan Kolombia. Tahun 2005 dan 2008 posisi satu diduduki Thailand, sedangkan posisi tiga hingga posisi lima diduduki Malaysia, India dan Vietnam FAO. 5. Kayu Manis Rata-rata produksi dalam tiga tahun yang ada seberat 68.429,67 ton, Indonesia berada pada posisi satu sebagai produsen kayu manis terbesar di dunia, dimana dalam tiga tahun yang ada posisi dua hingga posisi lima selalu diduduki China, Sri Lanka, Vietnam dan Madagaskar FAO. 6. Kelapa Sawit Indonesia memiliki rata-rata produksi CPO seberat 13.595.000 ton dalam tiga tahun yang ada, dimana pada tahun 2001 dan 2005 Indonesia sebagai produsen CPO terbesar kedua dibawah Malaysia, sedangkan pada tahun 2008 Indonesia merupakan negara produsen CPO tertinggi dan berada di atas Malaysia. Tahun 2001 dan 2005 negara yang berada pada posisi tiga hingga posisi lima adalah Nigeria, Thailand dan Kolombia FAO. 7. Kelapa Indonesia berada pada posisi satu sebagai negara produsen kelapa di dunia, dengan rata-rata produksi seberat 17.855.000 ton dalam tahun 2001, 2005 dan 2008. Dalam tiga tahun tersebut pula posisi dua hingga posisi lima negara produsen kelapa diduduki Filipina, India, Brazil dan Sri Lanka FAO. 8. Kopi Indonesia berada pada posisi keempat sebagai negara produsen kopi terbesar di dunia dengan produksi rata-rata dalam tiga tahun seberat 630.845,7 ton. Posisi satu hingga posisi tiga dalam tiga tahun yang ada diduduki Brazil, Veitnam, serta