Kasus 2: Latihan Kasus Tugas

Kegiatan Pembelajaran 4

F. Rangkuman

1. Perkembangan emosi pada masa remaja awal bersifat sensitif dan reaktif kritis emosi cenderung memuncak dan kurang stabil, emosinya sering bersifat negatif dan temperamental. Selain itu munculnya perasaan baru seperti perasaan cinta, rindu, dan keinginan untuk berkenalan lebih intim dengan lawan jenis. 2. Kecerdasan emosi memiliki lima wilayah, yaitu 1 mengenali emosi diri; 2 mengelola emosi diri; 3 memotivasi diri sendiri; 4 mengenali emosi orang lain; 5 membina hubungan. 3. Pada masa remaja berkembang social cognition, yaitu kemampuan untuk memahami orang lain, dan konformitas. 4. Perubahan perilaku sosial yang paling menonjol pada masa remaja adalah hubungan dengan lawan jenis, dan senang mengikuti berbagai aktivitas sosial. 5. Penerimaan sosial oleh teman sebaya sangat penting karena berkaitan dengan harga diri, karena itu remaja harus mampu mengendalikan emosi dan memiliki keterampilan sosial. Empat status hubungan sosial teman sebaya, yaitu anak popular, anak yang diabaikan, anak yang ditolak, dan anak kontroversial. 209.

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

210. Lakukanlah uji diri secara jujur dan cermat seperti dijelaskan pada pembelajaran ke-1. Anda dianjurkan bekerja keras dan disiplin menggunakan kasus di kelas Anda, mempelajari instrumen identifikasi yang relevan, metodologi pembelajaran serta cara mengembangkan iklim belajar yang kondusif secara kreatif untuk mengembangkan kecerdasan emosi dan perkembangan keterampilan sosial.

H. Pembahasan Latihan Tugas Kasus

1. Beberapa alasan mengapa peserta didik perlu dibimbing untuk belajar mengendalikan emosi, diantaranya yaitu berkaitan dengan penerimaan sosial. Setiap kelompok sosial mengharapkan anak dapat mengekspresikan emosi dan berperilaku sesuai dengan norma-norma sosial. Penerimaan teman sebaya amat penting bagi remaja untuk meningkatkan harga dirinya sehingga dapat mengurangi risiko kenakalan remaja. Pengendalian emosi yang baik tidak hanya memberikan keberhasilan dalam kehidupan pribadi dan persahabatan, akan tetapi pada bidang akademik dan dunia kerja. 2. Pada masa remaja berkembang sikap konformitas yaitu kecenderungan untuk meniru, mengikuti opini, pendapat,nilai, sikap, kegemaran atau orang lain. Konformitas dilakukan karena tekanan dari teman sebaya ingin diterima oleh kelompoknya. Konformitas dapat bersifat positif atau negatif. Bila remaja memiliki kemampuan dalam memilih teman sebaya yang baik, maka remaja cenderung melakukan konformitas yang positif. Dengan demikian remaja memiliki standar nilai-nilai sosial, nilai-nilai moral yang berlaku di masyarakat, sehingga terhindar dari kenakalan remaja. 3. Berikut ini adalah yang dapat dilakukan oleh Pak Amir dan Bu Zainab. a Identifikasi gejala dan masalah: 1 Pak Amir: dari informasi yang terhimpun anak asuhnya bermasalah dalam pengendalian emosi atau memiliki kecerdasan emosi yang kurang baik