190
2012AnnualReport• BNI
4. Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas berhubungan dengan adanya kemungkinan bank tidak mampu memenuhi
kewajiban terhadap deposan, investor dan kreditur, yang diantaranya disebabkan
keterbatasan akses pendanaan atau ketidakmampuan untuk melikuidasi aset yang
dimiliki dengan harga yang wajar.
Pengelolaan risiko likuiditas ini bertujuan untuk meminimalkan kemungkinan ketidakmampuan
Bank dalam memperoleh sumber pendanaan arus kas, dan membangun kekuatan likuiditas
struktural neraca bank untuk mendukung pertumbuhan jangka panjang yang
berkesinambungan.
Tata Kelola dan Organisasi
Manajemen Risiko Likuiditas dilakukan oleh Divisi Manajemen Risiko Bank dan Divisi
Tresuri. Kebijakan Manajemen Risiko Likuiditas beserta Standard Operating Procedure
disusun oleh Divisi Manajemen Risiko Bank, selanjutnya dilaksanakan oleh Divisi Tresuri
yang dijabarkan ke dalam manajemen strategi likuiditas. Divisi Manajemen Risiko Bank juga
melakukan monitoring terhadap pelaksanaan manajemen likuiditas yang dilakukan oleh Divisi
Tresuri tersebut.
Kebijakan dan Prosedur
Divisi Manajemen Risiko Bank menyusun Kebijakan Manajemen Risiko Likuiditas berupa
Pedoman Pelaksanaan Manajemen Risiko Likuiditas, yang lebih lanjut dijabarkan ke
dalam Standard Operating Procedure panduan pelaksanaan manajemen risiko likuiditas, antara
lain berupa: a. Ketersediaan Alat Likuid: Giro Wajib
Minimum, Secondary Reserve, Indikator Peringatan Dini, dll
b. Pengukuran Risiko Likuiditas: Rasio Likuiditas, Proyeksi Arus Kas, Profil
Maturitas, Stress testing, dll c. Pemantauan
d. Pengendalian e. Penetapan Limit Likuiditas
Proses
Selain menjaga dan mempertahankan Primary Reserves, BNI juga menjaga dan
mempertahankan Secondary Reserves untuk memastikan likuiditas berada pada level yang
aman. Sebagai cadangan Secondary Reserves, BNI menjaga dan mempertahankan Tertiary
Reserves
. Penetapan dan pemantauan limit
Manajemen Risiko
Risk Management
4. Liquidity Risk
Liquidity risk relates to the possibility that the bank is unable to meet obligations to
depositors, investors and creditors, some of them were caused by limited access to
financing or the inability to liquidate assets at a reasonable price.
Liquidity risk management aims to minimize the possibility of the Bank’s inability to obtain
financing source of cash flow, and build strong structural liquidity bank’s balance sheet to
support long-term sustainable growth.
Governance and Organization
Liquidity Risk management is conducted by the Enterprise Risk Management Division
and the Treasury Division. Liquidity Risk Management Guidelines and its Standard
Operating Procedures are prepared by Enterprise Risk Management Division, and
then implemented by the Treasury Division which elaborated into a liquidity management
strategy. The Enterprise Risk Management Division also monitors the implementation of
liquidity management by the Treasury Division.
Policies and Procedures
The Enterprise Risk Management Division prepares Liquidity Risk Management Policy
in the form of Liquidity Risk Management Guidelines, which is further described in the
Standard Operating Procedure manual for liquidity risk management practices, which
include: a. Liquid Instrument Availability: Statutory
Reserve, Secondary Reserve, Early Warning Indicators, etc.
b. Measurement of Liquidity Risk: Liquidity Ratio, Cash Flow Projection, Maturity
Profile, Stress testing, etc. c. Monitoring
d. Controlling e. Liquidity Limits setting
Process
In addition to maintaining and sustaining the Primary Reserves, BNI also keep and maintain
Secondary Reserves to ensure liquidity is at a safe level. As a backup for Secondary
Reserves, BNI keep and maintain Tertiary Reserves. Setting and monitoring of limits,
namely the Secondary Reserve Ideal Ideal
191
LaporanTahunan2012• BNI
yaitu limit Secondary Reserve Ideal SR Ideal dan limit on-shore loan dilakukan secara
berkala oleh Divisi Manajemen Risiko Bank. Sedangkan ketersediaan atas keseluruhan
reserves
dipantau secara harian, mingguan, dan bulanan oleh Divisi Tresuri.
Perangkat dan Metode
Dalam mengelola risiko likuiditas, BNI menggunakan proyeksi arus kas harian
dan profil maturitas bulanan, baik secara kontraktual maupun behavioral, agar dapat
menetapkan strategi yang sesuai dan akurat untuk mengantisipasi kondisi likuiditas bank di
masa mendatang.
Pengungkapan profil maturitas Rupiah dan Valas Bank secara individu dan konsolidasi
dimuat dalam Tabel 9.1.a dan b, Tabel 9.2.a dan b.
Perhitungan profil maturitas tersebut sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia dan tidak
termasuk profil maturitas perusahaan anak yang bergerak dalam bidang asuransi.
Salah satu kekuatan dari proses pemantauan risiko BNI adalah ketersediaan informasi profil
likuiditas bank. Informasi tersebut tersedia di aplikasi Executive Information Management
EIS, yang dapat menyajikan informasi perkembangan dana maupun pinjaman secara
harian sehingga dapat pula dihasilkan profil arus kas harian dan profil maturitas bulanan
yang dapat digunakan sebagai salah satu sistem pemantauan dan pengelolaan risiko
likuiditas bank.
Indikator Peringatan Dini
Indikator peringatan dini dijabarkan dalam indikator Secondary Reserve pada kondisi
normal atau kondisi tight baik untuk Rupiah maupun valuta asing, antara lain tren tingkat
suku bunga BI Rate, JIBOR, SIBOR, LIBOR, suku bunga rata-rata Deposito Bank Pesaing
ataupun spread Credit Default Swap yang naik signifikan sesuai batasan yang telah
ditetapkan, tren cadangan devisa yang turun signifikan sesuai batasan yang telah
ditetapkan, tren dana nasabah dominan Top 10 yang cenderung menurun secara signifikan
sesuai batasan yang telah ditetapkan, dan lain- lain.
SR limit and on-shore loan limit is conducted periodically by Enterprise Risk Management
Division. While the availability of the whole reserves are monitored on a daily, weekly, and
monthly by the Treasury Division.
Tools and Methods
In managing liquidity risk, BNI use the daily cash flow projections and monthly maturity
profile, both contractual and behavioral, in order to establish the appropriate and accurate
strategies to anticipate liquidity conditions in the future.
Disclosure of Rupiah and foreign exchange maturity profiles - bank only and consolidated
- is presented in Table 9.1.a, Table 9.1.b, Table 9.2.a, and Table 9.2.b
The calculation of maturity profile is following regulations of Bank Indonesia and does not
include the maturity profile of subsidiaries in the insurance business.
One of the strengths of BNI risk monitoring process is the availability of the Bank’s
liquidity profile information. The information is available in the Executive Information
Management EIS application, which can provide information on the progress of funds
and loans on a daily basis, giving the daily cash flow profile and the monthly maturity profile
that can be used as a system for monitoring and managing liquidity risk.
Early Warning Indicators
Early warning indicators are outlined in the Secondary Reserve indicators in normal
conditions or in tight conditions for Rupiah and foreign currencies, such as the trend rate
of the BI Rate, JIBOR, SIBOR, LIBOR, the average interest rate of Deposit at competitor
banks, or Credit Default Swap spreads are rose significantly with the limits that have
been set, the trend of foreign exchange reserves dropped significantly with limitations
defined, dominant customer funds Top 10 tend to decline significantly according to a
predetermined limit, etc.
192
2012AnnualReport• BNI
Penetapan SR Ideal dalam kondisi tight dapat dipertimbangkan apabila salah satu kondisi
indikator atau parameter terjadi. Penetapan dilakukan oleh Divisi Tresuri selaku unit
bisnis dengan berpedoman pada indikator- indikator di atas atau hal-hal lain sesuai dengan
adjustment Divisi Tresuri dan selanjutnya diinformasikan kepada Divisi Manajemen
Risiko Bank. Selanjutnya penetapan tersebut akan memberlakukan Liquidity Contigency Plan
LCP SR Ideal yang tight.
Indikator-indikator di atas dapat direview sesuai perkembangan kondisi eksternal maupun
internal yang dipicu oleh perkembangan ekonomi baik nasional, regional, maupun
global.
5. Risiko Hukum Tata Kelola dan Organisasi