1 Menunjukkan kemampuan mengembangkan budaya belajar untuk pemberdayaan diri;
2 Menujukkan kemampuan menganalisis fenomena alam dan sosial sesuai dengan kekhasan daerah masing-masing;
Siswa-siswi lebih cepat memahami peristiwa fisika melalui kejadian yang ada di sekitar lingkungan mereka.
3 Menguasai pengetahuan yang diperlukan untuk mengikuti pendidikan di perguruan tinggi.
c. Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran Fisika SMA
Standar kompetensi lulusan mata pelajaran fisika SMA memuat kompetensi yang harus dipunyai bila siswa lulus pelajaran fisika
selama SMA. Maka kompetensi ini berlainan dengan kompetensi yang dipunyai siswa yang belajar bahasa Inggris, Sejarah, ataupun
Matematika. Kompetensi sendiri memang berisi sikap, pengertian, perilaku yang khas siswa yang belajar fisika. Jelas bagi guru fisika,
kompetensi ini
perlu dicermati
dalam menyusun
dan mengembangkan KTSP bidang fisika. Kompetensi ini adalah
minimal, yang tentunya bagi sekolah yang mampu, dapat membuat kompetensi lebih tinggi. Secara rinci kompetensi itu Permen 23,
tahun 2006 dalam Suparno 2007 : 59-60 sebagai berikut: 1 Melakukan percobaan, antara lain merumuskan masalah,
mengajukan dan menguji hipotesis, menentukan variabel, merancang dan merakit instrumen, mengumpulkan, mengolah dan
menafsirkan data, menarik kesimpulan serta mengkomunikasikan hasil percobaan secara lisan dan tertulis;
2 Memahami prinsip-prinsip
pengukuran dan
melakukan pengukuran besaran fisika secara langsung dan tidak langsung
secara cermat, teliti dan obyektif; 3 Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan
mekanika benda titik, kekekalan energi, impuls, dan momentum; 4 Mendeskripsikan konsep dan prinsip konservasi kalor sifat gas
ideal, fluida dan perubahannya yang menyangkut hukum termodinamika serta penerapanya dalam mesin kalor;
5 Menerapkan konsep dan prinsip optik dan gelombang dalam berbagai penyelesaian masalah dan produk teknologi;
6 Menerapkan kosep dan prinsip kelistrikan dan kemagnetan dalam berbagai masalah dan produk teknologi.
Karena desain pembelajaran bersifat kontekstual maka penulis hanya akan mengambil satu pokok pemikiran yang dapat diterapkan di
Kabupaten Kutai barat. Yaitu siswa-siswi diharapkan dapat mengerjakan berbagai macam soal fisika dan dapat mengetahui
beberapa gejala alam di sekitar konteks yang ada kaitannya dengan fisika.