Tabel 3. Pengelompokan Anak berdasarkan Penyebaran IQ
18. I
19. Kl a
si fi
k a
si 20.
21. Keterangan
Einstein Yusuf, 2014:. 26.
130– 139
27. S
angat cerdas
28. 29.
Anak-anak yang sangat cerdas lebih cakap dalam membaca, memiliki pengetahuan bilangan yang
sangat baik, perbendaharaan kata yang luas dan cepat memahami pengertian yang abstrak. Umumnya,
faktor kesehatan, kekuatan, dan ketangkasan lebih menonjol daripada anak normal.
30. 120
– 129
31. C
erdas 32.
6 33.
Kelompok ini sangat berhasil dalam pekerjaan sekolahakademik, seringkali mereka berada di kelas
biasa. Pimpinan kelas biasanya berasal dari kelompok ini.
34. 110
– 119
35. N
ormal tinggi
36. 1
37. Kelompok ini merupakan kelompok individu
yang normal, namun pada tingkat yang tinggi 38.
90 - 109
39. N
ormal 40.
6 41.
Kelompok ini merupakan kelompok rata-rata atau normal average, dan merupakan kelompok
terbesar persentasenya dari populasi penduduk. 42.
80 - 89
43. N
ormal rendah
44. 1
45. Kelompok ini termasuk kelompok normal, rata-
rata atau sedang namun pada tingkat terbawah, belajarnya agak lamban. Mereka dapat menyelesaikan
sekolah tingkat SLP , akan tetapi menghadapi kesulitan untuk dapat menyelesaikan tugas-tugas di
SLA.
46. 70 -
79 47.
B odoh
48. 6
49. Kelompok ini berada di perbatasan antara
kelompok terbelakang dan kelompok normal. Anak kelompok ini dapat bersekolah di SLP., meskipun
mengalami banyak kesulitan dan hambatan, Akan tetapi sulit sekali menyelesaikan di kelas-kelas terakhir
SLP
50. 50 -
69 51.
T unagrahit
a ringan 52.
53. Anak debil sampai batas tertentu dapat
belajar membaca, menulis, dan melakukan perhitungan-perhitungan yang sederhana dapat
diberikan pekerjaan rutin yang tidak memerlukan perencanaan dan pemecahan. Anak debil banyak
bersekolah di SLB.
54. 30-
40 55.
T unagrahit
a sedang 56.
57. Kecerdasannya sama dengan anak normal
usia 7 tahun.. Anak imbesil tidak bisa dididik di sekolah biasa.
58. 0 -
29 59.
T unagrahit
a berat 60.
61. Idiot merupakan kelompok individu
terbelakang yang paling rendah. Jarang ditemukan baik di sekolah umum maupun sekolah luar biasa
62. Sumber: Yusuf. 2014:111-112
63.
Kemampuan intelektual atau inteligensi merupakan salah satu aspek perbedaan individual yang perlu dicermati. Setiap peserta didik memiliki
Kegiatan Pembelajaran 2
taraf inteligensi IQ yang berbeda. Ada yang memiliki taraf inteligensi yang tinggi, rata-rata, ada yang rendah. Dengan adanya perbedaan
individual dalam aspek inteligensi maka guru akan menghadapi peserta didik yang sangat cerdas, anak yang cepat belajar, mudah memecahkan
masalah, memiliki kemampuan bilangan yang baik dan memiliki pembendaharaan kata yang luas, memiliki kemampuan berpikir abstrak
yang baik. Sebaliknya guru juga akan menghadapi peserta didik yang kurang cerdas atau yang lambat belajar. Dengan demikian seyogyanya
guru merancang pembelajaran yang sesuai dengan perbedaan kemampuan intelektual peserta didik
b Tahapan Perkembangan Berpikir
64. Kemampuan berpikir dikenal sebagai perkembangan kognitif. Guru sebagai pendidik perlu memahami secara mendalam mengenai
perkembangan kognitif peserta didik. Dengan memahami kognitif peserta didik maka guru dapat melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
kemampuan kognitifnya. 65. Teori perkembangan kognitif dikemukakan oleh Jean Piaget, seorang
psikolog berkembangsaan Swiss. Menurut Piaget Santrock, 2010:46 dalam memahami dunia mereka secara aktif, anak akan menggunakan
skema. Skema adalah konsep atau kerangka yang ada dalam pikiran anak yang digunakan untuk mengorganisasikan dan menginterpretasikan
informasi, yang diperoleh dari pengalaman. Perkembangan fungsi-fungsi kognitif berlangsung mengikuti prinsip mencari keseimbangan
equilibrium dengan menggunakan dua cara yaitu asimilasi dan akomodasi.
1 Asimiliasi digunakan apabila individu memandang bahwa hal-hal yang baru dapat disesuaikan dengan kerangka berpikir yang dimilikinya struktur
kognitif, atau memasukan pengetahuan yang baru ke dalam pengetahuan yang sudah ada. Contoh. Seorang anak yang belum pernah
mengoperasikan komputer, berdasarkan hasil pengalaman dan pengamatannya ia mengetahui cara menghidupkan komputer dengan
menekan tombol. Perilaku ini sesuai dengan kerangka berpikirnya asimilasi.
2 Akomodasi digunakan apabila individu memandang bahwa objek-objek atau masalah yang baru tidak dapat diselesaikan dengan kerangka berpikir yang
telah ada, maka ia akan mengubah kerangka berpikirnya. Akomodasi terjadi ketika anak harus menyesuaikan diri dengan informasi baru. Pada contoh
di muka, ketika anak mencoba lebih lanjut menekan tombol-tombol lainnya ia melakukan kesalahan. Dengan kejadian ini dia menyadari bahwa dia
membutuhkan bantuan untuk mempelajari mengoperasikan komputer dari orang lain, mungkin dari teman atau guru. Penyesuaian yang dilakukan anak
dalam pendekatan ini menunjukkan kesadaran akan perlunya mengubah kerangka berpikirnya akomodasi.
66. Melalui observasi yang cermat bertahun-tahun Piaget membagi tahapan perkembangan kognitif menjadi seperti berikut ini.