Kutai yang telah ditetapkan berdasarkan UU. Nomor 47 Tahun 1999. Kabupaten Kutai Barat terbagi menjadi 21 Kecamatan dan 238
Kampung. Letak Desa-desa pada umumnya berada di Daerah tepian sungai 119 desa, di daerah dataran 86 desa dan di
lerengpunggung bukit 18 desa. Mayoritas Penduduk Kabupaten Kutai Barat adalah Masyarakat Adat yang terdiri dari bermacam
suku, bahasa, adat-istiadat serta kultur dan budayanya. Konsepsi kepemilikan wilayah-wilayah Adat kawasan kelola dipahami
mereka secara utuh dalam satu kesatuan berdasarkan faktor genealogis dan teritorial yang ada, berdasarkan asal-usul sejarah
yang sudah ada secara turun-temurun jauh sebelum Repulik Indonesia ada. Kabupaten Kutai Barat dibagi menjadi beberapa
kecamatan dan setiap kecamatan dibagi menjadi beberapa kampung, setingkat
desa atau
kelurahan. http:id.wikipedia.orgwikiKabupaten_Kutai_Barat
2. Ciri Khas Kutai Barat
Secara umum kebanyakan masyarakat Kutai Barat menjadi tani dan berkebun, menjadi petani yaitu menanam padi di ladang yang
dapat sekali panen. Berkebun yaitu menanam sayur, menoreh pohon karet yang dapat dilakukan setiap hari. Daerah Kutai Barat masih
kaya dengan hasil alamnya, di mana sebagian masyarakat masih tergantung dengan hasil alam seperti rotan, kayu, dammar, babi
hutan, dan sungai-sungai yang juga menjadi transpotasi utama bagi masyarakat pedalaman.
3. Sarana dan Prasarana
Secara umum gambaran sarana dan prasarana belajar di Kabupaten Kutai Barat sudah ada meskipun terbatas tapi jika dibanding dengan
sarana dan prasarana belajar di pulau Jawa sangat ketinggalan. Hal ini dapat dilihat bahwa tidak semua sekolah di Kabupaten Kutai Barat
memiliki Laboratorium. Sarana dan prasarananya sangat terbatas dan pada umumnya hampir tidak layak lagi digunakan buat belajar fisika
karena alatnya ada yang rusak. Misalnya di sekolah tempat penulis dulu sekolah, karena keterbatasan alat atau tidak punya sama sekali
akhirnya siswa-siswi tidak jadi praktikum.
4. Kebiasaan Belajar Siswa
Kebiasaan belajar siswa adalah sistim belajar yang kurang tertata dengan baik. Maksudnya siswa-siswi pada umumnya hanya
menunggu tugas ataupun penjelasan dari guru. Yang namanya mengkonstruksi pengetahuan sendiri sangat jarang kita lakukan,
maka dalam pola pikir kita terbentuk belajar itu harus ada guru dan
penjelasan darinya. 5.
Lingkungan dan Keluarga
Lingkungan dan keluarga pada umumnya cukup mendukung kita dalam belajar. Hal ini dapat terlihat dengan dorongan yang diberikan
oleh orang tua agar kita rajin belajar. Selain itu mereka juga menaruh harapan pada kita kalau suatu hari nanti kitalah yang memimpin diri
sendiri, keluarga dan masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.