Socio-Religious Dimension Donation of Sacriicial Animals Ketentuan Umum

149 BAKRIELAND • Annual Report 2012 Kelurahan Menteng Atas melanjutkan Program Kampung Makmur. Program ini disusun untuk membangun kemandirian individu dan komunitas yang berkelanjutan melalui pemberdayaan ekonomi. Pelatihan Life Skills Bakrieland juga berupaya untuk meningkatkan ketrampilan hidup masyarakat sekitar agar dapat mandiri secara ekonomi. Salah satu contoh adalah yang dilakukan Landed Residential dengan memberikan pelatihan pembuatan boneka pada masyarakat Kelurahan Mulyaharja untuk dijadikan souvenir di The Jungle Water Park.

b. Sosial Keagamaan Kontribusi Hewan Qurban

Bakrieland secara rutin berpartisipasi dalam pemberian hewan qurban. Pada Idul Adha 1433 H, Bakrieland dan unit usaha membagikan hewan qurban senilai Rp176.000.000 kepada masyarakat sekitar. Kontribusi Pondok Pesantren, Masjid dan Anak Yatim Induk perusahaan dan unit usaha City Property untuk Rasuna Epicentrum secara berkala memberikan kontribusi kepada beberapa pondok pesantren antara lain Pondok Pesantren Nurul Iman, Yayasan Takwa Majelis Taklim Zakya serta untuk operasional Masjid Al- Bakrie. Beberapa kegiatan unit usaha Landed Residential juga difokuskan pada bidang sosial keagamaan, diantaranya melalui kegiatan pemberian santunan anak yatim serta bantuan pembangunan masjid dan musholla. Menteng Atas to continue with the Prosperous Village Program. This program is designed to build self-reliance among individuals and communities in a sustainable manner through economic empowerment. Life Skills Training Bakrieland also endeavors to improve the life skills of nearby communities to help them become economically independent. An example is the training program initiated by Landed Residential for the local residents of Mulyaharja on making dolls as souvenirs to be marketed at The Jungle Water Park.

b. Socio-Religious Dimension Donation of Sacriicial Animals

Bakrieland routinely participates in the religious observation of Idul Adha 1433 H marked by the sacriicing of animals. In 2012, Bakrieland and its business units distributed sacriicial animals worth Rp176,000,000 to nearby communities. Donations to Pesantren, Mosques and Orphanages The parent company and City Property business unit for Rasuna Epicentrum on a regular basis donate to several pesantrens Islamic boarding schools such as Pondok Pesantren Nurul Iman, Yayasan Takwa Majelis Taklim Zakya and for the operations of the Al-Bakrie Mosque. Activities initiated by the Landed Residential business unit also focus on the socio-religious aspect, among others through donations to orphans and for the development of mosques and prayer houses. 150 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Kontribusi Upacara Keagamaan Unit usaha Hotels Resorts dengan dua hotel utama berada di Bali, terikat pada kewajiban menjaga hubungan dengan masyarakat Bali yang sebagian besar beragama Hindu dan sangat kental budayanya. Oleh karena itu, mayoritas kontribusi yang diberikan terkait dengan kegiatan sosial keagamaan Hindu Bali adalah bantuan penyelenggaraan upacara- upacara keagamaan.

c. Sosial Kesehatan

Unit usaha City Property dan Landed Residential secara konsisten melaksanakan program pemeriksaan kesehatan gratis dan donor darah yang terbuka untuk umum. Selain itu, seluruh unit usaha senantiasa berupaya membantu peningkatan fasilitas kesehatan lingkungan sekitar. Sebagai contoh Landed Residential menyerahkan paket bantuan fasilitas Posyandu berupa alat ukur tensi, stetoskop, timbangan bayi dan alat ukur tinggi badan di 13 tiga belas Posyandu Kelurahan Mulyaharja, Bogor. Green Architecture Green Architecture mempunyai arti bahwa semua produk Bakrieland dirancang berdasarkan konsep ramah lingkungan, yang meliputi:

1. Green Area Design

Green Area Design adalah konsep pengembangan ruang terbuka hijau yang bertujuan meningkatkan kualitas udara dan kondisi iklim mikro, serta sebagai peredam kebisingan, penahan angin dan estetika serta meningkatkan area resapan air dengan Pengembangan Sosial dan Kemasyarakatan Social and Community Development Contribution for Religious Events The Hotels Resorts business unit along with two major hotels in Bali is bound by the obligation to maintain good relations with the Balinese community most of whom are Hindus, deeply rooted in their cultural heritage. Contributions for social purposes in Bali are therefore largely intended to help the local people observe their Balinese Hindu religious rituals.

c. Social and Health Dimension

The City Property and Landed Residential business units consistently organize free health examinations and blood donation drives accessible to the general public. In addition, all business units continually support eforts to improve health facilities in nearby communities. For example, Landed Residential donated vital health equipment for 13 thirteen posyandu integrated health centers at Mulyaharja in Bogor, such as blood pressure monitors, stethoscopes, baby weighing scales and height measuring instruments. Green Architecture Green architecture ensures that all Bakrieland products are designed according to an eco-friendly concept that encompasses:

1. Green Area Design

Green area design refers to the development of green open space with the intent of improving air quality and micro-climate conditions, and for noise reduction, wind delectors, aesthetics and increasing water absorption areas that should reach at least 30 of a 151 BAKRIELAND • Annual Report 2012 pencapaian minimal 30 sebagai pengembangan area terbuka hijau. Area ini ditanami jenis tumbuhan penghasil O 2 dan penyerap CO 2 di setiap proyek properti Bakrieland.

2. Green Building and Construction

Green Building and Construction adalah upaya menciptakan suatu bangunan yang ramah lingkungan secara desain maupun dalam proses pembangunannya. Proses tersebut memperhatikan aspek pencahayaan alami, suhu yang tepat dan sistem akustik yang dapat meningkatkan penghematan energi. Selain itu digunakan material lokal bersertiikat yang ramah lingkungan, mudah diperbaharui dan dapat didaur ulang. Green Operation Bakrieland menerapkan sistem operasional pada kawasan dan gedung secara ramah lingkungan dengan menerapkan konsep 3R, yaitu Reduce, Reuse, Recycle. Penerapan Green Operation meliputi:

1. Water Conservation and Reuse

Program Penerapan konservasi air yang dapat mengurangi penggunaan sumber air utama pada pengoperasian gedung dan kawasan.

2. Integrated Waste Disposal Treatment

Optimalisasi manajemen pengolahan limbah yang diterapkan melalui mekanisme ramah lingkungan sehingga secara kawasan nilai kualitas lingkungan yang baik dapat terpenuhi. Contohnya dengan melakukan pemilahan sampah berdasarkan jenisnya.

3. Green Material

Penggunaan material yang ramah lingkungan dalam proses konstruksi merupakan konsep yang diterapkan dengan material yang mudah diperbaharui atau berbahan yang mudah didaur ulang, tidak beracun atau menggunakan material lokal dan bersertiikat. given development area. Created in every Bakrieland property project, this green open space abounds with plant species that produce O 2 and absorb CO 2 .

2. Green Building and Construction

Green building and construction seeks to create eco-friendly structures, both in terms of design and the construction process. All processes involved in achieving this take into account various aspects such as natural lighting, suitable temperatures and acoustics that can lead to energy savings. In addition, preference is given to local materials that are eco-friendly certiied, easily renewable and recyclable. Green Operation Bakrieland applies an environmentally- friendly operating approach for its development areas and structures by adopting the 3R concept: reduce, reuse and recycle. Green operations cover the following aspects:

1. Water Conservation and Reuse

Program Water is conserved in a manner that reduces the use of main sources of water in building and property operations.

2. Integrated Waste Disposal Treatment

The optimal management of waste disposal treatment through an eco- friendly mechanism helps ensure the quality of the environment in a given area. An example is by segregating wastes according to waste type.

3. Green Material

For its construction activities, the Company makes use of eco-friendly materials that can easily be renewed or recycled, and are non-toxic, with preference for locally certiied construction materials. 152 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012

4. Fossil Fuel Consumption Reduction Program

Pengurangan energi berbahan bakar fosil yang dilakukan antara lain melalui konsep mobilisasi manusia di kawasan proyek properti Bakrieland dengan pembangunan pedestrian yang nyaman serta penyediaan shuttle bus. Nilai Pengeluaran Program CSR Nilai pengeluaran program CSR Bakrieland dan unit usaha tahun ini sebesar Rp4.352.876.750. Secara keseluruhan, pelaksanaan program CSR tahun 2012 lebih fokus pada program pendidikan dan korporasi. Pengeluaran untuk kegiatan korporasi antara lain sponsorship dan kontribusi terkait pengembangan industri properti. Pengembangan Sosial dan Kemasyarakatan Social and Community Development

4. Fossil Fuel Consumption Reduction Program

Cutting down on the use of fossil fuel energy among other eforts is assured through an eco-friendly human mobilization concept in Bakrieland property projects that focuses on the development of paved walkways for pedestrian comfort and the availability of shuttle buses. CSR Program Expenditure Expenditure for CSR programs launched by Bakrieland and its business units amounts to Rp4,352,876,750. In general, the implementation of CSR programs throughout 2012 focused on education and corporate programs. Expenditure for corporate activities among others includes sponsorships and contributions related to the development of the property industry. Realisasi Pelaksanaan CSR Realization of CSR Implementation Jenis Kegiatan Bakrieland Unit Area of Activity 2011 2012 Nilai Value Rp Nilai Value Rp Pendidikan 1,826,965,717 26.58 1,142,235,000 26.24 Education Lingkungan 28,100,000 0.41 80,050,000 1.84 Environment Sosial Social Kesehatan, Olahraga Budaya 795,211,805 11.57 936,075,250 21.50 Health, Sports, Culture Program Keagamaan 1,954,501,300 28.43 925,126,500 21.25 Social Religion Bencana Alam 78,325,000 1.14 1,000,000 0.02 Natural Disaster Ekonomi 267,300,000 3.89 45,000,000 1.03 Social Economy Korporasi 1,923,267,986 27.98 1,223,390,000 28.11 Corporate JUMLAH 6,873,671,808 100 4,352,876,750 100 TOTAL 153 BAKRIELAND • Annual Report 2012 Rencana ke Depan Tahun 2013 mendatang tim CSR Bakrieland telah merencanakan berbagai kegiatan untuk dilaksanakan dengan rincian sebagai berikut: 1. Pemetaan Masyarakat Sekitar Dalam rangka memberikan program yang tepat guna bagi unit usaha, Bakrieland akan melakukan pemetaan masyarakat sekitar bersama unit usaha untuk mengidentiikasi masalah masyarakat yang terkait Pendidikan , Lingkungan dan Sosial. 2. Community Development Program Sejuta Buku • Memperbanyak titik-titik lokasi pengumpulan buku untuk mempermudah karyawan di KUB menyumbangkan buku. • Menjajaki kemungkinan memperluas kerjasama dengan Perusahaan dalam KUB, dalam memperluas Program Sejuta Buku dan saling mengisi program pendidikan. • Menjalin kerja sama strategis dengan komunitas – komunitas yang peduli terhadap buku dan taman bacaan, misalnya Komunitas 1001buku dan Gerakan Kami Cerdas untuk memudahkan distribusi buku yang telah dikumpulkan. Taman Cerdas • Menjajaki kemungkinan kerja sama strategis dengan perusahaan dalam KUB dan mitra strategis lainnya, baik untuk pengembangan Taman Cerdas maupun untuk kegiatan pengisi Taman Cerdas. Future Plan For 2013, the Bakrieland CSR team has several activities already in the pipeline as presented in the following section: 1. Mapping of Nearby Communities In order to ensure that business units initiate relevant and purposeful programs, Bakrieland with its business units shall map out nearby communities to identify their common educational, environmental and social issues. 2. Community Development A Million Books Program • Increasing points of locations of book collection in order to prompt employees in Bakrie Business Groups to donate books. • Look into the feasibility of expanding cooperation with companies under Bakrie Business Groups to extend program outreach and complement each other’s educational programs. • Foster strategic cooperation with communities dedicated to books and community libraries, such as Komunitas 1001buku and Gerakan Kami Cerdas, for easier distribution of donated books. Taman Cerdas • Explore potential strategic partnerships with companies under the Bakrie Business Group and other strategic partners for the development of Taman Cerdas community learning centers including suitable activities for these centers. 154 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Bakrieland Goes to Campus • Meningkatkan kegiatan speaking engagement dengan melibatkan karyawan Bakrieland maupun unit usaha Bakrieland. • Terus berkomitmen untuk memberikan beasiswa terhadap mahasiswa. • Bekerja sama dengan Universitas Bakrie untuk menjajaki kemungkinan rekrutmen calon mahasiswa berasal dari lingkungan sekitar properti Bakrieland. Pohon Untuk Negeri Merencanakan lanjutan program green melalui Pohon Untuk Negeri dengan melakukan kerjasama antara CSR Bakrieland, tim External Communication Bakrieland, dan tim CSR Unit Usaha. 3. Sponsorship Contribution • Tetap menjalankan fungsi koordinasi dan advisory untuk unit usaha untuk rencana kegiatan sponsorships contributions. • Pelaporan ke Direksi untuk setiap kegiatan sponsorships contributions, baik dari induk Perusahaan maupun dari unit usaha. 4. Lainnya • Melanjutkan koordinasi dengan tim CSR Unit Usaha untuk keikutsertaan dalam monitoring data sebagai kelanjutan dari Sustainability Report yang sudah digagas tahun 2011. Adapun tools yang dipergunakan dalam monitoring data ini adalah dengan mempergunakan Sustainability Monitoring System SMS. Pengembangan Sosial dan Kemasyarakatan Social and Community Development Bakrieland Goes to Campus • Increase speaking engagements by involving Bakrieland employees and business units. • Continue with the commitment to award scholarships to university students. • Collaborate with Bakrie University in looking into the possibility of recruiting potential university students from areas around Bakrieland properties. Trees for the Country Further plans aim to continue with the green agenda through the “Trees for the Country” program by working with CSR-Bakrieland, Bakrieland External Communication Team and CSR-Business Unit. 3. Sponsorship Contribution • Continue to implement the coordination and advisory function for business units in planning for sponsorships and contributions. • Report to the Board of Directors on every sponsorship and contribution, both from corporate Bakrieland and business units. 4. Others • Continue coordination with Business Unit-CSR team to be involved in data monitoring as follow up to the Sustainability Report initiated in 2011. The instrument utilized for data monitoring is the Sustainability Monitoring System SMS. 155 BAKRIELAND • Annual Report 2012 • Tetap melakukan pertemuan koordinasi rutin bulanan sekali yang akan dilakukan secara bergilir dengan Unit Usaha dengan tujuan antara lain memastikan konsistensi pelaksanaan program sesuai dengan pilar yang telah ditetapkan, yaitu Pendidikan, Lingkungan, dan Sosial. • Senantiasa bekerja sama dengan Divisi External Communication – CA untuk publikasi setiap pelaksanaan program CSR. • Continue to convene coordination meetings regularly every month through a rotation basis with business units among others for the purpose of ensuring consistency in program implementation in conformity with the predetermined education, environmental, and social pillars. • Consistently work with the External Communication Division – CA for the publication of every CSR program implementation. 156 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Pohon Untuk Negeri, Kawasan Agroforestry Park Selaku masyarakat Dusun Lambur yang memang sangat dekat dengan kawasan Agroforestry Park, kami sangat berterima kasih kepada PT KLTD dan Perhiptani Lampung Selatan dengan adanya program pemanfaatan lahan yang selama ini kosong menjadi lahan Agroforestry Park. Dengan adanya program tersebut masyarakat kami mendapat lapangan pekerjaan dengan cara menjadi pekerja di kawasan tersebut. Saran dari kami untuk program tersebut, kalau bisa terus menerus sehingga bisa cepat terwujud, apalagi beberapa waktu yang lalu bertepatan dengan panen perdana sorgum juga dicanangkan program Kebun Raya Kalianda. Kami masyarakat berharap agar program tersebut dapat berjalan dengan lancar, dan semoga berdampak positif bagi masyarakat kami. Trees for the Nation - Agroforestry Park On behalf of the local community at Lambur hamlet situated close to the Agroforestry Park, we would like to thank PT KLTD and Perhiptani, South Lampung for turning land that has long been left idle into the Agroforestry Park. This project has created employment opportunities for the local people hired as workers at the park. We strongly recommend that this project continue for its immediate realization, particularly as it will soon be time for the maiden harvest of sorghum, in addition to plans for the Kalianda Botanical Garden project. We, the local community, hope that this project can proceed smoothly and bring about positive impact for local residents. Kampung Makmur, Rasuna Epicentrum Dengan adanya pemberdayaan ini saya bisa memanfaatkan waktu luang untuk berpartisipasi terutama dalam ternak lele, karena selain sangat bermanfaat untuk perekonomian, beternak lele bisnis yang sangat baik di usia saya. Terima kasih Bakrie Swasakti utama dan Rumah Zakat. Rasuna Epicentrum –Prosperous Village Through this empowerment program, I can make use of my spare time to take part in activities, particularly in catish farming. Apart from being economically beneicial, the catish farming business is suitable work for a person my age. Thank you Bakrie Swasakti Utama and Rumah Zakat. Sahri Profesi Tani, 43 Tahun | Farmer, 43 Years Arsani 46 Tahun | Years Testimonial 157 BAKRIELAND • Annual Report 2012 Pembangunan MCK di Karang Tengah, Sentul Nirwana Saya mengucapkan terima kasih dengan dibuatnya fasilitas MCK oleh Sentul Nirwana di lima kampung Desa Karang Tengah. Pembangunan MCK ini membuat warga sekitar Jungleland dan Perumahan Sentul Nirwana merasa terbantu untuk keperluan mandi, buang air besar, buang air kecil dan cuci pakaian. Ke depannya dengan adanya fasilitas MCK ini, mudah-mudahan bisa membuat kehidupan warga sekitar Jungleland dan Perumahan Sentul Nirwana menjadi lebih baik dan sehat. Development of Bathing, Washing and Toilet Facilities in Karang Tengah, Sentul Nirwana I am thankful for the bathing, washing and toilet facilities provided by Sentul Nirwana in ive villages in Karang Tengah. These facilities have been extremely beneicial for local communities around Jungleland and the Sentul Nirwana residential complex for bathing and washing purposes and the eliminating of waste. With the availability of these facilities, it is hoped that local residents near the Jungleland and Sentul Nirwana will lead better and healthier lives Kosim Profesi Pegawai Desa, 43 Tahun | Village Oice Staf, 43 Years 158 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 158 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 159 BAKRIELAND • Annual Report 2012 2012 Laporan Berkesinambungan Sustainability Commitment Card 159 BAKRIELAND • Annual Report 2012 160 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Sustainable Economic Performance Growth Ethical Business Practices Sustainable Return for Our Shareholders Proyek Sentul Nirwana melakukan prosedur Analisa Mengenai Dampak Lingkungan AMDAL sejak sebelum pembangunan dimulai hingga menjadi bagian dari pertimbangan perencanaannya ke depan. The Sentul Nirwana project conducts environmental impact analysis prior to construction and becomes part of the considerations for future plans. 51 audit di unit usaha dilakukan untuk aspek kinerja penjualan, marketing, operasional dan inansial. 51 of the audit process in business units concentrates on sales, marketing, operational and inancial performance. 100 karyawan, mitra kerja, partner bisnis dan supplier telah menerima sosialisasi materi Code of Conduct dan mekanisme Whistleblowing. 100 of employees, business associates, business partners and suppliers have been made aware of the Code of Conduct and the Whistleblowing mechanism. Rata-rata marjin EBITDA sampai dengan tahun 2012, telah mencapai di atas 20. The average EBITDA margin by 2012 is above 20. Pada tahun 2015, 100 business plan dan risk assessment mempertimbangkan dampak operasional terhadap lingkungan dan komunitas sosial pada tahap perencanaan proyek paling awal. In 2015, 100 of the business plan and risk assessment pays heed to the impact of operations on the environment and communities from the outset of project planning. Pada tahun 2020, pekerjaan audit berbasis risiko akan dilakukan ke seluruh unit usaha 100, yang penilaiannya akan meliputi: anti-korupsi, risiko inansial, dampak lingkungan, dampak sosial dan hak asasi manusia. In 2020, risk-based audit shall be conducted for all business units 100 of which assessment shall cover: anti-corruption, inancial risk, environmental impact, social impact and human rights. Pada tahun 2012, 100 karyawan, mitra usaha dan pemasok sudah disosialisasikan Code of Conduct dan mekanisme Whistleblowing. In 2012, 100 of employees, business partners and suppliers have been made aware of the Code of Conduct and Whistleblowing mechanism. Marjin EBITDA 20 setiap tahunnya. EBITDA margin 20 per year. Where We Are Now 2012 Where We Are Now 2012 Where We Want to Be Where We Want to Be Status Status Perlu peningkatan Need improvement Sesuai rencana On track Tercapai Achieved 161 BAKRIELAND • Annual Report 2012 Delivery Performance Contributing to Indonesia National Economy Sesuai jadwal, proyek Sentra Timur Residence mulai serah terima pada akhir Desember 2012. In accordance with the schedule, the Sentra Timur Residence project has begun handing over units by the end of December 2012. 2012, Sentra Timur kembali menyelesaikan 1 menara sehingga total sudah 3 dari 11 menara yang direncanakan. In 2012, Sentra Timur completed 1 more tower, making it a total of 3 towers from the 11 towers planned. Di Pullman Bali Legian Nirwana, 100 material yang digunakan diperoleh dari pemasok lokal. In Pullman Bali Legian Nirwana, “100 of materials used” are obtained from local suppliers. Secara keseluruhan 99,66 karyawan Bakrieland adalah warga negara Indonesia. Overall, 99.66 of Bakrieland employees are Indonesian nationals. Serah terima danatau penyelesaian proyek 100 tepat waktu sesuai dengan kontrak dengan konsumen. 100 timely project delivery andor completion according to the agreed contract with customers. Berkontribusi dalam pemenuhan backlog hunian terjangkau bagi masyarakat menengah di perkotaan setiap tahun. Contributes in fulilling backlogs of afordable housing for the middle-income urban population each year. Pada tahun 2015, minimal 70 dari total besaran belanja kebutuhan material untuk konstruksi dan operasional di masing-masing proyek berasal dari pemasok yang berdomisili di daerah lokal setempat danatau nasional Indonesia. By 2015, at least 70 of total expenditure for construction materials and operations in respective projects are sourced from suppliers domiciled locally andor nationally in Indonesia. Pada tahun 2012, penyerapan tenaga kerja dari masyarakat lokal di setiap proyek kami dengan komposisi sebesar minimal 70 karyawan adalah masyarakat lokal. By 2012, labor absorption from the local population in each of our project accounts for at least 70 of the workforce. Where We Are Now 2012 Where We Are Now 2012 Where We Want to Be Where We Want to Be Status Status 162 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Green Through and Through Sustainable Design Responsible Construction 100 proyek properti Bakrieland memiliki Ruang Terbuka Hijau RTH sesuai dengan perijinan. 100 of Bakrieland project properties have open green space as part of the building permit requirements. Rata-rata dari seluruh proyek properti Bakrieland mencapai 43 RTH dari total luas lahan dimana sampai dengan tahun 2012 luas ruang terbuka hijau ini mencapai 8.885 ha dengan 91.379 pohon, 15 ha sawah dan 30 ha hutan bakau yang secara keseluruhan mampu menyerap 425.909 ton gas CO 2 per tahun. Open green space account for an average of 43 from total landbank whereby until 2012, open green space has reached 8,885 hectares with 91,379 trees, 15 hectares of rice ields and 30 hectares of mangrove forests that in overall absorb 425,909 tons of CO 2 each year. Pembangunan proyek Sentul Nirwana menjamin bahwa seluruh material kayu yang digunakan berasal dari sumber yang bertanggungjawab non-illegal logging. The construction of the Sentul Nirwana project guarantees the use of timber that is not sourced from illegal logging. 60 jenis tanaman yang digunakan untuk lanskap kawasan properti Bakrieland adalah species tanaman asli Indonesia. 60 of vegetation used for landscape in Bakrieland projects are of Indonesian native species. SITE DESIGN: ECO-LANDSCAPING: Luas area Ruang Terbuka Hijau RTH minimal harus sesuai dengan perijinan yang diperoleh pada masing- masing proyek. SITE DESIGN: ECO-LANDSCAPING: The size of open green space should be at least in accordance with the permit secured by the respective project. SITE DESIGN: ECO-LANDSCAPING: Optimalisasi vegetasi yang mampu menyerap CO 2 untuk membantu meningkatkan kualitas udara di kawasan proyek properti. SITE DESIGN: ECO-LANDSCAPING: Optimization of vegetation capable of absorbing CO 2 to help improve air quality around property project areas. SITE DESIGN: GREEN BUILDING DESIGN: Mengiventaris green material yang digunakan untuk material konstruksi dan perabotan di seluruh proyek properti. SITE DESIGN: GREEN BUILDING DESIGN: Inventory of green materials for construction and furniture crafting for all property projects. BIODIVERSITY CULTURAL HERITAGE: Menggunakan tanaman lokal dan budidaya lokal sebesar 60 dari jumlah tanamanluas tajuk. BIODIVERSITY CULTURAL HERITAGE: The use of local species vegetation in landscape accounts for 60 of the total cropcanopy area. Where We Are Now 2012 Where We Want to Be Status 163 BAKRIELAND • Annual Report 2012 Green Operation Konsumsi energi Bakrieland di 2012 dari proyek- proyek dalam ruang lingkup laporan ini adalah 35.443.729 KWH energi listrik, 39.040 liter bensin, 496.723 liter solar dan 176.910 kg gas LPG. Bakrieland’s energy consumption in 2012 for projects within the scope of this report totals 35,443,729 KWH of electricity, 39,040 liters of fuel, 496,723 liters of diesel and 176,910 kg of LPG. 33.075 ton emisi gas CO 2 dihasilkan dari penggunaan energi, namun belum mencakup keseluruhan proyek Bakrieland dan aktivitas transportasi dan logistik. 33,075 tons of CO 2 gas emission is produced from energy consumption, not including transportation and logistic activities. 1.082.219 m 3 total konsumsi air di tahun 2012, dimana 22 dari total konsumsi air tersebut adalah air hasil daur ulang. 1,082,219 m 3 of total water consumption in 2012 from which 22 are drawn from recycled water. 2.265 kg sampah domestik dan organik diolah dan digunakan kembali menjadi pupuk. 2,265 kg of domestic and organic waste is processed and reused as fertilizer. Seluruh proyek properti Bakrieland memiliki mekanisme pemilahan sampah berdasarkan jenisnya, termasuk untuk limbah B3, air kotor, dan air hitam. All Bakrieland property projects develop their own waste treatment mechanism based on the type of waste, including for hazardous and toxic substances, waste water and black water. ENERGY: Mengukur dasar penggunaan energi di masing-masing proyek untuk dijadikan dasar inisiatif eisiensi energi di tahun-tahun berikutnya. ENERGY: Measuring energy consumption in each project to be used as baseline for energy eiciency initiatives in coming years. CARBON FOOT PRINT: Masing-masing unit usaha mengetahui dasar emisi CO 2 , penyebab efek rumah kaca greenhouse gasGHG dari kegiatan operasional masing-masing unit. CARBON FOOT PRINT: Each business unit is aware of their CO 2 emissions and causes of greenhouse gas GHG emissions from its operational activities. WATER: Menentukan dasar penggunaan air untuk masing-masing proyek properti untuk selanjutnya digunakan sebagai acuan program eisiensi air. WATER: Determining the basis for water consumption for each property project to serve as reference for energy eiciency programs. WASTE: Semua unit proyek Bakrieland melakukan program Reduce, Reuse, Recycle. WASTE: All Bakrieland projects conduct the Reduce, Reuse and Recycle program. WASTE: 100 kegiatan konstruksi dan operasional Bakrieland memiliki rencana manajemen sampah konstruksi, limbah cair dan padat. WASTE: 100 of Bakrieland’s construction and operational activities strictly abide by a construction, as well as solid and liquid waste management plan. Where We Are Now 2012 Where We Want to Be Status 164 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Nol insiden terkait praktik tenaga kerja di seluruh operasional Bakrieland selama tahun 2012. Zero-incident in labour practice in Bakrieland’s entire operations in 2012. 100 karyawan Bakrieland di seluruh wilayah operasional menerima performance review di tahun 2012. 100 of Bakrieland employees in all operating areas are subject to a performance review in 2012. Di tahun 2012 lebih dari 95 karyawan menerima pelatihan formal. In 2012, more than 95 of employees have undergone formal training. 80 proyek properti sudah menjalankan program edukasi tentang kebersihan, pemilahan sampah, hidup sehat dan ramah lingkungan yang diperuntukkan bagi masyarakat penghuni, pengunjung dan komunitas sekitar. 80 of property projects have initiated educational programs related to waste segregation, healthy living and eco-friendly systems intended for the residential community, visitors and nearby communities. 100 dari proyek properti Bakrieland memiliki program pengembangan perekonomian masyarakat. 100 of Bakrieland’s property projects have introduced community economic empowerment programs. EQUAL OPPORTUNITY: Nol keluhan dan insiden dari internal ataupun eksternal terkait diskriminasi dan pelanggaran hak asasi manusia di tempat kerja. EQUAL OPPORTUNITY: Zero-complaint and zero-incident internally and externally with regard to discrimination and human rights violation at the workplace. EQUAL OPPORTUNITY: 100 karyawan menerima annual performance review dengan menggunakan sistem Key Performance Index KPI. EQUAL OPPORTUNITY: 100 of employees undergo an annual performance review by applying the Key Performance Index KPI system. TRAINING DEVELOPMENT: Seluruh karyawan menerima pelatihan formal minimal 1 kali dalam 1 tahun. TRAINING DEVELOPMENT: All employees receive formal training at least once a year. PROMOTING GREEN HEALTHY LIFESTYLE: Pada tahun 2015, program edukasi kebersihan, pemilihan sampah, hidup sehat dan ramah lingkungan di seluruh kawasan proyek properti Bakrieland yang bertujuan untuk meningkatkan wawasan dan partisipasi penghuni, pengunjung, dan komunitas sekitar. PROMOTING GREEN HEALTHY LIFESTYLE: By 2015, campaign on sanitation, waste segregation, healthy living and eco-friendly systems in all Bakrieland property projects aim to broaden horizons and promote the participation of residents, visitors and nearby communities. PROMOTING GREEN HEALTHY LIFESTYLE: Pada tahun 2015, masing-masing proyek properti Bakrieland memiliki program pengembangan perekonomian masyarakat minimal satu program UKM binaan. PROMOTING GREEN HEALTHY LIFESTYLE: By 2015, each Bakrieland property project shall have its own community economic empowerment program, at least one micro and small-scale enterprise development scheme. Its About The People Empowering Our Human Capital Nurturing the Community Where We Are Now 2012 Where We Are Now 2012 Where We Want to Be Where We Want to Be Status Status 165 BAKRIELAND • Annual Report 2012 Green Oice Guideline dan format campaign dalam pematangan konsep dan penyusunan untuk disosialisasikan dan diimplementasikan oleh keseluruhan Bakrieland. Green Oice Guideline and campaign template in relation to conceptual development and formulation is informed and implemented across Bakrieland. Program sosialisasi Green Oice minimal 1 program per 3 bulan. Green Oice awareness-building program, at least one program in three months. Nurturing the Community Where We Are Now 2012 Where We Want to Be Status Status Inspiring The Future Generation Selama tahun 2012, speaking engagement sebagai bagian dari program Bakrieland Goes to Campus BGtC terlaksana sebanyak 12 kali di universitas-universitas Jakarta dan Bandung. Throughout 2012, speaking engagement, as part of Bakrieland Goes to Campus BGtC program, took place on 12 separate occasions in universities located in Jakarta and Bandung. Sampai dengan tahun 2012, BLD memiliki 2 Taman Cerdas. By 2012, BLD has established 2 learning centers known as Taman Cerdas. Sampai dengan tahun 2012, BLD telah mendonasikan 34.674 buku ke institusi pendidikan dan yatim piatu di seluruh wilayah operasional Bakrieland. By 2012, BLD has donated 34,674 books to educational institutions and orphanages in all Bakrieland operating areas. Sampai dengan tahun 2012, BLD sudah memberikan 38 beasiswa untuk siswa berprestasi. Saat ini rata-rata 9 paket beasiswa per tahun sejak tahun 2007. By 2012, BLD has awarded 38 scholarships to high- achieving students. To date, an average of 9 scholarship packages has been granted each year since 2007. Sampai dengan tahun 2012, jumlah pelajar mahasiswa yang mengunjungi proyek-proyek Bakrieland mencapai 273 orang. By 2012, the number of students visiting Bakrieland projects has reached 273 people. BAKRIELAND GOES TO CAMPUS: Pada tahun 2015, menjangkau universitas-universitas di wilayah operasional Bakrieland Jakarta, Bogor, Lampung, Balikpapan, Bali BAKRIELAND GOES TO CAMPUS: By 2015, the program shall extend across universities in Bakrieland operating areas Jakarta, Bogor, Lampung, Balikpapan, Bali. TAMAN CERDAS: Pada tahun 2015, Bakrieland memiliki 5 Taman Cerdas. TAMAN CERDAS: By 2015, Bakrieland establish 5 Taman Cerdas. SATU JUTA BUKU: Pada tahun 2020, mendonasikan 1.000.000 buku untuk institusi-institusi yang membutuhkan di seluruh wilayah operasional Bakrieland di Indonesia. ONE MILLION BOOKS: By 2020, some 1,000,000 books will be donated to institutions in need throughout Bakrieland operating areas in Indonesia. SCHOLARSHIP: Pada tahun 2015, Mendistribusikan minimal 10 paket beasiswa untuk siswa berprestasi per tahun. SCHOLARSHIP: By 2015, distributed at least 10 scholarship packages to academically outstanding students each year. STUDENT VISIT: Pada tahun 2015, Bakrieland menerima kunjungan dari total 500 orang pelajar di proyek properti Bakrieland. STUDENT VISIT: By 2015, Bakrieland has welcomed a total of 500 students to its property project locations. Where We Are Now 2012 Where We Want to Be 166 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Best Practice Compliance Adopting Best Practices and Compliances Bakrie Tower saat ini sedang dalam proses sertiikasi Green Building dari Green Building Council Indonesia GBCI ; Properti Bakrieland lainnya mengikuti prinsip dan ketentuan Green Building; Properti2 Bakrieland yang merupakan bangunan lama, sedang direncanakan untuk refurbishment agar sesuai dengan prinsip dan ketentuan Green Building. Bakrie Tower is currently in the process of securing its Green Building certiication from the Green Building Council Indonesia GBCI; other Bakrieland property projects also adhere to Green Building principles and requirements; Bakrieland properties with old buildings shall be refurbished according to the Green Building principles and requirements. 100 unit usaha Bakrieland menerapkan manajemen lingkungan. 100 of Bakrieland business units have established environmental management systems. 40 dari unit usaha Bakrieland sudah tersertiikasi ISO 9001 40 of Bakrieland business units have earned their ISO 9001 certiication. Unit usaha City Property telah tersertiikasi OHSAS 18000 dan seluruh kontraktor yang bekerjasama dalam pembangunan proyek Sentra Timur Residences diharuskan memiliki sertiikasi OHSAS 18000. City Property business unit has obtained its OHSAS 18000 certiication and all hired contractors working for the development of Sentra Timur Residences must be OHSAS 18000 certiied. Sertiikasi Green Building atau adopsi prinsip dan ketentuan Green Building untuk seluruh high-rise building di proyek properti Bakrieland. Green Building certiication or the adoption of the Green Building principles and requirements for all high-rise buildings on Bakrieland property projects. Penerapan standar internasional terkait manajemen lingkungan untuk seluruh properti Bakrieland. Application of international standards related to environmental management for all Bakrieland properties. Sistem Manajemen Mutu, ISO 9001 diterapkan di kantor pusat dan di seluruh unit usaha. Quality Management System, ISO 9001 is applied at the head oice and in all business units. Standar kesehatan dan keselamatan kerja, OHSAS 18001 diterapkan di seluruh proyek properti Bakrieland. Occupational health and safety standards, OHSAS 18001is applied in all Bakrieland property projects. Where We Are Now 2012 Where We Want to Be Status 167 BAKRIELAND • Annual Report 2012 Research Innovation Compliance to Law Regulation Jungleland: akan dikembangkan menjadi Green Theme Park terbesar se-Indonesia. Jungleland: to be developed into the largest Green Theme Park in Indonesia. Nol litigasi dan pelanggaran hukum; seluruh operasional dan pembangunan kawasan memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan AMDAL dan seluruh perijinan yang diwajibkan. Zero-litigation and no violation of the law; all project operations and development have conducted an environmental impact analysis AMDAL and secured the required permits. Inisiasi dan berkontribusi dalam penelitian serta implementasi teknologi mutakhir terkait material dan teknik konstruksi yang ramah lingkungan setiap tahun. Initiation and contribution to research as well as the implementation of cutting-edge technology related to eco-friendly construction materials and techniques each year. Nol keluhan, insiden, laporan dan tuntutan akibat pelanggaran peraturan hukum dan perundang-undangan. Zero-complaint, zero-incident, and no reported cases and lawsuits on the violation of the law and regulation. Where We Are Now 2012 Where We Are Now 2012 Where We Want to Be Where We Want to Be Status Status 168 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Tanggung Jawab atas Keselamatan, Kesehatan, dan Lingkungan Responsibility towards Safety, Health, and Environment Komitmen Bakrieland terhadap K2L Keselamatan kerja adalah kondisi yang aman atau selamat dari penderitaan dan kerusakan atau kerugian di tempat kerja berupa penggunaan mesin, peralatan, bahan-bahan dan proses pengolahan, lantai tempat bekerja dan lingkungan kerja, serta metode kerja. Risiko keselamatan dapat terjadi karena aspek-aspek dari lingkungan kerja yang dapat menyebabkan kebakaran, sengatan aliran listrik, terpotong, luka memar, keseleo, patah tulang, serta kerusakan anggota tubuh, penglihatan dan pendengaran. Keselamatan kerja bertujuan untuk meningkatkan usaha- usaha keselamatan dan pencegahan kecelakaan kerja, penyakit kerja, cacat dan kematian. Sementara kesehatan kerja merupakan suatu kondisi bebas dari gangguan secara isik dan psikis yang disebabkan oleh lingkungan kerja. Kesehatan kerja bertujuan untuk menciptakan kesehatan pekerja agar dapat bekerja secara aktif dan produktif. Ruang lingkup kesehatan kerja mencakup pengobatan preventif untuk menjaga kesehatan dan pengobatan atau penyembuhan untuk meningkatkan, melindungi dari risiko akibat dari proses produksi yang dapat mempengaruhi kesehatan, kesejahteraan dan produktivitas kerja, serta penyesuaian lingkungan kerja untuk mencapai kenyamanan dan eisiensi kerja. Keselamatan, Kesehatan dan Lingkungan K2L merupakan usaha untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman, sehat, dan sejahtera, bebas dari kecelakaan, kebakaran, peledakan, dan pencemaran lingkungan akibat pekerjaan. Sebagai perusahaan pengembang kawasan terpadu di bidang properti dan infrastruktur terkait properti, kegiatan operasional Bakrieland erat kaitannya dengan faktor K2L. Bakrieland memiliki tanggung jawab moral untuk selalu melaksanakan kegiatan operasionalnya secara Bakrieland’s Commitment to SHE Occupational safety refers to a working environment safe or secure from adversity and damage or losses arising from the use of machinery, equipment, production material and processes, working platforms and settings, as well as work methods. Workplace safety hazards may occur due to various aspects related to the working environment that can result in a ire outbreak, electric shock, severance, bruise, sprain, bone fracture, other physical injuries, as well as visual and hearing impairment. Occupational safety is intended to increase eforts that further guarantee safety and prevent work-related accidents, illnesses, disabilities and deaths. Occupational health on the other hand refers to work conditions that are free from physical and psychological disruptions resulting from the working environment. Occupational health concerns the health promotion of employees in order for them to work actively and productively. Occupational health covers preventative treatment to maintain health as well as treatment or curative eforts to protect workers from health hazards arising from production processes that may afect their health, well-being and work productivity, and adjustments to the working environment to provide work comfort and eiciency. Safety, Health and Environment SHE is part of an efort to create a safe, healthy and favorable working environment, free from work-related accidents, ire hazards, explosions and environmental pollution. As an integrated developer in the property and property-related infrastructure sector, Bakrieland’s operational activities are inextricably linked to the SHE factor. Bakrieland bears the moral obligation to consistently ensure safe and healthy operational activities which in turn shall inspire the Company to strive 169 BAKRIELAND • Annual Report 2012 aman dan sehat, sehingga akan terus berusaha menciptakan lingkungan kerja yang aman dan menyenangkan bagi para karyawan dan mitra kerja. Komitmen Bakrieland terwujud melalui ketentuan perusahaan terkait keselamatan dan kesehatan kerja sebagai bagian dari Pedoman Perilaku Perusahaan. Prinsip-prinsip keselamatan dan kesehatan kerja yang tercantum dalam Pedoman Perilaku, sebagai berikut: 1. Menempatkan keselamatan sebagai nilai utama Perusahaan dan berkomitmen untuk meyakini bahwa karyawan juga menempatkan keselamatan sebagai bagian dari budaya kerja dan cara hidup. 2. Menghargai nilai kehidupan di atas segalanya dan mengelola risiko dengan benar. 3. Tidak mengkompromikan nilai-nilai keselamatan dan kesehatan demi mencapai keuntungan maupun produksi. 4. Secara terus menerus dan berkelanjutan mewujudkan dan meningkatkan sistem dan prosedur keselamatan dan kesehatan kerja yang terbaik guna menciptakan lingkungan kerja yang bebas dari kecelakaan. TENAGA KERJA WORK FORCE BAHAN MATERIAL ALAT TOOLS KESEHATAN HEALTH KESELAMATAN SAFETY LINGKUNGAN ENVIRONMENT PROSES PROCESS towards creating a secure and pleasant working environment for employees and business partners. Bakrieland’s commitment is manifested through corporate policies on occupational safety and health as part of its Code of Conduct. The principles of occupational safety and health are incorporated into the Code of Conduct that covers the following: 1. To regard safety as the Company’s core value with the irm commitment to convince employees on the importance of making safety part of their work culture and lifestyle. 2. To respect the value of life above all else and appropriately manage risks. 3. To not compromise safety and health for the sake of proit or production. 4. To consistently and continually develop and improve the best occupational safety and health system and procedure in order to create a zero-accident working environment. 170 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Keselamatan, Kesehatan, dan Lingkungan Safety, Health, and Environment 5. Melaksanakan norma keamanan kerja sebagai suatu persyaratan kepegawaian. 6. Semua karyawan, mitra usaha, dan pihak-pihak terkait diinformasikan dan dilatih dengan baik, serta berkomitmen untuk meningkatkan proses keselamatan dan kesehatan kerja. 7. Bertanggung jawab untuk menaati dan secara terus menerus mengkomunikasikan prinsip-prinsip keselamatan dan kesehatan. Bersama seluruh anak perusahaan, Bakrieland terus berusaha meminimalisasi dampak negatif terhadap lingkungan yang ditimbulkan dari kegiatan usahanya. Bakrieland menyadari pentingnya pengelolaan lingkungan yang bertanggung jawab demi kelangsungan hidup manusia dan mempertahankan daya saing Perusahaan. Dimanapun lokasi operasinya berada, Bakrieland berupaya mematuhi peraturan lingkungan dan tata cara berusaha yang berlaku. Pelaksanaan K2L Keselamatan kerja dan kesehatan seluruh karyawan menjadi perhatian utama Perusahaan. Setiap karyawan Bakrieland harus mematuhi kebijakan dan ketentuan yang berkaitan dengan keselamatan kerja dan kesehatan. Karyawan juga wajib menciptakan dan menjaga kebersihan, keamanan dan kenyamanan lingkungan isik kerja serta tidak melakukan kegiatan yang dapat mengganggu konsentrasi kerja individu lainnya. Agar konsentrasi kerja karyawan tidak terganggu, maka lingkungan kerja diupayakan bebas dari segala bentuk polusi baik polusi suara, udara maupun polusi lain. 5. To apply occupational safety norms as part of personnel requirements. 6. To ensure that all employees, business partners and relevant parties are well informed and trained, and committed to enhance the occupational safety and health processes. 7. To take the responsibility for complying with and continually communicating the principles of occupational safety and health. Together with all subsidiaries, Bakrieland at all times work towards minimizing negative impacts to the environment that may arise from its business operations. Bakrieland is aware of the importance of responsibly managing the environment in order to ensure the continued existence of humankind and maintain Company competitive edge. Wherever its operating area, Bakrieland strives to comply with existing environmental laws and regulations and business norms. SHE Implementation The occupational safety and health of all employees is the Company’s main concern. Every Bakrieland employee must abide by rules and policies related to occupational safety and health. Employees are also obligated to create and maintain the cleanliness, safety and comfort of their physical working environment and to not engage in activities that may interfere with the work concentration of other individuals. To prevent disruption in employees’ work, the working environment must be free from all forms of pollution, be it noise and air pollution or other contaminants. 171 BAKRIELAND • Annual Report 2012 Keberhasilan pelaksanaan K2L memerlukan kerjasama yang baik antara perusahaan, karyawan, dan seluruh pihak terkait. Untuk itu, Bakrieland terus melakukan sosialisasi kepada para karyawan mengenai peran karyawan dalam K2L. Sosialisasi dan edukasi antara lain dilakukan melalui seminar, promosi, email dan lyer internal maupun simulasi tentang aspek-aspek Keselamatan-Keamanan- Kesehatan di seluruh unit usaha Bakrieland. BSU selaku penanggung jawab Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja P2K3 melakukan simulasi kebakaran ire drill di seluruh gedung yang dikelola oleh City Property secara rutin dan berkala. Untuk memastikan keamanan operasional di area Rasuna Epicentrum, juga diberlakukan patroli keamanan sebanyak 2 dua kali sehari oleh Fire Brigade Rasuna Epicentrum terhadap seluruh gedung dan para pengendara yang melintas. Penerapan K2L pada unit usaha Bakrieland berada dalam pengawasan Divisi Operational Asset Management, yang membawahi Departemen Kesehatan, Keselamatan, dan Lingkungan. Departemen ini antara lain bertugas memastikan berfungsinya seluruh peralatan keamanan gedung, lingkungan kerja yang memenuhi standar kesehatan, keselamatan kerja bagi seluruh karyawan, dan keterampilan petugas keamanan dalam bertugas dalam keadaan normal maupun darurat. Untuk mengatasi berbagai masalah terkait K2L dalam lingkup operasional, Bakrieland senantiasa mengacu kepada perundang-undangan dan peraturan Pemerintah, Kemenaker, maupun instansi terkait lainnya. To ensure the efective implementation of SHE, close cooperation is required between the Company, employees and all relevant parties. To this end, Bakrieland continually builds the awareness of employees on their role with regard to SHE. Awareness-building and educational activities among others are done through seminars, promotions, e-mail correspondence, internal lyers and simulation on aspects related to safety, health and environment in all Bakrieland business units. As the lead member of the Occupational Safety and Health Development Committee P2K3, BSU conducts regular ire drills in all buildings under the management of City Property. To ensure operational safety within the Rasuna Epicentrum area, safety patrols are held twice a day by the Rasuna Epicentrum Fire Brigade on all building premises and drivers of vehicles passing by. SHE implementation within Bakrieland’s business units is under the supervision of the Operational Asset Management Division that oversees the Safety, Health and Environment Department. This department among others is tasked to ensure the well functioning of all building safety equipment, and that the workplace meets health standards, occupational safety for all employees in which competent safety oicers shall take charge under normal and emergency situations. To deal with various SHE-related issues within its operational setting, Bakrieland consistently refers to existing government laws and regulations, and those speciically issued by the Manpower Ministry and other relevant agencies. 172 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Keselamatan, Kesehatan, dan Lingkungan Safety, Health, and Environment Skema perlindungan karyawan atas kecelakaan kerja diwujudkan dalam bentuk: 1. Jamsostek melalui program JKK Jaminan Kecelakaan Kerja. 2. JKDK Jaminan Kecelakaan Diri dan Kematian dalam hubungan kerja untuk di luar jam kerja. 3. Asuransi Kesehatan yang disediakan baik oleh perusahaan asuransi dan perusahaan itu sendiri. Untuk memastikan implementasi K2L K3 persyaratan pada setiap pelaksanaan pekerjaan konstruksi maka Perusahaan membentuk P2K3 Panitia Pembinaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan menerapkan Sistem OHSAS 18001:2007. Proyek percontohannya adalah Bakrie Tower dan Lifestyle Centre atau EpiWalk. Sertiikasi untuk Sistem Manajemen OHSAS 18001:2007 yang telah diperoleh pada tanggal 25 Januari 2011, dan pada Maret 2012 telah lolos Surveillance 2. Kegiatan Tahun 2012 Sepanjang tahun 2012, Bakrieland berusaha menyempurnakan sistem dan prosedur K2L agar sesuai dengan standar internasional. Kegiatan yang dilakukan oleh unit usaha City Property pada 2012 antara lain: a. Memberikan Safety Induction terhadap seluruh kontraktor dan Penyewa yang akan melaksanakan pekerjaan di kawasan Rasuna Epicentrum. b. Selalu berkoordinasi dengan Tim K3 dari seluruh Kontraktor yang berada di kawasan Epicentrum dalam rangka melaksanakan program K2L kawasan. c. Bekerja sama dengan Dinas Pemadam Kebakaran untuk pelatihan evakuasi dan pemadaman kebakaran. The employee protection scheme for work-related accidents comes in the following form: 1. Jamsostek through the JKK program Occupational Accident Insurance. 2. JKDK Personal Accident and Life Insurance During Employment Outside of Working Hours. 3. Health insurance provided both by the insurance irm and the Company itself. To ensure that SHE implementation is a requirement for every construction work, the Company has established P2K3 and adopted the OHSAS 18001:2007 system. Its pilot projects include Bakrie Tower and Lifestyle Centre or EpiWalk. Certiication for the OHSAS 18001:2007 management system granted on 25 January 2011 has passed the Surveillance 2 in March 2012. 2012 Activities Throughout 2012, Bakrieland has made all eforts to improve its SHE system and procedure to meet international standards. Activities conducted by the City Property business unit in 2012 among others include: a. Provided safety inductions for all contractors and lessees who shall engage in work activities within the Rasuna Epicentrum area. b. Consistently coordinated with the Occupational Safety and Health teams from all contractors within the Epicentrum area for SHE implementation. c. Collaborated with the local ire brigade to hold regular evacuation and ire drills. 173 BAKRIELAND • Annual Report 2012 d. Berkoordinasi dengan seluruh karyawan, vendoroutsource, untuk melakukan pertemuan dalam rangka safety induction dan dalam menjalankan program K2L bersama- sama. e. Implementasi dokumen Sistem Manajemen OHSAS terintegrasi untuk Plaza Festival dan Elite Club. f. Bekerja sama dengan rumah sakit, Badan SAR Nasional Basarnas, dan Kepolisian untuk menangani kecelakaan lalu lintas di jalan tol. Sementara unit usaha Landed Residential sepanjang tahun 2012 melaksanakan kegiatan K2L antara lain: a. Pencegahan dan Kontrol Risiko Dengan pindahnya kantor proyek Bogor Nirwana Residence BNR ke lokasi baru di Orchad Walk, maka telah dilakukan beberapa tindakan pencegahan kontrol risiko berikut ini: • Memasang tanda-tanda peringatan bahaya, larangan parker dan peninggian badan jalan. • Memberikan penggantian safety shoes yang sudah usang rusak kepada para karyawan proyek. • Memasang marka kejut di jalan umum yang melawati BNR Oice agar kendaraan memperlambat laju kendaraan saat melintasi area tersebut. • Memasang penguat tambahan untuk pilar BNR Oice. • Memperbarui mengganti isi Alat Pemadam Kebakaran APAR, yang dilakukan 1 satu tahun sekali. d. Coordinated with all employees and vendorsoutsources in conducting meetings related to safety induction and in jointly carrying out the SHE program. e. Implemented the integrated OHSAS management system in the Plaza Festival and Elite Club. f. Fostered cooperative ties with hospitals, the National SAR Agency and the Police Force in handling road accidents that occur on toll roads. The Landed Residential business unit on the other hand has conducted the following SHE activities in 2012: a. Risk Prevention and Control With the relocation of the Bogor Nirwana Residence BNR project oice to Orchard Walk, the following risk prevention and control measures have been undertaken: • Placement of danger warning signs and no parking signs, and construction of raised pavements. • Replacement of worn out damaged safety shoes for workers on project sites. • Placement of traic bumps along main roads passing through BNR Oice to slow down the speed of vehicles. • Placement of additional reinforcement for BNR Oice pillars. • Renewalreplacement of ire extinguishers on an annual basis. 174 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Keselamatan, Kesehatan, dan Lingkungan Safety, Health, and Environment b. Latihan K2L • Latihan pemadam kebakaran dilakukan oleh Satpam BNR Oice. • Latihan isik rutin dilaksanakan oleh lifeguard The Jungle Water Park. • PT GAP mengirimkan 2 dua perwakilan untuk mengikuti pelatihan Kesehatan dan Keselamatan Kerja K3 dari Disnaker Bogor yang diselenggarakan di Puncak. c. Tim Dokter • Tersedia Klinik Dokter Jaga di The Jungle Waterpark di prioritaskan untuk kecelakaan pengunjung The Jungle akan tetapi bisa diperbantukan untuk menangani kecelakaan kerja yang sifatnya tidak serius yang memerlukan penanganan khusus yang terjadi di lingkungan proyek BNR. d. Program Sosialisasi K2L Selama Bulan K2L unit usaha Landed Residential memasang spanduk sosialisasi K2L di lokasi- lokasi yang mudah terbaca oleh karyawan, antara lain: kantor Marketing Gallery, BNR Oice, Kantor Estate Management dan The Jungle Mall. Selama tahun 2012, seluruh peraturan dari departemen terkait seperti Kemenaker dan Pemda telah dijalankan oleh Bakrieland maupun anak perusahaannya. Tercatat ada 52 lima puluh dua aturan yang dijalankan untuk mendukung program K2L ini. b. SHE Training • Fire drills are conducted by the BNR Oice security personnel. • Regular physical training provided for the lifeguards of The Jungle Water Park. • PT GAP enlists 2 two representatives to participate in the Occupational Health and Safety training from Bogor’s local manpower oice held in Puncak. c. Medical Team • The availability of a clinic and physician on duty at the Jungle Water Park is prioritized for accidents that involve visitors to the recreational park, but may assist in handling less serious occupational accidents that require special handling within BNR project area. d. SHE Awareness-Building Program During “SHE Month”, the Landed Residential business unit has placed banners to raise SHE awareness at noticeable places easily readable to employees, among others at the Marketing Gallery Oice, BNR Oice, Estate Management Oice and The Jungle Mall. In 2012, all regulations issued by relevant departments such as the Ministry of Manpower and Local Traic Oice have been implemented by Bakrieland and its subsidiaries. There were 52 ifty two regulations are being put into practice to support SHE programs. 175 BAKRIELAND • Annual Report 2012 Rencana Pengembangan Pada tahun 2013, Bakrieland telah merencanakan beberapa pengembangan program K2L, yaitu: 1. Implementasi sertiikasi ISO 14001 untuk Manajemen Lingkungan di kawasan Rasuna Epicentrum. 2. Melanjutkan program sertiikasi ISO 9001:2008 pada seluruh unit usaha yang belum mendapatkan sertiikasi. 3. Melakukan pertemuan rutin P2K3 dengan seluruh tim K3 kontraktor dan pengelola gedung. 4. Mengembangkan potensi sumber daya manusia yang ada di masing- masing unit usaha dalam usaha promotif K3. 5. Melakukan peninjauan kembali hasil audit masing-masing unit usaha dan menyesuaikannya dengan progress report yang diperoleh. 6. Re-sertiikasi Sistem Manajemen OHSAS 18001:2007 pada Maret 2013. 7. Melakukan pengawasan Surveillance di Plaza Festival dan Elite Club. Development Plans In 2013, Bakrieland has planned several SHE-related programs which include: 1. Implementation of ISO 14001 certiication for Environment Management in the Rasuna Epicentrum area. 1. To continue the implementation of ISO 9001:2008 certiication in all business units of Bakrieland. 2. To continue P2K3 meeting with all K3 contractor team and building management. 4. To develop human resources potential within each business unit with regard to K3 promotion. 5. To review the results of risk audit from each business unit and apply necessary adjustments in accordance with the given progress reports. 6. To conduct re-certiication of OHSAS 18001:2007 for Management System in March 2013. 7. To conduct surveillance in Plaza Festival and Elite Club. 176 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Tanggung Jawab Terhadap Perlindungan Konsumen Responsibility for Consumer Protection Prioritas pada Kepentingan Konsumen Bakrieland melaksanakan perlindungan kepada para pengguna produk dan jasanya dengan mengacu kepada UUD 1945 dan UU Perlindungan Konsumen. UU Perlindungan Konsumen UUPK No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen menjelaskan bahwa hak konsumen mencakup: • Hak atas kenyamanan, keamanan dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang dan atau jasa. • Hak untuk memilih barang dan atau jasa serta mendapatkan barang dan atau jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan. • Hak atas informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang danatau jasa. • Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang danatau jasa yang digunakan. • Hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan dan upaya penyelesaian sengketa perlindungan konsumen secara patut. • Hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen. • Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif. • Hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugipenggantian, apabila barang dan atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya. • Hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang- undangan lainnya. Priorities in Consumer’s Interests The 1945 Constitution and the Consumer Protection Act serve as the basis for Bakrieland in implementing protection to the users of its products and services. The Consumer Protection Act UUPK No. 81999 on Consumer Protection explains that the rights of consumers include the following: • The right for comfort, security and safety in consuming goods and or services. • The right to choose the goods and or services and obtain goods and or services in accordance with the rates, conditions and guarantees as promised. • The right to obtain correct, clear, and honest information regarding the condition and guarantee of the goods and or services. • The right to be heard when conveying opinions and complaints on goods and or services used. • The right to obtain advocacy, protection and proper resolution eforts in consumer protection dispute cases. • The right to get consumer development and education. • The right to be treated or serviced properly and honestly and not discriminatively. • The right to obtain compensation or replacement, if the goods and or services received is not in accordance with the agreement or not as it should be. • The rights that are stipulated in other legislations. 177 BAKRIELAND • Annual Report 2012 Berdasarkan UU tersebut, maka tanggung jawab dan komitmen Bakrieland adalah sebagai berikut: 1. Memberikan layanan komunikasi dengan konsumen sesuai dengan pasal 7 butir cc UUPK, yaitu memperlakukan atau melayani secara benar, jujur serta tidak diskriminatif. 2. Memberikan informasi jika terjadi keterlambatan proyek sesuai dengan ketentuan pasal 7 butir b UUPK mengenai perubahan tanggal serah terima unit yang tercantum dalam Surat Pesanan. 3. Memberikan kompensasi berupa denda keterlambatan untuk konsumen dalam hal serah terima unit tidak sesuai dengan jadwal yang sudah dijanjikan. 4. Memberikan jaminan masa pemeliharaan perbaikan atas unit rumah bangunan yang telah diserahkan kepada konsumen, sebagaimana dinyatakan dalam Perjanjian Pengikatan Jual Beli PPJB antara anak perusahaanunit usaha Bakrieland dengan konsumen. Jaminan pemeliharaan setiap unit usaha berbeda, yaitu: • Untuk City Property jaminan pemeliharaan diberikan selama 3 tiga bulan terhitung sejak tanggal penandatanganan Berita Acara Serah Terima. Denda keterlambatan penyerahan bangunan ruang kantor adalah sebesar 1 satu permil perhari keterlambatan dihitung dari nilai prestasi bangunan yang tertunda dan setinggi-tingginya 3 tiga persen dari pembayaran harga jual yang telah diterima oleh Perusahaan. With regard to the above Act, Bakrieland has the following responsibilities and commitments: 1. Provide communication services to consumers in accordance with article 7 point cc of UUPK, to treat or serve them properly, honestly and not discriminatively. 2. Provide information for project delays in accordance with the provisions of article 7 point b of UUPK concerning the changing date of the unit handover as listed in the Order Agreement. 3. Provide compensation for consumers if the unit handover is not performed in accordance with the provided schedule. 4. Guarantee the maintenance repair of housing building units that have been handed over to consumers, as stated in the Sale and Purchase Agreement PPJB between Bakrieland’s subsidiarybusiness unit with consumers. Maintenance guarantee for every business unit are diferent, as follows: • At City Property business unit, the maintenance guarantee is provided for 3 three months following the date of signing of the asset acceptance document. The levy for any delay in delivery of the building oice space is 1 one per mil per day of delay, calculated from the value of the building being delayed to a maximum of 3 three percent of the sales price paid and received by the Company. 178 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 • Untuk Landed Residential jaminan pemeliharaan bangunan rumah adalah 90 sembilan puluh hari sejak serah terima dilakukan. Sedangkan denda keterlambatan penyerahan bangunan rumah adalah sebesar 1 satu per mil per hari keterlambatan dihitung dari nilai prestasi bangunan yang tertunda dan setinggi-tingginya 5 lima persen. • Untuk Hotels Resorts, kompensasi atas keterlambatan serah terima unit berjalan setelah terlewatinya masa grace period, yaitu 3 tiga bulan atau 90 hari, dengan perhitungan 1 permil per hari dari bagian unit yang belum dapat diselesaikan, dengan maksimum pengenaan denda sebesar 6 dari harga jual. Pusat Pengaduan Konsumen Sebagai wujud komitmennya dalam melindungi konsumen dan meningkatkan pelayanannya, masing- masing unit usaha Bakrieland telah memiliki pusat pengaduan konsumen dalam bentuk Customer Service, Hotline Pengaduan, maupun 24-hour Service Point. Pusat pengaduan tersebut bertanggung jawab untuk menangani pengaduan keluhan dan saran dari konsumen serta melakukan tindak lanjutnya. Berikut ini adalah beberapa nomor yang dapat dihubungi untuk menyampaikan pengaduan keluhan dan saran: • City Property : 021 52920090 • Landed Residential : 0251 8211290 • Hotels Resorts : 021 57942157 Perlindungan Konsumen Consumer Protection • At Landed Residential business unit, the building house maintenance guarantee is 90 ninety days from the time of the handover. The levy for late delivery of building house is 1 one per mil per day of delay calculated from the value of the building to a maximum of 5 ive percent. • At Hotels Resorts business unit, compensation for delays of unit handover will be conducted after the grace period has passed, i.e. 3 three months or 90 days, calculated 1 permil per day from the uninished unit, with the ine imposition of 6 of the selling price, maximum. Customer Call Center To demonstrate the responsibility and commitment stated above, Bakrieland’s subsidiary companies have established centres for consumer complaints in the form of Customer Service, Hotline for Complaints, as well as 24-hour Service Point. These units are responsible for handling complaints and suggestions from consumers and for conducting follow-up actions. The following are contact numbers to direct your complaints and suggestions: • City Property : 021 52920090 • Landed Residential : 0251 8211290 • Hotels Resorts : 021 57942157 179 BAKRIELAND • Annual Report 2012 Penyelesaian Sengketa Undang-undang Perlindungan Konsumen menyatakan bahwa penyelesaian dari permasalahan konsumen dapat dipecahkan melalui jalan peradilan maupun non-peradilan. Penyelesaian dengan cara non-peradilan bisa dilakukan melalui Alternatif Resolusi Masalah ARM di Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen BPSK, Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat LPKSM, Direktorat Perlindungan Konsumen atau lokasi- lokasi lain baik untuk kedua belah pihak yang telah disetujui. Pada tahun 2012, Bakrieland tidak mengalami kasus sengketa terkait masalah perlindungan konsumen. Settlement of Dispute The Consumer Protection Act states that the settlement of consumer problems can be solved through both judicial and non-judicial eforts. Non-judicial settlements can be done through Alternative Resolution of Problems ARM in the Consumer Dispute Settlement Board BPSK, Non- Governmental Institute for Consumer Protection LPKSM, Directorate of Consumer Protection or through other potential bodies that have been approved by the parties involved. In 2012, Bakrieland did not encounter any dispute cases related to consumer protection issues. 180 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 180 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 181 BAKRIELAND • Annual Report 2012 Roadmap GCG Bakrieland selaras dengan “Big Bang Bakrieland 2020” sehingga tema dan program yang dijalankan akan mendukung rencana pencapaian visi dan misi Bakrieland. Bakrieland’s GCG Roadmap is consistent with “Big Bang Bakrieland 2020” so that themes and programs being implemented support the attainment of Bakrieland’s vision statement. Penguatan Struktur dan Proses GCG Strengthening of GCG Structure and Process GCG Report 181 BAKRIELAND • Annual Report 2012 184 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 184 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 185 BAKRIELAND • Annual Report 2012 Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance Komitmen Bakrieland Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance - GCG adalah struktur dan mekanisme yang mengatur pengelolaan perusahaan untuk menghasilkan nilai ekonomi jangka panjang yang berkesinambungan bagi pemegang saham dan pemangku kepentingan. Penerapan prinsip GCG dapat berkontribusi dalam peningkatan kinerja perusahaan. Pemahaman ini mendasari komitmen Bakrieland untuk senantiasa menerapkan prinsip GCG di setiap jenjang organisasi dan kegiatan operasionalnya. Bakrieland’s Commitment Good Corporate Governance GCG is a structure and mechanism that regulates corporate management in order to generate sustainable, long- term economic value for shareholders and stakeholders. Adherence to the principles of good corporate governance contributes to improvements in Company performance. As such, Bakrieland is committed to constantly apply the principles of GCG in all organizational tiers and operations. Corporate Governance Bakrieland merumuskan Road Map GCG sebagai sarana untuk memantau perkembangan praktik GCG saat ini dan di masa datang. Bakrieland has drawn up the GCG Road Map as an instrument for monitoring progress for ongoing and future GCG practices. 186 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Penerapan Asas GCG Berlandaskan prinsip-prinsip dasar GCG serta memperhatikan Pedoman Umum GCG Indonesia yang disusun oleh Komite Nasional Kebijakan Governance KNKG, Bakrieland telah merancang suatu sistem pengelolaan perusahaan yang mencakup beberapa elemen, diantaranya: Keterbukaan Asas keterbukaan selalu diterapkan oleh Bakrieland dalam menjalankan bisnisnya melalui penyediaan informasi yang material dan relevan serta dengan cara yang mudah diakses dan dipahami oleh pemangku kepentingan. Informasi yang seluas-luasnya diberikan kepada publik dan pemegang saham, dengan memperhatikan peraturan Bapepam-LK maupun atas inisiatif sendiri. Laporan- laporan diterbitkan secara berkala dan tepat waktu dalam dua bahasa Inggris dan Indonesia, yang mencakup laporan keuangan triwulan, laporan keuangan semester, dan laporan keuangan tahunan yang diaudit, serta laporan tahunan. Informasi juga diberikan melalui paparan publik, media cetak dan elektronik, serta forum investor. Akuntabilitas Bakrieland memiliki sistem pengelolaan perusahaan yang mendukung terciptanya kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggungjawaban kinerja organ perusahaan. Prinsip akuntabilitas diterapkan antara lain melalui langkah-langkah pelaporan Direksi kepada Dewan Komisaris mengenai rencana anggaran tahunan dan evaluasi bersama atas kinerja keuangan Perusahaan, penyampaian laporan keuangan pada RUPS Tahunan, pembentukan Audit Internal dan penunjukan auditor eksternal, serta pemberlakuan etika bisnis dan pedoman perilaku Perusahaan. Implementation of GCG Principles Building on the basic principles of GCG and taking into account the Indonesias Code of GCG laid down by the National Committee on Governance NCG, Bakrieland has established a corporate management system that covers the following elements: Transparency Bakrieland’s makes it a point to ensure transparency in running its business by delivering material and relevant information, both easily accessible and understood by stakeholders. Bakrieland provides the public and shareholders with information to the fullest extent possible, both in compliance with Bapepam-LK’s regulations and on its own initiative. Bilingual reports English and Indonesian are published on a periodic basis and in a timely fashion, consisting of quarterly inancial statements, irst half inancial statements, and audited inancial statements, as well as annual reports. Information is also released through press statements, print and electronic media, and investor forums. Accountability Bakrieland has established a corporate management system that supports clarity in functions, implementation and responsibility of the work performance of organizational organs. The principle of accountability among others is assured through the Board of Directors’ report to the Board of Commissioners on the annual budget plan and joint evaluation of the Company’s inancial performance; submission of inancial statements to the Annual GMS; establishment of an internal audit body and the appointment of an external auditor; and adherence to business ethical standards and corporate code of conduct. Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance 187 BAKRIELAND • Annual Report 2012 Pertanggungjawaban Untuk menjaga kesinambungan usaha jangka panjang dan sebagai warga korporasi yang baik, Bakrieland senantiasa menjunjung tinggi kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan serta melaksanakan tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan. Melalui program Corporate Social Responsibility CSR Terpadu yang mencakup aspek pendidikan, sosial dan lingkungan, Bakrieland terlibat langsung di berbagai kegiatan sosial yang fokus pada pengembangan masyarakat. Independensi Bakrieland senantiasa memastikan bahwa pengelolaan Perusahaan dilakukan secara independen sehingga masing-masing organ perusahaan tidak saling mendominasi dan tidak dapat diintervensi oleh pihak lainnya. Sebagai contoh, Dewan Komisaris dan Direksi Bakrieland memiliki pendapat yang independen dalam setiap keputusan yang diambil, namun dimungkinkan untuk mendapatkan saran dari konsultan independen hukum, sumber daya manusia, serta komite-komite yang relevan dalam rangka menunjang kelancaran tugasnya. Selain itu, saat ini Dewan Komisaris Bakrieland beranggotakan 2 dua orang Komisaris Independen untuk menjamin independensi Dewan Komisaris dalam pengawasan Perusahaan. Kewajaran dan Kesetaraan Bakrieland senantiasa memberikan perhatian khusus bagi kepentingan para pemegang saham dan pemangku kepentingan. Perusahaan juga selalu menerapkan perlakuan yang setara kepada publik, otoritas pasar modal, komunitas pasar modal, dan pemangku kepentingan. Hubungan dengan karyawan dijaga dengan memperhatikan hak dan kewajibannya secara adil dan wajar. Responsibility To maintain long-term business sustainability and earn recognition as a good corporate citizen, Bakrieland unfailingly ensures compliance with existing laws and regulations, and fulills its obligations to the public and the environment. Through an integrated Corporate Social Responsibility CSR program that covers educational, social and environmental dimensions, Bakrieland is directly engaged in a wide range of social activities focused on community development. Independence Bakrieland ensures that corporate management is implemented in an independent manner where no organizational organ can dominate another and neither can there be intervention from others. For example, Bakrieland’s Board of Commissioners and Board of Directors hold independent views for each decision reached, leaving room however for advice from independent legal and human resource consultants, as well as relevant committees to support the smooth implementation of duties. Furthermore, Bakrieland’s Board of Commissioners currently consists of 2 two Independent Commissioners to guarantee the independence of the Board of Commissioners in overseeing the Company. Fairness and Equality Bakrieland speciically pays attention to the interests of its shareholders and other stakeholders. The Company also consistently ensures equal treatment of the public, capital market authorities, communities, and stakeholders. Good relations with employees are maintained by being heedful of their rights and obligations in a reasonable and equal manner. 188 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Peran aktif dan dukungan penuh Dewan Komisaris dan Direksi sangat penting dalam memastikan penerapan asas-asas GCG pada setiap aspek bisnis dan di semua jajaran Perusahaan. Hal ini terwujud melalui beberapa aspek seperti: 1. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris dan Direksi. 2. Kelengkapan dan pelaksanaan tugas komite-komite dan satuan kerja yang menjalankan fungsi pengendalian internal perusahaan. 3. Penerapan fungsi kepatuhan dan manajemen risiko. 4. Rencana strategis perusahaan berdasarkan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan RKAP. 5. Transparansi informasi, termasuk diantaranya kondisi keuangan Perusahaan. Road Map GCG Sebagai pedoman dalam menjalankan strategi tujuan jangka panjang dan gambaran garis besar strategi implementasi GCG, Bakrieland merumuskan Road Map GCG dengan periode rencana implementasi dimulai sejak tahun 2008. Road Map juga berfungsi sebagai sarana untuk memantau perkembangan praktik GCG saat ini dan di masa datang. Penyusunan Road Map GCG Bakrieland diselaraskan dengan “Big Bang Bakrieland 2020” sehingga tema dan program yang dijalankan akan mendukung rencana pencapaian visi dan misi Bakrieland. Road Map GCG dibagi menjadi 3 tiga periode waktu, yaitu: 1. 2008 – 2013 dengan tema Penguatan Struktur dan Proses GCG. 2. 2014 – 2016 dengan tema Penguatan Implementasi GCG. 3. 2017 – 2020 dengan tema Dikenal sebagai Perusahaan dengan GCG ‘Sangat Terpercaya’ bagi Stakeholders Bakrieland Group. Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance The active role and full support of the Board of Commissioners and Board of Directors is crucial in ensuring that GCG principles are applied in every business aspect and along all Company ranks. This is assured through the following measures: 1. Execution of duties and responsibilities by the Board of Commissioners and Directors. 2. Comprehensiveness and implementation of duties conferred to committees and working units fulilling the internal corporate control function. 3. Implementation of the compliance function and risk management process. 4. Corporate strategic plan based on the Corporate Work Plan and Budget. 5. Transparency of information, including the Company’s inancial condition. GCG Road Map As guidelines for implementing the long-term strategy and to provide an overview of the strategy execution process, Bakrieland has drawn up the GCG Road Map for the implementation period that commenced in 2008. The Road Map also functions as an instrument for monitoring progress for ongoing and future GCG practices. Bakrieland’s GCG Road Map is consistent with “Big Bang Bakrieland 2020” to ensure that themes and programs being implemented support the attainment of Bakrieland’s vision and mission statement. The GCG Road Map is divided into 3 three timeframes: 1. 2008 – 2013 on the theme of Strengthening GCG Structure and Process. 2. 2014 – 2016 on the theme of Strengthening GCG Implementation. 3. 2017 – 2020 on the theme of the Company with the ‘Most Trusted’ GCG for Stakeholders of Bakrieland Group. 189 BAKRIELAND • Annual Report 2012 Periode Rencana Implementasi “Implementation Planning Period” Tema Implementasi Implementation Theme Program Implementasi Implementation Program 2008 - 2013 2014 - 2016 2017 - 2020 Penguatan Struktur dan Proses GCG Strengthening GCG Structure and Process • Penyempurnaan pedoman operasional perusahaan. • Penyusunan kebijakan perusahaan. • Pemberlakuan pakta integritas eksternal. • Penyusunan dokumen- dokumen soft structure GCG. • Pembentukan infrastruktur GCG. • Improve company operating manual. • Formulate company policy. • Enforce the External Integrity Pact. • Prepare GCG soft structure documents. • Establish GCG infrastructure. Penguatan Implementasi GCG Strengthening GCG Implementation • Mengawasi implementasi GCG di Bakrieland Group melalui penyelenggaraan internalisasiforum. • Memastikan adanya pengendalian internal dalam setiap prosedur kerja. • Menjadikan manajemen risiko menjadi budaya dalam aktivitas kerja dan penilaian proyek. • Persiapan implementasi ASEAN GCG Scorecard. • Overseas GCG implementation in Bakrieland Group through internalization or forums. • Ensure internal control function in each work procedure. • Apply risk management as a culture in work activities and project assessments. • Prepare the implementation of ASEAN GCG Scorecard. Mendapatkan predikat Sangat Terpercaya dalam pemeringkatan GCG The Company will obtain predicate as the ‘Most Trusted’ in GCG • Secara rutin menyelenggarakan internalisasiforum GCG di Bakrieland Group. • Pembentukan knowledge management terintegrasi. • Menjalankan operasi bisnis secara efektif dengan kepedulian sosial dan lingkungan yang tinggi. • Implementasi ASEAN GCG Scorecard. • Conduct routine GCG internalizationforum within Bakrieland Group. • Establish integrated knowledge management. • Perform efective business operations with high social and environmental concerns. • Implement ASEAN GCG Scorecard. Setiap periode dilaksanakan sesuai dengan rencana program yang telah disusun. Setiap tahun akan dilakukan penilaian untuk mengetahui pencapaian implementasi GCG di Bakrieland dan penyempurnaan apa saja yang perlu dilakukan. The implementation of each time period will conform with the program plan. An assessment will be performed on an annual basis to keep track of progress in GCG implementation at Bakrieland, making the necessary improvements. Road Map Bakrieland GCG 190 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Evaluasi dan Rekomendasi atas Implementasi GCG Tahun 2012 Guna memperoleh penilaian yang obyektif, Bakrieland menunjuk pihak independen untuk melakukan evaluasi atas efektivitas penerapan GCG di dalam perusahaan. Evaluasi dilakukan terhadap 7 tujuh aspek, yaitu asas GCG, etika bisnis dan pedoman perilaku, organ perusahaan, hak dan tanggung jawab pemegang saham, hak dan tanggung jawab pemangku kepentingan, pernyataan tentang penerapan GCG, dan internalisasi praktik GCG. Evaluasi dan rekomendasi yang diberikan menjadi masukan penting bagi Dewan Komisaris dan Direksi untuk mengambil langkah-langkah perbaikan dalam proses penyempurnaan pelaksanaan GCG. Sepanjang tahun 2012, hasil evaluasi dan rekomendasi yang telah diterapkan adalah: 1. Asas Good Corporate Governance Bakrieland telah dan akan terus berupaya melakukan aktivitas dalam upaya untuk menerapkan asas GCG serta meningkatkan penerapan tersebut secara berkelanjutan dalam mengelola Perusahaan.

2. Etika Bisnis dan Pedoman Perilaku

Bakrieland konsisten memberikan perhatian atas benturan kepentingan dengan mewajibkan setiap Direktur dan Komisaris untuk membuat surat pernyataan setiap tahun mengenai benturan kepentingan.

3. Organ Perusahaan

Dengan menjalankan mekanisme penunjukan Komisaris dan Direksi pada tahun 2012 melalui pembahasan pada rapat Komite Nominasi dan Remunerasi, Bakrieland telah menjalankan rekomendasi pada pedoman umum GCG Indonesia dan menegakkan asas independensi, kewajaran, dan transparansi. Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance Evaluation and Recommendation on GCG Implementation in 2012 For an objective assessment, Bakrieland has appointed an independent party to evaluate the efectiveness of Company-wide GCG implementation. The evaluation process highlights 7 seven aspects: GCG principles; business ethics and code of conduct; company organs; shareholders’ rights and responsibilities; stakeholders’ rights and responsibilities; statement on GCG implementation; and internalization of GCG practices. Evaluation outcomes and recommendations shall serve as vital input for the Board of Commissioners and Board of Directors to take the necessary remedial measures to improve GCG implementation. The year 2012, the result of evaluation and recommendation has been set:

1. Good Corporate Governance Principle

Bakrieland has conducted and will continue to conduct activities to apply GCG principles and sustain ably improve such implementation when managing the company.

2. Business Ethic and Code of Conduct

Bakrieland is consistently giving attention on the conlict of interest by requiring every Director and Commissioner to make a statement letter every year about the conlict interest.

3. The Company Organ

By doing the mechanism of appointment of Commissioners and Director in year 2012 through discussion in the Nomination and Remuneration Committee meeting, Bakrieland has run the recommendation in the General Guidance GCG Indonesia and uphold the independent, fairness and transportation principles. 191 BAKRIELAND • Annual Report 2012

4. Hak dan Tanggung Jawab Pemegang Saham

Selama tahun 2012, Bakrieland berupaya melakukan aktivitas dalam upaya memberikan akses yang lengkap dan luas kepada pemegang saham atas informasi mengenai aktivitas dan kewajiban Perusahaan sesuai dengan perundang-undangan dan peraturan yang berlaku, kecuali informasi yang bersifat rahasia. Informasi tersebut diberikan kepada semua pemegang saham tanpa menghiraukan jenis dan klasiikasi saham yang dimilikinya. Pengungkapan informasi mengenai Perusahaan dilakukan melalui website maupun media cetak.

5. Hak dan Tanggung Jawab Pemangku Kepentingan

Bakrieland terus berupaya meningkatkan kepuasan pelanggan melalui survei dan memberikan akses komunikasi antara Perusahaan dengan pelanggan. Perusahaan juga secara aktif berkontribusi dalam program pengembangan sosial dan peningkatan kemampuan masyarakat setempat termasuk dalam hal pendidikan dan lingkungan melalui program Bakrieland Goes Green.

6. Pernyataan tentang Penerapan GCG

Bakrieland telah memperluas cakupan pengungkapan penerapan tata kelola perusahaan di laporan tahunan yaitu mengenai kepemilikan saham anggota Dewan Komisaris dan Direksi di perusahaan lain serta kepemilikan saham keluarga Dewan Komisaris dan Direksi di Bakrieland dan di perusahaan lain; transaksi-transaksi operasional perusahaan yang dilakukan dengan perusahaan ailiasi; dan aturan mengenai kriteria dan mekanisme penilaian kinerja Dewan Komisaris dan Komite.

4. Rights and Responsibilities of Shareholders

Through out year 2012, Bakrieland was carrying out activities as eforts to give broad and complete access to the shareholders for the information about the company’s activities and responsibility suitable with laws and regulation, unless the information is conidential. The information is given to all shareholders regardless of the type and classiication of the shares held. The disclosure information about the company is done in the website and in the printed media.

5. Rights and Responsibilities of Stakeholders

Bakrieland continues to increase the customer’s satisfaction through surveys and gives access to communicate between the company and the customers. The company is also actively giving contribution in social development program and increase the ability of local community including education and environment, by using Bakrieland goes green program.

6. Statement on GCG Application

Bakrieland is widen the scope for revealing corporate governance at the annual report which is about the member of Board of Commissioners and Directors stockowner at another company and Board of Commissioners and Directors family’s share holder at Bakrieland or another company, the company’s operational transaction which is done with the ailiate company, and rules about the criteria and the mechanism of work assessment of Board of Commissioners and Committee. 192 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance

7. Internalisasi Praktik GCG

Perusahaan terus berupaya melakukan aktivitas-aktivitas guna membangun pemahaman serta komitmen penerapan GCG di seluruh lingkungan Perusahaan, termasuk penyusunan rencana kerja GCG setiap tahun, penilaian tahunan terhadap praktik GCG di Bakrieland oleh pihak independen serta mengungkapkannya kepada publik sebagai cerminan aktualisasi prinsip transparansi dan pemenuhan akuntabilitas. Perbandingan Evaluasi GCG Tahun 2009-2012 Penilaian atas implementasi GCG dilakukan setiap tahun oleh Bakrieland untuk memastikan bahwa sistem GCG telah terselenggara dengan baik dan konsisten. Selama 6 enam tahun terakhir, evaluasi atas efektivitas penerapan GCG di Bakrieland telah dilaksanakan oleh pihak independen. Evaluasi pelaksanaan praktik-praktik GCG Bakrieland tahun 2007 dilakukan oleh CBA Center for Business Advisory, sedangkan tahun 2008-2012 oleh RSM AAJ Associates. Penilaian dilakukan dengan mengacu kepada Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia tahun 2006 yang dikeluarkan oleh Komite Nasional Kebijakan Governance. Dilihat dari jumlah isu yang diangkat untuk menjadi perhatian manajemen, pada tahun 2011, banyak usaha perbaikan yang telah dilakukan oleh Bakrieland. Berikut ini adalah graik perbandingannya:

7. GCG Practices Internalization

The company keeps making serious eforts to do some activities for building understanding and commitment to apply GCG in all company’s environment, that includes making GCG working plans, annual assessment on the GCG practices in Bakrieland by independent party and reveals them to public as relection actualization of transparent principles and accountability fulill. Comparison of GCG Evaluation for 2009-2012 Bakrieland conscientiously assesses its GCG implementation on an annual basis to guarantee that its GCG system functions efectively and consistently. In the past 6 six years, evaluation on the efectiveness of GCG implementation in Bakrieland was performed by an independent party. In 2007, Bakrieland’s GCG practices were evaluated by CBA Center for Business Advisory, while in 2008 -2012 the responsibility was handed over to RSM-AAJ Associates. Assessments were based on the Indonesias Code of Good Corporate Governance issued in 2006 by the National Committee on Governance Policy. Looking at some issues which is raised to get management’s attention, in year 2011, there were a lot of improvement eforts that have been done by Bakrieland. Next is the comparison graph: 193 BAKRIELAND • Annual Report 2012 Isu yang diangkat menjadi perhatian manajemen mencakup isu yang berulang dan isu baru yang muncul dengan mempertimbangkan perkembangan praktik tata kelola yang baik agar dapat mendukung Bakrieland dalam menyusun rencana penerapan GCG yang optimal. Dari graik di atas dapat disimpulkan bahwa praktik tata kelola yang baik membutuhkan konsistensi implementasi dan perbaikan yang berkesinambungan, sehingga walaupun Bakrieland telah melakukan upaya untuk menerapkan prinsip-prinsip tata kelola yang baik, ada kalanya terdapat kondisi yang mengakibatkan luputnya konsistensi implementasi tersebut. Kerangka Penerapan GCG Keberadaan suatu sistem yang didukung integritas dan komitmen tinggi dari seluruh pihak yang terlibat merupakan suatu prasyarat yang harus dipenuhi oleh perusahaan yang ingin memperoleh manfaat jangka panjang dari penerapan GCG. Oleh karenanya, setiap perusahaan harus memiliki pedoman perilaku sebagai acuan bagi organ perusahaan dan semua karyawan dalam menerapkan nilai-nilai dan etika bisnis sehingga menjadi bagian dari budaya perusahaan. The issues which were raised to be the attention of the management included repeated issue and new issue which emerge by considering development of good governance practices in order to support Bakrieland in making GCG application plans optimally. From the graph above can be concluded that a good governance needs consistently implemented and continuously repairment, so that although Bakrieland has done some eforts to apply the good governance principles, sometimes there is a condition that caused the missing of consistency implemented. GCG Implementation Framework Having a reliable system in place supported by the unquestionable integrity and commitment of all involved parties is an essential precondition that must be fulilled by companies that wish to gain long-term beneits from GCG implementation. In view of this, every company ought to establish its own code of conduct to guide organizational organs and all employees in applying professional values and business ethics as part of corporate culture. Graik Perbandingan Evaluasi GCG Tahun 2009-2012 Comparison Graph of GCG Evaluation for 2009-2012 Year Issue 6 5 4 3 2 1 2009 2012 2011 2010 5 6 3 6 194 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance Sebagai Perusahaan yang berkomitmen untuk senantiasa meningkatkan penerapan GCG, Bakrieland secara bertahap melengkapi diri dengan berbagai perangkat pendukung GCG. Selain visi, misi dan nilai-nilai Perusahaan yang telah ditetapkan pada awal berdirinya, Bakrieland memiliki Pedoman Perilaku, Sistem Pelaporan Pelanggaran, Panduan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan, Peraturan Perusahaan, Pedoman Dewan Komisaris dan Direksi, serta berbagai Standar Prosedur Operasional. Semua ini merupakan kesatuan sistem yang menunjang tercapainya keberhasilan penerapan GCG di Bakrieland. Pelaksanaan GCG di Bakrieland menggunakan pendekatan top-down, dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku, best practice, dan budaya perusahaan. Seluruh unsur di dalam Perusahaan dilibatkan mulai dari tahap persiapan, internalisasi, implementasi hingga evaluasi. Hal itu tergambar pada Bagan Proses Pencapaian Tujuan GCG di Bakrieland sampai dengan tahun 2012 berikut ini. As a Company that keeps to its commitment to reliably enhance GCG implementation, Bakrieland has progressively equipped itself with the necessary GCG supporting instruments. Apart from Company vision, mission and core values adopted since its inception, Bakrieland also has its own Code of Conduct, Whistleblower System, Code of Good Corporate Governance Implementation, Company Regulations, Board Manual, and various Standard Operating Procedures. All these instruments form a coherent system that supports the efective implementation of GCG principles in Bakrieland. GCG in Bakrieland is implemented through a top-down approach by taking into account prevailing laws and regulations, best practices and corporate culture. All elements within the Company are involved in a participatory manner beginning from the preparatory stage to GCG internalization, implementation and evaluation. This is illustrated in the following Diagram on the Achievement Process of GCG Objectives in Bakrieland as at 2012. 195 BAKRIELAND • Annual Report 2012 Prinsip- Prinsip Dasar GCG Bakrieland Bakrieland GCG Basic Principles Pedoman GCG Bakrieland Bakrieland GCG Code Penguatan Infrastruktur GCG Strenghthened GCG Infrastructure Penguatan Soft-Structure GCG Strengthened GCG Soft-Structure Peraturan Teknis dan Pelaksanaan Technical Regulation and Implementation Internalisasi dan Sosialisasi Internalization and Socialization Penerapan Implementasi Application Implementation BUDAYA PERUSAHAAN CORPORATE CULTURE Review Assessment • Panduan Pelaksanaan GCG • Pedoman Perilaku • Pedoman Dewan • Peraturan Perusahaan • Pedoman Whistleblower System - WBS • Code of GCG Implementation • Code of Conduct • Board Manual • Company Regulations • Whistleblower System - WBS Manual • Piagam-piagam Komite • Piagam Internal Audit, Piagam Manajemen Risiko • Keputusan Direksi Dewan Komisaris yang terkait praktik GCG, antara lain Financial Authorization Approval, Kebijakan Benturan Kepentingan, Kebijakan Pengadaan Barang danatau Jasa, Kebijakan Pemilihan Kantor Akuntan Publik KAP, Kebijakan Keterbukaan Informasi, Kebijakan Email Bakrieland, Kebijakan Sirkulasi Review Transaksi dan Dokumen, Standardisasi Kebijakan, Kebijakan Pengelolaan dan Back up Data • Standard Operating Procedure SOP • Pedoman CSR Bakrieland Goes Green • Committee Charters • Internal Audit Charter, Risk Management Charter • Decrees of the Board of Directors and Commissioners related to the GCG practice, such as Financial Authorization Approval, Conlict of Interest Policy, Procurement Policy of Goods andor Services, Public Accounting Firm Selection Policy, Information Disclosure Policy, Bakrieland Email Policy, Transaction and Document Review Circulation Policy, Standardization Policy, Management and Back Up Data Policy • Standard Operating Procedure SOP • CSR Manual Bakrieland Goes Green • Divisi Risk Management Compliance yang mengawasi implementasi GCG • Kelengkapan GCG: Sekretaris Perusahaan, Audit Internal, Investor Relations, Human Capital, Finance, Corporate Afairs, Strategic Management dan Legal • Dewan Komisaris membentuk Komite-komite yang diketuai Komisaris Independen • Risk Management Compliance division monitors implementation of GCG • GCG completeness: Corporate Secretary, Internal Audit, Investor Relations, Human Capital, Finance, Corporate Afairs, Strategic Management and Legal • The Board of Commissioners established committees chaired by Independent Commissioners External Best Practice Benchmark praktik GCG di perusahaan lain External Best Practice GCG practice benchmarking with other companies Keterbukaan Akuntabilitas Pertanggungjawaban Independensi Kewajaran dan Kesetaraan Transparency Accountability Responsibility Independence Fairness and Equality Visi, Misi dan Budaya Perusahaan Vision, Mission and Corporate Culture Hukum Peraturan yang berlaku UU PT, Peraturan Bapepam-LK, dan lain-lain Applicable Laws Regulations Limited liability company law, Bapepam-LK regulation, and others Pedoman Umum GCG Indonesia Indonesian Code of GCG Bagan Proses Pencapaian Tujuan GCG di Bakrieland Diagram on the Achievement Process of GCG Objectives in Bakrieland 196 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance Sebagai salah satu usaha penguatan kerangka penerapan GCG dan internalisasi, pada bulan November 2012 seluruh manajemen senior, Direksi dan Dewan Komisaris Bakrieland dan unit usaha berkumpul untuk menelaah serta mengkaji ulang visi misi Bakrieland. Rangkaian aktivitas tersebut dinamakan “Bakrieland Strategic Intent Workshop 2012”. Aktivitas ini dilakukan untuk bersama-sama menetapkan landasan yang kokoh untuk melaju ke depan dengan tetap berdasarkan pada prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik. Pada aktivitas ini, dirumuskan visi dan misi baru Bakrieland, sebagai berikut: Visi Vision Misi Mission Leading integrated property company in Indonesia Delivering integrated quality living products for the nation that leverage our competencies and development partners in a way that upholds environmental and inancial sustainability. Pada Bakrieland Strategic Intent Workshop 2012 juga ditetapkan strategi- strategi pengembangan jangka panjang yang menjadi acuan seluruh karyawan Perusahaan dalam pencapaian misi dan visi yang baru. Panduan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan Bakrieland telah memiliki Panduan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan sejak Oktober 2007. Panduan ini merupakan wujud komitmen bersama atas penerapan GCG dan menjadi landasan bagi pemegang saham, Dewan Komisaris dan Direksi terkait proses GCG dalam menyusun berbagai kebijakan yang menjiwai praktik bisnis As part of an efort to strengthen the framework for GCG implementation and internalization, in November 2012 all senior managers, Directors and Commissioners Bakrieland as well as business units have sat together to jointly re-examine and review Bakrieland’s vision and mission. This series of activities is known as “Bakrieland Strategic Intent Workshop 2012.” The purpose of these activities was to collectively build a sturdy foundation for the Company to conidently stride forward while upholding the principles of good corporate governance. From the workshop, Bakrieland’s new vision and mission statements were also formulated as provided below: The Bakrieland Strategic Intent Workshop 2012 also devised the Company’s long-term development strategy to guide all employees in fulilling the newly-formulated vision and mission. Code of Good Corporate Governance Implementation Bakrieland has drawn up its Code of GCG Implementation since as early as October 2007. It is the manifestation of the Company-wide joint commitment to apply GCG principles, ensuring that it functions as the foundation for Shareholders, Board of Commissioners and Board of Directors for shaping policies that guide Company business 197 BAKRIELAND • Annual Report 2012 Perusahaan tanpa mengabaikan peraturan perundang-undangan dan nilai-nilai etika. Panduan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan Bakrieland mencakup berbagai aspek, antara lain kebijakan Tata Kelola Perusahaan, pedoman Tata Kelola bagi organ Perusahaan, prinsip-prinsip dan tujuan, struktur pengelolaan Perusahaan, serta kebijakan transparansi. Peraturan Perusahaan Bakrieland mempunyai Peraturan Perusahaan yang memuat hak kewajiban karyawan dan Perusahaan, serta ketentuan yang bertujuan membina hubungan serasi, selaras, dan seimbang dalam rangka meningkatkan eisiensi, produktivitas, dan prestasi kerja yang optimal. Peraturan Perusahaan Bakrieland untuk periode Januari 2011- Januari 2013 telah disahkan melalui Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja No.KEP.32PHIJSK-PKKAD PPI2011 tentang Pengesahan Peraturan Perusahaan PT Bakrieland Development Tbk. Pedoman Dewan Dalam melaksanakan tugasnya untuk mencapai visi dan misi Perusahaan, Dewan Komisaris dan Direksi Bakrieland berpedoman kepada petunjuk tata laksana kerja yang dituangkan dalam Pedoman Dewan. Pedoman Dewan menjelaskan tahapan aktivitas secara terstruktur, sistematis, mudah dipahami dan dapat dijalankan dengan konsisten. Pedoman Dewan disusun berdasarkan prinsip-prinsip hukum korporasi, ketentuan Anggaran Dasar, peraturan perundang-undangan yang berlaku, arahan pemegang saham, serta praktik- praktik terbaik GCG. Pelaksanaan Pedoman Dewan merupakan salah satu practices by strictly complying with applicable laws and regulations and upholding ethical values. Bakrieland’s Corporate Governance Implementation Guidelines cover various aspects, including Corporate Governance policies, governance guidelines for Company organs, principles and goals, Company management structure and transparency policies. Company Regulations Bakrieland enforces Company Regulations that delineate the rights and obligations of employees and the Company, and other directives aimed at fostering harmonious, synchronized and well-balanced relations in order to optimally boost work eiciency, productivity and performance. Bakrieland’s Company Regulations for the period January 2011 – January 2013 were ratiied through the Directorate General Decree on Industrial Relations and Worker Social Security Development No.KEP.32PHIJSK-PKKADPPI2011 concerning Ratiication of PT Bakrieland Development, Tbk Company Regulations. Board Manual In the discharging of duties in order to attain Company vision and mission, Bakrieland’s Board of Commissioners and Board of Directors refer to work guidelines set forth in the Board Manual. The Board Manual spells out all activities in a structured, systematic and comprehensible manner to ensure consistent implementation. The Board Manual builds on the principles of corporate law, provisions in Articles of Associations, prevailing laws and regulations, shareholder directions and GCG best practices. Implementation of the Board Manual demonstrates the commitment pledged by BOC and BOD 198 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance bentuk komitmen dari Dewan Komisaris dan Direksi untuk menerapkan prinsip-prinsip GCG, sekaligus sebagai penjabaran lebih lanjut dari Panduan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan yang telah dimiliki Bakrieland. Pedoman Dewan Bakrieland pertama kali disahkan pada tanggal 31 Juli 2009 melalui Kesepakatan Bersama Direksi dan Dewan Komisaris dalam Penerapan Pedoman Dewan. Karena sifatnya yang dinamis dan berkembang, pedoman ini telah disempurnakan pada akhir tahun 2011. Pedoman Dewan disusun dengan tujuan: 1. Menjadi rujukan pedoman tentang tugas pokok dan fungsi kerja masing-masing organ. 2. Meningkatkan kualitas dan efektivitas hubungan kerja antar organ. 3. Semakin memperjelas tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris dan Direksi maupun hubungan kerja diantara keduanya. 4. Semakin memudahkan bagi organ Dewan Komisaris dan Direksi untuk memahami tugas dan tanggung jawab masing-masing. 5. Menerapkan asas-asas GCG yakni transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi, dan kewajaran. Etika Perusahaan Pelaksanaan Etika Perusahaan yang berkesinambungan akan membentuk budaya perusahaan yang merupakan manifestasi dari nilai-nilai perusahaan. Etika Perusahaan yang berlaku di Bakrieland dituangkan dalam Pedoman Perilaku. to apply GCG principles, and provides further elucidation on Code of GCG Implementation that Bakrieland abides by. Bakrieland’s Board Manual was originally approved on 31 July 2009 through the Joint Agreement of the Board of Directors and Board of Commissioners on Board Manual Implementation. Due to its dynamic nature, the manual was ine-tuned at the end of 2011. The Board Manual serves the following objectives: 1. To provide referenceguidance on the main duties and functions of each organ. 2. To improve the quality and efectiveness of inter-organ work relations. 3. To further deine the duties and responsibilities of the Board of Commissioners and Board of Directors as well as the work relations between them. 4. To make it easier for the Board of Commissioners and Board of Directors to understand their respective duties and responsibilities. 5. To consistently apply the principles of GCG that cover transparency, accountability, responsibility, independence and reasonableness. Company Ethics Consistency in adhering to Company Ethics will help build a corporate culture which is a manifestation of the Company’s core values. Company Ethics that Bakrieland abides by are incorporated in the Code of Conduct. 199 BAKRIELAND • Annual Report 2012 Pedoman Perilaku Isi, Pengesahan dan Sosialisasi Pedoman Perilaku Bakrieland disahkan melalui Surat Keputusan Direksi No. 047SK-DirIV07. Pedoman Perilaku ini berisi pedoman umum atas hubungan karyawan dengan Perusahaan, hubungan sesama karyawan, hubungan dengan konsumen, hubungan dengan pemasok, hubungan dengan pemegang saham, hubungan dengan Pemerintah, dan hubungan dengan masyarakat. Selain pedoman umum tersebut, Bakrieland juga mengatur mengenai sanksi tindakan penyimpangan dan mekanismenya di dalam Pedoman Perilaku. Seluruh manajemen dan karyawan dituntut komitmennya untuk membaca dan memahami Pedoman Perilaku ini sebagai dasar penerapan perilaku di lingkungan Perusahaan. Pedoman Perilaku diharapkan mampu menjadi pedoman dan pengarahan perilaku karyawan dalam pencapaian visi misi Perusahaan, yang didalamnya terkandung nilai-nilai dan budaya Perusahaan. Sosialisasi Pedoman Perilaku dilakukan antara lain melalui pembagian buku Pedoman Perilaku kepada karyawan, sosialisasi dalam rapat dan seminar, serta mewajibkan manajemen dan karyawan untuk menandatangani Surat Pernyataan Ketaatan terhadap Pedoman Perilaku setiap tahun sekali setelah karyawan membaca ulang Pedoman Perilaku tersebut. Surat Pernyataan ini merupakan bukti komitmen karyawan dan akan disimpan di personnel ile yang bersangkutan. Penandatanganan tersebut juga sebagai komitmen Perusahaan bahwa Pedoman Perilaku berlaku untuk karyawan di seluruh level organisasi di induk Perusahaan dan unit usaha, sampai dengan karyawan yang bersangkutan berhenti bekerja dari Perusahaan. Code of Conduct Contents, Enactment and Socialization Bakrieland’s Code of Conduct was enacted through Board of Directors Directive No. 047SK-DirIV07, which also sets forth the need to communicate the Code of Conduct to all management tiers and employees and which should be understood as the foundation that guides all manners of conduct and relations between employees and the Company, among employees, with consumers, suppliers, shareholders, stakeholders, the government, and the public at large. Bakrieland also regulates about sanction of violation act and the mechanism in the Code of Conduct. All management and employees is required its commitment to read and understand this Code of Conduct as the basis of behavior in Company environment. Code of Conduct is expected to be the guidance and direction of employee’s attitude in achieving the Companys vision and mission, which contains corporate values and culture. Among the activities of Code of Conduct socialization are the distribution of handbook of Code of Conduct, socialization in meetings or seminars, as well as requiring all managements and employees to sign the Statement of Compliance to the Code of Conduct once in a year after they re-read the Code of Conduct. This Statement is an employee’s commitment and will be kept in their personnel ile. The signing is a form of Company’s commitment that the Code of Conduct applies to all levels of employees both in the parent company or business unit, until the employee stop working for the Company. 200 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance Penanganan Penyimpangan atas Pedoman Perilaku Penyampaian terhadap penyimpangan atas Pedoman Perilaku dapat dilakukan melalui mekanisme Sistem Pelaporan Pelanggaran SPP. Penanganan terhadap tindak penyimpangan Pedoman Perilaku dilakukan melalui penyelidikan yang didasari fakta-fakta, sedangkan keputusannya dibuat dan diberikan berdasarkan pertimbangan akibat tindakan, derajat kesengajaan, dan motif tindakan. Melalui pertimbangan yang cermat dan obyektif, Komite Sumber Daya Manusia memutuskan jenis sanksi yang disesuaikan dengan bobot penyimpangan dan hirarki organisasi pangkat atau jabatan karyawan. Sanksi kepada karyawan dapat berbentuk teguran lisan, surat peringatan I, II, III, tidak diberikan kenaikan gaji, pangkat atau bonus, hingga pemutusan hubungan kerja PHK. Khusus untuk pemutusan hubungan kerja, setelah mendapatkan persetujuan Direksi, dilanjutkan dengan pengajuan permohonan izin kepada Departemen Tenaga Kerja sesuai Undang-undang Ketenagakerjaan Republik Indonesia. Audit Pengendalian Internal atas Pedoman Perilaku Pada tahun 2012, divisi Corporate Internal Audit melakukan audit pengendalian internal atas Pedoman Perilaku di unit usaha City Property Bakrieland. Pemeriksaan dilakukan untuk meyakini bahwa proses sosialisasi, implementasi dan internalisasi Pedoman Perilaku telah disikapi dengan baik dan telah didukung dengan pengendalian internal yang memadai. Atas pemeriksaan tersebut, rekomendasi telah diberikan sehingga proses internalisasi Pedoman Perilaku dapat semakin ditingkatkan. Managing Breaches of the Code of Conduct Report of any breach of the Code of Conduct can be performed through the Whistleblower System WBS mechanism. Any breach of the Code of Conduct is handled through a fact- based and thorough investigation, and resulting decisions are made and imposed by taking into account the attendant consequences of such breach, the degree of deliberateness and motive of misconduct. Through meticulous and objective deliberations, the Human Resource Committee will decide on the form of sanction as commensurate with the gravity of misconduct and organizational hierarchy job rank or position of the employee in question. Sanctions imposed on an employee may take the form of a verbal warning; warning letter I, II, III; no salary increase, promotion or bonus; and employment termination. Speciically for work severance, prior approval must be obtained from the Board of Directors before soliciting the permission of the Ministry of Manpower in accordance with the Manpower Law of the Republic of Indonesia. Internal Control Audit of the Code of Conduct In 2012, the Corporate Internal Audit Division conducted an audit of the Code of Conduct in Bakrieland’s City Property business unit. An assessment was necessary to ensure that eforts to build awareness, implement and internalize the Code of Conduct are well received and supported by an adequate internal control mechanism. From the audit process, recommendations were made to further strengthen the Code of Conduct’s internalization process. 201 BAKRIELAND • Annual Report 2012 Sistem Pelaporan Pelanggaran Sebagai upaya meningkatkan kualitas pelaksanaan tata kelola perusahaan di Bakrieland, maka dipandang perlu adanya sebuah sistem pelaporan pelanggaran SPP yang memberi fasilitas kepada semua pihak baik pimpinan, karyawan, maupun pihak luar yang terkait dengan perusahaan untuk melakukan pelaporan pelanggaran. Pelanggaran yang dimaksud meliputi penyimpangan atas etika bisnis, etika kerja, kebijakan perusahaan, peraturan perundangan yang berlaku, anggaran dasar Perusahaan, perjanjian kontrak Perusahaan dengan pihak luar, rahasia Perusahaan, atau perbuatan lainnya yang dapat merugikan perusahaan maupun pemangku kepentingan yang dilakukan oleh karyawan atau pimpinan perusahaan. Pelaporan ditujukan kepada pimpinan perusahaan atau kelembagaan lain yang dapat mengambil tindakan atas pelanggaran tersebut. Penerapan SPP di Bakrieland telah dimulai sejak tahun 2009. Tujuan SPP 1. Agar tercipta iklim yang kondusif yang mendorong terjadinya pelaporan terhadap hal-hal yang dapat menimbulkan kerugian inansial maupun non-inansial bagi Perusahaan, termasuk yang dapat merusak citra Perusahaan. 2. Memberikan kemudahan kepada manajemen untuk menangani secara efektif laporan-laporan pelanggaran dan memberikan perlindungan keamanan pelapor dengan menjaga kerahasiaan identitas pelapor serta pihak yang membantu menginformasikan hal tersebut. 3. Membangun suatu kebijakan dan infrastruktur untuk melindungi pelapor dari balasan pihak-pihak internal maupun eksternal. Whistleblower System In order to enhance the quality of corporate governance in Bakrieland, it was deemed crucial to establish an Whistleblower system WBS that provides all parties – executives, employees and external parties related to the Company – with the appropriate avenue to lodge a report on any misconduct. Ofenses cover any form of breach of business ethics, work ethics, Company policies, existing laws and regulations, Company Articles of Association, contract agreements between the company and external parties, Company conidential information, or other actions committed by a Company employee or executive that may be detrimental to the Company or stakeholders. The report must be addressed to a Company executive or other institution authorized to act upon the reported ofense. In Bakrieland, WBS has been implemented since 2009. WBS Objectives 1. To cultivate an conducive environment for the reporting of any conduct or action that may cause inancial or non-inancial losses to the Company, including actions that may tarnish Company reputation. 2. To facilitate management in efectively handling reports on ofenses and providing protection to whistleblowers by keeping whistleblowers’ identity conidential and also those of parties involved in the disclosure. 3. To develop the appropriate policies and infrastructure to protect whistleblowers against reprisals from internal or external parties. 202 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance 4. Mengurangi kerugian Perusahaan melalui deteksi dini. 5. Meningkatkan reputasi Perusahaan. Sosialisasi SPP Komitmen Direksi Bakrieland untuk mendukung pelaksanaan SPP ditunjukkan dalam Surat Keputusan Direksi Bakrieland No.118SKDir- BLDVIII09 tentang Pembentukan dan Penunjukan Tim Khusus Pelaporan Pelanggaran TKPP. TKPP beranggotakan Kepala Corporate Internal Audit, Direktorat CHC, Corporate Legal, dan Sekretaris Perusahaan. TKPP bertindak sebagai Administrator SPP dan bertugas menangani berbagai keluhan laporan mengenai penyimpangan dan kecurangan terkait etika bisnis, Pedoman Perilaku, Peraturan Perusahaan, kepatuhan hukum, Anggaran Dasar, perjanjiankontrak, kerahasiaan perusahaan, kebijakan tentang transaksi benturan kepentingan, dan kejadian penting lainnya yang relevan. Sosialisasi SPP di tingkat internal disampaikan melalui newsletter dan presentasi yang diberikan oleh TKPP kepada para karyawan, sementara di tingkat eksternal melalui pengumuman. Selain itu, para anggota Direksi dan Dewan Komisaris beserta seluruh karyawan Perusahaan telah menandatangani surat pernyataan dukungan terhadap pelaksanaan SPP. Mekanisme SPP Pelapor menyampaikan laporan dalam bentuk surat dengan disertai dokumen pendukung yang diperlukan. Laporan ini ditujukan kepada TKPP dan 4. To minimize Company losses through early detection. 5. To bolster the Company’s reputation. Socialization of WBS It has been the irm commitment of Bakrieland Board of Directors to support WBS implementation as demonstrated in the issuance of Bakrieland BOD Directive No.118SK Dir-BLDVIII09 on the Establishment and Appointment of the Special Team on Whistleblower Reporting. The special team members consist of Corporate Internal Audit Division Head, the heads of CHC Directorate, Corporate Legal, and Corporate Secretary. The special team on whistleblower acts functions as the WBS Administrator responsible for dealing with complaintsreports on ofenses and misconduct against business ethics, Code of Conduct, Company regulations, regulatory compliance, Articles of Association, agreementcontract, company conidential information, policies on conlict of interest transactions and other relevant signiicant events. Socialization on WBS is presence internally through newsletters and presentations delivered by the special team on whistleblower acts to all employees, while WBS is also externally communicated through announcements. In addition, BOD and BOC members, and all employees are obligated to sign a letter of statement in support of WBS implementation. Whistleblower Mechanism The informant submits a report in the form of a letter with supporting documents to the WBS Special Team, which can be done through one of the 203 BAKRIELAND • Annual Report 2012 disampaikan melalui salah satu diantara cara berikut: 1. Surat ke TKPP di Wisma Bakrie 1, Lantai 6 2. Email: whistleblowingbakrieland. com 3. PO BOX BAKRIELAND JKTM 12700 Jika dokumen telah lengkap, TKPP melaporkan kepada Dewan Komisaris dan Direksi melalui Komite Audit. Pada saat yang bersamaan, TKPP juga melakukan investigasi terhadap pihak- pihak terlapor. Laporan yang tidak terbukti akan dikembalikan kepada pelapor. Namun apabila terbukti, TKPP akan melaporkan hasil temuannya tersebut kepada Komite Audit untuk ditindaklanjuti oleh Dewan Komisaris dan Direksi. Laporan yang berkaitan dengan TKPP disampaikan dalam bentuk surat dan ditujukan kepada Direktur Utama, sedangkan laporan- laporan yang berkaitan dengan Direktur Utama ditujukan kepada Komisaris Utama. approaches below: 1. Letter to WBS Special Team at Wisma Bakrie 1, 6 th Floor 2. Email: whistleblowingbakrieland. com 3. PO BOX BAKRIELAND JKTM 12700 The WBS Special Team will report to the Board of Commissioners and Directors through the Audit Committee when all necessary documents are complete. The Team also concurrently mounts an investigation surrounding the alleged ofenceofenders. Reports of allegations that remain unproven shall be returned to the informant. When a report is veriied, however, the Team shall inform its indings to the Audit Committee for follow-up by the Board of Commissioners and Directors. Any report relating to WBS Special Team on Whistleblower shall be presented in letter format addressed to the President Director, while reports relating to the President Director shall be addressed to the President Commissioner. Laporan dari Pelapor ke TKPP Report from Informant to the WBS Special Team Investigasi oleh TKPP Investigation by the WBS Special Team Tidak Lengkap Not Complete Lengkap Complete Informasi bersifat rahasia Strictly Conidential Information Laporan ke BoD dan BoC melalui Komite Audit bahwa TKPP akan melaksanakan investigasi Report to the BoD and BoC through the Audit Committee that the WBS Special Team will conduct the investigation Bukti Evidence Terbukti Proven Tindak Lanjut Follow-Up Laporan hasil investigasi ke BoD dan BoC melalui Komite Audit Investigation Report to the BoD and BoC through the Audit Committee Dikembalikan ke Pelapor Return to Informant Tidak Terbukti Not Proven 204 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Perlindungan Terhadap Pelapor Bakrieland menyediakan fasilitas saluran pelaporan telepon, surat, email yang independen, bebas, dan rahasia bagi pelapor, agar terlaksana proses pelaporan yang aman. Selain itu, SPP juga menjaga kerahasiaan identitas pelapor dengan tujuan memberikan perlindungan kepada pelapor dan anggota keluarga atas tindakan balasan dari terlapor atau organisasi. Informasi pelaksanaan tindak lanjut laporan akan disampaikan secara rahasia kepada pelapor yang identitasnya lengkap. Sementara itu pelapor yang terbukti melakukan pelaporan palsu dan atau itnah tidak diberikan perlindungan. Pelapor yang memberikan laporan palsu dapat dikenai sanksi sesuai peraturan perundangan yang berlaku, misalnya KUHP pasal 310 dan 311 atau peraturan internal perusahaan. Insentif bagi Pelapor Pelaksanaan SPP menuntut perubahan dari budaya diam menjadi budaya kejujuran dan keterbukaan. Oleh karena itu, Bakrieland memberikan insentif berupa penghargaan bagi pelapor dalam bentuk material, dengan perhitungan sebesar dua per seribu duapermil dari kerugian Perusahaan yang berhasil dikembalikan. Implementasi SPP di Tahun 2012 Selama tahun 2012 TKPP tidak menerima laporan atas penyimpangan apapun di Bakrieland. Whistleblower Protection To support the implementation of a safe reporting system, Bakrieland provides independent, free and conidential reporting channels telephone, letters, and emails for informant. In addition, the WBS also assures the conidentiality of the informant’s identity and protects the informant and hisher family members from an act of reprisal against the alleged ofender or organization. Information on follow-up measures will be conidentially conveyed to an informant with full knowledge of his or her identity. Whistleblowers who have lodged false andor defamatory reports will not be eligible for protection, but instead are liable to sanction in accordance with existing laws and regulations, such as Articles 310 and 311 of the Criminal Code or company internal regulations. Incentive for Whistleblowers To accelerate the shift from a ‘silent culture’ to that of an ‘honest and open culture’. Bakrieland shall ofer incentives to an informant in material form or a certiicate of merit, which shall amount to two thousandths 21000’s of averted Company losses. WBS Implementation in 2012 Throughout 2012, the WBS Special Team did not receive any report on any form of misconduct in Bakrieland. 205 BAKRIELAND • Annual Report 2012 Rencana Tahun 2013 Pada tahun 2012, TKPP bersama Direksi dan Komite Kebijakan Corporate Governance melakukan pembahasan implementasi Sistem Pelaporan Pelanggaran di Bakrieland. Atas hasil pembahasan tersebut, tahun 2013 direncanakan untuk dilakukan review dan perubahan Sistem Pelaporan Pelanggaran sehingga implementasinya dapat berjalan lebih efektif. Sistem Manajemen Mutu Pada tahun 2012 dilakukan 2 dua kali audit surveillance terhadap implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 di Bakrieland. Proses audit dilaksanakan oleh Badan Sertiikasi SGS Indonesia pada tanggal 11 April dan 29 November 2012. Dari hasil audit tersebut, Bakrieland berhasil mempertahankan sertiikasi ISO 9001:2008 tanpa adanya temuan yang bersifat minor dan major. Lima kriteria utama standar ISO 9001:2008 adalah sistem manajemen mutu, tanggung jawab manajemen, manajemen sumber daya, realisasi produk layanan, dan pengukuran, analisa perbaikan. Keberhasilan Bakrieland mempertahankan sertiikasi tersebut menunjukkan komitmen Bakrieland dalam memastikan Perusahaan menjadi organisasi yang berorientasi memberikan kepuasan pada pelanggan dengan pelayanan yang bermutu. Plans for 2013 In 2012, the WBS Special Team together with the Board of Directors and Corporate Governance Policy Committee have engaged in discussions on the implementation of the Ofense Reporting System in Bakrieland. From the discussion it was agreed that in 2013 a review will be conducted and the necessary changes made to the Whistleblower System in order to ensure that it is implemented more efectively. Quality Management System In 2012, 2 two surveillance audits were performed on the implementation of the Quality Management System ISO 9001:2008 in Bakrieland. The audit process was carried out by the Indonesia SGS Certiication Board on 11 April and 29 November 2012. Based on audit results, Bakrieland succeeded in maintaining its ISO 9001:2008 certiication without any minor or major indings. The ive main criteria for meeting the ISO 9001:2008 standard refer to quality management system, management responsibility, resource management, product and service realization, and measurement, analysis and improvement. Bakrieland’s ability to maintain its ISO certiication demonstrates its commitment to ensure that the Company is oriented towards customer satisfaction by ofering irst- rate services. 206 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Implementasi Sistem Manajemen Mutu | Quality Management System Implementation No Aktivitas | Activity Keterangan | Remarks 1 Audit Eksternal Surveillance Audit oleh SGS Indonesia telah dilaksanakan dan Bakrieland berhasil mempertahankan sertiikasi ISO 9001:2008. Surveillance Audit by SGS Indonesia has been conducted and Bakrieland successfully maintained the ISO 9001:2008 certiication. Surveillance Audit adalah proses audit mutu yang dilaksanakan oleh Badan Sertiikasi SGS Indonesia untuk melihat efektivitas dari implementasi Sistem Manajemen Mutu di Bakrieland. Surveillance Audit is a quality audit conducted by the SGS Certiication Agency of Indonesia to assess the efectiveness of the Quality Management System implementation within the Company. 2 Audit Mutu Internal AMI • AMI Periode ke-1 tahun 2012 dilaksanakan pada tanggal 17 - 24 Januari 2012 • AMI Periode ke-2 tahun 2012 dilaksanakan pada tanggal 27 Maret 2012 • AMI Periode ke-3 tahun 2012 dilaksanakan pada tanggal 25 - 28 Juni 2012 • AMI Periode ke-4 tahun 2012 dilaksanakan pada tanggal 26 September 2012 • AMI Periode ke-5 tahun 2012 dilaksanakan pada tanggal 1 Oktober 2012 Internal Quality Audit AMI • AMI period 1 in 2012 was conducted on 17-24 January 2012 • AMI period 2 in 2012 was conducted on 27 March 2012 • AMI period 3 in 2012 was conducted on 25-28 June 2012 • AMI period 4 in 2012 was conducted on 26 September 2012 • AMI period 5 in 2012 was conducted on 1 October 2012 Audit Mutu Internal dilaksanakan untuk melihat efektivitas dari implementasi Sistem Manajemen Mutu dan juga merupakan persiapan menghadapi Surveillance Audit. Proses audit dilakukan dengan cara silang antar divisi dimana auditor berasal dari beberapa divisi. Hal tersebut selain untuk menjaga independensi dari AMI, juga untuk menambah sudut pandang dari proses audit itu sendiri. Internal quality audit is conducted to assess the efectiveness on the implementation of the Quality Management System as well as preparation for Surveillance Audit. The process of audit is conducted through cross-divisions in which the auditor consists of members from several divisions in order to ensure AMI independency as well as to increase the viewpoint of the audit process itself. 3 Tinjauan Manajemen Rapat Tinjauan Manajemen telah dilaksanakan pada tanggal 20 Maret dan 25 Juli 2012. Management Review Management Review meetings were held on 20 March and 25 July 2012. Tinjauan Manajemen merupakan sarana komunikasi internal antara Direktur dengan manajemen senior untuk membahas permasalahan strategis terkait implementasi ISO 9001:2008. Management Review is an internal communication facility between top Director and senior management to discuss strategic problems related with the ISO 9001:2008 implementation. Company Operating Manual and Documents Control Company Operating Manual contains the Company operating standards that guide all Bakrieland employees in carrying out operational activities. The SOP, which was approved and enforced in 2011, functions as a source of reference for the implementation of the ISO 9001:2008 Quality Management System. All Company internal documents undergo a control process as set out in a documented procedure. The document control process begins once a document has been approved by the authorized oicer before its distribution to relevant parties until the destruction of old documents. Pedoman Operasional Perusahaan dan Pengendalian Dokumen Pedoman Operasional Perusahaan POP berisi Standar Operasional Perusahaan yang menjadi dasar bagi seluruh karyawan Bakrieland dalam menjalankan aktivitas operasional. POP yang disahkan dan berlaku efektif sejak tahun 2011, berfungsi sebagai salah satu acuan dalam pelaksanaan Quality Management System ISO 9001:2008. Seluruh dokumen internal Perusahaan telah ditetapkan proses pengendaliannya dalam prosedur yang terdokumentasi. Pengendalian dokumen dilakukan mulai dari dokumen tersebut disahkan oleh pejabat yang berwenang sampai pada pendistribusian ke pihak terkait serta proses pemusnahan dokumen lama. Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance 207 BAKRIELAND • Annual Report 2012 Struktur Tata Kelola Perusahaan Struktur tata kelola Bakrieland terdiri dari Rapat Umum Pemegang Saham, Dewan Komisaris, Direksi, komite- komite yang membantu Dewan Komisaris, serta satuan kerja yang membantu Direksi. Corporate Governance Structure Bakrieland’s governance structure encompasses the General Meeting of Shareholders, Board of Commissioners, Board of Directors, committees assisting the Board of Commissioners and working units aiding the Board of Directors. Satuan Kerja Lainnya Other Work Units Rapat Umum Pemegang Saham General Meeting of Shareholders Direksi Board of Directors Unit Bisnis Business Unit Komite-Komite Committees Dewan Komisaris Board of Commissioners Komite Pemantau Risiko Risk Monitoring Committee Komite Audit Audit Committee Audit Internal Internal Audit Komite Nominasi Remunerasi Nomination Remuneration Committee Komite Kebijakan Corporate Governance Corporate Governance Policy Committee Sekretaris Perusahaan Corporate Secretary Manajemen Risiko dan Kepatuhan Risk Management and Compliance Sumber Daya Manusia Human Capital Tanggungjawab Sosial Perusahaan Corporate Social Responsibility Rapat Umum Pemegang Saham RUPS RUPS merupakan organ perusahaan yang memegang kekuasaan dan wewenang tertinggi. Kewenangan Rapat Umum Pemegang Saham antara lain mengangkat dan memberhentikan anggota Dewan Komisaris dan Direksi, mengevaluasi kinerja Dewan Komisaris dan Direksi, menyetujui perubahan Anggaran Dasar, menyetujui laporan tahunan dan menetapkan bentuk dan jumlah remunerasi anggota Dewan Komisaris dan Direksi. General Meeting of Shareholders GMS The GMS is the company organ vested with the highest level of authority. The GMS is authorized to appoint and dismiss members of the Board of Commissioners and Directors, evaluate the performance of the Board of Commissioners and Directors, approve amendments to the Articles of Association, approve annual reports and determine the type and amount of remuneration for members of the Board of Commissioners and Directors. 208 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Selama tahun 2012, Bakrieland menyelenggarakan 1 satu kali RUPS Tahunan RUPST pada tanggal 7 Juni 2012. Pada penyelenggaraan RUPST tahun 2012, Bakrieland telah mempublikasikan Surat Pemberitahuan akan diselenggarakannya RUPST pada tanggal 16 April 2012 dan Surat Pemberitahuan Perubahan Waktu Pelaksanaan RUPST pada tanggal 27 April 2012 di Harian Bisnis Indonesia dan Investor Daily. Surat Panggilan dan agenda RUPST dipublikasikan pada tanggal 23 Mei 2012 di harian yang sama. Pemegang saham yang akan menghadiri RUPST dapat meminta agenda rapat, surat kuasa dan Laporan Tahunan kepada Sekretaris Perusahaan Bakrieland sebelum RUPST berlangsung. Pengumuman Hasil Keputusan RUPST 2012 dipublikasikan pada tanggal 8 Juni 2012 di harian Bisnis Indonesia dan Investor Daily. Ikhtisar hasil keputusan RUPS Tahunan Bakrieland 2012 adalah sebagai berikut : In 2012, Bakrieland has held its Annual General Meeting of Shareholders AGMS on 7 June 2012. During this AGMS, Bakrieland notiied in writing on the holding of the AGMS on 16 April 2012 and another notiication letter informing on the rescheduling of the AGMS to 27 April 2012 published in the Bisnis Indonesia newspaper and Investor Daily. The invitation letter and AGMS agenda was published on 23 May 2012 in the same newspapers. Shareholders participating in the AGMS may request the meeting agenda, power of attorney and annual report from Bakrieland’s Corporate Secretary prior to the AGMS. Resolutions reached during AGMS 2012 were announced on 8 June 2012 in the Bisnis Indonesia and Investor Daily newspapers. Highlights on Bakrieland’s Annual GMS resolutions are as follows: RUPS | GMS Agenda Hasil Keputusan | Result of the Decision RUPST AGMS 7 June 2012 Agenda Pertama dan Kedua | First and Second Agenda 1. Persetujuan atas Laporan Pertanggungjawaban Direksi tentang jalannya Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011. 2. Persetujuan dan Pengesahan atas Neraca dan Perhitungan LabaRugi Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011. 1. Approval of BOD Accountability Report on Company operations for iscal year ending 31 December 2011. 2. Approval and validation of Company Balance Sheet and ProitLoss Statement for iscal year ending 31 December 2011. Menyetujui atas laporan pertanggungjawaban Direksi tentang jalannya Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 tiga puluh satu Desember 2011 dua ribu sebelas dan Pengesahan atas Neraca serta Perhitungan LabaRugi untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal yang sama dan memberikan pembebasan tanggung jawab serta pelunasan kepada Direksi atas tindakan pengurusan dan kepada Dewan Komisaris atas tindakan pengawasan yang mereka lakukan dalam tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 tiga puluh satu Desember 2011 dua ribu sebelas. Menyetujui laporan Direksi sehubungan dengan adanya perubahan struktur permodalan tersebut, maka selanjutnya akan merubah ketentuan Pasal 4 ayat 2 Anggaran Dasar Perseroan. Approve BOD accountability report on Company operations for iscal year ending 31 thirty one December 2011 two thousand and eleven and validation of the Balance Sheet and ProitLoss Statement for iscal year ending the same date, and relieves BOD of responsibilities and settlements related to its management function, and the same for BOC for its oversight function carried out during the iscal year ending 31 thirty one December 2011 two thousand eleven. Approve BOD report related to changes in the capital structure, and the resultant amendment to Article 4 Clause 2 of Company Articles of Association. Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance 209 BAKRIELAND • Annual Report 2012 RUPS | GMS Agenda Hasil Keputusan | Result of the Decision Agenda Ketiga | Third Agenda Persetujuan penunjukan Kantor Akuntan Publik Independen untuk melakukan audit atas buku Perseroan untuk tahun buku 2012. Appointment of an independent Public Accounting Firm to perform an audit of Company records for iscal year 2012. Menyetujui pemberian wewenang kepada Dewan Komisaris Perseroan untuk menunjuk Kantor Akuntan Publik Independen yang akan melakukan audit terhadap buku Perseroan untuk tahun buku 2012 dan menetapkan honorarium Akuntan Publik tersebut berikut persyaratan-persyaratannya. Approve the conferring of authority to the Company BOC to appoint an Independent Public Accounting Firm responsible for auditing Company records for iscal year 2012 and determine the honorarium for the Public Accountant along with the terms and conditions. Agenda Keempat | Fourth Agenda Persetujuan pengangkatan anggota Direksi dan Dewan Komisaris untuk periode 2012 - 2015. Approval of the appointment of members of the Board of Directors and Board of Commissioners for the 2012 – 2015 term of oice. 1. Menyetujui pengangkatan Bapak Ambono Janurianto sebagai Presiden Direktur Perseroan, Bapak Azrul Azwar Ab Latif sebagai Direktur Perseroan dan Bapak Feb Sumandar sebagai Direktur Perseroan untuk periode 2012-2015 dua ribu dua belas sampai dua ribu lima belas. 2. Menyetujui pengangkatan kembali Bapak Bambang Irawan Hendradi sebagai Presiden Komisaris Perseroan, Bapak Supartono sebagai Komisaris Perseroan, Bapak Armansyah Yamin sebagai Komisaris Perseroan, Bapak Kanaka Puradiredja sebagai Komisaris Independen Perseroan, Bapak Lukman Purnomosidi sebagai Komisaris Independen Perseroan, dan pengangkatan Bapak Amir Abdul Rachman sebagai Komisaris Perseroan periode 2012-2015 dua ribu dua belas sampai dua ribu lima belas. Dengan demikian untuk selanjutnya maka susunan Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan untuk periode 2012-2015 dua ribu dua belas sampai dua ribu lima belas adalah sebagai berikut : DIREKSI Presiden Direktur : Ambono Janurianto Direktur : Azrul Azwar Ab Latif Direktur : Feb Sumandar DEWAN KOMISARIS Presiden Komisaris : Bambang Irawan Hendradi Komisaris : Supartono Komisaris : Armansyah Yamin Komisaris : Amir Abdul Rachman Komisaris Independen : Lukman Purnomosidi Komisaris Independen : Kanaka Puradiredja 1. Approve the appointment of Mr. Ambono Janurianto as Company President Director, and Mr. Azrul Azwar Ab Latif and Mr. Feb Sumandar as Company Directors for 2012-2015 two thousand twelve to two thousand ifteen. 2. Approve the re-appointment of Mr. Bambang Irawan Hendradi as Company President Commissioner; Mr. Supartono and Mr. Armansyah Yamin as Company Commissioners; Mr. Kanaka Puradiredja and Mr. Lukman Purnomosidi as Company Independent Commissioners; and the appointment of Mr. Amir Abdul Rachman as Company Commissioner for 2012-2015 two thousand twelve to two thousand ifteen. 210 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 RUPS | GMS Agenda Hasil Keputusan | Result of the Decision As such, the composition of Company BOD and BOC for the period 2012-2015 two thousand twelve to two thousand ifteen is as follows : BOARD OF DIRECTORS President Director : Ambono Janurianto Director : Azrul Azwar Ab Latif Director : Feb Sumandar BOARD OF COMMISSIONERS President Commissioner : Bambang Irawan Hendradi Commissioner : Supartono Commissioner : Armansyah Yamin Commissioner : Amir Abdul Rachman Commissioner Independent : Lukman Purnomosidi Commissioner Independent : Kanaka Puradiredja Agenda Kelima | Fifth Agenda Persetujuan Pemberian Wewenang kepada Dewan Komisaris untuk menetapkan remunerasihonorarium Direksi dan Dewan Komisaris. Approval of the conferring of authority to the Board of Commissioners to determine the remunerationhonorarium of BOD and BOC members. Menyetujui memberikan wewenang kepada Dewan Komisaris untuk menetapkan RemunerasiHonorarium Direksi dan RemunerasiHonorarium Dewan Komisaris, penetapan mana dengan memperhatikan saranrekomendasi dari Komite Nominasi Remunerasi Perseroan. Approve the conferring of authority to the Board of Commissioners to determine the remunerationhonorarium of the Board of Directors and Board of Commissioners, by taking into account proposalsrecommendations from the Company Nomination and Remuneration Committee. Dewan Komisaris Dewan Komisaris bertanggung jawab atas pengawasan Perusahaan. Setiap anggota Dewan Komisaris wajib menjalankan tugas pengawasan dan memberikan masukan kepada anggota Direksi dengan itikad yang baik, kehati- hatian, dan bertanggung jawab. Persyaratan, Keanggotaan dan Masa Jabatan Anggota Dewan Komisaris Bakrieland secara keseluruhan telah memenuhi persyaratan formal dan material yang berlaku. Persyaratan formal bersifat umum, sesuai peraturan perundang- undangan yang berlaku, sementara persyaratan material bersifat khusus, disesuaikan dengan kebutuhan dan sifat bisnis Perusahaan. Dewan Komisaris Bakrieland terdiri dari 6 enam anggota, yaitu: 1 satu Presiden Komisaris, 3 tiga Komisaris Board of Commissioners The Board of Commissioners is responsible for overseeing the Company. Every member of the Board of Commissioners has the obligation to carry out the oversight function and ofer input to BOD members in good faith, as well as in a cautious and responsible manner. Criteria, Membership and Tenure Members of Bakrieland’s Board of Commissioners in general have met all formal and material requirements. Formal criteria are general in nature in accordance with prevailing laws and regulations, while material requirements are more speciic tailored to the needs and characteristics of the Company’s business. Bakrieland’s Board of Commissioners comprises 6 six members: 1 one President Commissioner, 3 three Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance 211 BAKRIELAND • Annual Report 2012 dan 2 dua Komisaris Independen. Anggota Dewan Komisaris diseleksi oleh Komite Nominasi dan Remunerasi dan diangkat melalui mekanisme RUPS, dengan periode jabatan masing-masing 3 tiga tahun dan dapat diangkat kembali sesuai keputusan RUPS. Jabatan anggota Dewan Komisaris akan berakhir apabila mengundurkan diri, tidak lagi memenuhi persyaratan, meninggal dunia, atau diberhentikan berdasarkan keputusan RUPS. Susunan Dewan Komisaris per 31 Desember 2012 adalah sebagai berikut: 1. Bambang Irawan Hendradi Presiden Komisaris 2. Supartono Komisaris 3. Armansyah Yamin Komisaris 4. Amir Abdul Rachman Komisaris 5. Lukman Purnomosidi Komisaris Independen 6. Kanaka Puradiredja Komisaris Independen Periode Jabatan Dewan Komisaris | Board of Commissioners’ Terms of Oice No Nama | Name Jabatan | Position Periode Jabatan | Terms of Oice 1 Bambang Irawan Hendradi Presiden Komisaris | President Commissioner May 2012 – June 2015 2 Supartono Komisaris | Commissioner May 2012 – June 2015 3 Armansyah Yamin Komisaris | Commissioner May 2012 – June 2015 4 Amir Abdul Rachman Komisaris | Commissioner May 2012 – June 2015 5 Lukman Purnomosidi Komisaris Independen | Commissioner Independent May 2012 – June 2015 6 Kanaka Puradiredja Komisaris Independen | Commissioner Independent May 2012 – June 2015 Tugas, Tanggung Jawab dan Kewajiban Dewan Komisaris Bakrieland mempunyai tanggung jawab mengawasi manajemen operasional yang dilaksanakan oleh Direksi dan memberikan saran serta nasihat kepada Direksi sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar, Keputusan RUPS Perusahaan, peraturan serta undang-undang yang berlaku. Commissioners and 2 two Independent Commissioners. BOC membership is selected by the Nomination and Remuneration Committee, and appointed through the GMS mechanism, each serving a three-year term of oice and eligible for re-appointment based on a GMS decision. The tenure of a BOC member shall be terminated under the following circumstances: resignation, no longer meets Company criteria, deceased or dismissed based on GMS decision. The Board of Commissioners structure as of 31 December 2012 is as follows: 1 Bambang Irawan Hendradi President Commissioner 2. Supartono Commissioner 3. Armansyah Yamin Commissioner 4 Amir Abdul Rachman Commissioner 5. Lukman Purnomosidi Independent Commissioner 6. Kanaka Puradiredja Independent Commissioner Duties, Responsibilities and Obligations Bakrieland Board of Commissioners bears the responsibility of overseeing operational management performed by the Board of Directors, and ofering advice and recommendations to the Board of Directors according to provisions set out in the Articles of Association, Company GMS Resolution, as well as existing laws and regulations. 212 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Dewan Komisaris berperan penting dalam melaksanakan prinsip-prinsip GCG sesuai fungsi pengawasan yang dilakukan. Melalui laporan Direksi dan komite-komite, Dewan Komisaris memantau dan mengevaluasi pelaksanaan seluruh kebijakan strategis Perusahaan, termasuk mengenai efektivitas penerapan manajemen risiko dan pengendalian internal. Terkait dengan RUPS, Dewan Komisaris memiliki tugas dan tanggung jawab antara lain memberikan pendapat dan saran mengenai Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan Perusahaan, melaporkan segera jika terjadi gejala penurunan kinerja Perusahaan, menganalisa dan menandatangani Laporan Tahunan, serta mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada RUPS. Sepanjang tahun 2012, Dewan Komisaris tidak menemukan pelanggaran hukum dan peraturan di sektor keuangan dan properti yang dilakukan oleh manajemen Perusahaan. Rapat Dewan Komisaris Dewan Komisaris sekurang-kurangnya harus mengadakan 4 empat kali rapat dalam setahun. Rapat dapat diselenggarakan di tempat kedudukan Perusahaan atau tempat kegiatan usahanya, atau melalui media telekonferensi, video konferensi atau media elektronik lain. Rapat dianggap sah dan mengikat apabila lebih dari 12 satu per dua bagian dari jumlah anggotanya hadir dan diwakili dalam rapat. Selama tahun 2012, Dewan Komisaris menyelenggarakan 5 lima kali rapat. The Board of Commissioners plays a pivotal role in implementing the principles of GCG consistent with its oversight function. Through BOD and Committee reports, the Board of Commissioners monitors and evaluates the implementation of all Company strategic policies, including the efectiveness of its risk management and internal control systems. Concerning a GMS, the duties and responsibilities of the Board of Commissioners among others are to ofer its views and advice on Company Annual Work Plan and Budget, immediately report on any indication of declining Company performance, analyze and sign the Annual Report, and be accountable for the discharging of its duties to a GMS. Throughout 2012, the Board of Commissioners did not come across any breach of the law and regulations in the inancial and property sector committed by Company management. Board of Commissioners Meetings The Board of Commissioners should meet at least 4 four times in a year. Meetings may be convened at the Company’s place of domicile or where it conducts its operations or through teleconference, video conference or other electronic media. Meetings are declared valid and binding when more than ½ half of its members are in attendance or represented by a proxy. In 2012, the Board of Commissioners held 5 ive meetings. Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance 213 BAKRIELAND • Annual Report 2012 Agenda Rapat dan Kehadiran Dewan Komisaris | Board of Commissioners’ Meeting Agenda and Attendance No Tanggal | Date Agenda Kehadiran | Attendance IHS KP SP LP AY AAR 1 24 Januari 2012 24 January 2012 - Pembahasan masa jabatan Dewan Komisaris Direksi yang berakhir di tahun 2012 - Pembahasan operasional Bakrie Toll Road - Review on the Board of Commissioners and Directors term of oice ended in 2012 - Review on Bakrie Toll Road operations √ √ x √ √ - 2 28 Februari 2012 28 February 2012 - Pembahasan program peningkatan produktivitas SDM - Pembahasan rencana RUPS Tahunan 2012 - Review on HR productivity improvement program - Review on 2012 AGMS plan √ √ √ √ x - 3 13 Maret 2012 13 March 2012 - Pembahasan isu-isu dari KAP sehubungan dengan Laporan Keuangan Konsolidasi per 31 Desember 2012 audited - Pembahasan kandidat Presiden Direktur - Review on issues from KAP regarding consolidated inancial statements as of 31 December 2012 audited - Review on the President Directors candidate √ √ √ √ √ - 4 1 Mei 2012 1 May 2012 - Rencana penambahan anggota Dewan Komisaris pada RUPS Tahunan - Rencana penunjukan Presiden Direktur baru - Plan on adding members of the Board of Commissioners in AGMS - Plan on appointment of the new President Director √ √ √ √ √ - 5 10 Oktober 2012 10 October 2012 Pembahasan perkembangan kondisi keuangan Bakrieland Review on development of Bakrielands inancial position √ √ √ √ √ √ Total Kehadiran | Total Attendance 5 5 4 5 4 1 Persentase Kehadiran Rapat | Percentage of Meeting Attendance 100 100 80 100 80 100 Keterangan | Note : IHS : Bambang Irawan Hendradi, KP: Kanaka Puradiredja, LP: Lukman Purnomosidi, AY: Armansyah Yamin, SP: Supartono, AAR: Amir Abdul Rachman Menjabat sebagai Komisaris sejak tanggal 7 Juni 2012 | Served as Commissioner since 7 June 2012 Komite Dewan Komisaris telah membentuk komite-komite sebagai pendukung dalam menjalankan tugas dan kewajibannya, serta untuk merumuskan kebijakan Dewan Komisaris sesuai ruang lingkup tugas komite yang bersangkutan. Penetapan pembentukan komite-komite dilakukan melalui Surat Keputusan Dewan Komisaris dan setiap komite diketuai oleh salah seorang anggota Dewan Komisaris. Dewan Komisaris Bakrieland dibantu oleh Komite Audit, Komite Pemantau Risiko, Komite Nominasi dan Remunerasi, serta Komite Kebijakan Corporate Governance. Committee The Board of Commissioners has formed committees to support the implementation of its duties and responsibilities, and to formulate BOC policies within the scope of work of the respective committee. Committees are established through a Board of Commissioners Directive and each committee is headed by a BOC member. Bakrieland Board of Commissioners is assisted by the Audit Committee, Risk Monitoring Committee, Nomination and Remuneration Committee, and Corporate Governance Policy Committee. 214 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Komite Audit Komite audit adalah sekumpulan orang yang sebagian dipilih dari anggota dewan komisaris yang bertanggung jawab untuk mengawasi proses pelaporan keuangan dan pengungkapan. Keanggotaan komite audit berdasarkan SE Direksi BEJ No. Kep-339BEJ07-2001 tanggal 21 Juli 2001 mengatur bahwa: - Komite Audit terdiri dari sekurang- kurangnya 3 tiga orang - Seorang komisaris independen menjadi ketua - Anggota lainnya merupakan pihak eksternal yang independen - Sekurang-kurangnya satu orang memiliki kemampuan di bidang akuntansi dan atau keuangan. Komite Audit Bakrieland dibentuk berdasarkan SK Dewan Komisaris No. 01SKKom-BLDXII08 tentang Pembentukan dan Pengangkatan Komite Audit. Sesuai SK tersebut, masa jabatan Komite Audit adalah sejak 23 Desember 2008 sampai dengan 23 Desember 2011. Kemudian Dewan Komisaris Bakrieland menerbitkan Surat Keputusan No. 001SKKom-BLDI12 tentang Perpanjangan Masa Bakti Komite Audit mulai 23 Desember 2011 sampai dengan selambatnya 30 tiga puluh hari setelah diselenggarakannya RUPS Tahunan 2012. Sesudah RUPS Tahunan Bakrieland yang diselenggarakan pada tanggal 7 Juni 2012, Dewan Komisaris menerbitkan Surat Keputusan No. 07SKKom-BLD VII12 tentang Pembentukan dan Pengangkatan Komite Audit masa bakti kepengurusan tanggal 7 Juli 2012 – 7 Juli 2013. Komite Audit mempunyai tugas utama mendorong diterapkannya tata kelola perusahaan yang baik, terbentuknya struktur pengendalian internal yang memadai, meningkatkan kualitas keterbukaan dan pelaporan keuangan Audit Committee The Audit Committee refers to a group of individuals partly composed of members of the Board of Commissioners and assists in overseeing the inancial and disclosure reporting process. Audit Committee membership is determined based on the Circular Letter of BEJ Board of Directors No. Kep-339 BEJ07-2001 dated 21 July 2001 that stipulates the following: - Audit Committee shall consists of no less than 3 three persons - An independent commissioner shall be elected as chairperson - Other members serve as independent external parties - At least one person is competent in the ield of accounting andor inance. Bakrieland Audit Committee is established based on Board of Commissioners Directive No. 01 SKKom-BLDXII08 concerning the Establishment and Appointment of the Audit Committee. In keeping with the Directive, the term of oice for the Audit Committee shall commence on 23 December 2008 and expire on 23 December 2011. The Bakrieland Board of Commissioners later issued Directive No. 001SKKom-BLDI12 on the Extension of Audit Committee Term of Oice from 23 December 2011 to no later than 30 thirty days following the Annual GMS in 2012. Following Bakrieland’s Annual GMS held on 7 June 2012, the Board of Commissioners released Directive No. 07SKKom- BLDVII12 on the Establishment and Appointment of the Audit Committee for the period 7 July 2012 – 7 July 2013. The main task of the Audit Committee is to promote good corporate governance, establish an adequate internal control mechanism, enhance the quality of transparency and inancial reporting, and review scope of work, accuracy, Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance 215 BAKRIELAND • Annual Report 2012 serta mengkaji ruang lingkup, ketepatan, kemandirian dan objektivitas auditor eksternal. Komite Audit bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris dan membantu Dewan Komisaris dengan melakukan tugas-tugas berikut: 1. Melakukan penelaahan atas laporan keuangan yang akan dikeluarkan Perusahaan sebelum dipublikasikan. 2. Melakukan penelaahan atas kecukupan proses pemeriksaan yang dilakukan oleh Auditor internal maupun eksternal. 3. Bersama dengan Komite Pemantau Risiko, memantau efektivitas pelaksanaan Sistem Manajemen Risiko Perusahaan. 4. Memantau kepatuhan Perusahaan terhadap peraturan perundang- undangan termasuk di Pasar Modal dan peraturan perundangan lainnya yang berhubungan dengan kegiatan Perusahaan. Komite Audit berwenang untuk mengakses catatan atau informasi tentang karyawan, dana, aset serta sumber daya Perusahaan lainnya yang berkaitan dengan pelaksanaan tugasnya. Dalam melaksanakan wewenangnya, Komite Audit wajib bekerja sama dengan pihak yang melaksanakan fungsi Internal Audit. Komite Audit Bakrieland beranggotakan 3 tiga orang, yang terdiri dari 1 satu orang Ketua merangkap Komisaris Independen dan 2 dua orang anggota independen. Jumlah ini telah memenuhi ketentuan yang tercantum dalam Pedoman Dewan. Seluruh anggota Komite Audit telah memenuhi kriteria independensi, keahlian, pengalaman dan integritas yang dipersyaratkan dalam berbagai peraturan yang berlaku. Sepanjang tahun 2012, Komite Audit telah melakukan 9 sembilan kali rapat. independence and objectivity of the external auditor. The Audit Committee reports to the Board of Commissioners and assists BOC in carrying out the following duties: 1. Review Company inancial statements before they are published. 2. Review the adequacy of the assessment process conducted by the internal and external auditor. 3. Together with the Risk Monitoring Committee, keep track of the efectiveness of the Company’s Risk Management System. 4. Monitor Company compliance with existing laws and regulations, including in the Capital Market and other regulatory frameworks related to Company activities. The Audit Committee is authorized to access Company records or information on employees, funds, assets and other corporate resources pertaining to the implementation of its duties. In fulilling its duties, the Audit Committee must work together with parties responsible for the Internal Audit function. Bakrieland Audit Committee consists of 3 three members: 1 one Chairman concurrently serving as an Independent Commissioner and 2 two independent members. This membership size meets the requirements set forth in the Board Manual. All Audit Committee members also individually fulill membership criteria in terms of independence, expertise, experience and integrity as stipulated in various existing policies. Throughout 2012, the Audit Committee conducted 9 nine meetings. 216 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Agenda Rapat dan Kehadiran Komite Audit | Audit Committee’s Meeting Agenda and Attendance No Tanggal | Date Agenda Kehadiran | Attendance KP MH SS 1. 12 Januari 2012 12 January 2012 Pembahasan progres pelaksanaan Audit Laporan Keuangan tahun 2011 dengan pihak eksternal auditor Review on 2011 Financial Statements Audit progress with the external auditor √ √ x 2. 6 Maret 2012 6 March 2012 Pembahasan progres pelaksanaan Audit Laporan Keuangan tahun 2011 dengan pihak eksternal auditor dan isu pelaksanaan progres laporan keuangan tahun 2011 Review on 2011 Financial Statements Audit progress and issues with the external √ x √ 3. 20 Maret 2012 20 March 2012 Pembahasan penyelesaian isu-isu laporan keuangan Bakrieland tahun 2011 Review on settlement issues regarding Bakrielands 2011 inancial statements √ √ x 4. 25 April 2012 25 April 2012 Pembahasan Laporan Keuangan triwulan I tahun 2012 Review on 1 st quarter of 2012 Financial Statements √ x √ 5. 23 Mei 2012 23 May 2012 Pembahasan hasil risk assessment proses penyusunan laporan keuangan dan implementasi CSR 2011 serta program CSR 2012 Review on risk assessment of the preparation for inancial statements and the implementation of 2011 CSR and 2012 CSR programs √ √ √ 6. 22 Juni 2012 22 June 2012 Pembahasan kinerja eksternal auditor dalam pelaksanaan audit laporan keuangan tahun 2011 dan legal isu kajian terhadap anggaran dasar dan kepatuhan terhadap undang-undang. Review on external auditor performance in implementing 2011 inancial statements audit and legal issues review of article of association and compliance to the laws. √ √ √ 7. 27 Juli 2012 27 July 2012 Pembahasan laporan keuangan triwulan II tahun 2012 dan implementasi internal audit semester I tahun 2012 Review on 2 nd quarter of 2012 Financial Statements and internal audit implementation of 1st semester 2012 √ √ √ 8. 25 September 2012 25 September 2012 Finalisasi kebijakan pemilihan Kantor Akuntan Publik KAP dan self assessment anggota komite dan komisaris. Finalization of the appointment of Public Accounting Firm and self assessment for members of committees and commissioners √ √ √ 9. 30 Oktober 2012 30 October 2012 Membahas laporan keuangan triwulan III tahun 2012 dan membahas rencana kerja eksternal auditor dalam penugasan audit laporan keuangan tahun 2012. Discuss on 3 rd quarter 2012 inancial statements and review on external auditor work plan in 2012 inancial statements assignments √ √ √ Total Kehadiran | Total Attendance 9 7 7 Persentase Kehadiran Rapat | Percentage of Meeting Attendance 100 78 78 Keterangan | Note: KP : Kanaka Puradiredja, MH: Mohammad Hassan, SS: Soenarso Soemodiwirjo Komite Pemantau Risiko Komite Pemantau Risiko Bakrieland dibentuk berdasarkan SK Dewan Komisaris No.158SKKom-BLD IHSX07 tentang Pembentukan dan Pengangkatan Komite Pemantau Risiko. Susunan Komite Audit per 31 Desember 2012 adalah sebagai berikut: 1. Kanaka Puradiredja Ketua Komisaris Independen 2. Mohammad Hassan Anggota 3. Soenarso Soemodiwirjo Anggota The Audit Committee structure as of 31 December 2012 is as follows: 1. Kanaka Puradiredja Chairman Independent Commissioner 2. Mohammad Hassan Member 3. Soenarso Soemodiwirjo Member Risk Monitoring Committee Bakrieland Risk Monitoring Committee is established based on Board of Commissioners Directive No.158SK Kom-BLDIHSX07 on the Establishment and Appointment of the Risk Monitoring Committee. Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance 217 BAKRIELAND • Annual Report 2012 Tugas dan tanggung jawab Komite Pemantau Risiko sebagai berikut: 1. Memberikan masukan kepada Dewan Komisaris tentang masalah- masalah pengelolaan risiko. 2. Mengevaluasi sistem pengelolaan risiko dan pengawasan internal. 3. Menyediakan informasi kepada Dewan Komisaris masalah-masalah terkait sebagai langkah melakukan antisipasi risiko. Susunan Komite Pemantau Risiko per 31 Desember 2012 adalah sebagai berikut: 1. Lukman Purnomosidi Ketua Komisaris Independen 2. Supartono AnggotaKomisaris Komite Pemantau Risiko mengadakan rapat sesuai kebutuhan Perusahaan dengan dihadiri oleh seluruh anggotanya. Sepanjang tahun 2012, Komite Pemantau Risiko telah menyelenggarakan 4 empat kali rapat. Agenda Rapat dan Kehadiran Komite Pemantau Risiko | Risk Management Committee’s Meeting Agenda Attendance No Tanggal | Date Agenda Kehadiran | Attendance LP SP 1 8 Maret 2012 8 March 2012 Pembahasan rencana risk assessment di Bakrieland Discussion on the risk assessment plan in Bakrieland √ √ 2 23 Mei 2012 23 May 2012 Pembahasan risk assessment proses penyusunan laporan keuangan Discussion on the risk assessment process for preparing inancial statements √ √ 3 14 Juni 2012 14 June 2012 Pembahasan re-assessment proyek unit usaha Discussion on the re-assessment of business units project √ √ 4 26 September 2012 26 September 2012 Pembahasan laporan divisi Corporate Risk Management Compliance Discussion on the Risk Management Compliance Division report √ √ Total Kehadiran | Total Attendance 4 4 Persentase Kehadiran Rapat | Percentage of Meeting Attendance 100 100 Keterangan | Note : LP: Lukman Purnomosidi, SP: Supartono Duties and responsibilities held by the Risk Monitoring Committee are as follows: 1. Ofer input to the Board of Commissioners on issues related to risk management. 2. Evaluate the risk management and risk monitoring systems. 3. Deliver information to the Board of Commissioners on relevant issues in order to anticipate potential risks. The Risk Monitoring Committee structure as of 31 December 2012 is as follows: 1. Lukman Purnomosidi Chairman Independent Commissioner 2. Supartono MemberCommissioner The Risk Monitoring Committee holds its meetings according to Company needs with attendance by all of its members. In 2012, the Risk Monitoring Committee held 4 four meetings. Komite Nominasi dan Remunerasi Pembentukan Komite Nominasi dan Remunerasi didasari oleh SK Dewan Komisaris No.001SKKom- BLDX07 tentang Pembentukan dan Pengangkatan Komite Nominasi dan Remunerasi, dimana pada tahun 2009 dilakukan perubahan susunan keanggotaan melalui SK Dewan Komisaris No.02ASK-KOMBLD Nomination and Remuneration Committee The Nomination and Remuneration Committee was established based on Board of Commissioners Directive No.001SKKom-BLDX07 concerning the Establishment and Appointment of the Nomination and Remuneration Committee, and in 2009 changes were made to its membership composition 218 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 VII2009 tentang Perubahan Susunan Keanggotaan Komite Nominasi dan Remunerasi. Pembentukan Komite Nominasi dan Remunerasi bertujuan untuk meningkatkan kualitas manajemen Bakrieland melalui kebijakan nominasi dan remunerasi. Tugas dan tanggung jawab Komite Nominasi dan Remunerasi adalah sebagai berikut: 1. Menyusun kriteria seleksi dan prosedur nominasi anggota Dewan Komisaris, Direksi dan para eksekutif, sampai dengan satu tingkat di bawah Direksi. 2. Membuat sistem penilaian dan memberikan rekomendasi tentang jumlah anggota Dewan Komisaris dan Direksi. 3. Terlibat dalam proses perekrutan wawancara dan memberikan rekomendasi atas calon anggota Dewan Komisaris, Direksi dan para Eksekutif sampai dengan satu tingkat di bawah Direksi agar tercipta penempatan orang yang tepat pada posisi yang tepat the right man on the right place. 4. Memberikan rekomendasi tentang kebijakan besaran gaji, tunjangan dan fasilitas yang kompetitif dan mengacu pada perkembangan pasar, untuk anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi. 5. Mengawasi proses pelaksanaan nominasi dan remunerasi agar tidak menyimpang dari prosedur yang telah ditetapkan. 6. Mengadakan pertemuan rutin para anggota Komite minimal 6 enam bulan sekali atau 2 dua kali dalam setahun, masing-masing pertemuan dihadiri oleh minimal 2 dua anggota Komite, dan membuat berita acara pertemuan. through Board of Commissioners Directive No.02ASK-KOMBLDVII2009 on Changes to the Membership Structure of the Nomination and Remuneration Committee. The Nomination and Remuneration Committee seeks to enhance the quality of Bakrieland management through efective nomination and remuneration policies. Duties and responsibilities held by the Nomination and Remuneration Committee are as follows: 1. Set the selection criteria and nomination procedure for members of the Board of Commissioners, Board of Directors and executives until one level below the Board of Directors. 2. Develop the assessment mechanism and ofer recommendations on the appropriate number of BOC and BOD members. 3. Involved in the recruitment process interview and ofer recommendations on prospective members of the Board of Commissioners, Board of Directors and executive until one level below the Board of Directors in order to ensure the right man in the right place. 4. Ofer recommendations on policies related to the appropriate amount of competitive salary, allowance and facilities by taking into account market development, for members of the Board of Commissioners and the Board of Directors. 5. Monitor the nomination and remuneration process to avoid any departure from the predetermined procedure. 6. Convene regular meetings among Committee members at least every 6 six months or biannually whereby each meeting must be attended by no less than 2 two Committee members, and prepare the meeting agenda. Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance 219 BAKRIELAND • Annual Report 2012 Agenda Rapat dan Kehadiran Komite Nominasi dan Remunerasi Nomination and Remuneration Committee’s Meeting Agenda and Attendance No Tanggal | Date Agenda Kehadiran | Attendance LP IHS SP 1 24 Januari 2012 24 January 2012 Pembahasan Masa Jabatan Dewan Komisaris dan Direksi yang berakhir di tahun 2012. Discussion on the term of oice of BOD and BOC that expires in 2012 √ √ x 2 28 Februari 2012 28 February 2012 Pembahasan rencana Rapat Umum Pemegang Saham RUPS Tahunan 2012 yang terkait suksesi Manajemen. Discussion on the planning of the Annual General Meeting of Shareholders GMS 2012 in relation to succession plan of Management. √ √ √ 3 13 Maret 2012 13 March 2012 Pembahasan kandidat Direksi. Discussion on Board of Directors’ candidates. √ √ √ 4 1 Mei 2012 1 May 2012 Pembahasan rencana penunjukan Direksi baru dan penambahan anggota Dewan Komisaris pada Rapat Umum Pemegang Saham RUPS Tahunan 2012. Discussion on the planning of appointment of the Board of Directors and addition of member of Board of Commissioners BOC on the Annual General Meeting of Shareholders GMS 2012. √ √ √ Total Kehadiran | Total Attendance 4 4 3 Persentase Kehadiran Rapat | Percentage of Meeting Attendance 100 100 75 Keterangan | Note : LP: Lukman Purnomosidi, IHS: Bambang Irawan Hendradi, SP: Supartono Per 31 Desember 2012, Komite Nominasi dan Remunerasi terdiri dari 3 tiga orang, sebagai berikut: 1. Lukman Purnomosidi Ketua Komisaris Independen 2. Bambang Irawan Hendradi Anggota Presiden Komisaris 3. Supartono AnggotaKomisaris Rapat Komite selama ini dilaksanakan sesuai kebutuhan Perusahaan dan dihadiri oleh seluruh anggota. Rapat Komite Nominasi dan Remunerasi telah dilaksanakan 4 empat kali di tahun 2012. As of 31 December 2012, the Nomination and Remuneration Committee consisted of 3 three persons: 1. Lukman Purnomosidi Chairman Independent Commissioner 2. Bambang Irawan Hendradi Member President Commissioner 3. Supartono MemberCommissioner Committee meetings are held according to Company needs and attended by all of its members. The Nomination and Remuneration Committee convened 4 four meetings in 2012. Komite Kebijakan Corporate Governance Komite Kebijakan Corporate Governance dibentuk pada tanggal 13 Oktober 2009 berdasarkan SK Dewan Komisaris No.07ASK-KOM BLDX2009 tentang Pembentukan dan Pengangkatan Komite Kebijakan Corporate Governance dan mulai efektif menjalankan tugas pada awal tahun 2010. Komite ini dibentuk untuk dapat meningkatkan dan Corporate Governance Policy Committee The Corporate Governance Policy Committee was established on 13 October 2009 based on Board of Commissioners Directive No.07A SK-KOMBLDX2009 concerning the Establishment and Appointment of the Corporate Governance Policy Committee and whose term of oice began efective in early 2010. The Committee is established to enhance 220 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 menyempurnakan praktik GCG terkait dengan tugas dan fungsi pengawasan Dewan Komisaris. Tugas dan kewajiban Komite Kebijakan Corporate Governance adalah memberikan pendapat dan dukungan kepada Dewan Komisaris dalam memenuhi tanggung jawab untuk: 1. Menelaah dan mengkaji ulang Anggaran Dasar. 2. Memastikan penerapan prinsip- prinsip GCG. 3. Memastikan penerapan prinsip- prinsip etika. 4. Melakukan evaluasi atas struktur dan keanggotaan setiap komite di bawah Dewan Komisaris, khususnya jika terjadi perubahan dalam kebutuhan Perusahaan. 5. Memantau kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan. 6. Mengkaji kebijakan serta menilai konsistensi penerapan tanggung jawab sosial perusahaan. Selama tahun 2012, Komite Kebijakan Corporate Governance menyelenggarakan 5 lima kali rapat. Anggota Komite Kebijakan Corporate Governance terdiri dari anggota Dewan Komisaris, apabila dibutuhkan dapat menunjuk pelaku profesi di luar Perusahaan. Susunan Komite Kebijakan Governance per tanggal 31 Desember 2012 adalah sebagai berikut: 1. Kanaka Puradiredja Ketua Komisaris Independen 2. Bambang Irawan Hendradi Anggota Presiden Komisaris 3. Supartono AnggotaKomisaris and improve GCG practices related to the oversight duties and function of the Board of Commissioners. Duties and responsibilities held by the Corporate Governance Policy Committee are to ofer views and support to the Board of Commissioners in fulilling the following responsibilities: 1. Review and re-assess the Articles of Association. 2. Ensure the implementation of GCG principles. 3. Ensure the adoption of ethical values. 4. Evaluate the structure and membership of each committee under the Board of Commissioners, particularly in the event of changes in Company needs. 5. Monitor compliance with existing laws and regulations. 6. Review policies and assess the consistency in fulilling corporate social responsibilities. In 2012, the Corporate Governance Policy Committee held 5 ive meetings. Corporate Governance Policy Committee membership consists of BOC members, and if required an external professional may be appointed. The structure of the Corporate Governance Policy Committee as of 31 December 2012 is as follows: 1. Kanaka Puradiredja Chairman Independent Commissioner 2. Bambang Irawan Hendradi MemberPresident Commissioner 3. Supartono MemberCommissioner Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance 221 BAKRIELAND • Annual Report 2012 Agenda Rapat dan Kehadiran Komite Kebijakan Corporate Governance Corporate Governance Policy Committee’s Meeting Agenda and Attendance No Tanggal | Date Agenda Kehadiran | Attendance KP IHS SP 1 22 Maret 2012 22 March 2012 Pembahasan hasil laporan assessment GCG 2011 Discussion on GCG assessment report for 2011 √ √ x 2 23 Mei 2012 23 May 2012 Pembahasan progres CSR 2011 dan Program CSR 2012 Discussion on progress in CSR agenda for 2011 and 2012 √ √ √ 3 22 Juni 2012 22 June 2012 1. Kajian terhadap Anggaran Dasar dan Kepatuhan terhadap Undang-Undang 2. Isu Legal dan Corporate Secretary 1. Review of Articles of Association and compliance with the law 2. Legal and Corporate Secretary issues √ √ √ 4 5 September 2102 5 September 2012 1. Laporan penerapan prinsip-prinsip etika 2. Pembahasan mengenai penerapan GCG 1. Report on the adoption of ethical values 2. Discussion on GCG implementation √ √ √ 5 8 Oktober 2012 8 October 2012 Presentasi Corporate Governance di Bakrieland Presentation on Corporate Governance in Bakrieland √ √ √ Total Kehadiran | Total Attendance 5 5 4 Persentase Kehadiran Rapat | Percentage of Meeting Attendance 100 100 80 Keterangan | Note : KP:Kanaka Puradiredja, IHS: Bambang Irawan Hendradi, SP: Supartono Independensi Komite Bakrieland menyadari bahwa independensi sangat penting bagi komite dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya, serta berpengaruh terhadap hasil kerja komite itu sendiri. Untuk menjamin berlangsungnya independensi dalam komite, maka setiap komite yang ada di Bakrieland diketuai oleh seorang Komisaris Independen. Direksi Persyaratan, Keanggotaan dan Masa Jabatan Seluruh anggota Direksi Bakrieland telah memenuhi persyaratan formal dan material yang berlaku. Persyaratan formal bersifat umum, sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku, sedangkan persyaratan material bersifat khusus, yang disesuaikan dengan kebutuhan dan sifat bisnis Perusahaan. Direksi Bakrieland terdiri dari 3 tiga orang, yaitu 1 satu Presiden Direktur dan 2 dua Direktur. Seluruh anggota Direksi berdomisili di Indonesia. Direksi Independence of Committee Bakrieland understands independence as a crucial element for committees to be able to efectively carry out their duties and responsibilities, and inluences the work outcomes of the respective committee. To ensure that committees maintain their independence, each committee in Bakrieland is chaired by an Independent Commissioner. Board of Directors Criteria, Membership and Tenure All Bakrieland Board of Directors members have met both formal and material requirements applicable to the Company. Formal requirements are general in nature in accordance with existing laws and regulations, while material requirements are more speciic and tailored to the needs and characteristics of the Company’s business. The Bakrieland Board of Directors comprises 3 three members: 1 one President Director and 2 two Directors. All members are domiciled in 222 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Periode Jabatan Direksi | Board of Directors’ Terms of Oice No Nama | Name Jabatan | Position Periode Jabatan | Terms of Oice 1 Ambono Janurianto Presiden Direktur | President Director May 2012 – June 2015 2 Feb Sumandar Direktur | Director May 2012 – June 2015 3 Azrul Azwar Ab Latif Direktur | Director May 2012 – June 2015 Tanggung Jawab dan Bidang Tugas Direksi bertanggung jawab atas pengurusan Perusahaan dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab. Setiap anggota Direksi bertanggung jawab penuh baik secara pribadi maupun bersama atas kerugian Perusahaan apabila yang bersangkutan terbukti bersalah atau lalai. Direksi bertanggung jawab atas pengelolaan Perusahaan melalui pengelolaan risiko dan pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik pada seluruh jenjang organisasi. Tanggung jawab Direksi juga mencakup penerapan struktur pengendalian internal, pelaksanaan fungsi audit internal, dan pengambilan tindakan berdasarkan temuan-temuan Corporate Duties and Responsibilities The Board of Directors is in charge of managing Company afairs in good faith and with full responsibility. Each member shall be held accountable, either personally or collectively, for Company losses if a member in question has been proven to be wrongful or negligent. The Board of Directors is responsible for managing the Company by ensuring proper risk management and good corporate governance at all organizational ranks. Other responsibilities include implementation of an internal control structure and internal audit function, and undertaking the required measures based on outcomes from the Corporate Internal Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance diseleksi oleh Komite Nominasi dan Remunerasi dan diangkat oleh RUPS, dengan periode jabatan masing-masing anggota selama 3 tiga tahun dan dapat diangkat kembali sesuai keputusan RUPS. Jabatan anggota Direksi berakhir apabila mengundurkan diri, tidak lagi memenuhi persyaratan, meninggal dunia, diberhentikan oleh Dewan Komisaris atau berdasarkan keputusan RUPS. Susunan Direksi Bakrieland per 31 Desember 2012 adalah sebagai berikut: 1. Ambono Janurianto Presiden Direktur 2. Azrul Azwar Ab Latif Direktur 3. Feb Sumandar Direktur Indonesia. Board of Directors members are selected by the Nomination and Remuneration Committee and appointed by GMS, and each member shall serve for 3 three years and may be re-appointed based on GMS decision. Membership in the Board of Directors shall be terminated under the following circumstances: resignation, no longer meets the requirements, deceased and dismissed by the Board of Commissioners or based on GMS decision. The composition of the Bakrieland Board of Directors as of 31 December 2012 is as follows: 1 Ambono Janurianto President Director 2. Azrul Azwar Ab Latif Director 3. Feb Sumandar Director 223 BAKRIELAND • Annual Report 2012 Internal Audit sesuai dengan arahan Dewan Komisaris. Direksi wajib menyusun strategi bisnis, termasuk rencana kerja dan anggaran serta pelaksanaan praktik akuntansi dan pembukuan sesuai ketentuan perusahaan publik. Selain itu, Direksi juga wajib mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada pemegang saham melalui RUPS. Dalam hal RUPS tidak menetapkan pembidangan tugas Direksi, maka pembagian tugas Direksi ditetapkan berdasarkan keputusan Direksi, sebagai berikut : 1. Ambono Janurianto President Director bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan operasional. 2. Feb Sumandar Finance Director bertanggung jawab atas bidang keuangan. 3. Azrul Azwar Ab Latif Strategy Corporate Services Director bertanggung jawab atas bidang strategy corporate services. Direksi dapat menggunakan saran profesional atas biaya Perusahaan apabila benar-benar dibutuhkan dan dengan memperhatikan batas-batas eisiensi dan efektivitas, serta tidak terdapat benturan kepentingan. Tanpa mengurangi tanggung jawabnya, Direksi dapat memberi kuasa tertulis kepada seorang atau lebih kuasa untuk dan atas nama Perusahaan melakukan perbuatan hukum tertentu sebagaimana yang diuraikan dalam surat kuasa. Rapat Direksi Rapat Direksi dapat diselenggarakan setiap waktu apabila diperlukan, dengan lokasi di tempat kedudukan atau tempat kegiatan Perusahaan, maupun melalui media telekonferensi, video konferensi atau media konferensi lain. Rapat Direksi dianggap sah dan berhak Audit as instructed by the Board of Commissioners. The Board of Directors must develop the business strategy, including the work plan and budget as well as the implementation of accounting and book-keeping practices in compliance with requirements for public companies. In addition, the Board of Directors is also accountable to shareholders through GMS in relation to the implementation of its duties and functions. If the scope of work for the Board of Directors has not been delineated by GMS, it shall be determined by the Board of Directors which covers the following: 1. Ambono Janurianto President Director responsible for all operational activities. 2. Feb Sumandar Finance Director responsible for inances. 3. Azrul Azwar Ab Latif Strategy Corporate Services Director responsible for strategy corporate services. The Board of Directors may solicit professional advice on Company inances if of absolute necessity and should take into account the action’s eiciency and efectiveness, and should not have any conlict of interest. Without prejudice to its responsibilities, the Board of Directors may give written authority to one or more proxies for and on behalf of the Company to do certain legal acts as described in the letter of authority. Board of Directors Meetings A Board of Directors meeting can be convened whenever deemed necessary and may take place either at the Company’s place of domicile or where the Company conducts its operation, through teleconference, video conference or other conferencing 224 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Agenda Rapat dan Kehadiran Direksi | Board of Directors’ Meeting Agenda and Attendance No Tanggal | Date Agenda Kehadiran | Attendance HST AAP FS AJ AL 1 19 Januari 2012 19 January 2012 Pembahasan operasional Bakrie Toll Road Discussion on Bakrie toll road operations √ √ √ - - 2 8 Februari 2012 8 February 2012 Pembahasan Laporan Keuangan Konsolidasian per 31 Desember 2011 unaudited Discussion on the Consolidation Financial Report as of 31 December 2011 unaudited √ √ √ - - 3 7 Maret 2012 7 March 2012 Pembahasan isu-isu dari eksternal auditor sehubungan dengan Laporan Keuangan Konsolidasi per 31 Desember 2012 audited Discussion on issues broached by Public Accounting Firm related to the Consolidated Financial Report as of 31 December 2012 audited √ √ √ - - 4 16 April 2012 16 April 2012 Pembahasan Laporan Keuangan Triwulan I 2012 Discussion on inancial statements for Q1 of 2012 √ √ √ - - 5 2 Mei 2012 2 May 2012 Pembahasan Agenda RUPS Tahunan Discussion on the Annual GMS agenda √ √ √ - - 6 19 Juni 2012 19 June 2012 - Transforming Bakrieland into a High Performance Company - Isu keuangan Bakrieland - Transforming Bakrieland into a High Performance Company - Bakrieland Financial Issues - - √ √ √ 7 13 Juli 2012 13 July 2012 - Update on Bakrieland project - Update on human capital progress - Update on Bakrieland project - Update on human capital progress - - √ √ √ 8 27-28 Juli 2012 27-28 July 2012 - Pembahasan 2Q12 inancial performance - Update atas program Management Trainee - Realignment Dewan Komisaris pada unit usaha - Discussion on 2Q12 inancial performance - Update on Management Trainee program - Realignment of BOC at operatingSBU Level - - √ √ √ 9 3 Agustus 2012 3 August 2012 Persiapan wawancara Annual Report Award 2011 Preparation for Annual Report Award 2011 interview - - √ √ √ 10 8 Agustus 2012 8 August 2012 - Update on Bakrieland Project - Pembahasan struktur organisasi Bakrieland - Update on Bakrieland Project - Discussion on Bakrieland organizational structure - - √ √ √ 11 3 September 2012 3 September 2012 Pembahasan isu keuangan Bakrieland Discussion on Bakrieland inancial issues - - √ √ √ 12 7 September 2012 7 September 2012 Pembahasan Bakrie Toll Road | Discussion on Bakrie Toll Road - - √ √ √ 13 8 Oktober 2012 8 October 2012 - Pembahasan perkembangan kondisi keuangan Bakrieland - Update on strategy development timetable format - Discussion on progress in Bakrieland’s inancial condition - Update on strategy development timetable format - - √ √ √ 14 2 November 2012 2 November 2012 Evaluasi laporan keuangan triwulan III 2012 Evaluation of Q3 2012 inancial report - - √ √ √ Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance mengambil keputusan yang mengikat apabila lebih dari 12 satu per dua bagian dari jumlah anggota Direksi hadir atau diwakili dalam rapat. Sepanjang tahun 2012, Direksi menyelenggarakan 16 enam belas kali rapat. media. A Board of Directors meeting is declared valid and eligible to issue binding decisions when more than ½ half of the number of BOD members are in attendance during the meeting or are represented by a proxy. In 2012, the Board of Directors held 16 sixteen meetings. 225 BAKRIELAND • Annual Report 2012 Komite dan Satuan Kerja Direksi Untuk membantu Direksi dalam menjalankan fungsi dan tugasnya, dibentuk 2 dua satuan kerja dan 1 satu komite, yaitu: 1. Satuan Kerja Audit Internal, untuk memantau dan memastikan aktivitas pengendalian internal berjalan dengan baik. 2. Satuan Kerja Manajemen Risiko, untuk memastikan bahwa kerangka kerja pengelolaan risiko telah memberikan perlindungan yang memadai terhadap seluruh risiko Perusahaan. 3. KomitePanitia Tender, untuk memberikan penilaian objektif atas calon rekanan dalam proses tender pengadaan barang danatau jasa. Rapat Gabungan Di samping rapat Dewan Komisaris dan rapat Direksi, anggota Dewan Komisaris dan Direksi juga mengadakan rapat gabungan sebanyak 5 lima kali sepanjang tahun 2012. Board of Directors Committees and Working Units To assist the Board of Directors in carrying out its duties and functions, 2 two working units and 1 one committee have been established: 1. Internal Audit Working Unit, to monitor and ensure the smooth implementation of internal controls. 2. Risk Management Working Unit, to ensure that the risk management framework provides adequate protection against all Company risks. 3. Tender Committee, to deliver an objective assessment of prospective business partners in the tendering process for goods andor service procurement. Joint Meetings In addition to the meetings of either the Board of Commissioners or Board of Directors, joint meetings between BOC and BOD members were also held 5 ive times throughout 2012. Agenda Rapat dan Kehadiran Direksi | Board of Directors’ Meeting Agenda and Attendance No Tanggal | Date Agenda Kehadiran | Attendance HST AAP FS AJ AL 15 12 November 2012 12 November 2012 Business Plan 2013 | Business Plan 2013 - - √ √ √ 16 4 Desember 2012 4 December 2012 Pembahasan lanjutan atas Business Plan 2013 Follow-up discussion on Business Plan 2013 - - √ √ √ Total Kehadiran | Total Attendance 5 5 16 11 11 Persentase Kehadiran Rapat | Percentage of Meeting Attendance 100 100 100 100 100 Keterangan : HST : Hiramsyah S. Thaib, AAP: Achmad Amri Aswono Putro, FS: Feb Sumandar, AJ: Ambono Janurianto, AL: Azrul Azwar Ab Latif Mengundurkan diri sebagai Direktur pada tanggal 7 Juni 2012 | Resigned as Director on 7 June 2012 Menjabat sebagai Direktur sejak tanggal 7 Juni 2012 | Serves as Director since 7 June 2012 226 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance Agenda Rapat Gabungan dan Kehadiran | Joint Meeting Agenda and Attendance No Tanggal Date Agenda Kehadiran Direksi Attendance of Directors Kehadiran Dewan Komisaris Attendance of Commissioners HST AAP FS AL -AJ IHS KP SP LP AY AAR 1 8 Maret 2012 8 March 2012 Pembahasan isu-isu dari Kantor Akuntan Publik sehubungan dengan Laporan Keuangan Konsolidasi per 31 Desember 2011 audited Discussion on issues raised by Public Accounting Firm in relation to the Consolidated Financial Report as of 31 December 2011 audited √ √ √ - - √ √ √ √ √ - 2 26 Juni 2012 26 June 2012 - Transforming Bakrieland into a High Performance Company - Isu keuangan Bakrieland - Transforming Bakrieland into a High Performance Company - Bakrieland Financial Issues - - √ √ √ √ √ √ √ √ √ 3 31 Juli 2012 31 July 2012 - Kinerja keuangan 2Q12 - Update on transformation project progress - Realignment Dewan Komisaris pada unit usaha - 2Q2 2012 - Update on transformation project progress - Realignment of BOC at operatingSBU Level - - √ √ √ x √ √ √ √ √ 4 9 Oktober 2012 9 October 2012 Pembahasan perkembangan kondisi keuangan Bakrieland Discussion on developments in Bakrieland’s inancial condition - - √ √ √ √ √ √ √ √ √ 5 18 Desember 2012 18 December 2012 - Business plan and strategy timetable 2013 - Key challenges - Pembahasan laporan keuangan per Desember 2012 - Business plan and strategy timetable 2013 - Key challenges - Discussion of inancial statements as of December 2012 - - √ √ √ x √ √ √ √ x Total Kehadiran Total Attendance 1 1 5 4 4 3 5 5 5 5 3 Persentase Kehadiran Rapat Percentage of Meeting Attendance 100 100 100 100 100 60 100 100 100 100 80 Keterangan | Note : HST : Hiramsyah S. Thaib, AAP: Achmad Amri Aswono Putro, FS: Feb Sumandar, AJ: Ambono Janurianto, AL: Azrul Azwar Ab Latif, IHS: Bambang Irawan Hendradi, KP: Kanaka Puradiredja, LP: Lukman Purnomosidi, AY: Armansyah Yamin, SP: Supartono, AAR: Amir Abdul Rachman Mengundurkan diri sebagai Direktur pada tanggal 7 Juni 2012 | Resigned as Director on 7 June 2012 Menjabat sebagai DirekturKomisaris sejak tanggal 7 Juni 2012 | Serves as DirectorCommissioner from 7 June 2012 227 BAKRIELAND • Annual Report 2012 Mekanisme Dan Evaluasi Kinerja Kinerja Dewan Komisaris dan Direksi dievaluasi oleh Pemegang Saham dalam RUPST berdasarkan pelaksanaan tugas dan kewajibannya sebagaimana tercantum dalam Anggaran Dasar Perusahaan maupun amanat Pemegang Saham. Akan halnya Komite di bawah Dewan Komisaris, kinerjanya ditentukan berdasarkan pencapaian tugas dan tanggung jawab yang ditetapkan Dewan Komisaris, yang akan memberikan penilaian satu tahun sekali sebelum RUPST diadakan. Penilaian keberhasilan Dewan Komisaris, Direksi, dan Komite dilakukan dengan menggunakan Key Performance Indicator KPI yang disusun bersama- sama dalam suatu rapat Dewan Komisaris yang terdiri dari Dewan Komisaris, Direksi, Komite Nominasi dan Remunerasi, dan diputuskan oleh Dewan Komisaris. Aspek KPI dapat meliputi, tetapi tidak terbatas pada perspektif keuangan, pelanggan, proses internal, pengembangan sumber daya manusia, dan kepemimpinan. Penetapan KPI harus memenuhi kriteria Speciic, Measurable, Accurate, Reliable, Timeline SMART. Penetapan KPI adalah berdasarkan fokus atau sasaran kerja yang harus dicapai dalam periode tertentu sesuai rencana dan target kerja yang telah ditetapkan dalam Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan. Oleh karena itu, KPI menjadi bahan evaluasi keberhasilan kinerja Dewan Komisaris, Direksi dan Komite di akhir periode anggaran untuk mencapai tujuan perusahaan. KPI akan dikaji ulang secara berkala untuk menyesuaikan dengan perkembangan yang ada. Prosedur dan penetapan penyusunan KPI diatur lebih lanjut dalam Surat Keputusan Dewan Komisaris. Performance Mechanism and Evaluation The work performance of the Board of Commissioners and Board of Directors undergoes an evaluation by Shareholders at the AGMS based on the discharging of their duties and responsibilities as laid down in the Company Articles of Association and mandate entrusted by Shareholders. Performance evaluation of committees under the Board of Commissioners on the other hand highlights on the fulillment of their duties and responsibilities as set out by the Board of Commissioners, who will conduct an annual assessment prior to the AGMS. Assessment of the accomplishments attained by the Board of Commissioners, Board of Directors and Committees applies Key Performance Indicators KPI identiied jointly during a BOC meeting comprising of the Board of Commissioners, Board of Directors and Nomination and Remuneration Committee, with the inal decision made by the Board of Commissioners. KPI may consists of, but not limited to, perspective related to inance, customers, internal process, human capital development and leadership. KPI must meet the SMART Speciic, Measurable, Accurate, Reliable, Timeline criteria. KPI must be identiied according to the work focus and expected goals for a given period consistent with the predetermined work plan and targets as spelled out in the Annual Work Plan and Budget. KPI therefore feeds into the performance evaluation of the Board of Commissioners, Board of Directors and Committees at the end of the budget period for the purpose of realizing Company goals. KPI shall be re-assessed periodically in step with current developments. The procedure involved in identifying KPI is arranged further by the Board of Commissioners Directive. 228 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Hasil evaluasi terhadap kinerja Dewan Komisaris, Direksi, dan Komite secara keseluruhan dan kinerja perorangan setiap anggota merupakan bagian tak terpisahkan dalam skema kompensasi dan pemberian insentif. Hasil evaluasi kinerja perorangan merupakan salah satu dasar pertimbangan untuk memberhentikan danatau menunjuk kembali anggota, serta berfungsi sebagai sarana penilaian dan peningkatan efektivitas. Tata cara evaluasi kinerja Direksi, Dewan Komisaris, dan komite di bawah Dewan Komisaris diatur dalam Surat Keputusan Dewan Komisaris No.198Kom-BLDSK XII09. Kebijakan Remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi menerima imbalan jasa dalam bentuk gaji, tunjangan, dan fasilitas. Sesuai Anggaran Dasar Bakrieland, remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi ditetapkan melalui RUPS. Besaran remunerasi ditetapkan dengan memperhatikan besaran pendapatan tahun-tahun sebelumnya, beban tugas dan tanggung jawab, serta disesuaikan dengan tingkat remunerasi eksekutif pada industri sejenis. Bakrieland telah memiliki Surat Keputusan Dewan Komisaris No. 006 KOM-BLDSKXII2011 yang mengatur mengenai prosedur remunerasi bagi Direksi dan Dewan Komisaris. Surat Keputusan ini merupakan penyempurnaan dari Surat Keputusan Dewan Komisaris No. 197Kom-BLDSK XII09. Evaluation outcomes on the overall performance of the Board of Commissioners, Board of Directors and Committees, and the individual performance of each member make up an inseparable part of the compensation and incentive scheme. Results of individual performance appraisal are one of the considerations in the dismissal andor re-appointment of members, and functions as an assessment tool and for enhancing efectiveness. The performance evaluation procedure for the Board of Directors, Board of Commissioners and Committees under the Board of Commissioners is determined by Board of Commissioners Directive No.198 Kom-BLDSKXII09. Remuneration Policy The Board of Commissioners and Board of Directors receive compensation for services rendered, in the form of salary, allowance and facilities. Based on Bakrieland’s Articles of Association, remuneration for the Board of Commissioners and Board of Directors shall be determined through GMS. The amount of remuneration shall correspond with the amount of income in previous years, workload in terms of duties and responsibilities, and adjusted according to the executive remuneration rate for the same industry. Bakrieland has its Board of Commissioners Directive No. 006KOM-BLDSKXII2011 to regulate on the remuneration procedure for the Board of Directors and Board of Commissioners. This Directive is an improvement to Board of Commissioners Directive No. 197Kom- BLDSKXII09. Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance 229 BAKRIELAND • Annual Report 2012 Tabel Remunerasi Karyawan Perorangan tahun 2011 dan 2012 Employee Individual Remuneration for 2011 and 2012 2011 2012 Tertinggi | Highest Terendah | Lowest Tertinggi | Highest Terendah | Lowest Gaji RpTahun 780,000,000 14,400,000 780,000,000 18,600,000 Salary RpYear Tunjangan RpTahun 378,700,000 10,200,000 378,700,000 10,900,000 Allowance RpYear Total Rp 1,158,700,000 24,600,000 1,158,700,000 29,500,000 Total Rp Remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi tahun 2011 dan 2012 Remuneration of the Boards of Commissioners and Directors for 2011 and 2012 2011 2012 Dewan Komisaris Board of Commissioners Direksi Board of Directors Dewan Komisaris Board of Commissioners Direksi Board of Directors Gaji RpTahun 2,300,000,000 3,502,354,839 6,045,000,000 4,097,166,667 Salary RpYear Tunjangan RpTahun 255,000,000 1,687,049,575 465,000,000 1,802,818,064 Allowance RpYear Total Rp 2,555,000,000 5,215,424,414 6,510,000,000 5,899,984,731 Total Rp Pelatihan Direksi Pada tahun 2012, para Direktur mengikuti sebanyak 3 tiga kali pelatihan. Berikut adalah rincian pelatihan-pelatihan tersebut. Board of Directors Training In 2012, members of the Board of Directors have participated in the following 3 three training courses: Pelatihan Direksi 2012 | The Board of Directors’ Training in 2012 Nama Name Pelatihan Training Penyelenggara Organizer Tanggal Date Tempat Location Keterangan Description Hiramsyah S. Thaib Strategic IQ Creating Smart Corporation Harvard Business School 10 – 15 June 2012 Boston, USA Peserta Participant Achmad Amri Aswono P. Bakrie Executive Development Program, Batch 2 Bakrie Learning Center Asian Institute of Management 16-21 April 2012 Bogor Peserta Participant Azrul Azwar Ab Latif Certiied Property Analyst Panangian School of Property Sejak 18 Desember 2012 selama tiga bulan Since 18 December 2012 for three months Jakarta Peserta Participant 230 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Kebijakan Benturan Kepentingan Benturan kepentingan merupakan situasi dimana terdapat konlik antara kepentingan ekonomis Perusahaan dengan kepentingan ekonomis pribadi pemegang saham, anggota Dewan Komisaris dan Direksi. Untuk mengatur hal ini, maka pada tanggal 8 Juni 2009 diterbitkan SK Direksi dan Dewan Komisaris Bakrieland No. 079 DIR-KOMSKVI09 tentang Benturan Kepentingan. Kebijakan Benturan Kepentingan memuat panduan bagi anggota Dewan Komisaris dan Direksi agar dalam menjalankan tugas dan kewajibannya mendahulukan kepentingan ekonomis Perusahaan dan tidak menyalahgunakan jabatan untuk kepentingan atau keuntungan pribadi, keluarga dan pihak-pihak lain. Selain itu, kebijakan ini juga mengatur pemberian dan penerimaan hadiah dan donasi, kegiatan sampingan, dan kerahasiaan informasi. Setiap anggota Dewan Komisaris dan Direksi setiap tahunnya menandatangani Surat Pernyataan Benturan Kepentingan. Surat tersebut berisi pernyataan, termasuk namun tidak terbatas pada : 1. Tidak menerima atau memberikan suatu hal dalam bentuk apapun kepada pihak lain yang dapat mempengaruhi independensi. 2. Tidak ikut serta dalam proses pengambilan keputusan yang mengandung unsur benturan kepentingan oleh pemegang saham independen Perusahaan. 3. Mendahulukan kepentingan ekonomis Perusahaan di atas kepentingan ekonomis pribadi, keluarga, dan pihak lainnya. Jika di kemudian hari mengalami situasi dimana terdapat benturan kepentingan, maka anggota Dewan Komisaris dan Direksi akan menarik diri untuk tidak terlibat dalam proses pengambilan keputusan. Conlict of Interest Policy Conlict of interest refers to a situation where there is conlict between Company economic interest and the personal economic interest of shareholders, and members of the Board of Commissioners and Board of Directors. In dealing with this issue, the Bakrieland BOD and BOC Directive No. 079DIR-KOMSKVI09 on Conlict of Interest was issued on 8 June 2009. The Conlict of Interest Policy contains guiding principles for members of the Board of Commissioners and Board of Directors in prioritizing Company economic interest when carrying out their duties and responsibilities, and to refrain from abusing their position for personal interest or gain, of that of their family members and other parties. Furthermore, this policy also speciies on the ofering and acceptance of gifts and donations, as well as on sideline work and conidential information. Every member of the Board of Commissioners and Board of Directors on a yearly basis shall sign a Conlict of Interest Statement Letter. This letter contains a statement on, including but not limited to the following: 1. Shall not accept from or ofer to another party anything in any form that may inluence independence. 2. Shall not participate in any decision- making process in conlict of interest with Company independent shareholders. 3. Give precedence to Company economic interest above personal economic gain and that of family members and other parties. In the event of a conlict of interest, the BOD or BOC member must withdraw from any involvement in the decision- making process. Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance 231 BAKRIELAND • Annual Report 2012 Pada awal tahun 2013, seluruh anggota Dewan Komisaris dan Direksi Bakrieland telah menandatangani Surat Pernyataan Benturan Kepentingan untuk masa jabatan tahun 2012. Kebijakan Pemilihan Kantor Akuntan Publik Bakrieland telah memiliki Kebijakan Pemilihan Kantor Akuntan Publik KAP untuk Penugasan Audit Tahunan sejak tahun 2011 yang selanjutnya menjadi pedoman pokok dalam melakukan pemilihan KAP yang melakukan audit atas laporan keuangan tahunan untuk menjamin transparansi, akuntabilitas, dan independensi atas proses tersebut. Kebijakan ini mengatur siapa saja pihak yang terkait dalam proses pemilihan, aspek penilaian beserta persyaratan dan kriterianya. In early 2013, all members of Bakrieland Board of Commissioners and Board of Directors have signed the Conlict of Interest Statement Letter for their respective term of oice in 2012. Public Accounting Firm Selection Policy Bakrieland has formulated its own Public Accounting Firm PAF Selection Policy for carrying out its annual audit since 2011 which serves as basic guidance for electing a Public Accounting Firm to perform the annual inancial audit in order to guarantee transparency, accountability and independence of the process. This policy stipulates on those who should be involved in the selection process, assessment considerations, criteria and requirements. Memberikan wewenang kepada BOC untuk menunjuk KAP dan menetapkan remunerasinya To give authority to the BOC for appointing Public Accounting Firm and its remuneration RUPS GMS Menetapkan proses pemilihan apakah penunjukan langsung atau tender To determine the selection process by direct appointment or tender Membuka penawaran jasa audit tahunan To open an ofering of annual audit services Melakukan seleksi dan penilaian atas kandidat KAP To perform selection and assessment on the Public Accounting Firm candidates Melakukan seleksi dan penilaian atas kandidat KAP To perform selection and assessment on the Public Accounting Firm candidates Dewan Komisaris Board of Commissioners Direktur Director Komite: Seleksi KAP + Direktur + Komite Audit Committee: PAF Selection + Director + Audit Committee Direktur + Komite Audit Director + Audit Committee Atau Or Merekomendasikan kepada BOC atas kandidat KAP beserta besaran remunerasinya To recommend the BOC on the Public Accounting Firm candidates and its remuneration Komite Audit Audit Committee Menetapkan KAP terpilih untuk melakukan audit tahunan To appoint the Public Accounting Firm to perform annual audit Dewan Komisaris Board of Commissioners Bagan Proses pemilihan Kantor Akuntan Publik untuk Penugasan Audit Tahunan Chart of Selection Process of Public Accounting Firm for Annual Audit Assignment 232 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Kebijakan ini disusun sesuai dengan Peraturan Bapepam-LK dan Menteri Keuangan RI yang mengatur mengenai independensi akuntan yang memberikan jasa audit di pasar modal, laporan keuangan yang disampaikan kepada Bapepam-LK wajib diaudit oleh akuntan yang terdaftar di Bapepam-LK, serta jasa Akuntan Publik. Pada tahun 2012 dilakukan penyempurnaan atas kebijakan ini untuk lebih meningkatkan objektivitas proses pemilihan KAP. Auditor Eksternal Dalam memastikan integritas penyajian laporan keuangan kepada pemegang saham, Bakrieland menggunakan jasa Auditor Eksternal. Untuk tahun buku yang berakhir 31 Desember 2011, Bakrieland mendapatkan opini wajar, dalam semua hal yang material. Untuk tahun buku yang berakhir 31 Desember 2012, Auditor Eksternal yang ditunjuk oleh Dewan Komisaris sesuai kewenangan yang diberikan oleh RUPS untuk mengaudit Laporan keuangan konsolidasian Bakrieland yaitu Crowe Horwarth KAP Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo, dan Rekan dengan auditor Kristiyanto Wahyu, SH, SE, Ak, MSi, CPA. Total biaya yang dikeluarkan untuk audit Bakrieland dan anak perusahaan sebesar Rp2.528.250.000. Opini yang dikeluarkan oleh Auditor Eksternal untuk tahun buku yang berakhir 31 Desember 2012 dapat dilihat pada bagian Laporan Keuangan dalam laporan ini. Selain tugas audit Laporan Keuangan, Akuntan Publik ini tidak melakukan tugas-tugas audit lain dalam Perusahaan. This policy is drawn up in compliance with regulations issued by Bapepam–LK and the Indonesian Ministry of Finance concerning the independence of accountants that ofer audit services to the capital market, Company obligation to submit inancial statements to Bapepam-LK audited by an accountant registered with Bapepam-LK, as well as on Public Accountant services. In 2012, improvements were made to the policy in order to enhance objectivity in the PAF selection process. External Auditor To ensure integrity in the presentation of inancial statements to shareholders, Bakrieland has retained the services of an External Auditor. For the iscal year ending 31 December 2011, Bakrieland presented fairly opinion, in all material respects. The External Auditor appointed for the iscal year ending 31 December 2012 by the Board of Commissioners consistent with the authority conferred by GMS to audit Bakrieland Consolidated Financial Statements was Crowe Horwarth PAF Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo, and Associates with auditor Kristiyanto Wahyu, SH, SE, Ak, MSi, CPA. Total costs incurred for the audit of Bakrieland and its subsidiaries amounted to Rp2,528,250,000. The opinion issued by the External Auditor for iscal year ending 31 December 2012 is presented in the section on Financial Statement in this report. The Public Accountant does not perform any other audit function in the Company except for the audit of inancial statements. Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance 233 BAKRIELAND • Annual Report 2012 Kebijakan Pengadaan Barang danatau Jasa Bakrieland memiliki Kebijakan Pengadaan Barang danatau Jasa untuk menciptakan suatu sistem pengadaan yang handal dimana barang danatau jasa diadakan sesuai dengan kebutuhan operasional, proses yang berlaku, dilaksanakan tepat waktu, terkendali dan dengan biaya yang wajar. Kebijakan ini berlaku efektif sejak tahun 2011. Tujuan penyusunan kebijakan ini adalah agar menjadi panduan bagi karyawan Perusahaan dalam melaksanakan dan mengelola kegiatan pengadaan di Perusahaan dapat dilakukan dengan efektif dan eisien sesuai peraturan yang berlaku dan mengacu pada prinsip GCG. Kebijakan ini antara lain mengatur prinsip umum pengadaan, kategori barang danatau jasa, metode pengadaan, pengaturan penerbitan kontrak perjanjian. Di dalam kebijakan ini setiap calon rekanan diharuskan melampirkan dokumen Pakta Integritas Eksternal, yang antara lain berisi: • Pernyataan untuk menghindari praktik benturan kepentingan. • Pernyataan untuk melaporkan apabila mengetahui adanya indikasi benturan kepentingan. • Pernyataan larangan pemberian hadiah atau hiburan lainnya kepada karyawan Perusahaan yang berhubungan dengan pengadaan proyek pekerjaan. • Pernyataan untuk mengikuti proses pelelangan yang mengacu kepada prinsip keadilan fair competition. • Pernyataan untuk memberikan informasi yang akurat dan benar kepada pihak Bakrieland. • Pernyataan untuk tidak memberikan atau memberitahukan menyebarkan membocorkan informasi yang bersifat rahasia mengenai Bakrieland. Goods andor Service Procurement Policy Bakrieland has introduced its own Goods andor Service Procurement Policy to establish a reliable procurement mechanism in which goods andor services are acquired in accordance with operational needs and existing processes in a timely fashion with the appropriate controls in place and reasonable costs. This policy enters into force in 2011. The policy is established to guide Company employees in implementing and managing procurement-related activities for the Company in an efective and eicient manner in compliance with existing rules and regulations, and adhering to the principles of GCG. This policy among others lays down the basic procurement guidelines, categorization of goods andor services, procurement method, and issuance of contracts agreements. In this policy, every prospective business associate must attach the External Integrity Pact that among others contains: • Statement to avoid conlict of interest. • Statement to report on any indication of conlict of interest. • Statement to refrain from ofering gifts or other forms of entertainment to Company employees associated with the awarding of projectwork. • Statement to undergo the tendering process in conformity with the principle of fair competition. • Statement to deliver accurate and truthful information to Bakrieland. • Statement to refrain from releasing or providing disseminating disclosing classiied information concerning Bakrieland. 234 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 • Pernyataan untuk melakukan komunikasi yang berkesinambungan dengan pihak Bakrieland. • Pernyataan untuk melakukan pengadaan secara jujur, transparan, dan profesional. Kebijakan Sirkulasi Review Transaksi dan Dokumen Kebijakan Sirkulasi Review Transaksi dan Dokumen dimiliki Bakrieland dengan pertimbangan ruang lingkup usaha Perusahaan yang semakin luas dan semakin kompleksnya transaksi yang dilakukan. Kebijakan ini menjadi panduan bagi seluruh karyawan sehingga terjadi penertiban administrasi sirkulasi proses review transaksi dan dokumen. Kebijakan ini menjadi salah satu alat dalam proses Transaction Based Risk Management yang dijalankan Perusahaan untuk menilai kecukupan pengendalian atas risiko yang mungkin timbul. Sirkulasi transaksi dan dokumen yang diatur dalam kebijakan ini antara lain proposal proyek, aksi korporasi, perjanjian kontrak, surat penawaran, materi presentasi, materi RUPS, penayangan iklan korporasi, laporan keuangan, laporan kepada regulator dan lain-lain. Kebijakan Manajemen Dokumen Terkait dengan semakin banyaknya dokumen yang dikelola di Bakrieland, maka pada tahun 2012 disusunlah Kebijakan Manajemen Dokumen melalui SK Direksi No. 006DIR-PerseroanSK VIII2012. Kebijakan ini disusun dengan tujuan: 1. Agar seluruh dokumen di Bakrieland terpelihara dengan baik dan teratur selama masa penyimpanannya. 2. Melakukan identiikasi tempat penyimpanan sedemikian rupa sehingga mudah diambil dan dicari bila diperlukan. 3. Meminimalisir risiko kehilangan atas dokumen Bakrieland. • Statement to communicate regularly with Bakrieland. • Statement to engage in honest, transparent and professional procurement transactions. Transaction and Document Review Circulation Policy The Transaction and Document Review Circulation Policy issued by Bakrieland takes into account the broadening scope of Company business and increasingly complex transactions. This policy serves as guidance for all Company employees to ensure that the administration of the circulation process for transaction and document reviews proceed in an orderly fashion. It functions as a vital instrument in the Transaction Based Risk Management system that the Company has established to assess the adequacy of risk controls. The transaction and document circulation process arranged in this policy includes project proposal, corporate action, agreementcontract, ofer letter, presentation material, GMS material, corporate advertisement screening, inancial statements and reports to the regulator. Document Management Policy In dealing with the increasing number of documents managed at Bakrieland, in 2012 the Document Management Policy was introduced through Board of Directors Directive No. 006DIR- PerseroanSKVIII2012. This policy is drawn up with the following objectives: 1. To ensure that all documents in Bakrieland are well maintained and well organized throughout the duration of their storage. 2. To identify the appropriate storage places that allow easy retrieval when required. 3. To minimize the risk of losing or misplacing Bakrieland documents. Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance 235 BAKRIELAND • Annual Report 2012 Kebijakan Email Bakrieland Bakrieland memiliki Kebijakan Email untuk mengatur mengenai penggunaan seluruh email di lingkungan Bakrieland dengan domain www.bakrieland.com dalam hal pengiriman dan penerimaan email, serta keamanan penggunaan dan pengawasan email. Kebijakan ini berlaku efektif sejak tahun 2011. Tujuan penerbitan kebijakan ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk memastikan penggunaan yang tepat dari sistem email Bakrieland. 2. Membuat karyawan Bakrieland menyadari komponen-komponen yang dapat diterima dan tidak dapat diterima pada sistem email Bakrieland. Di dalam kebijakan ini, diantaranya diatur mengenai ketentuan penggunaan email untuk kepentingan perusahaan dan pribadi, pembuatan dan penghapusan akun email, informasi rahasia, risiko hukum, serta sistem pengawasan email. Kebijakan Pengelolaan dan Backup Data Dalam era informasi saat ini, data sebagai sumber daya informasi adalah merupakan aset perusahaan yang vital. Bakrieland sebagai perusahaan yang memahami peran data tersebut dan juga memahami kebutuhan pengelolaan data memandang bahwa pengelolaan dan perlindungan terhadap data sangat penting dalam mengantisipasi risiko kehilangan data. Untuk lebih memastikan pengelolaan data yang baik dan mengoptimalkan manfaat sistem backup data yang telah diimplementasikan di Bakrieland, disusunlah Kebijakan Pengelolaan dan Backup Data yang disahkan melalui SK Direksi No. 024DIR-PerseroanSKD XII2012. Bakrieland Email Policy Bakrieland has introduced an Email Policy to arrange all matters related to the email procedure within Bakrieland under the domain ‘www.bakrieland. com’ speciically with regard to email correspondence, as well as email security and monitoring. This policy, entered into efect since 2011, serves the following objectives: 1. To ensure the appropriate use of Bakrieland’s email system. 2. To familiarize Bakrieland employees on acceptable and unacceptable actions within the company-wide email system. This policy, among others, regulate email usage for corporate and personal interests, creation and deletion of email accounts, classiied information, legal risks and email monitoring mechanisms. Data Management and Backup Policy In today’s information age, data as an information resource is a vital corporate asset. Fully cognizant of the role of corporate data and the importance of proper data management, Bakrieland considers data management and protection as crucial for anticipating the risk of data loss. To further guarantee efective data management and optimize its existing data backup system, Bakrieland has issued the Data Management and Backup Policy approved through Board of Directors Directive No. 024DIR-PerseroanSKD XII2012. 236 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Transparansi dan Pengungkapan Pernyataan Rangkap Jabatan Setiap anggota Direksi wajib menandatangani Surat Pernyataan Rangkap Jabatan guna memenuhi prinsip independensi dan transparansi dalam GCG. Surat tersebut berisi pernyataan bahwa untuk masa satu jabatan pada satu tahun tidak menjabat sebagai Direktur, Komisaris di perusahaan lain di luar Perusahaan dan anak perusahaanailiasinya. Seluruh anggota Direksi Bakrieland telah menandatangani surat pernyataan untuk masa jabatan tahun 2012. Kepemilikan Saham Dewan Komisaris dan Direksi Dewan Komisaris dan Direksi setiap awal tahun membuat Surat Pernyataan Kepemilikan Saham dan dimuat dalam Laporan Tahunan Perusahaan. Surat pernyataan tersebut menyatakan jumlah lembar saham yang dimiliki anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi beserta keluarga istri dan anak. Seluruh Dewan Komisaris dan Direksi beserta keluarga per 31 Desember 2012 tidak memiliki saham pada Bakrieland dan perusahaan lain. Laporan Publikasi Pembayaran Pajak 2012 Bakrieland dan unit usahanya telah terdaftar sebagai wajib pajak di Kantor Pelayanan Pajak sesuai dengan domisili masing-masing. Kewajiban perpajakan yang dilakukan selama tahun 2012 berhubungan dengan kegiatan usaha yang dilakukan dengan perincian sebagai berikut: 1. Pajak Penghasilan Pasal 2126 2. Pajak Penghasilan Pasal 2326 3. Pajak Penghasilan Pasal 4 2 4. Pajak Penghasilan Pasal 2529 5. Pajak Pertambahan Nilai Transparency and Disclosure Statement of Multiple Occupation Every member of the Board of Directors has the obligation to sign the Statement Letter on Concurrent Positions in adherence to the GCG principles of independence and transparency. This Statement Letter asserts that the signatory shall not serve as a Director or Commissioner in another business entity other than the Company and its subsidiariesailiates during the signatory’s term of oice. All Bakrieland BOD members signed the statement letter for their respective tenures in 2012. Board of Commissioners and Board of Directors Share Ownership At the start of each year, the Board of Commissioners and Board of Directors issue a Statement Letter on Share Ownership published in the Company Annual Report. This Statement Letter details the amount of shares owned by members of the Board of Commissioners and Board of Directors, including their family members wife and children. No member of the Board of Commissioners and Board of Directors, and their family members as of 31 December 2012 owns shares in Bakrieland or other companies. Tax Payment Report 2012 Bakrieland and its business units are registered as taxpayers with the Tax Oice according to their respective place of domicile. Tax obligations fulilled throughout 2012 are related to Company business activities which cover the following: 1. Incomes Tax Article 2126 2. Income Tax Article 2326 3. Income Tax Article 4 2 4. Income Tax Article 2529 5. Value-Added Tax Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance 237 BAKRIELAND • Annual Report 2012 6. Pajak Penjualan atas Barang Mewah 7. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah 8. Pajak Bumi dan Bangunan Implementasi PSAK Berbasis IFRS Sejak diterbitkan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia SAK yang mencakup Pernyataan dan Interpretasi PSAK ISAK sebagaimana terakhir ditetapkan dalam SAK per 1 Juni 2012 oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan DSAK Ikatan Akuntan Indonesia, Bakrieland telah melakukan penerapan terhadap laporan posisi keuangan konsolidasian dan entitas anak terkait. Adapun beberapa standar akuntansi keuangan yang telah efektif dan diterapkan adalah sebagai berikut: 1. Standar yang telah efektif berlaku di tahun 2010, seperti: • PSAK No. 26 Revisi 2008: Biaya Pinjaman • PSAK No. 50 Revisi 2006: Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan • PSAK No. 55 Revisi 2006: Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran 2. Standar lainnya yang efektif berlaku di tahun 2011, seperti: • PSAK No. 1 Revisi 2009: Penyajian Laporan Keuangan • PSAK No. 2 Revisi 2009: Laporan Arus Kas • PSAK No. 4 Revisi 2009: Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri • PSAK No. 5 Revisi 2009: Segmen Operasi • PSAK No. 7 Revisi 2010: Pengungkapan Pihak-Pihak Berelasi • PSAK No. 8 Revisi 2010: Peristiwa Setelah Periode Laporan • PSAK No. 12 Revisi 2009: Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama 6. Sales Tax for Luxury Goods 7. Local Tax and Fees 8. Land and Building Tax IFRS-Based PSAK Implementation Since the issuance of Indonesian Financial Accounting Standards SAK that encompasses Statements and Interpretations PSAK ISAK most recently outlined in FAK as of 1 June 2012 by the Financial Accounting Standards Board or DSAK of the Indonesian Institute of Accountants, Bakrieland has applied these standards on the consolidated inancial statements of the parent company and relevant subsidiaries. Several inancial accounting standards that have been efectively applied are as follows: 1. Standards that became efective in 2010, include: • PSAK No. 26 Revised 2008: Borrowing Costs • PSAK No. 50 Revised 2006: Financial Instruments: Presentation and Disclosure • PSAK No. 55 Revised 2006: Financial Instruments: Recognition and Measurement 2. Other standards that became efective in 2011, include: • PSAK No. 1 Revised 2009 : Presentation of Financial Statements • PSAK No. 2 Revised 2009 : Statement of Cash Flows • PSAK No. 4 Revised 2009 : Consolidated and Separate Financial Statements • PSAK No. 5 Revised 2009 : Operating Segments • PSAK No. 7 Revised 2010 : Related Parties Disclosures • PSAK No. 8 Revised 2010 : Event After the Reporting Period • PSAK No. 12 Revised 2009: Interest in Joint Ventures 238 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 • PSAK No. 15 Revisi 2009: Investasi pada Entitas Asosiasi • PSAK No. 22 Revisi 2010: Kombinasi Bisnis • PSAK No. 25 Revisi 2009: Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan • PSAK No. 48 Revisi 2009: Penurunan Nilai Aset • PSAK No. 57 Revisi 2009: Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontijensi Standar lainnya yang efektif berlaku di tahun 2012, seperti: • PSAK No. 10 Revisi 2010: Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing • PSAK No. 13 Revisi 2011: Properti Investasi • PSAK No. 16 Revisi 2011 Aset Tetap • PSAK No. 18 Revisi 2010: Akuntansi dan Pelaporan Program Manfaat Purnakarya • PSAK No. 24 Revisi 2010: Imbalan Kerja • PSAK No. 26 Revisi 2011: Biaya Pinjaman • PSAK No. 30 Revisi 2011: Sewa • PSAK No. 34 Revisi 2010: Akuntansi Kontrak Konstruksi • PSAK No. 46 Revisi 2010: Pajak Penghasilan • PSAK No. 50 Revisi 2010: Instrumen Keuangan: Penyajian • PSAK No. 53 Revisi 2010: Pembayaran Berbasis Saham • PSAK No. 55 2011: Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran • PSAK No. 56 Revisi 2011: Laba per Saham • PSAK No. 60 Revisi 2010: Instrumen Keuangan: Pengungkapan • ISAK No. 13: Lindung Nilai Investasi Neto Dalam Kegiatan Usaha Luar Negeri • PSAK No. 15 Revised 2009: Investments in Associates • PSAK No. 22 Revised 2010: Business Combinations • PSAK No. 25 Revised 2009: Accounting Policy, Changes in Accounting Estimate and Errors • PSAK No. 48 Revised 2009: Impairment of Assets • PSAK No. 57 Revised 2009: Provision, Contingent Liabilities and Contingent Assets Other standards that became efective in 2012, include: • PSAK No. 10 Revised 2010 : The Efects of Changes in Foreign Exchange Rates • PSAK No. 13 Revised 2011 : Investment Property • PSAK No. 16 Revised 2011 : Property, Plant, and Equipment • PSAK No. 18 Revised 2010 : Accounting and Reporting of Retirement Beneit Plan • PSAK No. 24 Revised 2010 : Employee Beneits • PSAK No. 26 Revised 2011 : Borrowing Costs • PSAK No. 30 Revised 2011 : Lease • PSAK No. 34 Revised 2010 : Accounting for Construction Contracts • PSAK No. 46 Revised 2010 : Income Taxes • PSAK No. 50 Revised 2010 : Financial Instruments: Presentation • PSAK No. 53 Revised 2010 : Share-Based Payment • PSAK No. 55 2011: Financial Instruments: Recognition and Measurement • PSAK No. 56 Revised 2011 : Earnings per Share • PSAK No. 60 Revised 2010 : Financial Instruments: Disclosures Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance 239 BAKRIELAND • Annual Report 2012 • ISAK No. 15: PSAK 24 - Batas Aset Imbalan Pasti, Persyaratan Pendanaan Minimum dan Interaksinya • ISAK No. 20: Pajak Penghasilan - Perubahan dalam Status Pajak Entitas atau Para Pemegang Saham • ISAK No. 25: Hak atas Tanah Standar-standar revisi yang signiikan tersebut dibuat berdasarkan International Financial Reporting Standard IFRS 2009 yang efektif berlaku dan dilaksanakan untuk laporan keuangan pada tahun 2012. Selain itu pada tahun 2012, Bapepam- LK telah merevisi Peraturan VIII.G.7 tentang Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik melalui Keputusan Ketua Bapepam-LK No: KEP-347 BL2012 tanggal 25 Juni 2012. Peraturan tersebut direvisi untuk memberikan kepastian hukum bagi emiten dan perusahaan publik dalam hal penyajian dan pengungkapan laporan keuangan sebagai bentuk penyesuaian atas penerapan revisi PSAK. Dengan adanya penyempurnaan atas peraturan ini, mempermudah entitas dalam mengimplementasikan PSAK revisi yang terkait dan mengurangi risiko ketidakpatuhan atas standar revisi yang telah ditetapkan. Kasus Litigasi dan Perkara Penting Selama tahun 2012 tidak ada kasus litigasi dan perkara penting baik yang dihadapi oleh Direksi dan anggota Komisaris yang sedang menjabat maupun oleh karyawan. • ISAK No. 13: Hedges of Net Investment in Foreign Business Activities • ISAK No. 15: PSAK 24 – The Limit on a Deined Beneit Asset, Minimum Funding Requirements and their Interaction • ISAK No. 20: Income Taxes – Changes in Tax Status of Entities or the Shareholders • ISAK No. 25: Land Rights Signiicant revisions to these standards were made based on the International Financial Reporting Standard IFRS 2009 that became efective and implemented for inancial statements in 2012. In addition, in 2012, BAPEPAM-LK has revised Regulation VIII.G.7 concerning the Presentation and Disclosure of Financial Statements from Issuers and Public Companies through BAPEPAM-LK Head Directive No: KEP-347BL2012 date 25 June 2012. This policy was revised to provide legal certainty for issuers and public companies with regard to the presentation and disclosure of inancial statements in adjustment to the application of the revised PSAK. Through this improved regulation, it allows easier implementation of the relevant revised PSAK standards by entities and lowers the risk of non-compliance with the revised standards. Litigation and Signiicant Cases In 2012, incumbent members of the Board of Directors and Board Commissioners and employees were not involved in litigation or signiicant cases. 240 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Transaksi Benturan Kepentingan Pada tahun 2012, Perusahaan tidak melakukan transaksi yang mengandung benturan kepentingan, sebagaimana yang ditetapkan dalam ketentuan Peraturan Bapepam dan LK No.IX.E.1, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK No.Kep-412BL2009 tanggal 25 November 2009. Transaksi Ailiasi Pada tahun 2012, Perusahaan tidak melakukan transaksi ailiasi, sebagaimana yang ditetapkan dalam ketentuan Peraturan Bapepam dan LK No.IX.E.1, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK No.Kep-412BL2009 tanggal 25 November 2009. Transaksi Material Pada tahun 2012, Perusahaan tidak melakukan transaksi material, sebagaimana ketentuan Peraturan Bapepam dan LK No. IX.E.2, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor Kep-614BL2011 tanggal 28 November 2011. Rencana Tahun 2013 Untuk meningkatkan penerapan GCG di Perusahaan, Bakrieland akan terus menyempurnakan kebijakan dan praktik-praktik GCG melalui internalisasi GCG kepada seluruh pemangku kepentingan, mendayagunakan komite-komite yang ada baik di tingkat Direksi maupun Dewan Komisaris, dan menyempurnakan sistem dan implementasi manajemen risiko. Kelengkapan dalam pengungkapan GCG pada laporan tahunan juga menjadi salah satu prioritas Bakrieland demi memelihara keterbukaan kepada para pemangku kepentingan. Conlict of Interest Transactions In 2012, the Company did not engage in transactions with a conlict of interest, as stipulated in Bapepam-LK Regulation No.IX.E.1, Annex to Bapepam-LK Head Directive No.Kep-412BL2009 dated 25 November 2009. Ailiated Transactions In 2012, the Company did not engage in any ailiated transactions, as governed in Bapepam-LK Regulation No.IX.E.1, Annex to Bapepam-LK Head Directive No.Kep-412BL2009 dated 25 November 2009. Material Transactions In 2012, the Company did not conduct any material transaction, as laid down in Bapepam-LK Regulation No. IX.E.2, Annex to Bapepam-LK Head Directive No. Kep-614BL2011 dated 28 November 2011. Plans for 2013 To enhance GCG implementation in the Company, Bakrieland shall consistently strive to improve GCG policies and practices through GCG internalization to all stakeholders, make the most of committees established at the Board of Directors and Board of Commissioners levels, and ine-tune the risk management system and its implementation. Comprehensiveness in GCG disclosure in annual reports is a Bakrieland priority in order to maintain a culture of openness and transparency toward stakeholders. Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance 241 BAKRIELAND • Annual Report 2012 Pemeringkatan Tata Kelola Perusahaan Survei Internal Persepsi Praktik GCG Untuk mengetahui persepsi internal terhadap praktik GCG yang dilaksanakan oleh Bakrieland, dilakukan survei setiap tahunnya sejak tahun 2009. Survei yang didistribusikan secara acak kepada karyawan Bakrieland dan unit usaha mencakup 5 lima area yaitu mengenai Dukungan Bakrieland dalam Mendorong Perilaku Etis, Kepemimpinan dan Komitmen Manajemen, Kecukupan Kerangka dan Praktik Manajemen Risiko, Proses Pengambilan Keputusan, serta Pemahaman dan Penerapan GCG. Berikut ini adalah ringkasan hasil survei.

1. Dukungan Bakrieland dalam Mendorong Perilaku Etis

Secara umum graik menunjukkan bahwa responden meyakini dengan kuat bahwa Bakrieland mendukung karyawannya untuk berperilaku sesuai etika dalam bekerja, serta berintegritas tinggi dalam melakukan aktivitasnya. Responden juga memahami kebijakan dan prosedur Bakrieland dalam membantu karyawan memahami dan menangani benturan kepentingan. Namun responden menilai bahwa Bakrieland perlu meningkatkan komunikasi dengan karyawan untuk berdiskusi mengenai benturan kepentingan sehingga efektivitas penanganan dalam kasus benturan kepentingan dapat ditingkatkan.

2. Kepemimpinan dan Komitmen Manajemen

Sebagian besar responden menyatakan mereka setuju bahwa manajemen dan pimpinan Bakrieland telah memberikan contoh perilaku etis dengan berperilaku sesuai etika dan nilai- nilai perusahaan, serta memiliki kualitas kepemimpinan yang tinggi. Corporate Governance Rating Internal GCG Perception Survey To gain insight on Company’s internal perception pertaining to its GCG practices, an annual survey has been conducted since 2009. The survey, randomly distributed to Bakrieland employees and business units, looks at 5 ive key areas: Bakrieland’s support in promoting ethical behavior; management leadership and commitment; adequacy of risk management framework and practice; decision-making process; and understanding and application of GCG principles. The following presents the summary of survey results.

1. Bakrieland’s Support in Promoting Ethical Behavior

The graph in general shows that respondents strongly believe in Bakrieland’s supportive stance in encouraging employees to act and behave according to Company work ethics and high standards of integrity. Respondents are also familiar with Bakrieland policies and procedures that facilitate employees in understanding and dealing with conlict of interest. Respondents however mention the need for Bakrieland to heighten communication with employees and engage in discussions on conlict of interest to ensure more efective handling of cases related to conlict of interest.

2. Management Leadership and Commitment

The majority of respondents agree that Bakrieland’s management and decision-makers have demonstrated exemplary ethical behavior consistent with Company work ethics and core values, in addition to outstanding leadership quality. 242 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012

3. Kecukupan Kerangka dan Praktik Manajemen Risiko

Mengenai manajemen risiko di Bakrieland, secara umum responden menyatakan mengetahui mengenai kebijakan dan prosedur penilaian terhadap risiko yang dihadapi Bakrieland, dan mayoritas responden setuju bahwa karyawan Bakrieland telah melakukan penilaian dan identiikasi terhadap risiko dengan memadai sesuai bidang kerja masing-masing.

4. Proses Pengambilan Keputusan

Mengenai proses pengambilan keputusan, sebagian besar responden menyatakan memahami proses pengambilan keputusan di Bakrieland, keberadaan prosedur dan mekanisme yang memfasilitasi pengambilan keputusan yang objektif, dan akses untuk informasi untuk mengetahui proses pengambilan keputusan di Bakrieland secara umum. Sebagian besar responden juga menyatakan bahwa atasan mereka dapat mengambil tindakan nyata jika proses pengambilan keputusan ternyata tidak objektif.

5. Pemahaman dan Penerapan GCG

Sebagian besar responden memahami konsep GCG dan meyakini Bakrieland telah mengimplementasikan GCG dengan baik. Responden juga yakin bahwa implementasi GCG memberikan manfaat bagi karyawan dan perusahaan. Salah satu poin baik yang ditemukan adalah sebagian besar responden ingin berpartisipasi aktif dalam kegiatan untuk meningkatkan kesadaran karyawan mengenai GCG. Karena itu direkomendasikan agar dalam mengembangkan rencana implementasi GCG, karyawan diberi kesempatan untuk mengungkapkan opini mereka dan kontribusinya terhadap rencana itu, hal ini dapat

3. Adequacy of Risk Management Framework and Practices

With regard to Bakrieland’s risk management approach, respondents are largely aware of existing Company policies and procedures for the assessment of risks that Bakrieland must deal with, and most of them agree that Bakrieland employees have adequately assessed and identiied risks according to their respective area of work.

4. Decision-making Process

The majority of respondents are knowledgeable of Bakrieland’s decision-making process and available Company procedures and mechanisms to facilitate objective decision-making, and in general have access to information on the Company’s decision-making process. Most respondents also informed that their supervisors are capable of taking concrete measures to rectify a biased decision-making process and ensure objectivity.

5. Understanding and Application of GCG Principles

Most respondents understand on the GCG concept and are convinced that its principles are well implemented by Bakrieland. Respondents also believe that the implementation of GCG principles has been beneicial for employees and the Company. A noteworthy observation is that the majority of respondents have expressed their willingness to actively participate in activities that will raise employee awareness on GCG. In developing the GCG implementation plan, it is therefore recommended that employees be aforded with the opportunity to articulate their views and inputs to inform the planning process. This shall help nurture a Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance 243 BAKRIELAND • Annual Report 2012 meningkatkan sense of belonging dan komitmen karyawan dalam implementasi praktik Corporate Governance di Bakrieland. Kesimpulan Survei Persepsi Praktik GCG Berdasarkan hasil survei, dapat disimpulkan bahwa mayoritas karyawan telah memahami GCG dan bentuk penerapannya di lingkungan Perusahaan. Hasil survei tahun 2012 yang mayoritas mengalami penurunan dibandingkan tahun 2011 bukan menunjukkan penurunan implementasi GCG. Bakrieland percaya bahwa penerapan GCG membutuhkan waktu dan harus melalui berbagai tahapan, karena hal tersebut bukan sesuatu yang instan. Oleh karena itu, sense of belonging and commitment among employees for the efective implementation of GCG principles in Bakrieland. Conclusion of GCG Perception Survey Based on survey results, it can be concluded that the majority of respondents understand on the GCG concept and the manner in which it is implemented within the Company. Survey results for 2012 that show a declining trend compared to 2011 is not an indication of less efective GCG implementation. Bakrieland is aware that the implementation of GCG principles cannot produce instantaneous results but requires considerable time as it needs to undergo diferent key stages. Bakrieland Persepsi karyawan Bakrieland dan Unit Usaha 2011 dan 2012 Perception of employees of Bakrieland and Subsidiaries 2011 and 2012 87 85 84 74 91 78 82 88 73 88 Dukungan Perusahaan untuk berperilaku etis Bakrielands support encouraging employees ethical conduct Kepemimpinan dan komitmen manajemen Managements leadership and commitment Kecukupan kerangka dan praktik manajemen risiko Adequacy of risk management framework and practices Proses pengambilan keputusan Decision making process Pemahaman dan keterlibatan karyawan dalam penerapan GCG Employees understanding and involvement in GCG implementation 2011 2012 244 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 therefore plans to continually improve the quality of its GCG plan and its subsequent implementation in Bakrieland and business units to consistently generate added value for all stakeholders. Corporate Governance Perception Index CGPI Assessment – Indonesian Institute for Corporate Governance IICG In 2012, Bakrieland yet again participated in the GCG perception index on the theme “GCG through a Risk Perspective” organized by IICG and SWA magazine Corporate Governance Perception IndexCGPI. The assessment method covers 4 four stages: 1. Gathering documents required by the ratings committee 2. Distribution of self-assessment questionnaire to internal and external parties 3. Preparation of the required papers 4. Observation by the CGPI 2012 committee by inviting all Board of Directors, representatives from the Board of Commissioners and management. The CGPI committee assesses 13 thirteen key aspects: commitment; transparency; accountability; responsibility; independence; fairness; competence; leadership; teamwork; vision, mission and core values; strategies and policies; ethics; and ethical environment. In 2012, Bakrieland succeeded in maintaining its position as ‘ Trusted’ company from 46 forty six participating companies. Bakrieland berencana untuk secara berkesinambungan meningkatkan kualitas rencana GCG serta implementasinya di Bakrieland dan unit usaha agar dapat terus memberikan nilai tambah bagi seluruh pemangku kepentingan. Penghargaan Penilaian Indeks Persepsi Tata Kelola Perusahaan – Indonesian Institute for Corporate Governance IICG Pada tahun 2012 Bakrieland kembali ikut serta dalam indeks pemeringkatan GCG dengan tema “GCG dalam Perspektif Risiko” yang diselenggarakan oleh IICG dan majalah SWA Corporate Governance Perception IndexCGPI. Metode penilaian meliputi 4 empat tahap, yaitu: 1. Pengumpulan dokumen yang diperlukan kepada panitia 2. Penyebaran kuesioner self- assessment kepada pihak internal dan eksternal 3. Penyusunan makalah 4. Observasi oleh Panitia CGPI 2012 dengan mengundang seluruh Direksi, perwakilan Dewan Komisaris, dan manajemen. Terdapat 13 tiga belas aspek penilaian yang dinilai oleh panitia CGPI, yaitu komitmen; transparansi; akuntabilitas; responsibilitas; independensi; keadilan; kompetensi; kepemimpinan; kemampuan bekerja sama; visi, misi, dan tata nilai; strategi dan kebijakan; etika; dan iklim etikal. Pada tahun 2012, Bakrieland berhasil mempertahankan peringkatnya sebagai perusahaan ‘Terpercaya’ dari 46 empat puluh enam perusahaan yang menjadi peserta. Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance 245 BAKRIELAND • Annual Report 2012 Recognition and Certiication A range of awards of appreciation and other forms of recognition earned by Bakrieland concerning corporate governance relects serious Company eforts to continually heighten its adherence to GCG principles. Several awards and certiications that Bakrieland has received are presented in pages 20 and 21. Adoption of Indonesias Code of GCG Further information on Bakrieland corporate governance practices in accordance with Indonesias Code of GCG is presented in the following table: Penghargaan dan Sertiikasi Berbagai penghargaan dan pengakuan lain yang diterima dalam hal tata kelola perusahaan mencerminkan upaya Bakrieland untuk secara terus menerus meningkatkan penerapan GCG di lingkungan Perusahaan. Beberapa penghargaan dan sertiikasi yang berhasil didapatkan Bakrieland dapat dilihat pada halaman 20 dan 21. Adopsi Pedoman Umum GCG Indonesia Penjelasan mengenai praktik tata kelola perusahaan Bakrieland sesuai dengan Pedoman Umum GCG Indonesia disajikan pada tabel berikut: 246 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Hasil Penerapan Adopsi Pedoman Umum GCG Indonesia Result of the Application of Indonesias Adopted Code of GCG No Adopsi Pedoman Adoption of Guideline Penuh Full Sebagian Partly Keterangan Description 1 Asas Good Corporate Governance Good Corporate Governance Principles √ Pada akhir tahun 2012, terjadi perubahan komposisi pemegang saham Bakrieland yang berjumlah di atas 5, namun pembaharuan di website belum dilakukan secara tepat waktu namun demikian Bakrieland tetap dan selalu mengirimkan informasi perubahan kepada Bursa Efek Indonesia dan Bapepam. Bakrieland menyadari bahwa website adalah sarana penyajian informasi yang paling mudah diakses oleh publik. Oleh karena itu pada awal tahun 2013 pembaharuan telah dilakukan pada website dan Corporate Afairs secara rutin melakukan pemantauan atas informasi yang disajikan di website Perusahaan. Mengacu pada part 1 dan 4 At the end of year 2012, a change in Bakrielands stockholder composition of above 5 has occurred, yet the change was not updated on time on the website, however Bakrieland always update the information to Indonesia Stock Exchange and Bapepam. Bakrieland realizes that the website is the most convenient and accessible means of public information dissemination. For this reason the website was updated at the beginning of 2013 and the Corporate Afairs regularly monitors all information provided on the Company’s website. Refer to part 1 and 4 2 Etika Bisnis dan Pedoman Perilaku Business Ethics and Code of Conduct √ Bakrieland telah memiliki standar etika yang secara rinci dijelaskan dalam Pedoman Perilaku. Setiap tahun, karyawan Bakrieland wajib menandatangani Surat Pernyataan Ketaatan terhadap Pedoman Perilaku. Pada tahun 2012, terdapat beberapa karyawan yang belum menandatangani Surat Pernyataan tersebut dikarenakan administrasinya belum dikelola dengan memadai. Bakrieland berencana meningkatkan pengawasan terhadap aktivitas penandatanganan pada tahun-tahun berikutnya. Mengacu pada part 1, 2, 3 dan 5 Ethical standards in Bakrieland is explained in detail in the Code of Conduct. Every year Bakrieland’s employees are obligated to sign a Statement of Compliance to the Code of Conduct. In year 2012, a number of employees did not sign the Statement as its administration was not properly managed. Bakrieland plans to improve the monitoring of the signing of this document in the future year. Refer to part 1, 2, 3, and 5 3 Organ Perusahaan The Company Organ √ Penilaian kinerja Direksi, Dewan Komisaris, dan anggota Komite Bakrieland pada tahun 2012 belum dilakukan secara optimal karena masih dalam tahap penyempurnaan perumusan Key Performance Indicator KPI dan prosedur penilaian kinerja. Untuk tahun 2013, Perusahaan diusahakan melaksanakan penilaian kinerja sesuai dengan kebijakan dan menerapkannya secara konsisten. Mengacu pada part 1, 3 dan 6 Performance assessment of Bakrielands Board of Directors, Board of Commissioners, and members of Committees in year 2012 has not been implemented optimally as the Key Performance Indicator KPI and assessment procedures formulation was still at completion stage. For 2013, the company shall establish work assessment according to the policy and apply consistently. Refer to part 1, 3 and 6 247 BAKRIELAND • Annual Report 2012 Hasil Penerapan Adopsi Pedoman Umum GCG Indonesia Result of the Application of Indonesias Adopted Code of GCG No Adopsi Pedoman Adoption of Guideline Penuh Full Sebagian Partly Keterangan Description 4 Hak dan Tanggung Jawab Pemegang Saham Rights and Responsibilities of Shareholders √ Bakrieland telah memiliki Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan tahun 2012 yang disusun pada awal tahun. Namun dokumen tersebut belum ditandatangani oleh seluruh anggota Direksi dan Dewan Komisaris karena persetujuan dilakukan secara lisan pada saat rapat gabungan Direksi dan Dewan Komisaris. Untuk tahun 2013 dokumen Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan telah ditandatangani oleh seluruh anggota Direksi dan Dewan Komisaris Bakrieland pada awal tahun 2013 sebagai bentuk komitmen dan persetujuan bersama. Bakrielands 2012 Work Plan and Budget was set early on the year, however it was not signed by all members of the Boards of Commissioners and Directors as approval was attained verbally at the Board of Commissioners and Directors joint meeting. The 2013 Work Plan and Budget has been signed by all members of Bakrieland Boards of Commissioners and Directors at the beginning of 2013 as a form of joint commitment and agreement. 5 Hak dan Tanggung Jawab Pemangku Kepentingan Rights and Responsibilities of Stakeholders √ Penjelasan sama dengan poin nomor 2. Refer to description in point number 2. 6 Pernyataan tentang Penerapan Pedoman GCG Statement on GCG Application √ Bakrieland selalu berkomitmen untuk melakukan aktivitas dalam upaya menerapkan asas GCG. Pada tahun 2011 masih terdapat beberapa aspek dalam asas GCG yang belum diterapkan dan alasannya belum diungkapkan pada Laporan Tahunan Bakrieland 2011. Pada Laporan Tahunan 2012, Bakrieland mengungkapkan asas GCG yang belum diterapkan dan alasannya untuk memenuhi prinsip transparansi. Bakrieland is always committed to comply to GCG principles in all of its activities. In 2011, some aspects of the GCG Principles were not implemented and the reasons were not explained in Bakrielands 2011 Annual Report. In 2012 Annual Report, Bakrieland revealed the GCG Principles which were not implemented and explained the reasons behind it in line with transparency principle. 7 Internalisasi Penerapan GCG GCG Practices Internalization √ - 248 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Manajemen Risiko Kepatuhan Risk Management Compliance Penerapan corporate governance berbasis risiko adalah suatu metode untuk memberikan jaminan bahwa risiko akan dikelola dengan baik sehingga menjadi risiko yang dapat diterima organisasi. Setiap proses bisnis yang dilakukan perusahaan akan mempunyai risiko yang dapat mempengaruhi pencapaian tujuan perusahaan. Manajemen risiko yang efektif merupakan usaha untuk meminimalisasi risiko tersebut. Selain itu, manajemen risiko merupakan salah satu bagian dari implementasi tata kelola perusahaan yang baik. Sebagai upaya memenuhi kedua tujuan tersebut, maka Divisi Corporate Risk Management Compliance RMC mengembangkan sistem pengelolaan risiko melalui dua pendekatan yaitu Enterprise Risk Management ERM dan Transaction Based Risk Management. Disamping dua pendekatan di atas, fungsi lain yang sangat erat hubungannya dengan manajemen risiko yang dilaksanakan oleh Divisi RMC antara lain: adalah sebagai penyusun dan reviewer kebijakan, pengelola Task Monitoring System TMS, Quality Management Representative QMR untuk penerapan dan pelaksanaan ISO 9001:2008 tentang Sistem Manajemen Mutu, serta implementasi dan penilaian tata kelola perusahaan yang baik. Enterprise Risk Management ERM merupakan sebuah pendekatan yang komprehensif untuk mengelola risiko perusahaan secara menyeluruh, meningkatkan kemampuan perusahaan untuk mengelola ketidakpastian, meminimalisasi ancaman, dan memaksimalkan peluang. ERM juga merupakan proses pengelolaan yang mengidentiikasi, mengukur, dan memonitor risiko secara sistematis, serta didukung oleh kerangka kerja In order to ensure that risks are well managed, a risk-based corporate governance approach is adopted as a means to minimize risks to an acceptable level. Every business operation that the Company undertakes carries with it risks that may afect the accomplishment of Company goals. Efective risk management thereby helps minimize these risks. In addition, risk management is an essential part of the implementation of good corporate governance. Therefore, Corporate Risk Management Compliance RMC Division is speciically established to develop an appropriate risk management system by adopting two key approaches known as Enterprise Risk Management ERM and Transaction Based Risk Management. In addition to the two foregoing approaches, other functions are inextricably linked to risk management as implemented by the RMC Division, including as policy maker and reviewer, manager of Task Monitoring System TMS, Quality Management Representative QMR for the implementation of ISO 9001:2008 regarding Quality Management System, and the implementation and assessment of good corporate governance. Enterprise Risk Management ERM is a comprehensive approach for managing corporate risks as well as enhancing corporate capacity to manage uncertainties, minimize threats and maximize opportunities. ERM also functions as an essential management process that helps identify, measure and monitor corporate risks in a systematic manner, and supported by risk management framework that allows for further sustainable improvements 248 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Transaction Based Risk Management is implemented to identify risks and offer mitigation recommendations to ensure that transaction objectives are met in an optimal manner. Transaction Based Risk Management bertujuan untuk mengidentifikasi risiko dan memberikan rekomendasi mitigasi agar tujuan transaksi dapat tercapai secara optimal. 249 BAKRIELAND • Annual Report 2012 to the Company’s management-related activities. ERM process is structured according to a predetermined framework for the purpose of ensuring its efective implementation. ERM framework becomes the main source of reference for RMC Division in applying the risk management process in the Company- wide since the end of 2008. ERM is essentially divided into 3 three major phases: risk identiication, risk measurement and risk management. Through ERM approach, Bakrieland can better identify and manage risks by developing a reliable risk management and monitoring system that in turn will efectively and systematically minimize corporate risks. The implementation of ERM in Bakrieland has been most beneicial for the Company, among others it helps build common understanding on risk management for all employees, facilitates the development of a Company risk proile that sets priorities according to risk levels, and makes available a risk management strategy that reduces risk occurrence and mitigates risk impact. RMC Division speciically facilitates ERM implementation by ofering inputs to all organizational functions in a comprehensive and continual manner, primarily during risk identiication and implementation of the risk control strategy that involves the risk owner. In the process of sustainable ERM, every risk owner is expected to conduct its own risk management starting from risk identiication and assessment until recommendation and implementation of control strategies as well as risk mitigation. The main purpose is to manajemen risiko yang memungkinkan adanya proses perbaikan yang berkesinambungan atas kegiatan manajemen itu sendiri. Proses ERM yang dilakukan diletakkan dalam suatu kerangka kerja agar dapat berjalan efektif. Kerangka kerja ERM menjadi acuan utama bagi Divisi RMC dalam menerapkan proses manajemen risiko di Perusahaan yang diterapkan sejak akhir tahun 2008. Pada dasarnya ERM dibagi menjadi 3 tiga tahapan kerja, yaitu identiikasi risiko, pengukuran risiko dan pengelolaan risiko Perusahaan. Melalui pendekatan ERM, Bakrieland dapat mengidentiikasi dan mengelola risiko dengan mengembangkan sistem pengelolaan dan pengawasan risiko yang handal, sehingga dapat meminimalisasi besarnya risiko perusahaan secara sistematis dan efektif. Implementasi ERM di Bakrieland antara lain memberikan manfaat terciptanya pemahaman yang sama mengenai manajemen risiko bagi semua karyawan, terbentuknya proil risiko Perusahaan yang mampu memberikan gambaran prioritas tingkatan risiko, serta tersedianya strategi penanggulangan risiko untuk mengurangi kejadian dan dampak risiko. Divisi RMC secara fokus memfasilitasi pelaksanaan ERM melalui pemberian masukan kepada seluruh fungsi organisasi secara menyeluruh dan berkesinambungan, terutama pada saat tahapan identiikasi risiko dan pelaksanaan strategi kontrol terhadap risiko yang melibatkan pemilik risiko. Pada proses ERM yang berkesinambungan, setiap pemilik risiko diharapkan melakukan sendiri proses pengelolaan risiko mulai dari identiikasi dan penilaian atas risiko hingga mengusulkan dan menerapkan kontrol 250 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 serta melakukan mitigasi terhadap risiko tersebut. Tujuan utamanya adalah untuk lebih meminimalkan potensi kerugian dan yang terpenting adalah untuk lebih memaksimalkan pencapaian tujuan di masing-masing fungsi dan struktur Perusahaan. Divisi RMC menerapkan ERM di Bakrieland secara bertahap. Kerangka kerja ERM yang telah disusun dituangkan ke dalam kebijakan ERM, kemudian diikuti oleh implementasi dan sosialisasi pendekatan ERM yang dimulai pada unit usaha sebagai proyek percontohan. Hasil yang diperoleh dari proyek percontohan tersebut digunakan sebagai masukan dalam penyempurnaan kebijakan ERM dan pendekatan implementasi ERM, untuk selanjutnya diterapkan ke seluruh unit usaha di Bakrieland. Pemahaman yang sama oleh semua fungsi di Bakrieland mengenai risiko yang dihadapi dan strategi yang ditempuh untuk mengendalikannya merupakan tahapan terpenting yang harus dipenuhi demi tercapainya efektivitas pelaksanaan manajemen risiko. Karena itu, sosialisasi mengenai kepedulian dan kesadaran akan risiko- risiko yang dihadapi oleh Bakrieland merupakan langkah penting. Tahapan berikutnya adalah melakukan identiikasi atas semua risiko yang ada di Bakrieland dengan melibatkan pemilik risiko, serta melakukan pemetaan risiko yang mungkin terjadi di Perusahaan. Hasil dari proses pemetaan risiko ini kemudian diaplikasikan ke dalam suatu matriks risiko yang mampu menunjukkan prioritas risiko yang akan dihadapi dan harus dikontrol oleh Bakrieland. Metode yang digunakan dalam implementasi ERM adalah metode workshop yang berfungsi untuk mengidentiikasi risiko yang terdapat pada proses operasi bisnis, dengan melibatkan karyawan di unit usaha dan fungsi-fungsinya. further minimize potential losses, and most importantly to maximize objective achievement of each Company functions and structures. RMC Division applies ERM in Bakrieland gradually. The ERM framework is compiled into ERM policies, followed by the implementation and socialization of ERM approach which started in business units as pilot projects. The outcomes from these pilot projects then serve as input for improving ERM policies including the ERM implementation approach to be subsequently applied across all business units within Bakrieland. The most important step that must be completed in order to achieve the efective implementation of risk management is the common understanding of all functions within Bakrieland on facing the risks and the strategies to manage the risk. Therefore, the socialization regarding the concern and awareness of the risk faced by Bakrieland is an important step. The next stage is to identify all risks that exist in Bakrieland through the involvement of risk owners as well as the mapping of risks that may occur in the Company. Results of the risk mapping process are then applied to the risk matrix that can indicate the risk priority to be faced and controlled by Bakrieland. The method used in the implementation of the ERM is a workshop method that serves to identify the risks inherent in the process of business operations, with the involvement of employees in the business units and functions. Throughout 2011 several workshops were held to assess project risks in business units and the activities of divisions in the parent Company. Manajemen Risiko Kepatuhan Risk Management Compliance 251 BAKRIELAND • Annual Report 2012 Following the implementation of ERM, Internal Audit division conducted a risk- based audit that is able to provide input and perform monitoring towards the efectiveness of the risk management process, including the evaluation and risk control strategy. The evaluation conducted over the entire range of risk management process has resulted in a recommendation that is valuable for the subsequent renewal of the risk control process. ERM activities in 2012 were: • Conducted workshops on risk assessment of division activities within the parent Company. • Re-evaluation of previous risk assessment. Transaction Based Risk Management A diferent approach that is utilized by Bakrieland in managing risk is Transaction Based Risk Management. In this approach, the risk management is performed through a comprehensive review of all investment proposal, business development plan, loan, guarantee, review of agreements contracts, divestment, and other strategic decisions of the parent Company or business unit. The aim of Transaction Based Risk Management is to identify risks and provide recommendations for mitigation to achieve a maximum transaction target. The RMC division has to conduct prior review and recommendation of all transactions, plans or other strategic decisions, before being submitted to the management. During 2011, RMC division has completed a review of 56 ifty six transactions, including project proposals, banking transactions, contracts agreements, investments, divestments and others. The following provides an overview of reviews and recommendations through Transaction Setelah ERM dilaksanakan, Divisi Corporate Internal Audit melakukan audit berbasis risiko, yang dapat memberikan masukan dan melakukan monitor terhadap efektivitas proses manajemen risiko, termasuk didalamnya evaluasi dan strategi pengendalian risiko. Evaluasi dilakukan atas seluruh rangkaian proses manajemen risiko, sehingga menghasilkan suatu rekomendasi yang berguna bagi proses pembaruan pengendalian risiko berikutnya. Kegiatan ERM pada tahun 2012 adalah: • Menyelenggarakan workshop dalam rangka melakukan risk assessment pada aktivitas divisi di induk Perusahaan. • Melakukan evaluasi kembali atas risk assessment yang telah dilaksanakan. Transaction Based Risk Management Pendekatan lain yang digunakan Bakrieland dalam mengelola risiko adalah Transaction Based Risk Management. Melalui pendekatan ini, pengelolaan risiko dilakukan dengan penelaahan secara komprehensif atas setiap proposal investasi, rencana pengembangan usaha, pinjaman, penjaminan, review perjanjian kontrak, divestasi, laporan kepada regulator dan keputusan strategis lainnya baik dari induk Perusahaan maupun dari unit-unit usaha. Transaction Based Risk Management tersebut bertujuan untuk mengidentiikasi risiko dan memberikan rekomendasi mitigasi agar tujuan transaksi dapat tercapai secara maksimal. Setiap transaksi, rencana maupun keputusan strategis lainnya terlebih dahulu mendapatkan tinjauan dan rekomendasi dari Divisi RMC, sebelum akhirnya diajukan kepada manajemen untuk pengambilan keputusan. Selama tahun 2012, Divisi RMC telah menyelesaikan tinjauan terhadap 155 seratus lima puluh lima transaksi, diantaranya proposal 252 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 proyek, transaksi perbankan, kontrak perjanjian, investasi, divestasi dan lain- lain. Adapun perbandingan tinjauan dan rekomendasi melalui pendekatan Transaction Based Risk Management dengan tahun 2011 sebagai berikut: Keterangan 2011 2012 Remarks Tinjauan dan rekomendasi melalui pendekatan Transaction Based Risk Management 56 transaksi transactions 155 transaksi transactions Review and recommendations through Transaction Based Risk Management approach Kepatuhan Budaya kepatuhan adalah nilai, perilaku, dan tindakan yang mendukung terciptanya kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan dan peraturan perusahaan yang berlaku. Sementara aspek kepatuhan adalah serangkaian tindakan atau langkah- langkah yang bersifat preventif untuk memastikan bahwa kebijakan, ketentuan, sistem dan prosedur, serta kegiatan usaha yang dilakukan oleh Perusahaan telah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan yang berlaku. Lingkup suatu aturan dapat bersifat internasional maupun nasional. Kepatuhan merupakan suatu aspek penting di dalam menjalankan usaha, baik untuk menjamin kelancaran kegiatan operasional maupun menjaga reputasi suatu perusahaan sebagai warga korporasi yang baik. Guna mendukung terciptanya kepatuhan dalam suatu perusahaan diperlukan peran aktif dari seluruh karyawan perusahaan. Setiap karyawan wajib memahami dan secara bertanggung jawab melaksanakan seluruh ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku untuk setiap fungsi operasional yang dijalankannya. Ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan dapat berakibat teguran dari pihak regulator dan dapat mencemarkan reputasi perusahaan. Based Risk Management approach compared to the year 2011: Manajemen Risiko Kepatuhan Risk Management Compliance Compliance A culture of compliance is indicated by corporate values, behavior and conduct that are highly conducive for nurturing conformity towards corporate policies and prevailing laws and regulations. Compliance itself refers to a series of preventive actions or measures to guarantee that policies, rules, systems and procedures, and business activities undertaken by the Company are in conformity with existing laws and regulations. A policy may be of international or national in scope. Compliance is an essential element in conducting business, both as a means to guarantee smooth operational activities and to maintain the reputation of a company as a good corporate citizen. In order to build compliance in a company, the active role of all employees is paramount. Every employee has the obligation to understand and responsibly implement all applicable policies and legislation for each operational function being carried out. Non-compliance toward laws and regulations may result in a warning issued by the regulator which can tarnish the reputation of the company. 253 BAKRIELAND • Annual Report 2012 Sebagai salah satu bentuk penerapan aspek kepatuhan di atas, sejak tahun 2009 Bakrieland telah menerapkan TMS. Penerapan TMS bertujuan untuk dapat meminimalisir risiko dan meningkatkan kelancaran kegiatan operasional. Selama tahun 2012, masing-masing divisi semakin aktif melakukan tindak lanjut atas task monitoring. Hal ini ditunjukkan dengan terdapatnya peningkatan partisipasi dan kesadaran terhadap pelaksanaan kepatuhan dan ketertiban administrasi dari setiap divisi sebagai berikut: Keterangan 2011 2012 Remarks Total dokumen monitoring 1,437 dokumen 1,754 dokumen Total of monitoring documents Jumlah dokumen monitoring yang ditindaklanjuti. 943 dokumen 1,109 dokumen Number of follow-up monitoring documents Penyusun Reviewer Kebijakan Fungsi lain Divisi RMC adalah sebagai penyusun dan reviewer kebijakan, hal ini sangat berhubungan erat dengan pelaksanaan manajemen risiko. Dengan adanya kebijakan-kebijakan Perusahaan, maka jalannya operasional Perusahaan menjadi lebih tertib, disiplin dan terarah sehingga dapat meminimalisir risiko yang dihadapi Perusahaan. Pencapaian Tahun 2012 Selama tahun 2012, Divisi RMC melakukan kegiatan berikut: 1. Menerapkan ERM melalui risk assessment workshop terhadap aktivitas induk Perusahaan. Hasil rekomendasi penerapan ERM melalui workshop, antara lain menyatakan bahwa semua kontrol yang telah diterapkan harus dijaga konsistensinya dan semua tindak lanjut harus dievaluasi dengan rincian kelayakan implementasinya. As a form of compliance, Bakrieland has applied TMS since 2009. TMS implementation is intended to minimize risks and further improve the smooth running of operational activities. Throughout 2012, each division has become more actively involved in eforts to ensure compliance with the task monitoring. This is relected in their increasing participation and awareness towards ensuring compliance and administrative orderliness from each division as explained below: Policy Maker Reviewer RMC Division also functions as a policy maker and reviewer. This is closely linked with the implementation of risk management. With the appropriate Company policies in place, Company operations shall become increasingly in order, disciplined and focused; which in turn will minimize Company risks. Achievements in 2012 In 2012, the RMC Division conducted the following activities: 1. Implementation of ERM through a risk assessment workshop on activities of the parent Company. Recommendations on ERM implementation generated through the workshop among others highlighted on the need to maintain the consistency of all controls and to evaluate all follow-up actions including the feasibility of their implementation. 254 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 2. Membuat beberapa kebijakan terkait manajemen risiko antara lain dalam bentuk penyempurnaan Financial Authorization Approval, Kebijakan Pengadaan Barang dan atau Jasa, Kebijakan Sirkulasi Review Transaksi dan Dokumen, Kebijakan Pemilihan Kantor Akuntan Publik untuk Penugasan Audit Tahunan, Kebijakan Pengelolaan dan Back up Data, Kebijakan Manajemen Dokumen dan Standardisasi Kebijakan. 3. Melakukan kajian atas transaksi- transaksi perbankan, investasi, divestasi, laporan regulator dan kontrakperjanjian, baik dari induk Perusahaan maupun unit usaha. 4. Melanjutkan implementasi TMS sehingga membantu proses kerja operasional Perusahaan. 5. Bakrieland berhasil memperpanjang sertiikasi ISO 9001:2008 dari Badan Sertiikasi SGS Indonesia untuk 2 dua kali masa surveillance, yaitu pada bulan April dan November 2012. 6. Bakrieland berhasil mendapatkan predikat ‘Terpercaya’ pada indeks pemeringkatan tata kelola perusahaan 2011 Corporate Governance Perception Index – CGPI 2011 yang diselenggarakan oleh Indonesian Institute for Corporate Governance IICG bersama majalah SWA dengan tema “GCG Dalam Perspektif Risiko”. Selain itu, Perusahaan juga telah menunjuk konsultan independen untuk melaksanakan penilaian GCG sebagai bagian dari penyusunan Laporan Tahunan 2012. 2. Making of several policies related to risk management, including for ensuring further improvements to the Financial Authorization Approval, Goods andor Services Procurement Policy, Transaction and Document Review Circulation Policy, Policy on Appointment Selection of the Public Accounting Firm for Annual Audit, Data Management and Back-up Policy, Document Management Policy and Policy Standardization. 3. Review of banking transactions, investments, divestments, reports submitted to the regulator and contractsagreements from the parent Company and business units. 4. Continue the implementation of TMS to facilitate the operational activities of the Company. 5. Bakrieland has succeeded in securing the extension of its ISO 9001:2008 certiication from the Indonesia SGS Certiication Agency for two surveillance period, April and November 2012. 6. Bakrieland ranked as Trusted in the Corporate Governance Perception Index – CGPI 2011 rating conducted by the Indonesian Institute for Corporate Governance IICG in collaboration with SWA magazine with the theme “GCG through a Risk Perspective.” In addition, the Company has also appointed an independent consultant to conduct an assessment of GCG as a vital component for preparing the Annual Report for 2012. Manajemen Risiko Kepatuhan Risk Management Compliance 255 BAKRIELAND • Annual Report 2012 Risiko Usaha dan Antisipasi Risiko-risiko usaha yang dihadapi oleh Bakrieland dan anak perusahaannya antara lain: Risiko Finansial 1. Risiko Mata Uang Merupakan risiko kerugian pada saat terjadinya apresiasi atau depresiasi mata uang asing yang disebabkan oleh adanya posisi transaksi yang masih terbuka. Kinerja keuangan Bakrieland dapat dipengaruhi oleh perubahan nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing. Karena penggunaan beberapa komponen dalam konstruksi bangunan diimpor dari luar negeri, maka naiknya nilai tukar mata uang asing dapat meningkatkan biaya konstruksi dan mengurangi tingkat laba, yang pada akhirnya akan mempengaruhi kinerja keuangan Bakrieland. Untuk mengurangi risiko atas perubahan mata uang asing, Bakrieland menerapkan kebijakan hedging, yaitu dengan mengutamakan penggunaan material bangunan produksi dalam negeri serta menghindari pinjaman dalam mata uang asing.

2. Risiko Suku Bunga

Merupakan risiko yang timbul akibat luktuasi tingkat suku bunga pinjaman. Risiko ini akan sangat berdampak pada besarnya pembiayaan yang diperlukan oleh unit usaha. Fluktuasi tingkat suku bunga dan kebijakan bank kreditur dalam menangani masalah ini berada di luar kendali Bakrieland. Dengan kenaikan tingkat suku bunga yang ditetapkan oleh kreditur, maka biaya yang dikeluarkan akan meningkat sehingga mempengaruhi Business Risk and Risk Anticipation Business risks confronting Bakrieland and its subsidiaries include: Financial Risk 1. Currency Risk Currency risk is a risk of loss that occurs in the event of appreciation or depreciation of foreign currency caused by the position of transactions that are still active. The inancial performance of Bakrieland can be afected by the changes in the rupiah against foreign currencies. Due to the use of imported multiple components in building construction, the rise in foreign currency exchange rates could increase construction costs and reduce the rate of proit, which in turn will afect the inancial performance of Bakrieland. To reduce risks associated with foreign exchange luctuations, Bakrieland applies hedging policies by prioritizing on the use of domestic construction materials and to prioritize Rupiah denominated loans.

2. Interest Rate Risk

Interest Rate Risk is the risk arising from the luctuations in interest rates. This notion will greatly afect the risk of inancing the necessary amount needed by the business units. The variability in loan interest rates will profoundly afect the amount of funding needed by a business unit. The rise or fall of interest rates and policies imposed by creditor banks in dealing with this issue are beyond the control of Bakrieland. Increases in interest rates set by creditors entail an escalation in incurred costs to the 256 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 kegiatan operasional dan kinerja keuangan Bakrieland dan unit usaha. Untuk mengurangi dampak risiko perubahan tingkat suku bunga, Bakrieland melakukan metode pembayaran bertahap dengan jangka waktu yang lebih panjang ataupun pinjaman dengan bunga tetap.

3. Risiko Kredit

Pada dasarnya, sistem penjualan di Bakrieland dapat dikategorikan menjadi 3 tiga macam, yaitu penjualan melalui kredit perbankan KPR KPA, penjualan tunai langsung, dan penjualan tunai bertahap. Risiko kredit yang merupakan risiko kerugian sehubungan dengan pihak peminjam tidak dapat dan atau tidak mau memenuhi kewajiban untuk membayar kembali dana yang dipinjamnya secara penuh pada saat jatuh tempo atau sesudahnya muncul pada sistem penjualan tunai bertahap dan sistem pembayaran dengan cara mengangsur seperti yang diterapkan pada kredit rumah apartemen dari perbankan. Untuk mengurangi dampak risiko ini, Bakrieland sangat selektif dalam memberikan kredit dengan sistem penjualan tunai bertahap kepada konsumennya, dimulai dari strategi penetapan uang muka, pemilihan segmen pasar hingga pemenuhan persyaratan-persyaratannya. Manajemen Risiko Kepatuhan Risk Management Compliance extent that it will have a bearing on the operational activities and inancial performance of both Bakrieland and its subsidiaries. To lessen the impact of risks related to interest rate luctuations, Bakrieland has adopted a deferred payment method with a longer duration or has entered into ixed-interest loans.

3. Credit Risk

In general, the sales system of Bakrieland can essentially be grouped into 3 three categories: sales through bank credits mortgage apartment loans; direct cash sales; and deferred cash sales. Credit risk surfaces in a deferred cash sales method and an installment payment scheme as is applicable in mortgage apartment loans from banks due to the probability of payment failure by consumers. To lower such risk impact, Bakrieland is exceedingly selective in giving out credit through the deferred cash sales scheme to its consumers; starting from its strategy in determining advance payment, market segment selection to the fulillment of requirements. 257 BAKRIELAND • Annual Report 2012 Risiko Pasar Pangsa pasar yang cukup besar dan tumbuh secara signiikan menjadi daya tarik bagi pihak lain untuk ikut berkecimpung ke dalam industri yang sama dengan anak perusahaan. Situasi ini memberikan dampak pada meningkatnya persaingan usaha dan kemungkinan terjadinya kelebihan pasokan di pasar, sehingga para pemasok properti berlomba-lomba mendapatkan konsumen sebanyak mungkin dengan berbagai penawaran yang menarik. Faktor persaingan usaha dalam industri properti yang ketat dan beragamnya konsep yang ditawarkan oleh pesaing berpotensi mengurangi permintaan atas produk-produk Bakrieland. Untuk mengantisipasi hal ini, Bakrieland selalu mengeluarkan produk yang inovatif sehingga dapat memenuhi kebutuhan pasar dan memfokuskan pengembangan pada proyek-proyek yang telah memiliki kinerja yang telah terukur selama ini. Selain itu, dalam pengembangan proyek hunian vertikal, Bakrieland menerapkan take-up rate policy sebesar 30-40 untuk memulai pembangunan proyeknya. Risiko Operasional 1. Risiko Kinerja Anak Perusahaan Sebagai induk perusahaan non-operasional, penghasilan dan laba operasi Perusahaan merupakan kontribusi dari kinerja keuangan anak perusahaan, sehingga Perusahaan memiliki ketergantungan terhadap anak- anak perusahaan. Faktor-faktor yang dapat berdampak negatif terhadap kinerja keuangan anak Market Risk Substantial market share that demonstrates signiicant growth will appeal to other parties to take part in the same industry in which our subsidiaries are also engaged. Such circumstances will intensify business competition and the possibility of excess market supply, thus property suppliers will vie with each other to win over as many customers possible through various attractive ofers. Fierce business rivalry in the property industry and the wide array of concepts ofered by competitors may lower demand for Bakrieland products. In dealing with this, Bakrieland constantly strives to ofer innovative products to meet market needs and focuses on the development of projects with proven and measurable performance. Furthermore, in the development of its vertical projects, Bakrieland adopts the take-up rate policy ranging from 30 to 40 in starting the development of its projects. Operational Risk 1. Subsidiary Performance Risk As a non-operational parent company, Bakrieland’s earnings and operating proit are contributions from the inancial performance of its subsidiaries, thus the Company is dependent on its subsidiaries. Factors that may carry negative consequences to the inancial performance of subsidiaries include the inability to meet predetermined 258 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 perusahaan diantaranya adalah ketidakmampuan memenuhi target yang ditetapkan, kondisi makro ekonomi yang tidak stabil, kerugian usaha dan sebagainya. Penurunan kegiatan usaha dan penghasilan anak perusahaan secara langsung akan menurunkan tingkat penghasilan Perusahaan. Menyikapi kondisi ini, Bakrieland secara aktif melakukan pemantauan dan pengelolaan terhadap anak- anak perusahaannya dengan cara melakukan seleksi ketat terhadap seluruh kontraktor, menerapkan sistem usaha yang baik untuk mengurangi risiko bisnis, sekaligus secara aktif memperbaharui informasi dan memperkuat akuntabilitas untuk pengambilan keputusan bisnis di lingkungan anak perusahaan. Disamping itu, Bakrieland juga telah memiliki Kebijakan Sirkulasi Review Transaksi dan Dokumen yang dapat memudahkan manajemen dalam proses pengambilan keputusan terhadap proyek baru yang akan dijalankan oleh anak perusahaan. Salah satu acuan dalam persetujuan terhadap proyek adalah penetapan Internal Rate of Return IRR 20.

2. Risiko Usaha

Bakrieland sebagai perusahaan properti yang terintegrasi mempunyai lini bisnis yang beragam dalam bidang landed residential, kondominium, perkantoran, hiburan, rekreasi dan pusat perbelanjaan. Faktor keberagaman usaha tersebut menimbulkan dampak pada Manajemen Risiko Kepatuhan Risk Management Compliance targets, unstable macroeconomic conditions, business losses and others. A decline in business activities and subsidiary income will directly lower Company earnings. In response to this situation, Bakrieland rigorously monitors and manages its subsidiaries by ensuring the meticulous selection of all contractors, by applying an efective business system to reduce business risks, by keeping abreast of information and by strengthening accountability with regard to business decision-making related to subsidiaries. In addition, Bakrieland has also established an Investment Committee directly answerable to the Board of Directors, assigned with the responsibility to conduct feasibility studies before giving approval for new projects to be implemented by subsidiaries. A benchmark used in the approval of projects is by determining Internal Rate of Return IRR 20.

2. Business Risk

Bakrieland as an integrated property developer is engaged in varying lines of business including landed residential, condominium, oice buildings, entertainment or recreation, shopping centers and related infrastructure toll road and clean water. The diversity factor further expands to increase 259 BAKRIELAND • Annual Report 2012 meningkatnya risiko usaha. Untuk mengantisipasi risiko tersebut, dalam memulai pengembangan usahanya Bakrieland selalu menerapkan evaluasi yang seksama dan melakukan uji tuntas dengan penetapan IRR yang sangat ketat.

3. Risiko Sistem Teknologi

Risiko sistem teknologi timbul sebagai akibat adanya proses penyimpangan atau ketidaksesuaian sistem dan teknologi dalam operasional Perusahaan. Kompleksitas sistem yang belum terintegrasi penuh antara induk perusahaan dan anak perusahaan dapat menimbulkan gangguan terhadap sinkronisasi bisnis satu sama lain. Bakrieland meminimalisir masalah ini dengan menetapkan bahwa anak perusahaan mengacu kepada kebijakan penetapan sistem dan teknologi sesuai dengan induk perusahaan. Risiko Sumber Daya Manusia SDM Risiko SDM berkaitan dengan penyimpangan hasil dari tingkat produktivitas yang diharapkan karena adanya variabel yang mempengaruhi produktivitas kerja. Sebagai perusahaan besar yang mengelola jumlah tenaga kerja yang banyak dengan berbagai macam latar belakang usia dan pendidikan, Bakrieland akan mengalami tantangan dalam mencapai tujuan Perusahaan jika SDM tersebut its business risks. To anticipate these risks, in regard to business development Bakrieland never fails to start with a thorough evaluation of projects and applies due diligence in prudently determining IRR. The Investment Committee takes part in the evaluation and approval of every business development undertaken by business units.

3. Systems Technology Risk

Systems and technology risks arise as the result of some form of system and technological inconsistency or incompatibility within Company operations. A complex system that has yet to be fully integrated between the parent company and subsidiaries can create disruptions in eforts to synchronize business activities of subsidiaries and parent company. Bakrieland minimizes this problem by ensuring that subsidiaries adhere to company guidelines on systems and procedures, which must conform to the parent company, both in terms of policies and technology. Human Resources Risk Human resources risk is associated with any outcomes deviating from the expected productivity level due to the interplay of human variables that afect work productivity. As a large corporation that manages a sizeable number of employees from diverse age groups and educational backgrounds, Bakrieland faces certain challenges in achieving Company goals if human resources are poorly managed. Success indicators 260 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 tidak dikelola dengan baik. Indikator keberhasilan pengelolaan SDM di Bakrieland dapat dilihat antara lain dari tingkat produktivitas yang tinggi, tingkat pergantian karyawan yang rendah, serta tingkat absensi yang rendah. Dalam mengelola risiko SDM, Bakrieland selalu menempatkan sumber daya manusia sebagai aset utama dalam mencapai tujuan Perusahaan. Usaha yang telah dilakukan, antara lain selalu mengadakan penilaian kinerja karyawan berbasis dua arah antara atasan dan bawahan, dan memberikan remunerasi yang kompetitif dengan perusahaan lain dalam industri yang sama untuk menjaga rendahnya tingkat pergantian karyawan. Risiko Eksternal 1. Risiko Lingkungan, Sosial dan Politik Risiko lingkungan, sosial dan politik yang timbul dalam pengembangan properti dapat terdiri dari berbagai jenis, diantaranya peraturan pemerintah tentang pembatasan pemilikan properti oleh warga negara asing, aturan perpajakan, bencana alam, kejahatan dan terorisme yang seluruhnya berada di luar kendali Perusahaan. Bakrieland selalu berusaha memenuhi ekspektasi seluruh pemegang kepentingan sebelum memulai suatu proyek. Melalui implementasi standar- standar terbaik dan terencana, risiko-risiko yang mungkin timbul dapat diminimalisasi dengan tetap memperkirakan force majeure yang mungkin terjadi. Seluruh proyek diasuransikan, serta senantiasa memperhatikan faktor lingkungan sehingga terjadi keseimbangan antara pembangunan dan kelestarian lingkungan. Manajemen Risiko Kepatuhan Risk Management Compliance for human resource management in Bakrieland can be observed among others from high productivity levels, low employee turnover, and low absenteeism rate. In managing its human resource risk, Bakrieland at all times look upon its human resources as main assets in attaining Company goals. Eforts initiated to achieve this include participatory employee assessments that involve both supervisor and subordinate, and competitive remuneration compared to similar companies in the industry in order to sustain low employee turnover. External Risk 1. Environmental, Social, and Political Risk Environmental, social and political risks that emerge in property development vary, including government laws on restrictions to foreign ownership of property, tax regulations, natural disasters, criminal ofenses and terrorism; all of which are beyond the control of the Company. Bakrieland spares no efort to meet the expectations of all stakeholders prior to the commencement of a project. Through the implementation of irst- rate and predetermined standards, potential risks can be minimized by forecasting probable force majeure. All projects are insured, and take careful consideration of environmental factors to strike a balance between development and environmental conservation. 261 BAKRIELAND • Annual Report 2012

2. Risiko Hukum

Dalam hubungan bisnis antara induk perusahaan dan anak perusahaan dengan pihak ketiga terdapat potensi timbulnya sengketa atau perkara hukum yang dikarenakan kelemahan aspek yuridis antara lain disebabkan adanya tuntutan hukum atau tiadanya undang- undang yang mendukung. Dalam hal kondisi tersebut terjadi dan bernilai material, maka dapat mempengaruhi kegiatan usaha dan pencapaian target laba Perusahaan. Selanjutnya, adanya perubahan kebijakan hukum yang ditetapkan oleh regulator yang harus dipatuhi oleh obyek hukum, juga dapat memberikan risiko hukum bagi Perusahaan. Untuk meminimalisir dampak risiko hukum, Bakrieland secara seksama mengikuti semua peraturan yang berlaku, dan memastikan bahwa setiap proyeknya telah memenuhi seluruh unsur hukum. Segala risiko tuntutan hukum masyarakat terhadap dampak lingkungan yang mungkin terjadi telah diminimalisir melalui pemenuhan seluruh persyaratan pemerintah, terutama yang berkaitan dengan penanganan dampak lingkungan.

3. Risiko Reputasi

Risiko reputasi merupakan potensi hilang atau hancurnya nama baik Perusahaan akibat adanya publikasi negatif atau penerimaan lingkungan eksternal yang rendah, yang disebabkan ketidakmampuan perusahaan dalam mengambil tindakan terhadap isu eksternal yang terkait dengan Perusahaan dan ketidakmampuan dalam mengelola komunikasi dengan pihak eksternal yang berkepentingan, sehingga dapat menimbulkan persepsi negatif

2. Legal Risk

Business relations between the Company and business units with third parties have the potential of inciting conlict resulting in a legal case. In the event that this occurrence has a material value, this may afect the Company business activities and achievement of proit targets. Furthermore, changes in legal policies stipulated by regulators which must be complied with by all legal entities can also engender legal risks for the Company. To minimize the impact of these legal risks, Bakrieland conscientiously abides by all prevailing government laws and regulations, and ensures that every project meets all legal requirements. The risks of legal prosecution iled by the public on potential environmental impact are minimized through compliance with all government requirements, notably those associated with the handling of environmental impacts.

3. Reputation Risk

Reputation risk is the potential of any loss or damage to the Company’s image and reputation as a result of a negative publication or low evaluation of the Company by external parties. This evaluation may be due to the inability of the Company to undertake measures in response to external issues involving the Company or due to Company failure to appropriately manage communication with relevant external parties, hence 262 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Manajemen Risiko Kepatuhan Risk Management Compliance terhadap Perusahaan. Bakrieland selalu melakukan pencitraan terhadap produk-produk yang dikeluarkan oleh unit usaha dengan citra merek ‘Bakrieland’. Disamping itu, Bakrieland juga selalu menjaga hubungan baik dengan masyarakat luas maupun masyarakat sekitar dimana suatu proyek dibangun, baik melalui program Corporate Social Responsibility maupun partisipasi dalam berbagai proyek atau kegiatan masyarakat sekitar. Hubungan dengan publik dan media juga selalu dibina dengan baik oleh Corporate Afairs. inciting an unfavorable perception of the Company. Bakrieland consistently projects the ‘Bakrieland’ brand image in the branding of products ofered by its business units. In addition, Bakrieland also continues to maintain a harmonious relationship with the public at large and communities in proximity to a development project, either through its Corporate Social Responsibility programs or participation in various community projects and activities. Relations with the public and the media are also constantly nurtured by Corporate Afairs. 263 BAKRIELAND • Annual Report 2012 264 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Peran dan Ruang Lingkup Audit Internal adalah suatu kegiatan pemberian keyakinan assurance dan konsultasi yang bersifat independen dan obyektif, dengan tujuan untuk meningkatkan nilai dan memperbaiki operasional perusahaan, melalui pendekatan yang sistematis, dengan cara mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas sistem manajemen risiko, pengendalian dan proses tata kelola perusahaan. Dalam menjalankan kegiatannya, Corporate Internal Audit memiliki wewenang antara lain sebagai berikut: 1. Mengakses seluruh informasi yang relevan tentang Perusahaan terkait dengan tugas dan fungsinya. 2. Berkomunikasi langsung dengan Direksi, Dewan Komisaris danatau Komite Audit. 3. Mengkoordinasi kegiatannya dengan Auditor Eksternal. 4. Mengalokasikan sumber daya audit, menentukan fokus, ruang lingkup dan jadwal audit, serta menerapkan teknik audit yang dipandang perlu untuk mencapai tujuan audit. Head of Corporate Internal Audit Bakrieland diangkat dan diberhentikan oleh Presiden Direktur atas persetujuan Dewan Komisaris, serta bertanggung jawab langsung kepada Presiden Direktur. Piagam Audit Internal Audit Internal mempunyai peran penting dalam menegakkan Good Corporate Governance GCG. Hal tersebut mendorong Komite Nasional Kebijakan Governance KNKG untuk menerbitkan Pedoman Umum GCG Indonesia yang dapat digunakan sebagai arahan dan landasan pelaksanaan fungsi pengawasan internal dalam praktik GCG dan manajemen. Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Bapepam-LK melalui keputusan No.Kep-496BL2008 Role and Scope Internal audit is an activity that provide assurance and consultation in an independent and objective manner for the purpose of enhancing corporate value and improving company operations through a systematic approach by evaluating and increasing the efectiveness of the risk management system, controls and corporate governance. In carrying out its activities, the Corporate Internal Audit is conferred with the authorities including to: 1. Access all relevant information on the Company in relation to its assigned duties and functions. 2. Communicate directly with the Board of Directors, Board of Commissioners andor Audit Committee. 3. Coordinate activities with the external auditor. 4. Allocate audit resources, determine audit focus, scope and schedule, and apply audit techniques deemed necessary to efectively achieve audit objectives. The Head of Bakrieland Corporate Internal Audit is appointed and dismissed by the President Director upon approval from the Board of Commissioners, and is directly responsible to the President Director. Internal Audit Charter Internal audit contributes signiicantly in ensuring good corporate governance GCG. This has compelled the National Committee on Governance NCG to publish the Indonesias Code of GCG to provide clear direction and platform for implementing the internal oversight function with regard to GCG and management practices. The Capital Market and Financial Institution Oversight Agency Bapepam-LK through Decree No. Kep-496BL2008 dated 28 November 2008 regulates Audit Internal Internal Audit The Corporate Internal Audit Division is tasked to provide assurance that all control elements are adequately in place and geared towards good corporate governance. Corporate Internal Audit bertugas memberikan keyakinan bahwa seluruh elemen pengendalian memadai dan mengarah ke tata kelola yang baik. 265 BAKRIELAND • Annual Report 2012 tanggal 28 November 2008 mengatur tentang pembentukan dan pedoman penyusunan piagam Unit Audit Internal. Petunjuk pelaksanaan keputusan tersebut dimuat pada peraturan nomor IX.I.7. dan menjadi dasar dalam penyusunan Piagam Audit Internal Bakrieland. Piagam Audit Internal Bakrieland yang telah disetujui Direksi dan Dewan Komisaris selalu menjadi pedoman dalam melaksanakan seluruh kegiatan Audit Internal. Agar efektivitas Corporate Internal Audit tercapai, maka Piagam Audit Internal dikomunikasikan kepada semua lapisan karyawan yang ada di Perusahaan, baik dengan cara mendistribusikannya dalam bentuk brosur maupun dengan melakukan aktivitas sosialisasi lainnya. Aktivitas ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman atas visi dan misi Corporate Internal Audit dalam mengedepankan sistem pengendalian, manajemen risiko, dan tata kelola perusahaan. Pelaksanaan Tugas Audit Corporate Internal Audit bertugas memberikan keyakinan bahwa seluruh elemen pengendalian yang terdiri dari lingkungan pengendalian, penaksiran risiko, aktivitas kontrol, pemantauan, serta informasi dan komunikasi telah memadai dan mengarah ke tata kelola yang baik. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka Corporate Internal Audit melaksanakan tugas dan tanggung jawab sebagai berikut: 1. Menyusun rencana audit tahunan dan perencanaan penugasan audit yang berbasiskan risiko. 2. Menguji dan mengevaluasi pelaksanaan sistem pengendalian intern dan sistem manajemen risiko telah sesuai dengan kebijakan Perusahaan. 3. Melakukan pemeriksaan dan penilaian atas eisiensi dan efektivitas di bidang keuangan, akuntansi, operasional, sumber daya manusia, pemasaran, teknologi informasi, dan kegiatan lainnya. on the establishment and guidelines for drawing up an Internal Audit Unit Charter. The implementation directive of this decree is embodied in Regulation No. IX.I.7 and serves as the basis for formulating Bakrieland’s Internal Audit Charter. Bakrieland’s Internal Audit Charter, with prior approval from the Board of Director and Board of Commissioners, shall at all times guide the implementation of all internal audit activities. To ensure the efectiveness of Corporate Internal Audit, the Internal Audit Charter needs to be communicated to all employee ranks within the Company, either by distributing the Charter in the form of brochures or through other information dissemination activities. These eforts are expected to build understanding on the vision and mission of the Corporate Internal Audit Division in advancing its risk management, control system and corporate governance agenda. Audit Implementation The Corporate Internal Audit Division is tasked to provide assurance that all control elements consisting of the control environment, risk estimation, control activities, and monitoring as well as information and communication are adequately in place and geared towards good corporate governance. To this end, Corporate Internal Audit performs the following duties and responsibilities: 1. Prepare the annual audit plan and the assignment of a risk-based audit. 2. Test and evaluate the implementation of the internal control and risk management systems ensuring consistency with Company policy. 3. Examine and assess the eiciency and efectiveness of Company inances, accounting systems, operations, human resource, marketing, information technology and other activities. 266 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 4. Memberikan saran perbaikan dan informasi yang obyektif tentang kegiatan yang diperiksa pada semua tingkat manajemen. 5. Membuat laporan hasil audit dan menyampaikannya kepada Presiden Direktur dan kepada Dewan Komisaris melalui Komite Audit. 6. Memantau, menganalisis, dan melaporkan pelaksanaan tindak lanjut perbaikan yang telah disarankan. 7. Bekerja sama dengan Komite Audit. 8. Menyusun program untuk mengevaluasi mutu kegiatan audit internal yang dilakukan. 9. Mengevaluasi ketaatan Perusahaan terhadap hukum dan peraturan perundangan yang berlaku, serta kebijakan dan prosedur Perusahaan. 10. Mengevaluasi keandalan dan integritas informasi keuangan dan operasional Perusahaan. 11. Menilai kecukupan sarana-sarana untuk menjaga dan melindungi kekayaan Perusahaan. 12. Melaksanakan penugasan khusus yang relevan dengan ruang lingkup pekerjaan audit. Kegiatan Corporate Internal Audit di tahun 2012 adalah melakukan proses audit pada aktivitas-aktivitas utama antara lain program corporate social responsibility CSR, implementasi kebijakan code of conduct, transaksi inter-company account, likuiditas, bisnis proses general afairs, proses pengadaan sumber daya manusia, proses operasional penyusunan laporan keuangan, pelaporan korporasi ke Bapepam-LK, pengadaan IT serta transaksi hutang bank dan obligasi. Berdasarkan hasil audit, Corporate Internal Audit menerbitkan laporan audit yang di dalamnya terdapat rencana tindak lanjut untuk langkah perbaikan ke depan. 4. Impart objective advice on improvements and information on activities for assessment at all management levels. 5. Prepare audit reports for submission to the President Director and to the Board of Commissioners through the Audit Committee. 6. Monitor, analyze and report on the implementation of follow-up actions as recommended. 7. Work together with the Audit Committee. 8. Prepare a mechanism for evaluating the quality of the internal audit process. 9. Evaluate Company compliance with prevailing laws and regulations, as well as Company policies and procedures. 10. Evaluate the reliability and integrity of the Company’s inancial and operational information. 11. Assess the adequacy of facilities available to protect and maintain Company assets. 12. Implement speciic assignments relevant to the scope of audit work. The Corporate Internal Audit Division in 2012 audited Company’s main activities, among others related to corporate social responsibility CSR programs, code of conduct, inter-company account transactions, liquidity, business process general afairs, human resource recruitment process, operational process of inancial report preparation, corporate reporting to Bapepam-LK, and IT procurement as well as bank loan and bond transactions. Based on audit results, the Corporate Internal Audit published audit reports that contain follow-up plans for further improvements in subsequent years. Audit Internal Internal Audit 267 BAKRIELAND • Annual Report 2012 Kegiatan Corporate Internal Audit di tahun 2013 akan tetap difokuskan pada upaya meyakinkan terlaksananya sistem pengendalian intern, sistem manajemen risiko dan tata kelola perusahaan yang baik pada kegiatan-kegiatan strategis yang mempunyai risiko dan berpotensi menghambat pencapaian visi serta misi Perusahaan. Proil Kepala Divisi Kepala Divisi Corporate Internal Audit Bakrieland dijabat oleh Jordan Lubis. Beliau memulai karirnya sejak tahun 1990 pada berbagai institusi keuangan dan properti. Selama bergabung di Bakrieland beliau pernah menjabat sebagai Kepala Divisi Hubungan Investor dan Pemerintah, dan Sekretaris Perusahaan. Beliau lahir di Padang, 7 Oktober 1962, dan meraih gelar Sarjana Teknik Mesin dari Universitas Sumatera Utara dan Sarjana Ekonomi dari Universitas Medan Area. Beliau juga memiliki sertiikasi Qualiied Internal Audit QIA. Activities undertaken by the Corporate Internal Audit Division in 2013 shall consistently focus on providing assurance on the implementation of the internal control system, risk management system and good corporate governance for strategic activities carrying risks and the potential to impede the achievement of the Company vision and mission. Proile of Division Head Bakrieland’s Corporate Internal Audit Division is headed by Jordan Lubis. He started his career in 1990 in various inancial institutions and property irms. Since joining Bakrieland, Jordan Lubis has served as the Investor and Government Relations Division Head and Corporate Secretary. Born in Padang, 7 October 1962, he earned his bachelor’s degree in mechanical engineering from Universitas Sumatera Utara and an Economic degree from Universitas Medan Area. He has also obtained Qualiied Internal Audit QIA certiication. Proses Audit | Audit Process Planning Field Work Reporting Follow-up 268 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Bakrieland menyadari pentingnya suatu sistem pengelolaan informasi dan komunikasi yang terpadu guna mengoptimalkan koordinasi dan sinergi antara unit usaha, induk Perusahaan dan Kelompok Usaha Bakrie KUB. Melalui berbagai program komunikasi internal maupun eksternal yang dilaksanakan oleh Corporate Afairs, alur komunikasi antara Bakrieland dan unit usaha dapat terjalin lebih lancar dan konsisten sehingga membawa dampak positif bagi citra Perusahaan. Citra positif ini dapat membantu meningkatkan kepercayaan dan hubungan baik dengan seluruh pemangku kepentingan. Program kerja Corporate Afairs di tahun 2012 pada intinya merupakan kelanjutan dari program kerja 2011. Dengan kontinuitas program yang dilaksanakan oleh Corporate Afairs, diharapkan akan tercapai tujuan komunikasi yang telah ditetapkan, yaitu ‘Persepsi publik atas positioning Bakrieland sebagai perusahaan pengembang properti landmark terpadu yang terkemuka. Tugas dan Tanggung Jawab Corporate Afairs Komunikasi Internal Divisi Internal Communications IC bertugas mengelola jalur dan meningkatkan alur komunikasi dalam lingkup internal induk Perusahaan serta dengan unit usaha dan Kelompok Usaha Bakrie KUB melalui Media komunikasi, seperti i-News, email lyer blast, e-Newsletter e-News, majalah dinding, situs, materi komunikasi korporasi seperti kartu ucapan dan kalender dalam format cetak maupun elektronik serta cinderamata. Terlebih jauh, jalur komunikasi juga dilakukan melalui media website, baik web-based maupun mobile-based, sehingga semua informasi terkini secara terpadu tersedia melalui media tersebut. Bakrieland acknowledges the importance of integrated information and communication management system and the synergy between business units, the holding company and Bakrie Business Group Kelompok Usaha BakrieKUB. Communication channels between Bakrieland and the business units are expected to become more luent and consistent through various internal and external communication programs to bring a positive impact on the Company’s image. This positive image helps the Company to enhance trust and good relationships with all stakeholders. The Corporate Afairs work program in 2012 is in essence a continuation of the work program in 2011 in. The continual program carried out by Corporate Afairs is expected to meet the set communication goals, relating to ‘Public perception over Bakrieland’s positioning as a prominent integrated landmark property developer’. Duties and Responsibilities of Corporate Afairs Internal Communication IC Internal Communications Division manages the channels to enhance the low of communication within the holding company and its business units and the Bakrie Group KUB through such communication media as i-News, email lyer blasts, e-News, bulletins, the website, corporate communication materials such as greeting cards and calendars both in printed or electronic formats as well as souvenirs. Furthermore, communication is channelled through websites, web- based as well as mobile-based, where all updated information is integrally provided through such media. Corporate Affairs Corporate Affairs 269 BAKRIELAND • Annual Report 2012 In the irst two years since the establishment of the Corporate Afairs Directorate, the IC Division has been enhancing programs within the integrated communication network between the holding company and its business units and KUB. The communication network is currently managed well, indicated by the luency of information lows and the number of internal media users for various purposes. Qualitatively, the efort of program development and modiication has been continuously carried out to support the positive image of Bakrieland in general. 2012 Activities To continue from the previous year, IC activities in 2012 were basically focused to maintain the consistency of programs and to enhance the quality of the results in order to create a positive image for Bakrieland and its business units. IC has been well managed by the Internal Public Relations. To ensure that communication is in line with the spirit of “Bakrieland Goes Green”, IC maximized the information material through the monthly e-News. As with the company calendar, in 2012 the IC produced e-calendar and e-cards for internal purposes both at corporate and business unit levels. In March 2012 the Mobile Bakrieland website m.bakrieland.com was launched. The mobile website was developed in 2 two versions, pro and lite to accommodate various types of mobile phones. Selama dua tahun pertama terbentuknya Direktorat Corporate Afairs, Divisi IC senantiasa berusaha meningkatkan programnya dalam jaringan komunikasi yang terpadu antara induk Perusahaan dengan unit usahanya dan Kelompok Usaha Bakrie KUB. Saat ini jaringan komunikasi tersebut telah terbina dengan baik, yang ditunjukkan oleh lancarnya arus informasi serta semakin banyaknya pihak yang memanfaatkan media internal untuk berbagai kepentingan. Secara kualitatif, upaya pengembangan dan modiikasi program terus dilakukan agar dapat menunjang cerminan citra Bakrieland yang positif secara keseluruhan. Kegiatan 2012 Melanjutkan dari tahun sebelumnya, kegiatan IC di tahun 2012 pada dasarnya bertujuan untuk menjaga konsistensi dari program-program yang sudah ditentukan serta meningkatkan kualitas dari hasil kerja yang dilaksanakan dalam rangka turut menciptakan citra positif bagi Bakrieland dan unit usahanya. IC yang dikelola oleh Internal Public Relations telah berjalan dengan baik. Agar komunikasi tersebut sejalan dengan semangat “Bakrieland Goes Green”, IC memaksimalkan materi informasi melalui media e-News bulanan. Begitu juga dengan kalender perusahaan, pada tahun 2012 IC telah membuat e-calendar serta e-card yang dapat digunakan secara internal untuk karyawan baik di tingkat korporasi maupun unit usaha. Pada bulan Maret 2012 telah diluncurkan mobile website Bakrieland m.bakrieland.com. Format mobile website ini dibuat dengan 2 dua versi yaitu pro dan lite untuk mengakomodasi berbagai jenis mobile phone yang kini digunakan. 270 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Rancangan grais pada seluruh materi komunikasi yang dihasilkan oleh Bakrieland selalu memiliki benang merah guna menjaga konsistensi identitas perusahaan sesuai dengan corporate brand guidelines. Materi yang dihasilkan antara lain mencakup e-newsletter, kartu cetakan maupun e-card serta kalender korporasi, iklan, backdrop, banner dan signage untuk kegiatan RUPS dan Public Expose maupun Apresiasi Karya Media Aryadia. Komunikasi Eksternal Bakrieland, dengan 3 tiga unit usaha yang memiliki beragam pengembangan proyek, memerlukan program komunikasi eksternal terpadu yang tidak hanya mampu membantu mencapai tujuan komunikasi korporat sesuai misi dan visi perusahaan, namun juga meningkatkan brand awareness dari tiap produknya untuk dapat dikenal sebagai satu kesatuan utuh, sehingga pada akhirnya mampu membantu meningkatkan pemasaran produk- produk Bakrieland. Tanggung jawab tim External Communication EC antara lain sebagai berikut: • Pintu komunikasi antara perusahaan dengan pemangku kepentingan melalui media. • Memberikan bimbingansaran di bidang komunikasi kepada semua pemangku kepentingan. • Merumuskan dan menerapkan prosedur yang efektif untuk memfasilitasi pengambilan keputusan dalam komunikasi baik di tingkat induk Perusahaan maupun unit usaha. • Mendukung secara internal dan eksternal tujuan komunikasi perusahaan. The graphic design on the entire communication material produced by Bakrieland maintains consistency of the Company identity in accordance with the corporate brand guidelines. Materials produced include e-newsletters, printed cards, e-cards and corporate calendars, advertisements, backdrops, banners and signage for the GMS and Public Expose as well as for the medias journalism recognition event Apresiasi Karya Media Aryadia. External Communications EC Bakrieland together with its 3 three business units that cover various project developments, requires an integrated external communication program to not only support the achievement of corporate communication corresponding to the Company’s mission and vision, but also to strengthen a uniied brand awareness from each product, and eventually supporting the marketing of all Bakrieland products. Responsibilities of the External Communications EC team are as follows: • As a channel of communication between the Company and stakeholders through the media. • To assist provide suggestions related to communication to stakeholders. • To formulate and implement an efective procedure to facilitate the decision making process in communication both for holding company and business units. • To support internally and externally the Company’s communication objectives. Corporate Affairs Corporate Affairs 271 BAKRIELAND • Annual Report 2012 Kegiatan 2012 EC memfokuskan pada kegiatan yang dapat menunjang terjadinya sinergi antara induk Perusahaan dengan unit usaha serta peningkatan brand awareness dan persepsi publik terhadap Bakrieland sebagai pengembang properti landmark terkemuka sehingga tercipta image yang berkelanjutan. Sebagai regulator, advisor dan koordinator, EC bekerjasama dengan seluruh Marketing dan Public Relations unit usaha dalam menjalankan setiap program komunikasi eksternal yang mencakup Media Relations dan Corporate Advertisement Marketing Events.

1. Kegiatan Media

EC berkoordinasi dengan berbagai divisi baik di Bakrieland maupun di unit usaha terkait penyelenggaraan beragam kegiatan yang berhubungan dengan media. Pada tahun ini, EC bekerja sama dengan konsultan eksternal mengadakan berbagai program komunikasi dengan media. Program komunikasi dibagi menjadi 2 dua macam pendekatan, yaitu pendekatan online yang meliputi strategic news, straight news, feature article dan one-on-one interview serta pendekatan oline, meliputi countering issue, strategic stakeholders approach dan feeding strategic info. EC juga melakukan peningkatan hubungan dengan media dengan mengadakan media visit, media gathering, media brief entertainment, media appreciation events, one-on-one meeting dan kitchen tour. 2012 Activities EC focused on activities to support a synergy between the holding company and its business units and to strengthen brand awareness and public perception of Bakrieland as a prominent property developer to create a sustainable image. As a regulator, advisor and coordinator, EC partners with all marketing and public relations in the business units in running the external communication programs including Media Relations, Corporate Advertisement and Marketing Events.

1. Media Relations

EC coordinates with several divisions within Bakrieland and its business units in relation to various media events. This year EC partnered with external consultants to carry out various communication programs with the media. There are 2 two approaches in the communication program, the online approach, including strategic news, straight news, feature articles and one-on- one interviews, and oline approach including blocking and countering issues, strategic stakeholders approach and feeding strategic info. EC enhanced Bakrielands media relations through media visits, gatherings, briefentertainment, appreciation events, one-on-one meetings and kitchen tours. 272 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Untuk mengetahui tingkat keberhasilan program komunikasi yang telah dijalankan, EC melakukan pengukuran terhadap pemahaman dan persepsi para pemangku kepentingan mengenai Bakrieland melalui media audit. Media audit dilakukan secara acak terhadap 40 empatpuluh orang perwakilan dari media cetak harian dan mingguan dan media online dalam dan luar negeri. Cakupan pembahasan media audit ini berhubungan dengan: Produk dan Jasa, Isu Strategis, GCG, CSR, Aksi Korporasi, dan Efektivitas Program Komunikasi. Pelaksanaan media audit secara berkala diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai positioning Bakrieland dan unit usaha yang dapat dilihat dari Perception Index Level PIL di periode Januari - Desember 2012 berada pada posisi 4.733 yang masuk pada area medium positif. Secara ringkas, hasil dari media audit 2012 adalah sebagai berikut: • Aksi Korporasi Media memiliki persepsi bahwa aksi korporasi dalam bentuk penjualan aset demi memperbaiki kinerja serta kerjasama dengan mitra strategis dipandang sebagai langkah yang tepat. Salah satu yang menjadi sorotan positif adalah mitra strategis untuk pengembangan super blok dan wahana hiburan. • Isu Strategis Peraturan tentang kepemilikan asing di Indonesia dianggap menguntungkan bagi Bakrieland karena sebagian besar produk Bakrieland ditujukan ke segmen menengah atas yang didominasi oleh warga negara asing. Sedangkan peraturan tentang Loan to Value LTV dan Down Payment DP 30 untuk tipe rumah di atas 70 To determine the level of success of the communication program, EC assesses the understanding and perception of stakeholders regarding Bakrieland through a Media Audit. The Media audit was undertaken by a random audit of 40 forty people representing printed media daily and weekly media and online media domestic and foreign. The scope of the Media Audit relates to: Product and Service, Strategic Issues, GCG, CSR, Corporate Action, and the Efectiveness of the Communication Program. A periodic media audit was expected to provide a picture about Bakrieland’s positioning and those of its business units from January to December 2012 and recorded a Perception Index Level PIL at 4,733 which falls in the medium positive area. In summary, results of the media audit 2012 are as follows: • Corporate Action Media’s perception is that the corporate action of asset sales for performance improvement and partnership with strategic partner was regarded as positive. One of the positive perceptions was the strategic partnership for the development of the super block and entertainment venue. • Strategic Issue On strategic issues in 2012, media has the perception that regulation concerning foreign investment in Indonesia is an advantage for Bakrieland because the majority of Bakrieland products are for middle- up segments which are dominated by foreigners. Meanwhile, the regulation concerning the Loan to Value LTV and Minimum Down Payment DP of 30 for type-70 houses and up is considered to Corporate Affairs Corporate Affairs 273 BAKRIELAND • Annual Report 2012 dianggap tidak memberikan dampak terhadap kinerja Bakrieland. • Good Corporate Governance Media menilai bahwa Bakrieland telah menerapkan prinsip GCG dengan baik. Sebagai perusahaan terbuka, Bakrieland juga dinilai telah mematuhi peraturan bursa secara konsisten melalui keterbukaan informasi, tepat waktu pelaporan, update keberlanjutan proyek, serta pemilihan Komisaris dan Manajemen yang profesional dalam mengelola bisnis properti terintegrasi. Persepsi tersebut timbul karena responden mengetahui bahwa Bakrieland menjalankan azas transparansi informasi dengan senantiasa memberikan laporan berkala ke otoritas pasar modal serta tidak pernah melakukan pelanggaran terhadap aturan pasar modal. Selain itu berbagai penghargaan GCG yang didapat oleh Bakrieland dari berbagai institusi turut memberikan citra positif terhadap media. • Produk dan Jasa Persepsi media tentang produk dan jasa Bakrieland tahun ini meningkat. Mayoritas media memandang Bakrieland merupakan perusahaan properti yang memiliki citra positif dibandingkan dengan perusahaan lainnya. Citra tersebut didapat dari kualitas produk yang sesuai dengan standar yang dijanjikan, nilai pengembalian investasi yang tinggi, kelengkapan fasilitas dan infrastruktur pendukung kawasan serta komitmen Bakrieland untuk selalu menyediakan ruang terbuka hijau di setiap produknya. Di sisi lain, penyelesaian proyek tepat waktu masih merupakan isu yang sangat berpengaruh terhadap pencitraan Bakrieland. have no impact on Bakrieland’s performance. • Good Corporate Governance Medias perception is that GCG has been well implemented in Bakrieland. As a public company, Bakrieland has also been considered as consistently in compliance with the stock exchange authority through information transparency, timeliness of reports, updates of project continuation, and selection of professional Commissioners and Management in running the integrated property business. The perception emerged because respondents understand that Bakrieland performs information transparency by continually providing periodic reports and has never violated regulations of stock exchange authority. Furthermore, Bakrieland has been granted several GCG awards from various institutions, contributing to a positive media image. • Products and Services The media’s perception on Bakrieland’s products and services improved this year. A vast majority of media views that Bakrieland bears a more positive image than other companies. This perception is due to product quality that meets promised standards, high return of investment value, facilities and infrastructure to support the area and the commitment to always provide green open area in every product. On the other end, project completion timeliness positively afects Bakrieland’s image. Hasil Media Audit GCG Result of GCG Media Audit 11.36 3.70 22.73 55.56 25.00 22.22 2011 2012 40.91 18.52 Selalu terbuka dan transparan dalam memberikan informasi Always open and transparent in providing information Menerima penghargaan GCG dari beberapa institusi Received GCG recognition from various institutions Tidak pernah melanggar aturan pasar modal Always in compliance with capital market regulations Progress pembangunan proyek yang transparan Transparent on project development progress 274 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 • Corporate Social Responsibility Kontinuitas pelaksanaan program CSR yang dijalankan Bakrieland berhasil memberikan persepsi positif kepada media. Mayoritas media telah mempunyai gambaran yang jelas mengenai program CSR terpadu Bakrieland Goes Green BGG. • Program Komunikasi Seluruh responden menyatakan bahwa informasi yang disampaikan oleh Corporate Afairs Bakrieland selalu mudah untuk dipahami. Hal ini berdampak positif terhadap persepsi dan hubungan baik antara Bakrieland dengan media. Di tahun-tahun mendatang diharapkan Bakrieland terus melakukan komunikasi dengan media sehingga akses informasi mengenai kinerja dan aksi korporasi lebih mudah didapat. Sementara itu apresiasi Karya Jurnalistik yang diberikan oleh Bakrieland juga mendapat respon positif dari media karena merupakan satu-satunya ajang apresiasi media yang dilakukan oleh kalangan industri properti.

2. Corporate Advertisement

Marketing Events Pada tahun 2012, kegiatan marketing advertisement dilakukan dengan pemasangan iklan baik secara rutin maupun non-rutin memasang iklan di harian Bisnis Indonesia, Investor Daily, Kontan dan Viva News. Selain itu, Bakrieland juga melakukan koordinasi dengan unit usaha untuk melakukan kegiatan pemasaran dengan menjalankan program-program seperti media luncheon bersama penerima ARYADIA 2012, buka puasa bersama media, serta menerbitkan majalah Beyond. Corporate Affairs Corporate Affairs • Corporate Social Responsibility The continuity of Bakrieland’s CSR programs succeeded in boosting a positive media perception. The vast majority of media has a clear picture about the integrated CSR program of Bakrieland Goes Green BGG. • Communication Program All respondents stated that Bakrieland Corporate Afairs always provide clear information. This has a positive impact on the perception and good relations between Bakrieland and the media. In the coming years, Bakrieland expects to continuously communicate with the media so that information on corporate performance and action can easily be accessed. Meanwhile Bakrieland’s appreciation towards journalism through the Aryadia program has granted positive response from the media, as this is the only such event for media initiated by any property company.

2. Corporate Advertisement Marketing Events

The marketing advertisement activities carried out in 2012 included routine and non-routine advertisement in Bisnis Indonesia, Investor Daily, Kontan and Viva News. In addition, Bakrieland also coordinates with business units to conduct marketing activities by implementing programs such as media luncheon with journalists who received the 2012 ARYADIA recognition, breaking fast with the media, as well as publishing the Beyond magazine. Hasil Media Audit CSR Result of CSR Media Audit 0.0 0.0 0.0 7.41 45.00 25.93 2011 2012 55.00 66.67 Program daur ulang dari Bakrieland Bakrieland recycle program Program penghematan sumber daya oleh Bakrieland Bakrieland energy saving program Program pengelolaan Ruang Terbuka Hijau Bakrieland Bakrieland open green space management program Program CSR Bakrieland Bakrieland CSR program 275 BAKRIELAND • Annual Report 2012 CSR Terpadu Sejak tahun 2008, Bakrieland telah melaksanakan program CSR terpadu yang berada di bawah payung program Bakrieland Goes Green BGG dengan tiga pilar Green Attitude, Green Architecture dan Green Operation. Sejak tahun 2010, pelaksanaan program BGG di bawah pilar Green Attitude telah dilakukan di bawah koordinasi CA. Laporan terinci mengenai kegiatan CSR dimuat secara khusus pada bab Laporan CSR pada Laporan Tahunan ini, halaman 135. Rencana 2013 Sebagai kelanjutan dari program kerja 2012, program kerja 2013 akan selaras dengan transformasi Bakrieland yang akan difokuskan pada bisnis inti yaitu sebagai pengembang properti terpadu. Maka tema dari corporate communication adalah konsolidasi dan integrasi agar tercipta relasi tanpa batas antar produk-produk Bakrieland. Tujuannya adalah untuk mempertahankan persepsi publik terhadap posisi Bakrieland sebagai suatu pengembang properti terintegrasi yang solid dan berkelanjutan secara inansial dan ramah lingkungan. Untuk mencapai tujuan tersebut, telah disusun strategi yang akan dijalankan pada tahun 2013, yaitu: 1. Membuat benang merah terhadap branding Bakrieland untuk meningkatkan kesadaran terhadap brand perusahaan dan produk- produk propertinya agar tercipta citra positif yang berkesinambungan. 2. Memperkuat posisi perusahaan dengan melakukan koordinasi antara induk Perusahaan dan unit usaha. 3. Melakukan kampanye ‘One Bakrieland’. Integrated CSR Since 2008, Bakrieland has performed the integrated CSR programs under the Bakrieland Goes Green BGG umbrella program based on three pillars: Green Attitude, Green Architecture and Green Operation. Since 2010, the BGG program under the Green Attitude program has been managed under CA coordination. Detailed report on CSR programs is described in the CSR Report section of this Annual Report on page 135. Plans for 2013 Continuing the work program in 2012, plans for 2013 will be harmonized with Bakrieland’s transformation phase, that will focus on its core business as an integrated property developer. Thus the theme of the corporate communication is consolidation and integration that create borderless relations among Bakrieland’s products. The objective is to maintain public perception over Bakrieland’s positioning as a solid and inancially sustainable as well as environmentally friendly integrated property developer. To achieve this objective, the strategy for 2013 is set as follows: 1. To generate Bakrieland’s synchronized branding and product quality to enhance brand awareness and to create a sustainable positive image. 2. To strengthen the Company’s positioning by maintaining strong coordination between the holding company and business units. 3. To support the campaign of “One Bakrieland.” Hasil Media Audit Program Komunikasi Result of Communication Program Media Audit 87.50 55.56 12.50 44.44 2011 2012 Mudah mendapatkan informasi dari Bakrieland Easy access to information from Bakrieland Tidak mudah mendapatkan informasi dari Bakrieland Diicult access to information from Bakrieland 276 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Perusahaan mengangkat Sekretaris Perusahaan yang bertugas sebagai pejabat penghubung antara Perusahaan dengan organ perusahaan dan pemangku kepentingan yang berpedoman kepada peraturan Bapepam-LK No. IX.I.4, Peraturan PT Bursa Efek Indonesia BEI No. I-A butir III.1.8 dan Lampiran II Keputusan Direksi PT BEI No. Kep-305BEJ07-2004 butir C.15. Sekretaris Perusahaan bertanggung jawab kepada Direksi serta melaporkan pelaksanaan tugasnya kepada Dewan Komisaris. Berdasarkan peraturan tersebut, Sekretaris Perusahaan mempunyai tugas pokok sebagai berikut: 1. Mengikuti perkembangan pasar modal khususnya peraturan- peraturan yang berlaku di bidang pasar modal. 2. Memberikan pelayanan kepada masyarakat atas setiap informasi yang dibutuhkan pemodal berkaitan dengan kondisi emiten atau perusahaan publik. 3. Memberikan masukan kepada Direksi Perusahaan untuk mematuhi ketentuan UU No.8 Tahun 1995 tentang pasar modal dan peraturan pelaksanaannya. 4. Sebagai penghubung antara perusahaan publik dengan Bapepam-LK dan masyarakat. 5. Menyiapkan daftar khusus yang berkaitan dengan anggota Direksi, Komisaris dan keluarganya, baik dalam Perusahaan Tercatat maupun ailiasinya yang antara lain mencakup kepemilikan saham, hubungan bisnis dan peranan lain yang menimbulkan benturan kepentingan dengan Perusahaan Tercatat. 6. Membuat daftar pemegang saham termasuk kepemilikan 5 lima perseratus atau lebih. 7. Menghadiri rapat Direksi dan membuat risalah hasil rapat. 8. Bertanggung jawab dalam penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham RUPS. Sekretaris Perusahaan Corporate Secretary The Company appointed a Corporate Secretary to act as the liaison between the Company and its corporate organs, as well as with stakeholders in accordance to Bapepam-LK Regulation No. IX.I.4, Indonesia Stock Exchange IDX Regulation No. I-A item III.1.8 and Attachment II IDX Director’s decree No. Kep-305BEJ07-2004 item C.15. The Corporate Secretary is responsible to the Board of Directors and reports his activities to the Board of Commissioners. Based on the above regulations, the main duties of the Corporate Secretary are as follows: 1. Keeps abreast of capital market developments, notably on existing capital market regulations. 2. Ofers service to the public on all information required by investors in relation to the condition of the listed company. 3. Provides inputs to company’s board of directors in complying with provisions stipulated in Law No.8 Year 1995 on the capital market and its functional regulations. 4. Acts as the public company liaison with Bapepam-LK and the public. 5. Prepares special lists of share ownership, business relationships, and other roles that may cause conlict of interests with the listed companies or its ailiated companies, in relation to members of boards of directors and commissioners and their families. 6. Prepares a list of shareholders including the 5 ive percent or above share ownership. 7. Attends boards of directors’ meetings and prepares minutes of meetings. 8. Responsible for conducting General Meetings of Shareholders GMS. 277 BAKRIELAND • Annual Report 2012 Selama 2012 Sekretaris Perusahaan melakukan berbagai kegiatan sebagai berikut: 1. Memandu Perusahaan untuk senantiasa patuh terhadap peraturan pasar modal, dan mengikuti perkembangan peraturan baru untuk selanjutnya memastikan bahwa Perusahaan mengimplementasikan peraturan- peraturan tersebut. Perusahaan menerbitkan 4 empat Laporan Keuangan dan 1 satu Laporan Tahunan. 2. Melakukan korespondensi dengan regulator pasar modal Bapepam-LK dan BEI maupun lembaga-lembaga penunjang lainnya seperti KSEI, BAE dan Wali Amanat. Korespondensi yang dilakukan selama 2012 sebanyak 64 enam puluh empat kali. 3. Memberikan keterbukaan informasi terkait Perusahaan yang disampaikan melalui pelaporan, baik yang diatur maupun tidak, antara lain dalam bentuk siaran pers, website, mailing list, dan melayani setiap kebutuhan informasi terkait kondisi Perusahaan. Siaran pers yang diterbitkan selama 2012 sebanyak 2 dua kali. 4. Mengkoordinasikan penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan RUPST. 5. Mengkoordinasikan pelaksanaan Paparan Publik Public Expose Tahunan. Akses Informasi Publik Masyarakat umum dan investor harus mempunyai kesempatan mempunyai untuk memperoleh informasi mengenai Perusahaan. Teknologi informasi yang semakin berkembang, membuat keanekaragaman sumber informasi berbasis elektronik. Kegiatan publikasi dapat diakses melalui situs www. bakrieland.com, yang memuat informasi terkini seperti kemajuan proyek, pergerakan harga saham, aksi korporasi, dan informasi lainnya. Bakrieland juga memiliki mailing list yang dapat memberikan informasi terkini kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Activities undertaken by the Corporate Secretary in 2012 are as follows: 1. Guided the Company to ensure compliance with capital market regulations, and kept tabs of new regulations to further guarantee that the Company implemented such regulations. The Company issued 4 four Financial Reports and 1 one Annual Report. 2. Conducted correspondence with Capital Market regulators Bapepam- LK and IDX and other supporting institutions such as KSEI, BAE and Trustees. There were 64 sixty four occasions of correspondence carried out in 2012. 3. Delivered transparent information related to the Company through various forms of reporting, either planned or ad hoc, among other means through press releases, the website, mailing lists, and attending to requests for information pertaining to the Company. A total of 2 two press releases were issued during 2012. 4. Coordinated the holding of the Annual General Meeting of Shareholders AGMS. 5. Coordinated the implementation of the Annual Public Expose. Public Information Access The general public and investors have the widest possible access to information about the Company at anytime through its oicial website at www.bakrieland.com, which presents recent information on project progress, share price movement, corporate actions, and other signiicant information. Bakrieland also has a mailing list which conveys up-to-date information to its relevant parties. 278 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai Perusahaan, masyarakat umum dan investor dapat menghubungi Sekretaris Perusahaan Bakrieland, Tel. 62-21 5257835, Fax. 62-21 5225063, Email: infobakrieland. com. Rencana 2013 Pada tahun 2013 mendatang, Sekretaris Perusahaan merencanakan untuk meningkatkan keikutsertaan dalam kegiatan sosialisasi, dan atau pelatihan terkait peraturan-peraturan baru pasar modal yang diselenggarakan oleh regulator maupun Asosiasi Emiten Indonesia. Proil Sekretaris Perusahaan Kurniawati Budiman lahir di Jakarta, 21 Agustus 1971, mulai menjabat sebagai Sekretaris Perusahaan Bakrieland sejak 30 Januari 2013. Bergabung di Kelompok Usaha Bakrie sejak 2005 dan sebelumnya menjabat sebagai Chief Administration Oicer Bakrieland Hotels Resorts. Meraih gelar Bachelor Administrative Studies dari York University, Toronto. Sekretaris Perusahaan Corporate Secretary For further information about the Company, the public and investors are welcome to contact the Corporate Secretary of Bakrieland, Tel. 62-21 5257835, Fax. 62-21 5225063, Email: infobakrieland.com. Plans for 2013 In the year 2013, the Corporate Secretary is planning on taking more active participation in the activity of socialization, andor training programs related to new regulations in the capital market conducted by regulator or Indonesian Listed Companies Association. Proile of Corporate Secretary Kurniawati Budiman was born in Jakarta, 21 August 1971. She assumed her position as Bakrieland’s Corporate Secretary on 30 January 2013. She joined Bakrie Group in 2005 and previously served as Chief Administration Oicer Bakrieland Hotels Resorts. She holds a Bachelor degree in Administrative Studies from York University, Toronto. 279 BAKRIELAND • Annual Report 2012 Korespondensi Bapepam-LK dan BEI | Correspondence with Bapepam-LK and IDX No Perihal Surat Kepada To Peraturan Regulation Subject Letter 1 Keterbukaan Informasi - Road Show dan Conference Bapepam-LK, IDX Bapepam-LK Regulation No. X.K.1 Information Disclosure - Road Show and Conference 2 Laporan Bulanan Registrasi Pemegang Efek per 31 Desember 2011 IDX IDX Regulation No. I-E Item III.3.4.2 Monthly Report of Exchange Registration as of 31 December 2011 3 Laporan Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum per 31 Desember 2011 Bapepam-LK, IDX Bapepam-LK Regulation No. X.K.4 Report of Fund Realization from the Public ofering as of 31 December 2011 4 Kesiapan Menjelang Jatuh Tempo Obligasi dan Sukuk IDX, Bapepam-LK Letter of BEI S-00259BEI. PPS01-2012 Preparation for maturity of Bonds and Sukuk 5 Informasi Penggantian Auditor Laporan Keuangan Bapepam-LK, IDX Bapepam-LK Regulation No. X.K.1 Information on the Change of Financial Report Auditor 6 Laporan Bulanan Registrasi Pemegang Efek per 31 Januari 2012 IDX IDX Regulation No. I-E Item III.3.4.2 Monthly Report of Exchange Registration as of 31 January 2012 7 Laporan Perubahan Kepemilikan Saham 5 atau Lebih Bapepam-LK, IDX Bapepam-LK Regulation No. X.M.1 Report of Changes of 5 Ownership or Above 8 Konirmasi Kesiapan Dana Pembayaran Kupon Obligasi I Bakrieland Development Tahun 2008 Dengan Tingkat Bunga Tetap ke-16 IDX KSEI-4082JKS0212 Conirmation of the Preparation for the 16th Bonds I Coupon of Bakrieland Year 2008 with Fixed Rate 9 Keterbukaan Informasi - Road show Conference Bapepam-LK, IDX Bapepam-LK Regulation No. X.K.1 Information Disclosure - Road Show Conference 10 Laporan Bulanan Registrasi Pemegang Efek per 29 Februari 2012 IDX IDX Regulation No. I-E Item III.3.4.2 Monthly Report of Exchange Registration as of 29 February 2012 11 Keterbukaan Informasi - Berkenaan Dengan Pembelian Saham Limitless World International Services-6 Limited Limitless-6 Bapepam-LK, IDX Bapepam-LK Regulation No. X.K.1 Information Disclosure - Related to purchasing of Limitless World International Services-6 Limited Limitless-6 stocks 12 Konirmasi Kesiapan Dana Pembayaran Cicilan Imbalan Sukuk Ijarah I Bakrieland Development Tahun 2009 Seri B Ke-11 IDX KSEI-6166JKS0312 Conirmation of the Preparation for Installment Fund Payment of the B Series 11th Sukuk Ijarah I of Bakrieland Year 2009 13 Laporan Keuangan Konsolidasian per 31 Desember 2011 Bukti Iklan Bapepam-LK, IDX Bapepam-LK Regulation No. X.K.2 Consolidated Financial Statement as of 31 December 2011 and Proof of Advertisement 14 Bukti Asli Iklan Laporan Keuangan Konsolidasian Per 31 Desember 2011 IDX IDX Regulation No. I-E Original Proof of Advertisement of Consolidated Financial Statement as of 31 December 2011 15 Bukti Asli Iklan Hasil Pemantauan Khusus Kesiapan Pembayaran Atas Sukuk Ijarah I Seri B Tahun 2009 Bakrieland Development Bapepam-LK, IDX, Wali Amanat Bapepam-LK Regulation No. IX.C.11 Original Proof of Advertisement of the Monitoring Result on the Preparation for B Series Sukuk Ijarah I Year 2009 Bakrieland Development Payment 16 Informasi Rencana Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Bapepam-LK, IDX Bapepam-LK Regulation No. IX.I.1 Information on AGMS and EGMS Plan 17 Penjelasan Terkait Transaksi Saham Bakrieland Development IDX Letter of BEI No: S-02283BEI. PPJ03-2012 Explanation of Bakrieland Development, Tbk stock Transactions 18 Laporan Bulanan Registrasi Pemegang Efek per 31 Maret 2012 IDX IDX Regulation No. I-E Item III.3.4.2 Monthly Report of Exchange Registration as of 31 March 2012 19 Laporan Realisasi penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum per 31 Maret 2012 Bapepam-LK, IDX Bapepam-LK Regulation No. X.K.4 Report of Funds Realization from the Public Ofering as of 31 March 2012 20 Bukti Iklan Pemberitahuan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Bapepam-LK, IDX, BAE, KSEI IDX Regulation No. I-E Item IV.5 Proof of Advertisement for AGMS and EGMS Announcement 280 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Korespondensi Bapepam-LK dan BEI | Correspondence with Bapepam-LK and IDX No Perihal Surat Kepada To Peraturan Regulation Subject Letter 21 Pemberitahuan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa IDX IDX Regulation No. I-E Item IV.5 Announcement of AGMS and EGMS 22 Perubahan Jadwal Atas Rencana Pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Bapepam-LK, IDX Bapepam-LK Regulation No. IX.I.1 Changes on Schedule of AGMS and EGMS Plan 23 Perubahan Jadwal Atas Rencana Pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa IDX IDX Regulation No. I-E Item IV.5 Changes on Schedule of AGMS and EGMS Plan 24 Bukti Iklan Pemberitahuan Tentang Perubahan Waktu Pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Bapepam-LK, IDX Bapepam-LK Regulation No. IX.I.1 Proof of Advertisement for Changes on Schedule of AGMS and EGMS Plan 25 Laporan Tahunan Annual Report 2011 Bapepam-LK, IDX Bapepam-LK Regulation No. X.K.6 Annual Report 2011 26 Peringatan Tertulis I IDX, Bapepam-LK Letter of BEI No. S-02613BEI. PPJ04-2012 Written Warning I 27 Laporan Keuangan Konsolidasian per 31 Maret 2012 IDX, Bapepam-LK IDX Regulation No. I-E Item III.1.6.1 Consolidated Financial Statement as of 31 March 2012 28 Laporan Bulanan Registrasi Pemegang Efek per 30 April 2012 IDX IDX Regulation No. I-E Item III.3.4.2 Monthly Report of Exchange Registration as of 30 April 2012 29 Perubahan Agenda Rapat Umum Pemegang Saham Bapepam-LK, IDX Bapepam-LK Regulation No. IX.I.1 Changes on Agenda of GMS 30 Bukti Iklan Panggilan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Bapepam-LK, IDX IDX Regulation No. I-E Item IV.5 Proof of Advertisement for AGMS Invitation 31 Bukti Iklan Panggilan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan IDX IDX Regulation No. I-E Item IV.5 Proof of Advertisement for AGMS Invitation 32 Konirmasi Kesiapan Dana Pembayaran Kupon Obligasi I Bakrieland Development Tahun 2008 Dengan Tingkat Bunga Tetap Ke-17 IDX KSEI-11891JKS0512 Conirmation of the Preparation for the 17th Bonds I Coupon of Bakrieland Development Year 2008 with Fixed Rate 33 Keputusan RUPS Tahunan dan Bukti Iklan Bapepam-LK, IDX Bapepam-LK Regulation No. IX.I.1 AGMS Resolution and Proof of Advertisement 34 Keputusan RUPS Tahunan Bakrieland Development IDX IDX Regulation No. I-E Item IV.6 Bakrieland Development AGMS Resolution 35 Laporan Bulanan Registrasi Pemegang Efek per 31 Mei 2012 IDX IDX Regulation No. I-E Item III.3.4.2 Monthly Report of Exchange Registration as of 31 May 2012 36 Bukti Iklan Hasil Pemantauan Tahunan Pemeringkatan Bapepam-LK, IDX, Wali Amanat Bapepam-LK Regulation No. IX.C.11 Proof of Advertisement of Annual Rank Monitoring 37 Permintaan Penjelasan atas Penelaahan Laporan Keuangan per 31 Desember 2011 dan 31 Maret 2012 IDX, Bapepam-LK Letter of IDX No. S-04181BEI. PPS062012 Request for Explanation Financial Statement Review as of 31 December 2011 and 31 March 2012 38 Laporan Perubahan Kepemilikan Saham 5 atau Lebih Bapepam-LK, IDX Bapepam-LK Regulation No. X.M.1 Report of Changes of 5 Ownership or Above 39 Kesiapan Menjelang Jatuh Tempo Sukuk Ijarah I Bakrieland Development Tahun 2009 Seri B IDX, Bapepam-LK Letter of IDX S-00259BEI. PPS01-2012 Preparation on Maturity of Sukuk Ijarah I Bakrieland Development Year 2009 B Series 40 Laporan Perubahan Kepemilikan Saham 5 atau Lebih Bapepam-LK, IDX Bapepam-LK Regulation No. X.M.1 Report of Changes of 5 Ownership or Above 41 Konirmasi Pelaksanaan Pelunasan Pokok Sukuk Seri B dan Cicilan Imbalan Sukuk Ijarah I Bakrieland Development Tahun 2009 ke-12 IDX KSEI-15169JKS0612 Conirmation on Realization Principle Fund Payment B Series Sukuk and 12th Installment Fund Payment Sukuk Ijarah I Bakrieland Development Year 2009 281 BAKRIELAND • Annual Report 2012 Korespondensi Bapepam-LK dan BEI | Correspondence with Bapepam-LK and IDX No Perihal Surat Kepada To Peraturan Regulation Subject Letter 42 Laporan Bulanan Registrasi Pemegang Efek per 30 Juni 2012 IDX IDX Regulation No. I-E Item III.3.4.2 Monthly Report of Exchange Registration as of 30 June 2012 43 Laporan Keuangan Konsolidasian per 30 Juni 2012 Bukti Iklan Bapepam-LK, IDX Bapepam-LK Regulation No. X.K.2 Consolidated Financial Statement as of 30 June 2012 and Proof of Advertisement 44 Penyampaian Bukti Iklan Laporan Keuangan konsolidasian per 30 Juni 2012 IDX IDX Regulation No. I-E Delivery Proof of Advertisement of Consolidated Financial Statement 45 Laporan Bulanan Registrasi Pemegang Efek per 31 Juli 2012 IDX IDX Regulation No. I-E Item III.3.4.2 Monthly Report of Exchange Registration as of 31 July 2012 46 Bukti Iklan Hasil Pemantauan Khusus Pemeringkatan Obligasi I Seri B Tahun 2008 Bapepam-LK, IDX Bapepam-LK Regulation No. IX.C.11 Proof of Advertisement Ranks Special Monitoring Result Bonds I Year 2008 B Series 47 Konirmasi Kesiapan Dana Pembayaran Kupon Obligasi I Bakrieland Development Tahun 2008 Dengan Tingkat Bunga Tetap ke-18 IDX KSEI-20185JKS0812 Conirmation on the Preparation for the 18th Bonds I Coupon of Bakrieland Development Year 2008 with Fixed Rate 48 Permintaan Konirmasi Tentang Pemberitaan di Media Masa Bapepam-LK Letter of Bapepam-LK No. S-10517BL2012 Request for Conirmation on News in Media 49 Laporan Bulanan Registrasi Pemegang Efek per 31 Agustus 2012 IDX IDX Regulation No. I-E Item III.3.4.2 Monthly Report of Exchange Registration as of 31 August 2012 50 Permintaan Penjelasan IDX, Bapepam-LK Letter of IDX No. S-06583BEI. PPS09-2012 Request for Explanation 51 Bukti Iklan Hasil Pemantauan Khusus Pemeringkatan Obligasi I Seri B Tahun 2008 Bapepam-LK, IDX Bapepam-LK Regulation No. IX.C.11 Proof of Advertisement Ranks Special Monitoring Result Bonds I Year 2008 B Series 52 Laporan Bulanan Registrasi Pemegang Efek per 30 September 2012 IDX IDX Regulation No. I-E Item III.3.4.2 Monthly Report of Exchange Registration as of 30 September2012 53 Permintaan Penjelasan Mengenai Laporan Keuangan per 30 Juni 2012 IDX, Bapepam-LK Letter of IDX No. S-06989BEI. PPS10-2012 Request for Explanation on Financial Statement as of 30 June 2012 54 Permintaan Penjelasan IDX, Bapepam-LK IDX Regulation No. I-E Item II.4 Request for Explanation 55 Laporan Keuangan Konsolidasian per 30 September 2012 IDX, Bapepam-LK IDX Regulation No. I-E Item III.I.6.1 Consolidated Financial Statement as of 30 September 2012 56 Laporan Bulanan Registrasi Pemegang Efek per 31 Oktober 2012 IDX IDX Regulation No. I-E Item III.3.4.2 Monthly Report of Exchange Registration as of 31 October 2012 57 Permintaan Konirmasi Tentang Pemberitaan di Media Massa IDX Letter of IDX No. S-077007BEI. PPJ11-2012 Request for Conirmation on News in Media 58 Publik Expose Tahunan Bakrieland Development IDX, Bapepam-LK IDX Regulation No. I-E Item V.4.1 Bakrieland Development Annual Public Expose 59 Informasi Data HutangKewajiban Dalam Bentuk Valuta Asing Bapepam-LK S-13262BL2012 dan SE-02 BL2009 Information of Debt Liabilities in Foreign Currency 60 Konirmasi Kesiapan Dana Pembayaran Kupon Obligasi I Bakrieland Development Tahun 2008 Seri B Dengan Tingkat Bunga Tetap ke-19 IDX KSEI-26535JKS1112 Conirmation on the Preparation for the 19th Bonds I Coupon of Bakrieland Development Year 2008 with Fixed Rate 61 Penyampaian Materi Public Expose Tahunan IDX IDX Regulation No. I-E Item V.4.2 Release of Public Expose Material 62 Laporan Bulanan Registrasi Pemegang Efek per 30 Nopember 2012 IDX IDX Regulation No. I-E Item III.3.4.2 Monthly Report of Exchange Registra- tion as of 30 November 2012 63 Penyampaian Hasil Public Expose Tahunan IDX IDX Regulation No. I-E Item V.4.4 Release of Public Expose 64 Laporan Perubahan Kepemilikan Saham 5 atau Lebih Bapepam-LK, IDX Bapepam-LK Regulation No. X.M.1 Report of Changes of 5 Ownership or Above 282 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Hubungan Investor merupakan suatu tanggung jawab manajemen strategis yang memadukan aspek keuangan, komunikasi, pemasaran, dan kepatuhan atas peraturan pasar modal yang memungkinkan terciptanya komunikasi dua arah paling efektif antara perusahaan, masyarakat keuangan, dan pihak-pihak lain, yang akhirnya berpengaruh atas terbentuknya penilaian yang wajar atas saham perusahaan. Hubungan Investor memberikan gambaran yang tepat mengenai kinerja dan prospek perusahaan kepada investor maupun calon investor. Aktivitas Hubungan Investor yang efektif akan memberikan pengaruh yang positif terhadap nilai perusahaan secara keseluruhan. Hubungan investor dibutuhkan di perusahaan yang sudah go public, dan memiliki saham danatau obligasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Para investor sebagai pembeli saham harus selalu di update tentang informasi perusahaan. Hubungan Investor mempunyai tugas sebagai berikut: 1. Menjalin komunikasi dan hubungan yang baik dengan masyarakat keuangan investor, analis, dan media. 2. Mengikuti perkembangan bursa saham dan memberikan saran kepada manajemen terkait dengan saham perusahaan. 3. Menyediakan informasi mengenai kondisi perusahaan kepada masyarakat keuangan. 4. Memberikan jawaban atas berbagai pertanyaan khususnya bidang keuangan. Hubungan Investor Investor Relations Investor Relations is a strategic management function that integrates inance, communications, marketing and compliance with capital market regulations, allowing the creation of efective two-way communication between Company and other companies, the inancial community, and other parties as well as ultimately inluencing the formation of a reasonable valuation of company shares. Investor Relations gives an accurate picture of Company performance and prospects to investors or prospective investors. Therefore, efective Investor Relations activities will provide a positive inluence on overall Company value. Investor relations is required for all public companies, that is for those having stocks andor bonds listed on the Indonesia Stock Exchange. Investors as buyers of shares shall always receive information updates about the Company. The main duties of Investor Relations are: 1. To build good relations with the inancial community investors, analysts, and the media. 2. To observe stock market developments and give advice to management concerning the company shares. 3. To provide information regarding the company’s condition to the inancial community. 4. To respond to any questions related with inance. 283 BAKRIELAND • Annual Report 2012 Sebagai perusahaan publik yang menjunjung tinggi aspek keterbukaan informasi, Bakrieland senantiasa berusaha meningkatkan kualitas dan akses informasi kepada para analis dan investor. Bakrieland berusaha membangun citra yang baik melalui pengembangan hubungan dengan investor dan analis baik secara interaktif maupun penyampaian informasi berkala, terutama yang berkaitan dengan kinerja dan prospek Perusahaan. Penyampaian informasi kepada investoranalis dilakukan melalui kegiatan road show, analyst meeting, investor conference, dan media komunikasi lainnya. Sebagai bentuk kepedulian yang tinggi terhadap kegiatan Hubungan Investor, setiap road show dengan para analisfund manager juga dihadiri oleh CEO dan atau CFO Perusahaan. Secara umum tidak terdapat perubahan cakupan tugas yang dilakukan oleh Hubungan Investor. Kegiatan pokok yang dilakukan selama tahun 2012, yaitu: 1. Mengadakan rapat dengan investor analis sebanyak 84 delapan puluh empat kali. 2. Menghadiri Trimegah Investor Gathering dan UBS Indonesia Conference. 3. Memberikan masukan kepada manajemen terkait perkembangan bursa saham dan saham Perusahaan. 4. Melakukan korespondensi dan menjawab pertanyaan yang berasal dari masyarakat keuangan. Bakrieland is constantly making eforts to improve the quality and access of information to business analysts and investors, and to maintain its integrity as a public company that upholds the principle of information disclosure. In the course of developing relations with investors and analysts interactively or through the release of periodic information, particularly with regard to Company performance and prospects, Bakrieland has successfully built an excellent image. The release of information to investors and analysts are conducted through road shows, analyst meetings, investor conferences, and through other media of communication. As a form of high concern towards Investor Relation activities, every road show with analysts and fund managers is also attended by the Company CEO andor the Director of Finance. In general there are no changes in the scope of tasks performed by Investor Relations from last year. The main activities conducted throughout 2012 were: 1. Conducted a total of 84 eighty four meetings with investors analysts. 2. Attended Trimegah Investor Gathering and UBS Indonesia Conference. 3. Provided input to management in regards to the stock exchange and the Company stock movements. 4. Performed correspondence and responded to inquiries from the inancial community. 284 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Jumlah rapat dengan analisinvestor di tahun 2012 relatif sama dengan tahun 2011. Minat analisinvestor terhadap Perusahaan masih tetap tinggi, terbukti dari jumlah pertemuan yang masih di atas 50 lima puluh kali. Selain itu, para analis juga memberikan respon positif terhadap keterbukaan informasi yang dilakukan oleh Perusahaan, hal ini terlihat dari jumlah laporan riset analis yang mencapai 8 delapan laporan, 2 dua diantaranya dikeluarkan oleh institusi sekuritas asing. Rencana 2013 Selain melanjutkan hal-hal yang telah dilakukan selama tahun 2012, Hubungan Investor juga akan meningkatkan pertemuan dengan para investor, analis dan media, serta meningkatkan kualitas laporan. Hal ini dilakukan untuk lebih meningkatkan pemahaman masyarakat atas properti yang dimiliki dan dikelola oleh Bakrieland. The number of meetings with analysts investors in 2012 was similar to the number of meetings in 2011. The interest of analystsinvestors towards the Company remains high, shown from the more than 50 ifty meetings held during the year. In addition, analysts gave a positive response to the Company’s continuous transparency, as indicated by the number of analyst research reports, with 8 eight reports, 2 two of which were issued by foreign securities institutions. Plans for 2013 In addition to continuing with on- going activities, Investor Relations is determined to further increase the frequency of meetings with investors, analysts and media, as well as to improve the quality of reporting. These eforts are done to further improve the public’s understanding of properties owned and managed by Bakrieland. 285 BAKRIELAND • Annual Report 2012 Rapat dengan Analis dan Manajer Investasi Meetings with Analysts and Investment Managers in 2012 No. Tanggal | Date Institusi | Institution Negara | Country 1 13 Januari 2012 UBS Securities Indonesia Indonesia 2 16 Januari 2012 CLSA Indonesia Indonesia 3 17 Januari 2012 BNI Securities Indonesia 4 18 Januari 2012 BNP Paribas Securities Indonesia Indonesia 5 18 Januari 2012 Macquarie Securities Indonesia 6 19 Januari 2012 Mandiri Sekuritas Indonesia 7 31 Januari 2012 D.E. Shaw Co India 8 06 Februari 2012 Pyramis Global USA 9 06 Februari 2012 BNP Paribas Securities Indonesia Indonesia 10 07 Februari 2012 Religare Capital Markets Singapore 11 20 Februari 2012 BNP Paribas Securities Hong Kong 12 21 Februari 2012 Credit Suisse Indonesia 13 23 Februari 2012 Standard Life United Kingdom 14 24 Februari 2012 Deutsche Bank Indonesia 15 08 Maret 2012 Bahana Investment Indonesia 16 14 Maret 2012 CIMB Securities Singapore 17 14 Maret 2012 Central Asset Singapore 18 21 Maret 2012 Cheyne Capital United Kingdom 19 21 Maret 2012 CIMB Securities Singapore 20 22 Maret 2012 Manulife Indonesia 21 28 Maret 2012 Tigfunds USA 22 18 April 2012 Basso Capital Hong Kong 23 18 April 2012 D.E. Shaw Co Hong Kong 24 19 April 2012 Morgan Stanley Asia Indonesia Indonesia 25 24 April 2012 SC Lowy Financial Ltd Hong Kong 26 25 April 2012 Cube Capital Hong Kong 27 03 Mei 2012 CIM Investment Singapore 28 08 Mei 2012 Sc Lowy Financial Ltd Hong Kong 29 10 Mei 2012 D.E. Shaw Co Hong Kong 30 10 Mei 2012 Sc Lowy Financial Ltd Hong Kong 31 11 Mei 2012 Sc Lowy Financial Ltd Hong Kong 32 14 Mei 2012 Batavia Prosperindo Indonesia 33 15 Mei 2012 Alpine RE Fund USA 34 23 Mei 2012 CLSA Indonesia Indonesia 35 31 Mei 2012 Religare Capital Markets Singapore 36 31 Mei 2012 Credit-Suisse Hong Kong 37 31 Mei 2012 Och-Zif Hong Kong 38 31 Mei 2012 Value Partners Hong Kong 39 31 Mei 2012 Highbridge Hong Kong 40 20 Juni 2012 Dalton Investment China 41 20 Juni 2012 Dalton Investment Japan 286 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 No. Tanggal | Date Institusi | Institution Negara | Country 42 20 Juni 2012 Kim Eng Securities Indonesia 43 28 Juni 2012 ELB holders, arranged by Credit Suisse CS Hong Kong 44 13 Juli 2012 Value Partners Hong Kong 45 13 Juli 2012 Credit Suisse Hong Kong 46 13 Juli 2012 Whitebox Advisors Hong Kong 47 13 Juli 2012 BFAM Partners Hong Kong 48 13 Juli 2012 Pine River Capital Hong Kong 49 25 Juli 2012 UBS Securities Indonesia Indonesia 50 25 Juli 2012 Henderson Global Singapore 51 09 Agustus 2012 Clearwater Capital Hong Kong 52 09 Agustus 2012 Cube Capital Hong Kong 53 16 Agustus 2012 Prana Capital Singapore 54 28 Agustus 2012 Fidelity Management USA 55 29 Agustus 2012 Credit Suisse Hong Kong 56 29 Agustus 2012 Claren Road USA 57 05 September 2012 Arch Advisory Malaysia 58 05 September 2012 BAML Singapore 59 05 September 2012 Credit Suisse Securities Indonesia 60 12 September 2012 Samuel Sekuritas Indonesia 61 13 September 2012 BNI Securities Indonesia 62 21 September 2012 GMT Aset Manajemen Indonesia 63 27 September 2012 Cube Capital Hong Kong 64 09 Oktober 2012 Deutsche Bank Singapore 65 10 Oktober 2012 Cube capital Hong Kong 66 10 Oktober 2012 Ice Canyon USA 67 11 Oktober 2012 Cowell Lee Advisors Ltd Hong Kong 68 16 Oktober 2012 UOB Asset Management Singapore 69 18 Oktober 2012 Claren Road Hong Kong 70 31 Oktober 2012 Cube Capital Hong Kong 71 31 Oktober 2012 Religare Capital Markets Hong Kong 72 05 November 2012 OSK Nusadana Securities Indonesia 73 05 November 2012 Alpheus Advisors Greece 74 08 November 2012 Sc Lowy Financial Ltd Hong Kong 75 20 November 2012 Cowell Lee Advisors Ltd Hong Kong 76 21 November 2012 Greenday Capital Australia 77 23 November 2012 LIM Advisors Ltd Hong Kong 78 30 November 2012 Debtwire Singapore 79 30 November 2012 BNI Securities Indonesia 80 07 Desember 2012 Growth Investments Management Hong Kong 81 07 Desember 2012 Argyle Street Management Hong Kong 82 07 Desember 2012 Abu Dhabi Investment Authority Uni Arab Emirates 83 14 Desember 2012 Cowell Lee Advisors Ltd Hong Kong 84 19 Desember 2012 Daiwa Capital Markets Hong Kong 287 BAKRIELAND • Annual Report 2012 Laporan Riset Research Reports Forum Investor Konferensi Investor Forum Conference No. Tanggal | Date Institusi | Institution Rekomendasi | Recommendation 1 17 Januari 2012 Bahana Securities Sell 2 16 Februari 2012 Batavia Prosperindo Sekuritas Buy 3 22 Februari 2012 BNP Paribas Securities Indonesia Buy 4 28 Februari 2012 UBS Securities Indonesia Hold 5 06 Maret 2012 BNI Securities Buy 6 12 Juni 2012 Religare Capital Markets Buy 7 28 Juni 2012 EVA Dimensions Sell 8 02 Juli 2012 Mandiri Sekuritas Buy No. Tanggal | Date Subyek | Subject Lokasi | Location 1 12 Januari 2012 Trimegah Investor Gathering Jakarta 2 6-7 Maret 2012 UBS Indonesia Conference Jakarta 288 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Laporan Komite Audit Audit Committee Report Kepada Yth: Dewan Komisaris PT Bakrieland Development Tbk. Wisma Bakrie 1, Lantai 7 Jalan HR Rasuna Said Kav B-1 Jakarta 12920 Laporan Tahunan Pelaksanaan Kegiatan Komite Audit Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 hingga tanggal Laporan Tahunan. Komite Audit adalah sebuah Komite yang dibentuk oleh Dewan Komisaris sesuai dengan peraturan Bapepam-LK No. KEP-29PM2004 dengan lampiran peraturan No. IX.I.5 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit serta Peraturan Bursa Efek Indonesia No. KEP. 305BEJ07-2004 tentang Perusahaan Tercatat wajib memiliki Komite Audit. Pada tanggal 7 Desember 2012 Bapepam-LK menerbitkan surat keputusan No.KEP-643BL2012 dengan lampiran peraturan No. IX.I.5 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit yang berlaku pada tahun 2013, Komite Audit sedang mengkaji peraturan baru tersebut dan akan mulai menerapkannya pada tahun 2013. Tugas Komite Audit di PT. Bakrieland Development Tbk Perusahaan antara lain adalah: a. Melakukan oversight atas Laporan Keuangan yang akan dikeluarkan oleh Perusahaan sebelum dipublikasikan. b. Melakukan oversight atas kecukupan proses pemeriksaan yang dilakukan oleh Auditor Internal maupun Eksternal. c. Bersama dengan Komite Pemantau Risiko, memantau efektivitas pelaksanaan sistem manajemen risiko perusahaan. To: Board of Commissioners PT Bakrieland Development Tbk Wisma Bakrie 1, 7 th Floor HR Rasuna Said Kav B-1 Jakarta 12920 The Audit Committee Annual Activity Report for Period Ended 31 December 2012 Until Date of Annual Report. The Audit Committee is established by the Board of Commissioners in accordance with Bapepam-LK Regulation No KEP-29PM2004 with Attached Regulation No. IX.I.5 on the Establishment of the Audit Committee and its Working Guidelines, and Indonesia Stock Exchange Regulation No. KEP. 305BEJ07-2004 on the Obligation of Listed Companies to Establish an Audit Committee. On 7 December 2012, Bapepam-LK issued Directive No.KEP-643BL2012 with Attached Regulation No. IX.I.5 on the Establishment of the Audit Committee and its Working Guidelines which shall enter into force in 2013. The Audit Committee is currently reviewing this new regulation and shall begin to apply it in 2013. Duties of the Audit Committee in PT Bakrieland Development Tbk include the following: a. Oversee Financial Statements prepared by the Company before they are published. b. Oversee the adequacy of the assessment process carried out both by the Internal and External Auditors. c. Jointly with the Risk Monitoring Committee, keep track of the efectiveness in implementing the Company’s Risk Management System. 289 BAKRIELAND • Annual Report 2012 d. Memantau kepatuhan Perusahaan terhadap peraturan perundang undangan termasuk di Pasar Modal dan peraturan perundangan lainnya yang berhubungan dengan kegiatan Perusahaan. Komite Audit Perusahaan untuk periode tahun 2012 terdiri dari 3 tiga orang anggota yang independen sebagai berikut: 1. Kanaka Puradiredja Ketua Komisaris Independen 2. Mohamad Hassan Anggota Profesional Independen 3. Soenarso Soemodiwirjo Anggota Profesional Independen Pada tahun 2012, Komite Audit menyelenggarakan 9 sembilan kali rapat formal, dengan tingkat kehadiran Kanaka Puradiredja 100, Mohamad Hassan 78, dan Soenarso Soemodiwirjo 78. Kegiatan dalam rapat formal tersebut adalah sebagai berikut: 1. Membahas pelaksanaan dan penyelesaian audit Laporan Keuangan Perusahaan tahun 2011 dengan Auditor Eksternal serta isu-isu yang terkait dengan Laporan Keuangan tersebut. 2. Membahas perencanaan audit dengan Auditor Eksternal atas Laporan Keuangan Perusahaan tahun 2012. 3. Bersama dengan Manajemen, memperbaharui kebijakan pemilihan Auditor Eksternal dan membahas kinerja Auditor Eksternal dalam pelaksanaan audit Laporan Keuangan Perusahaan tahun 2011. 4. Membahas Laporan Keuangan Triwulanan Perusahaan tahun 2012 sebelum dipublikasikan. d. Monitor Company compliance with existing laws and regulations, including in the Capital Market and other regulatory framework related to Company activities. The Company Audit Committee for 2012 consists of 3 three independent members as presented below: 1. Kanaka Puradiredja Chairman Independent Commissioner 2. Mohamad Hassan Member Independent Professional 3. Soenarso Soemodiwirjo Member Independent Professional In 2012, the Audit Committee has convened 9 nine formal meetings, with 100 attendance from Kanaka Puradiredja, and 78 attendance from Mohamad Hassan and Soenarso Soemodiwirjo. These formal meetings focused on the following agendas: 1. Discussion on the implementation and completion of the Company inancial audit in 2011 with the External Auditor, and issues related to the Financial Statements. 2. Discussion on the audit plan with the External Auditor of the Company Financial Statements in 2012. 3. Together with management, reformulate the External Auditor selection policy and discuss on External Auditor performance in carrying out the audit of Company Financial Statements for 2011. 4. Discussion on the Company’s Quarterly Financial Statements for 2012 before they are published. 290 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 5. Membahas pelaksanaan audit oleh Auditor Internal tahun 2012 dan perencanaan audit tahun 2013. 6. Membahas isu perpajakan dan isu legal Perusahaan dan, bersama- sama dengan Komite Kebijakan GCG, mengkaji kepatuhan anggaran dasar Perusahaan terhadap perundang-undangan yang berlaku. 7. Bersama-sama dengan Komite Pemantau Risiko, membahas proses pengidentiikasian dan pengukuran risiko dalam proses penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasian Perusahaan. 8. Bersama-sama dengan Komite Kebijakan GCG, membahas implementasi dari Corporate Social Responsibility CSR Perusahaan tahun 2011 dan perencanaan CSR tahun 2012. Jakarta, 31 Januari 2013 Laporan Komite Audit Audit Committee Report Mohamad Hassan Anggota Member Soenarso Soemodiwirjo Anggota Member Kanaka Puradiredja Ketua Chairman 5. Discussion on the audit process conducted by the Internal Audit in 2012 and on the audit plan for 2013. 6. Discussion on tax and legal issues confronting the Company, and together with the GCG Policy Committee conducted a compliance assessment of Company Statute with existing laws and regulations. 7. Together with the Risk Monitoring Committee discussed on the identiication and measurement of corporate risks for preparing the Company Consolidated Financial Statements. 8. In cooperation with the GCG Policy Committee discussed on the implementation of Company CSR Corporate Social Responsibility for 2011 and CSR plan for 2012. Jakarta, 31 January 2013 291 BAKRIELAND • Annual Report 2012 Laporan Komite Pemantau Risiko Risk Monitoring Committee Report Kepada Yth: Dewan Komisaris PT Bakrieland Development Tbk Wisma Bakrie 1, Lantai 7 Jalan HR Rasuna Said Kav B-1 Jakarta 12920 Laporan Tahunan Pelaksanaan Kegiatan Komite Pemantau Risiko Untuk Periode Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 Hingga Tanggal Laporan Tahunan Komite Pemantau Risiko dalam melakukan tugasnya berpedoman pada Piagam Komite Pemantau Risiko KPR yang disahkan pada tanggal 15 November 2008. Tugas KPR adalah sebagai berikut : 1. Memberikan masukan kepada Dewan Komisaris tentang masalah- masalah pengelolaan risiko. 2. Mengevaluasi sistem pengelolaan risiko dan pengawasan intern. 3. Menyediakan informasi kepada Dewan Komisaris masalah-masalah terkait sebagai langkah melakukan antisipasi risiko. Komite Pemantau Risiko diketuai oleh seorang Komisaris Independen. Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, KPR bertindak secara profesional dan independen, tanpa campur tangan dari pihak manapun. Susunan Komite Pemantau Risiko untuk periode 2012 ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Dewan Komisaris No. 158SKKOM-BLDHISX07 sebagai berikut : 1. Lukman Purnomosidi Ketua Komisaris Independen 2. Supartono Anggota Komisaris Kegiatan yang dilakukan KPR dalam membantu Dewan Komisaris adalah melakukan pemantauan atas penerapan Enterprise Risk Management ERM dan pembahasan berbagai potensi risiko usaha, yang meliputi antara lain To: Board of Commissioners PT Bakrieland Development Tbk Wisma Bakrie 1, 7 th Floor HR Rasuna Said Kav B-1 Jakarta 12920 The Risk Monitoring Committee Annual Activity Report for Period Ended at 31 December 2012 until Date of Annual Report. In performing its task, the Risk Monitoring Committee is guided by the Risk Monitoring Committee Charter, legalized on 15 November 2008. Duties of the RMC are as follows : 1. To assist the Board of Commissioners on risk management issues. 2. To evaluate risk management systems and internal control. 3. To provide information to the Board of Commissioners on related issues as a step to mitigate risks. The Risk Monitoring Committee is chaired by an Independent Commissioner. In the discharging of its duties and responsibilities, RMC acts in a professional and independent manner, without intervention from any parties. The membership of the Risk Monitoring Committee for 2012 is determined based on the Board of Commissioners Decree No. 158SKKOM-BLDHISX07 and is as follows: 1. Lukman Purnomosidi Chairman Independent Commissioner 2. Supartono Member Commissioner In assisting the Board of Commissioners, the Risk Monitoring Committee, among other matters, monitors the implementation of Enterprise Risk Management ERM and holds discussions on various 292 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 risiko operasional, keuangan, hukum, dan risiko pasar, berikut rekomendasi langkah-langkah mitigasi. Secara operasional, kegiatan pengelolaan risiko Perusahaan dilakukan oleh Divisi Corporate Risk Management Compliance CRMC. Selama tahun 2012, Komite Pemantau Risiko telah mengadakan rapat sebanyak 4 empat kali rapat dengan tingkat kehadiran Bapak Lukman Purnomosidi 100 dan Bapak Supartono 100. Rapat yang diadakan Komite Pemantau Risiko termasuk rapat gabungan dengan Komite Audit Bakrieland. Adapun pokok-pokok pembahasan antara lain membahas mengenai hasil re-assessment pembangunan tol Pejagan-Pemalang, risk assessment proses penyusunan laporan keuangan, persiapan risk assessment divisi di Bakrieland Holding, dan koordinasi bersama divisi CRMC. Komite Pemantau Risiko melakukan penelaahan secara keseluruhan pelaksanaan manajemen risiko dan diperoleh hasil antara lain sebagai berikut: - Berdasarkan hasil dari re- assessment pembangunan tol Pejagan – Pemalang, beberapa risiko yang telah diklasiikasikan dalam kategori besar, sedang dan kecil mengalami penyesuaian sesuai kondisi saat ini. Sehingga beberapa rencana tindak lanjut baru juga dibuat untuk dijalankan oleh pemilik risiko. - Komite Pemantau Risiko bersama- sama dengan Komite Audit menilai bahwa hasil risk assessment atas proses penyusunan laporan keuangan harus ditindaklanjuti bersama oleh Bakrieland Holding dan unit usaha. Hal ini diperlukan untuk semakin meningkatkan kualitas laporan keuangan Perusahaan. Laporan Komite Pemantau Risiko Risk Monitoring Committee Report potential business risks that cover operational risks, inancial risks, legal risks and market risks, along with recommendations for risk mitigation. Company risks are essentially managed by the Corporate Risk Management Compliance CRMC Division. In 2012, the Risk Monitoring Committee held 4 four meetings with 100 attendance from both Mr. Lukman Purnomosidi and Mr. Supartono. Meetings convened by the Risk Monitoring Committee include joint meetings with Bakrieland’s Audit Committee. Discussions among others touched on the outcomes of the re- assessment of the Pejagan-Pemalang toll road construction, risk assessment for the compilation of Company inancial statements, preparations necessary for the risk assessment of divisions at Bakrieland Holding, and joint coordination with the CRMC Division. The Risk Monitoring Committee performs an overall assessment of risk management implementation, leading to the following outcomes: - Based on re-assessment results on the Pejagan-Pemalang toll road construction, several risks categorized as high, medium and low risks underwent the necessary adjustments according to the current situation. Hence, several new follow-up plans have been drawn up to be implemented by the respective risk owners. - The Risk Monitoring Committee together with the Audit Committee saw the need to follow up on the risk assessment results related to the preparation of the inancial statements to be done jointly between Bakrieland Holding and business units. This is necessary to further improve the quality of these inancial reports. 293 BAKRIELAND • Annual Report 2012 - Komite Pemantau Risiko mendukung dilaksanakannya risk assessment untuk divisi-divisi di Bakrieland Holding. Sampai dengan tahun 2012, risk assessment dilaksanakan terhadap 3 tiga divisi. Dari risk assessment divisi tersebut, akan dibuat laporan konsolidasi atas hasil risk assessment sehingga dapat memberikan masukan atas potensi risiko usaha yang dihadapi Perusahaan. - Perusahaan melalui divisi CRMC secara aktif melakukan transaction- based risk management melalui review dan penelaahan atas transaksi yang akan dilakukan Perusahaan. Review yang dilakukan antara lain terhadap proyek- proyek baru yang akan dimintakan persetujuan kepada Direksi, transaksi-transaksi perbankan, perjanjian-perjanjian kontrak atau kerjasama dengan pihak ketiga, dan corporate action yang akan dilaksanakan Perusahaan. Komite Pemantau Risiko sangat mendukung peningkatan jumlah transaksi yang ditelaah selama tahun 2012. Jakarta, Februari 2012 Lukman Purnomosidi Ketua Chairman Supartono Anggota Member - The Risk Monitoring Committee supports the implementation of the risk assessment process for divisions within Bakrieland Holding. By 2012, risk assessments were conducted for 3 three divisions. From these division risk assessments, a consolidated report shall be prepared on the risk assessment results in order to provide inputs on potential business risks that the Company must deal with. - Through the CRMC division, the Company actively adopts the transaction-based risk management approach by reviewing and assessing transactions that the Company will be engaged in. Reviews among others were conducted on new projects requiring BOD approval, banking transactions, contract or cooperation agreements with third parties, and corporate actions that the Company wishes to undertake. The Risk Monitoring Committee helped ensure the review of an increasing number of transactions in 2012. Jakarta, February 2012 294 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Laporan Komite Nominasi dan Remunerasi Nomination and Remuneration Committee Report Kepada Yth: Dewan Komisaris PT Bakrieland Development Tbk. Wisma Bakrie 1, Lantai 7 Jalan HR Rasuna Said Kav B-1 Jakarta 12920 Laporan Tahunan Pelaksanaan Kegiatan Komite Nominasi dan Remunerasi untuk Periode yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 hingga Tanggal Laporan Tahunan. Anggaran Dasar Perusahaan menyebutkan bahwa remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham RUPS dan pelaksanaannya didelegasikan kepada Dewan Komisaris. Oleh karena itu, Dewan Komisaris membentuk Komite Nominasi dan Remunerasi pada tanggal 2 Oktober 2007 guna membantu Dewan Komisaris dalam hal perumusan sistem nominasi dan remunerasi Perusahaan. Susunan anggota Komite Nominasi dan Remunerasi selama tahun 2012 yang ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Dewan Komisaris No. 02A SK-KOMBLDVII2009 adalah sebagai berikut: 1. Lukman Purnomosidi Ketua Komisaris Independen 2. Bambang Irawan Hendradi Anggota Presiden Komisaris 3. Supartono Anggota Komisaris To: Board of Commissioners PT Bakrieland Development Tbk Wisma Bakrie 1, 7 th Floor HR Rasuna Said Kav B-1 Jakarta 12920 The Nomination Remuneration Committee Annual Activity Report for the Period Ended at 31 December 2012 until Date of Annual Report. The Company’s Articles of Association state that the remuneration of the Board of Commissioners and the Board of Directors shall be determined by the General Meeting of Shareholders GMS and its implementation is delegated to the Board of Commissioners. Therefore, the Board of Commissioners established the Nomination and Remuneration Committee on 2 October 2007 to assist the Board of Commissioners in formulating nomination and remuneration systems for the Company. In 2012, members of the Nomination and Remuneration Committee appointed under the Board of Commissioners’ Decree No. 02ASK- KOMBLDVII2009 are as follows: 1. Lukman Purnomosidi Chairman Independent Commissioner 2. Bambang Irawan Hendradi Member President Commissioner 3. Supartono Member Commissioner 295 BAKRIELAND • Annual Report 2012 Tujuan dan tanggung jawab Komite Nominasi dan Remunerasi diantaranya adalah: • Dalam bidang nominasi - Menyusun kriteria seleksi dan prosedur nominasi anggota Dewan Komisaris, Direksi dan Eksekutif lainnya. - Merancang sistem penilaian, dan - Memberikan rekomendasi tentang jumlah Direksi dan Dewan Komisaris. • Dalam bidang remunerasi - Menetapkan kebijakan dalam penyusunan sistem penggajian dan pemberian tunjangan, - Mempelajari dan memutuskan rekomendasi atas penilaian kinerja, pemberian saham, sistem pensiun dan kompensasi. Sepanjang tahun 2012, Komite Nominasi dan Remunerasi telah menyelenggarakan rapat sebanyak 4 empat kali dengan kehadiran hampir 100 seluruh anggotanya. Materi pembahasan dalam rapat-rapat tersebut antara lain sebagai berikut: • Pembahasan masa jabatan Dewan Komisaris dan Direksi yang berakhir pada tahun 2012, dan suksesi Manajemen yang perlu dilakukan serta proses transisinya yang harus terkawal dengan baik. • Pembentukan Panitia Seleksi Kandidat Direksi. • Pembahasan Kandidat Direksi. • Pembahasan agenda Rapat Umum Pemegang Saham RUPS Tahunan 2012 yang diantaranya adalah penunjukan Direksi baru dan penambahan anggota Dewan Komisaris. The duties and responsibilities of the Nomination and Remuneration Committee among others are: • In the nomination function: - To determine a selection criteria and nomination procedure for members of the Board of Commissioners and Directors and other Executives. - To design the assessment mechanism, and - To provide recommendations on the number of members for the Boards of Commissioners and Directors. • In the remuneration function: - To establish policies on the payroll and beneit systems, - To review and determine recommendations on performance appraisal, share ownership, pension scheme and compensation. During 2012, the Nomination and Remuneration Committee held 4 four meetings with 100 of member attendance. Discussions topics addressed in the meetings are as follows: • Discussion on terms of oice of Board of Commissioners and Directors for the period ended at 2012, on completing Management succession and on a carefully monitored transition process. • Development on Committee for the Selection of candidates for the directorship position. • Discussion on candidates for the directorship position. • Discussion on 2012 Annual General Meeting of Shareholder’s AGMS agenda, among others the appointment of new Directors and the addition of members to the Board of Commissioners. 296 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Komite Nominasi dan Remunerasi telah melakukan seleksi kandidat Direksi dan pembahasan tentang penambahan anggota Dewan Komisaris serta penunjukan Direksi dan Dewan Komisaris yang baru, yang dikukuhkan penetapannya melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa RUPSLB 2012 pada tanggal 7 Juni 2012. Dewan Komisaris, Direksi dan Komite Perusahaan pada tahun 2012 telah menerima kompensasi remunerasi sebesar Rp12.864.984.731 dua belas miliar delapan ratus enam puluh empat juta sembilan ratus delapan puluh empat ribu tujuh ratus tiga puluh satu rupiah. Jakarta, 14 Januari 2013 Laporan Komite Nominasi dan Remunerasi Nomination and Remuneration Committee Report Bambang Irawan Hendradi Anggota Member Supartono Anggota Member Lukman Purnomosidi Ketua Chairman The Nomination Remuneration Committee nominated candidates for the Board of Directors and discussed the additional members for the Boards of Commissioners: the new Directors and expanded Board of Commissioners was conirmed by the Extraordinary General Meeting of Shareholders EGMS on 7 June 2012. In 2012, the Board of Commissioners, the Board of Directors, and the Committee received compensation of remuneration amounting to Rp12,864,984,731 twelve billion, eight hundred sixty four million, nine hundred eighty four thousand, and seven hundred thirty one rupiah. Jakarta, 14 January 2013 297 BAKRIELAND • Annual Report 2012 Laporan Komite Kebijakan Corporate Governance Corporate Governance Policy Committee Report Kepada Yth: Dewan Komisaris PT Bakrieland Development Tbk Wisma Bakrie 1, Lantai 7 Jalan HR Rasuna Said Kav B-1 Jakarta 12920 Laporan Tahunan Pelaksanaan Kegiatan Komite Kebijakan Corporate Governance Untuk Periode Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 Hingga Tanggal Laporan Tahunan Komite Kebijakan Corporate Governance mulai dibentuk oleh Perusahaan pada tanggal 13 Oktober 2009 melalui Surat Keputusan Dewan Komisaris No. 07ASK-KOMBLD IX2009. Komite ini dibentuk dengan tujuan untuk membantu Dewan Komisaris dalam fungsi pengawasannya terutama terkait implementasi tata kelola perusahaan. Tugas dan kewajiban Komite Kebijakan Corporate Governance adalah memberikan pendapat dan dukungan kepada Dewan Komisaris dalam memenuhi tanggung jawabnya untuk : 1. Menelaah dan mengkaji ulang Anggaran Dasar. 2. Memastikan diterapkannya prinsip- prinsip GCG. 3. Memastikan diterapkannya prinsip- prinsip etika Code of Conduct. 4. Melakukan evaluasi atas struktur dan keanggotaan setiap Komite di bawah Dewan Komisaris. 5. Memantau kepatuhan terhadap perundang-undangan dan peraturan yang berlaku. 6. Mengkaji kebijakan serta menilai konsistensi penerapan tanggung jawab sosial perusahaan Corporate Social Responsibility. Komite Kebijakan Corporate Governance diketuai oleh seorang Komisaris Independen. Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, Komite Kebijakan Corporate Governance bertindak secara profesional dan independen, tanpa campur tangan dari pihak manapun. To: Board of Commissioners PT Bakrieland Development Tbk Wisma Bakrie 1, 7 th Floor HR Rasuna Said Kav B-1 Jakarta 12920 The Corporate Governance Policy Committee Annual Activity Report for Period Ended at 31 December 2012 until Date of Annual Report. The Corporate Governance Policy Committee Report was established by the Company on 13 October 2009 through the Board of Commissioners Decree No. 07ASK-KOMBLDIX2009. The Committee was formed to assist the Board of Commissioners in performing its supervisory function, particularly with regard to the implementation of corporate governance. The duties and responsibilities of the Corporate Governance Policy Committee are to extend its opinion and support to the Board of Commissioners in accomplishing the following duties: 1. Analyze and review the Articles of Association. 2. Ensure the implementation of GCG principles. 3. Ensure the implementation of ethics principles as stated in the Code of Conduct. 4. Conduct evaluation on the structure and membership of each Committee under the Board of Commissioners. 5. Monitor the compliance with the prevailing law and regulations. 6. Review the policies and assess the consistency in implementing the corporate social responsibility. The Corporate Governance Policy Committee is chaired by an Independent Commissioner. In performing its duties and responsibilities, the Committee acts professionally and independently, without any involvement from others. 298 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Laporan Komite Kebijakan Corporate Governance Corporate Governance Policy Committee Report Anggota Komite Kebijakan Corporate Governance per tanggal 31 Desember 2012 adalah sebagai berikut: 1. Kanaka Puradiredja Ketua Komisaris Independen 2. Bambang Irawan Hendradi Anggota Presiden Komisaris 3. Supartono Anggota Komisaris Selama tahun 2012, Komite Kebijakan Corporate Governance telah mengadakan rapat sebanyak 5 lima kali rapat dengan tingkat kehadiran Bapak Kanaka Puradiredja 100, Bapak Bambang Irawan Hendradi 100, dan Bapak Supartono 80. Rapat yang diadakan Komite KCG termasuk rapat gabungan dengan Komite Audit serta mengundang Direksi Bakrieland. Adapun pokok-pokok pembahasan antara lain membahas mengenai implementasi Good Corporate Governance di Perusahaan, hasil laporan penilaian GCG oleh penilai independen, progress dari program- program CSR Bakrieland selama tahun 2012, kajian terhadap Anggaran Dasar dan kepatuhan terhadap Undang- Undang, serta kajian atas penerapan Sistem Pelaporan Pelanggaran dan Code of Conduct di Perusahaan. Komite Kebijakan Corporate Governance melakukan penelaahan secara keseluruhan terhadap implementasi GCG dan diperoleh hasil antara lain sebagai berikut: - Perusahaan telah berinisiatif untuk melakukan perbaikan atas implementasi GCG dengan melakukan 2 dua kali assessment GCG yaitu oleh pihak independen yang ditunjuk Perusahaan, serta keikutsertaan dalam indeks pemeringkatan GCG CGPI 2011 yang diselenggarakan oleh IICG The Indonesian Institute of Corporate Governance. Komite terus mengingatkan agar Manajemen melakukan tindak lanjut yang tepat atas hasil assessment sehingga Members of the Committee as of 31 December 2012 were as follows: 1. Kanaka Puradiredja Chairman Independent Commissioner 2. Bambang Irawan Hendradi Member President Commissioner 3. Supartono Member Commissioner Throughout 2012, the Corporate Governance Policy Committee convened 5 ive meetings with 100 attendance from Mr. Kanaka Puradiredja and Mr. Bambang Irawan Hendradi, and 80 attendance from Mr. Supartono. Meetings held by the Corporate Governance Policy Committee include joint meetings with the Audit Committee, and with Bakrieland’s Board of Directors also attending. Discussions among others touched on company- wide implementation of Good Corporate Governance, GCG assessment report by an independent reviewer, Bakrieland CSR program progress in 2012, review of the Company compliance with the Articles of Association and regulations, as well as review of the implementation of the Company’s Whistleblower System and Code of Conduct. The Corporate Governance Policy Committee conducts an overall appraisal of GCG implementation and resulted with the following outcomes: - The Company has taken the initiative to enhance its GCG implementation by allowing two assessments on its GCG practices conducted by an independent party appointed by the Company, and its participation in the GCG ratings CGPI 2011 organized by IICG Indonesian Institute of Corporate Governance. The Committee constantly makes sure that Management undertake the appropriate measures as follow up on the assessment results in order to further improve GCG practices in the Company. 299 BAKRIELAND • Annual Report 2012 semakin menyempurnakan praktek GCG di Perusahaan. - Komite KCG mendukung program- program CSR yang telah dijalankan, seperti Program Sejuta Buku dan Pohon Untuk Negeri. Komite senantiasa memberikan masukan- masukan agar seluruh program dapat berjalan optimal dan dapat bermanfaat bagi masyarakat. - Berkaitan dengan Sistem Pelaporan Pelanggaran dan Code of Conduct, Komite menilai perlunya peningkatan atas implementasi yang telah dijalankan. Oleh karena itu, Komite meminta kepada Manajemen untuk mereview kembali kedua sistem tersebut dengan tujuan semakin meningkatkan awareness dari setiap karyawan. - Selama tahun 2012, tidak terdapat isu kepatuhan terhadap peraturan regulator dan Anggaran Dasar Perusahaan. Komite meminta agar Manajemen terus berkomitmen untuk mematuhi seluruh peraturan yang harus dijalankan Perusahaan. - Komite KCG menilai perangkat GCG yang dimiliki Perusahaan telah memadai dan Manajemen harus senantiasa mengajak karyawan untuk selalu ikut aktif dalam implementasi GCG. Jakarta, Februari 2012 Bambang Irawan Hendradi Anggota Member Supartono Anggota Member Kanaka Puradiredja Ketua Chairman - Corporate Governance Policy Committee supports CSR programs, such as the One Million Books and Trees for the Nation programs. The Committee consistently ofers input to ensure optimal program implementation that beneits people. - In relation to the Whistleblower System and Code of Conduct, the Committee inds it essential to enhance implementation. In view of this, the Committee has requested that Management conducts a re- assessment of both systems for the purpose of building the awareness of every employee. - Throughout 2012, there were no compliance issues related to regulator policies or the Articles of Association. The Committee has urged Management to stand by its commitment to conform to all policies and regulations that the Company must abide by. - The Corporate Governance Policy Committee considers the GCG mechanism and corresponding instruments within the Company as adequate and Management must continually encourage employees to actively participate in the implementation of GCG principles. Jakarta, February 2012 300 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 300 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 301 BAKRIELAND • Annual Report 2012 Keberhasilan Perusahaan dalam membukukan kinerja pendapatan yang baik tidak terlepas dari kerja keras seluruh manajemen, karyawan Perusahaan dan unit usaha dalam mengembangkan proyek- proyek yang berkualitas. The Company’s success in posting satisfactory revenue performance would be unattainable without the hard work of all management ranks, Company employees and business units in developing projects of exceptional quality. Meningkatkan Kualitas Proyek dan Kinerja Keuangan Improving Quality of Projects and Financial Performance 301 BAKRIELAND • Annual Report 2012 Management Discussion Analysis 302 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 303 BAKRIELAND • Annual Report 2012 Diskusi Analisa Manajemen Management Discussion Analysis The Company performance in terms of revenue is associated with the contribution of its business units, namely City Property, Landed Residential and Hotels Resorts. Pencapaian Perusahaan dari segi pendapatan merupakan kontribusi dari unit-unit usaha Perusahaan, yaitu City Property, Landed Residential, dan Hotels Resorts. Tinjauan Ekonomi Makro Walaupun perekonomian dunia masih mengalami perlambatan, Indonesia tetap mencatat pertumbuhan ekonomi yang mengesankan pada tahun 2012, dengan pertumbuhan PDB tercatat sebesar 6,23 di tengah laju inlasi yang relatif terkendali sebesar 4,3. Sektor yang mencatat pertumbuhan ekonomi tertinggi antara lain adalah sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 9,98, sektor perdagangan, hotel, dan Macro Economic Review Despite the persistent slowdown in the world’s economy, Indonesia continues to post impressive economic growth in 2012 with GDP registering an increase of 6.23 amid a relatively controlled inlation rate of 4.3. The transportation and communication sector recorded the highest economic growth at 9.98, followed by the trade, hotel and Management Discussion Analysis 304 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 restoran sebesar 8,11, dan sektor konstruksi sebesar 7,5. Sedangkan sektor yang mencatat pertumbuhan terendah adalah sektor pertambangan dan penggalian sebesar 1,49. Sementara itu, suku bunga pasar juga relatif stabil di sepanjang tahun 2012, seiring dengan stabilnya suku bunga acuan BI. Rendahnya laju inlasi menyebabkan Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuannya di bulan Februari 2012 menjadi 5,75 per tahun dan bertahan di level tersebut hingga akhir tahun 2012. Hal ini mendorong stabilnya suku bunga KPR yang ditawarkan oleh bank-bank. Sepanjang tahun 2012, suku bunga KPR berada di kisaran 8–11. Suku bunga ini sangat mendukung peningkatan permintaan terhadap produk-produk properti di Indonesia. Hal ini tercermin pada pertumbuhan KPR yang mencapai 28,9 pada tahun 2012 berdasarkan Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia. Faktor Eksternal yang Mempengaruhi Kinerja Perusahaan Kinerja dan kondisi keuangan Perusahaan sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik internal, seperti strategi dan rencana bisnis perusahaan, maupun eksternal. Faktor eksternal yang mempengaruhi kinerja perusahaan adalah: Perubahan Kebutuhan Semakin tingginya tingkat kemacetan di pusat kota, kian meluasnya lokasi rawan banjir, harga yang mahal, kurang memadainya sarana transportasi publik, perubahan gaya hidup, serta alasan keamanan membuat kebutuhan akan tempat tinggal mengalami sedikit pergeseran dari sebelumnya hunian tapak landed residential menjadi hunian vertikal apartemen. Hal ini membuat prospek pengembangan hunian vertikal menjadi semakin menarik di masa yang akan datang. restaurant sector at 8.11 and the construction sector at 7.5. The mining and extraction industry experienced the lowest growth at 1.49. Meanwhile, the market interest rate remains comparatively steady throughout 2012 in line with a stable BI reference interest rate. Due to a low inlation rate, Bank Indonesia has decreased its reference rate to 5.75 p.a. in February 2012 and maintained at that level until the end of 2012. This has helped stabilize the interest rate for KPR mortgage ofered by banks. Throughout 2012, KPR interest rates hovered at a range of 8–11. A favorable interest rate has driven demand for property products in Indonesia further upwards. This is relected in a rise in KPR reaching 28.9 in 2012 based on the Indonesia Economic and Financial Statistics. External Factors Afecting Company Performance The Company’s inancial performance and condition is signiicantly afected by various internal factors, such as corporate strategy and business plan. External factors that also have a bearing on company performance include the following: Shift in Buying Needs Worsening traic congestion in city center, more widespread lood-prone areas, inlated prices, inadequate public transportation, lifestyle shifts and security reasons have led to a change in housing preference away from landed residential properties to vertical housing apartment. Business prospects for vertical housing shall become increasingly promising in years to come. Diskusi Analisa Manajemen Management Discussion Analysis 305 BAKRIELAND • Annual Report 2012 Kondisi Demograi Pasar Struktur penduduk Indonesia yang lebih banyak berada di usia produktif membuat permintaan akan tempat hunian tetap tinggi. Sementara itu, mayoritas masyarakat Indonesia cenderung memilih tempat hunian, baik perumahan maupun apartemen, yang telah memiliki komunitas yang berkembang. Manajemen senantiasa mempertimbangkan kondisi demograi dalam menyusun perencanaan strategisnya agar dapat menentukan segmentasi pasar dan lokasi yang tepat bagi hunian yang akan dikembangkan. Perubahan pada Pesaing Banyaknya perusahaan properti di Indonesia membuat persaingan antar perusahaan menjadi semakin ketat. Oleh karena itu, Perusahaan cermat mengamati aktivitas yang dilakukan oleh para pesaing terutama dengan cara mempelajari dan menganalisis langkah- langkah yang dilakukan oleh para pesaingnya. Berdasarkan hal tersebut, Perusahaan kemudian menyusun strategi sehingga pangsa pasar Perusahaan dapat terus ditingkatkan. Kenaikan Harga Sektor Properti dan Real Estat Kenaikan harga properti dan real estat merupakan hal yang tidak bisa dihindari mengingat adanya korelasi yang erat antara harga dan tingkat inlasi suatu negara. Namun demikian, mengingat tempat hunian merupakan kebutuhan utama bagi setiap keluarga, kenaikan harga yang masih dalam batas yang wajar atau sekitar 10 hingga 15 setiap tahunnya diyakini tidak akan berdampak negatif terhadap pendapatan Perusahaan. Pengaruh Produk Baru Persaingan yang ketat di industri properti di Indonesia membuat perusahaan harus tetap aktif meluncurkan produk baru yang unik dan inovatif. Peluncuran produk baru ini disamping dapat meningkatkan Market Demography As Indonesia’s population is mostly in the productive age group, demand for housing shall remain buoyant. The majority prefers to settle in residential areas, be it landed housing estates or apartment blocks, within a thriving community. Company management at all times takes into account demographic conditions when drawing up its strategic plan in order to identify the most appropriate market segmentation and location for prospective housing projects. Shift in Competitors A considerable number of players in the property business in Indonesia have led to stifer competition among companies. In view of this, the Company meticulously observes its competitors, particularly their actions and activities. The Company will then devise the appropriate strategies aimed at expanding its market share. Price Increase in the Property and Real Estate Sector Price escalations in the property and real estate market are unavoidable given the strong correlation between price and inlation rate of a country. Nevertheless, considering that housing is the primary need of every family, these price increases are still within a reasonable range of between 10 and 15 annually and shall not adversely afect Company earnings. Impact of New Products Intense competition in the property sector in Indonesia has made it necessary for the company to continue to launch new unique and innovative products. In addition to increasing company sales, new product launches 306 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 penjualan perusahaan, juga dapat meningkatkan brand awareness terhadap produk-produk perusahaan. Tanpa produk baru, perusahaan akan sulit bersaing dengan perusahaan properti lainnya. Perubahan Perpajakan Sejak tahun 2009 perusahaan pengembang properti tidak lagi menggunakan perhitungan pajak yang bersumber dari laba sebelum pajak earnings before tax, namun menggunakan perhitungan pajak yang bersifat inal sebesar 5 dari nilai penjualan. Bagi perusahaan pengembang properti yang eisien, perhitungan pajak inal ini akan lebih menguntungkan dilihat dari jumlah pajak yang harus dibayarkan dibandingkan dengan cara sebelumnya. Perubahan Peraturan Terdapat beberapa peraturan baru yang mempengaruhi daya tarik sektor properti di Indonesia, yaitu: Perubahan Peraturan Perundang- undangan yang Terkait dengan Properti Terdapat beberapa peraturan baru yang berpengaruh terhadap daya tarik sektor properti di Indonesia, yaitu: A. Peraturan terkait dengan pembiayaan dan pembayaran: 1. Surat Edaran Bank Indonesia No. 1410DPNP tanggal 15 Maret 2012 tentang Penerapan Manajemen Risiko pada Bank yang Melakukan Pemberian Kredit Pemilikan Rumah dan Kredit Kendaraan Bermotor, yang merupakan bagian dari manajemen risiko perbankan berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No 58PBI2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko pada Bank Umum. Ketentuan pada surat edaran ini menentukan bahwa rasio can also heighten brand awareness of company products. Without the introduction of new products, it would be diicult for the company to compete with other property developers. Shift in Taxation Since 2009, property companies no longer calculate taxes based on earnings before tax, but on a inal 5 tax from company sales. For eicient property developers, this inal tax calculation approach will be more beneicial in terms of the amount of payable tax compared to the previous method. Regulatory Changes Several new regulations that have a bearing on the business appeal of the property sector in Indonesia include the following: Amendment of Law Related to Property Several new regulations with inluence on the business appeal of the property sector in Indonesia include the following: A. Regulations on inancing and payment: 1. Bank Indonesia Circular letter No. 1410DPNP dated 15 March 2012 regarding the Implementation of Risk Management in Banks that Provide Home Ownership and Vehicle Ownership Credit, as part of risk management in banking based on Bank Indonesia Regulation No. 58PBI2003 on the Implementation of Risk Management for Public Banks. Provisions in this circular letter stipulate that the loan-to-value ratio LTV of banks ofering KPR Diskusi Analisa Manajemen Management Discussion Analysis 307 BAKRIELAND • Annual Report 2012 Loan to Value LTV bank yang memberikan KPR untuk rumah tapak dan KPA untuk rumah susun atau apartemen dengan tipe bangunan lebih dari 70 m 2 , ditetapkan paling tinggi 70, lebih rendah dari ratio sebelumnya yakni paling tinggi 90. Hal ini mengakibatkan konsumen harus membayar uang muka lebih besar daripada biasanya dan berpotensi pada terjadinya pengurangan daya beli sektor properti; 2. Undang-Undang UU No. 8 tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang, ketentuan undang-undang ini salah satunya menempatkan perusahaan properti dan agen properti sebagai pihak pelapor guna melakukan pengenalan pengguna jasa pembeli, khususnya untuk dapat mengidentiikasi transaksi mencurigakan dari pengguna jasa. Untuk itu perusahaan properti harus senantiasa menerapkan prinsip kehati-hatian dalam melakukan transaksi dengan pelanggan. B. Peraturan terkait dengan perumahan 1. UU No. 20 tahun 2011 tentang Rumah Susun yang menentukan bahwa pengembang wajib menyediakan minimal 20 dari total luas lantai rumah susun komersial untuk rumah susun umum bagi masyarakat berpenghasilan rendah MBR. 2. UU No. 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman yang menyatakan bahwa selain hak sewa, WNA juga bisa memiliki rumah susun di atas tanah hak pakai. Hak pakai ini sebagaimana telah diatur di dalam UU No. 5 tahun 1960 tentang Ketentuan Pokok- Pokok Agraria dan Peraturan for landed residential properties and KPA credit for low-cost lats or apartments of over 70 sqm, must be not more than 70, lower than the previous ratio at a maximum of 90. Consumers must therefore pay a higher amount of advance payment than usual which may lead to lower purchasing power in the property sector; 2. Law No. 82010 concerning the Prevention and Eradication of Money Laundering Crime, among others, stipulates that property companies and property agents shall provide a report in regard to service usersbuyers, primarily for suspicious transactions made by the service userbuyer. Property companies must therefore consistently apply the principle of prudence in entering into transactions with customers. B. Housing regulations 1. Law No. 202011 concerning Low- Cost Apartments stipulates that the developer has the obligation to set aside at least 20 of total loor area of commercial lats for public vertical housing for low- income citizens. 2. Law No. 12011 concerning Housing and Residential Areas stipulates that beside the right to rent, foreign citizens can also own low-cost apartments on land with the right to use. This right of use is as stipulated in Law No. 51960 regarding the Basic Provisions on Agrarian Law and Government Regulation No. 401996 regarding the Rights of Tenure, Rights to 308 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Diskusi Analisa Manajemen Management Discussion Analysis Pemerintah PP No. 40 tahun 1996 tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan, dan Hak Pakai atas Tanah yang mana WNA dapat memiliki aset properti vertikal di atas tanah dengan Hak Pakai dengan masa berlaku selama 25 tahun dan dapat diperpanjang untuk jangka waktu 20 tahun; Sampai dengan 31 Desember 2012, PP yang mengatur pelaksanaan UU No. 20 tahun 2011 dan UU No. 1 tahun 2011 masih berupa rancangan dari Kementerian Perumahan Rakyat Kemenpera, sehingga UU belum dapat efektif diterapkan. PP yang nanti akan diterbitkan diharapkan dapat melakukan pengaturan yang jelas dan tepat atas kewajiban-kewajiban dalam kedua perundangan tersebut sehingga gairah sektor properti khususnya properti vertikal akan semakin menarik. Review Industri dan Prospeknya Pertumbuhan ekonomi yang kondusif, menunjang pertumbuhan sektor properti di Indonesia, baik sektor perumahan, apartemen, perkantoran, maupun hotel. Banyaknya penduduk usia produktif membuat permintaan terhadap perumahan dan apartemen tetap tinggi, sementara itu membaiknya iklim investasi domestik juga meningkatkan permintaan terhadap perkantoran, mengingat banyaknya perusahaan melakukan ekspansi di Indonesia pada tahun 2012. Tren yang sama juga terjadi pada sektor perhotelan, membaiknya pendapatan per kapita serta banyaknya pilihan maskapai penerbangan yang menawarkan tiket dengan harga ekonomis membuat arus wisatawan meningkat pesat yang pada gilirannya meningkatkan permintaan kamar hotel. Pada tahun 2013, momentum ini diperkirakan akan terus berlanjut. Pemerintah Indonesia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia Build and Rights of Use, whereby a foreign citizen may own vertical property on land with the right to use for 25 years and can be extended for 20 years. By 31 December 2012, the Government Regulation that speciies on the implementation of Law No. 202011 and Law No. 12011 is still in draft from the Ministry of Public Housing; hence the act cannot be efectively enforced. It is hoped that when this regulation is enacted, it will clearly and appropriately regulate on the obligations set forth in the two act in order to boost and stimulate the property sector, speciically for vertical property. Industrial Review and its Prospect A robust economic growth is conducive for the advancement of the property industry in Indonesia that covers the housing, apartment, oice and hotel sectors. A signiicant productive-age population shall sustain the demand for housing and apartment at a high level, while an improving domestic investment climate shall drive the demand for oice space upwards given the considerable number of companies expanding into Indonesia in 2012. A similar trend is also evident for the hotel sector as higher per capita income and the wide array of airlines ofering afordable airfares have resulted in a dramatic upsurge of tourists which in turn increases the demand for hotel rooms. In 2013, this momentum is expected to gain further ground. The government of Indonesia has projected a 6.2 economic growth with an inlation rate 309 BAKRIELAND • Annual Report 2012 akan berada di sekitar 6,2, dengan laju inlasi yang terkendali yaitu di level 4,5 +- 1. Pertumbuhan ini dicapai dengan asumsi tidak terdapat kenaikan harga BBM pada tahun 2013. Jika asumsi tersebut benar, maka suku bunga bank diproyeksikan akan tetap berada di tingkat yang rendah, yang akan mendorong permintaan terhadap sektor properti pada tahun 2013. Namun, peraturan Bank Indonesia yang diterbitkan pada tanggal 15 Maret 2012, terkait pembatasan Loan to Value untuk kredit konsumsi termasuk di dalamnya KPR, diperkirakan akan memberikan dampak negatif terhadap pertumbuhan properti karena pembeli yang menggunakan KPR dari bank harus menyediakan uang muka sebesar 30 dari nilai properti yang dibelinya pada properti dengan luas bangunan di atas 70 m 2 . Perkantoran Kondisi perekonomian yang kokoh dan stabil dalam beberapa tahun terakhir menyebabkan kegiatan konstruksi terutama untuk gedung perkantoran menjadi sangat bergairah. Dengan perhitungan masa konstruksi 1,5 hingga 2 tahun, tambahan pasokan mulai terlihat membanjiri pasar pada tahun 2012. Pada tahun 2012, terdapat 289.514 m 2 tambahan pasokan di CBD, tertinggi sejak tahun 2000. Tambahan pasokan ini berasal dari delapan gedung kantor, yang terdiri dari lima gedung kantor dengan lantai tinggi lebih dari 20 lantai dan tiga gedung kantor berlantai rendah 8-10 lantai. Tambahan pasokan baru ini seharusnya menjadikan total pasokan kumulatif ruang kantor di CBD meningkat menjadi 4.646.689 m 2 . Namun, berhenti beroperasinya tiga gedung kantor sebagai akibat dari renovasi telah mengurangi pasokan kumulatif sebesar 27.175 m 2 , menjadi 4.619.514 m 2 . kept under control at the level of 4.5 +- 1. This is based on the assumption that fuel prices will not experience an increase in 2013. If the assumption proves to be right, the bank interest rate is projected to remain at a low level, which will further stimulate demand in the property sector in 2013. The Bank Indonesia regulation to be issued on 15 March 2012 pertaining to the limit imposed on the loan-to-value ratio for consumer credit that includes KPR, is expected to adversely afect growth in the property sector as buyers who rely on KPR from banks must fork out advance payment at 30 of the value of the property to be purchased for property of more than 70 sqm. Oice Building A sturdy and stable economy maintained in the past several years has been highly favorable for property construction, mainly oice buildings. For a construction process that takes 1.5 to 2 years, an additional supply of oice buildings has looded the market in 2012. In 2012, some 289,514 sqm of additional oice space were available at CBD, the highest igure since 2000. This additional supply comes from eight oice buildings consisting of ive high-rise oice structures more than 20 loors and three low-rise oices 8-10 loors. The availability of additional oice space should have resulted in an increase in total cumulative oice supply in CBD to 4,646,689 sqm. However, due to the cessation of operations of three oice buildings due to renovations, the amount of cumulative supply has shrunk 27,175 sqm, to become 4,619,514 sqm. 310 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Diskusi Analisa Manajemen Management Discussion Analysis Dari sisi permintaan, tingkat hunian meningkat sebesar 3,2 pada tahun 2012. Sepanjang tahun 2012, penambahan atau perluasan ruang dari penyewa yang sudah beroperasi mendominasi tingkat permintaan terhadap ruang kantor di CBD. Berdasarkan jenis industrinya, sektor keuangan masih mendominasi tingkat permintaan, disamping sektor pertambangan dan sektor teknologi informasi. Pada tahun 2013, tambahan pasokan diproyeksikan akan menurun, namun hingga tahun 2015, total tambahan pasokan untuk pasar ruang kantor di CBD diproyeksikan akan lebih dari 1.000.000 m 2 . Hasil survei menunjukkan 23 gedung kantor baru akan mulai beroperasi dengan luas 1.003.626 m 2 . Dari 23 proyek gedung kantor ini, 20 proyek sudah dimulai pekerjaan konstruksinya pada tahun 2012, sehingga kemungkinan beroperasi pada periode 2013-2015 menjadi semakin besar. Meskipun begitu, tingkat hunian ruang kantor di CBD diproyeksikan akan terus berada di level yang sehat. Dengan terbatasnya pasokan pada tahun 2013, tingkat hunian diproyeksikan akan meningkat sebesar 1. Sebaliknya, besarnya tambahan pasokan pada tahun 2014 dan 2015 diproyeksikan akan menyebabkan tingkat hunian mengalami sedikit koreksi, walaupun masih di level yang sangat tinggi, yaitu 96,9. Apartemen Pertumbuhan ekonomi nasional yang kuat dan kondisi politik yang stabil serta kondusif selama tahun 2012 dimanfaatkan oleh para pengembang properti untuk membangun proyek residensial khususnya apartemen. Pasokan apartemen pada tahun 2012 tercatat sebagai pasokan tahunan terbesar selama 10 tahun terakhir, khususnya di Jakarta dan utamanya From the demand side, the occupancy rate rose 3.2 in 2012. Throughout this year, additions to or expansion of oice space by existing tenants dominate the demand for oice space at CBD. Based on the type of industry, the inancial sector still leads in the demand for oice space, in addition to the mining as well as information technology sectors. In 2013, additional supply is expected to decrease, but by 2015 total additional supply for oice space at CBD will be more than 1,000,000 sqm. A survey has shown that 23 new oice buildings shall commence operation for a total space of 1,003,626 sqm. From the 23 oice building projects, construction work has begun on 20 of them in 2012, thus increasing the likelihood of starting operations in 2013-2015. Nevertheless, the tenancy rate for oice space at CBD is projected to remain at a healthy level. Given the limited supply of oice space in 2013, tenancy rate is expected to increase 1. On the other hand, igures for additional supply in 2014 and 2015 shall result in minor corrections on the occupancy rates, although still sustained at the high level of 96.9. Apartments A resilient national economic growth coupled with a stable and favorable political environment throughout 2012 has been capitalized by property developers to build residential projects, particularly apartments. The annual supply for apartments in 2012 reached record high since the past 10 years, speciically in Jakarta and mainly in the CBD area. Furthermore, a burgeoning 311 BAKRIELAND • Annual Report 2012 wilayah CBD. Selain itu, bertumbuhnya masyarakat kelas menengah di Indonesia membuat para pengembang semakin percaya diri atas kinerja penjualan yang positif pada proyek- proyek apartemen mereka, baik yang sudah ada, maupun yang akan diperkenalkan ke publik. Proyek yang mulai beroperasi pada tahun 2012 adalah dua gedung apartemen dari proyek terpadu Kuningan City Denpasar Residence Tower Ubud dan Kintamani, dua gedung dari proyek The Wave Sand Tower dan Coral Tower, Verde Apartment, Tamansari Semanggi Tower A dan Thamrin Executive Residence. Satu-satunya proyek apartemen sewa yang masuk pada tahun 2012 adalah Plaza Senayan gedung C dan D yang merupakan pengembangan dari proyek Apartemen Plaza Senayan gedung A dan B, di lokasi kompleks Senayan Square. Pada periode ini, satu proyek apartemen sewa, Apartemen Ratu Plaza, akan direnovasi secara menyeluruh karena usianya yang sudah tua. Tingkat hunian apartemen di kawasan CBD pada tahun 2012 turun sebesar 5,7 menjadi 90. Penurunan ini disebabkan oleh tingginya pasokan tahunan yang ditawarkan di CBD pada tahun 2012, yaitu 3.266 unit dari delapan proyek lebih tinggi dari 768 unit dari dua proyek pada tahun 2011. Pada tahun 2013, tren tingkat hunian ini diprediksi masih akan turun walaupun tidak signiikan, yaitu menjadi 89,2 dengan adanya tambahan 1.600 unit apartemen di pasar. Pada tahun 2014 dan 2015 diprediksi pasokan baru yang akan masuk ke pasar masing-masing sebanyak 1.437 unit dan 978 unit. Apabila kondisi ini tidak berubah hingga akhir tahun 2015, dengan asumsi perekonomian yang stabil, tingkat hunian apartemen di CBD diprediksi akan mencapai posisi 91,4 sumber: Colliers International Indonesia. middle-class population in Indonesia has made property developers more conident in posting positive sales performance for their apartment projects, both existing ones as well as those to be introduced to the public. Projects that have started operations in 2012 include two apartment buildings from the Kuningan City integrated project Denpasar Residence Tower Ubud and Kintamani, two buildings from The Wave project Sand Tower and Coral Tower, Verde Apartment, Tamansari Semanggi Tower A and Thamrin Executive Residence. The only for-lease apartment project for 2012 is Plaza Senayan Building C and D as an expansion to Building A and B of the Plaza Senayan Apartment project located within the Senayan Square complex. For this period, the Ratu Plaza Apartment, another for-lease apartment project, shall undergo a complete renovation due to old age. The occupancy rate for apartments within CBD in 2012 dropped 5.7 to reach 90. This declining trend is due to high annual supply available at CBD for 2012 to as much as 3,266 units from eight projects higher than 768 units from two projects in 2011. In 2013, the trend in occupancy rate is predicted to decline further although insigniicant to the level of 89.2 with an additional 1,600 apartment units on ofer. In 2014 and 2015, a new supply of apartment units is expected to enter the market at 1,437 and 978 units respectively. If the situation remains unchanged until 2015, with the assumption that the economy remains stable, the occupancy rate for apartments in CBD shall reach 91.4 source: Colliers International Indonesia. 312 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Diskusi Analisa Manajemen Management Discussion Analysis Perhotelan Berdasarkan data Badan Pusat Statistik BPS, perkembangan kunjungan wisatawan mancanegara wisman ke Indonesia pada tahun 2012 mengalami peningkatan yaitu 4,8 dari 7,65 juta wisman menjadi 8,02 juta wisman. Mayoritas kunjungan wisman ke Indonesia masih didominasi oleh provinsi Bali. Pada tahun 2012, jumlah wisatawan ke Bali mencapai 9,4 juta, dengan jumlah wisman yang datang ke Bali mencapai 2,92 juta orang, atau meningkat sebesar 6,1 dari 2,7 juta pada tahun 2011. Peningkatan ini dipengaruhi oleh membaiknya iklim pariwisata nasional secara umum terutama di Provinsi Bali, serta menunjukkan keberhasilan pemerintah dan pengusaha nasional dalam mempromosikan pariwisata Indonesia di luar negeri. Sementara itu, kunjungan wisatawan domestik tercatat sebanyak 6,5 juta orang, meningkat sebesar 15 dari 5,6 juta pada tahun 2011. Sementara itu di Jakarta, tiga hotel mulai beroperasi di kawasan CBD pada tahun 2012 yaitu Keraton at The Plaza 104 kamar yang dioperasikan oleh Luxury Collection Starwood, Royal Kuningan 369 kamar, dan Pomelotel 148 kamar. Selain itu, terdapat juga tambahan pasokan dari unit apartemen di Puri Denpasar yang dioperasikan sebagai hotel. Penambahan ini meningkatkan total kumulatif kamar hotel berbintang di CBD menjadi 9.215 kamar. Dari sisi permintaan, pada tahun 2012, tingkat hunian hotel bintang tiga sampai lima di CBD meningkat menjadi 67,2 dibandingkan dengan 65,7 pada tahun 2011. Pada tahun 2013, sektor pariwisata Indonesia diperkirakan akan kembali mengalami peningkatan, seiring dengan proyeksi pemulihan ekonomi global, khususnya perekonomian Amerika Serikat. Arus wisatawan mancanegara diharapkan akan terus mengalami peningkatan pada tahun 2013 didukung Hotels Based on data from the Central Bureau of Statistics BPS, international tourists traveling to Indonesia in 2012 increased 4.8 from 7.65 million to 8.02 million people. The province of Bali remains to be the most preferred destination for foreign tourists. In 2012, some 9.4 million visitors made their way to Bali, of which 2.92 million are international visitors, a 6.1 increase from 2.7 million in 2011. This rising trend is due to an improved national tourism climate, particularly in Bali, which demonstrates the ability of the government and national entrepreneurs in promoting Indonesia abroad. Domestic tourists on the other hand reached 6.5 million people, which saw a 15 climb from 5.6 million in 2011. Meanwhile in Jakarta, three hotels have begun operations in CBD in 2012, namely Keraton at The Plaza 104 rooms operated by Luxury Collection Starwood, Royal Kuningan 369 rooms and Pomelotel 148 rooms. Furthermore, additional supply is available from the apartment units at Puri Denpasar that operates as a hotel. This additional supply means an increase in the total cumulative rooms for star-rated hotels in CBD of up to 9,215 units. On the demand side, the occupancy rate for three-star to ive-star hotels in CBD rose to 67.2 compared to 65.7 in 2011. In 2013, Indonesia’s tourism sector is expected to pick up in line with global economic recovery, speciically the U.S. economy. The low of international tourists is expected to continue to see an upward trend in 2013 as more budget airlines are projected to operate in Indonesia. The number of domestic 313 BAKRIELAND • Annual Report 2012 oleh semakin banyaknya maskapai penerbangan berbiaya murah budget airline yang masuk ke Indonesia. Selain wisatawan mancanegara, kunjungan wisatawan domestik diharapkan juga akan tumbuh pesat seiring dengan semakin baiknya kinerja perekonomian Indonesia. Jumlah wisatawan ke Bali diperkirakan akan meningkat sebesar 14,6 menjadi 10,8 juta wisatawan pada tahun 2013. Meningkatnya kunjungan wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara ke Bali dalam tiga tahun terakhir diikuti oleh banyaknya pengembangan hotel baru di Bali, dari hotel berbintang tiga hingga bintang lima. Dalam dua tahun terakhir beberapa operator hotel internasional dan lokal mulai memasuki Bali, seperti jaringan POP Harris Hotel, Fave Hotel, Maxone Hotel, Red Dot Hotel, Hotel Whiz, Hotel Santika, Jumeirah, Hotel Horison, Hotel Akmani, Hotel Best Western, Hotel Accor, Hotel Swisbell, Hotel Westin, Hotel Aston, Hotel Pullman, Hotel Regent, dan Hotel Marriott. Kebijakan dan komitmen pemerintah daerah setempat untuk mempercepat berbagai pembangunan infrastruktur di Bali, seperti perluasan bandara Ngurah Rai, hingga rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya PLTS berkapasitas 1,15 MW menjelang KTT APEC 2013 juga akan mendorong permintaan terhadap hotel di Bali. Selain itu, juga direncanakan pengembangan bandara Internasional Buleleng, serta pengembangan jalan tol baru yang menghubungkan Denpasar – Soka, Tabanan - Jembrana, jalan Tol Kuta – Soka - Tanah Lot, Tabanan - Seririt Singaraja, dan jalan tol Canggu – Bringkit - Purnama. Pengembangan berbagai infrastruktur akan membantu mengoptimalkan potensi dan menampung laju pertumbuhan pariwisata yang tumbuh pesat di Bali. Sebagai akibatnya, prospek perhotelan di Bali diproyeksikan akan tetap baik pada tahun 2013. tourists is also expected to surge corresponding to improvements in Indonesia’s economic performance. Bali shall expect to see a 14.6 growth in the number of tourists, reaching 10.8 million people in 2013. An upward spiral in the low of foreign and domestic visitors to Bali in the past three years is accompanied with the development of numerous new hotels on the island, from three-star to ive-star establishments. In the past two years, several international and national hotel operators have set up operations in Bali, such as the POP Harris Hotel, Fave Hotel, Maxone Hotel, Red Dot Hotel, Whiz Hotel, Santika Hotel, Jumeirah, Horison Hotel, Akmani Hotel, Best Western Hotel, Accor Hotel, Swisbell Hotel, Westin Hotel, Aston Hotel, Pullman Hotel, Regent Hotel and Marriott Hotel. The commitment of the local government and the supporting policies to accelerate various infrastructure development projects in Bali, such as the expansion of the Ngurah Rai airport and the planned development of a 1.15 MW solar power plant in anticipation of the APEC Summit of 2013 has also led to greater demand for hotels in Bali. Furthermore, plans are underway to develop the Buleleng international airport and a new toll road network linking Denpasar – Soka, Tabanan - Jembrana, Kuta – Soka - Tanah Lot, Tabanan - Seririt Singaraja, and Canggu – Bringkit - Purnama. The development of these infrastructure projects shall optimize existing potential and support the rapid growth of the tourism sector in Bali. In view of this, the hotel business in Bali shall continue to hold bright prospects in 2013. 314 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Diskusi Analisa Manajemen Management Discussion Analysis Sementara di Jakarta, tren kenaikan pasokan akan terus berlanjut di CBD pada tahun 2013 dengan jumlah yang sedikit lebih besar dibandingkan dengan pada tahun 2012. Tambahan pasokan pada tahun 2013, diperkirakan akan terjadi dengan beroperasinya All Seasons Jakarta Thamrin, Luwansa, Alila SCBD lot 11, dan Hotel Raless. Pada tahun 2014, jumlah hotel di wilayah CBD akan tumbuh lebih tinggi tertinggi sejak 10 tahun terakhir dengan beroperasinya lebih dari 1.000 kamar hotel baru. Dengan terus meningkatnya prospek perekonomian Indonesia sebagai negara yang memiliki pangsa pasar yang besar, wilayah CBD tetap menjadi area yang menarik bagi pembangunan hotel berbintang di tengah sulitnya mencari lahan untuk dibangun. Perumahan Pada tahun 2012, terdapat sebanyak 26 perumahan skala besar di atas 400 ha yang ditawarkan di wilayah Jabodetabek sedangkan total perumahan di wilayah Jabodetabek mencapai 530 perumahan. Secara rata-rata, pasokan rumah baru di Jabodetabek selama tahun 2010- 2012 mencapai 120-160 ribu unit per tahunnya. Sementara itu, data menunjukkan bahwa penjualan rumah baru pada tahun 2012 mengalami penurunan sebesar 21,8. Penurunan terbesar terjadi di segmen menengah bawah RSH yang memperoleh subsidi dari pemerintah, sebagai akibat dari adanya perubahan persyaratan terkait dengan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan FLPP pada tahun 2012. Di samping itu adanya aturan Bank Indonesia yang membatasi maksimum pembiayaan KPR sebesar 70 dari nilai agunan rumah dengan luas di atas 70 m 2 juga turut menyumbang penurunan penjualan rumah secara nasional dan Jabodetabek. In Jakarta on the other hand, a rising supply trend at CBD will also continue for 2013 at a slightly higher rate compared to 2012. In 2013, additional supply is expected to be on ofer with the operations of All Seasons Jakarta Thamrin, Luwansa, Alila SCBD Lot 11 and Rales Hotel. The number of hotels in CBD shall multiply further in 2014 the highest since the last 10 years with the operations of more than 1,000 new hotel rooms. With a bullish outlook of Indonesia’s economy as a country with huge market potential, the CBD area shall continue to be an appealing prospect for the development of star- rated hotels given the diiculty in inding land to build on. Housing In 2012, there are 26 large-scale housing estates built on 400 hectares of land on ofer within the Jabodetabek area, while total housing complexes in the area reached 530 estates. The supply of new houses for Jabodetabek from 2010 to 2012 amounted to an average of 120- 160 thousand units annually. Meanwhile, available data has shown that the sales of new houses in 2012 fell 21.8. The highest decline is evident in the lower-middle segment subsidized by the government, due to changes in the requirements related to the Housing Loan Liquidity Facility FLPP in 2012. In addition, Bank Indonesia has imposed a restriction on the maximum amount for KPR inancing to 70 of the mortgage value for property of more than 70 sqm, which also contributed to a drop in housing sales at the national level and within the Jabodetabek area. 315 BAKRIELAND • Annual Report 2012 Pada tahun 2013, seiring dengan adanya kejelasan tentang persyaratan rumah subsidi FLPP, proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tetap kokoh, suku bunga yang relatif stabil, meningkatnya kelas menengah Indonesia, serta kenaikan pendapatan per kapita nasional yang melampaui US3.500, maka pertumbuhan penjualan perumahan diproyeksikan akan meningkat. Prospek perumahan di wilayah Jabodetabek diperkirakan masih sangat besar. Dengan jumlah penduduk Jabodetabek yang diperkirakan akan mencapai 30,1 juta orang pada tahun 2015, kebutuhan akan rumah diperkirakan mencapai 7,5 juta rumah. Sementara jumlah rumah tangga yang sudah memiliki rumah diperkirakan mencapai 5,2 juta. Sehingga backlog rumah di wilayah megapolitan Jabodetabek mencapai 1,65 juta unit. Besarnya kebutuhan rumah di Jabodetabek hingga tahun 2012 mencerminkan besarnya potensi pasar yang bisa digarap oleh para pengembang di Jabodetabek secara berkesinambungan. Pusat Perbelanjaan Selama dua tahun terakhir, 2011- 2012, Kuningan City Lifestyle and Entertainment Center yang berada dalam kawasan terintegrasi Kuningan City, menjadi satu-satunya pasokan pusat perbelanjaan yang mulai beroperasi di CBD. Pusat perbelanjaan ini resmi beroperasi di triwulan keempat tahun 2011 dan menyumbangkan 56.000 m 2 dari total 707.993 m 2 total pasokan ruang ritel di CBD. Sementara, dari tingkat hunian tercatat mengalami peningkatan dari 91,1 pada tahun 2011 menjadi 91,9 pada tahun 2012. Tingginya tingkat penyerapan dapat terlihat pada hampir semua pusat perbelanjaan di CBD. Kuningan City sebagai pusat perbelanjaan terakhir In 2013, given the certainty in FLPP requirements for subsidized houses, buoyant projections of Indonesia’s economic growth, relatively stable interest rates, a thriving middle-class segment, and higher per capita national income exceeding US3,500, housing sales growth is projected to climb further. The housing sector for Jabodetabek is projected to show tremendous growth prospects. With the population in Jabodetabek to reach an estimated 30.1 million people by 2015, the demand for housing is expected to amount to 7.5 million houses. Some 5.2 million families are reported to have already own a house, thus backlogs for residential property in the Jabodetabek megapolitan area amount to 1.65 million units. The considerable demand for housing in Jabodetabek until 2012 relects the enormous market potential that developers can seize upon in a sustainable manner. Shopping Centers In the last two years, 2011-2012, the Kuningan City Lifestyle and Entertainment Center located at the Kuningan City integrated zone has become the only supply for retail space that has begun operations in CBD. The mall was oicially launched in the fourth quarter of 2011 and contributed 56,000 sqm from a total of 707,993 sqm of the entire supply of retail space in CBD. In terms of tenancy rate, igures rose from 91.1 in 2011 to 91.9 in 2012. The high absorption rate is evident in nearly all shopping malls in CBD. Kuningan City, as the most recent shopping complex in operation in CBD has secured over 90 of committed occupancy rate. Not only have tenants made commitments with 316 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Diskusi Analisa Manajemen Management Discussion Analysis yang beroperasi di CBD telah mencapai komitmen tingkat hunian di atas 90. Tidak hanya komitmen, penyewa- penyewa tersebut satu per satu telah membuka gerai-gerainya. Sedangkan untuk pusat perbelanjaan lainnya juga terus menunjukkan kinerja tingkat hunian yang positif. Pusat perbelanjaan seperti Plaza Festival yang sebelumnya dikenal dengan Pasar Festival, Setiabudi One, Epicentrum Walk, hingga pusat perbelanjaan premium, seperti Plaza Indonesia, Paciic Place, Plaza Senayan, dan Grand Indonesia menunjukkan kenaikan tingkat hunian dibandingkan dengan periode sebelumnya. Sedangkan untuk proyeksi tiga tahun ke depan atau pada tahun 2013 hingga 2015, hanya akan ada tambahan 78.000 m 2 ruang ritel baru di CBD. Satu-satunya pasokan ruang ritel baru yang terletak dalam wilayah CBD adalah Lotte Shopping Avenue. Pusat perbelanjaan ini terletak dalam kawasan pengembangan Ciputra World di Jalan Satrio. Melihat kemajuan konstruksinya, pusat perbelanjaan tersebut diprediksikan akan resmi beroperasi di triwulan pertama tahun 2013 dari rencana awal yang dijadwalkan di akhir tahun 2012. Beroperasinya pusat perbelanjaan ini akan menambah pasokan kumulatif di CBD menjadi 785.993 m 2 . Pada tahun 2013, tingkat hunian diproyeksikan akan terus mengalami peningkatan sumber: Colliers International Indonesia. Kinerja Unit Usaha Secara umum, kinerja pendapatan dari unit-unit usaha Perusahaan menunjukkan hasil yang menggembirakan pada tahun 2012, didukung oleh kondusifnya perekonomian Indonesia. Pendapatan tercatat sebesar Rp2,9 triliun pada tahun 2012 atau mengalami kenaikan sebesar 53 dari Rp1,9 triliun pada tahun 2011. Sementara itu, pengelolaan beban pokok penghasilan the retail management, but have also started to open their business. As for other retail complexes, occupancy rates are similarly on an upward trajectory. Shopping malls such as Plaza Festival formerly known as Pasar Festival, Setiabudi One and Epicentrum Walk, and premium shopping centers such as Plaza Indonesia, Paciic Place, Plaza Senayan and Grand Indonesia, have seen their tenancy rates rise compared to the previous period. In the next three years, between 2013 and 2015, it is projected that 78,000 sqm of new retail space will be available at CBD. The only supply of new retail space within CBD is Lotte Shopping Avenue. The shopping center is located at the Ciputra World project development area at Satrio Street. Given its rapid construction progress, the shopping complex is expected to be oicially in operations by the irst quarter of 2013 from the initial plan at the end of 2012. The functioning of the mall will add to the cumulative supply of retail space in CBD to reach 785,993 sqm. In 2013, occupancy rates are projected to experience an ascending trend source: Colliers International Indonesia. Business Unit Performance The revenue performance of Company business units has shown admirable results in 2012 supported by a favorable economic climate in Indonesia. Earnings registered at Rp2.9 trillion in 2012 or a 53 leap from Rp1.9 trillion in 2011. Meanwhile, better management of the cost of revenue has made it possible for the Company to achieve a Penghasilan Usaha Bersih dalam juta Rupiah Net Revenues in million Rupiah 2010 1,367,556 2011 1,927,530 2012 2,949,586 Laba Kotor dalam juta Rupiah Gross Proit in million Rupiah 2010 669,273 2011 924,913 2012 1,617,254 Jumlah Aset dalam juta Rupiah Total Assets in million Rupiah 2010 17,064,196 2011 17,707,950 2012 15,235,633 Laba Usaha dalam juta Rupiah Operating Proit in million Rupiah 2010 241,714 2011 286,430 2012 785,085 317 BAKRIELAND • Annual Report 2012 yang baik membuat Perusahaan berhasil mencatat peningkatan gross margin dari 48 pada tahun 2011 menjadi 54,8 pada tahun 2012. Keberhasilan Perusahaan dalam membukukan kinerja pendapatan yang baik tidak terlepas dari kerja keras seluruh jajaran manajemen dan karyawan Perusahaan dalam mengembangkan proyek-proyek yang memiliki kualitas baik. Perusahaan memiliki proyek-proyek di lokasi- lokasi yang strategis dalam skala besar, dengan konsep pembangunan yang menyeluruh sesuai keinginan konsumen. Kelangsungan bisnis Perusahaan juga diharapkan terus berkelanjutan dengan didukung oleh cadangan lahan land bank yang besar. Namun, peningkatan berarti pada beban bunga dan keuangan, cadangan kerugian penurunan nilai piutang, dan kerugian atas divestasi proyek jalan tol membuat Perseroan mencatat peningkatan rugi bersih dari Rp19,2 miliar pada tahun 2011 menjadi Rp1,2 triliun pada tahun 2012. surge in gross margin from 48 in 2011 to 54.8 in 2012. The Company’s success in posting satisfactory revenue performance would be unattainable without the hard work of all management ranks and Company employees in developing projects of exceptional quality. The Company has large-scale projects in strategic locations that ofer an all-embracing development concept tailored to consumer needs. Company business is also expected to remain sustainable with support from a vast land bank. Nevertheless, a signiicant increase in interest and inancial expense, allowance for impairment loss of trade receivables and losses to the divestment of the toll road project have resulted in a rise in net loss from Rp19.2 billion in 2011 to Rp1.2 trillion in 2012. 2012 2011 Penghasilan Usaha Bersih Rp Miliar Billion 2,950 1,928 Net Revenues Laba Kotor Rp Miliar Billion 1,617 925 Gross Proit Laba Usaha Rp Miliar Billion 785 286 Operating Proit Laba Rugi Bersih Rp Miliar Billion 1,202 19 Net Proit Loss Marjin Laba Kotor 54.8 48.0 Gross Proit Margin Marjin Laba Usaha 26.6 14.9 Operating Proit Margin 2012 2011 Jumlah Aset Rp Miliar Billion 15,236 17,708 Total Assets Kas Setara Kas Rp Miliar Billion 268 597 Cash Cash Equivalent Jumlah Liabilitas Rp Miliar Billion 6,071 6,806 Total Liabilities Jumlah Ekuitas Rp Miliar Billion 7,306 8,347 Total Equity Rasio Liabilitas terhadap Ekuitas 83.1 81.5 Debt to Equity Ratio Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada entitas induk | Equity attributable to parent entity 318 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Diskusi Analisa Manajemen Management Discussion Analysis Pencapaian Perusahaan dari segi pendapatan merupakan kontribusi dari unit-unit usaha Perusahaan, yaitu City Property, Landed Residential, dan Hotels Resorts. City Property adalah unit usaha Bakrieland yang mengembangkan proyek superblok Rasuna Epicentrum di kawasan CBD utama Kuningan Jakarta, dengan produk utama apartemen dan bangunan tinggi lainnya seperti perkantoran. Sedangkan Landed Residential merupakan unit usaha Perusahaan yang mengembangkan perumahan landed housing dengan proyek utamanya adalah perumahan Bogor Nirwana Residence yang berada di kawasan utama Kota Bogor. Sementara itu, Hotels Resorts merupakan unit usaha yang bergerak di bidang perhotelan, dengan proyek utamanya Pullman Bali Legian Nirwana dan Pan Paciic Nirwana Bali Resort yang berada di salah satu pusat pariwisata dunia, yaitu Bali. Unit City Property Unit City Property membukukan pendapatan sebesar Rp2.058,1 miliar, atau mengalami peningkatan sebesar 79,9 dari Rp1.143,9 miliar pada tahun 2011. Kenaikan pendapatan unit City Property ini disebabkan oleh penjualan lot tanah yang cukup besar pada lokasi Rasuna Epicentrum. Unit City Property Bakrieland merupakan penopang utama pendapatan Perusahaan yang memberikan kontribusi terbesar selama tahun 2012, yaitu 69,8 dari total pendapatan. Pendapatan dari Unit City Property dihasilkan dari penjualan lot tanah dan proyek-proyek bangunan tinggi high- rise diantaranya perkantoran Bakrie Tower, The Grove Condominium, The Grove Suites, proyek komersial Lifestyle Center dan apartemen The Wave. Bakrie Tower, proyek bangunan perkantoran 47 lantai yang menjadi lagship Perusahaan, telah selesai konstruksinya pada tahun 2009 dengan Company performance in terms of revenue is associated with the contribution of its business units, namely City Property, Landed Residential and Hotels Resorts. City Property is a Bakrieland business unit that develops the Rasuna Epicentrum superblock project at the main CBD area at Kuningan Jakarta of which its core products are apartments and other high-rise buildings such as oice premises. Landed Residential is another Company business unit that focuses on the development of landed housing with the Bogor Nirwana Residence as its main project located in a prime location in Bogor City. Meanwhile, Hotels Resorts is a business unit dedicated to the hotel business of which its main projects include Pullman Bali Legian Nirwana and Pan Paciic Nirwana Bali Resort situated in Bali as one of the world’s leading holiday destinations. City Property Unit The City Property Unit has recorded an income of Rp2,058.1 billion or a 79.9 jump from Rp1,143.9 billion in 2011. This sharp rise in revenue earned by City Property is attributed to the remarkable sales of lots at Rasuna Epicentrum. Bakrieland’s City Property Unit is the mainstay of corporate earnings, providing the highest contribution throughout 2012 at 69.8 of total Company revenue. Income from the City Property Unit is derived from the sales of lots and high-rise building projects, including the Bakrie Tower oice premises, The Grove Condominium, The Grove Suites, Lifestyle Center commercial project and The Wave apartment block. Bakrie Tower, an oice building towering at 47 loors, serves as the Company’s lagship project following the completion of its construction in 2009 in 319 BAKRIELAND • Annual Report 2012 sebagian besar saleable area telah terjual atau tersewa. Per 31 Desember 2012 take up rate telah mencapai sekitar 97,5, dimana sekitar 27,3 take up rate merupakan bagian yang tersewa. Demikian pula proyek Lifestyle Center, yang mulai beroperasi di bulan Maret 2010, per 31 Desember 2012 mencatat take up rate sebesar 95,3 dari total saleable area telah terjual atau dipesan untuk disewa. Sedangkan konstruksi pembangunan The Grove yang terdiri atas 2 tower kondominium dengan total 440 unit telah mencapai 62,1 hingga 31 Desember 2012, dan sebanyak 56 unit yang tersedia telah terjual. Proyek The Grove Suites hingga 31 Desember 2012 telah terjual 27 unit dengan progres konstruksi telah mencapai sekitar 94,2. Proyek lainnya adalah Wave Condominium yang terdiri dari 3 tower, yaitu Tower Coral, Sand, dan Breeze dengan total 828 unit apartemen. Konstruksi pembangunan tower Coral dan Sand telah mencapai 96,3 di akhir Desember 2012. Tingkat penjualan tower Coral dan Sand sangat baik mencapai sekitar 56,3, sedangkan konstruksi pembangunan Breeze mencapai 28,7 di akhir tahun 2012. Di samping proyek-proyek di atas, Bakrieland bekerjasama dengan Perumnas, mengembangkan proyek rumah susun sederhana milik Rusunami Sentra Timur Residence di Jakarta Timur, untuk mendukung program pemerintah dalam pembangunan tempat hunian 1.000 tower. Pada tahap pertama, dikembangkan 3 tower yang memiliki total 1.327 unit, dengan rencana pengembangan keseluruhan hingga 11 tower. Pada akhir 31 Desember 2012, progres konstruksi Sentra Timur Residence telah mencapai 100 dengan tingkat penjualan mencapai sekitar 78, which most of its saleable area has been sold or leased. As of 31 December 2012, the take up rate has reached roughly 97.5 from which 27.3 is on lease. The Lifestyle Center project that began operations in March 2010, as of 31 December 2012 has similarly attained an impressive take up rate of 95.3 from total saleable area which has either been sold or reserved for lease. The construction of The Grove project that comprises 2 condominium towers with a total of 440 units has reached 62.1 in progress by 31 December 2012, and some 56 available units have been sold. The Grove Suites by 31 December 2012 has sold 27 units while construction has reached 94.2 near completion. Another project is the Wave Condominium that consists of 3 towers – Coral, Sand and Breeze towers – accommodating a total of 828 apartment units. The construction of the Coral and Sand towers has reached 96.3 at the end of December 2012. Sales igures for the Coral and Sand towers have been commendable at 56.3, while the development of the Breeze Tower has reached 28.7 of the construction phase by the end of 2012. In addition to the aforementioned projects, Bakrieland has worked in concert with the Perumnas state-owned housing company to develop the Sentra Timur Residence low-cost apartment complex at East Jakarta, as part of the Company’s support for government plans to build 1,000 apartment towers. In the irst stage, development will focus on 3 towers with a total of 1,327 units to be later expanded to a total of 11 towers. By 31 December 2012, construction progress at Sentra Timur Residence has reached 100 and managed to secure a sales rate of 78 from which 1,035 apartment units have 320 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Diskusi Analisa Manajemen Management Discussion Analysis dimana sejumlah 1.035 unit Rusunami telah terjual. Lokasi Sentra Timur Residence yang strategis berdekatan dengan akses jalan tol JORR Jakarta Outer Ring Road dan fasilitas yang cukup lengkap merupakan faktor utama suksesnya proyek ini, dan diharapkan penjualan Rusunami Sentra Timur Residence akan semakin meningkat seiring dengan selesainya konstruksi bangunan. Sementara itu beban pokok penjualan unit usaha City Property mengalami peningkatan yang lebih kecil dibandingkan dengan peningkatan pendapatan unit usaha City Property. Sebagai akibatnya, marjin laba kotor mengalami perbaikan dari 40,2 pada tahun 2011 menjadi 53,5 pada tahun 2012. Unit Landed Residential Pendapatan Unit Landed Residential mengalami peningkatan sebesar 38,3 pada tahun 2012 dari Rp376,8 miliar pada tahun 2011 menjadi Rp521,3 miliar pada tahun 2012. Peningkatan ini disebabkan oleh kenaikan penjualan perumahan di Bogor Nirwana Residence BNR dan Sentul Nirwana yang memberikan kontribusi sekitar 27,6 dan 38,2 dari total pendapatan Unit Landed Residential. Selain dari penjualan perumahan, pendapatan Unit Landed Residential juga berasal dari proyek lainnya yaitu The Jungle Waterpark, Aston Hotel Bogor, dan proyek komersial Orchard Walk. The Jungle Waterpark yang mulai beroperasi sejak tahun 2008 dan memiliki luas area sebesar 3,5 ha mampu menarik pengunjung sebanyak 919 ribu orang dan menghasilkan pendapatan sekitar Rp57,9 miliar pada tahun 2012, jumlah ini mengalami peningkatan dibandingkan pada tahun 2011 sebanyak 888 ribu orang dengan pendapatan sebesar Rp43,7 miliar. been sold. Its strategic location close to the JORR Jakarta Outer Ring Road toll road access and its inclusive facilities has been a primary factor for the project’s success. Sales of Sentra Timur Residence are expected to rise in line with the completion of all construction phases. Meanwhile, the cost of goods sold for the City Property business unit has increased less than the rise in the Unit’s revenue. As a consequence, gross proit margin saw an improvement from 40.2 in 2011 to 53.5 in 2012. Landed Residential Unit Income generated by the Landed Residential Unit has climbed 38.3 in 2012 from Rp376.8 billion in 2011 to reach Rp521.3 billion in 2012. This increase is due to a rise in housing sales at Bogor Nirwana Residence BNR and Sentul Nirwana, each contributing 27.6 and 38.2 from total Landed Residential Unit’s income. Apart from housing sales, the Landed Residential Unit also draws in income from other projects, such as The Jungle Waterpark, Aston Hotel in Bogor and the Orchard Walk commercial project. The Jungle Waterpark that extends across 3.5 hectares was irst opened to the public in 2008 and now manages to bring in 919 thousand visitors, yielding earnings worth Rp57.9 billion in 2012. This is an upward trend compared to 2011 with 888 thousand visitors and income amounting to Rp43.7 billion. 321 BAKRIELAND • Annual Report 2012 Kenaikan harga properti yang cukup signiikan pada tahun 2012 membuat marjin laba kotor unit usaha Landed Residential mengalami peningkatan dari 64,6 pada tahun 2011 menjadi 69 pada tahun 2012, demikian halnya dengan marjin laba operasi yang mengalami peningkatan dari 24,8 pada tahun 2011 menjadi 28,3 pada tahun 2012. Unit Hotels Resorts Pada tahun 2012, kontribusi dari unit usaha Hotels Resorts tercatat sebesar 12,6 dari total pendapatan, dimana pendapatan dari unit usaha ini mencapai Rp370,2 miliar atau mengalami penurunan sebesar 9 dibandingkan dengan Rp406,9 miliar pada tahun 2011. Penurunan ini disebabkan oleh penurunan pendapatan dari proyek Pullman Bali Legian Nirwana Condotel yang unitnya telah habis terjual di tahun sebelumnya. Sementara itu peningkatan beban pokok penjualan menyebabkan laba kotor mengalami penurunan dari Rp277,5 miliar pada tahun 2011 menjadi Rp156,1 miliar pada tahun 2012. Hal ini pada gilirannya mengakibatkan rugi usaha sebesar Rp118,4 miliar pada tahun 2012 dibandingkan dengan laba usaha sebesar Rp52,1 miliar pada tahun 2011. Kontribusi lainnya terhadap pendapatan unit usaha Hotels Resorts berasal dari Al-Saraya Bakrie Hotel, Pullman Bali Legian Nirwana, Grand Elty Singgasana, dan Krakatoa Nirwana Resort. Peningkatan pendapatan yang berarti dibukukan oleh Pullman Bali Legian Nirwana seiring dengan membaiknya iklim pariwisata di Indonesia, khususnya di Bali. Jumlah kunjungan wisatawan asing ke Bali mencapai hampir 3 juta orang selama tahun 2012, meningkat dibandingkan 2,7 juta pada tahun 2011 sumber: Biro Pusat Statistik. A signiicant rise in property prices in 2012 has correspondingly led to improved gross proit margin for the Landed Residential business unit from 64.6 in 2011 to 69 in 2012. Similarly, operating proit margin also rose from 24.8 in 2011 to 28.3 in 2012. Hotels Resorts Unit In 2012, contribution from the Hotels Resorts business unit accounted for 12.6 from total income, whereby earnings generated by this business unit amounted to Rp370.2 billion or a 9 drop compared to Rp406.9 billion in 2011. This declining trend is due to a decrease in income from Pullman Bali Legian Nirwana Condotel of which its units have all been sold in the previous year. Meanwhile, an increase to cost of goods sold has led to fall in gross proit from Rp277.5 billion in 2011 to Rp156.1 billion in 2012. This in turn prompted an operating loss of Rp118.4 billion in 2012 compared to an operating proit of Rp52.1 billion in 2011. Income for the Hotels Resorts business unit is also sourced from Al- Saraya Bakrie Hotel, Pullman Bali Legian Nirwana, Grand Elty Singgasana and Krakatoa Nirwana Resort. A signiicant increase in income posted by Pullman Bali Legian Nirwana attests to an improving overall situation that has been favorable to the tourism industry in Indonesia, particularly Bali. Some 3 million foreign visitors have traveled to Bali in 2012 which is an increase compared to 2.7 million international tourists in 2011 source: Central Bureau of Statistics. 322 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Kinerja Masing-Masing Sub-Sektor Perusahaan memiliki tiga sub- sektor yang menjadi pilar utama bisnis perusahaan yaitu sub-sektor apartemen, sub-sektor perumahan dan sub-sektor hotel resor. Di tahun 2012 sub-sektor yang memberikan kontribusi terbesar yaitu sub-sektor hotel resor dan sub-sektor perumahan. Proyek apartemen yang menjadi sumber pendapatan Perusahaan selama tahun 2012 terutama adalah The Grove Condominium, The Grove Suites, dan The Wave yang terletak di Rasuna Epicentrum Kuningan serta proyek apartemen bersubsidi Sentra Timur Residence di Jakarta Timur. Adapun proyek perumahan yang memberikan kontribusi utama terhadap pendapatan Perusahaan adalah proyek Sentul Nirwana dan Bogor Nirwana Residence. Kontribusi Penjualan Masing-Masing Sub-Sektor Sales Contributions of Each Sub-Sector dalam Miliar Rupiah Revenue YoY Changes in Billion Rupiah Keterangan 2012 to total revenue 2011 total revenue Nilai Value Description Perumahan 383.3 13.0 240.5 11.9 142.8 59.4 Landed Residential Apartemen 241.3 8.2 228.0 11.3 13.4 5.9 Apartment Kantor Strata 48.9 1.7 64.4 3.2 15.5 -24.0 Strata Oice Hotel Strata 26.3 0.9 182.2 9.0 155.9 -85.5 Strata Hotel Hotel Resor 480.8 16.3 366.8 18.2 114.1 31.1 Hotel Resort Wahana Air 57.9 2.0 43.7 2.2 14.2 32.5 Waterpark Kawasan Ritel Olah Raga 90.0 3.1 68.1 3.4 21.9 32.2 Retail Sports Area Sewa Kantor 53.5 1.8 47.0 2.3 6.5 13.9 Leased Oice Space Jasa Manajemen 156.9 5.3 118.5 5.9 38.4 32.4 Management Service Penjualan tanah 1,410.6 47.8 568.5 28.2 842.1 148.1 Sale of Land Lot Perumahan Pendapatan dari sub-sektor perumahan selama tahun 2012 tercatat sebesar Rp 383,3 miliar, atau meningkat sebesar 59,4 dari Rp240,5 miliar di tahun 2011. Penyumbang terbesar dari sub sektor perumahan berasal dari proyek perumahan Bogor Nirwana Residence Performance of Each Sub-Sector The Company has three sub-sectors that make up the Company’s main business pillar, namely the apartment, housing and hotel resort sub-sectors. In 2012, the hotel resort and housing sub- sectors have contributed the most to Company revenue. Apartment projects that have been the main source of income for the Company throughout 2012 are The Grove Condominium, The Grove Suites and The Wave located at Rasuna Epicentrum Kuningan, and the Sentra Timur Residence subsidized apartment project in East Jakarta. As for housing projects, the Sentul Nirwana and Bogor Nirwana Residence have been the largest contributor to Company earnings. Housing Earnings from the housing sub-sector in 2012 amounted to Rp 383.3 billion, or a 59.4 increase from Rp240.5 billion in 2011. The main income contributor from the residential sub-sector originates from the Bogor Nirwana Residence housing project in Bogor and Sentul Diskusi Analisa Manajemen Management Discussion Analysis 323 BAKRIELAND • Annual Report 2012 di Bogor dan Sentul Nirwana, yang masing-masing menyumbang sekitar 28 dan 38 dari total penjualan perumahan. Peningkatan penjualan sub-sektor perumahan terutama didukung oleh suku bunga KPR yang stabil dan cenderung menurun selama tahun 2012. Apartemen Pada tahun 2012, sub-sektor apartemen memberikan kontribusi pendapatan kepada Perusahaan sebesar Rp 241,3 miliar, atau mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2011 yang sebesar Rp228 miliar akibat semakin meningkatnya permintaan masyarakat. Per 31 Desember 2012, progres konstruksi untuk The Grove Condominium dan The Grove Suites telah mencapai masing-masing 62,1 dan 94,2, sementara The Wave mencapai sekitar 96,3. Proyek- proyek The Grove Condominium, The Grove Suites dan The Wave di Rasuna Epicentrum masih akan tetap memberikan kontribusi pendapatan di tahun mendatang, dimana pendapatan dari sub-sektor apartemen yang belum dapat diakui sales backlog pada 31 Desember 2012 mencapai Rp 218,9 miliar. Perkantoran Strata Dari sub-sektor perkantoran strata, Perusahaan mencatat penjualan sebesar Rp 48,9 miliar selama tahun 2012, atau turun sebesar 24 dibandingkan dengan Rp 64,4 miliar selama tahun 2011. Hal ini disebabkan terutama oleh penurunan penjualan proyek Lifestyle Center sebagai akibat dari semakin terbatasnya unit yang tersedia. Nirwana, each bringing in 28 and 38 from total housing sales. A rise in the sales of the housing sub-sector is primarily due to stable KPR interest rates with a declining trend throughout 2012. Apartment In 2012, the apartment sub-sector contributed Rp 241.3 billion to Company revenue, a decline from Rp228 billion in 2011 due to increased demand. As of 31 December 2012, construction progress for The Grove Condominium and The Grove Suites reached 62.1 and 94.2 respectively, while The Wave attained 96.3 near completion. The Grove Condominium, The Grove Suites and The Wave projects at Rasuna Epicentrum shall continue to put in their share of revenue contribution in years to come in which earnings generated by the apartment sub-sector from sales backlog on 31 December 2012 amounted to Rp 218.9 billion. Strata Oice From the strata oice sub-sector, the Company recorded sales worth Rp 48.9 billion in 2012, a 24 drop compared to Rp 64.4 billion in 2011. This is largely due to decreasing sales of the Lifestyle Center project as available units become increasingly limited. 324 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Hotel Strata Pada tahun 2012, Perusahaan memperoleh pendapatan dari hotel strata sebesar Rp 26,3 miliar, turun bila dibandingkan dengan pendapatan di tahun 2011 yang sebesar Rp182,2miliar. Hal ini disebabkan sangat terbatasnya unit yang tersedia di tahun 2012. Penjualan berasal dari proyek Pullman Bali Legian Nirwana yang berlokasi di Kuta, Bali dan proyek Aston Hotel, Bogor yang berlokasi di dalam kompleks perumahan Bogor Nirwana Residence. Hotel Resor Pendapatan dari Hotel Resor selama tahun 2012 mencapai Rp480,8 miliar, mengalami kenaikan sebesar 31,1 dibandingkan Rp366,8 miliar di tahun 2011. Pendapatan dari Hotel dan Golf di Bali memberikan kontribusi terbesar yaitu Rp 269,1 miliar, atau mencakup 56 dari total pendapatan dari Hotel Resort. Penyumbang terbesar kedua adalah Hotel Aston Bogor sebesar 15,2. Selama tahun 2012, Hotel Aston Rasuna mencatat kenaikan rata-rata tingkat hunian dari 88,5 di tahun 2011 menjadi 88,9. Sementara itu, tingkat hunian Pullman Legian Nirwana tercatat sebesar 73, mengalami penurunan dibandingkan tahun 2011 yang tercatat sebesar 76,3 akibat dari semakin tingginya persaingan usaha di kawasan tersebut. Tingkat hunian Nirwana Bali Resort mengalami peningkatan dari 43,1 di tahun 2011 menjadi 50 di tahun 2012. Pendapatan lainnya berasal dari Grand Elty Krakatoa yang juga mengalami kenaikan tingkat hunian dari 24 di tahun 2011 menjadi 28 di tahun 2012. Selain itu, Perusahaan juga memperoleh pendapatan dari Hotel Elty Tenggarong sebesar Rp12,3 miliar di tahun 2012. Strata Hotel In 2012, the Company secured income from the strata hotel sub-sector worth Rp 26.3 billion, a declining trend compared to income generated in 2011 at Rp182.2 billion. This is attributed to the limited number of units available for 2012. Sales are derived from Pullman Bali Legian Nirwana located in Kuta, Bali and Aston Hotel, Bogor nestled within the Bogor Nirwana Residence housing estate. Hotels Resorts Income from the Hotels Resorts sub-sector during 2012 amounted to Rp480.8 billion, which is a 31.1 surge compared to Rp366.8 billion in 2011. Earnings from Hotel and Golf in Bali presented the highest contribution at Rp269.1 billion that accounted for 56 from total income yielded by the Hotel Resort sub-sector. The second highest contributor is Aston Bogor Hotel at 15.2. Throughout 2012, Aston Rasuna Hotel experienced a rise in average occupancy rates from 88.5 in 2011 to 88.9. Meanwhile, the occupancy rate at Pullman Legian Nirwana reached 73, a descending trend compared to 2011 at 76.3 due to intensiied business competition. The occupancy rate for Nirwana Bali Resort, in contrast, improved from 43.1 in 2011 to 50 in 2012. Other sources of income originate from Grand Elty Krakatoa that also witnessed a rise in occupancy rate from 24 in 2011 to 28 in 2012. Furthermore, the Company also secures its income from Elty Tenggarong Hotel to the tune of Rp12.3 billion in 2012. Diskusi Analisa Manajemen Management Discussion Analysis 325 BAKRIELAND • Annual Report 2012 Secara umum harga rata-rata per kamar mengalami kenaikan di tahun 2012, yaitu sebesar 23,6 untuk hotel Pan Paciic Nirwana Bali Resort, 13,7 untuk Grand Elty Krakatoa dan 10,4 untuk Aston Rasuna Residence. Waterpark and Entertainment Waterpark The Jungle memberikan kontribusi pendapatan yang cukup baik, yaitu sebesar Rp 57,9 miliar di tahun 2012, mengalami peningkatan dari Rp43,7 miliar di tahun 2011. Jumlah pengunjung The Jungle selama tahun 2012 tercatat sebanyak 919.869 orang, atau mengalami peningkatan sebesar 3,5 dibandingkan dengan 888,477 orang di tahun 2011. Wahana rekreasi air ini merupakan proyek Bakrieland yang berlokasi di dalam perumahan Bogor Nirwana Residence dan mulai beroperasi secara komersial sejak awal tahun 2008. Di wahana yang sama, Perusahaan juga memiliki teater Cinema 4 Dimensi yang mencatat jumlah pengunjung sebanyak 43.244 di tahun 2012 mengalami penurunan sebesar 32,5 dibandingkan tahun sebelumnya akibat adanya penutupan operasional sementara di bulan Februari dan Maret 2012. Disamping the Jungle, perusahaan juga memiliki Jungleland Adventure Theme Park Jungleland yang terletak di kawasan Sentul Nirwana. Jungleland memiliki luas area 35ha dengan lebih dari 41 wahana dan atraksi dan merupakan Theme Park terbesar di Indonesia. Sampai dengan akhir tahun 2012, terdapat 5 zona yang sedang dibangun, yaitu Downtown, Carnival, Explora, Tropicalia, dan Mysteria. Adapun progres pembangunannya berturut-turut adalah 87, 75, 15, 44, dan 34. Soft launching direncanakan akan dilaksanakan pada awal Mei 2013 dan pembangunan untuk seluruh wahana ditargetkan selesai pada akhir tahun 2013. The average room rates experienced an increase in 2012 to as much as 23.6 for Pan Paciic Nirwana Bali Resort, 13.7 for Grand Elty Krakatoa and 10.4 for Aston Rasuna Residence. Waterpark and Entertainment The Jungle Waterpark has contributed signiicantly to Company revenue at Rp 57.9 billion in 2012, a rise from Rp43.7 billion in 2011. Some 919,869 people have visited The Jungle throughout 2012, which is a 3.5 increase compared to 888.477 people in 2011. The recreational facility is a Bakrieland project located within Bogor Nirwana Residence and started commercial operations in early 2008. The Waterpark also features a four dimension cinema that managed to attract 43,244 visitors in 2012, a 32.5 drop compared to the previous year due to temporary closure in February and March 2012. Apart from The Jungle, the Company also owns Jungleland Adventure Theme Park Jungleland located at Sentul Nirwana. Jungleland, covering an area of 35 hectares with more than 41 amusement rides and attractions, is the largest theme park in Indonesia. By the end of 2012, ive zones are being developed, namely Downtown, Carnival, Explora, Tropicalia and Mysteria and each respectively at 87, 75, 15, 44 and 34 into completion. Its soft launching is scheduled for early May 2013 and the development of all rides and attractions is projected to complete by the end of 2013. 326 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Diskusi Analisa Manajemen Management Discussion Analysis Bidang Retail Olahraga Pendapatan dari sub-sektor retail olahraga selama tahun 2012 tercatat sebesar Rp90 miliar atau mengalami kenaikan dibandingkan dengan Rp68,1 miliar di tahun 2011. Pendapatan dari subsektor ini terutama disumbangkan oleh penyewaan area perbelanjaan Plaza Festival, penjualan Orchard Walk di Bogor Nirwana Residence dan juga berasal dari keanggotaan Elite Club Rasuna yang mencapai 2.555 orang pada 31 Desember 2012. Untuk area komersial Plaza Festival, tingkat hunian tercatat sangat baik, yaitu meningkat dari 78,9 di tahun 2011 menjadi 98,3 di tahun 2012. Pangsa Pasar Konsep pembangunan properti yang terencana serta strategi pemasaran yang tepat membuat Perusahaan berhasil menjual setiap proyek properti yang dikembangkan, sehingga memiliki pangsa pasar yang cukup signiikan terutama untuk proyek-proyek residensial yang merupakan bisnis inti perusahaan. Apartemen Untuk pasar apartemen, proyek-proyek apartemen yang dikembangkan perusahaan di Rasuna Epicentrum memiliki pangsa pasar yang cukup besar yaitu sekitar 22,4 dari total apartemen yang berlokasi di Jakarta CBD. Perumahan Melalui Bogor Nirwana Residence, Perusahaan memiliki pangsa pasar sekitar 9 untuk proyek perumahan kelas menengah dan menengah-atas yang berlokasi di kota Bogor. Perkantoran Proyek-proyek perkantoran Perusahaan yang meliputi the Bakrie Tower, Wisma Bakrie 1, Wisma Bakrie 2, dan proyek perkantoran di Lifestyle Center serta Rasuna Oice Park memiliki pangsa sekitar 2,7 dari total pasar perkantoran di Jakarta CBD. Retail Sports Area Earnings from the retail sports area sub-sector in 2012 amounted to Rp90 billion, which is an increase compared to Rp68.1 billion in 2011. This sub-sector primarily derives its income from the lease of retail space at Plaza Festival, sales of Orchard Walk at Bogor Nirwana Residence and membership of Elite Club Rasuna that has reached 2,555 members by 31 December 2012. The occupancy rate for Plaza Festival’s commercial space has been satisfactory which saw an appreciable increase from 78.9 in 2011 to 98.3 in 2012. Market Share A well-planned property development concept bolstered by an accurate marketing strategy has helped Company successfully market every property project that it develops, allowing the Company to acquire a sizeable market share, primarily for residential projects as the Company’s core business. Apartments The Company’s apartment projects located at Rasuna Epicentrum have carved a signiicant slice of the market share at 22.4 from total apartments available at Jakarta CBD. Housing Through Bogor Nirwana Residence, the Company has secured 9 of market share for upper-middle class residential properties located in the city of Bogor. Oice Buildings The Company’s oice projects that include Bakrie Tower, Wisma Bakrie 1, Wisma Bakrie 2, Lifestyle Center and Rasuna Oice Park hold 2.7 market share for the oice market in Jakarta CBD. 327 BAKRIELAND • Annual Report 2012 Pusat perbelanjaan Perusahaan melalui Plaza Festival dan Lifestyle Center memiliki pangsa pasar untuk pusat perbelanjaan komersial di Jakarta CBD sekitar 4,7. Perhotelan Pangsa pasar Perusahaan untuk hotel bintang 5 di Bali sekitar 5,4 dan kurang lebih 2,4 untuk hotel di Jakarta CBD. Perkembangan Harga Produk Penetapan harga produk merupakan hal yang penting bagi sebuah perusahaan properti dan merupakan keputusan yang strategis. Meskipun dalam suatu periode terdapat peningkatan harga bahan-bahan bangunan serta inlasi, penyesuaian harga produk-produk properti tidak selalu bergerak dalam tingkat yang sama. Kebijakan penetapan harga dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi perekonomian secara umum, termasuk di dalamnya faktor daya beli calon konsumen. Di tahun 2012, properti perusahaan secara umum mengalami peningkatan sebesar 10-15. Apartemen Secara umum harga jual rata-rata apartemen perusahaan mengalami peningkatan di tahun 2012. Peningkatan harga jual tertinggi dibukukan oleh apartemen the Wave yang meningkat sebesar 22 dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara itu, harga jual untuk apartemen The Grove Condominium mengalami peningkatan sebesar 16,5 dan the Grove Suites mengalami peningkatan sebesar 9. Selama tahun 2012, penjualan unit apartemen marketing sales tercatat sebanyak 163 unit, mengalami peningkatan dibandingkan dengan 154 unit di tahun 2011. Hal ini dimungkinkan oleh peningkatan penjualan apartemen the Grove Condominium dari 25 unit di tahun 2011 menjadi 54 unit di tahun 2012. Sementara itu, baik apartemen the Grove Suites dan the Wave Shopping Centers Through Plaza Festival and Lifestyle Center, the Company has secured 4.7 of the market share for shopping complexes commercial at Jakarta CBD. Hotels The Company’s market share for ive- star hotels in Bali reaches 5.4, and roughly 2.4 for the hotel market at Jakarta CBD. Product Price Increases Setting the most appropriate product price as part of strategic decision making is crucial for a property developer. Although in a given period the industry may have to deal with price hikes in construction materials and inlation, price adjustments to property products do not necessarily commensurate with such price increases. Product prices are set by taking into account the general economic condition, including consumer purchasing power. In 2012, property companies mainly saw an increase of between 10 and 15. Apartment The average selling price of Company apartments has seen an upward trend in 2012. The highest price increase is experienced by The Wave apartment units at 22 compared to the previous year. The selling price for The Grove Condominium on the other hand rose 16.5, while The Grove Suites recorded a 9 increase. Throughout 2012, some 163 apartment units marketing sales were sold, which is an increase compared to 154 units in 2011. This is due to higher sales for apartments at The Grove Condominium from 25 units in 2011 to 54 units in 2012. The sales of apartments at The Grove Suites and The Wave in contrast fell in 2012 due 328 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Diskusi Analisa Manajemen Management Discussion Analysis mengalami penurunan penjualan di tahun 2012 akibat semakin banyaknya pilihan apartemen di daerah CBD di tahun 2012. to the availability of a broader range of apartment choices in CBD for 2012. Biaya Pengembangan termasuk tanah 2012 Development Cost including land 2012 The Grove The Wave The Grove Condo The Grove Suites Jumlah Biaya Proyek Rp miliar 994,6 193,5 376,7 Project Cost Rp billion Harga Jual Selling Price Terendah Rp jutasqm 10,6 28,1 11 Rp millionsqm Lowest Rata-rata Rp jutasqm 23,3 30,3 18,1 Rp millionsqm Average Tertinggi RP jutasqm 29,1 35,1 20,5 RP millionsqm Highest Harga Rata-rata Apartemen per m 2 dan Unit Terjual | Average price of apartment per m 2 and units sold 2012 Rp millionsqm 2011 Rp millionsqm Unit Terjual 2012 Unit Sold in 2012 Unit Terjual 2011 Unit Sold in 2011 The Grove Condo 23,3 20,0 54,0 25,0 The Grove Suites 30,3 27,8 24,0 34,0 The Wave 18,1 14,8 85,0 95,0 Perumahan Pada tahun 2012, beberapa proyek perumahan mencatat peningkatan harga jual tanah, yaitu proyek Sentul Nirwana dan Bogor Nirwana Residence BNR. Sentul Nirwana mencatat peningkatan harga jual rata-rata tanah tertinggi di tahun 2012 yaitu 36 menjadi Rp3 juta per meter persegi, sementara BNR hanya meningkat sebesar 13 menjadi Rp2,6 juta per meter persegi di tahun 2012. Sementara dari sisi harga jual per unit rumah, rata- rata harga jual per unit di tahun 2012 mengalami kenaikan di seluruh proyek dengan peningkatan tertinggi ditemui di proyek Sentul Nirwana sebesar 17, diikuti oleh Batam Nirwana Residence sebesar 16,6 dan BNR sebesar 7,6. Selama tahun 2012, total penjualan proyek-proyek perumahan di Bogor, Batam dan Sentul Nirwana Housing In 2012, several residential projects – Sentul Nirwana and Bogor Nirwana Residence BNR - recorded increases in the selling price of land. Sentul Nirwana has the highest increase in the average land sale price in 2012 at 36 to reach Rp 3 million per square meter, while BNR experienced a 13 rise to become Rp 2.6 million per square meter in 2012. In terms of sales price per housing unit, there is an average price increase in 2012 for all projects with the highest growth taking place at Sentul Nirwana for 17, followed by Batam Nirwana Residence for 16.6 and BNR for 7.6. In 2012, total sales of housing projects in Bogor, Batam and Sentul Nirwana 329 BAKRIELAND • Annual Report 2012 mencapai 1.027 unit rumah, meningkat dibandingkan dengan penjualan sebanyak 565 unit rumah di tahun 2011. reached 1,027 units, a signiicant leap compared to 565 units sold in 2011. Harga Beli Tanah, Biaya Pembangunan, Harga Jual Tanah dan Harga Jual Bangunan Land Purchase Price, Development Cost, Land Sale Price and Building Sale Price Bogor Batam Malang Sentul 2012 2011 2012 2011 2012 2011 2012 2011 Harga beli tanah mentah | Land purchase price Terendah | Lowest Rp000sqm 250 205 NA NA NA NA 260 200 Rata-rata | Average Rp000sqm 400 250 NA NA NA NA 380 230 Tertinggi | Highest Rp000sqm 550 400 NA NA NA NA 500 260 Biaya pembangunan | Development cost Terendah | Lowest Rp000sqm 2,500 2,300 1,900 1,900 NA 2,365 2,600 2,500 Rata-rata | Average Rp000sqm 2,850 2,756 2,029 2,029 NA 2,750 2,850 2,600 Tertinggi | Highest Rp000sqm 3,200 3,400 2,450 2,450 NA 3,245 3,100 2,700 Harga jual tanah | Land sale price excluding VAT Terendah | Lowest Rp000sqm 2,200 1,464 825 825 NA 1,818 1,650 1,200 Rata-rata | Average Rp000sqm 2,606 2,321 977 977 NA 2,883 3,000 2,185 Tertinggi | Highest Rp000sqm 4,500 3,577 1,300 1,300 NA 4,091 4,950 4,878 Harga jual bangunan | Building sale price excluding VAT Terendah | Lowest Rp000sqm 3,200 2,396 2,426 2,426 NA 2,500 3,350 2,730 Rata-rata | Average Rp000sqm 3,598 3,351 2,480 2,480 NA 2,754 3,685 2,818 Tertinggi | Highest Rp000sqm 4,700 4,050 2,990 2,990 NA 3,409 4,200 3,350 Harga Rata-Rata Tanah, Unit dan Jumlah Unit Terjual | Average land price, unit and units sold Harga Tanah | Land price Harga Unit | Unit price Unit Terjual | Units sold Rp millionsqm Rp millionsqm 2012 2011 2012 2011 2012 2011 Bogor Nirwana Residence 2,6 2,3 1.123,5 1.044,4 237,0 234,0 Batam Nirwana Residence 1,0 1,0 238,9 204,9 72,0 73,0 Ijen Nirwana Residence, Malang - 2,9 - 1.168,1 - 54,0 Sentul Nirwana 3,0 2,2 683,8 584,5 718,0 204,0 Hotel Strata Untuk proyek Pullman Bali Legian Nirwana, harga jual rata-rata selama tahun 2012 mengalami peningkatan sebesar 18 di tahun 2012, dengan jumlah unit terjual tercatat sebesar 19 unit. Penurunan jumlah penjualan di tahun 2012 merupakan akibat dari terbatasnya jumlah unit yang tersisa di proyek ini. Strata Hotels For Pullman Bali Legian Nirwana, the average sales prices in 2012 climbed 18 with 19 units sold. This drop in sales for 2012 is due to the limited number of remaining units available for this project. 330 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Diskusi Analisa Manajemen Management Discussion Analysis Sementara itu, proyek pembangunan Eaton Luxe Nirwana Bali dihentikan untuk sementara waktu terkait dengan adanya redesigning master plan Nirwana Bali Resort. Meanwhile, the development of the Eaton Luxe Nirwana Bali project had to be temporarily put on hold due to the need to redesign the master plan for the Nirwana Bali Resort. Harga Rata-Rata dan Jumlah Unit Terjual | Average Price and Units Sold Harga Rp jutam 2 | Price Rp millionm2 Unit Terjual | Units sold 2012 2011 2012 2011 Pullman Bali Legian Nirwana 28.3 24.0 19.0 40.0 Eaton Luxe Nirwana Bali - 21.3 - 18.0 Ikhtisar Keuangan Rp miliar | Financial Highlights Rp billion Keterangan 2012 2011 Pertumbuhan Growth Description Jumlah Aset 15,236 17,708 14 Total Asset Jumlah Liabilitas 6,071 6,806 11 Total Liability Jumlah Ekuitas 7,306 8,347 13 Total Equity Penghasilan Bersih 2,950 1,928 53 Net Income Laba Kotor 1,617 925 75 Gross Proit Laba Usaha 785 286 174 Operating Proit Laba Rugi Bersih 1,202 19 6,175.5 Net Proit Loss Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada entitas induk | Equity attributable to parent entity Jumlah laba rugi yang dapat di yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk | Total income loss attributable to owners of parent entity Laporan Laba Rugi Pendapatan Usaha Pendapatan usaha Bakrieland berasal dari penjualan produk-produk propertinya, baik dari penjualan produk yang bersifat jual putus development property maupun pendapatan dari produk-produk properti yang disewakan investment property. Pada tahun 2012, sumber-sumber penghasilan usaha Bakrieland berasal dari: • Apartemen. Proyek apartemen yang menjadi sumber pendapatan utama Perusahaan di tahun 2012 adalah The Grove Condominium dan The Grove Suites yang berada Proit and Loss Statement Operating Income Bakrieland’s operating income is derived from the sales of its property products, both from the sales of development property and investment property. In 2012, Bakrieland’s earnings are drawn from the following sources: • Apartments. The Company’s major source of income from its apartment projects includes The Grove Condominium and The Grove 331 BAKRIELAND • Annual Report 2012 dalam proyek Rasuna Epicentrum dan berlokasi di kawasan CBD utama Kuningan Jakarta. The Grove Condominium yang berdiri di atas lahan seluas 6.666 m 2 terdiri atas 2 menara dengan total 440 unit sedangkan Grove Suites berdiri di atas lahan seluas 1.400 m 2 hanya memiliki 1 menara dengan 151 unit. Kedua apartemen ini ditujukan untuk segmen menengah-atas. Sementara itu The Wave terdiri dari 9 menara dengan total 2.621 unit dan berdiri di atas lahan seluas 38.228 m 2 . • Perumahan Landed Residential. Proyek perumahan Bakrieland terbesar berlokasi di kawasan utama Bogor, dengan nama Bogor Nirwana Residence dengan luas area pengembangan sekitar 1,002 hektar dan Sentul Nirwana Bukit Jonggol Asri dengan luas area pengembangan lebih dari 12.000 hektar. Di samping itu, Bakrieland juga memiliki proyek perumahan di Batam yaitu Batam Nirwana Residence dengan luas area pengembangan 25 hektar. • Perkantoran Strata. Pendapatan dari proyek perkantoran strata terutama berasal Bakrie Tower di Rasuna Epicentrum, yang memiliki lebih kurang 62.273 m 2 useable area perkantoran. • Perkantoran Sewa. Pendapatan dari perkantoran sewa berasal dari 4 gedung perkantoran yang dimiliki Perusahaan, yaitu Bakrie Tower yang memiliki 18.954 m 2 leasable area, Wisma Bakrie 1 yang memiliki 11.410 m 2 leasable area, Wisma Bakrie 2 yang memiliki 18.999 m 2 leasable area dan Rasuna Oice Park yang memiliki 3.945 m 2 leasable area. Tingkat hunian dari keempat gedung ini adalah 94,7, 98, 85 dan 100 di tahun 2012. Suites located at Rasuna Epicentrum and the main CBD area in Kuningan Jakarta. The Grove Condominium that stands on 6,666 sqm of land consists of 2 towers with a total of 440 units, while Grove Suites extends across 1,400 sqm with a single tower that accommodates 151 units. Both apartment complexes are targeted at the upper-middle class segment. The Wave on the other hand has 9 towers with a total of 2,621 units built on an expanse of 38,228 sqm. • Landed Residential. Bakrieland’s largest housing project, known as Bogor Nirwana Residence is built on Bogor’s prime location covering an extensive area of 1,002 hectares. Other leading residential projects are Sentul Nirwana Bukit Jonggol Asri with more than 12,000 hectares of land and Batam Nirwana Residence that spreads across 25 hectares of land. • Strata Oice Buildings. Income from strata oice projects is mainly sourced from Bakrie Tower at Rasuna Epicentrum, with roughly 62,273 sqm of useable oice space. • Leased Oice Buildings. Earnings generated by leased oice premises are derived from 4 oice buildings owned by the Company, namely Bakrie Tower with 18,954 sqm leasable area, Wisma Bakrie 1 with 11,410 sqm, Wisma Bakrie 2 with 18,999 sqm and Rasuna Oice Park with 3,945 sqm. The occupancy rates for all four oice buildings are 94.7, 98, 85 and 100 respectively in 2012. 332 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Diskusi Analisa Manajemen Management Discussion Analysis • Hotel Strata. Pendapatan dari hotel strata terutama berasal dari proyek Pullman Bali Legian Nirwana yang berlokasi di Kuta, Bali. Hotel ini merupakan hotel berbintang 5 yang memiliki total 360 unit, dimana 80 unit diantaranya tidak untuk dijual namun untuk disewakan. Proyek hotel strata lainnya adalah Aston Hotel Bogor, yang berada di dalam kompleks perumahan Bogor Nirwana Residence dan merupakan hotel berbintang 4 dengan total 223 kamar, dimana 184 unit kamar adalah untuk dijual sedangkan 39 unit lainnya untuk disewakan. • Hotel Resor. Pendapatan dari Hotel Resor berasal dari hotel dan golf di Bali, hotel Aston yang terletak di kawasan Rasuna Epicentrum yang memiliki 450 kamar, resort di Lampung yaitu Krakatoa Nirwana Resort dengan 76 kamar serta Grand Elty Singgasana di Tenggarong dengan total 74 unit. • Edutainment Waterpark. Pendapatan ini berasal dari wahana rekreasi The Jungle Waterpark, yang berlokasi di dalam kompleks perumahan Bogor Nirwana Residence. The Jungle Waterpark terdiri atas kolam renang dengan berbagai ukuran dengan berbagai tema, giant aquarium, birdpark dan taman-taman yang bernuansa hijau. Selain itu, The Jungle Waterpark juga memiliki teater 4 dimensi. • Retail Sportcenter. Pendapatan ini berasal dari penyewaan ruang retail Plaza Festival yang berlokasi di kawasan Rasuna Epicentrum, yang memiliki kurang lebih 13.332 m 2 leasable area. Sedangkan pendapatan sportcenter merupakan pendapatan dari keanggotaan pusat kebugaran Elite Club Epicentrum di kawasan Rasuna Epicentrum, yang keanggotaannya pada tahun 2012 mencapai 2.555 orang. • Jasa Manajemen. Pendapatan dari jasa manajemen merupakan hasil dari pengelolaan gedung-gedung dan sarana-sarana pada proyek Bakrieland. • Strata Hotels. Income from strata hotels is primarily drawn from Pullman Bali Legian Nirwana located in Kuta, Bali. The hotel is a ive-star establishment with a total of 360 units from which 80 units are not for sale but for lease. Another strata hotel project is Aston Hotel Bogor situated within the Bogor Nirwana Residence housing estate and is a four-star hotel with a total of 223 rooms from which 184 units are for sale, while the remaining 39 units are for lease. • Hotels Resorts. Income from Hotels Resorts originates from hotel and golf in Bali, Aston Hotel located at Rasuna Epicentrum with 450 rooms, Krakatoa Nirwana Resort in Lampung with 76 rooms and Grand Elty Singgasana in Tenggarong with 74 units. • Edutainment Waterpark. The Jungle Waterpark located at the Bogor Nirwana Residence serves as the main source of income. The recreational facility features swimming pools of diferent sizes with distinct themes, a giant aquarium, bird park as well as gardens and parks. In addition, The Jungle Waterpark also has a four dimension theatre. • Retail Sports Center. Income is derived from the lease of retail space at Plaza Festival located at Rasuna Epicentrum, with roughly 13,332 sqm of leasable area. The sports center’s earnings originate from the membership of the Elite Club Epicentrum at Rasuna Epicentrum. Membership at the club by 2012 has reached 2,555 people. • Management Service. Income from management service is sourced from the management of buildings and facilities under Bakrieland projects. 333 BAKRIELAND • Annual Report 2012 Pendapatan bersih perusahaan tumbuh sebesar 53 dari Rp1.927,5 miliar di tahun 2011 menjadi Rp2.949,6 miliar di tahun 2012. Pendapatan Perusahaan terbesar berasal dari unit City Property yang tercatat sebesar Rp 2.058,1 miliar, atau mencakup 69,8 dari total pendapatan Perusahaan pada tahun 2012. Unit Residential juga memberikan kontribusi yang baik yaitu 17,7, sedangkan unit Hotel dan Resort menyumbang 12,6 dari total pendapatan Perusahaan. Pendapatan Usaha Berkelanjutan Sebagai perusahaan properti yang proyek utamanya adalah membangun apartemen dan perumahan, pendapatan Bakrieland juga dipengaruhi oleh stabilitas kondisi makro ekonomi. Ketika terjadi gejolak perekonomian seperti peningkatan suku bunga dan inlasi, atau terjadi luktuasi nilai tukar yang dapat meningkatkan harga bahan bakumaterial bangunan, maka kinerja keuangan Perusahaan akan sangat mungkin terpengaruh. Dalam rangka mengantisipasi risiko- risiko tersebut, Bakrieland berupaya memperkuat pendapatan yang bersifat tetap dengan memiliki proyek-proyek yang menghasilkan pendapatan berkelanjutan. Adapun sumber-sumber pendapatan berkelanjutan yang saat ini dimiliki Perusahaan adalah Perkantoran Wisma Bakrie 1 2, Aston Rasuna Residence, The Jungle Waterpark, Pan Paciic Nirwana Bali Resort, Plaza Festival dan Elite Club Epicentrum, Jasa Manajemen, gedung perkantoran Bakrie Tower, area komersial Lifestyle Center, Grand ELTY Krakatoa dan Pullman Bali Legian Nirwana. Untuk tahun 2012, jumlah pendapatan yang berasal dari proyek- proyek ini adalah sebesar Rp826,6 miliar atau sekitar 28 dari total pendapatan perusahaan. Jumlah ini meningkat dari Rp640 miliar di tahun 2011, namun secara kontribusi mengalami penurunan dari 33,2 dari total pendapatan perusahaan. The Company’s net income grew 53 from Rp1,927.5 billion in 2011 to Rp2,949.6 billion in 2012. The lion’s share of Company earnings comes from the City Property Unit for Rp 2,058.1 billion or representing 69.8 from Company’s total income in 2012. The Residential Unit also contributed considerably at 17.7, while income from the Hotel and Resort Unit accounted for 12.6 from total Company income. Recurring Income As a property company whose main business is the development of apartments and residential properties, Bakrieland’s income is also afected by the stability of macro economic conditions. In the event of economic volatility, such as rising interest rates and inlation, or luctuations in exchange rate that can drive the price of raw construction materials upwards, the Company’s inancial performance will most likely be afected. To anticipate such risks, Bakrieland makes an efort to strengthen the sources of permanent income by developing projects that generate recurring revenue. The sources of recurring income that the Company now rely on include oice buildings Wisma Bakrie 1 2, Aston Rasuna Residence, The Jungle Waterpark, Pan Paciic Nirwana Bali Resort, Plaza Festival and Elite Club Epicentrum, Management Service, Bakrie Tower, Lifestyle Center, Grand ELTY Krakatoa and Pullman Bali Legian Nirwana. In 2012, total income from these projects amounted to Rp826.6 billion or 28 from total Company income. This is an increase from Rp640 billion in 2011, but in terms of contribution, igures have decreased from 33.2 of total Company revenue. 334 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Diskusi Analisa Manajemen Management Discussion Analysis Pengakuan pendapatan Pendapatan diakui ketika kemungkinan besar manfaat ekonomi masa depan akan mengalir ke Grup dan manfaat ini dapat diukur secara andal. Kriteria spesiik berikut juga harus dipenuhi sebelum pendapatan diakui. Pendapatan dari penjualan real estat diakui berdasarkan PSAK 44 mengenai “Akuntansi Aktivitas Pengembangan Real Estat” paragraf 6-23, paragraf 23-32 dan paragraf 33-36 sebagai berikut: i Pendapatan dari penjualan bangunan rumah tinggal, rumah toko dan bangunan sejenis lainnya beserta kavling tanahnya diakui dengan metode akrual penuh full accrual method apabila seluruh kriteria berikut terpenuhi: 1. Proses penjualan telah selesai; 2. Harga jual akan tertagih; 3. Tagihan penjual tidak bersifat subordinasi terhadap pinjaman lain yang akan diperoleh pembeli di masa yang akan datang; dan 4. Penjual telah mengalihkan risiko dan manfaat kepemilikan unit bangunan kepada pembeli melalui suatu transaksi yang secara substansi adalah penjualan dan penjual tidak lagi berkewajiban atau terlibat secara signiikan dengan unit bangunan tersebut. ii Penjualan bangunan kondominium, apartemen dan perkantoran diakui dengan menggunakan metode persentase penyelesaian apabila seluruh kriteria di bawah ini dipenuhi, yaitu: 1. Proses konstruksi telah melampaui tahap awal, yaitu pondasi bangunan telah selesai dan semua persyaratan untuk memulai pembangunan telah terpenuhi; 2. Jumlah pembayaran oleh pembeli telah mencapai 20 dari harga jual yang telah disepakati dan jumlah tersebut tidak dapat diminta kembali oleh pembeli; dan Revenue recognition Revenue is recognized to the extent that it is probable that the economic beneit will low to the Group and the revenue can be reliably measured. The following speciic recognition criteria must also be met before revenue is recognized. Revenues from real estate sales are recognized in accordance with PSAK No. 44 on “Accounting for Real Estate Development Activity” paragraph 6-23, paragraph 23-32 and paragraph 33-36 as follows: i Revenues of selling houses, shop houses and other similar property and the lots of land are recognized under full accrual method if all of the following criterion are met: 1. Selling process is done; 2. The selling price is collectible; 3. A sales invoice is insubordinately toward other borrowing that will gain by the buyer next time; and 4. The seller has transferred the risks and reward of ownership of building to the buyer in transaction which substantially is a sales and the seller does not have any liability and involve in signiicantly with those unit. ii The sale of condominiums, apartments and oice buildings, are recognized using the percentage of completion method if all of the following criteria are satisied, which are: 1. The construction process has already commenced, that is the building foundation has been completed and all of the requirements to commence construction have been fulilled; 2. Total payment by the buyer at least 20 of the agreed selling price and the amount could not refundable; and 335 BAKRIELAND • Annual Report 2012 3. Jumlah pendapatan penjualan dan biaya unit bangunan dapat diestimasi dengan andal. Pendapatan dari penjualan tanah dan rumah tinggal diakui dengan metode deposit Deposit method dengan kriteria sebagai berikut: - Penjual tidak mengakui pendapatan atas transaksi penjualan unit real estat, penerimaan pembayaran dari pelanggan dibukukan sebagai uang muka. - Piutang dari penjualan transaksi unit real estat tidak diakui. - Unit real estat tersebut tetap dicatat sebagai aset penjual, demikian juga dengan liabilitas yang terkait dengan unit real estat tersebut, walau kewajiban tersebut telah dialihkan kepada pelanggan. - Unit real estat tersebut tetap dicatat sebagai aset penjual, demikian juga dengan liabilitas yang terkait dengan unit real estat tersebut, walau kewajiban tersebut telah dialihkan kepada pelanggan. Metode yang digunakan untuk menentukan persentase penyelesaian adalah berdasarkan biaya aktual yang telah dikeluarkan dibandingkan dengan estimasi jumlah biaya yang harus dikeluarkan untuk pengembangan proyek real estat tersebut. Beban Pokok Penghasilan Di tahun 2012, Perusahaan mencatat peningkatan sebesar 32,9 pada beban pokok penghasilan menjadi Rp1.332 miliar. Karena kenaikan ini lebih kecil dibandingkan dengan kenaikan penghasilan usaha, Perusahaan mencatat peningkatan laba kotor sebesar 74,9 menjadi Rp1.617,6 miliar di tahun 2012. 3. The total revenues and expenses of the property can be really estimated. Revenues of selling land, houses and shop houses recognized by Deposit Method under the following criteria: - The seller did not recognize revenues of selling real estate, advanced received from customer recognized as unearned revenues. - Receivables from transaction of selling unit of real estate are not recognized. - The unit real estate sold is recorded as the sellers assets, either liability is recorded, even the liabilities have been transferred to customers. - The unit real estate sold is recorded as the sellers assets, either liability is recorded, even the liabilities have been transferred to customers. The method used to determine the percentage of completion that is based on actual cost incurred compared with the estimated cost that should be expense for the development of real estate project. Cost of Revenue In 2012, the Company saw a 32.9 rise in its cost of revenue to the amount of Rp1,332 billion. As this increase is less than the growth in revenue, the Company posted a gross proit increase of 74.9 to reach Rp1,617.6 billion in 2012. 336 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Diskusi Analisa Manajemen Management Discussion Analysis Beban Usaha Komponen utama dari beban usaha Perusahaan adalah beban penjualan serta beban umum dan administrasi. Beban penjualan sebagian besar terdiri dari biaya iklan dan promosi serta komisi penjualan. Beban penjualan mengalami peningkatan sebesar 5,5 dari Rp101,1 miliar di tahun 2011 menjadi Rp106,6 miliar di tahun 2012. Termasuk dalam beban penjualan adalah biaya iklan dan promosi yang mengalami peningkatan sebesar 14,2 di tahun 2012 seiring dengan program diluncurkan oleh perusahaan. Namun komisi penjualan mengalami penurunan sebesar 6,5 menjadi RpRp38,9 miliar di tahun 2012 akibat adanya penjualan yang terjadi di tahun 2011 yang pendapatannya diakui di tahun 2012. Sehingga komisi penjualan telah terjadi di tahun 2011. Sementara itu beban umum dan administrasi mengalami peningkatan sebesar 35 dari Rp537,4 miliar di tahun 2011 menjadi Rp725,6 miliar di tahun 2012. Komponen beban umum dan administrasi yang mengalami kenaikan yang cukup tinggi adalah komponen gaji, upah dan tunjangan, yang meningkat sebesar 41,1 dari Rp247,4 miliar di tahun 2011 menjadi Rp349,1 miliar di tahun 2012. Kenaikan beban gaji ini terutama disebabkan oleh banyaknya rekrutmen karyawan baru seiring dengan beberapa proyek baru yang diluncurkan oleh perusahaan. Beban gaji, upah dan tunjangan ini mencakup 48,1 dari total beban umum dan administrasi. Selain beban gaji, upah dan tunjangan, beban penyusutan juga mengalami peningkatan yang cukup berarti dari Rp83,8 miliar di tahun 2011 menjadi Rp99,4 miliar di tahun 2012. Beban ini mencakup 13,7 dari total beban umum dan administrasi di tahun 2012. Perusahaan juga mencatat peningkatan beban perbaikan dan pemeliharaan dari Rp49,4 miliar menjadi Rp58,7 miliar Operating Expense The main components of Company’s operating expenses include sales and general and administrative costs. Sales costs largely consist of advertising and promotion expenses, and sales commission. Sales costs have increased 5.5 from Rp 101.1 billion in 2011 to Rp 106.6 billion in 2012. Advertising and promotion expenses as part of sales costs experienced an increase of 14.2 in 2012 in line with projects launched by the Company. Sales commission in contrast dropped 6.5, thus totaling Rp 38.9 billion in 2012 due to sales made in 2011 and income recognized in 2012. As a result, sales commission was incurred in 2011. General and administrative costs have risen 35 from Rp537.4 billion in 2011 to Rp725.6 billion in 2012. A fairly signiicant increase in general and administrative costs is recorded for the salary, wage and allowance component that climbed 41.1 from Rp247.4 billion in 2011 to Rp349.1 billion in 2012. This rise in salary costs is primarily due to the recruitment of a considerable number of new employees in line with the Company’s launching of several new projects. Salary, wage and allowance expenses accounted for 48.1 of total general and administrative costs. Apart from salary, wage and allowance expenses, depreciation costs have also experienced an appreciable increase from Rp83.8 billion in 2011 to Rp99.4 billion in 2012. These expenses accounted for 13.7 of total general and administrative costs for 2012. The Company also recorded an increase in repair and maintenance costs from Rp49.4 billion to Rp58.7 billion in 2012. 337 BAKRIELAND • Annual Report 2012 di tahun 2012. Biaya perbaikan dan pemeliharaan aset-aset Perusahaan seperti gedung perkantoran, hotel, dan pusat perbelanjaan maupun kendaraan dilakukan secara rutin untuk memastikan bahwa seluruh aset Perusahaan berada dalam kondisi baik. Biaya untuk tenaga ahli mengalami peningkatan dari Rp23,9 miliar di tahun 2011 menjadi Rp27,2 miliar di tahun 2012. Tenaga ahli ini diperlukan untuk perencanaan infrastruktur bangunan, perencanaan desain baik eksterior dan interior serta arsitektur, dimana Perusahaan ingin memastikan bahwa konsep keseluruhan pembangunan berkualitas tinggi dan mampu bertahan dalam jangka panjang. Perusahaan juga memerlukan tenaga konsultan keuangan dimana Perusahaan menginginkan struktur pembiayaan terbaik untuk proyek-proyeknya. Penghasilan Beban Bunga dan Keuangan - Bersih Perusahaan mencatat peningkatan penghasilan beban bunga dan keuangan bersih dari Rp47,4 miliar di tahun 2011 menjadi Rp473,8 miliar di tahun 2012. Peningkatan ini terutama berasal dari peningkatan beban transaksi derivatif dari Rp20,8 miliar di tahun 2011 menjadi Rp309,8 miliar di tahun 2012 yang berasal dari meningkatnya probabilitas conversion option yang diakibatkan dari semakin dekatnya periode hak melakukan put option oleh bondholder atas Equity Link Bonds. Sementara itu, beban bunga bank dan lembaga keuangan juga mengalami kenaikan dari Rp32,3 miliar di tahun 2011 menjadi Rp161,3 miliar di tahun 2012 seiring dengan peningkatan hutang bank pada unit usaha properti. Penghasilan Beban Lain-lain Selain pendapatan dan beban dari aktivitas operasi, Perusahaan juga mencatat penghasilan dan beban yang berasal dari kegiatan non operasional Company assets such as oice buildings, hotels and shopping centers, and vehicles are maintained on a regular basis to ensure that all assets remain in mint condition. Costs incurred for expert services have risen from Rp23.9 billion in 2011 to Rp27.2 billion in 2012. Experts are required for building infrastructure planning, interior and exterior designing and architectural planning as the Company needs to ensure the development of high quality, durable and long-lasting properties. The Company also solicits the services of inancial consultants to guarantee the most viable inancing structure for its projects. Interest Income Expenses and Charges - Net Company’s interest income expenses and charges - net rose from Rp47.4 billion in 2011 to Rp473.8 billion in 2012. This increase is largely due to higher derivatives transaction costs from Rp20.8 billion in 2011 to Rp309.8 billion in 2012 as a result of higher probability of conversion option as the maturity date nears for bondholders to exercise the put option on equity-linked bonds. Meanwhile, bank and inancial institution interest expense increased from Rp32.3 billion in 2011 to Rp161.3 billion in 2012 in line with an addition of bank loans in property business unit. Other Income Expense Apart from income and expenses from operational activities, the Company also recorded income and expenses originating from other non-operational 338 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Diskusi Analisa Manajemen Management Discussion Analysis lainnya. Di tahun 2012, Perusahaan membukukan penghasilan beban lain-lain bersih sebesar Rp71 miliar. Beban lain-lain ini terutama berasal dari pembayaran bagi hasil kepada pemilik unit condotel sebesar Rp42 miliar dan adanya denda pajak sebesar Rp36,7 miliar. Perpajakan Beban pajak tahun berjalan Perusahaan dan Anak perusahaan ditentukan berdasarkan laba kena pajak pada tahun yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku di Indonesia. Lebih lanjut, pajak penghasilan sewa dan jasa pemeliharaan yang dikenakan pajak penghasilan inal, beban pajak diakui proporsional dengan jumlah penghasilan menurut akuntansi. Perusahaan dan Anak perusahaan menerapkan metode penangguhan pajak untuk menentukan manfaat beban pajak sesuai dengan PSAK No. 46, “Akuntansi Pajak Penghasilan.” Berdasarkan metode tersebut, Perusahaan mengakui aset dan kewajiban pajak tangguhan atas pengaruh pajak di masa yang akan datang yang mencerminkan perbedaan antara nilai tercatat aset dan kewajiban dengan masing-masing dasar pengenaan pajaknya. Kewajiban pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak, sedangkan aset pajak tangguhan hanya diakui jika terdapat kemungkinan penghasilan kena pajak di masa yang akan datang dapat dimanfaatkan terhadap perbedaan temporer tersebut. Perubahan aset dan kewajiban pajak tangguhan yang disebabkan oleh perubahan tarif pajak dibebankan pada tahun berjalan. Tidak terdapat pengakuan atas aset dan kewajiban pajak tangguhan yang berhubungan dengan pajak penghasilan inal. Amandemen terhadap kewajiban perpajakan dicatat pada saat diterimanya surat ketetapan, atau apabila dilakukan banding, ketika hasil banding sudah diputuskan. activities. In 2012, the Company’s other income expenses net amounted to Rp71 billion. Other expenses comprise mainly from proit-sharing payments to condotel unit owners of Rp42 billion and tax penalties amounting to Rp36.7 billion. Tax Tax expenses incurred by the Company and Subsidiaries for the current year are determined based on taxable proit in the given year calculated on the basis of tax rates applicable in Indonesia. Furthermore, income tax for lease and maintenance service subject to the inal income tax is recognized in proportional to the amount of income calculated in compliance with accounting standards. The Company and Subsidiaries apply the deferred tax method to determine tax receivable liability according to PSAK No. 46 concerning “Accounting for Income Tax”. Based on this method, the Company recognizes deferred tax assets and liabilities upon future tax impact which indicates the diference between the carrying value of assets and liabilities with the respective tax base. Deferred tax liabilities are recognized for all provisional tax diferences, while deferred tax assets are only recognized when future taxable income can be used for the said temporary diferences. Changes in deferred tax assets and liabilities resulting from adjustments to the tax rate shall be charged to the current year. There is no recognition for deferred tax assets and liabilities related to the inal income tax. Amendments to tax liabilities are recorded at the time of receipt of the directive, or upon iling for appeal when an appeal decision has been handed down. 339 BAKRIELAND • Annual Report 2012 Untuk tahun 2012 taksiran pajak bersih Perusahaan adalah sebesar Rp159,1 miliar, atau meningkat sebesar 54 dibandingkan dengan Rp103,3 miliar di tahun 2011. Laba Bersih Perusahaan mencatat peningkatan deisit pada laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk dari Rp19,2 miliar di tahun 2011 menjadi Rp1.202 miliar di tahun 2012, sebagai akibat dari tingginya beban bunga dan keuangan, cadangan kerugian penurunan nilai, kerugian akibat pembatalan penjualan unit rumah dan apartemen serta rugi bersih yang dicatat dari operasi yang telah dihentikan. Kas Bersih dari Aktivitas Operasi Arus kas dari aktivitas operasi Perusahaan sebagian besar berasal dari penerimaan kas dari pelanggan dikurangi dengan berbagai pembayaran dari kegiatan operasional termasuk kepada pemasok, karyawan, beban usaha, pembelian tanah serta pembayaran bunga dan pajak. Kas bersih dari aktivitas operasi pada tahun 2012 tercatat Rp817,5 miliar dibandingkan Rp1.268,9 miliar pada tahun 2011 seiring dengan meningkatnya penghasilan di tahun 2012. Kas Bersih dari Aktivitas Investasi Perubahan arus kas dari aktivitas investasi diantaranya karena perubahan pada aset tetap, investasi jangka pendek dan jangka panjang, penyertaan saham, penerimaan penjualan aset tetap serta perubahan pada dana dalam pembatasan. Pada tahun 2012, kas bersih Perusahaan dari aktivitas investasi tercatat sebesar Rp2.283,9 miliar dibandingkan dengan Rp610,6 miliar pada tahun 2011 terutama seiring dengan peningkatan pada penyertaan saham dan penambahan aset tetap. In 2012, the Company’s net tax estimate amounted to Rp159.1 billion, a sharp increase of 54 compared to Rp103.3 billion in 2011. Net Proit The Company experienced a higher deicit in terms of proit which is attributed to the ownership of the parent entity from Rp19.2 billion in 2011 to Rp1,202 billion in 2012, as a consequence of high interest and inancial expenses, allowance for impairment loss, loss on cancellation of sales of housing and apartments and net loss arising from terminated operations. Net Cash from Operating Activities Cash low provided by Company’s operating activities is mainly drawn from cash receipts from customers minus various payments for operating activities, including those paid to suppliers, employees, operating expenses, land procurement as well as interest and tax payments. Net cash from operating activities in 2012 amounted to Rp817.5 billion compared to Rp1,268.9 billion in 2011 in line with increasing of revenue in 2012. Net Cash from Investing Activities Changes in cash low provided by investing activities are partly due to changes in ixed assets, short-term and long-term investments, participating interest, income from sales of ixed assets and changes to restricted funds. In 2012, the Company’s net cash from investing activities amounted to Rp2,283.9 billion compared to Rp610.6 billion in 2011 in line with increase in participating interest and additional of ixed assets. 340 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Diskusi Analisa Manajemen Management Discussion Analysis Kas Bersih dari Aktivitas Pendanaan Perubahan arus kas dari aktivitas pendanaan sebagian besar mencakup perubahan pada pinjaman jangka pendek dan panjang termasuk obligasi serta perubahan utang dan piutang pihak berelasi. Kas bersih Perusahaan dari aktivitas pendanaan pada tahun 2012 tercatat sebesar Rp1.148,4 miliar di tahun 2012 dibandingkan dengan Rp394,5 miliar di tahun 2011. Kas bersih dari aktivitas pendanaan pada tahun 2012 antara lain berasal dari peningkatan pinjaman jangka panjang. Perusahaan akan tetap mengandalkan ketersediaan kas internal melalui aktivitas operasi Perusahaan operating cash inlow dengan didukung oleh pendanaan eksternal seperti hutang bank dan pendanaan dari pasar modal, guna memelihara tingkat likuiditas yang sehat di masa yang akan datang. Laporan Posisi Keuangan Aset Total aset Perusahaan tercatat mengalami penurunan dari Rp17.707,9 miliar pada 31 Desember 2011 menjadi Rp15.235,6 miliar pada 31 Desember 2012. Penurunan ini disebabkan oleh divestasi PT Bakrie Toll Road pada tahun 2012, yang memiliki total aset tetap sekitar Rp3 triliun. Persediaan Pada akhir tahun 2012, Perusahaan mencatat penurunan persediaan menjadi Rp1.695,4 miliar dari Rp1.816,3 miliar pada akhir tahun 2011. Persediaan ini timbul dari aktivitas operasi Perusahaan, yaitu pembangunan proyek properti yang menghasilkan bangunan siap jual, bangunan dalam penyelesaian, maupun dalam bentuk tanah. Lahan Cadangan Bagi perusahaan properti, ketersediaan cadangan lahan land bank dalam skala yang cukup besar dan terletak di lokasi yang strategis merupakan modal pokok yang akan menjamin kelangsungan Net Cash from Financing Activities Changes in cash low provided by inancing activities largely arise from changes in short-term and long-term loans, including bonds, and changes in related party’s loans and receivables. Company net cash from inancing activities in 2012 amounted to Rp1,148.4 billion in 2012 compared to Rp394.5 billion in 2011. Net cash from inancing activities in 2012 among others originate from an increase in long-term loans. The Company shall continue to rely on the availability of internal cash from the Company’s operating activities operating cash inlow bolstered by external inancing, such as bank loans and inancing from the capital market in order to maintain a healthy level of liquidity in years to come. Balance Sheet Assets Company’s total asset decreased from Rp17,707.9 billion in 31 December 2011 to Rp15,235.6 billion by 31 December 2012. This asset decrease is prompted by a divestment of Bakrie Toll Road in 2012 with a total ixed asset amounting to about Rp3 trillion. Inventory By the end of 2012, Company inventories decreased to Rp1,695.4 billion from Rp1,816.3 billion at the end 2011. These inventories are generated from company operations through the development of property projects that produce ready-to-sell buildings, buildings-in-progress or in the form of land. Land Bank For a property company, the availability of vast land banks situated in strategic locations is vital capital that guarantees business sustainability in years to come. The Company, in which one of its main 341 BAKRIELAND • Annual Report 2012 usaha di masa yang akan datang. Perusahaan yang salah satu produk utamanya adalah apartemen, memiliki cadangan lahan di kawasan Kuningan seluas 8,3 hektar per 31 Desember 2012, dimana hal ini merupakan salah satu perusahaan dengan landbank terbesar di kawasan CBD Jakarta. Semakin langkanya lahan kosong dengan luas area yang besar di kawasan CBD Jakarta, membuat nilai tanah di kawasan ini terus meningkat dari tahun ke tahun. Di samping apartemen, Perusahaan juga merupakan pengembang besar untuk produk properti perumahan atau Landed Residential. Perusahaan saat ini memiliki cadangan lahan seluas 793 hektar di kawasan utama Kota Bogor. Untuk kawasan hunian, Perusahaan melihat bahwa pengembangan perumahan di Bogor lebih menarik dibandingkan dengan daerah-daerah lain di sekitar Jakarta seperti Tangerang ataupun Bekasi seiring dengan pesatnya pembangunan di kota tersebut. Tahun 2012, Perusahaan juga tengah membangun proyek residensial Sentul Nirwana yang berlokasi di Sentul dengan cadangan lahan seluas 12.780 hektar. Hutang Salah satu sumber pendanaan Perusahaan untuk membiayai proyek- proyek yang sedang dibangun adalah dengan hutang, baik dari pasar modal yaitu obligasisukuk, maupun dari perbankan dan sumber lainnya. Hal ini dikarenakan Perusahaan membangun proyek-proyek properti dan infrastruktur dalam skala yang besar sehingga membutuhkan pendanaan yang juga besar. Hutang bank jangka pendek serta hutang bank dan lembaga keuangan jangka panjang di luar hutang obligasi tercatat sebesar Rp1,8 triliun pada 31 Desember 2012 atau menurun dibandingkan pada posisi 31 Desember 2011 yang sebesar Rp3,3 triliun. products is the apartment buildings, by 31 December 2012 owns 8.3 hectares of land bank in the Kuningan area which represents one of the property developers with the largest land bank within Jakarta’s main CBD area . Scarcity of vacant and sizeable plots of land within the main CBD area in Jakarta has driven land value upwards from year to year. In addition to apartment buildings, Company is also a leading developer for Landed Residential properties. At present, the Company owns 793 hectares of land bank at Bogor’s prime location. Bakrieland sees the development of landed residential properties in Bogor as being more lucrative compared to other areas around Jakarta such as Tangerang or Bekasi, in light of Bogor’s rapid development. In 2012, Bakrieland also develops the Sentul Nirwana mega residential project located at Sentul on a parcel of land bank stretching across 12,780 hectares. Debts One of the Company’s inancing sources to fund ongoing projects is through loans, either from the capital market such as bondssukuk, or from banking institutions and other sources. This is deemed necessary as Bakrieland is involved in the development of large-scale property and infrastructure projects, which require substantial funding. Short-term bank loans as well as long- term loans from banks and inancial institution, aside from payable bonds, amounted to Rp1.8 trillion on 31 December 2012, a decrease from Rp 3.3 trillion recorded on 31 December 2011. This declining trend is due to the 342 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Diskusi Analisa Manajemen Management Discussion Analysis Penurunan ini antara lain disebabkan oleh divestasi anak Perusahaan PT Bakrie Toll Road yang memiliki hutang bank dan lembaga keuangan sekitar Rp2 triliun. Sedangkan untuk total hutang obligasi mengalami sedikit kenaikan di tahun 2012 dari Rp1,5 triliun di tahun 2011 menjadi Rp1,8 triliun seiring dengan kenaikan nilai Equity-Linked Bond akibat perubahan nilai wajar. Equity-Linked Bond ini diterbitkan oleh anak Perusahaan sebesar US155 juta dan akan jatuh tempo pada tanggal 23 Maret 2015. Liabilitas Pada tanggal 31 Desember 2012, total liabilitas Perusahaan tercatat sebesar Rp 6.071,4 miliar atau mengalami sedikit peningkatan dibandingkan Rp6.805,9 miliar per 31 Desember 2011. Kenaikan liabilitas ini antara lain berasal dari kenaikan uang muka pelanggan seiring dengan peningkatan permintaan terhadap proyek-proyek yang dimiliki Perusahaan. Di samping itu, utang kepada pihak terkait juga mengalami peningkatan dari Rp145,3 miliar pada tahun 2011 menjadi Rp305,7 miliar pada tahun 2012 terutama disebabkan oleh meningkatnya pinjaman PT Bukit Jonggol Asri kepada PT Sentul City, Tbk. sehubungan dengan pengembangan proyek Jungleland. Ekuitas Pada tanggal 31 Desember 2012, ekuitas yang dapat diatribusikan kepada entitas induk tercatat sebesar Rp7.306,2 miliar, mengalami penurunan sebesar 12,4 dibandingkan dengan Rp8.346,9 miliar pada tahun 2011 akibat rugi bersih yang dicatat Perusahaan pada tahun tersebut. Struktur Permodalan Secara historis, Perusahaan memiliki struktur permodalan yang konservatif. Hal ini tercermin dari besaran rasio hutangnya yang mengandung bunga interest bearing liabilities terhadap ekuitas Perusahaan yang relatif rendah. divestment of the subsidiary PT Bakrie Toll Road that owes Rp2 trillion in loans from banks and inancial institutions. Total payable bonds, on the other hand, saw a slight increase in 2012 from Rp1.5 trillion in 2011 to Rp1.8 trillion in line with the rising value of Equity-Linked Bonds as a result of changes in fair value. Equity-Linked Bonds were issued by the Subsidiary for US155 million and shall mature on 23 March 2015. Liabilities On 31 December 2012, Company’s total liabilities reached Rp 6,071.4 billion, a slight increase from Rp 6,805.9 billion on 31 December 2011. This rise in liabilities is partly due to the higher amount of down payment that customers must pay in line with increasing demand for Company-owned projects. Furthermore, loans to related parties also saw an increase from Rp 145.3 billion in 2011 to Rp305.7 billion in 2012, primarily because PT Bukit Jonggol Asri has secured more loans from PT Sentul City, Tbk. for the development of the Jungleland project. Equity On 31 December 2012, equity related to the parent entity amounted to Rp7,306.2 billion, which is a 12.4 drop compared to Rp8,346.9 billion in 2011 due to net loss recorded by the Company in the said year. Capital Structure The Company historically takes on a conservative capital structure. This is relected in its relatively low debt ratio that contains interest-bearing liabilities against Company equity. The Company’s ratio is 0.49x in 2012 which has slid 343 BAKRIELAND • Annual Report 2012 Rasio tersebut dalam Perusahaan tercatat sebesar 0,49x pada tahun 2012, mengalami penurunan dibandingkan 0,59x pada tahun 2011. Kendati mengalami rugi bersih di tahun 2012, ekuitas Perusahaan tetap merupakan salah satu yang terbesar diantara perusahaan properti di Indonesia. Tingginya ekuitas ini mencerminkan komitmen pemegang saham atas kelangsungan jalannya Perusahaan dalam jangka panjang. Sebagai perusahaan properti, Perusahaan senantiasa mengandalkan ekuitasnya dalam melakukan pembelian aset terutama tanah. Dalam membiayai pembangunan proyek-proyek yang ada, selain dari ekuitas, perusahaan properti memerlukan sumber-sumber permodalan yang tepat. Sebagian besar hutang Perusahaan bersifat jangka panjang, dimana hal tersebut sejalan dengan karakteristik proyek-proyek properti Perusahaan yang bersifat jangka panjang seperti apartemen. Di samping itu, hutang jangka panjang juga memberikan leksibilitas waktu bagi Perusahaan dan mencerminkan kepercayaan kreditor yang baik. Ke depan, Perusahaan akan tetap menjaga struktur permodalannya agar tetap ideal, dengan menjaga tingkat hutangnya kurang dari 100 terhadap ekuitas. Sementara itu, terkait pinjaman, baik dari bank, lembaga keuangan, maupun institusi lainnya, jumlah pinjaman maupun jangka waktunya akan disesuaikan dengan jumlah dan jenis proyek yang dikerjakan. Rasio-Rasio Utama Solvabilitas Rasio solvabilitas menunjukkan kemampuan Perusahaan dalam memenuhi seluruh liabilitasnya, termasuk liabilitas inansialnya yaitu from 0.59x in 2011. Despite a net loss in 2012, Company equity has remained one of the highest among property companies in Indonesia. This high level of equity is mirrored in the commitment of shareholders to ensure the sustainability of Company operations. As a property developer, the Company shall consistently rely on its equity for the purchase of assets, primarily land. In inancing the development of ongoing projects, apart from equity, a property company also requires the appropriate capital sources. A larger proportion of Company loans are long-term, which are consistent with the characteristic of the Company’s property projects that are long-term by nature, such as the apartment projects. In addition, long- term debt also allows the Company time lexibility and relects creditors’ trust. In the future, the Company shall continue to maintain its capital structure at an ideal composition by making sure that its debt level is less than 100 against its equity. With regard to loans, either from banks, inancial institutions or other agencies, the amount of debt and its duration shall be in accordance with the amount and type of project undertaken. Key Ratios Solvability The solvability ratio demonstrates the ability of the Company to fulill its overall liabilities, including inancial obligations in the form of interest-bearing liabilities. 344 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Diskusi Analisa Manajemen Management Discussion Analysis hutang yang mengandung bunga interest bearing liabilities. Solvabilitas Perusahaan dapat diukur dengan membandingkan total liabilitas dengan total aset, maupun dengan membandingkan total liabilitas keuangan dengan total ekuitas. Kondisi solvabilitas Perusahaan juga dapat dilihat dari perbandingan antara liabilitas yang mengandung bunga dengan laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi EBITDA. • Solvabilitas atas Total Liabilitas Tingkat solvabilitas Perusahaan berdasarkan perbandingan antara total liabilitas dengan total aset Perusahaan per tanggal 31 Desember 2012 dan 31 Desember 2011 masing-masing adalah sebesar 40,2 dan 38,4. Sedangkan tingkat solvabilitas Perusahaan apabila berdasarkan perbandingan antara total liabilitas dengan ekuitas yang dapat diatribusikan kepada entitas induk per tanggal 31 Desember 2012 dan 31 Desember 2011 adalah masing-masing sebesar 84,5 dan 81,5. Rasio-rasio solvabilitas Perusahaan berada pada kisaran yang relatif moderat, dan mencerminkan besarnya aset dan ekuitas Perusahaan yang cukup mampu dalam memenuhi liabilitas Perusahaan. • Solvabilitas atas Liabilitas Mengandung Bunga Di samping itu, Perusahaan juga memiliki kemampuan yang cukup baik dalam memenuhi liabilitasnya terhadap hutang yang mengandung bunga interest bearing liabilities, dimana hal ini merupakan faktor yang umumnya dipandang penting oleh kreditur pemberi pinjaman. Salah satu rasio yang digunakan adalah dengan membandingkan total hutang berbunga terhadap ekuitas Perusahaan. Rasio hutang The Company’s solvability can be measured by comparing total liability to total assets, and between total inancial liabilities and total equity. Company solvability is also indicated by making a comparison of interest-bearing liabilities with earnings before interest, tax, depreciation and amortization EBITDA. • Solvability over Total Liability Company’s solvability based on comparison between total liabilities and total assets by 31 December 2012 and 31 December 2011 is at 40.2 and 38.4 respectively. When Company solvability is based on comparison between total liabilities and equity attributed to the parent entity for 31 December 2012 and 31 December 2011, the ratios are 84,5 and 81.5 respectively. The Company’s solvability ratios are within a relatively moderate range, and this relects the amount of Company assets and equity capable of fulilling Company liabilities. • Solvability over Interest-Bearing Liabilities Apart from the above, the Company has also demonstrated suicient capacity to fulill its obligation towards interest-bearing liabilities. This is a crucial factor that creditors normally take into serious consideration. One of the ratios applied is by comparing total interest-bearing liabilities with Company equity. The Company’s interest bearing liability-to-equity 345 BAKRIELAND • Annual Report 2012 Perusahaan terhadap ekuitasnya yang mengandung bunga pada tahun 2012 dan 2011 berturut-turut adalah sebesar 0,49x dan 0,59x. Rentabilitas Rasio rentabilitas menunjukkan kemampuan Perusahaan dalam menghasilkan keuntungan pada suatu periode tertentu. Rentabilitas Perusahaan antara lain diukur dengan rasio-rasio margin laba bersih, tingkat pengembalian aset return on assets, dan tingkat pengembalian ekuitas return on equity. Karena Perusahaan membukukan deisit pada jumlah laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk di tahun 2012 maka seluruh rasio ini tidak tersedia. Kolektibilitas Piutang Kolektibilitas piutang menunjukkan seberapa cepat piutang-piutang hasil penjualan Perusahaan dapat tertagih, untuk selanjutnya tercatat menjadi penjualan. Kolektibilitas piutang dapat diukur melalui umur piutang. Namun demikian, umur piutang masing-masing unit usaha Perusahaan memiliki perbedaan karakteristik yang cukup besar, karena adanya perbedaan jenis produk yang dijual pada masing- masing unit usaha. Untuk unit usaha Landed Residential dengan produk utama perumahan, umur piutangnya pada umumnya jauh lebih pendek dari unit usaha City Property yang memiliki produk utama apartemen. Hal ini disebabkan oleh jangka waktu pembangunan perumahan yang relatif pendek yaitu sekitar 5 hingga 6 bulan sedangkan pembangunan apartemen lebih panjang yaitu sekitar 2 tahun. Kebijakan Akuntansi yang Signiikan Laporan keuangan konsolidasian telah disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia “SAK” , yang mencakup Pernyataan dan Interpretasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia “DSAK”. ratio in 2012 and 2011 is 0.49x and 0.59x respectively. Rentability The rentability ratio signiies Company ability to generate proit within a given period. Company rentability among others is measured by ratios related to net proit margin, return on assets and return on equity. As the Company recorded a deicit in the amount of proit attributed to ownership of the parent entity in 2012, all of these ratios were unavailable. Collectability of Receivables The collectability of receivables refers to how quickly the Company can collect outstanding account receivables to later be recorded as sales. Collectability can be measured from receivables aging. Nevertheless, the age of receivables for each Company business unit have widely diferent characteristics due to distinctions in the type of product sold by each business unit. For the Landed Residential business unit with housing units as its main product, the age of receivables is much shorter than the City Property business unit where apartments are its core product. This is due to the relatively short duration required for developing housing units that takes an average of 5 to 6 months, while apartments take longer to build at roughly 2 years. Signiicant Accounting Policies Consolidated inancial statements have been prepared in conformity with the Statement of Standard Financial Accounting SAK applicable in Indonesia that covers the Statement and Interpretation issued by the Council on the Statement of Standard Financial 346 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Diskusi Analisa Manajemen Management Discussion Analysis Seperti diungkapkan dalam catatan- catatan terkait di bawah ini, beberapa standar akuntansi yang telah direvisi dan diterbitkan, diterapkan efektif tanggal 1 Januari 2012. Untuk penjelasan lengkap atas kebijakan akuntansi yang signiikan diungkapkan dalam Catatan 2 atas laporan keuangan konsolidasian dengan judul “Kebijakan Akuntasi yang Signiikan.” Transaksi dengan Pihak-Pihak Berelasi Efektif tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan menerapkan PSAK No. 7 Revisi 2010, “Pengungkapan Pihak pihak Berelasi”. PSAK revisi ini mensyaratkan pengungkapan hubungan, transaksi dan saldo pihak- pihak berelasi, termasuk komitmen, dalam laporan keuangan konsolidasian. Penerapan PSAK yang direvisi tersebut memberikan pengaruh terhadap pengungkapan terkait dalam laporan keuangan konsolidasian. Untuk detil informasi transaksi dengan pihak-pihak berelasi diungkapkan pada halaman 145 nomor 41 dengan judul “Transaksi dan Saldo Dengan Pihak-Pihak Berelasi” di catatan atas laporan keuangan konsolidasian. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing Transaksi dalam mata uang asing dijabarkan ke mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal transaksi. Pada tanggal laporan posisi keuangan, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing disesuaikan dengan kurs tengah Bank Indonesia yang berlaku pada tanggal transaksi terakhir untuk periode tersebut. Laba atau rugi kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, nilai tukar yang digunakan masing- masing adalah Rp9.670 dan Rp9.068 per US. Accounting DSAK of the Indonesian Accountants’ Association. As described below, several accounting standards that have been revised and issued have taken efect on 1 January 2012. A detailed explanation on signiicant accounting policies is provided in Notes 2 on consolidated inancial statements under the title “Signiicant Accounting Policies.” Transactions with Related Parties As of 1 January 2011, the Company has applied PSAK No. 7 2010 Revision on “Related Party Disclosures”. The revised PSAK requires the disclosure of relations, transactions and outstanding balances with an entity’s related parties, including commitments, in the consolidated inancial statements. The application of the revised PSAK shall afect disclosures associated with consolidated inancial statements. For more information on transactions with related parties, see page 145 number 41 on “Transactions and Balances of Related Parties” in the notes to consolidated inancial statements. Transactions and Balances in Foreign Currency Transactions in foreign currencies shall be described in Rupiah using the exchange rate prevailing at the date of transaction. On the date of the balance sheet, monetary assets and liabilities in a foreign currency shall be adjusted with Bank Indonesia’s middle exchange rate applicable at the date of the last transaction for the said period. Gains or losses arising from the conversion shall be credited or charged to the consolidated comprehensive proit and loss statement. On 31 December 2012 and 2011, the applicable exchange rate was Rp 9,670 and Rp 9,068 per US respectively. 347 BAKRIELAND • Annual Report 2012 Persediaan Harga perolehan persediaan real estat dialokasikan ke masing-masing proyek real estat dengan menggunakan metode identiikasi khusus untuk beban langsung dan berdasarkan meter persegi untuk beban fasilitas umum dan sosial. Harga perolehan persediaan real estat meliputi biaya perizinan, pembebasan ganti rugi tanah, pengurusan surat-surat tanah, pematangan tanah, prasarana, pengembangan dan pembangunan proyek, termasuk kapitalisasi bunga selama masa pembangunan dan pengembangan. Persediaan real estat yang berupa bangunan apartemen dengan hak kepemilikan strata title dicatat berdasarkan biaya perolehan yang ditentukan dengan menggunakan metode rata-rata dan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan dan estimasi nilai realisasi bersih. Nilai realisasi bersih merupakan estimasi nilai jual dikurangi biaya pengembangan untuk menghasilkan produk yang siap dijual dan biaya untuk merealisasi penjualan. Selisih antara harga perolehan dengan estimasi nilai realisasi bersih dibukukan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dalam akun “Beban Pokok Penjualan.” Bangunan dalam proses pengembangan dan bangunan yang siap untuk dijual dikelompokkan sebagai “Persediaan” di dalam laporan posisi keuangan konsolidasian. Persediaan makanan, minuman, perlengkapan dan barang dagangan hotel dinyatakan sebesar nilai terendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih. Biaya perolehan ditentukan dengan menggunakan metode rata-rata. Nilai realisasi bersih ditentukan berdasarkan taksiran harga jual yang wajar setelah dikurangi taksiran biaya yang diperlukan untuk menjual persediaan tersebut. Penyisihan penurunan nilai persediaan dilakukan untuk mengurangi nilai tercatat menjadi nilai realisasi bersih. Penyisihan persediaan usang atau Inventory The acquisition cost of real estate inventory is allocated to each real estate project by using the identiication method speciically for direct costs and based on per square meter for all expenses related to public and social facilities. The acquisition cost of real estate inventory covers the cost of licensing, land acquisition compensation, land certiicates, land maturation, infrastructure, project development and construction, including interest capitalization during the construction and development period. Real estate inventory in the form of apartment buildings with ownership right strata title is recorded based on acquisition cost determined through the average method and stated at the lower of acquisition cost or estimated net realizable value. Net realizable value is the estimated sales value minus the development cost for producing ready-for-sale products and the cost to actualize the sales. The diference between acquisition cost and estimated net realizable value shall be recorded in the consolidated comprehensive proit and loss statement under the “Cost of Goods Sold” account. Buildings in progress and those ready for sale shall be categorized as “Inventory” in the consolidation balance sheet. The inventory for hotel food, beverages, supplies and merchandise is stated according to the acquisition cost or net realizable value whichever is the lowest. Acquisition cost is determined through the average method. Net realizable value is calculated based on the estimated fair selling price after deduction of the estimated cost necessary for selling the inventory. Allowance for impairment of inventory is necessary for reducing the carrying amount to the net realizable value. Allowance for inventory obsolescence or slow-moving 348 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Diskusi Analisa Manajemen Management Discussion Analysis persediaan yang perputarannya lambat, ditentukan, jika ada, berdasarkan penelaahan atas kondisi masing-masing persediaan pada akhir tahun. Tanah Yang Belum Dikembangkan Tanah yang belum dikembangkan dinilai berdasarkan harga perolehan, yang meliputi antara lain biaya pembebasan ganti rugi, pengurusan surat-surat tanah dan pematangan tanah. Pada saat dimulainya pengembangan prasarana, nilai tanah tersebut akan direklasiikasi ke akun persediaan sebagai persediaan dalam pembangunan atau aset tetap sebagai proyek dalam penyelesaian. Properti Investasi Efektif 1 January 2012, Grup menerapkan PSAK No. 13 Revisi 2011, “Properti Investasi”. PSAK revisi ini mengatur pengakuan, pengukuran dan pengungkapan properti investasi yang meliputi pengukuran properti investasi yang diakui dalam akun sewa dicatat sebagai sewa pembiayaan dan pengukuran dalam laporan keuangan lessor atas properti investasi yang disediakan kepada lessee sebagai sewa operasi. Penerapan PSAK revisi ini tidak berdampak signiikan terhadap laporan keuangan konsolidasian. Properti investasi dinyatakan sebesar biaya perolehan termasuk biaya transaksi dikurangi akumulasi penyusutan dan penurunan nilai, jika ada, kecuali tanah yang tidak disusutkan. Jumlah tercatat termasuk bagian biaya penggantian dari properti investasi yang ada pada saat terjadinya biaya, jika kriteria pengakuan terpenuhi, dan tidak termasuk biaya harian penggunaan properti investasi. Properti investasi Grup terdiri dari tanah, bangunan, dan prasarana yang dikuasai Grup untuk menghasilkan sewa atau untuk kenaikan nilai atau kedua- duanya, dan tidak untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang inventory is determined, if any, based on an appraisal of the condition of the respective inventory at the end of the year. Undeveloped Land Land that has yet to be developed is valued based on the price of acquisition that among others cover the cost for land acquisition compensation, land certiicates and land maturation. At the start of infrastructure development, the land value shall be reclassiied under the inventory account as work-in-process inventory or ixed asset as a completed project. Investment Property As of 1 January 2012, the Group has applied PSAK No. 13 2011 Revision concerning “Investment Property”. This revised PSAK regulates on the recognition, valuation and disclosure of investment properties that include valuation of the investment property recognized in the lease account that is stated as inance lease, and valuation in the lessor’s inancial statement of investment property provided by the lessee is stated as operating lease. The application of this revised PSAK does not have a signiicant impact on the consolidated inancial statement. Investment property is stated as the amount of acquisition cost including transaction costs minus accumulated depreciation and impairment, if any, except non-depreciable land. The stated amount includes the portion of replacement costs from the investment property present at the time the costs are incurred, if the recognition criteria has been met, and excludes the cost of daily use of investment property. The Group’s investment property consists of land, building and infrastructure under the control of the Group for lease or increasing the property’s value, or both, and not for use in the production process or supply 349 BAKRIELAND • Annual Report 2012 atau jasa untuk tujuan administratif atau dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari. Penyusutan bangunan dan prasarana dihitung dengan menggunakan metode garis lurus selama umur manfaat aset tetap selama 20 tahun. Properti investasi dihentikan pengakuannya pada saat pelepasan atau ketika properti investasi tersebut tidak digunakan lagi secara permanen dan tidak memiliki manfaat ekonomis di masa depan yang dapat diharapkan pada saat pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian atau pelepasan properti investasi diakui dalam laporan laba rugi konsolidasian dalam tahun terjadinya penghentian atau pelepasan tersebut. Transfer ke properti investasi dilakukan jika, dan hanya jika, terdapat perubahan penggunaan yang ditunjukkan dengan berakhirnya pemakaian oleh pemilik, dimulainya sewa operasi ke pihak lain atau selesainya pembangunan atau pengembangan. Transfer dari properti investasi dilakukan jika, dan hanya jika, terdapat perubahan penggunaan yang ditunjukkan dengan dimulainya penggunaan oleh pemilik atau dimulainya pengembangan untuk dijual. Untuk transfer dari properti investasi ke properti yang digunakan sendiri, Grup menggunakan metode biaya pada tanggal perubahan penggunaan. Jika properti yang digunakan sendiri oleh Grup menjadi properti investasi, Grup mencatat properti tersebut sesuai dengan kebijakan aset tetap sampai dengan saat tanggal terakhir perubahan penggunaannya. Penggunaan Estimasi Penyusunan laporan keuangan konsolidasian sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum mengharuskan manajemen untuk membuat pertimbangan, estimasi dan of goods or services for administrative purposes or for sale in running daily business operations. The depreciation of buildings and infrastructure is calculated by using the straight-line method over the useful life of the ixed asset for 20 years. An investment property is no longer recognized at the time of release or when the investment property is no longer in permanent use and brings no economic beneit in the future that can be expected at the time of its release. Gains or losses arising from this termination or release of investment property are recognized in the consolidated proit and loss statement in the year of the termination or release. Transfer to investment property can only be made if and only if, there is a change in use as shown in the cessation of use by the owner, start of operating lease to another party or completion of development or construction. Transfer from property investment can only occur, if and only if, there is a change in use as demonstrated in the start of use by the owner or start of development for sale. For a transfer from investment property to property for own use, the Group adopts the cost method on the date of the change in use. If the property used by the Group becomes an investment property, the Group shall record the property according to applicable ixed asset policy until the last date of change in use. Use of Estimates Consolidated inancial statements prepared in compliance with generally accepted accounting principles require management to make considerations, estimates and assumptions that afect 350 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Diskusi Analisa Manajemen Management Discussion Analysis asumsi yang mempengaruhi jumlah aset dan liabilitas dan pengungkapan aset dan liabilitas kontijensi pada tanggal laporan keuangan konsolidasian serta jumlah penghasilan dan beban selama tahun berjalan. Hasil yang sebenarnya dapat berbeda dari jumlah yang diestimasi. Transaksi-Transaksi Of Balance Sheet Pada periode yang berakhir 31 Desember 2012, Perusahaan tidak melakukan transaksi yang dicatat secara of balance sheet. Prospek Perusahaan Di samping prospek makro ekonomi Indonesia dan industri properti yang positif, prospek usaha Perusahaan dan anak Perusahaan juga ditunjang oleh hal-hal sebagai berikut: • Lokasi dari proyek-proyek Perusahaan dan Anak Perusahaan yang strategis. Dalam usaha real estat dan properti, lokasi merupakan salah satu faktor utama dari suksesnya usaha pemasaran suatu proyek. • Adanya kesesuaian antara pemilihan target pasar dari setiap proyek dengan lokasi dan rancangan produknya. • Track record rekam jejak yang panjang dan baik sebagai pengembang properti di tanah air. Secara detail, prospek usaha dari tiap-tiap unit bisnis Perusahaan dapat dijabarkan sebagai berikut: ApartemenKondominium Meningkatnya minat untuk tinggal di pusat kota yang disebabkan oleh semakin padatnya lalu lintas, meluasnya daerah yang terkena banjir dan perubahan gaya hidup telah membuat permintaan atas unit-unit apartemen cenderung meningkat. Hal ini tentu berdampak sangat baik bagi Perusahaan yang saat ini sedang mengembangkan tiga proyek kondominium yaitu The Grove Condominium, The Grove Suites dan The Wave di Rasuna Epicentrum. the amount of assets and liabilities and disclosure of contingent assets and liabilities on the date of the consolidated inancial statement and amount of income and expenses for the current year. The actual results may difer from the estimated amount. Of Balance Sheet Transactions For the period that ends on 31 December 2012, the Company was not engaged in transactions recorded of balance sheet. Company Prospects Apart from macro economic prospects in Indonesia and promising projections for the property industry, the business prospect of the Company and Subsidiaries is also bolstered by the following aspects: • Strategic location of Company and Subsidiary projects. In the real estate and property business, location is a primary factor for the marketing success of a project. • Compatibility between selected target market of each project and product location and design. • Well-established and proven track record as a property developer in Indonesia. Details on business prospects for each Company business unit are as follows: ApartmentCondominium Growing interest in residing at the heart of the city given the increasing levels of traic congestion, more extensive lood-prone areas and lifestyle shifts has led to an upward spiral in the demand for apartments. This undoubtedly augurs well for the Company currently in the middle of developing three condominium projects, namely The Grove Condominium, The Grove Suites and The Wave at Rasuna Epicentrum. 351 BAKRIELAND • Annual Report 2012 Didukung oleh lokasi yang sangat strategis yaitu di Jalan H.R. Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, fasilitas pendukung yang sangat lengkap, komunitas yang telah terbentuk dan terdapatnya jalur TransJakarta, proyek apartemen yang sedang dikerjakan Perusahaan diproyeksikan memiliki prospek yang menjanjikan. Perumahan Mahalnya harga tanah di Jakarta dan semakin terbatasnya lahan di Jakarta, telah membuat daerah di sekitar Jakarta seperti Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi menjadi incaran bagi masyarakat yang bekerja di Jakarta. Dengan kondisi seperti ini, proyek perumahan Perusahaan terbesar yaitu Bogor Nirwana Residence BNR yang berlokasi di kota Bogor dan proyek mega residensial Sentul Nirwana di Sentul memiliki potensi yang cukup baik. Disamping memiliki lokasi yang strategis, proyek perumahan BNR Perseroan juga memiliki fasilitas yang sangat lengkap The Jungle dan kawasan retail serta komunitas yang telah terbentuk yang tercermin dari jumlah unit yang terjual telah melebihi 3.000 unit. Didukung promosi yang efektif, skema pembayaran yang beragam serta pembidikan segmen pasar yang tepat, proyek perumahan yang dikembangkan Perusahaan ini diharapkan dapat terus meningkatkan kinerja terbaiknya. Perkantoran Perusahaan mengelola dua gedung perkantoran yaitu Wisma Bakrie 1 dan Wisma Bakrie 2 yang memiliki lokasi strategis yaitu di pusat bisnis Jalan H.R. Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan. Tingkat hunian rata-rata dari Wisma Bakrie 1 dan Wisma Bakrie 2 di tahun 2012 masing-masing adalah 98 dan 85. Supported by highly strategic locations at H.R. Rasuna Said Street, Kuningan, South Jakarta, all-inclusive supporting facilities, established communities and easy access to the TransJakarta public transport route, apartment projects being developed by the Company shall consistently see bright business prospects. Housing The steep price of land in Jakarta and increasingly dwindling land availability in the city has turned suburban areas such as Bogor, Depok, Tangerang and Bekasi into much sought-after residential locations for those working in Jakarta. Under such circumstances, the Company’s largest housing project, Bogor Nirwana Residence BNR located in Bogor city and its mega residential project, Sentul Nirwana in Sentul hold tremendous business potential. Apart from its strategic location, the BNR residential project also boasts a complete range of facilities The Jungle and retail complex and an already lourishing community. Its success is relected in sales igures that show 3,000 units already taken. Supported by efective promotions, varied payment schemes and accurate market segmentation, residential projects developed by the Company are expected to maintain the best performance that they can ofer. Oices The Company manages two oice buildings, namely Wisma Bakrie 1 and Wisma Bakrie 2 strategically located at the business hub along H.R. Rasuna Said Street, Kuningan, South Jakarta. The average occupancy rate for Wisma Bakrie 1 and Wisma Bakrie 2 in 2012 reached 98 and 85 respectively. 352 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Diskusi Analisa Manajemen Management Discussion Analysis Perusahaan juga mengelola gedung perkantoran Bakrie Tower dan Lifestyle Center dengan tingkat hunian rata-rata sebesar 94,7 dan 92,8. Dengan kecenderungan membaiknya kondisi perekonomian di Indonesia yang dapat berujung pada percepatan roda usaha, diharapkan bisnis perkantoran juga akan membaik. Tingkat hunian gedung perkantoran di CBD Jakarta pada tahun 2012 cukup tinggi atau sekitar 97.3. Perhotelan Perusahaan memiliki beberapa hotel diantaranya Aston Rasuna Hotel Residence dengan tingkat hunian rata- rata di tahun 2012 sebesar 88,9 atau lebih tinggi dari rata-rata tingkat hunian hotel di CBD Jakarta sebesar 67,2 di tahun 2012 sumber: Property Market Data, Colliers International Indonesia, Aston Bogor Hotel Resort dengan tingkat hunian 68,3, Hotel Pullman Bali Legian Nirwana dengan tingkat hunian rata-rata sebesar 73 serta Hotel Pan Paciic Nirwana Bali Resort dengan tingkat hunian rata-rata sebesar 50. Dengan proyeksi perekonomian Indonesia yang tetap solid dan pertumbuhan sektor pariwisata nasional di tahun 2013, maka hotel-hotel yang berorientasi pada tamu bisnis di Jakarta ataupun pariwisata di Bali diproyeksikan akan tetap memiliki prospek yang cerah. Pusat Perbelanjaan Saat ini Perusahaan mengelola sebuah pusat perbelanjaan yang bernama Plaza Festival yang berlokasi di pusat bisnis di Jalan H.R. Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan dengan tingkat hunian yang hampir mendekati optimal yaitu 98,3 di tahun 2012. Tingkat hunian ini mengalami peningkatan dari 78,9 di tahun 2011 seiring dengan diselesaikannya revitalisasi Plaza Festival yang dilakukan oleh Perusahaan. The Company also runs the Bakrie Tower and Lifestyle Center oice premises with an average occupancy rate of 94.7 and 92.8. With an economic trajectory further improving in Indonesia that can well accelerate business growth, the oice sector is also expected to show brighter prospects. The occupancy rate for oice buildings at CBD Jakarta in 2012 has reached the impressive level of 97.3. Hotels The Company owns several hotels that include Aston Rasuna Hotel Residence with an average occupancy rate of 88.95 in 2012 which is higher than the average occupancy rate for hotels in CBD Jakarta at 67.2 in 2012 source: Property Market Data, Colliers International Indonesia, Aston Bogor Hotel Resort with an occupancy rate of 68.3, Pullman Bali Legian Nirwana Hotel at 73 and Pan Paciic Nirwana Bali Resort at 50. As Indonesia’s economic forecasts are expected to remain solid and the national tourism sector to grow rapidly in 2013, hotels oriented towards catering to the needs of business guests in Jakarta and tourists in Bali can continue to seize upon lucrative business opportunities. Shopping Centers The Company currently manages a shopping complex named Plaza Festival located at the business center at H.R. Rasuna Said Street, Kuningan, South Jakarta with a near optimal tenancy rate of 98.3 in 2012. This occupancy rate has surged from 78.9 in 2011 in line with the completion of the revitalization of Plaza Festival by the Company. 353 BAKRIELAND • Annual Report 2012 Kawasan Wisata Kemajuan dalam dunia usaha berpengaruh terhadap meningkatnya kesibukan kerja yang dapat meningkatkan kejenuhan, sehingga kebutuhan untuk berekreasi dan beristirahat dengan suasana berbeda merupakan hal yang diinginkan oleh orang-orang yang setiap harinya penuh dengan kesibukan kerja rutin. Dalam mengantisipasi permintaan yang muncul atas tempat wisata alternatif serta relatif sudah jenuhnya kawasan wisata seperti daerah Puncak dan Anyer, Perusahaan memiliki kawasan wisata petualangan terpadu di Lampung yang terencana dengan berbagai pilihan fasilitas. Dipilihnya Lampung sebagai lokasi pengembangan kawasan wisata tidak terlepas dari lokasi Lampung yang merupakan gerbang utama antara pulau Jawa dan pulau Sumatera. Realisasi Penggunaan Dana Dari Hasil Pelaksanaan Waran Seri II Rencana penggunaan dana dari hasil pelaksanaan Waran Seri II yang sebelumnya dimuat dalam prospektus PUT IV mengalami perubahan dan telah disetujui oleh Pemegang Saham yang diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa pada tanggal 18 Agustus 2011. Rencana Penggunaan Dana Yang Diubah Dan Telah Disetujui Oleh Pemegang Saham Dana yang akan diperoleh dari pelaksanaan Waran Seri II sebesar Rp1.152.683.398.845 akan digunakan oleh Perusahaan sebesar Rp150 miliar untuk melakukan pembayaran atas penyertaan modal pada PT Bukit Jonggol Asri BJA dan sisanya sebesar Rp1.002.683.398.845 seluruhnya untuk mendanai modal kerja Perusahaan. Harga Pelaksanaan Waran Seri II adalah Rp165, sementara jumlah Waran Seri II sebanyak 6.985.959.993 lembar saham. Tourist Destinations Advancements in the business world have to a certain degree led to hectic workloads reaching saturation point; hence rest and recreation in an entirely diferent environment has become a much needed break for those whose days are typically illed with the drudgery of everyday life. In anticipation of growing demand for alternative holiday destinations and relatively saturated tourist spots such as the Puncak area and Anyer, the Company owns a well-planned and integrated adventure tourism area in Lampung that ofers an assortment of facilities. Lampung was chosen as the location for the development of a tourism area because of its location as the main entryway that connects the islands of Java and Sumatera. Realization of Utilization of Funds from the Exercise of Series II Warrants Plans for the utilization of funds obtained from the exercise of Series II Warrants which previously included in the PUT IV prospectus have been amended and approved by Shareholders of which the decision was handed down during the Extraordinary General Meeting of Shareholders on 18 August 2011. Amended Fund Utilization Plan, Approved by Shareholders From the amount of funds generated from the exercise of Series II Warrants worth Rp1,152,683,398,845, at least Rp 150 billion will be utilized by the Company for payment of participating interest in PT Bukit Jonggol Asri BJA and the remaining Rp1,002,683,398,845 are entirely for inancing Company working capital. The exercise price for Series II Warrant is Rp165, and the number of Series II Warrants totaled 6,985,959,993 shares. 354 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Diskusi Analisa Manajemen Management Discussion Analysis Sampai batas akhir masa berlaku Waran Seri II pada tanggal 26 Januari 2012, jumlah Waran Seri II yang telah dikonversikan sebanyak 3.602.141.629 dengan nilai Rp594.353.368.785. Keseluruhan dana dari hasil pelaksanaan Waran Seri II tersebut digunakan untuk mendanai kebutuhan modal kerja Perusahaan. Realisasi Penggunaan Dana Dari Hasil Equity- Linked Bond Dana yang diperoleh dari hasil Equity- Linked Bond tahun 2010 dengan tingkat bunga tetap digunakan untuk kebutuhan modal kerja, pembiayaan kembali, keperluan umum Perusahaan, dan untuk mendanai transaksi Equity Swap. Transaksi Ailiasi dan Transaksi Material Selama tahun 2012, Perusahaan tidak melakukan aktivitas aksi korporasi yang material maupun transaksi yang mengandung benturan kepentingan. Ekspansi, Investasi, dan Divestasi Sepanjang tahun 2012, Perusahaan dan atau anak-anak Perusahaan melakukan aktivitas terkait ekspansi, investasi dan divestasi yang dapat dijelaskan sebagai berikut: Ekspansi Pada tanggal 26 November 2012, Perusahaan melalui anak perusahaannya PT Bakrie Swasakti Utama melakukan ekspansi melalui penyertaan modal pada PT Graha Multi Insani sebesar 18.034 saham atau 98,9 dari total saham yang dikeluarkan untuk pengembangan proyek kondotel Awana, Yogyakarta. Investasi Perjanjian jual beli saham bersyarat tanggal 3 Desember 2012 antara PT Bakrie Swasakti Utama dengan Minarak Labuan Co. L LTD sehubungan dengan pembelian 99,2 saham dalam PT Mutiara Mahsyur Sejahtera. Upon reaching the maturity date for Series II Warrants that fell on 26 January 2012, the number of converted Series II Warrants amounted to 3,602,141,629 shares and was worth Rp594,353,368,785. The entire amount of funds obtained from the exercise of Series II Warrants was utilized for inancing the Company’s working capital. Realization of Utilization of Funds from Equity-Linked Bonds Funds obtained from Equity-Linked Bonds in 2012 with ixed interest rates are utilized for working capital needs, re- inancing, Company’s general purposes, and to inance Equity Swap transactions. Ailiated and Material Transactions Throughout 2012, the Company has not engaged in any material corporate action and transaction with conlict of interest. Expansion, Investment and Divestment In 2012, the Company and or its subsidiaries have undertaken activities related to expansion, investment and divestment as presented below: Expansion In 26 November 2012, through its subsidiary PT Bakrie Swasakti Utama, the Company has expanded its business through participating interest in PT Graha Multi Insani for 18,034 shares or 98.9 of total shares issued for the development of the Awana condotel project in Yogyakarta. Investment Conditional sale and purchase of shares agreement dated 3 December 2012 between PT Bakrie Swasakti Utama and Minarak Labuan Co. L LTD in term of participating interest 99.2 in PT Mutiara Mahsyur Sejahtera. 355 BAKRIELAND • Annual Report 2012 Divestasi 1. Pada tanggal 25 Oktober 2012 berdasarkan PPJB, Perusahaan melalui anak perusahaannya PT Bakrie Infrastructure melaksanakan proses divestasi seluruh kepemilikannya di PT Bakrie Toll Road. 2. Pada tanggal 24 Oktober 2012, Perusahaan melalui anak perusahaannya PT Bakrie Nirwana Semesta dan PT Samudra Asia Nasional melepaskan seluruh kepemilikannya di PT Berkah Puhu Lestari. 3. Pada tanggal 22 November 2012, Perusahaan melalui anak perusahaannya PT Graha Andrasentra Propertindo melepaskan seluruh kepemilikannya di PT Duta Perkasa Unggul Lestari. 4. Pada tanggal 27 Desember 2012, Perusahaan melakukan divestasi dengan melepaskan seluruh kepemilikannya di PT Lido Nirwana Parahyangan dahulu bernama PT Fusion Plus Indonesia. Perubahan Peraturan Perundang- undangan yang Terkait dengan Properti Terdapat beberapa peraturan baru yang berpengaruh terhadap daya tarik sektor properti di Indonesia, yaitu: A. Peraturan terkait dengan pembiayaan dan pembayaran: 1. Surat Edaran Bank Indonesia No. 1410DPNP tertanggal 15 Maret 2012 tentang Penerapan Manajemen Risiko pada Bank yang Melakukan Pemberian Kredit Pemilikan Rumah dan Kredit Kendaraan Bermotor, yang merupakan bagian dari manajemen resiko perbankan berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No 58PBI2003 tentang Penerapan Manajemen Resiko Pada Bank umum. Ketentuan pada surat edaran Divestment 1. On 25 October 2012 based on PPJB, the Company through its subsidiary PT Bakrie Infrastructure has divested all ownership of PT Bakrie Toll Road. 2. In 24 October 2012, the Company through its subsidiary PT Bakrie Nirwana Semesta and PT Samudra Asia Nasional has relinquished all ownership of PT Berkah Puhu Lestari. 3. In 22 November 2012, the Company through its subsidiary PT Graha Andrasentra Propertindo has released all ownership of PT Duta Perkasa Unggul Lestari. 4. On 27 December 2012, the Company has taken the divestment route by relinquishing all ownership of PT Lido Nirwana Parahyangan formerly known as PT Fusion Plus Indonesia. Regulatory Amendments Related to Property Several new regulations that have a inluence on the business appeal of the property sector in Indonesia include the following: A. Regulations related to inancing and payment: 1. Bank Indonesia Circular No. 1410DPNP dated 15 March 2012 concerning the Implementation of Risk Management in Banks that Provide Home Ownership and Vehicle Ownership Credit as part of risk management in banking is based on Bank Indonesia Regulation No. 58PBI2003 on the Implementation of Risk Management in Public Banks. Provisions in this circular letter stipulated that the Loan-to-Value 356 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Diskusi Analisa Manajemen Management Discussion Analysis ini menentukan bahwa rasio Loan to Value LTV bank yang memberikan KPR untuk rumah tapak dan KPA untuk rumah susun atau apartemen dengan tipe bangunan lebih dari 70 m 2 , ditetapkan paling tinggi 70, lebih rendah dari ratio sebelumnya yakni paling tinggi 90. Hal ini mengakibatkan konsumen harus membayar uang muka lebih besar daripada biasanya dan berpotensi pada terjadinya pengurangan daya beli sektor properti; 2. UU No 8 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang, ketentuan undang-undang ini salah satunya menempatkan perusahaan properti dan agen properti sebagai pihak pelapor guna melakukan pengenalan pengguna jasa pembeli, khususnya untuk dapat mengidentiikasi transaksi mencurigakan dari pengguna jasa. Untuk itu perusahaan properti harus senantiasa menerapkan prinsip kehati-hatian dalam melakukan transaksi dengan pelanggan. B. Peraturan terkait dengan perumahan 1. Undang-Undang UU No. 20 tahun 2011 tentang Rumah Susun yang menentukan bahwa pengembang wajib menyediakan minimal 20 dari total luas lantai rumah susun komersial untuk rumah susun umum bagi masyarakat berpenghasilan rendah MBR. 2. UU No. 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman yang menyatakan bahwa selain hak sewa, WNA juga bisa memiliki rumah susun di atas tanah hak pakai. Hak pakai ini sebagaimana telah diatur di dalam UU No. 5 tahun 1960 tentang Ketentuan Pokok-Pokok LTV ratio of banks ofering KPR for landed residential properties and low-cost lats or apartments of more than 70 sqm must be no more than 70 which is lower than the previous ratio at a maximum of 90. This means that consumers must pay a higher amount of down payment than usual and this has the potential of weakening the purchasing power for the property sector; 2. Law No. 82010 concerning the Prevention and Eradication of the Criminal Act of Money Laundering contains provisions that among others stipulate that property companies and property agents shall report on dubious service userbuyer, speciically in detecting suspicious transactions made by the service user. In light of this, property companies must at all times apply the principle of prudence in entering into transactions with customers. B. Regulations related to housing 1. Law No. 202011 concerning Low-Cost Apartments stipulates that the developer has the obligation to set aside at least 20 of total loor area of commercial lats for public vertical housing for low-income citizens. 2. Law No. 12011 concerning Housing and Residential Areas stipulates that apart from the right to rent, foreign nationals can also own low-cost apartments on land with the right to use. This right of use is governed in Law No. 51960 concerning Basic Provisions on Agrarian Afairs and Government Regulation No. 401996 concerning the Right of Tenure, Right to Build and Right of Use, on land in which 357 BAKRIELAND • Annual Report 2012 Agraria dan PP No 40 Tahun 1996 tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai atas Tanah yang mana WNA dapat memiliki aset properti vertikal di atas tanah dengan Hak Pakai dengan masa berlaku selama 25 tahun dan dapat diperpanjang untuk jangka waktu 20 tahun; Sampai dengan 31 Desember 2012, Peraturan Pemerintah PP yang mengatur pelaksanaan UU No. 20 tahun 2011 dan UU No.1 tahun 2011 masih berupa rancangan di Kementerian Perumahan Rakyat Kemenpera, sehingga UU belum dapat efektif diterapkan. Peraturan Pemerintah yang nanti akan diterbitkan diharapkan dapat melakukan pengaturan yang jelas dan tepat atas kewajiban-kewajiban dalam kedua perundangan tersebut sehingga gairah sektor properti khususnya properti vertikal akan semakin menarik. Peristiwa Setelah Periode Pelaporan a. Pada tanggal 11 Maret 2013, Entitas Induk telah melunasi Obligasi I Bakrieland Development tahun 2008 dengan Tingkat Bunga Tetap ”Obligasi I BLD” Seri B sebesar Rp 280 miliar. b. Pada tanggal 11 Maret 2013, Entitas Induk memperoleh fasilitas pinjaman dari PT Bank Sinarmas dengan jumlah pagu maksimum sebesar Rp 10 miliar dengan tingkat bunga sebesar 15 per tahun dan jatuh tempo selama 3 bulan. c. Pada tanggal 11 Maret 2013, Entitas Induk memperoleh fasilitas pinjaman dari PT AB Sinar Mas Multiinance dengan jumlah pagu maksimum sebesar Rp 315 miliar dengan tingkat bunga sebesar 21 per tahun dan jatuh tempo selama 3 bulan. d. Pada tanggal 20 Maret 2013, para pemegang obligasi dalam hal ini equity linked bond telah a foreign national may own vertical property with the right to use for 25 years and may be extended for 20 years. By 31 December 2012, the Government Regulation that speciies on the implementation of Law No. 202011 and Law No. 12011 is still in draft form at the Ministry of Public Housing; hence it cannot be efectively enforced. It is hoped that when this regulation is enacted, it will clearly and appropriately regulate on the obligations set forth in the two regulations in order to boost and stimulate the property sector, speciically for vertical property. Subsequent Events to the Reporting Period a. In 11 March 2013, the Parent Entity has paid in full Bakrieland Development Bonds I in 2008 with a ixed interest rate BLD Bonds I for Series B to the amount of Rp 280 billion. b. In 11 March 2013, the Parent Entity has secured a loan facility from PT Bank Sinarmas for a maximum amount of Rp 10 billion at 15 interest rate per year with a maturity date of three months. c. In 11 March 2013, the Parent Entity obtained a loan facility from PT AB Sinarmas Multiinance for a maximum amount of Rp 315 billion at 21 interest rate per year with a maturity date of three months. d. On 20 March 2013, bondholders under equity linked bond have exercised their put option for the amount of US151 million or 97.4 from the number of bonds issued, of which information was received 358 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Diskusi Analisa Manajemen Management Discussion Analysis melaksanakan put option dengan jumlah sebesar US151 juta atau 97,4 dari jumlah obligasi yang diterbitkan, yang informasinya diterima dari Euroclear Bank S.A. N.V. dan Clearstream Banking. Saat ini Perusahaan tengah melakukan proses restrukturisasi bersama- sama dengan beberapa pemegang obligasi yang ditunjuk oleh para pemegang obligasi sebagai Coordinating Committee. e. Pada tanggal 28 Maret 2013, PT Bank Negara Indonesia Persero Tbk melalui suratnya No. LMCI3.4123R memberitahukan bahwa utang bank Entitas Induk sebesar Rp 44 miliar telah dialihkan kepada Starlight Ltd. sehingga Entitas Induk tidak mempunyai kewajiban pembayaran kepada BNI. f. Pada tanggal 5 April 2013, PT Graha Andrasentra Propertindo GAP telah menjual 15 saham PT Bukit Jonggol Asri BJA kepada PT Sentul City Tbk. g. Pada tanggal 15 April 2013, PT Bakrie Nirwana Semesta BNS, Sugilite Company Limited SCL dan PT Pratama Prima Investama, pihak ketiga, menandatangani Perjanjian Pokok Jual Beli Saham dan Pembentukan Badan Usaha Perjanjian. Dalam perjanjian tersebut para pihak sepakat untuk melakukan jual beli atas saham PT Bali Nirwana Resort yang dimiliki oleh BNS dan SCL, serta secara bersama-sama membentuk badan hukum yang akan memiliki dan mengelola sarana dan prasarana hotel dan golf. h. Pada tanggal 19 April 2013, PT Bakrie Infrastruktur telah menandatangani Akta Jual Beli atas penjualan investasi BI di PT Bakrie Toll Road, sebagaimana termuat dalam Akta Notaris Humberg Lie, SH, SE, Mkn No. 97 tanggal 19 April 2013, dengan PT Karya Prima Investama, pihak ketiga, pihak yang menerima pengalihan dari PT Zulam Alinda Sejahtera. from Euroclear Bank S.A.N.V. and Clearstream Banking. The Company is currently in the middle of a restructuring process with several bondholders appointed by bondholders as the Coordinating Committee. e. On 28 March 2013, PT Bank Negara Indonesia Persero Tbk through Letter No. LMCI3.4123R notiied that the Parent Entity’s bank loan amounting to Rp 44 billion has been transferred to Starlight Ltd., and as a result the Parent Entity is waived of the obligation to make payments to BNI. f. On 5 April 2013, PT Graha Andrasentra Propertindo GAP has sold 15 of its shares in PT Bukit Jonggol Asri BJA to PT Sentul City Tbk. g. On 15 April 2013, PT Bakrie Nirwana Semesta BNS, Sugilite Company Limited SCL and PT Pratama Prima Investama, as third party, have signed the Share Sale and Purchase and Establishment of Business Entity Agreement. Under this agreement, parties concerned have agreed to the sale and purchase of shares in PT Bali Nirwana Resort owned by BNS and SCL, and jointly establish a legal entity which will and manage the hotel and golf facility and infrastructure. h. On 19 April 2013, PT Bakrie Infrastructure has signed the Deed of Sale and Purchase for the sale of BI investment in PT Bakrie Toll Road as described in the Deed issued by Notary Humberg Lie, SH, SE, Mkn No. 97 dated 19 April 2013, with PT Karya Prima Investama, the third party, as the party receiving the transfer from PT Zulam Alinda Sejahtera. 359 BAKRIELAND • Annual Report 2012 i. Pada tanggal 2 Januari 2013 dan 30 April 2013, PT Bali Nirwana Resort BNR, Entitas Anak, telah melunasi kewajiban atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar sebesar Rp 5,5 miliar. j. Selama periode 11 Januari 2013 sampai dengan 8 Mei 2013, PT Graha Andrasentra Propertindo GAP, Entitas Anak, telah melunasi kewajiban atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar untuk tahun pajak 2010 dan 2009 masing-masing sebesar Rp 30,12 miliar dan Rp 32,4 miliar. k. Pada tanggal 24 Januari 2013, PT Bakrie Swasakti Utama BSU, Entitas Anak, memperoleh fasilitas pinjaman dari PT Bank Mayapada International Tbk. dengan jumlah pagu maksimum sebesar Rp 250 miliar dengan tingkat bunga sebesar 12 per tahun dan jatuh tempo selama 12 bulan. l. Pada tanggal 8 Maret 2013, PT Bakrie Swasakti Utama BSU, Entitas Anak, memperoleh fasilitas pinjaman dari PT Bank Mutiara Tbk. dengan jumlah pagu maksimum sebesar Rp 90 miliar dengan tingkat bunga sebesar 12,5 per tahun dan jatuh tempo selama 60 bulan. m. Pada tanggal 11 April 2013, PT Bakrie Swasakti Utama BSU, Entitas Anak, memperoleh fasilitas pinjaman dari PT Bank Mutiara Tbk. dengan jumlah pagu maksimum sebesar Rp 45 miliar dengan tingkat bunga sebesar 12,5 per tahun dan jatuh tempo selama 36 bulan. n. Pada tanggal 16 Mei 2013, PT Graha Andrasentra Propertindo GAP, Entitas Anak, memperoleh fasilitas pinjaman dari PT Bank Bukopin Tbk. dengan jumlah pagu maksimum sebesar Rp 75 miliar dengan tingkat bunga sebesar 11 per tahun dan jatuh tempo selama 96 bulan. i. On 2 January 2013 and 30 April 2013, PT Bali Nirwana Resort BNR, a Subsidiary, has settled its obligation for the Underpaid Tax Assessment letter to the amount of Rp 5.5 billion. j. For the period between 11 January 2013 and 8 May 2013, PT Graha Andrasentra Propertindo GAP, a Subsidiary, has settled its obligation for the Underpaid Tax Assessment letter for the tax year 2010 and 2009 for the amount of Rp 30.12 billion and Rp 32.4 billion. k. In 24 January 2013, PT Bakrie Swasakti Utama BSU, a Subsidiary, has secured a loan facility from PT Bank Mayapada International Tbk. for the maximum amount of Rp 250 billion at 12 interest rate per year with a maturity date of 12 months. l. In 8 March 2013, PT Bakrie Swasakti Utama BSU, a Subsidiary, has secured a loan facility from PT Bank Mutiara Tbk. for a maximum amount of Rp 90 billion at 12.5 interest rate per year with a maturity date of 60 months. m. In 11 April 2013, PT Bakrie Swasakti Utama BSU, a Subsidiary, has secured a loan facility from PT Bank Mutiara Tbk. for the maximum amount of Rp 45 billion at 12.5 interest rate per year with a maturity date of 36 months. n. In 16 May 2013, PT Graha Andrasentra Propertindo GAP, a Subsidiary, has taken up a loan facility from PT Bank Bukopin Tbk. for a maximum amount of Rp 75 billion at 11 interest rate per year with a maturity date of 96 months. 360 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Diskusi Analisa Manajemen Management Discussion Analysis o. Pada tanggal 16 Mei 2013, PT Graha Andrasentra Propertindo GAP, Entitas Anak, memperoleh fasilitas pinjaman dari PT Bank Bukopin Tbk. dengan jumlah pagu maksimum sebesar Rp 25 miliar dengan tingkat bunga sebesar 11 per tahun dan jatuh tempo selama 60 bulan. Ikatan yang Material untuk Investasi Barang Modal Dalam menjalankan kegiatan usahanya, Perusahaan dan atau anak-anak perusahaan mengadakan beberapa perjanjian penting dengan pihak ketiga, baik yang sedang berjalan maupun yang baru dilakukan pada tahun 2012 sebagaimana penjelasan berikut: a. Perjanjian Kerja sama Penataan, pengembangan, Pembangunan dan Pengelolaan Gelanggang Olahraga Mahasiswa Soemantri Brodjonegoro dan Komplek Seni Budaya dan Pusat Perilman H. Usmar Ismail, Kuningan Jakarta Selatan pada tanggal 22 Agustus 1992, yang dibuat antara PT Bakrie Investindo BIN dengan Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta DKI. Untuk melaksanakan segala hak dan kewajibannya BIN telah menunjuk PT Bakrie Swasakti Utama BSU untuk melaksanakan hal-hal yang berkaitan, baik langsung maupun tidak langsung dengan perjanjian ini. b. Perjanjian Bangun Guna Serah BOT Build, Operate and Transfer ”Menara Nusa” tanggal 24 September 2004, yang dibuat antara Kantor Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Bappenas dan BSU. Ruang lingkup meliputi pembangunan gedung yang bernama ”Menara Nusa Wisma Bakrie 2” dengan cara Bangun Guna Serah BOT oleh pihak BSU di atas tanah milik Bappenas. Jangka Waktu Pengelolaan mulai dari 1 Januari 2005 sampai dengan 31 Desember o. In 16 May 2013, PT Graha Andrasentra Propertindo GAP, a Subsidiary, has secured a loan facility from PT Bank Bukopin Tbk. for a maximum amount of Rp 25 billion at 11 interest rate per year with a maturity date of 60 months. Signiicant Commitments for Capital Investment In managing its business operations, the Company and or its subsidiaries have entered into several signiicant agreements with third parties, both ongoing and for execution in 2012, as explained below: a. Cooperation Agreement for the Planning, Development, Construction and Management of the Soemantri Brodjonegoro Student Sports Hall and the H. Usmar Ismail Arts and Cultural and Film Center in Kuningan, South Jakarta on 22 August 1992, entered into between PT Bakrie Investindo BIN and DKI Jakarta local government. To fulill all rights and obligations, BIN has appointed PT Bakrie Swasakti Utama BSU for the execution all matters related directly or indirectly to this agreement. b. Build, Operate and Transfer Agreement for ”Menara Nusa” on 24 September 2004, between the Ministry of National Development Planning or Bappenas and BSU. The scope of the agreement covers the development the ”Menara Nusa Wisma Bakrie 2” building through the build, operate and transfer BOT mechanism by BSU on Bappenas-owned land. The management period is efective from 1 January 2005 to 31 December 2029 25 years. Upon expiration of the building management period as provided by Bappenas to BSU, for subsequent land utilization, building 361 BAKRIELAND • Annual Report 2012 2029 25 tahun. Setelah berakhirnya jangka waktu pengelolaan gedung yang diberikan Bappenas kepada BSU, maka pemanfaatan tanah, hak pengelolaan gedung, dan gedung akan diserahkan kembali oleh BSU kepada Bappenas. c. Perjanjian Kerjasama Usaha Perjanjian KSU antara Perum Perumnas dengan Perusahaan. d. Perjanjian Kerjasama Pengembangan Kawasan Sentul- Jonggol. Kebijakan Dividen Sebagai perusahaan terbuka, Perusahaan merencanakan untuk membayar dividen secara tunai setiap tahun yang terkait dengan keuntungan yang didapat pada tahun iskal, kewajiban Perusahaan untuk mengalokasikan dana cadangan sesuai dengan aturan yang berlaku serta kondisi keuangan Perusahaan. Selain itu, tingkat pertumbuhan Perusahaan ke depan juga merupakan pertimbangan penting dalam pembagian dividen. Hal ini juga merupakan hak Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan untuk menentukan lain dan sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar Perusahaan untuk setiap tahun iskal yang berakhir pada setiap 31 Desember. Pada tahun 2013 Perusahaan tidak melakukan pembagian dividen seiring dengan rugi bersih yang dicatat Perusahaan. Selain itu, Perusahaan juga perlu melakukan pengembangan lahan Perusahaan di bidang properti sehingga dibutuhkan modal yang kuat untuk pertumbuhan. management rights, and the premises itself, BSU shall duly hand them over to Bappenas. c. Cooperation Agreement between Perum Perumnas and the Company. d. Cooperation Agreement for the Development of Sentul-Jonggol Area. Dividend Policy As a public company, the Company plans to disburse cash dividends each year associated with proits yielded in the iscal year, Company obligation to allocate reserve funds in compliance with existing rules and regulations, and according to the Company’s inancial condition. Furthermore, the Company’s future growth rate is also an important consideration in the distribution of dividend. It is also the right of the Company’s General Meeting of Shareholders to determine otherwise and in accordance with provisions in the Company’s Memorandum of Association for each iscal year ending on December 31st. In 2013, the Company has not disbursed any dividend given the net loss posted by the Company. In addition, the Company also needs to develop Company land in the property sector, thus requiring a sturdy capital position for growth. 362 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Diskusi Analisa Manajemen Management Discussion Analysis Perjanjian-Perjanjian dan Komitmen Penting Perusahaan melakukan beberapa perjanjian dan komitmen penting baik yang sedang berjalan maupun yang baru dilakukan pada tahun 2012 sebagaimana penjelasan di bawah ini. Untuk keterangan lengkap diungkapkan pada halaman 153 nomor 44 di catatan atas laporan keuangan konsolidasian dengan judul “Perjanjian-Perjanjian dan Komitmen Penting”. a. Perjanjian Bangun Guna SerahBOT Build, Operate and Transfer Tanah dan Gedung Badan Perencanaan Pembangunan Nasional BAPPENAS. b. Perjanjian Pengalihan Hak Pengelolaan Gelanggang Olahraga Mahasiswa Soemantri Brodjonegoro Pasar Festival Hak Pengelolaan Properti. c. Perjanjian Kerjasama Usaha Perjanjian KSU antara Perum Perumnas Perumnas dengan Entitas Induk. d. Pada tanggal 19 Mei 2010, Entitas Induk menandatangani Perjanjian Kerjasama Pengembangan Kawasan Sentul-Jonggol dengan PT Sentul City Tbk. dan PT Bukit Jonggol Asri untuk membentuk kerjasama strategis dalam mengembangkan kawasan Sentul-Jonggol. e. Akta trust tertanggal 23 Maret 2010, sehubungan dengan penerbitan obligasi terkait ekuitas, dimana Perusahaan merupakan penjamin atas obligasi tersebut. f. Perjanjian USD Interest Rate Swap with Municipal Forward Rate Bias Index dengan Deutsche Bank AG, cabang Singapura DB. Signiicant Agreements and Commitments The Company has entered into several signiicant agreements and commitments, both still ongoing and newly implemented in 2012 as explained below. More detailed information is presented in page 153 number 44 for the note on the consolidated inancial statement under the title “Signiicant Agreements and Commitments”. a. Build Operate and TransferBOT Agreement of Land and Building of the National Development Planning Agency BAPPENAS. b. Transfer of Management Rights of Soemantri Brodjonegoro Sports Hall Pasar Festival Property Management Rights. c. Business Cooperation Agreement between Perum Perumnas Perumnas and the Parent Entity. d. On 19 May 2010, the Parent Entity signed a Cooperation Agreement for the Development of Sentul-Jonggol with PT Sentul City Tbk. and PT Bukit Jonggol Asri to foster a strategic partnership for the development of the Sentul-Jonggol area. e. Trust deed dated 23 March 2012 in relation with issuance of Equity Link Bond where the Company is guarantor for the bond. f. Agreement on USD Interest Rate Swap with Municipal Forward Rate Bias Index with Deutsche Bank AG, Singapore branch DB. 363 BAKRIELAND • Annual Report 2012 Data Perusahaan Corporate Data Corporate Data 364 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Profil Dewan Komisaris Board of Commissioners’ Profile Bambang Irawan Hendradi Presiden Komisaris President Commissioner Lahir di Semarang, 15 Januari 1951. Menjabat Presiden Komisaris PT Bakrieland Development Tbk sejak Juni 2002. Beliau juga menjabat sebagai Komisaris PT Bakrie Capital Indonesia sejak Juli 2008. Beliau pernah menjabat sebagai Direktur Utama PT Djarot, Direktur Keuangan PT Pillar Abhimantra, Direktur di PT Sanggraha Pelita Jaya, Managing Director PT Catur Swasakti Utama, Direktur Utama PT Bakrieland Development Tbk, Komisaris PT Bumi Resources Tbk, Komisaris PT Bakrie Finance Corporation dan Direktur Utama PT Bakrie Capital Indonesia. Beliau meraih gelar Sarjana Teknik Sipil Universitas Trisakti, Jakarta 1977 dan lulus dari Technische Hoge Scholl, Delft, The Netherlands 1981. Born in Semarang, 15 January 1951. Appointed as President Commissioner of PT Bakrieland Development Tbk since June 2002. He currently serves as Commissioner of PT Bakrie Capital Indonesia since 2008. He previously served as President Director of PT Djarot, Finance Director of PT Pilar Abhimantra, Director at PT Sanggraha Pelita Jaya, Managing Director of PT Catur Swasakti Utama, President Director of Bakrieland, Commissioner of PT Bumi Resources Tbk., Commissioner of PT Bakrie Finance Corporation and President Director of PT Bakrie Capital Indonesia. He earns a Sarjana degree in Civil Engineering from Universitas Trisakti, Jakarta 1977 and graduated from the Technische Hoge Scholl, Delft, the Netherlands 1981. 364 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 365 BAKRIELAND • Annual Report 2012 365 BAKRIELAND • Annual Report 2012 366 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Lahir di Surabaya, 7 Januari 1959. Menjabat Komisaris Independen PT Bakrieland Development Tbk sejak September 2001. Beliau juga menjabat sebagai Direktur Utama PT Senopati Aryani Prima, Direktur Utama PT Prima Jaringan dan Direktur Utama PT Jabal Nor. Beliau pernah menjabat sebagai Manajer Divisi Realty Property PT Wijaya Karya Persero. Beliau menyelesaikan pendidikan Sarjana Teknik Sipil, Institut Teknologi Bandung 1983, Pasca Sarjana Sekolah Tinggi Manajemen LPPM Jakarta 1986, pendidikan Lemhanas Jakarta KRA XXXIII 2000 dan mengikuti Program Doktor-Pendidikan S-3 Jurusan Administrasi Bisnis, Universitas Brawijaya, Malang 2010-sekarang. Born in Surabaya, East Java on 7 January 1959. He serves as Independent Commissioner for Bakrieland since September 2001. Currently, he also serves as President Director of PT Senopati Aryani Prima, President Director of PT Prima Jaringan, and President Director of PT Jabal Nor. Previously, he served as Manager at the Realty Property Division of PT Wijaya Karya Persero. He graduated in Civil Engineering from Institut Teknologi Bandung 1983, completed his postgraduate studies at the College of Management LPPM Jakarta 1986, enrolled at the National Defense Institute Lemhanas Jakarta KRA XXXIII 2000, and taking a Doctorate degree program in Business Administration at Universitas Brawijaya, Malang 2010-present. Lukman Purnomosidi Komisaris Independen Independent Commissioner 366 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 367 BAKRIELAND • Annual Report 2012 Menjabat sebagai Komisaris Independen dan Ketua Komite Audit PT Bakrieland Development Tbk sejak Desember 2008. Beliau juga menjabat sebagai Ketua Dewan Kehormatan Ikatan Komite Audit Indonesia, Wakil Ketua Dewan Pengurus Lembaga Komisaris dan Direktur Indonesia, anggota Dewan Kehormatan Professional in Risk Management Association dan anggota Komite Audit di berbagai perusahaan publik. Beliau mempunyai pengalaman lebih dari 30 tahun sebagai Akuntan Publik. Beliau pernah menjabat sebagai Managing Partner dan Chairman KPMG Indonesia dan Senior Partner KAP Kanaka Puradiredja, Suhartono. Beliau menyelesaikan pendidikan Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Padjadjaran, Bandung, merupakan Chartered Member dari Lembaga Komisaris dan Direktur Indonesia serta memiliki Certiied Risk Management Professional. He serves as Independent Commissioner and Chairman of Audit Committee of PT Bakrieland Development Tbk since December 2008. Currently he also serves as Chairman of the Honoray Board of Indonesia Institute of Audit Committee, Vice Chairman of Indonesian Institute for Commissioners and Directors, member of the Honoray Board of Professional in Risk Management Association and member of Audit Committees in various public listed companies. He has more than 30 years experience as public accountant. Previously served as Managing Partner and as Chairman of KPMG Indonesia and Senior Partner of KAP Kanaka Puradiredja, Suhartono. A graduate from the faculty of Economics majoring in Accounting from the Universitas Padjadjaran, Bandung, a Chartered Member from the Indonesian Institute for Commissioners and Directors, and holds a Certiied Risk Management Professional. Kanaka Puradiredja Komisaris Independen Independent Commissioner 367 BAKRIELAND • Annual Report 2012 368 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Lahir di Jakarta pada 31 Oktober 1953. Menjabat Komisaris PT Bakrieland Development Tbk sejak April 2007. Beliau juga menjabat sebagai Treasury Advisor PT Energy Mega Persada Tbk, President Komisaris PT Bakrie Kalila Investment, Direktur PT Kondur Indonesia dan Direktur PT Brantas Indonesia. Beliau pernah menjabat sebagai Direktur PT Marathon Murti International dan Komisaris PT Mitraguna Intiga. Menyelesaikan pendidikan di Goethe Institute Arolsen West Deutschland, Jerman 1972, VW Wolsburg West Deutschland, Jerman 1976, dan Extension Management, Universitas Indonesia 1979. Born in Jakarta, 31 October 1953. He serves as Commissioner of PT Bakrieland Development Tbk since April 2007. Currently, he also serves as Treasury Advisor at PT Energi Mega Persada Tbk, President Commissioner of PT Bakrie Kalila Investment, Director of PT Kondur Indonesia, and Director of PT Brantas Indonesia. He formerly served as Director of PT Marathon Murti International and Commissioner of PT Mitraguna Intiga. He graduated from Goethe Institute Arolsen West Deutschland, Germany 1972, VW Wolsburg West Deutschland, Germany 1976, and of the Extension Management Program from Universitas Indonesia 1979. Supartono Komisaris Commissioner 368 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 369 BAKRIELAND • Annual Report 2012 Lahir di Teluk Betung, 2 April 1953. Menjabat Komisaris PT Bakrieland Development Tbk sejak Juni 2011. Beliau juga menjabat sebagai Presiden Direktur PT ARM KEN INVESTMENT sejak 2007, Komisaris PT Bakrie Brothers Tbk sejak 2009 dan sejak 2011 sebagai Presiden Komisaris PT Bakrie Swasakti Utama, Presiden Komisaris PT Graha Andrasentra Propertindo dan Komisaris PT Bakrie Nirwana Semesta. Beliau pernah menjabat sebagai Presiden Direktur di PERUSDA BERSUJUD, Kalimantan Selatan Mining Management Coal Trading, Presiden Komisaris PT Asuransi Ikrar Lloyd, Vice President Director Bakrie Trading, Managing Director Lewis Peat International, Singapore, Head of Representative Mindo Commodity Europe, Hamburg Germany, Special Project Manager PT Bakrie Brothers dan PT Bouraq Indonesia Airlines. Memiliki latar belakang pendidikan Akademi Penerbangan Indonesia, Jakarta 1971-1972, Instructor and Test Pilot Program British Aerospace, Manchester, England 1976, Airline Management Course Philippine Airlines and Philippine University, Manila, Philippine 1978 dan Institute Commodity of London, England 1986-1987. Born in Teluk Betung, 2 April 1953. He serves as Commissioner of PT Bakrieland Development Tbk sinc June 2011. HCurrentlu, he also serves as President Director of PT PT ARM KEN INVESTMENT since 2007, Commissioner of PT Bakrie Brothers Tbk since 2009, and President Commissioner of PT Bakrie Swasakti Utama since 2011, President Commissioner of PT Graha Andrasentra Propertindo, and President Commissioner of PT Bakrie Nirwana Semesta. He had served as President Director of PERUSDA BERSUJUD Mining Management Coal Trading in South Kalimantan, President Commissioner of PT Asuransi Ikrar Lloyd, Vice President Director of Bakrie Trading, Managing Director of Lewis Peat International, Singapore, Head of Representative at Mindo Commodity Europe Hamburg Germany, Special Project Manager at PT Bakrie Brothers and PT Bouraq Indonesia Airlines. With the educational background in the ield of aviation at the Akademi Penerbangan Indonesia, Jakarta 1971-1972, the Instructor and Test Pilot Program at the British Aerospace, Manchester, England 1976, Airline Management Course at the Philippine Airlines and the Philippine University, Manila 1978 Philippine 1978, as well as Institute Commodity of London, England 1986-1987. Armansyah Yamin Komisaris Commissioner 369 BAKRIELAND • Annual Report 2012 370 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Lahir di Jakarta, 10 Oktober 1951. Menjabat Komisaris PT Bakrieland Development Tbk sejak Juni 2012. Beliau juga menjabat sebagai Presiden Komisaris Bakrieland Hotels Resort sejak April 2012 dan Founder Principal, One Star Productions, a Multi Media Content Production Coy sejak 2009. Beliau pernah menjabat sebagai Computer System Analyst, ISA International, Melbourne, Australia 1975-1976, Executive Trainee, Citibank Jakarta 1978, Assistant Manager, Citibank Jakarta Manufacturing Business 1979-1980, Manager, Citibank Jakarta Automotive Business 1980-1981, Assistant Vice President, Citibank Jakarta Asset Based Finance Division 1981-1982, Deputy COO PT Wardley Summa Leasing AstraSumma - HSBC JV 1982- 1984, Co-Founder, PT Dipo Star Leasing 1984, Co-Founder Born in Jakarta, 10 October 1951. He serves as Commissioner of PT Bakrieland Development Tbk since June 2012. He also serves as President Commissioner of Bakrieland Hotels Resorts since April 2012 and a founder Principal of One Star Productions, a Multi Media Content Production Coy since 2009. Previously, he served as Computer System Analyst, ISA International, Melbourne, Australia 1975-1976, Executive Trainee, Citibank Jakarta 1978, Assistant Manager, Citibank Jakarta Manufacturing Business 1979-1980, Manager, Citibank Jakarta Automotive Business 1980-1981, Assistant Vice President, Citibank Jakarta Asset Based Finance Division 1981-1982, Deputy COO PT Wardley Summa Leasing AstraSumma - HSBC JV 1982-1984, Co-Founder, PT Dipo Star Leasing 1984, Co-Founder Commissioner, Amir Abdul Rachman Komisaris Commissioner 370 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 371 BAKRIELAND • Annual Report 2012 371 BAKRIELAND • Annual Report 2012 Commissioner, PT Pramindo lkat Nusantara Fixed Line Telephony KSO for Sumatra with PT Telkom 1994-1997, Commissioner, PT Astratel Nusantara The Infrastructure Company of Astra International 1996-1997, Commissioner Co-Founder, PT Primasel Cellphone telecommunication JV with PT Indosat 1996-2001, Principal, PT Mobile Selular Indonesia 1996-2005 dan sebagai CEO, Vice President Commissioner dan berbagai posisi penting di Jan Darmadi Group, PT Jakarta Setiabudi International Tbk, PT Permata Hijau, PT Puri Indah Antilope Madju, PT Wynncor Bali, PT Metropolitan Realty International, PT Antilope Madju, PT Copylas Indonesia, PT Unilon Textiles, PT Skyline Building PT Jan Darmadi Investindo 1984-2009. Beliau adalah penerima penghargaan Adikarya Pariwisata tahun 1997 dari Kementerian Pariwisata, Post dan Telekomunikasi. Beliau merupakan alumnus Accounting di Royal Melbourne Institute of Technology RMIT, Australia 1977-1978. Beliau juga pernah mengikuti Executive Development Program, Citibank Jakarta 1978, Foreign Exchange Treasury Training, Citibank Manila 1979, Core Credit Training, Citibank Jakarta 1980, Trade Finance Training, Citibank Jakarta 1980, Asset Based Finance Training, Citibank Kuala Lumpur 1981 dan Asset Based Finance Training, Citicorp Sydney Melbourne 1982. PT Pramindo lkat Nusantara Fixed Line Telephony KSO for Sumatra with PT Telkom 1994-1997, Commissioner, PT Astratel Nusantara The Infrastructure Company of Astra International 1996-1997, Commissioner Co-Founder, PT Primasel Cellphone telecommunication JV with PT Indosat 1996-2001, Principal, PT Mobile Selular Indonesia 1996-2005 and as CEO, Vice President Commissioner and various high positions in Jan Darmadi Group, PT Jakarta Setiabudi International Tbk, PT Permata Hijau, PT Puri Indah Antilope Madju, PT Wynncor Bali, PT Metropolitan Realty International, PT Antilope Madju, PT Copylas Indonesia, PT Unilon Textiles, PT Skyline Building PT Jan Darmadi Investindo 1984-2009. He received an Adikarya Pariwisata award from the Ministry of Tourism, Post and Telecommunication. Alumnus of Accounting at Royal Melbourne Institute of Technology RMIT, Australia 1977-1978. Previously, he enrolled Executive Development Program, Citibank Jakarta 1978, Foreign Exchange Treasury Training, Citibank Manila 1979, Core Credit Training, Citibank Jakarta 1980, Trade Finance Training, Citibank Jakarta 1980, Asset Based Finance Training, Citibank Kuala Lumpur 1981 and Asset Based Finance Training, Citicorp Sydney Melbourne 1982. 372 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Profil Direksi Board of Directors’ Profile Ambono Janurianto Presiden Direktur President Director Lahir di Ambon, 29 Januari 1960. Menjabat sebagai Presiden Direktur PT Bakrieland Development Tbk sejak Juni 2012. Beliau juga menjabat sebagai Komisaris PT Bakrie Telecom, sejak Juni 2003. Beliau pernah menjabat sebagai Management Trainee Philips Ralin Electronic 1986-1987, Internal Control Oicer Philips Ralin Electronic 1987-1988, Commercial ControllerAccount Philips Ralin Electronic 1988-1990, Finance Admin. Manager Daeng Brothers 1990-1992, Finance Admin. Manager Philips Ralin Electronic 1992-1995, Finance Controller Motorola Indonesia Starpage Joint Venture 1995-1997, Finance Administration Director Sony Music Entertainment Indonesia 1997-1998, Finance-Accounting Tax General Manager PT Satelit Palapa Indonesia 1998-1999, Chief Financial Oicer PT Bakrie Sumatra Plantation Tbk 1999-2000, Direktur di PT Bakrie Brothers Tbk 2002-2004, 2005-2008, Direktur di PT Bakrie Power 2005-2006, Presiden Direktur PT Bakrie Power 2006-2008, Presiden Direktur Tanjung Jati Power Company 2005-2008 dan Presiden Direktur PT Bakrie Sumatra Plantation Tbk 2000-2012. Beliau pernah menjadi Presiden Komisaris dan Komisaris di beberapa anak perusahaan PT Bakrie Sumatra Plantation Tbk 2000-2010. Beliau merupakan Dewan Penasihat Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia GAPKI, Wakil Ketua Umum Asosiasi Emiten Indonesia AEI, anggota Sektor Agro Industri, Komite Ekonomi Indonesia- Jepang, Kamar Dagang Indonesia KADIN dan Ketua Dewan Minyak Sawit Indonesia DMSI. Beliau adalah Sarjana Ekonomi dari Universitas Katolik Parahyangan, Bandung. Beliau penerima penghargaan Indonesia Top Leader 2011 dari majalah SWA dan Best CEO pada Indonesian CSR Award 2011. Born in Ambon, 29 January 1960. he serves as President Director of PT Bakrieland Development Tbk since June 2012. Currently, he also serves as Commissioner at PT Bakrie Telecom since June 2003. Previously, he served as Management Trainee Philips Ralin Electronic 1986-1987, Internal Control Oicer Philips Ralin Electronic 1987-1988, Commercial ControllerAccount Philips Ralin Electronic 1988-1990, Finance Administration Manager Daeng Brothers 1990-1992, Finance Administration Manager Philips Ralin Electronic 1992-1995, Finance Controller Motorola Indonesia Starpage Joint Venture 1995-1997, Finance Administration Director Sony Music Entertainment Indonesia 1997-1998, Finance-Accounting Tax General Manager PT Satelit Palapa Indonesia 1998-1999, Chief Financial Oicer PT Bakrie Sumatra Plantation Tbk 1999-2000, Director PT Bakrie Brothers Tbk 2002-2004, 2005-2008, Director PT Bakrie Power 2005-2006, President Director PT Bakrie Power 2006-2008, President Director Tanjung Jati Power Company 2005-2008 and President Director PT Bakrie Sumatra Plantation Tbk 2000-2012. He also served as President Commissioner and Commissioner in subsidiaries PT Bakrie Sumatra Plantation Tbk 2000-2010. He is a member of Board of Advisors at Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia GAPKI, Vice Chairman of Asosiasi Emiten Indonesia AEI, member of Agro Industry at the Indonesia-Japan Economic Committee, Kamar Dagang Indonesia KADIN and Chairman of Dewan Minyak Sawit Indonesia DMSI. He holds a Sarjana degree in Economics from Universitas Katolik Parahyangan, Bandung. He received an award as Indonesia Top Leader 2011 from SWA magazine and Best CEO in Indonesian CSR Award 2011. 372 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 373 BAKRIELAND • Annual Report 2012 373 BAKRIELAND • Annual Report 2012 374 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Lahir di Bandung, 4 Februari 1969. Menjabat Direktur PT Bakrieland Development Tbk sejak Agustus 2011. Beliau pernah menjabat sebagai Vice President-Investment Banking PT Bahana Securities, Business Development, Asia Investment Banking PT Nomura Indonesia, Vice President Corporate Planning Corporate Finance PT ALatief Corporation, Corporate Finance Manager PT Ernst Young Advisory Services Jakarta, Senior Associate, Project Finance Privatization di PT PricewaterhouseCoopers FAS Jakarta dan Senior Auditor, Audit Business Advisory Services Arthur Andersen Co. – Prasetio Utomo Co.,Jakarta. Beliau meraih gelar Sarjana Akuntansi dari Universitas Parahyangan, Bandung 1993 dan Pasca Sarjana, Magister Manajemen dari IPMI Business School Jakarta 2010. Born in Bandung, 4 February 1969. He began his duties as Director of Bakrieland in August 2011. Previously, he was in charge as Vice President of Investment Banking at PT Bahana Securities, Business Development Manager of Asia Investment Banking at PT Nomura Indonesia, Vice President Corporate Planning Corporate Finance of PT ALatief Corporation, Corporate Finance Manager at PT Ernst Young Advisory Services Jakarta, Senior Associate for Project Finance Privatization division at PT PricewaterhouseCoopers FAS Jakarta, and as Senior Auditor at Audit Business Advisory Services Arthur Andersen Co. - Prasetio Utomo Co., Jakarta. He holds a Sarjana degree in Economics majoring in Accounting from the Universitas Parahyangan, Bandung 1993, and a Magister Management degree from IPMI Business School Jakarta 2010. 374 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Feb Sumandar Direktur Director 375 BAKRIELAND • Annual Report 2012 Lahir di Kuala Terengganu, 20 Mei 1973. Menjabat sebagai Direktur PT Bakrieland Development Tbk sejak Juni 2012. Beliau pernah menjabat sebagai Manager, Research Analyst, ING Barings Sdn Bhd, Kuala Lumpur, Malaysia 2000-2001, Research Analyst, OSK Securities Bhd, Kuala Lumpur, Malaysia 2001-2003, Assistant Vice President, Analyst, GK-Goh Research Sdn Bhd, Kuala Lumpur, Malaysia 2003-2005, Vice President, Senior Analyst, CIMB-GK Securities, Jakarta, Indonesia 2005-2007, Executive Vice President, Finance and Strategy, PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk, Jakarta 2007-2010 dan Chief Oice of Strategy Management, PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk, Jakarta 2010-2012. Beliau merupakan alumni London School of Economics LSE, United Kindom, B.Sc Econs di bidang Accounting dan Finance 1999. Born in Kuala Lumpur, 20 May 1973. He served as Director of PT Bakrieland Development Tbk since June 2012. Previously, he served as Manager, Research Analyst of ING Barings Sdn Bhd, Kuala Lumpur, Malaysia 2000-2001, Research Analyst of OSK Securities Bhd, Kuala Lumpur, Malaysia 2001-2003, Assistant Vice President and Analyst, GK-Goh Research Sdn Bhd, Kuala Lumpur, Malaysia 2003-2005, Vice President, Senior Analyst, CIMB-GK Securities, Jakarta, Indonesia 2005-2007, Executive Vice President, Finance and Strategy of PT Bakrie Sumatra Plantations Tbk, Jakarta 2007-2010. He is an alumnus of London School of Economics LSE, United Kingdom, B.Sc Econs in Accounting and Finance 1999. Azrul Azwar Ab Latif Direktur Director 375 BAKRIELAND • Annual Report 2012 376 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Profil Komite- Komite Profile of Committees Komite Audit Kanaka Puradiredja Ketua Komisaris Independen Menjabat sebagai Komisaris Independen dan Ketua Komite Audit PT Bakrieland Development Tbk sejak Desember 2008. Beliau juga menjabat sebagai Ketua Dewan Kehormatan Ikatan Komite Audit Indonesia, Wakil Ketua Dewan Pengurus Lembaga Komisaris dan Direktur Indonesia, anggota Dewan Kehormatan Professional in Risk Management Association dan anggota Komite Audit di berbagai perusahaan publik. Beliau mempunyai pengalaman lebih dari 30 tahun sebagai Akuntan Publik. Beliau pernah menjabat sebagai Managing Partner dan Chairman KPMG Indonesia dan Senior Partner KAP Kanaka Puradiredja, Suhartono. Beliau menyelesaikan pendidikan Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Padjadjaran, Bandung, merupakan Chartered Member dari Lembaga Komisaris dan Direktur Indonesia serta memiliki Certiied Risk Management Professional. Soenarso Soemodiwirjo Anggota Lahir di Jember, 9 Mei 1946. Beliau bergabung dalam Komite Audit Bakrieland sejak 2008. Sebagai seorang konsultan senior, beliau saat ini juga sebagai anggota Komite Audit dan Sekretaris Dewan Komisaris PT Papua Power Indonesia, Anggota Komite Audit dan Komite Ombudsman PT Bank ICB Bumiputera Tbk, Anggota Komite Audit PT Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk, Anggota Komite Audit dan Komite Keuangan PT Elnusa Tbk dan Corporate Management Control Hendropriyono Corporation Indonesia. Memiliki pengalaman luas dalam bidangnya, antara lain pernah menjabat sebagai Ketua Tim Task Force Penyusunan Manual Komite Audit, Komite Audit Kanaka Puradiredja Chairman Independent Commissioner He serves as Independent Commissioner and Chairman of Audit Committee of PT Bakrieland Development Tbk since December 2008. Currently he also serves as Chairman of the Honorary Board of Indonesia Institute of Audit Committee, Vice Chairman of Indonesian Institute for Commissioners and Directors, member of the Honorary Board of Professional in Risk Management Association and member of Audit Committees in various public listed companies. He has more than 30 years experience as public accountant. Previously served as Managing Partner and as Chairman of KPMG Indonesia and Senior Partner of KAP Kanaka Puradiredja, Suhartono. A graduate from the faculty of Economics majoring in Accounting from the Universitas Padjadjaran, Bandung, a Chartered Member from the Indonesian Institute for Commissioners and Directors, and holds a Certiied Risk Management Professional. Soenarso Soemodiwirjo Member Born in Jember, 9 May 1946. He joined Bakrieland’s Audit Committee since 2008. As a senior consultant, at present he is also a member of Audit Committee and Secretary of Board of Commissioners at PT Papua Power Indonesia, Ombudsman Committee PT Bank ICB Bumiputera Tbk, member of Audit Committee PT Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk, member of Audite Committee and Finance Committe PT Elnusa Tbk and Coorporate Management Control Hendropriyono Corporation Indonesia He has vast experiences in his area, among others as Chairman of the Task Force for Setting Audit Committee Manual, Management Consultant of PT Sucoindo Persero, 377 BAKRIELAND • Annual Report 2012 Konsultan Manajemen PT Sucoindo Persero, staf ahli Direksi PT PAN Multi Finance company, anggota Komite Audit di PT Sucoindo Persero, PT Danareksa Persero dan PT Bank Niaga Tbk. Beliau memperoleh gelar Sarjana Akuntansi dari Institut Ilmu Keuangan, Departemen Keuangan, Jakarta, 1974. Mohamad Hassan Anggota Lahir di Jakarta, 21 Desember 1960. Beliau bergabung dalam Komite Audit Bakrieland sejak 2008. Saat ini juga sebagai pengajar di Sekolah Tinggi Akuntansi Negara STAN dan di Program Pasca Sarjana Institut Bisnis dan Informatika Indonesia IBII. Beliau juga aktif sebagai anggota Dewan Pengurus Ikatan Komite Audit Indonesia IKAI, anggota pengurus Perhimpunan Auditor Internal Indonesia PAII, anggota Dewan Penguji Certiied Professional Management Accountant CPMA, anggota Dewan Sertiikasi Qualiied Internal Auditors DS-QIA, anggota organisasi profesi Ikatan Akuntan Indonesia IAI, dan anggota The Institut of Internal Auditors IIA. Beliau pernah menjadi Auditor di Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan BPKP, Pengurus dan Tim Manajemen di Yayasan Pendidikan Internal Audit YPIA dan Finance and Administration Manager di PT Amintaland Group. Beliau memiliki latar belakang pendidikan Postgraduate Diploma in Finance di Sekolah Tinggi Akuntansi Negara STAN pada tahun 1991, serta Master dalam bidang Sistem Informasi Akuntansi dan Keuangan, Cleveland State University, Ohio, USA 1993. Beliau juga memiliki sertiikasi Qualiied Internal Auditor QIA dan Certiied Risk Management Professional CRMP. expert staf for the Board of Directors of PT PAN Multi Finance Company, and member of Audit Committee of PT Sucoindo Persero, PT Danareksa Persero and PT Bank Niaga Tbk. He holds a Sarjana Accounting degree from the Financial Institute, Ministry of Finance, Jakarta, 1974. Mohamad Hassan Member Born in Jakarta, 21 December 1960. He joined Bakrieland’s Audit Committee since 2008. Currently, he is also lecturer at the Sekolah Tinggi Akuntansi Negara STAN and at the Graduate Program of Institut Bisnis dan Informatika Indonesia IBII. He also active as a member of the Board of Indonesian Audit Committee Association, member of Indonesian Internal Auditor Association, member of the Examiner Board of Certiied Professional Management Accountant CPMA, member of the Board of Certiication for Qualiied Internal Auditors DS-QIA, member of Ikatan Akuntan Indonesia IAI, and member of The Institut of Internal Auditors IIA. He was an Auditor at the Finance Monitoring and Development Board BPKP, Board and Management Team at the Internal Audit Foundation and Finance and Administration Manager at PT Amintaland Group. He attained his Postgraduate Diploma in Finance from Sekolah Tinggi Akuntansi Negara STAN in 1991, and holds a Master degree in Accounting and Financial Information System from Cleveland State University, Ohio, USA 1993. He also holds the Qualiied Internal Auditor QIA certiication and Certiied Risk Management Professional CRMP. 378 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Komite Pemantau Risiko Lukman Purnomosidi Ketua Komisaris Independen Proil dapat dilihat di halaman 366 Supartono Anggota Komisaris Proil dapat dilihat di halaman 368 Komite Nominasi dan Remunerasi Lukman Purnomosidi Ketua Komisaris Independen Proil dapat dilihat di halaman 366 Bambang Irawan Hendradi Anggota Presiden Komisaris Proil dapat dilihat di halaman 364 Supartono Anggota Komisaris Proil dapat dilihat di halaman 368 Komite Kebijakan Corporate Governance Kanaka Puradiredja Ketua Komisaris Independen Proil dapat dilihat di halaman 367 Bambang Irawan Hendradi Anggota Presiden Komisaris Proil dapat dilihat di halaman 364 Supartono Anggota Komisaris Proil dapat dilihat di halaman 368 Risk Monitoring Committee Lukman Purnomosidi Chairman Independent Commissioner Proile can be seen on page 366 Supartono Member Commissioner Proile can be seen on page 368 Nomination and Remuneration Committee Lukman Purnomosidi Chairman Independent Commissioner Proile can be seen on page 366 Bambang Irawan Hendradi Member President Commissioner Proile can be seen on page 364 Supartono Chairman Commissioner Proile can be seen on page 368 Corporate Governance Policy Committee Kanaka Puradiredja Chairman Independent Commissioner Proile can be seen on page 367 Bambang Irawan Hendradi Chairman President Commissioner Proile can be seen on page 364 Supartono Chairman Commissioner Proile can be seen on page 368 Profil Komite-Komite Committees Profile 379 BAKRIELAND • Annual Report 2012 Produk dan Layanan Products and Services City Property Plaza Festival Rasuna Office Park The Grove Condominium Bakrie Tower Aston Rasuna Residence The 18th Residence Taman Rasuna Elite Club Epicentrum Rasuna Epicentrum Concert Hall Office Tower Epicentrum Walk - Lifestyle Entertainment Center Sentra Timur Residence Wisma Bakrie 1 Wisma Bakrie 2 Awana Yogyakarta OCEA Sand Coral The Masterpiece The Empyreal 380 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Landed Residential Bogor Nirwana Residence Tirta Nirwana Cluster Arga Nirwana Cluster Padma Nirwana Cluster Bayu Nirwana Cluster Panorama Cluster Grand Harmoni Cluster Bukit Nirwana Cluster Cliff Avenue Cluster The Fusion Grand Cluster Nirwana Epicentrum The Jungle Water Adventure Aston Hotel Resort The Jungle Mall Orchard Walk Arcade Batam Nirwana Residence Sentul Nirwana Produk dan Layanan Products and Services 381 BAKRIELAND • Annual Report 2012 Hotels Resorts Pullman Bali Legian Nirwana Grand Elty Singgasana Pan Pacific Nirwana Bali Resort Nirwana Bali Resort Nirwana Bali Resort Al-Saraya Bakrie Hotel Krakatoa Nirwana Resort Krakatau Lampung Tourism Development Grand Elty Krakatoa Nirwana Bali Golf Club Nirwana Bali Residences 382 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Corporate Kurniawati Budiman Corporate Secretary Nuzirman Nurdin Chief Corporate Investor Relations Buce Yeef Corporate Financial Controller Yudy Rizard Hakim Chief Corporate Afairs Oicer Elis Yusa Chief Corporate Human Capital Oicer Elis Yusa Corporate Organization Development Division Head Bram Subiandoro Corporate Business Development Division Head Erry Zulamri Djaelani Corporate Risk Management Compliance Division Head Ika Atikah Corporate Treasury Division Head Ferry Supandji Corporate Marketing Division Head Lucky Ida Royani Corporate Information Technology Division Head Jordan Lubis Corporate Internal Audit Division Head Zikril Hakim Corporate Strategy Management Division Head City Property Sri Hascaryo President Director Agus J. Alwie Managing DirectorCEO Wawan D. Guratno Director Hendra Iswadi Chief Financial Oicer Andre R. Makalam Chief Marketing Oicer Indra Gunawan Chief Operations Oicer Maulana Adnan Chief Human Resources Support Oicer Dicky Setiawan President Director PT BPLK Fandrizal Finance Director PT BPLK Djafarullah Project Director PT BPLK Manajemen Management per 30 April 2013 Landed Residential Hamid Mundzir President Director Darsono Director PT GAP CEO BNR Hendry Harmen Development Director Jo Eddy Respati Marketing Director Herman Cahyadi Chief Financial Oicer Handoko N. Soetrisno Chief Human Capital Oicer Marc Dressler President Director PT BJA Motinggo Soputan Director PT BJA Hotels Resorts Marudi Surachman President Director Henu Kusdaryono Director Edikar Director Alex Wardhana Chief Financial Oicer Nugroho Santosa Group Head Resort Development Asril Group Head Hospitality Services Adhi Trirachmadi Group Head Merger Acquisition Acting 383 BAKRIELAND • Annual Report 2012 Struktur Organisasi Organization Structure Concurrently Acting Landed Residential Business Unit City Property Business Unit Hotels Resorts Business Unit Finance Director Feb Sumandar Strategy Corporate Service Director Azrul Latif Corporate Human Capital Elis Yusa Corporate Secretary Legal Kurniawati Budiman Corporate Strategic Finance Feb Sumandar Corporate Treasury Ika Atikah Corporate Afairs Yudy R. Hakim Corporate Financial Control Buce Yeef Corporate Investor Relations Nuzirman Nurdin Corporate Internal Audit Jordan Lubis Corporate Organization Development Elis Yusa Corporate Social Responsibility Yudy R. Hakim President Director Ambono Janurianto Shareholders’ Meeting Board of Commissioners Nomination Remuneration Committee Risk Monitoring Committee Audit Committee Corporate Governance Policy Committee Corporate Strategy Management Zikril Hakim Corporate Marketing Ferry Supandji Corporate Business Development Bram Subiandoro Corporate Risk Management Compliance Erry Zulamri Djaelani Corporate IT Lucky Ida R. per 30 April 2013 384 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Nama dan Alamat Anak Perusahaan Name and Address of Subsidiaries PT Villa Del Sol Wisma Bakrie 1, 6 th Floor Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B-1 Jakarta 12920 Tel. +62 21 5257835 Fax. +62 21 5225063 PT Superwish Perkasa Wisma Bakrie 1, 6 th Floor Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B-1 Jakarta 12920 Tel. +62 21 5257835 Fax. +62 21 5225063 PT Bumi Daya Makmur Wisma Bakrie 1, 6 th Floor Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B-1 Jakarta 12920 Tel. +62 21 5257835 Fax. +62 21 5225063 PT Bakrie Swasakti Utama Komplek Apartemen Taman Rasuna Jl. H.R. Rasuna Said, Jakarta 12960 Tel. +62 21 8305011 Fax. +62 21 8305012 PT Bakrie Pesona Rasuna Jl. H.R. Rasuna Said Kav. C–22 Jakarta 12960 Tel. +62 21 5263212 Fax. +62 21 5263144 PT Rasuna Residence Development Komplek Apartemen Taman Rasuna Jl. H.R. Rasuna Said, Jakarta 12960 Tel. +62 21 9391000 Fax. +62 21 83786244 PT Graha Andrasentra Propertindo Perumahan Bogor Nirwana Residence Jl. Dreded–Pahlawan Bogor 16132, Jawa Barat Tel. +62 0251 8211290 Fax. +62 0251 8211295 PT Sanggraha Pelita Sentosa Jl. Setia Mekar Raya, Bekasi Timur Tel. +62 21 8811685 Fax. +62 21 8813210 Jl. Bhineka Karya Gunung Puyuh, Sukabumi, Jawa Barat Tel. +62 0266 6250695 Fax. +62 0266 6250696 PT Mutiara Permata Biru Jl. Patam Lestari Sekupang, Batam Tel. +62 778 7081900 Fax. +62 778 327398 PT Citra Saudara Abadi Jl. Raya Mauk km. 5 Tangerang, Banten Tel. +62 21 5583959 Fax. +62 21 5583959 PT Bakrie Nirwana Semesta Wisma Bakrie 2, 9 th Floor Jl. H.R. Rasuna Said, Kav. B-2 Jakarta 12920 Tel. +62 21 57942156 Fax. +62 21 57942159 PT Samudra Asia Nasional Jl. Melasti No. 1 Legian–Kuta, Bali Tel. +62 361 762500 Fax. +62 361 762400 PT Krakatau Lampung Tourism Development Jl. Trans Sumatra km. 40 Desa Merak Belatung, Kalianda 35551 Tel. +62 727 322888 Fax. +62 727 322402 PT Graha Intan Bali Wisma Bakrie 2, 9 th Floor Jl. H.R. Rasuna Said, Kav. B-2 Jakarta 12920 Tel. +62 21 5255067 Fax. +62 21 5256068 PT Bali Nirwana Tritama Wisma Bakrie 2, 9 th Floor Jl. H.R. Rasuna Said, Kav. B-2 Jakarta 12920 Tel. +62 21 57942156 Fax. +62 21 57942159 PT Bali Nirwana Caturtama Wisma Bakrie 2, 9 th Floor Jl. H.R. Rasuna Said, Kav. B-2 Jakarta 12920 Tel. +62 21 57942156 Fax. +62 21 57942159 PT Bali Nirwana Dwitama Wisma Bakrie 2, 9 th Floor Jl. H.R. Rasuna Said, Kav. B-2 Jakarta 12920 Tel. +62 21 57942156 Fax. +62 21 57942159 385 BAKRIELAND • Annual Report 2012 PT Libratindo Gemilang Jl. Marsma Iswahyudi Sepinggan, Balikpapan Tel. +62 524 7028907 Fax. +62 524 764179 PT Bakrie Pangripta Loka Wisma Bakrie 1, 6 th Floor Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B-1 Jakarta 12920 Tel. +62 21 5257835 Fax. +62 21 5225063 PT Bakrie Infrastructure Wisma Bakrie 1, 6 th Floor Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B-1 Jakarta 12920 Tel. +62 21 5257835 Fax. +62 21 5225063 PT Bakrie Graha Nirwana Wisma Bakrie 1, 6 th Floor Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B-1 Jakarta 12920 Tel. +62 21 5255067 Fax. +62 21 5256068 PT Hotel Elty Tenggarong Jl. Pahlawan No. 1, Tenggarong Kutai, Kertanegara Tel. +62 21 541664703 Fax. +62 21 0541 664709 PT Alberta Utilities Recapital Building, 10 th Floor Jl. Adityawarman Kav. 55 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan Tel. +62 21 2702277 Fax. +62 21 7246881 PT Nirwana Legian Hotel Jl. Pantai Kuta, Legian, Bali Tel. +62 0361 751770 Fax. +62 0361 753066067 PT Bahana Sukmasejahtera Wisma Bakrie 1, 6 th Floor Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B-1 Jakarta 12920 Tel. +62 21 5257835 Fax. +62 21 5225063 PT Provices Indonesia Wisma Bakrie 1, Basement Floor Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B-1 Jakarta 12920 Tel. +62 21 5250212 Fax. +62 21 5200473 PT Bali Nirwana Resort Wisma Bakrie 2, 9 th Floor Jl. H.R. Rasuna Said, Kav. B-2 Jakarta 12920 Tel. +62 21 57942156 Fax. +62 21 57942159 PT Bakrie Sentra Investama Wisma Bakrie 1, 6 th Floor Jl. H.R. Rasuna Said, Kav. B-1 Jakarta 12920 PT Bakrie Graha Investama Wisma Bakrie 1, 6 th Floor Jl. H.R. Rasuna Said, Kav. B-1 Jakarta 12920 Tel. +62 21 5257835 Fax. +62 21 5225063 PT Bukit Jonggol Asri Gedung Menara Sudirman 22 nd Floor Jl. Jendral Sudirman Kav. 60 Jakarta 12190 Tel. +62 21 5290 5649 52268 Fax. +62 251 8796280510 Gedung Graha Utama Jl. M.H. Thamrin, Sentul City Bogor, Jawa Barat Tel. +62 21 8796 2806 Fax. +62 21 8796 2805 PT Bakrie Bangun Persada Gedung Wisma Bakrie 2, 9 th Floor Jl. HR Rasuna Said Kav. B-1 Jakarta 12920 Tel. +62 21 57942156 Fax. +62 21 57942159 PT Amerta Bumi Capital Waterplace Residence, Blok A-15 Jl. Pakuwon Indah, Lontar Timur No. 3-5 Surabaya, Jawa Timur Tel. +62 31 7393330 Fax. +62 31 7393331 BLD Investment Pte., Ltd. 10 Anson Road 03-05 International Plaza, Singapore 079903 Tel. +62 6323395657 Fax. +62 63233959 BLD Asia Pte., Ltd. 10 Anson Road 03-05 International Plaza, Singapore 079903 Tel. +62 6323395657 Fax. +62 63233959 PT Graha Multi Insani Wisma Bakrie 1, 6 th Floor Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B-1 Jakarta 12920 Tel. +62 21 5257835 Fax. +62 21 5225063 Limitless World International Services 6 Limited PO BOX 17000, Dubai United Arab Emirates PT Jasa Sarana Jl. Tubagus Ismail Depan No. 1A Bandung 40134 Tel. +62 22 2535771 Fax. +62 22 253773 PT Aetra Air Jakarta Menara Satu Sentra Kelapa Gading 2 nd Floor Jl. Bulevard Kelapa Gading LA3 No. 1 Summarecon Kelapa Gading - Jakarta 14240 Tel. +62 21 2938 5757 Fax. +62 21 2938 5755 PT Rasuna Caturtama Corpora Komplek Apartemen Taman Rasuna, UG Floor Menara 8-9 Jl. HR Rasuna Said - Jakarta 12960 PT Jungleland Asia Gedung Menara Sudirman, 22 nd Floor Lot D Jl. Jend. Sudirman Kav. 60 Kebayoran Baru – Jakarta 12190 PT Langgeng Sakti Persada Gedung Menara Sudirman, 22 nd Floor Lot C Jl. Jend. Sudirman Kav. 60 Kebayoran Baru – Jakarta 12190 PT Sukses Pratama Gemilang Gedung Menara Sudirman, 22 nd Floor Lot C Jl. Jend. Sudirman Kav. 60 Kebayoran Baru – Jakarta 12190 PT Bakrie Batavia Krisma Wisma Bakrie 2, 9 th Floor Jl. HR Rasuna Said, Kav. B-2 Jakarta 12920 Tel. +62 21 5255067 Fax. +62 21 5256068 386 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Alamat Kantor Pemasaran Unit Usaha Kemitraan Marketing Office of Business Units Partnership City Property Proyek Rasuna Epicentrum RE PT Bakrie Swasakti Utama a. Komplek Apartemen Taman Rasuna Ground Floor, North Podium Jl. H.R. Rasuna Said Jakarta 12960 Tel. +62 21 8305011 Fax. +62 21 8305012 b. Marketing Oice Epicentrum Epiwalk - South Gate Komplek Epicentrum Jl. H.R. Rasuna Said Jakarta Selatan 12940 Tel. +62 21 52906666 Fax. +62 21 52906888 www.rasunaepicentrum.com c. PT Bakrie Pesona Rasuna – Plaza Festival Jl. HR. Rasuna Said Kav. C-22 Jakarta 12960 Tel. +62 21 526-3212 Fax. +62 21 526-3144 Proyek Rusunami Sentra Timur Residence STR PT Bakrie Pangripta Loka Jl. Sentra Primer Timur, Jakarta 13950 Tel. +62 21 48704999 Fax. +62 21 48703182 www.sentratimur.com Landed Residential Proyek Perumahan Bogor Nirwana Residence BNR PT Graha Andrasentra Propertindo GAP Marketing Gallery Bogor Nirwana Residence Jl. Bogor Nirwana Raya Dreded - Pahlawan Bogor Selatan - Jawa Barat 16132 Tel. +62 251 8211290 Fax. +62 251 8211295 www.bnr.co.id Proyek Perumahan Batam Nirwana Residence di Batam PT Mutiara Permata Biru Komplek Nagoya Hill , Blok R 3 B 3 Nagoya, Batam Tel. +62 778 3553555, 7493939 Fax. +62 778 7493825 www.batamnirwana.com Hotels Resorts PT Bakrie Nirwana Semesta BNS Wisma Bakrie 2, 9th Floor Jl. H.R. Rasuna Said, Kav. B-1 Jakarta 12920 Tel. +62 21 57942157 Fax. +62 21 57942159 1. Hotel Pullman Bali Legian Nirwana Jl. Melasti No. 1Legian-Kuta, Bali 80361 Tel. +62 361 762500 Fax. +62 361 762400 2. Krakatoa Nirwana Resort Jl. Trans Sumatera km. 40 Desa Merak Belatung Kalianda, Lampung Selatan 35551 Tel. +62 727 322888 Fax. +62 727 322323 www.krakatoa-nirwana.com 3. Hotel Pan Paciic Nirwana Bali Resort - PT Bali Nirwana Resort Jl. Raya Tanah Lot Tabanan Bali 82171 Tel. +62 361 815900 Fax. +62 361 815901 387 BAKRIELAND • Annual Report 2012 Informasi bagi Pemegang Saham Information for Shareholders Akuntan Publik Independent Public Accountant Kantor Akuntan Publik Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo Rekan Cyber 2 Tower 21 st Floor Unit F Jl. H.R. Rasuna Said Blok X-5 Jakarta 12950 Tel. +62 21 2553 9299 Fax. +62 21 2553 9298 Gedung Jaya 4 th Floor Suite L04 Jl. M.H. Thamrin No. 12 Jakarta 10340 Tel. +62 21 3192 8000 Fax. +62 21 3192 8151 Website : www.crowehorwath.co.id Biro Administrasi Efek Share Registrar PT Sinartama Gunita Plaza BII Menara 1, 9 th Floor Jl. MH Thamrin No. 51 Jakarta 10350 Tel. +62 21 3922332 Fax. +62 21 3923003 Website : www.sinartama.co.id E-mail : helpdesk1sinartama.co.id Pemeringkat Rating Agency PT Pemeringkat Efek Indonesia Peindo Panin Tower Senayan City, 17 th Floor Jl. Asia Afrika lot 19 Jakarta 10270 Tel. +62 21 7278 2380 Fax. +62 21 7278 2370 Website : www.new.peindo.com Saham Tercatat Stock Listing PT Bursa Efek Indonesia Indonesia Stock Exchange Building, Tower 1 6 th loor Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53 Jakarta 12190 Tel. +62 21 515 0515 Fax. +62 21 515 0330 Website : www.idx.co.id E-mail : callcenteridx.co.id Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Annual General Meeting of Shareholders Friday, 28 June 2013 The Bridge Function Room – Hotel Aston Rasuna Komplek Apartemen Taman Rasuna Jl. H.R. Rasuna Said, Kuningan Jakarta 12960 388 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Surat Pernyataan Dewan Komisaris Direksi Statement from the Boards of Commissioners and Directors Dewan Komisaris Board of Commissioners Direksi Board of Directors Bambang Irawan Hendradi Presiden Komisaris President Commissioner Ambono Janurianto Presiden Direktur President Director Lukman Purnomosidi Komisaris Independen Independent Commissioner Azrul Azwar Ab Latif Direktur Director Kanaka Puradiredja Komisaris Independen Independent Commissioner Feb Sumandar Direktur Director Armansyah Yamin Komisaris Commissioner Supartono Komisaris Commissioner Amir Abdul Rachman Komisaris Commissioner Yang bertandatangan di bawah ini telah membaca dan memeriksa dengan seksama serta menyetujui isi dari naskah Buku Laporan Tahunan Perusahaan tahun 2012, yang didalamnya juga memuat Laporan Keuangan Perusahaan untuk tahun buku 2012. The undersigned have read and duly examined and approved the Annual Report of the Company for the year 2012, which includes the Financial Statements for the year 2012. 389 BAKRIELAND • Annual Report 2012 Surat Pernyataan tentang Keaslian Laporan Tahunan 2012 Statement of Authenticity 2012 Annual Report Ambono Janurianto Presiden Direktur President Director Atas nama Direksi PT Bakrieland Development Tbk, saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa Laporan Tahunan PT Bakrieland Development Tbk tahun 2012 ini adalah dokumen asli, dan pernyataan ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Tahunan Perusahaan. Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya. Jakarta, 15 April 2013 On behalf of the Board of Directors of PT Bakrieland Development Tbk, I, the undersigned, declare this 2012 Annual Report of PT Bakrieland Development Tbk is the original document, and this statement is a part of the Company’s Annual Report. This statement was made with truth. Jakarta, 15 April 2013 390 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Referensi Peraturan Bapepam-LK No. X.K.6 Tentang Bentuk dan Isi Laporan Tahunan Cross Reference of Bapepam-LK No. X.K.6 On Form and Content of The Annual Report Materi Penjelasan Hal Page Subject Explanation

a. Ketentuan Umum

1 Laporan tahunan wajib memuat: a. ikhtisar data keuangan penting; b. laporan Dewan Komisaris; c. laporan Direksi; d. proil perusahaan; e. analisis dan pembahasan manajemen; f. tata kelola perusahaan; g. tanggung jawab sosial perusahaan; h. laporan keuangan tahunan yang telah diaudit; dan i. surat pernyataan tanggung jawab Dewan Komisaris dan Direksi atas kebenaran isi laporan tahunan. √

a. General Provisions

1 The Annual Report should contain: a. Summary of Key Financial Information; b. report from the BOC; c. report from the BOD; d. company proile; e. management analysis and discussion; f. corporate governance; g. corporate social responsibilities; h. audited inancial statements; and i. statement that the Board of Directors and the Board of Commissioners are fully responsible for the accuracy of the Annual Report. 2 Laporan tahunan wajib disajikan dalam bahasa Indonesia. Dalam hal laporan tahunan juga dibuat selain dalam bahasa Indonesia, baik dalam dokumen yang sama maupun terpisah, maka laporan tahunan dimaksud harus memuat informasi yang sama. Dalam hal terdapat perbedaan penafsiran akibat penerjemahan bahasa, maka yang digunakan sebagai acuan adalah laporan tahunan dalam bahasa Indonesia. √ 2 The Annual Report must be in the Indonesian language. If the Annual Report is also presented in another language, either in the same or separate documents, the documents must be available at the same time and contain the same material information. In cases where there is any diferent interpretation due to the transfer of language, the inancial statement in the Indonesian language shall become the reference. 3 Laporan tahunan wajib dibuat sedemikian rupa sehingga mudah dibaca. Gambar, graik, tabel, dan diagram disajikan dengan mencantumkan judul danatau keterangan yang jelas. √ 3 The Annual Report should be prepared in a form that is easy to read. Images, charts, tables, and diagrams are presented by mentioning the title and or clear description. 4 Laporan tahunan wajib dicetak pada kertas berwarna terang yang berkualitas baik, berukuran A4, dijilid, dan dimungkinkan untuk direproduksi dengan fotokopi. √ 4 The Annual Report must be printed on light colored paper of high quality, in A4 size, bound, and in a format that permits reproduction by photocopy.

b. Ikhtisar Data Keuangan Penting

1 Ikhtisar data keuangan penting disajikan dalam bentuk perbandingan selama 3 tiga tahun buku atau sejak memulai usahanya jika perusahaan tersebut menjalankan kegiatan usahanya selama kurang dari 3 tiga tahun, yang memuat paling kurang: a pendapatan; b laba bruto; c laba rugi; d jumlah laba rugi yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk dan kepentingan non pengendali; e total laba rugi komprehensif; f jumlah laba rugi komprehensif yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk dan kepentingan non pengendali; g laba rugi per saham; h jumlah aset; i jumlah liabilitas; j jumlah ekuitas; k rasio laba rugi terhadap jumlah aset; l rasio laba rugi terhadap ekuitas; m rasio laba rugi terhadap pendapatan; n rasio lancar; o rasio liabilitas terhadap ekuitas; p rasio liabilitas terhadap jumlah aset; dan q informasi dan rasio keuangan lainnya yang relevan dengan perusahaan dan jenis industrinya. 22-23

b. Summary of Key Financial Information

1 Summary of Key Financial Informationis presented in comparison with previous 3 three iscal years or since commencement of business of the company, at least contain: a. income; b. gross proit; c. proit loss; d. total proit loss attributable to equity holders of the parent entity and non controlling interest; e. total comprehensive proit loss; f. total comprehensive proit loss attributable to equity holders of the parent entity and non controlling interest; g. earning loss per share; h. total assets; i. total liabilities; j. total equities; k. proit loss to total assets ratio; l. proit loss to equities ratio; m. proit loss to income ratio; n. currentratio; o. liabilitiesto equities ratio; p. liabilitiesto total assets ratio; and q. otherinformation and inancial ratios relevant tothe company and type of industry. 391 BAKRIELAND • Annual Report 2012 Materi Penjelasan Hal Page Subject Explanation 2 Laporan tahunan wajib memuat informasi mengenai saham yang diterbitkan untuk setiap masa triwulan dalam 2 dua tahun buku terakhir jika ada, paling kurang meliputi: a jumlah saham yang beredar; b kapitalisasi pasar; c harga saham tertinggi, terendah, dan penutupan; dan d volume perdagangan. 24-26 2 The Annual Report should contain information with respect to shares issued for each three- month period in the last two 2 iscal years if any, at least covering: a. number of outstanding shares; b. market capitalization; c. highest share price, lowest share price,closing share price; and d. share volume. 3 Dalam hal terjadi aksi korporasi, seperti pemecahan saham stock split, penggabungan saham reverse stock, dividen saham, saham bonus, dan penurunan nilai nominal saham, maka informasi harga saham sebagaimana dimaksud dalam angka 2, wajib ditambahkan penjelasan antara lain mengenai: a tanggal pelaksanaan aksi korporasi; b rasio stock split, reverse stock, dividen saham, saham bonus, dan penurunan nilai saham; c jumlah saham beredar sebelum dan sesudah aksi korporasi; dan d harga saham sebelum dan sesudah aksi korporasi. 25 3 In the event of corporate actions, including stock split, reverse stock, dividend, bonus share, and decrease in par value of shares, then the share price referred to in point 2, should be added with explanation on: a. date of corporate action; b. stock split ratio, reverse stock, dividend, bonus shares, and reduce par value of shares; c. number of outstanding shares prior to and after corporate action; and d. share price prior to and after corporate action. 4 Dalam hal perdagangan saham perusahaan dihentikan sementara suspension dalam tahun buku, maka laporan tahunan wajib memuat penjelasan mengenai alasan penghentian sementara tersebut. Tidak ada pengungkapan Not disclosed 4 In the event that the company’s shares were suspended from trading during the year under review, then the Annual Report should contain explanation on the reason for the suspension. 5 Dalam hal penghentian sementara sebagaimana dimaksud dalam angka 4 masih berlangsung hingga tanggal penerbitan laporan tahunan, maka Emiten atau Perusahaan Publik wajib menjelaskan pula tindakan-tindakan yang dilakukan perusahaan untuk menyelesaikan masalah tersebut. Tidak ada pengungkapan Not disclosed 5 In the event that the suspension as referred to in point 4 was still in efect until the date of the Annual Report, then the Issuer or the Public Company should also explain the corporate actions taken by the company in resolving the issue.

c. Laporan Dewan Komisaris

Laporan Dewan Komisaris paling kurang memuat hal-hal sebagai berikut: 1 penilaian terhadap kinerja Direksi mengenai pengelolaan perusahaan; 2 pandangan atas prospek usaha perusahaan yang disusun oleh Direksi; dan 3 perubahan komposisi anggota Dewan Komisaris dan alasan perubahannya jika ada. 34-39

c. The Board of Commissioners Report

The Board of Commissioners Reportshould at least contain the following items: 1 assessment on the performance of the Board of Directors in managing the company. 2 view on the prospects of the company’s business as established by the Board of Directors, and 3 changes in the composition of the Board of Commissioners if any.

d. Laporan Direksi

Laporan Direksi paling kurang memuat hal-hal sebagai berikut: 1 kinerja perusahaan, yang mencakup antara lain kebijakan strategis, perbandingan antara hasil yang dicapai dengan yang ditargetkan, dan kendala-kendala yang dihadapi perusahaan; 2 gambaran tentang prospek usaha; 3 penerapan tata kelola perusahaan; dan 4 perubahan komposisi anggota Direksi dan alasan perubahannya jika ada. 42-55

d. The Board of Directors Report

The Board of Directors Report should at least containthe following items: 1 the company’s performance, i.e. strategic policies,comparison between achievement of results and targets, and challenges faced by the company: 2 business prospects; 3 implementation of Good Corporate Governance by the company; and 4 changes in the composition of the Board of Directors if any.

e. Proil Perusahaan

Proil perusahaan paling kurang memuat hal-hal sebagai berikut:

e. Company Proile

The Company Proile should at least contain the following: 1 nama, alamat, nomor telepon, nomor faksimile, alamat surat eletronik e-mail, dan laman website perusahaan danatau kantor cabang atau kantor perwakilan, yang memungkinkan masyarakat dapat memperoleh informasi mengenai perusahaan; Back Cover 384-389 1 name, address, telephone andor facsimile, email, website of the company andor branch oices or representative oice, which enable public to access information about the company; 2 riwayat singkat perusahaan; 8-9 2 brief history of the company. 3 kegiatan usaha perusahaan menurut Anggaran Dasar terakhir, serta jenis produk danatau jasa yang dihasilkan; 8-9 379-381 3 line of business according to the latest Articles of Association, and types of products andor services produced. 392 BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012 Materi Penjelasan Hal Page Subject Explanation 4 struktur organisasi perusahaan dalam bentuk bagan, paling kurang sampai dengan struktur satu tingkat di bawah Direksi, disertai dengan nama dan jabatan; 383 4 structure of organization in chart form, at least one level below the Board of Directors, with the names and titles; 5 visi dan misi perusahaan; 12-13 5 vision and mission of the company: 6 proil Dewan Komisaris, meliputi: a nama; b riwayat jabatan, pengalaman kerja yang dimiliki, dan dasar hukum penunjukkan pertama kali pada Emiten atau Perusahaan Publik, sebagaimana dicantumkan dalam berita acara keputusan RUPS; c riwayat pendidikan; d penjelasan singkat mengenai jenis pelatihan dalam rangka meningkatkan kompetensi Dewan Komisaris yang telah diikuti dalam tahun buku jika ada; dan e pengungkapan hubungan ailiasi dengan anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris lainnya, serta pemegang saham jika ada; 364-371 230-231 236 6 the Board of Commissioners proiles include: a. name; b. history of position, working experience, and legal basis for irst appointment to the Issuer or Public company, as stated in the minutes of GMS resolutions. c. history of education; d. short description on the competency enhancement training programs for members of the Board of Commissionersduring the year under review if any; and e. disclosure of ailiation with other members of the Board of Commissioners and Board of Directors, and shareholders if any; 7 proil Direksi, meliputi: a nama dan uraian singkat tentang tugas dan fungsi yang dilaksanakan; b riwayat jabatan, pengalaman kerja yang dimiliki, dan dasar hukum penunjukkan pertama kali pada Emiten atau Perusahaan Publik, sebagaimana dicantumkan dalam berita acara keputusan RUPS; c riwayat pendidikan; d penjelasan singkat mengenai jenis pelatihan dalam rangka meningkatkan kompetensi Direksi yang telah diikuti dalam tahun buku jika ada; dan e pengungkapan hubungan ailiasi dengan anggota Direksi lainnya dan pemegang saham jika ada; 372-373 230-231 236 7 the Board of Directors proiles include: a. nameand short description of duties and functions; b. history of position, working experience, and legal basis for irst appointment to the Issuer or Public Company, as stated in the minutes of GMS resolutions.; c. history of education; d. short description on the competency enhancement training programs for members of the Board of Commissioners during the year under review if any; and e. disclosure of ailiation with other members of the Board of Commissioners and Board of Directors, and shareholders if any; 8 dalam hal terdapat perubahan susunan Dewan Komisaris danatau Direksi yang terjadi setelah tahun buku berakhir sampai dengan batas waktu penyampaian laporan tahunan sebagaimana dimaksud dalam angka 1 huruf a, maka susunan yang dicantumkan dalam laporan tahunan adalah susunan Dewan Komisaris danatau Direksi yang terakhir dan sebelumnya; Tidak ada pengungkapan Not disclosed 8 in the event that there were changes in the composition of the Board of Commissioners andor the Board of Directors occurring between the period after year-end until the date the Annual Report submitted as refer to in poin t 1 letter a, then the last and the previous composition of the Board of Commissioners andor the Board of Directorsshall be stated in the Annual Report. 9 jumlah karyawan dan deskripsi pengembangan kompetensinya dalam tahun buku misalnya, aspek pendidikan dan pelatihan karyawan yang telah dilakukan; 118-125 9 number of employees and description of competence building during the year under review, for example education and training of employees. 10 uraian tentang nama pemegang saham dan persentase kepemilikannya pada akhir tahun buku yang terdiri dari: a pemegang saham yang memiliki 5 lima perseratus atau lebih saham Emiten atau Perusahaan Publik; b Komisaris dan Direktur yang memiliki saham Emiten atau Perusahaan Publik; dan c kelompok pemegang saham masyarakat, yaitu kelompok pemegang saham yang masing-masing memiliki kurang dari 5 lima perseratus saham Emiten atau Perusahaan Publik; 24 10 information on names of shareholders and ownership percentage at the end of the iscal year, including: a. shareholders having 5 ive percent or more shares of Issuer or Public Company; b. Commissioner sand Directors who own shares of the Issuers or Public Company; and c. groups of public shareholders, or groups of shareholders, each with less than 5 ownership shares of the Issuers or Public Company. 11 informasi mengenai pemegang saham utama dan pengendali Emiten atau Perusahaan Publik, baik langsung maupun tidak langsung, sampai kepada pemilik individu, yang disajikan dalam bentuk skema atau diagram; 24 11 information on major shareholders and controlling shareholders the Issuers of Public Company, directly or indirectly, and also individual shareholder, presented in the form of scheme or diagram;