Corporate Advertisement Marketing Events
276
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Perusahaan mengangkat Sekretaris Perusahaan yang bertugas sebagai
pejabat penghubung antara Perusahaan dengan organ perusahaan
dan pemangku kepentingan yang berpedoman kepada peraturan
Bapepam-LK No. IX.I.4, Peraturan PT Bursa Efek Indonesia BEI No. I-A
butir III.1.8 dan Lampiran II Keputusan Direksi PT BEI No. Kep-305BEJ07-2004
butir C.15. Sekretaris Perusahaan bertanggung jawab kepada Direksi serta
melaporkan pelaksanaan tugasnya kepada Dewan Komisaris.
Berdasarkan peraturan tersebut, Sekretaris Perusahaan mempunyai
tugas pokok sebagai berikut: 1. Mengikuti perkembangan pasar
modal khususnya peraturan- peraturan yang berlaku di bidang
pasar modal. 2. Memberikan pelayanan kepada
masyarakat atas setiap informasi yang dibutuhkan pemodal berkaitan
dengan kondisi emiten atau perusahaan publik.
3. Memberikan masukan kepada Direksi Perusahaan untuk mematuhi
ketentuan UU No.8 Tahun 1995 tentang pasar modal dan peraturan
pelaksanaannya.
4. Sebagai penghubung antara perusahaan publik dengan
Bapepam-LK dan masyarakat. 5. Menyiapkan daftar khusus yang
berkaitan dengan anggota Direksi, Komisaris dan keluarganya, baik
dalam Perusahaan Tercatat maupun ailiasinya yang antara
lain mencakup kepemilikan saham, hubungan bisnis dan peranan
lain yang menimbulkan benturan kepentingan dengan Perusahaan
Tercatat.
6. Membuat daftar pemegang saham termasuk kepemilikan 5 lima
perseratus atau lebih. 7. Menghadiri rapat Direksi dan
membuat risalah hasil rapat. 8. Bertanggung jawab dalam
penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham RUPS.
Sekretaris Perusahaan
Corporate Secretary
The Company appointed a Corporate Secretary to act as the liaison between
the Company and its corporate organs, as well as with stakeholders in
accordance to Bapepam-LK Regulation No. IX.I.4, Indonesia Stock Exchange
IDX Regulation No. I-A item III.1.8 and Attachment II IDX Director’s
decree No. Kep-305BEJ07-2004 item C.15. The Corporate Secretary is
responsible to the Board of Directors and reports his activities to the Board of
Commissioners.
Based on the above regulations, the main duties of the Corporate Secretary
are as follows: 1. Keeps abreast of capital market
developments, notably on existing capital market regulations.
2. Ofers service to the public on all information required by investors in
relation to the condition of the listed company.
3. Provides inputs to company’s board of directors in complying with
provisions stipulated in Law No.8 Year 1995 on the capital market and
its functional regulations.
4. Acts as the public company liaison with Bapepam-LK and the public.
5. Prepares special lists of share ownership, business relationships,
and other roles that may cause conlict of interests with the
listed companies or its ailiated companies, in relation to members
of boards of directors and commissioners and their families.
6. Prepares a list of shareholders including the 5 ive percent or
above share ownership. 7. Attends boards of directors’
meetings and prepares minutes of meetings.
8. Responsible for conducting General Meetings of Shareholders GMS.
277
BAKRIELAND • Annual Report 2012
Selama 2012 Sekretaris Perusahaan melakukan berbagai kegiatan sebagai
berikut: 1. Memandu Perusahaan untuk
senantiasa patuh terhadap peraturan pasar modal, dan
mengikuti perkembangan peraturan baru untuk selanjutnya
memastikan bahwa Perusahaan mengimplementasikan peraturan-
peraturan tersebut. Perusahaan menerbitkan 4 empat Laporan
Keuangan dan 1 satu Laporan Tahunan.
2. Melakukan korespondensi dengan regulator pasar modal Bapepam-LK
dan BEI maupun lembaga-lembaga penunjang lainnya seperti KSEI, BAE
dan Wali Amanat. Korespondensi yang dilakukan selama 2012
sebanyak 64 enam puluh empat kali.
3. Memberikan keterbukaan informasi terkait Perusahaan yang
disampaikan melalui pelaporan, baik yang diatur maupun tidak, antara
lain dalam bentuk siaran pers, website, mailing list, dan melayani
setiap kebutuhan informasi terkait kondisi Perusahaan. Siaran pers
yang diterbitkan selama 2012 sebanyak 2 dua kali.
4. Mengkoordinasikan penyelenggaraan Rapat Umum
Pemegang Saham Tahunan RUPST. 5. Mengkoordinasikan pelaksanaan
Paparan Publik Public Expose Tahunan.
Akses Informasi Publik
Masyarakat umum dan investor harus mempunyai kesempatan mempunyai
untuk memperoleh informasi mengenai Perusahaan. Teknologi informasi
yang semakin berkembang, membuat keanekaragaman sumber informasi
berbasis elektronik. Kegiatan publikasi dapat diakses melalui situs www.
bakrieland.com, yang memuat informasi terkini seperti kemajuan proyek,
pergerakan harga saham, aksi korporasi, dan informasi lainnya. Bakrieland
juga memiliki mailing list yang dapat memberikan informasi terkini kepada
pihak-pihak yang berkepentingan. Activities undertaken by the Corporate
Secretary in 2012 are as follows: 1. Guided the Company to ensure
compliance with capital market regulations, and kept tabs of new
regulations to further guarantee that the Company implemented such
regulations. The Company issued 4 four Financial Reports and 1 one
Annual Report.
2. Conducted correspondence with Capital Market regulators Bapepam-
LK and IDX and other supporting institutions such as KSEI, BAE and
Trustees. There were 64 sixty four occasions of correspondence carried
out in 2012.
3. Delivered transparent information related to the Company through
various forms of reporting, either planned or ad hoc, among other
means through press releases, the website, mailing lists, and attending
to requests for information pertaining to the Company. A total
of 2 two press releases were issued during 2012.
4. Coordinated the holding of the Annual General Meeting of
Shareholders AGMS. 5. Coordinated the implementation of
the Annual Public Expose.
Public Information Access
The general public and investors have the widest possible access to
information about the Company at anytime through its oicial website
at www.bakrieland.com, which presents recent information on project
progress, share price movement, corporate actions, and other signiicant
information. Bakrieland also has a mailing list which conveys up-to-date
information to its relevant parties.
278
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai Perusahaan,
masyarakat umum dan investor dapat menghubungi Sekretaris Perusahaan
Bakrieland, Tel. 62-21 5257835, Fax. 62-21 5225063, Email: infobakrieland.
com.
Rencana 2013
Pada tahun 2013 mendatang, Sekretaris Perusahaan merencanakan untuk
meningkatkan keikutsertaan dalam kegiatan sosialisasi, dan atau pelatihan
terkait peraturan-peraturan baru pasar modal yang diselenggarakan oleh
regulator maupun Asosiasi Emiten Indonesia.
Proil Sekretaris Perusahaan
Kurniawati Budiman lahir di Jakarta, 21 Agustus 1971, mulai menjabat sebagai
Sekretaris Perusahaan Bakrieland sejak 30 Januari 2013. Bergabung di
Kelompok Usaha Bakrie sejak 2005 dan sebelumnya menjabat sebagai
Chief Administration Oicer Bakrieland Hotels Resorts. Meraih gelar Bachelor
Administrative Studies dari York University, Toronto.
Sekretaris Perusahaan
Corporate Secretary
For further information about the Company, the public and investors
are welcome to contact the Corporate Secretary of Bakrieland, Tel. 62-21
5257835, Fax. 62-21 5225063, Email: infobakrieland.com.
Plans for 2013
In the year 2013, the Corporate Secretary is planning on taking more
active participation in the activity of socialization, andor training programs
related to new regulations in the capital market conducted by regulator
or Indonesian Listed Companies Association.
Proile of Corporate Secretary
Kurniawati Budiman was born in Jakarta, 21 August 1971. She assumed
her position as Bakrieland’s Corporate Secretary on 30 January 2013. She joined
Bakrie Group in 2005 and previously served as Chief Administration Oicer
Bakrieland Hotels Resorts. She holds a Bachelor degree in Administrative
Studies from York University, Toronto.
279
BAKRIELAND • Annual Report 2012
Korespondensi Bapepam-LK dan BEI | Correspondence with Bapepam-LK and IDX
No Perihal Surat
Kepada To Peraturan Regulation
Subject Letter
1 Keterbukaan Informasi - Road Show
dan Conference Bapepam-LK, IDX
Bapepam-LK Regulation No. X.K.1
Information Disclosure - Road Show and Conference
2 Laporan Bulanan Registrasi Pemegang
Efek per 31 Desember 2011 IDX
IDX Regulation No. I-E Item III.3.4.2
Monthly Report of Exchange Registration as of 31 December 2011
3 Laporan Realisasi Penggunaan Dana
Hasil Penawaran Umum per 31 Desember 2011
Bapepam-LK, IDX Bapepam-LK Regulation
No. X.K.4 Report of Fund Realization from the
Public ofering as of 31 December 2011
4 Kesiapan Menjelang Jatuh Tempo
Obligasi dan Sukuk IDX, Bapepam-LK
Letter of BEI S-00259BEI. PPS01-2012
Preparation for maturity of Bonds and Sukuk
5 Informasi Penggantian Auditor
Laporan Keuangan Bapepam-LK, IDX
Bapepam-LK Regulation No. X.K.1
Information on the Change of Financial Report Auditor
6 Laporan Bulanan Registrasi Pemegang
Efek per 31 Januari 2012 IDX
IDX Regulation No. I-E Item III.3.4.2
Monthly Report of Exchange Registration as of 31 January 2012
7 Laporan Perubahan Kepemilikan
Saham 5 atau Lebih Bapepam-LK, IDX
Bapepam-LK Regulation No. X.M.1
Report of Changes of 5 Ownership or Above
8 Konirmasi Kesiapan Dana
Pembayaran Kupon Obligasi I Bakrieland Development Tahun 2008
Dengan Tingkat Bunga Tetap ke-16 IDX
KSEI-4082JKS0212 Conirmation of the Preparation for
the 16th Bonds I Coupon of Bakrieland Year 2008 with Fixed Rate
9 Keterbukaan Informasi - Road show
Conference Bapepam-LK, IDX
Bapepam-LK Regulation No. X.K.1
Information Disclosure - Road Show Conference
10 Laporan Bulanan Registrasi Pemegang
Efek per 29 Februari 2012 IDX
IDX Regulation No. I-E Item III.3.4.2
Monthly Report of Exchange Registration as of 29 February 2012
11 Keterbukaan Informasi - Berkenaan
Dengan Pembelian Saham Limitless World International Services-6 Limited
Limitless-6 Bapepam-LK, IDX
Bapepam-LK Regulation No. X.K.1
Information Disclosure - Related to purchasing of Limitless World
International Services-6 Limited Limitless-6 stocks
12 Konirmasi Kesiapan Dana
Pembayaran Cicilan Imbalan Sukuk Ijarah I Bakrieland Development
Tahun 2009 Seri B Ke-11 IDX
KSEI-6166JKS0312 Conirmation of the Preparation
for Installment Fund Payment of the B Series 11th Sukuk Ijarah I of
Bakrieland Year 2009
13 Laporan Keuangan Konsolidasian per
31 Desember 2011 Bukti Iklan Bapepam-LK, IDX
Bapepam-LK Regulation No. X.K.2
Consolidated Financial Statement as of 31 December 2011 and Proof of
Advertisement 14
Bukti Asli Iklan Laporan Keuangan Konsolidasian Per 31 Desember 2011
IDX IDX Regulation No. I-E
Original Proof of Advertisement of Consolidated Financial Statement as
of 31 December 2011 15
Bukti Asli Iklan Hasil Pemantauan Khusus Kesiapan Pembayaran Atas
Sukuk Ijarah I Seri B Tahun 2009 Bakrieland Development
Bapepam-LK, IDX, Wali Amanat
Bapepam-LK Regulation No. IX.C.11
Original Proof of Advertisement of the Monitoring Result on the Preparation
for B Series Sukuk Ijarah I Year 2009 Bakrieland Development Payment
16 Informasi Rencana Rapat Umum
Pemegang Saham Tahunan dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa
Bapepam-LK, IDX Bapepam-LK Regulation No.
IX.I.1 Information on AGMS and EGMS Plan
17 Penjelasan Terkait Transaksi Saham
Bakrieland Development IDX
Letter of BEI No: S-02283BEI. PPJ03-2012
Explanation of Bakrieland Development, Tbk stock Transactions
18 Laporan Bulanan Registrasi Pemegang
Efek per 31 Maret 2012 IDX
IDX Regulation No. I-E Item III.3.4.2
Monthly Report of Exchange Registration as of 31 March 2012
19 Laporan Realisasi penggunaan Dana
Hasil Penawaran Umum per 31 Maret 2012
Bapepam-LK, IDX Bapepam-LK Regulation
No. X.K.4 Report of Funds Realization from the
Public Ofering as of 31 March 2012 20
Bukti Iklan Pemberitahuan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan
dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa
Bapepam-LK, IDX, BAE, KSEI
IDX Regulation No. I-E Item IV.5 Proof of Advertisement for AGMS and
EGMS Announcement
280
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Korespondensi Bapepam-LK dan BEI | Correspondence with Bapepam-LK and IDX
No Perihal Surat
Kepada To Peraturan Regulation
Subject Letter
21 Pemberitahuan Rapat Umum
Pemegang Saham Tahunan dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa
IDX IDX Regulation No. I-E Item IV.5
Announcement of AGMS and EGMS 22
Perubahan Jadwal Atas Rencana Pelaksanaan Rapat Umum Pemegang
Saham Tahunan dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa
Bapepam-LK, IDX Bapepam-LK Regulation No.
IX.I.1 Changes on Schedule of AGMS and
EGMS Plan 23
Perubahan Jadwal Atas Rencana Pelaksanaan Rapat Umum Pemegang
Saham Tahunan dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa
IDX IDX Regulation No. I-E Item IV.5
Changes on Schedule of AGMS and EGMS Plan
24 Bukti Iklan Pemberitahuan Tentang
Perubahan Waktu Pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan
dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa
Bapepam-LK, IDX Bapepam-LK Regulation No.
IX.I.1 Proof of Advertisement for Changes
on Schedule of AGMS and EGMS Plan
25 Laporan Tahunan Annual Report
2011 Bapepam-LK, IDX
Bapepam-LK Regulation No. X.K.6
Annual Report 2011 26
Peringatan Tertulis I IDX, Bapepam-LK
Letter of BEI No. S-02613BEI. PPJ04-2012
Written Warning I 27
Laporan Keuangan Konsolidasian per 31 Maret 2012
IDX, Bapepam-LK IDX Regulation No. I-E Item
III.1.6.1 Consolidated Financial Statement as
of 31 March 2012 28
Laporan Bulanan Registrasi Pemegang Efek per 30 April 2012
IDX IDX Regulation No. I-E Item
III.3.4.2 Monthly Report of Exchange
Registration as of 30 April 2012 29
Perubahan Agenda Rapat Umum Pemegang Saham
Bapepam-LK, IDX Bapepam-LK Regulation No.
IX.I.1 Changes on Agenda of GMS
30 Bukti Iklan Panggilan Rapat Umum
Pemegang Saham Tahunan Bapepam-LK, IDX
IDX Regulation No. I-E Item IV.5 Proof of Advertisement for AGMS
Invitation 31
Bukti Iklan Panggilan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan
IDX IDX Regulation No. I-E Item IV.5
Proof of Advertisement for AGMS Invitation
32 Konirmasi Kesiapan Dana
Pembayaran Kupon Obligasi I Bakrieland Development Tahun 2008
Dengan Tingkat Bunga Tetap Ke-17 IDX
KSEI-11891JKS0512 Conirmation of the Preparation for
the 17th Bonds I Coupon of Bakrieland Development Year 2008 with Fixed
Rate
33 Keputusan RUPS Tahunan dan Bukti
Iklan Bapepam-LK, IDX
Bapepam-LK Regulation No. IX.I.1
AGMS Resolution and Proof of Advertisement
34 Keputusan RUPS Tahunan Bakrieland
Development IDX
IDX Regulation No. I-E Item IV.6 Bakrieland Development AGMS
Resolution 35
Laporan Bulanan Registrasi Pemegang Efek per 31 Mei 2012
IDX IDX Regulation No. I-E Item
III.3.4.2 Monthly Report of Exchange
Registration as of 31 May 2012 36
Bukti Iklan Hasil Pemantauan Tahunan Pemeringkatan
Bapepam-LK, IDX, Wali Amanat
Bapepam-LK Regulation No. IX.C.11
Proof of Advertisement of Annual Rank Monitoring
37 Permintaan Penjelasan atas
Penelaahan Laporan Keuangan per 31 Desember 2011 dan 31 Maret 2012
IDX, Bapepam-LK Letter of IDX No. S-04181BEI.
PPS062012 Request for Explanation Financial
Statement Review as of 31 December 2011 and 31 March 2012
38 Laporan Perubahan Kepemilikan
Saham 5 atau Lebih Bapepam-LK, IDX
Bapepam-LK Regulation No. X.M.1
Report of Changes of 5 Ownership or Above
39 Kesiapan Menjelang Jatuh Tempo
Sukuk Ijarah I Bakrieland Development Tahun 2009 Seri B
IDX, Bapepam-LK Letter of IDX S-00259BEI.
PPS01-2012 Preparation on Maturity of Sukuk
Ijarah I Bakrieland Development Year 2009 B Series
40 Laporan Perubahan Kepemilikan
Saham 5 atau Lebih Bapepam-LK, IDX
Bapepam-LK Regulation No. X.M.1
Report of Changes of 5 Ownership or Above
41 Konirmasi Pelaksanaan Pelunasan
Pokok Sukuk Seri B dan Cicilan Imbalan Sukuk Ijarah I Bakrieland
Development Tahun 2009 ke-12 IDX
KSEI-15169JKS0612 Conirmation on Realization Principle
Fund Payment B Series Sukuk and 12th Installment Fund Payment Sukuk
Ijarah I Bakrieland Development Year 2009
281
BAKRIELAND • Annual Report 2012
Korespondensi Bapepam-LK dan BEI | Correspondence with Bapepam-LK and IDX
No Perihal Surat
Kepada To Peraturan Regulation
Subject Letter
42 Laporan Bulanan Registrasi Pemegang
Efek per 30 Juni 2012 IDX
IDX Regulation No. I-E Item III.3.4.2
Monthly Report of Exchange Registration as of 30 June 2012
43 Laporan Keuangan Konsolidasian per
30 Juni 2012 Bukti Iklan Bapepam-LK, IDX
Bapepam-LK Regulation No. X.K.2
Consolidated Financial Statement as of 30 June 2012 and Proof of
Advertisement 44
Penyampaian Bukti Iklan Laporan Keuangan konsolidasian per 30 Juni
2012 IDX
IDX Regulation No. I-E Delivery Proof of Advertisement of
Consolidated Financial Statement 45
Laporan Bulanan Registrasi Pemegang Efek per 31 Juli 2012
IDX IDX Regulation No. I-E Item
III.3.4.2 Monthly Report of Exchange
Registration as of 31 July 2012 46
Bukti Iklan Hasil Pemantauan Khusus Pemeringkatan Obligasi I Seri B Tahun
2008 Bapepam-LK, IDX
Bapepam-LK Regulation No. IX.C.11
Proof of Advertisement Ranks Special Monitoring Result Bonds I Year 2008
B Series 47
Konirmasi Kesiapan Dana Pembayaran Kupon Obligasi I
Bakrieland Development Tahun 2008 Dengan Tingkat Bunga Tetap ke-18
IDX KSEI-20185JKS0812
Conirmation on the Preparation for the 18th Bonds I Coupon of Bakrieland
Development Year 2008 with Fixed Rate
48 Permintaan Konirmasi Tentang
Pemberitaan di Media Masa Bapepam-LK
Letter of Bapepam-LK No. S-10517BL2012
Request for Conirmation on News in Media
49 Laporan Bulanan Registrasi Pemegang
Efek per 31 Agustus 2012 IDX
IDX Regulation No. I-E Item III.3.4.2
Monthly Report of Exchange Registration as of 31 August 2012
50 Permintaan Penjelasan
IDX, Bapepam-LK Letter of IDX No. S-06583BEI.
PPS09-2012 Request for Explanation
51 Bukti Iklan Hasil Pemantauan Khusus
Pemeringkatan Obligasi I Seri B Tahun 2008
Bapepam-LK, IDX Bapepam-LK Regulation No.
IX.C.11 Proof of Advertisement Ranks Special
Monitoring Result Bonds I Year 2008 B Series
52 Laporan Bulanan Registrasi Pemegang
Efek per 30 September 2012 IDX
IDX Regulation No. I-E Item III.3.4.2
Monthly Report of Exchange Registration as of 30 September2012
53 Permintaan Penjelasan Mengenai
Laporan Keuangan per 30 Juni 2012 IDX, Bapepam-LK
Letter of IDX No. S-06989BEI. PPS10-2012
Request for Explanation on Financial Statement as of 30 June 2012
54 Permintaan Penjelasan
IDX, Bapepam-LK IDX Regulation No. I-E Item II.4
Request for Explanation 55
Laporan Keuangan Konsolidasian per 30 September 2012
IDX, Bapepam-LK IDX Regulation No. I-E Item
III.I.6.1 Consolidated Financial Statement as
of 30 September 2012 56
Laporan Bulanan Registrasi Pemegang Efek per 31 Oktober 2012
IDX IDX Regulation No. I-E Item
III.3.4.2 Monthly Report of Exchange
Registration as of 31 October 2012 57
Permintaan Konirmasi Tentang Pemberitaan di Media Massa
IDX Letter of IDX No. S-077007BEI.
PPJ11-2012 Request for Conirmation on News in
Media 58
Publik Expose Tahunan Bakrieland Development
IDX, Bapepam-LK IDX Regulation No. I-E Item
V.4.1 Bakrieland Development Annual
Public Expose 59
Informasi Data HutangKewajiban Dalam Bentuk Valuta Asing
Bapepam-LK S-13262BL2012 dan SE-02
BL2009 Information of Debt Liabilities in
Foreign Currency 60
Konirmasi Kesiapan Dana Pembayaran Kupon Obligasi I
Bakrieland Development Tahun 2008 Seri B Dengan Tingkat Bunga Tetap
ke-19 IDX
KSEI-26535JKS1112 Conirmation on the Preparation for
the 19th Bonds I Coupon of Bakrieland Development Year 2008 with Fixed
Rate
61 Penyampaian Materi Public Expose
Tahunan IDX
IDX Regulation No. I-E Item V.4.2
Release of Public Expose Material 62
Laporan Bulanan Registrasi Pemegang Efek per 30 Nopember 2012
IDX IDX Regulation No. I-E Item
III.3.4.2 Monthly Report of Exchange Registra-
tion as of 30 November 2012 63
Penyampaian Hasil Public Expose Tahunan
IDX IDX Regulation No. I-E Item
V.4.4 Release of Public Expose
64 Laporan Perubahan Kepemilikan
Saham 5 atau Lebih Bapepam-LK, IDX
Bapepam-LK Regulation No. X.M.1
Report of Changes of 5 Ownership or Above
282
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Hubungan Investor merupakan suatu tanggung jawab manajemen
strategis yang memadukan aspek keuangan, komunikasi, pemasaran,
dan kepatuhan atas peraturan pasar modal yang memungkinkan
terciptanya komunikasi dua arah paling efektif antara perusahaan,
masyarakat keuangan, dan pihak-pihak lain, yang akhirnya berpengaruh atas
terbentuknya penilaian yang wajar atas saham perusahaan. Hubungan
Investor memberikan gambaran yang tepat mengenai kinerja dan prospek
perusahaan kepada investor maupun calon investor. Aktivitas Hubungan
Investor yang efektif akan memberikan pengaruh yang positif terhadap nilai
perusahaan secara keseluruhan. Hubungan investor dibutuhkan di
perusahaan yang sudah
go public, dan memiliki saham danatau obligasi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Para investor sebagai pembeli saham harus
selalu di update tentang informasi
perusahaan. Hubungan Investor mempunyai tugas
sebagai berikut: 1. Menjalin komunikasi dan hubungan
yang baik dengan masyarakat keuangan investor, analis, dan
media. 2. Mengikuti perkembangan bursa
saham dan memberikan saran kepada manajemen terkait dengan
saham perusahaan. 3. Menyediakan informasi mengenai
kondisi perusahaan kepada masyarakat keuangan.
4. Memberikan jawaban atas berbagai pertanyaan khususnya bidang
keuangan.
Hubungan Investor
Investor Relations
Investor Relations is a strategic management function that integrates
inance, communications, marketing and compliance with capital market
regulations, allowing the creation of efective two-way communication
between Company and other companies, the inancial community,
and other parties as well as ultimately inluencing the formation of a
reasonable valuation of company shares. Investor Relations gives
an accurate picture of Company performance and prospects to investors
or prospective investors. Therefore, efective Investor Relations activities will
provide a positive inluence on overall Company value. Investor relations is
required for all public companies, that is for those having stocks andor bonds
listed on the Indonesia Stock Exchange. Investors as buyers of shares shall
always receive information updates about the Company.
The main duties of Investor Relations are:
1. To build good relations with the inancial community investors,
analysts, and the media. 2. To observe stock market
developments and give advice to management concerning the
company shares. 3. To provide information regarding
the company’s condition to the inancial community.
4. To respond to any questions related with inance.
283
BAKRIELAND • Annual Report 2012
Sebagai perusahaan publik yang menjunjung tinggi aspek keterbukaan
informasi, Bakrieland senantiasa berusaha meningkatkan kualitas dan
akses informasi kepada para analis dan investor. Bakrieland berusaha
membangun citra yang baik melalui pengembangan hubungan dengan
investor dan analis baik secara interaktif maupun penyampaian
informasi berkala, terutama yang berkaitan dengan kinerja dan prospek
Perusahaan. Penyampaian informasi kepada investoranalis dilakukan
melalui kegiatan
road show, analyst meeting, investor conference, dan
media komunikasi lainnya. Sebagai bentuk kepedulian yang tinggi terhadap
kegiatan Hubungan Investor, setiap road
show dengan para analisfund manager juga dihadiri oleh CEO dan atau CFO
Perusahaan.
Secara umum tidak terdapat perubahan cakupan tugas yang dilakukan oleh
Hubungan Investor. Kegiatan pokok yang dilakukan selama tahun 2012,
yaitu: 1. Mengadakan rapat dengan investor
analis sebanyak 84 delapan puluh empat kali.
2. Menghadiri Trimegah Investor Gathering dan UBS Indonesia
Conference. 3. Memberikan masukan kepada
manajemen terkait perkembangan bursa saham dan saham
Perusahaan. 4. Melakukan korespondensi dan
menjawab pertanyaan yang berasal dari masyarakat keuangan.
Bakrieland is constantly making eforts to improve the quality and access
of information to business analysts and investors, and to maintain its
integrity as a public company that upholds the principle of information
disclosure. In the course of developing relations with investors and analysts
interactively or through the release of periodic information, particularly with
regard to Company performance and prospects, Bakrieland has successfully
built an excellent image. The release of information to investors and
analysts are conducted through road shows, analyst meetings, investor
conferences, and through other media of communication. As a form of high
concern towards Investor Relation activities, every road show with analysts
and fund managers is also attended by the Company CEO andor the Director
of Finance.
In general there are no changes in the scope of tasks performed by Investor
Relations from last year. The main activities conducted throughout 2012
were: 1. Conducted a total of 84 eighty four
meetings with investors analysts. 2. Attended Trimegah Investor
Gathering and UBS Indonesia Conference.
3. Provided input to management in regards to the stock exchange and
the Company stock movements. 4. Performed correspondence and
responded to inquiries from the inancial community.
284
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Jumlah rapat dengan analisinvestor di tahun 2012 relatif sama dengan tahun
2011. Minat analisinvestor terhadap Perusahaan masih tetap tinggi, terbukti
dari jumlah pertemuan yang masih di atas 50 lima puluh kali. Selain itu,
para analis juga memberikan respon positif terhadap keterbukaan informasi
yang dilakukan oleh Perusahaan, hal ini terlihat dari jumlah laporan riset analis
yang mencapai 8 delapan laporan, 2 dua diantaranya dikeluarkan oleh
institusi sekuritas asing.
Rencana 2013
Selain melanjutkan hal-hal yang telah dilakukan selama tahun 2012,
Hubungan Investor juga akan meningkatkan pertemuan dengan
para investor, analis dan media, serta meningkatkan kualitas laporan. Hal ini
dilakukan untuk lebih meningkatkan pemahaman masyarakat atas properti
yang dimiliki dan dikelola oleh Bakrieland.
The number of meetings with analysts investors in 2012 was similar to the
number of meetings in 2011. The interest of analystsinvestors towards
the Company remains high, shown from the more than 50 ifty meetings
held during the year. In addition, analysts gave a positive response to the
Company’s continuous transparency, as indicated by the number of analyst
research reports, with 8 eight reports, 2 two of which were issued by foreign
securities institutions.
Plans for 2013
In addition to continuing with on- going activities, Investor Relations is
determined to further increase the frequency of meetings with investors,
analysts and media, as well as to improve the quality of reporting. These
eforts are done to further improve the public’s understanding of properties
owned and managed by Bakrieland.
285
BAKRIELAND • Annual Report 2012
Rapat dengan Analis dan Manajer Investasi Meetings with Analysts and Investment Managers in 2012
No. Tanggal | Date
Institusi | Institution Negara | Country
1 13 Januari 2012
UBS Securities Indonesia Indonesia
2 16 Januari 2012
CLSA Indonesia Indonesia
3 17 Januari 2012
BNI Securities Indonesia
4 18 Januari 2012
BNP Paribas Securities Indonesia Indonesia
5 18 Januari 2012
Macquarie Securities Indonesia
6 19 Januari 2012
Mandiri Sekuritas Indonesia
7 31 Januari 2012
D.E. Shaw Co India
8 06 Februari 2012
Pyramis Global USA
9 06 Februari 2012
BNP Paribas Securities Indonesia Indonesia
10 07 Februari 2012
Religare Capital Markets Singapore
11 20 Februari 2012
BNP Paribas Securities Hong Kong
12 21 Februari 2012
Credit Suisse Indonesia
13 23 Februari 2012
Standard Life United Kingdom
14 24 Februari 2012
Deutsche Bank Indonesia
15 08 Maret 2012
Bahana Investment Indonesia
16 14 Maret 2012
CIMB Securities Singapore
17 14 Maret 2012
Central Asset Singapore
18 21 Maret 2012
Cheyne Capital United Kingdom
19 21 Maret 2012
CIMB Securities Singapore
20 22 Maret 2012
Manulife Indonesia
21 28 Maret 2012
Tigfunds USA
22 18 April 2012
Basso Capital Hong Kong
23 18 April 2012
D.E. Shaw Co Hong Kong
24 19 April 2012
Morgan Stanley Asia Indonesia Indonesia
25 24 April 2012
SC Lowy Financial Ltd Hong Kong
26 25 April 2012
Cube Capital Hong Kong
27 03 Mei 2012
CIM Investment Singapore
28 08 Mei 2012
Sc Lowy Financial Ltd Hong Kong
29 10 Mei 2012
D.E. Shaw Co Hong Kong
30 10 Mei 2012
Sc Lowy Financial Ltd Hong Kong
31 11 Mei 2012
Sc Lowy Financial Ltd Hong Kong
32 14 Mei 2012
Batavia Prosperindo Indonesia
33 15 Mei 2012
Alpine RE Fund USA
34 23 Mei 2012
CLSA Indonesia Indonesia
35 31 Mei 2012
Religare Capital Markets Singapore
36 31 Mei 2012
Credit-Suisse Hong Kong
37 31 Mei 2012
Och-Zif Hong Kong
38 31 Mei 2012
Value Partners Hong Kong
39 31 Mei 2012
Highbridge Hong Kong
40 20 Juni 2012
Dalton Investment China
41 20 Juni 2012
Dalton Investment Japan
286
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
No. Tanggal | Date
Institusi | Institution Negara | Country
42 20 Juni 2012
Kim Eng Securities Indonesia
43 28 Juni 2012
ELB holders, arranged by Credit Suisse CS Hong Kong
44 13 Juli 2012
Value Partners Hong Kong
45 13 Juli 2012
Credit Suisse Hong Kong
46 13 Juli 2012
Whitebox Advisors Hong Kong
47 13 Juli 2012
BFAM Partners Hong Kong
48 13 Juli 2012
Pine River Capital Hong Kong
49 25 Juli 2012
UBS Securities Indonesia Indonesia
50 25 Juli 2012
Henderson Global Singapore
51 09 Agustus 2012
Clearwater Capital Hong Kong
52 09 Agustus 2012
Cube Capital Hong Kong
53 16 Agustus 2012
Prana Capital Singapore
54 28 Agustus 2012
Fidelity Management USA
55 29 Agustus 2012
Credit Suisse Hong Kong
56 29 Agustus 2012
Claren Road USA
57 05 September 2012
Arch Advisory Malaysia
58 05 September 2012
BAML Singapore
59 05 September 2012
Credit Suisse Securities Indonesia
60 12 September 2012
Samuel Sekuritas Indonesia
61 13 September 2012
BNI Securities Indonesia
62 21 September 2012
GMT Aset Manajemen Indonesia
63 27 September 2012
Cube Capital Hong Kong
64 09 Oktober 2012
Deutsche Bank Singapore
65 10 Oktober 2012
Cube capital Hong Kong
66 10 Oktober 2012
Ice Canyon USA
67 11 Oktober 2012
Cowell Lee Advisors Ltd Hong Kong
68 16 Oktober 2012
UOB Asset Management Singapore
69 18 Oktober 2012
Claren Road Hong Kong
70 31 Oktober 2012
Cube Capital Hong Kong
71 31 Oktober 2012
Religare Capital Markets Hong Kong
72 05 November 2012
OSK Nusadana Securities Indonesia
73 05 November 2012
Alpheus Advisors Greece
74 08 November 2012
Sc Lowy Financial Ltd Hong Kong
75 20 November 2012
Cowell Lee Advisors Ltd Hong Kong
76 21 November 2012
Greenday Capital Australia
77 23 November 2012
LIM Advisors Ltd Hong Kong
78 30 November 2012
Debtwire Singapore
79 30 November 2012
BNI Securities Indonesia
80 07 Desember 2012
Growth Investments Management Hong Kong
81 07 Desember 2012
Argyle Street Management Hong Kong
82 07 Desember 2012
Abu Dhabi Investment Authority Uni Arab Emirates
83 14 Desember 2012
Cowell Lee Advisors Ltd Hong Kong
84 19 Desember 2012
Daiwa Capital Markets Hong Kong
287
BAKRIELAND • Annual Report 2012
Laporan Riset Research Reports
Forum Investor Konferensi Investor Forum Conference
No. Tanggal | Date
Institusi | Institution Rekomendasi | Recommendation
1 17 Januari 2012
Bahana Securities Sell
2 16 Februari 2012
Batavia Prosperindo Sekuritas Buy
3 22 Februari 2012
BNP Paribas Securities Indonesia Buy
4 28 Februari 2012
UBS Securities Indonesia Hold
5 06 Maret 2012
BNI Securities Buy
6 12 Juni 2012
Religare Capital Markets Buy
7 28 Juni 2012
EVA Dimensions Sell
8 02 Juli 2012
Mandiri Sekuritas Buy
No. Tanggal | Date
Subyek | Subject Lokasi | Location
1 12 Januari 2012
Trimegah Investor Gathering Jakarta
2 6-7 Maret 2012
UBS Indonesia Conference Jakarta
288
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Laporan Komite Audit
Audit Committee Report
Kepada Yth: Dewan Komisaris
PT Bakrieland Development Tbk. Wisma Bakrie 1, Lantai 7
Jalan HR Rasuna Said Kav B-1 Jakarta 12920
Laporan Tahunan Pelaksanaan Kegiatan Komite Audit Untuk Tahun
Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 hingga tanggal
Laporan Tahunan.
Komite Audit adalah sebuah Komite yang dibentuk oleh Dewan
Komisaris sesuai dengan peraturan Bapepam-LK No. KEP-29PM2004
dengan lampiran peraturan No. IX.I.5 tentang Pembentukan dan Pedoman
Pelaksanaan Kerja Komite Audit serta Peraturan Bursa Efek Indonesia No. KEP.
305BEJ07-2004 tentang Perusahaan Tercatat wajib memiliki Komite Audit.
Pada tanggal 7 Desember 2012 Bapepam-LK menerbitkan surat
keputusan No.KEP-643BL2012 dengan lampiran peraturan No. IX.I.5
tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit yang
berlaku pada tahun 2013, Komite Audit sedang mengkaji peraturan
baru tersebut dan akan mulai menerapkannya pada tahun 2013.
Tugas Komite Audit di PT. Bakrieland Development Tbk Perusahaan antara
lain adalah: a. Melakukan oversight atas Laporan
Keuangan yang akan dikeluarkan oleh Perusahaan sebelum
dipublikasikan. b. Melakukan
oversight atas kecukupan proses pemeriksaan
yang dilakukan oleh Auditor Internal maupun Eksternal.
c. Bersama dengan Komite Pemantau Risiko, memantau efektivitas
pelaksanaan sistem manajemen risiko perusahaan.
To: Board of Commissioners
PT Bakrieland Development Tbk Wisma Bakrie 1, 7
th
Floor HR Rasuna Said Kav B-1
Jakarta 12920
The Audit Committee Annual Activity Report for Period Ended 31 December
2012 Until Date of Annual Report.
The Audit Committee is established by the Board of Commissioners
in accordance with Bapepam-LK Regulation No KEP-29PM2004 with
Attached Regulation No. IX.I.5 on the Establishment of the Audit Committee
and its Working Guidelines, and Indonesia Stock Exchange Regulation
No. KEP. 305BEJ07-2004 on the Obligation of Listed Companies to
Establish an Audit Committee.
On 7 December 2012, Bapepam-LK issued Directive No.KEP-643BL2012
with Attached Regulation No. IX.I.5 on the Establishment of the Audit
Committee and its Working Guidelines which shall enter into force in 2013. The
Audit Committee is currently reviewing this new regulation and shall begin to
apply it in 2013.
Duties of the Audit Committee in PT Bakrieland Development Tbk include
the following: a. Oversee Financial Statements
prepared by the Company before they are published.
b. Oversee the adequacy of the assessment process carried out
both by the Internal and External Auditors.
c. Jointly with the Risk Monitoring Committee, keep track of the
efectiveness in implementing the Company’s Risk Management
System.
289
BAKRIELAND • Annual Report 2012
d. Memantau kepatuhan Perusahaan terhadap peraturan perundang
undangan termasuk di Pasar Modal dan peraturan perundangan lainnya
yang berhubungan dengan kegiatan Perusahaan.
Komite Audit Perusahaan untuk periode tahun 2012 terdiri dari 3 tiga orang
anggota yang independen sebagai berikut:
1. Kanaka Puradiredja
Ketua Komisaris Independen 2. Mohamad Hassan
Anggota Profesional Independen 3. Soenarso Soemodiwirjo
Anggota Profesional Independen
Pada tahun 2012, Komite Audit menyelenggarakan 9 sembilan
kali rapat formal, dengan tingkat kehadiran Kanaka Puradiredja 100,
Mohamad Hassan 78, dan Soenarso Soemodiwirjo 78. Kegiatan dalam
rapat formal tersebut adalah sebagai berikut:
1. Membahas pelaksanaan dan
penyelesaian audit Laporan Keuangan Perusahaan tahun 2011
dengan Auditor Eksternal serta isu-isu yang terkait dengan Laporan
Keuangan tersebut.
2. Membahas perencanaan audit dengan Auditor Eksternal atas
Laporan Keuangan Perusahaan tahun 2012.
3. Bersama dengan Manajemen, memperbaharui kebijakan
pemilihan Auditor Eksternal dan membahas kinerja Auditor Eksternal
dalam pelaksanaan audit Laporan Keuangan Perusahaan tahun 2011.
4. Membahas Laporan Keuangan Triwulanan Perusahaan tahun 2012
sebelum dipublikasikan. d. Monitor Company compliance
with existing laws and regulations, including in the Capital Market and
other regulatory framework related to Company activities.
The Company Audit Committee for 2012 consists of 3 three independent
members as presented below: 1. Kanaka Puradiredja
Chairman Independent Commissioner
2. Mohamad Hassan Member Independent
Professional 3. Soenarso Soemodiwirjo
Member Independent Professional
In 2012, the Audit Committee has convened 9 nine formal meetings,
with 100 attendance from Kanaka Puradiredja, and 78 attendance
from Mohamad Hassan and Soenarso Soemodiwirjo. These formal meetings
focused on the following agendas: 1. Discussion on the implementation
and completion of the Company inancial audit in 2011 with the
External Auditor, and issues related to the Financial Statements.
2. Discussion on the audit plan with the External Auditor of the Company
Financial Statements in 2012. 3. Together with management,
reformulate the External Auditor selection policy and discuss on
External Auditor performance in carrying out the audit of Company
Financial Statements for 2011.
4. Discussion on the Company’s Quarterly Financial Statements for
2012 before they are published.
290
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
5. Membahas pelaksanaan audit oleh Auditor Internal tahun 2012 dan
perencanaan audit tahun 2013. 6. Membahas isu perpajakan dan isu
legal Perusahaan dan, bersama- sama dengan Komite Kebijakan
GCG, mengkaji kepatuhan anggaran dasar Perusahaan terhadap
perundang-undangan yang berlaku.
7. Bersama-sama dengan Komite Pemantau Risiko, membahas proses
pengidentiikasian dan pengukuran risiko dalam proses penyusunan
Laporan Keuangan Konsolidasian Perusahaan.
8. Bersama-sama dengan Komite Kebijakan GCG, membahas
implementasi dari Corporate Social Responsibility CSR Perusahaan
tahun 2011 dan perencanaan CSR tahun 2012.
Jakarta, 31 Januari 2013
Laporan Komite Audit
Audit Committee Report
Mohamad Hassan
Anggota Member
Soenarso Soemodiwirjo
Anggota Member
Kanaka Puradiredja
Ketua Chairman
5. Discussion on the audit process conducted by the Internal Audit in
2012 and on the audit plan for 2013. 6. Discussion on tax and legal issues
confronting the Company, and together with the GCG Policy
Committee conducted a compliance assessment of Company Statute
with existing laws and regulations.
7. Together with the Risk Monitoring Committee discussed on the
identiication and measurement of corporate risks for preparing the
Company Consolidated Financial Statements.
8. In cooperation with the GCG Policy Committee discussed on the
implementation of Company CSR Corporate Social Responsibility for
2011 and CSR plan for 2012.
Jakarta, 31 January 2013
291
BAKRIELAND • Annual Report 2012
Laporan Komite
Pemantau Risiko
Risk Monitoring Committee Report
Kepada Yth: Dewan Komisaris
PT Bakrieland Development Tbk Wisma Bakrie 1, Lantai 7
Jalan HR Rasuna Said Kav B-1 Jakarta 12920
Laporan Tahunan Pelaksanaan Kegiatan Komite Pemantau Risiko
Untuk Periode Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 Hingga
Tanggal Laporan Tahunan
Komite Pemantau Risiko dalam melakukan tugasnya berpedoman
pada Piagam Komite Pemantau Risiko KPR yang disahkan pada tanggal 15
November 2008. Tugas KPR adalah sebagai berikut :
1. Memberikan masukan kepada
Dewan Komisaris tentang masalah- masalah pengelolaan risiko.
2. Mengevaluasi sistem pengelolaan risiko dan pengawasan intern.
3. Menyediakan informasi kepada Dewan Komisaris masalah-masalah
terkait sebagai langkah melakukan antisipasi risiko.
Komite Pemantau Risiko diketuai oleh seorang Komisaris Independen. Dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, KPR bertindak secara
profesional dan independen, tanpa campur tangan dari pihak manapun.
Susunan Komite Pemantau Risiko untuk periode 2012 ditetapkan berdasarkan
Surat Keputusan Dewan Komisaris No. 158SKKOM-BLDHISX07 sebagai
berikut : 1. Lukman Purnomosidi
Ketua Komisaris Independen 2. Supartono
Anggota Komisaris Kegiatan yang dilakukan KPR dalam
membantu Dewan Komisaris adalah melakukan pemantauan atas penerapan
Enterprise Risk Management ERM dan pembahasan berbagai potensi
risiko usaha, yang meliputi antara lain To:
Board of Commissioners PT Bakrieland Development Tbk
Wisma Bakrie 1, 7
th
Floor HR Rasuna Said Kav B-1
Jakarta 12920
The Risk Monitoring Committee Annual Activity Report for Period
Ended at 31 December 2012 until Date of Annual Report.
In performing its task, the Risk Monitoring Committee is guided by the
Risk Monitoring Committee Charter, legalized on 15 November 2008. Duties
of the RMC are as follows :
1. To assist the Board of Commissioners on risk management
issues. 2. To evaluate risk management
systems and internal control. 3. To provide information to the Board
of Commissioners on related issues as a step to mitigate risks.
The Risk Monitoring Committee is chaired by an Independent
Commissioner. In the discharging of its duties and responsibilities, RMC acts in a
professional and independent manner, without intervention from any parties.
The membership of the Risk Monitoring Committee for 2012 is determined
based on the Board of Commissioners Decree No. 158SKKOM-BLDHISX07
and is as follows: 1. Lukman Purnomosidi
Chairman Independent Commissioner
2. Supartono Member Commissioner
In assisting the Board of Commissioners, the Risk Monitoring
Committee, among other matters, monitors the implementation of
Enterprise Risk Management ERM and holds discussions on various
292
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
risiko operasional, keuangan, hukum, dan risiko pasar, berikut rekomendasi
langkah-langkah mitigasi. Secara operasional, kegiatan pengelolaan
risiko Perusahaan dilakukan oleh Divisi Corporate Risk Management
Compliance CRMC.
Selama tahun 2012, Komite Pemantau Risiko telah mengadakan rapat
sebanyak 4 empat kali rapat dengan tingkat kehadiran Bapak Lukman
Purnomosidi 100 dan Bapak Supartono 100. Rapat yang diadakan
Komite Pemantau Risiko termasuk rapat gabungan dengan Komite Audit
Bakrieland. Adapun pokok-pokok pembahasan antara lain membahas
mengenai hasil
re-assessment pembangunan tol Pejagan-Pemalang,
risk assessment proses penyusunan laporan keuangan, persiapan
risk assessment divisi di Bakrieland Holding,
dan koordinasi bersama divisi CRMC. Komite Pemantau Risiko melakukan
penelaahan secara keseluruhan pelaksanaan manajemen risiko dan
diperoleh hasil antara lain sebagai berikut:
-
Berdasarkan hasil dari re-
assessment pembangunan tol Pejagan – Pemalang, beberapa risiko
yang telah diklasiikasikan dalam kategori besar, sedang dan kecil
mengalami penyesuaian sesuai kondisi saat ini. Sehingga beberapa
rencana tindak lanjut baru juga dibuat untuk dijalankan oleh pemilik
risiko.
- Komite Pemantau Risiko bersama-
sama dengan Komite Audit menilai bahwa hasil
risk assessment atas proses penyusunan laporan
keuangan harus ditindaklanjuti bersama oleh Bakrieland Holding
dan unit usaha. Hal ini diperlukan untuk semakin meningkatkan
kualitas laporan keuangan Perusahaan.
Laporan Komite Pemantau Risiko
Risk Monitoring Committee Report
potential business risks that cover operational risks, inancial risks, legal
risks and market risks, along with recommendations for risk mitigation.
Company risks are essentially managed by the Corporate Risk Management
Compliance CRMC Division.
In 2012, the Risk Monitoring Committee held 4 four meetings with 100
attendance from both Mr. Lukman Purnomosidi and Mr. Supartono.
Meetings convened by the Risk Monitoring Committee include joint
meetings with Bakrieland’s Audit Committee. Discussions among others
touched on the outcomes of the re- assessment of the Pejagan-Pemalang
toll road construction, risk assessment for the compilation of Company
inancial statements, preparations necessary for the risk assessment of
divisions at Bakrieland Holding, and joint coordination with the CRMC Division.
The Risk Monitoring Committee performs an overall assessment of risk
management implementation, leading to the following outcomes:
-
Based on re-assessment results on the Pejagan-Pemalang toll
road construction, several risks categorized as high, medium and
low risks underwent the necessary adjustments according to the
current situation. Hence, several new follow-up plans have been
drawn up to be implemented by the respective risk owners.
- The Risk Monitoring Committee
together with the Audit Committee saw the need to follow up on the
risk assessment results related to the preparation of the inancial
statements to be done jointly between Bakrieland Holding and
business units. This is necessary to further improve the quality of these
inancial reports.
293
BAKRIELAND • Annual Report 2012
- Komite Pemantau Risiko
mendukung dilaksanakannya risk
assessment untuk divisi-divisi di Bakrieland Holding. Sampai dengan
tahun 2012, risk assessment
dilaksanakan terhadap 3 tiga divisi. Dari
risk assessment divisi tersebut, akan dibuat laporan konsolidasi
atas hasil risk assessment sehingga dapat memberikan masukan atas
potensi risiko usaha yang dihadapi Perusahaan.
- Perusahaan melalui divisi CRMC
secara aktif melakukan transaction-
based risk management melalui review dan penelaahan atas
transaksi yang akan dilakukan Perusahaan.
Review yang dilakukan antara lain terhadap proyek-
proyek baru yang akan dimintakan persetujuan kepada Direksi,
transaksi-transaksi perbankan, perjanjian-perjanjian kontrak atau
kerjasama dengan pihak ketiga, dan
corporate action yang akan dilaksanakan Perusahaan. Komite
Pemantau Risiko sangat mendukung peningkatan jumlah transaksi yang
ditelaah selama tahun 2012.
Jakarta, Februari 2012
Lukman Purnomosidi
Ketua Chairman
Supartono
Anggota Member
- The Risk Monitoring Committee
supports the implementation of the risk assessment process for divisions
within Bakrieland Holding. By 2012, risk assessments were conducted
for 3 three divisions. From these division risk assessments,
a consolidated report shall be prepared on the risk assessment
results in order to provide inputs on potential business risks that the
Company must deal with.
- Through the CRMC division, the
Company actively adopts the transaction-based risk management
approach by reviewing and assessing transactions that the
Company will be engaged in. Reviews among others were
conducted on new projects requiring BOD approval, banking transactions,
contract or cooperation agreements with third parties, and corporate
actions that the Company wishes to undertake. The Risk Monitoring
Committee helped ensure the review of an increasing number of
transactions in 2012.
Jakarta, February 2012
294
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Laporan Komite
Nominasi dan
Remunerasi
Nomination and Remuneration
Committee Report
Kepada Yth: Dewan Komisaris
PT Bakrieland Development Tbk. Wisma Bakrie 1, Lantai 7
Jalan HR Rasuna Said Kav B-1 Jakarta 12920
Laporan Tahunan Pelaksanaan Kegiatan Komite Nominasi dan
Remunerasi untuk Periode yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember
2012 hingga Tanggal Laporan Tahunan.
Anggaran Dasar Perusahaan menyebutkan bahwa remunerasi
Dewan Komisaris dan Direksi ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang
Saham RUPS dan pelaksanaannya didelegasikan kepada Dewan Komisaris.
Oleh karena itu, Dewan Komisaris membentuk Komite Nominasi dan
Remunerasi pada tanggal 2 Oktober 2007 guna membantu Dewan Komisaris
dalam hal perumusan sistem nominasi dan remunerasi Perusahaan.
Susunan anggota Komite Nominasi dan Remunerasi selama tahun 2012
yang ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Dewan Komisaris No. 02A
SK-KOMBLDVII2009 adalah sebagai berikut:
1. Lukman Purnomosidi
Ketua Komisaris Independen 2. Bambang Irawan Hendradi
Anggota Presiden Komisaris 3. Supartono
Anggota Komisaris To:
Board of Commissioners PT Bakrieland Development Tbk
Wisma Bakrie 1, 7
th
Floor HR Rasuna Said Kav B-1
Jakarta 12920
The Nomination Remuneration Committee Annual Activity Report for
the Period Ended at 31 December 2012 until Date of Annual Report.
The Company’s Articles of Association state that the remuneration of the
Board of Commissioners and the Board of Directors shall be determined by the
General Meeting of Shareholders GMS and its implementation is delegated to
the Board of Commissioners. Therefore, the Board of Commissioners established
the Nomination and Remuneration Committee on 2 October 2007 to
assist the Board of Commissioners in formulating nomination and
remuneration systems for the Company.
In 2012, members of the Nomination and Remuneration Committee
appointed under the Board of Commissioners’ Decree No. 02ASK-
KOMBLDVII2009 are as follows: 1. Lukman Purnomosidi
Chairman Independent Commissioner
2. Bambang Irawan Hendradi Member President Commissioner
3. Supartono Member Commissioner
295
BAKRIELAND • Annual Report 2012
Tujuan dan tanggung jawab Komite Nominasi dan Remunerasi diantaranya
adalah: • Dalam bidang nominasi
- Menyusun kriteria seleksi dan prosedur nominasi anggota
Dewan Komisaris, Direksi dan Eksekutif lainnya.
- Merancang sistem penilaian, dan - Memberikan rekomendasi
tentang jumlah Direksi dan Dewan Komisaris.
• Dalam bidang remunerasi - Menetapkan kebijakan dalam
penyusunan sistem penggajian dan pemberian tunjangan,
- Mempelajari dan memutuskan rekomendasi atas penilaian
kinerja, pemberian saham, sistem pensiun dan kompensasi.
Sepanjang tahun 2012, Komite Nominasi dan Remunerasi telah
menyelenggarakan rapat sebanyak 4 empat kali dengan
kehadiran hampir 100 seluruh anggotanya. Materi pembahasan dalam
rapat-rapat tersebut antara lain sebagai berikut:
• Pembahasan masa jabatan Dewan
Komisaris dan Direksi yang berakhir pada tahun 2012, dan suksesi
Manajemen yang perlu dilakukan serta proses transisinya yang harus
terkawal dengan baik.
• Pembentukan Panitia Seleksi Kandidat Direksi.
• Pembahasan Kandidat Direksi. • Pembahasan agenda Rapat
Umum Pemegang Saham RUPS Tahunan 2012 yang diantaranya
adalah penunjukan Direksi baru dan penambahan anggota Dewan
Komisaris. The duties and responsibilities of
the Nomination and Remuneration Committee among others are:
• In the nomination function:
- To determine a selection criteria and nomination procedure
for members of the Board of Commissioners and Directors
and other Executives.
- To design the assessment mechanism, and
- To provide recommendations on the number of members for the
Boards of Commissioners and Directors.
• In the remuneration function: -
To establish policies on the payroll and beneit systems,
- To review and determine
recommendations on performance appraisal, share
ownership, pension scheme and compensation.
During 2012, the Nomination and Remuneration Committee held 4
four meetings with 100 of member attendance. Discussions topics
addressed in the meetings are as follows:
• Discussion on terms of oice of Board of Commissioners and
Directors for the period ended at 2012, on completing Management
succession and on a carefully monitored transition process.
• Development on Committee for the Selection of candidates for the
directorship position. • Discussion on candidates for the
directorship position. • Discussion on 2012 Annual
General Meeting of Shareholder’s AGMS agenda, among others the
appointment of new Directors and the addition of members to the
Board of Commissioners.
296
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Komite Nominasi dan Remunerasi telah melakukan seleksi kandidat
Direksi dan pembahasan tentang penambahan anggota Dewan Komisaris
serta penunjukan Direksi dan Dewan Komisaris yang baru, yang dikukuhkan
penetapannya melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa RUPSLB
2012 pada tanggal 7 Juni 2012.
Dewan Komisaris, Direksi dan Komite Perusahaan pada tahun 2012 telah
menerima kompensasi remunerasi sebesar Rp12.864.984.731 dua belas
miliar delapan ratus enam puluh empat juta sembilan ratus delapan puluh
empat ribu tujuh ratus tiga puluh satu rupiah.
Jakarta, 14 Januari 2013
Laporan Komite Nominasi dan
Remunerasi
Nomination and Remuneration Committee Report
Bambang Irawan Hendradi
Anggota Member
Supartono
Anggota Member
Lukman Purnomosidi
Ketua Chairman
The Nomination Remuneration Committee nominated candidates for
the Board of Directors and discussed the additional members for the Boards of
Commissioners: the new Directors and expanded Board of Commissioners was
conirmed by the Extraordinary General Meeting of Shareholders EGMS on
7 June 2012.
In 2012, the Board of Commissioners, the Board of Directors, and the
Committee received compensation of remuneration amounting to
Rp12,864,984,731 twelve billion, eight hundred sixty four million, nine hundred
eighty four thousand, and seven hundred thirty one rupiah.
Jakarta, 14 January 2013
297
BAKRIELAND • Annual Report 2012
Laporan Komite
Kebijakan Corporate
Governance
Corporate Governance Policy
Committee Report
Kepada Yth: Dewan Komisaris
PT Bakrieland Development Tbk Wisma Bakrie 1, Lantai 7
Jalan HR Rasuna Said Kav B-1 Jakarta 12920
Laporan Tahunan Pelaksanaan Kegiatan Komite Kebijakan Corporate
Governance Untuk Periode Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember
2012 Hingga Tanggal Laporan Tahunan
Komite Kebijakan Corporate Governance mulai dibentuk oleh
Perusahaan pada tanggal 13 Oktober 2009 melalui Surat Keputusan Dewan
Komisaris No. 07ASK-KOMBLD IX2009. Komite ini dibentuk dengan
tujuan untuk membantu Dewan Komisaris dalam fungsi pengawasannya
terutama terkait implementasi tata kelola perusahaan.
Tugas dan kewajiban Komite Kebijakan Corporate Governance adalah
memberikan pendapat dan dukungan kepada Dewan Komisaris dalam
memenuhi tanggung jawabnya untuk : 1. Menelaah dan mengkaji ulang
Anggaran Dasar. 2. Memastikan diterapkannya prinsip-
prinsip GCG. 3. Memastikan diterapkannya prinsip-
prinsip etika Code of Conduct. 4. Melakukan evaluasi atas struktur
dan keanggotaan setiap Komite di bawah Dewan Komisaris.
5. Memantau kepatuhan terhadap perundang-undangan dan
peraturan yang berlaku. 6. Mengkaji kebijakan serta menilai
konsistensi penerapan tanggung jawab sosial perusahaan Corporate
Social Responsibility.
Komite Kebijakan Corporate Governance diketuai oleh seorang
Komisaris Independen. Dalam melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya, Komite Kebijakan Corporate Governance bertindak secara
profesional dan independen, tanpa campur tangan dari pihak manapun.
To: Board of Commissioners
PT Bakrieland Development Tbk Wisma Bakrie 1, 7
th
Floor HR Rasuna Said Kav B-1
Jakarta 12920
The Corporate Governance Policy Committee Annual Activity Report for
Period Ended at 31 December 2012 until Date of Annual Report.
The Corporate Governance Policy Committee Report was established
by the Company on 13 October 2009 through the Board of Commissioners
Decree No. 07ASK-KOMBLDIX2009. The Committee was formed to assist the
Board of Commissioners in performing its supervisory function, particularly
with regard to the implementation of corporate governance.
The duties and responsibilities of the Corporate Governance Policy
Committee are to extend its opinion and support to the Board of Commissioners
in accomplishing the following duties: 1. Analyze and review the Articles of
Association. 2. Ensure the implementation of GCG
principles. 3. Ensure the implementation of ethics
principles as stated in the Code of Conduct.
4. Conduct evaluation on the structure and membership of each Committee
under the Board of Commissioners. 5. Monitor the compliance with the
prevailing law and regulations. 6. Review the policies and assess the
consistency in implementing the corporate social responsibility.
The Corporate Governance Policy Committee is chaired by an Independent
Commissioner. In performing its duties and responsibilities, the Committee
acts professionally and independently, without any involvement from others.
298
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Laporan Komite Kebijakan Corporate
Governance
Corporate Governance Policy Committee Report
Anggota Komite Kebijakan Corporate Governance per tanggal 31 Desember
2012 adalah sebagai berikut: 1. Kanaka Puradiredja
Ketua Komisaris Independen 2. Bambang Irawan Hendradi
Anggota Presiden Komisaris 3. Supartono
Anggota Komisaris Selama tahun 2012, Komite Kebijakan
Corporate Governance telah mengadakan rapat sebanyak 5 lima
kali rapat dengan tingkat kehadiran Bapak Kanaka Puradiredja 100, Bapak
Bambang Irawan Hendradi 100, dan Bapak Supartono 80. Rapat
yang diadakan Komite KCG termasuk rapat gabungan dengan Komite Audit
serta mengundang Direksi Bakrieland. Adapun pokok-pokok pembahasan
antara lain membahas mengenai implementasi Good Corporate
Governance di Perusahaan, hasil laporan penilaian GCG oleh penilai
independen, progress dari program- program CSR Bakrieland selama tahun
2012, kajian terhadap Anggaran Dasar dan kepatuhan terhadap Undang-
Undang, serta kajian atas penerapan Sistem Pelaporan Pelanggaran dan
Code of Conduct di Perusahaan.
Komite Kebijakan Corporate Governance melakukan penelaahan
secara keseluruhan terhadap implementasi GCG dan diperoleh hasil
antara lain sebagai berikut: -
Perusahaan telah berinisiatif untuk melakukan perbaikan
atas implementasi GCG dengan melakukan 2 dua kali assessment
GCG yaitu oleh pihak independen yang ditunjuk Perusahaan, serta
keikutsertaan dalam indeks pemeringkatan GCG CGPI 2011
yang diselenggarakan oleh IICG The Indonesian Institute of Corporate
Governance. Komite terus mengingatkan agar Manajemen
melakukan tindak lanjut yang tepat atas hasil
assessment sehingga Members of the Committee as of 31
December 2012 were as follows: 1. Kanaka Puradiredja
Chairman Independent Commissioner
2. Bambang Irawan Hendradi Member President Commissioner
3. Supartono Member Commissioner
Throughout 2012, the Corporate Governance Policy Committee convened
5 ive meetings with 100 attendance from Mr. Kanaka Puradiredja and
Mr. Bambang Irawan Hendradi, and 80 attendance from Mr. Supartono.
Meetings held by the Corporate Governance Policy Committee
include joint meetings with the Audit Committee, and with Bakrieland’s Board
of Directors also attending. Discussions among others touched on company-
wide implementation of Good Corporate Governance, GCG assessment report
by an independent reviewer, Bakrieland CSR program progress in 2012, review
of the Company compliance with the Articles of Association and regulations,
as well as review of the implementation of the Company’s Whistleblower System
and Code of Conduct.
The Corporate Governance Policy Committee conducts an overall
appraisal of GCG implementation and resulted with the following outcomes:
-
The Company has taken the initiative to enhance its GCG implementation
by allowing two assessments on its GCG practices conducted by an
independent party appointed by the Company, and its participation in the
GCG ratings CGPI 2011 organized by IICG Indonesian Institute of
Corporate Governance. The Committee constantly makes sure
that Management undertake the appropriate measures as follow up
on the assessment results in order to further improve GCG practices in
the Company.
299
BAKRIELAND • Annual Report 2012
semakin menyempurnakan praktek GCG di Perusahaan.
- Komite KCG mendukung program-
program CSR yang telah dijalankan, seperti Program Sejuta Buku
dan Pohon Untuk Negeri. Komite senantiasa memberikan masukan-
masukan agar seluruh program dapat berjalan optimal dan dapat
bermanfaat bagi masyarakat.
- Berkaitan dengan Sistem Pelaporan
Pelanggaran dan Code of Conduct, Komite menilai perlunya
peningkatan atas implementasi yang telah dijalankan. Oleh
karena itu, Komite meminta kepada Manajemen untuk
mereview kembali kedua sistem tersebut dengan tujuan semakin
meningkatkan
awareness dari setiap karyawan.
- Selama tahun 2012, tidak terdapat
isu kepatuhan terhadap peraturan regulator dan Anggaran Dasar
Perusahaan. Komite meminta agar Manajemen terus berkomitmen
untuk mematuhi seluruh peraturan yang harus dijalankan Perusahaan.
- Komite KCG menilai perangkat
GCG yang dimiliki Perusahaan telah memadai dan Manajemen harus
senantiasa mengajak karyawan untuk selalu ikut aktif dalam
implementasi GCG.
Jakarta, Februari 2012
Bambang Irawan Hendradi
Anggota Member
Supartono
Anggota Member
Kanaka Puradiredja
Ketua Chairman
- Corporate Governance Policy
Committee supports CSR programs, such as the One Million Books and
Trees for the Nation programs. The Committee consistently ofers
input to ensure optimal program implementation that beneits
people.
- In relation to the Whistleblower
System and Code of Conduct, the Committee inds it essential to
enhance implementation. In view of this, the Committee has requested
that Management conducts a re- assessment of both systems for the
purpose of building the awareness of every employee.
- Throughout 2012, there were
no compliance issues related to regulator policies or the Articles of
Association. The Committee has urged Management to stand by
its commitment to conform to all policies and regulations that the
Company must abide by.
- The Corporate Governance Policy
Committee considers the GCG mechanism and corresponding
instruments within the Company as adequate and Management must
continually encourage employees to actively participate in the
implementation of GCG principles.
Jakarta, February 2012
300
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
300
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
301
BAKRIELAND • Annual Report 2012
Keberhasilan Perusahaan dalam membukukan kinerja pendapatan yang baik tidak terlepas dari kerja
keras seluruh manajemen, karyawan Perusahaan dan unit usaha dalam mengembangkan proyek-
proyek yang berkualitas. The Company’s success in posting satisfactory
revenue performance would be unattainable without the hard work of all management ranks, Company
employees and business units in developing projects of exceptional quality.
Meningkatkan Kualitas Proyek
dan Kinerja Keuangan
Improving Quality of Projects and Financial Performance
301
BAKRIELAND • Annual Report 2012
Management Discussion Analysis
302
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
303
BAKRIELAND • Annual Report 2012
Diskusi Analisa Manajemen
Management Discussion Analysis
The Company performance in terms of revenue is associated with the contribution of its business units, namely City Property, Landed
Residential and Hotels Resorts.
Pencapaian Perusahaan dari segi pendapatan merupakan kontribusi dari unit-unit usaha
Perusahaan, yaitu City Property, Landed Residential, dan Hotels Resorts.
Tinjauan Ekonomi Makro
Walaupun perekonomian dunia masih mengalami perlambatan, Indonesia
tetap mencatat pertumbuhan ekonomi yang mengesankan pada tahun 2012,
dengan pertumbuhan PDB tercatat sebesar 6,23 di tengah laju inlasi yang
relatif terkendali sebesar 4,3. Sektor yang mencatat pertumbuhan ekonomi
tertinggi antara lain adalah sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar
9,98, sektor perdagangan, hotel, dan
Macro Economic Review
Despite the persistent slowdown in the world’s economy, Indonesia continues
to post impressive economic growth in 2012 with GDP registering an increase
of 6.23 amid a relatively controlled inlation rate of 4.3. The transportation
and communication sector recorded the highest economic growth at 9.98,
followed by the trade, hotel and
Management Discussion Analysis
304
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
restoran sebesar 8,11, dan sektor konstruksi sebesar 7,5. Sedangkan
sektor yang mencatat pertumbuhan terendah adalah sektor pertambangan
dan penggalian sebesar 1,49.
Sementara itu, suku bunga pasar juga relatif stabil di sepanjang tahun
2012, seiring dengan stabilnya suku bunga acuan BI. Rendahnya laju
inlasi menyebabkan Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuannya
di bulan Februari 2012 menjadi 5,75 per tahun dan bertahan di level
tersebut hingga akhir tahun 2012. Hal ini mendorong stabilnya suku bunga
KPR yang ditawarkan oleh bank-bank. Sepanjang tahun 2012, suku bunga KPR
berada di kisaran 8–11. Suku bunga ini sangat mendukung peningkatan
permintaan terhadap produk-produk properti di Indonesia. Hal ini tercermin
pada pertumbuhan KPR yang mencapai 28,9 pada tahun 2012 berdasarkan
Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia.
Faktor Eksternal yang Mempengaruhi Kinerja Perusahaan
Kinerja dan kondisi keuangan Perusahaan sangat dipengaruhi
oleh berbagai faktor, baik internal, seperti strategi dan rencana bisnis
perusahaan, maupun eksternal. Faktor eksternal yang mempengaruhi kinerja
perusahaan adalah:
Perubahan Kebutuhan
Semakin tingginya tingkat kemacetan di pusat kota, kian meluasnya lokasi
rawan banjir, harga yang mahal, kurang memadainya sarana transportasi
publik, perubahan gaya hidup, serta alasan keamanan membuat kebutuhan
akan tempat tinggal mengalami sedikit pergeseran dari sebelumnya hunian
tapak landed residential menjadi hunian vertikal apartemen. Hal ini
membuat prospek pengembangan hunian vertikal menjadi semakin
menarik di masa yang akan datang. restaurant sector at 8.11 and the
construction sector at 7.5. The mining and extraction industry experienced the
lowest growth at 1.49.
Meanwhile, the market interest rate remains comparatively steady
throughout 2012 in line with a stable BI reference interest rate. Due to a
low inlation rate, Bank Indonesia has decreased its reference rate to 5.75
p.a. in February 2012 and maintained at that level until the end of 2012.
This has helped stabilize the interest rate for KPR mortgage ofered by
banks. Throughout 2012, KPR interest rates hovered at a range of 8–11.
A favorable interest rate has driven demand for property products in
Indonesia further upwards. This is relected in a rise in KPR reaching
28.9 in 2012 based on the Indonesia Economic and Financial Statistics.
External Factors Afecting Company Performance
The Company’s inancial performance and condition is signiicantly afected
by various internal factors, such as corporate strategy and business plan.
External factors that also have a bearing on company performance include the
following:
Shift in Buying Needs
Worsening traic congestion in city center, more widespread lood-prone
areas, inlated prices, inadequate public transportation, lifestyle shifts and
security reasons have led to a change in housing preference away from landed
residential properties to vertical housing apartment. Business prospects
for vertical housing shall become increasingly promising in years to come.
Diskusi Analisa
Manajemen
Management Discussion
Analysis
305
BAKRIELAND • Annual Report 2012
Kondisi Demograi Pasar
Struktur penduduk Indonesia yang lebih banyak berada di usia produktif
membuat permintaan akan tempat hunian tetap tinggi. Sementara itu,
mayoritas masyarakat Indonesia cenderung memilih tempat hunian,
baik perumahan maupun apartemen, yang telah memiliki komunitas yang
berkembang. Manajemen senantiasa mempertimbangkan kondisi demograi
dalam menyusun perencanaan strategisnya agar dapat menentukan
segmentasi pasar dan lokasi yang tepat bagi hunian yang akan dikembangkan.
Perubahan pada Pesaing
Banyaknya perusahaan properti di Indonesia membuat persaingan antar
perusahaan menjadi semakin ketat. Oleh karena itu, Perusahaan cermat
mengamati aktivitas yang dilakukan oleh para pesaing terutama dengan cara
mempelajari dan menganalisis langkah- langkah yang dilakukan oleh para
pesaingnya. Berdasarkan hal tersebut, Perusahaan kemudian menyusun
strategi sehingga pangsa pasar Perusahaan dapat terus ditingkatkan.
Kenaikan Harga Sektor Properti dan Real Estat
Kenaikan harga properti dan real estat merupakan hal yang tidak bisa
dihindari mengingat adanya korelasi yang erat antara harga dan tingkat
inlasi suatu negara. Namun demikian, mengingat tempat hunian merupakan
kebutuhan utama bagi setiap keluarga, kenaikan harga yang masih dalam
batas yang wajar atau sekitar 10 hingga 15 setiap tahunnya diyakini
tidak akan berdampak negatif terhadap pendapatan Perusahaan.
Pengaruh Produk Baru
Persaingan yang ketat di industri properti di Indonesia membuat
perusahaan harus tetap aktif meluncurkan produk baru yang unik
dan inovatif. Peluncuran produk baru ini disamping dapat meningkatkan
Market Demography
As Indonesia’s population is mostly in the productive age group, demand
for housing shall remain buoyant. The majority prefers to settle in
residential areas, be it landed housing estates or apartment blocks, within
a thriving community. Company management at all times takes into
account demographic conditions when drawing up its strategic plan in
order to identify the most appropriate market segmentation and location for
prospective housing projects.
Shift in Competitors
A considerable number of players in the property business in Indonesia
have led to stifer competition among companies. In view of this, the Company
meticulously observes its competitors, particularly their actions and activities.
The Company will then devise the appropriate strategies aimed at
expanding its market share.
Price Increase in the Property and Real Estate Sector
Price escalations in the property and real estate market are unavoidable given the
strong correlation between price and inlation rate of a country. Nevertheless,
considering that housing is the primary need of every family, these price
increases are still within a reasonable range of between 10 and 15 annually
and shall not adversely afect Company earnings.
Impact of New Products
Intense competition in the property sector in Indonesia has made it
necessary for the company to continue to launch new unique and innovative
products. In addition to increasing company sales, new product launches
306
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
penjualan perusahaan, juga dapat meningkatkan
brand awareness terhadap produk-produk perusahaan.
Tanpa produk baru, perusahaan akan sulit bersaing dengan perusahaan
properti lainnya.
Perubahan Perpajakan
Sejak tahun 2009 perusahaan pengembang properti tidak lagi
menggunakan perhitungan pajak yang bersumber dari laba sebelum
pajak earnings before tax, namun menggunakan perhitungan pajak
yang bersifat inal sebesar 5 dari nilai penjualan. Bagi perusahaan
pengembang properti yang eisien, perhitungan pajak inal ini akan
lebih menguntungkan dilihat dari jumlah pajak yang harus dibayarkan
dibandingkan dengan cara sebelumnya.
Perubahan Peraturan
Terdapat beberapa peraturan baru yang mempengaruhi daya tarik sektor
properti di Indonesia, yaitu:
Perubahan Peraturan Perundang- undangan yang Terkait dengan
Properti Terdapat beberapa peraturan baru yang
berpengaruh terhadap daya tarik sektor properti di Indonesia, yaitu:
A. Peraturan terkait dengan pembiayaan dan pembayaran:
1. Surat Edaran Bank Indonesia No. 1410DPNP tanggal 15
Maret 2012 tentang Penerapan Manajemen Risiko pada Bank
yang Melakukan Pemberian Kredit Pemilikan Rumah dan
Kredit Kendaraan Bermotor, yang merupakan bagian dari
manajemen risiko perbankan berdasarkan Peraturan Bank
Indonesia No 58PBI2003 tentang Penerapan Manajemen
Risiko pada Bank Umum. Ketentuan pada surat edaran
ini menentukan bahwa rasio can also heighten brand awareness
of company products. Without the introduction of new products, it would
be diicult for the company to compete with other property developers.
Shift in Taxation
Since 2009, property companies no longer calculate taxes based on earnings
before tax, but on a inal 5 tax from company sales. For eicient property
developers, this inal tax calculation approach will be more beneicial in
terms of the amount of payable tax compared to the previous method.
Regulatory Changes
Several new regulations that have a bearing on the business appeal of the
property sector in Indonesia include the following:
Amendment of Law Related to Property
Several new regulations with inluence on the business appeal of the property
sector in Indonesia include the following:
A. Regulations on inancing and payment:
1. Bank Indonesia Circular letter No. 1410DPNP dated
15 March 2012 regarding the Implementation of Risk
Management in Banks that Provide Home Ownership and
Vehicle Ownership Credit, as part of risk management in
banking based on Bank Indonesia Regulation No. 58PBI2003
on the Implementation of Risk Management for Public Banks.
Provisions in this circular letter stipulate that the loan-to-value
ratio LTV of banks ofering KPR
Diskusi Analisa Manajemen
Management Discussion Analysis
307
BAKRIELAND • Annual Report 2012
Loan to Value LTV bank yang memberikan KPR untuk rumah
tapak dan KPA untuk rumah susun atau apartemen dengan
tipe bangunan lebih dari 70 m
2
, ditetapkan paling tinggi 70, lebih rendah dari ratio
sebelumnya yakni paling tinggi 90. Hal ini mengakibatkan
konsumen harus membayar uang muka lebih besar daripada
biasanya dan berpotensi pada terjadinya pengurangan daya beli
sektor properti;
2. Undang-Undang UU No. 8 tahun 2010 tentang Pencegahan
dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang,
ketentuan undang-undang ini salah satunya menempatkan
perusahaan properti dan agen properti sebagai pihak
pelapor guna melakukan pengenalan pengguna jasa
pembeli, khususnya untuk dapat mengidentiikasi transaksi
mencurigakan dari pengguna jasa. Untuk itu perusahaan
properti harus senantiasa menerapkan prinsip kehati-hatian
dalam melakukan transaksi dengan pelanggan.
B. Peraturan terkait dengan perumahan
1. UU No. 20 tahun 2011 tentang Rumah Susun yang menentukan
bahwa pengembang wajib menyediakan minimal 20
dari total luas lantai rumah susun komersial untuk rumah
susun umum bagi masyarakat berpenghasilan rendah MBR.
2. UU No. 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman yang menyatakan bahwa selain hak sewa, WNA
juga bisa memiliki rumah susun di atas tanah hak pakai. Hak
pakai ini sebagaimana telah diatur di dalam UU No. 5 tahun
1960 tentang Ketentuan Pokok- Pokok Agraria dan Peraturan
for landed residential properties and KPA credit for low-cost lats
or apartments of over 70 sqm, must be not more than 70,
lower than the previous ratio at a maximum of 90. Consumers
must therefore pay a higher amount of advance payment
than usual which may lead to lower purchasing power in the
property sector;
2. Law No. 82010 concerning the Prevention and Eradication of
Money Laundering Crime, among others, stipulates that property
companies and property agents shall provide a report in regard to
service usersbuyers, primarily for suspicious transactions made by
the service userbuyer. Property companies must therefore
consistently apply the principle of prudence in entering into
transactions with customers.
B. Housing regulations 1. Law No. 202011 concerning Low-
Cost Apartments stipulates that the developer has the obligation
to set aside at least 20 of total loor area of commercial lats for
public vertical housing for low- income citizens.
2. Law No. 12011 concerning Housing and Residential Areas
stipulates that beside the right to rent, foreign citizens can also own
low-cost apartments on land with the right to use. This right of use
is as stipulated in Law No. 51960 regarding the Basic Provisions on
Agrarian Law and Government Regulation No. 401996 regarding
the Rights of Tenure, Rights to
308
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Diskusi Analisa Manajemen
Management Discussion Analysis
Pemerintah PP No. 40 tahun 1996 tentang Hak Guna Usaha,
Hak Guna Bangunan, dan Hak Pakai atas Tanah yang mana
WNA dapat memiliki aset properti vertikal di atas tanah dengan
Hak Pakai dengan masa berlaku selama 25 tahun dan dapat
diperpanjang untuk jangka waktu 20 tahun;
Sampai dengan 31 Desember 2012, PP yang mengatur pelaksanaan UU
No. 20 tahun 2011 dan UU No. 1 tahun 2011 masih berupa rancangan
dari Kementerian Perumahan Rakyat Kemenpera, sehingga UU belum
dapat efektif diterapkan. PP yang nanti akan diterbitkan diharapkan dapat
melakukan pengaturan yang jelas dan tepat atas kewajiban-kewajiban dalam
kedua perundangan tersebut sehingga gairah sektor properti khususnya
properti vertikal akan semakin menarik.
Review Industri dan Prospeknya
Pertumbuhan ekonomi yang kondusif, menunjang pertumbuhan
sektor properti di Indonesia, baik sektor perumahan, apartemen,
perkantoran, maupun hotel. Banyaknya penduduk usia produktif membuat
permintaan terhadap perumahan dan apartemen tetap tinggi, sementara itu
membaiknya iklim investasi domestik juga meningkatkan permintaan
terhadap perkantoran, mengingat banyaknya perusahaan melakukan
ekspansi di Indonesia pada tahun 2012. Tren yang sama juga terjadi
pada sektor perhotelan, membaiknya pendapatan per kapita serta banyaknya
pilihan maskapai penerbangan yang menawarkan tiket dengan harga
ekonomis membuat arus wisatawan meningkat pesat yang pada gilirannya
meningkatkan permintaan kamar hotel.
Pada tahun 2013, momentum ini diperkirakan akan terus berlanjut.
Pemerintah Indonesia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia
Build and Rights of Use, whereby a foreign citizen may own vertical
property on land with the right to use for 25 years and can be
extended for 20 years.
By 31 December 2012, the Government Regulation that speciies on the
implementation of Law No. 202011 and Law No. 12011 is still in draft from
the Ministry of Public Housing; hence the act cannot be efectively enforced.
It is hoped that when this regulation is enacted, it will clearly and appropriately
regulate on the obligations set forth in the two act in order to boost
and stimulate the property sector, speciically for vertical property.
Industrial Review and its Prospect
A robust economic growth is conducive for the advancement of the property
industry in Indonesia that covers the housing, apartment, oice and hotel
sectors. A signiicant productive-age population shall sustain the demand for
housing and apartment at a high level, while an improving domestic investment
climate shall drive the demand for oice space upwards given the considerable
number of companies expanding into Indonesia in 2012. A similar trend is also
evident for the hotel sector as higher per capita income and the wide array
of airlines ofering afordable airfares have resulted in a dramatic upsurge
of tourists which in turn increases the demand for hotel rooms.
In 2013, this momentum is expected to gain further ground. The government
of Indonesia has projected a 6.2 economic growth with an inlation rate
309
BAKRIELAND • Annual Report 2012
akan berada di sekitar 6,2, dengan laju inlasi yang terkendali yaitu di
level 4,5 +- 1. Pertumbuhan ini dicapai dengan asumsi tidak terdapat
kenaikan harga BBM pada tahun 2013. Jika asumsi tersebut benar, maka suku
bunga bank diproyeksikan akan tetap berada di tingkat yang rendah, yang
akan mendorong permintaan terhadap sektor properti pada tahun 2013.
Namun, peraturan Bank Indonesia yang diterbitkan pada tanggal 15 Maret
2012, terkait pembatasan Loan to Value untuk kredit konsumsi termasuk
di dalamnya KPR, diperkirakan akan memberikan dampak negatif terhadap
pertumbuhan properti karena pembeli yang menggunakan KPR dari bank harus
menyediakan uang muka sebesar 30 dari nilai properti yang dibelinya pada
properti dengan luas bangunan di atas 70 m
2
.
Perkantoran
Kondisi perekonomian yang kokoh dan stabil dalam beberapa tahun terakhir
menyebabkan kegiatan konstruksi terutama untuk gedung perkantoran
menjadi sangat bergairah. Dengan perhitungan masa konstruksi 1,5 hingga
2 tahun, tambahan pasokan mulai terlihat membanjiri pasar pada tahun
2012.
Pada tahun 2012, terdapat 289.514 m
2
tambahan pasokan di CBD, tertinggi sejak tahun 2000. Tambahan pasokan
ini berasal dari delapan gedung kantor, yang terdiri dari lima gedung kantor
dengan lantai tinggi lebih dari 20 lantai dan tiga gedung kantor berlantai
rendah 8-10 lantai. Tambahan pasokan baru ini seharusnya menjadikan total
pasokan kumulatif ruang kantor di CBD meningkat menjadi 4.646.689
m
2
. Namun, berhenti beroperasinya tiga gedung kantor sebagai akibat dari
renovasi telah mengurangi pasokan kumulatif sebesar 27.175 m
2
, menjadi 4.619.514 m
2
. kept under control at the level of 4.5
+- 1. This is based on the assumption that fuel prices will not experience an
increase in 2013. If the assumption proves to be right, the bank interest rate
is projected to remain at a low level, which will further stimulate demand in
the property sector in 2013.
The Bank Indonesia regulation to be issued on 15 March 2012 pertaining to
the limit imposed on the loan-to-value ratio for consumer credit that includes
KPR, is expected to adversely afect growth in the property sector as buyers
who rely on KPR from banks must fork out advance payment at 30 of the
value of the property to be purchased for property of more than 70 sqm.
Oice Building
A sturdy and stable economy maintained in the past several years
has been highly favorable for property construction, mainly oice buildings.
For a construction process that takes 1.5 to 2 years, an additional supply of
oice buildings has looded the market in 2012.
In 2012, some 289,514 sqm of additional oice space were available at CBD, the
highest igure since 2000. This additional supply comes from eight oice buildings
consisting of ive high-rise oice structures more than 20 loors and
three low-rise oices 8-10 loors. The availability of additional oice space
should have resulted in an increase in total cumulative oice supply in CBD
to 4,646,689 sqm. However, due to the cessation of operations of three
oice buildings due to renovations, the amount of cumulative supply
has shrunk 27,175 sqm, to become 4,619,514 sqm.
310
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Diskusi Analisa Manajemen
Management Discussion Analysis
Dari sisi permintaan, tingkat hunian meningkat sebesar 3,2 pada
tahun 2012. Sepanjang tahun 2012, penambahan atau perluasan ruang
dari penyewa yang sudah beroperasi mendominasi tingkat permintaan
terhadap ruang kantor di CBD. Berdasarkan jenis industrinya, sektor
keuangan masih mendominasi tingkat permintaan, disamping sektor
pertambangan dan sektor teknologi informasi.
Pada tahun 2013, tambahan pasokan diproyeksikan akan menurun, namun
hingga tahun 2015, total tambahan pasokan untuk pasar ruang kantor
di CBD diproyeksikan akan lebih dari 1.000.000 m
2
. Hasil survei menunjukkan 23 gedung kantor baru akan mulai
beroperasi dengan luas 1.003.626 m
2
. Dari 23 proyek gedung kantor ini, 20 proyek sudah dimulai pekerjaan
konstruksinya pada tahun 2012, sehingga kemungkinan beroperasi pada
periode 2013-2015 menjadi semakin besar.
Meskipun begitu, tingkat hunian ruang kantor di CBD diproyeksikan akan terus
berada di level yang sehat. Dengan terbatasnya pasokan pada tahun 2013,
tingkat hunian diproyeksikan akan meningkat sebesar 1. Sebaliknya,
besarnya tambahan pasokan pada tahun 2014 dan 2015 diproyeksikan
akan menyebabkan tingkat hunian mengalami sedikit koreksi, walaupun
masih di level yang sangat tinggi, yaitu 96,9.
Apartemen
Pertumbuhan ekonomi nasional yang kuat dan kondisi politik yang stabil
serta kondusif selama tahun 2012 dimanfaatkan oleh para pengembang
properti untuk membangun proyek residensial khususnya apartemen.
Pasokan apartemen pada tahun 2012 tercatat sebagai pasokan tahunan
terbesar selama 10 tahun terakhir, khususnya di Jakarta dan utamanya
From the demand side, the occupancy rate rose 3.2 in 2012. Throughout this
year, additions to or expansion of oice space by existing tenants dominate the
demand for oice space at CBD. Based on the type of industry, the inancial
sector still leads in the demand for oice space, in addition to the mining as well
as information technology sectors.
In 2013, additional supply is expected to decrease, but by 2015 total additional
supply for oice space at CBD will be more than 1,000,000 sqm. A survey
has shown that 23 new oice buildings shall commence operation for a total
space of 1,003,626 sqm. From the 23 oice building projects, construction
work has begun on 20 of them in 2012, thus increasing the likelihood of starting
operations in 2013-2015.
Nevertheless, the tenancy rate for oice space at CBD is projected to remain at
a healthy level. Given the limited supply of oice space in 2013, tenancy rate is
expected to increase 1. On the other hand, igures for additional supply in
2014 and 2015 shall result in minor corrections on the occupancy rates,
although still sustained at the high level of 96.9.
Apartments
A resilient national economic growth coupled with a stable and favorable
political environment throughout 2012 has been capitalized by property
developers to build residential projects, particularly apartments. The annual
supply for apartments in 2012 reached record high since the past 10 years,
speciically in Jakarta and mainly in the CBD area. Furthermore, a burgeoning
311
BAKRIELAND • Annual Report 2012
wilayah CBD. Selain itu, bertumbuhnya masyarakat kelas menengah di
Indonesia membuat para pengembang semakin percaya diri atas kinerja
penjualan yang positif pada proyek- proyek apartemen mereka, baik
yang sudah ada, maupun yang akan diperkenalkan ke publik.
Proyek yang mulai beroperasi pada tahun 2012 adalah dua gedung
apartemen dari proyek terpadu Kuningan City Denpasar Residence
Tower Ubud dan Kintamani, dua gedung dari proyek The Wave Sand
Tower dan Coral Tower, Verde Apartment, Tamansari Semanggi Tower
A dan Thamrin Executive Residence. Satu-satunya proyek apartemen sewa
yang masuk pada tahun 2012 adalah Plaza Senayan gedung C dan D yang
merupakan pengembangan dari proyek Apartemen Plaza Senayan gedung A dan
B, di lokasi kompleks Senayan Square. Pada periode ini, satu proyek apartemen
sewa, Apartemen Ratu Plaza, akan direnovasi secara menyeluruh karena
usianya yang sudah tua.
Tingkat hunian apartemen di kawasan CBD pada tahun 2012 turun sebesar
5,7 menjadi 90. Penurunan ini disebabkan oleh tingginya pasokan
tahunan yang ditawarkan di CBD pada tahun 2012, yaitu 3.266 unit dari
delapan proyek lebih tinggi dari 768 unit dari dua proyek pada tahun 2011.
Pada tahun 2013, tren tingkat hunian ini diprediksi masih akan turun walaupun
tidak signiikan, yaitu menjadi 89,2 dengan adanya tambahan 1.600 unit
apartemen di pasar. Pada tahun 2014 dan 2015 diprediksi pasokan baru yang
akan masuk ke pasar masing-masing sebanyak 1.437 unit dan 978 unit.
Apabila kondisi ini tidak berubah hingga akhir tahun 2015, dengan asumsi
perekonomian yang stabil, tingkat hunian apartemen di CBD diprediksi
akan mencapai posisi 91,4 sumber: Colliers International Indonesia.
middle-class population in Indonesia has made property developers more
conident in posting positive sales performance for their apartment
projects, both existing ones as well as those to be introduced to the public.
Projects that have started operations in 2012 include two apartment buildings
from the Kuningan City integrated project Denpasar Residence Tower
Ubud and Kintamani, two buildings from The Wave project Sand Tower
and Coral Tower, Verde Apartment, Tamansari Semanggi Tower A and
Thamrin Executive Residence. The only for-lease apartment project for 2012
is Plaza Senayan Building C and D as an expansion to Building A and B of
the Plaza Senayan Apartment project located within the Senayan Square
complex. For this period, the Ratu Plaza Apartment, another for-lease apartment
project, shall undergo a complete renovation due to old age.
The occupancy rate for apartments within CBD in 2012 dropped 5.7 to
reach 90. This declining trend is due to high annual supply available at CBD
for 2012 to as much as 3,266 units from eight projects higher than 768 units
from two projects in 2011.
In 2013, the trend in occupancy rate is predicted to decline further although
insigniicant to the level of 89.2 with an additional 1,600 apartment units
on ofer. In 2014 and 2015, a new supply of apartment units is expected
to enter the market at 1,437 and 978 units respectively. If the situation
remains unchanged until 2015, with the assumption that the economy
remains stable, the occupancy rate for apartments in CBD shall reach 91.4
source: Colliers International Indonesia.
312
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Diskusi Analisa Manajemen
Management Discussion Analysis
Perhotelan
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik BPS, perkembangan kunjungan
wisatawan mancanegara wisman ke Indonesia pada tahun 2012 mengalami
peningkatan yaitu 4,8 dari 7,65 juta wisman menjadi 8,02 juta wisman.
Mayoritas kunjungan wisman ke Indonesia masih didominasi oleh
provinsi Bali. Pada tahun 2012, jumlah wisatawan ke Bali mencapai 9,4 juta,
dengan jumlah wisman yang datang ke Bali mencapai 2,92 juta orang,
atau meningkat sebesar 6,1 dari 2,7 juta pada tahun 2011. Peningkatan
ini dipengaruhi oleh membaiknya iklim pariwisata nasional secara
umum terutama di Provinsi Bali, serta menunjukkan keberhasilan pemerintah
dan pengusaha nasional dalam mempromosikan pariwisata Indonesia
di luar negeri. Sementara itu, kunjungan wisatawan domestik tercatat sebanyak
6,5 juta orang, meningkat sebesar 15 dari 5,6 juta pada tahun 2011.
Sementara itu di Jakarta, tiga hotel mulai beroperasi di kawasan CBD pada tahun
2012 yaitu Keraton at The Plaza 104 kamar yang dioperasikan oleh Luxury
Collection Starwood, Royal Kuningan 369 kamar, dan Pomelotel 148 kamar.
Selain itu, terdapat juga tambahan pasokan dari unit apartemen di Puri
Denpasar yang dioperasikan sebagai hotel. Penambahan ini meningkatkan
total kumulatif kamar hotel berbintang di CBD menjadi 9.215 kamar. Dari sisi
permintaan, pada tahun 2012, tingkat hunian hotel bintang tiga sampai lima
di CBD meningkat menjadi 67,2 dibandingkan dengan 65,7 pada tahun
2011.
Pada tahun 2013, sektor pariwisata Indonesia diperkirakan akan kembali
mengalami peningkatan, seiring dengan proyeksi pemulihan ekonomi global,
khususnya perekonomian Amerika Serikat. Arus wisatawan mancanegara
diharapkan akan terus mengalami peningkatan pada tahun 2013 didukung
Hotels
Based on data from the Central Bureau of Statistics BPS, international tourists
traveling to Indonesia in 2012 increased 4.8 from 7.65 million to 8.02 million
people. The province of Bali remains to be the most preferred destination
for foreign tourists. In 2012, some 9.4 million visitors made their way to Bali,
of which 2.92 million are international visitors, a 6.1 increase from 2.7 million
in 2011. This rising trend is due to an improved national tourism climate,
particularly in Bali, which demonstrates the ability of the government and
national entrepreneurs in promoting Indonesia abroad. Domestic tourists
on the other hand reached 6.5 million people, which saw a 15 climb from 5.6
million in 2011.
Meanwhile in Jakarta, three hotels have begun operations in CBD in 2012,
namely Keraton at The Plaza 104 rooms operated by Luxury Collection
Starwood, Royal Kuningan 369 rooms and Pomelotel 148 rooms.
Furthermore, additional supply is available from the apartment units
at Puri Denpasar that operates as a hotel. This additional supply means an
increase in the total cumulative rooms for star-rated hotels in CBD of up to
9,215 units. On the demand side, the occupancy rate for three-star to ive-star
hotels in CBD rose to 67.2 compared to 65.7 in 2011.
In 2013, Indonesia’s tourism sector is expected to pick up in line with global
economic recovery, speciically the U.S. economy. The low of international
tourists is expected to continue to see an upward trend in 2013 as more
budget airlines are projected to operate in Indonesia. The number of domestic
313
BAKRIELAND • Annual Report 2012
oleh semakin banyaknya maskapai penerbangan berbiaya murah budget
airline yang masuk ke Indonesia. Selain wisatawan mancanegara, kunjungan
wisatawan domestik diharapkan juga akan tumbuh pesat seiring dengan
semakin baiknya kinerja perekonomian Indonesia.
Jumlah wisatawan ke Bali diperkirakan akan meningkat sebesar 14,6 menjadi
10,8 juta wisatawan pada tahun 2013. Meningkatnya kunjungan wisatawan
mancanegara dan wisatawan nusantara ke Bali dalam tiga tahun terakhir diikuti
oleh banyaknya pengembangan hotel baru di Bali, dari hotel berbintang
tiga hingga bintang lima. Dalam dua tahun terakhir beberapa operator
hotel internasional dan lokal mulai memasuki Bali, seperti jaringan POP
Harris Hotel, Fave Hotel, Maxone Hotel, Red Dot Hotel, Hotel Whiz, Hotel Santika,
Jumeirah, Hotel Horison, Hotel Akmani, Hotel Best Western, Hotel Accor, Hotel
Swisbell, Hotel Westin, Hotel Aston, Hotel Pullman, Hotel Regent, dan Hotel
Marriott.
Kebijakan dan komitmen pemerintah daerah setempat untuk mempercepat
berbagai pembangunan infrastruktur di Bali, seperti perluasan bandara Ngurah
Rai, hingga rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya PLTS
berkapasitas 1,15 MW menjelang KTT APEC 2013 juga akan mendorong
permintaan terhadap hotel di Bali. Selain itu, juga direncanakan
pengembangan bandara Internasional Buleleng, serta pengembangan jalan tol
baru yang menghubungkan Denpasar – Soka, Tabanan - Jembrana, jalan Tol
Kuta – Soka - Tanah Lot, Tabanan - Seririt Singaraja, dan jalan tol Canggu
– Bringkit - Purnama. Pengembangan berbagai infrastruktur akan membantu
mengoptimalkan potensi dan menampung laju pertumbuhan
pariwisata yang tumbuh pesat di Bali. Sebagai akibatnya, prospek perhotelan
di Bali diproyeksikan akan tetap baik pada tahun 2013.
tourists is also expected to surge corresponding to improvements in
Indonesia’s economic performance.
Bali shall expect to see a 14.6 growth in the number of tourists, reaching
10.8 million people in 2013. An upward spiral in the low of foreign
and domestic visitors to Bali in the past three years is accompanied with
the development of numerous new hotels on the island, from three-star
to ive-star establishments. In the past two years, several international and
national hotel operators have set up operations in Bali, such as the POP
Harris Hotel, Fave Hotel, Maxone Hotel, Red Dot Hotel, Whiz Hotel, Santika
Hotel, Jumeirah, Horison Hotel, Akmani Hotel, Best Western Hotel, Accor Hotel,
Swisbell Hotel, Westin Hotel, Aston Hotel, Pullman Hotel, Regent Hotel and
Marriott Hotel.
The commitment of the local government and the supporting policies
to accelerate various infrastructure development projects in Bali, such as
the expansion of the Ngurah Rai airport and the planned development of a 1.15
MW solar power plant in anticipation of the APEC Summit of 2013 has also
led to greater demand for hotels in Bali. Furthermore, plans are underway
to develop the Buleleng international airport and a new toll road network
linking Denpasar – Soka, Tabanan - Jembrana, Kuta – Soka - Tanah Lot,
Tabanan - Seririt Singaraja, and Canggu – Bringkit - Purnama. The development
of these infrastructure projects shall optimize existing potential and support
the rapid growth of the tourism sector in Bali. In view of this, the hotel business
in Bali shall continue to hold bright prospects in 2013.
314
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Diskusi Analisa Manajemen
Management Discussion Analysis
Sementara di Jakarta, tren kenaikan pasokan akan terus berlanjut di CBD
pada tahun 2013 dengan jumlah yang sedikit lebih besar dibandingkan
dengan pada tahun 2012. Tambahan pasokan pada tahun 2013, diperkirakan
akan terjadi dengan beroperasinya All Seasons Jakarta Thamrin, Luwansa,
Alila SCBD lot 11, dan Hotel Raless. Pada tahun 2014, jumlah hotel di
wilayah CBD akan tumbuh lebih tinggi tertinggi sejak 10 tahun terakhir
dengan beroperasinya lebih dari 1.000 kamar hotel baru. Dengan terus
meningkatnya prospek perekonomian Indonesia sebagai negara yang memiliki
pangsa pasar yang besar, wilayah CBD tetap menjadi area yang menarik bagi
pembangunan hotel berbintang di tengah sulitnya mencari lahan untuk
dibangun.
Perumahan
Pada tahun 2012, terdapat sebanyak 26 perumahan skala besar di atas 400 ha
yang ditawarkan di wilayah Jabodetabek sedangkan total perumahan di wilayah
Jabodetabek mencapai 530 perumahan. Secara rata-rata, pasokan rumah baru
di Jabodetabek selama tahun 2010- 2012 mencapai 120-160 ribu unit per
tahunnya.
Sementara itu, data menunjukkan bahwa penjualan rumah baru pada
tahun 2012 mengalami penurunan sebesar 21,8. Penurunan terbesar
terjadi di segmen menengah bawah RSH yang memperoleh subsidi
dari pemerintah, sebagai akibat dari adanya perubahan persyaratan terkait
dengan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan FLPP pada tahun 2012.
Di samping itu adanya aturan Bank Indonesia yang membatasi maksimum
pembiayaan KPR sebesar 70 dari nilai agunan rumah dengan luas di atas 70
m
2
juga turut menyumbang penurunan penjualan rumah secara nasional dan
Jabodetabek. In Jakarta on the other hand, a rising
supply trend at CBD will also continue for 2013 at a slightly higher rate
compared to 2012. In 2013, additional supply is expected to be on ofer with
the operations of All Seasons Jakarta Thamrin, Luwansa, Alila SCBD Lot 11
and Rales Hotel. The number of hotels in CBD shall multiply further in 2014
the highest since the last 10 years with the operations of more than 1,000 new
hotel rooms. With a bullish outlook of Indonesia’s economy as a country
with huge market potential, the CBD area shall continue to be an appealing
prospect for the development of star- rated hotels given the diiculty in inding
land to build on.
Housing
In 2012, there are 26 large-scale housing estates built on 400 hectares of land on
ofer within the Jabodetabek area, while total housing complexes in the area
reached 530 estates. The supply of new houses for Jabodetabek from 2010 to
2012 amounted to an average of 120- 160 thousand units annually.
Meanwhile, available data has shown that the sales of new houses in 2012 fell
21.8. The highest decline is evident in the lower-middle segment subsidized
by the government, due to changes in the requirements related to the Housing
Loan Liquidity Facility FLPP in 2012. In addition, Bank Indonesia has imposed a
restriction on the maximum amount for KPR inancing to 70 of the mortgage
value for property of more than 70 sqm, which also contributed to a drop in
housing sales at the national level and within the Jabodetabek area.
315
BAKRIELAND • Annual Report 2012
Pada tahun 2013, seiring dengan adanya kejelasan tentang persyaratan
rumah subsidi FLPP, proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang
tetap kokoh, suku bunga yang relatif stabil, meningkatnya kelas menengah
Indonesia, serta kenaikan pendapatan per kapita nasional yang melampaui
US3.500, maka pertumbuhan penjualan perumahan diproyeksikan
akan meningkat.
Prospek perumahan di wilayah Jabodetabek diperkirakan masih sangat
besar. Dengan jumlah penduduk Jabodetabek yang diperkirakan
akan mencapai 30,1 juta orang pada tahun 2015, kebutuhan akan rumah
diperkirakan mencapai 7,5 juta rumah. Sementara jumlah rumah
tangga yang sudah memiliki rumah diperkirakan mencapai 5,2 juta.
Sehingga backlog rumah di wilayah megapolitan Jabodetabek mencapai
1,65 juta unit. Besarnya kebutuhan rumah di Jabodetabek hingga tahun
2012 mencerminkan besarnya potensi pasar yang bisa digarap oleh para
pengembang di Jabodetabek secara berkesinambungan.
Pusat Perbelanjaan
Selama dua tahun terakhir, 2011- 2012, Kuningan City Lifestyle and
Entertainment Center yang berada dalam kawasan terintegrasi Kuningan
City, menjadi satu-satunya pasokan pusat perbelanjaan yang mulai
beroperasi di CBD. Pusat perbelanjaan ini resmi beroperasi di triwulan keempat
tahun 2011 dan menyumbangkan 56.000 m
2
dari total 707.993 m
2
total pasokan ruang ritel di CBD. Sementara,
dari tingkat hunian tercatat mengalami peningkatan dari 91,1 pada tahun
2011 menjadi 91,9 pada tahun 2012. Tingginya tingkat penyerapan dapat
terlihat pada hampir semua pusat perbelanjaan di CBD. Kuningan City
sebagai pusat perbelanjaan terakhir In 2013, given the certainty in FLPP
requirements for subsidized houses, buoyant projections of Indonesia’s
economic growth, relatively stable interest rates, a thriving middle-class
segment, and higher per capita national income exceeding US3,500, housing
sales growth is projected to climb further.
The housing sector for Jabodetabek is projected to show tremendous
growth prospects. With the population in Jabodetabek to reach an estimated
30.1 million people by 2015, the demand for housing is expected to
amount to 7.5 million houses. Some 5.2 million families are reported to have
already own a house, thus backlogs for residential property in the Jabodetabek
megapolitan area amount to 1.65 million units. The considerable demand
for housing in Jabodetabek until 2012 relects the enormous market potential
that developers can seize upon in a sustainable manner.
Shopping Centers
In the last two years, 2011-2012, the Kuningan City Lifestyle and
Entertainment Center located at the Kuningan City integrated zone has
become the only supply for retail space that has begun operations in CBD. The
mall was oicially launched in the fourth quarter of 2011 and contributed 56,000
sqm from a total of 707,993 sqm of the entire supply of retail space in CBD. In
terms of tenancy rate, igures rose from 91.1 in 2011 to 91.9 in 2012. The high
absorption rate is evident in nearly all shopping malls in CBD. Kuningan City,
as the most recent shopping complex in operation in CBD has secured over 90
of committed occupancy rate. Not only have tenants made commitments with
316
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Diskusi Analisa Manajemen
Management Discussion Analysis
yang beroperasi di CBD telah mencapai komitmen tingkat hunian di atas 90.
Tidak hanya komitmen, penyewa- penyewa tersebut satu per satu telah
membuka gerai-gerainya. Sedangkan untuk pusat perbelanjaan lainnya juga
terus menunjukkan kinerja tingkat hunian yang positif. Pusat perbelanjaan
seperti Plaza Festival yang sebelumnya dikenal dengan Pasar Festival, Setiabudi
One, Epicentrum Walk, hingga pusat perbelanjaan premium, seperti Plaza
Indonesia, Paciic Place, Plaza Senayan, dan Grand Indonesia menunjukkan
kenaikan tingkat hunian dibandingkan dengan periode sebelumnya.
Sedangkan untuk proyeksi tiga tahun ke depan atau pada tahun 2013 hingga
2015, hanya akan ada tambahan 78.000 m
2
ruang ritel baru di CBD. Satu-satunya pasokan ruang ritel
baru yang terletak dalam wilayah CBD adalah Lotte Shopping Avenue.
Pusat perbelanjaan ini terletak dalam kawasan pengembangan Ciputra
World di Jalan Satrio. Melihat kemajuan konstruksinya, pusat perbelanjaan
tersebut diprediksikan akan resmi beroperasi di triwulan pertama
tahun 2013 dari rencana awal yang dijadwalkan di akhir tahun 2012.
Beroperasinya pusat perbelanjaan ini akan menambah pasokan kumulatif di
CBD menjadi 785.993 m
2
. Pada tahun 2013, tingkat hunian diproyeksikan akan
terus mengalami peningkatan sumber: Colliers International Indonesia.
Kinerja Unit Usaha
Secara umum, kinerja pendapatan dari unit-unit usaha Perusahaan
menunjukkan hasil yang menggembirakan pada tahun
2012, didukung oleh kondusifnya perekonomian Indonesia.
Pendapatan tercatat sebesar Rp2,9 triliun pada tahun 2012 atau mengalami
kenaikan sebesar 53 dari Rp1,9 triliun pada tahun 2011. Sementara itu,
pengelolaan beban pokok penghasilan the retail management, but have also
started to open their business. As for other retail complexes, occupancy rates
are similarly on an upward trajectory. Shopping malls such as Plaza Festival
formerly known as Pasar Festival, Setiabudi One and Epicentrum Walk,
and premium shopping centers such as Plaza Indonesia, Paciic Place, Plaza
Senayan and Grand Indonesia, have seen their tenancy rates rise compared
to the previous period.
In the next three years, between 2013 and 2015, it is projected that 78,000 sqm
of new retail space will be available at CBD. The only supply of new retail space
within CBD is Lotte Shopping Avenue. The shopping center is located at the
Ciputra World project development area at Satrio Street. Given its rapid
construction progress, the shopping complex is expected to be oicially
in operations by the irst quarter of 2013 from the initial plan at the end of
2012. The functioning of the mall will add to the cumulative supply of retail
space in CBD to reach 785,993 sqm. In 2013, occupancy rates are projected to
experience an ascending trend source: Colliers International Indonesia.
Business Unit Performance
The revenue performance of Company business units has shown admirable
results in 2012 supported by a favorable economic climate in Indonesia.
Earnings registered at Rp2.9 trillion in 2012 or a 53 leap from Rp1.9 trillion in
2011. Meanwhile, better management of the cost of revenue has made it
possible for the Company to achieve a
Penghasilan Usaha Bersih
dalam juta Rupiah
Net Revenues
in million Rupiah 2010
1,367,556 2011
1,927,530
2012 2,949,586
Laba Kotor
dalam juta Rupiah
Gross Proit
in million Rupiah 2010
669,273 2011
924,913
2012 1,617,254
Jumlah Aset
dalam juta Rupiah
Total Assets
in million Rupiah 2010
17,064,196 2011
17,707,950
2012 15,235,633
Laba Usaha
dalam juta Rupiah
Operating Proit
in million Rupiah 2010
241,714 2011
286,430
2012 785,085
317
BAKRIELAND • Annual Report 2012
yang baik membuat Perusahaan berhasil mencatat peningkatan gross
margin dari 48 pada tahun 2011 menjadi 54,8 pada tahun 2012.
Keberhasilan Perusahaan dalam membukukan kinerja pendapatan
yang baik tidak terlepas dari kerja keras seluruh jajaran manajemen
dan karyawan Perusahaan dalam mengembangkan proyek-proyek yang
memiliki kualitas baik. Perusahaan memiliki proyek-proyek di lokasi-
lokasi yang strategis dalam skala besar, dengan konsep pembangunan
yang menyeluruh sesuai keinginan konsumen. Kelangsungan bisnis
Perusahaan juga diharapkan terus berkelanjutan dengan didukung oleh
cadangan lahan land bank yang besar.
Namun, peningkatan berarti pada beban bunga dan keuangan, cadangan
kerugian penurunan nilai piutang, dan kerugian atas divestasi proyek jalan
tol membuat Perseroan mencatat peningkatan rugi bersih dari Rp19,2
miliar pada tahun 2011 menjadi Rp1,2 triliun pada tahun 2012.
surge in gross margin from 48 in 2011 to 54.8 in 2012.
The Company’s success in posting satisfactory revenue performance would
be unattainable without the hard work of all management ranks and Company
employees in developing projects of exceptional quality. The Company has
large-scale projects in strategic locations that ofer an all-embracing development
concept tailored to consumer needs. Company business is also expected to
remain sustainable with support from a vast land bank.
Nevertheless, a signiicant increase in interest and inancial expense,
allowance for impairment loss of trade receivables and losses to the divestment
of the toll road project have resulted in a rise in net loss from Rp19.2 billion in
2011 to Rp1.2 trillion in 2012.
2012 2011
Penghasilan Usaha Bersih Rp Miliar
Billion 2,950
1,928 Net Revenues
Laba Kotor Rp Miliar
Billion 1,617
925 Gross Proit
Laba Usaha Rp Miliar
Billion 785
286 Operating Proit
Laba Rugi Bersih Rp Miliar
Billion 1,202
19 Net Proit Loss
Marjin Laba Kotor 54.8
48.0 Gross Proit Margin
Marjin Laba Usaha 26.6
14.9 Operating Proit Margin
2012 2011
Jumlah Aset Rp Miliar
Billion 15,236
17,708 Total Assets
Kas Setara Kas Rp Miliar
Billion 268
597 Cash Cash Equivalent
Jumlah Liabilitas Rp Miliar
Billion 6,071
6,806 Total Liabilities
Jumlah Ekuitas Rp Miliar
Billion 7,306
8,347 Total Equity
Rasio Liabilitas terhadap Ekuitas 83.1
81.5 Debt to Equity Ratio
Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada entitas induk | Equity attributable to parent entity
318
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Diskusi Analisa Manajemen
Management Discussion Analysis
Pencapaian Perusahaan dari segi pendapatan merupakan kontribusi
dari unit-unit usaha Perusahaan, yaitu City Property, Landed Residential,
dan Hotels Resorts. City Property adalah unit usaha Bakrieland yang
mengembangkan proyek superblok Rasuna Epicentrum di kawasan CBD
utama Kuningan Jakarta, dengan produk utama apartemen dan bangunan
tinggi lainnya seperti perkantoran. Sedangkan Landed Residential
merupakan unit usaha Perusahaan yang mengembangkan perumahan landed
housing dengan proyek utamanya adalah perumahan Bogor Nirwana
Residence yang berada di kawasan utama Kota Bogor. Sementara itu,
Hotels Resorts merupakan unit usaha yang bergerak di bidang perhotelan,
dengan proyek utamanya Pullman Bali Legian Nirwana dan Pan Paciic Nirwana
Bali Resort yang berada di salah satu pusat pariwisata dunia, yaitu Bali.
Unit City Property
Unit City Property membukukan pendapatan sebesar Rp2.058,1 miliar,
atau mengalami peningkatan sebesar 79,9 dari Rp1.143,9 miliar pada tahun
2011. Kenaikan pendapatan unit City Property ini disebabkan oleh penjualan
lot tanah yang cukup besar pada lokasi Rasuna Epicentrum. Unit City Property
Bakrieland merupakan penopang utama pendapatan Perusahaan yang
memberikan kontribusi terbesar selama tahun 2012, yaitu 69,8 dari total
pendapatan.
Pendapatan dari Unit City Property dihasilkan dari penjualan lot tanah dan
proyek-proyek bangunan tinggi high- rise diantaranya perkantoran Bakrie
Tower, The Grove Condominium, The Grove Suites, proyek komersial Lifestyle
Center dan apartemen The Wave.
Bakrie Tower, proyek bangunan perkantoran 47 lantai yang menjadi
lagship Perusahaan, telah selesai konstruksinya pada tahun 2009 dengan
Company performance in terms of revenue is associated with the
contribution of its business units, namely City Property, Landed
Residential and Hotels Resorts. City Property is a Bakrieland business unit
that develops the Rasuna Epicentrum superblock project at the main CBD
area at Kuningan Jakarta of which its core products are apartments and
other high-rise buildings such as oice premises. Landed Residential is another
Company business unit that focuses on the development of landed housing
with the Bogor Nirwana Residence as its main project located in a prime location
in Bogor City. Meanwhile, Hotels Resorts is a business unit dedicated to
the hotel business of which its main projects include Pullman Bali Legian
Nirwana and Pan Paciic Nirwana Bali Resort situated in Bali as one of the
world’s leading holiday destinations.
City Property Unit
The City Property Unit has recorded an income of Rp2,058.1 billion or a 79.9
jump from Rp1,143.9 billion in 2011. This sharp rise in revenue earned by City
Property is attributed to the remarkable sales of lots at Rasuna Epicentrum.
Bakrieland’s City Property Unit is the mainstay of corporate earnings,
providing the highest contribution throughout 2012 at 69.8 of total
Company revenue.
Income from the City Property Unit is derived from the sales of lots and
high-rise building projects, including the Bakrie Tower oice premises, The
Grove Condominium, The Grove Suites, Lifestyle Center commercial project and
The Wave apartment block.
Bakrie Tower, an oice building towering at 47 loors, serves as the
Company’s lagship project following the completion of its construction in 2009 in
319
BAKRIELAND • Annual Report 2012
sebagian besar saleable area telah terjual atau tersewa. Per 31 Desember
2012 take up rate telah mencapai sekitar
97,5, dimana sekitar 27,3 take up
rate merupakan bagian yang tersewa. Demikian pula proyek Lifestyle Center,
yang mulai beroperasi di bulan Maret 2010, per 31 Desember 2012 mencatat
take up rate sebesar 95,3 dari total saleable area telah terjual atau dipesan
untuk disewa.
Sedangkan konstruksi pembangunan The Grove yang terdiri atas 2 tower
kondominium dengan total 440 unit telah mencapai 62,1 hingga 31
Desember 2012, dan sebanyak 56 unit yang tersedia telah terjual. Proyek The
Grove Suites hingga 31 Desember 2012 telah terjual 27 unit dengan progres
konstruksi telah mencapai sekitar 94,2.
Proyek lainnya adalah Wave Condominium yang terdiri dari 3 tower,
yaitu Tower Coral, Sand, dan Breeze dengan total 828 unit apartemen.
Konstruksi pembangunan tower Coral dan Sand telah mencapai 96,3 di akhir
Desember 2012. Tingkat penjualan tower Coral dan Sand sangat baik
mencapai sekitar 56,3, sedangkan konstruksi pembangunan Breeze
mencapai 28,7 di akhir tahun 2012.
Di samping proyek-proyek di atas, Bakrieland bekerjasama dengan
Perumnas, mengembangkan proyek rumah susun sederhana
milik Rusunami Sentra Timur Residence di Jakarta Timur, untuk
mendukung program pemerintah dalam pembangunan tempat hunian
1.000 tower. Pada tahap pertama, dikembangkan 3 tower yang memiliki
total 1.327 unit, dengan rencana pengembangan keseluruhan hingga
11 tower. Pada akhir 31 Desember 2012, progres konstruksi Sentra Timur
Residence telah mencapai 100 dengan tingkat penjualan mencapai sekitar 78,
which most of its saleable area has been sold or leased. As of 31 December 2012,
the take up rate has reached roughly 97.5 from which 27.3 is on lease.
The Lifestyle Center project that began operations in March 2010, as of 31
December 2012 has similarly attained an impressive take up rate of 95.3
from total saleable area which has either been sold or reserved for lease.
The construction of The Grove project that comprises 2 condominium towers
with a total of 440 units has reached 62.1 in progress by 31 December
2012, and some 56 available units have been sold. The Grove Suites by 31
December 2012 has sold 27 units while construction has reached 94.2 near
completion.
Another project is the Wave Condominium that consists of 3
towers – Coral, Sand and Breeze towers – accommodating a total of 828
apartment units. The construction of the Coral and Sand towers has reached
96.3 at the end of December 2012. Sales igures for the Coral and Sand
towers have been commendable at 56.3, while the development of the
Breeze Tower has reached 28.7 of the construction phase by the end of 2012.
In addition to the aforementioned projects, Bakrieland has worked in
concert with the Perumnas state-owned housing company to develop the Sentra
Timur Residence low-cost apartment complex at East Jakarta, as part of the
Company’s support for government plans to build 1,000 apartment towers.
In the irst stage, development will focus on 3 towers with a total of 1,327
units to be later expanded to a total of 11 towers. By 31 December 2012,
construction progress at Sentra Timur Residence has reached 100 and
managed to secure a sales rate of 78 from which 1,035 apartment units have
320
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Diskusi Analisa Manajemen
Management Discussion Analysis
dimana sejumlah 1.035 unit Rusunami telah terjual. Lokasi Sentra Timur
Residence yang strategis berdekatan dengan akses jalan tol JORR Jakarta
Outer Ring Road dan fasilitas yang cukup lengkap merupakan faktor utama
suksesnya proyek ini, dan diharapkan penjualan Rusunami Sentra Timur
Residence akan semakin meningkat seiring dengan selesainya konstruksi
bangunan.
Sementara itu beban pokok penjualan unit usaha City Property mengalami
peningkatan yang lebih kecil dibandingkan dengan peningkatan
pendapatan unit usaha City Property. Sebagai akibatnya, marjin laba kotor
mengalami perbaikan dari 40,2 pada tahun 2011 menjadi 53,5 pada tahun
2012.
Unit Landed Residential
Pendapatan Unit Landed Residential mengalami peningkatan sebesar 38,3
pada tahun 2012 dari Rp376,8 miliar pada tahun 2011 menjadi Rp521,3
miliar pada tahun 2012. Peningkatan ini disebabkan oleh kenaikan penjualan
perumahan di Bogor Nirwana Residence BNR dan Sentul Nirwana yang
memberikan kontribusi sekitar 27,6 dan 38,2 dari total pendapatan Unit
Landed Residential.
Selain dari penjualan perumahan, pendapatan Unit Landed Residential
juga berasal dari proyek lainnya yaitu The Jungle Waterpark, Aston Hotel
Bogor, dan proyek komersial Orchard Walk. The Jungle Waterpark yang
mulai beroperasi sejak tahun 2008 dan memiliki luas area sebesar 3,5 ha
mampu menarik pengunjung sebanyak 919 ribu orang dan menghasilkan
pendapatan sekitar Rp57,9 miliar pada tahun 2012, jumlah ini mengalami
peningkatan dibandingkan pada tahun 2011 sebanyak 888 ribu orang dengan
pendapatan sebesar Rp43,7 miliar. been sold. Its strategic location close to
the JORR Jakarta Outer Ring Road toll road access and its inclusive facilities has
been a primary factor for the project’s success. Sales of Sentra Timur Residence
are expected to rise in line with the completion of all construction phases.
Meanwhile, the cost of goods sold for the City Property business unit has
increased less than the rise in the Unit’s revenue. As a consequence, gross proit
margin saw an improvement from 40.2 in 2011 to 53.5 in 2012.
Landed Residential Unit
Income generated by the Landed Residential Unit has climbed 38.3
in 2012 from Rp376.8 billion in 2011 to reach Rp521.3 billion in 2012. This
increase is due to a rise in housing sales at Bogor Nirwana Residence BNR and
Sentul Nirwana, each contributing 27.6 and 38.2 from total Landed Residential
Unit’s income.
Apart from housing sales, the Landed Residential Unit also draws in income
from other projects, such as The Jungle Waterpark, Aston Hotel in Bogor and
the Orchard Walk commercial project. The Jungle Waterpark that extends
across 3.5 hectares was irst opened to the public in 2008 and now manages to
bring in 919 thousand visitors, yielding earnings worth Rp57.9 billion in 2012.
This is an upward trend compared to 2011 with 888 thousand visitors and
income amounting to Rp43.7 billion.
321
BAKRIELAND • Annual Report 2012
Kenaikan harga properti yang cukup signiikan pada tahun 2012 membuat
marjin laba kotor unit usaha Landed Residential mengalami peningkatan
dari 64,6 pada tahun 2011 menjadi 69 pada tahun 2012, demikian halnya
dengan marjin laba operasi yang mengalami peningkatan dari 24,8
pada tahun 2011 menjadi 28,3 pada tahun 2012.
Unit Hotels Resorts
Pada tahun 2012, kontribusi dari unit usaha Hotels Resorts tercatat
sebesar 12,6 dari total pendapatan, dimana pendapatan dari unit usaha
ini mencapai Rp370,2 miliar atau mengalami penurunan sebesar
9 dibandingkan dengan Rp406,9 miliar pada tahun 2011. Penurunan
ini disebabkan oleh penurunan pendapatan dari proyek Pullman Bali
Legian Nirwana Condotel yang unitnya telah habis terjual di tahun sebelumnya.
Sementara itu peningkatan beban pokok penjualan menyebabkan laba
kotor mengalami penurunan dari Rp277,5 miliar pada tahun 2011 menjadi
Rp156,1 miliar pada tahun 2012. Hal ini pada gilirannya mengakibatkan rugi
usaha sebesar Rp118,4 miliar pada tahun 2012 dibandingkan dengan laba
usaha sebesar Rp52,1 miliar pada tahun 2011.
Kontribusi lainnya terhadap pendapatan unit usaha Hotels Resorts berasal
dari Al-Saraya Bakrie Hotel, Pullman Bali Legian Nirwana, Grand Elty Singgasana,
dan Krakatoa Nirwana Resort. Peningkatan pendapatan yang berarti
dibukukan oleh Pullman Bali Legian Nirwana seiring dengan membaiknya
iklim pariwisata di Indonesia, khususnya di Bali. Jumlah kunjungan wisatawan
asing ke Bali mencapai hampir 3 juta orang selama tahun 2012, meningkat
dibandingkan 2,7 juta pada tahun 2011 sumber: Biro Pusat Statistik.
A signiicant rise in property prices in 2012 has correspondingly led to
improved gross proit margin for the Landed Residential business unit from
64.6 in 2011 to 69 in 2012. Similarly, operating proit margin also rose from
24.8 in 2011 to 28.3 in 2012.
Hotels Resorts Unit
In 2012, contribution from the Hotels Resorts business unit accounted
for 12.6 from total income, whereby earnings generated by this business
unit amounted to Rp370.2 billion or a 9 drop compared to Rp406.9 billion
in 2011. This declining trend is due to a decrease in income from Pullman Bali
Legian Nirwana Condotel of which its units have all been sold in the previous
year.
Meanwhile, an increase to cost of goods sold has led to fall in gross proit from
Rp277.5 billion in 2011 to Rp156.1 billion in 2012. This in turn prompted
an operating loss of Rp118.4 billion in 2012 compared to an operating proit of
Rp52.1 billion in 2011.
Income for the Hotels Resorts business unit is also sourced from Al-
Saraya Bakrie Hotel, Pullman Bali Legian Nirwana, Grand Elty Singgasana and
Krakatoa Nirwana Resort. A signiicant increase in income posted by Pullman
Bali Legian Nirwana attests to an improving overall situation that has
been favorable to the tourism industry in Indonesia, particularly Bali. Some 3
million foreign visitors have traveled to Bali in 2012 which is an increase
compared to 2.7 million international tourists in 2011 source: Central Bureau
of Statistics.
322
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Kinerja Masing-Masing Sub-Sektor
Perusahaan memiliki tiga sub- sektor yang menjadi pilar utama
bisnis perusahaan yaitu sub-sektor apartemen, sub-sektor perumahan dan
sub-sektor hotel resor. Di tahun 2012 sub-sektor yang memberikan kontribusi
terbesar yaitu sub-sektor hotel resor dan sub-sektor perumahan. Proyek
apartemen yang menjadi sumber pendapatan Perusahaan selama tahun
2012 terutama adalah The Grove Condominium, The Grove Suites, dan
The Wave yang terletak di Rasuna Epicentrum Kuningan serta proyek
apartemen bersubsidi Sentra Timur Residence di Jakarta Timur. Adapun
proyek perumahan yang memberikan kontribusi utama terhadap pendapatan
Perusahaan adalah proyek Sentul Nirwana dan Bogor Nirwana Residence.
Kontribusi Penjualan Masing-Masing Sub-Sektor Sales Contributions of Each Sub-Sector
dalam Miliar Rupiah
Revenue YoY Changes
in Billion Rupiah
Keterangan 2012
to total revenue
2011 total
revenue Nilai
Value Description
Perumahan 383.3
13.0 240.5
11.9 142.8
59.4 Landed Residential
Apartemen 241.3
8.2 228.0
11.3 13.4
5.9 Apartment
Kantor Strata 48.9
1.7 64.4
3.2 15.5
-24.0 Strata Oice
Hotel Strata 26.3
0.9 182.2
9.0 155.9
-85.5 Strata Hotel
Hotel Resor 480.8
16.3 366.8
18.2 114.1
31.1 Hotel Resort
Wahana Air 57.9
2.0 43.7
2.2 14.2
32.5 Waterpark
Kawasan Ritel Olah Raga 90.0
3.1 68.1
3.4 21.9
32.2 Retail Sports Area
Sewa Kantor 53.5
1.8 47.0
2.3 6.5
13.9 Leased Oice Space
Jasa Manajemen 156.9
5.3 118.5
5.9 38.4
32.4 Management Service
Penjualan tanah 1,410.6
47.8 568.5
28.2 842.1
148.1 Sale of Land Lot
Perumahan Pendapatan dari sub-sektor perumahan
selama tahun 2012 tercatat sebesar Rp 383,3 miliar, atau meningkat sebesar
59,4 dari Rp240,5 miliar di tahun 2011. Penyumbang terbesar dari sub
sektor perumahan berasal dari proyek perumahan Bogor Nirwana Residence
Performance of Each Sub-Sector
The Company has three sub-sectors that make up the Company’s main business
pillar, namely the apartment, housing and hotel resort sub-sectors. In 2012,
the hotel resort and housing sub- sectors have contributed the most to
Company revenue. Apartment projects that have been the main source of
income for the Company throughout 2012 are The Grove Condominium, The
Grove Suites and The Wave located at Rasuna Epicentrum Kuningan, and
the Sentra Timur Residence subsidized apartment project in East Jakarta.
As for housing projects, the Sentul Nirwana and Bogor Nirwana Residence
have been the largest contributor to Company earnings.
Housing Earnings from the housing sub-sector in
2012 amounted to Rp 383.3 billion, or a 59.4 increase from Rp240.5 billion in
2011. The main income contributor from the residential sub-sector originates
from the Bogor Nirwana Residence housing project in Bogor and Sentul
Diskusi Analisa Manajemen
Management Discussion Analysis
323
BAKRIELAND • Annual Report 2012
di Bogor dan Sentul Nirwana, yang masing-masing menyumbang sekitar
28 dan 38 dari total penjualan perumahan. Peningkatan penjualan
sub-sektor perumahan terutama didukung oleh suku bunga KPR yang
stabil dan cenderung menurun selama tahun 2012.
Apartemen Pada tahun 2012, sub-sektor apartemen
memberikan kontribusi pendapatan kepada Perusahaan sebesar Rp 241,3
miliar, atau mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2011 yang
sebesar Rp228 miliar akibat semakin meningkatnya permintaan masyarakat.
Per 31 Desember 2012, progres konstruksi untuk The Grove
Condominium dan The Grove Suites telah mencapai masing-masing 62,1
dan 94,2, sementara The Wave mencapai sekitar 96,3. Proyek-
proyek The Grove Condominium, The Grove Suites dan The Wave di
Rasuna Epicentrum masih akan tetap memberikan kontribusi pendapatan di
tahun mendatang, dimana pendapatan dari sub-sektor apartemen yang belum
dapat diakui sales backlog pada 31 Desember 2012 mencapai Rp 218,9
miliar.
Perkantoran Strata Dari sub-sektor perkantoran strata,
Perusahaan mencatat penjualan sebesar Rp 48,9 miliar selama tahun
2012, atau turun sebesar 24 dibandingkan dengan Rp 64,4 miliar
selama tahun 2011. Hal ini disebabkan terutama oleh penurunan penjualan
proyek Lifestyle Center sebagai akibat dari semakin terbatasnya unit yang
tersedia. Nirwana, each bringing in 28 and
38 from total housing sales. A rise in the sales of the housing sub-sector
is primarily due to stable KPR interest rates with a declining trend throughout
2012.
Apartment In 2012, the apartment sub-sector
contributed Rp 241.3 billion to Company revenue, a decline from Rp228 billion in
2011 due to increased demand.
As of 31 December 2012, construction progress for The Grove Condominium
and The Grove Suites reached 62.1 and 94.2 respectively, while The
Wave attained 96.3 near completion. The Grove Condominium, The Grove
Suites and The Wave projects at Rasuna Epicentrum shall continue to put in their
share of revenue contribution in years to come in which earnings generated
by the apartment sub-sector from sales backlog on 31 December 2012
amounted to Rp 218.9 billion.
Strata Oice From the strata oice sub-sector, the
Company recorded sales worth Rp 48.9 billion in 2012, a 24 drop compared
to Rp 64.4 billion in 2011. This is largely due to decreasing sales of the Lifestyle
Center project as available units become increasingly limited.
324
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Hotel Strata Pada tahun 2012, Perusahaan
memperoleh pendapatan dari hotel strata sebesar Rp 26,3 miliar, turun bila
dibandingkan dengan pendapatan di tahun 2011 yang sebesar Rp182,2miliar.
Hal ini disebabkan sangat terbatasnya unit yang tersedia di tahun 2012.
Penjualan berasal dari proyek Pullman Bali Legian Nirwana yang berlokasi
di Kuta, Bali dan proyek Aston Hotel, Bogor yang berlokasi di dalam kompleks
perumahan Bogor Nirwana Residence.
Hotel Resor Pendapatan dari Hotel Resor selama
tahun 2012 mencapai Rp480,8 miliar, mengalami kenaikan sebesar 31,1
dibandingkan Rp366,8 miliar di tahun 2011. Pendapatan dari Hotel dan Golf
di Bali memberikan kontribusi terbesar yaitu Rp 269,1 miliar, atau mencakup
56 dari total pendapatan dari Hotel Resort. Penyumbang terbesar kedua
adalah Hotel Aston Bogor sebesar 15,2.
Selama tahun 2012, Hotel Aston Rasuna mencatat kenaikan rata-rata tingkat
hunian dari 88,5 di tahun 2011 menjadi 88,9. Sementara itu, tingkat
hunian Pullman Legian Nirwana tercatat sebesar 73, mengalami penurunan
dibandingkan tahun 2011 yang tercatat sebesar 76,3 akibat dari semakin
tingginya persaingan usaha di kawasan tersebut. Tingkat hunian Nirwana Bali
Resort mengalami peningkatan dari 43,1 di tahun 2011 menjadi 50 di
tahun 2012.
Pendapatan lainnya berasal dari Grand Elty Krakatoa yang juga mengalami
kenaikan tingkat hunian dari 24 di tahun 2011 menjadi 28 di tahun 2012.
Selain itu, Perusahaan juga memperoleh pendapatan dari Hotel Elty Tenggarong
sebesar Rp12,3 miliar di tahun 2012.
Strata Hotel In 2012, the Company secured income
from the strata hotel sub-sector worth Rp 26.3 billion, a declining trend
compared to income generated in 2011 at Rp182.2 billion. This is attributed to
the limited number of units available for 2012. Sales are derived from Pullman
Bali Legian Nirwana located in Kuta, Bali and Aston Hotel, Bogor nestled within
the Bogor Nirwana Residence housing estate.
Hotels Resorts Income from the Hotels Resorts
sub-sector during 2012 amounted to Rp480.8 billion, which is a 31.1 surge
compared to Rp366.8 billion in 2011. Earnings from Hotel and Golf in Bali
presented the highest contribution at Rp269.1 billion that accounted for 56
from total income yielded by the Hotel Resort sub-sector. The second highest
contributor is Aston Bogor Hotel at 15.2.
Throughout 2012, Aston Rasuna Hotel experienced a rise in average
occupancy rates from 88.5 in 2011 to 88.9. Meanwhile, the occupancy rate
at Pullman Legian Nirwana reached 73, a descending trend compared
to 2011 at 76.3 due to intensiied business competition. The occupancy
rate for Nirwana Bali Resort, in contrast, improved from 43.1 in 2011 to 50 in
2012.
Other sources of income originate from Grand Elty Krakatoa that also witnessed
a rise in occupancy rate from 24 in 2011 to 28 in 2012. Furthermore, the
Company also secures its income from Elty Tenggarong Hotel to the tune of
Rp12.3 billion in 2012.
Diskusi Analisa Manajemen
Management Discussion Analysis
325
BAKRIELAND • Annual Report 2012
Secara umum harga rata-rata per kamar mengalami kenaikan di tahun 2012,
yaitu sebesar 23,6 untuk hotel Pan Paciic Nirwana Bali Resort, 13,7 untuk
Grand Elty Krakatoa dan 10,4 untuk Aston Rasuna Residence.
Waterpark and Entertainment Waterpark The Jungle memberikan
kontribusi pendapatan yang cukup baik, yaitu sebesar Rp 57,9 miliar di
tahun 2012, mengalami peningkatan dari Rp43,7 miliar di tahun 2011. Jumlah
pengunjung The Jungle selama tahun 2012 tercatat sebanyak 919.869 orang,
atau mengalami peningkatan sebesar 3,5 dibandingkan dengan 888,477
orang di tahun 2011. Wahana rekreasi air ini merupakan proyek Bakrieland
yang berlokasi di dalam perumahan Bogor Nirwana Residence dan mulai
beroperasi secara komersial sejak awal tahun 2008. Di wahana yang sama,
Perusahaan juga memiliki teater Cinema 4 Dimensi yang mencatat jumlah
pengunjung sebanyak 43.244 di tahun 2012 mengalami penurunan sebesar
32,5 dibandingkan tahun sebelumnya akibat adanya penutupan operasional
sementara di bulan Februari dan Maret 2012.
Disamping the Jungle, perusahaan juga memiliki Jungleland Adventure
Theme Park Jungleland yang terletak di kawasan Sentul Nirwana. Jungleland
memiliki luas area 35ha dengan lebih dari 41 wahana dan atraksi dan
merupakan Theme Park terbesar di Indonesia. Sampai dengan akhir tahun
2012, terdapat 5 zona yang sedang dibangun, yaitu Downtown, Carnival,
Explora, Tropicalia, dan Mysteria. Adapun progres pembangunannya
berturut-turut adalah 87, 75, 15, 44, dan 34.
Soft launching direncanakan akan dilaksanakan pada
awal Mei 2013 dan pembangunan untuk seluruh wahana ditargetkan selesai
pada akhir tahun 2013. The average room rates experienced an
increase in 2012 to as much as 23.6 for Pan Paciic Nirwana Bali Resort, 13.7
for Grand Elty Krakatoa and 10.4 for Aston Rasuna Residence.
Waterpark and Entertainment The Jungle Waterpark has contributed
signiicantly to Company revenue at Rp 57.9 billion in 2012, a rise from Rp43.7
billion in 2011. Some 919,869 people have visited The Jungle throughout 2012,
which is a 3.5 increase compared to 888.477 people in 2011. The recreational
facility is a Bakrieland project located within Bogor Nirwana Residence and
started commercial operations in early 2008. The Waterpark also features a
four dimension cinema that managed to attract 43,244 visitors in 2012, a 32.5
drop compared to the previous year due to temporary closure in February and
March 2012.
Apart from The Jungle, the Company also owns Jungleland Adventure Theme
Park Jungleland located at Sentul Nirwana. Jungleland, covering an area
of 35 hectares with more than 41 amusement rides and attractions, is
the largest theme park in Indonesia. By the end of 2012, ive zones are being
developed, namely Downtown, Carnival, Explora, Tropicalia and Mysteria and
each respectively at 87, 75, 15, 44 and 34 into completion. Its soft
launching is scheduled for early May 2013 and the development of all rides
and attractions is projected to complete by the end of 2013.
326
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Diskusi Analisa Manajemen
Management Discussion Analysis
Bidang Retail Olahraga Pendapatan dari sub-sektor retail
olahraga selama tahun 2012 tercatat sebesar Rp90 miliar atau mengalami
kenaikan dibandingkan dengan Rp68,1 miliar di tahun 2011. Pendapatan dari
subsektor ini terutama disumbangkan oleh penyewaan area perbelanjaan
Plaza Festival, penjualan Orchard Walk di Bogor Nirwana Residence dan juga
berasal dari keanggotaan Elite Club Rasuna yang mencapai 2.555 orang
pada 31 Desember 2012. Untuk area komersial Plaza Festival, tingkat hunian
tercatat sangat baik, yaitu meningkat dari 78,9 di tahun 2011 menjadi 98,3
di tahun 2012.
Pangsa Pasar
Konsep pembangunan properti yang terencana serta strategi pemasaran
yang tepat membuat Perusahaan berhasil menjual setiap proyek properti
yang dikembangkan, sehingga memiliki pangsa pasar yang cukup signiikan
terutama untuk proyek-proyek residensial yang merupakan bisnis inti
perusahaan.
Apartemen Untuk pasar apartemen, proyek-proyek
apartemen yang dikembangkan perusahaan di Rasuna Epicentrum
memiliki pangsa pasar yang cukup besar yaitu sekitar 22,4 dari total apartemen
yang berlokasi di Jakarta CBD.
Perumahan Melalui Bogor Nirwana Residence,
Perusahaan memiliki pangsa pasar sekitar 9 untuk proyek perumahan
kelas menengah dan menengah-atas yang berlokasi di kota Bogor.
Perkantoran Proyek-proyek perkantoran Perusahaan
yang meliputi the Bakrie Tower, Wisma Bakrie 1, Wisma Bakrie 2, dan proyek
perkantoran di Lifestyle Center serta Rasuna Oice Park memiliki pangsa
sekitar 2,7 dari total pasar perkantoran di Jakarta CBD.
Retail Sports Area Earnings from the retail sports area
sub-sector in 2012 amounted to Rp90 billion, which is an increase compared
to Rp68.1 billion in 2011. This sub-sector primarily derives its income from the
lease of retail space at Plaza Festival, sales of Orchard Walk at Bogor Nirwana
Residence and membership of Elite Club Rasuna that has reached 2,555
members by 31 December 2012. The occupancy rate for Plaza Festival’s
commercial space has been satisfactory which saw an appreciable increase from
78.9 in 2011 to 98.3 in 2012.
Market Share
A well-planned property development concept bolstered by an accurate
marketing strategy has helped Company successfully market every property
project that it develops, allowing the Company to acquire a sizeable market
share, primarily for residential projects as the Company’s core business.
Apartments The Company’s apartment projects
located at Rasuna Epicentrum have carved a signiicant slice of the market
share at 22.4 from total apartments available at Jakarta CBD.
Housing Through Bogor Nirwana Residence, the
Company has secured 9 of market share for upper-middle class residential
properties located in the city of Bogor.
Oice Buildings The Company’s oice projects that
include Bakrie Tower, Wisma Bakrie 1, Wisma Bakrie 2, Lifestyle Center and
Rasuna Oice Park hold 2.7 market share for the oice market in Jakarta
CBD.
327
BAKRIELAND • Annual Report 2012
Pusat perbelanjaan Perusahaan melalui Plaza Festival dan
Lifestyle Center memiliki pangsa pasar untuk pusat perbelanjaan komersial di
Jakarta CBD sekitar 4,7.
Perhotelan Pangsa pasar Perusahaan untuk hotel
bintang 5 di Bali sekitar 5,4 dan kurang lebih 2,4 untuk hotel di Jakarta CBD.
Perkembangan Harga Produk
Penetapan harga produk merupakan hal yang penting bagi sebuah perusahaan
properti dan merupakan keputusan yang strategis. Meskipun dalam
suatu periode terdapat peningkatan harga bahan-bahan bangunan
serta inlasi, penyesuaian harga produk-produk properti tidak selalu
bergerak dalam tingkat yang sama. Kebijakan penetapan harga dilakukan
dengan mempertimbangkan kondisi perekonomian secara umum, termasuk
di dalamnya faktor daya beli calon konsumen. Di tahun 2012, properti
perusahaan secara umum mengalami peningkatan sebesar 10-15.
Apartemen Secara umum harga jual rata-rata
apartemen perusahaan mengalami peningkatan di tahun 2012. Peningkatan
harga jual tertinggi dibukukan oleh apartemen the Wave yang meningkat
sebesar 22 dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara itu, harga
jual untuk apartemen The Grove Condominium mengalami peningkatan
sebesar 16,5 dan the Grove Suites mengalami peningkatan sebesar
9. Selama tahun 2012, penjualan unit apartemen marketing sales
tercatat sebanyak 163 unit, mengalami peningkatan dibandingkan dengan 154
unit di tahun 2011. Hal ini dimungkinkan oleh peningkatan penjualan apartemen
the Grove Condominium dari 25 unit di tahun 2011 menjadi 54 unit di tahun
2012. Sementara itu, baik apartemen the Grove Suites dan the Wave
Shopping Centers Through Plaza Festival and Lifestyle
Center, the Company has secured 4.7 of the market share for shopping
complexes commercial at Jakarta CBD.
Hotels The Company’s market share for ive-
star hotels in Bali reaches 5.4, and roughly 2.4 for the hotel market at
Jakarta CBD.
Product Price Increases
Setting the most appropriate product price as part of strategic decision making
is crucial for a property developer. Although in a given period the industry
may have to deal with price hikes in construction materials and inlation,
price adjustments to property products do not necessarily commensurate with
such price increases. Product prices are set by taking into account the general
economic condition, including consumer purchasing power. In 2012, property
companies mainly saw an increase of between 10 and 15.
Apartment The average selling price of Company
apartments has seen an upward trend in 2012. The highest price increase is
experienced by The Wave apartment units at 22 compared to the previous
year. The selling price for The Grove Condominium on the other hand rose
16.5, while The Grove Suites recorded a 9 increase. Throughout 2012,
some 163 apartment units marketing sales were sold, which is an increase
compared to 154 units in 2011. This is due to higher sales for apartments at
The Grove Condominium from 25 units in 2011 to 54 units in 2012. The sales
of apartments at The Grove Suites and The Wave in contrast fell in 2012 due
328
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Diskusi Analisa Manajemen
Management Discussion Analysis
mengalami penurunan penjualan di tahun 2012 akibat semakin banyaknya
pilihan apartemen di daerah CBD di tahun 2012.
to the availability of a broader range of apartment choices in CBD for 2012.
Biaya Pengembangan termasuk tanah 2012 Development Cost including land 2012
The Grove The Wave
The Grove Condo The Grove Suites
Jumlah Biaya Proyek Rp miliar 994,6
193,5 376,7
Project Cost Rp billion
Harga Jual Selling Price
Terendah Rp jutasqm
10,6 28,1
11 Rp millionsqm
Lowest Rata-rata
Rp jutasqm 23,3
30,3 18,1
Rp millionsqm Average
Tertinggi RP jutasqm
29,1 35,1
20,5 RP millionsqm
Highest
Harga Rata-rata Apartemen per m
2
dan Unit Terjual | Average price of apartment per m
2
and units sold
2012 Rp millionsqm
2011 Rp millionsqm
Unit Terjual 2012 Unit Sold in 2012
Unit Terjual 2011 Unit Sold in 2011
The Grove Condo 23,3
20,0 54,0
25,0 The Grove Suites
30,3 27,8
24,0 34,0
The Wave 18,1
14,8 85,0
95,0
Perumahan Pada tahun 2012, beberapa proyek
perumahan mencatat peningkatan harga jual tanah, yaitu proyek Sentul
Nirwana dan Bogor Nirwana Residence BNR. Sentul Nirwana mencatat
peningkatan harga jual rata-rata tanah tertinggi di tahun 2012 yaitu 36
menjadi Rp3 juta per meter persegi, sementara BNR hanya meningkat
sebesar 13 menjadi Rp2,6 juta per meter persegi di tahun 2012. Sementara
dari sisi harga jual per unit rumah, rata- rata harga jual per unit di tahun 2012
mengalami kenaikan di seluruh proyek dengan peningkatan tertinggi ditemui
di proyek Sentul Nirwana sebesar 17, diikuti oleh Batam Nirwana
Residence sebesar 16,6 dan BNR sebesar 7,6. Selama tahun 2012, total
penjualan proyek-proyek perumahan di Bogor, Batam dan Sentul Nirwana
Housing In 2012, several residential projects –
Sentul Nirwana and Bogor Nirwana Residence BNR - recorded increases in
the selling price of land. Sentul Nirwana has the highest increase in the average
land sale price in 2012 at 36 to reach Rp 3 million per square meter, while
BNR experienced a 13 rise to become Rp 2.6 million per square meter in 2012.
In terms of sales price per housing unit, there is an average price increase in
2012 for all projects with the highest growth taking place at Sentul Nirwana
for 17, followed by Batam Nirwana Residence for 16.6 and BNR for 7.6.
In 2012, total sales of housing projects in Bogor, Batam and Sentul Nirwana
329
BAKRIELAND • Annual Report 2012
mencapai 1.027 unit rumah, meningkat dibandingkan dengan penjualan
sebanyak 565 unit rumah di tahun 2011. reached 1,027 units, a signiicant leap
compared to 565 units sold in 2011.
Harga Beli Tanah, Biaya Pembangunan, Harga Jual Tanah dan Harga Jual Bangunan Land Purchase Price, Development Cost, Land Sale Price and Building Sale Price
Bogor Batam
Malang Sentul
2012 2011
2012 2011
2012 2011
2012 2011
Harga beli tanah mentah | Land purchase price
Terendah | Lowest
Rp000sqm 250
205 NA
NA NA
NA 260
200 Rata-rata |
Average Rp000sqm
400 250
NA NA
NA NA
380 230
Tertinggi | Highest
Rp000sqm 550
400 NA
NA NA
NA 500
260
Biaya pembangunan | Development cost
Terendah | Lowest
Rp000sqm 2,500
2,300 1,900
1,900 NA
2,365 2,600
2,500 Rata-rata |
Average Rp000sqm
2,850 2,756
2,029 2,029
NA 2,750
2,850 2,600
Tertinggi | Highest
Rp000sqm 3,200
3,400 2,450
2,450 NA
3,245 3,100
2,700
Harga jual tanah | Land sale price excluding VAT
Terendah | Lowest
Rp000sqm 2,200
1,464 825
825 NA
1,818 1,650
1,200 Rata-rata |
Average Rp000sqm
2,606 2,321
977 977
NA 2,883
3,000 2,185
Tertinggi | Highest
Rp000sqm 4,500
3,577 1,300
1,300 NA
4,091 4,950
4,878
Harga jual bangunan | Building sale price excluding VAT
Terendah | Lowest
Rp000sqm 3,200
2,396 2,426
2,426 NA
2,500 3,350
2,730 Rata-rata |
Average Rp000sqm
3,598 3,351
2,480 2,480
NA 2,754
3,685 2,818
Tertinggi | Highest
Rp000sqm 4,700
4,050 2,990
2,990 NA
3,409 4,200
3,350
Harga Rata-Rata Tanah, Unit dan Jumlah Unit Terjual | Average land price, unit and units sold
Harga Tanah | Land price Harga Unit | Unit price
Unit Terjual | Units sold Rp millionsqm
Rp millionsqm 2012
2011 2012
2011 2012
2011
Bogor Nirwana Residence 2,6
2,3 1.123,5
1.044,4 237,0
234,0 Batam Nirwana Residence
1,0 1,0
238,9 204,9
72,0 73,0
Ijen Nirwana Residence, Malang -
2,9 -
1.168,1 -
54,0 Sentul Nirwana
3,0 2,2
683,8 584,5
718,0 204,0
Hotel Strata Untuk proyek Pullman Bali Legian
Nirwana, harga jual rata-rata selama tahun 2012 mengalami peningkatan
sebesar 18 di tahun 2012, dengan jumlah unit terjual tercatat sebesar
19 unit. Penurunan jumlah penjualan di tahun 2012 merupakan akibat dari
terbatasnya jumlah unit yang tersisa di proyek ini.
Strata Hotels For Pullman Bali Legian Nirwana, the
average sales prices in 2012 climbed 18 with 19 units sold. This drop in sales
for 2012 is due to the limited number of remaining units available for this project.
330
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Diskusi Analisa Manajemen
Management Discussion Analysis
Sementara itu, proyek pembangunan Eaton Luxe Nirwana Bali dihentikan
untuk sementara waktu terkait dengan adanya redesigning master plan
Nirwana Bali Resort. Meanwhile, the development of the
Eaton Luxe Nirwana Bali project had to be temporarily put on hold due to the
need to redesign the master plan for the Nirwana Bali Resort.
Harga Rata-Rata dan Jumlah Unit Terjual | Average Price and Units Sold
Harga Rp jutam
2
| Price Rp millionm2 Unit Terjual | Units sold
2012 2011
2012 2011
Pullman Bali Legian Nirwana 28.3
24.0 19.0
40.0 Eaton Luxe Nirwana Bali
- 21.3
- 18.0
Ikhtisar Keuangan Rp miliar | Financial Highlights Rp billion
Keterangan 2012
2011 Pertumbuhan
Growth Description
Jumlah Aset 15,236
17,708 14
Total Asset Jumlah Liabilitas
6,071 6,806
11 Total Liability
Jumlah Ekuitas 7,306
8,347 13
Total Equity Penghasilan Bersih
2,950 1,928
53 Net Income
Laba Kotor 1,617
925 75
Gross Proit Laba Usaha
785 286
174 Operating Proit
Laba Rugi Bersih 1,202
19 6,175.5
Net Proit Loss
Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada entitas induk | Equity attributable to parent entity
Jumlah laba rugi yang dapat di yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk | Total income loss attributable to owners of parent entity
Laporan Laba Rugi Pendapatan Usaha
Pendapatan usaha Bakrieland berasal dari penjualan produk-produk
propertinya, baik dari penjualan produk yang bersifat jual putus development
property maupun pendapatan dari produk-produk properti yang disewakan
investment property. Pada tahun 2012, sumber-sumber penghasilan usaha
Bakrieland berasal dari: • Apartemen. Proyek apartemen
yang menjadi sumber pendapatan utama Perusahaan di tahun 2012
adalah The Grove Condominium dan The Grove Suites yang berada
Proit and Loss Statement Operating Income
Bakrieland’s operating income is derived from the sales of its property products,
both from the sales of development property and investment property. In
2012, Bakrieland’s earnings are drawn from the following sources:
• Apartments. The Company’s
major source of income from its apartment projects includes The
Grove Condominium and The Grove
331
BAKRIELAND • Annual Report 2012
dalam proyek Rasuna Epicentrum dan berlokasi di kawasan CBD
utama Kuningan Jakarta. The Grove Condominium yang berdiri di atas
lahan seluas 6.666 m
2
terdiri atas 2 menara dengan total 440 unit
sedangkan Grove Suites berdiri di atas lahan seluas 1.400 m
2
hanya memiliki 1 menara dengan 151
unit. Kedua apartemen ini ditujukan untuk segmen menengah-atas.
Sementara itu The Wave terdiri dari 9 menara dengan total 2.621 unit
dan berdiri di atas lahan seluas 38.228 m
2
.
• Perumahan Landed Residential.
Proyek perumahan Bakrieland terbesar berlokasi di kawasan
utama Bogor, dengan nama Bogor Nirwana Residence dengan luas
area pengembangan sekitar 1,002 hektar dan Sentul Nirwana Bukit
Jonggol Asri dengan luas area pengembangan lebih dari 12.000
hektar. Di samping itu, Bakrieland juga memiliki proyek perumahan
di Batam yaitu Batam Nirwana Residence dengan luas area
pengembangan 25 hektar.
• Perkantoran Strata. Pendapatan
dari proyek perkantoran strata terutama berasal Bakrie Tower di
Rasuna Epicentrum, yang memiliki lebih kurang 62.273 m
2
useable area perkantoran.
• Perkantoran Sewa. Pendapatan
dari perkantoran sewa berasal dari 4 gedung perkantoran yang dimiliki
Perusahaan, yaitu Bakrie Tower yang memiliki 18.954 m
2
leasable area, Wisma Bakrie 1 yang memiliki
11.410 m
2
leasable area, Wisma Bakrie 2 yang memiliki 18.999 m
2
leasable area dan Rasuna Oice
Park yang memiliki 3.945 m
2
leasable area. Tingkat hunian dari keempat
gedung ini adalah 94,7, 98, 85 dan 100 di tahun 2012.
Suites located at Rasuna Epicentrum and the main CBD area in Kuningan
Jakarta. The Grove Condominium that stands on 6,666 sqm of land
consists of 2 towers with a total of 440 units, while Grove Suites
extends across 1,400 sqm with a single tower that accommodates 151
units. Both apartment complexes are targeted at the upper-middle
class segment. The Wave on the other hand has 9 towers with a total
of 2,621 units built on an expanse of 38,228 sqm.
• Landed Residential. Bakrieland’s
largest housing project, known as Bogor Nirwana Residence is
built on Bogor’s prime location covering an extensive area of 1,002
hectares. Other leading residential projects are Sentul Nirwana Bukit
Jonggol Asri with more than 12,000 hectares of land and Batam Nirwana
Residence that spreads across 25 hectares of land.
• Strata Oice Buildings. Income
from strata oice projects is mainly sourced from Bakrie Tower at
Rasuna Epicentrum, with roughly 62,273 sqm of useable oice space.
• Leased Oice Buildings. Earnings
generated by leased oice premises are derived from 4 oice buildings
owned by the Company, namely Bakrie Tower with 18,954 sqm
leasable area, Wisma Bakrie 1 with 11,410 sqm, Wisma Bakrie 2 with
18,999 sqm and Rasuna Oice Park with 3,945 sqm. The occupancy
rates for all four oice buildings are 94.7, 98, 85 and 100
respectively in 2012.
332
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Diskusi Analisa Manajemen
Management Discussion Analysis
• Hotel Strata. Pendapatan dari
hotel strata terutama berasal dari proyek Pullman Bali Legian Nirwana
yang berlokasi di Kuta, Bali. Hotel ini merupakan hotel berbintang 5
yang memiliki total 360 unit, dimana 80 unit diantaranya tidak untuk
dijual namun untuk disewakan. Proyek hotel strata lainnya adalah
Aston Hotel Bogor, yang berada di dalam kompleks perumahan Bogor
Nirwana Residence dan merupakan hotel berbintang 4 dengan total
223 kamar, dimana 184 unit kamar adalah untuk dijual sedangkan 39
unit lainnya untuk disewakan.
• Hotel Resor. Pendapatan dari
Hotel Resor berasal dari hotel dan golf di Bali, hotel Aston yang terletak
di kawasan Rasuna Epicentrum yang memiliki 450 kamar, resort
di Lampung yaitu Krakatoa Nirwana Resort dengan 76 kamar
serta Grand Elty Singgasana di Tenggarong dengan total 74 unit.
• Edutainment Waterpark.
Pendapatan ini berasal dari wahana rekreasi The Jungle Waterpark,
yang berlokasi di dalam kompleks perumahan Bogor Nirwana
Residence. The Jungle Waterpark terdiri atas kolam renang dengan
berbagai ukuran dengan berbagai tema, giant aquarium, birdpark dan
taman-taman yang bernuansa hijau. Selain itu, The Jungle Waterpark juga
memiliki teater 4 dimensi.
• Retail Sportcenter. Pendapatan
ini berasal dari penyewaan ruang retail Plaza Festival yang berlokasi
di kawasan Rasuna Epicentrum, yang memiliki kurang lebih 13.332
m
2
leasable area. Sedangkan pendapatan sportcenter merupakan
pendapatan dari keanggotaan pusat kebugaran Elite Club Epicentrum di
kawasan Rasuna Epicentrum, yang keanggotaannya pada tahun 2012
mencapai 2.555 orang.
• Jasa Manajemen. Pendapatan dari
jasa manajemen merupakan hasil dari pengelolaan gedung-gedung
dan sarana-sarana pada proyek Bakrieland.
• Strata Hotels. Income from strata
hotels is primarily drawn from Pullman Bali Legian Nirwana located
in Kuta, Bali. The hotel is a ive-star establishment with a total of 360
units from which 80 units are not for sale but for lease. Another strata
hotel project is Aston Hotel Bogor situated within the Bogor Nirwana
Residence housing estate and is a four-star hotel with a total of 223
rooms from which 184 units are for sale, while the remaining 39 units
are for lease.
• Hotels Resorts. Income from
Hotels Resorts originates from hotel and golf in Bali, Aston Hotel
located at Rasuna Epicentrum with 450 rooms, Krakatoa Nirwana
Resort in Lampung with 76 rooms and Grand Elty Singgasana in
Tenggarong with 74 units.
• Edutainment Waterpark. The
Jungle Waterpark located at the Bogor Nirwana Residence serves
as the main source of income. The recreational facility features
swimming pools of diferent sizes with distinct themes, a giant
aquarium, bird park as well as gardens and parks. In addition, The
Jungle Waterpark also has a four dimension theatre.
• Retail Sports Center. Income is
derived from the lease of retail space at Plaza Festival located at Rasuna
Epicentrum, with roughly 13,332 sqm of leasable area. The sports
center’s earnings originate from the membership of the Elite Club
Epicentrum at Rasuna Epicentrum. Membership at the club by 2012 has
reached 2,555 people.
• Management Service. Income from
management service is sourced from the management of buildings
and facilities under Bakrieland projects.
333
BAKRIELAND • Annual Report 2012
Pendapatan bersih perusahaan tumbuh sebesar 53 dari Rp1.927,5
miliar di tahun 2011 menjadi Rp2.949,6 miliar di tahun 2012. Pendapatan
Perusahaan terbesar berasal dari unit City Property yang tercatat sebesar Rp
2.058,1 miliar, atau mencakup 69,8 dari total pendapatan Perusahaan
pada tahun 2012. Unit Residential juga memberikan kontribusi yang baik
yaitu 17,7, sedangkan unit Hotel dan Resort menyumbang 12,6 dari total
pendapatan Perusahaan.
Pendapatan Usaha Berkelanjutan Sebagai perusahaan properti yang
proyek utamanya adalah membangun apartemen dan perumahan,
pendapatan Bakrieland juga dipengaruhi oleh stabilitas kondisi
makro ekonomi. Ketika terjadi gejolak perekonomian seperti peningkatan suku
bunga dan inlasi, atau terjadi luktuasi nilai tukar yang dapat meningkatkan
harga bahan bakumaterial bangunan, maka kinerja keuangan Perusahaan
akan sangat mungkin terpengaruh. Dalam rangka mengantisipasi risiko-
risiko tersebut, Bakrieland berupaya memperkuat pendapatan yang bersifat
tetap dengan memiliki proyek-proyek yang menghasilkan pendapatan
berkelanjutan.
Adapun sumber-sumber pendapatan berkelanjutan yang saat ini dimiliki
Perusahaan adalah Perkantoran Wisma Bakrie 1 2, Aston Rasuna Residence,
The Jungle Waterpark, Pan Paciic Nirwana Bali Resort, Plaza Festival dan
Elite Club Epicentrum, Jasa Manajemen, gedung perkantoran Bakrie Tower,
area komersial Lifestyle Center, Grand ELTY Krakatoa dan Pullman Bali Legian
Nirwana. Untuk tahun 2012, jumlah pendapatan yang berasal dari proyek-
proyek ini adalah sebesar Rp826,6 miliar atau sekitar 28 dari total pendapatan
perusahaan. Jumlah ini meningkat dari Rp640 miliar di tahun 2011, namun
secara kontribusi mengalami penurunan dari 33,2 dari total pendapatan
perusahaan. The Company’s net income grew
53 from Rp1,927.5 billion in 2011 to Rp2,949.6 billion in 2012. The
lion’s share of Company earnings comes from the City Property Unit
for Rp 2,058.1 billion or representing 69.8 from Company’s total income
in 2012. The Residential Unit also contributed considerably at 17.7,
while income from the Hotel and Resort Unit accounted for 12.6 from total
Company income.
Recurring Income As a property company whose main
business is the development of apartments and residential properties,
Bakrieland’s income is also afected by the stability of macro economic
conditions. In the event of economic volatility, such as rising interest rates
and inlation, or luctuations in exchange rate that can drive the price of raw
construction materials upwards, the Company’s inancial performance will
most likely be afected. To anticipate such risks, Bakrieland makes an efort
to strengthen the sources of permanent income by developing projects that
generate recurring revenue.
The sources of recurring income that the Company now rely on include
oice buildings Wisma Bakrie 1 2, Aston Rasuna Residence, The Jungle
Waterpark, Pan Paciic Nirwana Bali Resort, Plaza Festival and Elite Club
Epicentrum, Management Service, Bakrie Tower, Lifestyle Center, Grand
ELTY Krakatoa and Pullman Bali Legian Nirwana. In 2012, total income from
these projects amounted to Rp826.6 billion or 28 from total Company
income. This is an increase from Rp640 billion in 2011, but in terms of
contribution, igures have decreased from 33.2 of total Company revenue.
334
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Diskusi Analisa Manajemen
Management Discussion Analysis
Pengakuan pendapatan Pendapatan diakui ketika kemungkinan
besar manfaat ekonomi masa depan akan mengalir ke Grup dan manfaat
ini dapat diukur secara andal. Kriteria spesiik berikut juga harus dipenuhi
sebelum pendapatan diakui.
Pendapatan dari penjualan real estat diakui berdasarkan PSAK 44 mengenai
“Akuntansi Aktivitas Pengembangan Real Estat” paragraf 6-23, paragraf 23-32
dan paragraf 33-36 sebagai berikut: i Pendapatan dari penjualan
bangunan rumah tinggal, rumah toko dan bangunan sejenis lainnya
beserta kavling tanahnya diakui dengan metode akrual penuh full
accrual method apabila seluruh kriteria berikut terpenuhi:
1. Proses penjualan telah selesai; 2. Harga jual akan tertagih;
3. Tagihan penjual tidak bersifat subordinasi terhadap pinjaman
lain yang akan diperoleh pembeli di masa yang akan datang; dan
4. Penjual telah mengalihkan risiko dan manfaat kepemilikan unit
bangunan kepada pembeli melalui suatu transaksi yang
secara substansi adalah penjualan dan penjual tidak lagi
berkewajiban atau terlibat secara signiikan dengan unit bangunan
tersebut.
ii Penjualan bangunan kondominium, apartemen dan perkantoran diakui
dengan menggunakan metode persentase penyelesaian apabila
seluruh kriteria di bawah ini dipenuhi, yaitu:
1. Proses konstruksi telah melampaui tahap awal, yaitu
pondasi bangunan telah selesai dan semua persyaratan untuk
memulai pembangunan telah terpenuhi;
2. Jumlah pembayaran oleh pembeli telah mencapai 20 dari harga
jual yang telah disepakati dan jumlah tersebut tidak dapat
diminta kembali oleh pembeli; dan
Revenue recognition Revenue is recognized to the extent that
it is probable that the economic beneit will low to the Group and the revenue
can be reliably measured. The following speciic recognition criteria must also be
met before revenue is recognized.
Revenues from real estate sales are recognized in accordance with PSAK
No. 44 on “Accounting for Real Estate Development Activity” paragraph 6-23,
paragraph 23-32 and paragraph 33-36 as follows:
i Revenues of selling houses, shop
houses and other similar property and the lots of land are recognized
under full accrual method if all of the following criterion are met:
1. Selling process is done; 2. The selling price is collectible;
3. A sales invoice is insubordinately toward other borrowing that will
gain by the buyer next time; and 4. The seller has transferred the
risks and reward of ownership of building to the buyer in
transaction which substantially is a sales and the seller does not
have any liability and involve in signiicantly with those unit.
ii The sale of condominiums, apartments and oice buildings, are
recognized using the percentage of completion method if all of the
following criteria are satisied, which are:
1. The construction process has already commenced, that is
the building foundation has been completed and all of the
requirements to commence construction have been fulilled;
2. Total payment by the buyer at least 20 of the agreed selling
price and the amount could not refundable; and
335
BAKRIELAND • Annual Report 2012
3. Jumlah pendapatan penjualan dan biaya unit bangunan dapat
diestimasi dengan andal. Pendapatan dari penjualan tanah
dan rumah tinggal diakui dengan metode deposit Deposit method
dengan kriteria sebagai berikut:
- Penjual tidak mengakui pendapatan atas transaksi
penjualan unit real estat, penerimaan pembayaran dari
pelanggan dibukukan sebagai uang muka.
- Piutang dari penjualan transaksi unit real estat tidak diakui.
- Unit real estat tersebut tetap dicatat sebagai aset penjual,
demikian juga dengan liabilitas yang terkait dengan unit real
estat tersebut, walau kewajiban tersebut telah dialihkan kepada
pelanggan.
- Unit real estat tersebut tetap dicatat sebagai aset penjual,
demikian juga dengan liabilitas yang terkait dengan unit real
estat tersebut, walau kewajiban tersebut telah dialihkan kepada
pelanggan.
Metode yang digunakan untuk menentukan persentase penyelesaian
adalah berdasarkan biaya aktual yang telah dikeluarkan dibandingkan dengan
estimasi jumlah biaya yang harus dikeluarkan untuk pengembangan
proyek real estat tersebut.
Beban Pokok Penghasilan Di tahun 2012, Perusahaan mencatat
peningkatan sebesar 32,9 pada beban pokok penghasilan menjadi
Rp1.332 miliar. Karena kenaikan ini lebih kecil dibandingkan dengan kenaikan
penghasilan usaha, Perusahaan mencatat peningkatan laba kotor
sebesar 74,9 menjadi Rp1.617,6 miliar di tahun 2012.
3. The total revenues and expenses of the property can be really
estimated. Revenues of selling land, houses and
shop houses recognized by Deposit Method under the following criteria:
- The seller did not recognize revenues of selling real
estate, advanced received from customer recognized as
unearned revenues.
- Receivables from transaction of selling unit of real estate are not
recognized. - The unit real estate sold is
recorded as the sellers assets, either liability is recorded,
even the liabilities have been transferred to customers.
- The unit real estate sold is recorded as the sellers assets,
either liability is recorded, even the liabilities have been
transferred to customers.
The method used to determine the percentage of completion that is based
on actual cost incurred compared with the estimated cost that should be
expense for the development of real estate project.
Cost of Revenue In 2012, the Company saw a 32.9 rise
in its cost of revenue to the amount of Rp1,332 billion. As this increase is
less than the growth in revenue, the Company posted a gross proit increase
of 74.9 to reach Rp1,617.6 billion in 2012.
336
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Diskusi Analisa Manajemen
Management Discussion Analysis
Beban Usaha Komponen utama dari beban usaha
Perusahaan adalah beban penjualan serta beban umum dan administrasi.
Beban penjualan sebagian besar terdiri dari biaya iklan dan promosi serta
komisi penjualan. Beban penjualan mengalami peningkatan sebesar 5,5
dari Rp101,1 miliar di tahun 2011 menjadi Rp106,6 miliar di tahun 2012.
Termasuk dalam beban penjualan adalah biaya iklan dan promosi yang
mengalami peningkatan sebesar 14,2 di tahun 2012 seiring dengan program
diluncurkan oleh perusahaan. Namun komisi penjualan mengalami penurunan
sebesar 6,5 menjadi RpRp38,9 miliar di tahun 2012 akibat adanya penjualan
yang terjadi di tahun 2011 yang pendapatannya diakui di tahun 2012.
Sehingga komisi penjualan telah terjadi di tahun 2011.
Sementara itu beban umum dan administrasi mengalami peningkatan
sebesar 35 dari Rp537,4 miliar di tahun 2011 menjadi Rp725,6 miliar di
tahun 2012. Komponen beban umum dan administrasi yang mengalami
kenaikan yang cukup tinggi adalah komponen gaji, upah dan tunjangan,
yang meningkat sebesar 41,1 dari Rp247,4 miliar di tahun 2011 menjadi
Rp349,1 miliar di tahun 2012. Kenaikan beban gaji ini terutama disebabkan oleh
banyaknya rekrutmen karyawan baru seiring dengan beberapa proyek baru
yang diluncurkan oleh perusahaan. Beban gaji, upah dan tunjangan ini
mencakup 48,1 dari total beban umum dan administrasi.
Selain beban gaji, upah dan tunjangan, beban penyusutan juga mengalami
peningkatan yang cukup berarti dari Rp83,8 miliar di tahun 2011 menjadi
Rp99,4 miliar di tahun 2012. Beban ini mencakup 13,7 dari total beban
umum dan administrasi di tahun 2012.
Perusahaan juga mencatat peningkatan beban perbaikan dan pemeliharaan
dari Rp49,4 miliar menjadi Rp58,7 miliar
Operating Expense The main components of Company’s
operating expenses include sales and general and administrative costs. Sales
costs largely consist of advertising and promotion expenses, and sales
commission. Sales costs have increased 5.5 from Rp 101.1 billion in 2011 to
Rp 106.6 billion in 2012. Advertising and promotion expenses as part of sales
costs experienced an increase of 14.2 in 2012 in line with projects launched
by the Company. Sales commission in contrast dropped 6.5, thus totaling
Rp 38.9 billion in 2012 due to sales made in 2011 and income recognized in
2012. As a result, sales commission was incurred in 2011.
General and administrative costs have risen 35 from Rp537.4 billion
in 2011 to Rp725.6 billion in 2012. A fairly signiicant increase in general and
administrative costs is recorded for the salary, wage and allowance component
that climbed 41.1 from Rp247.4 billion in 2011 to Rp349.1 billion in 2012. This
rise in salary costs is primarily due to the recruitment of a considerable
number of new employees in line with the Company’s launching of several new
projects. Salary, wage and allowance expenses accounted for 48.1 of total
general and administrative costs.
Apart from salary, wage and allowance expenses, depreciation costs have
also experienced an appreciable increase from Rp83.8 billion in 2011 to
Rp99.4 billion in 2012. These expenses accounted for 13.7 of total general and
administrative costs for 2012.
The Company also recorded an increase in repair and maintenance costs from
Rp49.4 billion to Rp58.7 billion in 2012.
337
BAKRIELAND • Annual Report 2012
di tahun 2012. Biaya perbaikan dan pemeliharaan aset-aset Perusahaan
seperti gedung perkantoran, hotel, dan pusat perbelanjaan maupun
kendaraan dilakukan secara rutin untuk memastikan bahwa seluruh aset
Perusahaan berada dalam kondisi baik.
Biaya untuk tenaga ahli mengalami peningkatan dari Rp23,9 miliar di tahun
2011 menjadi Rp27,2 miliar di tahun 2012. Tenaga ahli ini diperlukan untuk
perencanaan infrastruktur bangunan, perencanaan desain baik eksterior
dan interior serta arsitektur, dimana Perusahaan ingin memastikan bahwa
konsep keseluruhan pembangunan berkualitas tinggi dan mampu bertahan
dalam jangka panjang. Perusahaan juga memerlukan tenaga konsultan
keuangan dimana Perusahaan menginginkan struktur pembiayaan
terbaik untuk proyek-proyeknya.
Penghasilan Beban Bunga dan Keuangan - Bersih
Perusahaan mencatat peningkatan penghasilan beban bunga dan
keuangan bersih dari Rp47,4 miliar di tahun 2011 menjadi Rp473,8
miliar di tahun 2012. Peningkatan ini terutama berasal dari peningkatan
beban transaksi derivatif dari Rp20,8 miliar di tahun 2011 menjadi Rp309,8
miliar di tahun 2012 yang berasal dari meningkatnya probabilitas conversion
option yang diakibatkan dari semakin dekatnya periode hak melakukan put
option oleh bondholder atas Equity Link Bonds. Sementara itu, beban
bunga bank dan lembaga keuangan juga mengalami kenaikan dari Rp32,3
miliar di tahun 2011 menjadi Rp161,3 miliar di tahun 2012 seiring dengan
peningkatan hutang bank pada unit usaha properti.
Penghasilan Beban Lain-lain Selain pendapatan dan beban dari
aktivitas operasi, Perusahaan juga mencatat penghasilan dan beban yang
berasal dari kegiatan non operasional Company assets such as oice buildings,
hotels and shopping centers, and vehicles are maintained on a regular
basis to ensure that all assets remain in mint condition.
Costs incurred for expert services have risen from Rp23.9 billion in 2011
to Rp27.2 billion in 2012. Experts are required for building infrastructure
planning, interior and exterior designing and architectural planning
as the Company needs to ensure the development of high quality, durable
and long-lasting properties. The Company also solicits the services of
inancial consultants to guarantee the most viable inancing structure for its
projects.
Interest Income Expenses and Charges - Net
Company’s interest income expenses and charges - net rose from Rp47.4
billion in 2011 to Rp473.8 billion in 2012. This increase is largely due to
higher derivatives transaction costs from Rp20.8 billion in 2011 to Rp309.8
billion in 2012 as a result of higher probability of conversion option as the
maturity date nears for bondholders to exercise the put option on equity-linked
bonds. Meanwhile, bank and inancial institution interest expense increased
from Rp32.3 billion in 2011 to Rp161.3 billion in 2012 in line with an addition of
bank loans in property business unit.
Other Income Expense Apart from income and expenses from
operational activities, the Company also recorded income and expenses
originating from other non-operational
338
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Diskusi Analisa Manajemen
Management Discussion Analysis
lainnya. Di tahun 2012, Perusahaan membukukan penghasilan beban
lain-lain bersih sebesar Rp71 miliar. Beban lain-lain ini terutama berasal dari
pembayaran bagi hasil kepada pemilik unit
condotel sebesar Rp42 miliar dan adanya denda pajak sebesar Rp36,7
miliar.
Perpajakan Beban pajak tahun berjalan Perusahaan
dan Anak perusahaan ditentukan berdasarkan laba kena pajak pada
tahun yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak
yang berlaku di Indonesia. Lebih lanjut, pajak penghasilan sewa dan
jasa pemeliharaan yang dikenakan pajak penghasilan inal, beban pajak
diakui proporsional dengan jumlah penghasilan menurut akuntansi.
Perusahaan dan Anak perusahaan menerapkan metode penangguhan
pajak untuk menentukan manfaat beban pajak sesuai dengan PSAK
No. 46, “Akuntansi Pajak Penghasilan.” Berdasarkan metode tersebut,
Perusahaan mengakui aset dan kewajiban pajak tangguhan atas
pengaruh pajak di masa yang akan datang yang mencerminkan
perbedaan antara nilai tercatat aset dan kewajiban dengan masing-masing
dasar pengenaan pajaknya. Kewajiban pajak tangguhan diakui untuk semua
perbedaan temporer kena pajak, sedangkan aset pajak tangguhan hanya
diakui jika terdapat kemungkinan penghasilan kena pajak di masa yang
akan datang dapat dimanfaatkan terhadap perbedaan temporer tersebut.
Perubahan aset dan kewajiban pajak tangguhan yang disebabkan oleh
perubahan tarif pajak dibebankan pada tahun berjalan.
Tidak terdapat pengakuan atas aset dan kewajiban pajak tangguhan yang
berhubungan dengan pajak penghasilan inal. Amandemen terhadap kewajiban
perpajakan dicatat pada saat diterimanya surat ketetapan, atau
apabila dilakukan banding, ketika hasil banding sudah diputuskan.
activities. In 2012, the Company’s other income expenses net amounted to
Rp71 billion. Other expenses comprise mainly from proit-sharing payments
to condotel unit owners of Rp42 billion and tax penalties amounting to Rp36.7
billion.
Tax Tax expenses incurred by the Company
and Subsidiaries for the current year are determined based on taxable proit in
the given year calculated on the basis of tax rates applicable in Indonesia.
Furthermore, income tax for lease and maintenance service subject to the inal
income tax is recognized in proportional to the amount of income calculated in
compliance with accounting standards. The Company and Subsidiaries apply
the deferred tax method to determine tax receivable liability according to
PSAK No. 46 concerning “Accounting for Income Tax”. Based on this method,
the Company recognizes deferred tax assets and liabilities upon future tax
impact which indicates the diference between the carrying value of assets and
liabilities with the respective tax base. Deferred tax liabilities are recognized
for all provisional tax diferences, while deferred tax assets are only recognized
when future taxable income can be used for the said temporary diferences.
Changes in deferred tax assets and liabilities resulting from adjustments
to the tax rate shall be charged to the current year.
There is no recognition for deferred tax assets and liabilities related to the
inal income tax. Amendments to tax liabilities are recorded at the time of
receipt of the directive, or upon iling for appeal when an appeal decision has
been handed down.
339
BAKRIELAND • Annual Report 2012
Untuk tahun 2012 taksiran pajak bersih Perusahaan adalah sebesar Rp159,1
miliar, atau meningkat sebesar 54 dibandingkan dengan Rp103,3 miliar di
tahun 2011.
Laba Bersih Perusahaan mencatat peningkatan
deisit pada laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas
induk dari Rp19,2 miliar di tahun 2011 menjadi Rp1.202 miliar di tahun 2012,
sebagai akibat dari tingginya beban bunga dan keuangan, cadangan
kerugian penurunan nilai, kerugian akibat pembatalan penjualan unit
rumah dan apartemen serta rugi bersih yang dicatat dari operasi yang telah
dihentikan.
Kas Bersih dari Aktivitas Operasi Arus kas dari aktivitas operasi
Perusahaan sebagian besar berasal dari penerimaan kas dari pelanggan
dikurangi dengan berbagai pembayaran dari kegiatan operasional termasuk
kepada pemasok, karyawan, beban usaha, pembelian tanah serta
pembayaran bunga dan pajak. Kas bersih dari aktivitas operasi pada
tahun 2012 tercatat Rp817,5 miliar dibandingkan Rp1.268,9 miliar
pada tahun 2011 seiring dengan meningkatnya penghasilan di tahun
2012.
Kas Bersih dari Aktivitas Investasi Perubahan arus kas dari aktivitas
investasi diantaranya karena perubahan pada aset tetap, investasi jangka
pendek dan jangka panjang, penyertaan saham, penerimaan penjualan aset
tetap serta perubahan pada dana dalam pembatasan. Pada tahun 2012,
kas bersih Perusahaan dari aktivitas investasi tercatat sebesar Rp2.283,9
miliar dibandingkan dengan Rp610,6 miliar pada tahun 2011 terutama seiring
dengan peningkatan pada penyertaan saham dan penambahan aset tetap.
In 2012, the Company’s net tax estimate amounted to Rp159.1 billion, a sharp
increase of 54 compared to Rp103.3 billion in 2011.
Net Proit The Company experienced a higher
deicit in terms of proit which is attributed to the ownership of the
parent entity from Rp19.2 billion in 2011 to Rp1,202 billion in 2012, as
a consequence of high interest and inancial expenses, allowance for
impairment loss, loss on cancellation of sales of housing and apartments
and net loss arising from terminated operations.
Net Cash from Operating Activities Cash low provided by Company’s
operating activities is mainly drawn from cash receipts from customers
minus various payments for operating activities, including those paid to
suppliers, employees, operating expenses, land procurement as well
as interest and tax payments. Net cash from operating activities in 2012
amounted to Rp817.5 billion compared to Rp1,268.9 billion in 2011 in line with
increasing of revenue in 2012.
Net Cash from Investing Activities Changes in cash low provided by
investing activities are partly due to changes in ixed assets, short-term and
long-term investments, participating interest, income from sales of ixed
assets and changes to restricted funds. In 2012, the Company’s net cash
from investing activities amounted to Rp2,283.9 billion compared to Rp610.6
billion in 2011 in line with increase in participating interest and additional of
ixed assets.
340
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Diskusi Analisa Manajemen
Management Discussion Analysis
Kas Bersih dari Aktivitas Pendanaan Perubahan arus kas dari aktivitas
pendanaan sebagian besar mencakup perubahan pada pinjaman jangka
pendek dan panjang termasuk obligasi serta perubahan utang dan piutang
pihak berelasi. Kas bersih Perusahaan dari aktivitas pendanaan pada tahun
2012 tercatat sebesar Rp1.148,4 miliar di tahun 2012 dibandingkan dengan
Rp394,5 miliar di tahun 2011. Kas bersih dari aktivitas pendanaan pada
tahun 2012 antara lain berasal dari peningkatan pinjaman jangka panjang.
Perusahaan akan tetap mengandalkan ketersediaan kas internal melalui
aktivitas operasi Perusahaan
operating cash inlow dengan didukung oleh
pendanaan eksternal seperti hutang bank dan pendanaan dari pasar modal,
guna memelihara tingkat likuiditas yang sehat di masa yang akan datang.
Laporan Posisi Keuangan Aset
Total aset Perusahaan tercatat mengalami penurunan dari Rp17.707,9
miliar pada 31 Desember 2011 menjadi Rp15.235,6 miliar pada 31 Desember
2012. Penurunan ini disebabkan oleh divestasi PT Bakrie Toll Road pada tahun
2012, yang memiliki total aset tetap sekitar Rp3 triliun.
Persediaan Pada akhir tahun 2012, Perusahaan
mencatat penurunan persediaan menjadi Rp1.695,4 miliar dari
Rp1.816,3 miliar pada akhir tahun 2011. Persediaan ini timbul dari
aktivitas operasi Perusahaan, yaitu pembangunan proyek properti yang
menghasilkan bangunan siap jual, bangunan dalam penyelesaian, maupun
dalam bentuk tanah.
Lahan Cadangan Bagi perusahaan properti, ketersediaan
cadangan lahan land bank dalam skala yang cukup besar dan terletak di lokasi
yang strategis merupakan modal pokok yang akan menjamin kelangsungan
Net Cash from Financing Activities Changes in cash low provided by
inancing activities largely arise from changes in short-term and long-term
loans, including bonds, and changes in related party’s loans and receivables.
Company net cash from inancing activities in 2012 amounted to Rp1,148.4
billion in 2012 compared to Rp394.5 billion in 2011. Net cash from inancing
activities in 2012 among others originate from an increase in long-term loans.
The Company shall continue to rely on the availability of internal cash from
the Company’s operating activities operating cash inlow bolstered by
external inancing, such as bank loans and inancing from the capital market
in order to maintain a healthy level of liquidity in years to come.
Balance Sheet Assets
Company’s total asset decreased from Rp17,707.9 billion in 31 December 2011
to Rp15,235.6 billion by 31 December 2012. This asset decrease is prompted
by a divestment of Bakrie Toll Road in 2012 with a total ixed asset amounting
to about Rp3 trillion.
Inventory By the end of 2012, Company
inventories decreased to Rp1,695.4 billion from Rp1,816.3 billion at the end
2011. These inventories are generated from company operations through
the development of property projects that produce ready-to-sell buildings,
buildings-in-progress or in the form of land.
Land Bank For a property company, the availability
of vast land banks situated in strategic locations is vital capital that guarantees
business sustainability in years to come. The Company, in which one of its main
341
BAKRIELAND • Annual Report 2012
usaha di masa yang akan datang. Perusahaan yang salah satu produk
utamanya adalah apartemen, memiliki cadangan lahan di kawasan Kuningan
seluas 8,3 hektar per 31 Desember 2012, dimana hal ini merupakan salah satu
perusahaan dengan landbank terbesar di kawasan CBD Jakarta. Semakin
langkanya lahan kosong dengan luas area yang besar di kawasan CBD Jakarta,
membuat nilai tanah di kawasan ini terus meningkat dari tahun ke tahun.
Di samping apartemen, Perusahaan juga merupakan pengembang besar
untuk produk properti perumahan atau Landed Residential. Perusahaan saat
ini memiliki cadangan lahan seluas 793 hektar di kawasan utama Kota Bogor.
Untuk kawasan hunian, Perusahaan melihat bahwa pengembangan
perumahan di Bogor lebih menarik dibandingkan dengan daerah-daerah
lain di sekitar Jakarta seperti Tangerang ataupun Bekasi seiring dengan pesatnya
pembangunan di kota tersebut. Tahun 2012, Perusahaan juga tengah
membangun proyek residensial Sentul Nirwana yang berlokasi di Sentul
dengan cadangan lahan seluas 12.780 hektar.
Hutang Salah satu sumber pendanaan
Perusahaan untuk membiayai proyek- proyek yang sedang dibangun adalah
dengan hutang, baik dari pasar modal yaitu obligasisukuk, maupun dari
perbankan dan sumber lainnya. Hal ini dikarenakan Perusahaan membangun
proyek-proyek properti dan infrastruktur dalam skala yang besar
sehingga membutuhkan pendanaan yang juga besar.
Hutang bank jangka pendek serta hutang bank dan lembaga keuangan
jangka panjang di luar hutang obligasi tercatat sebesar Rp1,8 triliun pada
31 Desember 2012 atau menurun dibandingkan pada posisi 31 Desember
2011 yang sebesar Rp3,3 triliun. products is the apartment buildings, by
31 December 2012 owns 8.3 hectares of land bank in the Kuningan area
which represents one of the property developers with the largest land bank
within Jakarta’s main CBD area . Scarcity of vacant and sizeable plots of land
within the main CBD area in Jakarta has driven land value upwards from year to
year.
In addition to apartment buildings, Company is also a leading developer
for Landed Residential properties. At present, the Company owns 793
hectares of land bank at Bogor’s prime location. Bakrieland sees the
development of landed residential properties in Bogor as being more
lucrative compared to other areas around Jakarta such as Tangerang
or Bekasi, in light of Bogor’s rapid development. In 2012, Bakrieland also
develops the Sentul Nirwana mega residential project located at Sentul on
a parcel of land bank stretching across 12,780 hectares.
Debts One of the Company’s inancing sources
to fund ongoing projects is through loans, either from the capital market
such as bondssukuk, or from banking institutions and other sources. This
is deemed necessary as Bakrieland is involved in the development of
large-scale property and infrastructure projects, which require substantial
funding.
Short-term bank loans as well as long- term loans from banks and inancial
institution, aside from payable bonds, amounted to Rp1.8 trillion on 31
December 2012, a decrease from Rp 3.3 trillion recorded on 31 December
2011. This declining trend is due to the
342
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Diskusi Analisa Manajemen
Management Discussion Analysis
Penurunan ini antara lain disebabkan oleh divestasi anak Perusahaan PT
Bakrie Toll Road yang memiliki hutang bank dan lembaga keuangan sekitar Rp2
triliun. Sedangkan untuk total hutang obligasi mengalami sedikit kenaikan di
tahun 2012 dari Rp1,5 triliun di tahun 2011 menjadi Rp1,8 triliun seiring
dengan kenaikan nilai Equity-Linked Bond akibat perubahan nilai wajar.
Equity-Linked Bond ini diterbitkan oleh anak Perusahaan sebesar US155 juta
dan akan jatuh tempo pada tanggal 23 Maret 2015.
Liabilitas Pada tanggal 31 Desember 2012, total
liabilitas Perusahaan tercatat sebesar Rp 6.071,4 miliar atau mengalami sedikit
peningkatan dibandingkan Rp6.805,9 miliar per 31 Desember 2011. Kenaikan
liabilitas ini antara lain berasal dari kenaikan uang muka pelanggan seiring
dengan peningkatan permintaan terhadap proyek-proyek yang dimiliki
Perusahaan. Di samping itu, utang kepada pihak terkait juga mengalami
peningkatan dari Rp145,3 miliar pada tahun 2011 menjadi Rp305,7 miliar
pada tahun 2012 terutama disebabkan oleh meningkatnya pinjaman PT Bukit
Jonggol Asri kepada PT Sentul City, Tbk. sehubungan dengan pengembangan
proyek Jungleland.
Ekuitas Pada tanggal 31 Desember 2012, ekuitas
yang dapat diatribusikan kepada entitas induk tercatat sebesar Rp7.306,2 miliar,
mengalami penurunan sebesar 12,4 dibandingkan dengan Rp8.346,9 miliar
pada tahun 2011 akibat rugi bersih yang dicatat Perusahaan pada tahun
tersebut.
Struktur Permodalan
Secara historis, Perusahaan memiliki struktur permodalan yang konservatif.
Hal ini tercermin dari besaran rasio hutangnya yang mengandung bunga
interest bearing liabilities terhadap ekuitas Perusahaan yang relatif rendah.
divestment of the subsidiary PT Bakrie Toll Road that owes Rp2 trillion in loans
from banks and inancial institutions. Total payable bonds, on the other hand,
saw a slight increase in 2012 from Rp1.5 trillion in 2011 to Rp1.8 trillion in line
with the rising value of Equity-Linked Bonds as a result of changes in fair
value. Equity-Linked Bonds were issued by the Subsidiary for US155 million and
shall mature on 23 March 2015.
Liabilities On 31 December 2012, Company’s total
liabilities reached Rp 6,071.4 billion, a slight increase from Rp 6,805.9 billion on
31 December 2011. This rise in liabilities is partly due to the higher amount of
down payment that customers must pay in line with increasing demand for
Company-owned projects. Furthermore, loans to related parties also saw an
increase from Rp 145.3 billion in 2011 to Rp305.7 billion in 2012, primarily
because PT Bukit Jonggol Asri has secured more loans from PT Sentul
City, Tbk. for the development of the Jungleland project.
Equity On 31 December 2012, equity related to
the parent entity amounted to Rp7,306.2 billion, which is a 12.4 drop compared
to Rp8,346.9 billion in 2011 due to net loss recorded by the Company in the
said year.
Capital Structure
The Company historically takes on a conservative capital structure. This is
relected in its relatively low debt ratio that contains interest-bearing liabilities
against Company equity. The Company’s ratio is 0.49x in 2012 which has slid
343
BAKRIELAND • Annual Report 2012
Rasio tersebut dalam Perusahaan tercatat sebesar 0,49x pada tahun 2012,
mengalami penurunan dibandingkan 0,59x pada tahun 2011. Kendati
mengalami rugi bersih di tahun 2012, ekuitas Perusahaan tetap merupakan
salah satu yang terbesar diantara perusahaan properti di Indonesia.
Tingginya ekuitas ini mencerminkan komitmen pemegang saham atas
kelangsungan jalannya Perusahaan dalam jangka panjang. Sebagai
perusahaan properti, Perusahaan senantiasa mengandalkan ekuitasnya
dalam melakukan pembelian aset terutama tanah.
Dalam membiayai pembangunan proyek-proyek yang ada, selain
dari ekuitas, perusahaan properti memerlukan sumber-sumber
permodalan yang tepat. Sebagian besar hutang Perusahaan bersifat jangka
panjang, dimana hal tersebut sejalan dengan karakteristik proyek-proyek
properti Perusahaan yang bersifat jangka panjang seperti apartemen. Di
samping itu, hutang jangka panjang juga memberikan leksibilitas waktu
bagi Perusahaan dan mencerminkan kepercayaan kreditor yang baik.
Ke depan, Perusahaan akan tetap menjaga struktur permodalannya agar
tetap ideal, dengan menjaga tingkat hutangnya kurang dari 100 terhadap
ekuitas.
Sementara itu, terkait pinjaman, baik dari bank, lembaga keuangan, maupun
institusi lainnya, jumlah pinjaman maupun jangka waktunya akan
disesuaikan dengan jumlah dan jenis proyek yang dikerjakan.
Rasio-Rasio Utama Solvabilitas
Rasio solvabilitas menunjukkan kemampuan Perusahaan dalam
memenuhi seluruh liabilitasnya, termasuk liabilitas inansialnya yaitu
from 0.59x in 2011. Despite a net loss in 2012, Company equity has remained
one of the highest among property companies in Indonesia. This high level
of equity is mirrored in the commitment of shareholders to ensure the
sustainability of Company operations. As a property developer, the Company shall
consistently rely on its equity for the purchase of assets, primarily land.
In inancing the development of ongoing projects, apart from equity, a property
company also requires the appropriate capital sources. A larger proportion of
Company loans are long-term, which are consistent with the characteristic of
the Company’s property projects that are long-term by nature, such as the
apartment projects. In addition, long- term debt also allows the Company time
lexibility and relects creditors’ trust.
In the future, the Company shall continue to maintain its capital structure
at an ideal composition by making sure that its debt level is less than 100
against its equity.
With regard to loans, either from banks, inancial institutions or other agencies,
the amount of debt and its duration shall be in accordance with the amount
and type of project undertaken.
Key Ratios Solvability
The solvability ratio demonstrates the ability of the Company to fulill its overall
liabilities, including inancial obligations in the form of interest-bearing liabilities.
344
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Diskusi Analisa Manajemen
Management Discussion Analysis
hutang yang mengandung bunga interest bearing liabilities. Solvabilitas
Perusahaan dapat diukur dengan membandingkan total liabilitas
dengan total aset, maupun dengan membandingkan total liabilitas
keuangan dengan total ekuitas. Kondisi solvabilitas Perusahaan juga dapat
dilihat dari perbandingan antara liabilitas yang mengandung bunga
dengan laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi EBITDA.
• Solvabilitas atas Total Liabilitas Tingkat solvabilitas Perusahaan
berdasarkan perbandingan antara total liabilitas dengan total
aset Perusahaan per tanggal 31 Desember 2012 dan 31 Desember
2011 masing-masing adalah sebesar 40,2 dan 38,4. Sedangkan tingkat
solvabilitas Perusahaan apabila berdasarkan perbandingan antara
total liabilitas dengan ekuitas yang dapat diatribusikan kepada entitas
induk per tanggal 31 Desember 2012 dan 31 Desember 2011 adalah
masing-masing sebesar 84,5 dan 81,5.
Rasio-rasio solvabilitas Perusahaan berada pada kisaran yang relatif
moderat, dan mencerminkan besarnya aset dan ekuitas
Perusahaan yang cukup mampu dalam memenuhi liabilitas
Perusahaan.
• Solvabilitas atas Liabilitas Mengandung Bunga
Di samping itu, Perusahaan juga memiliki kemampuan yang cukup
baik dalam memenuhi liabilitasnya terhadap hutang yang mengandung
bunga interest bearing liabilities, dimana hal ini merupakan faktor
yang umumnya dipandang penting oleh kreditur pemberi pinjaman.
Salah satu rasio yang digunakan adalah dengan membandingkan
total hutang berbunga terhadap ekuitas Perusahaan. Rasio hutang
The Company’s solvability can be measured by comparing total liability to
total assets, and between total inancial liabilities and total equity. Company
solvability is also indicated by making a comparison of interest-bearing liabilities
with earnings before interest, tax, depreciation and amortization EBITDA.
• Solvability over Total Liability Company’s solvability based on
comparison between total liabilities and total assets by 31 December
2012 and 31 December 2011 is at 40.2 and 38.4 respectively. When
Company solvability is based on comparison between total liabilities
and equity attributed to the parent entity for 31 December 2012 and 31
December 2011, the ratios are 84,5 and 81.5 respectively.
The Company’s solvability ratios are within a relatively moderate range,
and this relects the amount of Company assets and equity capable
of fulilling Company liabilities.
• Solvability over Interest-Bearing Liabilities
Apart from the above, the Company has also demonstrated
suicient capacity to fulill its obligation towards interest-bearing
liabilities. This is a crucial factor that creditors normally take into
serious consideration. One of the ratios applied is by comparing
total interest-bearing liabilities with Company equity. The Company’s
interest bearing liability-to-equity
345
BAKRIELAND • Annual Report 2012
Perusahaan terhadap ekuitasnya yang mengandung bunga pada
tahun 2012 dan 2011 berturut-turut adalah sebesar 0,49x dan 0,59x.
Rentabilitas Rasio rentabilitas menunjukkan
kemampuan Perusahaan dalam menghasilkan keuntungan pada
suatu periode tertentu. Rentabilitas Perusahaan antara lain diukur dengan
rasio-rasio margin laba bersih, tingkat pengembalian aset return on assets,
dan tingkat pengembalian ekuitas return on equity. Karena Perusahaan
membukukan deisit pada jumlah laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik
entitas induk di tahun 2012 maka seluruh rasio ini tidak tersedia.
Kolektibilitas Piutang Kolektibilitas piutang menunjukkan
seberapa cepat piutang-piutang hasil penjualan Perusahaan dapat tertagih,
untuk selanjutnya tercatat menjadi penjualan. Kolektibilitas piutang dapat
diukur melalui umur piutang. Namun demikian, umur piutang masing-masing
unit usaha Perusahaan memiliki perbedaan karakteristik yang cukup
besar, karena adanya perbedaan jenis produk yang dijual pada masing-
masing unit usaha. Untuk unit usaha Landed Residential dengan produk
utama perumahan, umur piutangnya pada umumnya jauh lebih pendek
dari unit usaha City Property yang memiliki produk utama apartemen.
Hal ini disebabkan oleh jangka waktu pembangunan perumahan yang relatif
pendek yaitu sekitar 5 hingga 6 bulan sedangkan pembangunan apartemen
lebih panjang yaitu sekitar 2 tahun.
Kebijakan Akuntansi yang Signiikan
Laporan keuangan konsolidasian telah disusun sesuai dengan Standar
Akuntansi Keuangan di Indonesia “SAK” , yang mencakup Pernyataan
dan Interpretasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan
Ikatan Akuntan Indonesia “DSAK”. ratio in 2012 and 2011 is 0.49x and
0.59x respectively.
Rentability The rentability ratio signiies Company
ability to generate proit within a given period. Company rentability among
others is measured by ratios related to net proit margin, return on assets
and return on equity. As the Company recorded a deicit in the amount of
proit attributed to ownership of the parent entity in 2012, all of these ratios
were unavailable.
Collectability of Receivables The collectability of receivables refers
to how quickly the Company can collect outstanding account receivables to later
be recorded as sales. Collectability can be measured from receivables aging.
Nevertheless, the age of receivables for each Company business unit have
widely diferent characteristics due to distinctions in the type of product sold
by each business unit. For the Landed Residential business unit with housing
units as its main product, the age of receivables is much shorter than the
City Property business unit where apartments are its core product. This
is due to the relatively short duration required for developing housing units
that takes an average of 5 to 6 months, while apartments take longer to build at
roughly 2 years.
Signiicant Accounting Policies
Consolidated inancial statements have been prepared in conformity
with the Statement of Standard Financial Accounting SAK applicable
in Indonesia that covers the Statement and Interpretation issued by the Council
on the Statement of Standard Financial
346
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Diskusi Analisa Manajemen
Management Discussion Analysis
Seperti diungkapkan dalam catatan- catatan terkait di bawah ini, beberapa
standar akuntansi yang telah direvisi dan diterbitkan, diterapkan efektif
tanggal 1 Januari 2012.
Untuk penjelasan lengkap atas kebijakan akuntansi yang signiikan diungkapkan
dalam Catatan 2 atas laporan keuangan konsolidasian dengan judul “Kebijakan
Akuntasi yang Signiikan.”
Transaksi dengan Pihak-Pihak Berelasi Efektif tanggal 1 Januari 2011,
Perusahaan menerapkan PSAK No. 7 Revisi 2010, “Pengungkapan
Pihak pihak Berelasi”. PSAK revisi ini mensyaratkan pengungkapan
hubungan, transaksi dan saldo pihak- pihak berelasi, termasuk komitmen,
dalam laporan keuangan konsolidasian. Penerapan PSAK yang direvisi tersebut
memberikan pengaruh terhadap pengungkapan terkait dalam laporan
keuangan konsolidasian. Untuk detil informasi transaksi dengan pihak-pihak
berelasi diungkapkan pada halaman 145 nomor 41 dengan judul “Transaksi
dan Saldo Dengan Pihak-Pihak Berelasi” di catatan atas laporan keuangan
konsolidasian.
Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing
Transaksi dalam mata uang asing dijabarkan ke mata uang Rupiah dengan
menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal transaksi. Pada tanggal
laporan posisi keuangan, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang
asing disesuaikan dengan kurs tengah Bank Indonesia yang berlaku pada
tanggal transaksi terakhir untuk periode tersebut. Laba atau rugi kurs yang
timbul dikreditkan atau dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif
konsolidasian.
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, nilai tukar yang digunakan masing-
masing adalah Rp9.670 dan Rp9.068 per US.
Accounting DSAK of the Indonesian Accountants’ Association. As described
below, several accounting standards that have been revised and issued have
taken efect on 1 January 2012.
A detailed explanation on signiicant accounting policies is provided in Notes
2 on consolidated inancial statements under the title “Signiicant Accounting
Policies.”
Transactions with Related Parties As of 1 January 2011, the Company
has applied PSAK No. 7 2010 Revision on “Related Party Disclosures”. The
revised PSAK requires the disclosure of relations, transactions and outstanding
balances with an entity’s related parties, including commitments, in
the consolidated inancial statements. The application of the revised PSAK
shall afect disclosures associated with consolidated inancial statements. For
more information on transactions with related parties, see page 145 number
41 on “Transactions and Balances of Related Parties” in the notes to
consolidated inancial statements.
Transactions and Balances in Foreign Currency
Transactions in foreign currencies shall be described in Rupiah using the
exchange rate prevailing at the date of transaction. On the date of the balance
sheet, monetary assets and liabilities in a foreign currency shall be adjusted
with Bank Indonesia’s middle exchange rate applicable at the date of the last
transaction for the said period. Gains or losses arising from the conversion
shall be credited or charged to the consolidated comprehensive proit and
loss statement.
On 31 December 2012 and 2011, the applicable exchange rate was Rp 9,670
and Rp 9,068 per US respectively.
347
BAKRIELAND • Annual Report 2012
Persediaan Harga perolehan persediaan real
estat dialokasikan ke masing-masing proyek real estat dengan menggunakan
metode identiikasi khusus untuk beban langsung dan berdasarkan
meter persegi untuk beban fasilitas umum dan sosial. Harga perolehan
persediaan real estat meliputi biaya perizinan, pembebasan ganti rugi
tanah, pengurusan surat-surat tanah, pematangan tanah, prasarana,
pengembangan dan pembangunan proyek, termasuk kapitalisasi bunga
selama masa pembangunan dan pengembangan. Persediaan real estat
yang berupa bangunan apartemen dengan hak kepemilikan strata title
dicatat berdasarkan biaya perolehan yang ditentukan dengan menggunakan
metode rata-rata dan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah
antara biaya perolehan dan estimasi nilai realisasi bersih. Nilai realisasi
bersih merupakan estimasi nilai jual dikurangi biaya pengembangan untuk
menghasilkan produk yang siap dijual dan biaya untuk merealisasi penjualan.
Selisih antara harga perolehan dengan estimasi nilai realisasi bersih dibukukan
dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dalam akun “Beban Pokok
Penjualan.” Bangunan dalam proses pengembangan dan bangunan yang
siap untuk dijual dikelompokkan sebagai “Persediaan” di dalam laporan posisi
keuangan konsolidasian. Persediaan makanan, minuman, perlengkapan
dan barang dagangan hotel dinyatakan sebesar nilai terendah antara biaya
perolehan dan nilai realisasi bersih. Biaya perolehan ditentukan dengan
menggunakan metode rata-rata. Nilai realisasi bersih ditentukan berdasarkan
taksiran harga jual yang wajar setelah dikurangi taksiran biaya yang diperlukan
untuk menjual persediaan tersebut. Penyisihan penurunan nilai persediaan
dilakukan untuk mengurangi nilai tercatat menjadi nilai realisasi bersih.
Penyisihan persediaan usang atau
Inventory The acquisition cost of real estate
inventory is allocated to each real estate project by using the identiication
method speciically for direct costs and based on per square meter for
all expenses related to public and social facilities. The acquisition cost
of real estate inventory covers the cost of licensing, land acquisition
compensation, land certiicates, land maturation, infrastructure, project
development and construction, including interest capitalization during
the construction and development period. Real estate inventory in the form
of apartment buildings with ownership right strata title is recorded based on
acquisition cost determined through the average method and stated at the
lower of acquisition cost or estimated net realizable value. Net realizable value
is the estimated sales value minus the development cost for producing
ready-for-sale products and the cost to actualize the sales.
The diference between acquisition cost and estimated net realizable value
shall be recorded in the consolidated comprehensive proit and loss
statement under the “Cost of Goods Sold” account. Buildings in progress and
those ready for sale shall be categorized as “Inventory” in the consolidation
balance sheet. The inventory for hotel food, beverages, supplies and
merchandise is stated according to the acquisition cost or net realizable value
whichever is the lowest. Acquisition cost is determined through the
average method. Net realizable value is calculated based on the estimated
fair selling price after deduction of the estimated cost necessary for
selling the inventory. Allowance for impairment of inventory is necessary
for reducing the carrying amount to the net realizable value. Allowance for
inventory obsolescence or slow-moving
348
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Diskusi Analisa Manajemen
Management Discussion Analysis
persediaan yang perputarannya lambat, ditentukan, jika ada, berdasarkan
penelaahan atas kondisi masing-masing persediaan pada akhir tahun.
Tanah Yang Belum Dikembangkan Tanah yang belum dikembangkan dinilai
berdasarkan harga perolehan, yang meliputi antara lain biaya pembebasan
ganti rugi, pengurusan surat-surat tanah dan pematangan tanah. Pada saat
dimulainya pengembangan prasarana, nilai tanah tersebut akan direklasiikasi
ke akun persediaan sebagai persediaan dalam pembangunan atau aset tetap
sebagai proyek dalam penyelesaian.
Properti Investasi Efektif 1 January 2012, Grup
menerapkan PSAK No. 13 Revisi 2011, “Properti Investasi”. PSAK revisi ini
mengatur pengakuan, pengukuran dan pengungkapan properti investasi
yang meliputi pengukuran properti investasi yang diakui dalam akun sewa
dicatat sebagai sewa pembiayaan dan pengukuran dalam laporan keuangan
lessor atas properti investasi yang disediakan kepada lessee sebagai sewa
operasi. Penerapan PSAK revisi ini tidak berdampak signiikan terhadap laporan
keuangan konsolidasian.
Properti investasi dinyatakan sebesar biaya perolehan termasuk
biaya transaksi dikurangi akumulasi penyusutan dan penurunan nilai,
jika ada, kecuali tanah yang tidak disusutkan. Jumlah tercatat termasuk
bagian biaya penggantian dari properti investasi yang ada pada saat terjadinya
biaya, jika kriteria pengakuan terpenuhi, dan tidak termasuk biaya harian
penggunaan properti investasi.
Properti investasi Grup terdiri dari tanah, bangunan, dan prasarana yang
dikuasai Grup untuk menghasilkan sewa atau untuk kenaikan nilai atau kedua-
duanya, dan tidak untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang
inventory is determined, if any, based on an appraisal of the condition of the
respective inventory at the end of the year.
Undeveloped Land Land that has yet to be developed is
valued based on the price of acquisition that among others cover the cost for
land acquisition compensation, land certiicates and land maturation. At the
start of infrastructure development, the land value shall be reclassiied under the
inventory account as work-in-process inventory or ixed asset as a completed
project.
Investment Property As of 1 January 2012, the Group has
applied PSAK No. 13 2011 Revision concerning “Investment Property”.
This revised PSAK regulates on the recognition, valuation and disclosure
of investment properties that include valuation of the investment property
recognized in the lease account that is stated as inance lease, and valuation
in the lessor’s inancial statement of investment property provided by the
lessee is stated as operating lease. The application of this revised PSAK does
not have a signiicant impact on the consolidated inancial statement.
Investment property is stated as the amount of acquisition cost including
transaction costs minus accumulated depreciation and impairment, if any,
except non-depreciable land. The stated amount includes the portion of
replacement costs from the investment property present at the time the costs
are incurred, if the recognition criteria has been met, and excludes the cost of
daily use of investment property.
The Group’s investment property consists of land, building and
infrastructure under the control of the Group for lease or increasing the
property’s value, or both, and not for use in the production process or supply
349
BAKRIELAND • Annual Report 2012
atau jasa untuk tujuan administratif atau dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari.
Penyusutan bangunan dan prasarana dihitung dengan menggunakan metode
garis lurus selama umur manfaat aset tetap selama 20 tahun.
Properti investasi dihentikan pengakuannya pada saat pelepasan
atau ketika properti investasi tersebut tidak digunakan lagi secara permanen
dan tidak memiliki manfaat ekonomis di masa depan yang dapat diharapkan
pada saat pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian atau
pelepasan properti investasi diakui dalam laporan laba rugi konsolidasian
dalam tahun terjadinya penghentian atau pelepasan tersebut.
Transfer ke properti investasi dilakukan jika, dan hanya jika, terdapat perubahan
penggunaan yang ditunjukkan dengan berakhirnya pemakaian oleh pemilik,
dimulainya sewa operasi ke pihak lain atau selesainya pembangunan atau
pengembangan. Transfer dari properti investasi dilakukan jika, dan hanya
jika, terdapat perubahan penggunaan yang ditunjukkan dengan dimulainya
penggunaan oleh pemilik atau dimulainya pengembangan untuk dijual.
Untuk transfer dari properti investasi ke properti yang digunakan sendiri,
Grup menggunakan metode biaya pada tanggal perubahan penggunaan.
Jika properti yang digunakan sendiri oleh Grup menjadi properti investasi,
Grup mencatat properti tersebut sesuai dengan kebijakan aset tetap sampai
dengan saat tanggal terakhir perubahan penggunaannya.
Penggunaan Estimasi Penyusunan laporan keuangan
konsolidasian sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum
mengharuskan manajemen untuk membuat pertimbangan, estimasi dan
of goods or services for administrative purposes or for sale in running daily
business operations.
The depreciation of buildings and infrastructure is calculated by using the
straight-line method over the useful life of the ixed asset for 20 years.
An investment property is no longer recognized at the time of release or
when the investment property is no longer in permanent use and brings
no economic beneit in the future that can be expected at the time of its
release. Gains or losses arising from this termination or release of investment
property are recognized in the consolidated proit and loss statement
in the year of the termination or release.
Transfer to investment property can only be made if and only if, there is a
change in use as shown in the cessation of use by the owner, start of operating
lease to another party or completion of development or construction. Transfer
from property investment can only occur, if and only if, there is a change in
use as demonstrated in the start of use by the owner or start of development
for sale.
For a transfer from investment property to property for own use, the Group
adopts the cost method on the date of the change in use. If the property used
by the Group becomes an investment property, the Group shall record the
property according to applicable ixed asset policy until the last date of change
in use.
Use of Estimates Consolidated inancial statements
prepared in compliance with generally accepted accounting principles require
management to make considerations, estimates and assumptions that afect
350
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Diskusi Analisa Manajemen
Management Discussion Analysis
asumsi yang mempengaruhi jumlah aset dan liabilitas dan pengungkapan
aset dan liabilitas kontijensi pada tanggal laporan keuangan konsolidasian
serta jumlah penghasilan dan beban selama tahun berjalan. Hasil yang
sebenarnya dapat berbeda dari jumlah yang diestimasi.
Transaksi-Transaksi Of Balance Sheet Pada periode yang berakhir 31
Desember 2012, Perusahaan tidak melakukan transaksi yang dicatat secara
of balance sheet.
Prospek Perusahaan
Di samping prospek makro ekonomi Indonesia dan industri properti yang
positif, prospek usaha Perusahaan dan anak Perusahaan juga ditunjang oleh
hal-hal sebagai berikut: • Lokasi dari proyek-proyek
Perusahaan dan Anak Perusahaan yang strategis. Dalam usaha real
estat dan properti, lokasi merupakan salah satu faktor utama dari
suksesnya usaha pemasaran suatu proyek.
• Adanya kesesuaian antara pemilihan target pasar dari setiap proyek
dengan lokasi dan rancangan produknya.
• Track record rekam jejak yang panjang dan baik sebagai
pengembang properti di tanah air. Secara detail, prospek usaha dari
tiap-tiap unit bisnis Perusahaan dapat dijabarkan sebagai berikut:
ApartemenKondominium Meningkatnya minat untuk tinggal
di pusat kota yang disebabkan oleh semakin padatnya lalu lintas,
meluasnya daerah yang terkena banjir dan perubahan gaya hidup
telah membuat permintaan atas unit-unit apartemen cenderung
meningkat. Hal ini tentu berdampak sangat baik bagi Perusahaan yang
saat ini sedang mengembangkan tiga proyek kondominium yaitu The Grove
Condominium, The Grove Suites dan The Wave di Rasuna Epicentrum.
the amount of assets and liabilities and disclosure of contingent assets and
liabilities on the date of the consolidated inancial statement and amount of
income and expenses for the current year. The actual results may difer from
the estimated amount.
Of Balance Sheet Transactions For the period that ends on 31
December 2012, the Company was not engaged in transactions recorded of
balance sheet.
Company Prospects
Apart from macro economic prospects in Indonesia and promising projections
for the property industry, the business prospect of the Company and
Subsidiaries is also bolstered by the following aspects:
• Strategic location of Company and
Subsidiary projects. In the real estate and property business, location is
a primary factor for the marketing success of a project.
• Compatibility between selected target market of each project and
product location and design. • Well-established and proven track
record as a property developer in Indonesia. Details on business
prospects for each Company business unit are as follows:
ApartmentCondominium Growing interest in residing at the heart
of the city given the increasing levels of traic congestion, more extensive
lood-prone areas and lifestyle shifts has led to an upward spiral in the demand
for apartments. This undoubtedly augurs well for the Company currently
in the middle of developing three condominium projects, namely The
Grove Condominium, The Grove Suites and The Wave at Rasuna Epicentrum.
351
BAKRIELAND • Annual Report 2012
Didukung oleh lokasi yang sangat strategis yaitu di Jalan H.R. Rasuna
Said, Kuningan, Jakarta Selatan, fasilitas pendukung yang sangat lengkap,
komunitas yang telah terbentuk dan terdapatnya jalur TransJakarta, proyek
apartemen yang sedang dikerjakan Perusahaan diproyeksikan memiliki
prospek yang menjanjikan.
Perumahan Mahalnya harga tanah di Jakarta dan
semakin terbatasnya lahan di Jakarta, telah membuat daerah di sekitar Jakarta
seperti Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi menjadi incaran bagi masyarakat
yang bekerja di Jakarta. Dengan kondisi seperti ini, proyek perumahan
Perusahaan terbesar yaitu Bogor Nirwana Residence BNR yang berlokasi
di kota Bogor dan proyek mega residensial Sentul Nirwana di Sentul
memiliki potensi yang cukup baik.
Disamping memiliki lokasi yang strategis, proyek perumahan BNR
Perseroan juga memiliki fasilitas yang sangat lengkap The Jungle dan kawasan
retail serta komunitas yang telah terbentuk yang tercermin dari jumlah
unit yang terjual telah melebihi 3.000 unit. Didukung promosi yang efektif,
skema pembayaran yang beragam serta pembidikan segmen pasar yang tepat,
proyek perumahan yang dikembangkan Perusahaan ini diharapkan dapat terus
meningkatkan kinerja terbaiknya.
Perkantoran Perusahaan mengelola dua gedung
perkantoran yaitu Wisma Bakrie 1 dan Wisma Bakrie 2 yang memiliki lokasi
strategis yaitu di pusat bisnis Jalan H.R. Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan.
Tingkat hunian rata-rata dari Wisma Bakrie 1 dan Wisma Bakrie 2 di tahun
2012 masing-masing adalah 98 dan 85.
Supported by highly strategic locations at H.R. Rasuna Said Street, Kuningan,
South Jakarta, all-inclusive supporting facilities, established communities and
easy access to the TransJakarta public transport route, apartment projects
being developed by the Company shall consistently see bright business
prospects.
Housing The steep price of land in Jakarta and
increasingly dwindling land availability in the city has turned suburban areas
such as Bogor, Depok, Tangerang and Bekasi into much sought-after
residential locations for those working in Jakarta. Under such circumstances,
the Company’s largest housing project, Bogor Nirwana Residence BNR located
in Bogor city and its mega residential project, Sentul Nirwana in Sentul hold
tremendous business potential.
Apart from its strategic location, the BNR residential project also boasts
a complete range of facilities The Jungle and retail complex and an
already lourishing community. Its success is relected in sales igures
that show 3,000 units already taken. Supported by efective promotions,
varied payment schemes and accurate market segmentation, residential
projects developed by the Company are expected to maintain the best
performance that they can ofer.
Oices The Company manages two oice
buildings, namely Wisma Bakrie 1 and Wisma Bakrie 2 strategically located at
the business hub along H.R. Rasuna Said Street, Kuningan, South Jakarta.
The average occupancy rate for Wisma Bakrie 1 and Wisma Bakrie 2 in 2012
reached 98 and 85 respectively.
352
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Diskusi Analisa Manajemen
Management Discussion Analysis
Perusahaan juga mengelola gedung perkantoran Bakrie Tower dan Lifestyle
Center dengan tingkat hunian rata-rata sebesar 94,7 dan 92,8. Dengan
kecenderungan membaiknya kondisi perekonomian di Indonesia yang dapat
berujung pada percepatan roda usaha, diharapkan bisnis perkantoran juga
akan membaik. Tingkat hunian gedung perkantoran di CBD Jakarta pada tahun
2012 cukup tinggi atau sekitar 97.3.
Perhotelan Perusahaan memiliki beberapa hotel
diantaranya Aston Rasuna Hotel Residence dengan tingkat hunian rata-
rata di tahun 2012 sebesar 88,9 atau lebih tinggi dari rata-rata tingkat hunian
hotel di CBD Jakarta sebesar 67,2 di tahun 2012 sumber: Property Market
Data, Colliers International Indonesia, Aston Bogor Hotel Resort dengan
tingkat hunian 68,3, Hotel Pullman Bali Legian Nirwana dengan tingkat hunian
rata-rata sebesar 73 serta Hotel Pan Paciic Nirwana Bali Resort dengan
tingkat hunian rata-rata sebesar 50.
Dengan proyeksi perekonomian Indonesia yang tetap solid dan
pertumbuhan sektor pariwisata nasional di tahun 2013, maka hotel-hotel yang
berorientasi pada tamu bisnis di Jakarta ataupun pariwisata di Bali diproyeksikan
akan tetap memiliki prospek yang cerah.
Pusat Perbelanjaan
Saat ini Perusahaan mengelola sebuah pusat perbelanjaan yang bernama Plaza
Festival yang berlokasi di pusat bisnis di Jalan H.R. Rasuna Said, Kuningan,
Jakarta Selatan dengan tingkat hunian yang hampir mendekati optimal yaitu
98,3 di tahun 2012. Tingkat hunian ini mengalami peningkatan dari
78,9 di tahun 2011 seiring dengan diselesaikannya revitalisasi Plaza Festival
yang dilakukan oleh Perusahaan. The Company also runs the Bakrie
Tower and Lifestyle Center oice premises with an average occupancy
rate of 94.7 and 92.8. With an economic trajectory further improving
in Indonesia that can well accelerate business growth, the oice sector is also
expected to show brighter prospects. The occupancy rate for oice buildings
at CBD Jakarta in 2012 has reached the impressive level of 97.3.
Hotels The Company owns several hotels
that include Aston Rasuna Hotel Residence with an average occupancy
rate of 88.95 in 2012 which is higher than the average occupancy rate for
hotels in CBD Jakarta at 67.2 in 2012 source: Property Market Data, Colliers
International Indonesia, Aston Bogor Hotel Resort with an occupancy rate
of 68.3, Pullman Bali Legian Nirwana Hotel at 73 and Pan Paciic Nirwana
Bali Resort at 50.
As Indonesia’s economic forecasts are expected to remain solid and the
national tourism sector to grow rapidly in 2013, hotels oriented towards
catering to the needs of business guests in Jakarta and tourists in Bali
can continue to seize upon lucrative business opportunities.
Shopping Centers The Company currently manages a
shopping complex named Plaza Festival located at the business center at H.R.
Rasuna Said Street, Kuningan, South Jakarta with a near optimal tenancy rate
of 98.3 in 2012. This occupancy rate has surged from 78.9 in 2011 in line
with the completion of the revitalization of Plaza Festival by the Company.
353
BAKRIELAND • Annual Report 2012
Kawasan Wisata Kemajuan dalam dunia usaha
berpengaruh terhadap meningkatnya kesibukan kerja yang dapat
meningkatkan kejenuhan, sehingga kebutuhan untuk berekreasi dan
beristirahat dengan suasana berbeda merupakan hal yang diinginkan oleh
orang-orang yang setiap harinya penuh dengan kesibukan kerja rutin.
Dalam mengantisipasi permintaan yang muncul atas tempat wisata alternatif
serta relatif sudah jenuhnya kawasan wisata seperti daerah Puncak dan Anyer,
Perusahaan memiliki kawasan wisata petualangan terpadu di Lampung yang
terencana dengan berbagai pilihan fasilitas. Dipilihnya Lampung sebagai
lokasi pengembangan kawasan wisata tidak terlepas dari lokasi Lampung yang
merupakan gerbang utama antara pulau Jawa dan pulau Sumatera.
Realisasi Penggunaan Dana Dari Hasil Pelaksanaan Waran Seri II
Rencana penggunaan dana dari hasil pelaksanaan Waran Seri II yang
sebelumnya dimuat dalam prospektus PUT IV mengalami perubahan dan
telah disetujui oleh Pemegang Saham yang diputuskan dalam Rapat Umum
Pemegang Saham Luar Biasa pada tanggal 18 Agustus 2011.
Rencana Penggunaan Dana Yang Diubah Dan Telah Disetujui Oleh
Pemegang Saham Dana yang akan diperoleh dari
pelaksanaan Waran Seri II sebesar Rp1.152.683.398.845 akan digunakan
oleh Perusahaan sebesar Rp150 miliar untuk melakukan pembayaran atas
penyertaan modal pada PT Bukit Jonggol Asri BJA dan sisanya sebesar
Rp1.002.683.398.845 seluruhnya untuk mendanai modal kerja Perusahaan.
Harga Pelaksanaan Waran Seri II adalah Rp165, sementara jumlah Waran Seri II
sebanyak 6.985.959.993 lembar saham.
Tourist Destinations Advancements in the business world
have to a certain degree led to hectic workloads reaching saturation point;
hence rest and recreation in an entirely diferent environment has become a
much needed break for those whose days are typically illed with the drudgery
of everyday life.
In anticipation of growing demand for alternative holiday destinations and
relatively saturated tourist spots such as the Puncak area and Anyer, the
Company owns a well-planned and integrated adventure tourism area in
Lampung that ofers an assortment of facilities. Lampung was chosen as
the location for the development of a tourism area because of its location as
the main entryway that connects the islands of Java and Sumatera.
Realization of Utilization of Funds from the Exercise of Series II Warrants
Plans for the utilization of funds obtained from the exercise of Series
II Warrants which previously included in the PUT IV prospectus have
been amended and approved by Shareholders of which the decision was
handed down during the Extraordinary General Meeting of Shareholders on 18
August 2011.
Amended Fund Utilization Plan, Approved by Shareholders
From the amount of funds generated from the exercise of Series II Warrants
worth Rp1,152,683,398,845, at least Rp 150 billion will be utilized by the
Company for payment of participating interest in PT Bukit Jonggol Asri BJA and
the remaining Rp1,002,683,398,845 are entirely for inancing Company working
capital. The exercise price for Series II Warrant is Rp165, and the number of
Series II Warrants totaled 6,985,959,993 shares.
354
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Diskusi Analisa Manajemen
Management Discussion Analysis
Sampai batas akhir masa berlaku Waran Seri II pada tanggal 26 Januari
2012, jumlah Waran Seri II yang telah dikonversikan sebanyak 3.602.141.629
dengan nilai Rp594.353.368.785. Keseluruhan dana dari hasil
pelaksanaan Waran Seri II tersebut digunakan untuk mendanai kebutuhan
modal kerja Perusahaan.
Realisasi Penggunaan Dana Dari Hasil Equity- Linked Bond
Dana yang diperoleh dari hasil Equity- Linked Bond tahun 2010 dengan
tingkat bunga tetap digunakan untuk kebutuhan modal kerja, pembiayaan
kembali, keperluan umum Perusahaan, dan untuk mendanai transaksi Equity
Swap.
Transaksi Ailiasi dan Transaksi Material
Selama tahun 2012, Perusahaan tidak melakukan aktivitas aksi korporasi
yang material maupun transaksi yang mengandung benturan kepentingan.
Ekspansi, Investasi, dan Divestasi
Sepanjang tahun 2012, Perusahaan dan atau anak-anak Perusahaan melakukan
aktivitas terkait ekspansi, investasi dan divestasi yang dapat dijelaskan sebagai
berikut:
Ekspansi Pada tanggal 26 November
2012, Perusahaan melalui anak perusahaannya PT Bakrie Swasakti
Utama melakukan ekspansi melalui penyertaan modal pada PT Graha Multi
Insani sebesar 18.034 saham atau 98,9 dari total saham yang dikeluarkan untuk
pengembangan proyek kondotel Awana, Yogyakarta.
Investasi
Perjanjian jual beli saham bersyarat tanggal 3 Desember 2012 antara
PT Bakrie Swasakti Utama dengan Minarak Labuan Co. L LTD sehubungan
dengan pembelian 99,2 saham dalam PT Mutiara Mahsyur Sejahtera.
Upon reaching the maturity date for Series II Warrants that fell on 26
January 2012, the number of converted Series II Warrants amounted to
3,602,141,629 shares and was worth Rp594,353,368,785. The entire amount
of funds obtained from the exercise of Series II Warrants was utilized for
inancing the Company’s working capital.
Realization of Utilization of Funds from Equity-Linked Bonds
Funds obtained from Equity-Linked Bonds in 2012 with ixed interest rates
are utilized for working capital needs, re- inancing, Company’s general purposes,
and to inance Equity Swap transactions.
Ailiated and Material Transactions Throughout 2012, the Company has
not engaged in any material corporate action and transaction with conlict of
interest.
Expansion, Investment and Divestment
In 2012, the Company and or its subsidiaries have undertaken activities
related to expansion, investment and divestment as presented below:
Expansion In 26 November 2012, through its
subsidiary PT Bakrie Swasakti Utama, the Company has expanded its business
through participating interest in PT Graha Multi Insani for 18,034 shares
or 98.9 of total shares issued for the development of the Awana condotel
project in Yogyakarta.
Investment Conditional sale and purchase of shares
agreement dated 3 December 2012 between PT Bakrie Swasakti Utama and
Minarak Labuan Co. L LTD in term of participating interest 99.2 in
PT Mutiara Mahsyur Sejahtera.
355
BAKRIELAND • Annual Report 2012
Divestasi
1. Pada tanggal 25 Oktober 2012 berdasarkan PPJB, Perusahaan
melalui anak perusahaannya PT Bakrie Infrastructure melaksanakan
proses divestasi seluruh kepemilikannya di PT Bakrie Toll
Road.
2. Pada tanggal 24 Oktober 2012, Perusahaan melalui anak
perusahaannya PT Bakrie Nirwana Semesta dan PT Samudra Asia
Nasional melepaskan seluruh kepemilikannya di PT Berkah Puhu
Lestari.
3. Pada tanggal 22 November 2012, Perusahaan melalui
anak perusahaannya PT Graha Andrasentra Propertindo
melepaskan seluruh kepemilikannya di PT Duta Perkasa Unggul Lestari.
4. Pada tanggal 27 Desember 2012, Perusahaan melakukan divestasi
dengan melepaskan seluruh kepemilikannya di PT Lido Nirwana
Parahyangan dahulu bernama PT Fusion Plus Indonesia.
Perubahan Peraturan Perundang- undangan yang Terkait dengan
Properti Terdapat beberapa peraturan baru yang
berpengaruh terhadap daya tarik sektor properti di Indonesia, yaitu:
A. Peraturan terkait dengan pembiayaan dan pembayaran:
1. Surat Edaran Bank Indonesia No. 1410DPNP tertanggal 15
Maret 2012 tentang Penerapan Manajemen Risiko pada Bank
yang Melakukan Pemberian Kredit Pemilikan Rumah dan
Kredit Kendaraan Bermotor, yang merupakan bagian dari
manajemen resiko perbankan berdasarkan Peraturan Bank
Indonesia No 58PBI2003 tentang Penerapan Manajemen
Resiko Pada Bank umum. Ketentuan pada surat edaran
Divestment 1. On 25 October 2012 based on PPJB,
the Company through its subsidiary PT Bakrie Infrastructure has divested
all ownership of PT Bakrie Toll Road. 2. In 24 October 2012, the Company
through its subsidiary PT Bakrie Nirwana Semesta and PT Samudra
Asia Nasional has relinquished all ownership of PT Berkah Puhu
Lestari.
3. In 22 November 2012, the Company through its subsidiary PT Graha
Andrasentra Propertindo has released all ownership of PT Duta
Perkasa Unggul Lestari.
4. On 27 December 2012, the Company has taken the divestment
route by relinquishing all ownership of PT Lido Nirwana Parahyangan
formerly known as PT Fusion Plus Indonesia.
Regulatory Amendments Related to Property
Several new regulations that have a inluence on the business appeal of the
property sector in Indonesia include the following:
A. Regulations related to inancing and
payment: 1. Bank Indonesia Circular
No. 1410DPNP dated 15 March 2012 concerning
the Implementation of Risk Management in Banks that
Provide Home Ownership and Vehicle Ownership Credit as part
of risk management in banking is based on Bank Indonesia
Regulation No. 58PBI2003 on the Implementation of Risk
Management in Public Banks. Provisions in this circular letter
stipulated that the Loan-to-Value
356
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Diskusi Analisa Manajemen
Management Discussion Analysis
ini menentukan bahwa rasio Loan to Value LTV bank yang
memberikan KPR untuk rumah tapak dan KPA untuk rumah
susun atau apartemen dengan tipe bangunan lebih dari 70
m
2
, ditetapkan paling tinggi 70, lebih rendah dari ratio
sebelumnya yakni paling tinggi 90. Hal ini mengakibatkan
konsumen harus membayar uang muka lebih besar daripada
biasanya dan berpotensi pada terjadinya pengurangan daya beli
sektor properti;
2. UU No 8 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Dan Pemberantasan
Tindak Pidana Pencucian Uang, ketentuan undang-undang ini
salah satunya menempatkan perusahaan properti dan
agen properti sebagai pihak pelapor guna melakukan
pengenalan pengguna jasa pembeli, khususnya untuk
dapat mengidentiikasi transaksi mencurigakan dari pengguna
jasa. Untuk itu perusahaan properti harus senantiasa
menerapkan prinsip kehati-hatian dalam melakukan transaksi
dengan pelanggan.
B. Peraturan terkait dengan perumahan
1. Undang-Undang UU No. 20 tahun 2011 tentang Rumah
Susun yang menentukan bahwa pengembang wajib menyediakan
minimal 20 dari total luas lantai rumah susun komersial
untuk rumah susun umum bagi masyarakat berpenghasilan
rendah MBR.
2. UU No. 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman yang menyatakan bahwa selain hak sewa, WNA juga
bisa memiliki rumah susun di atas tanah hak pakai. Hak pakai
ini sebagaimana telah diatur di dalam UU No. 5 tahun 1960
tentang Ketentuan Pokok-Pokok LTV ratio of banks ofering KPR
for landed residential properties and low-cost lats or apartments
of more than 70 sqm must be no more than 70 which is
lower than the previous ratio at a maximum of 90. This
means that consumers must pay a higher amount of down
payment than usual and this has the potential of weakening
the purchasing power for the property sector;
2. Law No. 82010 concerning the Prevention and Eradication
of the Criminal Act of Money Laundering contains provisions
that among others stipulate that property companies and property
agents shall report on dubious service userbuyer, speciically in
detecting suspicious transactions made by the service user. In light
of this, property companies must at all times apply the principle
of prudence in entering into transactions with customers.
B. Regulations related to housing 1. Law No. 202011 concerning
Low-Cost Apartments stipulates that the developer has the obligation to
set aside at least 20 of total loor area of commercial lats for public
vertical housing for low-income citizens.
2. Law No. 12011 concerning Housing and Residential Areas
stipulates that apart from the right to rent, foreign nationals can also
own low-cost apartments on land with the right to use. This right of
use is governed in Law No. 51960 concerning Basic Provisions on
Agrarian Afairs and Government Regulation No. 401996 concerning
the Right of Tenure, Right to Build and Right of Use, on land in which
357
BAKRIELAND • Annual Report 2012
Agraria dan PP No 40 Tahun 1996 tentang Hak Guna Usaha, Hak
Guna Bangunan dan Hak Pakai atas Tanah yang mana WNA
dapat memiliki aset properti vertikal di atas tanah dengan
Hak Pakai dengan masa berlaku selama 25 tahun dan dapat
diperpanjang untuk jangka waktu 20 tahun;
Sampai dengan 31 Desember 2012, Peraturan Pemerintah PP yang
mengatur pelaksanaan UU No. 20 tahun 2011 dan UU No.1 tahun 2011 masih
berupa rancangan di Kementerian Perumahan Rakyat Kemenpera,
sehingga UU belum dapat efektif diterapkan. Peraturan Pemerintah yang
nanti akan diterbitkan diharapkan dapat melakukan pengaturan yang jelas dan
tepat atas kewajiban-kewajiban dalam kedua perundangan tersebut sehingga
gairah sektor properti khususnya properti vertikal akan semakin menarik.
Peristiwa Setelah Periode Pelaporan
a. Pada tanggal 11 Maret 2013, Entitas Induk telah melunasi Obligasi I
Bakrieland Development tahun 2008 dengan Tingkat Bunga Tetap
”Obligasi I BLD” Seri B sebesar Rp 280 miliar.
b. Pada tanggal 11 Maret 2013, Entitas Induk memperoleh fasilitas
pinjaman dari PT Bank Sinarmas dengan jumlah pagu maksimum
sebesar Rp 10 miliar dengan tingkat bunga sebesar 15 per tahun dan
jatuh tempo selama 3 bulan.
c. Pada tanggal 11 Maret 2013, Entitas Induk memperoleh fasilitas
pinjaman dari PT AB Sinar Mas Multiinance dengan jumlah pagu
maksimum sebesar Rp 315 miliar dengan tingkat bunga sebesar 21
per tahun dan jatuh tempo selama 3 bulan.
d. Pada tanggal 20 Maret 2013, para pemegang obligasi dalam
hal ini equity linked bond telah a foreign national may own vertical
property with the right to use for 25 years and may be extended for 20
years.
By 31 December 2012, the Government Regulation that speciies on the
implementation of Law No. 202011 and Law No. 12011 is still in draft form at
the Ministry of Public Housing; hence it cannot be efectively enforced. It
is hoped that when this regulation is enacted, it will clearly and appropriately
regulate on the obligations set forth in the two regulations in order to boost
and stimulate the property sector, speciically for vertical property.
Subsequent Events to the Reporting Period
a. In 11 March 2013, the Parent Entity has paid in full Bakrieland
Development Bonds I in 2008 with a ixed interest rate BLD Bonds I
for Series B to the amount of Rp 280 billion.
b. In 11 March 2013, the Parent Entity has secured a loan facility from
PT Bank Sinarmas for a maximum amount of Rp 10 billion at 15
interest rate per year with a maturity date of three months.
c. In 11 March 2013, the Parent Entity obtained a loan facility from PT
AB Sinarmas Multiinance for a maximum amount of Rp 315 billion
at 21 interest rate per year with a maturity date of three months.
d. On 20 March 2013, bondholders under equity linked bond have
exercised their put option for the amount of US151 million or 97.4
from the number of bonds issued, of which information was received
358
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Diskusi Analisa Manajemen
Management Discussion Analysis
melaksanakan put option dengan jumlah sebesar US151 juta atau
97,4 dari jumlah obligasi yang diterbitkan, yang informasinya
diterima dari Euroclear Bank S.A. N.V. dan Clearstream Banking. Saat
ini Perusahaan tengah melakukan proses restrukturisasi bersama-
sama dengan beberapa pemegang obligasi yang ditunjuk oleh para
pemegang obligasi sebagai Coordinating Committee.
e. Pada tanggal 28 Maret 2013, PT Bank Negara Indonesia Persero Tbk
melalui suratnya No. LMCI3.4123R memberitahukan bahwa utang bank
Entitas Induk sebesar Rp 44 miliar telah dialihkan kepada Starlight
Ltd. sehingga Entitas Induk tidak mempunyai kewajiban pembayaran
kepada BNI.
f. Pada tanggal 5 April 2013, PT Graha Andrasentra Propertindo GAP telah
menjual 15 saham PT Bukit Jonggol Asri BJA kepada PT Sentul City Tbk.
g. Pada tanggal 15 April 2013, PT Bakrie Nirwana Semesta BNS,
Sugilite Company Limited SCL dan PT Pratama Prima Investama,
pihak ketiga, menandatangani Perjanjian Pokok Jual Beli Saham
dan Pembentukan Badan Usaha Perjanjian. Dalam perjanjian
tersebut para pihak sepakat untuk melakukan jual beli atas saham PT
Bali Nirwana Resort yang dimiliki oleh BNS dan SCL, serta secara
bersama-sama membentuk badan hukum yang akan memiliki dan
mengelola sarana dan prasarana hotel dan golf.
h. Pada tanggal 19 April 2013, PT Bakrie Infrastruktur telah menandatangani
Akta Jual Beli atas penjualan investasi BI di PT Bakrie Toll Road,
sebagaimana termuat dalam Akta Notaris Humberg Lie, SH, SE,
Mkn No. 97 tanggal 19 April 2013, dengan PT Karya Prima Investama,
pihak ketiga, pihak yang menerima pengalihan dari PT Zulam Alinda
Sejahtera. from Euroclear Bank S.A.N.V.
and Clearstream Banking. The Company is currently in the middle
of a restructuring process with several bondholders appointed by
bondholders as the Coordinating Committee.
e. On 28 March 2013, PT Bank Negara Indonesia Persero Tbk through
Letter No. LMCI3.4123R notiied that the Parent Entity’s bank loan
amounting to Rp 44 billion has been transferred to Starlight Ltd., and as a
result the Parent Entity is waived of the obligation to make payments to
BNI.
f. On 5 April 2013, PT Graha Andrasentra Propertindo GAP has
sold 15 of its shares in PT Bukit Jonggol Asri BJA to PT Sentul City
Tbk.
g. On 15 April 2013, PT Bakrie Nirwana Semesta BNS, Sugilite Company
Limited SCL and PT Pratama Prima Investama, as third party, have
signed the Share Sale and Purchase and Establishment of Business Entity
Agreement. Under this agreement, parties concerned have agreed to
the sale and purchase of shares in PT Bali Nirwana Resort owned by
BNS and SCL, and jointly establish a legal entity which will and manage
the hotel and golf facility and infrastructure.
h. On 19 April 2013, PT Bakrie Infrastructure has signed the Deed
of Sale and Purchase for the sale of BI investment in PT Bakrie Toll
Road as described in the Deed issued by Notary Humberg Lie, SH,
SE, Mkn No. 97 dated 19 April 2013, with PT Karya Prima Investama, the
third party, as the party receiving the transfer from PT Zulam Alinda
Sejahtera.
359
BAKRIELAND • Annual Report 2012
i. Pada tanggal 2 Januari 2013 dan 30 April 2013, PT Bali Nirwana Resort
BNR, Entitas Anak, telah melunasi kewajiban atas Surat Ketetapan
Pajak Kurang Bayar sebesar Rp 5,5 miliar.
j. Selama periode 11 Januari 2013 sampai dengan 8 Mei 2013,
PT Graha Andrasentra Propertindo GAP, Entitas Anak, telah melunasi
kewajiban atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar untuk tahun
pajak 2010 dan 2009 masing-masing sebesar Rp 30,12 miliar dan Rp 32,4
miliar.
k. Pada tanggal 24 Januari 2013, PT Bakrie Swasakti Utama BSU,
Entitas Anak, memperoleh fasilitas pinjaman dari PT Bank Mayapada
International Tbk. dengan jumlah pagu maksimum sebesar Rp 250
miliar dengan tingkat bunga sebesar 12 per tahun dan jatuh tempo
selama 12 bulan.
l. Pada tanggal 8 Maret 2013, PT Bakrie Swasakti Utama BSU,
Entitas Anak, memperoleh fasilitas pinjaman dari PT Bank Mutiara Tbk.
dengan jumlah pagu maksimum sebesar Rp 90 miliar dengan tingkat
bunga sebesar 12,5 per tahun dan jatuh tempo selama 60 bulan.
m. Pada tanggal 11 April 2013, PT Bakrie Swasakti Utama BSU, Entitas Anak,
memperoleh fasilitas pinjaman dari PT Bank Mutiara Tbk. dengan jumlah
pagu maksimum sebesar Rp 45 miliar dengan tingkat bunga sebesar
12,5 per tahun dan jatuh tempo selama 36 bulan.
n. Pada tanggal 16 Mei 2013, PT Graha Andrasentra Propertindo GAP,
Entitas Anak, memperoleh fasilitas pinjaman dari PT Bank Bukopin Tbk.
dengan jumlah pagu maksimum sebesar Rp 75 miliar dengan tingkat
bunga sebesar 11 per tahun dan jatuh tempo selama 96 bulan.
i. On 2 January 2013 and 30 April 2013, PT Bali Nirwana Resort BNR, a
Subsidiary, has settled its obligation for the Underpaid Tax Assessment
letter to the amount of Rp 5.5 billion.
j. For the period between 11 January 2013 and 8 May 2013, PT Graha
Andrasentra Propertindo GAP, a Subsidiary, has settled its obligation
for the Underpaid Tax Assessment letter for the tax year 2010 and
2009 for the amount of Rp 30.12 billion and Rp 32.4 billion.
k. In 24 January 2013, PT Bakrie Swasakti Utama BSU, a Subsidiary,
has secured a loan facility from PT Bank Mayapada International Tbk.
for the maximum amount of Rp 250 billion at 12 interest rate per year
with a maturity date of 12 months.
l. In 8 March 2013, PT Bakrie Swasakti Utama BSU, a Subsidiary, has
secured a loan facility from PT Bank Mutiara Tbk. for a
maximum amount of Rp 90 billion at 12.5 interest rate per year with a
maturity date of 60 months.
m. In 11 April 2013, PT Bakrie Swasakti Utama BSU, a Subsidiary, has
secured a loan facility from PT Bank Mutiara Tbk. for the maximum
amount of Rp 45 billion at 12.5 interest rate per year with a maturity
date of 36 months.
n. In 16 May 2013, PT Graha Andrasentra Propertindo GAP,
a Subsidiary, has taken up a loan facility from PT Bank Bukopin Tbk.
for a maximum amount of Rp 75 billion at 11 interest rate per year
with a maturity date of 96 months.
360
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Diskusi Analisa Manajemen
Management Discussion Analysis
o. Pada tanggal 16 Mei 2013, PT Graha Andrasentra Propertindo GAP,
Entitas Anak, memperoleh fasilitas pinjaman dari PT Bank Bukopin Tbk.
dengan jumlah pagu maksimum sebesar Rp 25 miliar dengan tingkat
bunga sebesar 11 per tahun dan jatuh tempo selama 60 bulan.
Ikatan yang Material untuk Investasi Barang Modal
Dalam menjalankan kegiatan usahanya, Perusahaan dan atau anak-anak
perusahaan mengadakan beberapa perjanjian penting dengan pihak ketiga,
baik yang sedang berjalan maupun yang baru dilakukan pada tahun 2012
sebagaimana penjelasan berikut: a. Perjanjian Kerja sama Penataan,
pengembangan, Pembangunan dan Pengelolaan Gelanggang Olahraga
Mahasiswa Soemantri Brodjonegoro dan Komplek Seni Budaya dan Pusat
Perilman H. Usmar Ismail, Kuningan Jakarta Selatan pada tanggal 22
Agustus 1992, yang dibuat antara PT Bakrie Investindo BIN dengan
Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta DKI. Untuk melaksanakan
segala hak dan kewajibannya BIN telah menunjuk PT Bakrie Swasakti
Utama BSU untuk melaksanakan hal-hal yang berkaitan, baik
langsung maupun tidak langsung dengan perjanjian ini.
b. Perjanjian Bangun Guna Serah BOT Build, Operate and Transfer
”Menara Nusa” tanggal 24 September 2004, yang dibuat
antara Kantor Menteri Negara Perencanaan Pembangunan
Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Bappenas
dan BSU. Ruang lingkup meliputi pembangunan gedung yang
bernama ”Menara Nusa Wisma Bakrie 2” dengan cara Bangun Guna
Serah BOT oleh pihak BSU di atas tanah milik Bappenas. Jangka Waktu
Pengelolaan mulai dari 1 Januari 2005 sampai dengan 31 Desember
o. In 16 May 2013, PT Graha Andrasentra Propertindo GAP, a
Subsidiary, has secured a loan facility from PT Bank Bukopin Tbk. for a
maximum amount of Rp 25 billion at 11 interest rate per year with a
maturity date of 60 months.
Signiicant Commitments for Capital Investment
In managing its business operations, the Company and or its subsidiaries
have entered into several signiicant agreements with third parties, both
ongoing and for execution in 2012, as explained below:
a. Cooperation Agreement for
the Planning, Development, Construction and Management
of the Soemantri Brodjonegoro Student Sports Hall and the H.
Usmar Ismail Arts and Cultural and Film Center in Kuningan,
South Jakarta on 22 August 1992, entered into between PT Bakrie
Investindo BIN and DKI Jakarta local government. To fulill all rights
and obligations, BIN has appointed PT Bakrie Swasakti Utama BSU
for the execution all matters related directly or indirectly to this
agreement.
b. Build, Operate and Transfer Agreement for ”Menara Nusa” on
24 September 2004, between the Ministry of National Development
Planning or Bappenas and BSU. The scope of the agreement covers
the development the ”Menara Nusa Wisma Bakrie 2” building
through the build, operate and transfer BOT mechanism by BSU
on Bappenas-owned land. The management period is efective
from 1 January 2005 to 31 December 2029 25 years. Upon expiration of
the building management period as provided by Bappenas to BSU, for
subsequent land utilization, building
361
BAKRIELAND • Annual Report 2012
2029 25 tahun. Setelah berakhirnya jangka waktu pengelolaan gedung
yang diberikan Bappenas kepada BSU, maka pemanfaatan tanah, hak
pengelolaan gedung, dan gedung akan diserahkan kembali oleh BSU
kepada Bappenas.
c. Perjanjian Kerjasama Usaha Perjanjian KSU antara Perum
Perumnas dengan Perusahaan. d. Perjanjian Kerjasama
Pengembangan Kawasan Sentul- Jonggol.
Kebijakan Dividen Sebagai perusahaan terbuka,
Perusahaan merencanakan untuk membayar dividen secara tunai
setiap tahun yang terkait dengan keuntungan yang didapat pada tahun
iskal, kewajiban Perusahaan untuk mengalokasikan dana cadangan sesuai
dengan aturan yang berlaku serta kondisi keuangan Perusahaan. Selain
itu, tingkat pertumbuhan Perusahaan ke depan juga merupakan pertimbangan
penting dalam pembagian dividen. Hal ini juga merupakan hak Rapat Umum
Pemegang Saham Perusahaan untuk menentukan lain dan sesuai dengan
ketentuan Anggaran Dasar Perusahaan untuk setiap tahun iskal yang berakhir
pada setiap 31 Desember.
Pada tahun 2013 Perusahaan tidak melakukan pembagian dividen seiring
dengan rugi bersih yang dicatat Perusahaan. Selain itu, Perusahaan juga
perlu melakukan pengembangan lahan Perusahaan di bidang properti sehingga
dibutuhkan modal yang kuat untuk pertumbuhan.
management rights, and the premises itself, BSU shall duly hand
them over to Bappenas. c. Cooperation Agreement between
Perum Perumnas and the Company. d. Cooperation Agreement for the
Development of Sentul-Jonggol Area.
Dividend Policy As a public company, the Company
plans to disburse cash dividends each year associated with proits yielded in
the iscal year, Company obligation to allocate reserve funds in compliance
with existing rules and regulations, and according to the Company’s
inancial condition. Furthermore, the Company’s future growth rate is also
an important consideration in the distribution of dividend. It is also the
right of the Company’s General Meeting of Shareholders to determine otherwise
and in accordance with provisions in the Company’s Memorandum of Association
for each iscal year ending on December 31st.
In 2013, the Company has not disbursed any dividend given the net loss
posted by the Company. In addition, the Company also needs to develop
Company land in the property sector, thus requiring a sturdy capital position
for growth.
362
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Diskusi Analisa Manajemen
Management Discussion Analysis
Perjanjian-Perjanjian dan Komitmen Penting
Perusahaan melakukan beberapa perjanjian dan komitmen penting
baik yang sedang berjalan maupun yang baru dilakukan pada tahun 2012
sebagaimana penjelasan di bawah ini. Untuk keterangan lengkap diungkapkan
pada halaman 153 nomor 44 di catatan atas laporan keuangan konsolidasian
dengan judul “Perjanjian-Perjanjian dan Komitmen Penting”.
a. Perjanjian Bangun Guna SerahBOT
Build, Operate and Transfer Tanah dan Gedung Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional BAPPENAS.
b. Perjanjian Pengalihan Hak Pengelolaan Gelanggang Olahraga
Mahasiswa Soemantri Brodjonegoro Pasar Festival Hak
Pengelolaan Properti.
c. Perjanjian Kerjasama Usaha Perjanjian KSU antara Perum
Perumnas Perumnas dengan Entitas Induk.
d. Pada tanggal 19 Mei 2010, Entitas Induk menandatangani Perjanjian
Kerjasama Pengembangan Kawasan Sentul-Jonggol dengan PT Sentul City
Tbk. dan PT Bukit Jonggol Asri untuk membentuk kerjasama strategis
dalam mengembangkan kawasan Sentul-Jonggol.
e. Akta trust tertanggal 23 Maret 2010, sehubungan dengan penerbitan
obligasi terkait ekuitas, dimana Perusahaan merupakan penjamin
atas obligasi tersebut.
f. Perjanjian USD Interest Rate Swap with Municipal Forward Rate Bias
Index dengan Deutsche Bank AG, cabang Singapura DB.
Signiicant Agreements and Commitments
The Company has entered into several signiicant agreements and
commitments, both still ongoing and newly implemented in 2012 as explained
below. More detailed information is presented in page 153 number 44 for
the note on the consolidated inancial statement under the title “Signiicant
Agreements and Commitments”. a. Build Operate and TransferBOT
Agreement of Land and Building of the National Development Planning
Agency BAPPENAS. b. Transfer of Management Rights of
Soemantri Brodjonegoro Sports Hall Pasar Festival Property
Management Rights. c. Business Cooperation Agreement
between Perum Perumnas Perumnas and the Parent Entity.
d. On 19 May 2010, the Parent Entity signed a Cooperation Agreement for
the Development of Sentul-Jonggol with PT Sentul City Tbk. and PT Bukit
Jonggol Asri to foster a strategic partnership for the development of
the Sentul-Jonggol area.
e. Trust deed dated 23 March 2012 in relation with issuance of Equity
Link Bond where the Company is guarantor for the bond.
f. Agreement on USD Interest Rate Swap with Municipal Forward Rate
Bias Index with Deutsche Bank AG, Singapore branch DB.
363
BAKRIELAND • Annual Report 2012
Data Perusahaan
Corporate Data
Corporate Data
364
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Profil Dewan
Komisaris
Board of Commissioners’
Profile
Bambang Irawan Hendradi
Presiden Komisaris President Commissioner
Lahir di Semarang, 15 Januari 1951. Menjabat Presiden Komisaris PT Bakrieland Development Tbk sejak Juni 2002. Beliau juga
menjabat sebagai Komisaris PT Bakrie Capital Indonesia sejak Juli 2008. Beliau pernah menjabat sebagai Direktur Utama PT Djarot,
Direktur Keuangan PT Pillar Abhimantra, Direktur di PT Sanggraha Pelita Jaya, Managing Director PT Catur Swasakti Utama, Direktur
Utama PT Bakrieland Development Tbk, Komisaris PT Bumi Resources Tbk, Komisaris PT Bakrie Finance Corporation dan
Direktur Utama PT Bakrie Capital Indonesia. Beliau meraih gelar Sarjana Teknik Sipil Universitas Trisakti, Jakarta 1977 dan lulus
dari Technische Hoge Scholl, Delft, The Netherlands 1981. Born in Semarang, 15 January 1951. Appointed as President
Commissioner of PT Bakrieland Development Tbk since June 2002. He currently serves as Commissioner of PT Bakrie Capital
Indonesia since 2008. He previously served as President Director of PT Djarot, Finance Director of PT Pilar Abhimantra, Director at
PT Sanggraha Pelita Jaya, Managing Director of PT Catur Swasakti Utama, President Director of Bakrieland, Commissioner of PT Bumi
Resources Tbk., Commissioner of PT Bakrie Finance Corporation and President Director of PT Bakrie Capital Indonesia. He earns
a Sarjana degree in Civil Engineering from Universitas Trisakti, Jakarta 1977 and graduated from the Technische Hoge Scholl,
Delft, the Netherlands 1981.
364
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
365
BAKRIELAND • Annual Report 2012
365
BAKRIELAND • Annual Report 2012
366
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Lahir di Surabaya, 7 Januari 1959. Menjabat Komisaris Independen PT Bakrieland Development Tbk sejak September 2001. Beliau
juga menjabat sebagai Direktur Utama PT Senopati Aryani Prima, Direktur Utama PT Prima Jaringan dan Direktur Utama PT Jabal
Nor. Beliau pernah menjabat sebagai Manajer Divisi Realty Property PT Wijaya Karya Persero. Beliau menyelesaikan
pendidikan Sarjana Teknik Sipil, Institut Teknologi Bandung 1983, Pasca Sarjana Sekolah Tinggi Manajemen LPPM Jakarta 1986,
pendidikan Lemhanas Jakarta KRA XXXIII 2000 dan mengikuti Program Doktor-Pendidikan S-3 Jurusan Administrasi Bisnis,
Universitas Brawijaya, Malang 2010-sekarang. Born in Surabaya, East Java on 7 January 1959. He serves as
Independent Commissioner for Bakrieland since September 2001. Currently, he also serves as President Director of PT
Senopati Aryani Prima, President Director of PT Prima Jaringan, and President Director of PT Jabal Nor. Previously, he served as
Manager at the Realty Property Division of PT Wijaya Karya Persero. He graduated in Civil Engineering from Institut Teknologi
Bandung 1983, completed his postgraduate studies at the College of Management LPPM Jakarta 1986, enrolled at the National
Defense Institute Lemhanas Jakarta KRA XXXIII 2000, and taking a Doctorate degree program in Business Administration at
Universitas Brawijaya, Malang 2010-present.
Lukman Purnomosidi
Komisaris Independen Independent Commissioner
366
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
367
BAKRIELAND • Annual Report 2012
Menjabat sebagai Komisaris Independen dan Ketua Komite Audit PT Bakrieland Development Tbk sejak Desember 2008.
Beliau juga menjabat sebagai Ketua Dewan Kehormatan Ikatan Komite Audit Indonesia, Wakil Ketua Dewan Pengurus Lembaga
Komisaris dan Direktur Indonesia, anggota Dewan Kehormatan Professional in Risk Management Association dan anggota
Komite Audit di berbagai perusahaan publik. Beliau mempunyai pengalaman lebih dari 30 tahun sebagai Akuntan Publik. Beliau
pernah menjabat sebagai Managing Partner dan Chairman KPMG Indonesia dan Senior Partner KAP Kanaka Puradiredja,
Suhartono. Beliau menyelesaikan pendidikan Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Padjadjaran, Bandung, merupakan
Chartered Member dari Lembaga Komisaris dan Direktur Indonesia serta memiliki Certiied Risk Management Professional.
He serves as Independent Commissioner and Chairman of Audit Committee of PT Bakrieland Development Tbk since December
2008. Currently he also serves as Chairman of the Honoray Board of Indonesia Institute of Audit Committee, Vice Chairman of
Indonesian Institute for Commissioners and Directors, member of the Honoray Board of Professional in Risk Management
Association and member of Audit Committees in various public listed companies. He has more than 30 years experience as
public accountant. Previously served as Managing Partner and as Chairman of KPMG Indonesia and Senior Partner of KAP Kanaka
Puradiredja, Suhartono. A graduate from the faculty of Economics majoring in Accounting from the Universitas Padjadjaran,
Bandung, a Chartered Member from the Indonesian Institute for Commissioners and Directors, and holds a Certiied Risk
Management Professional.
Kanaka Puradiredja
Komisaris Independen Independent Commissioner
367
BAKRIELAND • Annual Report 2012
368
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Lahir di Jakarta pada 31 Oktober 1953. Menjabat Komisaris PT Bakrieland Development Tbk sejak April 2007. Beliau juga
menjabat sebagai Treasury Advisor PT Energy Mega Persada Tbk, President Komisaris PT Bakrie Kalila Investment, Direktur
PT Kondur Indonesia dan Direktur PT Brantas Indonesia. Beliau pernah menjabat sebagai Direktur PT Marathon Murti
International dan Komisaris PT Mitraguna Intiga. Menyelesaikan pendidikan di Goethe Institute Arolsen West Deutschland, Jerman
1972, VW Wolsburg West Deutschland, Jerman 1976, dan Extension Management, Universitas Indonesia 1979.
Born in Jakarta, 31 October 1953. He serves as Commissioner of PT Bakrieland Development Tbk since April 2007. Currently, he
also serves as Treasury Advisor at PT Energi Mega Persada Tbk, President Commissioner of PT Bakrie Kalila Investment, Director
of PT Kondur Indonesia, and Director of PT Brantas Indonesia. He formerly served as Director of PT Marathon Murti International
and Commissioner of PT Mitraguna Intiga. He graduated from Goethe Institute Arolsen West Deutschland, Germany 1972, VW
Wolsburg West Deutschland, Germany 1976, and of the Extension Management Program from Universitas Indonesia 1979.
Supartono
Komisaris Commissioner
368
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
369
BAKRIELAND • Annual Report 2012
Lahir di Teluk Betung, 2 April 1953. Menjabat Komisaris PT Bakrieland Development Tbk sejak Juni 2011. Beliau juga
menjabat sebagai Presiden Direktur PT ARM KEN INVESTMENT sejak 2007, Komisaris PT Bakrie Brothers Tbk sejak 2009 dan
sejak 2011 sebagai Presiden Komisaris PT Bakrie Swasakti Utama, Presiden Komisaris PT Graha Andrasentra Propertindo dan
Komisaris PT Bakrie Nirwana Semesta. Beliau pernah menjabat sebagai Presiden Direktur di PERUSDA BERSUJUD, Kalimantan
Selatan Mining Management Coal Trading, Presiden Komisaris PT Asuransi Ikrar Lloyd, Vice President Director Bakrie Trading,
Managing Director Lewis Peat International, Singapore, Head of Representative Mindo Commodity Europe, Hamburg Germany,
Special Project Manager PT Bakrie Brothers dan PT Bouraq Indonesia Airlines. Memiliki latar belakang pendidikan Akademi
Penerbangan Indonesia, Jakarta 1971-1972, Instructor and Test Pilot Program British Aerospace, Manchester, England 1976,
Airline Management Course Philippine Airlines and Philippine University, Manila, Philippine 1978 dan Institute Commodity of
London, England 1986-1987. Born in Teluk Betung, 2 April 1953. He serves as Commissioner of
PT Bakrieland Development Tbk sinc June 2011. HCurrentlu, he also serves as President Director of PT PT ARM KEN INVESTMENT
since 2007, Commissioner of PT Bakrie Brothers Tbk since 2009, and President Commissioner of PT Bakrie Swasakti Utama
since 2011, President Commissioner of PT Graha Andrasentra Propertindo, and President Commissioner of PT Bakrie Nirwana
Semesta. He had served as President Director of PERUSDA BERSUJUD Mining Management Coal Trading in South
Kalimantan, President Commissioner of PT Asuransi Ikrar Lloyd, Vice President Director of Bakrie Trading, Managing Director of
Lewis Peat International, Singapore, Head of Representative at Mindo Commodity Europe Hamburg Germany, Special Project
Manager at PT Bakrie Brothers and PT Bouraq Indonesia Airlines. With the educational background in the ield of aviation
at the Akademi Penerbangan Indonesia, Jakarta 1971-1972, the Instructor and Test Pilot Program at the British Aerospace,
Manchester, England 1976, Airline Management Course at the Philippine Airlines and the Philippine University, Manila 1978
Philippine 1978, as well as Institute Commodity of London, England 1986-1987.
Armansyah Yamin
Komisaris Commissioner
369
BAKRIELAND • Annual Report 2012
370
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Lahir di Jakarta, 10 Oktober 1951. Menjabat Komisaris PT Bakrieland Development Tbk sejak Juni 2012. Beliau juga
menjabat sebagai Presiden Komisaris Bakrieland Hotels Resort sejak April 2012 dan Founder Principal, One Star Productions,
a Multi Media Content Production Coy sejak 2009. Beliau pernah menjabat sebagai Computer System Analyst, ISA International,
Melbourne, Australia 1975-1976, Executive Trainee, Citibank Jakarta 1978, Assistant Manager, Citibank Jakarta Manufacturing
Business 1979-1980, Manager, Citibank Jakarta Automotive Business 1980-1981, Assistant Vice President, Citibank Jakarta
Asset Based Finance Division 1981-1982, Deputy COO PT Wardley Summa Leasing AstraSumma - HSBC JV 1982-
1984, Co-Founder, PT Dipo Star Leasing 1984, Co-Founder Born in Jakarta, 10 October 1951. He serves as Commissioner of
PT Bakrieland Development Tbk since June 2012. He also serves as President Commissioner of Bakrieland Hotels Resorts since
April 2012 and a founder Principal of One Star Productions, a Multi Media Content Production Coy since 2009. Previously, he
served as Computer System Analyst, ISA International, Melbourne, Australia 1975-1976, Executive Trainee, Citibank Jakarta 1978,
Assistant Manager, Citibank Jakarta Manufacturing Business 1979-1980, Manager, Citibank Jakarta Automotive Business
1980-1981, Assistant Vice President, Citibank Jakarta Asset Based Finance Division 1981-1982, Deputy COO PT Wardley
Summa Leasing AstraSumma - HSBC JV 1982-1984, Co-Founder, PT Dipo Star Leasing 1984, Co-Founder Commissioner,
Amir Abdul Rachman
Komisaris Commissioner
370
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
371
BAKRIELAND • Annual Report 2012
371
BAKRIELAND • Annual Report 2012
Commissioner, PT Pramindo lkat Nusantara Fixed Line Telephony KSO for Sumatra with PT Telkom 1994-1997, Commissioner,
PT Astratel Nusantara The Infrastructure Company of Astra International 1996-1997, Commissioner Co-Founder,
PT Primasel Cellphone telecommunication JV with PT Indosat 1996-2001, Principal, PT Mobile Selular Indonesia 1996-2005 dan
sebagai CEO, Vice President Commissioner dan berbagai posisi penting di Jan Darmadi Group, PT Jakarta Setiabudi International
Tbk, PT Permata Hijau, PT Puri Indah Antilope Madju, PT Wynncor Bali, PT Metropolitan Realty International, PT Antilope Madju,
PT Copylas Indonesia, PT Unilon Textiles, PT Skyline Building PT Jan Darmadi Investindo 1984-2009. Beliau adalah penerima
penghargaan Adikarya Pariwisata tahun 1997 dari Kementerian Pariwisata, Post dan Telekomunikasi. Beliau merupakan alumnus
Accounting di Royal Melbourne Institute of Technology RMIT, Australia 1977-1978. Beliau juga pernah mengikuti Executive
Development Program, Citibank Jakarta 1978, Foreign Exchange Treasury Training, Citibank Manila 1979, Core Credit Training,
Citibank Jakarta 1980, Trade Finance Training, Citibank Jakarta 1980, Asset Based Finance Training, Citibank Kuala Lumpur 1981
dan Asset Based Finance Training, Citicorp Sydney Melbourne 1982.
PT Pramindo lkat Nusantara Fixed Line Telephony KSO for Sumatra with PT Telkom 1994-1997, Commissioner, PT Astratel
Nusantara The Infrastructure Company of Astra International 1996-1997, Commissioner Co-Founder, PT Primasel Cellphone
telecommunication JV with PT Indosat 1996-2001, Principal, PT Mobile Selular Indonesia 1996-2005 and as CEO, Vice
President Commissioner and various high positions in Jan Darmadi Group, PT Jakarta Setiabudi International Tbk, PT Permata Hijau,
PT Puri Indah Antilope Madju, PT Wynncor Bali, PT Metropolitan Realty International, PT Antilope Madju, PT Copylas Indonesia,
PT Unilon Textiles, PT Skyline Building PT Jan Darmadi Investindo 1984-2009. He received an Adikarya Pariwisata award from
the Ministry of Tourism, Post and Telecommunication. Alumnus of Accounting at Royal Melbourne Institute of Technology
RMIT, Australia 1977-1978. Previously, he enrolled Executive Development Program, Citibank Jakarta 1978, Foreign Exchange
Treasury Training, Citibank Manila 1979, Core Credit Training, Citibank Jakarta 1980, Trade Finance Training, Citibank Jakarta
1980, Asset Based Finance Training, Citibank Kuala Lumpur 1981 and Asset Based Finance Training, Citicorp Sydney Melbourne
1982.
372
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Profil Direksi
Board of Directors’
Profile
Ambono Janurianto
Presiden Direktur President Director
Lahir di Ambon, 29 Januari 1960. Menjabat sebagai Presiden Direktur PT Bakrieland Development Tbk sejak Juni 2012. Beliau
juga menjabat sebagai Komisaris PT Bakrie Telecom, sejak Juni 2003. Beliau pernah menjabat sebagai Management Trainee
Philips Ralin Electronic 1986-1987, Internal Control Oicer Philips Ralin Electronic 1987-1988, Commercial ControllerAccount
Philips Ralin Electronic 1988-1990, Finance Admin. Manager Daeng Brothers 1990-1992, Finance Admin. Manager Philips
Ralin Electronic 1992-1995, Finance Controller Motorola Indonesia Starpage Joint Venture 1995-1997, Finance Administration
Director Sony Music Entertainment Indonesia 1997-1998, Finance-Accounting Tax General Manager PT Satelit Palapa
Indonesia 1998-1999, Chief Financial Oicer PT Bakrie Sumatra Plantation Tbk 1999-2000, Direktur di PT Bakrie Brothers Tbk
2002-2004, 2005-2008, Direktur di PT Bakrie Power 2005-2006, Presiden Direktur PT Bakrie Power 2006-2008, Presiden Direktur
Tanjung Jati Power Company 2005-2008 dan Presiden Direktur PT Bakrie Sumatra Plantation Tbk 2000-2012. Beliau pernah
menjadi Presiden Komisaris dan Komisaris di beberapa anak perusahaan PT Bakrie Sumatra Plantation Tbk 2000-2010. Beliau
merupakan Dewan Penasihat Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia GAPKI, Wakil Ketua Umum Asosiasi Emiten Indonesia
AEI, anggota Sektor Agro Industri, Komite Ekonomi Indonesia- Jepang, Kamar Dagang Indonesia KADIN dan Ketua Dewan
Minyak Sawit Indonesia DMSI. Beliau adalah Sarjana Ekonomi dari Universitas Katolik Parahyangan, Bandung. Beliau penerima
penghargaan Indonesia Top Leader 2011 dari majalah SWA dan Best CEO pada Indonesian CSR Award 2011.
Born in Ambon, 29 January 1960. he serves as President Director of PT Bakrieland Development Tbk since June 2012. Currently,
he also serves as Commissioner at PT Bakrie Telecom since June 2003. Previously, he served as Management Trainee Philips
Ralin Electronic 1986-1987, Internal Control Oicer Philips Ralin Electronic 1987-1988, Commercial ControllerAccount
Philips Ralin Electronic 1988-1990, Finance Administration Manager Daeng Brothers 1990-1992, Finance Administration
Manager Philips Ralin Electronic 1992-1995, Finance Controller Motorola Indonesia Starpage Joint Venture 1995-1997, Finance
Administration Director Sony Music Entertainment Indonesia 1997-1998, Finance-Accounting Tax General Manager PT Satelit
Palapa Indonesia 1998-1999, Chief Financial Oicer PT Bakrie Sumatra Plantation Tbk 1999-2000, Director PT Bakrie Brothers
Tbk 2002-2004, 2005-2008, Director PT Bakrie Power 2005-2006, President Director PT Bakrie Power 2006-2008, President Director
Tanjung Jati Power Company 2005-2008 and President Director PT Bakrie Sumatra Plantation Tbk 2000-2012. He also served as
President Commissioner and Commissioner in subsidiaries PT Bakrie Sumatra Plantation Tbk 2000-2010. He is a member of
Board of Advisors at Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia GAPKI, Vice Chairman of Asosiasi Emiten Indonesia AEI, member
of Agro Industry at the Indonesia-Japan Economic Committee, Kamar Dagang Indonesia KADIN and Chairman of Dewan Minyak
Sawit Indonesia DMSI. He holds a Sarjana degree in Economics from Universitas Katolik Parahyangan, Bandung. He received an
award as Indonesia Top Leader 2011 from SWA magazine and Best CEO in Indonesian CSR Award 2011.
372
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
373
BAKRIELAND • Annual Report 2012
373
BAKRIELAND • Annual Report 2012
374
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Lahir di Bandung, 4 Februari 1969. Menjabat Direktur PT Bakrieland Development Tbk sejak Agustus 2011. Beliau
pernah menjabat sebagai Vice President-Investment Banking PT Bahana Securities, Business Development, Asia Investment
Banking PT Nomura Indonesia, Vice President Corporate Planning Corporate Finance PT ALatief Corporation,
Corporate Finance Manager PT Ernst Young Advisory Services Jakarta, Senior Associate, Project Finance Privatization di
PT PricewaterhouseCoopers FAS Jakarta dan Senior Auditor, Audit Business Advisory Services Arthur Andersen Co. – Prasetio
Utomo Co.,Jakarta. Beliau meraih gelar Sarjana Akuntansi dari Universitas Parahyangan, Bandung 1993 dan Pasca Sarjana,
Magister Manajemen dari IPMI Business School Jakarta 2010. Born in Bandung, 4 February 1969. He began his duties as Director
of Bakrieland in August 2011. Previously, he was in charge as Vice President of Investment Banking at PT Bahana Securities, Business
Development Manager of Asia Investment Banking at PT Nomura Indonesia, Vice President Corporate Planning Corporate Finance
of PT ALatief Corporation, Corporate Finance Manager at PT Ernst Young Advisory Services Jakarta, Senior Associate for Project
Finance Privatization division at PT PricewaterhouseCoopers FAS Jakarta, and as Senior Auditor at Audit Business Advisory
Services Arthur Andersen Co. - Prasetio Utomo Co., Jakarta. He holds a Sarjana degree in Economics majoring in Accounting
from the Universitas Parahyangan, Bandung 1993, and a Magister Management degree from IPMI Business School Jakarta 2010.
374
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Feb Sumandar
Direktur Director
375
BAKRIELAND • Annual Report 2012
Lahir di Kuala Terengganu, 20 Mei 1973. Menjabat sebagai Direktur PT Bakrieland Development Tbk sejak Juni 2012. Beliau pernah
menjabat sebagai Manager, Research Analyst, ING Barings Sdn Bhd, Kuala Lumpur, Malaysia 2000-2001, Research Analyst, OSK
Securities Bhd, Kuala Lumpur, Malaysia 2001-2003, Assistant Vice President, Analyst, GK-Goh Research Sdn Bhd, Kuala Lumpur,
Malaysia 2003-2005, Vice President, Senior Analyst, CIMB-GK Securities, Jakarta, Indonesia 2005-2007, Executive Vice President,
Finance and Strategy, PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk, Jakarta 2007-2010 dan Chief Oice of Strategy Management, PT Bakrie
Sumatera Plantations Tbk, Jakarta 2010-2012. Beliau merupakan alumni London School of Economics LSE, United Kindom, B.Sc
Econs di bidang Accounting dan Finance 1999. Born in Kuala Lumpur, 20 May 1973. He served as Director of
PT Bakrieland Development Tbk since June 2012. Previously, he served as Manager, Research Analyst of ING Barings Sdn Bhd,
Kuala Lumpur, Malaysia 2000-2001, Research Analyst of OSK Securities Bhd, Kuala Lumpur, Malaysia 2001-2003, Assistant Vice
President and Analyst, GK-Goh Research Sdn Bhd, Kuala Lumpur, Malaysia 2003-2005, Vice President, Senior Analyst, CIMB-GK
Securities, Jakarta, Indonesia 2005-2007, Executive Vice President, Finance and Strategy of PT Bakrie Sumatra Plantations Tbk, Jakarta
2007-2010. He is an alumnus of London School of Economics LSE, United Kingdom, B.Sc Econs in Accounting and Finance
1999.
Azrul Azwar Ab Latif
Direktur Director
375
BAKRIELAND • Annual Report 2012
376
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Profil Komite-
Komite
Profile of Committees
Komite Audit
Kanaka Puradiredja Ketua Komisaris Independen
Menjabat sebagai Komisaris Independen dan Ketua Komite Audit PT Bakrieland
Development Tbk sejak Desember 2008. Beliau juga menjabat sebagai
Ketua Dewan Kehormatan Ikatan Komite Audit Indonesia, Wakil Ketua
Dewan Pengurus Lembaga Komisaris dan Direktur Indonesia, anggota Dewan
Kehormatan Professional in Risk Management Association dan anggota
Komite Audit di berbagai perusahaan publik. Beliau mempunyai pengalaman
lebih dari 30 tahun sebagai Akuntan Publik. Beliau pernah menjabat sebagai
Managing Partner dan Chairman KPMG Indonesia dan Senior Partner KAP
Kanaka Puradiredja, Suhartono. Beliau menyelesaikan pendidikan Jurusan
Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Padjadjaran, Bandung, merupakan
Chartered Member dari Lembaga Komisaris dan Direktur Indonesia serta
memiliki Certiied Risk Management Professional.
Soenarso Soemodiwirjo Anggota
Lahir di Jember, 9 Mei 1946. Beliau bergabung dalam Komite Audit
Bakrieland sejak 2008. Sebagai seorang konsultan senior, beliau saat ini juga
sebagai anggota Komite Audit dan Sekretaris Dewan Komisaris PT Papua
Power Indonesia, Anggota Komite Audit dan Komite Ombudsman
PT Bank ICB Bumiputera Tbk, Anggota Komite Audit PT Nusa Konstruksi
Enjiniring Tbk, Anggota Komite Audit dan Komite Keuangan PT Elnusa
Tbk dan Corporate Management Control Hendropriyono Corporation
Indonesia. Memiliki pengalaman luas dalam bidangnya, antara lain pernah
menjabat sebagai Ketua Tim Task Force Penyusunan Manual Komite Audit,
Komite Audit
Kanaka Puradiredja Chairman Independent Commissioner
He serves as Independent Commissioner and Chairman of
Audit Committee of PT Bakrieland Development Tbk since December 2008.
Currently he also serves as Chairman of the Honorary Board of Indonesia
Institute of Audit Committee, Vice Chairman of Indonesian Institute for
Commissioners and Directors, member of the Honorary Board of Professional
in Risk Management Association and member of Audit Committees in
various public listed companies. He has more than 30 years experience as
public accountant. Previously served as Managing Partner and as Chairman of
KPMG Indonesia and Senior Partner of KAP Kanaka Puradiredja, Suhartono. A
graduate from the faculty of Economics majoring in Accounting from the
Universitas Padjadjaran, Bandung, a Chartered Member from the Indonesian
Institute for Commissioners and Directors, and holds a Certiied Risk
Management Professional.
Soenarso Soemodiwirjo Member
Born in Jember, 9 May 1946. He joined Bakrieland’s Audit Committee
since 2008. As a senior consultant, at present he is also a member of Audit
Committee and Secretary of Board of Commissioners at PT Papua Power
Indonesia, Ombudsman Committee PT Bank ICB Bumiputera Tbk, member of
Audit Committee PT Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk, member of Audite
Committee and Finance Committe PT Elnusa Tbk and Coorporate
Management Control Hendropriyono Corporation Indonesia He has vast
experiences in his area, among others as Chairman of the Task Force for Setting
Audit Committee Manual, Management Consultant of PT Sucoindo Persero,
377
BAKRIELAND • Annual Report 2012
Konsultan Manajemen PT Sucoindo Persero, staf ahli Direksi PT PAN Multi
Finance company, anggota Komite Audit di PT Sucoindo Persero,
PT Danareksa Persero dan PT Bank Niaga Tbk. Beliau memperoleh gelar
Sarjana Akuntansi dari Institut Ilmu Keuangan, Departemen Keuangan,
Jakarta, 1974.
Mohamad Hassan Anggota
Lahir di Jakarta, 21 Desember 1960. Beliau bergabung dalam Komite
Audit Bakrieland sejak 2008. Saat ini juga sebagai pengajar di Sekolah
Tinggi Akuntansi Negara STAN dan di Program Pasca Sarjana Institut
Bisnis dan Informatika Indonesia IBII. Beliau juga aktif sebagai anggota
Dewan Pengurus Ikatan Komite Audit Indonesia IKAI, anggota pengurus
Perhimpunan Auditor Internal Indonesia PAII, anggota Dewan Penguji Certiied
Professional Management Accountant CPMA, anggota Dewan Sertiikasi
Qualiied Internal Auditors DS-QIA, anggota organisasi profesi Ikatan
Akuntan Indonesia IAI, dan anggota The Institut of Internal Auditors IIA.
Beliau pernah menjadi Auditor di Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan BPKP, Pengurus dan Tim Manajemen di Yayasan Pendidikan
Internal Audit YPIA dan Finance and Administration Manager di PT
Amintaland Group. Beliau memiliki latar belakang pendidikan Postgraduate
Diploma in Finance di Sekolah Tinggi Akuntansi Negara STAN pada tahun
1991, serta Master dalam bidang Sistem Informasi Akuntansi dan Keuangan,
Cleveland State University, Ohio, USA 1993. Beliau juga memiliki sertiikasi
Qualiied Internal Auditor QIA dan Certiied Risk Management Professional
CRMP. expert staf for the Board of Directors
of PT PAN Multi Finance Company, and member of Audit Committee of
PT Sucoindo Persero, PT Danareksa Persero and PT Bank Niaga Tbk. He
holds a Sarjana Accounting degree from the Financial Institute, Ministry of
Finance, Jakarta, 1974.
Mohamad Hassan Member
Born in Jakarta, 21 December 1960. He joined Bakrieland’s Audit Committee
since 2008. Currently, he is also lecturer at the Sekolah Tinggi Akuntansi Negara
STAN and at the Graduate Program of Institut Bisnis dan Informatika Indonesia
IBII. He also active as a member of the Board of Indonesian Audit Committee
Association, member of Indonesian Internal Auditor Association, member
of the Examiner Board of Certiied Professional Management Accountant
CPMA, member of the Board of Certiication for Qualiied Internal
Auditors DS-QIA, member of Ikatan Akuntan Indonesia IAI, and member
of The Institut of Internal Auditors IIA. He was an Auditor at the Finance
Monitoring and Development Board BPKP, Board and Management Team
at the Internal Audit Foundation and Finance and Administration Manager
at PT Amintaland Group. He attained his Postgraduate Diploma in Finance
from Sekolah Tinggi Akuntansi Negara STAN in 1991, and holds a Master
degree in Accounting and Financial Information System from Cleveland
State University, Ohio, USA 1993. He also holds the Qualiied Internal Auditor
QIA certiication and Certiied Risk Management Professional CRMP.
378
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Komite Pemantau Risiko
Lukman Purnomosidi Ketua Komisaris Independen
Proil dapat dilihat di halaman 366
Supartono Anggota Komisaris
Proil dapat dilihat di halaman 368
Komite Nominasi dan Remunerasi
Lukman Purnomosidi Ketua Komisaris Independen
Proil dapat dilihat di halaman 366
Bambang Irawan Hendradi Anggota Presiden Komisaris
Proil dapat dilihat di halaman 364
Supartono Anggota Komisaris
Proil dapat dilihat di halaman 368
Komite Kebijakan Corporate Governance
Kanaka Puradiredja Ketua Komisaris Independen
Proil dapat dilihat di halaman 367
Bambang Irawan Hendradi Anggota Presiden Komisaris
Proil dapat dilihat di halaman 364
Supartono Anggota Komisaris
Proil dapat dilihat di halaman 368
Risk Monitoring Committee
Lukman Purnomosidi Chairman Independent Commissioner
Proile can be seen on page 366
Supartono Member Commissioner
Proile can be seen on page 368
Nomination and Remuneration Committee
Lukman Purnomosidi Chairman Independent Commissioner
Proile can be seen on page 366
Bambang Irawan Hendradi Member President Commissioner
Proile can be seen on page 364
Supartono Chairman Commissioner
Proile can be seen on page 368
Corporate Governance Policy Committee
Kanaka Puradiredja Chairman Independent Commissioner
Proile can be seen on page 367
Bambang Irawan Hendradi Chairman President Commissioner
Proile can be seen on page 364
Supartono Chairman Commissioner
Proile can be seen on page 368
Profil Komite-Komite
Committees Profile
379
BAKRIELAND • Annual Report 2012
Produk dan Layanan
Products and Services
City Property
Plaza Festival
Rasuna Office Park The Grove Condominium
Bakrie Tower Aston Rasuna Residence
The 18th Residence Taman Rasuna Elite Club Epicentrum
Rasuna Epicentrum
Concert Hall Office Tower Epicentrum Walk - Lifestyle
Entertainment Center
Sentra Timur Residence Wisma Bakrie 1
Wisma Bakrie 2
Awana Yogyakarta
OCEA
Sand Coral
The Masterpiece The Empyreal
380
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Landed Residential
Bogor Nirwana Residence
Tirta Nirwana Cluster Arga Nirwana Cluster
Padma Nirwana Cluster Bayu Nirwana Cluster
Panorama Cluster Grand Harmoni Cluster
Bukit Nirwana Cluster Cliff Avenue Cluster
The Fusion Grand Cluster Nirwana Epicentrum
The Jungle Water Adventure Aston Hotel Resort
The Jungle Mall Orchard Walk Arcade
Batam Nirwana Residence Sentul Nirwana
Produk dan Layanan
Products and Services
381
BAKRIELAND • Annual Report 2012
Hotels Resorts
Pullman Bali Legian Nirwana
Grand Elty Singgasana Pan Pacific Nirwana Bali Resort
Nirwana Bali Resort
Nirwana Bali Resort
Al-Saraya Bakrie Hotel Krakatoa Nirwana Resort
Krakatau Lampung Tourism Development
Grand Elty Krakatoa
Nirwana Bali Golf Club
Nirwana Bali Residences
382
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Corporate
Kurniawati Budiman
Corporate Secretary
Nuzirman Nurdin
Chief Corporate Investor Relations
Buce Yeef
Corporate Financial Controller
Yudy Rizard Hakim
Chief Corporate Afairs Oicer
Elis Yusa
Chief Corporate Human Capital Oicer
Elis Yusa
Corporate Organization Development Division Head
Bram Subiandoro
Corporate Business Development Division Head
Erry Zulamri Djaelani
Corporate Risk Management Compliance Division Head
Ika Atikah
Corporate Treasury Division Head
Ferry Supandji
Corporate Marketing Division Head
Lucky Ida Royani
Corporate Information Technology Division Head
Jordan Lubis
Corporate Internal Audit Division Head
Zikril Hakim
Corporate Strategy Management Division Head
City Property
Sri Hascaryo
President Director
Agus J. Alwie
Managing DirectorCEO
Wawan D. Guratno
Director
Hendra Iswadi
Chief Financial Oicer
Andre R. Makalam
Chief Marketing Oicer
Indra Gunawan
Chief Operations Oicer
Maulana Adnan
Chief Human Resources Support Oicer
Dicky Setiawan
President Director PT BPLK
Fandrizal
Finance Director PT BPLK
Djafarullah
Project Director PT BPLK
Manajemen
Management
per 30 April 2013
Landed Residential
Hamid Mundzir
President Director
Darsono
Director PT GAP CEO BNR
Hendry Harmen
Development Director
Jo Eddy Respati
Marketing Director
Herman Cahyadi
Chief Financial Oicer
Handoko N. Soetrisno
Chief Human Capital Oicer
Marc Dressler
President Director PT BJA
Motinggo Soputan
Director PT BJA
Hotels Resorts
Marudi Surachman
President Director
Henu Kusdaryono
Director
Edikar
Director
Alex Wardhana
Chief Financial Oicer
Nugroho Santosa
Group Head Resort Development
Asril
Group Head Hospitality Services
Adhi Trirachmadi
Group Head Merger Acquisition
Acting
383
BAKRIELAND • Annual Report 2012
Struktur Organisasi
Organization Structure
Concurrently Acting
Landed Residential Business Unit
City Property Business Unit
Hotels Resorts Business Unit
Finance Director
Feb Sumandar
Strategy Corporate Service
Director
Azrul Latif
Corporate Human Capital
Elis Yusa
Corporate Secretary Legal
Kurniawati Budiman
Corporate Strategic Finance
Feb Sumandar
Corporate Treasury
Ika Atikah
Corporate Afairs
Yudy R. Hakim
Corporate Financial Control
Buce Yeef
Corporate Investor Relations
Nuzirman Nurdin
Corporate Internal Audit
Jordan Lubis
Corporate Organization
Development
Elis Yusa
Corporate Social
Responsibility
Yudy R. Hakim
President Director
Ambono Janurianto
Shareholders’ Meeting
Board of Commissioners
Nomination Remuneration
Committee Risk Monitoring
Committee
Audit Committee
Corporate Governance Policy Committee
Corporate Strategy Management
Zikril Hakim
Corporate Marketing
Ferry Supandji
Corporate Business Development
Bram Subiandoro
Corporate Risk Management
Compliance
Erry Zulamri Djaelani
Corporate IT
Lucky Ida R.
per 30 April 2013
384
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Nama dan Alamat
Anak Perusahaan
Name and Address of
Subsidiaries
PT Villa Del Sol Wisma Bakrie 1, 6
th
Floor Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B-1
Jakarta 12920 Tel. +62 21 5257835
Fax. +62 21 5225063
PT Superwish Perkasa Wisma Bakrie 1, 6
th
Floor Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B-1
Jakarta 12920 Tel. +62 21 5257835
Fax. +62 21 5225063
PT Bumi Daya Makmur Wisma Bakrie 1, 6
th
Floor Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B-1
Jakarta 12920 Tel. +62 21 5257835
Fax. +62 21 5225063
PT Bakrie Swasakti Utama Komplek Apartemen Taman Rasuna
Jl. H.R. Rasuna Said, Jakarta 12960 Tel. +62 21 8305011
Fax. +62 21 8305012
PT Bakrie Pesona Rasuna Jl. H.R. Rasuna Said Kav. C–22
Jakarta 12960 Tel. +62 21 5263212
Fax. +62 21 5263144
PT Rasuna Residence Development Komplek Apartemen Taman Rasuna
Jl. H.R. Rasuna Said, Jakarta 12960 Tel. +62 21 9391000
Fax. +62 21 83786244
PT Graha Andrasentra Propertindo Perumahan Bogor Nirwana Residence
Jl. Dreded–Pahlawan Bogor 16132, Jawa Barat
Tel. +62 0251 8211290 Fax. +62 0251 8211295
PT Sanggraha Pelita Sentosa Jl. Setia Mekar Raya, Bekasi Timur
Tel. +62 21 8811685 Fax. +62 21 8813210
Jl. Bhineka Karya Gunung Puyuh, Sukabumi, Jawa Barat
Tel. +62 0266 6250695 Fax. +62 0266 6250696
PT Mutiara Permata Biru Jl. Patam Lestari
Sekupang, Batam Tel. +62 778 7081900
Fax. +62 778 327398
PT Citra Saudara Abadi Jl. Raya Mauk km. 5
Tangerang, Banten Tel. +62 21 5583959
Fax. +62 21 5583959
PT Bakrie Nirwana Semesta Wisma Bakrie 2, 9
th
Floor Jl. H.R. Rasuna Said, Kav. B-2
Jakarta 12920 Tel. +62 21 57942156
Fax. +62 21 57942159
PT Samudra Asia Nasional Jl. Melasti No. 1
Legian–Kuta, Bali Tel. +62 361 762500
Fax. +62 361 762400
PT Krakatau Lampung Tourism Development
Jl. Trans Sumatra km. 40 Desa Merak Belatung, Kalianda 35551
Tel. +62 727 322888 Fax. +62 727 322402
PT Graha Intan Bali Wisma Bakrie 2, 9
th
Floor Jl. H.R. Rasuna Said, Kav. B-2
Jakarta 12920 Tel. +62 21 5255067
Fax. +62 21 5256068
PT Bali Nirwana Tritama Wisma Bakrie 2, 9
th
Floor Jl. H.R. Rasuna Said, Kav. B-2
Jakarta 12920 Tel. +62 21 57942156
Fax. +62 21 57942159
PT Bali Nirwana Caturtama Wisma Bakrie 2, 9
th
Floor Jl. H.R. Rasuna Said, Kav. B-2
Jakarta 12920 Tel. +62 21 57942156
Fax. +62 21 57942159
PT Bali Nirwana Dwitama Wisma Bakrie 2, 9
th
Floor Jl. H.R. Rasuna Said, Kav. B-2
Jakarta 12920 Tel. +62 21 57942156
Fax. +62 21 57942159
385
BAKRIELAND • Annual Report 2012
PT Libratindo Gemilang Jl. Marsma Iswahyudi
Sepinggan, Balikpapan Tel. +62 524 7028907
Fax. +62 524 764179
PT Bakrie Pangripta Loka Wisma Bakrie 1, 6
th
Floor Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B-1
Jakarta 12920 Tel. +62 21 5257835
Fax. +62 21 5225063
PT Bakrie Infrastructure Wisma Bakrie 1, 6
th
Floor Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B-1
Jakarta 12920 Tel. +62 21 5257835
Fax. +62 21 5225063
PT Bakrie Graha Nirwana Wisma Bakrie 1, 6
th
Floor Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B-1
Jakarta 12920 Tel. +62 21 5255067
Fax. +62 21 5256068
PT Hotel Elty Tenggarong Jl. Pahlawan No. 1, Tenggarong
Kutai, Kertanegara Tel. +62 21 541664703
Fax. +62 21 0541 664709
PT Alberta Utilities Recapital Building, 10
th
Floor Jl. Adityawarman Kav. 55
Kebayoran Baru, Jakarta Selatan Tel. +62 21 2702277
Fax. +62 21 7246881
PT Nirwana Legian Hotel Jl. Pantai Kuta, Legian, Bali
Tel. +62 0361 751770 Fax. +62 0361 753066067
PT Bahana Sukmasejahtera Wisma Bakrie 1, 6
th
Floor Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B-1
Jakarta 12920 Tel. +62 21 5257835
Fax. +62 21 5225063
PT Provices Indonesia Wisma Bakrie 1, Basement Floor
Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B-1 Jakarta 12920
Tel. +62 21 5250212 Fax. +62 21 5200473
PT Bali Nirwana Resort Wisma Bakrie 2, 9
th
Floor Jl. H.R. Rasuna Said, Kav. B-2
Jakarta 12920 Tel. +62 21 57942156
Fax. +62 21 57942159
PT Bakrie Sentra Investama Wisma Bakrie 1, 6
th
Floor Jl. H.R. Rasuna Said, Kav. B-1
Jakarta 12920
PT Bakrie Graha Investama Wisma Bakrie 1, 6
th
Floor Jl. H.R. Rasuna Said, Kav. B-1
Jakarta 12920 Tel. +62 21 5257835
Fax. +62 21 5225063
PT Bukit Jonggol Asri Gedung Menara Sudirman 22
nd
Floor Jl. Jendral Sudirman Kav. 60
Jakarta 12190 Tel. +62 21 5290 5649 52268
Fax. +62 251 8796280510 Gedung Graha Utama
Jl. M.H. Thamrin, Sentul City Bogor, Jawa Barat
Tel. +62 21 8796 2806 Fax. +62 21 8796 2805
PT Bakrie Bangun Persada Gedung Wisma Bakrie 2, 9
th
Floor Jl. HR Rasuna Said Kav. B-1
Jakarta 12920 Tel. +62 21 57942156
Fax. +62 21 57942159
PT Amerta Bumi Capital Waterplace Residence, Blok A-15
Jl. Pakuwon Indah, Lontar Timur No. 3-5 Surabaya, Jawa Timur
Tel. +62 31 7393330 Fax. +62 31 7393331
BLD Investment Pte., Ltd. 10 Anson Road 03-05
International Plaza, Singapore 079903 Tel. +62 6323395657
Fax. +62 63233959
BLD Asia Pte., Ltd. 10 Anson Road 03-05
International Plaza, Singapore 079903 Tel. +62 6323395657
Fax. +62 63233959
PT Graha Multi Insani Wisma Bakrie 1, 6
th
Floor Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B-1
Jakarta 12920 Tel. +62 21 5257835
Fax. +62 21 5225063
Limitless World International Services 6 Limited
PO BOX 17000, Dubai United Arab Emirates
PT Jasa Sarana Jl. Tubagus Ismail Depan No. 1A
Bandung 40134 Tel. +62 22 2535771
Fax. +62 22 253773
PT Aetra Air Jakarta Menara Satu Sentra Kelapa Gading 2
nd
Floor Jl. Bulevard Kelapa Gading LA3 No. 1
Summarecon Kelapa Gading - Jakarta 14240
Tel. +62 21 2938 5757 Fax. +62 21 2938 5755
PT Rasuna Caturtama Corpora Komplek Apartemen Taman Rasuna,
UG Floor Menara 8-9 Jl. HR Rasuna Said - Jakarta 12960
PT Jungleland Asia Gedung Menara Sudirman, 22
nd
Floor Lot D Jl. Jend. Sudirman Kav. 60
Kebayoran Baru – Jakarta 12190
PT Langgeng Sakti Persada Gedung Menara Sudirman, 22
nd
Floor Lot C Jl. Jend. Sudirman Kav. 60
Kebayoran Baru – Jakarta 12190
PT Sukses Pratama Gemilang Gedung Menara Sudirman, 22
nd
Floor Lot C Jl. Jend. Sudirman Kav. 60
Kebayoran Baru – Jakarta 12190
PT Bakrie Batavia Krisma Wisma Bakrie 2, 9
th
Floor Jl. HR Rasuna Said, Kav. B-2
Jakarta 12920 Tel. +62 21 5255067
Fax. +62 21 5256068
386
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Alamat Kantor
Pemasaran Unit Usaha
Kemitraan
Marketing Office of Business Units
Partnership
City Property
Proyek Rasuna Epicentrum RE PT Bakrie Swasakti Utama
a. Komplek Apartemen Taman Rasuna
Ground Floor, North Podium Jl. H.R. Rasuna Said
Jakarta 12960 Tel. +62 21 8305011
Fax. +62 21 8305012 b. Marketing Oice Epicentrum
Epiwalk - South Gate Komplek Epicentrum
Jl. H.R. Rasuna Said Jakarta Selatan 12940
Tel. +62 21 52906666 Fax. +62 21 52906888
www.rasunaepicentrum.com c.
PT Bakrie Pesona Rasuna – Plaza Festival
Jl. HR. Rasuna Said Kav. C-22 Jakarta 12960
Tel. +62 21 526-3212 Fax. +62 21 526-3144
Proyek Rusunami Sentra Timur Residence STR
PT Bakrie Pangripta Loka Jl. Sentra Primer Timur, Jakarta 13950
Tel. +62 21 48704999 Fax. +62 21 48703182
www.sentratimur.com
Landed Residential
Proyek Perumahan Bogor Nirwana Residence BNR
PT Graha Andrasentra Propertindo GAP Marketing Gallery Bogor Nirwana
Residence Jl. Bogor Nirwana Raya
Dreded - Pahlawan Bogor Selatan - Jawa Barat 16132
Tel. +62 251 8211290 Fax. +62 251 8211295
www.bnr.co.id
Proyek Perumahan Batam Nirwana Residence di Batam
PT Mutiara Permata Biru Komplek Nagoya Hill , Blok R 3 B 3
Nagoya, Batam Tel. +62 778 3553555, 7493939
Fax. +62 778 7493825 www.batamnirwana.com
Hotels Resorts
PT Bakrie Nirwana Semesta BNS Wisma Bakrie 2, 9th Floor
Jl. H.R. Rasuna Said, Kav. B-1 Jakarta 12920
Tel. +62 21 57942157 Fax. +62 21 57942159
1. Hotel Pullman Bali Legian Nirwana
Jl. Melasti No. 1Legian-Kuta, Bali 80361 Tel. +62 361 762500
Fax. +62 361 762400 2.
Krakatoa Nirwana Resort Jl. Trans Sumatera km. 40
Desa Merak Belatung Kalianda, Lampung Selatan 35551
Tel. +62 727 322888 Fax. +62 727 322323
www.krakatoa-nirwana.com 3. Hotel Pan Paciic Nirwana Bali Resort -
PT Bali Nirwana Resort Jl. Raya Tanah Lot Tabanan Bali 82171
Tel. +62 361 815900 Fax. +62 361 815901
387
BAKRIELAND • Annual Report 2012
Informasi bagi
Pemegang Saham
Information for Shareholders
Akuntan Publik Independent
Public Accountant
Kantor Akuntan Publik Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo Rekan
Cyber 2 Tower 21
st
Floor Unit F Jl. H.R. Rasuna Said Blok X-5
Jakarta 12950 Tel. +62 21 2553 9299
Fax. +62 21 2553 9298
Gedung Jaya 4
th
Floor Suite L04 Jl. M.H. Thamrin No. 12 Jakarta 10340
Tel. +62 21 3192 8000 Fax. +62 21 3192 8151
Website : www.crowehorwath.co.id
Biro Administrasi Efek Share Registrar
PT Sinartama Gunita Plaza BII Menara 1, 9
th
Floor Jl. MH Thamrin No. 51
Jakarta 10350 Tel. +62 21 3922332
Fax. +62 21 3923003 Website : www.sinartama.co.id
E-mail
: helpdesk1sinartama.co.id
Pemeringkat Rating Agency
PT Pemeringkat Efek Indonesia Peindo Panin Tower Senayan City, 17
th
Floor Jl. Asia Afrika lot 19
Jakarta 10270 Tel. +62 21 7278 2380
Fax. +62 21 7278 2370 Website : www.new.peindo.com
Saham Tercatat Stock Listing
PT Bursa Efek Indonesia Indonesia Stock Exchange Building,
Tower 1 6
th
loor Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53
Jakarta 12190 Tel. +62 21 515 0515
Fax. +62 21 515 0330 Website : www.idx.co.id
E-mail
: callcenteridx.co.id
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan
Annual General Meeting of Shareholders
Friday, 28 June 2013 The Bridge Function Room –
Hotel Aston Rasuna Komplek Apartemen Taman Rasuna
Jl. H.R. Rasuna Said, Kuningan Jakarta 12960
388
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Surat Pernyataan
Dewan Komisaris
Direksi
Statement from the Boards of
Commissioners and Directors
Dewan Komisaris
Board of Commissioners
Direksi
Board of Directors
Bambang Irawan Hendradi
Presiden Komisaris President Commissioner
Ambono Janurianto
Presiden Direktur President Director
Lukman Purnomosidi
Komisaris Independen Independent Commissioner
Azrul Azwar Ab Latif
Direktur Director
Kanaka Puradiredja
Komisaris Independen Independent Commissioner
Feb Sumandar
Direktur Director
Armansyah Yamin
Komisaris Commissioner
Supartono
Komisaris Commissioner
Amir Abdul Rachman
Komisaris Commissioner
Yang bertandatangan di bawah ini telah membaca dan memeriksa
dengan seksama serta menyetujui isi dari naskah Buku Laporan Tahunan
Perusahaan tahun 2012, yang didalamnya juga memuat Laporan
Keuangan Perusahaan untuk tahun buku 2012.
The undersigned have read and duly examined and approved the Annual
Report of the Company for the year 2012, which includes the Financial
Statements for the year 2012.
389
BAKRIELAND • Annual Report 2012
Surat Pernyataan
tentang Keaslian
Laporan Tahunan
2012
Statement of Authenticity 2012
Annual Report
Ambono Janurianto Presiden Direktur
President Director Atas nama Direksi PT Bakrieland
Development Tbk, saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan
bahwa Laporan Tahunan PT Bakrieland Development Tbk tahun 2012 ini
adalah dokumen asli, dan pernyataan ini merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Laporan Tahunan Perusahaan.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya.
Jakarta, 15 April 2013 On behalf of the Board of Directors of
PT Bakrieland Development Tbk, I, the undersigned, declare this 2012 Annual
Report of PT Bakrieland Development Tbk is the original document, and this
statement is a part of the Company’s Annual Report.
This statement was made with truth.
Jakarta, 15 April 2013
390
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Referensi Peraturan Bapepam-LK No. X.K.6
Tentang Bentuk dan Isi Laporan Tahunan Cross Reference of Bapepam-LK No. X.K.6
On Form and Content of The Annual Report
Materi Penjelasan Hal
Page Subject Explanation