Tabel 4. Tahapan Piaget mengenai Perkembangan Kognitif 68. Tahapan Karakteristik

Kegiatan Pembelajaran 2

68. Tahapan 69. Karakteristik

nal formal 77. 11 atau 12 s.d. 78. 14 atau 15 79. tahun hipotesis secara sistematis.  Menaruh perhatian terhadap masalah hipotesis, masa depan, dan masalah ideologis 80. 81. Sumber: Santrock, 2010:47-56 c Karakteristik Perkembangan Kognitif Peserta Didik 82. Tahap perkembangan berpikir pada masa remaja menurut Piaget Santrock, 2012:56 berada pada tahap berpikir operasional formal. Karakteristik yang paling menonjol dari pemikiran operasional formal adalah. anak tidak lagi terbatas oleh pengalaman-pengalaman yang konkret sebagai titik titik tolak pemikirannya. Tahap ini ditandai oleh kemampuan berpikir abstrak, idealistik, dan berpikir lebih logis seperti menyusun rencana, memecahkan masalah, dan secara sistematis menguji solusinya. Tipe pemikirian logis ini disebut juga pemikiran deduktif hipotesis hypothetical-deductive-reasoning. 83. Peserta didik tingkat SMP berada pada fase formal operasional, namun tahap pemikiran operasional formal bukan tahap yang homogen. Tidak semua peserta didik memiliki kemampuan berfikir formal operasional yang sempurna, banyak kemampuan abstrak peserta didik masih terbatas Santrock, 2012:2017. Banyak peserta didik SMP yang berada pada masa remaja awal masih melakukan konsolidasi terhadap pemikiran konkretnya atau baru mencapai tahap awal dalam kemampuan berpikir operasional formal. Menurut Broughton Santrock,2012 127 tahap berpikir operasional formal memiliki 2 subperiode: 1 pemikiran operasional formal awal, karakteristik yang menonjol pada periode ini adalah asimilasi 2 pemikiran operasional akhir, karakteristik yang menonjol pada periode ini adalah pemikiran akomodasi. 84. Keragaman individual dalam kognisi remaja sangat luas, selain terdapat keragaman dalam kemampuan berfikir operasional fomal, terdapat pula keragaman dalam bidang isi dari pemikiran operasional formal. Contohnya, peserta didik berpikir operasional formal ketika menghadapi soal aljabar, tetapi tidak demikian ketika memecahkan persoalan verbal. Remaja cenderung menggunakan pemikiran operasional formal di bidang-bidang yang mereka memiliki pengalaman dan pengetahuan paling banyak. 85. Proses berpikir peserta didik SMP sudah mampu mengoperasikan kaidah-kaidah logika formal seperti asosiasi, diferensiasi, komparasi, termasuk abstrak meskipun masih relatif terbatas. Kecakapan dasar intelektual umum general intelligence mengalami perkembangan yang paling pesat terutama bagi remaja yang bersekolah sedangkan kecakapan khusus atau bakat aptitude mulai menunjukkan kecenderunan-kecenderungan secara lebih jelas. Dengan demikian pendidikan menjadi faktor yang sangat menentukan dalam perkembangan kognisi dan kematangan kemampuan intelektual peserta didik. 86. Banyak peserta didik SMP masih melakukan konsolidasi terhadap pemikiran konkretnya atau baru mencapai tahap awal dalam kemampuan berpikir operasional formal, dan karakteristik menonjol pada periode ini adalah asimilasi. Oleh karena ketika akan mengajar materi pembelajaran yang agak kompleks, maka sebaiknya menggunakan alat-alat peraga dan media visual serta contoh-contoh yang sesuai dengan taraf pemahaman dan pengalamannya.

2. Kecerdasan Majemuk

87. Menurut Gardner Sukmadinata, 2011:95, tingkat inteligensi atau IQ bukan satu-satunya yang dapat meramalkan keberhasilan seseorang tetapi ada kecerdasan dalam spektrum yang lebih luas, yaitu kecerdasan majemuk multiple intelligent. Setiap anak memiliki kecenderungan dari delapan kecerdasan, meskipun memiliki tingkat penguasaan yang berbeda, yaitu: a. Kecerdasan bahasa verbal-linguistic intelligence, kecakapan berpikir melalui kata-kata, menggunakan bahasa untuk menyatakan dan memaknai arti yang kompleks penulis, ahli bahasa, sastrawan, jurnalis, orator, penyiar.