inteligensi yang paling banyak dipunyai siswa, akan lebih banyak digunakan Suparno, 2007: 26.
F. Konsep Berpikir Kritis
1. Berpikir kritis
Menurut Elaine B. Johnson, PH.D 2010 : 185 berpkir kritis adalah kemampuan untuk mengatakan sesuatu dengan penuh percaya
diri, β Ide saya bagus karena berdasarkan alasan yang logis,β atau βIde anda bagus karena didukung oleh bukti yang kuat.β Berpikir
kritis memungkinkan siswa untuk menemukan kebenaran di tengah banjir kejadian dan informasi yang mengelilingi mereka setiap hari.
Berpikir kritis adalah proses sistematis yang memungkinkan siswa untuk merumuskan dan mengevaluasikan keyakinan dan pendapat
mereka sendiri. Berpikir kritis adalah sebuah proses terorganisasi yang memungkinkan siswa mengevaluasi bukti, asumsi, logika, dan
bahasa yang mendasari pernyataan orang lain berdasarkan kemampuan yang telah dimiliki. Tujuan dari berpikir kritis adalah
untuk mencapai pemahaman yang mendalam. Pemahaman membuat kita mengerti maksud di balik ide yang mengarahkan hidup kita
setiap hati. Pemahaman mengungkapkan makna di balik suatu kejadian.
2. Pentingnya Berpikir Kritis
Sekolah belajar menggunakan pikiran dengan baik, berpikit kreatif menghadapi
persoalan-persoalan penting,
serta menanamkan
kebiasaan untuk berpikir Sizer, 1992 dikutip Johnson 2010 : 181.
Mengingat pentingnya
melatihkan berpikir
kritis selama
pembelajaran, guru-guru seharusnya memberikan perhatian pada keterampilan tersebut selama pembelajaran karena siswa yang
memiliki kemampuan berpikir yang baik, maka baik pula kemampuannya dalam menyusun strategi dan taktik agar dapat
meraih kesuksesan dalam persaingan global di masa depan. Melalui berpikir kritis, siswa diajak berperan serta secara aktif dan efektif
untuk membangun pengetahuannya sendiri King, 1994; Mayborn dan Lesher, 2000; Sullenger et al., 2000 dalam NN, 2011.
Berpikir kritis dapat dikembangkan dengan memperkaya pengalaman siswa yang bermakna. Pengalaman tersebut dapat berupa
kesempatan berpendapat secara lisan maupun tulisan layaknya seorang ilmuwan Curto dan Bayer, 2005 dalam Feldman, 2010 :21.
Bila didasarkan kepada tingkat perkembangan kognitif Piaget, 1981 dikutip Triyanto, 2010 : 70 maka usia siswa sekolah menengah
termasuk ke dalam tingkat berpikir operasional formal, dimana seorang anak dapat berpikir logis, berpikir dengan pemikiran teoritis,
dan dapat mengambil kesimpulan. Maka pada tahap ini, proses berpikir kritis sudah dapat dikembangkan.
G. Metode Mengajar
Dari pengalaman yang penulis jumpai selama belajar di SMA kabupaten Kutai Barat Kaltim, penulis mencoba merumuskan
beberapa metode mengajar fisika yang sesuai dengan konteks wilayah sebagai berikut: