c penghayatan rohaniahnya cenderung skeptik diliputi kewas-wasan
sehingga banyak yang enggan melakukan berbagai kegiatan ritual yang selama ini dilakukannya dengan penuh kepatuhan.
283. Karakteristik penghayatan keagamaan pada masa remaja akhir
yang ditandai, antara lain sebagai berikut ini. 284.
a sikap kembali, pada umumnya, ke arah positif dengan tercapainya kedewasaan intelektual, bahkan agama dapat menjadi pegangan hidupnya
menjelang dewasa; 285.
b pandangan dalam hal ke-Tuhan-an dipahamkannya dalam konteks agama yang dianut dan dipilihnya;
286. c penghayatan rohaniahnya kembali tenang setelah melalui proses
identifikasi dan merindu puja ia dapat membedakan antara agama sebagai doktrin atau ajaran dan manusia penganutnya, yang baik saleh dari yang
tidak. Ia juga memahami bahwa terdapat berbagai aliran paham dan jenis keagamaan yang penuh toleransi seyogianya diterima sebagai kenyataan
yang hidup di dunia ini.
c. Karakteristik Perilaku Penghayatan Keagamaan dan Spiritual Peserta Didik
287. Menurut Makmun 2009;134, gambaran umum perilaku religius
pada masa remaja awal, mulai mempertanyakan secara kritis dan skeptis mengenai keberadaan dan sifat kemurahan serta keadilan Tuhan.
Penghayatan keagamaan sehari-hari dilakukan mungkin berdasarkan atas pertimbangan adanya semacam tuntutan yang memaksa dari luar
dirinya, masih mencari dan mencoba menemukan pegangan hidupnya. Berkenaan dengan penghayatan keagamaannya cenderung skeptis,
sehingga banyak yang enggan melakukan kegiatan ibadah yang selama ini dilakukannya dengan kepatuhan. Oleh karena itu diperlukan bimbingan
dan pendidikan yang efektif dari orangtua dan guru agar peserta didik memiliki kesadaran beragama yang baik, memiliki keimanan dan
ketaqwaan yang tinggi, sehingga peserta didik memiliki akhlak mulia. Selain itu mampu mengatasi gejolak emosi serta berbagai permasalahan
yang muncul pada masa remaja dengan baik, dan dapat mencegah peserta didik terlibat pada kenakalan remaja
Kegiatan Pembelajaran 5
288. Tanda-tanda kecerdasan spiritual SQ yang telah berkembang
dengan baik , menurut Zohar dan Marshal 2007:14 adalah 1 bersikap flexibel adaptif secara spontan, aktif; 2 tingkat kesadaran diri yang
tinggi; 3 kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan penderitaan; 4 kemampuan untuk menghadapi dan melampau rasa
sakit; 5kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan misi; 6 Keengganan untuk untuk menyebabkan kerugian yang tidak perlu; 7 Kecenderungan
untuk melihat ketertarikan antara berbagai hal holistik view; 8 Kecenderungan untuk bertanya untuk mencari jawaban yang mendasar;
9 menjadi apa yang disebut oleh para psikologi sebagai bidang mandiri, yaitu kemudahan untuk bekerja melawan konvensi.
289. Berkenaan kecerdasan spiritual yang diungkapkan oleh Ginanjar
berhubungan dengan agama, berkaitan dengan ibadah, keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah. Memberi makna kepada setiap perilaku dan
kegiatan hanya berprinsip karena Allah. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa peserta didik yang memiliki kecerdasan spiritual tinggi
adalah peserta didik memiliki keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah yang tercermin dalam ketaatannya dalam beribadah dengan lkhlas dan
memiliki akhlaq mulia. Sikap dan perilaku peserta didik yang cerdas secara spiritual antara lain, kesadaran dalam menjalankan ibadah,
memiliki prinsip hidup sebagai pedoman dalam berperilaku yang bersumber dari nilai-nilai agama, jujur, tanggungjawab, memiliki motivasi
tinggi dalam belajar, senang belajar, disiplin, peduli dan kasih sayang terhadap orang lain, sabar dan tabah serta tawakal dalam menghadapi
kesulitan, ikhlas, selalu bersyukur, pemaaf, kreatif dan berani mencoba hal-hal yang baru.
d. Identifikasi Perilaku Moral atau Kecerdasan Spiritual Peserta Didik
290. Guru dapat melakukan identifikasi perilaku moral atau kecerdasan
spiritual peserta didik dengan cara membandingkan ciri-ciri remaja dengan perilaku moral atau kecerdasan spiritual baik dengan kondisi ril
peserta didik. Ciri-ciri perilaku moral atau kecerdasan spiritual peserta didik yang ril dapat dikoleksi antara lain melalui: