Corporate Advertisement Marketing Events

276 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Perusahaan mengangkat Sekretaris Perusahaan yang bertugas sebagai pejabat penghubung antara Perusahaan dengan organ perusahaan dan pemangku kepentingan yang berpedoman kepada peraturan Bapepam-LK No. IX.I.4, Peraturan PT Bursa Efek Indonesia BEI No. I-A butir III.1.8 dan Lampiran II Keputusan Direksi PT BEI No. Kep-305BEJ07-2004 butir C.15. Sekretaris Perusahaan bertanggung jawab kepada Direksi serta melaporkan pelaksanaan tugasnya kepada Dewan Komisaris. Berdasarkan peraturan tersebut, Sekretaris Perusahaan mempunyai tugas pokok sebagai berikut: 1. Mengikuti perkembangan pasar modal khususnya peraturan- peraturan yang berlaku di bidang pasar modal. 2. Memberikan pelayanan kepada masyarakat atas setiap informasi yang dibutuhkan pemodal berkaitan dengan kondisi emiten atau perusahaan publik. 3. Memberikan masukan kepada Direksi Perusahaan untuk mematuhi ketentuan UU No.8 Tahun 1995 tentang pasar modal dan peraturan pelaksanaannya. 4. Sebagai penghubung antara perusahaan publik dengan Bapepam-LK dan masyarakat. 5. Menyiapkan daftar khusus yang berkaitan dengan anggota Direksi, Komisaris dan keluarganya, baik dalam Perusahaan Tercatat maupun ailiasinya yang antara lain mencakup kepemilikan saham, hubungan bisnis dan peranan lain yang menimbulkan benturan kepentingan dengan Perusahaan Tercatat. 6. Membuat daftar pemegang saham termasuk kepemilikan 5 lima perseratus atau lebih. 7. Menghadiri rapat Direksi dan membuat risalah hasil rapat. 8. Bertanggung jawab dalam penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham RUPS. Sekretaris Perusahaan Corporate Secretary The Company appointed a Corporate Secretary to act as the liaison between the Company and its corporate organs, as well as with stakeholders in accordance to Bapepam-LK Regulation No. IX.I.4, Indonesia Stock Exchange IDX Regulation No. I-A item III.1.8 and Attachment II IDX Director’s decree No. Kep-305BEJ07-2004 item C.15. The Corporate Secretary is responsible to the Board of Directors and reports his activities to the Board of Commissioners. Based on the above regulations, the main duties of the Corporate Secretary are as follows: 1. Keeps abreast of capital market developments, notably on existing capital market regulations. 2. Ofers service to the public on all information required by investors in relation to the condition of the listed company. 3. Provides inputs to company’s board of directors in complying with provisions stipulated in Law No.8 Year 1995 on the capital market and its functional regulations. 4. Acts as the public company liaison with Bapepam-LK and the public. 5. Prepares special lists of share ownership, business relationships, and other roles that may cause conlict of interests with the listed companies or its ailiated companies, in relation to members of boards of directors and commissioners and their families. 6. Prepares a list of shareholders including the 5 ive percent or above share ownership. 7. Attends boards of directors’ meetings and prepares minutes of meetings. 8. Responsible for conducting General Meetings of Shareholders GMS. 277 BAKRIELAND • Annual Report 2012 Selama 2012 Sekretaris Perusahaan melakukan berbagai kegiatan sebagai berikut: 1. Memandu Perusahaan untuk senantiasa patuh terhadap peraturan pasar modal, dan mengikuti perkembangan peraturan baru untuk selanjutnya memastikan bahwa Perusahaan mengimplementasikan peraturan- peraturan tersebut. Perusahaan menerbitkan 4 empat Laporan Keuangan dan 1 satu Laporan Tahunan. 2. Melakukan korespondensi dengan regulator pasar modal Bapepam-LK dan BEI maupun lembaga-lembaga penunjang lainnya seperti KSEI, BAE dan Wali Amanat. Korespondensi yang dilakukan selama 2012 sebanyak 64 enam puluh empat kali. 3. Memberikan keterbukaan informasi terkait Perusahaan yang disampaikan melalui pelaporan, baik yang diatur maupun tidak, antara lain dalam bentuk siaran pers, website, mailing list, dan melayani setiap kebutuhan informasi terkait kondisi Perusahaan. Siaran pers yang diterbitkan selama 2012 sebanyak 2 dua kali. 4. Mengkoordinasikan penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan RUPST. 5. Mengkoordinasikan pelaksanaan Paparan Publik Public Expose Tahunan. Akses Informasi Publik Masyarakat umum dan investor harus mempunyai kesempatan mempunyai untuk memperoleh informasi mengenai Perusahaan. Teknologi informasi yang semakin berkembang, membuat keanekaragaman sumber informasi berbasis elektronik. Kegiatan publikasi dapat diakses melalui situs www. bakrieland.com, yang memuat informasi terkini seperti kemajuan proyek, pergerakan harga saham, aksi korporasi, dan informasi lainnya. Bakrieland juga memiliki mailing list yang dapat memberikan informasi terkini kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Activities undertaken by the Corporate Secretary in 2012 are as follows: 1. Guided the Company to ensure compliance with capital market regulations, and kept tabs of new regulations to further guarantee that the Company implemented such regulations. The Company issued 4 four Financial Reports and 1 one Annual Report. 2. Conducted correspondence with Capital Market regulators Bapepam- LK and IDX and other supporting institutions such as KSEI, BAE and Trustees. There were 64 sixty four occasions of correspondence carried out in 2012. 3. Delivered transparent information related to the Company through various forms of reporting, either planned or ad hoc, among other means through press releases, the website, mailing lists, and attending to requests for information pertaining to the Company. A total of 2 two press releases were issued during 2012. 4. Coordinated the holding of the Annual General Meeting of Shareholders AGMS. 5. Coordinated the implementation of the Annual Public Expose. Public Information Access The general public and investors have the widest possible access to information about the Company at anytime through its oicial website at www.bakrieland.com, which presents recent information on project progress, share price movement, corporate actions, and other signiicant information. Bakrieland also has a mailing list which conveys up-to-date information to its relevant parties. 278 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai Perusahaan, masyarakat umum dan investor dapat menghubungi Sekretaris Perusahaan Bakrieland, Tel. 62-21 5257835, Fax. 62-21 5225063, Email: infobakrieland. com. Rencana 2013 Pada tahun 2013 mendatang, Sekretaris Perusahaan merencanakan untuk meningkatkan keikutsertaan dalam kegiatan sosialisasi, dan atau pelatihan terkait peraturan-peraturan baru pasar modal yang diselenggarakan oleh regulator maupun Asosiasi Emiten Indonesia. Proil Sekretaris Perusahaan Kurniawati Budiman lahir di Jakarta, 21 Agustus 1971, mulai menjabat sebagai Sekretaris Perusahaan Bakrieland sejak 30 Januari 2013. Bergabung di Kelompok Usaha Bakrie sejak 2005 dan sebelumnya menjabat sebagai Chief Administration Oicer Bakrieland Hotels Resorts. Meraih gelar Bachelor Administrative Studies dari York University, Toronto. Sekretaris Perusahaan Corporate Secretary For further information about the Company, the public and investors are welcome to contact the Corporate Secretary of Bakrieland, Tel. 62-21 5257835, Fax. 62-21 5225063, Email: infobakrieland.com. Plans for 2013 In the year 2013, the Corporate Secretary is planning on taking more active participation in the activity of socialization, andor training programs related to new regulations in the capital market conducted by regulator or Indonesian Listed Companies Association. Proile of Corporate Secretary Kurniawati Budiman was born in Jakarta, 21 August 1971. She assumed her position as Bakrieland’s Corporate Secretary on 30 January 2013. She joined Bakrie Group in 2005 and previously served as Chief Administration Oicer Bakrieland Hotels Resorts. She holds a Bachelor degree in Administrative Studies from York University, Toronto. 279 BAKRIELAND • Annual Report 2012 Korespondensi Bapepam-LK dan BEI | Correspondence with Bapepam-LK and IDX No Perihal Surat Kepada To Peraturan Regulation Subject Letter 1 Keterbukaan Informasi - Road Show dan Conference Bapepam-LK, IDX Bapepam-LK Regulation No. X.K.1 Information Disclosure - Road Show and Conference 2 Laporan Bulanan Registrasi Pemegang Efek per 31 Desember 2011 IDX IDX Regulation No. I-E Item III.3.4.2 Monthly Report of Exchange Registration as of 31 December 2011 3 Laporan Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum per 31 Desember 2011 Bapepam-LK, IDX Bapepam-LK Regulation No. X.K.4 Report of Fund Realization from the Public ofering as of 31 December 2011 4 Kesiapan Menjelang Jatuh Tempo Obligasi dan Sukuk IDX, Bapepam-LK Letter of BEI S-00259BEI. PPS01-2012 Preparation for maturity of Bonds and Sukuk 5 Informasi Penggantian Auditor Laporan Keuangan Bapepam-LK, IDX Bapepam-LK Regulation No. X.K.1 Information on the Change of Financial Report Auditor 6 Laporan Bulanan Registrasi Pemegang Efek per 31 Januari 2012 IDX IDX Regulation No. I-E Item III.3.4.2 Monthly Report of Exchange Registration as of 31 January 2012 7 Laporan Perubahan Kepemilikan Saham 5 atau Lebih Bapepam-LK, IDX Bapepam-LK Regulation No. X.M.1 Report of Changes of 5 Ownership or Above 8 Konirmasi Kesiapan Dana Pembayaran Kupon Obligasi I Bakrieland Development Tahun 2008 Dengan Tingkat Bunga Tetap ke-16 IDX KSEI-4082JKS0212 Conirmation of the Preparation for the 16th Bonds I Coupon of Bakrieland Year 2008 with Fixed Rate 9 Keterbukaan Informasi - Road show Conference Bapepam-LK, IDX Bapepam-LK Regulation No. X.K.1 Information Disclosure - Road Show Conference 10 Laporan Bulanan Registrasi Pemegang Efek per 29 Februari 2012 IDX IDX Regulation No. I-E Item III.3.4.2 Monthly Report of Exchange Registration as of 29 February 2012 11 Keterbukaan Informasi - Berkenaan Dengan Pembelian Saham Limitless World International Services-6 Limited Limitless-6 Bapepam-LK, IDX Bapepam-LK Regulation No. X.K.1 Information Disclosure - Related to purchasing of Limitless World International Services-6 Limited Limitless-6 stocks 12 Konirmasi Kesiapan Dana Pembayaran Cicilan Imbalan Sukuk Ijarah I Bakrieland Development Tahun 2009 Seri B Ke-11 IDX KSEI-6166JKS0312 Conirmation of the Preparation for Installment Fund Payment of the B Series 11th Sukuk Ijarah I of Bakrieland Year 2009 13 Laporan Keuangan Konsolidasian per 31 Desember 2011 Bukti Iklan Bapepam-LK, IDX Bapepam-LK Regulation No. X.K.2 Consolidated Financial Statement as of 31 December 2011 and Proof of Advertisement 14 Bukti Asli Iklan Laporan Keuangan Konsolidasian Per 31 Desember 2011 IDX IDX Regulation No. I-E Original Proof of Advertisement of Consolidated Financial Statement as of 31 December 2011 15 Bukti Asli Iklan Hasil Pemantauan Khusus Kesiapan Pembayaran Atas Sukuk Ijarah I Seri B Tahun 2009 Bakrieland Development Bapepam-LK, IDX, Wali Amanat Bapepam-LK Regulation No. IX.C.11 Original Proof of Advertisement of the Monitoring Result on the Preparation for B Series Sukuk Ijarah I Year 2009 Bakrieland Development Payment 16 Informasi Rencana Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Bapepam-LK, IDX Bapepam-LK Regulation No. IX.I.1 Information on AGMS and EGMS Plan 17 Penjelasan Terkait Transaksi Saham Bakrieland Development IDX Letter of BEI No: S-02283BEI. PPJ03-2012 Explanation of Bakrieland Development, Tbk stock Transactions 18 Laporan Bulanan Registrasi Pemegang Efek per 31 Maret 2012 IDX IDX Regulation No. I-E Item III.3.4.2 Monthly Report of Exchange Registration as of 31 March 2012 19 Laporan Realisasi penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum per 31 Maret 2012 Bapepam-LK, IDX Bapepam-LK Regulation No. X.K.4 Report of Funds Realization from the Public Ofering as of 31 March 2012 20 Bukti Iklan Pemberitahuan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Bapepam-LK, IDX, BAE, KSEI IDX Regulation No. I-E Item IV.5 Proof of Advertisement for AGMS and EGMS Announcement 280 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Korespondensi Bapepam-LK dan BEI | Correspondence with Bapepam-LK and IDX No Perihal Surat Kepada To Peraturan Regulation Subject Letter 21 Pemberitahuan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa IDX IDX Regulation No. I-E Item IV.5 Announcement of AGMS and EGMS 22 Perubahan Jadwal Atas Rencana Pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Bapepam-LK, IDX Bapepam-LK Regulation No. IX.I.1 Changes on Schedule of AGMS and EGMS Plan 23 Perubahan Jadwal Atas Rencana Pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa IDX IDX Regulation No. I-E Item IV.5 Changes on Schedule of AGMS and EGMS Plan 24 Bukti Iklan Pemberitahuan Tentang Perubahan Waktu Pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Bapepam-LK, IDX Bapepam-LK Regulation No. IX.I.1 Proof of Advertisement for Changes on Schedule of AGMS and EGMS Plan 25 Laporan Tahunan Annual Report 2011 Bapepam-LK, IDX Bapepam-LK Regulation No. X.K.6 Annual Report 2011 26 Peringatan Tertulis I IDX, Bapepam-LK Letter of BEI No. S-02613BEI. PPJ04-2012 Written Warning I 27 Laporan Keuangan Konsolidasian per 31 Maret 2012 IDX, Bapepam-LK IDX Regulation No. I-E Item III.1.6.1 Consolidated Financial Statement as of 31 March 2012 28 Laporan Bulanan Registrasi Pemegang Efek per 30 April 2012 IDX IDX Regulation No. I-E Item III.3.4.2 Monthly Report of Exchange Registration as of 30 April 2012 29 Perubahan Agenda Rapat Umum Pemegang Saham Bapepam-LK, IDX Bapepam-LK Regulation No. IX.I.1 Changes on Agenda of GMS 30 Bukti Iklan Panggilan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Bapepam-LK, IDX IDX Regulation No. I-E Item IV.5 Proof of Advertisement for AGMS Invitation 31 Bukti Iklan Panggilan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan IDX IDX Regulation No. I-E Item IV.5 Proof of Advertisement for AGMS Invitation 32 Konirmasi Kesiapan Dana Pembayaran Kupon Obligasi I Bakrieland Development Tahun 2008 Dengan Tingkat Bunga Tetap Ke-17 IDX KSEI-11891JKS0512 Conirmation of the Preparation for the 17th Bonds I Coupon of Bakrieland Development Year 2008 with Fixed Rate 33 Keputusan RUPS Tahunan dan Bukti Iklan Bapepam-LK, IDX Bapepam-LK Regulation No. IX.I.1 AGMS Resolution and Proof of Advertisement 34 Keputusan RUPS Tahunan Bakrieland Development IDX IDX Regulation No. I-E Item IV.6 Bakrieland Development AGMS Resolution 35 Laporan Bulanan Registrasi Pemegang Efek per 31 Mei 2012 IDX IDX Regulation No. I-E Item III.3.4.2 Monthly Report of Exchange Registration as of 31 May 2012 36 Bukti Iklan Hasil Pemantauan Tahunan Pemeringkatan Bapepam-LK, IDX, Wali Amanat Bapepam-LK Regulation No. IX.C.11 Proof of Advertisement of Annual Rank Monitoring 37 Permintaan Penjelasan atas Penelaahan Laporan Keuangan per 31 Desember 2011 dan 31 Maret 2012 IDX, Bapepam-LK Letter of IDX No. S-04181BEI. PPS062012 Request for Explanation Financial Statement Review as of 31 December 2011 and 31 March 2012 38 Laporan Perubahan Kepemilikan Saham 5 atau Lebih Bapepam-LK, IDX Bapepam-LK Regulation No. X.M.1 Report of Changes of 5 Ownership or Above 39 Kesiapan Menjelang Jatuh Tempo Sukuk Ijarah I Bakrieland Development Tahun 2009 Seri B IDX, Bapepam-LK Letter of IDX S-00259BEI. PPS01-2012 Preparation on Maturity of Sukuk Ijarah I Bakrieland Development Year 2009 B Series 40 Laporan Perubahan Kepemilikan Saham 5 atau Lebih Bapepam-LK, IDX Bapepam-LK Regulation No. X.M.1 Report of Changes of 5 Ownership or Above 41 Konirmasi Pelaksanaan Pelunasan Pokok Sukuk Seri B dan Cicilan Imbalan Sukuk Ijarah I Bakrieland Development Tahun 2009 ke-12 IDX KSEI-15169JKS0612 Conirmation on Realization Principle Fund Payment B Series Sukuk and 12th Installment Fund Payment Sukuk Ijarah I Bakrieland Development Year 2009 281 BAKRIELAND • Annual Report 2012 Korespondensi Bapepam-LK dan BEI | Correspondence with Bapepam-LK and IDX No Perihal Surat Kepada To Peraturan Regulation Subject Letter 42 Laporan Bulanan Registrasi Pemegang Efek per 30 Juni 2012 IDX IDX Regulation No. I-E Item III.3.4.2 Monthly Report of Exchange Registration as of 30 June 2012 43 Laporan Keuangan Konsolidasian per 30 Juni 2012 Bukti Iklan Bapepam-LK, IDX Bapepam-LK Regulation No. X.K.2 Consolidated Financial Statement as of 30 June 2012 and Proof of Advertisement 44 Penyampaian Bukti Iklan Laporan Keuangan konsolidasian per 30 Juni 2012 IDX IDX Regulation No. I-E Delivery Proof of Advertisement of Consolidated Financial Statement 45 Laporan Bulanan Registrasi Pemegang Efek per 31 Juli 2012 IDX IDX Regulation No. I-E Item III.3.4.2 Monthly Report of Exchange Registration as of 31 July 2012 46 Bukti Iklan Hasil Pemantauan Khusus Pemeringkatan Obligasi I Seri B Tahun 2008 Bapepam-LK, IDX Bapepam-LK Regulation No. IX.C.11 Proof of Advertisement Ranks Special Monitoring Result Bonds I Year 2008 B Series 47 Konirmasi Kesiapan Dana Pembayaran Kupon Obligasi I Bakrieland Development Tahun 2008 Dengan Tingkat Bunga Tetap ke-18 IDX KSEI-20185JKS0812 Conirmation on the Preparation for the 18th Bonds I Coupon of Bakrieland Development Year 2008 with Fixed Rate 48 Permintaan Konirmasi Tentang Pemberitaan di Media Masa Bapepam-LK Letter of Bapepam-LK No. S-10517BL2012 Request for Conirmation on News in Media 49 Laporan Bulanan Registrasi Pemegang Efek per 31 Agustus 2012 IDX IDX Regulation No. I-E Item III.3.4.2 Monthly Report of Exchange Registration as of 31 August 2012 50 Permintaan Penjelasan IDX, Bapepam-LK Letter of IDX No. S-06583BEI. PPS09-2012 Request for Explanation 51 Bukti Iklan Hasil Pemantauan Khusus Pemeringkatan Obligasi I Seri B Tahun 2008 Bapepam-LK, IDX Bapepam-LK Regulation No. IX.C.11 Proof of Advertisement Ranks Special Monitoring Result Bonds I Year 2008 B Series 52 Laporan Bulanan Registrasi Pemegang Efek per 30 September 2012 IDX IDX Regulation No. I-E Item III.3.4.2 Monthly Report of Exchange Registration as of 30 September2012 53 Permintaan Penjelasan Mengenai Laporan Keuangan per 30 Juni 2012 IDX, Bapepam-LK Letter of IDX No. S-06989BEI. PPS10-2012 Request for Explanation on Financial Statement as of 30 June 2012 54 Permintaan Penjelasan IDX, Bapepam-LK IDX Regulation No. I-E Item II.4 Request for Explanation 55 Laporan Keuangan Konsolidasian per 30 September 2012 IDX, Bapepam-LK IDX Regulation No. I-E Item III.I.6.1 Consolidated Financial Statement as of 30 September 2012 56 Laporan Bulanan Registrasi Pemegang Efek per 31 Oktober 2012 IDX IDX Regulation No. I-E Item III.3.4.2 Monthly Report of Exchange Registration as of 31 October 2012 57 Permintaan Konirmasi Tentang Pemberitaan di Media Massa IDX Letter of IDX No. S-077007BEI. PPJ11-2012 Request for Conirmation on News in Media 58 Publik Expose Tahunan Bakrieland Development IDX, Bapepam-LK IDX Regulation No. I-E Item V.4.1 Bakrieland Development Annual Public Expose 59 Informasi Data HutangKewajiban Dalam Bentuk Valuta Asing Bapepam-LK S-13262BL2012 dan SE-02 BL2009 Information of Debt Liabilities in Foreign Currency 60 Konirmasi Kesiapan Dana Pembayaran Kupon Obligasi I Bakrieland Development Tahun 2008 Seri B Dengan Tingkat Bunga Tetap ke-19 IDX KSEI-26535JKS1112 Conirmation on the Preparation for the 19th Bonds I Coupon of Bakrieland Development Year 2008 with Fixed Rate 61 Penyampaian Materi Public Expose Tahunan IDX IDX Regulation No. I-E Item V.4.2 Release of Public Expose Material 62 Laporan Bulanan Registrasi Pemegang Efek per 30 Nopember 2012 IDX IDX Regulation No. I-E Item III.3.4.2 Monthly Report of Exchange Registra- tion as of 30 November 2012 63 Penyampaian Hasil Public Expose Tahunan IDX IDX Regulation No. I-E Item V.4.4 Release of Public Expose 64 Laporan Perubahan Kepemilikan Saham 5 atau Lebih Bapepam-LK, IDX Bapepam-LK Regulation No. X.M.1 Report of Changes of 5 Ownership or Above 282 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Hubungan Investor merupakan suatu tanggung jawab manajemen strategis yang memadukan aspek keuangan, komunikasi, pemasaran, dan kepatuhan atas peraturan pasar modal yang memungkinkan terciptanya komunikasi dua arah paling efektif antara perusahaan, masyarakat keuangan, dan pihak-pihak lain, yang akhirnya berpengaruh atas terbentuknya penilaian yang wajar atas saham perusahaan. Hubungan Investor memberikan gambaran yang tepat mengenai kinerja dan prospek perusahaan kepada investor maupun calon investor. Aktivitas Hubungan Investor yang efektif akan memberikan pengaruh yang positif terhadap nilai perusahaan secara keseluruhan. Hubungan investor dibutuhkan di perusahaan yang sudah go public, dan memiliki saham danatau obligasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Para investor sebagai pembeli saham harus selalu di update tentang informasi perusahaan. Hubungan Investor mempunyai tugas sebagai berikut: 1. Menjalin komunikasi dan hubungan yang baik dengan masyarakat keuangan investor, analis, dan media. 2. Mengikuti perkembangan bursa saham dan memberikan saran kepada manajemen terkait dengan saham perusahaan. 3. Menyediakan informasi mengenai kondisi perusahaan kepada masyarakat keuangan. 4. Memberikan jawaban atas berbagai pertanyaan khususnya bidang keuangan. Hubungan Investor Investor Relations Investor Relations is a strategic management function that integrates inance, communications, marketing and compliance with capital market regulations, allowing the creation of efective two-way communication between Company and other companies, the inancial community, and other parties as well as ultimately inluencing the formation of a reasonable valuation of company shares. Investor Relations gives an accurate picture of Company performance and prospects to investors or prospective investors. Therefore, efective Investor Relations activities will provide a positive inluence on overall Company value. Investor relations is required for all public companies, that is for those having stocks andor bonds listed on the Indonesia Stock Exchange. Investors as buyers of shares shall always receive information updates about the Company. The main duties of Investor Relations are: 1. To build good relations with the inancial community investors, analysts, and the media. 2. To observe stock market developments and give advice to management concerning the company shares. 3. To provide information regarding the company’s condition to the inancial community. 4. To respond to any questions related with inance. 283 BAKRIELAND • Annual Report 2012 Sebagai perusahaan publik yang menjunjung tinggi aspek keterbukaan informasi, Bakrieland senantiasa berusaha meningkatkan kualitas dan akses informasi kepada para analis dan investor. Bakrieland berusaha membangun citra yang baik melalui pengembangan hubungan dengan investor dan analis baik secara interaktif maupun penyampaian informasi berkala, terutama yang berkaitan dengan kinerja dan prospek Perusahaan. Penyampaian informasi kepada investoranalis dilakukan melalui kegiatan road show, analyst meeting, investor conference, dan media komunikasi lainnya. Sebagai bentuk kepedulian yang tinggi terhadap kegiatan Hubungan Investor, setiap road show dengan para analisfund manager juga dihadiri oleh CEO dan atau CFO Perusahaan. Secara umum tidak terdapat perubahan cakupan tugas yang dilakukan oleh Hubungan Investor. Kegiatan pokok yang dilakukan selama tahun 2012, yaitu: 1. Mengadakan rapat dengan investor analis sebanyak 84 delapan puluh empat kali. 2. Menghadiri Trimegah Investor Gathering dan UBS Indonesia Conference. 3. Memberikan masukan kepada manajemen terkait perkembangan bursa saham dan saham Perusahaan. 4. Melakukan korespondensi dan menjawab pertanyaan yang berasal dari masyarakat keuangan. Bakrieland is constantly making eforts to improve the quality and access of information to business analysts and investors, and to maintain its integrity as a public company that upholds the principle of information disclosure. In the course of developing relations with investors and analysts interactively or through the release of periodic information, particularly with regard to Company performance and prospects, Bakrieland has successfully built an excellent image. The release of information to investors and analysts are conducted through road shows, analyst meetings, investor conferences, and through other media of communication. As a form of high concern towards Investor Relation activities, every road show with analysts and fund managers is also attended by the Company CEO andor the Director of Finance. In general there are no changes in the scope of tasks performed by Investor Relations from last year. The main activities conducted throughout 2012 were: 1. Conducted a total of 84 eighty four meetings with investors analysts. 2. Attended Trimegah Investor Gathering and UBS Indonesia Conference. 3. Provided input to management in regards to the stock exchange and the Company stock movements. 4. Performed correspondence and responded to inquiries from the inancial community. 284 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Jumlah rapat dengan analisinvestor di tahun 2012 relatif sama dengan tahun 2011. Minat analisinvestor terhadap Perusahaan masih tetap tinggi, terbukti dari jumlah pertemuan yang masih di atas 50 lima puluh kali. Selain itu, para analis juga memberikan respon positif terhadap keterbukaan informasi yang dilakukan oleh Perusahaan, hal ini terlihat dari jumlah laporan riset analis yang mencapai 8 delapan laporan, 2 dua diantaranya dikeluarkan oleh institusi sekuritas asing. Rencana 2013 Selain melanjutkan hal-hal yang telah dilakukan selama tahun 2012, Hubungan Investor juga akan meningkatkan pertemuan dengan para investor, analis dan media, serta meningkatkan kualitas laporan. Hal ini dilakukan untuk lebih meningkatkan pemahaman masyarakat atas properti yang dimiliki dan dikelola oleh Bakrieland. The number of meetings with analysts investors in 2012 was similar to the number of meetings in 2011. The interest of analystsinvestors towards the Company remains high, shown from the more than 50 ifty meetings held during the year. In addition, analysts gave a positive response to the Company’s continuous transparency, as indicated by the number of analyst research reports, with 8 eight reports, 2 two of which were issued by foreign securities institutions. Plans for 2013 In addition to continuing with on- going activities, Investor Relations is determined to further increase the frequency of meetings with investors, analysts and media, as well as to improve the quality of reporting. These eforts are done to further improve the public’s understanding of properties owned and managed by Bakrieland. 285 BAKRIELAND • Annual Report 2012 Rapat dengan Analis dan Manajer Investasi Meetings with Analysts and Investment Managers in 2012 No. Tanggal | Date Institusi | Institution Negara | Country 1 13 Januari 2012 UBS Securities Indonesia Indonesia 2 16 Januari 2012 CLSA Indonesia Indonesia 3 17 Januari 2012 BNI Securities Indonesia 4 18 Januari 2012 BNP Paribas Securities Indonesia Indonesia 5 18 Januari 2012 Macquarie Securities Indonesia 6 19 Januari 2012 Mandiri Sekuritas Indonesia 7 31 Januari 2012 D.E. Shaw Co India 8 06 Februari 2012 Pyramis Global USA 9 06 Februari 2012 BNP Paribas Securities Indonesia Indonesia 10 07 Februari 2012 Religare Capital Markets Singapore 11 20 Februari 2012 BNP Paribas Securities Hong Kong 12 21 Februari 2012 Credit Suisse Indonesia 13 23 Februari 2012 Standard Life United Kingdom 14 24 Februari 2012 Deutsche Bank Indonesia 15 08 Maret 2012 Bahana Investment Indonesia 16 14 Maret 2012 CIMB Securities Singapore 17 14 Maret 2012 Central Asset Singapore 18 21 Maret 2012 Cheyne Capital United Kingdom 19 21 Maret 2012 CIMB Securities Singapore 20 22 Maret 2012 Manulife Indonesia 21 28 Maret 2012 Tigfunds USA 22 18 April 2012 Basso Capital Hong Kong 23 18 April 2012 D.E. Shaw Co Hong Kong 24 19 April 2012 Morgan Stanley Asia Indonesia Indonesia 25 24 April 2012 SC Lowy Financial Ltd Hong Kong 26 25 April 2012 Cube Capital Hong Kong 27 03 Mei 2012 CIM Investment Singapore 28 08 Mei 2012 Sc Lowy Financial Ltd Hong Kong 29 10 Mei 2012 D.E. Shaw Co Hong Kong 30 10 Mei 2012 Sc Lowy Financial Ltd Hong Kong 31 11 Mei 2012 Sc Lowy Financial Ltd Hong Kong 32 14 Mei 2012 Batavia Prosperindo Indonesia 33 15 Mei 2012 Alpine RE Fund USA 34 23 Mei 2012 CLSA Indonesia Indonesia 35 31 Mei 2012 Religare Capital Markets Singapore 36 31 Mei 2012 Credit-Suisse Hong Kong 37 31 Mei 2012 Och-Zif Hong Kong 38 31 Mei 2012 Value Partners Hong Kong 39 31 Mei 2012 Highbridge Hong Kong 40 20 Juni 2012 Dalton Investment China 41 20 Juni 2012 Dalton Investment Japan 286 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 No. Tanggal | Date Institusi | Institution Negara | Country 42 20 Juni 2012 Kim Eng Securities Indonesia 43 28 Juni 2012 ELB holders, arranged by Credit Suisse CS Hong Kong 44 13 Juli 2012 Value Partners Hong Kong 45 13 Juli 2012 Credit Suisse Hong Kong 46 13 Juli 2012 Whitebox Advisors Hong Kong 47 13 Juli 2012 BFAM Partners Hong Kong 48 13 Juli 2012 Pine River Capital Hong Kong 49 25 Juli 2012 UBS Securities Indonesia Indonesia 50 25 Juli 2012 Henderson Global Singapore 51 09 Agustus 2012 Clearwater Capital Hong Kong 52 09 Agustus 2012 Cube Capital Hong Kong 53 16 Agustus 2012 Prana Capital Singapore 54 28 Agustus 2012 Fidelity Management USA 55 29 Agustus 2012 Credit Suisse Hong Kong 56 29 Agustus 2012 Claren Road USA 57 05 September 2012 Arch Advisory Malaysia 58 05 September 2012 BAML Singapore 59 05 September 2012 Credit Suisse Securities Indonesia 60 12 September 2012 Samuel Sekuritas Indonesia 61 13 September 2012 BNI Securities Indonesia 62 21 September 2012 GMT Aset Manajemen Indonesia 63 27 September 2012 Cube Capital Hong Kong 64 09 Oktober 2012 Deutsche Bank Singapore 65 10 Oktober 2012 Cube capital Hong Kong 66 10 Oktober 2012 Ice Canyon USA 67 11 Oktober 2012 Cowell Lee Advisors Ltd Hong Kong 68 16 Oktober 2012 UOB Asset Management Singapore 69 18 Oktober 2012 Claren Road Hong Kong 70 31 Oktober 2012 Cube Capital Hong Kong 71 31 Oktober 2012 Religare Capital Markets Hong Kong 72 05 November 2012 OSK Nusadana Securities Indonesia 73 05 November 2012 Alpheus Advisors Greece 74 08 November 2012 Sc Lowy Financial Ltd Hong Kong 75 20 November 2012 Cowell Lee Advisors Ltd Hong Kong 76 21 November 2012 Greenday Capital Australia 77 23 November 2012 LIM Advisors Ltd Hong Kong 78 30 November 2012 Debtwire Singapore 79 30 November 2012 BNI Securities Indonesia 80 07 Desember 2012 Growth Investments Management Hong Kong 81 07 Desember 2012 Argyle Street Management Hong Kong 82 07 Desember 2012 Abu Dhabi Investment Authority Uni Arab Emirates 83 14 Desember 2012 Cowell Lee Advisors Ltd Hong Kong 84 19 Desember 2012 Daiwa Capital Markets Hong Kong 287 BAKRIELAND • Annual Report 2012 Laporan Riset Research Reports Forum Investor Konferensi Investor Forum Conference No. Tanggal | Date Institusi | Institution Rekomendasi | Recommendation 1 17 Januari 2012 Bahana Securities Sell 2 16 Februari 2012 Batavia Prosperindo Sekuritas Buy 3 22 Februari 2012 BNP Paribas Securities Indonesia Buy 4 28 Februari 2012 UBS Securities Indonesia Hold 5 06 Maret 2012 BNI Securities Buy 6 12 Juni 2012 Religare Capital Markets Buy 7 28 Juni 2012 EVA Dimensions Sell 8 02 Juli 2012 Mandiri Sekuritas Buy No. Tanggal | Date Subyek | Subject Lokasi | Location 1 12 Januari 2012 Trimegah Investor Gathering Jakarta 2 6-7 Maret 2012 UBS Indonesia Conference Jakarta 288 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Laporan Komite Audit Audit Committee Report Kepada Yth: Dewan Komisaris PT Bakrieland Development Tbk. Wisma Bakrie 1, Lantai 7 Jalan HR Rasuna Said Kav B-1 Jakarta 12920 Laporan Tahunan Pelaksanaan Kegiatan Komite Audit Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 hingga tanggal Laporan Tahunan. Komite Audit adalah sebuah Komite yang dibentuk oleh Dewan Komisaris sesuai dengan peraturan Bapepam-LK No. KEP-29PM2004 dengan lampiran peraturan No. IX.I.5 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit serta Peraturan Bursa Efek Indonesia No. KEP. 305BEJ07-2004 tentang Perusahaan Tercatat wajib memiliki Komite Audit. Pada tanggal 7 Desember 2012 Bapepam-LK menerbitkan surat keputusan No.KEP-643BL2012 dengan lampiran peraturan No. IX.I.5 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit yang berlaku pada tahun 2013, Komite Audit sedang mengkaji peraturan baru tersebut dan akan mulai menerapkannya pada tahun 2013. Tugas Komite Audit di PT. Bakrieland Development Tbk Perusahaan antara lain adalah: a. Melakukan oversight atas Laporan Keuangan yang akan dikeluarkan oleh Perusahaan sebelum dipublikasikan. b. Melakukan oversight atas kecukupan proses pemeriksaan yang dilakukan oleh Auditor Internal maupun Eksternal. c. Bersama dengan Komite Pemantau Risiko, memantau efektivitas pelaksanaan sistem manajemen risiko perusahaan. To: Board of Commissioners PT Bakrieland Development Tbk Wisma Bakrie 1, 7 th Floor HR Rasuna Said Kav B-1 Jakarta 12920 The Audit Committee Annual Activity Report for Period Ended 31 December 2012 Until Date of Annual Report. The Audit Committee is established by the Board of Commissioners in accordance with Bapepam-LK Regulation No KEP-29PM2004 with Attached Regulation No. IX.I.5 on the Establishment of the Audit Committee and its Working Guidelines, and Indonesia Stock Exchange Regulation No. KEP. 305BEJ07-2004 on the Obligation of Listed Companies to Establish an Audit Committee. On 7 December 2012, Bapepam-LK issued Directive No.KEP-643BL2012 with Attached Regulation No. IX.I.5 on the Establishment of the Audit Committee and its Working Guidelines which shall enter into force in 2013. The Audit Committee is currently reviewing this new regulation and shall begin to apply it in 2013. Duties of the Audit Committee in PT Bakrieland Development Tbk include the following: a. Oversee Financial Statements prepared by the Company before they are published. b. Oversee the adequacy of the assessment process carried out both by the Internal and External Auditors. c. Jointly with the Risk Monitoring Committee, keep track of the efectiveness in implementing the Company’s Risk Management System. 289 BAKRIELAND • Annual Report 2012 d. Memantau kepatuhan Perusahaan terhadap peraturan perundang undangan termasuk di Pasar Modal dan peraturan perundangan lainnya yang berhubungan dengan kegiatan Perusahaan. Komite Audit Perusahaan untuk periode tahun 2012 terdiri dari 3 tiga orang anggota yang independen sebagai berikut: 1. Kanaka Puradiredja Ketua Komisaris Independen 2. Mohamad Hassan Anggota Profesional Independen 3. Soenarso Soemodiwirjo Anggota Profesional Independen Pada tahun 2012, Komite Audit menyelenggarakan 9 sembilan kali rapat formal, dengan tingkat kehadiran Kanaka Puradiredja 100, Mohamad Hassan 78, dan Soenarso Soemodiwirjo 78. Kegiatan dalam rapat formal tersebut adalah sebagai berikut: 1. Membahas pelaksanaan dan penyelesaian audit Laporan Keuangan Perusahaan tahun 2011 dengan Auditor Eksternal serta isu-isu yang terkait dengan Laporan Keuangan tersebut. 2. Membahas perencanaan audit dengan Auditor Eksternal atas Laporan Keuangan Perusahaan tahun 2012. 3. Bersama dengan Manajemen, memperbaharui kebijakan pemilihan Auditor Eksternal dan membahas kinerja Auditor Eksternal dalam pelaksanaan audit Laporan Keuangan Perusahaan tahun 2011. 4. Membahas Laporan Keuangan Triwulanan Perusahaan tahun 2012 sebelum dipublikasikan. d. Monitor Company compliance with existing laws and regulations, including in the Capital Market and other regulatory framework related to Company activities. The Company Audit Committee for 2012 consists of 3 three independent members as presented below: 1. Kanaka Puradiredja Chairman Independent Commissioner 2. Mohamad Hassan Member Independent Professional 3. Soenarso Soemodiwirjo Member Independent Professional In 2012, the Audit Committee has convened 9 nine formal meetings, with 100 attendance from Kanaka Puradiredja, and 78 attendance from Mohamad Hassan and Soenarso Soemodiwirjo. These formal meetings focused on the following agendas: 1. Discussion on the implementation and completion of the Company inancial audit in 2011 with the External Auditor, and issues related to the Financial Statements. 2. Discussion on the audit plan with the External Auditor of the Company Financial Statements in 2012. 3. Together with management, reformulate the External Auditor selection policy and discuss on External Auditor performance in carrying out the audit of Company Financial Statements for 2011. 4. Discussion on the Company’s Quarterly Financial Statements for 2012 before they are published. 290 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 5. Membahas pelaksanaan audit oleh Auditor Internal tahun 2012 dan perencanaan audit tahun 2013. 6. Membahas isu perpajakan dan isu legal Perusahaan dan, bersama- sama dengan Komite Kebijakan GCG, mengkaji kepatuhan anggaran dasar Perusahaan terhadap perundang-undangan yang berlaku. 7. Bersama-sama dengan Komite Pemantau Risiko, membahas proses pengidentiikasian dan pengukuran risiko dalam proses penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasian Perusahaan. 8. Bersama-sama dengan Komite Kebijakan GCG, membahas implementasi dari Corporate Social Responsibility CSR Perusahaan tahun 2011 dan perencanaan CSR tahun 2012. Jakarta, 31 Januari 2013 Laporan Komite Audit Audit Committee Report Mohamad Hassan Anggota Member Soenarso Soemodiwirjo Anggota Member Kanaka Puradiredja Ketua Chairman 5. Discussion on the audit process conducted by the Internal Audit in 2012 and on the audit plan for 2013. 6. Discussion on tax and legal issues confronting the Company, and together with the GCG Policy Committee conducted a compliance assessment of Company Statute with existing laws and regulations. 7. Together with the Risk Monitoring Committee discussed on the identiication and measurement of corporate risks for preparing the Company Consolidated Financial Statements. 8. In cooperation with the GCG Policy Committee discussed on the implementation of Company CSR Corporate Social Responsibility for 2011 and CSR plan for 2012. Jakarta, 31 January 2013 291 BAKRIELAND • Annual Report 2012 Laporan Komite Pemantau Risiko Risk Monitoring Committee Report Kepada Yth: Dewan Komisaris PT Bakrieland Development Tbk Wisma Bakrie 1, Lantai 7 Jalan HR Rasuna Said Kav B-1 Jakarta 12920 Laporan Tahunan Pelaksanaan Kegiatan Komite Pemantau Risiko Untuk Periode Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 Hingga Tanggal Laporan Tahunan Komite Pemantau Risiko dalam melakukan tugasnya berpedoman pada Piagam Komite Pemantau Risiko KPR yang disahkan pada tanggal 15 November 2008. Tugas KPR adalah sebagai berikut : 1. Memberikan masukan kepada Dewan Komisaris tentang masalah- masalah pengelolaan risiko. 2. Mengevaluasi sistem pengelolaan risiko dan pengawasan intern. 3. Menyediakan informasi kepada Dewan Komisaris masalah-masalah terkait sebagai langkah melakukan antisipasi risiko. Komite Pemantau Risiko diketuai oleh seorang Komisaris Independen. Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, KPR bertindak secara profesional dan independen, tanpa campur tangan dari pihak manapun. Susunan Komite Pemantau Risiko untuk periode 2012 ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Dewan Komisaris No. 158SKKOM-BLDHISX07 sebagai berikut : 1. Lukman Purnomosidi Ketua Komisaris Independen 2. Supartono Anggota Komisaris Kegiatan yang dilakukan KPR dalam membantu Dewan Komisaris adalah melakukan pemantauan atas penerapan Enterprise Risk Management ERM dan pembahasan berbagai potensi risiko usaha, yang meliputi antara lain To: Board of Commissioners PT Bakrieland Development Tbk Wisma Bakrie 1, 7 th Floor HR Rasuna Said Kav B-1 Jakarta 12920 The Risk Monitoring Committee Annual Activity Report for Period Ended at 31 December 2012 until Date of Annual Report. In performing its task, the Risk Monitoring Committee is guided by the Risk Monitoring Committee Charter, legalized on 15 November 2008. Duties of the RMC are as follows : 1. To assist the Board of Commissioners on risk management issues. 2. To evaluate risk management systems and internal control. 3. To provide information to the Board of Commissioners on related issues as a step to mitigate risks. The Risk Monitoring Committee is chaired by an Independent Commissioner. In the discharging of its duties and responsibilities, RMC acts in a professional and independent manner, without intervention from any parties. The membership of the Risk Monitoring Committee for 2012 is determined based on the Board of Commissioners Decree No. 158SKKOM-BLDHISX07 and is as follows: 1. Lukman Purnomosidi Chairman Independent Commissioner 2. Supartono Member Commissioner In assisting the Board of Commissioners, the Risk Monitoring Committee, among other matters, monitors the implementation of Enterprise Risk Management ERM and holds discussions on various 292 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 risiko operasional, keuangan, hukum, dan risiko pasar, berikut rekomendasi langkah-langkah mitigasi. Secara operasional, kegiatan pengelolaan risiko Perusahaan dilakukan oleh Divisi Corporate Risk Management Compliance CRMC. Selama tahun 2012, Komite Pemantau Risiko telah mengadakan rapat sebanyak 4 empat kali rapat dengan tingkat kehadiran Bapak Lukman Purnomosidi 100 dan Bapak Supartono 100. Rapat yang diadakan Komite Pemantau Risiko termasuk rapat gabungan dengan Komite Audit Bakrieland. Adapun pokok-pokok pembahasan antara lain membahas mengenai hasil re-assessment pembangunan tol Pejagan-Pemalang, risk assessment proses penyusunan laporan keuangan, persiapan risk assessment divisi di Bakrieland Holding, dan koordinasi bersama divisi CRMC. Komite Pemantau Risiko melakukan penelaahan secara keseluruhan pelaksanaan manajemen risiko dan diperoleh hasil antara lain sebagai berikut: - Berdasarkan hasil dari re- assessment pembangunan tol Pejagan – Pemalang, beberapa risiko yang telah diklasiikasikan dalam kategori besar, sedang dan kecil mengalami penyesuaian sesuai kondisi saat ini. Sehingga beberapa rencana tindak lanjut baru juga dibuat untuk dijalankan oleh pemilik risiko. - Komite Pemantau Risiko bersama- sama dengan Komite Audit menilai bahwa hasil risk assessment atas proses penyusunan laporan keuangan harus ditindaklanjuti bersama oleh Bakrieland Holding dan unit usaha. Hal ini diperlukan untuk semakin meningkatkan kualitas laporan keuangan Perusahaan. Laporan Komite Pemantau Risiko Risk Monitoring Committee Report potential business risks that cover operational risks, inancial risks, legal risks and market risks, along with recommendations for risk mitigation. Company risks are essentially managed by the Corporate Risk Management Compliance CRMC Division. In 2012, the Risk Monitoring Committee held 4 four meetings with 100 attendance from both Mr. Lukman Purnomosidi and Mr. Supartono. Meetings convened by the Risk Monitoring Committee include joint meetings with Bakrieland’s Audit Committee. Discussions among others touched on the outcomes of the re- assessment of the Pejagan-Pemalang toll road construction, risk assessment for the compilation of Company inancial statements, preparations necessary for the risk assessment of divisions at Bakrieland Holding, and joint coordination with the CRMC Division. The Risk Monitoring Committee performs an overall assessment of risk management implementation, leading to the following outcomes: - Based on re-assessment results on the Pejagan-Pemalang toll road construction, several risks categorized as high, medium and low risks underwent the necessary adjustments according to the current situation. Hence, several new follow-up plans have been drawn up to be implemented by the respective risk owners. - The Risk Monitoring Committee together with the Audit Committee saw the need to follow up on the risk assessment results related to the preparation of the inancial statements to be done jointly between Bakrieland Holding and business units. This is necessary to further improve the quality of these inancial reports. 293 BAKRIELAND • Annual Report 2012 - Komite Pemantau Risiko mendukung dilaksanakannya risk assessment untuk divisi-divisi di Bakrieland Holding. Sampai dengan tahun 2012, risk assessment dilaksanakan terhadap 3 tiga divisi. Dari risk assessment divisi tersebut, akan dibuat laporan konsolidasi atas hasil risk assessment sehingga dapat memberikan masukan atas potensi risiko usaha yang dihadapi Perusahaan. - Perusahaan melalui divisi CRMC secara aktif melakukan transaction- based risk management melalui review dan penelaahan atas transaksi yang akan dilakukan Perusahaan. Review yang dilakukan antara lain terhadap proyek- proyek baru yang akan dimintakan persetujuan kepada Direksi, transaksi-transaksi perbankan, perjanjian-perjanjian kontrak atau kerjasama dengan pihak ketiga, dan corporate action yang akan dilaksanakan Perusahaan. Komite Pemantau Risiko sangat mendukung peningkatan jumlah transaksi yang ditelaah selama tahun 2012. Jakarta, Februari 2012 Lukman Purnomosidi Ketua Chairman Supartono Anggota Member - The Risk Monitoring Committee supports the implementation of the risk assessment process for divisions within Bakrieland Holding. By 2012, risk assessments were conducted for 3 three divisions. From these division risk assessments, a consolidated report shall be prepared on the risk assessment results in order to provide inputs on potential business risks that the Company must deal with. - Through the CRMC division, the Company actively adopts the transaction-based risk management approach by reviewing and assessing transactions that the Company will be engaged in. Reviews among others were conducted on new projects requiring BOD approval, banking transactions, contract or cooperation agreements with third parties, and corporate actions that the Company wishes to undertake. The Risk Monitoring Committee helped ensure the review of an increasing number of transactions in 2012. Jakarta, February 2012 294 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Laporan Komite Nominasi dan Remunerasi Nomination and Remuneration Committee Report Kepada Yth: Dewan Komisaris PT Bakrieland Development Tbk. Wisma Bakrie 1, Lantai 7 Jalan HR Rasuna Said Kav B-1 Jakarta 12920 Laporan Tahunan Pelaksanaan Kegiatan Komite Nominasi dan Remunerasi untuk Periode yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 hingga Tanggal Laporan Tahunan. Anggaran Dasar Perusahaan menyebutkan bahwa remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham RUPS dan pelaksanaannya didelegasikan kepada Dewan Komisaris. Oleh karena itu, Dewan Komisaris membentuk Komite Nominasi dan Remunerasi pada tanggal 2 Oktober 2007 guna membantu Dewan Komisaris dalam hal perumusan sistem nominasi dan remunerasi Perusahaan. Susunan anggota Komite Nominasi dan Remunerasi selama tahun 2012 yang ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Dewan Komisaris No. 02A SK-KOMBLDVII2009 adalah sebagai berikut: 1. Lukman Purnomosidi Ketua Komisaris Independen 2. Bambang Irawan Hendradi Anggota Presiden Komisaris 3. Supartono Anggota Komisaris To: Board of Commissioners PT Bakrieland Development Tbk Wisma Bakrie 1, 7 th Floor HR Rasuna Said Kav B-1 Jakarta 12920 The Nomination Remuneration Committee Annual Activity Report for the Period Ended at 31 December 2012 until Date of Annual Report. The Company’s Articles of Association state that the remuneration of the Board of Commissioners and the Board of Directors shall be determined by the General Meeting of Shareholders GMS and its implementation is delegated to the Board of Commissioners. Therefore, the Board of Commissioners established the Nomination and Remuneration Committee on 2 October 2007 to assist the Board of Commissioners in formulating nomination and remuneration systems for the Company. In 2012, members of the Nomination and Remuneration Committee appointed under the Board of Commissioners’ Decree No. 02ASK- KOMBLDVII2009 are as follows: 1. Lukman Purnomosidi Chairman Independent Commissioner 2. Bambang Irawan Hendradi Member President Commissioner 3. Supartono Member Commissioner 295 BAKRIELAND • Annual Report 2012 Tujuan dan tanggung jawab Komite Nominasi dan Remunerasi diantaranya adalah: • Dalam bidang nominasi - Menyusun kriteria seleksi dan prosedur nominasi anggota Dewan Komisaris, Direksi dan Eksekutif lainnya. - Merancang sistem penilaian, dan - Memberikan rekomendasi tentang jumlah Direksi dan Dewan Komisaris. • Dalam bidang remunerasi - Menetapkan kebijakan dalam penyusunan sistem penggajian dan pemberian tunjangan, - Mempelajari dan memutuskan rekomendasi atas penilaian kinerja, pemberian saham, sistem pensiun dan kompensasi. Sepanjang tahun 2012, Komite Nominasi dan Remunerasi telah menyelenggarakan rapat sebanyak 4 empat kali dengan kehadiran hampir 100 seluruh anggotanya. Materi pembahasan dalam rapat-rapat tersebut antara lain sebagai berikut: • Pembahasan masa jabatan Dewan Komisaris dan Direksi yang berakhir pada tahun 2012, dan suksesi Manajemen yang perlu dilakukan serta proses transisinya yang harus terkawal dengan baik. • Pembentukan Panitia Seleksi Kandidat Direksi. • Pembahasan Kandidat Direksi. • Pembahasan agenda Rapat Umum Pemegang Saham RUPS Tahunan 2012 yang diantaranya adalah penunjukan Direksi baru dan penambahan anggota Dewan Komisaris. The duties and responsibilities of the Nomination and Remuneration Committee among others are: • In the nomination function: - To determine a selection criteria and nomination procedure for members of the Board of Commissioners and Directors and other Executives. - To design the assessment mechanism, and - To provide recommendations on the number of members for the Boards of Commissioners and Directors. • In the remuneration function: - To establish policies on the payroll and beneit systems, - To review and determine recommendations on performance appraisal, share ownership, pension scheme and compensation. During 2012, the Nomination and Remuneration Committee held 4 four meetings with 100 of member attendance. Discussions topics addressed in the meetings are as follows: • Discussion on terms of oice of Board of Commissioners and Directors for the period ended at 2012, on completing Management succession and on a carefully monitored transition process. • Development on Committee for the Selection of candidates for the directorship position. • Discussion on candidates for the directorship position. • Discussion on 2012 Annual General Meeting of Shareholder’s AGMS agenda, among others the appointment of new Directors and the addition of members to the Board of Commissioners. 296 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Komite Nominasi dan Remunerasi telah melakukan seleksi kandidat Direksi dan pembahasan tentang penambahan anggota Dewan Komisaris serta penunjukan Direksi dan Dewan Komisaris yang baru, yang dikukuhkan penetapannya melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa RUPSLB 2012 pada tanggal 7 Juni 2012. Dewan Komisaris, Direksi dan Komite Perusahaan pada tahun 2012 telah menerima kompensasi remunerasi sebesar Rp12.864.984.731 dua belas miliar delapan ratus enam puluh empat juta sembilan ratus delapan puluh empat ribu tujuh ratus tiga puluh satu rupiah. Jakarta, 14 Januari 2013 Laporan Komite Nominasi dan Remunerasi Nomination and Remuneration Committee Report Bambang Irawan Hendradi Anggota Member Supartono Anggota Member Lukman Purnomosidi Ketua Chairman The Nomination Remuneration Committee nominated candidates for the Board of Directors and discussed the additional members for the Boards of Commissioners: the new Directors and expanded Board of Commissioners was conirmed by the Extraordinary General Meeting of Shareholders EGMS on 7 June 2012. In 2012, the Board of Commissioners, the Board of Directors, and the Committee received compensation of remuneration amounting to Rp12,864,984,731 twelve billion, eight hundred sixty four million, nine hundred eighty four thousand, and seven hundred thirty one rupiah. Jakarta, 14 January 2013 297 BAKRIELAND • Annual Report 2012 Laporan Komite Kebijakan Corporate Governance Corporate Governance Policy Committee Report Kepada Yth: Dewan Komisaris PT Bakrieland Development Tbk Wisma Bakrie 1, Lantai 7 Jalan HR Rasuna Said Kav B-1 Jakarta 12920 Laporan Tahunan Pelaksanaan Kegiatan Komite Kebijakan Corporate Governance Untuk Periode Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 Hingga Tanggal Laporan Tahunan Komite Kebijakan Corporate Governance mulai dibentuk oleh Perusahaan pada tanggal 13 Oktober 2009 melalui Surat Keputusan Dewan Komisaris No. 07ASK-KOMBLD IX2009. Komite ini dibentuk dengan tujuan untuk membantu Dewan Komisaris dalam fungsi pengawasannya terutama terkait implementasi tata kelola perusahaan. Tugas dan kewajiban Komite Kebijakan Corporate Governance adalah memberikan pendapat dan dukungan kepada Dewan Komisaris dalam memenuhi tanggung jawabnya untuk : 1. Menelaah dan mengkaji ulang Anggaran Dasar. 2. Memastikan diterapkannya prinsip- prinsip GCG. 3. Memastikan diterapkannya prinsip- prinsip etika Code of Conduct. 4. Melakukan evaluasi atas struktur dan keanggotaan setiap Komite di bawah Dewan Komisaris. 5. Memantau kepatuhan terhadap perundang-undangan dan peraturan yang berlaku. 6. Mengkaji kebijakan serta menilai konsistensi penerapan tanggung jawab sosial perusahaan Corporate Social Responsibility. Komite Kebijakan Corporate Governance diketuai oleh seorang Komisaris Independen. Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, Komite Kebijakan Corporate Governance bertindak secara profesional dan independen, tanpa campur tangan dari pihak manapun. To: Board of Commissioners PT Bakrieland Development Tbk Wisma Bakrie 1, 7 th Floor HR Rasuna Said Kav B-1 Jakarta 12920 The Corporate Governance Policy Committee Annual Activity Report for Period Ended at 31 December 2012 until Date of Annual Report. The Corporate Governance Policy Committee Report was established by the Company on 13 October 2009 through the Board of Commissioners Decree No. 07ASK-KOMBLDIX2009. The Committee was formed to assist the Board of Commissioners in performing its supervisory function, particularly with regard to the implementation of corporate governance. The duties and responsibilities of the Corporate Governance Policy Committee are to extend its opinion and support to the Board of Commissioners in accomplishing the following duties: 1. Analyze and review the Articles of Association. 2. Ensure the implementation of GCG principles. 3. Ensure the implementation of ethics principles as stated in the Code of Conduct. 4. Conduct evaluation on the structure and membership of each Committee under the Board of Commissioners. 5. Monitor the compliance with the prevailing law and regulations. 6. Review the policies and assess the consistency in implementing the corporate social responsibility. The Corporate Governance Policy Committee is chaired by an Independent Commissioner. In performing its duties and responsibilities, the Committee acts professionally and independently, without any involvement from others. 298 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Laporan Komite Kebijakan Corporate Governance Corporate Governance Policy Committee Report Anggota Komite Kebijakan Corporate Governance per tanggal 31 Desember 2012 adalah sebagai berikut: 1. Kanaka Puradiredja Ketua Komisaris Independen 2. Bambang Irawan Hendradi Anggota Presiden Komisaris 3. Supartono Anggota Komisaris Selama tahun 2012, Komite Kebijakan Corporate Governance telah mengadakan rapat sebanyak 5 lima kali rapat dengan tingkat kehadiran Bapak Kanaka Puradiredja 100, Bapak Bambang Irawan Hendradi 100, dan Bapak Supartono 80. Rapat yang diadakan Komite KCG termasuk rapat gabungan dengan Komite Audit serta mengundang Direksi Bakrieland. Adapun pokok-pokok pembahasan antara lain membahas mengenai implementasi Good Corporate Governance di Perusahaan, hasil laporan penilaian GCG oleh penilai independen, progress dari program- program CSR Bakrieland selama tahun 2012, kajian terhadap Anggaran Dasar dan kepatuhan terhadap Undang- Undang, serta kajian atas penerapan Sistem Pelaporan Pelanggaran dan Code of Conduct di Perusahaan. Komite Kebijakan Corporate Governance melakukan penelaahan secara keseluruhan terhadap implementasi GCG dan diperoleh hasil antara lain sebagai berikut: - Perusahaan telah berinisiatif untuk melakukan perbaikan atas implementasi GCG dengan melakukan 2 dua kali assessment GCG yaitu oleh pihak independen yang ditunjuk Perusahaan, serta keikutsertaan dalam indeks pemeringkatan GCG CGPI 2011 yang diselenggarakan oleh IICG The Indonesian Institute of Corporate Governance. Komite terus mengingatkan agar Manajemen melakukan tindak lanjut yang tepat atas hasil assessment sehingga Members of the Committee as of 31 December 2012 were as follows: 1. Kanaka Puradiredja Chairman Independent Commissioner 2. Bambang Irawan Hendradi Member President Commissioner 3. Supartono Member Commissioner Throughout 2012, the Corporate Governance Policy Committee convened 5 ive meetings with 100 attendance from Mr. Kanaka Puradiredja and Mr. Bambang Irawan Hendradi, and 80 attendance from Mr. Supartono. Meetings held by the Corporate Governance Policy Committee include joint meetings with the Audit Committee, and with Bakrieland’s Board of Directors also attending. Discussions among others touched on company- wide implementation of Good Corporate Governance, GCG assessment report by an independent reviewer, Bakrieland CSR program progress in 2012, review of the Company compliance with the Articles of Association and regulations, as well as review of the implementation of the Company’s Whistleblower System and Code of Conduct. The Corporate Governance Policy Committee conducts an overall appraisal of GCG implementation and resulted with the following outcomes: - The Company has taken the initiative to enhance its GCG implementation by allowing two assessments on its GCG practices conducted by an independent party appointed by the Company, and its participation in the GCG ratings CGPI 2011 organized by IICG Indonesian Institute of Corporate Governance. The Committee constantly makes sure that Management undertake the appropriate measures as follow up on the assessment results in order to further improve GCG practices in the Company. 299 BAKRIELAND • Annual Report 2012 semakin menyempurnakan praktek GCG di Perusahaan. - Komite KCG mendukung program- program CSR yang telah dijalankan, seperti Program Sejuta Buku dan Pohon Untuk Negeri. Komite senantiasa memberikan masukan- masukan agar seluruh program dapat berjalan optimal dan dapat bermanfaat bagi masyarakat. - Berkaitan dengan Sistem Pelaporan Pelanggaran dan Code of Conduct, Komite menilai perlunya peningkatan atas implementasi yang telah dijalankan. Oleh karena itu, Komite meminta kepada Manajemen untuk mereview kembali kedua sistem tersebut dengan tujuan semakin meningkatkan awareness dari setiap karyawan. - Selama tahun 2012, tidak terdapat isu kepatuhan terhadap peraturan regulator dan Anggaran Dasar Perusahaan. Komite meminta agar Manajemen terus berkomitmen untuk mematuhi seluruh peraturan yang harus dijalankan Perusahaan. - Komite KCG menilai perangkat GCG yang dimiliki Perusahaan telah memadai dan Manajemen harus senantiasa mengajak karyawan untuk selalu ikut aktif dalam implementasi GCG. Jakarta, Februari 2012 Bambang Irawan Hendradi Anggota Member Supartono Anggota Member Kanaka Puradiredja Ketua Chairman - Corporate Governance Policy Committee supports CSR programs, such as the One Million Books and Trees for the Nation programs. The Committee consistently ofers input to ensure optimal program implementation that beneits people. - In relation to the Whistleblower System and Code of Conduct, the Committee inds it essential to enhance implementation. In view of this, the Committee has requested that Management conducts a re- assessment of both systems for the purpose of building the awareness of every employee. - Throughout 2012, there were no compliance issues related to regulator policies or the Articles of Association. The Committee has urged Management to stand by its commitment to conform to all policies and regulations that the Company must abide by. - The Corporate Governance Policy Committee considers the GCG mechanism and corresponding instruments within the Company as adequate and Management must continually encourage employees to actively participate in the implementation of GCG principles. Jakarta, February 2012 300 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 300 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 301 BAKRIELAND • Annual Report 2012 Keberhasilan Perusahaan dalam membukukan kinerja pendapatan yang baik tidak terlepas dari kerja keras seluruh manajemen, karyawan Perusahaan dan unit usaha dalam mengembangkan proyek- proyek yang berkualitas. The Company’s success in posting satisfactory revenue performance would be unattainable without the hard work of all management ranks, Company employees and business units in developing projects of exceptional quality. Meningkatkan Kualitas Proyek dan Kinerja Keuangan Improving Quality of Projects and Financial Performance 301 BAKRIELAND • Annual Report 2012 Management Discussion Analysis 302 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 303 BAKRIELAND • Annual Report 2012 Diskusi Analisa Manajemen Management Discussion Analysis The Company performance in terms of revenue is associated with the contribution of its business units, namely City Property, Landed Residential and Hotels Resorts. Pencapaian Perusahaan dari segi pendapatan merupakan kontribusi dari unit-unit usaha Perusahaan, yaitu City Property, Landed Residential, dan Hotels Resorts. Tinjauan Ekonomi Makro Walaupun perekonomian dunia masih mengalami perlambatan, Indonesia tetap mencatat pertumbuhan ekonomi yang mengesankan pada tahun 2012, dengan pertumbuhan PDB tercatat sebesar 6,23 di tengah laju inlasi yang relatif terkendali sebesar 4,3. Sektor yang mencatat pertumbuhan ekonomi tertinggi antara lain adalah sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 9,98, sektor perdagangan, hotel, dan Macro Economic Review Despite the persistent slowdown in the world’s economy, Indonesia continues to post impressive economic growth in 2012 with GDP registering an increase of 6.23 amid a relatively controlled inlation rate of 4.3. The transportation and communication sector recorded the highest economic growth at 9.98, followed by the trade, hotel and Management Discussion Analysis 304 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 restoran sebesar 8,11, dan sektor konstruksi sebesar 7,5. Sedangkan sektor yang mencatat pertumbuhan terendah adalah sektor pertambangan dan penggalian sebesar 1,49. Sementara itu, suku bunga pasar juga relatif stabil di sepanjang tahun 2012, seiring dengan stabilnya suku bunga acuan BI. Rendahnya laju inlasi menyebabkan Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuannya di bulan Februari 2012 menjadi 5,75 per tahun dan bertahan di level tersebut hingga akhir tahun 2012. Hal ini mendorong stabilnya suku bunga KPR yang ditawarkan oleh bank-bank. Sepanjang tahun 2012, suku bunga KPR berada di kisaran 8–11. Suku bunga ini sangat mendukung peningkatan permintaan terhadap produk-produk properti di Indonesia. Hal ini tercermin pada pertumbuhan KPR yang mencapai 28,9 pada tahun 2012 berdasarkan Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia. Faktor Eksternal yang Mempengaruhi Kinerja Perusahaan Kinerja dan kondisi keuangan Perusahaan sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik internal, seperti strategi dan rencana bisnis perusahaan, maupun eksternal. Faktor eksternal yang mempengaruhi kinerja perusahaan adalah: Perubahan Kebutuhan Semakin tingginya tingkat kemacetan di pusat kota, kian meluasnya lokasi rawan banjir, harga yang mahal, kurang memadainya sarana transportasi publik, perubahan gaya hidup, serta alasan keamanan membuat kebutuhan akan tempat tinggal mengalami sedikit pergeseran dari sebelumnya hunian tapak landed residential menjadi hunian vertikal apartemen. Hal ini membuat prospek pengembangan hunian vertikal menjadi semakin menarik di masa yang akan datang. restaurant sector at 8.11 and the construction sector at 7.5. The mining and extraction industry experienced the lowest growth at 1.49. Meanwhile, the market interest rate remains comparatively steady throughout 2012 in line with a stable BI reference interest rate. Due to a low inlation rate, Bank Indonesia has decreased its reference rate to 5.75 p.a. in February 2012 and maintained at that level until the end of 2012. This has helped stabilize the interest rate for KPR mortgage ofered by banks. Throughout 2012, KPR interest rates hovered at a range of 8–11. A favorable interest rate has driven demand for property products in Indonesia further upwards. This is relected in a rise in KPR reaching 28.9 in 2012 based on the Indonesia Economic and Financial Statistics. External Factors Afecting Company Performance The Company’s inancial performance and condition is signiicantly afected by various internal factors, such as corporate strategy and business plan. External factors that also have a bearing on company performance include the following: Shift in Buying Needs Worsening traic congestion in city center, more widespread lood-prone areas, inlated prices, inadequate public transportation, lifestyle shifts and security reasons have led to a change in housing preference away from landed residential properties to vertical housing apartment. Business prospects for vertical housing shall become increasingly promising in years to come. Diskusi Analisa Manajemen Management Discussion Analysis 305 BAKRIELAND • Annual Report 2012 Kondisi Demograi Pasar Struktur penduduk Indonesia yang lebih banyak berada di usia produktif membuat permintaan akan tempat hunian tetap tinggi. Sementara itu, mayoritas masyarakat Indonesia cenderung memilih tempat hunian, baik perumahan maupun apartemen, yang telah memiliki komunitas yang berkembang. Manajemen senantiasa mempertimbangkan kondisi demograi dalam menyusun perencanaan strategisnya agar dapat menentukan segmentasi pasar dan lokasi yang tepat bagi hunian yang akan dikembangkan. Perubahan pada Pesaing Banyaknya perusahaan properti di Indonesia membuat persaingan antar perusahaan menjadi semakin ketat. Oleh karena itu, Perusahaan cermat mengamati aktivitas yang dilakukan oleh para pesaing terutama dengan cara mempelajari dan menganalisis langkah- langkah yang dilakukan oleh para pesaingnya. Berdasarkan hal tersebut, Perusahaan kemudian menyusun strategi sehingga pangsa pasar Perusahaan dapat terus ditingkatkan. Kenaikan Harga Sektor Properti dan Real Estat Kenaikan harga properti dan real estat merupakan hal yang tidak bisa dihindari mengingat adanya korelasi yang erat antara harga dan tingkat inlasi suatu negara. Namun demikian, mengingat tempat hunian merupakan kebutuhan utama bagi setiap keluarga, kenaikan harga yang masih dalam batas yang wajar atau sekitar 10 hingga 15 setiap tahunnya diyakini tidak akan berdampak negatif terhadap pendapatan Perusahaan. Pengaruh Produk Baru Persaingan yang ketat di industri properti di Indonesia membuat perusahaan harus tetap aktif meluncurkan produk baru yang unik dan inovatif. Peluncuran produk baru ini disamping dapat meningkatkan Market Demography As Indonesia’s population is mostly in the productive age group, demand for housing shall remain buoyant. The majority prefers to settle in residential areas, be it landed housing estates or apartment blocks, within a thriving community. Company management at all times takes into account demographic conditions when drawing up its strategic plan in order to identify the most appropriate market segmentation and location for prospective housing projects. Shift in Competitors A considerable number of players in the property business in Indonesia have led to stifer competition among companies. In view of this, the Company meticulously observes its competitors, particularly their actions and activities. The Company will then devise the appropriate strategies aimed at expanding its market share. Price Increase in the Property and Real Estate Sector Price escalations in the property and real estate market are unavoidable given the strong correlation between price and inlation rate of a country. Nevertheless, considering that housing is the primary need of every family, these price increases are still within a reasonable range of between 10 and 15 annually and shall not adversely afect Company earnings. Impact of New Products Intense competition in the property sector in Indonesia has made it necessary for the company to continue to launch new unique and innovative products. In addition to increasing company sales, new product launches 306 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 penjualan perusahaan, juga dapat meningkatkan brand awareness terhadap produk-produk perusahaan. Tanpa produk baru, perusahaan akan sulit bersaing dengan perusahaan properti lainnya. Perubahan Perpajakan Sejak tahun 2009 perusahaan pengembang properti tidak lagi menggunakan perhitungan pajak yang bersumber dari laba sebelum pajak earnings before tax, namun menggunakan perhitungan pajak yang bersifat inal sebesar 5 dari nilai penjualan. Bagi perusahaan pengembang properti yang eisien, perhitungan pajak inal ini akan lebih menguntungkan dilihat dari jumlah pajak yang harus dibayarkan dibandingkan dengan cara sebelumnya. Perubahan Peraturan Terdapat beberapa peraturan baru yang mempengaruhi daya tarik sektor properti di Indonesia, yaitu: Perubahan Peraturan Perundang- undangan yang Terkait dengan Properti Terdapat beberapa peraturan baru yang berpengaruh terhadap daya tarik sektor properti di Indonesia, yaitu: A. Peraturan terkait dengan pembiayaan dan pembayaran: 1. Surat Edaran Bank Indonesia No. 1410DPNP tanggal 15 Maret 2012 tentang Penerapan Manajemen Risiko pada Bank yang Melakukan Pemberian Kredit Pemilikan Rumah dan Kredit Kendaraan Bermotor, yang merupakan bagian dari manajemen risiko perbankan berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No 58PBI2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko pada Bank Umum. Ketentuan pada surat edaran ini menentukan bahwa rasio can also heighten brand awareness of company products. Without the introduction of new products, it would be diicult for the company to compete with other property developers. Shift in Taxation Since 2009, property companies no longer calculate taxes based on earnings before tax, but on a inal 5 tax from company sales. For eicient property developers, this inal tax calculation approach will be more beneicial in terms of the amount of payable tax compared to the previous method. Regulatory Changes Several new regulations that have a bearing on the business appeal of the property sector in Indonesia include the following: Amendment of Law Related to Property Several new regulations with inluence on the business appeal of the property sector in Indonesia include the following: A. Regulations on inancing and payment: 1. Bank Indonesia Circular letter No. 1410DPNP dated 15 March 2012 regarding the Implementation of Risk Management in Banks that Provide Home Ownership and Vehicle Ownership Credit, as part of risk management in banking based on Bank Indonesia Regulation No. 58PBI2003 on the Implementation of Risk Management for Public Banks. Provisions in this circular letter stipulate that the loan-to-value ratio LTV of banks ofering KPR Diskusi Analisa Manajemen Management Discussion Analysis 307 BAKRIELAND • Annual Report 2012 Loan to Value LTV bank yang memberikan KPR untuk rumah tapak dan KPA untuk rumah susun atau apartemen dengan tipe bangunan lebih dari 70 m 2 , ditetapkan paling tinggi 70, lebih rendah dari ratio sebelumnya yakni paling tinggi 90. Hal ini mengakibatkan konsumen harus membayar uang muka lebih besar daripada biasanya dan berpotensi pada terjadinya pengurangan daya beli sektor properti; 2. Undang-Undang UU No. 8 tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang, ketentuan undang-undang ini salah satunya menempatkan perusahaan properti dan agen properti sebagai pihak pelapor guna melakukan pengenalan pengguna jasa pembeli, khususnya untuk dapat mengidentiikasi transaksi mencurigakan dari pengguna jasa. Untuk itu perusahaan properti harus senantiasa menerapkan prinsip kehati-hatian dalam melakukan transaksi dengan pelanggan. B. Peraturan terkait dengan perumahan 1. UU No. 20 tahun 2011 tentang Rumah Susun yang menentukan bahwa pengembang wajib menyediakan minimal 20 dari total luas lantai rumah susun komersial untuk rumah susun umum bagi masyarakat berpenghasilan rendah MBR. 2. UU No. 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman yang menyatakan bahwa selain hak sewa, WNA juga bisa memiliki rumah susun di atas tanah hak pakai. Hak pakai ini sebagaimana telah diatur di dalam UU No. 5 tahun 1960 tentang Ketentuan Pokok- Pokok Agraria dan Peraturan for landed residential properties and KPA credit for low-cost lats or apartments of over 70 sqm, must be not more than 70, lower than the previous ratio at a maximum of 90. Consumers must therefore pay a higher amount of advance payment than usual which may lead to lower purchasing power in the property sector; 2. Law No. 82010 concerning the Prevention and Eradication of Money Laundering Crime, among others, stipulates that property companies and property agents shall provide a report in regard to service usersbuyers, primarily for suspicious transactions made by the service userbuyer. Property companies must therefore consistently apply the principle of prudence in entering into transactions with customers. B. Housing regulations 1. Law No. 202011 concerning Low- Cost Apartments stipulates that the developer has the obligation to set aside at least 20 of total loor area of commercial lats for public vertical housing for low- income citizens. 2. Law No. 12011 concerning Housing and Residential Areas stipulates that beside the right to rent, foreign citizens can also own low-cost apartments on land with the right to use. This right of use is as stipulated in Law No. 51960 regarding the Basic Provisions on Agrarian Law and Government Regulation No. 401996 regarding the Rights of Tenure, Rights to 308 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Diskusi Analisa Manajemen Management Discussion Analysis Pemerintah PP No. 40 tahun 1996 tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan, dan Hak Pakai atas Tanah yang mana WNA dapat memiliki aset properti vertikal di atas tanah dengan Hak Pakai dengan masa berlaku selama 25 tahun dan dapat diperpanjang untuk jangka waktu 20 tahun; Sampai dengan 31 Desember 2012, PP yang mengatur pelaksanaan UU No. 20 tahun 2011 dan UU No. 1 tahun 2011 masih berupa rancangan dari Kementerian Perumahan Rakyat Kemenpera, sehingga UU belum dapat efektif diterapkan. PP yang nanti akan diterbitkan diharapkan dapat melakukan pengaturan yang jelas dan tepat atas kewajiban-kewajiban dalam kedua perundangan tersebut sehingga gairah sektor properti khususnya properti vertikal akan semakin menarik. Review Industri dan Prospeknya Pertumbuhan ekonomi yang kondusif, menunjang pertumbuhan sektor properti di Indonesia, baik sektor perumahan, apartemen, perkantoran, maupun hotel. Banyaknya penduduk usia produktif membuat permintaan terhadap perumahan dan apartemen tetap tinggi, sementara itu membaiknya iklim investasi domestik juga meningkatkan permintaan terhadap perkantoran, mengingat banyaknya perusahaan melakukan ekspansi di Indonesia pada tahun 2012. Tren yang sama juga terjadi pada sektor perhotelan, membaiknya pendapatan per kapita serta banyaknya pilihan maskapai penerbangan yang menawarkan tiket dengan harga ekonomis membuat arus wisatawan meningkat pesat yang pada gilirannya meningkatkan permintaan kamar hotel. Pada tahun 2013, momentum ini diperkirakan akan terus berlanjut. Pemerintah Indonesia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia Build and Rights of Use, whereby a foreign citizen may own vertical property on land with the right to use for 25 years and can be extended for 20 years. By 31 December 2012, the Government Regulation that speciies on the implementation of Law No. 202011 and Law No. 12011 is still in draft from the Ministry of Public Housing; hence the act cannot be efectively enforced. It is hoped that when this regulation is enacted, it will clearly and appropriately regulate on the obligations set forth in the two act in order to boost and stimulate the property sector, speciically for vertical property. Industrial Review and its Prospect A robust economic growth is conducive for the advancement of the property industry in Indonesia that covers the housing, apartment, oice and hotel sectors. A signiicant productive-age population shall sustain the demand for housing and apartment at a high level, while an improving domestic investment climate shall drive the demand for oice space upwards given the considerable number of companies expanding into Indonesia in 2012. A similar trend is also evident for the hotel sector as higher per capita income and the wide array of airlines ofering afordable airfares have resulted in a dramatic upsurge of tourists which in turn increases the demand for hotel rooms. In 2013, this momentum is expected to gain further ground. The government of Indonesia has projected a 6.2 economic growth with an inlation rate 309 BAKRIELAND • Annual Report 2012 akan berada di sekitar 6,2, dengan laju inlasi yang terkendali yaitu di level 4,5 +- 1. Pertumbuhan ini dicapai dengan asumsi tidak terdapat kenaikan harga BBM pada tahun 2013. Jika asumsi tersebut benar, maka suku bunga bank diproyeksikan akan tetap berada di tingkat yang rendah, yang akan mendorong permintaan terhadap sektor properti pada tahun 2013. Namun, peraturan Bank Indonesia yang diterbitkan pada tanggal 15 Maret 2012, terkait pembatasan Loan to Value untuk kredit konsumsi termasuk di dalamnya KPR, diperkirakan akan memberikan dampak negatif terhadap pertumbuhan properti karena pembeli yang menggunakan KPR dari bank harus menyediakan uang muka sebesar 30 dari nilai properti yang dibelinya pada properti dengan luas bangunan di atas 70 m 2 . Perkantoran Kondisi perekonomian yang kokoh dan stabil dalam beberapa tahun terakhir menyebabkan kegiatan konstruksi terutama untuk gedung perkantoran menjadi sangat bergairah. Dengan perhitungan masa konstruksi 1,5 hingga 2 tahun, tambahan pasokan mulai terlihat membanjiri pasar pada tahun 2012. Pada tahun 2012, terdapat 289.514 m 2 tambahan pasokan di CBD, tertinggi sejak tahun 2000. Tambahan pasokan ini berasal dari delapan gedung kantor, yang terdiri dari lima gedung kantor dengan lantai tinggi lebih dari 20 lantai dan tiga gedung kantor berlantai rendah 8-10 lantai. Tambahan pasokan baru ini seharusnya menjadikan total pasokan kumulatif ruang kantor di CBD meningkat menjadi 4.646.689 m 2 . Namun, berhenti beroperasinya tiga gedung kantor sebagai akibat dari renovasi telah mengurangi pasokan kumulatif sebesar 27.175 m 2 , menjadi 4.619.514 m 2 . kept under control at the level of 4.5 +- 1. This is based on the assumption that fuel prices will not experience an increase in 2013. If the assumption proves to be right, the bank interest rate is projected to remain at a low level, which will further stimulate demand in the property sector in 2013. The Bank Indonesia regulation to be issued on 15 March 2012 pertaining to the limit imposed on the loan-to-value ratio for consumer credit that includes KPR, is expected to adversely afect growth in the property sector as buyers who rely on KPR from banks must fork out advance payment at 30 of the value of the property to be purchased for property of more than 70 sqm. Oice Building A sturdy and stable economy maintained in the past several years has been highly favorable for property construction, mainly oice buildings. For a construction process that takes 1.5 to 2 years, an additional supply of oice buildings has looded the market in 2012. In 2012, some 289,514 sqm of additional oice space were available at CBD, the highest igure since 2000. This additional supply comes from eight oice buildings consisting of ive high-rise oice structures more than 20 loors and three low-rise oices 8-10 loors. The availability of additional oice space should have resulted in an increase in total cumulative oice supply in CBD to 4,646,689 sqm. However, due to the cessation of operations of three oice buildings due to renovations, the amount of cumulative supply has shrunk 27,175 sqm, to become 4,619,514 sqm. 310 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Diskusi Analisa Manajemen Management Discussion Analysis Dari sisi permintaan, tingkat hunian meningkat sebesar 3,2 pada tahun 2012. Sepanjang tahun 2012, penambahan atau perluasan ruang dari penyewa yang sudah beroperasi mendominasi tingkat permintaan terhadap ruang kantor di CBD. Berdasarkan jenis industrinya, sektor keuangan masih mendominasi tingkat permintaan, disamping sektor pertambangan dan sektor teknologi informasi. Pada tahun 2013, tambahan pasokan diproyeksikan akan menurun, namun hingga tahun 2015, total tambahan pasokan untuk pasar ruang kantor di CBD diproyeksikan akan lebih dari 1.000.000 m 2 . Hasil survei menunjukkan 23 gedung kantor baru akan mulai beroperasi dengan luas 1.003.626 m 2 . Dari 23 proyek gedung kantor ini, 20 proyek sudah dimulai pekerjaan konstruksinya pada tahun 2012, sehingga kemungkinan beroperasi pada periode 2013-2015 menjadi semakin besar. Meskipun begitu, tingkat hunian ruang kantor di CBD diproyeksikan akan terus berada di level yang sehat. Dengan terbatasnya pasokan pada tahun 2013, tingkat hunian diproyeksikan akan meningkat sebesar 1. Sebaliknya, besarnya tambahan pasokan pada tahun 2014 dan 2015 diproyeksikan akan menyebabkan tingkat hunian mengalami sedikit koreksi, walaupun masih di level yang sangat tinggi, yaitu 96,9. Apartemen Pertumbuhan ekonomi nasional yang kuat dan kondisi politik yang stabil serta kondusif selama tahun 2012 dimanfaatkan oleh para pengembang properti untuk membangun proyek residensial khususnya apartemen. Pasokan apartemen pada tahun 2012 tercatat sebagai pasokan tahunan terbesar selama 10 tahun terakhir, khususnya di Jakarta dan utamanya From the demand side, the occupancy rate rose 3.2 in 2012. Throughout this year, additions to or expansion of oice space by existing tenants dominate the demand for oice space at CBD. Based on the type of industry, the inancial sector still leads in the demand for oice space, in addition to the mining as well as information technology sectors. In 2013, additional supply is expected to decrease, but by 2015 total additional supply for oice space at CBD will be more than 1,000,000 sqm. A survey has shown that 23 new oice buildings shall commence operation for a total space of 1,003,626 sqm. From the 23 oice building projects, construction work has begun on 20 of them in 2012, thus increasing the likelihood of starting operations in 2013-2015. Nevertheless, the tenancy rate for oice space at CBD is projected to remain at a healthy level. Given the limited supply of oice space in 2013, tenancy rate is expected to increase 1. On the other hand, igures for additional supply in 2014 and 2015 shall result in minor corrections on the occupancy rates, although still sustained at the high level of 96.9. Apartments A resilient national economic growth coupled with a stable and favorable political environment throughout 2012 has been capitalized by property developers to build residential projects, particularly apartments. The annual supply for apartments in 2012 reached record high since the past 10 years, speciically in Jakarta and mainly in the CBD area. Furthermore, a burgeoning 311 BAKRIELAND • Annual Report 2012 wilayah CBD. Selain itu, bertumbuhnya masyarakat kelas menengah di Indonesia membuat para pengembang semakin percaya diri atas kinerja penjualan yang positif pada proyek- proyek apartemen mereka, baik yang sudah ada, maupun yang akan diperkenalkan ke publik. Proyek yang mulai beroperasi pada tahun 2012 adalah dua gedung apartemen dari proyek terpadu Kuningan City Denpasar Residence Tower Ubud dan Kintamani, dua gedung dari proyek The Wave Sand Tower dan Coral Tower, Verde Apartment, Tamansari Semanggi Tower A dan Thamrin Executive Residence. Satu-satunya proyek apartemen sewa yang masuk pada tahun 2012 adalah Plaza Senayan gedung C dan D yang merupakan pengembangan dari proyek Apartemen Plaza Senayan gedung A dan B, di lokasi kompleks Senayan Square. Pada periode ini, satu proyek apartemen sewa, Apartemen Ratu Plaza, akan direnovasi secara menyeluruh karena usianya yang sudah tua. Tingkat hunian apartemen di kawasan CBD pada tahun 2012 turun sebesar 5,7 menjadi 90. Penurunan ini disebabkan oleh tingginya pasokan tahunan yang ditawarkan di CBD pada tahun 2012, yaitu 3.266 unit dari delapan proyek lebih tinggi dari 768 unit dari dua proyek pada tahun 2011. Pada tahun 2013, tren tingkat hunian ini diprediksi masih akan turun walaupun tidak signiikan, yaitu menjadi 89,2 dengan adanya tambahan 1.600 unit apartemen di pasar. Pada tahun 2014 dan 2015 diprediksi pasokan baru yang akan masuk ke pasar masing-masing sebanyak 1.437 unit dan 978 unit. Apabila kondisi ini tidak berubah hingga akhir tahun 2015, dengan asumsi perekonomian yang stabil, tingkat hunian apartemen di CBD diprediksi akan mencapai posisi 91,4 sumber: Colliers International Indonesia. middle-class population in Indonesia has made property developers more conident in posting positive sales performance for their apartment projects, both existing ones as well as those to be introduced to the public. Projects that have started operations in 2012 include two apartment buildings from the Kuningan City integrated project Denpasar Residence Tower Ubud and Kintamani, two buildings from The Wave project Sand Tower and Coral Tower, Verde Apartment, Tamansari Semanggi Tower A and Thamrin Executive Residence. The only for-lease apartment project for 2012 is Plaza Senayan Building C and D as an expansion to Building A and B of the Plaza Senayan Apartment project located within the Senayan Square complex. For this period, the Ratu Plaza Apartment, another for-lease apartment project, shall undergo a complete renovation due to old age. The occupancy rate for apartments within CBD in 2012 dropped 5.7 to reach 90. This declining trend is due to high annual supply available at CBD for 2012 to as much as 3,266 units from eight projects higher than 768 units from two projects in 2011. In 2013, the trend in occupancy rate is predicted to decline further although insigniicant to the level of 89.2 with an additional 1,600 apartment units on ofer. In 2014 and 2015, a new supply of apartment units is expected to enter the market at 1,437 and 978 units respectively. If the situation remains unchanged until 2015, with the assumption that the economy remains stable, the occupancy rate for apartments in CBD shall reach 91.4 source: Colliers International Indonesia. 312 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Diskusi Analisa Manajemen Management Discussion Analysis Perhotelan Berdasarkan data Badan Pusat Statistik BPS, perkembangan kunjungan wisatawan mancanegara wisman ke Indonesia pada tahun 2012 mengalami peningkatan yaitu 4,8 dari 7,65 juta wisman menjadi 8,02 juta wisman. Mayoritas kunjungan wisman ke Indonesia masih didominasi oleh provinsi Bali. Pada tahun 2012, jumlah wisatawan ke Bali mencapai 9,4 juta, dengan jumlah wisman yang datang ke Bali mencapai 2,92 juta orang, atau meningkat sebesar 6,1 dari 2,7 juta pada tahun 2011. Peningkatan ini dipengaruhi oleh membaiknya iklim pariwisata nasional secara umum terutama di Provinsi Bali, serta menunjukkan keberhasilan pemerintah dan pengusaha nasional dalam mempromosikan pariwisata Indonesia di luar negeri. Sementara itu, kunjungan wisatawan domestik tercatat sebanyak 6,5 juta orang, meningkat sebesar 15 dari 5,6 juta pada tahun 2011. Sementara itu di Jakarta, tiga hotel mulai beroperasi di kawasan CBD pada tahun 2012 yaitu Keraton at The Plaza 104 kamar yang dioperasikan oleh Luxury Collection Starwood, Royal Kuningan 369 kamar, dan Pomelotel 148 kamar. Selain itu, terdapat juga tambahan pasokan dari unit apartemen di Puri Denpasar yang dioperasikan sebagai hotel. Penambahan ini meningkatkan total kumulatif kamar hotel berbintang di CBD menjadi 9.215 kamar. Dari sisi permintaan, pada tahun 2012, tingkat hunian hotel bintang tiga sampai lima di CBD meningkat menjadi 67,2 dibandingkan dengan 65,7 pada tahun 2011. Pada tahun 2013, sektor pariwisata Indonesia diperkirakan akan kembali mengalami peningkatan, seiring dengan proyeksi pemulihan ekonomi global, khususnya perekonomian Amerika Serikat. Arus wisatawan mancanegara diharapkan akan terus mengalami peningkatan pada tahun 2013 didukung Hotels Based on data from the Central Bureau of Statistics BPS, international tourists traveling to Indonesia in 2012 increased 4.8 from 7.65 million to 8.02 million people. The province of Bali remains to be the most preferred destination for foreign tourists. In 2012, some 9.4 million visitors made their way to Bali, of which 2.92 million are international visitors, a 6.1 increase from 2.7 million in 2011. This rising trend is due to an improved national tourism climate, particularly in Bali, which demonstrates the ability of the government and national entrepreneurs in promoting Indonesia abroad. Domestic tourists on the other hand reached 6.5 million people, which saw a 15 climb from 5.6 million in 2011. Meanwhile in Jakarta, three hotels have begun operations in CBD in 2012, namely Keraton at The Plaza 104 rooms operated by Luxury Collection Starwood, Royal Kuningan 369 rooms and Pomelotel 148 rooms. Furthermore, additional supply is available from the apartment units at Puri Denpasar that operates as a hotel. This additional supply means an increase in the total cumulative rooms for star-rated hotels in CBD of up to 9,215 units. On the demand side, the occupancy rate for three-star to ive-star hotels in CBD rose to 67.2 compared to 65.7 in 2011. In 2013, Indonesia’s tourism sector is expected to pick up in line with global economic recovery, speciically the U.S. economy. The low of international tourists is expected to continue to see an upward trend in 2013 as more budget airlines are projected to operate in Indonesia. The number of domestic 313 BAKRIELAND • Annual Report 2012 oleh semakin banyaknya maskapai penerbangan berbiaya murah budget airline yang masuk ke Indonesia. Selain wisatawan mancanegara, kunjungan wisatawan domestik diharapkan juga akan tumbuh pesat seiring dengan semakin baiknya kinerja perekonomian Indonesia. Jumlah wisatawan ke Bali diperkirakan akan meningkat sebesar 14,6 menjadi 10,8 juta wisatawan pada tahun 2013. Meningkatnya kunjungan wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara ke Bali dalam tiga tahun terakhir diikuti oleh banyaknya pengembangan hotel baru di Bali, dari hotel berbintang tiga hingga bintang lima. Dalam dua tahun terakhir beberapa operator hotel internasional dan lokal mulai memasuki Bali, seperti jaringan POP Harris Hotel, Fave Hotel, Maxone Hotel, Red Dot Hotel, Hotel Whiz, Hotel Santika, Jumeirah, Hotel Horison, Hotel Akmani, Hotel Best Western, Hotel Accor, Hotel Swisbell, Hotel Westin, Hotel Aston, Hotel Pullman, Hotel Regent, dan Hotel Marriott. Kebijakan dan komitmen pemerintah daerah setempat untuk mempercepat berbagai pembangunan infrastruktur di Bali, seperti perluasan bandara Ngurah Rai, hingga rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya PLTS berkapasitas 1,15 MW menjelang KTT APEC 2013 juga akan mendorong permintaan terhadap hotel di Bali. Selain itu, juga direncanakan pengembangan bandara Internasional Buleleng, serta pengembangan jalan tol baru yang menghubungkan Denpasar – Soka, Tabanan - Jembrana, jalan Tol Kuta – Soka - Tanah Lot, Tabanan - Seririt Singaraja, dan jalan tol Canggu – Bringkit - Purnama. Pengembangan berbagai infrastruktur akan membantu mengoptimalkan potensi dan menampung laju pertumbuhan pariwisata yang tumbuh pesat di Bali. Sebagai akibatnya, prospek perhotelan di Bali diproyeksikan akan tetap baik pada tahun 2013. tourists is also expected to surge corresponding to improvements in Indonesia’s economic performance. Bali shall expect to see a 14.6 growth in the number of tourists, reaching 10.8 million people in 2013. An upward spiral in the low of foreign and domestic visitors to Bali in the past three years is accompanied with the development of numerous new hotels on the island, from three-star to ive-star establishments. In the past two years, several international and national hotel operators have set up operations in Bali, such as the POP Harris Hotel, Fave Hotel, Maxone Hotel, Red Dot Hotel, Whiz Hotel, Santika Hotel, Jumeirah, Horison Hotel, Akmani Hotel, Best Western Hotel, Accor Hotel, Swisbell Hotel, Westin Hotel, Aston Hotel, Pullman Hotel, Regent Hotel and Marriott Hotel. The commitment of the local government and the supporting policies to accelerate various infrastructure development projects in Bali, such as the expansion of the Ngurah Rai airport and the planned development of a 1.15 MW solar power plant in anticipation of the APEC Summit of 2013 has also led to greater demand for hotels in Bali. Furthermore, plans are underway to develop the Buleleng international airport and a new toll road network linking Denpasar – Soka, Tabanan - Jembrana, Kuta – Soka - Tanah Lot, Tabanan - Seririt Singaraja, and Canggu – Bringkit - Purnama. The development of these infrastructure projects shall optimize existing potential and support the rapid growth of the tourism sector in Bali. In view of this, the hotel business in Bali shall continue to hold bright prospects in 2013. 314 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Diskusi Analisa Manajemen Management Discussion Analysis Sementara di Jakarta, tren kenaikan pasokan akan terus berlanjut di CBD pada tahun 2013 dengan jumlah yang sedikit lebih besar dibandingkan dengan pada tahun 2012. Tambahan pasokan pada tahun 2013, diperkirakan akan terjadi dengan beroperasinya All Seasons Jakarta Thamrin, Luwansa, Alila SCBD lot 11, dan Hotel Raless. Pada tahun 2014, jumlah hotel di wilayah CBD akan tumbuh lebih tinggi tertinggi sejak 10 tahun terakhir dengan beroperasinya lebih dari 1.000 kamar hotel baru. Dengan terus meningkatnya prospek perekonomian Indonesia sebagai negara yang memiliki pangsa pasar yang besar, wilayah CBD tetap menjadi area yang menarik bagi pembangunan hotel berbintang di tengah sulitnya mencari lahan untuk dibangun. Perumahan Pada tahun 2012, terdapat sebanyak 26 perumahan skala besar di atas 400 ha yang ditawarkan di wilayah Jabodetabek sedangkan total perumahan di wilayah Jabodetabek mencapai 530 perumahan. Secara rata-rata, pasokan rumah baru di Jabodetabek selama tahun 2010- 2012 mencapai 120-160 ribu unit per tahunnya. Sementara itu, data menunjukkan bahwa penjualan rumah baru pada tahun 2012 mengalami penurunan sebesar 21,8. Penurunan terbesar terjadi di segmen menengah bawah RSH yang memperoleh subsidi dari pemerintah, sebagai akibat dari adanya perubahan persyaratan terkait dengan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan FLPP pada tahun 2012. Di samping itu adanya aturan Bank Indonesia yang membatasi maksimum pembiayaan KPR sebesar 70 dari nilai agunan rumah dengan luas di atas 70 m 2 juga turut menyumbang penurunan penjualan rumah secara nasional dan Jabodetabek. In Jakarta on the other hand, a rising supply trend at CBD will also continue for 2013 at a slightly higher rate compared to 2012. In 2013, additional supply is expected to be on ofer with the operations of All Seasons Jakarta Thamrin, Luwansa, Alila SCBD Lot 11 and Rales Hotel. The number of hotels in CBD shall multiply further in 2014 the highest since the last 10 years with the operations of more than 1,000 new hotel rooms. With a bullish outlook of Indonesia’s economy as a country with huge market potential, the CBD area shall continue to be an appealing prospect for the development of star- rated hotels given the diiculty in inding land to build on. Housing In 2012, there are 26 large-scale housing estates built on 400 hectares of land on ofer within the Jabodetabek area, while total housing complexes in the area reached 530 estates. The supply of new houses for Jabodetabek from 2010 to 2012 amounted to an average of 120- 160 thousand units annually. Meanwhile, available data has shown that the sales of new houses in 2012 fell 21.8. The highest decline is evident in the lower-middle segment subsidized by the government, due to changes in the requirements related to the Housing Loan Liquidity Facility FLPP in 2012. In addition, Bank Indonesia has imposed a restriction on the maximum amount for KPR inancing to 70 of the mortgage value for property of more than 70 sqm, which also contributed to a drop in housing sales at the national level and within the Jabodetabek area. 315 BAKRIELAND • Annual Report 2012 Pada tahun 2013, seiring dengan adanya kejelasan tentang persyaratan rumah subsidi FLPP, proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tetap kokoh, suku bunga yang relatif stabil, meningkatnya kelas menengah Indonesia, serta kenaikan pendapatan per kapita nasional yang melampaui US3.500, maka pertumbuhan penjualan perumahan diproyeksikan akan meningkat. Prospek perumahan di wilayah Jabodetabek diperkirakan masih sangat besar. Dengan jumlah penduduk Jabodetabek yang diperkirakan akan mencapai 30,1 juta orang pada tahun 2015, kebutuhan akan rumah diperkirakan mencapai 7,5 juta rumah. Sementara jumlah rumah tangga yang sudah memiliki rumah diperkirakan mencapai 5,2 juta. Sehingga backlog rumah di wilayah megapolitan Jabodetabek mencapai 1,65 juta unit. Besarnya kebutuhan rumah di Jabodetabek hingga tahun 2012 mencerminkan besarnya potensi pasar yang bisa digarap oleh para pengembang di Jabodetabek secara berkesinambungan. Pusat Perbelanjaan Selama dua tahun terakhir, 2011- 2012, Kuningan City Lifestyle and Entertainment Center yang berada dalam kawasan terintegrasi Kuningan City, menjadi satu-satunya pasokan pusat perbelanjaan yang mulai beroperasi di CBD. Pusat perbelanjaan ini resmi beroperasi di triwulan keempat tahun 2011 dan menyumbangkan 56.000 m 2 dari total 707.993 m 2 total pasokan ruang ritel di CBD. Sementara, dari tingkat hunian tercatat mengalami peningkatan dari 91,1 pada tahun 2011 menjadi 91,9 pada tahun 2012. Tingginya tingkat penyerapan dapat terlihat pada hampir semua pusat perbelanjaan di CBD. Kuningan City sebagai pusat perbelanjaan terakhir In 2013, given the certainty in FLPP requirements for subsidized houses, buoyant projections of Indonesia’s economic growth, relatively stable interest rates, a thriving middle-class segment, and higher per capita national income exceeding US3,500, housing sales growth is projected to climb further. The housing sector for Jabodetabek is projected to show tremendous growth prospects. With the population in Jabodetabek to reach an estimated 30.1 million people by 2015, the demand for housing is expected to amount to 7.5 million houses. Some 5.2 million families are reported to have already own a house, thus backlogs for residential property in the Jabodetabek megapolitan area amount to 1.65 million units. The considerable demand for housing in Jabodetabek until 2012 relects the enormous market potential that developers can seize upon in a sustainable manner. Shopping Centers In the last two years, 2011-2012, the Kuningan City Lifestyle and Entertainment Center located at the Kuningan City integrated zone has become the only supply for retail space that has begun operations in CBD. The mall was oicially launched in the fourth quarter of 2011 and contributed 56,000 sqm from a total of 707,993 sqm of the entire supply of retail space in CBD. In terms of tenancy rate, igures rose from 91.1 in 2011 to 91.9 in 2012. The high absorption rate is evident in nearly all shopping malls in CBD. Kuningan City, as the most recent shopping complex in operation in CBD has secured over 90 of committed occupancy rate. Not only have tenants made commitments with 316 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Diskusi Analisa Manajemen Management Discussion Analysis yang beroperasi di CBD telah mencapai komitmen tingkat hunian di atas 90. Tidak hanya komitmen, penyewa- penyewa tersebut satu per satu telah membuka gerai-gerainya. Sedangkan untuk pusat perbelanjaan lainnya juga terus menunjukkan kinerja tingkat hunian yang positif. Pusat perbelanjaan seperti Plaza Festival yang sebelumnya dikenal dengan Pasar Festival, Setiabudi One, Epicentrum Walk, hingga pusat perbelanjaan premium, seperti Plaza Indonesia, Paciic Place, Plaza Senayan, dan Grand Indonesia menunjukkan kenaikan tingkat hunian dibandingkan dengan periode sebelumnya. Sedangkan untuk proyeksi tiga tahun ke depan atau pada tahun 2013 hingga 2015, hanya akan ada tambahan 78.000 m 2 ruang ritel baru di CBD. Satu-satunya pasokan ruang ritel baru yang terletak dalam wilayah CBD adalah Lotte Shopping Avenue. Pusat perbelanjaan ini terletak dalam kawasan pengembangan Ciputra World di Jalan Satrio. Melihat kemajuan konstruksinya, pusat perbelanjaan tersebut diprediksikan akan resmi beroperasi di triwulan pertama tahun 2013 dari rencana awal yang dijadwalkan di akhir tahun 2012. Beroperasinya pusat perbelanjaan ini akan menambah pasokan kumulatif di CBD menjadi 785.993 m 2 . Pada tahun 2013, tingkat hunian diproyeksikan akan terus mengalami peningkatan sumber: Colliers International Indonesia. Kinerja Unit Usaha Secara umum, kinerja pendapatan dari unit-unit usaha Perusahaan menunjukkan hasil yang menggembirakan pada tahun 2012, didukung oleh kondusifnya perekonomian Indonesia. Pendapatan tercatat sebesar Rp2,9 triliun pada tahun 2012 atau mengalami kenaikan sebesar 53 dari Rp1,9 triliun pada tahun 2011. Sementara itu, pengelolaan beban pokok penghasilan the retail management, but have also started to open their business. As for other retail complexes, occupancy rates are similarly on an upward trajectory. Shopping malls such as Plaza Festival formerly known as Pasar Festival, Setiabudi One and Epicentrum Walk, and premium shopping centers such as Plaza Indonesia, Paciic Place, Plaza Senayan and Grand Indonesia, have seen their tenancy rates rise compared to the previous period. In the next three years, between 2013 and 2015, it is projected that 78,000 sqm of new retail space will be available at CBD. The only supply of new retail space within CBD is Lotte Shopping Avenue. The shopping center is located at the Ciputra World project development area at Satrio Street. Given its rapid construction progress, the shopping complex is expected to be oicially in operations by the irst quarter of 2013 from the initial plan at the end of 2012. The functioning of the mall will add to the cumulative supply of retail space in CBD to reach 785,993 sqm. In 2013, occupancy rates are projected to experience an ascending trend source: Colliers International Indonesia. Business Unit Performance The revenue performance of Company business units has shown admirable results in 2012 supported by a favorable economic climate in Indonesia. Earnings registered at Rp2.9 trillion in 2012 or a 53 leap from Rp1.9 trillion in 2011. Meanwhile, better management of the cost of revenue has made it possible for the Company to achieve a Penghasilan Usaha Bersih dalam juta Rupiah Net Revenues in million Rupiah 2010 1,367,556 2011 1,927,530 2012 2,949,586 Laba Kotor dalam juta Rupiah Gross Proit in million Rupiah 2010 669,273 2011 924,913 2012 1,617,254 Jumlah Aset dalam juta Rupiah Total Assets in million Rupiah 2010 17,064,196 2011 17,707,950 2012 15,235,633 Laba Usaha dalam juta Rupiah Operating Proit in million Rupiah 2010 241,714 2011 286,430 2012 785,085 317 BAKRIELAND • Annual Report 2012 yang baik membuat Perusahaan berhasil mencatat peningkatan gross margin dari 48 pada tahun 2011 menjadi 54,8 pada tahun 2012. Keberhasilan Perusahaan dalam membukukan kinerja pendapatan yang baik tidak terlepas dari kerja keras seluruh jajaran manajemen dan karyawan Perusahaan dalam mengembangkan proyek-proyek yang memiliki kualitas baik. Perusahaan memiliki proyek-proyek di lokasi- lokasi yang strategis dalam skala besar, dengan konsep pembangunan yang menyeluruh sesuai keinginan konsumen. Kelangsungan bisnis Perusahaan juga diharapkan terus berkelanjutan dengan didukung oleh cadangan lahan land bank yang besar. Namun, peningkatan berarti pada beban bunga dan keuangan, cadangan kerugian penurunan nilai piutang, dan kerugian atas divestasi proyek jalan tol membuat Perseroan mencatat peningkatan rugi bersih dari Rp19,2 miliar pada tahun 2011 menjadi Rp1,2 triliun pada tahun 2012. surge in gross margin from 48 in 2011 to 54.8 in 2012. The Company’s success in posting satisfactory revenue performance would be unattainable without the hard work of all management ranks and Company employees in developing projects of exceptional quality. The Company has large-scale projects in strategic locations that ofer an all-embracing development concept tailored to consumer needs. Company business is also expected to remain sustainable with support from a vast land bank. Nevertheless, a signiicant increase in interest and inancial expense, allowance for impairment loss of trade receivables and losses to the divestment of the toll road project have resulted in a rise in net loss from Rp19.2 billion in 2011 to Rp1.2 trillion in 2012. 2012 2011 Penghasilan Usaha Bersih Rp Miliar Billion 2,950 1,928 Net Revenues Laba Kotor Rp Miliar Billion 1,617 925 Gross Proit Laba Usaha Rp Miliar Billion 785 286 Operating Proit Laba Rugi Bersih Rp Miliar Billion 1,202 19 Net Proit Loss Marjin Laba Kotor 54.8 48.0 Gross Proit Margin Marjin Laba Usaha 26.6 14.9 Operating Proit Margin 2012 2011 Jumlah Aset Rp Miliar Billion 15,236 17,708 Total Assets Kas Setara Kas Rp Miliar Billion 268 597 Cash Cash Equivalent Jumlah Liabilitas Rp Miliar Billion 6,071 6,806 Total Liabilities Jumlah Ekuitas Rp Miliar Billion 7,306 8,347 Total Equity Rasio Liabilitas terhadap Ekuitas 83.1 81.5 Debt to Equity Ratio Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada entitas induk | Equity attributable to parent entity 318 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Diskusi Analisa Manajemen Management Discussion Analysis Pencapaian Perusahaan dari segi pendapatan merupakan kontribusi dari unit-unit usaha Perusahaan, yaitu City Property, Landed Residential, dan Hotels Resorts. City Property adalah unit usaha Bakrieland yang mengembangkan proyek superblok Rasuna Epicentrum di kawasan CBD utama Kuningan Jakarta, dengan produk utama apartemen dan bangunan tinggi lainnya seperti perkantoran. Sedangkan Landed Residential merupakan unit usaha Perusahaan yang mengembangkan perumahan landed housing dengan proyek utamanya adalah perumahan Bogor Nirwana Residence yang berada di kawasan utama Kota Bogor. Sementara itu, Hotels Resorts merupakan unit usaha yang bergerak di bidang perhotelan, dengan proyek utamanya Pullman Bali Legian Nirwana dan Pan Paciic Nirwana Bali Resort yang berada di salah satu pusat pariwisata dunia, yaitu Bali. Unit City Property Unit City Property membukukan pendapatan sebesar Rp2.058,1 miliar, atau mengalami peningkatan sebesar 79,9 dari Rp1.143,9 miliar pada tahun 2011. Kenaikan pendapatan unit City Property ini disebabkan oleh penjualan lot tanah yang cukup besar pada lokasi Rasuna Epicentrum. Unit City Property Bakrieland merupakan penopang utama pendapatan Perusahaan yang memberikan kontribusi terbesar selama tahun 2012, yaitu 69,8 dari total pendapatan. Pendapatan dari Unit City Property dihasilkan dari penjualan lot tanah dan proyek-proyek bangunan tinggi high- rise diantaranya perkantoran Bakrie Tower, The Grove Condominium, The Grove Suites, proyek komersial Lifestyle Center dan apartemen The Wave. Bakrie Tower, proyek bangunan perkantoran 47 lantai yang menjadi lagship Perusahaan, telah selesai konstruksinya pada tahun 2009 dengan Company performance in terms of revenue is associated with the contribution of its business units, namely City Property, Landed Residential and Hotels Resorts. City Property is a Bakrieland business unit that develops the Rasuna Epicentrum superblock project at the main CBD area at Kuningan Jakarta of which its core products are apartments and other high-rise buildings such as oice premises. Landed Residential is another Company business unit that focuses on the development of landed housing with the Bogor Nirwana Residence as its main project located in a prime location in Bogor City. Meanwhile, Hotels Resorts is a business unit dedicated to the hotel business of which its main projects include Pullman Bali Legian Nirwana and Pan Paciic Nirwana Bali Resort situated in Bali as one of the world’s leading holiday destinations. City Property Unit The City Property Unit has recorded an income of Rp2,058.1 billion or a 79.9 jump from Rp1,143.9 billion in 2011. This sharp rise in revenue earned by City Property is attributed to the remarkable sales of lots at Rasuna Epicentrum. Bakrieland’s City Property Unit is the mainstay of corporate earnings, providing the highest contribution throughout 2012 at 69.8 of total Company revenue. Income from the City Property Unit is derived from the sales of lots and high-rise building projects, including the Bakrie Tower oice premises, The Grove Condominium, The Grove Suites, Lifestyle Center commercial project and The Wave apartment block. Bakrie Tower, an oice building towering at 47 loors, serves as the Company’s lagship project following the completion of its construction in 2009 in 319 BAKRIELAND • Annual Report 2012 sebagian besar saleable area telah terjual atau tersewa. Per 31 Desember 2012 take up rate telah mencapai sekitar 97,5, dimana sekitar 27,3 take up rate merupakan bagian yang tersewa. Demikian pula proyek Lifestyle Center, yang mulai beroperasi di bulan Maret 2010, per 31 Desember 2012 mencatat take up rate sebesar 95,3 dari total saleable area telah terjual atau dipesan untuk disewa. Sedangkan konstruksi pembangunan The Grove yang terdiri atas 2 tower kondominium dengan total 440 unit telah mencapai 62,1 hingga 31 Desember 2012, dan sebanyak 56 unit yang tersedia telah terjual. Proyek The Grove Suites hingga 31 Desember 2012 telah terjual 27 unit dengan progres konstruksi telah mencapai sekitar 94,2. Proyek lainnya adalah Wave Condominium yang terdiri dari 3 tower, yaitu Tower Coral, Sand, dan Breeze dengan total 828 unit apartemen. Konstruksi pembangunan tower Coral dan Sand telah mencapai 96,3 di akhir Desember 2012. Tingkat penjualan tower Coral dan Sand sangat baik mencapai sekitar 56,3, sedangkan konstruksi pembangunan Breeze mencapai 28,7 di akhir tahun 2012. Di samping proyek-proyek di atas, Bakrieland bekerjasama dengan Perumnas, mengembangkan proyek rumah susun sederhana milik Rusunami Sentra Timur Residence di Jakarta Timur, untuk mendukung program pemerintah dalam pembangunan tempat hunian 1.000 tower. Pada tahap pertama, dikembangkan 3 tower yang memiliki total 1.327 unit, dengan rencana pengembangan keseluruhan hingga 11 tower. Pada akhir 31 Desember 2012, progres konstruksi Sentra Timur Residence telah mencapai 100 dengan tingkat penjualan mencapai sekitar 78, which most of its saleable area has been sold or leased. As of 31 December 2012, the take up rate has reached roughly 97.5 from which 27.3 is on lease. The Lifestyle Center project that began operations in March 2010, as of 31 December 2012 has similarly attained an impressive take up rate of 95.3 from total saleable area which has either been sold or reserved for lease. The construction of The Grove project that comprises 2 condominium towers with a total of 440 units has reached 62.1 in progress by 31 December 2012, and some 56 available units have been sold. The Grove Suites by 31 December 2012 has sold 27 units while construction has reached 94.2 near completion. Another project is the Wave Condominium that consists of 3 towers – Coral, Sand and Breeze towers – accommodating a total of 828 apartment units. The construction of the Coral and Sand towers has reached 96.3 at the end of December 2012. Sales igures for the Coral and Sand towers have been commendable at 56.3, while the development of the Breeze Tower has reached 28.7 of the construction phase by the end of 2012. In addition to the aforementioned projects, Bakrieland has worked in concert with the Perumnas state-owned housing company to develop the Sentra Timur Residence low-cost apartment complex at East Jakarta, as part of the Company’s support for government plans to build 1,000 apartment towers. In the irst stage, development will focus on 3 towers with a total of 1,327 units to be later expanded to a total of 11 towers. By 31 December 2012, construction progress at Sentra Timur Residence has reached 100 and managed to secure a sales rate of 78 from which 1,035 apartment units have 320 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Diskusi Analisa Manajemen Management Discussion Analysis dimana sejumlah 1.035 unit Rusunami telah terjual. Lokasi Sentra Timur Residence yang strategis berdekatan dengan akses jalan tol JORR Jakarta Outer Ring Road dan fasilitas yang cukup lengkap merupakan faktor utama suksesnya proyek ini, dan diharapkan penjualan Rusunami Sentra Timur Residence akan semakin meningkat seiring dengan selesainya konstruksi bangunan. Sementara itu beban pokok penjualan unit usaha City Property mengalami peningkatan yang lebih kecil dibandingkan dengan peningkatan pendapatan unit usaha City Property. Sebagai akibatnya, marjin laba kotor mengalami perbaikan dari 40,2 pada tahun 2011 menjadi 53,5 pada tahun 2012. Unit Landed Residential Pendapatan Unit Landed Residential mengalami peningkatan sebesar 38,3 pada tahun 2012 dari Rp376,8 miliar pada tahun 2011 menjadi Rp521,3 miliar pada tahun 2012. Peningkatan ini disebabkan oleh kenaikan penjualan perumahan di Bogor Nirwana Residence BNR dan Sentul Nirwana yang memberikan kontribusi sekitar 27,6 dan 38,2 dari total pendapatan Unit Landed Residential. Selain dari penjualan perumahan, pendapatan Unit Landed Residential juga berasal dari proyek lainnya yaitu The Jungle Waterpark, Aston Hotel Bogor, dan proyek komersial Orchard Walk. The Jungle Waterpark yang mulai beroperasi sejak tahun 2008 dan memiliki luas area sebesar 3,5 ha mampu menarik pengunjung sebanyak 919 ribu orang dan menghasilkan pendapatan sekitar Rp57,9 miliar pada tahun 2012, jumlah ini mengalami peningkatan dibandingkan pada tahun 2011 sebanyak 888 ribu orang dengan pendapatan sebesar Rp43,7 miliar. been sold. Its strategic location close to the JORR Jakarta Outer Ring Road toll road access and its inclusive facilities has been a primary factor for the project’s success. Sales of Sentra Timur Residence are expected to rise in line with the completion of all construction phases. Meanwhile, the cost of goods sold for the City Property business unit has increased less than the rise in the Unit’s revenue. As a consequence, gross proit margin saw an improvement from 40.2 in 2011 to 53.5 in 2012. Landed Residential Unit Income generated by the Landed Residential Unit has climbed 38.3 in 2012 from Rp376.8 billion in 2011 to reach Rp521.3 billion in 2012. This increase is due to a rise in housing sales at Bogor Nirwana Residence BNR and Sentul Nirwana, each contributing 27.6 and 38.2 from total Landed Residential Unit’s income. Apart from housing sales, the Landed Residential Unit also draws in income from other projects, such as The Jungle Waterpark, Aston Hotel in Bogor and the Orchard Walk commercial project. The Jungle Waterpark that extends across 3.5 hectares was irst opened to the public in 2008 and now manages to bring in 919 thousand visitors, yielding earnings worth Rp57.9 billion in 2012. This is an upward trend compared to 2011 with 888 thousand visitors and income amounting to Rp43.7 billion. 321 BAKRIELAND • Annual Report 2012 Kenaikan harga properti yang cukup signiikan pada tahun 2012 membuat marjin laba kotor unit usaha Landed Residential mengalami peningkatan dari 64,6 pada tahun 2011 menjadi 69 pada tahun 2012, demikian halnya dengan marjin laba operasi yang mengalami peningkatan dari 24,8 pada tahun 2011 menjadi 28,3 pada tahun 2012. Unit Hotels Resorts Pada tahun 2012, kontribusi dari unit usaha Hotels Resorts tercatat sebesar 12,6 dari total pendapatan, dimana pendapatan dari unit usaha ini mencapai Rp370,2 miliar atau mengalami penurunan sebesar 9 dibandingkan dengan Rp406,9 miliar pada tahun 2011. Penurunan ini disebabkan oleh penurunan pendapatan dari proyek Pullman Bali Legian Nirwana Condotel yang unitnya telah habis terjual di tahun sebelumnya. Sementara itu peningkatan beban pokok penjualan menyebabkan laba kotor mengalami penurunan dari Rp277,5 miliar pada tahun 2011 menjadi Rp156,1 miliar pada tahun 2012. Hal ini pada gilirannya mengakibatkan rugi usaha sebesar Rp118,4 miliar pada tahun 2012 dibandingkan dengan laba usaha sebesar Rp52,1 miliar pada tahun 2011. Kontribusi lainnya terhadap pendapatan unit usaha Hotels Resorts berasal dari Al-Saraya Bakrie Hotel, Pullman Bali Legian Nirwana, Grand Elty Singgasana, dan Krakatoa Nirwana Resort. Peningkatan pendapatan yang berarti dibukukan oleh Pullman Bali Legian Nirwana seiring dengan membaiknya iklim pariwisata di Indonesia, khususnya di Bali. Jumlah kunjungan wisatawan asing ke Bali mencapai hampir 3 juta orang selama tahun 2012, meningkat dibandingkan 2,7 juta pada tahun 2011 sumber: Biro Pusat Statistik. A signiicant rise in property prices in 2012 has correspondingly led to improved gross proit margin for the Landed Residential business unit from 64.6 in 2011 to 69 in 2012. Similarly, operating proit margin also rose from 24.8 in 2011 to 28.3 in 2012. Hotels Resorts Unit In 2012, contribution from the Hotels Resorts business unit accounted for 12.6 from total income, whereby earnings generated by this business unit amounted to Rp370.2 billion or a 9 drop compared to Rp406.9 billion in 2011. This declining trend is due to a decrease in income from Pullman Bali Legian Nirwana Condotel of which its units have all been sold in the previous year. Meanwhile, an increase to cost of goods sold has led to fall in gross proit from Rp277.5 billion in 2011 to Rp156.1 billion in 2012. This in turn prompted an operating loss of Rp118.4 billion in 2012 compared to an operating proit of Rp52.1 billion in 2011. Income for the Hotels Resorts business unit is also sourced from Al- Saraya Bakrie Hotel, Pullman Bali Legian Nirwana, Grand Elty Singgasana and Krakatoa Nirwana Resort. A signiicant increase in income posted by Pullman Bali Legian Nirwana attests to an improving overall situation that has been favorable to the tourism industry in Indonesia, particularly Bali. Some 3 million foreign visitors have traveled to Bali in 2012 which is an increase compared to 2.7 million international tourists in 2011 source: Central Bureau of Statistics. 322 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Kinerja Masing-Masing Sub-Sektor Perusahaan memiliki tiga sub- sektor yang menjadi pilar utama bisnis perusahaan yaitu sub-sektor apartemen, sub-sektor perumahan dan sub-sektor hotel resor. Di tahun 2012 sub-sektor yang memberikan kontribusi terbesar yaitu sub-sektor hotel resor dan sub-sektor perumahan. Proyek apartemen yang menjadi sumber pendapatan Perusahaan selama tahun 2012 terutama adalah The Grove Condominium, The Grove Suites, dan The Wave yang terletak di Rasuna Epicentrum Kuningan serta proyek apartemen bersubsidi Sentra Timur Residence di Jakarta Timur. Adapun proyek perumahan yang memberikan kontribusi utama terhadap pendapatan Perusahaan adalah proyek Sentul Nirwana dan Bogor Nirwana Residence. Kontribusi Penjualan Masing-Masing Sub-Sektor Sales Contributions of Each Sub-Sector dalam Miliar Rupiah Revenue YoY Changes in Billion Rupiah Keterangan 2012 to total revenue 2011 total revenue Nilai Value Description Perumahan 383.3 13.0 240.5 11.9 142.8 59.4 Landed Residential Apartemen 241.3 8.2 228.0 11.3 13.4 5.9 Apartment Kantor Strata 48.9 1.7 64.4 3.2 15.5 -24.0 Strata Oice Hotel Strata 26.3 0.9 182.2 9.0 155.9 -85.5 Strata Hotel Hotel Resor 480.8 16.3 366.8 18.2 114.1 31.1 Hotel Resort Wahana Air 57.9 2.0 43.7 2.2 14.2 32.5 Waterpark Kawasan Ritel Olah Raga 90.0 3.1 68.1 3.4 21.9 32.2 Retail Sports Area Sewa Kantor 53.5 1.8 47.0 2.3 6.5 13.9 Leased Oice Space Jasa Manajemen 156.9 5.3 118.5 5.9 38.4 32.4 Management Service Penjualan tanah 1,410.6 47.8 568.5 28.2 842.1 148.1 Sale of Land Lot Perumahan Pendapatan dari sub-sektor perumahan selama tahun 2012 tercatat sebesar Rp 383,3 miliar, atau meningkat sebesar 59,4 dari Rp240,5 miliar di tahun 2011. Penyumbang terbesar dari sub sektor perumahan berasal dari proyek perumahan Bogor Nirwana Residence Performance of Each Sub-Sector The Company has three sub-sectors that make up the Company’s main business pillar, namely the apartment, housing and hotel resort sub-sectors. In 2012, the hotel resort and housing sub- sectors have contributed the most to Company revenue. Apartment projects that have been the main source of income for the Company throughout 2012 are The Grove Condominium, The Grove Suites and The Wave located at Rasuna Epicentrum Kuningan, and the Sentra Timur Residence subsidized apartment project in East Jakarta. As for housing projects, the Sentul Nirwana and Bogor Nirwana Residence have been the largest contributor to Company earnings. Housing Earnings from the housing sub-sector in 2012 amounted to Rp 383.3 billion, or a 59.4 increase from Rp240.5 billion in 2011. The main income contributor from the residential sub-sector originates from the Bogor Nirwana Residence housing project in Bogor and Sentul Diskusi Analisa Manajemen Management Discussion Analysis 323 BAKRIELAND • Annual Report 2012 di Bogor dan Sentul Nirwana, yang masing-masing menyumbang sekitar 28 dan 38 dari total penjualan perumahan. Peningkatan penjualan sub-sektor perumahan terutama didukung oleh suku bunga KPR yang stabil dan cenderung menurun selama tahun 2012. Apartemen Pada tahun 2012, sub-sektor apartemen memberikan kontribusi pendapatan kepada Perusahaan sebesar Rp 241,3 miliar, atau mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2011 yang sebesar Rp228 miliar akibat semakin meningkatnya permintaan masyarakat. Per 31 Desember 2012, progres konstruksi untuk The Grove Condominium dan The Grove Suites telah mencapai masing-masing 62,1 dan 94,2, sementara The Wave mencapai sekitar 96,3. Proyek- proyek The Grove Condominium, The Grove Suites dan The Wave di Rasuna Epicentrum masih akan tetap memberikan kontribusi pendapatan di tahun mendatang, dimana pendapatan dari sub-sektor apartemen yang belum dapat diakui sales backlog pada 31 Desember 2012 mencapai Rp 218,9 miliar. Perkantoran Strata Dari sub-sektor perkantoran strata, Perusahaan mencatat penjualan sebesar Rp 48,9 miliar selama tahun 2012, atau turun sebesar 24 dibandingkan dengan Rp 64,4 miliar selama tahun 2011. Hal ini disebabkan terutama oleh penurunan penjualan proyek Lifestyle Center sebagai akibat dari semakin terbatasnya unit yang tersedia. Nirwana, each bringing in 28 and 38 from total housing sales. A rise in the sales of the housing sub-sector is primarily due to stable KPR interest rates with a declining trend throughout 2012. Apartment In 2012, the apartment sub-sector contributed Rp 241.3 billion to Company revenue, a decline from Rp228 billion in 2011 due to increased demand. As of 31 December 2012, construction progress for The Grove Condominium and The Grove Suites reached 62.1 and 94.2 respectively, while The Wave attained 96.3 near completion. The Grove Condominium, The Grove Suites and The Wave projects at Rasuna Epicentrum shall continue to put in their share of revenue contribution in years to come in which earnings generated by the apartment sub-sector from sales backlog on 31 December 2012 amounted to Rp 218.9 billion. Strata Oice From the strata oice sub-sector, the Company recorded sales worth Rp 48.9 billion in 2012, a 24 drop compared to Rp 64.4 billion in 2011. This is largely due to decreasing sales of the Lifestyle Center project as available units become increasingly limited. 324 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Hotel Strata Pada tahun 2012, Perusahaan memperoleh pendapatan dari hotel strata sebesar Rp 26,3 miliar, turun bila dibandingkan dengan pendapatan di tahun 2011 yang sebesar Rp182,2miliar. Hal ini disebabkan sangat terbatasnya unit yang tersedia di tahun 2012. Penjualan berasal dari proyek Pullman Bali Legian Nirwana yang berlokasi di Kuta, Bali dan proyek Aston Hotel, Bogor yang berlokasi di dalam kompleks perumahan Bogor Nirwana Residence. Hotel Resor Pendapatan dari Hotel Resor selama tahun 2012 mencapai Rp480,8 miliar, mengalami kenaikan sebesar 31,1 dibandingkan Rp366,8 miliar di tahun 2011. Pendapatan dari Hotel dan Golf di Bali memberikan kontribusi terbesar yaitu Rp 269,1 miliar, atau mencakup 56 dari total pendapatan dari Hotel Resort. Penyumbang terbesar kedua adalah Hotel Aston Bogor sebesar 15,2. Selama tahun 2012, Hotel Aston Rasuna mencatat kenaikan rata-rata tingkat hunian dari 88,5 di tahun 2011 menjadi 88,9. Sementara itu, tingkat hunian Pullman Legian Nirwana tercatat sebesar 73, mengalami penurunan dibandingkan tahun 2011 yang tercatat sebesar 76,3 akibat dari semakin tingginya persaingan usaha di kawasan tersebut. Tingkat hunian Nirwana Bali Resort mengalami peningkatan dari 43,1 di tahun 2011 menjadi 50 di tahun 2012. Pendapatan lainnya berasal dari Grand Elty Krakatoa yang juga mengalami kenaikan tingkat hunian dari 24 di tahun 2011 menjadi 28 di tahun 2012. Selain itu, Perusahaan juga memperoleh pendapatan dari Hotel Elty Tenggarong sebesar Rp12,3 miliar di tahun 2012. Strata Hotel In 2012, the Company secured income from the strata hotel sub-sector worth Rp 26.3 billion, a declining trend compared to income generated in 2011 at Rp182.2 billion. This is attributed to the limited number of units available for 2012. Sales are derived from Pullman Bali Legian Nirwana located in Kuta, Bali and Aston Hotel, Bogor nestled within the Bogor Nirwana Residence housing estate. Hotels Resorts Income from the Hotels Resorts sub-sector during 2012 amounted to Rp480.8 billion, which is a 31.1 surge compared to Rp366.8 billion in 2011. Earnings from Hotel and Golf in Bali presented the highest contribution at Rp269.1 billion that accounted for 56 from total income yielded by the Hotel Resort sub-sector. The second highest contributor is Aston Bogor Hotel at 15.2. Throughout 2012, Aston Rasuna Hotel experienced a rise in average occupancy rates from 88.5 in 2011 to 88.9. Meanwhile, the occupancy rate at Pullman Legian Nirwana reached 73, a descending trend compared to 2011 at 76.3 due to intensiied business competition. The occupancy rate for Nirwana Bali Resort, in contrast, improved from 43.1 in 2011 to 50 in 2012. Other sources of income originate from Grand Elty Krakatoa that also witnessed a rise in occupancy rate from 24 in 2011 to 28 in 2012. Furthermore, the Company also secures its income from Elty Tenggarong Hotel to the tune of Rp12.3 billion in 2012. Diskusi Analisa Manajemen Management Discussion Analysis 325 BAKRIELAND • Annual Report 2012 Secara umum harga rata-rata per kamar mengalami kenaikan di tahun 2012, yaitu sebesar 23,6 untuk hotel Pan Paciic Nirwana Bali Resort, 13,7 untuk Grand Elty Krakatoa dan 10,4 untuk Aston Rasuna Residence. Waterpark and Entertainment Waterpark The Jungle memberikan kontribusi pendapatan yang cukup baik, yaitu sebesar Rp 57,9 miliar di tahun 2012, mengalami peningkatan dari Rp43,7 miliar di tahun 2011. Jumlah pengunjung The Jungle selama tahun 2012 tercatat sebanyak 919.869 orang, atau mengalami peningkatan sebesar 3,5 dibandingkan dengan 888,477 orang di tahun 2011. Wahana rekreasi air ini merupakan proyek Bakrieland yang berlokasi di dalam perumahan Bogor Nirwana Residence dan mulai beroperasi secara komersial sejak awal tahun 2008. Di wahana yang sama, Perusahaan juga memiliki teater Cinema 4 Dimensi yang mencatat jumlah pengunjung sebanyak 43.244 di tahun 2012 mengalami penurunan sebesar 32,5 dibandingkan tahun sebelumnya akibat adanya penutupan operasional sementara di bulan Februari dan Maret 2012. Disamping the Jungle, perusahaan juga memiliki Jungleland Adventure Theme Park Jungleland yang terletak di kawasan Sentul Nirwana. Jungleland memiliki luas area 35ha dengan lebih dari 41 wahana dan atraksi dan merupakan Theme Park terbesar di Indonesia. Sampai dengan akhir tahun 2012, terdapat 5 zona yang sedang dibangun, yaitu Downtown, Carnival, Explora, Tropicalia, dan Mysteria. Adapun progres pembangunannya berturut-turut adalah 87, 75, 15, 44, dan 34. Soft launching direncanakan akan dilaksanakan pada awal Mei 2013 dan pembangunan untuk seluruh wahana ditargetkan selesai pada akhir tahun 2013. The average room rates experienced an increase in 2012 to as much as 23.6 for Pan Paciic Nirwana Bali Resort, 13.7 for Grand Elty Krakatoa and 10.4 for Aston Rasuna Residence. Waterpark and Entertainment The Jungle Waterpark has contributed signiicantly to Company revenue at Rp 57.9 billion in 2012, a rise from Rp43.7 billion in 2011. Some 919,869 people have visited The Jungle throughout 2012, which is a 3.5 increase compared to 888.477 people in 2011. The recreational facility is a Bakrieland project located within Bogor Nirwana Residence and started commercial operations in early 2008. The Waterpark also features a four dimension cinema that managed to attract 43,244 visitors in 2012, a 32.5 drop compared to the previous year due to temporary closure in February and March 2012. Apart from The Jungle, the Company also owns Jungleland Adventure Theme Park Jungleland located at Sentul Nirwana. Jungleland, covering an area of 35 hectares with more than 41 amusement rides and attractions, is the largest theme park in Indonesia. By the end of 2012, ive zones are being developed, namely Downtown, Carnival, Explora, Tropicalia and Mysteria and each respectively at 87, 75, 15, 44 and 34 into completion. Its soft launching is scheduled for early May 2013 and the development of all rides and attractions is projected to complete by the end of 2013. 326 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Diskusi Analisa Manajemen Management Discussion Analysis Bidang Retail Olahraga Pendapatan dari sub-sektor retail olahraga selama tahun 2012 tercatat sebesar Rp90 miliar atau mengalami kenaikan dibandingkan dengan Rp68,1 miliar di tahun 2011. Pendapatan dari subsektor ini terutama disumbangkan oleh penyewaan area perbelanjaan Plaza Festival, penjualan Orchard Walk di Bogor Nirwana Residence dan juga berasal dari keanggotaan Elite Club Rasuna yang mencapai 2.555 orang pada 31 Desember 2012. Untuk area komersial Plaza Festival, tingkat hunian tercatat sangat baik, yaitu meningkat dari 78,9 di tahun 2011 menjadi 98,3 di tahun 2012. Pangsa Pasar Konsep pembangunan properti yang terencana serta strategi pemasaran yang tepat membuat Perusahaan berhasil menjual setiap proyek properti yang dikembangkan, sehingga memiliki pangsa pasar yang cukup signiikan terutama untuk proyek-proyek residensial yang merupakan bisnis inti perusahaan. Apartemen Untuk pasar apartemen, proyek-proyek apartemen yang dikembangkan perusahaan di Rasuna Epicentrum memiliki pangsa pasar yang cukup besar yaitu sekitar 22,4 dari total apartemen yang berlokasi di Jakarta CBD. Perumahan Melalui Bogor Nirwana Residence, Perusahaan memiliki pangsa pasar sekitar 9 untuk proyek perumahan kelas menengah dan menengah-atas yang berlokasi di kota Bogor. Perkantoran Proyek-proyek perkantoran Perusahaan yang meliputi the Bakrie Tower, Wisma Bakrie 1, Wisma Bakrie 2, dan proyek perkantoran di Lifestyle Center serta Rasuna Oice Park memiliki pangsa sekitar 2,7 dari total pasar perkantoran di Jakarta CBD. Retail Sports Area Earnings from the retail sports area sub-sector in 2012 amounted to Rp90 billion, which is an increase compared to Rp68.1 billion in 2011. This sub-sector primarily derives its income from the lease of retail space at Plaza Festival, sales of Orchard Walk at Bogor Nirwana Residence and membership of Elite Club Rasuna that has reached 2,555 members by 31 December 2012. The occupancy rate for Plaza Festival’s commercial space has been satisfactory which saw an appreciable increase from 78.9 in 2011 to 98.3 in 2012. Market Share A well-planned property development concept bolstered by an accurate marketing strategy has helped Company successfully market every property project that it develops, allowing the Company to acquire a sizeable market share, primarily for residential projects as the Company’s core business. Apartments The Company’s apartment projects located at Rasuna Epicentrum have carved a signiicant slice of the market share at 22.4 from total apartments available at Jakarta CBD. Housing Through Bogor Nirwana Residence, the Company has secured 9 of market share for upper-middle class residential properties located in the city of Bogor. Oice Buildings The Company’s oice projects that include Bakrie Tower, Wisma Bakrie 1, Wisma Bakrie 2, Lifestyle Center and Rasuna Oice Park hold 2.7 market share for the oice market in Jakarta CBD. 327 BAKRIELAND • Annual Report 2012 Pusat perbelanjaan Perusahaan melalui Plaza Festival dan Lifestyle Center memiliki pangsa pasar untuk pusat perbelanjaan komersial di Jakarta CBD sekitar 4,7. Perhotelan Pangsa pasar Perusahaan untuk hotel bintang 5 di Bali sekitar 5,4 dan kurang lebih 2,4 untuk hotel di Jakarta CBD. Perkembangan Harga Produk Penetapan harga produk merupakan hal yang penting bagi sebuah perusahaan properti dan merupakan keputusan yang strategis. Meskipun dalam suatu periode terdapat peningkatan harga bahan-bahan bangunan serta inlasi, penyesuaian harga produk-produk properti tidak selalu bergerak dalam tingkat yang sama. Kebijakan penetapan harga dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi perekonomian secara umum, termasuk di dalamnya faktor daya beli calon konsumen. Di tahun 2012, properti perusahaan secara umum mengalami peningkatan sebesar 10-15. Apartemen Secara umum harga jual rata-rata apartemen perusahaan mengalami peningkatan di tahun 2012. Peningkatan harga jual tertinggi dibukukan oleh apartemen the Wave yang meningkat sebesar 22 dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara itu, harga jual untuk apartemen The Grove Condominium mengalami peningkatan sebesar 16,5 dan the Grove Suites mengalami peningkatan sebesar 9. Selama tahun 2012, penjualan unit apartemen marketing sales tercatat sebanyak 163 unit, mengalami peningkatan dibandingkan dengan 154 unit di tahun 2011. Hal ini dimungkinkan oleh peningkatan penjualan apartemen the Grove Condominium dari 25 unit di tahun 2011 menjadi 54 unit di tahun 2012. Sementara itu, baik apartemen the Grove Suites dan the Wave Shopping Centers Through Plaza Festival and Lifestyle Center, the Company has secured 4.7 of the market share for shopping complexes commercial at Jakarta CBD. Hotels The Company’s market share for ive- star hotels in Bali reaches 5.4, and roughly 2.4 for the hotel market at Jakarta CBD. Product Price Increases Setting the most appropriate product price as part of strategic decision making is crucial for a property developer. Although in a given period the industry may have to deal with price hikes in construction materials and inlation, price adjustments to property products do not necessarily commensurate with such price increases. Product prices are set by taking into account the general economic condition, including consumer purchasing power. In 2012, property companies mainly saw an increase of between 10 and 15. Apartment The average selling price of Company apartments has seen an upward trend in 2012. The highest price increase is experienced by The Wave apartment units at 22 compared to the previous year. The selling price for The Grove Condominium on the other hand rose 16.5, while The Grove Suites recorded a 9 increase. Throughout 2012, some 163 apartment units marketing sales were sold, which is an increase compared to 154 units in 2011. This is due to higher sales for apartments at The Grove Condominium from 25 units in 2011 to 54 units in 2012. The sales of apartments at The Grove Suites and The Wave in contrast fell in 2012 due 328 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Diskusi Analisa Manajemen Management Discussion Analysis mengalami penurunan penjualan di tahun 2012 akibat semakin banyaknya pilihan apartemen di daerah CBD di tahun 2012. to the availability of a broader range of apartment choices in CBD for 2012. Biaya Pengembangan termasuk tanah 2012 Development Cost including land 2012 The Grove The Wave The Grove Condo The Grove Suites Jumlah Biaya Proyek Rp miliar 994,6 193,5 376,7 Project Cost Rp billion Harga Jual Selling Price Terendah Rp jutasqm 10,6 28,1 11 Rp millionsqm Lowest Rata-rata Rp jutasqm 23,3 30,3 18,1 Rp millionsqm Average Tertinggi RP jutasqm 29,1 35,1 20,5 RP millionsqm Highest Harga Rata-rata Apartemen per m 2 dan Unit Terjual | Average price of apartment per m 2 and units sold 2012 Rp millionsqm 2011 Rp millionsqm Unit Terjual 2012 Unit Sold in 2012 Unit Terjual 2011 Unit Sold in 2011 The Grove Condo 23,3 20,0 54,0 25,0 The Grove Suites 30,3 27,8 24,0 34,0 The Wave 18,1 14,8 85,0 95,0 Perumahan Pada tahun 2012, beberapa proyek perumahan mencatat peningkatan harga jual tanah, yaitu proyek Sentul Nirwana dan Bogor Nirwana Residence BNR. Sentul Nirwana mencatat peningkatan harga jual rata-rata tanah tertinggi di tahun 2012 yaitu 36 menjadi Rp3 juta per meter persegi, sementara BNR hanya meningkat sebesar 13 menjadi Rp2,6 juta per meter persegi di tahun 2012. Sementara dari sisi harga jual per unit rumah, rata- rata harga jual per unit di tahun 2012 mengalami kenaikan di seluruh proyek dengan peningkatan tertinggi ditemui di proyek Sentul Nirwana sebesar 17, diikuti oleh Batam Nirwana Residence sebesar 16,6 dan BNR sebesar 7,6. Selama tahun 2012, total penjualan proyek-proyek perumahan di Bogor, Batam dan Sentul Nirwana Housing In 2012, several residential projects – Sentul Nirwana and Bogor Nirwana Residence BNR - recorded increases in the selling price of land. Sentul Nirwana has the highest increase in the average land sale price in 2012 at 36 to reach Rp 3 million per square meter, while BNR experienced a 13 rise to become Rp 2.6 million per square meter in 2012. In terms of sales price per housing unit, there is an average price increase in 2012 for all projects with the highest growth taking place at Sentul Nirwana for 17, followed by Batam Nirwana Residence for 16.6 and BNR for 7.6. In 2012, total sales of housing projects in Bogor, Batam and Sentul Nirwana 329 BAKRIELAND • Annual Report 2012 mencapai 1.027 unit rumah, meningkat dibandingkan dengan penjualan sebanyak 565 unit rumah di tahun 2011. reached 1,027 units, a signiicant leap compared to 565 units sold in 2011. Harga Beli Tanah, Biaya Pembangunan, Harga Jual Tanah dan Harga Jual Bangunan Land Purchase Price, Development Cost, Land Sale Price and Building Sale Price Bogor Batam Malang Sentul 2012 2011 2012 2011 2012 2011 2012 2011 Harga beli tanah mentah | Land purchase price Terendah | Lowest Rp000sqm 250 205 NA NA NA NA 260 200 Rata-rata | Average Rp000sqm 400 250 NA NA NA NA 380 230 Tertinggi | Highest Rp000sqm 550 400 NA NA NA NA 500 260 Biaya pembangunan | Development cost Terendah | Lowest Rp000sqm 2,500 2,300 1,900 1,900 NA 2,365 2,600 2,500 Rata-rata | Average Rp000sqm 2,850 2,756 2,029 2,029 NA 2,750 2,850 2,600 Tertinggi | Highest Rp000sqm 3,200 3,400 2,450 2,450 NA 3,245 3,100 2,700 Harga jual tanah | Land sale price excluding VAT Terendah | Lowest Rp000sqm 2,200 1,464 825 825 NA 1,818 1,650 1,200 Rata-rata | Average Rp000sqm 2,606 2,321 977 977 NA 2,883 3,000 2,185 Tertinggi | Highest Rp000sqm 4,500 3,577 1,300 1,300 NA 4,091 4,950 4,878 Harga jual bangunan | Building sale price excluding VAT Terendah | Lowest Rp000sqm 3,200 2,396 2,426 2,426 NA 2,500 3,350 2,730 Rata-rata | Average Rp000sqm 3,598 3,351 2,480 2,480 NA 2,754 3,685 2,818 Tertinggi | Highest Rp000sqm 4,700 4,050 2,990 2,990 NA 3,409 4,200 3,350 Harga Rata-Rata Tanah, Unit dan Jumlah Unit Terjual | Average land price, unit and units sold Harga Tanah | Land price Harga Unit | Unit price Unit Terjual | Units sold Rp millionsqm Rp millionsqm 2012 2011 2012 2011 2012 2011 Bogor Nirwana Residence 2,6 2,3 1.123,5 1.044,4 237,0 234,0 Batam Nirwana Residence 1,0 1,0 238,9 204,9 72,0 73,0 Ijen Nirwana Residence, Malang - 2,9 - 1.168,1 - 54,0 Sentul Nirwana 3,0 2,2 683,8 584,5 718,0 204,0 Hotel Strata Untuk proyek Pullman Bali Legian Nirwana, harga jual rata-rata selama tahun 2012 mengalami peningkatan sebesar 18 di tahun 2012, dengan jumlah unit terjual tercatat sebesar 19 unit. Penurunan jumlah penjualan di tahun 2012 merupakan akibat dari terbatasnya jumlah unit yang tersisa di proyek ini. Strata Hotels For Pullman Bali Legian Nirwana, the average sales prices in 2012 climbed 18 with 19 units sold. This drop in sales for 2012 is due to the limited number of remaining units available for this project. 330 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Diskusi Analisa Manajemen Management Discussion Analysis Sementara itu, proyek pembangunan Eaton Luxe Nirwana Bali dihentikan untuk sementara waktu terkait dengan adanya redesigning master plan Nirwana Bali Resort. Meanwhile, the development of the Eaton Luxe Nirwana Bali project had to be temporarily put on hold due to the need to redesign the master plan for the Nirwana Bali Resort. Harga Rata-Rata dan Jumlah Unit Terjual | Average Price and Units Sold Harga Rp jutam 2 | Price Rp millionm2 Unit Terjual | Units sold 2012 2011 2012 2011 Pullman Bali Legian Nirwana 28.3 24.0 19.0 40.0 Eaton Luxe Nirwana Bali - 21.3 - 18.0 Ikhtisar Keuangan Rp miliar | Financial Highlights Rp billion Keterangan 2012 2011 Pertumbuhan Growth Description Jumlah Aset 15,236 17,708 14 Total Asset Jumlah Liabilitas 6,071 6,806 11 Total Liability Jumlah Ekuitas 7,306 8,347 13 Total Equity Penghasilan Bersih 2,950 1,928 53 Net Income Laba Kotor 1,617 925 75 Gross Proit Laba Usaha 785 286 174 Operating Proit Laba Rugi Bersih 1,202 19 6,175.5 Net Proit Loss Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada entitas induk | Equity attributable to parent entity Jumlah laba rugi yang dapat di yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk | Total income loss attributable to owners of parent entity Laporan Laba Rugi Pendapatan Usaha Pendapatan usaha Bakrieland berasal dari penjualan produk-produk propertinya, baik dari penjualan produk yang bersifat jual putus development property maupun pendapatan dari produk-produk properti yang disewakan investment property. Pada tahun 2012, sumber-sumber penghasilan usaha Bakrieland berasal dari: • Apartemen. Proyek apartemen yang menjadi sumber pendapatan utama Perusahaan di tahun 2012 adalah The Grove Condominium dan The Grove Suites yang berada Proit and Loss Statement Operating Income Bakrieland’s operating income is derived from the sales of its property products, both from the sales of development property and investment property. In 2012, Bakrieland’s earnings are drawn from the following sources: • Apartments. The Company’s major source of income from its apartment projects includes The Grove Condominium and The Grove 331 BAKRIELAND • Annual Report 2012 dalam proyek Rasuna Epicentrum dan berlokasi di kawasan CBD utama Kuningan Jakarta. The Grove Condominium yang berdiri di atas lahan seluas 6.666 m 2 terdiri atas 2 menara dengan total 440 unit sedangkan Grove Suites berdiri di atas lahan seluas 1.400 m 2 hanya memiliki 1 menara dengan 151 unit. Kedua apartemen ini ditujukan untuk segmen menengah-atas. Sementara itu The Wave terdiri dari 9 menara dengan total 2.621 unit dan berdiri di atas lahan seluas 38.228 m 2 . • Perumahan Landed Residential. Proyek perumahan Bakrieland terbesar berlokasi di kawasan utama Bogor, dengan nama Bogor Nirwana Residence dengan luas area pengembangan sekitar 1,002 hektar dan Sentul Nirwana Bukit Jonggol Asri dengan luas area pengembangan lebih dari 12.000 hektar. Di samping itu, Bakrieland juga memiliki proyek perumahan di Batam yaitu Batam Nirwana Residence dengan luas area pengembangan 25 hektar. • Perkantoran Strata. Pendapatan dari proyek perkantoran strata terutama berasal Bakrie Tower di Rasuna Epicentrum, yang memiliki lebih kurang 62.273 m 2 useable area perkantoran. • Perkantoran Sewa. Pendapatan dari perkantoran sewa berasal dari 4 gedung perkantoran yang dimiliki Perusahaan, yaitu Bakrie Tower yang memiliki 18.954 m 2 leasable area, Wisma Bakrie 1 yang memiliki 11.410 m 2 leasable area, Wisma Bakrie 2 yang memiliki 18.999 m 2 leasable area dan Rasuna Oice Park yang memiliki 3.945 m 2 leasable area. Tingkat hunian dari keempat gedung ini adalah 94,7, 98, 85 dan 100 di tahun 2012. Suites located at Rasuna Epicentrum and the main CBD area in Kuningan Jakarta. The Grove Condominium that stands on 6,666 sqm of land consists of 2 towers with a total of 440 units, while Grove Suites extends across 1,400 sqm with a single tower that accommodates 151 units. Both apartment complexes are targeted at the upper-middle class segment. The Wave on the other hand has 9 towers with a total of 2,621 units built on an expanse of 38,228 sqm. • Landed Residential. Bakrieland’s largest housing project, known as Bogor Nirwana Residence is built on Bogor’s prime location covering an extensive area of 1,002 hectares. Other leading residential projects are Sentul Nirwana Bukit Jonggol Asri with more than 12,000 hectares of land and Batam Nirwana Residence that spreads across 25 hectares of land. • Strata Oice Buildings. Income from strata oice projects is mainly sourced from Bakrie Tower at Rasuna Epicentrum, with roughly 62,273 sqm of useable oice space. • Leased Oice Buildings. Earnings generated by leased oice premises are derived from 4 oice buildings owned by the Company, namely Bakrie Tower with 18,954 sqm leasable area, Wisma Bakrie 1 with 11,410 sqm, Wisma Bakrie 2 with 18,999 sqm and Rasuna Oice Park with 3,945 sqm. The occupancy rates for all four oice buildings are 94.7, 98, 85 and 100 respectively in 2012. 332 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Diskusi Analisa Manajemen Management Discussion Analysis • Hotel Strata. Pendapatan dari hotel strata terutama berasal dari proyek Pullman Bali Legian Nirwana yang berlokasi di Kuta, Bali. Hotel ini merupakan hotel berbintang 5 yang memiliki total 360 unit, dimana 80 unit diantaranya tidak untuk dijual namun untuk disewakan. Proyek hotel strata lainnya adalah Aston Hotel Bogor, yang berada di dalam kompleks perumahan Bogor Nirwana Residence dan merupakan hotel berbintang 4 dengan total 223 kamar, dimana 184 unit kamar adalah untuk dijual sedangkan 39 unit lainnya untuk disewakan. • Hotel Resor. Pendapatan dari Hotel Resor berasal dari hotel dan golf di Bali, hotel Aston yang terletak di kawasan Rasuna Epicentrum yang memiliki 450 kamar, resort di Lampung yaitu Krakatoa Nirwana Resort dengan 76 kamar serta Grand Elty Singgasana di Tenggarong dengan total 74 unit. • Edutainment Waterpark. Pendapatan ini berasal dari wahana rekreasi The Jungle Waterpark, yang berlokasi di dalam kompleks perumahan Bogor Nirwana Residence. The Jungle Waterpark terdiri atas kolam renang dengan berbagai ukuran dengan berbagai tema, giant aquarium, birdpark dan taman-taman yang bernuansa hijau. Selain itu, The Jungle Waterpark juga memiliki teater 4 dimensi. • Retail Sportcenter. Pendapatan ini berasal dari penyewaan ruang retail Plaza Festival yang berlokasi di kawasan Rasuna Epicentrum, yang memiliki kurang lebih 13.332 m 2 leasable area. Sedangkan pendapatan sportcenter merupakan pendapatan dari keanggotaan pusat kebugaran Elite Club Epicentrum di kawasan Rasuna Epicentrum, yang keanggotaannya pada tahun 2012 mencapai 2.555 orang. • Jasa Manajemen. Pendapatan dari jasa manajemen merupakan hasil dari pengelolaan gedung-gedung dan sarana-sarana pada proyek Bakrieland. • Strata Hotels. Income from strata hotels is primarily drawn from Pullman Bali Legian Nirwana located in Kuta, Bali. The hotel is a ive-star establishment with a total of 360 units from which 80 units are not for sale but for lease. Another strata hotel project is Aston Hotel Bogor situated within the Bogor Nirwana Residence housing estate and is a four-star hotel with a total of 223 rooms from which 184 units are for sale, while the remaining 39 units are for lease. • Hotels Resorts. Income from Hotels Resorts originates from hotel and golf in Bali, Aston Hotel located at Rasuna Epicentrum with 450 rooms, Krakatoa Nirwana Resort in Lampung with 76 rooms and Grand Elty Singgasana in Tenggarong with 74 units. • Edutainment Waterpark. The Jungle Waterpark located at the Bogor Nirwana Residence serves as the main source of income. The recreational facility features swimming pools of diferent sizes with distinct themes, a giant aquarium, bird park as well as gardens and parks. In addition, The Jungle Waterpark also has a four dimension theatre. • Retail Sports Center. Income is derived from the lease of retail space at Plaza Festival located at Rasuna Epicentrum, with roughly 13,332 sqm of leasable area. The sports center’s earnings originate from the membership of the Elite Club Epicentrum at Rasuna Epicentrum. Membership at the club by 2012 has reached 2,555 people. • Management Service. Income from management service is sourced from the management of buildings and facilities under Bakrieland projects. 333 BAKRIELAND • Annual Report 2012 Pendapatan bersih perusahaan tumbuh sebesar 53 dari Rp1.927,5 miliar di tahun 2011 menjadi Rp2.949,6 miliar di tahun 2012. Pendapatan Perusahaan terbesar berasal dari unit City Property yang tercatat sebesar Rp 2.058,1 miliar, atau mencakup 69,8 dari total pendapatan Perusahaan pada tahun 2012. Unit Residential juga memberikan kontribusi yang baik yaitu 17,7, sedangkan unit Hotel dan Resort menyumbang 12,6 dari total pendapatan Perusahaan. Pendapatan Usaha Berkelanjutan Sebagai perusahaan properti yang proyek utamanya adalah membangun apartemen dan perumahan, pendapatan Bakrieland juga dipengaruhi oleh stabilitas kondisi makro ekonomi. Ketika terjadi gejolak perekonomian seperti peningkatan suku bunga dan inlasi, atau terjadi luktuasi nilai tukar yang dapat meningkatkan harga bahan bakumaterial bangunan, maka kinerja keuangan Perusahaan akan sangat mungkin terpengaruh. Dalam rangka mengantisipasi risiko- risiko tersebut, Bakrieland berupaya memperkuat pendapatan yang bersifat tetap dengan memiliki proyek-proyek yang menghasilkan pendapatan berkelanjutan. Adapun sumber-sumber pendapatan berkelanjutan yang saat ini dimiliki Perusahaan adalah Perkantoran Wisma Bakrie 1 2, Aston Rasuna Residence, The Jungle Waterpark, Pan Paciic Nirwana Bali Resort, Plaza Festival dan Elite Club Epicentrum, Jasa Manajemen, gedung perkantoran Bakrie Tower, area komersial Lifestyle Center, Grand ELTY Krakatoa dan Pullman Bali Legian Nirwana. Untuk tahun 2012, jumlah pendapatan yang berasal dari proyek- proyek ini adalah sebesar Rp826,6 miliar atau sekitar 28 dari total pendapatan perusahaan. Jumlah ini meningkat dari Rp640 miliar di tahun 2011, namun secara kontribusi mengalami penurunan dari 33,2 dari total pendapatan perusahaan. The Company’s net income grew 53 from Rp1,927.5 billion in 2011 to Rp2,949.6 billion in 2012. The lion’s share of Company earnings comes from the City Property Unit for Rp 2,058.1 billion or representing 69.8 from Company’s total income in 2012. The Residential Unit also contributed considerably at 17.7, while income from the Hotel and Resort Unit accounted for 12.6 from total Company income. Recurring Income As a property company whose main business is the development of apartments and residential properties, Bakrieland’s income is also afected by the stability of macro economic conditions. In the event of economic volatility, such as rising interest rates and inlation, or luctuations in exchange rate that can drive the price of raw construction materials upwards, the Company’s inancial performance will most likely be afected. To anticipate such risks, Bakrieland makes an efort to strengthen the sources of permanent income by developing projects that generate recurring revenue. The sources of recurring income that the Company now rely on include oice buildings Wisma Bakrie 1 2, Aston Rasuna Residence, The Jungle Waterpark, Pan Paciic Nirwana Bali Resort, Plaza Festival and Elite Club Epicentrum, Management Service, Bakrie Tower, Lifestyle Center, Grand ELTY Krakatoa and Pullman Bali Legian Nirwana. In 2012, total income from these projects amounted to Rp826.6 billion or 28 from total Company income. This is an increase from Rp640 billion in 2011, but in terms of contribution, igures have decreased from 33.2 of total Company revenue. 334 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Diskusi Analisa Manajemen Management Discussion Analysis Pengakuan pendapatan Pendapatan diakui ketika kemungkinan besar manfaat ekonomi masa depan akan mengalir ke Grup dan manfaat ini dapat diukur secara andal. Kriteria spesiik berikut juga harus dipenuhi sebelum pendapatan diakui. Pendapatan dari penjualan real estat diakui berdasarkan PSAK 44 mengenai “Akuntansi Aktivitas Pengembangan Real Estat” paragraf 6-23, paragraf 23-32 dan paragraf 33-36 sebagai berikut: i Pendapatan dari penjualan bangunan rumah tinggal, rumah toko dan bangunan sejenis lainnya beserta kavling tanahnya diakui dengan metode akrual penuh full accrual method apabila seluruh kriteria berikut terpenuhi: 1. Proses penjualan telah selesai; 2. Harga jual akan tertagih; 3. Tagihan penjual tidak bersifat subordinasi terhadap pinjaman lain yang akan diperoleh pembeli di masa yang akan datang; dan 4. Penjual telah mengalihkan risiko dan manfaat kepemilikan unit bangunan kepada pembeli melalui suatu transaksi yang secara substansi adalah penjualan dan penjual tidak lagi berkewajiban atau terlibat secara signiikan dengan unit bangunan tersebut. ii Penjualan bangunan kondominium, apartemen dan perkantoran diakui dengan menggunakan metode persentase penyelesaian apabila seluruh kriteria di bawah ini dipenuhi, yaitu: 1. Proses konstruksi telah melampaui tahap awal, yaitu pondasi bangunan telah selesai dan semua persyaratan untuk memulai pembangunan telah terpenuhi; 2. Jumlah pembayaran oleh pembeli telah mencapai 20 dari harga jual yang telah disepakati dan jumlah tersebut tidak dapat diminta kembali oleh pembeli; dan Revenue recognition Revenue is recognized to the extent that it is probable that the economic beneit will low to the Group and the revenue can be reliably measured. The following speciic recognition criteria must also be met before revenue is recognized. Revenues from real estate sales are recognized in accordance with PSAK No. 44 on “Accounting for Real Estate Development Activity” paragraph 6-23, paragraph 23-32 and paragraph 33-36 as follows: i Revenues of selling houses, shop houses and other similar property and the lots of land are recognized under full accrual method if all of the following criterion are met: 1. Selling process is done; 2. The selling price is collectible; 3. A sales invoice is insubordinately toward other borrowing that will gain by the buyer next time; and 4. The seller has transferred the risks and reward of ownership of building to the buyer in transaction which substantially is a sales and the seller does not have any liability and involve in signiicantly with those unit. ii The sale of condominiums, apartments and oice buildings, are recognized using the percentage of completion method if all of the following criteria are satisied, which are: 1. The construction process has already commenced, that is the building foundation has been completed and all of the requirements to commence construction have been fulilled; 2. Total payment by the buyer at least 20 of the agreed selling price and the amount could not refundable; and 335 BAKRIELAND • Annual Report 2012 3. Jumlah pendapatan penjualan dan biaya unit bangunan dapat diestimasi dengan andal. Pendapatan dari penjualan tanah dan rumah tinggal diakui dengan metode deposit Deposit method dengan kriteria sebagai berikut: - Penjual tidak mengakui pendapatan atas transaksi penjualan unit real estat, penerimaan pembayaran dari pelanggan dibukukan sebagai uang muka. - Piutang dari penjualan transaksi unit real estat tidak diakui. - Unit real estat tersebut tetap dicatat sebagai aset penjual, demikian juga dengan liabilitas yang terkait dengan unit real estat tersebut, walau kewajiban tersebut telah dialihkan kepada pelanggan. - Unit real estat tersebut tetap dicatat sebagai aset penjual, demikian juga dengan liabilitas yang terkait dengan unit real estat tersebut, walau kewajiban tersebut telah dialihkan kepada pelanggan. Metode yang digunakan untuk menentukan persentase penyelesaian adalah berdasarkan biaya aktual yang telah dikeluarkan dibandingkan dengan estimasi jumlah biaya yang harus dikeluarkan untuk pengembangan proyek real estat tersebut. Beban Pokok Penghasilan Di tahun 2012, Perusahaan mencatat peningkatan sebesar 32,9 pada beban pokok penghasilan menjadi Rp1.332 miliar. Karena kenaikan ini lebih kecil dibandingkan dengan kenaikan penghasilan usaha, Perusahaan mencatat peningkatan laba kotor sebesar 74,9 menjadi Rp1.617,6 miliar di tahun 2012. 3. The total revenues and expenses of the property can be really estimated. Revenues of selling land, houses and shop houses recognized by Deposit Method under the following criteria: - The seller did not recognize revenues of selling real estate, advanced received from customer recognized as unearned revenues. - Receivables from transaction of selling unit of real estate are not recognized. - The unit real estate sold is recorded as the sellers assets, either liability is recorded, even the liabilities have been transferred to customers. - The unit real estate sold is recorded as the sellers assets, either liability is recorded, even the liabilities have been transferred to customers. The method used to determine the percentage of completion that is based on actual cost incurred compared with the estimated cost that should be expense for the development of real estate project. Cost of Revenue In 2012, the Company saw a 32.9 rise in its cost of revenue to the amount of Rp1,332 billion. As this increase is less than the growth in revenue, the Company posted a gross proit increase of 74.9 to reach Rp1,617.6 billion in 2012. 336 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Diskusi Analisa Manajemen Management Discussion Analysis Beban Usaha Komponen utama dari beban usaha Perusahaan adalah beban penjualan serta beban umum dan administrasi. Beban penjualan sebagian besar terdiri dari biaya iklan dan promosi serta komisi penjualan. Beban penjualan mengalami peningkatan sebesar 5,5 dari Rp101,1 miliar di tahun 2011 menjadi Rp106,6 miliar di tahun 2012. Termasuk dalam beban penjualan adalah biaya iklan dan promosi yang mengalami peningkatan sebesar 14,2 di tahun 2012 seiring dengan program diluncurkan oleh perusahaan. Namun komisi penjualan mengalami penurunan sebesar 6,5 menjadi RpRp38,9 miliar di tahun 2012 akibat adanya penjualan yang terjadi di tahun 2011 yang pendapatannya diakui di tahun 2012. Sehingga komisi penjualan telah terjadi di tahun 2011. Sementara itu beban umum dan administrasi mengalami peningkatan sebesar 35 dari Rp537,4 miliar di tahun 2011 menjadi Rp725,6 miliar di tahun 2012. Komponen beban umum dan administrasi yang mengalami kenaikan yang cukup tinggi adalah komponen gaji, upah dan tunjangan, yang meningkat sebesar 41,1 dari Rp247,4 miliar di tahun 2011 menjadi Rp349,1 miliar di tahun 2012. Kenaikan beban gaji ini terutama disebabkan oleh banyaknya rekrutmen karyawan baru seiring dengan beberapa proyek baru yang diluncurkan oleh perusahaan. Beban gaji, upah dan tunjangan ini mencakup 48,1 dari total beban umum dan administrasi. Selain beban gaji, upah dan tunjangan, beban penyusutan juga mengalami peningkatan yang cukup berarti dari Rp83,8 miliar di tahun 2011 menjadi Rp99,4 miliar di tahun 2012. Beban ini mencakup 13,7 dari total beban umum dan administrasi di tahun 2012. Perusahaan juga mencatat peningkatan beban perbaikan dan pemeliharaan dari Rp49,4 miliar menjadi Rp58,7 miliar Operating Expense The main components of Company’s operating expenses include sales and general and administrative costs. Sales costs largely consist of advertising and promotion expenses, and sales commission. Sales costs have increased 5.5 from Rp 101.1 billion in 2011 to Rp 106.6 billion in 2012. Advertising and promotion expenses as part of sales costs experienced an increase of 14.2 in 2012 in line with projects launched by the Company. Sales commission in contrast dropped 6.5, thus totaling Rp 38.9 billion in 2012 due to sales made in 2011 and income recognized in 2012. As a result, sales commission was incurred in 2011. General and administrative costs have risen 35 from Rp537.4 billion in 2011 to Rp725.6 billion in 2012. A fairly signiicant increase in general and administrative costs is recorded for the salary, wage and allowance component that climbed 41.1 from Rp247.4 billion in 2011 to Rp349.1 billion in 2012. This rise in salary costs is primarily due to the recruitment of a considerable number of new employees in line with the Company’s launching of several new projects. Salary, wage and allowance expenses accounted for 48.1 of total general and administrative costs. Apart from salary, wage and allowance expenses, depreciation costs have also experienced an appreciable increase from Rp83.8 billion in 2011 to Rp99.4 billion in 2012. These expenses accounted for 13.7 of total general and administrative costs for 2012. The Company also recorded an increase in repair and maintenance costs from Rp49.4 billion to Rp58.7 billion in 2012. 337 BAKRIELAND • Annual Report 2012 di tahun 2012. Biaya perbaikan dan pemeliharaan aset-aset Perusahaan seperti gedung perkantoran, hotel, dan pusat perbelanjaan maupun kendaraan dilakukan secara rutin untuk memastikan bahwa seluruh aset Perusahaan berada dalam kondisi baik. Biaya untuk tenaga ahli mengalami peningkatan dari Rp23,9 miliar di tahun 2011 menjadi Rp27,2 miliar di tahun 2012. Tenaga ahli ini diperlukan untuk perencanaan infrastruktur bangunan, perencanaan desain baik eksterior dan interior serta arsitektur, dimana Perusahaan ingin memastikan bahwa konsep keseluruhan pembangunan berkualitas tinggi dan mampu bertahan dalam jangka panjang. Perusahaan juga memerlukan tenaga konsultan keuangan dimana Perusahaan menginginkan struktur pembiayaan terbaik untuk proyek-proyeknya. Penghasilan Beban Bunga dan Keuangan - Bersih Perusahaan mencatat peningkatan penghasilan beban bunga dan keuangan bersih dari Rp47,4 miliar di tahun 2011 menjadi Rp473,8 miliar di tahun 2012. Peningkatan ini terutama berasal dari peningkatan beban transaksi derivatif dari Rp20,8 miliar di tahun 2011 menjadi Rp309,8 miliar di tahun 2012 yang berasal dari meningkatnya probabilitas conversion option yang diakibatkan dari semakin dekatnya periode hak melakukan put option oleh bondholder atas Equity Link Bonds. Sementara itu, beban bunga bank dan lembaga keuangan juga mengalami kenaikan dari Rp32,3 miliar di tahun 2011 menjadi Rp161,3 miliar di tahun 2012 seiring dengan peningkatan hutang bank pada unit usaha properti. Penghasilan Beban Lain-lain Selain pendapatan dan beban dari aktivitas operasi, Perusahaan juga mencatat penghasilan dan beban yang berasal dari kegiatan non operasional Company assets such as oice buildings, hotels and shopping centers, and vehicles are maintained on a regular basis to ensure that all assets remain in mint condition. Costs incurred for expert services have risen from Rp23.9 billion in 2011 to Rp27.2 billion in 2012. Experts are required for building infrastructure planning, interior and exterior designing and architectural planning as the Company needs to ensure the development of high quality, durable and long-lasting properties. The Company also solicits the services of inancial consultants to guarantee the most viable inancing structure for its projects. Interest Income Expenses and Charges - Net Company’s interest income expenses and charges - net rose from Rp47.4 billion in 2011 to Rp473.8 billion in 2012. This increase is largely due to higher derivatives transaction costs from Rp20.8 billion in 2011 to Rp309.8 billion in 2012 as a result of higher probability of conversion option as the maturity date nears for bondholders to exercise the put option on equity-linked bonds. Meanwhile, bank and inancial institution interest expense increased from Rp32.3 billion in 2011 to Rp161.3 billion in 2012 in line with an addition of bank loans in property business unit. Other Income Expense Apart from income and expenses from operational activities, the Company also recorded income and expenses originating from other non-operational 338 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Diskusi Analisa Manajemen Management Discussion Analysis lainnya. Di tahun 2012, Perusahaan membukukan penghasilan beban lain-lain bersih sebesar Rp71 miliar. Beban lain-lain ini terutama berasal dari pembayaran bagi hasil kepada pemilik unit condotel sebesar Rp42 miliar dan adanya denda pajak sebesar Rp36,7 miliar. Perpajakan Beban pajak tahun berjalan Perusahaan dan Anak perusahaan ditentukan berdasarkan laba kena pajak pada tahun yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku di Indonesia. Lebih lanjut, pajak penghasilan sewa dan jasa pemeliharaan yang dikenakan pajak penghasilan inal, beban pajak diakui proporsional dengan jumlah penghasilan menurut akuntansi. Perusahaan dan Anak perusahaan menerapkan metode penangguhan pajak untuk menentukan manfaat beban pajak sesuai dengan PSAK No. 46, “Akuntansi Pajak Penghasilan.” Berdasarkan metode tersebut, Perusahaan mengakui aset dan kewajiban pajak tangguhan atas pengaruh pajak di masa yang akan datang yang mencerminkan perbedaan antara nilai tercatat aset dan kewajiban dengan masing-masing dasar pengenaan pajaknya. Kewajiban pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak, sedangkan aset pajak tangguhan hanya diakui jika terdapat kemungkinan penghasilan kena pajak di masa yang akan datang dapat dimanfaatkan terhadap perbedaan temporer tersebut. Perubahan aset dan kewajiban pajak tangguhan yang disebabkan oleh perubahan tarif pajak dibebankan pada tahun berjalan. Tidak terdapat pengakuan atas aset dan kewajiban pajak tangguhan yang berhubungan dengan pajak penghasilan inal. Amandemen terhadap kewajiban perpajakan dicatat pada saat diterimanya surat ketetapan, atau apabila dilakukan banding, ketika hasil banding sudah diputuskan. activities. In 2012, the Company’s other income expenses net amounted to Rp71 billion. Other expenses comprise mainly from proit-sharing payments to condotel unit owners of Rp42 billion and tax penalties amounting to Rp36.7 billion. Tax Tax expenses incurred by the Company and Subsidiaries for the current year are determined based on taxable proit in the given year calculated on the basis of tax rates applicable in Indonesia. Furthermore, income tax for lease and maintenance service subject to the inal income tax is recognized in proportional to the amount of income calculated in compliance with accounting standards. The Company and Subsidiaries apply the deferred tax method to determine tax receivable liability according to PSAK No. 46 concerning “Accounting for Income Tax”. Based on this method, the Company recognizes deferred tax assets and liabilities upon future tax impact which indicates the diference between the carrying value of assets and liabilities with the respective tax base. Deferred tax liabilities are recognized for all provisional tax diferences, while deferred tax assets are only recognized when future taxable income can be used for the said temporary diferences. Changes in deferred tax assets and liabilities resulting from adjustments to the tax rate shall be charged to the current year. There is no recognition for deferred tax assets and liabilities related to the inal income tax. Amendments to tax liabilities are recorded at the time of receipt of the directive, or upon iling for appeal when an appeal decision has been handed down. 339 BAKRIELAND • Annual Report 2012 Untuk tahun 2012 taksiran pajak bersih Perusahaan adalah sebesar Rp159,1 miliar, atau meningkat sebesar 54 dibandingkan dengan Rp103,3 miliar di tahun 2011. Laba Bersih Perusahaan mencatat peningkatan deisit pada laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk dari Rp19,2 miliar di tahun 2011 menjadi Rp1.202 miliar di tahun 2012, sebagai akibat dari tingginya beban bunga dan keuangan, cadangan kerugian penurunan nilai, kerugian akibat pembatalan penjualan unit rumah dan apartemen serta rugi bersih yang dicatat dari operasi yang telah dihentikan. Kas Bersih dari Aktivitas Operasi Arus kas dari aktivitas operasi Perusahaan sebagian besar berasal dari penerimaan kas dari pelanggan dikurangi dengan berbagai pembayaran dari kegiatan operasional termasuk kepada pemasok, karyawan, beban usaha, pembelian tanah serta pembayaran bunga dan pajak. Kas bersih dari aktivitas operasi pada tahun 2012 tercatat Rp817,5 miliar dibandingkan Rp1.268,9 miliar pada tahun 2011 seiring dengan meningkatnya penghasilan di tahun 2012. Kas Bersih dari Aktivitas Investasi Perubahan arus kas dari aktivitas investasi diantaranya karena perubahan pada aset tetap, investasi jangka pendek dan jangka panjang, penyertaan saham, penerimaan penjualan aset tetap serta perubahan pada dana dalam pembatasan. Pada tahun 2012, kas bersih Perusahaan dari aktivitas investasi tercatat sebesar Rp2.283,9 miliar dibandingkan dengan Rp610,6 miliar pada tahun 2011 terutama seiring dengan peningkatan pada penyertaan saham dan penambahan aset tetap. In 2012, the Company’s net tax estimate amounted to Rp159.1 billion, a sharp increase of 54 compared to Rp103.3 billion in 2011. Net Proit The Company experienced a higher deicit in terms of proit which is attributed to the ownership of the parent entity from Rp19.2 billion in 2011 to Rp1,202 billion in 2012, as a consequence of high interest and inancial expenses, allowance for impairment loss, loss on cancellation of sales of housing and apartments and net loss arising from terminated operations. Net Cash from Operating Activities Cash low provided by Company’s operating activities is mainly drawn from cash receipts from customers minus various payments for operating activities, including those paid to suppliers, employees, operating expenses, land procurement as well as interest and tax payments. Net cash from operating activities in 2012 amounted to Rp817.5 billion compared to Rp1,268.9 billion in 2011 in line with increasing of revenue in 2012. Net Cash from Investing Activities Changes in cash low provided by investing activities are partly due to changes in ixed assets, short-term and long-term investments, participating interest, income from sales of ixed assets and changes to restricted funds. In 2012, the Company’s net cash from investing activities amounted to Rp2,283.9 billion compared to Rp610.6 billion in 2011 in line with increase in participating interest and additional of ixed assets. 340 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Diskusi Analisa Manajemen Management Discussion Analysis Kas Bersih dari Aktivitas Pendanaan Perubahan arus kas dari aktivitas pendanaan sebagian besar mencakup perubahan pada pinjaman jangka pendek dan panjang termasuk obligasi serta perubahan utang dan piutang pihak berelasi. Kas bersih Perusahaan dari aktivitas pendanaan pada tahun 2012 tercatat sebesar Rp1.148,4 miliar di tahun 2012 dibandingkan dengan Rp394,5 miliar di tahun 2011. Kas bersih dari aktivitas pendanaan pada tahun 2012 antara lain berasal dari peningkatan pinjaman jangka panjang. Perusahaan akan tetap mengandalkan ketersediaan kas internal melalui aktivitas operasi Perusahaan operating cash inlow dengan didukung oleh pendanaan eksternal seperti hutang bank dan pendanaan dari pasar modal, guna memelihara tingkat likuiditas yang sehat di masa yang akan datang. Laporan Posisi Keuangan Aset Total aset Perusahaan tercatat mengalami penurunan dari Rp17.707,9 miliar pada 31 Desember 2011 menjadi Rp15.235,6 miliar pada 31 Desember 2012. Penurunan ini disebabkan oleh divestasi PT Bakrie Toll Road pada tahun 2012, yang memiliki total aset tetap sekitar Rp3 triliun. Persediaan Pada akhir tahun 2012, Perusahaan mencatat penurunan persediaan menjadi Rp1.695,4 miliar dari Rp1.816,3 miliar pada akhir tahun 2011. Persediaan ini timbul dari aktivitas operasi Perusahaan, yaitu pembangunan proyek properti yang menghasilkan bangunan siap jual, bangunan dalam penyelesaian, maupun dalam bentuk tanah. Lahan Cadangan Bagi perusahaan properti, ketersediaan cadangan lahan land bank dalam skala yang cukup besar dan terletak di lokasi yang strategis merupakan modal pokok yang akan menjamin kelangsungan Net Cash from Financing Activities Changes in cash low provided by inancing activities largely arise from changes in short-term and long-term loans, including bonds, and changes in related party’s loans and receivables. Company net cash from inancing activities in 2012 amounted to Rp1,148.4 billion in 2012 compared to Rp394.5 billion in 2011. Net cash from inancing activities in 2012 among others originate from an increase in long-term loans. The Company shall continue to rely on the availability of internal cash from the Company’s operating activities operating cash inlow bolstered by external inancing, such as bank loans and inancing from the capital market in order to maintain a healthy level of liquidity in years to come. Balance Sheet Assets Company’s total asset decreased from Rp17,707.9 billion in 31 December 2011 to Rp15,235.6 billion by 31 December 2012. This asset decrease is prompted by a divestment of Bakrie Toll Road in 2012 with a total ixed asset amounting to about Rp3 trillion. Inventory By the end of 2012, Company inventories decreased to Rp1,695.4 billion from Rp1,816.3 billion at the end 2011. These inventories are generated from company operations through the development of property projects that produce ready-to-sell buildings, buildings-in-progress or in the form of land. Land Bank For a property company, the availability of vast land banks situated in strategic locations is vital capital that guarantees business sustainability in years to come. The Company, in which one of its main 341 BAKRIELAND • Annual Report 2012 usaha di masa yang akan datang. Perusahaan yang salah satu produk utamanya adalah apartemen, memiliki cadangan lahan di kawasan Kuningan seluas 8,3 hektar per 31 Desember 2012, dimana hal ini merupakan salah satu perusahaan dengan landbank terbesar di kawasan CBD Jakarta. Semakin langkanya lahan kosong dengan luas area yang besar di kawasan CBD Jakarta, membuat nilai tanah di kawasan ini terus meningkat dari tahun ke tahun. Di samping apartemen, Perusahaan juga merupakan pengembang besar untuk produk properti perumahan atau Landed Residential. Perusahaan saat ini memiliki cadangan lahan seluas 793 hektar di kawasan utama Kota Bogor. Untuk kawasan hunian, Perusahaan melihat bahwa pengembangan perumahan di Bogor lebih menarik dibandingkan dengan daerah-daerah lain di sekitar Jakarta seperti Tangerang ataupun Bekasi seiring dengan pesatnya pembangunan di kota tersebut. Tahun 2012, Perusahaan juga tengah membangun proyek residensial Sentul Nirwana yang berlokasi di Sentul dengan cadangan lahan seluas 12.780 hektar. Hutang Salah satu sumber pendanaan Perusahaan untuk membiayai proyek- proyek yang sedang dibangun adalah dengan hutang, baik dari pasar modal yaitu obligasisukuk, maupun dari perbankan dan sumber lainnya. Hal ini dikarenakan Perusahaan membangun proyek-proyek properti dan infrastruktur dalam skala yang besar sehingga membutuhkan pendanaan yang juga besar. Hutang bank jangka pendek serta hutang bank dan lembaga keuangan jangka panjang di luar hutang obligasi tercatat sebesar Rp1,8 triliun pada 31 Desember 2012 atau menurun dibandingkan pada posisi 31 Desember 2011 yang sebesar Rp3,3 triliun. products is the apartment buildings, by 31 December 2012 owns 8.3 hectares of land bank in the Kuningan area which represents one of the property developers with the largest land bank within Jakarta’s main CBD area . Scarcity of vacant and sizeable plots of land within the main CBD area in Jakarta has driven land value upwards from year to year. In addition to apartment buildings, Company is also a leading developer for Landed Residential properties. At present, the Company owns 793 hectares of land bank at Bogor’s prime location. Bakrieland sees the development of landed residential properties in Bogor as being more lucrative compared to other areas around Jakarta such as Tangerang or Bekasi, in light of Bogor’s rapid development. In 2012, Bakrieland also develops the Sentul Nirwana mega residential project located at Sentul on a parcel of land bank stretching across 12,780 hectares. Debts One of the Company’s inancing sources to fund ongoing projects is through loans, either from the capital market such as bondssukuk, or from banking institutions and other sources. This is deemed necessary as Bakrieland is involved in the development of large-scale property and infrastructure projects, which require substantial funding. Short-term bank loans as well as long- term loans from banks and inancial institution, aside from payable bonds, amounted to Rp1.8 trillion on 31 December 2012, a decrease from Rp 3.3 trillion recorded on 31 December 2011. This declining trend is due to the 342 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Diskusi Analisa Manajemen Management Discussion Analysis Penurunan ini antara lain disebabkan oleh divestasi anak Perusahaan PT Bakrie Toll Road yang memiliki hutang bank dan lembaga keuangan sekitar Rp2 triliun. Sedangkan untuk total hutang obligasi mengalami sedikit kenaikan di tahun 2012 dari Rp1,5 triliun di tahun 2011 menjadi Rp1,8 triliun seiring dengan kenaikan nilai Equity-Linked Bond akibat perubahan nilai wajar. Equity-Linked Bond ini diterbitkan oleh anak Perusahaan sebesar US155 juta dan akan jatuh tempo pada tanggal 23 Maret 2015. Liabilitas Pada tanggal 31 Desember 2012, total liabilitas Perusahaan tercatat sebesar Rp 6.071,4 miliar atau mengalami sedikit peningkatan dibandingkan Rp6.805,9 miliar per 31 Desember 2011. Kenaikan liabilitas ini antara lain berasal dari kenaikan uang muka pelanggan seiring dengan peningkatan permintaan terhadap proyek-proyek yang dimiliki Perusahaan. Di samping itu, utang kepada pihak terkait juga mengalami peningkatan dari Rp145,3 miliar pada tahun 2011 menjadi Rp305,7 miliar pada tahun 2012 terutama disebabkan oleh meningkatnya pinjaman PT Bukit Jonggol Asri kepada PT Sentul City, Tbk. sehubungan dengan pengembangan proyek Jungleland. Ekuitas Pada tanggal 31 Desember 2012, ekuitas yang dapat diatribusikan kepada entitas induk tercatat sebesar Rp7.306,2 miliar, mengalami penurunan sebesar 12,4 dibandingkan dengan Rp8.346,9 miliar pada tahun 2011 akibat rugi bersih yang dicatat Perusahaan pada tahun tersebut. Struktur Permodalan Secara historis, Perusahaan memiliki struktur permodalan yang konservatif. Hal ini tercermin dari besaran rasio hutangnya yang mengandung bunga interest bearing liabilities terhadap ekuitas Perusahaan yang relatif rendah. divestment of the subsidiary PT Bakrie Toll Road that owes Rp2 trillion in loans from banks and inancial institutions. Total payable bonds, on the other hand, saw a slight increase in 2012 from Rp1.5 trillion in 2011 to Rp1.8 trillion in line with the rising value of Equity-Linked Bonds as a result of changes in fair value. Equity-Linked Bonds were issued by the Subsidiary for US155 million and shall mature on 23 March 2015. Liabilities On 31 December 2012, Company’s total liabilities reached Rp 6,071.4 billion, a slight increase from Rp 6,805.9 billion on 31 December 2011. This rise in liabilities is partly due to the higher amount of down payment that customers must pay in line with increasing demand for Company-owned projects. Furthermore, loans to related parties also saw an increase from Rp 145.3 billion in 2011 to Rp305.7 billion in 2012, primarily because PT Bukit Jonggol Asri has secured more loans from PT Sentul City, Tbk. for the development of the Jungleland project. Equity On 31 December 2012, equity related to the parent entity amounted to Rp7,306.2 billion, which is a 12.4 drop compared to Rp8,346.9 billion in 2011 due to net loss recorded by the Company in the said year. Capital Structure The Company historically takes on a conservative capital structure. This is relected in its relatively low debt ratio that contains interest-bearing liabilities against Company equity. The Company’s ratio is 0.49x in 2012 which has slid 343 BAKRIELAND • Annual Report 2012 Rasio tersebut dalam Perusahaan tercatat sebesar 0,49x pada tahun 2012, mengalami penurunan dibandingkan 0,59x pada tahun 2011. Kendati mengalami rugi bersih di tahun 2012, ekuitas Perusahaan tetap merupakan salah satu yang terbesar diantara perusahaan properti di Indonesia. Tingginya ekuitas ini mencerminkan komitmen pemegang saham atas kelangsungan jalannya Perusahaan dalam jangka panjang. Sebagai perusahaan properti, Perusahaan senantiasa mengandalkan ekuitasnya dalam melakukan pembelian aset terutama tanah. Dalam membiayai pembangunan proyek-proyek yang ada, selain dari ekuitas, perusahaan properti memerlukan sumber-sumber permodalan yang tepat. Sebagian besar hutang Perusahaan bersifat jangka panjang, dimana hal tersebut sejalan dengan karakteristik proyek-proyek properti Perusahaan yang bersifat jangka panjang seperti apartemen. Di samping itu, hutang jangka panjang juga memberikan leksibilitas waktu bagi Perusahaan dan mencerminkan kepercayaan kreditor yang baik. Ke depan, Perusahaan akan tetap menjaga struktur permodalannya agar tetap ideal, dengan menjaga tingkat hutangnya kurang dari 100 terhadap ekuitas. Sementara itu, terkait pinjaman, baik dari bank, lembaga keuangan, maupun institusi lainnya, jumlah pinjaman maupun jangka waktunya akan disesuaikan dengan jumlah dan jenis proyek yang dikerjakan. Rasio-Rasio Utama Solvabilitas Rasio solvabilitas menunjukkan kemampuan Perusahaan dalam memenuhi seluruh liabilitasnya, termasuk liabilitas inansialnya yaitu from 0.59x in 2011. Despite a net loss in 2012, Company equity has remained one of the highest among property companies in Indonesia. This high level of equity is mirrored in the commitment of shareholders to ensure the sustainability of Company operations. As a property developer, the Company shall consistently rely on its equity for the purchase of assets, primarily land. In inancing the development of ongoing projects, apart from equity, a property company also requires the appropriate capital sources. A larger proportion of Company loans are long-term, which are consistent with the characteristic of the Company’s property projects that are long-term by nature, such as the apartment projects. In addition, long- term debt also allows the Company time lexibility and relects creditors’ trust. In the future, the Company shall continue to maintain its capital structure at an ideal composition by making sure that its debt level is less than 100 against its equity. With regard to loans, either from banks, inancial institutions or other agencies, the amount of debt and its duration shall be in accordance with the amount and type of project undertaken. Key Ratios Solvability The solvability ratio demonstrates the ability of the Company to fulill its overall liabilities, including inancial obligations in the form of interest-bearing liabilities. 344 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Diskusi Analisa Manajemen Management Discussion Analysis hutang yang mengandung bunga interest bearing liabilities. Solvabilitas Perusahaan dapat diukur dengan membandingkan total liabilitas dengan total aset, maupun dengan membandingkan total liabilitas keuangan dengan total ekuitas. Kondisi solvabilitas Perusahaan juga dapat dilihat dari perbandingan antara liabilitas yang mengandung bunga dengan laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi EBITDA. • Solvabilitas atas Total Liabilitas Tingkat solvabilitas Perusahaan berdasarkan perbandingan antara total liabilitas dengan total aset Perusahaan per tanggal 31 Desember 2012 dan 31 Desember 2011 masing-masing adalah sebesar 40,2 dan 38,4. Sedangkan tingkat solvabilitas Perusahaan apabila berdasarkan perbandingan antara total liabilitas dengan ekuitas yang dapat diatribusikan kepada entitas induk per tanggal 31 Desember 2012 dan 31 Desember 2011 adalah masing-masing sebesar 84,5 dan 81,5. Rasio-rasio solvabilitas Perusahaan berada pada kisaran yang relatif moderat, dan mencerminkan besarnya aset dan ekuitas Perusahaan yang cukup mampu dalam memenuhi liabilitas Perusahaan. • Solvabilitas atas Liabilitas Mengandung Bunga Di samping itu, Perusahaan juga memiliki kemampuan yang cukup baik dalam memenuhi liabilitasnya terhadap hutang yang mengandung bunga interest bearing liabilities, dimana hal ini merupakan faktor yang umumnya dipandang penting oleh kreditur pemberi pinjaman. Salah satu rasio yang digunakan adalah dengan membandingkan total hutang berbunga terhadap ekuitas Perusahaan. Rasio hutang The Company’s solvability can be measured by comparing total liability to total assets, and between total inancial liabilities and total equity. Company solvability is also indicated by making a comparison of interest-bearing liabilities with earnings before interest, tax, depreciation and amortization EBITDA. • Solvability over Total Liability Company’s solvability based on comparison between total liabilities and total assets by 31 December 2012 and 31 December 2011 is at 40.2 and 38.4 respectively. When Company solvability is based on comparison between total liabilities and equity attributed to the parent entity for 31 December 2012 and 31 December 2011, the ratios are 84,5 and 81.5 respectively. The Company’s solvability ratios are within a relatively moderate range, and this relects the amount of Company assets and equity capable of fulilling Company liabilities. • Solvability over Interest-Bearing Liabilities Apart from the above, the Company has also demonstrated suicient capacity to fulill its obligation towards interest-bearing liabilities. This is a crucial factor that creditors normally take into serious consideration. One of the ratios applied is by comparing total interest-bearing liabilities with Company equity. The Company’s interest bearing liability-to-equity 345 BAKRIELAND • Annual Report 2012 Perusahaan terhadap ekuitasnya yang mengandung bunga pada tahun 2012 dan 2011 berturut-turut adalah sebesar 0,49x dan 0,59x. Rentabilitas Rasio rentabilitas menunjukkan kemampuan Perusahaan dalam menghasilkan keuntungan pada suatu periode tertentu. Rentabilitas Perusahaan antara lain diukur dengan rasio-rasio margin laba bersih, tingkat pengembalian aset return on assets, dan tingkat pengembalian ekuitas return on equity. Karena Perusahaan membukukan deisit pada jumlah laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk di tahun 2012 maka seluruh rasio ini tidak tersedia. Kolektibilitas Piutang Kolektibilitas piutang menunjukkan seberapa cepat piutang-piutang hasil penjualan Perusahaan dapat tertagih, untuk selanjutnya tercatat menjadi penjualan. Kolektibilitas piutang dapat diukur melalui umur piutang. Namun demikian, umur piutang masing-masing unit usaha Perusahaan memiliki perbedaan karakteristik yang cukup besar, karena adanya perbedaan jenis produk yang dijual pada masing- masing unit usaha. Untuk unit usaha Landed Residential dengan produk utama perumahan, umur piutangnya pada umumnya jauh lebih pendek dari unit usaha City Property yang memiliki produk utama apartemen. Hal ini disebabkan oleh jangka waktu pembangunan perumahan yang relatif pendek yaitu sekitar 5 hingga 6 bulan sedangkan pembangunan apartemen lebih panjang yaitu sekitar 2 tahun. Kebijakan Akuntansi yang Signiikan Laporan keuangan konsolidasian telah disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia “SAK” , yang mencakup Pernyataan dan Interpretasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia “DSAK”. ratio in 2012 and 2011 is 0.49x and 0.59x respectively. Rentability The rentability ratio signiies Company ability to generate proit within a given period. Company rentability among others is measured by ratios related to net proit margin, return on assets and return on equity. As the Company recorded a deicit in the amount of proit attributed to ownership of the parent entity in 2012, all of these ratios were unavailable. Collectability of Receivables The collectability of receivables refers to how quickly the Company can collect outstanding account receivables to later be recorded as sales. Collectability can be measured from receivables aging. Nevertheless, the age of receivables for each Company business unit have widely diferent characteristics due to distinctions in the type of product sold by each business unit. For the Landed Residential business unit with housing units as its main product, the age of receivables is much shorter than the City Property business unit where apartments are its core product. This is due to the relatively short duration required for developing housing units that takes an average of 5 to 6 months, while apartments take longer to build at roughly 2 years. Signiicant Accounting Policies Consolidated inancial statements have been prepared in conformity with the Statement of Standard Financial Accounting SAK applicable in Indonesia that covers the Statement and Interpretation issued by the Council on the Statement of Standard Financial 346 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Diskusi Analisa Manajemen Management Discussion Analysis Seperti diungkapkan dalam catatan- catatan terkait di bawah ini, beberapa standar akuntansi yang telah direvisi dan diterbitkan, diterapkan efektif tanggal 1 Januari 2012. Untuk penjelasan lengkap atas kebijakan akuntansi yang signiikan diungkapkan dalam Catatan 2 atas laporan keuangan konsolidasian dengan judul “Kebijakan Akuntasi yang Signiikan.” Transaksi dengan Pihak-Pihak Berelasi Efektif tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan menerapkan PSAK No. 7 Revisi 2010, “Pengungkapan Pihak pihak Berelasi”. PSAK revisi ini mensyaratkan pengungkapan hubungan, transaksi dan saldo pihak- pihak berelasi, termasuk komitmen, dalam laporan keuangan konsolidasian. Penerapan PSAK yang direvisi tersebut memberikan pengaruh terhadap pengungkapan terkait dalam laporan keuangan konsolidasian. Untuk detil informasi transaksi dengan pihak-pihak berelasi diungkapkan pada halaman 145 nomor 41 dengan judul “Transaksi dan Saldo Dengan Pihak-Pihak Berelasi” di catatan atas laporan keuangan konsolidasian. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing Transaksi dalam mata uang asing dijabarkan ke mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal transaksi. Pada tanggal laporan posisi keuangan, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing disesuaikan dengan kurs tengah Bank Indonesia yang berlaku pada tanggal transaksi terakhir untuk periode tersebut. Laba atau rugi kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, nilai tukar yang digunakan masing- masing adalah Rp9.670 dan Rp9.068 per US. Accounting DSAK of the Indonesian Accountants’ Association. As described below, several accounting standards that have been revised and issued have taken efect on 1 January 2012. A detailed explanation on signiicant accounting policies is provided in Notes 2 on consolidated inancial statements under the title “Signiicant Accounting Policies.” Transactions with Related Parties As of 1 January 2011, the Company has applied PSAK No. 7 2010 Revision on “Related Party Disclosures”. The revised PSAK requires the disclosure of relations, transactions and outstanding balances with an entity’s related parties, including commitments, in the consolidated inancial statements. The application of the revised PSAK shall afect disclosures associated with consolidated inancial statements. For more information on transactions with related parties, see page 145 number 41 on “Transactions and Balances of Related Parties” in the notes to consolidated inancial statements. Transactions and Balances in Foreign Currency Transactions in foreign currencies shall be described in Rupiah using the exchange rate prevailing at the date of transaction. On the date of the balance sheet, monetary assets and liabilities in a foreign currency shall be adjusted with Bank Indonesia’s middle exchange rate applicable at the date of the last transaction for the said period. Gains or losses arising from the conversion shall be credited or charged to the consolidated comprehensive proit and loss statement. On 31 December 2012 and 2011, the applicable exchange rate was Rp 9,670 and Rp 9,068 per US respectively. 347 BAKRIELAND • Annual Report 2012 Persediaan Harga perolehan persediaan real estat dialokasikan ke masing-masing proyek real estat dengan menggunakan metode identiikasi khusus untuk beban langsung dan berdasarkan meter persegi untuk beban fasilitas umum dan sosial. Harga perolehan persediaan real estat meliputi biaya perizinan, pembebasan ganti rugi tanah, pengurusan surat-surat tanah, pematangan tanah, prasarana, pengembangan dan pembangunan proyek, termasuk kapitalisasi bunga selama masa pembangunan dan pengembangan. Persediaan real estat yang berupa bangunan apartemen dengan hak kepemilikan strata title dicatat berdasarkan biaya perolehan yang ditentukan dengan menggunakan metode rata-rata dan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan dan estimasi nilai realisasi bersih. Nilai realisasi bersih merupakan estimasi nilai jual dikurangi biaya pengembangan untuk menghasilkan produk yang siap dijual dan biaya untuk merealisasi penjualan. Selisih antara harga perolehan dengan estimasi nilai realisasi bersih dibukukan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dalam akun “Beban Pokok Penjualan.” Bangunan dalam proses pengembangan dan bangunan yang siap untuk dijual dikelompokkan sebagai “Persediaan” di dalam laporan posisi keuangan konsolidasian. Persediaan makanan, minuman, perlengkapan dan barang dagangan hotel dinyatakan sebesar nilai terendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih. Biaya perolehan ditentukan dengan menggunakan metode rata-rata. Nilai realisasi bersih ditentukan berdasarkan taksiran harga jual yang wajar setelah dikurangi taksiran biaya yang diperlukan untuk menjual persediaan tersebut. Penyisihan penurunan nilai persediaan dilakukan untuk mengurangi nilai tercatat menjadi nilai realisasi bersih. Penyisihan persediaan usang atau Inventory The acquisition cost of real estate inventory is allocated to each real estate project by using the identiication method speciically for direct costs and based on per square meter for all expenses related to public and social facilities. The acquisition cost of real estate inventory covers the cost of licensing, land acquisition compensation, land certiicates, land maturation, infrastructure, project development and construction, including interest capitalization during the construction and development period. Real estate inventory in the form of apartment buildings with ownership right strata title is recorded based on acquisition cost determined through the average method and stated at the lower of acquisition cost or estimated net realizable value. Net realizable value is the estimated sales value minus the development cost for producing ready-for-sale products and the cost to actualize the sales. The diference between acquisition cost and estimated net realizable value shall be recorded in the consolidated comprehensive proit and loss statement under the “Cost of Goods Sold” account. Buildings in progress and those ready for sale shall be categorized as “Inventory” in the consolidation balance sheet. The inventory for hotel food, beverages, supplies and merchandise is stated according to the acquisition cost or net realizable value whichever is the lowest. Acquisition cost is determined through the average method. Net realizable value is calculated based on the estimated fair selling price after deduction of the estimated cost necessary for selling the inventory. Allowance for impairment of inventory is necessary for reducing the carrying amount to the net realizable value. Allowance for inventory obsolescence or slow-moving 348 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Diskusi Analisa Manajemen Management Discussion Analysis persediaan yang perputarannya lambat, ditentukan, jika ada, berdasarkan penelaahan atas kondisi masing-masing persediaan pada akhir tahun. Tanah Yang Belum Dikembangkan Tanah yang belum dikembangkan dinilai berdasarkan harga perolehan, yang meliputi antara lain biaya pembebasan ganti rugi, pengurusan surat-surat tanah dan pematangan tanah. Pada saat dimulainya pengembangan prasarana, nilai tanah tersebut akan direklasiikasi ke akun persediaan sebagai persediaan dalam pembangunan atau aset tetap sebagai proyek dalam penyelesaian. Properti Investasi Efektif 1 January 2012, Grup menerapkan PSAK No. 13 Revisi 2011, “Properti Investasi”. PSAK revisi ini mengatur pengakuan, pengukuran dan pengungkapan properti investasi yang meliputi pengukuran properti investasi yang diakui dalam akun sewa dicatat sebagai sewa pembiayaan dan pengukuran dalam laporan keuangan lessor atas properti investasi yang disediakan kepada lessee sebagai sewa operasi. Penerapan PSAK revisi ini tidak berdampak signiikan terhadap laporan keuangan konsolidasian. Properti investasi dinyatakan sebesar biaya perolehan termasuk biaya transaksi dikurangi akumulasi penyusutan dan penurunan nilai, jika ada, kecuali tanah yang tidak disusutkan. Jumlah tercatat termasuk bagian biaya penggantian dari properti investasi yang ada pada saat terjadinya biaya, jika kriteria pengakuan terpenuhi, dan tidak termasuk biaya harian penggunaan properti investasi. Properti investasi Grup terdiri dari tanah, bangunan, dan prasarana yang dikuasai Grup untuk menghasilkan sewa atau untuk kenaikan nilai atau kedua- duanya, dan tidak untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang inventory is determined, if any, based on an appraisal of the condition of the respective inventory at the end of the year. Undeveloped Land Land that has yet to be developed is valued based on the price of acquisition that among others cover the cost for land acquisition compensation, land certiicates and land maturation. At the start of infrastructure development, the land value shall be reclassiied under the inventory account as work-in-process inventory or ixed asset as a completed project. Investment Property As of 1 January 2012, the Group has applied PSAK No. 13 2011 Revision concerning “Investment Property”. This revised PSAK regulates on the recognition, valuation and disclosure of investment properties that include valuation of the investment property recognized in the lease account that is stated as inance lease, and valuation in the lessor’s inancial statement of investment property provided by the lessee is stated as operating lease. The application of this revised PSAK does not have a signiicant impact on the consolidated inancial statement. Investment property is stated as the amount of acquisition cost including transaction costs minus accumulated depreciation and impairment, if any, except non-depreciable land. The stated amount includes the portion of replacement costs from the investment property present at the time the costs are incurred, if the recognition criteria has been met, and excludes the cost of daily use of investment property. The Group’s investment property consists of land, building and infrastructure under the control of the Group for lease or increasing the property’s value, or both, and not for use in the production process or supply 349 BAKRIELAND • Annual Report 2012 atau jasa untuk tujuan administratif atau dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari. Penyusutan bangunan dan prasarana dihitung dengan menggunakan metode garis lurus selama umur manfaat aset tetap selama 20 tahun. Properti investasi dihentikan pengakuannya pada saat pelepasan atau ketika properti investasi tersebut tidak digunakan lagi secara permanen dan tidak memiliki manfaat ekonomis di masa depan yang dapat diharapkan pada saat pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian atau pelepasan properti investasi diakui dalam laporan laba rugi konsolidasian dalam tahun terjadinya penghentian atau pelepasan tersebut. Transfer ke properti investasi dilakukan jika, dan hanya jika, terdapat perubahan penggunaan yang ditunjukkan dengan berakhirnya pemakaian oleh pemilik, dimulainya sewa operasi ke pihak lain atau selesainya pembangunan atau pengembangan. Transfer dari properti investasi dilakukan jika, dan hanya jika, terdapat perubahan penggunaan yang ditunjukkan dengan dimulainya penggunaan oleh pemilik atau dimulainya pengembangan untuk dijual. Untuk transfer dari properti investasi ke properti yang digunakan sendiri, Grup menggunakan metode biaya pada tanggal perubahan penggunaan. Jika properti yang digunakan sendiri oleh Grup menjadi properti investasi, Grup mencatat properti tersebut sesuai dengan kebijakan aset tetap sampai dengan saat tanggal terakhir perubahan penggunaannya. Penggunaan Estimasi Penyusunan laporan keuangan konsolidasian sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum mengharuskan manajemen untuk membuat pertimbangan, estimasi dan of goods or services for administrative purposes or for sale in running daily business operations. The depreciation of buildings and infrastructure is calculated by using the straight-line method over the useful life of the ixed asset for 20 years. An investment property is no longer recognized at the time of release or when the investment property is no longer in permanent use and brings no economic beneit in the future that can be expected at the time of its release. Gains or losses arising from this termination or release of investment property are recognized in the consolidated proit and loss statement in the year of the termination or release. Transfer to investment property can only be made if and only if, there is a change in use as shown in the cessation of use by the owner, start of operating lease to another party or completion of development or construction. Transfer from property investment can only occur, if and only if, there is a change in use as demonstrated in the start of use by the owner or start of development for sale. For a transfer from investment property to property for own use, the Group adopts the cost method on the date of the change in use. If the property used by the Group becomes an investment property, the Group shall record the property according to applicable ixed asset policy until the last date of change in use. Use of Estimates Consolidated inancial statements prepared in compliance with generally accepted accounting principles require management to make considerations, estimates and assumptions that afect 350 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Diskusi Analisa Manajemen Management Discussion Analysis asumsi yang mempengaruhi jumlah aset dan liabilitas dan pengungkapan aset dan liabilitas kontijensi pada tanggal laporan keuangan konsolidasian serta jumlah penghasilan dan beban selama tahun berjalan. Hasil yang sebenarnya dapat berbeda dari jumlah yang diestimasi. Transaksi-Transaksi Of Balance Sheet Pada periode yang berakhir 31 Desember 2012, Perusahaan tidak melakukan transaksi yang dicatat secara of balance sheet. Prospek Perusahaan Di samping prospek makro ekonomi Indonesia dan industri properti yang positif, prospek usaha Perusahaan dan anak Perusahaan juga ditunjang oleh hal-hal sebagai berikut: • Lokasi dari proyek-proyek Perusahaan dan Anak Perusahaan yang strategis. Dalam usaha real estat dan properti, lokasi merupakan salah satu faktor utama dari suksesnya usaha pemasaran suatu proyek. • Adanya kesesuaian antara pemilihan target pasar dari setiap proyek dengan lokasi dan rancangan produknya. • Track record rekam jejak yang panjang dan baik sebagai pengembang properti di tanah air. Secara detail, prospek usaha dari tiap-tiap unit bisnis Perusahaan dapat dijabarkan sebagai berikut: ApartemenKondominium Meningkatnya minat untuk tinggal di pusat kota yang disebabkan oleh semakin padatnya lalu lintas, meluasnya daerah yang terkena banjir dan perubahan gaya hidup telah membuat permintaan atas unit-unit apartemen cenderung meningkat. Hal ini tentu berdampak sangat baik bagi Perusahaan yang saat ini sedang mengembangkan tiga proyek kondominium yaitu The Grove Condominium, The Grove Suites dan The Wave di Rasuna Epicentrum. the amount of assets and liabilities and disclosure of contingent assets and liabilities on the date of the consolidated inancial statement and amount of income and expenses for the current year. The actual results may difer from the estimated amount. Of Balance Sheet Transactions For the period that ends on 31 December 2012, the Company was not engaged in transactions recorded of balance sheet. Company Prospects Apart from macro economic prospects in Indonesia and promising projections for the property industry, the business prospect of the Company and Subsidiaries is also bolstered by the following aspects: • Strategic location of Company and Subsidiary projects. In the real estate and property business, location is a primary factor for the marketing success of a project. • Compatibility between selected target market of each project and product location and design. • Well-established and proven track record as a property developer in Indonesia. Details on business prospects for each Company business unit are as follows: ApartmentCondominium Growing interest in residing at the heart of the city given the increasing levels of traic congestion, more extensive lood-prone areas and lifestyle shifts has led to an upward spiral in the demand for apartments. This undoubtedly augurs well for the Company currently in the middle of developing three condominium projects, namely The Grove Condominium, The Grove Suites and The Wave at Rasuna Epicentrum. 351 BAKRIELAND • Annual Report 2012 Didukung oleh lokasi yang sangat strategis yaitu di Jalan H.R. Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, fasilitas pendukung yang sangat lengkap, komunitas yang telah terbentuk dan terdapatnya jalur TransJakarta, proyek apartemen yang sedang dikerjakan Perusahaan diproyeksikan memiliki prospek yang menjanjikan. Perumahan Mahalnya harga tanah di Jakarta dan semakin terbatasnya lahan di Jakarta, telah membuat daerah di sekitar Jakarta seperti Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi menjadi incaran bagi masyarakat yang bekerja di Jakarta. Dengan kondisi seperti ini, proyek perumahan Perusahaan terbesar yaitu Bogor Nirwana Residence BNR yang berlokasi di kota Bogor dan proyek mega residensial Sentul Nirwana di Sentul memiliki potensi yang cukup baik. Disamping memiliki lokasi yang strategis, proyek perumahan BNR Perseroan juga memiliki fasilitas yang sangat lengkap The Jungle dan kawasan retail serta komunitas yang telah terbentuk yang tercermin dari jumlah unit yang terjual telah melebihi 3.000 unit. Didukung promosi yang efektif, skema pembayaran yang beragam serta pembidikan segmen pasar yang tepat, proyek perumahan yang dikembangkan Perusahaan ini diharapkan dapat terus meningkatkan kinerja terbaiknya. Perkantoran Perusahaan mengelola dua gedung perkantoran yaitu Wisma Bakrie 1 dan Wisma Bakrie 2 yang memiliki lokasi strategis yaitu di pusat bisnis Jalan H.R. Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan. Tingkat hunian rata-rata dari Wisma Bakrie 1 dan Wisma Bakrie 2 di tahun 2012 masing-masing adalah 98 dan 85. Supported by highly strategic locations at H.R. Rasuna Said Street, Kuningan, South Jakarta, all-inclusive supporting facilities, established communities and easy access to the TransJakarta public transport route, apartment projects being developed by the Company shall consistently see bright business prospects. Housing The steep price of land in Jakarta and increasingly dwindling land availability in the city has turned suburban areas such as Bogor, Depok, Tangerang and Bekasi into much sought-after residential locations for those working in Jakarta. Under such circumstances, the Company’s largest housing project, Bogor Nirwana Residence BNR located in Bogor city and its mega residential project, Sentul Nirwana in Sentul hold tremendous business potential. Apart from its strategic location, the BNR residential project also boasts a complete range of facilities The Jungle and retail complex and an already lourishing community. Its success is relected in sales igures that show 3,000 units already taken. Supported by efective promotions, varied payment schemes and accurate market segmentation, residential projects developed by the Company are expected to maintain the best performance that they can ofer. Oices The Company manages two oice buildings, namely Wisma Bakrie 1 and Wisma Bakrie 2 strategically located at the business hub along H.R. Rasuna Said Street, Kuningan, South Jakarta. The average occupancy rate for Wisma Bakrie 1 and Wisma Bakrie 2 in 2012 reached 98 and 85 respectively. 352 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Diskusi Analisa Manajemen Management Discussion Analysis Perusahaan juga mengelola gedung perkantoran Bakrie Tower dan Lifestyle Center dengan tingkat hunian rata-rata sebesar 94,7 dan 92,8. Dengan kecenderungan membaiknya kondisi perekonomian di Indonesia yang dapat berujung pada percepatan roda usaha, diharapkan bisnis perkantoran juga akan membaik. Tingkat hunian gedung perkantoran di CBD Jakarta pada tahun 2012 cukup tinggi atau sekitar 97.3. Perhotelan Perusahaan memiliki beberapa hotel diantaranya Aston Rasuna Hotel Residence dengan tingkat hunian rata- rata di tahun 2012 sebesar 88,9 atau lebih tinggi dari rata-rata tingkat hunian hotel di CBD Jakarta sebesar 67,2 di tahun 2012 sumber: Property Market Data, Colliers International Indonesia, Aston Bogor Hotel Resort dengan tingkat hunian 68,3, Hotel Pullman Bali Legian Nirwana dengan tingkat hunian rata-rata sebesar 73 serta Hotel Pan Paciic Nirwana Bali Resort dengan tingkat hunian rata-rata sebesar 50. Dengan proyeksi perekonomian Indonesia yang tetap solid dan pertumbuhan sektor pariwisata nasional di tahun 2013, maka hotel-hotel yang berorientasi pada tamu bisnis di Jakarta ataupun pariwisata di Bali diproyeksikan akan tetap memiliki prospek yang cerah. Pusat Perbelanjaan Saat ini Perusahaan mengelola sebuah pusat perbelanjaan yang bernama Plaza Festival yang berlokasi di pusat bisnis di Jalan H.R. Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan dengan tingkat hunian yang hampir mendekati optimal yaitu 98,3 di tahun 2012. Tingkat hunian ini mengalami peningkatan dari 78,9 di tahun 2011 seiring dengan diselesaikannya revitalisasi Plaza Festival yang dilakukan oleh Perusahaan. The Company also runs the Bakrie Tower and Lifestyle Center oice premises with an average occupancy rate of 94.7 and 92.8. With an economic trajectory further improving in Indonesia that can well accelerate business growth, the oice sector is also expected to show brighter prospects. The occupancy rate for oice buildings at CBD Jakarta in 2012 has reached the impressive level of 97.3. Hotels The Company owns several hotels that include Aston Rasuna Hotel Residence with an average occupancy rate of 88.95 in 2012 which is higher than the average occupancy rate for hotels in CBD Jakarta at 67.2 in 2012 source: Property Market Data, Colliers International Indonesia, Aston Bogor Hotel Resort with an occupancy rate of 68.3, Pullman Bali Legian Nirwana Hotel at 73 and Pan Paciic Nirwana Bali Resort at 50. As Indonesia’s economic forecasts are expected to remain solid and the national tourism sector to grow rapidly in 2013, hotels oriented towards catering to the needs of business guests in Jakarta and tourists in Bali can continue to seize upon lucrative business opportunities. Shopping Centers The Company currently manages a shopping complex named Plaza Festival located at the business center at H.R. Rasuna Said Street, Kuningan, South Jakarta with a near optimal tenancy rate of 98.3 in 2012. This occupancy rate has surged from 78.9 in 2011 in line with the completion of the revitalization of Plaza Festival by the Company. 353 BAKRIELAND • Annual Report 2012 Kawasan Wisata Kemajuan dalam dunia usaha berpengaruh terhadap meningkatnya kesibukan kerja yang dapat meningkatkan kejenuhan, sehingga kebutuhan untuk berekreasi dan beristirahat dengan suasana berbeda merupakan hal yang diinginkan oleh orang-orang yang setiap harinya penuh dengan kesibukan kerja rutin. Dalam mengantisipasi permintaan yang muncul atas tempat wisata alternatif serta relatif sudah jenuhnya kawasan wisata seperti daerah Puncak dan Anyer, Perusahaan memiliki kawasan wisata petualangan terpadu di Lampung yang terencana dengan berbagai pilihan fasilitas. Dipilihnya Lampung sebagai lokasi pengembangan kawasan wisata tidak terlepas dari lokasi Lampung yang merupakan gerbang utama antara pulau Jawa dan pulau Sumatera. Realisasi Penggunaan Dana Dari Hasil Pelaksanaan Waran Seri II Rencana penggunaan dana dari hasil pelaksanaan Waran Seri II yang sebelumnya dimuat dalam prospektus PUT IV mengalami perubahan dan telah disetujui oleh Pemegang Saham yang diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa pada tanggal 18 Agustus 2011. Rencana Penggunaan Dana Yang Diubah Dan Telah Disetujui Oleh Pemegang Saham Dana yang akan diperoleh dari pelaksanaan Waran Seri II sebesar Rp1.152.683.398.845 akan digunakan oleh Perusahaan sebesar Rp150 miliar untuk melakukan pembayaran atas penyertaan modal pada PT Bukit Jonggol Asri BJA dan sisanya sebesar Rp1.002.683.398.845 seluruhnya untuk mendanai modal kerja Perusahaan. Harga Pelaksanaan Waran Seri II adalah Rp165, sementara jumlah Waran Seri II sebanyak 6.985.959.993 lembar saham. Tourist Destinations Advancements in the business world have to a certain degree led to hectic workloads reaching saturation point; hence rest and recreation in an entirely diferent environment has become a much needed break for those whose days are typically illed with the drudgery of everyday life. In anticipation of growing demand for alternative holiday destinations and relatively saturated tourist spots such as the Puncak area and Anyer, the Company owns a well-planned and integrated adventure tourism area in Lampung that ofers an assortment of facilities. Lampung was chosen as the location for the development of a tourism area because of its location as the main entryway that connects the islands of Java and Sumatera. Realization of Utilization of Funds from the Exercise of Series II Warrants Plans for the utilization of funds obtained from the exercise of Series II Warrants which previously included in the PUT IV prospectus have been amended and approved by Shareholders of which the decision was handed down during the Extraordinary General Meeting of Shareholders on 18 August 2011. Amended Fund Utilization Plan, Approved by Shareholders From the amount of funds generated from the exercise of Series II Warrants worth Rp1,152,683,398,845, at least Rp 150 billion will be utilized by the Company for payment of participating interest in PT Bukit Jonggol Asri BJA and the remaining Rp1,002,683,398,845 are entirely for inancing Company working capital. The exercise price for Series II Warrant is Rp165, and the number of Series II Warrants totaled 6,985,959,993 shares. 354 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Diskusi Analisa Manajemen Management Discussion Analysis Sampai batas akhir masa berlaku Waran Seri II pada tanggal 26 Januari 2012, jumlah Waran Seri II yang telah dikonversikan sebanyak 3.602.141.629 dengan nilai Rp594.353.368.785. Keseluruhan dana dari hasil pelaksanaan Waran Seri II tersebut digunakan untuk mendanai kebutuhan modal kerja Perusahaan. Realisasi Penggunaan Dana Dari Hasil Equity- Linked Bond Dana yang diperoleh dari hasil Equity- Linked Bond tahun 2010 dengan tingkat bunga tetap digunakan untuk kebutuhan modal kerja, pembiayaan kembali, keperluan umum Perusahaan, dan untuk mendanai transaksi Equity Swap. Transaksi Ailiasi dan Transaksi Material Selama tahun 2012, Perusahaan tidak melakukan aktivitas aksi korporasi yang material maupun transaksi yang mengandung benturan kepentingan. Ekspansi, Investasi, dan Divestasi Sepanjang tahun 2012, Perusahaan dan atau anak-anak Perusahaan melakukan aktivitas terkait ekspansi, investasi dan divestasi yang dapat dijelaskan sebagai berikut: Ekspansi Pada tanggal 26 November 2012, Perusahaan melalui anak perusahaannya PT Bakrie Swasakti Utama melakukan ekspansi melalui penyertaan modal pada PT Graha Multi Insani sebesar 18.034 saham atau 98,9 dari total saham yang dikeluarkan untuk pengembangan proyek kondotel Awana, Yogyakarta. Investasi Perjanjian jual beli saham bersyarat tanggal 3 Desember 2012 antara PT Bakrie Swasakti Utama dengan Minarak Labuan Co. L LTD sehubungan dengan pembelian 99,2 saham dalam PT Mutiara Mahsyur Sejahtera. Upon reaching the maturity date for Series II Warrants that fell on 26 January 2012, the number of converted Series II Warrants amounted to 3,602,141,629 shares and was worth Rp594,353,368,785. The entire amount of funds obtained from the exercise of Series II Warrants was utilized for inancing the Company’s working capital. Realization of Utilization of Funds from Equity-Linked Bonds Funds obtained from Equity-Linked Bonds in 2012 with ixed interest rates are utilized for working capital needs, re- inancing, Company’s general purposes, and to inance Equity Swap transactions. Ailiated and Material Transactions Throughout 2012, the Company has not engaged in any material corporate action and transaction with conlict of interest. Expansion, Investment and Divestment In 2012, the Company and or its subsidiaries have undertaken activities related to expansion, investment and divestment as presented below: Expansion In 26 November 2012, through its subsidiary PT Bakrie Swasakti Utama, the Company has expanded its business through participating interest in PT Graha Multi Insani for 18,034 shares or 98.9 of total shares issued for the development of the Awana condotel project in Yogyakarta. Investment Conditional sale and purchase of shares agreement dated 3 December 2012 between PT Bakrie Swasakti Utama and Minarak Labuan Co. L LTD in term of participating interest 99.2 in PT Mutiara Mahsyur Sejahtera. 355 BAKRIELAND • Annual Report 2012 Divestasi 1. Pada tanggal 25 Oktober 2012 berdasarkan PPJB, Perusahaan melalui anak perusahaannya PT Bakrie Infrastructure melaksanakan proses divestasi seluruh kepemilikannya di PT Bakrie Toll Road. 2. Pada tanggal 24 Oktober 2012, Perusahaan melalui anak perusahaannya PT Bakrie Nirwana Semesta dan PT Samudra Asia Nasional melepaskan seluruh kepemilikannya di PT Berkah Puhu Lestari. 3. Pada tanggal 22 November 2012, Perusahaan melalui anak perusahaannya PT Graha Andrasentra Propertindo melepaskan seluruh kepemilikannya di PT Duta Perkasa Unggul Lestari. 4. Pada tanggal 27 Desember 2012, Perusahaan melakukan divestasi dengan melepaskan seluruh kepemilikannya di PT Lido Nirwana Parahyangan dahulu bernama PT Fusion Plus Indonesia. Perubahan Peraturan Perundang- undangan yang Terkait dengan Properti Terdapat beberapa peraturan baru yang berpengaruh terhadap daya tarik sektor properti di Indonesia, yaitu: A. Peraturan terkait dengan pembiayaan dan pembayaran: 1. Surat Edaran Bank Indonesia No. 1410DPNP tertanggal 15 Maret 2012 tentang Penerapan Manajemen Risiko pada Bank yang Melakukan Pemberian Kredit Pemilikan Rumah dan Kredit Kendaraan Bermotor, yang merupakan bagian dari manajemen resiko perbankan berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No 58PBI2003 tentang Penerapan Manajemen Resiko Pada Bank umum. Ketentuan pada surat edaran Divestment 1. On 25 October 2012 based on PPJB, the Company through its subsidiary PT Bakrie Infrastructure has divested all ownership of PT Bakrie Toll Road. 2. In 24 October 2012, the Company through its subsidiary PT Bakrie Nirwana Semesta and PT Samudra Asia Nasional has relinquished all ownership of PT Berkah Puhu Lestari. 3. In 22 November 2012, the Company through its subsidiary PT Graha Andrasentra Propertindo has released all ownership of PT Duta Perkasa Unggul Lestari. 4. On 27 December 2012, the Company has taken the divestment route by relinquishing all ownership of PT Lido Nirwana Parahyangan formerly known as PT Fusion Plus Indonesia. Regulatory Amendments Related to Property Several new regulations that have a inluence on the business appeal of the property sector in Indonesia include the following: A. Regulations related to inancing and payment: 1. Bank Indonesia Circular No. 1410DPNP dated 15 March 2012 concerning the Implementation of Risk Management in Banks that Provide Home Ownership and Vehicle Ownership Credit as part of risk management in banking is based on Bank Indonesia Regulation No. 58PBI2003 on the Implementation of Risk Management in Public Banks. Provisions in this circular letter stipulated that the Loan-to-Value 356 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Diskusi Analisa Manajemen Management Discussion Analysis ini menentukan bahwa rasio Loan to Value LTV bank yang memberikan KPR untuk rumah tapak dan KPA untuk rumah susun atau apartemen dengan tipe bangunan lebih dari 70 m 2 , ditetapkan paling tinggi 70, lebih rendah dari ratio sebelumnya yakni paling tinggi 90. Hal ini mengakibatkan konsumen harus membayar uang muka lebih besar daripada biasanya dan berpotensi pada terjadinya pengurangan daya beli sektor properti; 2. UU No 8 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang, ketentuan undang-undang ini salah satunya menempatkan perusahaan properti dan agen properti sebagai pihak pelapor guna melakukan pengenalan pengguna jasa pembeli, khususnya untuk dapat mengidentiikasi transaksi mencurigakan dari pengguna jasa. Untuk itu perusahaan properti harus senantiasa menerapkan prinsip kehati-hatian dalam melakukan transaksi dengan pelanggan. B. Peraturan terkait dengan perumahan 1. Undang-Undang UU No. 20 tahun 2011 tentang Rumah Susun yang menentukan bahwa pengembang wajib menyediakan minimal 20 dari total luas lantai rumah susun komersial untuk rumah susun umum bagi masyarakat berpenghasilan rendah MBR. 2. UU No. 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman yang menyatakan bahwa selain hak sewa, WNA juga bisa memiliki rumah susun di atas tanah hak pakai. Hak pakai ini sebagaimana telah diatur di dalam UU No. 5 tahun 1960 tentang Ketentuan Pokok-Pokok LTV ratio of banks ofering KPR for landed residential properties and low-cost lats or apartments of more than 70 sqm must be no more than 70 which is lower than the previous ratio at a maximum of 90. This means that consumers must pay a higher amount of down payment than usual and this has the potential of weakening the purchasing power for the property sector; 2. Law No. 82010 concerning the Prevention and Eradication of the Criminal Act of Money Laundering contains provisions that among others stipulate that property companies and property agents shall report on dubious service userbuyer, speciically in detecting suspicious transactions made by the service user. In light of this, property companies must at all times apply the principle of prudence in entering into transactions with customers. B. Regulations related to housing 1. Law No. 202011 concerning Low-Cost Apartments stipulates that the developer has the obligation to set aside at least 20 of total loor area of commercial lats for public vertical housing for low-income citizens. 2. Law No. 12011 concerning Housing and Residential Areas stipulates that apart from the right to rent, foreign nationals can also own low-cost apartments on land with the right to use. This right of use is governed in Law No. 51960 concerning Basic Provisions on Agrarian Afairs and Government Regulation No. 401996 concerning the Right of Tenure, Right to Build and Right of Use, on land in which 357 BAKRIELAND • Annual Report 2012 Agraria dan PP No 40 Tahun 1996 tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai atas Tanah yang mana WNA dapat memiliki aset properti vertikal di atas tanah dengan Hak Pakai dengan masa berlaku selama 25 tahun dan dapat diperpanjang untuk jangka waktu 20 tahun; Sampai dengan 31 Desember 2012, Peraturan Pemerintah PP yang mengatur pelaksanaan UU No. 20 tahun 2011 dan UU No.1 tahun 2011 masih berupa rancangan di Kementerian Perumahan Rakyat Kemenpera, sehingga UU belum dapat efektif diterapkan. Peraturan Pemerintah yang nanti akan diterbitkan diharapkan dapat melakukan pengaturan yang jelas dan tepat atas kewajiban-kewajiban dalam kedua perundangan tersebut sehingga gairah sektor properti khususnya properti vertikal akan semakin menarik. Peristiwa Setelah Periode Pelaporan a. Pada tanggal 11 Maret 2013, Entitas Induk telah melunasi Obligasi I Bakrieland Development tahun 2008 dengan Tingkat Bunga Tetap ”Obligasi I BLD” Seri B sebesar Rp 280 miliar. b. Pada tanggal 11 Maret 2013, Entitas Induk memperoleh fasilitas pinjaman dari PT Bank Sinarmas dengan jumlah pagu maksimum sebesar Rp 10 miliar dengan tingkat bunga sebesar 15 per tahun dan jatuh tempo selama 3 bulan. c. Pada tanggal 11 Maret 2013, Entitas Induk memperoleh fasilitas pinjaman dari PT AB Sinar Mas Multiinance dengan jumlah pagu maksimum sebesar Rp 315 miliar dengan tingkat bunga sebesar 21 per tahun dan jatuh tempo selama 3 bulan. d. Pada tanggal 20 Maret 2013, para pemegang obligasi dalam hal ini equity linked bond telah a foreign national may own vertical property with the right to use for 25 years and may be extended for 20 years. By 31 December 2012, the Government Regulation that speciies on the implementation of Law No. 202011 and Law No. 12011 is still in draft form at the Ministry of Public Housing; hence it cannot be efectively enforced. It is hoped that when this regulation is enacted, it will clearly and appropriately regulate on the obligations set forth in the two regulations in order to boost and stimulate the property sector, speciically for vertical property. Subsequent Events to the Reporting Period a. In 11 March 2013, the Parent Entity has paid in full Bakrieland Development Bonds I in 2008 with a ixed interest rate BLD Bonds I for Series B to the amount of Rp 280 billion. b. In 11 March 2013, the Parent Entity has secured a loan facility from PT Bank Sinarmas for a maximum amount of Rp 10 billion at 15 interest rate per year with a maturity date of three months. c. In 11 March 2013, the Parent Entity obtained a loan facility from PT AB Sinarmas Multiinance for a maximum amount of Rp 315 billion at 21 interest rate per year with a maturity date of three months. d. On 20 March 2013, bondholders under equity linked bond have exercised their put option for the amount of US151 million or 97.4 from the number of bonds issued, of which information was received 358 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Diskusi Analisa Manajemen Management Discussion Analysis melaksanakan put option dengan jumlah sebesar US151 juta atau 97,4 dari jumlah obligasi yang diterbitkan, yang informasinya diterima dari Euroclear Bank S.A. N.V. dan Clearstream Banking. Saat ini Perusahaan tengah melakukan proses restrukturisasi bersama- sama dengan beberapa pemegang obligasi yang ditunjuk oleh para pemegang obligasi sebagai Coordinating Committee. e. Pada tanggal 28 Maret 2013, PT Bank Negara Indonesia Persero Tbk melalui suratnya No. LMCI3.4123R memberitahukan bahwa utang bank Entitas Induk sebesar Rp 44 miliar telah dialihkan kepada Starlight Ltd. sehingga Entitas Induk tidak mempunyai kewajiban pembayaran kepada BNI. f. Pada tanggal 5 April 2013, PT Graha Andrasentra Propertindo GAP telah menjual 15 saham PT Bukit Jonggol Asri BJA kepada PT Sentul City Tbk. g. Pada tanggal 15 April 2013, PT Bakrie Nirwana Semesta BNS, Sugilite Company Limited SCL dan PT Pratama Prima Investama, pihak ketiga, menandatangani Perjanjian Pokok Jual Beli Saham dan Pembentukan Badan Usaha Perjanjian. Dalam perjanjian tersebut para pihak sepakat untuk melakukan jual beli atas saham PT Bali Nirwana Resort yang dimiliki oleh BNS dan SCL, serta secara bersama-sama membentuk badan hukum yang akan memiliki dan mengelola sarana dan prasarana hotel dan golf. h. Pada tanggal 19 April 2013, PT Bakrie Infrastruktur telah menandatangani Akta Jual Beli atas penjualan investasi BI di PT Bakrie Toll Road, sebagaimana termuat dalam Akta Notaris Humberg Lie, SH, SE, Mkn No. 97 tanggal 19 April 2013, dengan PT Karya Prima Investama, pihak ketiga, pihak yang menerima pengalihan dari PT Zulam Alinda Sejahtera. from Euroclear Bank S.A.N.V. and Clearstream Banking. The Company is currently in the middle of a restructuring process with several bondholders appointed by bondholders as the Coordinating Committee. e. On 28 March 2013, PT Bank Negara Indonesia Persero Tbk through Letter No. LMCI3.4123R notiied that the Parent Entity’s bank loan amounting to Rp 44 billion has been transferred to Starlight Ltd., and as a result the Parent Entity is waived of the obligation to make payments to BNI. f. On 5 April 2013, PT Graha Andrasentra Propertindo GAP has sold 15 of its shares in PT Bukit Jonggol Asri BJA to PT Sentul City Tbk. g. On 15 April 2013, PT Bakrie Nirwana Semesta BNS, Sugilite Company Limited SCL and PT Pratama Prima Investama, as third party, have signed the Share Sale and Purchase and Establishment of Business Entity Agreement. Under this agreement, parties concerned have agreed to the sale and purchase of shares in PT Bali Nirwana Resort owned by BNS and SCL, and jointly establish a legal entity which will and manage the hotel and golf facility and infrastructure. h. On 19 April 2013, PT Bakrie Infrastructure has signed the Deed of Sale and Purchase for the sale of BI investment in PT Bakrie Toll Road as described in the Deed issued by Notary Humberg Lie, SH, SE, Mkn No. 97 dated 19 April 2013, with PT Karya Prima Investama, the third party, as the party receiving the transfer from PT Zulam Alinda Sejahtera. 359 BAKRIELAND • Annual Report 2012 i. Pada tanggal 2 Januari 2013 dan 30 April 2013, PT Bali Nirwana Resort BNR, Entitas Anak, telah melunasi kewajiban atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar sebesar Rp 5,5 miliar. j. Selama periode 11 Januari 2013 sampai dengan 8 Mei 2013, PT Graha Andrasentra Propertindo GAP, Entitas Anak, telah melunasi kewajiban atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar untuk tahun pajak 2010 dan 2009 masing-masing sebesar Rp 30,12 miliar dan Rp 32,4 miliar. k. Pada tanggal 24 Januari 2013, PT Bakrie Swasakti Utama BSU, Entitas Anak, memperoleh fasilitas pinjaman dari PT Bank Mayapada International Tbk. dengan jumlah pagu maksimum sebesar Rp 250 miliar dengan tingkat bunga sebesar 12 per tahun dan jatuh tempo selama 12 bulan. l. Pada tanggal 8 Maret 2013, PT Bakrie Swasakti Utama BSU, Entitas Anak, memperoleh fasilitas pinjaman dari PT Bank Mutiara Tbk. dengan jumlah pagu maksimum sebesar Rp 90 miliar dengan tingkat bunga sebesar 12,5 per tahun dan jatuh tempo selama 60 bulan. m. Pada tanggal 11 April 2013, PT Bakrie Swasakti Utama BSU, Entitas Anak, memperoleh fasilitas pinjaman dari PT Bank Mutiara Tbk. dengan jumlah pagu maksimum sebesar Rp 45 miliar dengan tingkat bunga sebesar 12,5 per tahun dan jatuh tempo selama 36 bulan. n. Pada tanggal 16 Mei 2013, PT Graha Andrasentra Propertindo GAP, Entitas Anak, memperoleh fasilitas pinjaman dari PT Bank Bukopin Tbk. dengan jumlah pagu maksimum sebesar Rp 75 miliar dengan tingkat bunga sebesar 11 per tahun dan jatuh tempo selama 96 bulan. i. On 2 January 2013 and 30 April 2013, PT Bali Nirwana Resort BNR, a Subsidiary, has settled its obligation for the Underpaid Tax Assessment letter to the amount of Rp 5.5 billion. j. For the period between 11 January 2013 and 8 May 2013, PT Graha Andrasentra Propertindo GAP, a Subsidiary, has settled its obligation for the Underpaid Tax Assessment letter for the tax year 2010 and 2009 for the amount of Rp 30.12 billion and Rp 32.4 billion. k. In 24 January 2013, PT Bakrie Swasakti Utama BSU, a Subsidiary, has secured a loan facility from PT Bank Mayapada International Tbk. for the maximum amount of Rp 250 billion at 12 interest rate per year with a maturity date of 12 months. l. In 8 March 2013, PT Bakrie Swasakti Utama BSU, a Subsidiary, has secured a loan facility from PT Bank Mutiara Tbk. for a maximum amount of Rp 90 billion at 12.5 interest rate per year with a maturity date of 60 months. m. In 11 April 2013, PT Bakrie Swasakti Utama BSU, a Subsidiary, has secured a loan facility from PT Bank Mutiara Tbk. for the maximum amount of Rp 45 billion at 12.5 interest rate per year with a maturity date of 36 months. n. In 16 May 2013, PT Graha Andrasentra Propertindo GAP, a Subsidiary, has taken up a loan facility from PT Bank Bukopin Tbk. for a maximum amount of Rp 75 billion at 11 interest rate per year with a maturity date of 96 months. 360 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Diskusi Analisa Manajemen Management Discussion Analysis o. Pada tanggal 16 Mei 2013, PT Graha Andrasentra Propertindo GAP, Entitas Anak, memperoleh fasilitas pinjaman dari PT Bank Bukopin Tbk. dengan jumlah pagu maksimum sebesar Rp 25 miliar dengan tingkat bunga sebesar 11 per tahun dan jatuh tempo selama 60 bulan. Ikatan yang Material untuk Investasi Barang Modal Dalam menjalankan kegiatan usahanya, Perusahaan dan atau anak-anak perusahaan mengadakan beberapa perjanjian penting dengan pihak ketiga, baik yang sedang berjalan maupun yang baru dilakukan pada tahun 2012 sebagaimana penjelasan berikut: a. Perjanjian Kerja sama Penataan, pengembangan, Pembangunan dan Pengelolaan Gelanggang Olahraga Mahasiswa Soemantri Brodjonegoro dan Komplek Seni Budaya dan Pusat Perilman H. Usmar Ismail, Kuningan Jakarta Selatan pada tanggal 22 Agustus 1992, yang dibuat antara PT Bakrie Investindo BIN dengan Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta DKI. Untuk melaksanakan segala hak dan kewajibannya BIN telah menunjuk PT Bakrie Swasakti Utama BSU untuk melaksanakan hal-hal yang berkaitan, baik langsung maupun tidak langsung dengan perjanjian ini. b. Perjanjian Bangun Guna Serah BOT Build, Operate and Transfer ”Menara Nusa” tanggal 24 September 2004, yang dibuat antara Kantor Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Bappenas dan BSU. Ruang lingkup meliputi pembangunan gedung yang bernama ”Menara Nusa Wisma Bakrie 2” dengan cara Bangun Guna Serah BOT oleh pihak BSU di atas tanah milik Bappenas. Jangka Waktu Pengelolaan mulai dari 1 Januari 2005 sampai dengan 31 Desember o. In 16 May 2013, PT Graha Andrasentra Propertindo GAP, a Subsidiary, has secured a loan facility from PT Bank Bukopin Tbk. for a maximum amount of Rp 25 billion at 11 interest rate per year with a maturity date of 60 months. Signiicant Commitments for Capital Investment In managing its business operations, the Company and or its subsidiaries have entered into several signiicant agreements with third parties, both ongoing and for execution in 2012, as explained below: a. Cooperation Agreement for the Planning, Development, Construction and Management of the Soemantri Brodjonegoro Student Sports Hall and the H. Usmar Ismail Arts and Cultural and Film Center in Kuningan, South Jakarta on 22 August 1992, entered into between PT Bakrie Investindo BIN and DKI Jakarta local government. To fulill all rights and obligations, BIN has appointed PT Bakrie Swasakti Utama BSU for the execution all matters related directly or indirectly to this agreement. b. Build, Operate and Transfer Agreement for ”Menara Nusa” on 24 September 2004, between the Ministry of National Development Planning or Bappenas and BSU. The scope of the agreement covers the development the ”Menara Nusa Wisma Bakrie 2” building through the build, operate and transfer BOT mechanism by BSU on Bappenas-owned land. The management period is efective from 1 January 2005 to 31 December 2029 25 years. Upon expiration of the building management period as provided by Bappenas to BSU, for subsequent land utilization, building 361 BAKRIELAND • Annual Report 2012 2029 25 tahun. Setelah berakhirnya jangka waktu pengelolaan gedung yang diberikan Bappenas kepada BSU, maka pemanfaatan tanah, hak pengelolaan gedung, dan gedung akan diserahkan kembali oleh BSU kepada Bappenas. c. Perjanjian Kerjasama Usaha Perjanjian KSU antara Perum Perumnas dengan Perusahaan. d. Perjanjian Kerjasama Pengembangan Kawasan Sentul- Jonggol. Kebijakan Dividen Sebagai perusahaan terbuka, Perusahaan merencanakan untuk membayar dividen secara tunai setiap tahun yang terkait dengan keuntungan yang didapat pada tahun iskal, kewajiban Perusahaan untuk mengalokasikan dana cadangan sesuai dengan aturan yang berlaku serta kondisi keuangan Perusahaan. Selain itu, tingkat pertumbuhan Perusahaan ke depan juga merupakan pertimbangan penting dalam pembagian dividen. Hal ini juga merupakan hak Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan untuk menentukan lain dan sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar Perusahaan untuk setiap tahun iskal yang berakhir pada setiap 31 Desember. Pada tahun 2013 Perusahaan tidak melakukan pembagian dividen seiring dengan rugi bersih yang dicatat Perusahaan. Selain itu, Perusahaan juga perlu melakukan pengembangan lahan Perusahaan di bidang properti sehingga dibutuhkan modal yang kuat untuk pertumbuhan. management rights, and the premises itself, BSU shall duly hand them over to Bappenas. c. Cooperation Agreement between Perum Perumnas and the Company. d. Cooperation Agreement for the Development of Sentul-Jonggol Area. Dividend Policy As a public company, the Company plans to disburse cash dividends each year associated with proits yielded in the iscal year, Company obligation to allocate reserve funds in compliance with existing rules and regulations, and according to the Company’s inancial condition. Furthermore, the Company’s future growth rate is also an important consideration in the distribution of dividend. It is also the right of the Company’s General Meeting of Shareholders to determine otherwise and in accordance with provisions in the Company’s Memorandum of Association for each iscal year ending on December 31st. In 2013, the Company has not disbursed any dividend given the net loss posted by the Company. In addition, the Company also needs to develop Company land in the property sector, thus requiring a sturdy capital position for growth. 362 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Diskusi Analisa Manajemen Management Discussion Analysis Perjanjian-Perjanjian dan Komitmen Penting Perusahaan melakukan beberapa perjanjian dan komitmen penting baik yang sedang berjalan maupun yang baru dilakukan pada tahun 2012 sebagaimana penjelasan di bawah ini. Untuk keterangan lengkap diungkapkan pada halaman 153 nomor 44 di catatan atas laporan keuangan konsolidasian dengan judul “Perjanjian-Perjanjian dan Komitmen Penting”. a. Perjanjian Bangun Guna SerahBOT Build, Operate and Transfer Tanah dan Gedung Badan Perencanaan Pembangunan Nasional BAPPENAS. b. Perjanjian Pengalihan Hak Pengelolaan Gelanggang Olahraga Mahasiswa Soemantri Brodjonegoro Pasar Festival Hak Pengelolaan Properti. c. Perjanjian Kerjasama Usaha Perjanjian KSU antara Perum Perumnas Perumnas dengan Entitas Induk. d. Pada tanggal 19 Mei 2010, Entitas Induk menandatangani Perjanjian Kerjasama Pengembangan Kawasan Sentul-Jonggol dengan PT Sentul City Tbk. dan PT Bukit Jonggol Asri untuk membentuk kerjasama strategis dalam mengembangkan kawasan Sentul-Jonggol. e. Akta trust tertanggal 23 Maret 2010, sehubungan dengan penerbitan obligasi terkait ekuitas, dimana Perusahaan merupakan penjamin atas obligasi tersebut. f. Perjanjian USD Interest Rate Swap with Municipal Forward Rate Bias Index dengan Deutsche Bank AG, cabang Singapura DB. Signiicant Agreements and Commitments The Company has entered into several signiicant agreements and commitments, both still ongoing and newly implemented in 2012 as explained below. More detailed information is presented in page 153 number 44 for the note on the consolidated inancial statement under the title “Signiicant Agreements and Commitments”. a. Build Operate and TransferBOT Agreement of Land and Building of the National Development Planning Agency BAPPENAS. b. Transfer of Management Rights of Soemantri Brodjonegoro Sports Hall Pasar Festival Property Management Rights. c. Business Cooperation Agreement between Perum Perumnas Perumnas and the Parent Entity. d. On 19 May 2010, the Parent Entity signed a Cooperation Agreement for the Development of Sentul-Jonggol with PT Sentul City Tbk. and PT Bukit Jonggol Asri to foster a strategic partnership for the development of the Sentul-Jonggol area. e. Trust deed dated 23 March 2012 in relation with issuance of Equity Link Bond where the Company is guarantor for the bond. f. Agreement on USD Interest Rate Swap with Municipal Forward Rate Bias Index with Deutsche Bank AG, Singapore branch DB. 363 BAKRIELAND • Annual Report 2012 Data Perusahaan Corporate Data Corporate Data 364 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Profil Dewan Komisaris Board of Commissioners’ Profile Bambang Irawan Hendradi Presiden Komisaris President Commissioner Lahir di Semarang, 15 Januari 1951. Menjabat Presiden Komisaris PT Bakrieland Development Tbk sejak Juni 2002. Beliau juga menjabat sebagai Komisaris PT Bakrie Capital Indonesia sejak Juli 2008. Beliau pernah menjabat sebagai Direktur Utama PT Djarot, Direktur Keuangan PT Pillar Abhimantra, Direktur di PT Sanggraha Pelita Jaya, Managing Director PT Catur Swasakti Utama, Direktur Utama PT Bakrieland Development Tbk, Komisaris PT Bumi Resources Tbk, Komisaris PT Bakrie Finance Corporation dan Direktur Utama PT Bakrie Capital Indonesia. Beliau meraih gelar Sarjana Teknik Sipil Universitas Trisakti, Jakarta 1977 dan lulus dari Technische Hoge Scholl, Delft, The Netherlands 1981. Born in Semarang, 15 January 1951. Appointed as President Commissioner of PT Bakrieland Development Tbk since June 2002. He currently serves as Commissioner of PT Bakrie Capital Indonesia since 2008. He previously served as President Director of PT Djarot, Finance Director of PT Pilar Abhimantra, Director at PT Sanggraha Pelita Jaya, Managing Director of PT Catur Swasakti Utama, President Director of Bakrieland, Commissioner of PT Bumi Resources Tbk., Commissioner of PT Bakrie Finance Corporation and President Director of PT Bakrie Capital Indonesia. He earns a Sarjana degree in Civil Engineering from Universitas Trisakti, Jakarta 1977 and graduated from the Technische Hoge Scholl, Delft, the Netherlands 1981. 364 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 365 BAKRIELAND • Annual Report 2012 365 BAKRIELAND • Annual Report 2012 366 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Lahir di Surabaya, 7 Januari 1959. Menjabat Komisaris Independen PT Bakrieland Development Tbk sejak September 2001. Beliau juga menjabat sebagai Direktur Utama PT Senopati Aryani Prima, Direktur Utama PT Prima Jaringan dan Direktur Utama PT Jabal Nor. Beliau pernah menjabat sebagai Manajer Divisi Realty Property PT Wijaya Karya Persero. Beliau menyelesaikan pendidikan Sarjana Teknik Sipil, Institut Teknologi Bandung 1983, Pasca Sarjana Sekolah Tinggi Manajemen LPPM Jakarta 1986, pendidikan Lemhanas Jakarta KRA XXXIII 2000 dan mengikuti Program Doktor-Pendidikan S-3 Jurusan Administrasi Bisnis, Universitas Brawijaya, Malang 2010-sekarang. Born in Surabaya, East Java on 7 January 1959. He serves as Independent Commissioner for Bakrieland since September 2001. Currently, he also serves as President Director of PT Senopati Aryani Prima, President Director of PT Prima Jaringan, and President Director of PT Jabal Nor. Previously, he served as Manager at the Realty Property Division of PT Wijaya Karya Persero. He graduated in Civil Engineering from Institut Teknologi Bandung 1983, completed his postgraduate studies at the College of Management LPPM Jakarta 1986, enrolled at the National Defense Institute Lemhanas Jakarta KRA XXXIII 2000, and taking a Doctorate degree program in Business Administration at Universitas Brawijaya, Malang 2010-present. Lukman Purnomosidi Komisaris Independen Independent Commissioner 366 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 367 BAKRIELAND • Annual Report 2012 Menjabat sebagai Komisaris Independen dan Ketua Komite Audit PT Bakrieland Development Tbk sejak Desember 2008. Beliau juga menjabat sebagai Ketua Dewan Kehormatan Ikatan Komite Audit Indonesia, Wakil Ketua Dewan Pengurus Lembaga Komisaris dan Direktur Indonesia, anggota Dewan Kehormatan Professional in Risk Management Association dan anggota Komite Audit di berbagai perusahaan publik. Beliau mempunyai pengalaman lebih dari 30 tahun sebagai Akuntan Publik. Beliau pernah menjabat sebagai Managing Partner dan Chairman KPMG Indonesia dan Senior Partner KAP Kanaka Puradiredja, Suhartono. Beliau menyelesaikan pendidikan Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Padjadjaran, Bandung, merupakan Chartered Member dari Lembaga Komisaris dan Direktur Indonesia serta memiliki Certiied Risk Management Professional. He serves as Independent Commissioner and Chairman of Audit Committee of PT Bakrieland Development Tbk since December 2008. Currently he also serves as Chairman of the Honoray Board of Indonesia Institute of Audit Committee, Vice Chairman of Indonesian Institute for Commissioners and Directors, member of the Honoray Board of Professional in Risk Management Association and member of Audit Committees in various public listed companies. He has more than 30 years experience as public accountant. Previously served as Managing Partner and as Chairman of KPMG Indonesia and Senior Partner of KAP Kanaka Puradiredja, Suhartono. A graduate from the faculty of Economics majoring in Accounting from the Universitas Padjadjaran, Bandung, a Chartered Member from the Indonesian Institute for Commissioners and Directors, and holds a Certiied Risk Management Professional. Kanaka Puradiredja Komisaris Independen Independent Commissioner 367 BAKRIELAND • Annual Report 2012 368 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Lahir di Jakarta pada 31 Oktober 1953. Menjabat Komisaris PT Bakrieland Development Tbk sejak April 2007. Beliau juga menjabat sebagai Treasury Advisor PT Energy Mega Persada Tbk, President Komisaris PT Bakrie Kalila Investment, Direktur PT Kondur Indonesia dan Direktur PT Brantas Indonesia. Beliau pernah menjabat sebagai Direktur PT Marathon Murti International dan Komisaris PT Mitraguna Intiga. Menyelesaikan pendidikan di Goethe Institute Arolsen West Deutschland, Jerman 1972, VW Wolsburg West Deutschland, Jerman 1976, dan Extension Management, Universitas Indonesia 1979. Born in Jakarta, 31 October 1953. He serves as Commissioner of PT Bakrieland Development Tbk since April 2007. Currently, he also serves as Treasury Advisor at PT Energi Mega Persada Tbk, President Commissioner of PT Bakrie Kalila Investment, Director of PT Kondur Indonesia, and Director of PT Brantas Indonesia. He formerly served as Director of PT Marathon Murti International and Commissioner of PT Mitraguna Intiga. He graduated from Goethe Institute Arolsen West Deutschland, Germany 1972, VW Wolsburg West Deutschland, Germany 1976, and of the Extension Management Program from Universitas Indonesia 1979. Supartono Komisaris Commissioner 368 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 369 BAKRIELAND • Annual Report 2012 Lahir di Teluk Betung, 2 April 1953. Menjabat Komisaris PT Bakrieland Development Tbk sejak Juni 2011. Beliau juga menjabat sebagai Presiden Direktur PT ARM KEN INVESTMENT sejak 2007, Komisaris PT Bakrie Brothers Tbk sejak 2009 dan sejak 2011 sebagai Presiden Komisaris PT Bakrie Swasakti Utama, Presiden Komisaris PT Graha Andrasentra Propertindo dan Komisaris PT Bakrie Nirwana Semesta. Beliau pernah menjabat sebagai Presiden Direktur di PERUSDA BERSUJUD, Kalimantan Selatan Mining Management Coal Trading, Presiden Komisaris PT Asuransi Ikrar Lloyd, Vice President Director Bakrie Trading, Managing Director Lewis Peat International, Singapore, Head of Representative Mindo Commodity Europe, Hamburg Germany, Special Project Manager PT Bakrie Brothers dan PT Bouraq Indonesia Airlines. Memiliki latar belakang pendidikan Akademi Penerbangan Indonesia, Jakarta 1971-1972, Instructor and Test Pilot Program British Aerospace, Manchester, England 1976, Airline Management Course Philippine Airlines and Philippine University, Manila, Philippine 1978 dan Institute Commodity of London, England 1986-1987. Born in Teluk Betung, 2 April 1953. He serves as Commissioner of PT Bakrieland Development Tbk sinc June 2011. HCurrentlu, he also serves as President Director of PT PT ARM KEN INVESTMENT since 2007, Commissioner of PT Bakrie Brothers Tbk since 2009, and President Commissioner of PT Bakrie Swasakti Utama since 2011, President Commissioner of PT Graha Andrasentra Propertindo, and President Commissioner of PT Bakrie Nirwana Semesta. He had served as President Director of PERUSDA BERSUJUD Mining Management Coal Trading in South Kalimantan, President Commissioner of PT Asuransi Ikrar Lloyd, Vice President Director of Bakrie Trading, Managing Director of Lewis Peat International, Singapore, Head of Representative at Mindo Commodity Europe Hamburg Germany, Special Project Manager at PT Bakrie Brothers and PT Bouraq Indonesia Airlines. With the educational background in the ield of aviation at the Akademi Penerbangan Indonesia, Jakarta 1971-1972, the Instructor and Test Pilot Program at the British Aerospace, Manchester, England 1976, Airline Management Course at the Philippine Airlines and the Philippine University, Manila 1978 Philippine 1978, as well as Institute Commodity of London, England 1986-1987. Armansyah Yamin Komisaris Commissioner 369 BAKRIELAND • Annual Report 2012 370 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Lahir di Jakarta, 10 Oktober 1951. Menjabat Komisaris PT Bakrieland Development Tbk sejak Juni 2012. Beliau juga menjabat sebagai Presiden Komisaris Bakrieland Hotels Resort sejak April 2012 dan Founder Principal, One Star Productions, a Multi Media Content Production Coy sejak 2009. Beliau pernah menjabat sebagai Computer System Analyst, ISA International, Melbourne, Australia 1975-1976, Executive Trainee, Citibank Jakarta 1978, Assistant Manager, Citibank Jakarta Manufacturing Business 1979-1980, Manager, Citibank Jakarta Automotive Business 1980-1981, Assistant Vice President, Citibank Jakarta Asset Based Finance Division 1981-1982, Deputy COO PT Wardley Summa Leasing AstraSumma - HSBC JV 1982- 1984, Co-Founder, PT Dipo Star Leasing 1984, Co-Founder Born in Jakarta, 10 October 1951. He serves as Commissioner of PT Bakrieland Development Tbk since June 2012. He also serves as President Commissioner of Bakrieland Hotels Resorts since April 2012 and a founder Principal of One Star Productions, a Multi Media Content Production Coy since 2009. Previously, he served as Computer System Analyst, ISA International, Melbourne, Australia 1975-1976, Executive Trainee, Citibank Jakarta 1978, Assistant Manager, Citibank Jakarta Manufacturing Business 1979-1980, Manager, Citibank Jakarta Automotive Business 1980-1981, Assistant Vice President, Citibank Jakarta Asset Based Finance Division 1981-1982, Deputy COO PT Wardley Summa Leasing AstraSumma - HSBC JV 1982-1984, Co-Founder, PT Dipo Star Leasing 1984, Co-Founder Commissioner, Amir Abdul Rachman Komisaris Commissioner 370 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 371 BAKRIELAND • Annual Report 2012 371 BAKRIELAND • Annual Report 2012 Commissioner, PT Pramindo lkat Nusantara Fixed Line Telephony KSO for Sumatra with PT Telkom 1994-1997, Commissioner, PT Astratel Nusantara The Infrastructure Company of Astra International 1996-1997, Commissioner Co-Founder, PT Primasel Cellphone telecommunication JV with PT Indosat 1996-2001, Principal, PT Mobile Selular Indonesia 1996-2005 dan sebagai CEO, Vice President Commissioner dan berbagai posisi penting di Jan Darmadi Group, PT Jakarta Setiabudi International Tbk, PT Permata Hijau, PT Puri Indah Antilope Madju, PT Wynncor Bali, PT Metropolitan Realty International, PT Antilope Madju, PT Copylas Indonesia, PT Unilon Textiles, PT Skyline Building PT Jan Darmadi Investindo 1984-2009. Beliau adalah penerima penghargaan Adikarya Pariwisata tahun 1997 dari Kementerian Pariwisata, Post dan Telekomunikasi. Beliau merupakan alumnus Accounting di Royal Melbourne Institute of Technology RMIT, Australia 1977-1978. Beliau juga pernah mengikuti Executive Development Program, Citibank Jakarta 1978, Foreign Exchange Treasury Training, Citibank Manila 1979, Core Credit Training, Citibank Jakarta 1980, Trade Finance Training, Citibank Jakarta 1980, Asset Based Finance Training, Citibank Kuala Lumpur 1981 dan Asset Based Finance Training, Citicorp Sydney Melbourne 1982. PT Pramindo lkat Nusantara Fixed Line Telephony KSO for Sumatra with PT Telkom 1994-1997, Commissioner, PT Astratel Nusantara The Infrastructure Company of Astra International 1996-1997, Commissioner Co-Founder, PT Primasel Cellphone telecommunication JV with PT Indosat 1996-2001, Principal, PT Mobile Selular Indonesia 1996-2005 and as CEO, Vice President Commissioner and various high positions in Jan Darmadi Group, PT Jakarta Setiabudi International Tbk, PT Permata Hijau, PT Puri Indah Antilope Madju, PT Wynncor Bali, PT Metropolitan Realty International, PT Antilope Madju, PT Copylas Indonesia, PT Unilon Textiles, PT Skyline Building PT Jan Darmadi Investindo 1984-2009. He received an Adikarya Pariwisata award from the Ministry of Tourism, Post and Telecommunication. Alumnus of Accounting at Royal Melbourne Institute of Technology RMIT, Australia 1977-1978. Previously, he enrolled Executive Development Program, Citibank Jakarta 1978, Foreign Exchange Treasury Training, Citibank Manila 1979, Core Credit Training, Citibank Jakarta 1980, Trade Finance Training, Citibank Jakarta 1980, Asset Based Finance Training, Citibank Kuala Lumpur 1981 and Asset Based Finance Training, Citicorp Sydney Melbourne 1982. 372 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Profil Direksi Board of Directors’ Profile Ambono Janurianto Presiden Direktur President Director Lahir di Ambon, 29 Januari 1960. Menjabat sebagai Presiden Direktur PT Bakrieland Development Tbk sejak Juni 2012. Beliau juga menjabat sebagai Komisaris PT Bakrie Telecom, sejak Juni 2003. Beliau pernah menjabat sebagai Management Trainee Philips Ralin Electronic 1986-1987, Internal Control Oicer Philips Ralin Electronic 1987-1988, Commercial ControllerAccount Philips Ralin Electronic 1988-1990, Finance Admin. Manager Daeng Brothers 1990-1992, Finance Admin. Manager Philips Ralin Electronic 1992-1995, Finance Controller Motorola Indonesia Starpage Joint Venture 1995-1997, Finance Administration Director Sony Music Entertainment Indonesia 1997-1998, Finance-Accounting Tax General Manager PT Satelit Palapa Indonesia 1998-1999, Chief Financial Oicer PT Bakrie Sumatra Plantation Tbk 1999-2000, Direktur di PT Bakrie Brothers Tbk 2002-2004, 2005-2008, Direktur di PT Bakrie Power 2005-2006, Presiden Direktur PT Bakrie Power 2006-2008, Presiden Direktur Tanjung Jati Power Company 2005-2008 dan Presiden Direktur PT Bakrie Sumatra Plantation Tbk 2000-2012. Beliau pernah menjadi Presiden Komisaris dan Komisaris di beberapa anak perusahaan PT Bakrie Sumatra Plantation Tbk 2000-2010. Beliau merupakan Dewan Penasihat Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia GAPKI, Wakil Ketua Umum Asosiasi Emiten Indonesia AEI, anggota Sektor Agro Industri, Komite Ekonomi Indonesia- Jepang, Kamar Dagang Indonesia KADIN dan Ketua Dewan Minyak Sawit Indonesia DMSI. Beliau adalah Sarjana Ekonomi dari Universitas Katolik Parahyangan, Bandung. Beliau penerima penghargaan Indonesia Top Leader 2011 dari majalah SWA dan Best CEO pada Indonesian CSR Award 2011. Born in Ambon, 29 January 1960. he serves as President Director of PT Bakrieland Development Tbk since June 2012. Currently, he also serves as Commissioner at PT Bakrie Telecom since June 2003. Previously, he served as Management Trainee Philips Ralin Electronic 1986-1987, Internal Control Oicer Philips Ralin Electronic 1987-1988, Commercial ControllerAccount Philips Ralin Electronic 1988-1990, Finance Administration Manager Daeng Brothers 1990-1992, Finance Administration Manager Philips Ralin Electronic 1992-1995, Finance Controller Motorola Indonesia Starpage Joint Venture 1995-1997, Finance Administration Director Sony Music Entertainment Indonesia 1997-1998, Finance-Accounting Tax General Manager PT Satelit Palapa Indonesia 1998-1999, Chief Financial Oicer PT Bakrie Sumatra Plantation Tbk 1999-2000, Director PT Bakrie Brothers Tbk 2002-2004, 2005-2008, Director PT Bakrie Power 2005-2006, President Director PT Bakrie Power 2006-2008, President Director Tanjung Jati Power Company 2005-2008 and President Director PT Bakrie Sumatra Plantation Tbk 2000-2012. He also served as President Commissioner and Commissioner in subsidiaries PT Bakrie Sumatra Plantation Tbk 2000-2010. He is a member of Board of Advisors at Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia GAPKI, Vice Chairman of Asosiasi Emiten Indonesia AEI, member of Agro Industry at the Indonesia-Japan Economic Committee, Kamar Dagang Indonesia KADIN and Chairman of Dewan Minyak Sawit Indonesia DMSI. He holds a Sarjana degree in Economics from Universitas Katolik Parahyangan, Bandung. He received an award as Indonesia Top Leader 2011 from SWA magazine and Best CEO in Indonesian CSR Award 2011. 372 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 373 BAKRIELAND • Annual Report 2012 373 BAKRIELAND • Annual Report 2012 374 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Lahir di Bandung, 4 Februari 1969. Menjabat Direktur PT Bakrieland Development Tbk sejak Agustus 2011. Beliau pernah menjabat sebagai Vice President-Investment Banking PT Bahana Securities, Business Development, Asia Investment Banking PT Nomura Indonesia, Vice President Corporate Planning Corporate Finance PT ALatief Corporation, Corporate Finance Manager PT Ernst Young Advisory Services Jakarta, Senior Associate, Project Finance Privatization di PT PricewaterhouseCoopers FAS Jakarta dan Senior Auditor, Audit Business Advisory Services Arthur Andersen Co. – Prasetio Utomo Co.,Jakarta. Beliau meraih gelar Sarjana Akuntansi dari Universitas Parahyangan, Bandung 1993 dan Pasca Sarjana, Magister Manajemen dari IPMI Business School Jakarta 2010. Born in Bandung, 4 February 1969. He began his duties as Director of Bakrieland in August 2011. Previously, he was in charge as Vice President of Investment Banking at PT Bahana Securities, Business Development Manager of Asia Investment Banking at PT Nomura Indonesia, Vice President Corporate Planning Corporate Finance of PT ALatief Corporation, Corporate Finance Manager at PT Ernst Young Advisory Services Jakarta, Senior Associate for Project Finance Privatization division at PT PricewaterhouseCoopers FAS Jakarta, and as Senior Auditor at Audit Business Advisory Services Arthur Andersen Co. - Prasetio Utomo Co., Jakarta. He holds a Sarjana degree in Economics majoring in Accounting from the Universitas Parahyangan, Bandung 1993, and a Magister Management degree from IPMI Business School Jakarta 2010. 374 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Feb Sumandar Direktur Director 375 BAKRIELAND • Annual Report 2012 Lahir di Kuala Terengganu, 20 Mei 1973. Menjabat sebagai Direktur PT Bakrieland Development Tbk sejak Juni 2012. Beliau pernah menjabat sebagai Manager, Research Analyst, ING Barings Sdn Bhd, Kuala Lumpur, Malaysia 2000-2001, Research Analyst, OSK Securities Bhd, Kuala Lumpur, Malaysia 2001-2003, Assistant Vice President, Analyst, GK-Goh Research Sdn Bhd, Kuala Lumpur, Malaysia 2003-2005, Vice President, Senior Analyst, CIMB-GK Securities, Jakarta, Indonesia 2005-2007, Executive Vice President, Finance and Strategy, PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk, Jakarta 2007-2010 dan Chief Oice of Strategy Management, PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk, Jakarta 2010-2012. Beliau merupakan alumni London School of Economics LSE, United Kindom, B.Sc Econs di bidang Accounting dan Finance 1999. Born in Kuala Lumpur, 20 May 1973. He served as Director of PT Bakrieland Development Tbk since June 2012. Previously, he served as Manager, Research Analyst of ING Barings Sdn Bhd, Kuala Lumpur, Malaysia 2000-2001, Research Analyst of OSK Securities Bhd, Kuala Lumpur, Malaysia 2001-2003, Assistant Vice President and Analyst, GK-Goh Research Sdn Bhd, Kuala Lumpur, Malaysia 2003-2005, Vice President, Senior Analyst, CIMB-GK Securities, Jakarta, Indonesia 2005-2007, Executive Vice President, Finance and Strategy of PT Bakrie Sumatra Plantations Tbk, Jakarta 2007-2010. He is an alumnus of London School of Economics LSE, United Kingdom, B.Sc Econs in Accounting and Finance 1999. Azrul Azwar Ab Latif Direktur Director 375 BAKRIELAND • Annual Report 2012 376 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Profil Komite- Komite Profile of Committees Komite Audit Kanaka Puradiredja Ketua Komisaris Independen Menjabat sebagai Komisaris Independen dan Ketua Komite Audit PT Bakrieland Development Tbk sejak Desember 2008. Beliau juga menjabat sebagai Ketua Dewan Kehormatan Ikatan Komite Audit Indonesia, Wakil Ketua Dewan Pengurus Lembaga Komisaris dan Direktur Indonesia, anggota Dewan Kehormatan Professional in Risk Management Association dan anggota Komite Audit di berbagai perusahaan publik. Beliau mempunyai pengalaman lebih dari 30 tahun sebagai Akuntan Publik. Beliau pernah menjabat sebagai Managing Partner dan Chairman KPMG Indonesia dan Senior Partner KAP Kanaka Puradiredja, Suhartono. Beliau menyelesaikan pendidikan Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Padjadjaran, Bandung, merupakan Chartered Member dari Lembaga Komisaris dan Direktur Indonesia serta memiliki Certiied Risk Management Professional. Soenarso Soemodiwirjo Anggota Lahir di Jember, 9 Mei 1946. Beliau bergabung dalam Komite Audit Bakrieland sejak 2008. Sebagai seorang konsultan senior, beliau saat ini juga sebagai anggota Komite Audit dan Sekretaris Dewan Komisaris PT Papua Power Indonesia, Anggota Komite Audit dan Komite Ombudsman PT Bank ICB Bumiputera Tbk, Anggota Komite Audit PT Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk, Anggota Komite Audit dan Komite Keuangan PT Elnusa Tbk dan Corporate Management Control Hendropriyono Corporation Indonesia. Memiliki pengalaman luas dalam bidangnya, antara lain pernah menjabat sebagai Ketua Tim Task Force Penyusunan Manual Komite Audit, Komite Audit Kanaka Puradiredja Chairman Independent Commissioner He serves as Independent Commissioner and Chairman of Audit Committee of PT Bakrieland Development Tbk since December 2008. Currently he also serves as Chairman of the Honorary Board of Indonesia Institute of Audit Committee, Vice Chairman of Indonesian Institute for Commissioners and Directors, member of the Honorary Board of Professional in Risk Management Association and member of Audit Committees in various public listed companies. He has more than 30 years experience as public accountant. Previously served as Managing Partner and as Chairman of KPMG Indonesia and Senior Partner of KAP Kanaka Puradiredja, Suhartono. A graduate from the faculty of Economics majoring in Accounting from the Universitas Padjadjaran, Bandung, a Chartered Member from the Indonesian Institute for Commissioners and Directors, and holds a Certiied Risk Management Professional. Soenarso Soemodiwirjo Member Born in Jember, 9 May 1946. He joined Bakrieland’s Audit Committee since 2008. As a senior consultant, at present he is also a member of Audit Committee and Secretary of Board of Commissioners at PT Papua Power Indonesia, Ombudsman Committee PT Bank ICB Bumiputera Tbk, member of Audit Committee PT Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk, member of Audite Committee and Finance Committe PT Elnusa Tbk and Coorporate Management Control Hendropriyono Corporation Indonesia He has vast experiences in his area, among others as Chairman of the Task Force for Setting Audit Committee Manual, Management Consultant of PT Sucoindo Persero, 377 BAKRIELAND • Annual Report 2012 Konsultan Manajemen PT Sucoindo Persero, staf ahli Direksi PT PAN Multi Finance company, anggota Komite Audit di PT Sucoindo Persero, PT Danareksa Persero dan PT Bank Niaga Tbk. Beliau memperoleh gelar Sarjana Akuntansi dari Institut Ilmu Keuangan, Departemen Keuangan, Jakarta, 1974. Mohamad Hassan Anggota Lahir di Jakarta, 21 Desember 1960. Beliau bergabung dalam Komite Audit Bakrieland sejak 2008. Saat ini juga sebagai pengajar di Sekolah Tinggi Akuntansi Negara STAN dan di Program Pasca Sarjana Institut Bisnis dan Informatika Indonesia IBII. Beliau juga aktif sebagai anggota Dewan Pengurus Ikatan Komite Audit Indonesia IKAI, anggota pengurus Perhimpunan Auditor Internal Indonesia PAII, anggota Dewan Penguji Certiied Professional Management Accountant CPMA, anggota Dewan Sertiikasi Qualiied Internal Auditors DS-QIA, anggota organisasi profesi Ikatan Akuntan Indonesia IAI, dan anggota The Institut of Internal Auditors IIA. Beliau pernah menjadi Auditor di Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan BPKP, Pengurus dan Tim Manajemen di Yayasan Pendidikan Internal Audit YPIA dan Finance and Administration Manager di PT Amintaland Group. Beliau memiliki latar belakang pendidikan Postgraduate Diploma in Finance di Sekolah Tinggi Akuntansi Negara STAN pada tahun 1991, serta Master dalam bidang Sistem Informasi Akuntansi dan Keuangan, Cleveland State University, Ohio, USA 1993. Beliau juga memiliki sertiikasi Qualiied Internal Auditor QIA dan Certiied Risk Management Professional CRMP. expert staf for the Board of Directors of PT PAN Multi Finance Company, and member of Audit Committee of PT Sucoindo Persero, PT Danareksa Persero and PT Bank Niaga Tbk. He holds a Sarjana Accounting degree from the Financial Institute, Ministry of Finance, Jakarta, 1974. Mohamad Hassan Member Born in Jakarta, 21 December 1960. He joined Bakrieland’s Audit Committee since 2008. Currently, he is also lecturer at the Sekolah Tinggi Akuntansi Negara STAN and at the Graduate Program of Institut Bisnis dan Informatika Indonesia IBII. He also active as a member of the Board of Indonesian Audit Committee Association, member of Indonesian Internal Auditor Association, member of the Examiner Board of Certiied Professional Management Accountant CPMA, member of the Board of Certiication for Qualiied Internal Auditors DS-QIA, member of Ikatan Akuntan Indonesia IAI, and member of The Institut of Internal Auditors IIA. He was an Auditor at the Finance Monitoring and Development Board BPKP, Board and Management Team at the Internal Audit Foundation and Finance and Administration Manager at PT Amintaland Group. He attained his Postgraduate Diploma in Finance from Sekolah Tinggi Akuntansi Negara STAN in 1991, and holds a Master degree in Accounting and Financial Information System from Cleveland State University, Ohio, USA 1993. He also holds the Qualiied Internal Auditor QIA certiication and Certiied Risk Management Professional CRMP. 378 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Komite Pemantau Risiko Lukman Purnomosidi Ketua Komisaris Independen Proil dapat dilihat di halaman 366 Supartono Anggota Komisaris Proil dapat dilihat di halaman 368 Komite Nominasi dan Remunerasi Lukman Purnomosidi Ketua Komisaris Independen Proil dapat dilihat di halaman 366 Bambang Irawan Hendradi Anggota Presiden Komisaris Proil dapat dilihat di halaman 364 Supartono Anggota Komisaris Proil dapat dilihat di halaman 368 Komite Kebijakan Corporate Governance Kanaka Puradiredja Ketua Komisaris Independen Proil dapat dilihat di halaman 367 Bambang Irawan Hendradi Anggota Presiden Komisaris Proil dapat dilihat di halaman 364 Supartono Anggota Komisaris Proil dapat dilihat di halaman 368 Risk Monitoring Committee Lukman Purnomosidi Chairman Independent Commissioner Proile can be seen on page 366 Supartono Member Commissioner Proile can be seen on page 368 Nomination and Remuneration Committee Lukman Purnomosidi Chairman Independent Commissioner Proile can be seen on page 366 Bambang Irawan Hendradi Member President Commissioner Proile can be seen on page 364 Supartono Chairman Commissioner Proile can be seen on page 368 Corporate Governance Policy Committee Kanaka Puradiredja Chairman Independent Commissioner Proile can be seen on page 367 Bambang Irawan Hendradi Chairman President Commissioner Proile can be seen on page 364 Supartono Chairman Commissioner Proile can be seen on page 368 Profil Komite-Komite Committees Profile 379 BAKRIELAND • Annual Report 2012 Produk dan Layanan Products and Services City Property Plaza Festival Rasuna Office Park The Grove Condominium Bakrie Tower Aston Rasuna Residence The 18th Residence Taman Rasuna Elite Club Epicentrum Rasuna Epicentrum Concert Hall Office Tower Epicentrum Walk - Lifestyle Entertainment Center Sentra Timur Residence Wisma Bakrie 1 Wisma Bakrie 2 Awana Yogyakarta OCEA Sand Coral The Masterpiece The Empyreal 380 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Landed Residential Bogor Nirwana Residence Tirta Nirwana Cluster Arga Nirwana Cluster Padma Nirwana Cluster Bayu Nirwana Cluster Panorama Cluster Grand Harmoni Cluster Bukit Nirwana Cluster Cliff Avenue Cluster The Fusion Grand Cluster Nirwana Epicentrum The Jungle Water Adventure Aston Hotel Resort The Jungle Mall Orchard Walk Arcade Batam Nirwana Residence Sentul Nirwana Produk dan Layanan Products and Services 381 BAKRIELAND • Annual Report 2012 Hotels Resorts Pullman Bali Legian Nirwana Grand Elty Singgasana Pan Pacific Nirwana Bali Resort Nirwana Bali Resort Nirwana Bali Resort Al-Saraya Bakrie Hotel Krakatoa Nirwana Resort Krakatau Lampung Tourism Development Grand Elty Krakatoa Nirwana Bali Golf Club Nirwana Bali Residences 382 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Corporate Kurniawati Budiman Corporate Secretary Nuzirman Nurdin Chief Corporate Investor Relations Buce Yeef Corporate Financial Controller Yudy Rizard Hakim Chief Corporate Afairs Oicer Elis Yusa Chief Corporate Human Capital Oicer Elis Yusa Corporate Organization Development Division Head Bram Subiandoro Corporate Business Development Division Head Erry Zulamri Djaelani Corporate Risk Management Compliance Division Head Ika Atikah Corporate Treasury Division Head Ferry Supandji Corporate Marketing Division Head Lucky Ida Royani Corporate Information Technology Division Head Jordan Lubis Corporate Internal Audit Division Head Zikril Hakim Corporate Strategy Management Division Head City Property Sri Hascaryo President Director Agus J. Alwie Managing DirectorCEO Wawan D. Guratno Director Hendra Iswadi Chief Financial Oicer Andre R. Makalam Chief Marketing Oicer Indra Gunawan Chief Operations Oicer Maulana Adnan Chief Human Resources Support Oicer Dicky Setiawan President Director PT BPLK Fandrizal Finance Director PT BPLK Djafarullah Project Director PT BPLK Manajemen Management per 30 April 2013 Landed Residential Hamid Mundzir President Director Darsono Director PT GAP CEO BNR Hendry Harmen Development Director Jo Eddy Respati Marketing Director Herman Cahyadi Chief Financial Oicer Handoko N. Soetrisno Chief Human Capital Oicer Marc Dressler President Director PT BJA Motinggo Soputan Director PT BJA Hotels Resorts Marudi Surachman President Director Henu Kusdaryono Director Edikar Director Alex Wardhana Chief Financial Oicer Nugroho Santosa Group Head Resort Development Asril Group Head Hospitality Services Adhi Trirachmadi Group Head Merger Acquisition Acting 383 BAKRIELAND • Annual Report 2012 Struktur Organisasi Organization Structure Concurrently Acting Landed Residential Business Unit City Property Business Unit Hotels Resorts Business Unit Finance Director Feb Sumandar Strategy Corporate Service Director Azrul Latif Corporate Human Capital Elis Yusa Corporate Secretary Legal Kurniawati Budiman Corporate Strategic Finance Feb Sumandar Corporate Treasury Ika Atikah Corporate Afairs Yudy R. Hakim Corporate Financial Control Buce Yeef Corporate Investor Relations Nuzirman Nurdin Corporate Internal Audit Jordan Lubis Corporate Organization Development Elis Yusa Corporate Social Responsibility Yudy R. Hakim President Director Ambono Janurianto Shareholders’ Meeting Board of Commissioners Nomination Remuneration Committee Risk Monitoring Committee Audit Committee Corporate Governance Policy Committee Corporate Strategy Management Zikril Hakim Corporate Marketing Ferry Supandji Corporate Business Development Bram Subiandoro Corporate Risk Management Compliance Erry Zulamri Djaelani Corporate IT Lucky Ida R. per 30 April 2013 384 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Nama dan Alamat Anak Perusahaan Name and Address of Subsidiaries PT Villa Del Sol Wisma Bakrie 1, 6 th Floor Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B-1 Jakarta 12920 Tel. +62 21 5257835 Fax. +62 21 5225063 PT Superwish Perkasa Wisma Bakrie 1, 6 th Floor Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B-1 Jakarta 12920 Tel. +62 21 5257835 Fax. +62 21 5225063 PT Bumi Daya Makmur Wisma Bakrie 1, 6 th Floor Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B-1 Jakarta 12920 Tel. +62 21 5257835 Fax. +62 21 5225063 PT Bakrie Swasakti Utama Komplek Apartemen Taman Rasuna Jl. H.R. Rasuna Said, Jakarta 12960 Tel. +62 21 8305011 Fax. +62 21 8305012 PT Bakrie Pesona Rasuna Jl. H.R. Rasuna Said Kav. C–22 Jakarta 12960 Tel. +62 21 5263212 Fax. +62 21 5263144 PT Rasuna Residence Development Komplek Apartemen Taman Rasuna Jl. H.R. Rasuna Said, Jakarta 12960 Tel. +62 21 9391000 Fax. +62 21 83786244 PT Graha Andrasentra Propertindo Perumahan Bogor Nirwana Residence Jl. Dreded–Pahlawan Bogor 16132, Jawa Barat Tel. +62 0251 8211290 Fax. +62 0251 8211295 PT Sanggraha Pelita Sentosa Jl. Setia Mekar Raya, Bekasi Timur Tel. +62 21 8811685 Fax. +62 21 8813210 Jl. Bhineka Karya Gunung Puyuh, Sukabumi, Jawa Barat Tel. +62 0266 6250695 Fax. +62 0266 6250696 PT Mutiara Permata Biru Jl. Patam Lestari Sekupang, Batam Tel. +62 778 7081900 Fax. +62 778 327398 PT Citra Saudara Abadi Jl. Raya Mauk km. 5 Tangerang, Banten Tel. +62 21 5583959 Fax. +62 21 5583959 PT Bakrie Nirwana Semesta Wisma Bakrie 2, 9 th Floor Jl. H.R. Rasuna Said, Kav. B-2 Jakarta 12920 Tel. +62 21 57942156 Fax. +62 21 57942159 PT Samudra Asia Nasional Jl. Melasti No. 1 Legian–Kuta, Bali Tel. +62 361 762500 Fax. +62 361 762400 PT Krakatau Lampung Tourism Development Jl. Trans Sumatra km. 40 Desa Merak Belatung, Kalianda 35551 Tel. +62 727 322888 Fax. +62 727 322402 PT Graha Intan Bali Wisma Bakrie 2, 9 th Floor Jl. H.R. Rasuna Said, Kav. B-2 Jakarta 12920 Tel. +62 21 5255067 Fax. +62 21 5256068 PT Bali Nirwana Tritama Wisma Bakrie 2, 9 th Floor Jl. H.R. Rasuna Said, Kav. B-2 Jakarta 12920 Tel. +62 21 57942156 Fax. +62 21 57942159 PT Bali Nirwana Caturtama Wisma Bakrie 2, 9 th Floor Jl. H.R. Rasuna Said, Kav. B-2 Jakarta 12920 Tel. +62 21 57942156 Fax. +62 21 57942159 PT Bali Nirwana Dwitama Wisma Bakrie 2, 9 th Floor Jl. H.R. Rasuna Said, Kav. B-2 Jakarta 12920 Tel. +62 21 57942156 Fax. +62 21 57942159 385 BAKRIELAND • Annual Report 2012 PT Libratindo Gemilang Jl. Marsma Iswahyudi Sepinggan, Balikpapan Tel. +62 524 7028907 Fax. +62 524 764179 PT Bakrie Pangripta Loka Wisma Bakrie 1, 6 th Floor Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B-1 Jakarta 12920 Tel. +62 21 5257835 Fax. +62 21 5225063 PT Bakrie Infrastructure Wisma Bakrie 1, 6 th Floor Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B-1 Jakarta 12920 Tel. +62 21 5257835 Fax. +62 21 5225063 PT Bakrie Graha Nirwana Wisma Bakrie 1, 6 th Floor Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B-1 Jakarta 12920 Tel. +62 21 5255067 Fax. +62 21 5256068 PT Hotel Elty Tenggarong Jl. Pahlawan No. 1, Tenggarong Kutai, Kertanegara Tel. +62 21 541664703 Fax. +62 21 0541 664709 PT Alberta Utilities Recapital Building, 10 th Floor Jl. Adityawarman Kav. 55 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan Tel. +62 21 2702277 Fax. +62 21 7246881 PT Nirwana Legian Hotel Jl. Pantai Kuta, Legian, Bali Tel. +62 0361 751770 Fax. +62 0361 753066067 PT Bahana Sukmasejahtera Wisma Bakrie 1, 6 th Floor Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B-1 Jakarta 12920 Tel. +62 21 5257835 Fax. +62 21 5225063 PT Provices Indonesia Wisma Bakrie 1, Basement Floor Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B-1 Jakarta 12920 Tel. +62 21 5250212 Fax. +62 21 5200473 PT Bali Nirwana Resort Wisma Bakrie 2, 9 th Floor Jl. H.R. Rasuna Said, Kav. B-2 Jakarta 12920 Tel. +62 21 57942156 Fax. +62 21 57942159 PT Bakrie Sentra Investama Wisma Bakrie 1, 6 th Floor Jl. H.R. Rasuna Said, Kav. B-1 Jakarta 12920 PT Bakrie Graha Investama Wisma Bakrie 1, 6 th Floor Jl. H.R. Rasuna Said, Kav. B-1 Jakarta 12920 Tel. +62 21 5257835 Fax. +62 21 5225063 PT Bukit Jonggol Asri Gedung Menara Sudirman 22 nd Floor Jl. Jendral Sudirman Kav. 60 Jakarta 12190 Tel. +62 21 5290 5649 52268 Fax. +62 251 8796280510 Gedung Graha Utama Jl. M.H. Thamrin, Sentul City Bogor, Jawa Barat Tel. +62 21 8796 2806 Fax. +62 21 8796 2805 PT Bakrie Bangun Persada Gedung Wisma Bakrie 2, 9 th Floor Jl. HR Rasuna Said Kav. B-1 Jakarta 12920 Tel. +62 21 57942156 Fax. +62 21 57942159 PT Amerta Bumi Capital Waterplace Residence, Blok A-15 Jl. Pakuwon Indah, Lontar Timur No. 3-5 Surabaya, Jawa Timur Tel. +62 31 7393330 Fax. +62 31 7393331 BLD Investment Pte., Ltd. 10 Anson Road 03-05 International Plaza, Singapore 079903 Tel. +62 6323395657 Fax. +62 63233959 BLD Asia Pte., Ltd. 10 Anson Road 03-05 International Plaza, Singapore 079903 Tel. +62 6323395657 Fax. +62 63233959 PT Graha Multi Insani Wisma Bakrie 1, 6 th Floor Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B-1 Jakarta 12920 Tel. +62 21 5257835 Fax. +62 21 5225063 Limitless World International Services 6 Limited PO BOX 17000, Dubai United Arab Emirates PT Jasa Sarana Jl. Tubagus Ismail Depan No. 1A Bandung 40134 Tel. +62 22 2535771 Fax. +62 22 253773 PT Aetra Air Jakarta Menara Satu Sentra Kelapa Gading 2 nd Floor Jl. Bulevard Kelapa Gading LA3 No. 1 Summarecon Kelapa Gading - Jakarta 14240 Tel. +62 21 2938 5757 Fax. +62 21 2938 5755 PT Rasuna Caturtama Corpora Komplek Apartemen Taman Rasuna, UG Floor Menara 8-9 Jl. HR Rasuna Said - Jakarta 12960 PT Jungleland Asia Gedung Menara Sudirman, 22 nd Floor Lot D Jl. Jend. Sudirman Kav. 60 Kebayoran Baru – Jakarta 12190 PT Langgeng Sakti Persada Gedung Menara Sudirman, 22 nd Floor Lot C Jl. Jend. Sudirman Kav. 60 Kebayoran Baru – Jakarta 12190 PT Sukses Pratama Gemilang Gedung Menara Sudirman, 22 nd Floor Lot C Jl. Jend. Sudirman Kav. 60 Kebayoran Baru – Jakarta 12190 PT Bakrie Batavia Krisma Wisma Bakrie 2, 9 th Floor Jl. HR Rasuna Said, Kav. B-2 Jakarta 12920 Tel. +62 21 5255067 Fax. +62 21 5256068 386 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Alamat Kantor Pemasaran Unit Usaha Kemitraan Marketing Office of Business Units Partnership City Property Proyek Rasuna Epicentrum RE PT Bakrie Swasakti Utama a. Komplek Apartemen Taman Rasuna Ground Floor, North Podium Jl. H.R. Rasuna Said Jakarta 12960 Tel. +62 21 8305011 Fax. +62 21 8305012 b. Marketing Oice Epicentrum Epiwalk - South Gate Komplek Epicentrum Jl. H.R. Rasuna Said Jakarta Selatan 12940 Tel. +62 21 52906666 Fax. +62 21 52906888 www.rasunaepicentrum.com c. PT Bakrie Pesona Rasuna – Plaza Festival Jl. HR. Rasuna Said Kav. C-22 Jakarta 12960 Tel. +62 21 526-3212 Fax. +62 21 526-3144 Proyek Rusunami Sentra Timur Residence STR PT Bakrie Pangripta Loka Jl. Sentra Primer Timur, Jakarta 13950 Tel. +62 21 48704999 Fax. +62 21 48703182 www.sentratimur.com Landed Residential Proyek Perumahan Bogor Nirwana Residence BNR PT Graha Andrasentra Propertindo GAP Marketing Gallery Bogor Nirwana Residence Jl. Bogor Nirwana Raya Dreded - Pahlawan Bogor Selatan - Jawa Barat 16132 Tel. +62 251 8211290 Fax. +62 251 8211295 www.bnr.co.id Proyek Perumahan Batam Nirwana Residence di Batam PT Mutiara Permata Biru Komplek Nagoya Hill , Blok R 3 B 3 Nagoya, Batam Tel. +62 778 3553555, 7493939 Fax. +62 778 7493825 www.batamnirwana.com Hotels Resorts PT Bakrie Nirwana Semesta BNS Wisma Bakrie 2, 9th Floor Jl. H.R. Rasuna Said, Kav. B-1 Jakarta 12920 Tel. +62 21 57942157 Fax. +62 21 57942159 1. Hotel Pullman Bali Legian Nirwana Jl. Melasti No. 1Legian-Kuta, Bali 80361 Tel. +62 361 762500 Fax. +62 361 762400 2. Krakatoa Nirwana Resort Jl. Trans Sumatera km. 40 Desa Merak Belatung Kalianda, Lampung Selatan 35551 Tel. +62 727 322888 Fax. +62 727 322323 www.krakatoa-nirwana.com 3. Hotel Pan Paciic Nirwana Bali Resort - PT Bali Nirwana Resort Jl. Raya Tanah Lot Tabanan Bali 82171 Tel. +62 361 815900 Fax. +62 361 815901 387 BAKRIELAND • Annual Report 2012 Informasi bagi Pemegang Saham Information for Shareholders Akuntan Publik Independent Public Accountant Kantor Akuntan Publik Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo Rekan Cyber 2 Tower 21 st Floor Unit F Jl. H.R. Rasuna Said Blok X-5 Jakarta 12950 Tel. +62 21 2553 9299 Fax. +62 21 2553 9298 Gedung Jaya 4 th Floor Suite L04 Jl. M.H. Thamrin No. 12 Jakarta 10340 Tel. +62 21 3192 8000 Fax. +62 21 3192 8151 Website : www.crowehorwath.co.id Biro Administrasi Efek Share Registrar PT Sinartama Gunita Plaza BII Menara 1, 9 th Floor Jl. MH Thamrin No. 51 Jakarta 10350 Tel. +62 21 3922332 Fax. +62 21 3923003 Website : www.sinartama.co.id E-mail : helpdesk1sinartama.co.id Pemeringkat Rating Agency PT Pemeringkat Efek Indonesia Peindo Panin Tower Senayan City, 17 th Floor Jl. Asia Afrika lot 19 Jakarta 10270 Tel. +62 21 7278 2380 Fax. +62 21 7278 2370 Website : www.new.peindo.com Saham Tercatat Stock Listing PT Bursa Efek Indonesia Indonesia Stock Exchange Building, Tower 1 6 th loor Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53 Jakarta 12190 Tel. +62 21 515 0515 Fax. +62 21 515 0330 Website : www.idx.co.id E-mail : callcenteridx.co.id Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Annual General Meeting of Shareholders Friday, 28 June 2013 The Bridge Function Room – Hotel Aston Rasuna Komplek Apartemen Taman Rasuna Jl. H.R. Rasuna Said, Kuningan Jakarta 12960 388 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Surat Pernyataan Dewan Komisaris Direksi Statement from the Boards of Commissioners and Directors Dewan Komisaris Board of Commissioners Direksi Board of Directors Bambang Irawan Hendradi Presiden Komisaris President Commissioner Ambono Janurianto Presiden Direktur President Director Lukman Purnomosidi Komisaris Independen Independent Commissioner Azrul Azwar Ab Latif Direktur Director Kanaka Puradiredja Komisaris Independen Independent Commissioner Feb Sumandar Direktur Director Armansyah Yamin Komisaris Commissioner Supartono Komisaris Commissioner Amir Abdul Rachman Komisaris Commissioner Yang bertandatangan di bawah ini telah membaca dan memeriksa dengan seksama serta menyetujui isi dari naskah Buku Laporan Tahunan Perusahaan tahun 2012, yang didalamnya juga memuat Laporan Keuangan Perusahaan untuk tahun buku 2012. The undersigned have read and duly examined and approved the Annual Report of the Company for the year 2012, which includes the Financial Statements for the year 2012. 389 BAKRIELAND • Annual Report 2012 Surat Pernyataan tentang Keaslian Laporan Tahunan 2012 Statement of Authenticity 2012 Annual Report Ambono Janurianto Presiden Direktur President Director Atas nama Direksi PT Bakrieland Development Tbk, saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa Laporan Tahunan PT Bakrieland Development Tbk tahun 2012 ini adalah dokumen asli, dan pernyataan ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Tahunan Perusahaan. Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya. Jakarta, 15 April 2013 On behalf of the Board of Directors of PT Bakrieland Development Tbk, I, the undersigned, declare this 2012 Annual Report of PT Bakrieland Development Tbk is the original document, and this statement is a part of the Company’s Annual Report. This statement was made with truth. Jakarta, 15 April 2013 390 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Referensi Peraturan Bapepam-LK No. X.K.6 Tentang Bentuk dan Isi Laporan Tahunan Cross Reference of Bapepam-LK No. X.K.6 On Form and Content of The Annual Report Materi Penjelasan Hal Page Subject Explanation

a. Ketentuan Umum

1 Laporan tahunan wajib memuat: a. ikhtisar data keuangan penting; b. laporan Dewan Komisaris; c. laporan Direksi; d. proil perusahaan; e. analisis dan pembahasan manajemen; f. tata kelola perusahaan; g. tanggung jawab sosial perusahaan; h. laporan keuangan tahunan yang telah diaudit; dan i. surat pernyataan tanggung jawab Dewan Komisaris dan Direksi atas kebenaran isi laporan tahunan. √

a. General Provisions

1 The Annual Report should contain: a. Summary of Key Financial Information; b. report from the BOC; c. report from the BOD; d. company proile; e. management analysis and discussion; f. corporate governance; g. corporate social responsibilities; h. audited inancial statements; and i. statement that the Board of Directors and the Board of Commissioners are fully responsible for the accuracy of the Annual Report. 2 Laporan tahunan wajib disajikan dalam bahasa Indonesia. Dalam hal laporan tahunan juga dibuat selain dalam bahasa Indonesia, baik dalam dokumen yang sama maupun terpisah, maka laporan tahunan dimaksud harus memuat informasi yang sama. Dalam hal terdapat perbedaan penafsiran akibat penerjemahan bahasa, maka yang digunakan sebagai acuan adalah laporan tahunan dalam bahasa Indonesia. √ 2 The Annual Report must be in the Indonesian language. If the Annual Report is also presented in another language, either in the same or separate documents, the documents must be available at the same time and contain the same material information. In cases where there is any diferent interpretation due to the transfer of language, the inancial statement in the Indonesian language shall become the reference. 3 Laporan tahunan wajib dibuat sedemikian rupa sehingga mudah dibaca. Gambar, graik, tabel, dan diagram disajikan dengan mencantumkan judul danatau keterangan yang jelas. √ 3 The Annual Report should be prepared in a form that is easy to read. Images, charts, tables, and diagrams are presented by mentioning the title and or clear description. 4 Laporan tahunan wajib dicetak pada kertas berwarna terang yang berkualitas baik, berukuran A4, dijilid, dan dimungkinkan untuk direproduksi dengan fotokopi. √ 4 The Annual Report must be printed on light colored paper of high quality, in A4 size, bound, and in a format that permits reproduction by photocopy.

b. Ikhtisar Data Keuangan Penting

1 Ikhtisar data keuangan penting disajikan dalam bentuk perbandingan selama 3 tiga tahun buku atau sejak memulai usahanya jika perusahaan tersebut menjalankan kegiatan usahanya selama kurang dari 3 tiga tahun, yang memuat paling kurang: a pendapatan; b laba bruto; c laba rugi; d jumlah laba rugi yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk dan kepentingan non pengendali; e total laba rugi komprehensif; f jumlah laba rugi komprehensif yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk dan kepentingan non pengendali; g laba rugi per saham; h jumlah aset; i jumlah liabilitas; j jumlah ekuitas; k rasio laba rugi terhadap jumlah aset; l rasio laba rugi terhadap ekuitas; m rasio laba rugi terhadap pendapatan; n rasio lancar; o rasio liabilitas terhadap ekuitas; p rasio liabilitas terhadap jumlah aset; dan q informasi dan rasio keuangan lainnya yang relevan dengan perusahaan dan jenis industrinya. 22-23

b. Summary of Key Financial Information

1 Summary of Key Financial Informationis presented in comparison with previous 3 three iscal years or since commencement of business of the company, at least contain: a. income; b. gross proit; c. proit loss; d. total proit loss attributable to equity holders of the parent entity and non controlling interest; e. total comprehensive proit loss; f. total comprehensive proit loss attributable to equity holders of the parent entity and non controlling interest; g. earning loss per share; h. total assets; i. total liabilities; j. total equities; k. proit loss to total assets ratio; l. proit loss to equities ratio; m. proit loss to income ratio; n. currentratio; o. liabilitiesto equities ratio; p. liabilitiesto total assets ratio; and q. otherinformation and inancial ratios relevant tothe company and type of industry. 391 BAKRIELAND • Annual Report 2012 Materi Penjelasan Hal Page Subject Explanation 2 Laporan tahunan wajib memuat informasi mengenai saham yang diterbitkan untuk setiap masa triwulan dalam 2 dua tahun buku terakhir jika ada, paling kurang meliputi: a jumlah saham yang beredar; b kapitalisasi pasar; c harga saham tertinggi, terendah, dan penutupan; dan d volume perdagangan. 24-26 2 The Annual Report should contain information with respect to shares issued for each three- month period in the last two 2 iscal years if any, at least covering: a. number of outstanding shares; b. market capitalization; c. highest share price, lowest share price,closing share price; and d. share volume. 3 Dalam hal terjadi aksi korporasi, seperti pemecahan saham stock split, penggabungan saham reverse stock, dividen saham, saham bonus, dan penurunan nilai nominal saham, maka informasi harga saham sebagaimana dimaksud dalam angka 2, wajib ditambahkan penjelasan antara lain mengenai: a tanggal pelaksanaan aksi korporasi; b rasio stock split, reverse stock, dividen saham, saham bonus, dan penurunan nilai saham; c jumlah saham beredar sebelum dan sesudah aksi korporasi; dan d harga saham sebelum dan sesudah aksi korporasi. 25 3 In the event of corporate actions, including stock split, reverse stock, dividend, bonus share, and decrease in par value of shares, then the share price referred to in point 2, should be added with explanation on: a. date of corporate action; b. stock split ratio, reverse stock, dividend, bonus shares, and reduce par value of shares; c. number of outstanding shares prior to and after corporate action; and d. share price prior to and after corporate action. 4 Dalam hal perdagangan saham perusahaan dihentikan sementara suspension dalam tahun buku, maka laporan tahunan wajib memuat penjelasan mengenai alasan penghentian sementara tersebut. Tidak ada pengungkapan Not disclosed 4 In the event that the company’s shares were suspended from trading during the year under review, then the Annual Report should contain explanation on the reason for the suspension. 5 Dalam hal penghentian sementara sebagaimana dimaksud dalam angka 4 masih berlangsung hingga tanggal penerbitan laporan tahunan, maka Emiten atau Perusahaan Publik wajib menjelaskan pula tindakan-tindakan yang dilakukan perusahaan untuk menyelesaikan masalah tersebut. Tidak ada pengungkapan Not disclosed 5 In the event that the suspension as referred to in point 4 was still in efect until the date of the Annual Report, then the Issuer or the Public Company should also explain the corporate actions taken by the company in resolving the issue.

c. Laporan Dewan Komisaris

Laporan Dewan Komisaris paling kurang memuat hal-hal sebagai berikut: 1 penilaian terhadap kinerja Direksi mengenai pengelolaan perusahaan; 2 pandangan atas prospek usaha perusahaan yang disusun oleh Direksi; dan 3 perubahan komposisi anggota Dewan Komisaris dan alasan perubahannya jika ada. 34-39

c. The Board of Commissioners Report

The Board of Commissioners Reportshould at least contain the following items: 1 assessment on the performance of the Board of Directors in managing the company. 2 view on the prospects of the company’s business as established by the Board of Directors, and 3 changes in the composition of the Board of Commissioners if any.

d. Laporan Direksi

Laporan Direksi paling kurang memuat hal-hal sebagai berikut: 1 kinerja perusahaan, yang mencakup antara lain kebijakan strategis, perbandingan antara hasil yang dicapai dengan yang ditargetkan, dan kendala-kendala yang dihadapi perusahaan; 2 gambaran tentang prospek usaha; 3 penerapan tata kelola perusahaan; dan 4 perubahan komposisi anggota Direksi dan alasan perubahannya jika ada. 42-55

d. The Board of Directors Report

The Board of Directors Report should at least containthe following items: 1 the company’s performance, i.e. strategic policies,comparison between achievement of results and targets, and challenges faced by the company: 2 business prospects; 3 implementation of Good Corporate Governance by the company; and 4 changes in the composition of the Board of Directors if any.

e. Proil Perusahaan

Proil perusahaan paling kurang memuat hal-hal sebagai berikut:

e. Company Proile

The Company Proile should at least contain the following: 1 nama, alamat, nomor telepon, nomor faksimile, alamat surat eletronik e-mail, dan laman website perusahaan danatau kantor cabang atau kantor perwakilan, yang memungkinkan masyarakat dapat memperoleh informasi mengenai perusahaan; Back Cover 384-389 1 name, address, telephone andor facsimile, email, website of the company andor branch oices or representative oice, which enable public to access information about the company; 2 riwayat singkat perusahaan; 8-9 2 brief history of the company. 3 kegiatan usaha perusahaan menurut Anggaran Dasar terakhir, serta jenis produk danatau jasa yang dihasilkan; 8-9 379-381 3 line of business according to the latest Articles of Association, and types of products andor services produced. 392 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Materi Penjelasan Hal Page Subject Explanation 4 struktur organisasi perusahaan dalam bentuk bagan, paling kurang sampai dengan struktur satu tingkat di bawah Direksi, disertai dengan nama dan jabatan; 383 4 structure of organization in chart form, at least one level below the Board of Directors, with the names and titles; 5 visi dan misi perusahaan; 12-13 5 vision and mission of the company: 6 proil Dewan Komisaris, meliputi: a nama; b riwayat jabatan, pengalaman kerja yang dimiliki, dan dasar hukum penunjukkan pertama kali pada Emiten atau Perusahaan Publik, sebagaimana dicantumkan dalam berita acara keputusan RUPS; c riwayat pendidikan; d penjelasan singkat mengenai jenis pelatihan dalam rangka meningkatkan kompetensi Dewan Komisaris yang telah diikuti dalam tahun buku jika ada; dan e pengungkapan hubungan ailiasi dengan anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris lainnya, serta pemegang saham jika ada; 364-371 230-231 236 6 the Board of Commissioners proiles include: a. name; b. history of position, working experience, and legal basis for irst appointment to the Issuer or Public company, as stated in the minutes of GMS resolutions. c. history of education; d. short description on the competency enhancement training programs for members of the Board of Commissionersduring the year under review if any; and e. disclosure of ailiation with other members of the Board of Commissioners and Board of Directors, and shareholders if any; 7 proil Direksi, meliputi: a nama dan uraian singkat tentang tugas dan fungsi yang dilaksanakan; b riwayat jabatan, pengalaman kerja yang dimiliki, dan dasar hukum penunjukkan pertama kali pada Emiten atau Perusahaan Publik, sebagaimana dicantumkan dalam berita acara keputusan RUPS; c riwayat pendidikan; d penjelasan singkat mengenai jenis pelatihan dalam rangka meningkatkan kompetensi Direksi yang telah diikuti dalam tahun buku jika ada; dan e pengungkapan hubungan ailiasi dengan anggota Direksi lainnya dan pemegang saham jika ada; 372-373 230-231 236 7 the Board of Directors proiles include: a. nameand short description of duties and functions; b. history of position, working experience, and legal basis for irst appointment to the Issuer or Public Company, as stated in the minutes of GMS resolutions.; c. history of education; d. short description on the competency enhancement training programs for members of the Board of Commissioners during the year under review if any; and e. disclosure of ailiation with other members of the Board of Commissioners and Board of Directors, and shareholders if any; 8 dalam hal terdapat perubahan susunan Dewan Komisaris danatau Direksi yang terjadi setelah tahun buku berakhir sampai dengan batas waktu penyampaian laporan tahunan sebagaimana dimaksud dalam angka 1 huruf a, maka susunan yang dicantumkan dalam laporan tahunan adalah susunan Dewan Komisaris danatau Direksi yang terakhir dan sebelumnya; Tidak ada pengungkapan Not disclosed 8 in the event that there were changes in the composition of the Board of Commissioners andor the Board of Directors occurring between the period after year-end until the date the Annual Report submitted as refer to in poin t 1 letter a, then the last and the previous composition of the Board of Commissioners andor the Board of Directorsshall be stated in the Annual Report. 9 jumlah karyawan dan deskripsi pengembangan kompetensinya dalam tahun buku misalnya, aspek pendidikan dan pelatihan karyawan yang telah dilakukan; 118-125 9 number of employees and description of competence building during the year under review, for example education and training of employees. 10 uraian tentang nama pemegang saham dan persentase kepemilikannya pada akhir tahun buku yang terdiri dari: a pemegang saham yang memiliki 5 lima perseratus atau lebih saham Emiten atau Perusahaan Publik; b Komisaris dan Direktur yang memiliki saham Emiten atau Perusahaan Publik; dan c kelompok pemegang saham masyarakat, yaitu kelompok pemegang saham yang masing-masing memiliki kurang dari 5 lima perseratus saham Emiten atau Perusahaan Publik; 24 10 information on names of shareholders and ownership percentage at the end of the iscal year, including: a. shareholders having 5 ive percent or more shares of Issuer or Public Company; b. Commissioner sand Directors who own shares of the Issuers or Public Company; and c. groups of public shareholders, or groups of shareholders, each with less than 5 ownership shares of the Issuers or Public Company. 11 informasi mengenai pemegang saham utama dan pengendali Emiten atau Perusahaan Publik, baik langsung maupun tidak langsung, sampai kepada pemilik individu, yang disajikan dalam bentuk skema atau diagram; 24 11 information on major shareholders and controlling shareholders the Issuers of Public Company, directly or indirectly, and also individual shareholder, presented in the form of scheme or diagram;