Pengendalian Emosi Perkembangan Emosi

masa remaja awal bersifat sensitif dan reaktif kritis yang sangat kuat terhadap berbagai peristiwa atau situasi sosial, emosi cenderung memuncak dan kurang stabil, emosinya sering bersifat negatif dan temperamental mudah marahtersinggung, atau mudah sedihmurung. Kondisi ini terutama pada remaja yang hidup di lingkungan yang tidak harmonis khususnya lingkungan keluarga. 169. Reaksi-reaksi dan ekspresi-ekspresi emosi yang masih labil dan belum terkendali seperti pernyataan marah, gembira dan kesedihannya mungkin masih dapat berubah-ubah silih berganti dalam tempo yang cepat. Dengan demikian penting sekali memberikan bimbingan untuk meningkatkan kemampuan pengendalian emosi peserta didik yang diintegrasikan dalam kegiatan pembelajaran.

c. Kecerdasan Emosi

170. Konsep kecerdasan emosi semakin popular dan meluas serta menyadarkan masyarakat tentang pentingnya kecerdasan emosi dalam mencapai keberhasilan. Hal itu terjadi setelah Goleman menerbitkan buku Emotional Intelligence tahun 1995. Kecerdasan emosi memiliki peran yang penting dalam pendidikan, maupun dunia kerja bahkan ke semua bidang kehidupan yang melibatkan hubungan antarmanusia. Menurut Goleman 1997:57 setiap orang tentu memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam wilayah kecerdasan emosi, mungkin beberapa orang yang amat terampil dalam menangani kecemasan sendiri akan tetapi sulit mengatasi rasa marah. Remaja yang memiliki kecerdasan emosi yang tinggi cenderung memiliki semangat belajar yang tinggi dan disukai oleh teman-temannya. 171. Kecerdasan emosional bukan lawan dari kecerdasan intelektual, tapi kedua kecerdasan tersebut saling berinteraksi secara dinamis. Untuk menguasai materi pelajaran atau prestasi akademik dibutuhkan kecerdasan kognitif atau intelektual. Namun untuk mengoptimalkan potensinya serta keberhasilan dalam berbagai setting kehidupan diperlukan kecerdasan emosional, sosial, dan spiritual.