149
BAKRIELAND • Annual Report 2012
Kelurahan Menteng Atas melanjutkan Program Kampung
Makmur. Program ini disusun untuk membangun kemandirian
individu dan komunitas yang berkelanjutan melalui
pemberdayaan ekonomi.
Pelatihan Life Skills
Bakrieland juga berupaya untuk meningkatkan ketrampilan
hidup masyarakat sekitar agar dapat mandiri secara
ekonomi. Salah satu contoh adalah yang dilakukan Landed
Residential dengan memberikan pelatihan pembuatan boneka
pada masyarakat Kelurahan Mulyaharja untuk dijadikan
souvenir di The Jungle Water Park.
b. Sosial Keagamaan Kontribusi Hewan Qurban
Bakrieland secara rutin berpartisipasi dalam pemberian
hewan qurban. Pada Idul Adha 1433 H, Bakrieland dan unit
usaha membagikan hewan qurban senilai Rp176.000.000
kepada masyarakat sekitar.
Kontribusi Pondok Pesantren, Masjid dan Anak Yatim
Induk perusahaan dan unit usaha City Property untuk Rasuna
Epicentrum secara berkala memberikan kontribusi kepada
beberapa pondok pesantren antara lain Pondok Pesantren
Nurul Iman, Yayasan Takwa Majelis Taklim Zakya serta
untuk operasional Masjid Al- Bakrie. Beberapa kegiatan unit
usaha Landed Residential juga difokuskan pada bidang sosial
keagamaan, diantaranya melalui kegiatan pemberian santunan
anak yatim serta bantuan pembangunan masjid dan
musholla. Menteng Atas to continue with
the Prosperous Village Program. This program is designed to build
self-reliance among individuals and communities in a sustainable
manner through economic empowerment.
Life Skills Training
Bakrieland also endeavors to improve the life skills of
nearby communities to help them become economically
independent. An example is the training program initiated
by Landed Residential for the local residents of Mulyaharja on
making dolls as souvenirs to be marketed at The Jungle Water
Park.
b. Socio-Religious Dimension Donation of Sacriicial Animals
Bakrieland routinely participates in the religious observation of
Idul Adha 1433 H marked by the sacriicing of animals. In 2012,
Bakrieland and its business units distributed sacriicial animals
worth Rp176,000,000 to nearby communities.
Donations to Pesantren, Mosques and Orphanages
The parent company and City Property business unit for Rasuna
Epicentrum on a regular basis donate to several pesantrens
Islamic boarding schools such as Pondok Pesantren Nurul Iman,
Yayasan Takwa Majelis Taklim Zakya and for the operations
of the Al-Bakrie Mosque. Activities initiated by the Landed
Residential business unit also focus on the socio-religious
aspect, among others through donations to orphans and for the
development of mosques and prayer houses.
150
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Kontribusi Upacara Keagamaan
Unit usaha Hotels Resorts dengan dua hotel utama berada
di Bali, terikat pada kewajiban menjaga hubungan dengan
masyarakat Bali yang sebagian besar beragama Hindu dan
sangat kental budayanya. Oleh karena itu, mayoritas kontribusi
yang diberikan terkait dengan kegiatan sosial keagamaan
Hindu Bali adalah bantuan penyelenggaraan upacara-
upacara keagamaan.
c. Sosial Kesehatan
Unit usaha City Property dan Landed Residential secara
konsisten melaksanakan program pemeriksaan kesehatan gratis
dan donor darah yang terbuka untuk umum. Selain itu, seluruh
unit usaha senantiasa berupaya membantu peningkatan
fasilitas kesehatan lingkungan sekitar. Sebagai contoh Landed
Residential menyerahkan paket bantuan fasilitas Posyandu
berupa alat ukur tensi, stetoskop, timbangan bayi dan alat ukur
tinggi badan di 13 tiga belas Posyandu Kelurahan Mulyaharja,
Bogor.
Green Architecture
Green Architecture mempunyai arti bahwa semua produk Bakrieland
dirancang berdasarkan konsep ramah lingkungan, yang meliputi:
1. Green Area Design
Green Area Design adalah konsep pengembangan ruang terbuka
hijau yang bertujuan meningkatkan kualitas udara dan kondisi iklim
mikro, serta sebagai peredam kebisingan, penahan angin dan
estetika serta meningkatkan area resapan air dengan
Pengembangan Sosial dan Kemasyarakatan
Social and Community Development
Contribution for Religious Events
The Hotels Resorts business unit along with two major hotels
in Bali is bound by the obligation to maintain good relations with
the Balinese community most of whom are Hindus, deeply
rooted in their cultural heritage. Contributions for social purposes
in Bali are therefore largely intended to help the local people
observe their Balinese Hindu religious rituals.
c. Social and Health Dimension
The City Property and Landed Residential business units
consistently organize free health examinations and blood
donation drives accessible to the general public. In addition,
all business units continually support eforts to improve health
facilities in nearby communities. For example, Landed Residential
donated vital health equipment for 13 thirteen posyandu
integrated health centers at Mulyaharja in Bogor, such
as blood pressure monitors, stethoscopes, baby weighing
scales and height measuring instruments.
Green Architecture
Green architecture ensures that all Bakrieland products are designed
according to an eco-friendly concept that encompasses:
1. Green Area Design
Green area design refers to the development of green open
space with the intent of improving air quality and micro-climate
conditions, and for noise reduction, wind delectors, aesthetics and
increasing water absorption areas that should reach at least 30 of a
151
BAKRIELAND • Annual Report 2012
pencapaian minimal 30 sebagai pengembangan area terbuka hijau.
Area ini ditanami jenis tumbuhan penghasil O
2
dan penyerap CO
2
di setiap proyek properti Bakrieland.
2. Green Building and Construction
Green Building and Construction adalah upaya menciptakan suatu
bangunan yang ramah lingkungan secara desain maupun dalam
proses pembangunannya. Proses tersebut memperhatikan aspek
pencahayaan alami, suhu yang tepat dan sistem akustik yang dapat
meningkatkan penghematan energi. Selain itu digunakan material lokal
bersertiikat yang ramah lingkungan, mudah diperbaharui dan dapat
didaur ulang.
Green Operation
Bakrieland menerapkan sistem operasional pada kawasan dan gedung
secara ramah lingkungan dengan menerapkan konsep 3R, yaitu Reduce,
Reuse, Recycle. Penerapan Green Operation meliputi:
1. Water Conservation and Reuse
Program
Penerapan konservasi air yang dapat mengurangi penggunaan sumber air
utama pada pengoperasian gedung dan kawasan.
2. Integrated Waste Disposal Treatment
Optimalisasi manajemen pengolahan limbah yang diterapkan
melalui mekanisme ramah lingkungan sehingga secara kawasan
nilai kualitas lingkungan yang baik dapat terpenuhi. Contohnya dengan
melakukan pemilahan sampah berdasarkan jenisnya.
3. Green Material
Penggunaan material yang ramah lingkungan dalam proses konstruksi
merupakan konsep yang diterapkan dengan material yang mudah
diperbaharui atau berbahan yang mudah didaur ulang, tidak beracun
atau menggunakan material lokal dan bersertiikat.
given development area. Created in every Bakrieland property project,
this green open space abounds with plant species that produce O
2
and absorb CO
2
.
2. Green Building and Construction
Green building and construction seeks to create eco-friendly
structures, both in terms of design and the construction process. All
processes involved in achieving this take into account various aspects
such as natural lighting, suitable temperatures and acoustics that can
lead to energy savings. In addition, preference is given to local materials
that are eco-friendly certiied, easily renewable and recyclable.
Green Operation
Bakrieland applies an environmentally- friendly operating approach for its
development areas and structures by adopting the 3R concept: reduce, reuse
and recycle. Green operations cover the following aspects:
1. Water Conservation and Reuse
Program
Water is conserved in a manner that reduces the use of main sources
of water in building and property operations.
2. Integrated Waste Disposal Treatment
The optimal management of waste disposal treatment through an eco-
friendly mechanism helps ensure the quality of the environment
in a given area. An example is by segregating wastes according to
waste type.
3. Green Material
For its construction activities, the Company makes use of eco-friendly
materials that can easily be renewed or recycled, and are non-toxic,
with preference for locally certiied construction materials.
152
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
4. Fossil Fuel Consumption Reduction Program
Pengurangan energi berbahan bakar fosil yang dilakukan antara
lain melalui konsep mobilisasi manusia di kawasan proyek properti
Bakrieland dengan pembangunan pedestrian yang nyaman serta
penyediaan
shuttle bus.
Nilai Pengeluaran Program CSR
Nilai pengeluaran program CSR Bakrieland dan unit usaha tahun ini
sebesar Rp4.352.876.750. Secara keseluruhan, pelaksanaan program CSR
tahun 2012 lebih fokus pada program pendidikan dan korporasi. Pengeluaran
untuk kegiatan korporasi antara lain sponsorship dan kontribusi terkait
pengembangan industri properti.
Pengembangan Sosial dan Kemasyarakatan
Social and Community Development
4. Fossil Fuel Consumption Reduction Program
Cutting down on the use of fossil fuel energy among other eforts is
assured through an eco-friendly human mobilization concept in
Bakrieland property projects that focuses on the development of
paved walkways for pedestrian comfort and the availability of
shuttle buses.
CSR Program Expenditure
Expenditure for CSR programs launched by Bakrieland and its business units
amounts to Rp4,352,876,750. In general, the implementation of CSR programs
throughout 2012 focused on education and corporate programs. Expenditure
for corporate activities among others includes sponsorships and contributions
related to the development of the property industry.
Realisasi Pelaksanaan CSR Realization of CSR Implementation
Jenis Kegiatan Bakrieland Unit
Area of Activity 2011
2012 Nilai Value Rp
Nilai Value Rp Pendidikan
1,826,965,717 26.58
1,142,235,000 26.24
Education Lingkungan
28,100,000 0.41
80,050,000 1.84
Environment Sosial
Social
Kesehatan, Olahraga Budaya 795,211,805
11.57 936,075,250
21.50 Health, Sports, Culture
Program Keagamaan
1,954,501,300 28.43
925,126,500 21.25
Social Religion Bencana Alam
78,325,000 1.14
1,000,000 0.02
Natural Disaster Ekonomi
267,300,000 3.89
45,000,000 1.03
Social Economy
Korporasi 1,923,267,986
27.98 1,223,390,000
28.11 Corporate
JUMLAH 6,873,671,808
100 4,352,876,750
100 TOTAL
153
BAKRIELAND • Annual Report 2012
Rencana ke Depan
Tahun 2013 mendatang tim CSR Bakrieland telah merencanakan
berbagai kegiatan untuk dilaksanakan dengan rincian sebagai berikut:
1. Pemetaan Masyarakat Sekitar Dalam rangka memberikan
program yang tepat guna bagi unit usaha, Bakrieland akan
melakukan pemetaan masyarakat sekitar bersama unit usaha
untuk mengidentiikasi masalah masyarakat yang terkait Pendidikan ,
Lingkungan dan Sosial.
2. Community Development
Program Sejuta Buku
• Memperbanyak titik-titik lokasi pengumpulan buku untuk
mempermudah karyawan di KUB menyumbangkan buku.
• Menjajaki kemungkinan memperluas kerjasama dengan
Perusahaan dalam KUB, dalam memperluas Program Sejuta
Buku dan saling mengisi program pendidikan.
• Menjalin kerja sama strategis dengan komunitas – komunitas
yang peduli terhadap buku dan taman bacaan, misalnya
Komunitas 1001buku dan Gerakan Kami Cerdas untuk
memudahkan distribusi buku yang telah dikumpulkan.
Taman Cerdas
• Menjajaki kemungkinan kerja sama strategis dengan
perusahaan dalam KUB dan mitra strategis lainnya, baik untuk
pengembangan Taman Cerdas maupun untuk kegiatan pengisi
Taman Cerdas.
Future Plan
For 2013, the Bakrieland CSR team has several activities already in the pipeline
as presented in the following section:
1. Mapping of Nearby Communities In order to ensure that business
units initiate relevant and purposeful programs, Bakrieland with its
business units shall map out nearby communities to identify
their common educational, environmental and social issues.
2. Community Development
A Million Books Program
• Increasing points of locations of book collection in order to
prompt employees in Bakrie Business Groups to donate
books.
• Look into the feasibility of expanding cooperation with
companies under Bakrie Business Groups to extend program
outreach and complement each other’s educational programs.
• Foster strategic cooperation with communities dedicated to books
and community libraries, such as Komunitas 1001buku and
Gerakan Kami Cerdas, for easier distribution of donated books.
Taman Cerdas
• Explore potential strategic partnerships with companies
under the Bakrie Business Group and other strategic partners
for the development of Taman Cerdas community learning
centers including suitable activities for these centers.
154
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Bakrieland Goes to Campus
• Meningkatkan kegiatan speaking engagement dengan melibatkan
karyawan Bakrieland maupun unit usaha Bakrieland.
• Terus berkomitmen untuk memberikan beasiswa terhadap
mahasiswa. • Bekerja sama dengan Universitas
Bakrie untuk menjajaki kemungkinan rekrutmen
calon mahasiswa berasal dari lingkungan sekitar properti
Bakrieland.
Pohon Untuk Negeri
Merencanakan lanjutan program green melalui Pohon Untuk Negeri
dengan melakukan kerjasama antara CSR Bakrieland, tim External
Communication Bakrieland, dan tim CSR Unit Usaha.
3. Sponsorship Contribution • Tetap menjalankan fungsi
koordinasi dan advisory untuk
unit usaha untuk rencana kegiatan
sponsorships contributions.
• Pelaporan ke Direksi untuk setiap kegiatan
sponsorships contributions, baik dari induk
Perusahaan maupun dari unit usaha.
4. Lainnya • Melanjutkan koordinasi dengan
tim CSR Unit Usaha untuk keikutsertaan dalam monitoring
data sebagai kelanjutan dari Sustainability Report yang sudah
digagas tahun 2011. Adapun tools yang dipergunakan dalam
monitoring data ini adalah dengan mempergunakan
Sustainability Monitoring System SMS.
Pengembangan Sosial dan Kemasyarakatan
Social and Community Development
Bakrieland Goes to Campus
• Increase speaking engagements by involving Bakrieland
employees and business units. • Continue with the commitment to
award scholarships to university students.
• Collaborate with Bakrie University in looking into the possibility of
recruiting potential university students from areas around
Bakrieland properties.
Trees for the Country
Further plans aim to continue with the green agenda through the “Trees
for the Country” program by working with CSR-Bakrieland, Bakrieland
External Communication Team and CSR-Business Unit.
3. Sponsorship Contribution • Continue to implement the
coordination and advisory function for business units in
planning for sponsorships and contributions.
• Report to the Board of Directors on every sponsorship and
contribution, both from corporate Bakrieland and business units.
4. Others • Continue coordination with
Business Unit-CSR team to be involved in data monitoring as
follow up to the Sustainability Report initiated in 2011. The
instrument utilized for data monitoring is the Sustainability
Monitoring System SMS.
155
BAKRIELAND • Annual Report 2012
• Tetap melakukan pertemuan koordinasi rutin bulanan
sekali yang akan dilakukan secara bergilir dengan Unit
Usaha dengan tujuan antara lain memastikan konsistensi
pelaksanaan program sesuai dengan pilar yang telah
ditetapkan, yaitu Pendidikan, Lingkungan, dan Sosial.
• Senantiasa bekerja sama dengan Divisi External Communication
– CA untuk publikasi setiap pelaksanaan program CSR.
• Continue to convene coordination meetings regularly
every month through a rotation basis with business units among
others for the purpose of ensuring consistency in program
implementation in conformity with the predetermined
education, environmental, and social pillars.
• Consistently work with the External Communication Division
– CA for the publication of every CSR program implementation.
156
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Pohon Untuk
Negeri, Kawasan Agroforestry
Park
Selaku masyarakat Dusun Lambur yang memang sangat dekat dengan kawasan Agroforestry Park, kami sangat berterima kasih kepada PT KLTD dan Perhiptani
Lampung Selatan dengan adanya program pemanfaatan lahan yang selama ini kosong menjadi lahan Agroforestry Park. Dengan adanya program tersebut
masyarakat kami mendapat lapangan pekerjaan dengan cara menjadi pekerja di kawasan tersebut. Saran dari kami untuk program tersebut, kalau bisa terus
menerus sehingga bisa cepat terwujud, apalagi beberapa waktu yang lalu bertepatan dengan panen perdana sorgum juga dicanangkan program Kebun Raya Kalianda.
Kami masyarakat berharap agar program tersebut dapat berjalan dengan lancar, dan semoga berdampak positif bagi masyarakat kami.
Trees for the Nation - Agroforestry Park On behalf of the local community at Lambur hamlet situated close to the
Agroforestry Park, we would like to thank PT KLTD and Perhiptani, South Lampung for turning land that has long been left idle into the Agroforestry Park. This project
has created employment opportunities for the local people hired as workers at the park. We strongly recommend that this project continue for its immediate realization,
particularly as it will soon be time for the maiden harvest of sorghum, in addition to plans for the Kalianda Botanical Garden project. We, the local community, hope that
this project can proceed smoothly and bring about positive impact for local residents.
Kampung Makmur, Rasuna
Epicentrum
Dengan adanya pemberdayaan ini saya bisa memanfaatkan waktu luang untuk berpartisipasi terutama dalam ternak lele, karena selain sangat bermanfaat untuk
perekonomian, beternak lele bisnis yang sangat baik di usia saya. Terima kasih Bakrie Swasakti utama dan Rumah Zakat.
Rasuna Epicentrum –Prosperous Village Through this empowerment program, I can make use of my spare time to take part
in activities, particularly in catish farming. Apart from being economically beneicial, the catish farming business is suitable work for a person my age. Thank you Bakrie
Swasakti Utama and Rumah Zakat.
Sahri
Profesi Tani, 43 Tahun | Farmer, 43 Years
Arsani
46 Tahun | Years
Testimonial
157
BAKRIELAND • Annual Report 2012
Pembangunan MCK di Karang Tengah, Sentul Nirwana
Saya mengucapkan terima kasih dengan dibuatnya fasilitas MCK oleh Sentul Nirwana di lima kampung Desa Karang Tengah. Pembangunan MCK ini membuat warga
sekitar Jungleland dan Perumahan Sentul Nirwana merasa terbantu untuk keperluan mandi, buang air besar, buang air kecil dan cuci pakaian. Ke depannya dengan
adanya fasilitas MCK ini, mudah-mudahan bisa membuat kehidupan warga sekitar Jungleland dan Perumahan Sentul Nirwana menjadi lebih baik dan sehat.
Development of Bathing, Washing and Toilet Facilities in Karang Tengah, Sentul Nirwana
I am thankful for the bathing, washing and toilet facilities provided by Sentul Nirwana in ive villages in Karang Tengah. These facilities have been extremely beneicial for
local communities around Jungleland and the Sentul Nirwana residential complex for bathing and washing purposes and the eliminating of waste. With the availability of
these facilities, it is hoped that local residents near the Jungleland and Sentul Nirwana will lead better and healthier lives
Kosim
Profesi Pegawai Desa, 43 Tahun | Village Oice Staf, 43 Years
158
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
158
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
159
BAKRIELAND • Annual Report 2012
2012 Laporan Berkesinambungan
Sustainability Commitment Card
159
BAKRIELAND • Annual Report 2012
160
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Sustainable Economic Performance Growth
Ethical Business Practices
Sustainable Return for Our Shareholders
Proyek Sentul Nirwana melakukan prosedur Analisa Mengenai Dampak Lingkungan
AMDAL sejak sebelum pembangunan dimulai hingga menjadi bagian dari pertimbangan
perencanaannya ke depan.
The Sentul Nirwana project conducts environmental impact analysis prior to
construction and becomes part of the considerations for future plans.
51 audit di unit usaha dilakukan untuk aspek kinerja penjualan, marketing, operasional dan
inansial. 51 of the audit process in business units
concentrates on sales, marketing, operational and inancial performance.
100 karyawan, mitra kerja, partner bisnis dan supplier telah menerima sosialisasi materi Code
of Conduct dan mekanisme Whistleblowing. 100 of employees, business associates, business
partners and suppliers have been made aware of the Code of Conduct and the Whistleblowing
mechanism.
Rata-rata marjin EBITDA sampai dengan tahun 2012, telah mencapai di atas 20.
The average EBITDA margin by 2012 is above 20.
Pada tahun 2015, 100 business plan dan
risk assessment mempertimbangkan dampak operasional terhadap lingkungan dan komunitas
sosial pada tahap perencanaan proyek paling awal.
In 2015, 100 of the business plan and risk assessment pays heed to the impact of operations
on the environment and communities from the outset of project planning.
Pada tahun 2020, pekerjaan audit berbasis risiko akan dilakukan ke seluruh unit usaha 100, yang
penilaiannya akan meliputi: anti-korupsi, risiko inansial, dampak lingkungan, dampak sosial dan
hak asasi manusia.
In 2020, risk-based audit shall be conducted for all business units 100 of which assessment
shall cover: anti-corruption, inancial risk, environmental impact, social impact and human
rights.
Pada tahun 2012, 100 karyawan, mitra usaha dan pemasok sudah disosialisasikan Code of
Conduct dan mekanisme Whistleblowing. In 2012, 100 of employees, business partners
and suppliers have been made aware of the Code of Conduct and Whistleblowing mechanism.
Marjin EBITDA 20 setiap tahunnya. EBITDA margin 20 per year.
Where We Are Now 2012
Where We Are Now 2012 Where We Want to Be
Where We Want to Be Status
Status
Perlu peningkatan Need improvement
Sesuai rencana On track
Tercapai Achieved
161
BAKRIELAND • Annual Report 2012
Delivery Performance
Contributing to Indonesia National Economy
Sesuai jadwal, proyek Sentra Timur Residence mulai serah terima pada akhir Desember 2012.
In accordance with the schedule, the Sentra Timur Residence project has begun handing over units
by the end of December 2012.
2012, Sentra Timur kembali menyelesaikan 1 menara sehingga total sudah 3 dari 11 menara
yang direncanakan. In 2012, Sentra Timur completed 1 more tower,
making it a total of 3 towers from the 11 towers planned.
Di Pullman Bali Legian Nirwana, 100 material yang digunakan diperoleh dari pemasok lokal.
In Pullman Bali Legian Nirwana, “100 of materials used” are obtained from local suppliers.
Secara keseluruhan 99,66 karyawan Bakrieland adalah warga negara Indonesia.
Overall, 99.66 of Bakrieland employees are Indonesian nationals.
Serah terima danatau penyelesaian proyek 100 tepat waktu sesuai dengan kontrak dengan
konsumen. 100 timely project delivery andor completion
according to the agreed contract with customers.
Berkontribusi dalam pemenuhan backlog
hunian terjangkau bagi masyarakat menengah di perkotaan setiap tahun.
Contributes in fulilling backlogs of afordable housing for the middle-income urban population
each year. Pada tahun 2015, minimal 70 dari total besaran
belanja kebutuhan material untuk konstruksi dan operasional di masing-masing proyek berasal
dari pemasok yang berdomisili di daerah lokal setempat danatau nasional Indonesia.
By 2015, at least 70 of total expenditure for construction materials and operations in
respective projects are sourced from suppliers domiciled locally andor nationally in Indonesia.
Pada tahun 2012, penyerapan tenaga kerja dari masyarakat lokal di setiap proyek kami dengan
komposisi sebesar minimal 70 karyawan adalah masyarakat lokal.
By 2012, labor absorption from the local population in each of our project accounts for at
least 70 of the workforce.
Where We Are Now 2012
Where We Are Now 2012 Where We Want to Be
Where We Want to Be Status
Status
162
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Green Through and Through
Sustainable Design Responsible Construction
100 proyek properti Bakrieland memiliki Ruang Terbuka Hijau RTH sesuai dengan perijinan.
100 of Bakrieland project properties have open green space as part of the building permit
requirements.
Rata-rata dari seluruh proyek properti Bakrieland mencapai 43 RTH dari total luas lahan dimana
sampai dengan tahun 2012 luas ruang terbuka hijau ini mencapai 8.885 ha dengan 91.379 pohon,
15 ha sawah dan 30 ha hutan bakau yang secara keseluruhan mampu menyerap 425.909 ton gas
CO
2
per tahun. Open green space account for an average of
43 from total landbank whereby until 2012, open green space has reached 8,885 hectares
with 91,379 trees, 15 hectares of rice ields and 30 hectares of mangrove forests that in overall
absorb 425,909 tons of CO
2
each year. Pembangunan proyek Sentul Nirwana menjamin
bahwa seluruh material kayu yang digunakan berasal dari sumber yang bertanggungjawab
non-illegal logging. The construction of the Sentul Nirwana project
guarantees the use of timber that is not sourced from illegal logging.
60 jenis tanaman yang digunakan untuk lanskap kawasan properti Bakrieland adalah
species tanaman asli Indonesia.
60 of vegetation used for landscape in Bakrieland projects are of Indonesian native
species. SITE DESIGN: ECO-LANDSCAPING: Luas area
Ruang Terbuka Hijau RTH minimal harus sesuai dengan perijinan yang diperoleh pada masing-
masing proyek. SITE DESIGN: ECO-LANDSCAPING: The size of
open green space should be at least in accordance with the permit secured by the respective project.
SITE DESIGN: ECO-LANDSCAPING: Optimalisasi vegetasi yang mampu menyerap CO
2
untuk membantu meningkatkan kualitas udara di
kawasan proyek properti. SITE DESIGN: ECO-LANDSCAPING: Optimization
of vegetation capable of absorbing CO
2
to help improve air quality around property project areas.
SITE DESIGN: GREEN BUILDING DESIGN: Mengiventaris
green material yang digunakan untuk material konstruksi dan perabotan di
seluruh proyek properti. SITE DESIGN: GREEN BUILDING DESIGN: Inventory
of green materials for construction and furniture crafting for all property projects.
BIODIVERSITY CULTURAL HERITAGE: Menggunakan tanaman lokal dan budidaya lokal
sebesar 60 dari jumlah tanamanluas tajuk. BIODIVERSITY CULTURAL HERITAGE: The use of
local species vegetation in landscape accounts for 60 of the total cropcanopy area.
Where We Are Now 2012 Where We Want to Be
Status
163
BAKRIELAND • Annual Report 2012
Green Operation
Konsumsi energi Bakrieland di 2012 dari proyek- proyek dalam ruang lingkup laporan ini adalah
35.443.729 KWH energi listrik, 39.040 liter bensin, 496.723 liter solar dan 176.910 kg gas LPG.
Bakrieland’s energy consumption in 2012 for projects within the scope of this report totals
35,443,729 KWH of electricity, 39,040 liters of fuel, 496,723 liters of diesel and 176,910 kg of LPG.
33.075 ton emisi gas CO
2
dihasilkan dari penggunaan energi, namun belum mencakup
keseluruhan proyek Bakrieland dan aktivitas transportasi dan logistik.
33,075 tons of CO
2
gas emission is produced from energy consumption, not including transportation
and logistic activities. 1.082.219 m
3
total konsumsi air di tahun 2012, dimana 22 dari total konsumsi air tersebut
adalah air hasil daur ulang. 1,082,219 m
3
of total water consumption in 2012 from which 22 are drawn from recycled water.
2.265 kg sampah domestik dan organik diolah dan digunakan kembali menjadi pupuk.
2,265 kg of domestic and organic waste is processed and reused as fertilizer.
Seluruh proyek properti Bakrieland memiliki mekanisme pemilahan sampah berdasarkan
jenisnya, termasuk untuk limbah B3, air kotor, dan air hitam.
All Bakrieland property projects develop their own waste treatment mechanism based on the
type of waste, including for hazardous and toxic substances, waste water and black water.
ENERGY: Mengukur dasar penggunaan energi di masing-masing proyek untuk dijadikan dasar
inisiatif eisiensi energi di tahun-tahun berikutnya. ENERGY: Measuring energy consumption in
each project to be used as baseline for energy eiciency initiatives in coming years.
CARBON FOOT PRINT: Masing-masing unit usaha mengetahui dasar emisi CO
2
, penyebab efek rumah kaca
greenhouse gasGHG dari kegiatan operasional masing-masing unit.
CARBON FOOT PRINT: Each business unit is aware of their CO
2
emissions and causes of greenhouse gas GHG emissions from its operational
activities. WATER: Menentukan dasar penggunaan air untuk
masing-masing proyek properti untuk selanjutnya digunakan sebagai acuan program eisiensi air.
WATER: Determining the basis for water consumption for each property project to serve as
reference for energy eiciency programs. WASTE: Semua unit proyek Bakrieland melakukan
program Reduce, Reuse, Recycle. WASTE: All Bakrieland projects conduct the
Reduce, Reuse and Recycle program. WASTE: 100 kegiatan konstruksi dan operasional
Bakrieland memiliki rencana manajemen sampah konstruksi, limbah cair dan padat.
WASTE: 100 of Bakrieland’s construction and operational activities strictly abide by a
construction, as well as solid and liquid waste management plan.
Where We Are Now 2012 Where We Want to Be
Status
164
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Nol insiden terkait praktik tenaga kerja di seluruh operasional Bakrieland selama tahun 2012.
Zero-incident in labour practice in Bakrieland’s entire operations in 2012.
100 karyawan Bakrieland di seluruh wilayah operasional menerima
performance review di tahun 2012.
100 of Bakrieland employees in all operating areas are subject to a performance review in 2012.
Di tahun 2012 lebih dari 95 karyawan menerima pelatihan formal.
In 2012, more than 95 of employees have undergone formal training.
80 proyek properti sudah menjalankan program edukasi tentang kebersihan, pemilahan sampah, hidup
sehat dan ramah lingkungan yang diperuntukkan bagi masyarakat penghuni, pengunjung dan komunitas
sekitar.
80 of property projects have initiated educational programs related to waste segregation, healthy living
and eco-friendly systems intended for the residential community, visitors and nearby communities.
100 dari proyek properti Bakrieland memiliki program pengembangan perekonomian masyarakat.
100 of Bakrieland’s property projects have introduced community economic empowerment programs.
EQUAL OPPORTUNITY: Nol keluhan dan insiden dari internal ataupun eksternal terkait diskriminasi dan
pelanggaran hak asasi manusia di tempat kerja. EQUAL OPPORTUNITY: Zero-complaint and zero-incident
internally and externally with regard to discrimination and human rights violation at the workplace.
EQUAL OPPORTUNITY: 100 karyawan menerima annual
performance review dengan menggunakan sistem Key Performance Index KPI.
EQUAL OPPORTUNITY: 100 of employees undergo an annual performance review by applying the Key
Performance Index KPI system. TRAINING DEVELOPMENT: Seluruh karyawan
menerima pelatihan formal minimal 1 kali dalam 1 tahun. TRAINING DEVELOPMENT: All employees receive
formal training at least once a year.
PROMOTING GREEN HEALTHY LIFESTYLE: Pada tahun 2015, program edukasi kebersihan, pemilihan
sampah, hidup sehat dan ramah lingkungan di seluruh kawasan proyek properti Bakrieland yang bertujuan
untuk meningkatkan wawasan dan partisipasi penghuni, pengunjung, dan komunitas sekitar.
PROMOTING GREEN HEALTHY LIFESTYLE: By 2015, campaign on sanitation, waste segregation, healthy
living and eco-friendly systems in all Bakrieland property projects aim to broaden horizons and promote
the participation of residents, visitors and nearby communities.
PROMOTING GREEN HEALTHY LIFESTYLE: Pada tahun 2015, masing-masing proyek properti Bakrieland
memiliki program pengembangan perekonomian masyarakat minimal satu program UKM binaan.
PROMOTING GREEN HEALTHY LIFESTYLE: By 2015, each Bakrieland property project shall have its own
community economic empowerment program, at least one micro and small-scale enterprise development
scheme.
Its About The People
Empowering Our Human Capital
Nurturing the Community
Where We Are Now 2012
Where We Are Now 2012 Where We Want to Be
Where We Want to Be Status
Status
165
BAKRIELAND • Annual Report 2012
Green Oice Guideline dan format campaign dalam pematangan konsep dan penyusunan
untuk disosialisasikan dan diimplementasikan oleh keseluruhan Bakrieland.
Green Oice Guideline and campaign template in relation to conceptual development and formulation is
informed and implemented across Bakrieland. Program sosialisasi Green Oice minimal 1 program per
3 bulan. Green Oice awareness-building program, at least one
program in three months.
Nurturing the Community
Where We Are Now 2012 Where We Want to Be
Status
Status
Inspiring The Future Generation
Selama tahun 2012, speaking engagement sebagai
bagian dari program Bakrieland Goes to Campus BGtC terlaksana sebanyak 12 kali di universitas-universitas
Jakarta dan Bandung. Throughout 2012, speaking engagement, as part of
Bakrieland Goes to Campus BGtC program, took place on 12 separate occasions in universities located in Jakarta
and Bandung.
Sampai dengan tahun 2012, BLD memiliki 2 Taman Cerdas.
By 2012, BLD has established 2 learning centers known as Taman Cerdas.
Sampai dengan tahun 2012, BLD telah mendonasikan 34.674 buku ke institusi pendidikan dan yatim piatu di
seluruh wilayah operasional Bakrieland. By 2012, BLD has donated 34,674 books to educational
institutions and orphanages in all Bakrieland operating areas.
Sampai dengan tahun 2012, BLD sudah memberikan 38 beasiswa untuk siswa berprestasi. Saat ini rata-rata 9
paket beasiswa per tahun sejak tahun 2007. By 2012, BLD has awarded 38 scholarships to high-
achieving students. To date, an average of 9 scholarship packages has been granted each year since 2007.
Sampai dengan tahun 2012, jumlah pelajar mahasiswa yang mengunjungi proyek-proyek Bakrieland mencapai
273 orang. By 2012, the number of students visiting Bakrieland
projects has reached 273 people.
BAKRIELAND GOES TO CAMPUS: Pada tahun 2015, menjangkau universitas-universitas di wilayah operasional
Bakrieland Jakarta, Bogor, Lampung, Balikpapan, Bali
BAKRIELAND GOES TO CAMPUS: By 2015, the program shall extend across universities in Bakrieland operating
areas Jakarta, Bogor, Lampung, Balikpapan, Bali.
TAMAN CERDAS: Pada tahun 2015, Bakrieland memiliki 5 Taman Cerdas.
TAMAN CERDAS: By 2015, Bakrieland establish 5 Taman Cerdas.
SATU JUTA BUKU: Pada tahun 2020, mendonasikan 1.000.000 buku untuk institusi-institusi yang membutuhkan
di seluruh wilayah operasional Bakrieland di Indonesia.
ONE MILLION BOOKS: By 2020, some 1,000,000 books will be donated to institutions in need throughout Bakrieland
operating areas in Indonesia.
SCHOLARSHIP: Pada tahun 2015, Mendistribusikan minimal 10 paket beasiswa untuk siswa berprestasi per
tahun.
SCHOLARSHIP: By 2015, distributed at least 10 scholarship packages to academically outstanding students each year.
STUDENT VISIT: Pada tahun 2015, Bakrieland menerima kunjungan dari total 500 orang pelajar di proyek properti
Bakrieland.
STUDENT VISIT: By 2015, Bakrieland has welcomed a total of 500 students to its property project locations.
Where We Are Now 2012 Where We Want to Be
166
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Best Practice Compliance
Adopting Best Practices and Compliances
Bakrie Tower saat ini sedang dalam proses sertiikasi Green Building dari Green Building
Council Indonesia GBCI ; Properti Bakrieland lainnya mengikuti prinsip dan ketentuan
Green Building; Properti2 Bakrieland yang merupakan bangunan lama, sedang
direncanakan untuk
refurbishment agar sesuai dengan prinsip dan ketentuan
Green Building.
Bakrie Tower is currently in the process of securing its Green Building certiication
from the Green Building Council Indonesia GBCI; other Bakrieland property projects
also adhere to Green Building principles and requirements; Bakrieland properties with old
buildings shall be refurbished according to the Green Building principles and requirements.
100 unit usaha Bakrieland menerapkan manajemen lingkungan.
100 of Bakrieland business units have established environmental management
systems.
40 dari unit usaha Bakrieland sudah tersertiikasi ISO 9001
40 of Bakrieland business units have earned their ISO 9001 certiication.
Unit usaha City Property telah tersertiikasi OHSAS 18000 dan seluruh kontraktor yang
bekerjasama dalam pembangunan proyek Sentra Timur Residences diharuskan memiliki
sertiikasi OHSAS 18000. City Property business unit has obtained
its OHSAS 18000 certiication and all hired contractors working for the development of
Sentra Timur Residences must be OHSAS 18000 certiied.
Sertiikasi Green Building atau adopsi prinsip dan ketentuan
Green Building untuk seluruh
high-rise building di proyek properti Bakrieland.
Green Building certiication or the adoption of the Green Building principles and
requirements for all high-rise buildings on Bakrieland property projects.
Penerapan standar internasional terkait manajemen lingkungan untuk seluruh
properti Bakrieland.
Application of international standards related to environmental management for all
Bakrieland properties.
Sistem Manajemen Mutu, ISO 9001 diterapkan di kantor pusat dan di seluruh unit usaha.
Quality Management System, ISO 9001 is applied at the head oice and in all business
units. Standar kesehatan dan keselamatan kerja,
OHSAS 18001 diterapkan di seluruh proyek properti Bakrieland.
Occupational health and safety standards, OHSAS 18001is applied in all Bakrieland
property projects.
Where We Are Now 2012 Where We Want to Be
Status
167
BAKRIELAND • Annual Report 2012
Research Innovation
Compliance to Law Regulation
Jungleland: akan dikembangkan menjadi Green Theme Park terbesar se-Indonesia.
Jungleland: to be developed into the largest Green Theme Park in Indonesia.
Nol litigasi dan pelanggaran hukum; seluruh operasional dan pembangunan kawasan
memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan AMDAL dan seluruh perijinan
yang diwajibkan.
Zero-litigation and no violation of the law; all project operations and development have
conducted an environmental impact analysis AMDAL and secured the required permits.
Inisiasi dan berkontribusi dalam penelitian serta implementasi teknologi mutakhir terkait
material dan teknik konstruksi yang ramah lingkungan setiap tahun.
Initiation and contribution to research as well as the implementation of cutting-edge
technology related to eco-friendly construction materials and techniques each year.
Nol keluhan, insiden, laporan dan tuntutan akibat pelanggaran peraturan hukum dan
perundang-undangan.
Zero-complaint, zero-incident, and no reported cases and lawsuits on the violation of
the law and regulation.
Where We Are Now 2012
Where We Are Now 2012 Where We Want to Be
Where We Want to Be Status
Status
168
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Tanggung Jawab atas
Keselamatan, Kesehatan,
dan Lingkungan
Responsibility towards Safety,
Health, and Environment
Komitmen Bakrieland terhadap K2L
Keselamatan kerja adalah kondisi yang aman atau selamat dari penderitaan
dan kerusakan atau kerugian di tempat kerja berupa penggunaan mesin,
peralatan, bahan-bahan dan proses pengolahan, lantai tempat bekerja dan
lingkungan kerja, serta metode kerja. Risiko keselamatan dapat terjadi karena
aspek-aspek dari lingkungan kerja yang dapat menyebabkan kebakaran,
sengatan aliran listrik, terpotong, luka memar, keseleo, patah tulang, serta
kerusakan anggota tubuh, penglihatan dan pendengaran. Keselamatan kerja
bertujuan untuk meningkatkan usaha- usaha keselamatan dan pencegahan
kecelakaan kerja, penyakit kerja, cacat dan kematian.
Sementara kesehatan kerja merupakan suatu kondisi bebas dari gangguan
secara isik dan psikis yang disebabkan oleh lingkungan kerja. Kesehatan kerja
bertujuan untuk menciptakan kesehatan pekerja agar dapat bekerja secara
aktif dan produktif. Ruang lingkup kesehatan kerja mencakup pengobatan
preventif untuk menjaga kesehatan dan pengobatan atau penyembuhan
untuk meningkatkan, melindungi dari risiko akibat dari proses produksi yang
dapat mempengaruhi kesehatan, kesejahteraan dan produktivitas kerja,
serta penyesuaian lingkungan kerja untuk mencapai kenyamanan dan
eisiensi kerja.
Keselamatan, Kesehatan dan Lingkungan K2L merupakan usaha
untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman, sehat, dan sejahtera,
bebas dari kecelakaan, kebakaran, peledakan, dan pencemaran lingkungan
akibat pekerjaan. Sebagai perusahaan pengembang kawasan terpadu di
bidang properti dan infrastruktur terkait properti, kegiatan operasional
Bakrieland erat kaitannya dengan faktor K2L. Bakrieland memiliki tanggung
jawab moral untuk selalu melaksanakan kegiatan operasionalnya secara
Bakrieland’s Commitment to SHE
Occupational safety refers to a working environment safe or secure from
adversity and damage or losses arising from the use of machinery, equipment,
production material and processes, working platforms and settings, as
well as work methods. Workplace safety hazards may occur due to
various aspects related to the working environment that can result in a ire
outbreak, electric shock, severance, bruise, sprain, bone fracture, other
physical injuries, as well as visual and hearing impairment. Occupational
safety is intended to increase eforts that further guarantee safety and
prevent work-related accidents, illnesses, disabilities and deaths.
Occupational health on the other hand refers to work conditions that are
free from physical and psychological disruptions resulting from the working
environment. Occupational health concerns the health promotion of
employees in order for them to work actively and productively. Occupational
health covers preventative treatment to maintain health as well as treatment or
curative eforts to protect workers from health hazards arising from production
processes that may afect their health, well-being and work productivity,
and adjustments to the working environment to provide work comfort
and eiciency.
Safety, Health and Environment SHE is part of an efort to create a
safe, healthy and favorable working environment, free from work-related
accidents, ire hazards, explosions and environmental pollution. As an
integrated developer in the property and property-related infrastructure
sector, Bakrieland’s operational activities are inextricably linked to the SHE factor.
Bakrieland bears the moral obligation to consistently ensure safe and healthy
operational activities which in turn shall inspire the Company to strive
169
BAKRIELAND • Annual Report 2012
aman dan sehat, sehingga akan terus berusaha menciptakan lingkungan
kerja yang aman dan menyenangkan bagi para karyawan dan mitra kerja.
Komitmen Bakrieland terwujud melalui ketentuan perusahaan terkait
keselamatan dan kesehatan kerja sebagai bagian dari Pedoman Perilaku
Perusahaan.
Prinsip-prinsip keselamatan dan kesehatan kerja yang tercantum dalam
Pedoman Perilaku, sebagai berikut: 1. Menempatkan keselamatan
sebagai nilai utama Perusahaan dan berkomitmen untuk meyakini bahwa
karyawan juga menempatkan keselamatan sebagai bagian dari
budaya kerja dan cara hidup.
2. Menghargai nilai kehidupan di atas segalanya dan mengelola risiko
dengan benar. 3. Tidak mengkompromikan nilai-nilai
keselamatan dan kesehatan demi mencapai keuntungan maupun
produksi. 4. Secara terus menerus dan
berkelanjutan mewujudkan dan meningkatkan sistem dan prosedur
keselamatan dan kesehatan kerja yang terbaik guna menciptakan
lingkungan kerja yang bebas dari kecelakaan.
TENAGA KERJA WORK FORCE
BAHAN MATERIAL
ALAT TOOLS
KESEHATAN HEALTH
KESELAMATAN SAFETY
LINGKUNGAN ENVIRONMENT
PROSES PROCESS
towards creating a secure and pleasant working environment for employees
and business partners. Bakrieland’s commitment is manifested through
corporate policies on occupational safety and health as part of its Code of
Conduct.
The principles of occupational safety and health are incorporated into the Code of
Conduct that covers the following: 1. To regard safety as the Company’s
core value with the irm commitment to convince employees
on the importance of making safety part of their work culture and
lifestyle.
2. To respect the value of life above all else and appropriately manage risks.
3. To not compromise safety and health for the sake of proit or
production. 4. To consistently and continually
develop and improve the best occupational safety and health
system and procedure in order to create a zero-accident working
environment.
170
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Keselamatan, Kesehatan, dan
Lingkungan
Safety, Health, and Environment
5. Melaksanakan norma keamanan kerja sebagai suatu persyaratan
kepegawaian. 6. Semua karyawan, mitra usaha, dan
pihak-pihak terkait diinformasikan dan dilatih dengan baik, serta
berkomitmen untuk meningkatkan proses keselamatan dan kesehatan
kerja.
7. Bertanggung jawab untuk menaati dan secara terus menerus
mengkomunikasikan prinsip-prinsip keselamatan dan kesehatan.
Bersama seluruh anak perusahaan, Bakrieland terus berusaha
meminimalisasi dampak negatif terhadap lingkungan yang ditimbulkan
dari kegiatan usahanya. Bakrieland menyadari pentingnya pengelolaan
lingkungan yang bertanggung jawab demi kelangsungan hidup manusia
dan mempertahankan daya saing Perusahaan. Dimanapun lokasi
operasinya berada, Bakrieland berupaya mematuhi peraturan lingkungan dan
tata cara berusaha yang berlaku.
Pelaksanaan K2L
Keselamatan kerja dan kesehatan seluruh karyawan menjadi perhatian
utama Perusahaan. Setiap karyawan Bakrieland harus mematuhi kebijakan
dan ketentuan yang berkaitan dengan keselamatan kerja dan kesehatan.
Karyawan juga wajib menciptakan dan menjaga kebersihan, keamanan dan
kenyamanan lingkungan isik kerja serta tidak melakukan kegiatan yang
dapat mengganggu konsentrasi kerja individu lainnya. Agar konsentrasi
kerja karyawan tidak terganggu, maka lingkungan kerja diupayakan bebas dari
segala bentuk polusi baik polusi suara, udara maupun polusi lain.
5. To apply occupational safety norms as part of personnel requirements.
6. To ensure that all employees, business partners and relevant
parties are well informed and trained, and committed to enhance
the occupational safety and health processes.
7. To take the responsibility for complying with and continually
communicating the principles of occupational safety and health.
Together with all subsidiaries, Bakrieland at all times work towards minimizing
negative impacts to the environment that may arise from its business
operations. Bakrieland is aware of the importance of responsibly managing
the environment in order to ensure the continued existence of humankind and
maintain Company competitive edge. Wherever its operating area, Bakrieland
strives to comply with existing environmental laws and regulations and
business norms.
SHE Implementation
The occupational safety and health of all employees is the Company’s main
concern. Every Bakrieland employee must abide by rules and policies related
to occupational safety and health. Employees are also obligated to create
and maintain the cleanliness, safety and comfort of their physical working
environment and to not engage in activities that may interfere with the
work concentration of other individuals. To prevent disruption in employees’
work, the working environment must be free from all forms of pollution,
be it noise and air pollution or other contaminants.
171
BAKRIELAND • Annual Report 2012
Keberhasilan pelaksanaan K2L memerlukan kerjasama yang baik
antara perusahaan, karyawan, dan seluruh pihak terkait. Untuk itu,
Bakrieland terus melakukan sosialisasi kepada para karyawan mengenai
peran karyawan dalam K2L. Sosialisasi dan edukasi antara lain dilakukan
melalui seminar, promosi,
email dan lyer internal maupun simulasi tentang
aspek-aspek Keselamatan-Keamanan- Kesehatan di seluruh unit usaha
Bakrieland. BSU selaku penanggung jawab Panitia Pembina Keselamatan
dan Kesehatan Kerja P2K3 melakukan simulasi kebakaran
ire drill di seluruh gedung yang dikelola
oleh City Property secara rutin dan berkala. Untuk memastikan keamanan
operasional di area Rasuna Epicentrum, juga diberlakukan patroli keamanan
sebanyak 2 dua kali sehari oleh Fire Brigade Rasuna Epicentrum terhadap
seluruh gedung dan para pengendara yang melintas.
Penerapan K2L pada unit usaha Bakrieland berada dalam pengawasan
Divisi Operational Asset Management, yang membawahi Departemen
Kesehatan, Keselamatan, dan Lingkungan. Departemen ini antara lain
bertugas memastikan berfungsinya seluruh peralatan keamanan gedung,
lingkungan kerja yang memenuhi standar kesehatan, keselamatan
kerja bagi seluruh karyawan, dan keterampilan petugas keamanan
dalam bertugas dalam keadaan normal maupun darurat.
Untuk mengatasi berbagai masalah terkait K2L dalam lingkup operasional,
Bakrieland senantiasa mengacu kepada perundang-undangan dan peraturan
Pemerintah, Kemenaker, maupun instansi terkait lainnya.
To ensure the efective implementation of SHE, close cooperation is required
between the Company, employees and all relevant parties. To this end,
Bakrieland continually builds the awareness of employees on their role
with regard to SHE. Awareness-building and educational activities among others
are done through seminars, promotions, e-mail correspondence, internal lyers
and simulation on aspects related to safety, health and environment in all
Bakrieland business units. As the lead member of the Occupational Safety and
Health Development Committee P2K3, BSU conducts regular ire drills in all
buildings under the management of City Property. To ensure operational safety
within the Rasuna Epicentrum area, safety patrols are held twice a day by the
Rasuna Epicentrum Fire Brigade on all building premises and drivers of vehicles
passing by.
SHE implementation within Bakrieland’s business units is under the supervision
of the Operational Asset Management Division that oversees the Safety, Health
and Environment Department. This department among others is tasked
to ensure the well functioning of all building safety equipment, and that
the workplace meets health standards, occupational safety for all employees
in which competent safety oicers shall take charge under normal and
emergency situations.
To deal with various SHE-related issues within its operational setting,
Bakrieland consistently refers to existing government laws and regulations,
and those speciically issued by the Manpower Ministry and other relevant
agencies.
172
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Keselamatan, Kesehatan, dan
Lingkungan
Safety, Health, and Environment
Skema perlindungan karyawan atas kecelakaan kerja diwujudkan dalam
bentuk: 1. Jamsostek melalui program JKK
Jaminan Kecelakaan Kerja. 2. JKDK Jaminan Kecelakaan Diri dan
Kematian dalam hubungan kerja untuk di luar jam kerja.
3. Asuransi Kesehatan yang disediakan baik oleh perusahaan asuransi dan
perusahaan itu sendiri. Untuk memastikan implementasi K2L
K3 persyaratan pada setiap pelaksanaan pekerjaan konstruksi maka Perusahaan
membentuk P2K3 Panitia Pembinaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan
menerapkan Sistem OHSAS 18001:2007. Proyek percontohannya adalah Bakrie
Tower dan Lifestyle Centre atau EpiWalk. Sertiikasi untuk Sistem Manajemen
OHSAS 18001:2007 yang telah diperoleh pada tanggal 25 Januari 2011, dan pada
Maret 2012 telah lolos Surveillance 2.
Kegiatan Tahun 2012
Sepanjang tahun 2012, Bakrieland berusaha menyempurnakan sistem
dan prosedur K2L agar sesuai dengan standar internasional. Kegiatan yang
dilakukan oleh unit usaha City Property pada 2012 antara lain:
a. Memberikan Safety Induction
terhadap seluruh kontraktor dan Penyewa yang akan melaksanakan
pekerjaan di kawasan Rasuna Epicentrum.
b. Selalu berkoordinasi dengan Tim K3 dari seluruh Kontraktor yang berada
di kawasan Epicentrum dalam rangka melaksanakan program K2L
kawasan.
c. Bekerja sama dengan Dinas Pemadam Kebakaran untuk
pelatihan evakuasi dan pemadaman kebakaran.
The employee protection scheme for work-related accidents comes in the
following form: 1. Jamsostek through the JKK program
Occupational Accident Insurance. 2. JKDK Personal Accident and Life
Insurance During Employment Outside of Working Hours.
3. Health insurance provided both by the insurance irm and the Company
itself. To ensure that SHE implementation is
a requirement for every construction work, the Company has established
P2K3 and adopted the OHSAS 18001:2007 system. Its pilot projects
include Bakrie Tower and Lifestyle Centre or EpiWalk. Certiication for
the OHSAS 18001:2007 management system granted on 25 January 2011 has
passed the Surveillance 2 in March 2012.
2012 Activities
Throughout 2012, Bakrieland has made all eforts to improve its SHE system
and procedure to meet international standards. Activities conducted by the
City Property business unit in 2012 among others include:
a. Provided safety inductions for all
contractors and lessees who shall engage in work activities within the
Rasuna Epicentrum area. b. Consistently coordinated with the
Occupational Safety and Health teams from all contractors within
the Epicentrum area for SHE implementation.
c. Collaborated with the local ire brigade to hold regular evacuation
and ire drills.
173
BAKRIELAND • Annual Report 2012
d. Berkoordinasi dengan seluruh karyawan,
vendoroutsource, untuk melakukan pertemuan dalam
rangka safety induction dan dalam
menjalankan program K2L bersama- sama.
e. Implementasi dokumen Sistem Manajemen OHSAS terintegrasi
untuk Plaza Festival dan Elite Club. f. Bekerja sama dengan rumah sakit,
Badan SAR Nasional Basarnas, dan Kepolisian untuk menangani
kecelakaan lalu lintas di jalan tol.
Sementara unit usaha Landed Residential sepanjang tahun 2012
melaksanakan kegiatan K2L antara lain: a. Pencegahan dan Kontrol Risiko
Dengan pindahnya kantor proyek Bogor Nirwana Residence BNR ke
lokasi baru di Orchad Walk, maka telah dilakukan beberapa tindakan
pencegahan kontrol risiko berikut ini:
• Memasang tanda-tanda peringatan bahaya, larangan
parker dan peninggian badan jalan.
• Memberikan penggantian safety shoes yang sudah usang rusak
kepada para karyawan proyek. • Memasang marka kejut di jalan
umum yang melawati BNR Oice agar kendaraan memperlambat
laju kendaraan saat melintasi area tersebut.
• Memasang penguat tambahan untuk pilar BNR Oice.
• Memperbarui mengganti isi Alat Pemadam Kebakaran APAR,
yang dilakukan 1 satu tahun sekali.
d. Coordinated with all employees and vendorsoutsources in conducting
meetings related to safety induction and in jointly carrying out the SHE
program.
e. Implemented the integrated OHSAS management system in the Plaza
Festival and Elite Club. f. Fostered cooperative ties with
hospitals, the National SAR Agency and the Police Force in handling
road accidents that occur on toll roads.
The Landed Residential business unit on the other hand has conducted the
following SHE activities in 2012: a. Risk Prevention and Control
With the relocation of the Bogor Nirwana Residence BNR project
oice to Orchard Walk, the following risk prevention and control
measures have been undertaken:
• Placement of danger warning signs and no parking signs,
and construction of raised pavements.
• Replacement of worn out damaged safety shoes for
workers on project sites. • Placement of traic bumps along
main roads passing through BNR Oice to slow down the speed of
vehicles. • Placement of additional
reinforcement for BNR Oice pillars.
• Renewalreplacement of ire extinguishers on an annual basis.
174
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Keselamatan, Kesehatan, dan
Lingkungan
Safety, Health, and Environment
b. Latihan K2L • Latihan pemadam kebakaran
dilakukan oleh Satpam BNR Oice.
• Latihan isik rutin dilaksanakan oleh
lifeguard The Jungle Water Park.
• PT GAP mengirimkan 2 dua perwakilan untuk mengikuti
pelatihan Kesehatan dan Keselamatan Kerja K3
dari Disnaker Bogor yang diselenggarakan di Puncak.
c. Tim Dokter • Tersedia Klinik Dokter Jaga
di The Jungle Waterpark di
prioritaskan untuk kecelakaan pengunjung The Jungle akan
tetapi bisa diperbantukan untuk menangani kecelakaan
kerja yang sifatnya tidak serius yang memerlukan penanganan
khusus yang terjadi di lingkungan proyek BNR.
d. Program Sosialisasi K2L Selama Bulan K2L unit usaha
Landed Residential memasang spanduk sosialisasi K2L di lokasi-
lokasi yang mudah terbaca oleh karyawan, antara lain: kantor
Marketing Gallery, BNR Oice, Kantor Estate Management dan The
Jungle Mall.
Selama tahun 2012, seluruh peraturan dari departemen terkait seperti
Kemenaker dan Pemda telah dijalankan oleh Bakrieland maupun anak
perusahaannya. Tercatat ada 52 lima puluh dua aturan yang dijalankan untuk
mendukung program K2L ini. b. SHE Training
• Fire drills are conducted by the BNR Oice security personnel.
• Regular physical training provided for the lifeguards of The Jungle
Water Park. • PT GAP enlists 2 two
representatives to participate in the Occupational Health and
Safety training from Bogor’s local manpower oice held in Puncak.
c. Medical Team • The availability of a clinic and
physician on duty at the Jungle Water Park is prioritized for
accidents that involve visitors to the recreational park, but may
assist in handling less serious occupational accidents that
require special handling within BNR project area.
d. SHE Awareness-Building Program During “SHE Month”, the Landed
Residential business unit has placed banners to raise SHE awareness at
noticeable places easily readable to employees, among others at the
Marketing Gallery Oice, BNR Oice, Estate Management Oice and The
Jungle Mall.
In 2012, all regulations issued by relevant departments such as the
Ministry of Manpower and Local Traic Oice have been implemented by
Bakrieland and its subsidiaries. There were 52 ifty two regulations are
being put into practice to support SHE programs.
175
BAKRIELAND • Annual Report 2012
Rencana Pengembangan
Pada tahun 2013, Bakrieland telah merencanakan beberapa
pengembangan program K2L, yaitu: 1. Implementasi sertiikasi ISO 14001
untuk Manajemen Lingkungan di kawasan Rasuna Epicentrum.
2. Melanjutkan program sertiikasi ISO 9001:2008 pada seluruh unit usaha
yang belum mendapatkan sertiikasi. 3. Melakukan pertemuan rutin P2K3
dengan seluruh tim K3 kontraktor dan pengelola gedung.
4. Mengembangkan potensi sumber daya manusia yang ada di masing-
masing unit usaha dalam usaha promotif K3.
5. Melakukan peninjauan kembali hasil audit masing-masing unit usaha dan
menyesuaikannya dengan progress
report yang diperoleh. 6. Re-sertiikasi Sistem Manajemen
OHSAS 18001:2007 pada Maret 2013.
7. Melakukan pengawasan Surveillance di Plaza Festival dan
Elite Club.
Development Plans
In 2013, Bakrieland has planned several SHE-related programs which include:
1. Implementation of ISO 14001 certiication for Environment
Management in the Rasuna Epicentrum area.
1. To continue the implementation of ISO 9001:2008 certiication in all
business units of Bakrieland. 2. To continue P2K3 meeting with all
K3 contractor team and building management.
4. To develop human resources potential within each business unit
with regard to K3 promotion. 5. To review the results of risk audit
from each business unit and apply necessary adjustments in
accordance with the given progress reports.
6. To conduct re-certiication of OHSAS 18001:2007 for Management System
in March 2013. 7. To conduct surveillance in Plaza
Festival and Elite Club.
176
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Tanggung Jawab
Terhadap Perlindungan
Konsumen
Responsibility for Consumer
Protection
Prioritas pada Kepentingan Konsumen
Bakrieland melaksanakan perlindungan kepada para pengguna produk dan
jasanya dengan mengacu kepada UUD 1945 dan UU Perlindungan Konsumen.
UU Perlindungan Konsumen UUPK No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen menjelaskan bahwa hak konsumen mencakup:
• Hak atas kenyamanan, keamanan dan keselamatan dalam
mengkonsumsi barang dan atau jasa.
• Hak untuk memilih barang dan atau jasa serta mendapatkan barang dan
atau jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan
yang dijanjikan.
• Hak atas informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan
jaminan barang danatau jasa. • Hak untuk didengar pendapat dan
keluhannya atas barang danatau jasa yang digunakan.
• Hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan dan upaya
penyelesaian sengketa perlindungan konsumen secara patut.
• Hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen.
• Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta
tidak diskriminatif. • Hak untuk mendapatkan
kompensasi, ganti rugipenggantian, apabila barang dan atau jasa
yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana
mestinya.
• Hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-
undangan lainnya.
Priorities in Consumer’s Interests
The 1945 Constitution and the Consumer Protection Act serve as the
basis for Bakrieland in implementing protection to the users of its products
and services. The Consumer Protection Act UUPK No. 81999 on Consumer
Protection explains that the rights of consumers include the following:
• The right for comfort, security and safety in consuming goods and or
services. • The right to choose the goods and
or services and obtain goods and or services in accordance with the
rates, conditions and guarantees as promised.
• The right to obtain correct, clear, and honest information regarding
the condition and guarantee of the goods and or services.
• The right to be heard when conveying opinions and complaints
on goods and or services used. • The right to obtain advocacy,
protection and proper resolution eforts in consumer protection
dispute cases. • The right to get consumer
development and education. • The right to be treated or serviced
properly and honestly and not discriminatively.
• The right to obtain compensation or replacement, if the goods
and or services received is not in accordance with the agreement or
not as it should be.
• The rights that are stipulated in other legislations.
177
BAKRIELAND • Annual Report 2012
Berdasarkan UU tersebut, maka tanggung jawab dan komitmen
Bakrieland adalah sebagai berikut: 1. Memberikan layanan komunikasi
dengan konsumen sesuai dengan pasal 7 butir cc UUPK, yaitu
memperlakukan atau melayani secara benar, jujur serta tidak
diskriminatif.
2. Memberikan informasi jika terjadi keterlambatan proyek sesuai
dengan ketentuan pasal 7 butir b UUPK mengenai perubahan tanggal
serah terima unit yang tercantum dalam Surat Pesanan.
3. Memberikan kompensasi berupa denda keterlambatan untuk
konsumen dalam hal serah terima unit tidak sesuai dengan jadwal yang
sudah dijanjikan.
4. Memberikan jaminan masa pemeliharaan perbaikan atas
unit rumah bangunan yang telah diserahkan kepada konsumen,
sebagaimana dinyatakan dalam Perjanjian Pengikatan Jual Beli PPJB
antara anak perusahaanunit usaha Bakrieland dengan konsumen.
Jaminan pemeliharaan setiap unit usaha berbeda, yaitu:
• Untuk City Property jaminan pemeliharaan diberikan selama
3 tiga bulan terhitung sejak tanggal penandatanganan Berita
Acara Serah Terima. Denda keterlambatan penyerahan
bangunan ruang kantor adalah sebesar 1 satu permil perhari
keterlambatan dihitung dari nilai prestasi bangunan yang tertunda
dan setinggi-tingginya 3 tiga persen dari pembayaran harga
jual yang telah diterima oleh Perusahaan.
With regard to the above Act, Bakrieland has the following responsibilities and
commitments: 1. Provide communication services
to consumers in accordance with article 7 point cc of UUPK, to treat or
serve them properly, honestly and not discriminatively.
2. Provide information for project delays in accordance with the
provisions of article 7 point b of UUPK concerning the changing date
of the unit handover as listed in the Order Agreement.
3. Provide compensation for consumers if the unit handover is
not performed in accordance with the provided schedule.
4. Guarantee the maintenance repair of housing building units
that have been handed over to consumers, as stated in the Sale and
Purchase Agreement PPJB between Bakrieland’s subsidiarybusiness
unit with consumers. Maintenance guarantee for every business unit
are diferent, as follows:
• At City Property business unit, the maintenance guarantee is
provided for 3 three months following the date of signing of
the asset acceptance document. The levy for any delay in delivery
of the building oice space is 1 one per mil per day of delay,
calculated from the value of the building being delayed to a
maximum of 3 three percent of the sales price paid and
received by the Company.
178
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
• Untuk Landed Residential jaminan pemeliharaan
bangunan rumah adalah 90 sembilan puluh hari
sejak serah terima dilakukan. Sedangkan denda keterlambatan
penyerahan bangunan rumah adalah sebesar 1 satu per mil
per hari keterlambatan dihitung dari nilai prestasi bangunan yang
tertunda dan setinggi-tingginya 5 lima persen.
• Untuk Hotels Resorts, kompensasi atas keterlambatan
serah terima unit berjalan setelah terlewatinya masa
grace period, yaitu 3 tiga bulan atau 90 hari,
dengan perhitungan 1 permil per hari dari bagian unit yang belum
dapat diselesaikan, dengan maksimum pengenaan denda
sebesar 6 dari harga jual.
Pusat Pengaduan Konsumen
Sebagai wujud komitmennya dalam melindungi konsumen dan
meningkatkan pelayanannya, masing- masing unit usaha Bakrieland telah
memiliki pusat pengaduan konsumen dalam bentuk Customer Service, Hotline
Pengaduan, maupun 24-hour Service Point. Pusat pengaduan tersebut
bertanggung jawab untuk menangani pengaduan keluhan dan saran dari
konsumen serta melakukan tindak lanjutnya.
Berikut ini adalah beberapa nomor yang dapat dihubungi untuk menyampaikan
pengaduan keluhan dan saran: • City Property : 021 52920090
• Landed Residential : 0251 8211290 • Hotels Resorts : 021 57942157
Perlindungan Konsumen
Consumer Protection
• At Landed Residential business unit, the building house
maintenance guarantee is 90 ninety days from the time of
the handover. The levy for late delivery of building house is 1
one per mil per day of delay calculated from the value of the
building to a maximum of 5 ive percent.
• At Hotels Resorts business unit, compensation for delays of unit
handover will be conducted after the grace period has passed,
i.e. 3 three months or 90 days, calculated 1 permil per day from
the uninished unit, with the ine imposition of 6 of the selling
price, maximum.
Customer Call Center
To demonstrate the responsibility and commitment stated above, Bakrieland’s
subsidiary companies have established centres for consumer complaints in the
form of Customer Service, Hotline for Complaints, as well as 24-hour Service
Point. These units are responsible for handling complaints and suggestions
from consumers and for conducting follow-up actions.
The following are contact numbers to direct your complaints and suggestions:
• City Property : 021 52920090 • Landed Residential : 0251 8211290
• Hotels Resorts : 021 57942157
179
BAKRIELAND • Annual Report 2012
Penyelesaian Sengketa
Undang-undang Perlindungan Konsumen menyatakan bahwa
penyelesaian dari permasalahan konsumen dapat dipecahkan melalui
jalan peradilan maupun non-peradilan. Penyelesaian dengan cara non-peradilan
bisa dilakukan melalui Alternatif Resolusi Masalah ARM di Badan Penyelesaian
Sengketa Konsumen BPSK, Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya
Masyarakat LPKSM, Direktorat Perlindungan Konsumen atau lokasi-
lokasi lain baik untuk kedua belah pihak yang telah disetujui.
Pada tahun 2012, Bakrieland tidak mengalami kasus sengketa terkait
masalah perlindungan konsumen.
Settlement of Dispute
The Consumer Protection Act states that the settlement of consumer
problems can be solved through both judicial and non-judicial eforts.
Non-judicial settlements can be done through Alternative Resolution of
Problems ARM in the Consumer Dispute Settlement Board BPSK, Non-
Governmental Institute for Consumer Protection LPKSM, Directorate of
Consumer Protection or through other potential bodies that have been
approved by the parties involved.
In 2012, Bakrieland did not encounter any dispute cases related to consumer
protection issues.
180
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
180
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
181
BAKRIELAND • Annual Report 2012
Roadmap GCG Bakrieland selaras dengan “Big Bang Bakrieland 2020” sehingga tema dan program yang
dijalankan akan mendukung rencana pencapaian visi dan misi Bakrieland.
Bakrieland’s GCG Roadmap is consistent with “Big Bang Bakrieland 2020” so that themes and programs
being implemented support the attainment of Bakrieland’s vision statement.
Penguatan Struktur dan
Proses GCG
Strengthening of GCG Structure and Process
GCG Report
181
BAKRIELAND • Annual Report 2012
184
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
184
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
185
BAKRIELAND • Annual Report 2012
Tata Kelola Perusahaan
Corporate Governance
Komitmen Bakrieland
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance - GCG adalah
struktur dan mekanisme yang mengatur pengelolaan perusahaan untuk
menghasilkan nilai ekonomi jangka panjang yang berkesinambungan bagi
pemegang saham dan pemangku kepentingan. Penerapan prinsip GCG
dapat berkontribusi dalam peningkatan kinerja perusahaan. Pemahaman ini
mendasari komitmen Bakrieland untuk senantiasa menerapkan prinsip GCG di
setiap jenjang organisasi dan kegiatan operasionalnya.
Bakrieland’s Commitment
Good Corporate Governance GCG is a structure and mechanism that
regulates corporate management in order to generate sustainable, long-
term economic value for shareholders and stakeholders. Adherence to the
principles of good corporate governance contributes to improvements in
Company performance. As such, Bakrieland is committed to constantly
apply the principles of GCG in all organizational tiers and operations.
Corporate Governance
Bakrieland merumuskan Road Map GCG sebagai sarana
untuk memantau perkembangan praktik GCG saat ini dan di masa datang.
Bakrieland has drawn up the GCG Road Map as an instrument for monitoring progress for ongoing and future GCG practices.
186
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Penerapan Asas GCG
Berlandaskan prinsip-prinsip dasar GCG serta memperhatikan Pedoman Umum
GCG Indonesia yang disusun oleh Komite Nasional Kebijakan Governance
KNKG, Bakrieland telah merancang suatu sistem pengelolaan perusahaan
yang mencakup beberapa elemen, diantaranya:
Keterbukaan Asas keterbukaan selalu diterapkan
oleh Bakrieland dalam menjalankan bisnisnya melalui penyediaan informasi
yang material dan relevan serta dengan cara yang mudah diakses dan dipahami
oleh pemangku kepentingan. Informasi yang seluas-luasnya diberikan kepada
publik dan pemegang saham, dengan memperhatikan peraturan Bapepam-LK
maupun atas inisiatif sendiri. Laporan- laporan diterbitkan secara berkala dan
tepat waktu dalam dua bahasa Inggris dan Indonesia, yang mencakup laporan
keuangan triwulan, laporan keuangan semester, dan laporan keuangan
tahunan yang diaudit, serta laporan tahunan. Informasi juga diberikan
melalui paparan publik, media cetak dan elektronik, serta forum investor.
Akuntabilitas Bakrieland memiliki sistem pengelolaan
perusahaan yang mendukung terciptanya kejelasan fungsi,
pelaksanaan dan pertanggungjawaban kinerja organ perusahaan. Prinsip
akuntabilitas diterapkan antara lain melalui langkah-langkah pelaporan
Direksi kepada Dewan Komisaris mengenai rencana anggaran tahunan
dan evaluasi bersama atas kinerja keuangan Perusahaan, penyampaian
laporan keuangan pada RUPS Tahunan, pembentukan Audit Internal
dan penunjukan auditor eksternal, serta pemberlakuan etika bisnis dan
pedoman perilaku Perusahaan.
Implementation of GCG Principles
Building on the basic principles of GCG and taking into account the Indonesias
Code of GCG laid down by the National Committee on Governance NCG,
Bakrieland has established a corporate management system that covers the
following elements:
Transparency Bakrieland’s makes it a point to ensure
transparency in running its business by delivering material and relevant
information, both easily accessible and understood by stakeholders. Bakrieland
provides the public and shareholders with information to the fullest extent
possible, both in compliance with Bapepam-LK’s regulations and on
its own initiative. Bilingual reports English and Indonesian are published
on a periodic basis and in a timely fashion, consisting of quarterly
inancial statements, irst half inancial statements, and audited inancial
statements, as well as annual reports. Information is also released through
press statements, print and electronic media, and investor forums.
Accountability
Bakrieland has established a corporate management system that supports
clarity in functions, implementation and responsibility of the work performance
of organizational organs. The principle of accountability among others is assured
through the Board of Directors’ report to the Board of Commissioners on the
annual budget plan and joint evaluation of the Company’s inancial performance;
submission of inancial statements to the Annual GMS; establishment
of an internal audit body and the appointment of an external auditor; and
adherence to business ethical standards and corporate code of conduct.
Tata Kelola Perusahaan
Corporate Governance
187
BAKRIELAND • Annual Report 2012
Pertanggungjawaban Untuk menjaga kesinambungan
usaha jangka panjang dan sebagai warga korporasi yang baik, Bakrieland
senantiasa menjunjung tinggi kepatuhan terhadap peraturan
perundang-undangan serta melaksanakan tanggung jawab
terhadap masyarakat dan lingkungan. Melalui program Corporate Social
Responsibility CSR Terpadu yang mencakup aspek pendidikan, sosial dan
lingkungan, Bakrieland terlibat langsung di berbagai kegiatan sosial yang fokus
pada pengembangan masyarakat.
Independensi Bakrieland senantiasa memastikan
bahwa pengelolaan Perusahaan dilakukan secara independen sehingga
masing-masing organ perusahaan tidak saling mendominasi dan tidak
dapat diintervensi oleh pihak lainnya. Sebagai contoh, Dewan Komisaris
dan Direksi Bakrieland memiliki pendapat yang independen dalam
setiap keputusan yang diambil, namun dimungkinkan untuk mendapatkan
saran dari konsultan independen hukum, sumber daya manusia, serta
komite-komite yang relevan dalam rangka menunjang kelancaran tugasnya.
Selain itu, saat ini Dewan Komisaris Bakrieland beranggotakan 2 dua orang
Komisaris Independen untuk menjamin independensi Dewan Komisaris dalam
pengawasan Perusahaan.
Kewajaran dan Kesetaraan Bakrieland senantiasa memberikan
perhatian khusus bagi kepentingan para pemegang saham dan pemangku
kepentingan. Perusahaan juga selalu menerapkan perlakuan yang
setara kepada publik, otoritas pasar modal, komunitas pasar modal, dan
pemangku kepentingan. Hubungan dengan karyawan dijaga dengan
memperhatikan hak dan kewajibannya secara adil dan wajar.
Responsibility To maintain long-term business
sustainability and earn recognition as a good corporate citizen, Bakrieland
unfailingly ensures compliance with existing laws and regulations, and fulills
its obligations to the public and the environment. Through an integrated
Corporate Social Responsibility CSR program that covers educational,
social and environmental dimensions, Bakrieland is directly engaged in a wide
range of social activities focused on community development.
Independence Bakrieland ensures that corporate
management is implemented in an independent manner where no
organizational organ can dominate another and neither can there be
intervention from others. For example, Bakrieland’s Board of Commissioners
and Board of Directors hold independent views for each decision
reached, leaving room however for advice from independent legal and
human resource consultants, as well as relevant committees to support
the smooth implementation of duties. Furthermore, Bakrieland’s Board of
Commissioners currently consists of 2 two Independent Commissioners
to guarantee the independence of the Board of Commissioners in overseeing
the Company.
Fairness and Equality
Bakrieland speciically pays attention to the interests of its shareholders and
other stakeholders. The Company also consistently ensures equal treatment
of the public, capital market authorities, communities, and stakeholders.
Good relations with employees are maintained by being heedful of their
rights and obligations in a reasonable and equal manner.
188
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Peran aktif dan dukungan penuh Dewan Komisaris dan Direksi sangat
penting dalam memastikan penerapan asas-asas GCG pada setiap aspek bisnis
dan di semua jajaran Perusahaan. Hal ini terwujud melalui beberapa aspek
seperti: 1. Pelaksanaan tugas dan tanggung
jawab Dewan Komisaris dan Direksi. 2. Kelengkapan dan pelaksanaan
tugas komite-komite dan satuan kerja yang menjalankan fungsi
pengendalian internal perusahaan. 3. Penerapan fungsi kepatuhan dan
manajemen risiko. 4. Rencana strategis perusahaan
berdasarkan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan RKAP.
5. Transparansi informasi, termasuk diantaranya kondisi keuangan
Perusahaan.
Road Map GCG
Sebagai pedoman dalam menjalankan strategi tujuan jangka panjang
dan gambaran garis besar strategi implementasi GCG, Bakrieland
merumuskan Road Map GCG dengan periode rencana implementasi
dimulai sejak tahun 2008.
Road Map juga berfungsi sebagai sarana untuk
memantau perkembangan praktik GCG saat ini dan di masa datang.
Penyusunan Road Map GCG Bakrieland
diselaraskan dengan “Big Bang Bakrieland 2020” sehingga tema
dan program yang dijalankan akan mendukung rencana pencapaian visi
dan misi Bakrieland.
Road Map GCG dibagi menjadi 3 tiga periode waktu,
yaitu: 1. 2008 – 2013 dengan tema
Penguatan Struktur dan Proses GCG. 2. 2014 – 2016 dengan tema
Penguatan Implementasi GCG. 3. 2017 – 2020 dengan tema Dikenal
sebagai Perusahaan dengan GCG ‘Sangat Terpercaya’ bagi
Stakeholders Bakrieland Group.
Tata Kelola Perusahaan
Corporate Governance
The active role and full support of the Board of Commissioners and Board of
Directors is crucial in ensuring that GCG principles are applied in every business
aspect and along all Company ranks. This is assured through the following
measures: 1. Execution of duties and
responsibilities by the Board of Commissioners and Directors.
2. Comprehensiveness and implementation of duties conferred
to committees and working units fulilling the internal corporate
control function.
3. Implementation of the compliance function and risk management
process. 4. Corporate strategic plan based
on the Corporate Work Plan and Budget.
5. Transparency of information, including the Company’s inancial
condition.
GCG Road Map
As guidelines for implementing the long-term strategy and to provide an
overview of the strategy execution process, Bakrieland has drawn up the
GCG Road Map for the implementation period that commenced in 2008.
The Road Map also functions as an instrument for monitoring progress for
ongoing and future GCG practices.
Bakrieland’s GCG Road Map is consistent with “Big Bang Bakrieland 2020” to
ensure that themes and programs being implemented support the attainment
of Bakrieland’s vision and mission statement. The GCG Road Map is
divided into 3 three timeframes: 1. 2008 – 2013 on the theme of
Strengthening GCG Structure and Process.
2. 2014 – 2016 on the theme of Strengthening GCG Implementation.
3. 2017 – 2020 on the theme of the Company with the ‘Most Trusted’
GCG for Stakeholders of Bakrieland Group.
189
BAKRIELAND • Annual Report 2012
Periode Rencana Implementasi
“Implementation Planning Period”
Tema Implementasi
Implementation Theme
Program Implementasi
Implementation Program
2008 - 2013 2014 - 2016
2017 - 2020
Penguatan Struktur dan Proses GCG
Strengthening GCG Structure and Process
• Penyempurnaan pedoman operasional perusahaan.
• Penyusunan kebijakan perusahaan.
• Pemberlakuan pakta integritas eksternal.
• Penyusunan dokumen- dokumen
soft structure GCG.
• Pembentukan infrastruktur GCG.
• Improve company operating manual.
• Formulate company policy.
• Enforce the External Integrity Pact.
• Prepare GCG soft structure documents.
• Establish GCG infrastructure.
Penguatan Implementasi GCG
Strengthening GCG Implementation
• Mengawasi implementasi GCG di Bakrieland Group
melalui penyelenggaraan internalisasiforum.
• Memastikan adanya pengendalian internal
dalam setiap prosedur kerja.
• Menjadikan manajemen risiko menjadi budaya
dalam aktivitas kerja dan penilaian proyek.
• Persiapan implementasi ASEAN GCG Scorecard.
• Overseas GCG implementation in
Bakrieland Group through internalization or forums.
• Ensure internal control function in each work
procedure.
• Apply risk management as a culture in work activities
and project assessments.
• Prepare the implementation of ASEAN
GCG Scorecard.
Mendapatkan predikat Sangat Terpercaya
dalam pemeringkatan GCG
The Company will obtain predicate as the ‘Most
Trusted’ in GCG
• Secara rutin menyelenggarakan
internalisasiforum GCG di Bakrieland Group.
• Pembentukan knowledge management terintegrasi.
• Menjalankan operasi bisnis secara efektif
dengan kepedulian sosial dan lingkungan yang
tinggi.
• Implementasi ASEAN GCG Scorecard.
• Conduct routine GCG internalizationforum
within Bakrieland Group.
• Establish integrated knowledge management.
• Perform efective business operations with high
social and environmental concerns.
• Implement ASEAN GCG Scorecard.
Setiap periode dilaksanakan sesuai dengan rencana program yang telah
disusun. Setiap tahun akan dilakukan penilaian untuk mengetahui pencapaian
implementasi GCG di Bakrieland dan penyempurnaan apa saja yang perlu
dilakukan. The implementation of each time period
will conform with the program plan. An assessment will be performed on an
annual basis to keep track of progress in GCG implementation at Bakrieland,
making the necessary improvements.
Road Map Bakrieland GCG
190
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Evaluasi dan Rekomendasi atas Implementasi GCG Tahun 2012
Guna memperoleh penilaian yang obyektif, Bakrieland menunjuk pihak
independen untuk melakukan evaluasi atas efektivitas penerapan GCG di
dalam perusahaan. Evaluasi dilakukan terhadap 7 tujuh aspek, yaitu asas
GCG, etika bisnis dan pedoman perilaku, organ perusahaan, hak dan tanggung
jawab pemegang saham, hak dan tanggung jawab pemangku kepentingan,
pernyataan tentang penerapan GCG, dan internalisasi praktik GCG. Evaluasi
dan rekomendasi yang diberikan menjadi masukan penting bagi Dewan
Komisaris dan Direksi untuk mengambil langkah-langkah perbaikan dalam
proses penyempurnaan pelaksanaan GCG.
Sepanjang tahun 2012, hasil evaluasi dan rekomendasi yang telah diterapkan
adalah: 1. Asas Good Corporate Governance
Bakrieland telah dan akan terus berupaya melakukan aktivitas dalam
upaya untuk menerapkan asas GCG serta meningkatkan penerapan
tersebut secara berkelanjutan dalam mengelola Perusahaan.
2. Etika Bisnis dan Pedoman Perilaku
Bakrieland konsisten memberikan perhatian atas benturan
kepentingan dengan mewajibkan setiap Direktur dan Komisaris
untuk membuat surat pernyataan setiap tahun mengenai benturan
kepentingan.
3. Organ Perusahaan
Dengan menjalankan mekanisme penunjukan Komisaris dan
Direksi pada tahun 2012 melalui pembahasan pada rapat Komite
Nominasi dan Remunerasi, Bakrieland telah menjalankan
rekomendasi pada pedoman umum GCG Indonesia dan menegakkan
asas independensi, kewajaran, dan transparansi.
Tata Kelola Perusahaan
Corporate Governance
Evaluation and Recommendation on GCG Implementation in 2012
For an objective assessment, Bakrieland has appointed an independent party
to evaluate the efectiveness of Company-wide GCG implementation.
The evaluation process highlights 7 seven aspects: GCG principles;
business ethics and code of conduct; company organs; shareholders’ rights
and responsibilities; stakeholders’ rights and responsibilities; statement on GCG
implementation; and internalization of GCG practices. Evaluation outcomes and
recommendations shall serve as vital input for the Board of Commissioners
and Board of Directors to take the necessary remedial measures to
improve GCG implementation.
The year 2012, the result of evaluation and recommendation has been set:
1. Good Corporate Governance Principle
Bakrieland has conducted and will continue to conduct activities to
apply GCG principles and sustain ably improve such implementation
when managing the company.
2. Business Ethic and Code of Conduct
Bakrieland is consistently giving attention on the conlict of interest
by requiring every Director and Commissioner to make a statement
letter every year about the conlict interest.
3. The Company Organ
By doing the mechanism of appointment of Commissioners
and Director in year 2012 through discussion in the Nomination
and Remuneration Committee meeting, Bakrieland has run the
recommendation in the General Guidance GCG Indonesia and
uphold the independent, fairness and transportation principles.
191
BAKRIELAND • Annual Report 2012
4. Hak dan Tanggung Jawab Pemegang Saham
Selama tahun 2012, Bakrieland berupaya melakukan aktivitas
dalam upaya memberikan akses yang lengkap dan luas kepada
pemegang saham atas informasi mengenai aktivitas dan kewajiban
Perusahaan sesuai dengan perundang-undangan dan
peraturan yang berlaku, kecuali informasi yang bersifat rahasia.
Informasi tersebut diberikan kepada semua pemegang saham
tanpa menghiraukan jenis dan klasiikasi saham yang dimilikinya.
Pengungkapan informasi mengenai Perusahaan dilakukan melalui
website maupun media cetak.
5. Hak dan Tanggung Jawab Pemangku Kepentingan
Bakrieland terus berupaya meningkatkan kepuasan
pelanggan melalui survei dan memberikan akses komunikasi
antara Perusahaan dengan pelanggan. Perusahaan juga
secara aktif berkontribusi dalam program pengembangan sosial
dan peningkatan kemampuan masyarakat setempat termasuk
dalam hal pendidikan dan lingkungan melalui program
Bakrieland Goes Green.
6. Pernyataan tentang Penerapan GCG
Bakrieland telah memperluas cakupan pengungkapan penerapan
tata kelola perusahaan di laporan tahunan yaitu mengenai
kepemilikan saham anggota Dewan Komisaris dan Direksi di
perusahaan lain serta kepemilikan saham keluarga Dewan Komisaris
dan Direksi di Bakrieland dan di perusahaan lain; transaksi-transaksi
operasional perusahaan yang dilakukan dengan perusahaan
ailiasi; dan aturan mengenai kriteria dan mekanisme penilaian kinerja
Dewan Komisaris dan Komite.
4. Rights and Responsibilities of Shareholders
Through out year 2012, Bakrieland was carrying out activities as
eforts to give broad and complete access to the shareholders for the
information about the company’s activities and responsibility suitable
with laws and regulation, unless the information is conidential.
The information is given to all shareholders regardless of the type
and classiication of the shares held. The disclosure information about
the company is done in the website and in the printed media.
5. Rights and Responsibilities of Stakeholders
Bakrieland continues to increase the customer’s satisfaction through
surveys and gives access to communicate between the company
and the customers. The company is also actively giving contribution
in social development program and increase the ability of local
community including education and environment, by using Bakrieland
goes green program.
6. Statement on GCG Application
Bakrieland is widen the scope for revealing corporate governance at
the annual report which is about the member of Board of Commissioners
and Directors stockowner at another company and Board of
Commissioners and Directors family’s share holder at Bakrieland
or another company, the company’s operational transaction which is
done with the ailiate company, and rules about the criteria and the
mechanism of work assessment of Board of Commissioners and
Committee.
192
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Tata Kelola Perusahaan
Corporate Governance
7. Internalisasi Praktik GCG
Perusahaan terus berupaya melakukan aktivitas-aktivitas guna
membangun pemahaman serta komitmen penerapan GCG di
seluruh lingkungan Perusahaan, termasuk penyusunan rencana
kerja GCG setiap tahun, penilaian tahunan terhadap praktik GCG di
Bakrieland oleh pihak independen serta mengungkapkannya
kepada publik sebagai cerminan aktualisasi prinsip transparansi dan
pemenuhan akuntabilitas.
Perbandingan Evaluasi GCG Tahun 2009-2012
Penilaian atas implementasi GCG dilakukan setiap tahun oleh Bakrieland
untuk memastikan bahwa sistem GCG telah terselenggara dengan baik dan
konsisten. Selama 6 enam tahun terakhir, evaluasi atas efektivitas
penerapan GCG di Bakrieland telah dilaksanakan oleh pihak independen.
Evaluasi pelaksanaan praktik-praktik GCG Bakrieland tahun 2007 dilakukan
oleh CBA Center for Business Advisory, sedangkan tahun 2008-2012 oleh RSM
AAJ Associates. Penilaian dilakukan dengan mengacu kepada Pedoman
Umum Good Corporate Governance Indonesia tahun 2006 yang dikeluarkan
oleh Komite Nasional Kebijakan Governance. Dilihat dari jumlah isu
yang diangkat untuk menjadi perhatian manajemen, pada tahun 2011, banyak
usaha perbaikan yang telah dilakukan oleh Bakrieland. Berikut ini adalah graik
perbandingannya:
7. GCG Practices Internalization
The company keeps making serious eforts to do some activities
for building understanding and commitment to apply GCG in all
company’s environment, that includes making GCG working
plans, annual assessment on the GCG practices in Bakrieland by
independent party and reveals them to public as relection actualization
of transparent principles and accountability fulill.
Comparison of GCG Evaluation for 2009-2012
Bakrieland conscientiously assesses its GCG implementation on an annual
basis to guarantee that its GCG system functions efectively and consistently. In
the past 6 six years, evaluation on the efectiveness of GCG implementation
in Bakrieland was performed by an independent party. In 2007, Bakrieland’s
GCG practices were evaluated by CBA Center for Business Advisory, while
in 2008 -2012 the responsibility was handed over to RSM-AAJ Associates.
Assessments were based on the Indonesias Code of Good Corporate
Governance issued in 2006 by the National Committee on Governance
Policy. Looking at some issues which is raised to get management’s
attention, in year 2011, there were a lot of improvement eforts that have
been done by Bakrieland. Next is the comparison graph:
193
BAKRIELAND • Annual Report 2012
Isu yang diangkat menjadi perhatian manajemen mencakup isu yang
berulang dan isu baru yang muncul dengan mempertimbangkan
perkembangan praktik tata kelola yang baik agar dapat mendukung Bakrieland
dalam menyusun rencana penerapan GCG yang optimal.
Dari graik di atas dapat disimpulkan bahwa praktik tata kelola yang
baik membutuhkan konsistensi implementasi dan perbaikan yang
berkesinambungan, sehingga walaupun Bakrieland telah melakukan upaya
untuk menerapkan prinsip-prinsip tata kelola yang baik, ada kalanya terdapat
kondisi yang mengakibatkan luputnya konsistensi implementasi tersebut.
Kerangka Penerapan GCG
Keberadaan suatu sistem yang didukung integritas dan komitmen
tinggi dari seluruh pihak yang terlibat merupakan suatu prasyarat yang harus
dipenuhi oleh perusahaan yang ingin memperoleh manfaat jangka panjang
dari penerapan GCG. Oleh karenanya, setiap perusahaan harus memiliki
pedoman perilaku sebagai acuan bagi organ perusahaan dan semua karyawan
dalam menerapkan nilai-nilai dan etika bisnis sehingga menjadi bagian dari
budaya perusahaan. The issues which were raised to be the
attention of the management included repeated issue and new issue which
emerge by considering development of good governance practices in order
to support Bakrieland in making GCG application plans optimally.
From the graph above can be concluded that a good governance
needs consistently implemented and continuously repairment, so that
although Bakrieland has done some eforts to apply the good governance
principles, sometimes there is a condition that caused the missing of
consistency implemented.
GCG Implementation Framework
Having a reliable system in place supported by the unquestionable
integrity and commitment of all involved parties is an essential precondition that
must be fulilled by companies that wish to gain long-term beneits from GCG
implementation. In view of this, every company ought to establish its own
code of conduct to guide organizational organs and all employees in applying
professional values and business ethics as part of corporate culture.
Graik Perbandingan Evaluasi GCG Tahun 2009-2012
Comparison Graph of GCG Evaluation for 2009-2012
Year Issue
6 5
4 3
2 1
2009 2012
2011 2010
5 6
3 6
194
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Tata Kelola Perusahaan
Corporate Governance
Sebagai Perusahaan yang berkomitmen untuk senantiasa meningkatkan
penerapan GCG, Bakrieland secara bertahap melengkapi diri dengan
berbagai perangkat pendukung GCG. Selain visi, misi dan nilai-nilai
Perusahaan yang telah ditetapkan pada awal berdirinya, Bakrieland memiliki
Pedoman Perilaku, Sistem Pelaporan Pelanggaran, Panduan Pelaksanaan
Tata Kelola Perusahaan, Peraturan Perusahaan, Pedoman Dewan
Komisaris dan Direksi, serta berbagai Standar Prosedur Operasional. Semua
ini merupakan kesatuan sistem yang menunjang tercapainya keberhasilan
penerapan GCG di Bakrieland.
Pelaksanaan GCG di Bakrieland menggunakan pendekatan
top-down, dengan memperhatikan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, best practice, dan budaya perusahaan.
Seluruh unsur di dalam Perusahaan dilibatkan mulai dari tahap persiapan,
internalisasi, implementasi hingga evaluasi. Hal itu tergambar pada Bagan
Proses Pencapaian Tujuan GCG di Bakrieland sampai dengan tahun 2012
berikut ini. As a Company that keeps to its
commitment to reliably enhance GCG implementation, Bakrieland has
progressively equipped itself with the necessary GCG supporting instruments.
Apart from Company vision, mission and core values adopted since its
inception, Bakrieland also has its own Code of Conduct, Whistleblower
System, Code of Good Corporate Governance Implementation, Company
Regulations, Board Manual, and various Standard Operating Procedures. All
these instruments form a coherent system that supports the efective
implementation of GCG principles in Bakrieland.
GCG in Bakrieland is implemented through a top-down approach by
taking into account prevailing laws and regulations, best practices and
corporate culture. All elements within the Company are involved in
a participatory manner beginning from the preparatory stage to GCG
internalization, implementation and evaluation. This is illustrated in the
following Diagram on the Achievement Process of GCG Objectives in Bakrieland
as at 2012.
195
BAKRIELAND • Annual Report 2012
Prinsip- Prinsip
Dasar GCG Bakrieland
Bakrieland GCG Basic
Principles Pedoman
GCG Bakrieland
Bakrieland GCG Code
Penguatan Infrastruktur GCG Strenghthened GCG Infrastructure
Penguatan Soft-Structure GCG Strengthened GCG Soft-Structure
Peraturan Teknis dan Pelaksanaan Technical Regulation and Implementation
Internalisasi dan Sosialisasi Internalization and Socialization
Penerapan Implementasi Application Implementation
BUDAYA PERUSAHAAN CORPORATE CULTURE
Review Assessment
• Panduan Pelaksanaan GCG • Pedoman Perilaku
• Pedoman Dewan • Peraturan Perusahaan
• Pedoman Whistleblower System - WBS • Code of GCG Implementation
• Code of Conduct • Board Manual
• Company Regulations • Whistleblower System - WBS Manual
• Piagam-piagam Komite • Piagam Internal Audit, Piagam Manajemen Risiko
• Keputusan Direksi Dewan Komisaris yang terkait praktik GCG, antara lain Financial Authorization Approval, Kebijakan Benturan Kepentingan, Kebijakan
Pengadaan Barang danatau Jasa, Kebijakan Pemilihan Kantor Akuntan Publik KAP, Kebijakan Keterbukaan Informasi, Kebijakan Email Bakrieland, Kebijakan
Sirkulasi Review Transaksi dan Dokumen, Standardisasi Kebijakan, Kebijakan Pengelolaan dan Back up Data
• Standard Operating Procedure SOP • Pedoman CSR Bakrieland Goes Green
• Committee Charters • Internal Audit Charter, Risk Management Charter
• Decrees of the Board of Directors and Commissioners related to the GCG practice, such as Financial Authorization Approval, Conlict of Interest Policy,
Procurement Policy of Goods andor Services, Public Accounting Firm Selection Policy, Information Disclosure Policy, Bakrieland Email Policy, Transaction and
Document Review Circulation Policy, Standardization Policy, Management and Back Up Data Policy
• Standard Operating Procedure SOP • CSR Manual Bakrieland Goes Green
• Divisi Risk Management Compliance yang mengawasi implementasi GCG
• Kelengkapan GCG: Sekretaris Perusahaan, Audit Internal, Investor Relations, Human Capital, Finance, Corporate Afairs, Strategic
Management dan Legal • Dewan Komisaris membentuk Komite-komite yang diketuai
Komisaris Independen • Risk Management Compliance division monitors implementation
of GCG • GCG completeness: Corporate Secretary, Internal Audit, Investor
Relations, Human Capital, Finance, Corporate Afairs, Strategic Management and Legal
• The Board of Commissioners established committees chaired by Independent Commissioners
External Best Practice
Benchmark praktik GCG di
perusahaan lain External Best
Practice GCG practice
benchmarking with other
companies Keterbukaan
Akuntabilitas Pertanggungjawaban
Independensi Kewajaran dan
Kesetaraan Transparency
Accountability Responsibility
Independence Fairness and
Equality Visi, Misi
dan Budaya Perusahaan
Vision, Mission and Corporate
Culture Hukum
Peraturan yang berlaku UU
PT, Peraturan Bapepam-LK,
dan lain-lain Applicable Laws
Regulations Limited liability
company law, Bapepam-LK
regulation, and others
Pedoman Umum GCG Indonesia
Indonesian Code of GCG
Bagan Proses Pencapaian Tujuan GCG di Bakrieland Diagram on the Achievement Process of GCG Objectives in Bakrieland
196
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Tata Kelola Perusahaan
Corporate Governance
Sebagai salah satu usaha penguatan kerangka penerapan GCG dan
internalisasi, pada bulan November 2012 seluruh manajemen senior, Direksi
dan Dewan Komisaris Bakrieland dan unit usaha berkumpul untuk
menelaah serta mengkaji ulang visi misi Bakrieland. Rangkaian aktivitas tersebut
dinamakan “Bakrieland Strategic Intent Workshop 2012”. Aktivitas ini dilakukan
untuk bersama-sama menetapkan landasan yang kokoh untuk melaju ke
depan dengan tetap berdasarkan pada prinsip-prinsip tata kelola perusahaan
yang baik. Pada aktivitas ini, dirumuskan visi dan misi baru Bakrieland, sebagai
berikut:
Visi
Vision
Misi
Mission
Leading integrated property company in Indonesia Delivering integrated quality living products for the
nation that leverage our competencies and development partners in a way that upholds environmental and
inancial sustainability.
Pada Bakrieland Strategic Intent Workshop 2012 juga ditetapkan strategi-
strategi pengembangan jangka panjang yang menjadi acuan seluruh karyawan
Perusahaan dalam pencapaian misi dan visi yang baru.
Panduan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan
Bakrieland telah memiliki Panduan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan
sejak Oktober 2007. Panduan ini merupakan wujud komitmen bersama
atas penerapan GCG dan menjadi landasan bagi pemegang saham,
Dewan Komisaris dan Direksi terkait proses GCG dalam menyusun berbagai
kebijakan yang menjiwai praktik bisnis As part of an efort to strengthen the
framework for GCG implementation and internalization, in November
2012 all senior managers, Directors and Commissioners Bakrieland
as well as business units have sat together to jointly re-examine and
review Bakrieland’s vision and mission. This series of activities is
known as “Bakrieland Strategic Intent Workshop 2012.” The purpose of these
activities was to collectively build a sturdy foundation for the Company
to conidently stride forward while upholding the principles of good
corporate governance. From the workshop, Bakrieland’s new vision
and mission statements were also formulated as provided below:
The Bakrieland Strategic Intent Workshop 2012 also devised the
Company’s long-term development strategy to guide all employees in
fulilling the newly-formulated vision and mission.
Code of Good Corporate Governance Implementation
Bakrieland has drawn up its Code of GCG Implementation since as early as
October 2007. It is the manifestation of the Company-wide joint commitment
to apply GCG principles, ensuring that it functions as the foundation for
Shareholders, Board of Commissioners and Board of Directors for shaping
policies that guide Company business
197
BAKRIELAND • Annual Report 2012
Perusahaan tanpa mengabaikan peraturan perundang-undangan dan
nilai-nilai etika. Panduan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan Bakrieland
mencakup berbagai aspek, antara lain kebijakan Tata Kelola Perusahaan,
pedoman Tata Kelola bagi organ Perusahaan, prinsip-prinsip dan tujuan,
struktur pengelolaan Perusahaan, serta kebijakan transparansi.
Peraturan Perusahaan Bakrieland mempunyai Peraturan
Perusahaan yang memuat hak kewajiban karyawan dan Perusahaan,
serta ketentuan yang bertujuan membina hubungan serasi, selaras,
dan seimbang dalam rangka meningkatkan eisiensi, produktivitas,
dan prestasi kerja yang optimal. Peraturan Perusahaan Bakrieland
untuk periode Januari 2011- Januari 2013 telah disahkan melalui Keputusan
Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga
Kerja No.KEP.32PHIJSK-PKKAD PPI2011 tentang Pengesahan
Peraturan Perusahaan PT Bakrieland Development Tbk.
Pedoman Dewan Dalam melaksanakan tugasnya untuk
mencapai visi dan misi Perusahaan, Dewan Komisaris dan Direksi Bakrieland
berpedoman kepada petunjuk tata laksana kerja yang dituangkan dalam
Pedoman Dewan. Pedoman Dewan menjelaskan tahapan aktivitas secara
terstruktur, sistematis, mudah dipahami dan dapat dijalankan dengan konsisten.
Pedoman Dewan disusun berdasarkan prinsip-prinsip hukum korporasi,
ketentuan Anggaran Dasar, peraturan perundang-undangan yang berlaku,
arahan pemegang saham, serta praktik- praktik terbaik GCG. Pelaksanaan
Pedoman Dewan merupakan salah satu practices by strictly complying with
applicable laws and regulations and upholding ethical values. Bakrieland’s
Corporate Governance Implementation Guidelines cover various aspects,
including Corporate Governance policies, governance guidelines for
Company organs, principles and goals, Company management structure and
transparency policies.
Company Regulations Bakrieland enforces Company
Regulations that delineate the rights and obligations of employees and the
Company, and other directives aimed at fostering harmonious, synchronized
and well-balanced relations in order to optimally boost work eiciency,
productivity and performance. Bakrieland’s Company Regulations for
the period January 2011 – January 2013 were ratiied through the Directorate
General Decree on Industrial Relations and Worker Social Security Development
No.KEP.32PHIJSK-PKKADPPI2011 concerning Ratiication of PT Bakrieland
Development, Tbk Company Regulations.
Board Manual In the discharging of duties in order
to attain Company vision and mission, Bakrieland’s Board of Commissioners
and Board of Directors refer to work guidelines set forth in the Board
Manual. The Board Manual spells out all activities in a structured, systematic
and comprehensible manner to ensure consistent implementation.
The Board Manual builds on the principles of corporate law, provisions in
Articles of Associations, prevailing laws and regulations, shareholder directions
and GCG best practices. Implementation of the Board Manual demonstrates the
commitment pledged by BOC and BOD
198
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Tata Kelola Perusahaan
Corporate Governance
bentuk komitmen dari Dewan Komisaris dan Direksi untuk menerapkan
prinsip-prinsip GCG, sekaligus sebagai penjabaran lebih lanjut dari Panduan
Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan yang telah dimiliki Bakrieland.
Pedoman Dewan Bakrieland pertama kali disahkan pada tanggal 31 Juli 2009
melalui Kesepakatan Bersama Direksi dan Dewan Komisaris dalam Penerapan
Pedoman Dewan. Karena sifatnya yang dinamis dan berkembang, pedoman ini
telah disempurnakan pada akhir tahun 2011.
Pedoman Dewan disusun dengan tujuan:
1. Menjadi rujukan pedoman tentang tugas pokok dan fungsi kerja
masing-masing organ. 2. Meningkatkan kualitas dan
efektivitas hubungan kerja antar organ.
3. Semakin memperjelas tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris
dan Direksi maupun hubungan kerja diantara keduanya.
4. Semakin memudahkan bagi organ Dewan Komisaris dan Direksi untuk
memahami tugas dan tanggung jawab masing-masing.
5. Menerapkan asas-asas GCG yakni transparansi, akuntabilitas,
responsibilitas, independensi, dan kewajaran.
Etika Perusahaan
Pelaksanaan Etika Perusahaan yang berkesinambungan akan membentuk
budaya perusahaan yang merupakan manifestasi dari nilai-nilai perusahaan.
Etika Perusahaan yang berlaku di Bakrieland dituangkan dalam Pedoman
Perilaku. to apply GCG principles, and provides
further elucidation on Code of GCG Implementation that Bakrieland abides
by.
Bakrieland’s Board Manual was originally approved on 31 July 2009
through the Joint Agreement of the Board of Directors and Board of
Commissioners on Board Manual Implementation. Due to its dynamic
nature, the manual was ine-tuned at the end of 2011.
The Board Manual serves the following objectives:
1. To provide referenceguidance on the main duties and functions of
each organ. 2. To improve the quality and
efectiveness of inter-organ work relations.
3. To further deine the duties and responsibilities of the Board of
Commissioners and Board of Directors as well as the work
relations between them.
4. To make it easier for the Board of Commissioners and Board
of Directors to understand their respective duties and
responsibilities.
5. To consistently apply the principles of GCG that cover transparency,
accountability, responsibility, independence and reasonableness.
Company Ethics
Consistency in adhering to Company Ethics will help build a corporate
culture which is a manifestation of the Company’s core values. Company
Ethics that Bakrieland abides by are incorporated in the Code of Conduct.
199
BAKRIELAND • Annual Report 2012
Pedoman Perilaku Isi, Pengesahan dan Sosialisasi
Pedoman Perilaku Bakrieland disahkan melalui Surat Keputusan Direksi No.
047SK-DirIV07. Pedoman Perilaku ini berisi pedoman umum atas hubungan
karyawan dengan Perusahaan, hubungan sesama karyawan, hubungan
dengan konsumen, hubungan dengan pemasok, hubungan dengan pemegang
saham, hubungan dengan Pemerintah, dan hubungan dengan masyarakat.
Selain pedoman umum tersebut, Bakrieland juga mengatur mengenai
sanksi tindakan penyimpangan dan mekanismenya di dalam Pedoman
Perilaku. Seluruh manajemen dan karyawan dituntut komitmennya untuk
membaca dan memahami Pedoman Perilaku ini sebagai dasar penerapan
perilaku di lingkungan Perusahaan.
Pedoman Perilaku diharapkan mampu menjadi pedoman dan pengarahan
perilaku karyawan dalam pencapaian visi misi Perusahaan, yang didalamnya
terkandung nilai-nilai dan budaya Perusahaan.
Sosialisasi Pedoman Perilaku dilakukan antara lain melalui pembagian buku
Pedoman Perilaku kepada karyawan, sosialisasi dalam rapat dan seminar,
serta mewajibkan manajemen dan karyawan untuk menandatangani
Surat Pernyataan Ketaatan terhadap Pedoman Perilaku setiap tahun sekali
setelah karyawan membaca ulang Pedoman Perilaku tersebut. Surat
Pernyataan ini merupakan bukti komitmen karyawan dan akan disimpan
di
personnel ile yang bersangkutan. Penandatanganan tersebut juga sebagai
komitmen Perusahaan bahwa Pedoman Perilaku berlaku untuk karyawan
di seluruh level organisasi di induk Perusahaan dan unit usaha, sampai
dengan karyawan yang bersangkutan berhenti bekerja dari Perusahaan.
Code of Conduct Contents, Enactment and Socialization
Bakrieland’s Code of Conduct was enacted through Board of Directors
Directive No. 047SK-DirIV07, which also sets forth the need to communicate
the Code of Conduct to all management tiers and employees and which should
be understood as the foundation that guides all manners of conduct and
relations between employees and the Company, among employees, with
consumers, suppliers, shareholders, stakeholders, the government, and the
public at large. Bakrieland also regulates about sanction of violation act and the
mechanism in the Code of Conduct. All management and employees is required
its commitment to read and understand this Code of Conduct as the basis of
behavior in Company environment.
Code of Conduct is expected to be the guidance and direction of employee’s
attitude in achieving the Companys vision and mission, which contains
corporate values and culture.
Among the activities of Code of Conduct socialization are the distribution
of handbook of Code of Conduct, socialization in meetings or seminars,
as well as requiring all managements and employees to sign the Statement
of Compliance to the Code of Conduct once in a year after they re-read the
Code of Conduct. This Statement is an employee’s commitment and will be
kept in their personnel ile. The signing is a form of Company’s commitment
that the Code of Conduct applies to all levels of employees both in the
parent company or business unit, until the employee stop working for the
Company.
200
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Tata Kelola Perusahaan
Corporate Governance
Penanganan Penyimpangan atas Pedoman Perilaku
Penyampaian terhadap penyimpangan atas Pedoman Perilaku dapat dilakukan
melalui mekanisme Sistem Pelaporan Pelanggaran SPP. Penanganan
terhadap tindak penyimpangan Pedoman Perilaku dilakukan melalui
penyelidikan yang didasari fakta-fakta, sedangkan keputusannya dibuat dan
diberikan berdasarkan pertimbangan akibat tindakan, derajat kesengajaan,
dan motif tindakan.
Melalui pertimbangan yang cermat dan obyektif, Komite Sumber Daya
Manusia memutuskan jenis sanksi yang disesuaikan dengan bobot
penyimpangan dan hirarki organisasi pangkat atau jabatan karyawan. Sanksi
kepada karyawan dapat berbentuk teguran lisan, surat peringatan I,
II, III, tidak diberikan kenaikan gaji, pangkat atau bonus, hingga pemutusan
hubungan kerja PHK. Khusus untuk pemutusan hubungan kerja, setelah
mendapatkan persetujuan Direksi, dilanjutkan dengan pengajuan
permohonan izin kepada Departemen Tenaga Kerja sesuai Undang-undang
Ketenagakerjaan Republik Indonesia.
Audit Pengendalian Internal atas Pedoman Perilaku
Pada tahun 2012, divisi Corporate Internal Audit melakukan audit
pengendalian internal atas Pedoman Perilaku di unit usaha City Property
Bakrieland. Pemeriksaan dilakukan untuk meyakini bahwa proses
sosialisasi, implementasi dan internalisasi Pedoman Perilaku telah
disikapi dengan baik dan telah didukung dengan pengendalian internal yang
memadai. Atas pemeriksaan tersebut, rekomendasi telah diberikan sehingga
proses internalisasi Pedoman Perilaku dapat semakin ditingkatkan.
Managing Breaches of the Code of Conduct
Report of any breach of the Code of Conduct can be performed through
the Whistleblower System WBS mechanism. Any breach of the Code
of Conduct is handled through a fact- based and thorough investigation,
and resulting decisions are made and imposed by taking into account the
attendant consequences of such breach, the degree of deliberateness and motive
of misconduct.
Through meticulous and objective deliberations, the Human Resource
Committee will decide on the form of sanction as commensurate with the
gravity of misconduct and organizational hierarchy job rank or position of the
employee in question. Sanctions imposed on an employee may take the
form of a verbal warning; warning letter I, II, III; no salary increase, promotion
or bonus; and employment termination. Speciically for work severance, prior
approval must be obtained from the Board of Directors before soliciting the
permission of the Ministry of Manpower in accordance with the Manpower Law
of the Republic of Indonesia.
Internal Control Audit of the Code of Conduct
In 2012, the Corporate Internal Audit Division conducted an audit of the
Code of Conduct in Bakrieland’s City Property business unit. An assessment
was necessary to ensure that eforts to build awareness, implement and
internalize the Code of Conduct are well received and supported by an adequate
internal control mechanism. From the audit process, recommendations were
made to further strengthen the Code of Conduct’s internalization process.
201
BAKRIELAND • Annual Report 2012
Sistem Pelaporan Pelanggaran
Sebagai upaya meningkatkan kualitas pelaksanaan tata kelola perusahaan
di Bakrieland, maka dipandang perlu adanya sebuah sistem pelaporan
pelanggaran SPP yang memberi fasilitas kepada semua pihak baik
pimpinan, karyawan, maupun pihak luar yang terkait dengan perusahaan untuk
melakukan pelaporan pelanggaran. Pelanggaran yang dimaksud meliputi
penyimpangan atas etika bisnis, etika kerja, kebijakan perusahaan, peraturan
perundangan yang berlaku, anggaran dasar Perusahaan, perjanjian kontrak
Perusahaan dengan pihak luar, rahasia Perusahaan, atau perbuatan lainnya
yang dapat merugikan perusahaan maupun pemangku kepentingan
yang dilakukan oleh karyawan atau pimpinan perusahaan. Pelaporan
ditujukan kepada pimpinan perusahaan atau kelembagaan lain yang dapat
mengambil tindakan atas pelanggaran tersebut. Penerapan SPP di Bakrieland
telah dimulai sejak tahun 2009.
Tujuan SPP 1. Agar tercipta iklim yang kondusif
yang mendorong terjadinya pelaporan terhadap hal-hal yang
dapat menimbulkan kerugian inansial maupun non-inansial bagi
Perusahaan, termasuk yang dapat merusak citra Perusahaan.
2. Memberikan kemudahan kepada manajemen untuk menangani
secara efektif laporan-laporan pelanggaran dan memberikan
perlindungan keamanan pelapor dengan menjaga kerahasiaan
identitas pelapor serta pihak yang membantu menginformasikan hal
tersebut.
3. Membangun suatu kebijakan dan infrastruktur untuk melindungi
pelapor dari balasan pihak-pihak internal maupun eksternal.
Whistleblower System
In order to enhance the quality of corporate governance in Bakrieland,
it was deemed crucial to establish an Whistleblower system WBS that
provides all parties – executives, employees and external parties
related to the Company – with the appropriate avenue to lodge a report
on any misconduct. Ofenses cover any form of breach of business ethics,
work ethics, Company policies, existing laws and regulations, Company Articles
of Association, contract agreements between the company and external
parties, Company conidential information, or other actions committed
by a Company employee or executive that may be detrimental to the
Company or stakeholders. The report must be addressed to a Company
executive or other institution authorized to act upon the reported ofense. In
Bakrieland, WBS has been implemented since 2009.
WBS Objectives 1. To cultivate an conducive
environment for the reporting of any conduct or action that may cause
inancial or non-inancial losses to the Company, including actions that
may tarnish Company reputation.
2. To facilitate management in efectively handling reports on
ofenses and providing protection to whistleblowers by keeping
whistleblowers’ identity conidential and also those of parties involved in
the disclosure.
3. To develop the appropriate policies and infrastructure to protect
whistleblowers against reprisals from internal or external parties.
202
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Tata Kelola Perusahaan
Corporate Governance
4. Mengurangi kerugian Perusahaan melalui deteksi dini.
5. Meningkatkan reputasi Perusahaan.
Sosialisasi SPP Komitmen Direksi Bakrieland untuk
mendukung pelaksanaan SPP ditunjukkan dalam Surat Keputusan
Direksi Bakrieland No.118SKDir- BLDVIII09 tentang Pembentukan
dan Penunjukan Tim Khusus Pelaporan Pelanggaran TKPP. TKPP
beranggotakan Kepala Corporate Internal Audit, Direktorat CHC,
Corporate Legal, dan Sekretaris Perusahaan. TKPP bertindak sebagai
Administrator SPP dan bertugas menangani berbagai keluhan
laporan mengenai penyimpangan dan kecurangan terkait etika bisnis,
Pedoman Perilaku, Peraturan Perusahaan, kepatuhan hukum,
Anggaran Dasar, perjanjiankontrak, kerahasiaan perusahaan, kebijakan
tentang transaksi benturan kepentingan, dan kejadian penting lainnya yang
relevan.
Sosialisasi SPP di tingkat internal disampaikan melalui
newsletter dan presentasi yang diberikan
oleh TKPP kepada para karyawan, sementara di tingkat eksternal melalui
pengumuman. Selain itu, para anggota Direksi dan Dewan Komisaris beserta
seluruh karyawan Perusahaan telah menandatangani surat pernyataan
dukungan terhadap pelaksanaan SPP.
Mekanisme SPP Pelapor menyampaikan laporan
dalam bentuk surat dengan disertai dokumen pendukung yang diperlukan.
Laporan ini ditujukan kepada TKPP dan 4. To minimize Company losses
through early detection. 5. To bolster the Company’s
reputation.
Socialization of WBS It has been the irm commitment
of Bakrieland Board of Directors to support WBS implementation as
demonstrated in the issuance of Bakrieland BOD Directive No.118SK
Dir-BLDVIII09 on the Establishment and Appointment of the Special Team
on Whistleblower Reporting. The special team members consist of Corporate
Internal Audit Division Head, the heads of CHC Directorate, Corporate Legal,
and Corporate Secretary. The special team on whistleblower acts functions
as the WBS Administrator responsible for dealing with complaintsreports
on ofenses and misconduct against business ethics, Code of Conduct,
Company regulations, regulatory compliance, Articles of Association,
agreementcontract, company conidential information, policies on
conlict of interest transactions and other relevant signiicant events.
Socialization on WBS is presence internally through newsletters and
presentations delivered by the special team on whistleblower acts
to all employees, while WBS is also externally communicated through
announcements. In addition, BOD and BOC members, and all employees are
obligated to sign a letter of statement in support of WBS implementation.
Whistleblower Mechanism The informant submits a report in
the form of a letter with supporting documents to the WBS Special Team,
which can be done through one of the
203
BAKRIELAND • Annual Report 2012
disampaikan melalui salah satu diantara cara berikut:
1. Surat ke TKPP di Wisma Bakrie 1, Lantai 6
2. Email: whistleblowingbakrieland. com
3. PO BOX BAKRIELAND JKTM 12700 Jika dokumen telah lengkap, TKPP
melaporkan kepada Dewan Komisaris dan Direksi melalui Komite Audit.
Pada saat yang bersamaan, TKPP juga melakukan investigasi terhadap pihak-
pihak terlapor. Laporan yang tidak terbukti akan dikembalikan kepada
pelapor. Namun apabila terbukti, TKPP akan melaporkan hasil temuannya
tersebut kepada Komite Audit untuk ditindaklanjuti oleh Dewan Komisaris
dan Direksi. Laporan yang berkaitan dengan TKPP disampaikan dalam
bentuk surat dan ditujukan kepada Direktur Utama, sedangkan laporan-
laporan yang berkaitan dengan Direktur Utama ditujukan kepada Komisaris
Utama. approaches below:
1. Letter to WBS Special Team at Wisma Bakrie 1, 6
th
Floor 2. Email: whistleblowingbakrieland.
com 3. PO BOX BAKRIELAND JKTM 12700
The WBS Special Team will report to the Board of Commissioners and Directors
through the Audit Committee when all necessary documents are complete.
The Team also concurrently mounts an investigation surrounding the
alleged ofenceofenders. Reports of allegations that remain unproven shall
be returned to the informant. When a report is veriied, however, the Team
shall inform its indings to the Audit Committee for follow-up by the Board
of Commissioners and Directors. Any report relating to WBS Special Team
on Whistleblower shall be presented in letter format addressed to the President
Director, while reports relating to the President Director shall be addressed to
the President Commissioner.
Laporan dari Pelapor ke TKPP
Report from Informant to
the WBS Special Team
Investigasi oleh TKPP
Investigation by the WBS Special
Team Tidak Lengkap
Not Complete Lengkap
Complete
Informasi bersifat rahasia Strictly Conidential Information
Laporan ke BoD dan BoC melalui Komite Audit bahwa TKPP akan melaksanakan investigasi
Report to the BoD and BoC through the Audit Committee that the WBS Special Team will conduct the investigation
Bukti Evidence
Terbukti Proven
Tindak Lanjut Follow-Up
Laporan hasil investigasi ke
BoD dan BoC melalui Komite
Audit Investigation
Report to the BoD and
BoC through the Audit
Committee
Dikembalikan ke Pelapor
Return to Informant
Tidak Terbukti Not Proven
204
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Perlindungan Terhadap Pelapor Bakrieland menyediakan fasilitas
saluran pelaporan telepon, surat, email yang independen, bebas, dan rahasia
bagi pelapor, agar terlaksana proses pelaporan yang aman. Selain itu, SPP
juga menjaga kerahasiaan identitas pelapor dengan tujuan memberikan
perlindungan kepada pelapor dan anggota keluarga atas tindakan balasan
dari terlapor atau organisasi. Informasi pelaksanaan tindak lanjut laporan akan
disampaikan secara rahasia kepada pelapor yang identitasnya lengkap.
Sementara itu pelapor yang terbukti melakukan pelaporan palsu dan atau
itnah tidak diberikan perlindungan. Pelapor yang memberikan laporan palsu
dapat dikenai sanksi sesuai peraturan perundangan yang berlaku, misalnya
KUHP pasal 310 dan 311 atau peraturan internal perusahaan.
Insentif bagi Pelapor Pelaksanaan SPP menuntut perubahan
dari budaya diam menjadi budaya kejujuran dan keterbukaan. Oleh
karena itu, Bakrieland memberikan insentif berupa penghargaan bagi
pelapor dalam bentuk material, dengan perhitungan sebesar dua per seribu
duapermil dari kerugian Perusahaan yang berhasil dikembalikan.
Implementasi SPP di Tahun 2012 Selama tahun 2012 TKPP tidak
menerima laporan atas penyimpangan apapun di Bakrieland.
Whistleblower Protection To support the implementation of a safe
reporting system, Bakrieland provides independent, free and conidential
reporting channels telephone, letters, and emails for informant. In addition,
the WBS also assures the conidentiality of the informant’s identity and protects
the informant and hisher family members from an act of reprisal against
the alleged ofender or organization. Information on follow-up measures
will be conidentially conveyed to an informant with full knowledge of his or
her identity.
Whistleblowers who have lodged false andor defamatory reports will not be
eligible for protection, but instead are liable to sanction in accordance with
existing laws and regulations, such as Articles 310 and 311 of the Criminal
Code or company internal regulations.
Incentive for Whistleblowers To accelerate the shift from a ‘silent
culture’ to that of an ‘honest and open culture’. Bakrieland shall ofer incentives
to an informant in material form or a certiicate of merit, which shall amount
to two thousandths 21000’s of averted Company losses.
WBS Implementation in 2012 Throughout 2012, the WBS Special Team
did not receive any report on any form of misconduct in Bakrieland.
205
BAKRIELAND • Annual Report 2012
Rencana Tahun 2013 Pada tahun 2012, TKPP bersama Direksi
dan Komite Kebijakan Corporate Governance melakukan pembahasan
implementasi Sistem Pelaporan Pelanggaran di Bakrieland. Atas hasil
pembahasan tersebut, tahun 2013 direncanakan untuk dilakukan review
dan perubahan Sistem Pelaporan Pelanggaran sehingga implementasinya
dapat berjalan lebih efektif.
Sistem Manajemen Mutu
Pada tahun 2012 dilakukan 2 dua kali
audit surveillance terhadap implementasi Sistem Manajemen
Mutu ISO 9001:2008 di Bakrieland. Proses audit dilaksanakan oleh Badan
Sertiikasi SGS Indonesia pada tanggal 11 April dan 29 November 2012. Dari
hasil audit tersebut, Bakrieland berhasil mempertahankan sertiikasi ISO
9001:2008 tanpa adanya temuan yang bersifat minor dan
major. Lima kriteria utama standar ISO
9001:2008 adalah sistem manajemen mutu, tanggung jawab manajemen,
manajemen sumber daya, realisasi produk layanan, dan pengukuran,
analisa perbaikan. Keberhasilan Bakrieland mempertahankan sertiikasi
tersebut menunjukkan komitmen Bakrieland dalam memastikan
Perusahaan menjadi organisasi yang berorientasi memberikan kepuasan
pada pelanggan dengan pelayanan yang bermutu.
Plans for 2013 In 2012, the WBS Special Team
together with the Board of Directors and Corporate Governance Policy
Committee have engaged in discussions on the implementation of the Ofense
Reporting System in Bakrieland. From the discussion it was agreed that in
2013 a review will be conducted and the necessary changes made to the
Whistleblower System in order to ensure that it is implemented more efectively.
Quality Management System
In 2012, 2 two surveillance audits were performed on the implementation
of the Quality Management System ISO 9001:2008 in Bakrieland. The
audit process was carried out by the Indonesia SGS Certiication Board on
11 April and 29 November 2012. Based on audit results, Bakrieland succeeded
in maintaining its ISO 9001:2008 certiication without any minor or major
indings.
The ive main criteria for meeting the ISO 9001:2008 standard refer
to quality management system, management responsibility, resource
management, product and service realization, and measurement, analysis
and improvement. Bakrieland’s ability to maintain its ISO certiication
demonstrates its commitment to ensure that the Company is oriented towards
customer satisfaction by ofering irst- rate services.
206
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Implementasi Sistem Manajemen Mutu | Quality Management System Implementation
No Aktivitas | Activity
Keterangan | Remarks
1 Audit Eksternal
Surveillance Audit oleh SGS Indonesia telah dilaksanakan dan Bakrieland berhasil mempertahankan sertiikasi ISO 9001:2008.
Surveillance Audit by SGS Indonesia has been conducted and Bakrieland successfully maintained the ISO 9001:2008 certiication.
Surveillance Audit adalah proses audit mutu yang dilaksanakan oleh Badan Sertiikasi SGS Indonesia untuk melihat efektivitas dari
implementasi Sistem Manajemen Mutu di Bakrieland. Surveillance Audit is a quality audit conducted by the SGS Certiication
Agency of Indonesia to assess the efectiveness of the Quality Management System implementation within the Company.
2 Audit Mutu Internal AMI
• AMI Periode ke-1 tahun 2012 dilaksanakan pada tanggal 17 - 24 Januari 2012
• AMI Periode ke-2 tahun 2012 dilaksanakan pada tanggal 27 Maret 2012
• AMI Periode ke-3 tahun 2012 dilaksanakan pada tanggal 25 - 28 Juni 2012
• AMI Periode ke-4 tahun 2012 dilaksanakan pada tanggal 26 September 2012
• AMI Periode ke-5 tahun 2012 dilaksanakan pada tanggal 1 Oktober 2012
Internal Quality Audit AMI
• AMI period 1 in 2012 was conducted on 17-24 January 2012 • AMI period 2 in 2012 was conducted on 27 March 2012
• AMI period 3 in 2012 was conducted on 25-28 June 2012 • AMI period 4 in 2012 was conducted on 26 September 2012
• AMI period 5 in 2012 was conducted on 1 October 2012 Audit Mutu Internal dilaksanakan untuk melihat efektivitas dari
implementasi Sistem Manajemen Mutu dan juga merupakan persiapan menghadapi Surveillance Audit. Proses audit dilakukan
dengan cara silang antar divisi dimana auditor berasal dari beberapa divisi. Hal tersebut selain untuk menjaga independensi dari AMI, juga
untuk menambah sudut pandang dari proses audit itu sendiri.
Internal quality audit is conducted to assess the efectiveness on the implementation of the Quality Management System as well as
preparation for Surveillance Audit. The process of audit is conducted through cross-divisions in which the auditor consists of members from
several divisions in order to ensure AMI independency as well as to increase the viewpoint of the audit process itself.
3 Tinjauan Manajemen
Rapat Tinjauan Manajemen telah dilaksanakan pada tanggal 20 Maret dan 25 Juli 2012.
Management Review Management Review meetings were held on 20 March and 25 July
2012. Tinjauan Manajemen merupakan sarana komunikasi internal antara
Direktur dengan manajemen senior untuk membahas permasalahan strategis terkait implementasi ISO 9001:2008.
Management Review is an internal communication facility between top Director and senior management to discuss strategic problems
related with the ISO 9001:2008 implementation.
Company Operating Manual and Documents Control
Company Operating Manual contains the Company operating standards
that guide all Bakrieland employees in carrying out operational activities.
The SOP, which was approved and enforced in 2011, functions as a source
of reference for the implementation of the ISO 9001:2008 Quality Management
System. All Company internal documents
undergo a control process as set out in a documented procedure. The document
control process begins once a document has been approved by the authorized
oicer before its distribution to relevant parties until the destruction of old
documents.
Pedoman Operasional Perusahaan dan Pengendalian Dokumen
Pedoman Operasional Perusahaan POP berisi Standar Operasional
Perusahaan yang menjadi dasar bagi seluruh karyawan Bakrieland dalam
menjalankan aktivitas operasional. POP yang disahkan dan berlaku efektif sejak
tahun 2011, berfungsi sebagai salah satu acuan dalam pelaksanaan Quality
Management System ISO 9001:2008. Seluruh dokumen internal
Perusahaan telah ditetapkan proses pengendaliannya dalam prosedur
yang terdokumentasi. Pengendalian dokumen dilakukan mulai dari
dokumen tersebut disahkan oleh pejabat yang berwenang sampai pada
pendistribusian ke pihak terkait serta proses pemusnahan dokumen lama.
Tata Kelola Perusahaan
Corporate Governance
207
BAKRIELAND • Annual Report 2012
Struktur Tata Kelola Perusahaan
Struktur tata kelola Bakrieland terdiri dari Rapat Umum Pemegang Saham,
Dewan Komisaris, Direksi, komite- komite yang membantu Dewan
Komisaris, serta satuan kerja yang membantu Direksi.
Corporate Governance Structure
Bakrieland’s governance structure encompasses the General Meeting of
Shareholders, Board of Commissioners, Board of Directors, committees
assisting the Board of Commissioners and working units aiding the Board of
Directors.
Satuan Kerja Lainnya Other Work Units
Rapat Umum Pemegang Saham General Meeting of Shareholders
Direksi Board of Directors
Unit Bisnis Business
Unit
Komite-Komite Committees
Dewan Komisaris Board of Commissioners
Komite Pemantau Risiko Risk Monitoring Committee
Komite Audit Audit Committee
Audit Internal Internal Audit
Komite Nominasi Remunerasi Nomination Remuneration Committee
Komite Kebijakan Corporate Governance Corporate Governance Policy Committee
Sekretaris Perusahaan Corporate Secretary
Manajemen Risiko dan Kepatuhan Risk Management and Compliance
Sumber Daya Manusia Human Capital
Tanggungjawab Sosial Perusahaan Corporate Social Responsibility
Rapat Umum Pemegang Saham RUPS
RUPS merupakan organ perusahaan yang memegang kekuasaan dan
wewenang tertinggi. Kewenangan Rapat Umum Pemegang Saham antara lain
mengangkat dan memberhentikan anggota Dewan Komisaris dan Direksi,
mengevaluasi kinerja Dewan Komisaris dan Direksi, menyetujui perubahan
Anggaran Dasar, menyetujui laporan tahunan dan menetapkan bentuk dan
jumlah remunerasi anggota Dewan Komisaris dan Direksi.
General Meeting of Shareholders GMS
The GMS is the company organ vested with the highest level of authority.
The GMS is authorized to appoint and dismiss members of the Board
of Commissioners and Directors, evaluate the performance of the Board
of Commissioners and Directors, approve amendments to the Articles
of Association, approve annual reports and determine the type and amount of
remuneration for members of the Board of Commissioners and Directors.
208
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Selama tahun 2012, Bakrieland menyelenggarakan 1 satu kali RUPS
Tahunan RUPST pada tanggal 7 Juni 2012. Pada penyelenggaraan
RUPST tahun 2012, Bakrieland telah mempublikasikan Surat Pemberitahuan
akan diselenggarakannya RUPST pada tanggal 16 April 2012 dan Surat
Pemberitahuan Perubahan Waktu Pelaksanaan RUPST pada tanggal 27
April 2012 di Harian Bisnis Indonesia dan Investor Daily. Surat Panggilan dan
agenda RUPST dipublikasikan pada tanggal 23 Mei 2012 di harian yang
sama. Pemegang saham yang akan menghadiri RUPST dapat meminta
agenda rapat, surat kuasa dan Laporan Tahunan kepada Sekretaris Perusahaan
Bakrieland sebelum RUPST berlangsung. Pengumuman Hasil Keputusan RUPST
2012 dipublikasikan pada tanggal 8 Juni 2012 di harian Bisnis Indonesia dan
Investor Daily.
Ikhtisar hasil keputusan RUPS Tahunan Bakrieland 2012 adalah sebagai berikut :
In 2012, Bakrieland has held its Annual General Meeting of Shareholders
AGMS on 7 June 2012. During this AGMS, Bakrieland notiied in writing
on the holding of the AGMS on 16 April 2012 and another notiication letter
informing on the rescheduling of the AGMS to 27 April 2012 published in
the Bisnis Indonesia newspaper and Investor Daily. The invitation letter and
AGMS agenda was published on 23 May 2012 in the same newspapers.
Shareholders participating in the AGMS may request the meeting agenda,
power of attorney and annual report from Bakrieland’s Corporate Secretary
prior to the AGMS. Resolutions reached during AGMS 2012 were announced on
8 June 2012 in the Bisnis Indonesia and Investor Daily newspapers.
Highlights on Bakrieland’s Annual GMS resolutions are as follows:
RUPS | GMS Agenda
Hasil Keputusan | Result of the Decision RUPST AGMS
7 June 2012 Agenda Pertama dan Kedua
| First and Second Agenda
1. Persetujuan atas Laporan Pertanggungjawaban Direksi tentang jalannya Perseroan untuk tahun buku yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2011. 2. Persetujuan dan Pengesahan atas Neraca dan Perhitungan
LabaRugi Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011.
1. Approval of BOD Accountability Report on Company operations for iscal year ending 31 December 2011.
2. Approval and validation of Company Balance Sheet and ProitLoss Statement for iscal year ending 31 December
2011. Menyetujui atas laporan pertanggungjawaban Direksi tentang
jalannya Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 tiga puluh satu Desember 2011 dua ribu sebelas
dan Pengesahan atas Neraca serta Perhitungan LabaRugi untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal yang sama dan
memberikan pembebasan tanggung jawab serta pelunasan kepada Direksi atas tindakan pengurusan dan kepada Dewan
Komisaris atas tindakan pengawasan yang mereka lakukan dalam tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 tiga puluh
satu Desember 2011 dua ribu sebelas.
Menyetujui laporan Direksi sehubungan dengan adanya perubahan struktur permodalan tersebut, maka selanjutnya
akan merubah ketentuan Pasal 4 ayat 2 Anggaran Dasar Perseroan.
Approve BOD accountability report on Company operations for iscal year ending 31 thirty one December 2011 two
thousand and eleven and validation of the Balance Sheet and ProitLoss Statement for iscal year ending the same date, and
relieves BOD of responsibilities and settlements related to its management function, and the same for BOC for its oversight
function carried out during the iscal year ending 31 thirty one December 2011 two thousand eleven.
Approve BOD report related to changes in the capital structure, and the resultant amendment to Article 4 Clause 2 of Company
Articles of Association.
Tata Kelola Perusahaan
Corporate Governance
209
BAKRIELAND • Annual Report 2012
RUPS | GMS Agenda
Hasil Keputusan | Result of the Decision Agenda Ketiga
| Third Agenda
Persetujuan penunjukan Kantor Akuntan Publik Independen untuk melakukan audit atas buku Perseroan untuk tahun buku
2012. Appointment of an independent Public Accounting Firm to
perform an audit of Company records for iscal year 2012. Menyetujui pemberian wewenang kepada Dewan Komisaris
Perseroan untuk menunjuk Kantor Akuntan Publik Independen yang akan melakukan audit terhadap buku Perseroan untuk
tahun buku 2012 dan menetapkan honorarium Akuntan Publik tersebut berikut persyaratan-persyaratannya.
Approve the conferring of authority to the Company BOC to appoint an Independent Public Accounting Firm responsible for
auditing Company records for iscal year 2012 and determine the honorarium for the Public Accountant along with the terms
and conditions.
Agenda Keempat | Fourth Agenda
Persetujuan pengangkatan anggota Direksi dan Dewan Komisaris untuk periode 2012 - 2015.
Approval of the appointment of members of the Board of Directors and Board of Commissioners for the 2012 – 2015 term
of oice. 1. Menyetujui pengangkatan Bapak Ambono Janurianto
sebagai Presiden Direktur Perseroan, Bapak Azrul Azwar Ab Latif sebagai Direktur Perseroan dan Bapak Feb Sumandar
sebagai Direktur Perseroan untuk periode 2012-2015 dua ribu dua belas sampai dua ribu lima belas.
2. Menyetujui pengangkatan kembali Bapak Bambang Irawan Hendradi sebagai Presiden Komisaris Perseroan, Bapak
Supartono sebagai Komisaris Perseroan, Bapak Armansyah Yamin sebagai Komisaris Perseroan, Bapak Kanaka
Puradiredja sebagai Komisaris Independen Perseroan, Bapak Lukman Purnomosidi sebagai Komisaris Independen
Perseroan, dan pengangkatan Bapak Amir Abdul Rachman sebagai Komisaris Perseroan periode 2012-2015 dua ribu
dua belas sampai dua ribu lima belas.
Dengan demikian untuk selanjutnya maka susunan Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan untuk periode 2012-2015
dua ribu dua belas sampai dua ribu lima belas adalah sebagai berikut :
DIREKSI
Presiden Direktur : Ambono Janurianto
Direktur : Azrul Azwar Ab Latif
Direktur : Feb Sumandar
DEWAN KOMISARIS
Presiden Komisaris : Bambang Irawan Hendradi
Komisaris : Supartono
Komisaris : Armansyah Yamin
Komisaris : Amir Abdul Rachman
Komisaris Independen : Lukman Purnomosidi Komisaris Independen : Kanaka Puradiredja
1. Approve the appointment of Mr. Ambono Janurianto as Company President Director, and Mr. Azrul Azwar Ab Latif
and Mr. Feb Sumandar as Company Directors for 2012-2015 two thousand twelve to two thousand ifteen.
2. Approve the re-appointment of Mr. Bambang Irawan Hendradi as Company President Commissioner; Mr.
Supartono and Mr. Armansyah Yamin as Company Commissioners; Mr. Kanaka Puradiredja and Mr. Lukman
Purnomosidi as Company Independent Commissioners; and the appointment of Mr. Amir Abdul Rachman as Company
Commissioner for 2012-2015 two thousand twelve to two thousand ifteen.
210
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
RUPS | GMS Agenda
Hasil Keputusan | Result of the Decision
As such, the composition of Company BOD and BOC for the period 2012-2015 two thousand twelve to two thousand
ifteen is as follows :
BOARD OF DIRECTORS
President Director : Ambono Janurianto
Director : Azrul Azwar Ab Latif
Director : Feb Sumandar
BOARD OF COMMISSIONERS
President Commissioner : Bambang Irawan Hendradi
Commissioner : Supartono
Commissioner : Armansyah Yamin
Commissioner : Amir Abdul Rachman
Commissioner Independent : Lukman Purnomosidi Commissioner Independent : Kanaka Puradiredja
Agenda Kelima | Fifth Agenda
Persetujuan Pemberian Wewenang kepada Dewan Komisaris untuk menetapkan remunerasihonorarium Direksi dan Dewan
Komisaris. Approval of the conferring of authority to the Board of
Commissioners to determine the remunerationhonorarium of BOD and BOC members.
Menyetujui memberikan wewenang kepada Dewan Komisaris untuk menetapkan RemunerasiHonorarium Direksi dan
RemunerasiHonorarium Dewan Komisaris, penetapan mana dengan memperhatikan saranrekomendasi dari Komite
Nominasi Remunerasi Perseroan.
Approve the conferring of authority to the Board of Commissioners to determine the remunerationhonorarium of
the Board of Directors and Board of Commissioners, by taking into account proposalsrecommendations from the Company
Nomination and Remuneration Committee.
Dewan Komisaris
Dewan Komisaris bertanggung jawab atas pengawasan Perusahaan. Setiap
anggota Dewan Komisaris wajib menjalankan tugas pengawasan dan
memberikan masukan kepada anggota Direksi dengan itikad yang baik, kehati-
hatian, dan bertanggung jawab.
Persyaratan, Keanggotaan dan Masa Jabatan
Anggota Dewan Komisaris Bakrieland secara keseluruhan telah memenuhi
persyaratan formal dan material yang berlaku. Persyaratan formal bersifat
umum, sesuai peraturan perundang- undangan yang berlaku, sementara
persyaratan material bersifat khusus, disesuaikan dengan kebutuhan dan sifat
bisnis Perusahaan.
Dewan Komisaris Bakrieland terdiri dari 6 enam anggota, yaitu: 1 satu
Presiden Komisaris, 3 tiga Komisaris
Board of Commissioners
The Board of Commissioners is responsible for overseeing the
Company. Every member of the Board of Commissioners has the obligation
to carry out the oversight function and ofer input to BOD members in
good faith, as well as in a cautious and responsible manner.
Criteria, Membership and Tenure Members of Bakrieland’s Board of
Commissioners in general have met all formal and material requirements.
Formal criteria are general in nature in accordance with prevailing laws and
regulations, while material requirements are more speciic tailored to the needs
and characteristics of the Company’s business.
Bakrieland’s Board of Commissioners comprises 6 six members: 1 one
President Commissioner, 3 three
Tata Kelola Perusahaan
Corporate Governance
211
BAKRIELAND • Annual Report 2012
dan 2 dua Komisaris Independen. Anggota Dewan Komisaris diseleksi
oleh Komite Nominasi dan Remunerasi dan diangkat melalui mekanisme RUPS,
dengan periode jabatan masing-masing 3 tiga tahun dan dapat diangkat
kembali sesuai keputusan RUPS. Jabatan anggota Dewan Komisaris akan berakhir
apabila mengundurkan diri, tidak lagi memenuhi persyaratan, meninggal
dunia, atau diberhentikan berdasarkan keputusan RUPS.
Susunan Dewan Komisaris per 31 Desember 2012 adalah sebagai berikut:
1. Bambang Irawan Hendradi Presiden Komisaris
2. Supartono Komisaris 3. Armansyah Yamin Komisaris
4. Amir Abdul Rachman Komisaris 5. Lukman Purnomosidi Komisaris
Independen 6. Kanaka Puradiredja Komisaris
Independen
Periode Jabatan Dewan Komisaris | Board of Commissioners’ Terms of Oice
No Nama | Name
Jabatan | Position Periode Jabatan | Terms of Oice
1 Bambang Irawan Hendradi
Presiden Komisaris | President Commissioner
May 2012 – June 2015 2
Supartono Komisaris
| Commissioner May 2012 – June 2015
3 Armansyah Yamin
Komisaris | Commissioner
May 2012 – June 2015 4
Amir Abdul Rachman Komisaris
| Commissioner May 2012 – June 2015
5 Lukman Purnomosidi
Komisaris Independen | Commissioner Independent
May 2012 – June 2015 6
Kanaka Puradiredja Komisaris Independen
| Commissioner Independent May 2012 – June 2015
Tugas, Tanggung Jawab dan Kewajiban Dewan Komisaris Bakrieland
mempunyai tanggung jawab mengawasi manajemen operasional
yang dilaksanakan oleh Direksi dan memberikan saran serta nasihat kepada
Direksi sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar,
Keputusan RUPS Perusahaan, peraturan serta undang-undang yang berlaku.
Commissioners and 2 two Independent Commissioners. BOC membership
is selected by the Nomination and Remuneration Committee, and
appointed through the GMS mechanism, each serving a three-year term of oice
and eligible for re-appointment based on a GMS decision. The tenure of a BOC
member shall be terminated under the following circumstances: resignation,
no longer meets Company criteria, deceased or dismissed based on GMS
decision.
The Board of Commissioners structure as of 31 December 2012 is as follows:
1 Bambang Irawan Hendradi President Commissioner
2. Supartono Commissioner 3. Armansyah Yamin Commissioner
4 Amir Abdul Rachman Commissioner
5. Lukman Purnomosidi Independent Commissioner
6. Kanaka Puradiredja Independent Commissioner
Duties, Responsibilities and Obligations Bakrieland Board of Commissioners
bears the responsibility of overseeing operational management performed
by the Board of Directors, and ofering advice and recommendations to
the Board of Directors according to provisions set out in the Articles of
Association, Company GMS Resolution, as well as existing laws and regulations.
212
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Dewan Komisaris berperan penting dalam melaksanakan prinsip-prinsip
GCG sesuai fungsi pengawasan yang dilakukan. Melalui laporan Direksi
dan komite-komite, Dewan Komisaris memantau dan mengevaluasi
pelaksanaan seluruh kebijakan strategis Perusahaan, termasuk mengenai
efektivitas penerapan manajemen risiko dan pengendalian internal.
Terkait dengan RUPS, Dewan Komisaris memiliki tugas dan tanggung jawab
antara lain memberikan pendapat dan saran mengenai Rencana
Kerja dan Anggaran Tahunan Perusahaan, melaporkan segera
jika terjadi gejala penurunan kinerja Perusahaan, menganalisa dan
menandatangani Laporan Tahunan, serta mempertanggungjawabkan
pelaksanaan tugasnya kepada RUPS.
Sepanjang tahun 2012, Dewan Komisaris tidak menemukan
pelanggaran hukum dan peraturan di sektor keuangan dan properti yang
dilakukan oleh manajemen Perusahaan.
Rapat Dewan Komisaris Dewan Komisaris sekurang-kurangnya
harus mengadakan 4 empat kali rapat dalam setahun. Rapat dapat
diselenggarakan di tempat kedudukan Perusahaan atau tempat kegiatan
usahanya, atau melalui media telekonferensi, video konferensi atau
media elektronik lain. Rapat dianggap sah dan mengikat apabila lebih dari
12 satu per dua bagian dari jumlah anggotanya hadir dan diwakili dalam
rapat. Selama tahun 2012, Dewan Komisaris menyelenggarakan 5 lima
kali rapat. The Board of Commissioners plays
a pivotal role in implementing the principles of GCG consistent with its
oversight function. Through BOD and Committee reports, the Board
of Commissioners monitors and evaluates the implementation of all
Company strategic policies, including the efectiveness of its risk management
and internal control systems.
Concerning a GMS, the duties and responsibilities of the Board of
Commissioners among others are to ofer its views and advice on Company
Annual Work Plan and Budget, immediately report on any indication
of declining Company performance, analyze and sign the Annual Report, and
be accountable for the discharging of its duties to a GMS.
Throughout 2012, the Board of Commissioners did not come across any
breach of the law and regulations in the inancial and property sector committed
by Company management.
Board of Commissioners Meetings The Board of Commissioners should
meet at least 4 four times in a year. Meetings may be convened at the
Company’s place of domicile or where it conducts its operations or through
teleconference, video conference or other electronic media. Meetings are
declared valid and binding when more than ½ half of its members are in
attendance or represented by a proxy. In 2012, the Board of Commissioners
held 5 ive meetings.
Tata Kelola Perusahaan
Corporate Governance
213
BAKRIELAND • Annual Report 2012
Agenda Rapat dan Kehadiran Dewan Komisaris | Board of Commissioners’ Meeting Agenda and Attendance
No Tanggal | Date
Agenda Kehadiran | Attendance
IHS KP
SP LP
AY AAR
1 24 Januari 2012
24 January 2012 - Pembahasan masa jabatan Dewan Komisaris Direksi yang
berakhir di tahun 2012 - Pembahasan operasional Bakrie Toll Road
- Review on the Board of Commissioners and Directors term of oice ended in 2012
- Review on Bakrie Toll Road operations √
√ x
√ √
-
2 28 Februari 2012
28 February 2012 - Pembahasan program peningkatan produktivitas SDM
- Pembahasan rencana RUPS Tahunan 2012 - Review on HR productivity improvement program
- Review on 2012 AGMS plan √
√ √
√ x
- 3
13 Maret 2012 13 March 2012
- Pembahasan isu-isu dari KAP sehubungan dengan Laporan Keuangan Konsolidasi per 31 Desember 2012 audited
- Pembahasan kandidat Presiden Direktur - Review on issues from KAP regarding consolidated inancial
statements as of 31 December 2012 audited - Review on the President Directors candidate
√ √
√ √
√ -
4 1 Mei 2012
1 May 2012 - Rencana penambahan anggota Dewan Komisaris pada
RUPS Tahunan - Rencana penunjukan Presiden Direktur baru
- Plan on adding members of the Board of Commissioners in AGMS
- Plan on appointment of the new President Director √
√ √
√ √
-
5 10 Oktober 2012
10 October 2012 Pembahasan perkembangan kondisi keuangan Bakrieland
Review on development of Bakrielands inancial position √
√ √
√ √
√ Total Kehadiran |
Total Attendance 5
5 4
5 4
1 Persentase Kehadiran Rapat |
Percentage of Meeting Attendance 100
100 80
100 80
100
Keterangan | Note
: IHS
: Bambang Irawan Hendradi, KP: Kanaka Puradiredja, LP: Lukman Purnomosidi, AY: Armansyah Yamin, SP: Supartono, AAR: Amir Abdul Rachman
Menjabat sebagai Komisaris sejak tanggal 7 Juni 2012 | Served as Commissioner since 7 June 2012
Komite
Dewan Komisaris telah membentuk komite-komite sebagai pendukung
dalam menjalankan tugas dan kewajibannya, serta untuk merumuskan
kebijakan Dewan Komisaris sesuai ruang lingkup tugas komite yang
bersangkutan. Penetapan pembentukan komite-komite dilakukan melalui Surat
Keputusan Dewan Komisaris dan setiap komite diketuai oleh salah seorang
anggota Dewan Komisaris. Dewan Komisaris Bakrieland dibantu oleh
Komite Audit, Komite Pemantau Risiko, Komite Nominasi dan Remunerasi,
serta Komite Kebijakan Corporate Governance.
Committee
The Board of Commissioners has formed committees to support the
implementation of its duties and responsibilities, and to formulate BOC
policies within the scope of work of the respective committee. Committees
are established through a Board of Commissioners Directive and each
committee is headed by a BOC member. Bakrieland Board of Commissioners is
assisted by the Audit Committee, Risk Monitoring Committee, Nomination
and Remuneration Committee, and Corporate Governance Policy
Committee.
214
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Komite Audit Komite audit adalah sekumpulan
orang yang sebagian dipilih dari anggota dewan komisaris yang
bertanggung jawab untuk mengawasi proses pelaporan keuangan dan
pengungkapan. Keanggotaan komite audit berdasarkan
SE Direksi BEJ No. Kep-339BEJ07-2001 tanggal 21 Juli 2001 mengatur bahwa:
-
Komite Audit terdiri dari sekurang- kurangnya 3 tiga orang
- Seorang komisaris independen
menjadi ketua -
Anggota lainnya merupakan pihak eksternal yang independen
- Sekurang-kurangnya satu orang
memiliki kemampuan di bidang akuntansi dan atau keuangan.
Komite Audit Bakrieland dibentuk berdasarkan SK Dewan Komisaris
No. 01SKKom-BLDXII08 tentang Pembentukan dan Pengangkatan
Komite Audit. Sesuai SK tersebut, masa jabatan Komite Audit adalah sejak 23
Desember 2008 sampai dengan 23 Desember 2011. Kemudian Dewan
Komisaris Bakrieland menerbitkan Surat Keputusan No. 001SKKom-BLDI12
tentang Perpanjangan Masa Bakti Komite Audit mulai 23 Desember 2011
sampai dengan selambatnya 30 tiga puluh hari setelah diselenggarakannya
RUPS Tahunan 2012. Sesudah RUPS Tahunan Bakrieland yang
diselenggarakan pada tanggal 7 Juni 2012, Dewan Komisaris menerbitkan
Surat Keputusan No. 07SKKom-BLD VII12 tentang Pembentukan dan
Pengangkatan Komite Audit masa bakti kepengurusan tanggal 7 Juli 2012 – 7 Juli
2013.
Komite Audit mempunyai tugas utama mendorong diterapkannya tata kelola
perusahaan yang baik, terbentuknya struktur pengendalian internal yang
memadai, meningkatkan kualitas keterbukaan dan pelaporan keuangan
Audit Committee The Audit Committee refers to
a group of individuals partly composed of members of the Board
of Commissioners and assists in overseeing the inancial and disclosure
reporting process. Audit Committee membership is
determined based on the Circular Letter of BEJ Board of Directors No. Kep-339
BEJ07-2001 dated 21 July 2001 that stipulates the following:
-
Audit Committee shall consists of no less than 3 three persons
- An independent commissioner shall
be elected as chairperson -
Other members serve as independent external parties
- At least one person is competent
in the ield of accounting andor inance.
Bakrieland Audit Committee is established based on Board of
Commissioners Directive No. 01 SKKom-BLDXII08 concerning the
Establishment and Appointment of the Audit Committee. In keeping with
the Directive, the term of oice for the Audit Committee shall commence
on 23 December 2008 and expire on 23 December 2011. The Bakrieland
Board of Commissioners later issued Directive No. 001SKKom-BLDI12 on
the Extension of Audit Committee Term of Oice from 23 December 2011 to
no later than 30 thirty days following the Annual GMS in 2012. Following
Bakrieland’s Annual GMS held on 7 June 2012, the Board of Commissioners
released Directive No. 07SKKom- BLDVII12 on the Establishment and
Appointment of the Audit Committee for the period 7 July 2012 – 7 July 2013.
The main task of the Audit Committee is to promote good corporate governance,
establish an adequate internal control mechanism, enhance the quality of
transparency and inancial reporting, and review scope of work, accuracy,
Tata Kelola Perusahaan
Corporate Governance
215
BAKRIELAND • Annual Report 2012
serta mengkaji ruang lingkup, ketepatan, kemandirian dan objektivitas auditor
eksternal.
Komite Audit bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris dan
membantu Dewan Komisaris dengan melakukan tugas-tugas berikut:
1. Melakukan penelaahan atas laporan
keuangan yang akan dikeluarkan Perusahaan sebelum dipublikasikan.
2. Melakukan penelaahan atas kecukupan proses pemeriksaan
yang dilakukan oleh Auditor internal maupun eksternal.
3. Bersama dengan Komite Pemantau Risiko, memantau efektivitas
pelaksanaan Sistem Manajemen Risiko Perusahaan.
4. Memantau kepatuhan Perusahaan terhadap peraturan perundang-
undangan termasuk di Pasar Modal dan peraturan perundangan lainnya
yang berhubungan dengan kegiatan Perusahaan.
Komite Audit berwenang untuk mengakses catatan atau informasi
tentang karyawan, dana, aset serta sumber daya Perusahaan lainnya
yang berkaitan dengan pelaksanaan tugasnya. Dalam melaksanakan
wewenangnya, Komite Audit wajib bekerja sama dengan pihak yang
melaksanakan fungsi Internal Audit.
Komite Audit Bakrieland beranggotakan 3 tiga orang, yang terdiri dari 1 satu
orang Ketua merangkap Komisaris Independen dan 2 dua orang anggota
independen. Jumlah ini telah memenuhi ketentuan yang tercantum dalam
Pedoman Dewan. Seluruh anggota Komite Audit telah memenuhi kriteria
independensi, keahlian, pengalaman dan integritas yang dipersyaratkan
dalam berbagai peraturan yang berlaku. Sepanjang tahun 2012, Komite Audit
telah melakukan 9 sembilan kali rapat. independence and objectivity of the
external auditor.
The Audit Committee reports to the Board of Commissioners and assists
BOC in carrying out the following duties: 1. Review Company inancial
statements before they are published.
2. Review the adequacy of the assessment process conducted by
the internal and external auditor. 3. Together with the Risk Monitoring
Committee, keep track of the efectiveness of the Company’s Risk
Management System. 4. Monitor Company compliance
with existing laws and regulations, including in the Capital Market and
other regulatory frameworks related to Company activities.
The Audit Committee is authorized to access Company records or information
on employees, funds, assets and other corporate resources pertaining to the
implementation of its duties. In fulilling its duties, the Audit Committee must
work together with parties responsible for the Internal Audit function.
Bakrieland Audit Committee consists of 3 three members: 1 one Chairman
concurrently serving as an Independent Commissioner and 2 two independent
members. This membership size meets the requirements set forth in the Board
Manual. All Audit Committee members also individually fulill membership
criteria in terms of independence, expertise, experience and integrity as
stipulated in various existing policies. Throughout 2012, the Audit Committee
conducted 9 nine meetings.
216
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Agenda Rapat dan Kehadiran Komite Audit | Audit Committee’s Meeting Agenda and Attendance
No Tanggal | Date
Agenda Kehadiran | Attendance
KP MH
SS
1. 12 Januari 2012
12 January 2012 Pembahasan progres pelaksanaan Audit Laporan Keuangan tahun 2011 dengan pihak
eksternal auditor Review on 2011 Financial Statements Audit progress with the external auditor
√ √
x 2.
6 Maret 2012 6 March 2012
Pembahasan progres pelaksanaan Audit Laporan Keuangan tahun 2011 dengan pihak eksternal auditor dan isu pelaksanaan progres laporan keuangan tahun 2011
Review on 2011 Financial Statements Audit progress and issues with the external √
x √
3. 20 Maret 2012
20 March 2012 Pembahasan penyelesaian isu-isu laporan keuangan Bakrieland tahun 2011
Review on settlement issues regarding Bakrielands 2011 inancial statements √
√ x
4. 25 April 2012
25 April 2012 Pembahasan Laporan Keuangan triwulan I tahun 2012
Review on 1
st
quarter of 2012 Financial Statements √
x √
5. 23 Mei 2012
23 May 2012 Pembahasan hasil
risk assessment proses penyusunan laporan keuangan dan implementasi CSR 2011 serta program CSR 2012
Review on risk assessment of the preparation for inancial statements and the implementation of 2011 CSR and 2012 CSR programs
√ √
√
6. 22 Juni 2012
22 June 2012 Pembahasan kinerja eksternal auditor dalam pelaksanaan audit laporan keuangan
tahun 2011 dan legal isu kajian terhadap anggaran dasar dan kepatuhan terhadap undang-undang.
Review on external auditor performance in implementing 2011 inancial statements audit and legal issues review of article of association and compliance to the laws.
√ √
√
7. 27 Juli 2012
27 July 2012 Pembahasan laporan keuangan triwulan II tahun 2012 dan implementasi internal audit
semester I tahun 2012 Review on 2
nd
quarter of 2012 Financial Statements and internal audit implementation
of 1st semester 2012 √
√ √
8. 25 September 2012
25 September 2012 Finalisasi kebijakan pemilihan Kantor Akuntan Publik KAP dan
self assessment anggota komite dan komisaris.
Finalization of the appointment of Public Accounting Firm and self assessment for members of committees and commissioners
√ √
√
9. 30 Oktober 2012
30 October 2012 Membahas laporan keuangan triwulan III tahun 2012 dan membahas rencana kerja
eksternal auditor dalam penugasan audit laporan keuangan tahun 2012. Discuss on 3
rd
quarter 2012 inancial statements and review on external auditor work plan in 2012 inancial statements assignments
√ √
√ Total Kehadiran
| Total Attendance 9
7 7
Persentase Kehadiran Rapat | Percentage of Meeting Attendance
100 78
78
Keterangan | Note:
KP : Kanaka Puradiredja, MH: Mohammad Hassan, SS: Soenarso Soemodiwirjo
Komite Pemantau Risiko Komite Pemantau Risiko Bakrieland
dibentuk berdasarkan SK Dewan Komisaris No.158SKKom-BLD
IHSX07 tentang Pembentukan dan Pengangkatan Komite Pemantau Risiko.
Susunan Komite Audit per 31 Desember 2012 adalah sebagai berikut:
1. Kanaka Puradiredja Ketua Komisaris Independen
2. Mohammad Hassan Anggota 3. Soenarso Soemodiwirjo Anggota
The Audit Committee structure as of 31 December 2012 is as follows:
1. Kanaka Puradiredja Chairman Independent Commissioner
2. Mohammad Hassan Member 3. Soenarso Soemodiwirjo Member
Risk Monitoring Committee Bakrieland Risk Monitoring Committee
is established based on Board of Commissioners Directive No.158SK
Kom-BLDIHSX07 on the Establishment and Appointment of the Risk Monitoring
Committee.
Tata Kelola Perusahaan
Corporate Governance
217
BAKRIELAND • Annual Report 2012
Tugas dan tanggung jawab Komite Pemantau Risiko sebagai berikut:
1. Memberikan masukan kepada Dewan Komisaris tentang masalah-
masalah pengelolaan risiko. 2. Mengevaluasi sistem pengelolaan
risiko dan pengawasan internal. 3. Menyediakan informasi kepada
Dewan Komisaris masalah-masalah terkait sebagai langkah melakukan
antisipasi risiko.
Susunan Komite Pemantau Risiko per 31 Desember 2012 adalah sebagai berikut:
1. Lukman Purnomosidi Ketua Komisaris Independen
2. Supartono AnggotaKomisaris Komite Pemantau Risiko mengadakan
rapat sesuai kebutuhan Perusahaan dengan dihadiri oleh seluruh
anggotanya. Sepanjang tahun 2012, Komite Pemantau Risiko telah
menyelenggarakan 4 empat kali rapat.
Agenda Rapat dan Kehadiran Komite Pemantau Risiko | Risk Management Committee’s Meeting Agenda Attendance
No Tanggal | Date
Agenda Kehadiran | Attendance
LP SP
1 8 Maret 2012
8 March 2012 Pembahasan rencana
risk assessment di Bakrieland Discussion on the risk assessment plan in Bakrieland
√ √
2 23 Mei 2012
23 May 2012 Pembahasan
risk assessment proses penyusunan laporan keuangan Discussion on the risk assessment process for preparing inancial statements
√ √
3 14 Juni 2012
14 June 2012 Pembahasan
re-assessment proyek unit usaha Discussion on the re-assessment of business units project
√ √
4 26 September 2012
26 September 2012 Pembahasan laporan divisi Corporate Risk Management Compliance
Discussion on the Risk Management Compliance Division report √
√
Total Kehadiran | Total Attendance
4 4
Persentase Kehadiran Rapat | Percentage of Meeting Attendance
100 100
Keterangan | Note
: LP: Lukman Purnomosidi, SP: Supartono
Duties and responsibilities held by the Risk Monitoring Committee are as
follows: 1. Ofer input to the Board of
Commissioners on issues related to risk management.
2. Evaluate the risk management and risk monitoring systems.
3. Deliver information to the Board of Commissioners on relevant issues in
order to anticipate potential risks. The Risk Monitoring Committee
structure as of 31 December 2012 is as follows:
1. Lukman Purnomosidi Chairman
Independent Commissioner 2. Supartono MemberCommissioner
The Risk Monitoring Committee holds its meetings according to Company needs
with attendance by all of its members. In 2012, the Risk Monitoring Committee
held 4 four meetings.
Komite Nominasi dan Remunerasi Pembentukan Komite Nominasi
dan Remunerasi didasari oleh SK Dewan Komisaris No.001SKKom-
BLDX07 tentang Pembentukan dan Pengangkatan Komite Nominasi dan
Remunerasi, dimana pada tahun 2009 dilakukan perubahan susunan
keanggotaan melalui SK Dewan Komisaris No.02ASK-KOMBLD
Nomination and Remuneration Committee
The Nomination and Remuneration Committee was established based
on Board of Commissioners Directive No.001SKKom-BLDX07 concerning
the Establishment and Appointment of the Nomination and Remuneration
Committee, and in 2009 changes were made to its membership composition
218
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
VII2009 tentang Perubahan Susunan Keanggotaan Komite Nominasi dan
Remunerasi. Pembentukan Komite Nominasi dan Remunerasi bertujuan
untuk meningkatkan kualitas manajemen Bakrieland melalui
kebijakan nominasi dan remunerasi.
Tugas dan tanggung jawab Komite Nominasi dan Remunerasi adalah
sebagai berikut: 1. Menyusun kriteria seleksi dan
prosedur nominasi anggota Dewan Komisaris, Direksi dan para
eksekutif, sampai dengan satu tingkat di bawah Direksi.
2. Membuat sistem penilaian dan memberikan rekomendasi tentang
jumlah anggota Dewan Komisaris dan Direksi.
3. Terlibat dalam proses perekrutan wawancara dan memberikan
rekomendasi atas calon anggota Dewan Komisaris, Direksi dan
para Eksekutif sampai dengan satu tingkat di bawah Direksi agar
tercipta penempatan orang yang tepat pada posisi yang tepat the
right man on the right place.
4. Memberikan rekomendasi tentang kebijakan besaran gaji, tunjangan
dan fasilitas yang kompetitif dan mengacu pada perkembangan
pasar, untuk anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi.
5. Mengawasi proses pelaksanaan nominasi dan remunerasi agar tidak
menyimpang dari prosedur yang telah ditetapkan.
6. Mengadakan pertemuan rutin para anggota Komite minimal 6
enam bulan sekali atau 2 dua kali dalam setahun, masing-masing
pertemuan dihadiri oleh minimal 2 dua anggota Komite, dan membuat
berita acara pertemuan. through Board of Commissioners
Directive No.02ASK-KOMBLDVII2009 on Changes to the Membership
Structure of the Nomination and Remuneration Committee. The
Nomination and Remuneration Committee seeks to enhance the quality
of Bakrieland management through efective nomination and remuneration
policies.
Duties and responsibilities held by the Nomination and Remuneration
Committee are as follows: 1. Set the selection criteria and
nomination procedure for members of the Board of Commissioners,
Board of Directors and executives until one level below the Board of
Directors.
2. Develop the assessment mechanism and ofer recommendations on the
appropriate number of BOC and BOD members.
3. Involved in the recruitment process interview and ofer
recommendations on prospective members of the Board of
Commissioners, Board of Directors and executive until one level below
the Board of Directors in order to ensure the right man in the right
place.
4. Ofer recommendations on policies related to the appropriate amount
of competitive salary, allowance and facilities by taking into account
market development, for members of the Board of Commissioners and
the Board of Directors.
5. Monitor the nomination and remuneration process to avoid any
departure from the predetermined procedure.
6. Convene regular meetings among Committee members at least every
6 six months or biannually whereby each meeting must be attended
by no less than 2 two Committee members, and prepare the meeting
agenda.
Tata Kelola Perusahaan
Corporate Governance
219
BAKRIELAND • Annual Report 2012
Agenda Rapat dan Kehadiran Komite Nominasi dan Remunerasi Nomination and Remuneration Committee’s Meeting Agenda and Attendance
No Tanggal | Date
Agenda Kehadiran | Attendance
LP IHS
SP
1 24 Januari 2012
24 January 2012 Pembahasan Masa Jabatan Dewan Komisaris dan Direksi yang berakhir di tahun
2012. Discussion on the term of oice of BOD and BOC that expires in 2012
√ √
x 2
28 Februari 2012 28 February 2012
Pembahasan rencana Rapat Umum Pemegang Saham RUPS Tahunan 2012 yang terkait suksesi Manajemen.
Discussion on the planning of the Annual General Meeting of Shareholders GMS 2012 in relation to succession plan of Management.
√ √
√
3 13 Maret 2012
13 March 2012 Pembahasan kandidat Direksi.
Discussion on Board of Directors’ candidates. √
√ √
4 1 Mei 2012
1 May 2012 Pembahasan rencana penunjukan Direksi baru dan penambahan anggota Dewan
Komisaris pada Rapat Umum Pemegang Saham RUPS Tahunan 2012. Discussion on the planning of appointment of the Board of Directors and addition
of member of Board of Commissioners BOC on the Annual General Meeting of Shareholders GMS 2012.
√ √
√
Total Kehadiran | Total Attendance
4 4
3
Persentase Kehadiran Rapat | Percentage of Meeting Attendance
100 100
75
Keterangan | Note
: LP: Lukman Purnomosidi, IHS: Bambang Irawan Hendradi, SP: Supartono
Per 31 Desember 2012, Komite Nominasi dan Remunerasi terdiri dari 3
tiga orang, sebagai berikut: 1. Lukman Purnomosidi Ketua
Komisaris Independen 2. Bambang Irawan Hendradi
Anggota Presiden Komisaris 3. Supartono AnggotaKomisaris
Rapat Komite selama ini dilaksanakan sesuai kebutuhan Perusahaan dan
dihadiri oleh seluruh anggota. Rapat Komite Nominasi dan Remunerasi telah
dilaksanakan 4 empat kali di tahun 2012.
As of 31 December 2012, the Nomination and Remuneration
Committee consisted of 3 three persons:
1. Lukman Purnomosidi Chairman
Independent Commissioner 2. Bambang Irawan Hendradi
Member President Commissioner 3. Supartono MemberCommissioner
Committee meetings are held according to Company needs and attended by all
of its members. The Nomination and Remuneration Committee convened 4
four meetings in 2012.
Komite Kebijakan Corporate Governance
Komite Kebijakan Corporate Governance dibentuk pada tanggal
13 Oktober 2009 berdasarkan SK Dewan Komisaris No.07ASK-KOM
BLDX2009 tentang Pembentukan dan Pengangkatan Komite Kebijakan
Corporate Governance dan mulai efektif menjalankan tugas pada awal
tahun 2010. Komite ini dibentuk untuk dapat meningkatkan dan
Corporate Governance Policy Committee
The Corporate Governance Policy Committee was established on 13
October 2009 based on Board of Commissioners Directive No.07A
SK-KOMBLDX2009 concerning the Establishment and Appointment of
the Corporate Governance Policy Committee and whose term of oice
began efective in early 2010. The Committee is established to enhance
220
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
menyempurnakan praktik GCG terkait dengan tugas dan fungsi pengawasan
Dewan Komisaris.
Tugas dan kewajiban Komite Kebijakan Corporate Governance adalah
memberikan pendapat dan dukungan kepada Dewan Komisaris dalam
memenuhi tanggung jawab untuk: 1. Menelaah dan mengkaji ulang
Anggaran Dasar. 2. Memastikan penerapan prinsip-
prinsip GCG. 3. Memastikan penerapan prinsip-
prinsip etika. 4. Melakukan evaluasi atas struktur
dan keanggotaan setiap komite di bawah Dewan Komisaris, khususnya
jika terjadi perubahan dalam kebutuhan Perusahaan.
5. Memantau kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan.
6. Mengkaji kebijakan serta menilai konsistensi penerapan tanggung
jawab sosial perusahaan. Selama tahun 2012, Komite
Kebijakan Corporate Governance menyelenggarakan 5 lima kali rapat.
Anggota Komite Kebijakan Corporate Governance terdiri dari anggota
Dewan Komisaris, apabila dibutuhkan dapat menunjuk pelaku profesi di luar
Perusahaan. Susunan Komite Kebijakan Governance per tanggal 31 Desember
2012 adalah sebagai berikut: 1. Kanaka Puradiredja Ketua
Komisaris Independen 2. Bambang Irawan Hendradi
Anggota Presiden Komisaris 3. Supartono AnggotaKomisaris
and improve GCG practices related to the oversight duties and function of the
Board of Commissioners.
Duties and responsibilities held by the Corporate Governance Policy
Committee are to ofer views and support to the Board of Commissioners
in fulilling the following responsibilities: 1. Review and re-assess the Articles of
Association. 2. Ensure the implementation of GCG
principles. 3. Ensure the adoption of ethical
values. 4. Evaluate the structure and
membership of each committee under the Board of Commissioners,
particularly in the event of changes in Company needs.
5. Monitor compliance with existing laws and regulations.
6. Review policies and assess the consistency in fulilling corporate
social responsibilities. In 2012, the Corporate Governance
Policy Committee held 5 ive meetings.
Corporate Governance Policy Committee membership consists of BOC
members, and if required an external professional may be appointed. The
structure of the Corporate Governance Policy Committee as of 31 December
2012 is as follows: 1. Kanaka Puradiredja Chairman
Independent Commissioner 2. Bambang Irawan Hendradi
MemberPresident Commissioner 3. Supartono MemberCommissioner
Tata Kelola Perusahaan
Corporate Governance
221
BAKRIELAND • Annual Report 2012
Agenda Rapat dan Kehadiran Komite Kebijakan Corporate Governance Corporate Governance Policy Committee’s Meeting Agenda and Attendance
No Tanggal | Date
Agenda Kehadiran | Attendance
KP IHS
SP
1 22 Maret 2012
22 March 2012 Pembahasan hasil laporan
assessment GCG 2011 Discussion on GCG assessment report for 2011
√ √
x 2
23 Mei 2012 23 May 2012
Pembahasan progres CSR 2011 dan Program CSR 2012 Discussion on progress in CSR agenda for 2011 and 2012
√ √
√ 3
22 Juni 2012 22 June 2012
1. Kajian terhadap Anggaran Dasar dan Kepatuhan terhadap Undang-Undang 2. Isu Legal dan Corporate Secretary
1. Review of Articles of Association and compliance with the law 2. Legal and Corporate Secretary issues
√ √
√
4 5 September 2102
5 September 2012 1. Laporan penerapan prinsip-prinsip etika
2. Pembahasan mengenai penerapan GCG 1. Report on the adoption of ethical values
2. Discussion on GCG implementation √
√ √
5 8 Oktober 2012
8 October 2012 Presentasi Corporate Governance di Bakrieland
Presentation on Corporate Governance in Bakrieland √
√ √
Total Kehadiran | Total Attendance
5 5
4
Persentase Kehadiran Rapat | Percentage of Meeting Attendance
100 100
80
Keterangan | Note
: KP:Kanaka Puradiredja, IHS: Bambang Irawan Hendradi, SP: Supartono
Independensi Komite Bakrieland menyadari bahwa
independensi sangat penting bagi komite dalam menjalankan tugas dan
tanggung jawabnya, serta berpengaruh terhadap hasil kerja komite itu sendiri.
Untuk menjamin berlangsungnya independensi dalam komite, maka
setiap komite yang ada di Bakrieland diketuai oleh seorang Komisaris
Independen.
Direksi Persyaratan, Keanggotaan dan Masa
Jabatan Seluruh anggota Direksi Bakrieland
telah memenuhi persyaratan formal dan material yang berlaku. Persyaratan
formal bersifat umum, sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku,
sedangkan persyaratan material bersifat khusus, yang disesuaikan dengan
kebutuhan dan sifat bisnis Perusahaan.
Direksi Bakrieland terdiri dari 3 tiga orang, yaitu 1 satu Presiden Direktur
dan 2 dua Direktur. Seluruh anggota Direksi berdomisili di Indonesia. Direksi
Independence of Committee Bakrieland understands independence
as a crucial element for committees to be able to efectively carry out
their duties and responsibilities, and inluences the work outcomes of
the respective committee. To ensure that committees maintain their
independence, each committee in Bakrieland is chaired by an Independent
Commissioner.
Board of Directors Criteria, Membership and Tenure
All Bakrieland Board of Directors members have met both formal and
material requirements applicable to the Company. Formal requirements
are general in nature in accordance with existing laws and regulations,
while material requirements are more speciic and tailored to the needs
and characteristics of the Company’s business.
The Bakrieland Board of Directors comprises 3 three members: 1
one President Director and 2 two Directors. All members are domiciled in
222
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Periode Jabatan Direksi | Board of Directors’ Terms of Oice
No Nama | Name
Jabatan | Position Periode Jabatan | Terms of Oice
1 Ambono Janurianto
Presiden Direktur | President Director
May 2012 – June 2015 2
Feb Sumandar Direktur
| Director May 2012 – June 2015
3 Azrul Azwar Ab Latif
Direktur | Director
May 2012 – June 2015
Tanggung Jawab dan Bidang Tugas Direksi bertanggung jawab atas
pengurusan Perusahaan dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab. Setiap
anggota Direksi bertanggung jawab penuh baik secara pribadi maupun
bersama atas kerugian Perusahaan apabila yang bersangkutan terbukti
bersalah atau lalai.
Direksi bertanggung jawab atas pengelolaan Perusahaan melalui
pengelolaan risiko dan pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik
pada seluruh jenjang organisasi. Tanggung jawab Direksi juga mencakup
penerapan struktur pengendalian internal, pelaksanaan fungsi audit
internal, dan pengambilan tindakan berdasarkan temuan-temuan Corporate
Duties and Responsibilities The Board of Directors is in charge of
managing Company afairs in good faith and with full responsibility. Each
member shall be held accountable, either personally or collectively, for
Company losses if a member in question has been proven to be wrongful or
negligent.
The Board of Directors is responsible for managing the Company by
ensuring proper risk management and good corporate governance
at all organizational ranks. Other responsibilities include implementation
of an internal control structure and internal audit function, and undertaking
the required measures based on outcomes from the Corporate Internal
Tata Kelola Perusahaan
Corporate Governance
diseleksi oleh Komite Nominasi dan Remunerasi dan diangkat oleh RUPS,
dengan periode jabatan masing-masing anggota selama 3 tiga tahun dan dapat
diangkat kembali sesuai keputusan RUPS. Jabatan anggota Direksi berakhir
apabila mengundurkan diri, tidak lagi memenuhi persyaratan, meninggal
dunia, diberhentikan oleh Dewan Komisaris atau berdasarkan keputusan
RUPS.
Susunan Direksi Bakrieland per 31 Desember 2012 adalah sebagai berikut:
1. Ambono Janurianto Presiden Direktur
2. Azrul Azwar Ab Latif Direktur 3. Feb Sumandar Direktur
Indonesia. Board of Directors members are selected by the Nomination
and Remuneration Committee and appointed by GMS, and each member
shall serve for 3 three years and may be re-appointed based on GMS
decision. Membership in the Board of Directors shall be terminated under the
following circumstances: resignation, no longer meets the requirements,
deceased and dismissed by the Board of Commissioners or based on GMS
decision.
The composition of the Bakrieland Board of Directors as of 31 December
2012 is as follows: 1 Ambono Janurianto President
Director 2. Azrul Azwar Ab Latif Director
3. Feb Sumandar Director
223
BAKRIELAND • Annual Report 2012
Internal Audit sesuai dengan arahan Dewan Komisaris. Direksi wajib
menyusun strategi bisnis, termasuk rencana kerja dan anggaran serta
pelaksanaan praktik akuntansi dan pembukuan sesuai ketentuan
perusahaan publik. Selain itu, Direksi juga wajib mempertanggungjawabkan
pelaksanaan tugasnya kepada pemegang saham melalui RUPS.
Dalam hal RUPS tidak menetapkan pembidangan tugas Direksi, maka
pembagian tugas Direksi ditetapkan berdasarkan keputusan
Direksi, sebagai berikut : 1. Ambono Janurianto President
Director bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan
operasional. 2. Feb Sumandar Finance Director
bertanggung jawab atas bidang keuangan.
3. Azrul Azwar Ab Latif Strategy Corporate Services Director
bertanggung jawab atas bidang strategy corporate services.
Direksi dapat menggunakan saran profesional atas biaya Perusahaan
apabila benar-benar dibutuhkan dan dengan memperhatikan batas-batas
eisiensi dan efektivitas, serta tidak terdapat benturan kepentingan. Tanpa
mengurangi tanggung jawabnya, Direksi dapat memberi kuasa tertulis
kepada seorang atau lebih kuasa untuk dan atas nama Perusahaan
melakukan perbuatan hukum tertentu sebagaimana yang diuraikan dalam
surat kuasa.
Rapat Direksi Rapat Direksi dapat diselenggarakan
setiap waktu apabila diperlukan, dengan lokasi di tempat kedudukan atau
tempat kegiatan Perusahaan, maupun melalui media telekonferensi, video
konferensi atau media konferensi lain. Rapat Direksi dianggap sah dan berhak
Audit as instructed by the Board of Commissioners. The Board of Directors
must develop the business strategy, including the work plan and budget
as well as the implementation of accounting and book-keeping practices
in compliance with requirements for public companies. In addition, the Board
of Directors is also accountable to shareholders through GMS in relation
to the implementation of its duties and functions.
If the scope of work for the Board of Directors has not been delineated by
GMS, it shall be determined by the Board of Directors which covers the
following: 1. Ambono Janurianto President
Director responsible for all operational activities.
2. Feb Sumandar Finance Director responsible for inances.
3. Azrul Azwar Ab Latif Strategy Corporate Services Director
responsible for strategy corporate services.
The Board of Directors may solicit professional advice on Company
inances if of absolute necessity and should take into account the action’s
eiciency and efectiveness, and should not have any conlict of interest. Without
prejudice to its responsibilities, the Board of Directors may give written
authority to one or more proxies for and on behalf of the Company to do certain
legal acts as described in the letter of authority.
Board of Directors Meetings A Board of Directors meeting can
be convened whenever deemed necessary and may take place either
at the Company’s place of domicile or where the Company conducts its
operation, through teleconference, video conference or other conferencing
224
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Agenda Rapat dan Kehadiran Direksi | Board of Directors’ Meeting Agenda and Attendance
No Tanggal | Date
Agenda Kehadiran | Attendance
HST AAP
FS AJ
AL
1 19 Januari 2012
19 January 2012 Pembahasan operasional Bakrie Toll Road
Discussion on Bakrie toll road operations √
√ √
- -
2 8 Februari 2012
8 February 2012 Pembahasan Laporan Keuangan Konsolidasian per 31 Desember 2011
unaudited Discussion on the Consolidation Financial Report as of 31 December 2011
unaudited √
√ √
- -
3 7 Maret 2012
7 March 2012 Pembahasan isu-isu dari eksternal auditor sehubungan dengan Laporan
Keuangan Konsolidasi per 31 Desember 2012 audited
Discussion on issues broached by Public Accounting Firm related to the Consolidated Financial Report as of 31 December 2012 audited
√ √
√ -
- 4
16 April 2012 16 April 2012
Pembahasan Laporan Keuangan Triwulan I 2012 Discussion on inancial statements for Q1 of 2012
√ √
√ -
- 5
2 Mei 2012 2 May 2012
Pembahasan Agenda RUPS Tahunan Discussion on the Annual GMS agenda
√ √
√ -
- 6
19 Juni 2012 19 June 2012
- Transforming Bakrieland into a High Performance Company
- Isu keuangan Bakrieland - Transforming Bakrieland into a High Performance Company
- Bakrieland Financial Issues -
- √
√ √
7 13 Juli 2012
13 July 2012 - Update on Bakrieland project
- Update on human capital progress - Update on Bakrieland project
- Update on human capital progress -
- √
√ √
8 27-28 Juli 2012
27-28 July 2012 - Pembahasan 2Q12
inancial performance -
Update atas program Management Trainee -
Realignment Dewan Komisaris pada unit usaha - Discussion on 2Q12 inancial performance
- Update on Management Trainee program - Realignment of BOC at operatingSBU Level
- -
√ √
√
9 3 Agustus 2012
3 August 2012 Persiapan wawancara Annual Report Award 2011
Preparation for Annual Report Award 2011 interview -
- √
√ √
10 8 Agustus 2012
8 August 2012 -
Update on Bakrieland Project - Pembahasan struktur organisasi Bakrieland
- Update on Bakrieland Project - Discussion on Bakrieland organizational structure
- -
√ √
√ 11
3 September 2012 3 September 2012
Pembahasan isu keuangan Bakrieland Discussion on Bakrieland inancial issues
- -
√ √
√ 12
7 September 2012 7 September 2012
Pembahasan Bakrie Toll Road | Discussion on Bakrie Toll Road
- -
√ √
√ 13
8 Oktober 2012 8 October 2012
- Pembahasan perkembangan kondisi keuangan Bakrieland -
Update on strategy development timetable format - Discussion on progress in Bakrieland’s inancial condition
- Update on strategy development timetable format -
- √
√ √
14 2 November 2012
2 November 2012 Evaluasi laporan keuangan triwulan III 2012
Evaluation of Q3 2012 inancial report -
- √
√ √
Tata Kelola Perusahaan
Corporate Governance
mengambil keputusan yang mengikat apabila lebih dari 12 satu per dua
bagian dari jumlah anggota Direksi hadir atau diwakili dalam rapat. Sepanjang
tahun 2012, Direksi menyelenggarakan 16 enam belas kali rapat.
media. A Board of Directors meeting is declared valid and eligible to issue
binding decisions when more than ½ half of the number of BOD members
are in attendance during the meeting or are represented by a proxy. In 2012,
the Board of Directors held 16 sixteen meetings.
225
BAKRIELAND • Annual Report 2012
Komite dan Satuan Kerja Direksi Untuk membantu Direksi dalam
menjalankan fungsi dan tugasnya, dibentuk 2 dua satuan kerja dan 1
satu komite, yaitu: 1. Satuan Kerja Audit Internal, untuk
memantau dan memastikan aktivitas pengendalian internal
berjalan dengan baik. 2. Satuan Kerja Manajemen Risiko,
untuk memastikan bahwa kerangka kerja pengelolaan risiko telah
memberikan perlindungan yang memadai terhadap seluruh risiko
Perusahaan.
3. KomitePanitia Tender, untuk memberikan penilaian objektif atas
calon rekanan dalam proses tender pengadaan barang danatau jasa.
Rapat Gabungan Di samping rapat Dewan Komisaris
dan rapat Direksi, anggota Dewan Komisaris dan Direksi juga mengadakan
rapat gabungan sebanyak 5 lima kali sepanjang tahun 2012.
Board of Directors Committees and Working Units
To assist the Board of Directors in carrying out its duties and functions,
2 two working units and 1 one committee have been established:
1. Internal Audit Working Unit, to
monitor and ensure the smooth implementation of internal controls.
2. Risk Management Working Unit, to ensure that the risk management
framework provides adequate protection against all Company risks.
3. Tender Committee, to deliver an objective assessment of prospective
business partners in the tendering process for goods andor service
procurement.
Joint Meetings In addition to the meetings of either the
Board of Commissioners or Board of Directors, joint meetings between BOC
and BOD members were also held 5 ive times throughout 2012.
Agenda Rapat dan Kehadiran Direksi | Board of Directors’ Meeting Agenda and Attendance
No Tanggal | Date
Agenda Kehadiran | Attendance
HST AAP
FS AJ
AL
15 12 November 2012
12 November 2012 Business Plan 2013 |
Business Plan 2013 -
- √
√ √
16 4 Desember 2012
4 December 2012 Pembahasan lanjutan atas
Business Plan 2013 Follow-up discussion on Business Plan 2013
- -
√ √
√
Total Kehadiran | Total Attendance
5 5
16 11
11
Persentase Kehadiran Rapat | Percentage of Meeting Attendance
100 100
100 100
100
Keterangan : HST
: Hiramsyah S. Thaib, AAP: Achmad Amri Aswono Putro, FS: Feb Sumandar, AJ: Ambono Janurianto, AL: Azrul Azwar Ab Latif
Mengundurkan diri sebagai Direktur pada tanggal 7 Juni 2012 | Resigned as Director on 7 June 2012
Menjabat sebagai Direktur sejak tanggal 7 Juni 2012 | Serves as Director since 7 June 2012
226
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Tata Kelola Perusahaan
Corporate Governance
Agenda Rapat Gabungan dan Kehadiran | Joint Meeting Agenda and Attendance
No Tanggal
Date Agenda
Kehadiran Direksi Attendance of Directors
Kehadiran Dewan Komisaris Attendance of Commissioners
HST AAP
FS AL
-AJ IHS
KP SP
LP AY
AAR
1 8 Maret 2012
8 March 2012 Pembahasan isu-isu dari Kantor
Akuntan Publik sehubungan dengan Laporan Keuangan
Konsolidasi per 31 Desember 2011 audited
Discussion on issues raised by Public Accounting Firm in
relation to the Consolidated Financial Report as of 31
December 2011 audited √
√ √
- -
√ √
√ √
√ -
2 26 Juni 2012
26 June 2012 -
Transforming Bakrieland into a High Performance Company
- Isu keuangan Bakrieland - Transforming Bakrieland into a
High Performance Company - Bakrieland Financial Issues
- -
√ √
√ √
√ √
√ √
√
3 31 Juli 2012
31 July 2012 - Kinerja keuangan 2Q12
- Update on transformation
project progress -
Realignment Dewan Komisaris pada unit usaha
- 2Q2 2012 - Update on transformation
project progress - Realignment of BOC at
operatingSBU Level -
- √
√ √
x √
√ √
√ √
4 9 Oktober 2012
9 October 2012 Pembahasan perkembangan
kondisi keuangan Bakrieland Discussion on developments in
Bakrieland’s inancial condition -
- √
√ √
√ √
√ √
√ √
5 18 Desember 2012
18 December 2012 - Business plan and strategy
timetable 2013 - Key challenges
- Pembahasan laporan keuangan per Desember 2012
- Business plan and strategy timetable 2013
- Key challenges - Discussion of inancial
statements as of December 2012
- -
√ √
√ x
√ √
√ √
x
Total Kehadiran Total Attendance
1 1
5 4
4 3
5 5
5 5
3
Persentase Kehadiran Rapat Percentage of Meeting
Attendance 100
100 100
100 100
60 100
100 100
100 80
Keterangan | Note
: HST
: Hiramsyah S. Thaib, AAP: Achmad Amri Aswono Putro, FS: Feb Sumandar, AJ: Ambono Janurianto, AL: Azrul Azwar Ab Latif, IHS: Bambang Irawan Hendradi, KP: Kanaka Puradiredja, LP: Lukman Purnomosidi, AY: Armansyah Yamin, SP: Supartono, AAR: Amir Abdul Rachman
Mengundurkan diri sebagai Direktur pada tanggal 7 Juni 2012 | Resigned as Director on 7 June 2012
Menjabat sebagai DirekturKomisaris sejak tanggal 7 Juni 2012 | Serves as DirectorCommissioner from 7 June 2012
227
BAKRIELAND • Annual Report 2012
Mekanisme Dan Evaluasi Kinerja
Kinerja Dewan Komisaris dan Direksi dievaluasi oleh Pemegang Saham
dalam RUPST berdasarkan pelaksanaan tugas dan kewajibannya sebagaimana
tercantum dalam Anggaran Dasar Perusahaan maupun amanat Pemegang
Saham. Akan halnya Komite di bawah Dewan Komisaris, kinerjanya ditentukan
berdasarkan pencapaian tugas dan tanggung jawab yang ditetapkan Dewan
Komisaris, yang akan memberikan penilaian satu tahun sekali sebelum
RUPST diadakan.
Penilaian keberhasilan Dewan Komisaris, Direksi, dan Komite dilakukan
dengan menggunakan Key Performance
Indicator KPI yang disusun bersama- sama dalam suatu rapat Dewan
Komisaris yang terdiri dari Dewan Komisaris, Direksi, Komite Nominasi
dan Remunerasi, dan diputuskan oleh Dewan Komisaris. Aspek KPI dapat
meliputi, tetapi tidak terbatas pada perspektif keuangan, pelanggan, proses
internal, pengembangan sumber daya manusia, dan kepemimpinan.
Penetapan KPI harus memenuhi kriteria Speciic, Measurable, Accurate, Reliable,
Timeline SMART.
Penetapan KPI adalah berdasarkan fokus atau sasaran kerja yang harus
dicapai dalam periode tertentu sesuai rencana dan target kerja yang telah
ditetapkan dalam Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan. Oleh karena itu, KPI
menjadi bahan evaluasi keberhasilan kinerja Dewan Komisaris, Direksi dan
Komite di akhir periode anggaran untuk mencapai tujuan perusahaan. KPI
akan dikaji ulang secara berkala untuk menyesuaikan dengan perkembangan
yang ada. Prosedur dan penetapan penyusunan KPI diatur lebih lanjut
dalam Surat Keputusan Dewan Komisaris.
Performance Mechanism and Evaluation
The work performance of the Board of Commissioners and Board of
Directors undergoes an evaluation by Shareholders at the AGMS based
on the discharging of their duties and responsibilities as laid down in the
Company Articles of Association and mandate entrusted by Shareholders.
Performance evaluation of committees under the Board of Commissioners
on the other hand highlights on the fulillment of their duties and
responsibilities as set out by the Board of Commissioners, who will conduct an
annual assessment prior to the AGMS.
Assessment of the accomplishments attained by the Board of
Commissioners, Board of Directors and Committees applies Key Performance
Indicators KPI identiied jointly during a BOC meeting comprising of the Board
of Commissioners, Board of Directors and Nomination and Remuneration
Committee, with the inal decision made by the Board of Commissioners.
KPI may consists of, but not limited to, perspective related to inance,
customers, internal process, human capital development and leadership.
KPI must meet the SMART Speciic, Measurable, Accurate, Reliable, Timeline
criteria.
KPI must be identiied according to the work focus and expected goals
for a given period consistent with the predetermined work plan and targets
as spelled out in the Annual Work Plan and Budget. KPI therefore feeds into the
performance evaluation of the Board of Commissioners, Board of Directors and
Committees at the end of the budget period for the purpose of realizing
Company goals. KPI shall be re-assessed periodically in step with current
developments. The procedure involved in identifying KPI is arranged further by
the Board of Commissioners Directive.
228
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Hasil evaluasi terhadap kinerja Dewan Komisaris, Direksi, dan Komite secara
keseluruhan dan kinerja perorangan setiap anggota merupakan bagian tak
terpisahkan dalam skema kompensasi dan pemberian insentif. Hasil evaluasi
kinerja perorangan merupakan salah satu dasar pertimbangan
untuk memberhentikan danatau menunjuk kembali anggota, serta
berfungsi sebagai sarana penilaian dan peningkatan efektivitas. Tata
cara evaluasi kinerja Direksi, Dewan Komisaris, dan komite di bawah Dewan
Komisaris diatur dalam Surat Keputusan Dewan Komisaris No.198Kom-BLDSK
XII09.
Kebijakan Remunerasi
Dewan Komisaris dan Direksi menerima imbalan jasa dalam bentuk
gaji, tunjangan, dan fasilitas. Sesuai Anggaran Dasar Bakrieland, remunerasi
Dewan Komisaris dan Direksi ditetapkan melalui RUPS. Besaran remunerasi
ditetapkan dengan memperhatikan besaran pendapatan tahun-tahun
sebelumnya, beban tugas dan tanggung jawab, serta disesuaikan dengan tingkat
remunerasi eksekutif pada industri sejenis. Bakrieland telah memiliki Surat
Keputusan Dewan Komisaris No. 006 KOM-BLDSKXII2011 yang mengatur
mengenai prosedur remunerasi bagi Direksi dan Dewan Komisaris.
Surat Keputusan ini merupakan penyempurnaan dari Surat Keputusan
Dewan Komisaris No. 197Kom-BLDSK XII09.
Evaluation outcomes on the overall performance of the Board of
Commissioners, Board of Directors and Committees, and the individual
performance of each member make up an inseparable part of the
compensation and incentive scheme. Results of individual performance
appraisal are one of the considerations in the dismissal andor re-appointment
of members, and functions as an assessment tool and for enhancing
efectiveness. The performance evaluation procedure for the Board
of Directors, Board of Commissioners and Committees under the Board of
Commissioners is determined by Board of Commissioners Directive No.198
Kom-BLDSKXII09.
Remuneration Policy
The Board of Commissioners and Board of Directors receive compensation
for services rendered, in the form of salary, allowance and facilities. Based
on Bakrieland’s Articles of Association, remuneration for the Board of
Commissioners and Board of Directors shall be determined through GMS.
The amount of remuneration shall correspond with the amount of income
in previous years, workload in terms of duties and responsibilities, and adjusted
according to the executive remuneration rate for the same industry. Bakrieland
has its Board of Commissioners Directive No. 006KOM-BLDSKXII2011
to regulate on the remuneration procedure for the Board of Directors
and Board of Commissioners. This Directive is an improvement to Board of
Commissioners Directive No. 197Kom- BLDSKXII09.
Tata Kelola Perusahaan
Corporate Governance
229
BAKRIELAND • Annual Report 2012
Tabel Remunerasi Karyawan Perorangan tahun 2011 dan 2012 Employee Individual Remuneration for 2011 and 2012
2011 2012
Tertinggi | Highest Terendah | Lowest
Tertinggi | Highest Terendah | Lowest
Gaji RpTahun 780,000,000
14,400,000 780,000,000
18,600,000 Salary RpYear
Tunjangan RpTahun 378,700,000
10,200,000 378,700,000
10,900,000 Allowance RpYear
Total Rp 1,158,700,000
24,600,000 1,158,700,000
29,500,000 Total Rp
Remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi tahun 2011 dan 2012 Remuneration of the Boards of Commissioners and Directors for 2011 and 2012
2011 2012
Dewan Komisaris Board of
Commissioners Direksi
Board of Directors Dewan Komisaris
Board of Commissioners
Direksi Board of Directors
Gaji RpTahun 2,300,000,000
3,502,354,839 6,045,000,000
4,097,166,667 Salary RpYear
Tunjangan RpTahun 255,000,000
1,687,049,575 465,000,000
1,802,818,064 Allowance RpYear
Total Rp 2,555,000,000
5,215,424,414 6,510,000,000
5,899,984,731 Total Rp
Pelatihan Direksi
Pada tahun 2012, para Direktur mengikuti sebanyak 3 tiga kali
pelatihan. Berikut adalah rincian pelatihan-pelatihan tersebut.
Board of Directors Training
In 2012, members of the Board of Directors have participated in the
following 3 three training courses:
Pelatihan Direksi 2012 | The Board of Directors’ Training in 2012
Nama Name
Pelatihan Training
Penyelenggara Organizer
Tanggal Date
Tempat Location
Keterangan Description
Hiramsyah S. Thaib Strategic IQ Creating
Smart Corporation Harvard Business School
10 – 15 June 2012 Boston, USA
Peserta Participant
Achmad Amri Aswono P. Bakrie Executive
Development Program, Batch 2
Bakrie Learning Center Asian Institute of
Management 16-21 April 2012
Bogor Peserta
Participant Azrul Azwar Ab Latif
Certiied Property Analyst
Panangian School of Property
Sejak 18 Desember 2012 selama tiga bulan
Since 18 December 2012 for three months
Jakarta Peserta
Participant
230
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Kebijakan Benturan Kepentingan
Benturan kepentingan merupakan situasi dimana terdapat konlik antara
kepentingan ekonomis Perusahaan dengan kepentingan ekonomis
pribadi pemegang saham, anggota Dewan Komisaris dan Direksi. Untuk
mengatur hal ini, maka pada tanggal 8 Juni 2009 diterbitkan SK Direksi dan
Dewan Komisaris Bakrieland No. 079 DIR-KOMSKVI09 tentang Benturan
Kepentingan. Kebijakan Benturan Kepentingan memuat panduan
bagi anggota Dewan Komisaris dan Direksi agar dalam menjalankan tugas
dan kewajibannya mendahulukan kepentingan ekonomis Perusahaan dan
tidak menyalahgunakan jabatan untuk kepentingan atau keuntungan pribadi,
keluarga dan pihak-pihak lain. Selain itu, kebijakan ini juga mengatur pemberian
dan penerimaan hadiah dan donasi, kegiatan sampingan, dan kerahasiaan
informasi.
Setiap anggota Dewan Komisaris dan Direksi setiap tahunnya
menandatangani Surat Pernyataan Benturan Kepentingan. Surat tersebut
berisi pernyataan, termasuk namun tidak terbatas pada :
1. Tidak menerima atau memberikan
suatu hal dalam bentuk apapun kepada pihak lain yang dapat
mempengaruhi independensi. 2. Tidak ikut serta dalam proses
pengambilan keputusan yang mengandung unsur benturan
kepentingan oleh pemegang saham independen Perusahaan.
3. Mendahulukan kepentingan ekonomis Perusahaan di atas
kepentingan ekonomis pribadi, keluarga, dan pihak lainnya.
Jika di kemudian hari mengalami situasi dimana terdapat benturan kepentingan,
maka anggota Dewan Komisaris dan Direksi akan menarik diri untuk tidak
terlibat dalam proses pengambilan keputusan.
Conlict of Interest Policy
Conlict of interest refers to a situation where there is conlict between
Company economic interest and the personal economic interest of
shareholders, and members of the Board of Commissioners and Board
of Directors. In dealing with this issue, the Bakrieland BOD and BOC Directive
No. 079DIR-KOMSKVI09 on Conlict of Interest was issued on 8 June 2009.
The Conlict of Interest Policy contains guiding principles for members of the
Board of Commissioners and Board of Directors in prioritizing Company
economic interest when carrying out their duties and responsibilities, and
to refrain from abusing their position for personal interest or gain, of that of
their family members and other parties. Furthermore, this policy also speciies
on the ofering and acceptance of gifts and donations, as well as on sideline
work and conidential information.
Every member of the Board of Commissioners and Board of Directors
on a yearly basis shall sign a Conlict of Interest Statement Letter. This letter
contains a statement on, including but not limited to the following:
1. Shall not accept from or ofer to
another party anything in any form that may inluence independence.
2. Shall not participate in any decision- making process in conlict of
interest with Company independent shareholders.
3. Give precedence to Company economic interest above personal
economic gain and that of family members and other parties.
In the event of a conlict of interest, the BOD or BOC member must withdraw
from any involvement in the decision- making process.
Tata Kelola Perusahaan
Corporate Governance
231
BAKRIELAND • Annual Report 2012
Pada awal tahun 2013, seluruh anggota Dewan Komisaris dan Direksi Bakrieland
telah menandatangani Surat Pernyataan Benturan Kepentingan untuk masa
jabatan tahun 2012.
Kebijakan Pemilihan Kantor Akuntan Publik
Bakrieland telah memiliki Kebijakan Pemilihan Kantor Akuntan Publik KAP
untuk Penugasan Audit Tahunan sejak tahun 2011 yang selanjutnya menjadi
pedoman pokok dalam melakukan pemilihan KAP yang melakukan audit
atas laporan keuangan tahunan untuk menjamin transparansi, akuntabilitas,
dan independensi atas proses tersebut. Kebijakan ini mengatur siapa saja pihak
yang terkait dalam proses pemilihan, aspek penilaian beserta persyaratan dan
kriterianya. In early 2013, all members of Bakrieland
Board of Commissioners and Board of Directors have signed the Conlict
of Interest Statement Letter for their respective term of oice in 2012.
Public Accounting Firm Selection Policy
Bakrieland has formulated its own Public Accounting Firm PAF Selection Policy
for carrying out its annual audit since 2011 which serves as basic guidance
for electing a Public Accounting Firm to perform the annual inancial audit
in order to guarantee transparency, accountability and independence of the
process. This policy stipulates on those who should be involved in the selection
process, assessment considerations, criteria and requirements.
Memberikan wewenang kepada BOC untuk menunjuk KAP dan menetapkan remunerasinya To give authority to the BOC for appointing Public Accounting Firm and its remuneration
RUPS GMS
Menetapkan proses pemilihan apakah penunjukan langsung atau tender To determine the selection process by direct appointment or tender
Membuka penawaran jasa audit tahunan To open an ofering of annual audit services
Melakukan seleksi dan penilaian atas kandidat KAP
To perform selection and assessment on the Public
Accounting Firm candidates Melakukan seleksi dan
penilaian atas kandidat KAP To perform selection and
assessment on the Public Accounting Firm candidates
Dewan Komisaris Board of Commissioners
Direktur Director
Komite: Seleksi KAP + Direktur +
Komite Audit Committee:
PAF Selection + Director + Audit
Committee Direktur +
Komite Audit Director + Audit
Committee
Atau Or
Merekomendasikan kepada BOC atas kandidat KAP beserta besaran remunerasinya
To recommend the BOC on the Public Accounting Firm candidates and its remuneration
Komite Audit Audit Committee
Menetapkan KAP terpilih untuk melakukan audit tahunan To appoint the Public Accounting Firm to perform annual audit
Dewan Komisaris Board of Commissioners
Bagan Proses pemilihan Kantor Akuntan Publik untuk Penugasan Audit Tahunan Chart of Selection Process of Public Accounting Firm for Annual Audit Assignment
232
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Kebijakan ini disusun sesuai dengan Peraturan Bapepam-LK dan Menteri
Keuangan RI yang mengatur mengenai independensi akuntan yang
memberikan jasa audit di pasar modal, laporan keuangan yang disampaikan
kepada Bapepam-LK wajib diaudit oleh akuntan yang terdaftar di Bapepam-LK,
serta jasa Akuntan Publik.
Pada tahun 2012 dilakukan penyempurnaan atas kebijakan ini
untuk lebih meningkatkan objektivitas proses pemilihan KAP.
Auditor Eksternal
Dalam memastikan integritas penyajian laporan keuangan kepada pemegang
saham, Bakrieland menggunakan jasa Auditor Eksternal. Untuk tahun buku
yang berakhir 31 Desember 2011, Bakrieland mendapatkan opini wajar,
dalam semua hal yang material. Untuk tahun buku yang berakhir 31
Desember 2012, Auditor Eksternal yang ditunjuk oleh Dewan Komisaris sesuai
kewenangan yang diberikan oleh RUPS untuk mengaudit Laporan keuangan
konsolidasian Bakrieland yaitu Crowe Horwarth KAP Kosasih, Nurdiyaman,
Tjahjo, dan Rekan dengan auditor Kristiyanto Wahyu, SH, SE, Ak, MSi, CPA.
Total biaya yang dikeluarkan untuk audit Bakrieland dan anak perusahaan
sebesar Rp2.528.250.000. Opini yang dikeluarkan oleh Auditor Eksternal
untuk tahun buku yang berakhir 31 Desember 2012 dapat dilihat pada
bagian Laporan Keuangan dalam laporan ini. Selain tugas audit Laporan
Keuangan, Akuntan Publik ini tidak melakukan tugas-tugas audit lain dalam
Perusahaan. This policy is drawn up in compliance
with regulations issued by Bapepam–LK and the Indonesian Ministry of Finance
concerning the independence of accountants that ofer audit services to
the capital market, Company obligation to submit inancial statements to
Bapepam-LK audited by an accountant registered with Bapepam-LK, as well as
on Public Accountant services.
In 2012, improvements were made to the policy in order to enhance objectivity
in the PAF selection process.
External Auditor
To ensure integrity in the presentation of inancial statements to shareholders,
Bakrieland has retained the services of an External Auditor. For the iscal year
ending 31 December 2011, Bakrieland presented fairly opinion, in all material
respects.
The External Auditor appointed for the iscal year ending 31 December 2012 by
the Board of Commissioners consistent with the authority conferred by GMS to
audit Bakrieland Consolidated Financial Statements was Crowe Horwarth PAF
Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo, and Associates with auditor Kristiyanto
Wahyu, SH, SE, Ak, MSi, CPA. Total costs incurred for the audit
of Bakrieland and its subsidiaries amounted to Rp2,528,250,000. The
opinion issued by the External Auditor for iscal year ending 31 December 2012
is presented in the section on Financial Statement in this report. The Public
Accountant does not perform any other audit function in the Company except
for the audit of inancial statements.
Tata Kelola Perusahaan
Corporate Governance
233
BAKRIELAND • Annual Report 2012
Kebijakan Pengadaan Barang danatau Jasa
Bakrieland memiliki Kebijakan Pengadaan Barang danatau Jasa untuk
menciptakan suatu sistem pengadaan yang handal dimana barang danatau
jasa diadakan sesuai dengan kebutuhan operasional, proses yang berlaku,
dilaksanakan tepat waktu, terkendali dan dengan biaya yang wajar. Kebijakan
ini berlaku efektif sejak tahun 2011.
Tujuan penyusunan kebijakan ini adalah agar menjadi panduan bagi karyawan
Perusahaan dalam melaksanakan dan mengelola kegiatan pengadaan di
Perusahaan dapat dilakukan dengan efektif dan eisien sesuai peraturan
yang berlaku dan mengacu pada prinsip GCG. Kebijakan ini antara lain
mengatur prinsip umum pengadaan, kategori barang danatau jasa, metode
pengadaan, pengaturan penerbitan kontrak perjanjian.
Di dalam kebijakan ini setiap calon rekanan diharuskan melampirkan
dokumen Pakta Integritas Eksternal, yang antara lain berisi:
• Pernyataan untuk menghindari
praktik benturan kepentingan. • Pernyataan untuk melaporkan
apabila mengetahui adanya indikasi benturan kepentingan.
• Pernyataan larangan pemberian hadiah atau hiburan lainnya
kepada karyawan Perusahaan yang berhubungan dengan pengadaan
proyek pekerjaan.
• Pernyataan untuk mengikuti proses pelelangan yang mengacu kepada
prinsip keadilan fair competition. • Pernyataan untuk memberikan
informasi yang akurat dan benar kepada pihak Bakrieland.
• Pernyataan untuk tidak memberikan atau memberitahukan
menyebarkan membocorkan informasi yang bersifat rahasia
mengenai Bakrieland.
Goods andor Service Procurement Policy
Bakrieland has introduced its own Goods andor Service Procurement
Policy to establish a reliable procurement mechanism in which
goods andor services are acquired in accordance with operational needs and
existing processes in a timely fashion with the appropriate controls in place
and reasonable costs. This policy enters into force in 2011.
The policy is established to guide Company employees in implementing
and managing procurement-related activities for the Company in an efective
and eicient manner in compliance with existing rules and regulations, and
adhering to the principles of GCG. This policy among others lays down the basic
procurement guidelines, categorization of goods andor services, procurement
method, and issuance of contracts agreements.
In this policy, every prospective business associate must attach the External
Integrity Pact that among others contains:
• Statement to avoid conlict of
interest. • Statement to report on any
indication of conlict of interest. • Statement to refrain from ofering
gifts or other forms of entertainment to Company employees associated
with the awarding of projectwork. • Statement to undergo the tendering
process in conformity with the principle of fair competition.
• Statement to deliver accurate and truthful information to Bakrieland.
• Statement to refrain from releasing or providing disseminating
disclosing classiied information concerning Bakrieland.
234
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
• Pernyataan untuk melakukan komunikasi yang berkesinambungan
dengan pihak Bakrieland. • Pernyataan untuk melakukan
pengadaan secara jujur, transparan, dan profesional.
Kebijakan Sirkulasi Review Transaksi
dan Dokumen
Kebijakan Sirkulasi Review Transaksi dan Dokumen dimiliki Bakrieland
dengan pertimbangan ruang lingkup usaha Perusahaan yang semakin
luas dan semakin kompleksnya transaksi yang dilakukan. Kebijakan
ini menjadi panduan bagi seluruh karyawan sehingga terjadi penertiban
administrasi sirkulasi proses
review transaksi dan dokumen. Kebijakan ini
menjadi salah satu alat dalam proses Transaction Based Risk Management
yang dijalankan Perusahaan untuk menilai kecukupan pengendalian atas
risiko yang mungkin timbul. Sirkulasi transaksi dan dokumen yang diatur
dalam kebijakan ini antara lain proposal proyek, aksi korporasi, perjanjian
kontrak, surat penawaran, materi presentasi, materi RUPS, penayangan
iklan korporasi, laporan keuangan, laporan kepada regulator dan lain-lain.
Kebijakan Manajemen Dokumen
Terkait dengan semakin banyaknya dokumen yang dikelola di Bakrieland,
maka pada tahun 2012 disusunlah Kebijakan Manajemen Dokumen melalui
SK Direksi No. 006DIR-PerseroanSK VIII2012. Kebijakan ini disusun dengan
tujuan: 1. Agar seluruh dokumen di Bakrieland
terpelihara dengan baik dan teratur selama masa penyimpanannya.
2. Melakukan identiikasi tempat penyimpanan sedemikian rupa
sehingga mudah diambil dan dicari bila diperlukan.
3. Meminimalisir risiko kehilangan atas dokumen Bakrieland.
• Statement to communicate regularly with Bakrieland.
• Statement to engage in honest, transparent and professional
procurement transactions.
Transaction and Document Review Circulation Policy
The Transaction and Document Review Circulation Policy issued by Bakrieland
takes into account the broadening scope of Company business and increasingly
complex transactions. This policy serves as guidance for all Company employees
to ensure that the administration of the circulation process for transaction and
document reviews proceed in an orderly fashion. It functions as a vital instrument
in the Transaction Based Risk Management system that the Company
has established to assess the adequacy of risk controls. The transaction and
document circulation process arranged in this policy includes project proposal,
corporate action, agreementcontract, ofer letter, presentation material, GMS
material, corporate advertisement screening, inancial statements and
reports to the regulator.
Document Management Policy
In dealing with the increasing number of documents managed at Bakrieland,
in 2012 the Document Management Policy was introduced through Board
of Directors Directive No. 006DIR- PerseroanSKVIII2012. This policy is
drawn up with the following objectives: 1. To ensure that all documents in
Bakrieland are well maintained and well organized throughout the
duration of their storage. 2. To identify the appropriate storage
places that allow easy retrieval when required.
3. To minimize the risk of losing or misplacing Bakrieland documents.
Tata Kelola Perusahaan
Corporate Governance
235
BAKRIELAND • Annual Report 2012
Kebijakan Email Bakrieland
Bakrieland memiliki Kebijakan Email untuk mengatur mengenai penggunaan
seluruh email di lingkungan Bakrieland dengan domain www.bakrieland.com
dalam hal pengiriman dan penerimaan email, serta keamanan penggunaan dan
pengawasan email. Kebijakan ini berlaku efektif sejak tahun 2011.
Tujuan penerbitan kebijakan ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk memastikan penggunaan yang tepat dari sistem email
Bakrieland. 2. Membuat karyawan Bakrieland
menyadari komponen-komponen yang dapat diterima dan tidak
dapat diterima pada sistem email Bakrieland.
Di dalam kebijakan ini, diantaranya diatur mengenai ketentuan penggunaan
email untuk kepentingan perusahaan dan pribadi, pembuatan dan
penghapusan akun email, informasi rahasia, risiko hukum, serta sistem
pengawasan email.
Kebijakan Pengelolaan dan Backup Data
Dalam era informasi saat ini, data sebagai sumber daya informasi adalah
merupakan aset perusahaan yang vital. Bakrieland sebagai perusahaan
yang memahami peran data tersebut dan juga memahami kebutuhan
pengelolaan data memandang bahwa pengelolaan dan perlindungan
terhadap data sangat penting dalam mengantisipasi risiko kehilangan data.
Untuk lebih memastikan pengelolaan data yang baik dan mengoptimalkan
manfaat sistem backup data yang telah diimplementasikan di Bakrieland,
disusunlah Kebijakan Pengelolaan dan Backup Data yang disahkan melalui SK
Direksi No. 024DIR-PerseroanSKD XII2012.
Bakrieland Email Policy
Bakrieland has introduced an Email Policy to arrange all matters related to
the email procedure within Bakrieland under the domain ‘www.bakrieland.
com’ speciically with regard to email correspondence, as well as email
security and monitoring.
This policy, entered into efect since 2011, serves the following objectives:
1. To ensure the appropriate use of Bakrieland’s email system.
2. To familiarize Bakrieland employees on acceptable and unacceptable
actions within the company-wide email system.
This policy, among others, regulate email usage for corporate and personal
interests, creation and deletion of email accounts, classiied information, legal
risks and email monitoring mechanisms.
Data Management and Backup Policy
In today’s information age, data as an information resource is a vital corporate
asset. Fully cognizant of the role of corporate data and the importance of
proper data management, Bakrieland considers data management and
protection as crucial for anticipating the risk of data loss. To further
guarantee efective data management and optimize its existing data backup
system, Bakrieland has issued the Data Management and Backup Policy
approved through Board of Directors Directive No. 024DIR-PerseroanSKD
XII2012.
236
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Transparansi dan Pengungkapan Pernyataan Rangkap Jabatan
Setiap anggota Direksi wajib menandatangani Surat Pernyataan
Rangkap Jabatan guna memenuhi prinsip independensi dan transparansi
dalam GCG. Surat tersebut berisi pernyataan bahwa untuk masa
satu jabatan pada satu tahun tidak menjabat sebagai Direktur, Komisaris
di perusahaan lain di luar Perusahaan dan anak perusahaanailiasinya.
Seluruh anggota Direksi Bakrieland telah menandatangani surat pernyataan
untuk masa jabatan tahun 2012.
Kepemilikan Saham Dewan Komisaris dan Direksi
Dewan Komisaris dan Direksi setiap awal tahun membuat Surat Pernyataan
Kepemilikan Saham dan dimuat dalam Laporan Tahunan Perusahaan. Surat
pernyataan tersebut menyatakan jumlah lembar saham yang dimiliki
anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi beserta keluarga istri dan anak.
Seluruh Dewan Komisaris dan Direksi beserta keluarga per 31 Desember 2012
tidak memiliki saham pada Bakrieland dan perusahaan lain.
Laporan Publikasi Pembayaran Pajak 2012
Bakrieland dan unit usahanya telah terdaftar sebagai wajib pajak di Kantor
Pelayanan Pajak sesuai dengan domisili masing-masing. Kewajiban perpajakan
yang dilakukan selama tahun 2012 berhubungan dengan kegiatan usaha
yang dilakukan dengan perincian sebagai berikut:
1. Pajak Penghasilan Pasal 2126 2. Pajak Penghasilan Pasal 2326
3. Pajak Penghasilan Pasal 4 2 4. Pajak Penghasilan Pasal 2529
5. Pajak Pertambahan Nilai
Transparency and Disclosure Statement of Multiple Occupation
Every member of the Board of Directors has the obligation to sign the Statement
Letter on Concurrent Positions in adherence to the GCG principles of
independence and transparency. This Statement Letter asserts that the
signatory shall not serve as a Director or Commissioner in another business
entity other than the Company and its subsidiariesailiates during the
signatory’s term of oice. All Bakrieland BOD members signed the statement
letter for their respective tenures in 2012.
Board of Commissioners and Board of Directors Share Ownership
At the start of each year, the Board of Commissioners and Board of Directors
issue a Statement Letter on Share Ownership published in the Company
Annual Report. This Statement Letter details the amount of shares
owned by members of the Board of Commissioners and Board of Directors,
including their family members wife and children.
No member of the Board of Commissioners and Board of Directors,
and their family members as of 31 December 2012 owns shares in
Bakrieland or other companies.
Tax Payment Report 2012 Bakrieland and its business units are
registered as taxpayers with the Tax Oice according to their respective
place of domicile. Tax obligations fulilled throughout 2012 are related to
Company business activities which cover the following:
1. Incomes Tax Article 2126 2. Income Tax Article 2326
3. Income Tax Article 4 2 4. Income Tax Article 2529
5. Value-Added Tax
Tata Kelola Perusahaan
Corporate Governance
237
BAKRIELAND • Annual Report 2012
6. Pajak Penjualan atas Barang Mewah 7. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
8. Pajak Bumi dan Bangunan
Implementasi PSAK Berbasis IFRS Sejak diterbitkan Standar Akuntansi
Keuangan di Indonesia SAK yang mencakup Pernyataan dan Interpretasi
PSAK ISAK sebagaimana terakhir ditetapkan dalam SAK per 1 Juni
2012 oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan DSAK Ikatan Akuntan
Indonesia, Bakrieland telah melakukan penerapan terhadap laporan posisi
keuangan konsolidasian dan entitas anak terkait.
Adapun beberapa standar akuntansi keuangan yang telah efektif dan
diterapkan adalah sebagai berikut:
1. Standar yang telah efektif berlaku di tahun 2010, seperti:
• PSAK No. 26 Revisi 2008: Biaya Pinjaman
• PSAK No. 50 Revisi 2006: Instrumen Keuangan: Penyajian
dan Pengungkapan • PSAK No. 55 Revisi 2006:
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
2. Standar lainnya yang efektif berlaku di tahun 2011, seperti:
• PSAK No. 1 Revisi 2009: Penyajian Laporan Keuangan
• PSAK No. 2 Revisi 2009: Laporan Arus Kas
• PSAK No. 4 Revisi 2009: Laporan Keuangan Konsolidasian dan
Laporan Keuangan Tersendiri • PSAK No. 5 Revisi 2009: Segmen
Operasi • PSAK No. 7 Revisi 2010:
Pengungkapan Pihak-Pihak Berelasi
• PSAK No. 8 Revisi 2010: Peristiwa Setelah Periode
Laporan • PSAK No. 12 Revisi 2009:
Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama
6. Sales Tax for Luxury Goods 7. Local Tax and Fees
8. Land and Building Tax
IFRS-Based PSAK Implementation Since the issuance of Indonesian
Financial Accounting Standards SAK that encompasses Statements and
Interpretations PSAK ISAK most recently outlined in FAK as of 1 June
2012 by the Financial Accounting Standards Board or DSAK of the
Indonesian Institute of Accountants, Bakrieland has applied these standards
on the consolidated inancial statements of the parent company and relevant
subsidiaries.
Several inancial accounting standards that have been efectively applied are as
follows:
1. Standards that became efective in 2010, include:
• PSAK No. 26 Revised 2008: Borrowing Costs
• PSAK No. 50 Revised 2006: Financial Instruments:
Presentation and Disclosure • PSAK No. 55 Revised 2006:
Financial Instruments: Recognition and Measurement
2. Other standards that became efective in 2011, include:
• PSAK No. 1 Revised 2009 : Presentation of Financial
Statements • PSAK No. 2 Revised 2009 :
Statement of Cash Flows • PSAK No. 4 Revised 2009 :
Consolidated and Separate Financial Statements
• PSAK No. 5 Revised 2009 : Operating Segments
• PSAK No. 7 Revised 2010 : Related Parties Disclosures
• PSAK No. 8 Revised 2010 : Event After the Reporting Period
• PSAK No. 12 Revised 2009: Interest in Joint Ventures
238
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
• PSAK No. 15 Revisi 2009: Investasi pada Entitas Asosiasi
• PSAK No. 22 Revisi 2010: Kombinasi Bisnis
• PSAK No. 25 Revisi 2009: Kebijakan Akuntansi, Perubahan
Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan
• PSAK No. 48 Revisi 2009: Penurunan Nilai Aset
• PSAK No. 57 Revisi 2009: Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset
Kontijensi Standar lainnya yang efektif berlaku
di tahun 2012, seperti: • PSAK No. 10 Revisi 2010:
Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing
• PSAK No. 13 Revisi 2011: Properti Investasi
• PSAK No. 16 Revisi 2011 Aset Tetap
• PSAK No. 18 Revisi 2010: Akuntansi dan Pelaporan
Program Manfaat Purnakarya • PSAK No. 24 Revisi 2010:
Imbalan Kerja • PSAK No. 26 Revisi 2011: Biaya
Pinjaman • PSAK No. 30 Revisi 2011: Sewa
• PSAK No. 34 Revisi 2010: Akuntansi Kontrak Konstruksi
• PSAK No. 46 Revisi 2010: Pajak Penghasilan
• PSAK No. 50 Revisi 2010: Instrumen Keuangan: Penyajian
• PSAK No. 53 Revisi 2010: Pembayaran Berbasis Saham
• PSAK No. 55 2011: Instrumen Keuangan: Pengakuan dan
Pengukuran • PSAK No. 56 Revisi 2011: Laba
per Saham • PSAK No. 60 Revisi 2010:
Instrumen Keuangan: Pengungkapan
• ISAK No. 13: Lindung Nilai Investasi Neto Dalam Kegiatan
Usaha Luar Negeri • PSAK No. 15 Revised 2009:
Investments in Associates • PSAK No. 22 Revised 2010:
Business Combinations • PSAK No. 25 Revised 2009:
Accounting Policy, Changes in Accounting Estimate and Errors
• PSAK No. 48 Revised 2009: Impairment of Assets
• PSAK No. 57 Revised 2009: Provision, Contingent Liabilities
and Contingent Assets
Other standards that became efective in 2012, include:
• PSAK No. 10 Revised 2010 : The Efects of Changes in Foreign
Exchange Rates • PSAK No. 13 Revised 2011 :
Investment Property • PSAK No. 16 Revised 2011 :
Property, Plant, and Equipment • PSAK No. 18 Revised 2010 :
Accounting and Reporting of Retirement Beneit Plan
• PSAK No. 24 Revised 2010 : Employee Beneits
• PSAK No. 26 Revised 2011 : Borrowing Costs
• PSAK No. 30 Revised 2011 : Lease
• PSAK No. 34 Revised 2010 : Accounting for Construction
Contracts • PSAK No. 46 Revised 2010 :
Income Taxes • PSAK No. 50 Revised 2010
: Financial Instruments: Presentation
• PSAK No. 53 Revised 2010 : Share-Based Payment
• PSAK No. 55 2011: Financial Instruments: Recognition and
Measurement • PSAK No. 56 Revised 2011 :
Earnings per Share • PSAK No. 60 Revised 2010
: Financial Instruments: Disclosures
Tata Kelola Perusahaan
Corporate Governance
239
BAKRIELAND • Annual Report 2012
• ISAK No. 15: PSAK 24 - Batas Aset Imbalan Pasti, Persyaratan
Pendanaan Minimum dan Interaksinya
• ISAK No. 20: Pajak Penghasilan - Perubahan dalam Status Pajak
Entitas atau Para Pemegang Saham
• ISAK No. 25: Hak atas Tanah
Standar-standar revisi yang signiikan tersebut dibuat berdasarkan
International Financial Reporting Standard IFRS 2009 yang efektif
berlaku dan dilaksanakan untuk laporan keuangan pada tahun 2012.
Selain itu pada tahun 2012, Bapepam- LK telah merevisi Peraturan VIII.G.7
tentang Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau
Perusahaan Publik melalui Keputusan Ketua Bapepam-LK No: KEP-347
BL2012 tanggal 25 Juni 2012. Peraturan tersebut direvisi untuk memberikan
kepastian hukum bagi emiten dan perusahaan publik dalam hal penyajian
dan pengungkapan laporan keuangan sebagai bentuk penyesuaian atas
penerapan revisi PSAK. Dengan adanya penyempurnaan atas peraturan
ini, mempermudah entitas dalam mengimplementasikan PSAK revisi
yang terkait dan mengurangi risiko ketidakpatuhan atas standar revisi yang
telah ditetapkan. Kasus Litigasi dan Perkara Penting
Selama tahun 2012 tidak ada kasus litigasi dan perkara penting baik yang
dihadapi oleh Direksi dan anggota Komisaris yang sedang menjabat
maupun oleh karyawan. • ISAK No. 13: Hedges of Net
Investment in Foreign Business Activities
• ISAK No. 15: PSAK 24 – The Limit on a Deined Beneit Asset,
Minimum Funding Requirements and their Interaction
• ISAK No. 20: Income Taxes – Changes in Tax Status of Entities
or the Shareholders • ISAK No. 25: Land Rights
Signiicant revisions to these standards were made based on the International
Financial Reporting Standard IFRS 2009 that became efective and implemented
for inancial statements in 2012.
In addition, in 2012, BAPEPAM-LK has revised Regulation VIII.G.7 concerning
the Presentation and Disclosure of Financial Statements from Issuers and
Public Companies through BAPEPAM-LK Head Directive No: KEP-347BL2012
date 25 June 2012. This policy was revised to provide legal certainty
for issuers and public companies with regard to the presentation and
disclosure of inancial statements in adjustment to the application
of the revised PSAK. Through this improved regulation, it allows easier
implementation of the relevant revised PSAK standards by entities and lowers
the risk of non-compliance with the revised standards.
Litigation and Signiicant Cases In 2012, incumbent members of
the Board of Directors and Board Commissioners and employees were
not involved in litigation or signiicant cases.
240
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Transaksi Benturan Kepentingan Pada tahun 2012, Perusahaan tidak
melakukan transaksi yang mengandung benturan kepentingan, sebagaimana
yang ditetapkan dalam ketentuan Peraturan Bapepam dan LK No.IX.E.1,
Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK No.Kep-412BL2009 tanggal 25
November 2009.
Transaksi Ailiasi Pada tahun 2012, Perusahaan
tidak melakukan transaksi ailiasi, sebagaimana yang ditetapkan dalam
ketentuan Peraturan Bapepam dan LK No.IX.E.1, Lampiran Keputusan Ketua
Bapepam dan LK No.Kep-412BL2009 tanggal 25 November 2009.
Transaksi Material Pada tahun 2012, Perusahaan
tidak melakukan transaksi material, sebagaimana ketentuan Peraturan
Bapepam dan LK No. IX.E.2, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK
Nomor Kep-614BL2011 tanggal 28 November 2011.
Rencana Tahun 2013
Untuk meningkatkan penerapan GCG di Perusahaan, Bakrieland akan terus
menyempurnakan kebijakan dan praktik-praktik GCG melalui internalisasi
GCG kepada seluruh pemangku kepentingan, mendayagunakan
komite-komite yang ada baik di tingkat Direksi maupun Dewan Komisaris,
dan menyempurnakan sistem dan implementasi manajemen risiko.
Kelengkapan dalam pengungkapan GCG pada laporan tahunan juga menjadi
salah satu prioritas Bakrieland demi memelihara keterbukaan kepada para
pemangku kepentingan.
Conlict of Interest Transactions In 2012, the Company did not engage in
transactions with a conlict of interest, as stipulated in Bapepam-LK Regulation
No.IX.E.1, Annex to Bapepam-LK Head Directive No.Kep-412BL2009 dated 25
November 2009.
Ailiated Transactions In 2012, the Company did not engage
in any ailiated transactions, as governed in Bapepam-LK Regulation
No.IX.E.1, Annex to Bapepam-LK Head Directive No.Kep-412BL2009 dated 25
November 2009.
Material Transactions In 2012, the Company did not conduct
any material transaction, as laid down in Bapepam-LK Regulation No. IX.E.2,
Annex to Bapepam-LK Head Directive No. Kep-614BL2011 dated 28
November 2011.
Plans for 2013
To enhance GCG implementation in the Company, Bakrieland shall
consistently strive to improve GCG policies and practices through GCG
internalization to all stakeholders, make the most of committees established
at the Board of Directors and Board of Commissioners levels, and ine-tune
the risk management system and its implementation. Comprehensiveness
in GCG disclosure in annual reports is a Bakrieland priority in order to maintain
a culture of openness and transparency toward stakeholders.
Tata Kelola Perusahaan
Corporate Governance
241
BAKRIELAND • Annual Report 2012
Pemeringkatan Tata Kelola Perusahaan
Survei Internal Persepsi Praktik GCG Untuk mengetahui persepsi internal
terhadap praktik GCG yang dilaksanakan oleh Bakrieland, dilakukan survei
setiap tahunnya sejak tahun 2009. Survei yang didistribusikan secara
acak kepada karyawan Bakrieland dan unit usaha mencakup 5 lima
area yaitu mengenai Dukungan Bakrieland dalam Mendorong Perilaku
Etis, Kepemimpinan dan Komitmen Manajemen, Kecukupan Kerangka
dan Praktik Manajemen Risiko, Proses Pengambilan Keputusan, serta
Pemahaman dan Penerapan GCG. Berikut ini adalah ringkasan hasil survei.
1. Dukungan Bakrieland dalam Mendorong Perilaku Etis
Secara umum graik menunjukkan bahwa responden meyakini
dengan kuat bahwa Bakrieland mendukung karyawannya untuk
berperilaku sesuai etika dalam bekerja, serta berintegritas tinggi
dalam melakukan aktivitasnya. Responden juga memahami
kebijakan dan prosedur Bakrieland dalam membantu karyawan
memahami dan menangani benturan kepentingan.
Namun responden menilai bahwa Bakrieland perlu meningkatkan
komunikasi dengan karyawan untuk berdiskusi mengenai benturan
kepentingan sehingga efektivitas penanganan dalam kasus benturan
kepentingan dapat ditingkatkan.
2. Kepemimpinan dan Komitmen Manajemen
Sebagian besar responden menyatakan mereka setuju
bahwa manajemen dan pimpinan Bakrieland telah memberikan
contoh perilaku etis dengan berperilaku sesuai etika dan nilai-
nilai perusahaan, serta memiliki kualitas kepemimpinan yang tinggi.
Corporate Governance Rating Internal GCG Perception Survey
To gain insight on Company’s internal perception pertaining to its GCG
practices, an annual survey has been conducted since 2009. The survey,
randomly distributed to Bakrieland employees and business units, looks
at 5 ive key areas: Bakrieland’s support in promoting ethical
behavior; management leadership and commitment; adequacy of
risk management framework and practice; decision-making process; and
understanding and application of GCG principles. The following presents the
summary of survey results.
1. Bakrieland’s Support in Promoting Ethical Behavior
The graph in general shows that respondents strongly believe in
Bakrieland’s supportive stance in encouraging employees to act and
behave according to Company work ethics and high standards
of integrity. Respondents are also familiar with Bakrieland policies and
procedures that facilitate employees in understanding and dealing with
conlict of interest.
Respondents however mention the need for Bakrieland to heighten
communication with employees and engage in discussions on conlict of
interest to ensure more efective handling of cases related to conlict
of interest.
2. Management Leadership and Commitment
The majority of respondents agree that Bakrieland’s management and
decision-makers have demonstrated exemplary ethical behavior
consistent with Company work ethics and core values, in addition to
outstanding leadership quality.
242
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
3. Kecukupan Kerangka dan Praktik Manajemen Risiko
Mengenai manajemen risiko di Bakrieland, secara umum
responden menyatakan mengetahui mengenai kebijakan dan prosedur
penilaian terhadap risiko yang dihadapi Bakrieland, dan mayoritas
responden setuju bahwa karyawan Bakrieland telah melakukan
penilaian dan identiikasi terhadap risiko dengan memadai sesuai
bidang kerja masing-masing.
4. Proses Pengambilan Keputusan
Mengenai proses pengambilan keputusan, sebagian besar
responden menyatakan memahami proses pengambilan keputusan
di Bakrieland, keberadaan prosedur dan mekanisme yang
memfasilitasi pengambilan keputusan yang objektif, dan akses
untuk informasi untuk mengetahui proses pengambilan keputusan di
Bakrieland secara umum. Sebagian besar responden juga menyatakan
bahwa atasan mereka dapat mengambil tindakan nyata jika
proses pengambilan keputusan ternyata tidak objektif.
5. Pemahaman dan Penerapan GCG
Sebagian besar responden memahami konsep GCG dan
meyakini Bakrieland telah mengimplementasikan GCG
dengan baik. Responden juga yakin bahwa implementasi GCG
memberikan manfaat bagi karyawan dan perusahaan. Salah satu poin
baik yang ditemukan adalah sebagian besar responden ingin
berpartisipasi aktif dalam kegiatan untuk meningkatkan kesadaran
karyawan mengenai GCG. Karena itu direkomendasikan agar
dalam mengembangkan rencana implementasi GCG, karyawan diberi
kesempatan untuk mengungkapkan opini mereka dan kontribusinya
terhadap rencana itu, hal ini dapat
3. Adequacy of Risk Management Framework and Practices
With regard to Bakrieland’s risk management approach,
respondents are largely aware of existing Company policies and
procedures for the assessment of risks that Bakrieland must deal
with, and most of them agree that Bakrieland employees have
adequately assessed and identiied risks according to their respective
area of work.
4. Decision-making Process
The majority of respondents are knowledgeable of Bakrieland’s
decision-making process and available Company procedures and
mechanisms to facilitate objective decision-making, and in general
have access to information on the Company’s decision-making process.
Most respondents also informed that their supervisors are capable of
taking concrete measures to rectify a biased decision-making process and
ensure objectivity.
5. Understanding and Application of GCG Principles
Most respondents understand on the GCG concept and are
convinced that its principles are well implemented by Bakrieland.
Respondents also believe that the implementation of GCG principles
has been beneicial for employees and the Company. A noteworthy
observation is that the majority of respondents have expressed their
willingness to actively participate in activities that will raise employee
awareness on GCG. In developing the GCG implementation plan, it
is therefore recommended that employees be aforded with the
opportunity to articulate their views and inputs to inform the planning
process. This shall help nurture a
Tata Kelola Perusahaan
Corporate Governance
243
BAKRIELAND • Annual Report 2012
meningkatkan sense of belonging
dan komitmen karyawan dalam implementasi praktik Corporate
Governance di Bakrieland.
Kesimpulan Survei Persepsi Praktik GCG
Berdasarkan hasil survei, dapat disimpulkan bahwa mayoritas
karyawan telah memahami GCG dan bentuk penerapannya di lingkungan
Perusahaan. Hasil survei tahun 2012 yang mayoritas mengalami
penurunan dibandingkan tahun 2011 bukan menunjukkan penurunan
implementasi GCG. Bakrieland percaya bahwa penerapan GCG membutuhkan
waktu dan harus melalui berbagai tahapan, karena hal tersebut bukan
sesuatu yang instan. Oleh karena itu, sense of belonging and commitment
among employees for the efective implementation of GCG principles in
Bakrieland.
Conclusion of GCG Perception Survey Based on survey results, it can be
concluded that the majority of respondents understand on the GCG
concept and the manner in which it is implemented within the Company.
Survey results for 2012 that show a declining trend compared to 2011
is not an indication of less efective GCG implementation. Bakrieland
is aware that the implementation of GCG principles cannot produce
instantaneous results but requires considerable time as it needs to
undergo diferent key stages. Bakrieland
Persepsi karyawan Bakrieland dan Unit Usaha 2011 dan 2012
Perception of employees of Bakrieland and Subsidiaries 2011 and 2012
87
85
84
74
91 78
82
88
73
88
Dukungan Perusahaan untuk berperilaku etis Bakrielands support encouraging employees ethical conduct
Kepemimpinan dan komitmen manajemen Managements leadership and commitment
Kecukupan kerangka dan praktik manajemen risiko Adequacy of risk management framework and practices
Proses pengambilan keputusan Decision making process
Pemahaman dan keterlibatan karyawan dalam penerapan GCG Employees understanding and involvement in GCG implementation
2011 2012
244
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
therefore plans to continually improve the quality of its GCG plan
and its subsequent implementation in Bakrieland and business units to
consistently generate added value for all stakeholders.
Corporate Governance Perception Index CGPI Assessment – Indonesian
Institute for Corporate Governance IICG
In 2012, Bakrieland yet again participated in the GCG perception
index on the theme “GCG through a Risk Perspective” organized by IICG and
SWA magazine Corporate Governance Perception IndexCGPI. The assessment
method covers 4 four stages: 1. Gathering documents required by
the ratings committee 2. Distribution of self-assessment
questionnaire to internal and external parties
3. Preparation of the required papers 4. Observation by the CGPI 2012
committee by inviting all Board of Directors, representatives from
the Board of Commissioners and management.
The CGPI committee assesses 13 thirteen key aspects: commitment;
transparency; accountability; responsibility; independence; fairness;
competence; leadership; teamwork; vision, mission and core values;
strategies and policies; ethics; and ethical environment. In 2012, Bakrieland
succeeded in maintaining its position as ‘ Trusted’ company from 46 forty six
participating companies. Bakrieland berencana untuk secara
berkesinambungan meningkatkan kualitas rencana GCG serta
implementasinya di Bakrieland dan unit usaha agar dapat terus memberikan
nilai tambah bagi seluruh pemangku kepentingan.
Penghargaan Penilaian Indeks Persepsi Tata Kelola Perusahaan – Indonesian
Institute for Corporate Governance IICG
Pada tahun 2012 Bakrieland kembali ikut serta dalam indeks pemeringkatan
GCG dengan tema “GCG dalam Perspektif Risiko” yang diselenggarakan
oleh IICG dan majalah SWA Corporate Governance Perception IndexCGPI.
Metode penilaian meliputi 4 empat tahap, yaitu:
1. Pengumpulan dokumen yang
diperlukan kepada panitia 2. Penyebaran kuesioner self-
assessment kepada pihak internal dan eksternal
3. Penyusunan makalah 4. Observasi oleh Panitia CGPI 2012
dengan mengundang seluruh Direksi, perwakilan Dewan
Komisaris, dan manajemen.
Terdapat 13 tiga belas aspek penilaian yang dinilai oleh panitia CGPI, yaitu
komitmen; transparansi; akuntabilitas; responsibilitas; independensi;
keadilan; kompetensi; kepemimpinan; kemampuan bekerja sama; visi, misi,
dan tata nilai; strategi dan kebijakan; etika; dan iklim etikal. Pada tahun 2012,
Bakrieland berhasil mempertahankan peringkatnya sebagai perusahaan
‘Terpercaya’ dari 46 empat puluh enam perusahaan yang menjadi peserta.
Tata Kelola Perusahaan
Corporate Governance
245
BAKRIELAND • Annual Report 2012
Recognition and Certiication A range of awards of appreciation and
other forms of recognition earned by Bakrieland concerning corporate
governance relects serious Company eforts to continually heighten its
adherence to GCG principles.
Several awards and certiications that Bakrieland has received are presented
in pages 20 and 21.
Adoption of Indonesias Code of GCG
Further information on Bakrieland corporate governance practices in
accordance with Indonesias Code of GCG is presented in the following table:
Penghargaan dan Sertiikasi Berbagai penghargaan dan pengakuan
lain yang diterima dalam hal tata kelola perusahaan mencerminkan upaya
Bakrieland untuk secara terus menerus meningkatkan penerapan GCG di
lingkungan Perusahaan.
Beberapa penghargaan dan sertiikasi yang berhasil didapatkan Bakrieland
dapat dilihat pada halaman 20 dan 21.
Adopsi Pedoman Umum GCG Indonesia
Penjelasan mengenai praktik tata kelola perusahaan Bakrieland sesuai dengan
Pedoman Umum GCG Indonesia disajikan pada tabel berikut:
246
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Hasil Penerapan Adopsi Pedoman Umum GCG Indonesia Result of the Application of Indonesias Adopted Code of GCG
No Adopsi Pedoman
Adoption of Guideline Penuh
Full Sebagian
Partly Keterangan
Description 1
Asas Good Corporate Governance
Good Corporate Governance Principles
√ Pada akhir tahun 2012, terjadi perubahan komposisi pemegang saham Bakrieland yang
berjumlah di atas 5, namun pembaharuan di website belum dilakukan secara tepat waktu
namun demikian Bakrieland tetap dan selalu mengirimkan informasi perubahan kepada Bursa Efek Indonesia dan Bapepam.
Bakrieland menyadari bahwa website adalah sarana penyajian informasi yang paling
mudah diakses oleh publik. Oleh karena itu pada awal tahun 2013 pembaharuan telah dilakukan pada
website dan Corporate Afairs secara rutin melakukan pemantauan atas
informasi yang disajikan di website Perusahaan.
Mengacu pada part 1 dan 4 At the end of year 2012, a change in Bakrielands stockholder composition of above 5 has
occurred, yet the change was not updated on time on the website, however Bakrieland always update the information to Indonesia Stock Exchange and Bapepam.
Bakrieland realizes that the website is the most convenient and accessible means of public information dissemination. For this reason the website was updated at the beginning
of 2013 and the Corporate Afairs regularly monitors all information provided on the Company’s website.
Refer to part 1 and 4 2
Etika Bisnis dan Pedoman Perilaku
Business Ethics and Code of Conduct
√ Bakrieland telah memiliki standar etika yang secara rinci dijelaskan dalam Pedoman
Perilaku. Setiap tahun, karyawan Bakrieland wajib menandatangani Surat Pernyataan Ketaatan terhadap Pedoman Perilaku.
Pada tahun 2012, terdapat beberapa karyawan yang belum menandatangani Surat Pernyataan tersebut dikarenakan administrasinya belum dikelola dengan memadai.
Bakrieland berencana meningkatkan pengawasan terhadap aktivitas penandatanganan pada tahun-tahun berikutnya.
Mengacu pada part 1, 2, 3 dan 5 Ethical standards in Bakrieland is explained in detail in the Code of Conduct. Every year
Bakrieland’s employees are obligated to sign a Statement of Compliance to the Code of Conduct.
In year 2012, a number of employees did not sign the Statement as its administration was not properly managed. Bakrieland plans to improve the monitoring of the signing of this
document in the future year.
Refer to part 1, 2, 3, and 5 3
Organ Perusahaan The Company Organ
√ Penilaian kinerja Direksi, Dewan Komisaris, dan anggota Komite Bakrieland pada tahun
2012 belum dilakukan secara optimal karena masih dalam tahap penyempurnaan perumusan
Key Performance Indicator KPI dan prosedur penilaian kinerja. Untuk tahun 2013, Perusahaan diusahakan melaksanakan penilaian kinerja sesuai dengan
kebijakan dan menerapkannya secara konsisten. Mengacu pada part 1, 3 dan 6
Performance assessment of Bakrielands Board of Directors, Board of Commissioners, and members of Committees in year 2012 has not been implemented optimally as the Key
Performance Indicator KPI and assessment procedures formulation was still at completion stage.
For 2013, the company shall establish work assessment according to the policy and apply consistently.
Refer to part 1, 3 and 6
247
BAKRIELAND • Annual Report 2012
Hasil Penerapan Adopsi Pedoman Umum GCG Indonesia Result of the Application of Indonesias Adopted Code of GCG
No Adopsi Pedoman
Adoption of Guideline Penuh
Full Sebagian
Partly Keterangan
Description 4
Hak dan Tanggung Jawab Pemegang Saham
Rights and Responsibilities of
Shareholders √
Bakrieland telah memiliki Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan tahun 2012 yang disusun pada awal tahun. Namun dokumen tersebut belum ditandatangani oleh seluruh
anggota Direksi dan Dewan Komisaris karena persetujuan dilakukan secara lisan pada saat rapat gabungan Direksi dan Dewan Komisaris.
Untuk tahun 2013 dokumen Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan telah ditandatangani oleh seluruh anggota Direksi dan Dewan Komisaris Bakrieland pada awal tahun 2013
sebagai bentuk komitmen dan persetujuan bersama.
Bakrielands 2012 Work Plan and Budget was set early on the year, however it was not signed by all members of the Boards of Commissioners and Directors as approval was
attained verbally at the Board of Commissioners and Directors joint meeting. The 2013 Work Plan and Budget has been signed by all members of Bakrieland Boards of
Commissioners and Directors at the beginning of 2013 as a form of joint commitment and agreement.
5 Hak dan Tanggung Jawab
Pemangku Kepentingan Rights and
Responsibilities of Stakeholders
√ Penjelasan sama dengan poin nomor 2.
Refer to description in point number 2.
6 Pernyataan tentang
Penerapan Pedoman GCG
Statement on GCG Application
√ Bakrieland selalu berkomitmen untuk melakukan aktivitas dalam upaya menerapkan
asas GCG. Pada tahun 2011 masih terdapat beberapa aspek dalam asas GCG yang belum diterapkan dan alasannya belum diungkapkan pada Laporan Tahunan Bakrieland 2011.
Pada Laporan Tahunan 2012, Bakrieland mengungkapkan asas GCG yang belum diterapkan dan alasannya untuk memenuhi prinsip transparansi.
Bakrieland is always committed to comply to GCG principles in all of its activities. In 2011, some aspects of the GCG Principles were not implemented and the reasons were not
explained in Bakrielands 2011 Annual Report. In 2012 Annual Report, Bakrieland revealed the GCG Principles which were not
implemented and explained the reasons behind it in line with transparency principle.
7 Internalisasi Penerapan
GCG GCG Practices
Internalization √
-
248
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Manajemen Risiko
Kepatuhan
Risk Management Compliance
Penerapan corporate governance
berbasis risiko adalah suatu metode untuk memberikan jaminan bahwa
risiko akan dikelola dengan baik sehingga menjadi risiko yang dapat
diterima organisasi. Setiap proses bisnis yang dilakukan
perusahaan akan mempunyai risiko yang dapat mempengaruhi pencapaian
tujuan perusahaan. Manajemen risiko yang efektif merupakan usaha untuk
meminimalisasi risiko tersebut. Selain itu, manajemen risiko merupakan
salah satu bagian dari implementasi tata kelola perusahaan yang baik.
Sebagai upaya memenuhi kedua tujuan tersebut, maka Divisi Corporate Risk
Management Compliance RMC mengembangkan sistem pengelolaan
risiko melalui dua pendekatan yaitu Enterprise Risk Management ERM dan
Transaction Based Risk Management.
Disamping dua pendekatan di atas, fungsi lain yang sangat erat
hubungannya dengan manajemen risiko yang dilaksanakan oleh Divisi RMC
antara lain: adalah sebagai penyusun dan
reviewer kebijakan, pengelola Task Monitoring System TMS, Quality
Management Representative QMR untuk penerapan dan pelaksanaan ISO
9001:2008 tentang Sistem Manajemen Mutu, serta implementasi dan penilaian
tata kelola perusahaan yang baik.
Enterprise Risk Management
ERM merupakan sebuah pendekatan yang komprehensif untuk mengelola
risiko perusahaan secara menyeluruh, meningkatkan kemampuan perusahaan
untuk mengelola ketidakpastian, meminimalisasi ancaman, dan
memaksimalkan peluang. ERM juga merupakan proses pengelolaan yang
mengidentiikasi, mengukur, dan memonitor risiko secara sistematis,
serta didukung oleh kerangka kerja In order to ensure that risks are well
managed, a risk-based corporate governance approach is adopted
as a means to minimize risks to an acceptable level.
Every business operation that the Company undertakes carries
with it risks that may afect the accomplishment of Company goals.
Efective risk management thereby helps minimize these risks. In addition,
risk management is an essential part of the implementation of good
corporate governance. Therefore, Corporate Risk Management
Compliance RMC Division is speciically established to develop an appropriate
risk management system by adopting two key approaches known as
Enterprise Risk Management ERM and Transaction Based Risk Management.
In addition to the two foregoing approaches, other functions are
inextricably linked to risk management as implemented by the RMC Division,
including as policy maker and reviewer, manager of Task Monitoring
System TMS, Quality Management Representative QMR for the
implementation of ISO 9001:2008 regarding Quality Management
System, and the implementation and assessment of good corporate
governance.
Enterprise Risk Management
ERM is a comprehensive approach for managing corporate risks as well
as enhancing corporate capacity to manage uncertainties, minimize threats
and maximize opportunities. ERM also functions as an essential management
process that helps identify, measure and monitor corporate risks in a
systematic manner, and supported by risk management framework that allows
for further sustainable improvements
248
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Transaction Based Risk Management is implemented to
identify risks and offer mitigation recommendations to ensure that
transaction objectives are met in an optimal manner.
Transaction Based Risk Management bertujuan
untuk mengidentifikasi risiko dan memberikan
rekomendasi mitigasi agar tujuan transaksi dapat
tercapai secara optimal.
249
BAKRIELAND • Annual Report 2012
to the Company’s management-related activities.
ERM process is structured according to a predetermined framework for
the purpose of ensuring its efective implementation. ERM framework
becomes the main source of reference for RMC Division in applying the risk
management process in the Company- wide since the end of 2008. ERM
is essentially divided into 3 three major phases: risk identiication, risk
measurement and risk management. Through ERM approach, Bakrieland
can better identify and manage risks by developing a reliable risk management
and monitoring system that in turn will efectively and systematically minimize
corporate risks.
The implementation of ERM in Bakrieland has been most beneicial
for the Company, among others it helps build common understanding
on risk management for all employees, facilitates the development of a
Company risk proile that sets priorities according to risk levels, and makes
available a risk management strategy that reduces risk occurrence and
mitigates risk impact.
RMC Division speciically facilitates ERM implementation by ofering inputs
to all organizational functions in a comprehensive and continual manner,
primarily during risk identiication and implementation of the risk control
strategy that involves the risk owner. In the process of sustainable ERM, every
risk owner is expected to conduct its own risk management starting from
risk identiication and assessment until recommendation and implementation
of control strategies as well as risk mitigation. The main purpose is to
manajemen risiko yang memungkinkan adanya proses perbaikan yang
berkesinambungan atas kegiatan manajemen itu sendiri.
Proses ERM yang dilakukan diletakkan dalam suatu kerangka kerja agar
dapat berjalan efektif. Kerangka kerja ERM menjadi acuan utama bagi Divisi
RMC dalam menerapkan proses manajemen risiko di Perusahaan yang
diterapkan sejak akhir tahun 2008. Pada dasarnya ERM dibagi menjadi 3 tiga
tahapan kerja, yaitu identiikasi risiko, pengukuran risiko dan pengelolaan
risiko Perusahaan. Melalui pendekatan ERM, Bakrieland dapat mengidentiikasi
dan mengelola risiko dengan mengembangkan sistem pengelolaan
dan pengawasan risiko yang handal, sehingga dapat meminimalisasi
besarnya risiko perusahaan secara sistematis dan efektif.
Implementasi ERM di Bakrieland antara lain memberikan manfaat
terciptanya pemahaman yang sama mengenai manajemen risiko bagi
semua karyawan, terbentuknya proil risiko Perusahaan yang mampu
memberikan gambaran prioritas tingkatan risiko, serta tersedianya
strategi penanggulangan risiko untuk mengurangi kejadian dan dampak
risiko.
Divisi RMC secara fokus memfasilitasi pelaksanaan ERM melalui pemberian
masukan kepada seluruh fungsi organisasi secara menyeluruh dan
berkesinambungan, terutama pada saat tahapan identiikasi risiko
dan pelaksanaan strategi kontrol terhadap risiko yang melibatkan
pemilik risiko. Pada proses ERM yang berkesinambungan, setiap pemilik risiko
diharapkan melakukan sendiri proses pengelolaan risiko mulai dari identiikasi
dan penilaian atas risiko hingga mengusulkan dan menerapkan kontrol
250
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
serta melakukan mitigasi terhadap risiko tersebut. Tujuan utamanya adalah
untuk lebih meminimalkan potensi kerugian dan yang terpenting adalah
untuk lebih memaksimalkan pencapaian tujuan di masing-masing fungsi dan
struktur Perusahaan.
Divisi RMC menerapkan ERM di Bakrieland secara bertahap. Kerangka
kerja ERM yang telah disusun dituangkan ke dalam kebijakan ERM,
kemudian diikuti oleh implementasi dan sosialisasi pendekatan ERM yang
dimulai pada unit usaha sebagai proyek percontohan. Hasil yang diperoleh
dari proyek percontohan tersebut digunakan sebagai masukan dalam
penyempurnaan kebijakan ERM dan pendekatan implementasi ERM, untuk
selanjutnya diterapkan ke seluruh unit usaha di Bakrieland.
Pemahaman yang sama oleh semua fungsi di Bakrieland mengenai risiko
yang dihadapi dan strategi yang ditempuh untuk mengendalikannya
merupakan tahapan terpenting yang harus dipenuhi demi tercapainya
efektivitas pelaksanaan manajemen risiko. Karena itu, sosialisasi mengenai
kepedulian dan kesadaran akan risiko- risiko yang dihadapi oleh Bakrieland
merupakan langkah penting. Tahapan berikutnya adalah melakukan
identiikasi atas semua risiko yang ada di Bakrieland dengan melibatkan pemilik
risiko, serta melakukan pemetaan risiko yang mungkin terjadi di Perusahaan.
Hasil dari proses pemetaan risiko ini kemudian diaplikasikan ke dalam
suatu matriks risiko yang mampu menunjukkan prioritas risiko yang
akan dihadapi dan harus dikontrol oleh Bakrieland. Metode yang digunakan
dalam implementasi ERM adalah metode workshop yang berfungsi untuk
mengidentiikasi risiko yang terdapat pada proses operasi bisnis, dengan
melibatkan karyawan di unit usaha dan fungsi-fungsinya.
further minimize potential losses, and most importantly to maximize
objective achievement of each Company functions and structures.
RMC Division applies ERM in Bakrieland gradually. The ERM framework is
compiled into ERM policies, followed by the implementation and socialization of
ERM approach which started in business units as pilot projects. The outcomes
from these pilot projects then serve as input for improving ERM policies
including the ERM implementation approach to be subsequently applied
across all business units within Bakrieland.
The most important step that must be completed in order to achieve
the efective implementation of risk management is the common
understanding of all functions within Bakrieland on facing the risks and the
strategies to manage the risk. Therefore, the socialization regarding the concern
and awareness of the risk faced by Bakrieland is an important step. The
next stage is to identify all risks that exist in Bakrieland through the involvement
of risk owners as well as the mapping of risks that may occur in the Company.
Results of the risk mapping process are then applied to the risk matrix
that can indicate the risk priority to be faced and controlled by Bakrieland. The
method used in the implementation of the ERM is a workshop method that
serves to identify the risks inherent in the process of business operations,
with the involvement of employees in the business units and functions.
Throughout 2011 several workshops were held to assess project risks in
business units and the activities of divisions in the parent Company.
Manajemen Risiko Kepatuhan
Risk Management Compliance
251
BAKRIELAND • Annual Report 2012
Following the implementation of ERM, Internal Audit division conducted a risk-
based audit that is able to provide input and perform monitoring towards the
efectiveness of the risk management process, including the evaluation and
risk control strategy. The evaluation conducted over the entire range of risk
management process has resulted in a recommendation that is valuable for the
subsequent renewal of the risk control process.
ERM activities in 2012 were: • Conducted workshops on risk
assessment of division activities within the parent Company.
• Re-evaluation of previous risk assessment.
Transaction Based Risk Management
A diferent approach that is utilized by Bakrieland in managing risk is
Transaction Based Risk Management. In this approach, the risk management
is performed through a comprehensive review of all investment proposal,
business development plan, loan, guarantee, review of agreements
contracts, divestment, and other strategic decisions of the parent
Company or business unit. The aim of Transaction Based Risk Management
is to identify risks and provide recommendations for mitigation to
achieve a maximum transaction target. The RMC division has to conduct prior
review and recommendation of all transactions, plans or other strategic
decisions, before being submitted to the management. During 2011, RMC
division has completed a review of 56 ifty six transactions, including
project proposals, banking transactions, contracts agreements, investments,
divestments and others. The following provides an overview of reviews and
recommendations through Transaction Setelah ERM dilaksanakan,
Divisi Corporate Internal Audit melakukan audit berbasis risiko,
yang dapat memberikan masukan dan melakukan monitor terhadap
efektivitas proses manajemen risiko, termasuk didalamnya evaluasi dan
strategi pengendalian risiko. Evaluasi dilakukan atas seluruh rangkaian
proses manajemen risiko, sehingga menghasilkan suatu rekomendasi
yang berguna bagi proses pembaruan pengendalian risiko berikutnya.
Kegiatan ERM pada tahun 2012 adalah: • Menyelenggarakan workshop dalam
rangka melakukan risk assessment
pada aktivitas divisi di induk Perusahaan.
• Melakukan evaluasi kembali atas risk assessment yang telah dilaksanakan.
Transaction Based Risk Management
Pendekatan lain yang digunakan Bakrieland dalam mengelola risiko
adalah Transaction Based Risk
Management. Melalui pendekatan ini, pengelolaan risiko dilakukan dengan
penelaahan secara komprehensif atas setiap proposal investasi, rencana
pengembangan usaha, pinjaman, penjaminan, review perjanjian kontrak,
divestasi, laporan kepada regulator dan keputusan strategis lainnya baik
dari induk Perusahaan maupun dari unit-unit usaha.
Transaction Based Risk Management tersebut bertujuan
untuk mengidentiikasi risiko dan memberikan rekomendasi mitigasi
agar tujuan transaksi dapat tercapai secara maksimal. Setiap transaksi,
rencana maupun keputusan strategis lainnya terlebih dahulu mendapatkan
tinjauan dan rekomendasi dari Divisi RMC, sebelum akhirnya diajukan
kepada manajemen untuk pengambilan keputusan. Selama tahun 2012, Divisi
RMC telah menyelesaikan tinjauan terhadap 155 seratus lima puluh
lima transaksi, diantaranya proposal
252
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
proyek, transaksi perbankan, kontrak perjanjian, investasi, divestasi dan lain-
lain. Adapun perbandingan tinjauan dan rekomendasi melalui pendekatan
Transaction Based Risk Management dengan tahun 2011 sebagai berikut:
Keterangan 2011
2012 Remarks
Tinjauan dan rekomendasi melalui pendekatan
Transaction Based Risk Management
56 transaksi transactions
155 transaksi transactions
Review and recommendations through
Transaction Based Risk Management approach
Kepatuhan
Budaya kepatuhan adalah nilai, perilaku, dan tindakan yang mendukung
terciptanya kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan dan
peraturan perusahaan yang berlaku. Sementara aspek kepatuhan adalah
serangkaian tindakan atau langkah- langkah yang bersifat preventif
untuk memastikan bahwa kebijakan, ketentuan, sistem dan prosedur,
serta kegiatan usaha yang dilakukan oleh Perusahaan telah sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang- undangan yang berlaku. Lingkup suatu
aturan dapat bersifat internasional maupun nasional.
Kepatuhan merupakan suatu aspek penting di dalam menjalankan usaha,
baik untuk menjamin kelancaran kegiatan operasional maupun menjaga
reputasi suatu perusahaan sebagai warga korporasi yang baik. Guna
mendukung terciptanya kepatuhan dalam suatu perusahaan diperlukan
peran aktif dari seluruh karyawan perusahaan. Setiap karyawan wajib
memahami dan secara bertanggung jawab melaksanakan seluruh ketentuan
dan perundang-undangan yang berlaku untuk setiap fungsi operasional yang
dijalankannya. Ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan dapat
berakibat teguran dari pihak regulator dan dapat mencemarkan reputasi
perusahaan. Based Risk Management approach
compared to the year 2011:
Manajemen Risiko Kepatuhan
Risk Management Compliance
Compliance
A culture of compliance is indicated by corporate values, behavior and conduct
that are highly conducive for nurturing conformity towards corporate policies
and prevailing laws and regulations. Compliance itself refers to a series
of preventive actions or measures to guarantee that policies, rules,
systems and procedures, and business activities undertaken by the Company
are in conformity with existing laws and regulations. A policy may be of
international or national in scope.
Compliance is an essential element in conducting business, both as
a means to guarantee smooth operational activities and to maintain
the reputation of a company as a good corporate citizen. In order to build
compliance in a company, the active role of all employees is paramount.
Every employee has the obligation to understand and responsibly implement
all applicable policies and legislation for each operational function being carried
out. Non-compliance toward laws and regulations may result in a warning
issued by the regulator which can tarnish the reputation of the company.
253
BAKRIELAND • Annual Report 2012
Sebagai salah satu bentuk penerapan aspek kepatuhan di atas, sejak tahun
2009 Bakrieland telah menerapkan TMS. Penerapan TMS bertujuan untuk dapat
meminimalisir risiko dan meningkatkan kelancaran kegiatan operasional.
Selama tahun 2012, masing-masing divisi semakin aktif melakukan tindak
lanjut atas
task monitoring. Hal ini ditunjukkan dengan terdapatnya
peningkatan partisipasi dan kesadaran terhadap pelaksanaan kepatuhan dan
ketertiban administrasi dari setiap divisi sebagai berikut:
Keterangan 2011
2012 Remarks
Total dokumen monitoring 1,437 dokumen
1,754 dokumen Total of monitoring
documents Jumlah dokumen
monitoring yang ditindaklanjuti.
943 dokumen 1,109 dokumen
Number of follow-up monitoring documents
Penyusun Reviewer Kebijakan
Fungsi lain Divisi RMC adalah sebagai penyusun dan
reviewer kebijakan, hal ini sangat berhubungan erat dengan
pelaksanaan manajemen risiko. Dengan adanya kebijakan-kebijakan Perusahaan,
maka jalannya operasional Perusahaan menjadi lebih tertib, disiplin dan terarah
sehingga dapat meminimalisir risiko yang dihadapi Perusahaan.
Pencapaian Tahun 2012
Selama tahun 2012, Divisi RMC melakukan kegiatan berikut:
1. Menerapkan ERM melalui risk
assessment workshop terhadap aktivitas induk Perusahaan. Hasil
rekomendasi penerapan ERM melalui
workshop, antara lain menyatakan bahwa semua kontrol
yang telah diterapkan harus dijaga konsistensinya dan semua tindak
lanjut harus dievaluasi dengan rincian kelayakan implementasinya.
As a form of compliance, Bakrieland has applied TMS since 2009. TMS
implementation is intended to minimize risks and further improve the smooth
running of operational activities. Throughout 2012, each division has
become more actively involved in eforts to ensure compliance with the task
monitoring. This is relected in their increasing participation and awareness
towards ensuring compliance and administrative orderliness from each
division as explained below:
Policy Maker Reviewer
RMC Division also functions as a policy maker and reviewer. This is closely
linked with the implementation of risk management. With the appropriate
Company policies in place, Company operations shall become increasingly in
order, disciplined and focused; which in turn will minimize Company risks.
Achievements in 2012
In 2012, the RMC Division conducted the following activities:
1. Implementation of ERM through a risk assessment workshop on
activities of the parent Company. Recommendations on ERM
implementation generated through the workshop among others
highlighted on the need to maintain the consistency of all controls and
to evaluate all follow-up actions including the feasibility of their
implementation.
254
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
2. Membuat beberapa kebijakan terkait manajemen risiko antara
lain dalam bentuk penyempurnaan Financial Authorization Approval,
Kebijakan Pengadaan Barang dan atau Jasa, Kebijakan Sirkulasi Review
Transaksi dan Dokumen, Kebijakan Pemilihan Kantor Akuntan Publik
untuk Penugasan Audit Tahunan, Kebijakan Pengelolaan dan Back
up Data, Kebijakan Manajemen Dokumen dan Standardisasi
Kebijakan.
3. Melakukan kajian atas transaksi- transaksi perbankan, investasi,
divestasi, laporan regulator dan kontrakperjanjian, baik dari induk
Perusahaan maupun unit usaha.
4. Melanjutkan implementasi TMS sehingga membantu proses kerja
operasional Perusahaan. 5. Bakrieland berhasil memperpanjang
sertiikasi ISO 9001:2008 dari Badan Sertiikasi SGS Indonesia untuk 2
dua kali masa surveillance, yaitu pada bulan April dan November
2012.
6. Bakrieland berhasil mendapatkan predikat ‘Terpercaya’ pada
indeks pemeringkatan tata kelola perusahaan 2011 Corporate
Governance Perception Index – CGPI 2011 yang diselenggarakan
oleh Indonesian Institute for Corporate Governance IICG
bersama majalah SWA dengan tema “GCG Dalam Perspektif Risiko”.
Selain itu, Perusahaan juga telah menunjuk konsultan independen
untuk melaksanakan penilaian GCG sebagai bagian dari penyusunan
Laporan Tahunan 2012. 2. Making of several policies related
to risk management, including for ensuring further improvements to
the Financial Authorization Approval, Goods andor Services Procurement
Policy, Transaction and Document Review Circulation Policy, Policy on
Appointment Selection of the Public Accounting Firm for Annual Audit,
Data Management and Back-up Policy, Document Management
Policy and Policy Standardization.
3. Review of banking transactions, investments, divestments, reports
submitted to the regulator and contractsagreements from the
parent Company and business units.
4. Continue the implementation of TMS to facilitate the operational
activities of the Company. 5. Bakrieland has succeeded in
securing the extension of its ISO 9001:2008 certiication from the
Indonesia SGS Certiication Agency for two surveillance period, April and
November 2012.
6. Bakrieland ranked as Trusted in the Corporate Governance Perception
Index – CGPI 2011 rating conducted by the Indonesian Institute for
Corporate Governance IICG in collaboration with SWA magazine
with the theme “GCG through a Risk Perspective.” In addition, the
Company has also appointed an independent consultant to conduct
an assessment of GCG as a vital component for preparing the Annual
Report for 2012.
Manajemen Risiko Kepatuhan
Risk Management Compliance
255
BAKRIELAND • Annual Report 2012
Risiko Usaha dan Antisipasi
Risiko-risiko usaha yang dihadapi oleh Bakrieland dan anak perusahaannya
antara lain:
Risiko Finansial 1. Risiko Mata Uang
Merupakan risiko kerugian pada saat terjadinya apresiasi atau
depresiasi mata uang asing yang disebabkan oleh adanya posisi
transaksi yang masih terbuka. Kinerja keuangan Bakrieland dapat
dipengaruhi oleh perubahan nilai tukar rupiah terhadap mata uang
asing. Karena penggunaan beberapa komponen dalam konstruksi
bangunan diimpor dari luar negeri, maka naiknya nilai tukar mata uang
asing dapat meningkatkan biaya konstruksi dan mengurangi tingkat
laba, yang pada akhirnya akan mempengaruhi kinerja keuangan
Bakrieland. Untuk mengurangi risiko atas perubahan mata uang
asing, Bakrieland menerapkan kebijakan hedging, yaitu dengan
mengutamakan penggunaan material bangunan produksi dalam
negeri serta menghindari pinjaman dalam mata uang asing.
2. Risiko Suku Bunga
Merupakan risiko yang timbul akibat luktuasi tingkat suku
bunga pinjaman. Risiko ini akan sangat berdampak pada besarnya
pembiayaan yang diperlukan oleh unit usaha. Fluktuasi tingkat suku
bunga dan kebijakan bank kreditur dalam menangani masalah ini
berada di luar kendali Bakrieland. Dengan kenaikan tingkat suku
bunga yang ditetapkan oleh kreditur, maka biaya yang dikeluarkan akan
meningkat sehingga mempengaruhi
Business Risk and Risk Anticipation
Business risks confronting Bakrieland and its subsidiaries include:
Financial Risk 1. Currency Risk
Currency risk is a risk of loss that occurs in the event of appreciation
or depreciation of foreign currency caused by the position
of transactions that are still active. The inancial performance of
Bakrieland can be afected by the changes in the rupiah against
foreign currencies. Due to the use of imported multiple components
in building construction, the rise in foreign currency exchange rates
could increase construction costs and reduce the rate of proit, which
in turn will afect the inancial performance of Bakrieland. To
reduce risks associated with foreign exchange luctuations, Bakrieland
applies hedging policies by prioritizing on the use of domestic
construction materials and to prioritize Rupiah denominated
loans.
2. Interest Rate Risk
Interest Rate Risk is the risk arising from the luctuations in interest
rates. This notion will greatly afect the risk of inancing the necessary
amount needed by the business units. The variability in loan interest
rates will profoundly afect the amount of funding needed by a
business unit. The rise or fall of interest rates and policies imposed
by creditor banks in dealing with this issue are beyond the control
of Bakrieland. Increases in interest rates set by creditors entail an
escalation in incurred costs to the
256
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
kegiatan operasional dan kinerja keuangan Bakrieland dan unit
usaha. Untuk mengurangi dampak risiko perubahan tingkat suku
bunga, Bakrieland melakukan metode pembayaran bertahap
dengan jangka waktu yang lebih panjang ataupun pinjaman dengan
bunga tetap.
3. Risiko Kredit
Pada dasarnya, sistem penjualan di Bakrieland dapat dikategorikan
menjadi 3 tiga macam, yaitu penjualan melalui kredit
perbankan KPR KPA, penjualan tunai langsung, dan penjualan
tunai bertahap. Risiko kredit yang merupakan risiko kerugian
sehubungan dengan pihak peminjam tidak dapat dan atau
tidak mau memenuhi kewajiban untuk membayar kembali dana yang
dipinjamnya secara penuh pada saat jatuh tempo atau sesudahnya
muncul pada sistem penjualan tunai bertahap dan sistem pembayaran
dengan cara mengangsur seperti yang diterapkan pada kredit rumah
apartemen dari perbankan. Untuk mengurangi dampak risiko ini,
Bakrieland sangat selektif dalam memberikan kredit dengan sistem
penjualan tunai bertahap kepada konsumennya, dimulai dari strategi
penetapan uang muka, pemilihan segmen pasar hingga pemenuhan
persyaratan-persyaratannya.
Manajemen Risiko Kepatuhan
Risk Management Compliance
extent that it will have a bearing on the operational activities and
inancial performance of both Bakrieland and its subsidiaries. To
lessen the impact of risks related to interest rate luctuations, Bakrieland
has adopted a deferred payment method with a longer duration or
has entered into ixed-interest loans.
3. Credit Risk
In general, the sales system of Bakrieland can essentially be
grouped into 3 three categories: sales through bank credits
mortgage apartment loans; direct cash sales; and deferred
cash sales. Credit risk surfaces in a deferred cash sales method and
an installment payment scheme as is applicable in mortgage
apartment loans from banks due to the probability of payment failure
by consumers. To lower such risk impact, Bakrieland is exceedingly
selective in giving out credit through the deferred cash sales scheme to its
consumers; starting from its strategy in determining advance payment,
market segment selection to the fulillment of requirements.
257
BAKRIELAND • Annual Report 2012
Risiko Pasar Pangsa pasar yang cukup besar dan
tumbuh secara signiikan menjadi daya tarik bagi pihak lain untuk ikut
berkecimpung ke dalam industri yang sama dengan anak perusahaan.
Situasi ini memberikan dampak pada meningkatnya persaingan usaha dan
kemungkinan terjadinya kelebihan pasokan di pasar, sehingga para
pemasok properti berlomba-lomba mendapatkan konsumen sebanyak
mungkin dengan berbagai penawaran yang menarik.
Faktor persaingan usaha dalam industri properti yang ketat dan beragamnya
konsep yang ditawarkan oleh pesaing berpotensi mengurangi permintaan
atas produk-produk Bakrieland. Untuk mengantisipasi hal ini, Bakrieland
selalu mengeluarkan produk yang inovatif sehingga dapat memenuhi
kebutuhan pasar dan memfokuskan pengembangan pada proyek-proyek
yang telah memiliki kinerja yang telah terukur selama ini. Selain itu, dalam
pengembangan proyek hunian vertikal, Bakrieland menerapkan take-up rate
policy sebesar 30-40 untuk memulai pembangunan proyeknya.
Risiko Operasional 1. Risiko Kinerja Anak Perusahaan
Sebagai induk perusahaan non-operasional, penghasilan
dan laba operasi Perusahaan merupakan kontribusi dari kinerja
keuangan anak perusahaan, sehingga Perusahaan memiliki
ketergantungan terhadap anak- anak perusahaan. Faktor-faktor
yang dapat berdampak negatif terhadap kinerja keuangan anak
Market Risk Substantial market share that
demonstrates signiicant growth will appeal to other parties to take part
in the same industry in which our subsidiaries are also engaged. Such
circumstances will intensify business competition and the possibility of excess
market supply, thus property suppliers will vie with each other to win over
as many customers possible through various attractive ofers.
Fierce business rivalry in the property industry and the wide array of concepts
ofered by competitors may lower demand for Bakrieland products. In
dealing with this, Bakrieland constantly strives to ofer innovative products
to meet market needs and focuses on the development of projects with
proven and measurable performance. Furthermore, in the development of its
vertical projects, Bakrieland adopts the take-up rate policy ranging from 30 to
40 in starting the development of its projects.
Operational Risk 1. Subsidiary Performance Risk
As a non-operational parent company, Bakrieland’s earnings and
operating proit are contributions from the inancial performance of
its subsidiaries, thus the Company is dependent on its subsidiaries.
Factors that may carry negative consequences to the inancial
performance of subsidiaries include the inability to meet predetermined
258
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
perusahaan diantaranya adalah ketidakmampuan memenuhi
target yang ditetapkan, kondisi makro ekonomi yang tidak stabil,
kerugian usaha dan sebagainya. Penurunan kegiatan usaha dan
penghasilan anak perusahaan secara langsung akan menurunkan
tingkat penghasilan Perusahaan. Menyikapi kondisi ini, Bakrieland
secara aktif melakukan pemantauan dan pengelolaan terhadap anak-
anak perusahaannya dengan cara melakukan seleksi ketat
terhadap seluruh kontraktor, menerapkan sistem usaha yang
baik untuk mengurangi risiko bisnis, sekaligus secara aktif
memperbaharui informasi dan memperkuat akuntabilitas untuk
pengambilan keputusan bisnis di lingkungan anak perusahaan.
Disamping itu, Bakrieland juga telah memiliki Kebijakan Sirkulasi Review
Transaksi dan Dokumen yang dapat memudahkan manajemen dalam
proses pengambilan keputusan terhadap proyek baru yang akan
dijalankan oleh anak perusahaan. Salah satu acuan dalam persetujuan
terhadap proyek adalah penetapan Internal Rate of Return IRR 20.
2. Risiko Usaha
Bakrieland sebagai perusahaan properti yang terintegrasi
mempunyai lini bisnis yang beragam dalam bidang
landed residential, kondominium,
perkantoran, hiburan, rekreasi dan pusat perbelanjaan. Faktor
keberagaman usaha tersebut menimbulkan dampak pada
Manajemen Risiko Kepatuhan
Risk Management Compliance
targets, unstable macroeconomic conditions, business losses and
others. A decline in business activities and subsidiary income will
directly lower Company earnings. In response to this situation,
Bakrieland rigorously monitors and manages its subsidiaries by
ensuring the meticulous selection of all contractors, by applying an
efective business system to reduce business risks, by keeping abreast
of information and by strengthening accountability with regard to
business decision-making related to subsidiaries. In addition, Bakrieland
has also established an Investment Committee directly answerable to
the Board of Directors, assigned with the responsibility to conduct
feasibility studies before giving approval for new projects to be
implemented by subsidiaries. A benchmark used in the approval of
projects is by determining Internal Rate of Return IRR 20.
2. Business Risk
Bakrieland as an integrated property developer is engaged in
varying lines of business including landed residential, condominium,
oice buildings, entertainment or recreation, shopping centers and
related infrastructure toll road and clean water. The diversity
factor further expands to increase
259
BAKRIELAND • Annual Report 2012
meningkatnya risiko usaha. Untuk mengantisipasi risiko tersebut,
dalam memulai pengembangan usahanya Bakrieland selalu
menerapkan evaluasi yang seksama dan melakukan uji tuntas dengan
penetapan IRR yang sangat ketat.
3. Risiko Sistem Teknologi
Risiko sistem teknologi timbul sebagai akibat adanya proses
penyimpangan atau ketidaksesuaian sistem dan teknologi dalam
operasional Perusahaan. Kompleksitas sistem yang belum
terintegrasi penuh antara induk perusahaan dan anak perusahaan
dapat menimbulkan gangguan terhadap sinkronisasi bisnis satu
sama lain. Bakrieland meminimalisir masalah ini dengan menetapkan
bahwa anak perusahaan mengacu kepada kebijakan penetapan sistem
dan teknologi sesuai dengan induk perusahaan.
Risiko Sumber Daya Manusia SDM Risiko SDM berkaitan dengan
penyimpangan hasil dari tingkat produktivitas yang diharapkan karena
adanya variabel yang mempengaruhi produktivitas kerja. Sebagai perusahaan
besar yang mengelola jumlah tenaga kerja yang banyak dengan
berbagai macam latar belakang usia dan pendidikan, Bakrieland akan
mengalami tantangan dalam mencapai tujuan Perusahaan jika SDM tersebut
its business risks. To anticipate these risks, in regard to business
development Bakrieland never fails to start with a thorough evaluation
of projects and applies due diligence in prudently determining IRR. The
Investment Committee takes part in the evaluation and approval of every
business development undertaken by business units.
3. Systems Technology Risk
Systems and technology risks arise as the result of some form of system
and technological inconsistency or incompatibility within Company
operations. A complex system that has yet to be fully integrated
between the parent company and subsidiaries can create disruptions
in eforts to synchronize business activities of subsidiaries and parent
company. Bakrieland minimizes this problem by ensuring that
subsidiaries adhere to company guidelines on systems and
procedures, which must conform to the parent company, both in terms
of policies and technology.
Human Resources Risk Human resources risk is associated
with any outcomes deviating from the expected productivity level due to the
interplay of human variables that afect work productivity. As a large corporation
that manages a sizeable number of employees from diverse age groups and
educational backgrounds, Bakrieland faces certain challenges in achieving
Company goals if human resources are poorly managed. Success indicators
260
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
tidak dikelola dengan baik. Indikator keberhasilan pengelolaan SDM di
Bakrieland dapat dilihat antara lain dari tingkat produktivitas yang tinggi, tingkat
pergantian karyawan yang rendah, serta tingkat absensi yang rendah.
Dalam mengelola risiko SDM, Bakrieland selalu menempatkan sumber daya
manusia sebagai aset utama dalam mencapai tujuan Perusahaan. Usaha
yang telah dilakukan, antara lain selalu mengadakan penilaian kinerja karyawan
berbasis dua arah antara atasan dan bawahan, dan memberikan remunerasi
yang kompetitif dengan perusahaan lain dalam industri yang sama untuk
menjaga rendahnya tingkat pergantian karyawan.
Risiko Eksternal 1. Risiko Lingkungan, Sosial dan
Politik
Risiko lingkungan, sosial dan politik yang timbul dalam pengembangan
properti dapat terdiri dari berbagai jenis, diantaranya
peraturan pemerintah tentang pembatasan pemilikan properti
oleh warga negara asing, aturan perpajakan, bencana alam,
kejahatan dan terorisme yang seluruhnya berada di luar kendali
Perusahaan. Bakrieland selalu berusaha memenuhi ekspektasi
seluruh pemegang kepentingan sebelum memulai suatu proyek.
Melalui implementasi standar- standar terbaik dan terencana,
risiko-risiko yang mungkin timbul dapat diminimalisasi dengan tetap
memperkirakan force majeure yang mungkin terjadi. Seluruh proyek
diasuransikan, serta senantiasa memperhatikan faktor lingkungan
sehingga terjadi keseimbangan antara pembangunan dan
kelestarian lingkungan.
Manajemen Risiko Kepatuhan
Risk Management Compliance
for human resource management in Bakrieland can be observed among
others from high productivity levels, low employee turnover, and low
absenteeism rate.
In managing its human resource risk, Bakrieland at all times look upon its
human resources as main assets in attaining Company goals. Eforts
initiated to achieve this include participatory employee assessments
that involve both supervisor and subordinate, and competitive
remuneration compared to similar companies in the industry in order to
sustain low employee turnover.
External Risk 1. Environmental, Social, and Political
Risk
Environmental, social and political risks that emerge in property
development vary, including government laws on restrictions
to foreign ownership of property, tax regulations, natural disasters,
criminal ofenses and terrorism; all of which are beyond the control of
the Company. Bakrieland spares no efort to meet the expectations
of all stakeholders prior to the commencement of a project.
Through the implementation of irst- rate and predetermined standards,
potential risks can be minimized by forecasting probable force
majeure. All projects are insured, and take careful consideration of
environmental factors to strike a balance between development and
environmental conservation.
261
BAKRIELAND • Annual Report 2012
2. Risiko Hukum
Dalam hubungan bisnis antara induk perusahaan dan anak perusahaan
dengan pihak ketiga terdapat potensi timbulnya sengketa atau
perkara hukum yang dikarenakan kelemahan aspek yuridis antara
lain disebabkan adanya tuntutan hukum atau tiadanya undang-
undang yang mendukung. Dalam hal kondisi tersebut terjadi dan
bernilai material, maka dapat mempengaruhi kegiatan usaha
dan pencapaian target laba Perusahaan. Selanjutnya, adanya
perubahan kebijakan hukum yang ditetapkan oleh regulator yang
harus dipatuhi oleh obyek hukum, juga dapat memberikan risiko
hukum bagi Perusahaan. Untuk meminimalisir dampak risiko
hukum, Bakrieland secara seksama mengikuti semua peraturan yang
berlaku, dan memastikan bahwa setiap proyeknya telah memenuhi
seluruh unsur hukum. Segala risiko tuntutan hukum masyarakat
terhadap dampak lingkungan yang mungkin terjadi telah diminimalisir
melalui pemenuhan seluruh persyaratan pemerintah, terutama
yang berkaitan dengan penanganan dampak lingkungan.
3. Risiko Reputasi
Risiko reputasi merupakan potensi hilang atau hancurnya nama
baik Perusahaan akibat adanya publikasi negatif atau penerimaan
lingkungan eksternal yang rendah, yang disebabkan ketidakmampuan
perusahaan dalam mengambil tindakan terhadap isu eksternal
yang terkait dengan Perusahaan dan ketidakmampuan dalam mengelola
komunikasi dengan pihak eksternal yang berkepentingan, sehingga
dapat menimbulkan persepsi negatif
2. Legal Risk
Business relations between the Company and business units with
third parties have the potential of inciting conlict resulting in a
legal case. In the event that this occurrence has a material value, this
may afect the Company business activities and achievement of proit
targets. Furthermore, changes in legal policies stipulated by regulators
which must be complied with by all legal entities can also engender
legal risks for the Company. To minimize the impact of these legal
risks, Bakrieland conscientiously abides by all prevailing government
laws and regulations, and ensures that every project meets all legal
requirements. The risks of legal prosecution iled by the public on
potential environmental impact are minimized through compliance
with all government requirements, notably those associated with the
handling of environmental impacts.
3. Reputation Risk
Reputation risk is the potential of any loss or damage to the
Company’s image and reputation as a result of a negative publication
or low evaluation of the Company by external parties. This evaluation
may be due to the inability of the Company to undertake measures
in response to external issues involving the Company or due to
Company failure to appropriately manage communication with
relevant external parties, hence
262
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Manajemen Risiko Kepatuhan
Risk Management Compliance
terhadap Perusahaan. Bakrieland selalu melakukan pencitraan
terhadap produk-produk yang dikeluarkan oleh unit usaha dengan
citra merek ‘Bakrieland’. Disamping itu, Bakrieland juga selalu menjaga
hubungan baik dengan masyarakat luas maupun masyarakat sekitar
dimana suatu proyek dibangun, baik melalui program Corporate
Social Responsibility maupun partisipasi dalam berbagai proyek
atau kegiatan masyarakat sekitar. Hubungan dengan publik dan media
juga selalu dibina dengan baik oleh Corporate Afairs.
inciting an unfavorable perception of the Company. Bakrieland
consistently projects the ‘Bakrieland’ brand image in the branding of
products ofered by its business units. In addition, Bakrieland also
continues to maintain a harmonious relationship with the public at large
and communities in proximity to a development project, either through
its Corporate Social Responsibility programs or participation in various
community projects and activities. Relations with the public and the
media are also constantly nurtured by Corporate Afairs.
263
BAKRIELAND • Annual Report 2012
264
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Peran dan Ruang Lingkup
Audit Internal adalah suatu kegiatan pemberian keyakinan assurance dan
konsultasi yang bersifat independen dan obyektif, dengan tujuan untuk
meningkatkan nilai dan memperbaiki operasional perusahaan, melalui
pendekatan yang sistematis, dengan cara mengevaluasi dan meningkatkan
efektivitas sistem manajemen risiko, pengendalian dan proses tata kelola
perusahaan.
Dalam menjalankan kegiatannya, Corporate Internal Audit memiliki
wewenang antara lain sebagai berikut: 1. Mengakses seluruh informasi yang
relevan tentang Perusahaan terkait dengan tugas dan fungsinya.
2. Berkomunikasi langsung dengan Direksi, Dewan Komisaris danatau
Komite Audit. 3. Mengkoordinasi kegiatannya
dengan Auditor Eksternal. 4. Mengalokasikan sumber daya audit,
menentukan fokus, ruang lingkup dan jadwal audit, serta menerapkan
teknik audit yang dipandang perlu untuk mencapai tujuan audit.
Head of Corporate Internal Audit Bakrieland diangkat dan diberhentikan
oleh Presiden Direktur atas persetujuan Dewan Komisaris, serta bertanggung
jawab langsung kepada Presiden Direktur.
Piagam Audit Internal
Audit Internal mempunyai peran penting dalam menegakkan Good
Corporate Governance GCG. Hal tersebut mendorong Komite Nasional
Kebijakan Governance KNKG untuk menerbitkan Pedoman Umum GCG
Indonesia yang dapat digunakan sebagai arahan dan landasan pelaksanaan
fungsi pengawasan internal dalam praktik GCG dan manajemen. Badan
Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Bapepam-LK melalui
keputusan No.Kep-496BL2008
Role and Scope
Internal audit is an activity that provide assurance and consultation
in an independent and objective manner for the purpose of enhancing
corporate value and improving company operations through a
systematic approach by evaluating and increasing the efectiveness of the risk
management system, controls and corporate governance.
In carrying out its activities, the Corporate Internal Audit is conferred
with the authorities including to: 1. Access all relevant information
on the Company in relation to its assigned duties and functions.
2. Communicate directly with the Board of Directors, Board of
Commissioners andor Audit Committee.
3. Coordinate activities with the external auditor.
4. Allocate audit resources, determine audit focus, scope and schedule,
and apply audit techniques deemed necessary to efectively achieve audit
objectives.
The Head of Bakrieland Corporate Internal Audit is appointed and
dismissed by the President Director upon approval from the Board
of Commissioners, and is directly responsible to the President Director.
Internal Audit Charter
Internal audit contributes signiicantly in ensuring good corporate governance
GCG. This has compelled the National Committee on Governance NCG
to publish the Indonesias Code of GCG to provide clear direction and
platform for implementing the internal oversight function with regard to
GCG and management practices. The Capital Market and Financial Institution
Oversight Agency Bapepam-LK through Decree No. Kep-496BL2008
dated 28 November 2008 regulates
Audit Internal
Internal Audit
The Corporate Internal Audit Division is tasked to provide
assurance that all control elements are adequately in
place and geared towards good corporate governance.
Corporate Internal Audit bertugas memberikan
keyakinan bahwa seluruh elemen pengendalian
memadai dan mengarah ke tata kelola yang baik.
265
BAKRIELAND • Annual Report 2012
tanggal 28 November 2008 mengatur tentang pembentukan dan pedoman
penyusunan piagam Unit Audit Internal. Petunjuk pelaksanaan keputusan
tersebut dimuat pada peraturan nomor IX.I.7. dan menjadi dasar dalam
penyusunan Piagam Audit Internal Bakrieland.
Piagam Audit Internal Bakrieland yang telah disetujui Direksi dan
Dewan Komisaris selalu menjadi pedoman dalam melaksanakan
seluruh kegiatan Audit Internal. Agar efektivitas Corporate Internal Audit
tercapai, maka Piagam Audit Internal dikomunikasikan kepada semua lapisan
karyawan yang ada di Perusahaan, baik dengan cara mendistribusikannya
dalam bentuk brosur maupun dengan melakukan aktivitas sosialisasi
lainnya. Aktivitas ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman atas visi
dan misi Corporate Internal Audit dalam mengedepankan sistem pengendalian,
manajemen risiko, dan tata kelola perusahaan.
Pelaksanaan Tugas Audit
Corporate Internal Audit bertugas memberikan keyakinan bahwa seluruh
elemen pengendalian yang terdiri dari lingkungan pengendalian, penaksiran
risiko, aktivitas kontrol, pemantauan, serta informasi dan komunikasi telah
memadai dan mengarah ke tata kelola yang baik. Untuk mencapai tujuan
tersebut, maka Corporate Internal Audit melaksanakan tugas dan tanggung
jawab sebagai berikut: 1. Menyusun rencana audit tahunan
dan perencanaan penugasan audit yang berbasiskan risiko.
2. Menguji dan mengevaluasi pelaksanaan sistem pengendalian
intern dan sistem manajemen risiko telah sesuai dengan kebijakan
Perusahaan.
3. Melakukan pemeriksaan dan penilaian atas eisiensi dan
efektivitas di bidang keuangan, akuntansi, operasional, sumber
daya manusia, pemasaran, teknologi informasi, dan kegiatan lainnya.
on the establishment and guidelines for drawing up an Internal Audit Unit
Charter. The implementation directive of this decree is embodied in Regulation
No. IX.I.7 and serves as the basis for formulating Bakrieland’s Internal Audit
Charter.
Bakrieland’s Internal Audit Charter, with prior approval from the
Board of Director and Board of Commissioners, shall at all times
guide the implementation of all internal audit activities. To ensure the
efectiveness of Corporate Internal Audit, the Internal Audit Charter needs
to be communicated to all employee ranks within the Company, either by
distributing the Charter in the form of brochures or through other information
dissemination activities. These eforts are expected to build understanding on
the vision and mission of the Corporate Internal Audit Division in advancing its
risk management, control system and corporate governance agenda.
Audit Implementation
The Corporate Internal Audit Division is tasked to provide assurance that
all control elements consisting of the control environment, risk estimation,
control activities, and monitoring as well as information and communication are
adequately in place and geared towards good corporate governance. To this end,
Corporate Internal Audit performs the following duties and responsibilities:
1. Prepare the annual audit plan and
the assignment of a risk-based audit. 2. Test and evaluate the
implementation of the internal control and risk management
systems ensuring consistency with Company policy.
3. Examine and assess the eiciency and efectiveness of Company
inances, accounting systems, operations, human resource,
marketing, information technology and other activities.
266
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
4. Memberikan saran perbaikan dan informasi yang obyektif tentang
kegiatan yang diperiksa pada semua tingkat manajemen.
5. Membuat laporan hasil audit dan menyampaikannya kepada Presiden
Direktur dan kepada Dewan Komisaris melalui Komite Audit.
6. Memantau, menganalisis, dan melaporkan pelaksanaan tindak
lanjut perbaikan yang telah disarankan.
7. Bekerja sama dengan Komite Audit. 8. Menyusun program untuk
mengevaluasi mutu kegiatan audit internal yang dilakukan.
9. Mengevaluasi ketaatan Perusahaan terhadap hukum dan peraturan
perundangan yang berlaku, serta kebijakan dan prosedur Perusahaan.
10. Mengevaluasi keandalan dan integritas informasi keuangan dan
operasional Perusahaan. 11. Menilai kecukupan sarana-sarana
untuk menjaga dan melindungi kekayaan Perusahaan.
12. Melaksanakan penugasan khusus yang relevan dengan ruang lingkup
pekerjaan audit. Kegiatan Corporate Internal Audit di
tahun 2012 adalah melakukan proses audit pada aktivitas-aktivitas utama
antara lain program corporate social responsibility CSR, implementasi
kebijakan code of conduct, transaksi inter-company account, likuiditas,
bisnis proses
general afairs, proses pengadaan sumber daya manusia,
proses operasional penyusunan laporan keuangan, pelaporan korporasi
ke Bapepam-LK, pengadaan IT serta transaksi hutang bank dan obligasi.
Berdasarkan hasil audit, Corporate Internal Audit menerbitkan laporan
audit yang di dalamnya terdapat rencana tindak lanjut untuk langkah
perbaikan ke depan. 4. Impart objective advice on
improvements and information on activities for assessment at all
management levels. 5. Prepare audit reports for submission
to the President Director and to the Board of Commissioners through
the Audit Committee. 6. Monitor, analyze and report on the
implementation of follow-up actions as recommended.
7. Work together with the Audit Committee.
8. Prepare a mechanism for evaluating the quality of the internal audit
process. 9. Evaluate Company compliance with
prevailing laws and regulations, as well as Company policies and
procedures. 10. Evaluate the reliability and integrity
of the Company’s inancial and operational information.
11. Assess the adequacy of facilities available to protect and maintain
Company assets. 12. Implement speciic assignments
relevant to the scope of audit work. The Corporate Internal Audit Division in
2012 audited Company’s main activities, among others related to corporate
social responsibility CSR programs, code of conduct, inter-company account
transactions, liquidity, business process general afairs, human resource
recruitment process, operational process of inancial report preparation,
corporate reporting to Bapepam-LK, and IT procurement as well as bank loan and
bond transactions.
Based on audit results, the Corporate Internal Audit published audit reports
that contain follow-up plans for further improvements in subsequent years.
Audit Internal
Internal Audit
267
BAKRIELAND • Annual Report 2012
Kegiatan Corporate Internal Audit di tahun 2013 akan tetap difokuskan pada
upaya meyakinkan terlaksananya sistem pengendalian intern, sistem manajemen
risiko dan tata kelola perusahaan yang baik pada kegiatan-kegiatan strategis
yang mempunyai risiko dan berpotensi menghambat pencapaian visi serta misi
Perusahaan.
Proil Kepala Divisi
Kepala Divisi Corporate Internal Audit Bakrieland dijabat oleh Jordan Lubis.
Beliau memulai karirnya sejak tahun 1990 pada berbagai institusi keuangan
dan properti. Selama bergabung di Bakrieland beliau pernah menjabat
sebagai Kepala Divisi Hubungan Investor dan Pemerintah, dan Sekretaris
Perusahaan. Beliau lahir di Padang, 7 Oktober 1962, dan meraih gelar
Sarjana Teknik Mesin dari Universitas Sumatera Utara dan Sarjana Ekonomi
dari Universitas Medan Area. Beliau juga memiliki sertiikasi Qualiied Internal
Audit QIA. Activities undertaken by the Corporate
Internal Audit Division in 2013 shall consistently focus on providing
assurance on the implementation of the internal control system, risk
management system and good corporate governance for strategic
activities carrying risks and the potential to impede the achievement of the
Company vision and mission.
Proile of Division Head
Bakrieland’s Corporate Internal Audit Division is headed by Jordan Lubis. He
started his career in 1990 in various inancial institutions and property
irms. Since joining Bakrieland, Jordan Lubis has served as the Investor and
Government Relations Division Head and Corporate Secretary. Born in
Padang, 7 October 1962, he earned his bachelor’s degree in mechanical
engineering from Universitas Sumatera Utara and an Economic degree from
Universitas Medan Area. He has also obtained Qualiied Internal Audit QIA
certiication.
Proses Audit | Audit Process Planning
Field Work Reporting
Follow-up
268
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Bakrieland menyadari pentingnya suatu sistem pengelolaan informasi
dan komunikasi yang terpadu guna mengoptimalkan koordinasi dan sinergi
antara unit usaha, induk Perusahaan dan Kelompok Usaha Bakrie KUB.
Melalui berbagai program komunikasi internal maupun eksternal yang
dilaksanakan oleh Corporate Afairs, alur komunikasi antara Bakrieland dan unit
usaha dapat terjalin lebih lancar dan konsisten sehingga membawa dampak
positif bagi citra Perusahaan. Citra positif ini dapat membantu meningkatkan
kepercayaan dan hubungan baik dengan seluruh pemangku kepentingan.
Program kerja Corporate Afairs di tahun 2012 pada intinya merupakan
kelanjutan dari program kerja 2011. Dengan kontinuitas program yang
dilaksanakan oleh Corporate Afairs, diharapkan akan tercapai tujuan
komunikasi yang telah ditetapkan, yaitu ‘Persepsi publik atas positioning
Bakrieland sebagai perusahaan pengembang properti landmark
terpadu yang terkemuka.
Tugas dan Tanggung Jawab Corporate Afairs
Komunikasi Internal Divisi
Internal Communications IC bertugas mengelola jalur dan
meningkatkan alur komunikasi dalam lingkup internal induk Perusahaan
serta dengan unit usaha dan Kelompok Usaha Bakrie KUB melalui Media
komunikasi, seperti
i-News, email lyer blast, e-Newsletter e-News, majalah
dinding, situs, materi komunikasi korporasi seperti kartu ucapan dan
kalender dalam format cetak maupun elektronik serta cinderamata. Terlebih
jauh, jalur komunikasi juga dilakukan melalui media website, baik
web-based maupun
mobile-based, sehingga semua informasi terkini secara terpadu tersedia
melalui media tersebut. Bakrieland acknowledges the
importance of integrated information and communication management
system and the synergy between business units, the holding company
and Bakrie Business Group Kelompok Usaha BakrieKUB.
Communication channels between Bakrieland and the business units
are expected to become more luent and consistent through various
internal and external communication programs to bring a positive impact
on the Company’s image. This positive image helps the Company to enhance
trust and good relationships with all stakeholders.
The Corporate Afairs work program in 2012 is in essence a continuation of the
work program in 2011 in. The continual program carried out by Corporate
Afairs is expected to meet the set communication goals, relating to ‘Public
perception over Bakrieland’s positioning as a prominent integrated landmark
property developer’.
Duties and Responsibilities of Corporate Afairs
Internal Communication IC Internal Communications Division
manages the channels to enhance the low of communication within the
holding company and its business units and the Bakrie Group KUB
through such communication media as i-News, email lyer blasts, e-News,
bulletins, the website, corporate communication materials such as
greeting cards and calendars both in printed or electronic formats as well as
souvenirs. Furthermore, communication is channelled through websites, web-
based as well as mobile-based, where all updated information is integrally
provided through such media.
Corporate Affairs
Corporate Affairs
269
BAKRIELAND • Annual Report 2012
In the irst two years since the establishment of the Corporate
Afairs Directorate, the IC Division has been enhancing programs within the
integrated communication network between the holding company and
its business units and KUB. The communication network is currently
managed well, indicated by the luency of information lows and the number
of internal media users for various purposes. Qualitatively, the efort of
program development and modiication has been continuously carried out to
support the positive image of Bakrieland in general.
2012 Activities
To continue from the previous year, IC activities in 2012 were basically focused
to maintain the consistency of programs and to enhance the quality of the results
in order to create a positive image for Bakrieland and its business units.
IC has been well managed by the Internal Public Relations. To ensure
that communication is in line with the spirit of “Bakrieland Goes Green”, IC
maximized the information material through the monthly e-News. As with
the company calendar, in 2012 the IC produced e-calendar and e-cards for
internal purposes both at corporate and business unit levels.
In March 2012 the Mobile Bakrieland website m.bakrieland.com was
launched. The mobile website was developed in 2 two versions, pro and
lite to accommodate various types of mobile phones.
Selama dua tahun pertama terbentuknya Direktorat Corporate
Afairs, Divisi IC senantiasa berusaha meningkatkan programnya dalam
jaringan komunikasi yang terpadu antara induk Perusahaan dengan unit
usahanya dan Kelompok Usaha Bakrie KUB. Saat ini jaringan komunikasi
tersebut telah terbina dengan baik, yang ditunjukkan oleh lancarnya arus
informasi serta semakin banyaknya pihak yang memanfaatkan media
internal untuk berbagai kepentingan. Secara kualitatif, upaya pengembangan
dan modiikasi program terus dilakukan agar dapat menunjang cerminan
citra Bakrieland yang positif secara keseluruhan.
Kegiatan 2012
Melanjutkan dari tahun sebelumnya, kegiatan IC di tahun 2012 pada dasarnya
bertujuan untuk menjaga konsistensi dari program-program yang sudah
ditentukan serta meningkatkan kualitas dari hasil kerja yang dilaksanakan dalam
rangka turut menciptakan citra positif bagi Bakrieland dan unit usahanya.
IC yang dikelola oleh Internal Public Relations telah berjalan dengan baik.
Agar komunikasi tersebut sejalan dengan semangat “Bakrieland Goes
Green”, IC memaksimalkan materi informasi melalui media e-News
bulanan. Begitu juga dengan kalender perusahaan, pada tahun 2012 IC telah
membuat
e-calendar serta e-card yang dapat digunakan secara internal untuk
karyawan baik di tingkat korporasi maupun unit usaha.
Pada bulan Maret 2012 telah diluncurkan
mobile website Bakrieland m.bakrieland.com. Format mobile
website ini dibuat dengan 2 dua versi yaitu
pro dan lite untuk mengakomodasi berbagai jenis
mobile phone yang kini digunakan.
270
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Rancangan grais pada seluruh materi komunikasi yang dihasilkan oleh
Bakrieland selalu memiliki benang merah guna menjaga konsistensi
identitas perusahaan sesuai dengan corporate brand guidelines. Materi
yang dihasilkan antara lain mencakup e-newsletter, kartu cetakan maupun
e-card serta kalender korporasi, iklan, backdrop, banner dan signage untuk
kegiatan RUPS dan
Public Expose maupun Apresiasi Karya Media
Aryadia.
Komunikasi Eksternal Bakrieland, dengan 3 tiga unit usaha
yang memiliki beragam pengembangan proyek, memerlukan program
komunikasi eksternal terpadu yang tidak hanya mampu membantu mencapai
tujuan komunikasi korporat sesuai misi dan visi perusahaan, namun juga
meningkatkan
brand awareness dari tiap produknya untuk dapat dikenal
sebagai satu kesatuan utuh, sehingga pada akhirnya mampu membantu
meningkatkan pemasaran produk- produk Bakrieland.
Tanggung jawab tim External Communication EC antara lain sebagai
berikut: • Pintu komunikasi antara perusahaan
dengan pemangku kepentingan melalui media.
• Memberikan bimbingansaran di bidang komunikasi kepada semua
pemangku kepentingan. • Merumuskan dan menerapkan
prosedur yang efektif untuk memfasilitasi pengambilan
keputusan dalam komunikasi baik di tingkat induk Perusahaan maupun
unit usaha.
• Mendukung secara internal dan eksternal tujuan komunikasi
perusahaan. The graphic design on the entire
communication material produced by Bakrieland maintains consistency of the
Company identity in accordance with the corporate brand guidelines. Materials
produced include e-newsletters, printed cards, e-cards and corporate
calendars, advertisements, backdrops, banners and signage for the GMS and
Public Expose as well as for the medias journalism recognition event Apresiasi
Karya Media Aryadia.
External Communications EC Bakrieland together with its 3 three
business units that cover various project developments, requires an
integrated external communication program to not only support
the achievement of corporate communication corresponding to the
Company’s mission and vision, but also to strengthen a uniied brand
awareness from each product, and eventually supporting the marketing of
all Bakrieland products.
Responsibilities of the External Communications EC team are as
follows: • As a channel of communication
between the Company and stakeholders through the media.
• To assist provide suggestions related to communication to
stakeholders. • To formulate and implement an
efective procedure to facilitate the decision making process in
communication both for holding company and business units.
• To support internally and externally the Company’s communication
objectives.
Corporate Affairs
Corporate Affairs
271
BAKRIELAND • Annual Report 2012
Kegiatan 2012
EC memfokuskan pada kegiatan yang dapat menunjang terjadinya sinergi
antara induk Perusahaan dengan unit usaha serta peningkatan
brand awareness dan persepsi publik terhadap
Bakrieland sebagai pengembang properti
landmark terkemuka sehingga tercipta
image yang berkelanjutan. Sebagai regulator,
advisor dan koordinator, EC bekerjasama dengan
seluruh Marketing dan Public Relations unit usaha dalam menjalankan setiap
program komunikasi eksternal yang mencakup
Media Relations dan Corporate Advertisement Marketing
Events.
1. Kegiatan Media
EC berkoordinasi dengan berbagai divisi baik di Bakrieland
maupun di unit usaha terkait penyelenggaraan beragam kegiatan
yang berhubungan dengan media. Pada tahun ini, EC bekerja sama
dengan konsultan eksternal mengadakan berbagai program
komunikasi dengan media. Program komunikasi dibagi menjadi 2
dua macam pendekatan, yaitu pendekatan
online yang meliputi strategic news, straight news,
feature article dan one-on-one interview serta pendekatan
oline, meliputi
countering issue, strategic stakeholders approach dan feeding
strategic info. EC juga melakukan peningkatan hubungan dengan
media dengan mengadakan media
visit, media gathering, media brief entertainment, media appreciation
events, one-on-one meeting dan kitchen tour.
2012 Activities
EC focused on activities to support a synergy between the holding company
and its business units and to strengthen brand awareness and public perception
of Bakrieland as a prominent property developer to create a sustainable image.
As a regulator, advisor and coordinator, EC partners with all marketing and
public relations in the business units in running the external communication
programs including Media Relations, Corporate Advertisement and Marketing
Events.
1. Media Relations
EC coordinates with several divisions within Bakrieland and its business
units in relation to various media events. This year EC partnered with
external consultants to carry out various communication programs
with the media. There are 2 two approaches in the communication
program, the online approach, including strategic news, straight
news, feature articles and one-on- one interviews, and oline approach
including blocking and countering issues, strategic stakeholders
approach and feeding strategic info. EC enhanced Bakrielands media
relations through media visits, gatherings, briefentertainment,
appreciation events, one-on-one meetings and kitchen tours.
272
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Untuk mengetahui tingkat keberhasilan program komunikasi
yang telah dijalankan, EC melakukan pengukuran terhadap pemahaman
dan persepsi para pemangku kepentingan mengenai Bakrieland
melalui
media audit. Media audit dilakukan secara acak terhadap 40
empatpuluh orang perwakilan dari media cetak harian dan mingguan
dan media online dalam dan luar
negeri. Cakupan pembahasan media audit ini berhubungan
dengan: Produk dan Jasa, Isu Strategis, GCG, CSR, Aksi Korporasi,
dan Efektivitas Program Komunikasi.
Pelaksanaan media audit secara
berkala diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai
positioning Bakrieland dan unit usaha yang dapat dilihat dari
Perception Index Level PIL di periode Januari - Desember 2012
berada pada posisi 4.733 yang masuk pada area medium positif.
Secara ringkas, hasil dari media audit
2012 adalah sebagai berikut:
• Aksi Korporasi
Media memiliki persepsi bahwa aksi korporasi dalam bentuk penjualan
aset demi memperbaiki kinerja serta kerjasama dengan mitra strategis
dipandang sebagai langkah yang tepat. Salah satu yang menjadi
sorotan positif adalah mitra strategis untuk pengembangan super blok
dan wahana hiburan.
• Isu Strategis
Peraturan tentang kepemilikan asing di Indonesia dianggap
menguntungkan bagi Bakrieland karena sebagian besar produk
Bakrieland ditujukan ke segmen menengah atas yang didominasi
oleh warga negara asing. Sedangkan peraturan tentang
Loan to Value LTV dan
Down Payment DP 30 untuk tipe rumah di atas 70
To determine the level of success of the communication program, EC assesses
the understanding and perception of stakeholders regarding Bakrieland
through a Media Audit. The Media audit was undertaken by a random audit of
40 forty people representing printed media daily and weekly media and
online media domestic and foreign. The scope of the Media Audit relates to:
Product and Service, Strategic Issues, GCG, CSR, Corporate Action, and the
Efectiveness of the Communication Program.
A periodic media audit was expected to provide a picture about Bakrieland’s
positioning and those of its business units from January to December 2012
and recorded a Perception Index Level PIL at 4,733 which falls in the medium
positive area.
In summary, results of the media audit 2012 are as follows:
• Corporate Action
Media’s perception is that the corporate action of asset sales for
performance improvement and partnership with strategic partner
was regarded as positive. One of the positive perceptions was
the strategic partnership for the development of the super block and
entertainment venue.
• Strategic Issue
On strategic issues in 2012, media has the perception that regulation
concerning foreign investment in Indonesia is an advantage for
Bakrieland because the majority of Bakrieland products are for middle-
up segments which are dominated by foreigners. Meanwhile, the
regulation concerning the Loan to Value LTV and Minimum Down
Payment DP of 30 for type-70 houses and up is considered to
Corporate Affairs
Corporate Affairs
273
BAKRIELAND • Annual Report 2012
dianggap tidak memberikan dampak terhadap kinerja Bakrieland.
• Good Corporate Governance
Media menilai bahwa Bakrieland telah menerapkan prinsip GCG
dengan baik. Sebagai perusahaan terbuka, Bakrieland juga dinilai telah
mematuhi peraturan bursa secara konsisten melalui keterbukaan
informasi, tepat waktu pelaporan, update keberlanjutan proyek,
serta pemilihan Komisaris dan Manajemen yang profesional
dalam mengelola bisnis properti terintegrasi. Persepsi tersebut timbul
karena responden mengetahui bahwa Bakrieland menjalankan
azas transparansi informasi dengan senantiasa memberikan laporan
berkala ke otoritas pasar modal serta tidak pernah melakukan
pelanggaran terhadap aturan pasar modal. Selain itu berbagai
penghargaan GCG yang didapat oleh Bakrieland dari berbagai institusi
turut memberikan citra positif terhadap media.
• Produk dan Jasa
Persepsi media tentang produk dan jasa Bakrieland tahun ini meningkat.
Mayoritas media memandang Bakrieland merupakan perusahaan
properti yang memiliki citra positif dibandingkan dengan perusahaan
lainnya. Citra tersebut didapat dari kualitas produk yang sesuai
dengan standar yang dijanjikan, nilai pengembalian investasi yang
tinggi, kelengkapan fasilitas dan infrastruktur pendukung kawasan
serta komitmen Bakrieland untuk selalu menyediakan ruang terbuka
hijau di setiap produknya. Di sisi lain, penyelesaian proyek tepat waktu
masih merupakan isu yang sangat berpengaruh terhadap pencitraan
Bakrieland. have no impact on Bakrieland’s
performance.
• Good Corporate Governance
Medias perception is that GCG has been well implemented in
Bakrieland. As a public company, Bakrieland has also been considered
as consistently in compliance with the stock exchange authority
through information transparency, timeliness of reports, updates of
project continuation, and selection of professional Commissioners
and Management in running the integrated property business.
The perception emerged because respondents understand that
Bakrieland performs information transparency by continually
providing periodic reports and has never violated regulations of stock
exchange authority. Furthermore, Bakrieland has been granted
several GCG awards from various institutions, contributing to a positive
media image.
• Products and Services
The media’s perception on Bakrieland’s products and services
improved this year. A vast majority of media views that Bakrieland
bears a more positive image than other companies. This perception
is due to product quality that meets promised standards, high return
of investment value, facilities and infrastructure to support the area
and the commitment to always provide green open area in every
product. On the other end, project completion timeliness positively
afects Bakrieland’s image.
Hasil Media Audit GCG
Result of GCG Media Audit
11.36
3.70 22.73
55.56
25.00
22.22
2011
2012
40.91
18.52
Selalu terbuka dan transparan dalam memberikan informasi
Always open and transparent in providing information
Menerima penghargaan GCG dari beberapa institusi
Received GCG recognition from various institutions
Tidak pernah melanggar aturan pasar modal
Always in compliance with capital market regulations
Progress pembangunan proyek yang transparan
Transparent on project development progress
274
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
• Corporate Social Responsibility
Kontinuitas pelaksanaan program CSR yang dijalankan Bakrieland
berhasil memberikan persepsi positif kepada media. Mayoritas
media telah mempunyai gambaran yang jelas mengenai program CSR
terpadu Bakrieland Goes Green BGG.
• Program Komunikasi
Seluruh responden menyatakan bahwa informasi yang disampaikan
oleh Corporate Afairs Bakrieland selalu mudah untuk dipahami. Hal
ini berdampak positif terhadap persepsi dan hubungan baik antara
Bakrieland dengan media. Di tahun-tahun mendatang diharapkan
Bakrieland terus melakukan komunikasi dengan media sehingga
akses informasi mengenai kinerja dan aksi korporasi lebih mudah
didapat.
Sementara itu apresiasi Karya Jurnalistik yang diberikan oleh
Bakrieland juga mendapat respon positif dari media karena
merupakan satu-satunya ajang apresiasi media yang dilakukan oleh
kalangan industri properti.
2. Corporate Advertisement
Marketing Events Pada tahun 2012, kegiatan
marketing advertisement dilakukan dengan pemasangan iklan baik
secara rutin maupun non-rutin memasang iklan di harian Bisnis
Indonesia, Investor Daily, Kontan dan Viva News.
Selain itu, Bakrieland juga melakukan koordinasi dengan unit
usaha untuk melakukan kegiatan pemasaran dengan menjalankan
program-program seperti
media luncheon bersama penerima
ARYADIA 2012, buka puasa bersama media, serta menerbitkan majalah
Beyond.
Corporate Affairs
Corporate Affairs
• Corporate Social Responsibility
The continuity of Bakrieland’s CSR programs succeeded in boosting a
positive media perception. The vast majority of media has a clear picture
about the integrated CSR program of Bakrieland Goes Green BGG.
• Communication Program
All respondents stated that Bakrieland Corporate Afairs always
provide clear information. This has a positive impact on the perception
and good relations between Bakrieland and the media. In the
coming years, Bakrieland expects to continuously communicate with
the media so that information on corporate performance and action
can easily be accessed.
Meanwhile Bakrieland’s appreciation towards journalism through the
Aryadia program has granted positive response from the media, as
this is the only such event for media initiated by any property company.
2. Corporate Advertisement Marketing Events
The marketing advertisement activities carried out in 2012
included routine and non-routine advertisement in Bisnis Indonesia,
Investor Daily, Kontan and Viva News.
In addition, Bakrieland also coordinates with business units
to conduct marketing activities by implementing programs such as
media luncheon with journalists who received the 2012 ARYADIA
recognition, breaking fast with the media, as well as publishing the
Beyond magazine.
Hasil Media Audit CSR
Result of CSR Media Audit
0.0
0.0 0.0
7.41 45.00
25.93
2011
2012
55.00
66.67
Program daur ulang dari Bakrieland Bakrieland recycle program
Program penghematan sumber daya oleh Bakrieland
Bakrieland energy saving program Program pengelolaan Ruang Terbuka
Hijau Bakrieland Bakrieland open green space
management program Program CSR Bakrieland
Bakrieland CSR program
275
BAKRIELAND • Annual Report 2012
CSR Terpadu
Sejak tahun 2008, Bakrieland telah melaksanakan program CSR terpadu
yang berada di bawah payung program Bakrieland Goes Green BGG dengan
tiga pilar
Green Attitude, Green Architecture dan Green Operation.
Sejak tahun 2010, pelaksanaan program BGG di bawah pilar
Green Attitude telah dilakukan di bawah koordinasi
CA. Laporan terinci mengenai kegiatan CSR dimuat secara khusus pada bab
Laporan CSR pada Laporan Tahunan ini, halaman 135.
Rencana 2013
Sebagai kelanjutan dari program kerja 2012, program kerja 2013 akan
selaras dengan transformasi Bakrieland yang akan difokuskan pada bisnis inti
yaitu sebagai pengembang properti terpadu. Maka tema dari
corporate communication adalah konsolidasi
dan integrasi agar tercipta relasi tanpa batas antar produk-produk
Bakrieland. Tujuannya adalah untuk mempertahankan persepsi publik
terhadap posisi Bakrieland sebagai suatu pengembang properti terintegrasi
yang solid dan berkelanjutan secara inansial dan ramah lingkungan.
Untuk mencapai tujuan tersebut, telah disusun strategi yang akan dijalankan
pada tahun 2013, yaitu: 1. Membuat benang merah terhadap
branding Bakrieland untuk meningkatkan kesadaran terhadap
brand perusahaan dan produk- produk propertinya agar tercipta
citra positif yang berkesinambungan.
2. Memperkuat posisi perusahaan dengan melakukan koordinasi
antara induk Perusahaan dan unit usaha.
3. Melakukan kampanye ‘One
Bakrieland’.
Integrated CSR
Since 2008, Bakrieland has performed the integrated CSR programs under the
Bakrieland Goes Green BGG umbrella program based on three pillars: Green
Attitude, Green Architecture and Green Operation. Since 2010, the BGG
program under the Green Attitude program has been managed under CA
coordination. Detailed report on CSR programs is described in the CSR Report
section of this Annual Report on page 135.
Plans for 2013
Continuing the work program in 2012, plans for 2013 will be harmonized with
Bakrieland’s transformation phase, that will focus on its core business as an
integrated property developer. Thus the theme of the corporate communication
is consolidation and integration that create borderless relations among
Bakrieland’s products. The objective is to maintain public perception over
Bakrieland’s positioning as a solid and inancially sustainable as well as
environmentally friendly integrated property developer.
To achieve this objective, the strategy for 2013 is set as follows:
1. To generate Bakrieland’s synchronized branding and product
quality to enhance brand awareness and to create a sustainable positive
image.
2. To strengthen the Company’s positioning by maintaining strong
coordination between the holding company and business units.
3. To support the campaign of “One Bakrieland.”
Hasil Media Audit Program Komunikasi
Result of Communication Program Media Audit
87.50
55.56 12.50
44.44
2011
2012
Mudah mendapatkan informasi dari Bakrieland
Easy access to information from Bakrieland
Tidak mudah mendapatkan informasi dari Bakrieland
Diicult access to information from Bakrieland
276
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Perusahaan mengangkat Sekretaris Perusahaan yang bertugas sebagai
pejabat penghubung antara Perusahaan dengan organ perusahaan
dan pemangku kepentingan yang berpedoman kepada peraturan
Bapepam-LK No. IX.I.4, Peraturan PT Bursa Efek Indonesia BEI No. I-A
butir III.1.8 dan Lampiran II Keputusan Direksi PT BEI No. Kep-305BEJ07-2004
butir C.15. Sekretaris Perusahaan bertanggung jawab kepada Direksi serta
melaporkan pelaksanaan tugasnya kepada Dewan Komisaris.
Berdasarkan peraturan tersebut, Sekretaris Perusahaan mempunyai
tugas pokok sebagai berikut: 1. Mengikuti perkembangan pasar
modal khususnya peraturan- peraturan yang berlaku di bidang
pasar modal. 2. Memberikan pelayanan kepada
masyarakat atas setiap informasi yang dibutuhkan pemodal berkaitan
dengan kondisi emiten atau perusahaan publik.
3. Memberikan masukan kepada Direksi Perusahaan untuk mematuhi
ketentuan UU No.8 Tahun 1995 tentang pasar modal dan peraturan
pelaksanaannya.
4. Sebagai penghubung antara perusahaan publik dengan
Bapepam-LK dan masyarakat. 5. Menyiapkan daftar khusus yang
berkaitan dengan anggota Direksi, Komisaris dan keluarganya, baik
dalam Perusahaan Tercatat maupun ailiasinya yang antara
lain mencakup kepemilikan saham, hubungan bisnis dan peranan
lain yang menimbulkan benturan kepentingan dengan Perusahaan
Tercatat.
6. Membuat daftar pemegang saham termasuk kepemilikan 5 lima
perseratus atau lebih. 7. Menghadiri rapat Direksi dan
membuat risalah hasil rapat. 8. Bertanggung jawab dalam
penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham RUPS.
Sekretaris Perusahaan
Corporate Secretary
The Company appointed a Corporate Secretary to act as the liaison between
the Company and its corporate organs, as well as with stakeholders in
accordance to Bapepam-LK Regulation No. IX.I.4, Indonesia Stock Exchange
IDX Regulation No. I-A item III.1.8 and Attachment II IDX Director’s
decree No. Kep-305BEJ07-2004 item C.15. The Corporate Secretary is
responsible to the Board of Directors and reports his activities to the Board of
Commissioners.
Based on the above regulations, the main duties of the Corporate Secretary
are as follows: 1. Keeps abreast of capital market
developments, notably on existing capital market regulations.
2. Ofers service to the public on all information required by investors in
relation to the condition of the listed company.
3. Provides inputs to company’s board of directors in complying with
provisions stipulated in Law No.8 Year 1995 on the capital market and
its functional regulations.
4. Acts as the public company liaison with Bapepam-LK and the public.
5. Prepares special lists of share ownership, business relationships,
and other roles that may cause conlict of interests with the
listed companies or its ailiated companies, in relation to members
of boards of directors and commissioners and their families.
6. Prepares a list of shareholders including the 5 ive percent or
above share ownership. 7. Attends boards of directors’
meetings and prepares minutes of meetings.
8. Responsible for conducting General Meetings of Shareholders GMS.
277
BAKRIELAND • Annual Report 2012
Selama 2012 Sekretaris Perusahaan melakukan berbagai kegiatan sebagai
berikut: 1. Memandu Perusahaan untuk
senantiasa patuh terhadap peraturan pasar modal, dan
mengikuti perkembangan peraturan baru untuk selanjutnya
memastikan bahwa Perusahaan mengimplementasikan peraturan-
peraturan tersebut. Perusahaan menerbitkan 4 empat Laporan
Keuangan dan 1 satu Laporan Tahunan.
2. Melakukan korespondensi dengan regulator pasar modal Bapepam-LK
dan BEI maupun lembaga-lembaga penunjang lainnya seperti KSEI, BAE
dan Wali Amanat. Korespondensi yang dilakukan selama 2012
sebanyak 64 enam puluh empat kali.
3. Memberikan keterbukaan informasi terkait Perusahaan yang
disampaikan melalui pelaporan, baik yang diatur maupun tidak, antara
lain dalam bentuk siaran pers, website, mailing list, dan melayani
setiap kebutuhan informasi terkait kondisi Perusahaan. Siaran pers
yang diterbitkan selama 2012 sebanyak 2 dua kali.
4. Mengkoordinasikan penyelenggaraan Rapat Umum
Pemegang Saham Tahunan RUPST. 5. Mengkoordinasikan pelaksanaan
Paparan Publik Public Expose Tahunan.
Akses Informasi Publik
Masyarakat umum dan investor harus mempunyai kesempatan mempunyai
untuk memperoleh informasi mengenai Perusahaan. Teknologi informasi
yang semakin berkembang, membuat keanekaragaman sumber informasi
berbasis elektronik. Kegiatan publikasi dapat diakses melalui situs www.
bakrieland.com, yang memuat informasi terkini seperti kemajuan proyek,
pergerakan harga saham, aksi korporasi, dan informasi lainnya. Bakrieland
juga memiliki mailing list yang dapat memberikan informasi terkini kepada
pihak-pihak yang berkepentingan. Activities undertaken by the Corporate
Secretary in 2012 are as follows: 1. Guided the Company to ensure
compliance with capital market regulations, and kept tabs of new
regulations to further guarantee that the Company implemented such
regulations. The Company issued 4 four Financial Reports and 1 one
Annual Report.
2. Conducted correspondence with Capital Market regulators Bapepam-
LK and IDX and other supporting institutions such as KSEI, BAE and
Trustees. There were 64 sixty four occasions of correspondence carried
out in 2012.
3. Delivered transparent information related to the Company through
various forms of reporting, either planned or ad hoc, among other
means through press releases, the website, mailing lists, and attending
to requests for information pertaining to the Company. A total
of 2 two press releases were issued during 2012.
4. Coordinated the holding of the Annual General Meeting of
Shareholders AGMS. 5. Coordinated the implementation of
the Annual Public Expose.
Public Information Access
The general public and investors have the widest possible access to
information about the Company at anytime through its oicial website
at www.bakrieland.com, which presents recent information on project
progress, share price movement, corporate actions, and other signiicant
information. Bakrieland also has a mailing list which conveys up-to-date
information to its relevant parties.
278
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai Perusahaan,
masyarakat umum dan investor dapat menghubungi Sekretaris Perusahaan
Bakrieland, Tel. 62-21 5257835, Fax. 62-21 5225063, Email: infobakrieland.
com.
Rencana 2013
Pada tahun 2013 mendatang, Sekretaris Perusahaan merencanakan untuk
meningkatkan keikutsertaan dalam kegiatan sosialisasi, dan atau pelatihan
terkait peraturan-peraturan baru pasar modal yang diselenggarakan oleh
regulator maupun Asosiasi Emiten Indonesia.
Proil Sekretaris Perusahaan
Kurniawati Budiman lahir di Jakarta, 21 Agustus 1971, mulai menjabat sebagai
Sekretaris Perusahaan Bakrieland sejak 30 Januari 2013. Bergabung di
Kelompok Usaha Bakrie sejak 2005 dan sebelumnya menjabat sebagai
Chief Administration Oicer Bakrieland Hotels Resorts. Meraih gelar Bachelor
Administrative Studies dari York University, Toronto.
Sekretaris Perusahaan
Corporate Secretary
For further information about the Company, the public and investors
are welcome to contact the Corporate Secretary of Bakrieland, Tel. 62-21
5257835, Fax. 62-21 5225063, Email: infobakrieland.com.
Plans for 2013
In the year 2013, the Corporate Secretary is planning on taking more
active participation in the activity of socialization, andor training programs
related to new regulations in the capital market conducted by regulator
or Indonesian Listed Companies Association.
Proile of Corporate Secretary
Kurniawati Budiman was born in Jakarta, 21 August 1971. She assumed
her position as Bakrieland’s Corporate Secretary on 30 January 2013. She joined
Bakrie Group in 2005 and previously served as Chief Administration Oicer
Bakrieland Hotels Resorts. She holds a Bachelor degree in Administrative
Studies from York University, Toronto.
279
BAKRIELAND • Annual Report 2012
Korespondensi Bapepam-LK dan BEI | Correspondence with Bapepam-LK and IDX
No Perihal Surat
Kepada To Peraturan Regulation
Subject Letter
1 Keterbukaan Informasi - Road Show
dan Conference Bapepam-LK, IDX
Bapepam-LK Regulation No. X.K.1
Information Disclosure - Road Show and Conference
2 Laporan Bulanan Registrasi Pemegang
Efek per 31 Desember 2011 IDX
IDX Regulation No. I-E Item III.3.4.2
Monthly Report of Exchange Registration as of 31 December 2011
3 Laporan Realisasi Penggunaan Dana
Hasil Penawaran Umum per 31 Desember 2011
Bapepam-LK, IDX Bapepam-LK Regulation
No. X.K.4 Report of Fund Realization from the
Public ofering as of 31 December 2011
4 Kesiapan Menjelang Jatuh Tempo
Obligasi dan Sukuk IDX, Bapepam-LK
Letter of BEI S-00259BEI. PPS01-2012
Preparation for maturity of Bonds and Sukuk
5 Informasi Penggantian Auditor
Laporan Keuangan Bapepam-LK, IDX
Bapepam-LK Regulation No. X.K.1
Information on the Change of Financial Report Auditor
6 Laporan Bulanan Registrasi Pemegang
Efek per 31 Januari 2012 IDX
IDX Regulation No. I-E Item III.3.4.2
Monthly Report of Exchange Registration as of 31 January 2012
7 Laporan Perubahan Kepemilikan
Saham 5 atau Lebih Bapepam-LK, IDX
Bapepam-LK Regulation No. X.M.1
Report of Changes of 5 Ownership or Above
8 Konirmasi Kesiapan Dana
Pembayaran Kupon Obligasi I Bakrieland Development Tahun 2008
Dengan Tingkat Bunga Tetap ke-16 IDX
KSEI-4082JKS0212 Conirmation of the Preparation for
the 16th Bonds I Coupon of Bakrieland Year 2008 with Fixed Rate
9 Keterbukaan Informasi - Road show
Conference Bapepam-LK, IDX
Bapepam-LK Regulation No. X.K.1
Information Disclosure - Road Show Conference
10 Laporan Bulanan Registrasi Pemegang
Efek per 29 Februari 2012 IDX
IDX Regulation No. I-E Item III.3.4.2
Monthly Report of Exchange Registration as of 29 February 2012
11 Keterbukaan Informasi - Berkenaan
Dengan Pembelian Saham Limitless World International Services-6 Limited
Limitless-6 Bapepam-LK, IDX
Bapepam-LK Regulation No. X.K.1
Information Disclosure - Related to purchasing of Limitless World
International Services-6 Limited Limitless-6 stocks
12 Konirmasi Kesiapan Dana
Pembayaran Cicilan Imbalan Sukuk Ijarah I Bakrieland Development
Tahun 2009 Seri B Ke-11 IDX
KSEI-6166JKS0312 Conirmation of the Preparation
for Installment Fund Payment of the B Series 11th Sukuk Ijarah I of
Bakrieland Year 2009
13 Laporan Keuangan Konsolidasian per
31 Desember 2011 Bukti Iklan Bapepam-LK, IDX
Bapepam-LK Regulation No. X.K.2
Consolidated Financial Statement as of 31 December 2011 and Proof of
Advertisement 14
Bukti Asli Iklan Laporan Keuangan Konsolidasian Per 31 Desember 2011
IDX IDX Regulation No. I-E
Original Proof of Advertisement of Consolidated Financial Statement as
of 31 December 2011 15
Bukti Asli Iklan Hasil Pemantauan Khusus Kesiapan Pembayaran Atas
Sukuk Ijarah I Seri B Tahun 2009 Bakrieland Development
Bapepam-LK, IDX, Wali Amanat
Bapepam-LK Regulation No. IX.C.11
Original Proof of Advertisement of the Monitoring Result on the Preparation
for B Series Sukuk Ijarah I Year 2009 Bakrieland Development Payment
16 Informasi Rencana Rapat Umum
Pemegang Saham Tahunan dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa
Bapepam-LK, IDX Bapepam-LK Regulation No.
IX.I.1 Information on AGMS and EGMS Plan
17 Penjelasan Terkait Transaksi Saham
Bakrieland Development IDX
Letter of BEI No: S-02283BEI. PPJ03-2012
Explanation of Bakrieland Development, Tbk stock Transactions
18 Laporan Bulanan Registrasi Pemegang
Efek per 31 Maret 2012 IDX
IDX Regulation No. I-E Item III.3.4.2
Monthly Report of Exchange Registration as of 31 March 2012
19 Laporan Realisasi penggunaan Dana
Hasil Penawaran Umum per 31 Maret 2012
Bapepam-LK, IDX Bapepam-LK Regulation
No. X.K.4 Report of Funds Realization from the
Public Ofering as of 31 March 2012 20
Bukti Iklan Pemberitahuan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan
dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa
Bapepam-LK, IDX, BAE, KSEI
IDX Regulation No. I-E Item IV.5 Proof of Advertisement for AGMS and
EGMS Announcement
280
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Korespondensi Bapepam-LK dan BEI | Correspondence with Bapepam-LK and IDX
No Perihal Surat
Kepada To Peraturan Regulation
Subject Letter
21 Pemberitahuan Rapat Umum
Pemegang Saham Tahunan dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa
IDX IDX Regulation No. I-E Item IV.5
Announcement of AGMS and EGMS 22
Perubahan Jadwal Atas Rencana Pelaksanaan Rapat Umum Pemegang
Saham Tahunan dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa
Bapepam-LK, IDX Bapepam-LK Regulation No.
IX.I.1 Changes on Schedule of AGMS and
EGMS Plan 23
Perubahan Jadwal Atas Rencana Pelaksanaan Rapat Umum Pemegang
Saham Tahunan dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa
IDX IDX Regulation No. I-E Item IV.5
Changes on Schedule of AGMS and EGMS Plan
24 Bukti Iklan Pemberitahuan Tentang
Perubahan Waktu Pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan
dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa
Bapepam-LK, IDX Bapepam-LK Regulation No.
IX.I.1 Proof of Advertisement for Changes
on Schedule of AGMS and EGMS Plan
25 Laporan Tahunan Annual Report
2011 Bapepam-LK, IDX
Bapepam-LK Regulation No. X.K.6
Annual Report 2011 26
Peringatan Tertulis I IDX, Bapepam-LK
Letter of BEI No. S-02613BEI. PPJ04-2012
Written Warning I 27
Laporan Keuangan Konsolidasian per 31 Maret 2012
IDX, Bapepam-LK IDX Regulation No. I-E Item
III.1.6.1 Consolidated Financial Statement as
of 31 March 2012 28
Laporan Bulanan Registrasi Pemegang Efek per 30 April 2012
IDX IDX Regulation No. I-E Item
III.3.4.2 Monthly Report of Exchange
Registration as of 30 April 2012 29
Perubahan Agenda Rapat Umum Pemegang Saham
Bapepam-LK, IDX Bapepam-LK Regulation No.
IX.I.1 Changes on Agenda of GMS
30 Bukti Iklan Panggilan Rapat Umum
Pemegang Saham Tahunan Bapepam-LK, IDX
IDX Regulation No. I-E Item IV.5 Proof of Advertisement for AGMS
Invitation 31
Bukti Iklan Panggilan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan
IDX IDX Regulation No. I-E Item IV.5
Proof of Advertisement for AGMS Invitation
32 Konirmasi Kesiapan Dana
Pembayaran Kupon Obligasi I Bakrieland Development Tahun 2008
Dengan Tingkat Bunga Tetap Ke-17 IDX
KSEI-11891JKS0512 Conirmation of the Preparation for
the 17th Bonds I Coupon of Bakrieland Development Year 2008 with Fixed
Rate
33 Keputusan RUPS Tahunan dan Bukti
Iklan Bapepam-LK, IDX
Bapepam-LK Regulation No. IX.I.1
AGMS Resolution and Proof of Advertisement
34 Keputusan RUPS Tahunan Bakrieland
Development IDX
IDX Regulation No. I-E Item IV.6 Bakrieland Development AGMS
Resolution 35
Laporan Bulanan Registrasi Pemegang Efek per 31 Mei 2012
IDX IDX Regulation No. I-E Item
III.3.4.2 Monthly Report of Exchange
Registration as of 31 May 2012 36
Bukti Iklan Hasil Pemantauan Tahunan Pemeringkatan
Bapepam-LK, IDX, Wali Amanat
Bapepam-LK Regulation No. IX.C.11
Proof of Advertisement of Annual Rank Monitoring
37 Permintaan Penjelasan atas
Penelaahan Laporan Keuangan per 31 Desember 2011 dan 31 Maret 2012
IDX, Bapepam-LK Letter of IDX No. S-04181BEI.
PPS062012 Request for Explanation Financial
Statement Review as of 31 December 2011 and 31 March 2012
38 Laporan Perubahan Kepemilikan
Saham 5 atau Lebih Bapepam-LK, IDX
Bapepam-LK Regulation No. X.M.1
Report of Changes of 5 Ownership or Above
39 Kesiapan Menjelang Jatuh Tempo
Sukuk Ijarah I Bakrieland Development Tahun 2009 Seri B
IDX, Bapepam-LK Letter of IDX S-00259BEI.
PPS01-2012 Preparation on Maturity of Sukuk
Ijarah I Bakrieland Development Year 2009 B Series
40 Laporan Perubahan Kepemilikan
Saham 5 atau Lebih Bapepam-LK, IDX
Bapepam-LK Regulation No. X.M.1
Report of Changes of 5 Ownership or Above
41 Konirmasi Pelaksanaan Pelunasan
Pokok Sukuk Seri B dan Cicilan Imbalan Sukuk Ijarah I Bakrieland
Development Tahun 2009 ke-12 IDX
KSEI-15169JKS0612 Conirmation on Realization Principle
Fund Payment B Series Sukuk and 12th Installment Fund Payment Sukuk
Ijarah I Bakrieland Development Year 2009
281
BAKRIELAND • Annual Report 2012
Korespondensi Bapepam-LK dan BEI | Correspondence with Bapepam-LK and IDX
No Perihal Surat
Kepada To Peraturan Regulation
Subject Letter
42 Laporan Bulanan Registrasi Pemegang
Efek per 30 Juni 2012 IDX
IDX Regulation No. I-E Item III.3.4.2
Monthly Report of Exchange Registration as of 30 June 2012
43 Laporan Keuangan Konsolidasian per
30 Juni 2012 Bukti Iklan Bapepam-LK, IDX
Bapepam-LK Regulation No. X.K.2
Consolidated Financial Statement as of 30 June 2012 and Proof of
Advertisement 44
Penyampaian Bukti Iklan Laporan Keuangan konsolidasian per 30 Juni
2012 IDX
IDX Regulation No. I-E Delivery Proof of Advertisement of
Consolidated Financial Statement 45
Laporan Bulanan Registrasi Pemegang Efek per 31 Juli 2012
IDX IDX Regulation No. I-E Item
III.3.4.2 Monthly Report of Exchange
Registration as of 31 July 2012 46
Bukti Iklan Hasil Pemantauan Khusus Pemeringkatan Obligasi I Seri B Tahun
2008 Bapepam-LK, IDX
Bapepam-LK Regulation No. IX.C.11
Proof of Advertisement Ranks Special Monitoring Result Bonds I Year 2008
B Series 47
Konirmasi Kesiapan Dana Pembayaran Kupon Obligasi I
Bakrieland Development Tahun 2008 Dengan Tingkat Bunga Tetap ke-18
IDX KSEI-20185JKS0812
Conirmation on the Preparation for the 18th Bonds I Coupon of Bakrieland
Development Year 2008 with Fixed Rate
48 Permintaan Konirmasi Tentang
Pemberitaan di Media Masa Bapepam-LK
Letter of Bapepam-LK No. S-10517BL2012
Request for Conirmation on News in Media
49 Laporan Bulanan Registrasi Pemegang
Efek per 31 Agustus 2012 IDX
IDX Regulation No. I-E Item III.3.4.2
Monthly Report of Exchange Registration as of 31 August 2012
50 Permintaan Penjelasan
IDX, Bapepam-LK Letter of IDX No. S-06583BEI.
PPS09-2012 Request for Explanation
51 Bukti Iklan Hasil Pemantauan Khusus
Pemeringkatan Obligasi I Seri B Tahun 2008
Bapepam-LK, IDX Bapepam-LK Regulation No.
IX.C.11 Proof of Advertisement Ranks Special
Monitoring Result Bonds I Year 2008 B Series
52 Laporan Bulanan Registrasi Pemegang
Efek per 30 September 2012 IDX
IDX Regulation No. I-E Item III.3.4.2
Monthly Report of Exchange Registration as of 30 September2012
53 Permintaan Penjelasan Mengenai
Laporan Keuangan per 30 Juni 2012 IDX, Bapepam-LK
Letter of IDX No. S-06989BEI. PPS10-2012
Request for Explanation on Financial Statement as of 30 June 2012
54 Permintaan Penjelasan
IDX, Bapepam-LK IDX Regulation No. I-E Item II.4
Request for Explanation 55
Laporan Keuangan Konsolidasian per 30 September 2012
IDX, Bapepam-LK IDX Regulation No. I-E Item
III.I.6.1 Consolidated Financial Statement as
of 30 September 2012 56
Laporan Bulanan Registrasi Pemegang Efek per 31 Oktober 2012
IDX IDX Regulation No. I-E Item
III.3.4.2 Monthly Report of Exchange
Registration as of 31 October 2012 57
Permintaan Konirmasi Tentang Pemberitaan di Media Massa
IDX Letter of IDX No. S-077007BEI.
PPJ11-2012 Request for Conirmation on News in
Media 58
Publik Expose Tahunan Bakrieland Development
IDX, Bapepam-LK IDX Regulation No. I-E Item
V.4.1 Bakrieland Development Annual
Public Expose 59
Informasi Data HutangKewajiban Dalam Bentuk Valuta Asing
Bapepam-LK S-13262BL2012 dan SE-02
BL2009 Information of Debt Liabilities in
Foreign Currency 60
Konirmasi Kesiapan Dana Pembayaran Kupon Obligasi I
Bakrieland Development Tahun 2008 Seri B Dengan Tingkat Bunga Tetap
ke-19 IDX
KSEI-26535JKS1112 Conirmation on the Preparation for
the 19th Bonds I Coupon of Bakrieland Development Year 2008 with Fixed
Rate
61 Penyampaian Materi Public Expose
Tahunan IDX
IDX Regulation No. I-E Item V.4.2
Release of Public Expose Material 62
Laporan Bulanan Registrasi Pemegang Efek per 30 Nopember 2012
IDX IDX Regulation No. I-E Item
III.3.4.2 Monthly Report of Exchange Registra-
tion as of 30 November 2012 63
Penyampaian Hasil Public Expose Tahunan
IDX IDX Regulation No. I-E Item
V.4.4 Release of Public Expose
64 Laporan Perubahan Kepemilikan
Saham 5 atau Lebih Bapepam-LK, IDX
Bapepam-LK Regulation No. X.M.1
Report of Changes of 5 Ownership or Above
282
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Hubungan Investor merupakan suatu tanggung jawab manajemen
strategis yang memadukan aspek keuangan, komunikasi, pemasaran,
dan kepatuhan atas peraturan pasar modal yang memungkinkan
terciptanya komunikasi dua arah paling efektif antara perusahaan,
masyarakat keuangan, dan pihak-pihak lain, yang akhirnya berpengaruh atas
terbentuknya penilaian yang wajar atas saham perusahaan. Hubungan
Investor memberikan gambaran yang tepat mengenai kinerja dan prospek
perusahaan kepada investor maupun calon investor. Aktivitas Hubungan
Investor yang efektif akan memberikan pengaruh yang positif terhadap nilai
perusahaan secara keseluruhan. Hubungan investor dibutuhkan di
perusahaan yang sudah
go public, dan memiliki saham danatau obligasi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Para investor sebagai pembeli saham harus
selalu di update tentang informasi
perusahaan. Hubungan Investor mempunyai tugas
sebagai berikut: 1. Menjalin komunikasi dan hubungan
yang baik dengan masyarakat keuangan investor, analis, dan
media. 2. Mengikuti perkembangan bursa
saham dan memberikan saran kepada manajemen terkait dengan
saham perusahaan. 3. Menyediakan informasi mengenai
kondisi perusahaan kepada masyarakat keuangan.
4. Memberikan jawaban atas berbagai pertanyaan khususnya bidang
keuangan.
Hubungan Investor
Investor Relations
Investor Relations is a strategic management function that integrates
inance, communications, marketing and compliance with capital market
regulations, allowing the creation of efective two-way communication
between Company and other companies, the inancial community,
and other parties as well as ultimately inluencing the formation of a
reasonable valuation of company shares. Investor Relations gives
an accurate picture of Company performance and prospects to investors
or prospective investors. Therefore, efective Investor Relations activities will
provide a positive inluence on overall Company value. Investor relations is
required for all public companies, that is for those having stocks andor bonds
listed on the Indonesia Stock Exchange. Investors as buyers of shares shall
always receive information updates about the Company.
The main duties of Investor Relations are:
1. To build good relations with the inancial community investors,
analysts, and the media. 2. To observe stock market
developments and give advice to management concerning the
company shares. 3. To provide information regarding
the company’s condition to the inancial community.
4. To respond to any questions related with inance.
283
BAKRIELAND • Annual Report 2012
Sebagai perusahaan publik yang menjunjung tinggi aspek keterbukaan
informasi, Bakrieland senantiasa berusaha meningkatkan kualitas dan
akses informasi kepada para analis dan investor. Bakrieland berusaha
membangun citra yang baik melalui pengembangan hubungan dengan
investor dan analis baik secara interaktif maupun penyampaian
informasi berkala, terutama yang berkaitan dengan kinerja dan prospek
Perusahaan. Penyampaian informasi kepada investoranalis dilakukan
melalui kegiatan
road show, analyst meeting, investor conference, dan
media komunikasi lainnya. Sebagai bentuk kepedulian yang tinggi terhadap
kegiatan Hubungan Investor, setiap road
show dengan para analisfund manager juga dihadiri oleh CEO dan atau CFO
Perusahaan.
Secara umum tidak terdapat perubahan cakupan tugas yang dilakukan oleh
Hubungan Investor. Kegiatan pokok yang dilakukan selama tahun 2012,
yaitu: 1. Mengadakan rapat dengan investor
analis sebanyak 84 delapan puluh empat kali.
2. Menghadiri Trimegah Investor Gathering dan UBS Indonesia
Conference. 3. Memberikan masukan kepada
manajemen terkait perkembangan bursa saham dan saham
Perusahaan. 4. Melakukan korespondensi dan
menjawab pertanyaan yang berasal dari masyarakat keuangan.
Bakrieland is constantly making eforts to improve the quality and access
of information to business analysts and investors, and to maintain its
integrity as a public company that upholds the principle of information
disclosure. In the course of developing relations with investors and analysts
interactively or through the release of periodic information, particularly with
regard to Company performance and prospects, Bakrieland has successfully
built an excellent image. The release of information to investors and
analysts are conducted through road shows, analyst meetings, investor
conferences, and through other media of communication. As a form of high
concern towards Investor Relation activities, every road show with analysts
and fund managers is also attended by the Company CEO andor the Director
of Finance.
In general there are no changes in the scope of tasks performed by Investor
Relations from last year. The main activities conducted throughout 2012
were: 1. Conducted a total of 84 eighty four
meetings with investors analysts. 2. Attended Trimegah Investor
Gathering and UBS Indonesia Conference.
3. Provided input to management in regards to the stock exchange and
the Company stock movements. 4. Performed correspondence and
responded to inquiries from the inancial community.
284
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Jumlah rapat dengan analisinvestor di tahun 2012 relatif sama dengan tahun
2011. Minat analisinvestor terhadap Perusahaan masih tetap tinggi, terbukti
dari jumlah pertemuan yang masih di atas 50 lima puluh kali. Selain itu,
para analis juga memberikan respon positif terhadap keterbukaan informasi
yang dilakukan oleh Perusahaan, hal ini terlihat dari jumlah laporan riset analis
yang mencapai 8 delapan laporan, 2 dua diantaranya dikeluarkan oleh
institusi sekuritas asing.
Rencana 2013
Selain melanjutkan hal-hal yang telah dilakukan selama tahun 2012,
Hubungan Investor juga akan meningkatkan pertemuan dengan
para investor, analis dan media, serta meningkatkan kualitas laporan. Hal ini
dilakukan untuk lebih meningkatkan pemahaman masyarakat atas properti
yang dimiliki dan dikelola oleh Bakrieland.
The number of meetings with analysts investors in 2012 was similar to the
number of meetings in 2011. The interest of analystsinvestors towards
the Company remains high, shown from the more than 50 ifty meetings
held during the year. In addition, analysts gave a positive response to the
Company’s continuous transparency, as indicated by the number of analyst
research reports, with 8 eight reports, 2 two of which were issued by foreign
securities institutions.
Plans for 2013
In addition to continuing with on- going activities, Investor Relations is
determined to further increase the frequency of meetings with investors,
analysts and media, as well as to improve the quality of reporting. These
eforts are done to further improve the public’s understanding of properties
owned and managed by Bakrieland.
285
BAKRIELAND • Annual Report 2012
Rapat dengan Analis dan Manajer Investasi Meetings with Analysts and Investment Managers in 2012
No. Tanggal | Date
Institusi | Institution Negara | Country
1 13 Januari 2012
UBS Securities Indonesia Indonesia
2 16 Januari 2012
CLSA Indonesia Indonesia
3 17 Januari 2012
BNI Securities Indonesia
4 18 Januari 2012
BNP Paribas Securities Indonesia Indonesia
5 18 Januari 2012
Macquarie Securities Indonesia
6 19 Januari 2012
Mandiri Sekuritas Indonesia
7 31 Januari 2012
D.E. Shaw Co India
8 06 Februari 2012
Pyramis Global USA
9 06 Februari 2012
BNP Paribas Securities Indonesia Indonesia
10 07 Februari 2012
Religare Capital Markets Singapore
11 20 Februari 2012
BNP Paribas Securities Hong Kong
12 21 Februari 2012
Credit Suisse Indonesia
13 23 Februari 2012
Standard Life United Kingdom
14 24 Februari 2012
Deutsche Bank Indonesia
15 08 Maret 2012
Bahana Investment Indonesia
16 14 Maret 2012
CIMB Securities Singapore
17 14 Maret 2012
Central Asset Singapore
18 21 Maret 2012
Cheyne Capital United Kingdom
19 21 Maret 2012
CIMB Securities Singapore
20 22 Maret 2012
Manulife Indonesia
21 28 Maret 2012
Tigfunds USA
22 18 April 2012
Basso Capital Hong Kong
23 18 April 2012
D.E. Shaw Co Hong Kong
24 19 April 2012
Morgan Stanley Asia Indonesia Indonesia
25 24 April 2012
SC Lowy Financial Ltd Hong Kong
26 25 April 2012
Cube Capital Hong Kong
27 03 Mei 2012
CIM Investment Singapore
28 08 Mei 2012
Sc Lowy Financial Ltd Hong Kong
29 10 Mei 2012
D.E. Shaw Co Hong Kong
30 10 Mei 2012
Sc Lowy Financial Ltd Hong Kong
31 11 Mei 2012
Sc Lowy Financial Ltd Hong Kong
32 14 Mei 2012
Batavia Prosperindo Indonesia
33 15 Mei 2012
Alpine RE Fund USA
34 23 Mei 2012
CLSA Indonesia Indonesia
35 31 Mei 2012
Religare Capital Markets Singapore
36 31 Mei 2012
Credit-Suisse Hong Kong
37 31 Mei 2012
Och-Zif Hong Kong
38 31 Mei 2012
Value Partners Hong Kong
39 31 Mei 2012
Highbridge Hong Kong
40 20 Juni 2012
Dalton Investment China
41 20 Juni 2012
Dalton Investment Japan
286
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
No. Tanggal | Date
Institusi | Institution Negara | Country
42 20 Juni 2012
Kim Eng Securities Indonesia
43 28 Juni 2012
ELB holders, arranged by Credit Suisse CS Hong Kong
44 13 Juli 2012
Value Partners Hong Kong
45 13 Juli 2012
Credit Suisse Hong Kong
46 13 Juli 2012
Whitebox Advisors Hong Kong
47 13 Juli 2012
BFAM Partners Hong Kong
48 13 Juli 2012
Pine River Capital Hong Kong
49 25 Juli 2012
UBS Securities Indonesia Indonesia
50 25 Juli 2012
Henderson Global Singapore
51 09 Agustus 2012
Clearwater Capital Hong Kong
52 09 Agustus 2012
Cube Capital Hong Kong
53 16 Agustus 2012
Prana Capital Singapore
54 28 Agustus 2012
Fidelity Management USA
55 29 Agustus 2012
Credit Suisse Hong Kong
56 29 Agustus 2012
Claren Road USA
57 05 September 2012
Arch Advisory Malaysia
58 05 September 2012
BAML Singapore
59 05 September 2012
Credit Suisse Securities Indonesia
60 12 September 2012
Samuel Sekuritas Indonesia
61 13 September 2012
BNI Securities Indonesia
62 21 September 2012
GMT Aset Manajemen Indonesia
63 27 September 2012
Cube Capital Hong Kong
64 09 Oktober 2012
Deutsche Bank Singapore
65 10 Oktober 2012
Cube capital Hong Kong
66 10 Oktober 2012
Ice Canyon USA
67 11 Oktober 2012
Cowell Lee Advisors Ltd Hong Kong
68 16 Oktober 2012
UOB Asset Management Singapore
69 18 Oktober 2012
Claren Road Hong Kong
70 31 Oktober 2012
Cube Capital Hong Kong
71 31 Oktober 2012
Religare Capital Markets Hong Kong
72 05 November 2012
OSK Nusadana Securities Indonesia
73 05 November 2012
Alpheus Advisors Greece
74 08 November 2012
Sc Lowy Financial Ltd Hong Kong
75 20 November 2012
Cowell Lee Advisors Ltd Hong Kong
76 21 November 2012
Greenday Capital Australia
77 23 November 2012
LIM Advisors Ltd Hong Kong
78 30 November 2012
Debtwire Singapore
79 30 November 2012
BNI Securities Indonesia
80 07 Desember 2012
Growth Investments Management Hong Kong
81 07 Desember 2012
Argyle Street Management Hong Kong
82 07 Desember 2012
Abu Dhabi Investment Authority Uni Arab Emirates
83 14 Desember 2012
Cowell Lee Advisors Ltd Hong Kong
84 19 Desember 2012
Daiwa Capital Markets Hong Kong
287
BAKRIELAND • Annual Report 2012
Laporan Riset Research Reports
Forum Investor Konferensi Investor Forum Conference
No. Tanggal | Date
Institusi | Institution Rekomendasi | Recommendation
1 17 Januari 2012
Bahana Securities Sell
2 16 Februari 2012
Batavia Prosperindo Sekuritas Buy
3 22 Februari 2012
BNP Paribas Securities Indonesia Buy
4 28 Februari 2012
UBS Securities Indonesia Hold
5 06 Maret 2012
BNI Securities Buy
6 12 Juni 2012
Religare Capital Markets Buy
7 28 Juni 2012
EVA Dimensions Sell
8 02 Juli 2012
Mandiri Sekuritas Buy
No. Tanggal | Date
Subyek | Subject Lokasi | Location
1 12 Januari 2012
Trimegah Investor Gathering Jakarta
2 6-7 Maret 2012
UBS Indonesia Conference Jakarta
288
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Laporan Komite Audit
Audit Committee Report
Kepada Yth: Dewan Komisaris
PT Bakrieland Development Tbk. Wisma Bakrie 1, Lantai 7
Jalan HR Rasuna Said Kav B-1 Jakarta 12920
Laporan Tahunan Pelaksanaan Kegiatan Komite Audit Untuk Tahun
Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 hingga tanggal
Laporan Tahunan.
Komite Audit adalah sebuah Komite yang dibentuk oleh Dewan
Komisaris sesuai dengan peraturan Bapepam-LK No. KEP-29PM2004
dengan lampiran peraturan No. IX.I.5 tentang Pembentukan dan Pedoman
Pelaksanaan Kerja Komite Audit serta Peraturan Bursa Efek Indonesia No. KEP.
305BEJ07-2004 tentang Perusahaan Tercatat wajib memiliki Komite Audit.
Pada tanggal 7 Desember 2012 Bapepam-LK menerbitkan surat
keputusan No.KEP-643BL2012 dengan lampiran peraturan No. IX.I.5
tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit yang
berlaku pada tahun 2013, Komite Audit sedang mengkaji peraturan
baru tersebut dan akan mulai menerapkannya pada tahun 2013.
Tugas Komite Audit di PT. Bakrieland Development Tbk Perusahaan antara
lain adalah: a. Melakukan oversight atas Laporan
Keuangan yang akan dikeluarkan oleh Perusahaan sebelum
dipublikasikan. b. Melakukan
oversight atas kecukupan proses pemeriksaan
yang dilakukan oleh Auditor Internal maupun Eksternal.
c. Bersama dengan Komite Pemantau Risiko, memantau efektivitas
pelaksanaan sistem manajemen risiko perusahaan.
To: Board of Commissioners
PT Bakrieland Development Tbk Wisma Bakrie 1, 7
th
Floor HR Rasuna Said Kav B-1
Jakarta 12920
The Audit Committee Annual Activity Report for Period Ended 31 December
2012 Until Date of Annual Report.
The Audit Committee is established by the Board of Commissioners
in accordance with Bapepam-LK Regulation No KEP-29PM2004 with
Attached Regulation No. IX.I.5 on the Establishment of the Audit Committee
and its Working Guidelines, and Indonesia Stock Exchange Regulation
No. KEP. 305BEJ07-2004 on the Obligation of Listed Companies to
Establish an Audit Committee.
On 7 December 2012, Bapepam-LK issued Directive No.KEP-643BL2012
with Attached Regulation No. IX.I.5 on the Establishment of the Audit
Committee and its Working Guidelines which shall enter into force in 2013. The
Audit Committee is currently reviewing this new regulation and shall begin to
apply it in 2013.
Duties of the Audit Committee in PT Bakrieland Development Tbk include
the following: a. Oversee Financial Statements
prepared by the Company before they are published.
b. Oversee the adequacy of the assessment process carried out
both by the Internal and External Auditors.
c. Jointly with the Risk Monitoring Committee, keep track of the
efectiveness in implementing the Company’s Risk Management
System.
289
BAKRIELAND • Annual Report 2012
d. Memantau kepatuhan Perusahaan terhadap peraturan perundang
undangan termasuk di Pasar Modal dan peraturan perundangan lainnya
yang berhubungan dengan kegiatan Perusahaan.
Komite Audit Perusahaan untuk periode tahun 2012 terdiri dari 3 tiga orang
anggota yang independen sebagai berikut:
1. Kanaka Puradiredja
Ketua Komisaris Independen 2. Mohamad Hassan
Anggota Profesional Independen 3. Soenarso Soemodiwirjo
Anggota Profesional Independen
Pada tahun 2012, Komite Audit menyelenggarakan 9 sembilan
kali rapat formal, dengan tingkat kehadiran Kanaka Puradiredja 100,
Mohamad Hassan 78, dan Soenarso Soemodiwirjo 78. Kegiatan dalam
rapat formal tersebut adalah sebagai berikut:
1. Membahas pelaksanaan dan
penyelesaian audit Laporan Keuangan Perusahaan tahun 2011
dengan Auditor Eksternal serta isu-isu yang terkait dengan Laporan
Keuangan tersebut.
2. Membahas perencanaan audit dengan Auditor Eksternal atas
Laporan Keuangan Perusahaan tahun 2012.
3. Bersama dengan Manajemen, memperbaharui kebijakan
pemilihan Auditor Eksternal dan membahas kinerja Auditor Eksternal
dalam pelaksanaan audit Laporan Keuangan Perusahaan tahun 2011.
4. Membahas Laporan Keuangan Triwulanan Perusahaan tahun 2012
sebelum dipublikasikan. d. Monitor Company compliance
with existing laws and regulations, including in the Capital Market and
other regulatory framework related to Company activities.
The Company Audit Committee for 2012 consists of 3 three independent
members as presented below: 1. Kanaka Puradiredja
Chairman Independent Commissioner
2. Mohamad Hassan Member Independent
Professional 3. Soenarso Soemodiwirjo
Member Independent Professional
In 2012, the Audit Committee has convened 9 nine formal meetings,
with 100 attendance from Kanaka Puradiredja, and 78 attendance
from Mohamad Hassan and Soenarso Soemodiwirjo. These formal meetings
focused on the following agendas: 1. Discussion on the implementation
and completion of the Company inancial audit in 2011 with the
External Auditor, and issues related to the Financial Statements.
2. Discussion on the audit plan with the External Auditor of the Company
Financial Statements in 2012. 3. Together with management,
reformulate the External Auditor selection policy and discuss on
External Auditor performance in carrying out the audit of Company
Financial Statements for 2011.
4. Discussion on the Company’s Quarterly Financial Statements for
2012 before they are published.
290
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
5. Membahas pelaksanaan audit oleh Auditor Internal tahun 2012 dan
perencanaan audit tahun 2013. 6. Membahas isu perpajakan dan isu
legal Perusahaan dan, bersama- sama dengan Komite Kebijakan
GCG, mengkaji kepatuhan anggaran dasar Perusahaan terhadap
perundang-undangan yang berlaku.
7. Bersama-sama dengan Komite Pemantau Risiko, membahas proses
pengidentiikasian dan pengukuran risiko dalam proses penyusunan
Laporan Keuangan Konsolidasian Perusahaan.
8. Bersama-sama dengan Komite Kebijakan GCG, membahas
implementasi dari Corporate Social Responsibility CSR Perusahaan
tahun 2011 dan perencanaan CSR tahun 2012.
Jakarta, 31 Januari 2013
Laporan Komite Audit
Audit Committee Report
Mohamad Hassan
Anggota Member
Soenarso Soemodiwirjo
Anggota Member
Kanaka Puradiredja
Ketua Chairman
5. Discussion on the audit process conducted by the Internal Audit in
2012 and on the audit plan for 2013. 6. Discussion on tax and legal issues
confronting the Company, and together with the GCG Policy
Committee conducted a compliance assessment of Company Statute
with existing laws and regulations.
7. Together with the Risk Monitoring Committee discussed on the
identiication and measurement of corporate risks for preparing the
Company Consolidated Financial Statements.
8. In cooperation with the GCG Policy Committee discussed on the
implementation of Company CSR Corporate Social Responsibility for
2011 and CSR plan for 2012.
Jakarta, 31 January 2013
291
BAKRIELAND • Annual Report 2012
Laporan Komite
Pemantau Risiko
Risk Monitoring Committee Report
Kepada Yth: Dewan Komisaris
PT Bakrieland Development Tbk Wisma Bakrie 1, Lantai 7
Jalan HR Rasuna Said Kav B-1 Jakarta 12920
Laporan Tahunan Pelaksanaan Kegiatan Komite Pemantau Risiko
Untuk Periode Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 Hingga
Tanggal Laporan Tahunan
Komite Pemantau Risiko dalam melakukan tugasnya berpedoman
pada Piagam Komite Pemantau Risiko KPR yang disahkan pada tanggal 15
November 2008. Tugas KPR adalah sebagai berikut :
1. Memberikan masukan kepada
Dewan Komisaris tentang masalah- masalah pengelolaan risiko.
2. Mengevaluasi sistem pengelolaan risiko dan pengawasan intern.
3. Menyediakan informasi kepada Dewan Komisaris masalah-masalah
terkait sebagai langkah melakukan antisipasi risiko.
Komite Pemantau Risiko diketuai oleh seorang Komisaris Independen. Dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, KPR bertindak secara
profesional dan independen, tanpa campur tangan dari pihak manapun.
Susunan Komite Pemantau Risiko untuk periode 2012 ditetapkan berdasarkan
Surat Keputusan Dewan Komisaris No. 158SKKOM-BLDHISX07 sebagai
berikut : 1. Lukman Purnomosidi
Ketua Komisaris Independen 2. Supartono
Anggota Komisaris Kegiatan yang dilakukan KPR dalam
membantu Dewan Komisaris adalah melakukan pemantauan atas penerapan
Enterprise Risk Management ERM dan pembahasan berbagai potensi
risiko usaha, yang meliputi antara lain To:
Board of Commissioners PT Bakrieland Development Tbk
Wisma Bakrie 1, 7
th
Floor HR Rasuna Said Kav B-1
Jakarta 12920
The Risk Monitoring Committee Annual Activity Report for Period
Ended at 31 December 2012 until Date of Annual Report.
In performing its task, the Risk Monitoring Committee is guided by the
Risk Monitoring Committee Charter, legalized on 15 November 2008. Duties
of the RMC are as follows :
1. To assist the Board of Commissioners on risk management
issues. 2. To evaluate risk management
systems and internal control. 3. To provide information to the Board
of Commissioners on related issues as a step to mitigate risks.
The Risk Monitoring Committee is chaired by an Independent
Commissioner. In the discharging of its duties and responsibilities, RMC acts in a
professional and independent manner, without intervention from any parties.
The membership of the Risk Monitoring Committee for 2012 is determined
based on the Board of Commissioners Decree No. 158SKKOM-BLDHISX07
and is as follows: 1. Lukman Purnomosidi
Chairman Independent Commissioner
2. Supartono Member Commissioner
In assisting the Board of Commissioners, the Risk Monitoring
Committee, among other matters, monitors the implementation of
Enterprise Risk Management ERM and holds discussions on various
292
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
risiko operasional, keuangan, hukum, dan risiko pasar, berikut rekomendasi
langkah-langkah mitigasi. Secara operasional, kegiatan pengelolaan
risiko Perusahaan dilakukan oleh Divisi Corporate Risk Management
Compliance CRMC.
Selama tahun 2012, Komite Pemantau Risiko telah mengadakan rapat
sebanyak 4 empat kali rapat dengan tingkat kehadiran Bapak Lukman
Purnomosidi 100 dan Bapak Supartono 100. Rapat yang diadakan
Komite Pemantau Risiko termasuk rapat gabungan dengan Komite Audit
Bakrieland. Adapun pokok-pokok pembahasan antara lain membahas
mengenai hasil
re-assessment pembangunan tol Pejagan-Pemalang,
risk assessment proses penyusunan laporan keuangan, persiapan
risk assessment divisi di Bakrieland Holding,
dan koordinasi bersama divisi CRMC. Komite Pemantau Risiko melakukan
penelaahan secara keseluruhan pelaksanaan manajemen risiko dan
diperoleh hasil antara lain sebagai berikut:
-
Berdasarkan hasil dari re-
assessment pembangunan tol Pejagan – Pemalang, beberapa risiko
yang telah diklasiikasikan dalam kategori besar, sedang dan kecil
mengalami penyesuaian sesuai kondisi saat ini. Sehingga beberapa
rencana tindak lanjut baru juga dibuat untuk dijalankan oleh pemilik
risiko.
- Komite Pemantau Risiko bersama-
sama dengan Komite Audit menilai bahwa hasil
risk assessment atas proses penyusunan laporan
keuangan harus ditindaklanjuti bersama oleh Bakrieland Holding
dan unit usaha. Hal ini diperlukan untuk semakin meningkatkan
kualitas laporan keuangan Perusahaan.
Laporan Komite Pemantau Risiko
Risk Monitoring Committee Report
potential business risks that cover operational risks, inancial risks, legal
risks and market risks, along with recommendations for risk mitigation.
Company risks are essentially managed by the Corporate Risk Management
Compliance CRMC Division.
In 2012, the Risk Monitoring Committee held 4 four meetings with 100
attendance from both Mr. Lukman Purnomosidi and Mr. Supartono.
Meetings convened by the Risk Monitoring Committee include joint
meetings with Bakrieland’s Audit Committee. Discussions among others
touched on the outcomes of the re- assessment of the Pejagan-Pemalang
toll road construction, risk assessment for the compilation of Company
inancial statements, preparations necessary for the risk assessment of
divisions at Bakrieland Holding, and joint coordination with the CRMC Division.
The Risk Monitoring Committee performs an overall assessment of risk
management implementation, leading to the following outcomes:
-
Based on re-assessment results on the Pejagan-Pemalang toll
road construction, several risks categorized as high, medium and
low risks underwent the necessary adjustments according to the
current situation. Hence, several new follow-up plans have been
drawn up to be implemented by the respective risk owners.
- The Risk Monitoring Committee
together with the Audit Committee saw the need to follow up on the
risk assessment results related to the preparation of the inancial
statements to be done jointly between Bakrieland Holding and
business units. This is necessary to further improve the quality of these
inancial reports.
293
BAKRIELAND • Annual Report 2012
- Komite Pemantau Risiko
mendukung dilaksanakannya risk
assessment untuk divisi-divisi di Bakrieland Holding. Sampai dengan
tahun 2012, risk assessment
dilaksanakan terhadap 3 tiga divisi. Dari
risk assessment divisi tersebut, akan dibuat laporan konsolidasi
atas hasil risk assessment sehingga dapat memberikan masukan atas
potensi risiko usaha yang dihadapi Perusahaan.
- Perusahaan melalui divisi CRMC
secara aktif melakukan transaction-
based risk management melalui review dan penelaahan atas
transaksi yang akan dilakukan Perusahaan.
Review yang dilakukan antara lain terhadap proyek-
proyek baru yang akan dimintakan persetujuan kepada Direksi,
transaksi-transaksi perbankan, perjanjian-perjanjian kontrak atau
kerjasama dengan pihak ketiga, dan
corporate action yang akan dilaksanakan Perusahaan. Komite
Pemantau Risiko sangat mendukung peningkatan jumlah transaksi yang
ditelaah selama tahun 2012.
Jakarta, Februari 2012
Lukman Purnomosidi
Ketua Chairman
Supartono
Anggota Member
- The Risk Monitoring Committee
supports the implementation of the risk assessment process for divisions
within Bakrieland Holding. By 2012, risk assessments were conducted
for 3 three divisions. From these division risk assessments,
a consolidated report shall be prepared on the risk assessment
results in order to provide inputs on potential business risks that the
Company must deal with.
- Through the CRMC division, the
Company actively adopts the transaction-based risk management
approach by reviewing and assessing transactions that the
Company will be engaged in. Reviews among others were
conducted on new projects requiring BOD approval, banking transactions,
contract or cooperation agreements with third parties, and corporate
actions that the Company wishes to undertake. The Risk Monitoring
Committee helped ensure the review of an increasing number of
transactions in 2012.
Jakarta, February 2012
294
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Laporan Komite
Nominasi dan
Remunerasi
Nomination and Remuneration
Committee Report
Kepada Yth: Dewan Komisaris
PT Bakrieland Development Tbk. Wisma Bakrie 1, Lantai 7
Jalan HR Rasuna Said Kav B-1 Jakarta 12920
Laporan Tahunan Pelaksanaan Kegiatan Komite Nominasi dan
Remunerasi untuk Periode yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember
2012 hingga Tanggal Laporan Tahunan.
Anggaran Dasar Perusahaan menyebutkan bahwa remunerasi
Dewan Komisaris dan Direksi ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang
Saham RUPS dan pelaksanaannya didelegasikan kepada Dewan Komisaris.
Oleh karena itu, Dewan Komisaris membentuk Komite Nominasi dan
Remunerasi pada tanggal 2 Oktober 2007 guna membantu Dewan Komisaris
dalam hal perumusan sistem nominasi dan remunerasi Perusahaan.
Susunan anggota Komite Nominasi dan Remunerasi selama tahun 2012
yang ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Dewan Komisaris No. 02A
SK-KOMBLDVII2009 adalah sebagai berikut:
1. Lukman Purnomosidi
Ketua Komisaris Independen 2. Bambang Irawan Hendradi
Anggota Presiden Komisaris 3. Supartono
Anggota Komisaris To:
Board of Commissioners PT Bakrieland Development Tbk
Wisma Bakrie 1, 7
th
Floor HR Rasuna Said Kav B-1
Jakarta 12920
The Nomination Remuneration Committee Annual Activity Report for
the Period Ended at 31 December 2012 until Date of Annual Report.
The Company’s Articles of Association state that the remuneration of the
Board of Commissioners and the Board of Directors shall be determined by the
General Meeting of Shareholders GMS and its implementation is delegated to
the Board of Commissioners. Therefore, the Board of Commissioners established
the Nomination and Remuneration Committee on 2 October 2007 to
assist the Board of Commissioners in formulating nomination and
remuneration systems for the Company.
In 2012, members of the Nomination and Remuneration Committee
appointed under the Board of Commissioners’ Decree No. 02ASK-
KOMBLDVII2009 are as follows: 1. Lukman Purnomosidi
Chairman Independent Commissioner
2. Bambang Irawan Hendradi Member President Commissioner
3. Supartono Member Commissioner
295
BAKRIELAND • Annual Report 2012
Tujuan dan tanggung jawab Komite Nominasi dan Remunerasi diantaranya
adalah: • Dalam bidang nominasi
- Menyusun kriteria seleksi dan prosedur nominasi anggota
Dewan Komisaris, Direksi dan Eksekutif lainnya.
- Merancang sistem penilaian, dan - Memberikan rekomendasi
tentang jumlah Direksi dan Dewan Komisaris.
• Dalam bidang remunerasi - Menetapkan kebijakan dalam
penyusunan sistem penggajian dan pemberian tunjangan,
- Mempelajari dan memutuskan rekomendasi atas penilaian
kinerja, pemberian saham, sistem pensiun dan kompensasi.
Sepanjang tahun 2012, Komite Nominasi dan Remunerasi telah
menyelenggarakan rapat sebanyak 4 empat kali dengan
kehadiran hampir 100 seluruh anggotanya. Materi pembahasan dalam
rapat-rapat tersebut antara lain sebagai berikut:
• Pembahasan masa jabatan Dewan
Komisaris dan Direksi yang berakhir pada tahun 2012, dan suksesi
Manajemen yang perlu dilakukan serta proses transisinya yang harus
terkawal dengan baik.
• Pembentukan Panitia Seleksi Kandidat Direksi.
• Pembahasan Kandidat Direksi. • Pembahasan agenda Rapat
Umum Pemegang Saham RUPS Tahunan 2012 yang diantaranya
adalah penunjukan Direksi baru dan penambahan anggota Dewan
Komisaris. The duties and responsibilities of
the Nomination and Remuneration Committee among others are:
• In the nomination function:
- To determine a selection criteria and nomination procedure
for members of the Board of Commissioners and Directors
and other Executives.
- To design the assessment mechanism, and
- To provide recommendations on the number of members for the
Boards of Commissioners and Directors.
• In the remuneration function: -
To establish policies on the payroll and beneit systems,
- To review and determine
recommendations on performance appraisal, share
ownership, pension scheme and compensation.
During 2012, the Nomination and Remuneration Committee held 4
four meetings with 100 of member attendance. Discussions topics
addressed in the meetings are as follows:
• Discussion on terms of oice of Board of Commissioners and
Directors for the period ended at 2012, on completing Management
succession and on a carefully monitored transition process.
• Development on Committee for the Selection of candidates for the
directorship position. • Discussion on candidates for the
directorship position. • Discussion on 2012 Annual
General Meeting of Shareholder’s AGMS agenda, among others the
appointment of new Directors and the addition of members to the
Board of Commissioners.
296
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Komite Nominasi dan Remunerasi telah melakukan seleksi kandidat
Direksi dan pembahasan tentang penambahan anggota Dewan Komisaris
serta penunjukan Direksi dan Dewan Komisaris yang baru, yang dikukuhkan
penetapannya melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa RUPSLB
2012 pada tanggal 7 Juni 2012.
Dewan Komisaris, Direksi dan Komite Perusahaan pada tahun 2012 telah
menerima kompensasi remunerasi sebesar Rp12.864.984.731 dua belas
miliar delapan ratus enam puluh empat juta sembilan ratus delapan puluh
empat ribu tujuh ratus tiga puluh satu rupiah.
Jakarta, 14 Januari 2013
Laporan Komite Nominasi dan
Remunerasi
Nomination and Remuneration Committee Report
Bambang Irawan Hendradi
Anggota Member
Supartono
Anggota Member
Lukman Purnomosidi
Ketua Chairman
The Nomination Remuneration Committee nominated candidates for
the Board of Directors and discussed the additional members for the Boards of
Commissioners: the new Directors and expanded Board of Commissioners was
conirmed by the Extraordinary General Meeting of Shareholders EGMS on
7 June 2012.
In 2012, the Board of Commissioners, the Board of Directors, and the
Committee received compensation of remuneration amounting to
Rp12,864,984,731 twelve billion, eight hundred sixty four million, nine hundred
eighty four thousand, and seven hundred thirty one rupiah.
Jakarta, 14 January 2013
297
BAKRIELAND • Annual Report 2012
Laporan Komite
Kebijakan Corporate
Governance
Corporate Governance Policy
Committee Report
Kepada Yth: Dewan Komisaris
PT Bakrieland Development Tbk Wisma Bakrie 1, Lantai 7
Jalan HR Rasuna Said Kav B-1 Jakarta 12920
Laporan Tahunan Pelaksanaan Kegiatan Komite Kebijakan Corporate
Governance Untuk Periode Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember
2012 Hingga Tanggal Laporan Tahunan
Komite Kebijakan Corporate Governance mulai dibentuk oleh
Perusahaan pada tanggal 13 Oktober 2009 melalui Surat Keputusan Dewan
Komisaris No. 07ASK-KOMBLD IX2009. Komite ini dibentuk dengan
tujuan untuk membantu Dewan Komisaris dalam fungsi pengawasannya
terutama terkait implementasi tata kelola perusahaan.
Tugas dan kewajiban Komite Kebijakan Corporate Governance adalah
memberikan pendapat dan dukungan kepada Dewan Komisaris dalam
memenuhi tanggung jawabnya untuk : 1. Menelaah dan mengkaji ulang
Anggaran Dasar. 2. Memastikan diterapkannya prinsip-
prinsip GCG. 3. Memastikan diterapkannya prinsip-
prinsip etika Code of Conduct. 4. Melakukan evaluasi atas struktur
dan keanggotaan setiap Komite di bawah Dewan Komisaris.
5. Memantau kepatuhan terhadap perundang-undangan dan
peraturan yang berlaku. 6. Mengkaji kebijakan serta menilai
konsistensi penerapan tanggung jawab sosial perusahaan Corporate
Social Responsibility.
Komite Kebijakan Corporate Governance diketuai oleh seorang
Komisaris Independen. Dalam melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya, Komite Kebijakan Corporate Governance bertindak secara
profesional dan independen, tanpa campur tangan dari pihak manapun.
To: Board of Commissioners
PT Bakrieland Development Tbk Wisma Bakrie 1, 7
th
Floor HR Rasuna Said Kav B-1
Jakarta 12920
The Corporate Governance Policy Committee Annual Activity Report for
Period Ended at 31 December 2012 until Date of Annual Report.
The Corporate Governance Policy Committee Report was established
by the Company on 13 October 2009 through the Board of Commissioners
Decree No. 07ASK-KOMBLDIX2009. The Committee was formed to assist the
Board of Commissioners in performing its supervisory function, particularly
with regard to the implementation of corporate governance.
The duties and responsibilities of the Corporate Governance Policy
Committee are to extend its opinion and support to the Board of Commissioners
in accomplishing the following duties: 1. Analyze and review the Articles of
Association. 2. Ensure the implementation of GCG
principles. 3. Ensure the implementation of ethics
principles as stated in the Code of Conduct.
4. Conduct evaluation on the structure and membership of each Committee
under the Board of Commissioners. 5. Monitor the compliance with the
prevailing law and regulations. 6. Review the policies and assess the
consistency in implementing the corporate social responsibility.
The Corporate Governance Policy Committee is chaired by an Independent
Commissioner. In performing its duties and responsibilities, the Committee
acts professionally and independently, without any involvement from others.
298
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Laporan Komite Kebijakan Corporate
Governance
Corporate Governance Policy Committee Report
Anggota Komite Kebijakan Corporate Governance per tanggal 31 Desember
2012 adalah sebagai berikut: 1. Kanaka Puradiredja
Ketua Komisaris Independen 2. Bambang Irawan Hendradi
Anggota Presiden Komisaris 3. Supartono
Anggota Komisaris Selama tahun 2012, Komite Kebijakan
Corporate Governance telah mengadakan rapat sebanyak 5 lima
kali rapat dengan tingkat kehadiran Bapak Kanaka Puradiredja 100, Bapak
Bambang Irawan Hendradi 100, dan Bapak Supartono 80. Rapat
yang diadakan Komite KCG termasuk rapat gabungan dengan Komite Audit
serta mengundang Direksi Bakrieland. Adapun pokok-pokok pembahasan
antara lain membahas mengenai implementasi Good Corporate
Governance di Perusahaan, hasil laporan penilaian GCG oleh penilai
independen, progress dari program- program CSR Bakrieland selama tahun
2012, kajian terhadap Anggaran Dasar dan kepatuhan terhadap Undang-
Undang, serta kajian atas penerapan Sistem Pelaporan Pelanggaran dan
Code of Conduct di Perusahaan.
Komite Kebijakan Corporate Governance melakukan penelaahan
secara keseluruhan terhadap implementasi GCG dan diperoleh hasil
antara lain sebagai berikut: -
Perusahaan telah berinisiatif untuk melakukan perbaikan
atas implementasi GCG dengan melakukan 2 dua kali assessment
GCG yaitu oleh pihak independen yang ditunjuk Perusahaan, serta
keikutsertaan dalam indeks pemeringkatan GCG CGPI 2011
yang diselenggarakan oleh IICG The Indonesian Institute of Corporate
Governance. Komite terus mengingatkan agar Manajemen
melakukan tindak lanjut yang tepat atas hasil
assessment sehingga Members of the Committee as of 31
December 2012 were as follows: 1. Kanaka Puradiredja
Chairman Independent Commissioner
2. Bambang Irawan Hendradi Member President Commissioner
3. Supartono Member Commissioner
Throughout 2012, the Corporate Governance Policy Committee convened
5 ive meetings with 100 attendance from Mr. Kanaka Puradiredja and
Mr. Bambang Irawan Hendradi, and 80 attendance from Mr. Supartono.
Meetings held by the Corporate Governance Policy Committee
include joint meetings with the Audit Committee, and with Bakrieland’s Board
of Directors also attending. Discussions among others touched on company-
wide implementation of Good Corporate Governance, GCG assessment report
by an independent reviewer, Bakrieland CSR program progress in 2012, review
of the Company compliance with the Articles of Association and regulations,
as well as review of the implementation of the Company’s Whistleblower System
and Code of Conduct.
The Corporate Governance Policy Committee conducts an overall
appraisal of GCG implementation and resulted with the following outcomes:
-
The Company has taken the initiative to enhance its GCG implementation
by allowing two assessments on its GCG practices conducted by an
independent party appointed by the Company, and its participation in the
GCG ratings CGPI 2011 organized by IICG Indonesian Institute of
Corporate Governance. The Committee constantly makes sure
that Management undertake the appropriate measures as follow up
on the assessment results in order to further improve GCG practices in
the Company.
299
BAKRIELAND • Annual Report 2012
semakin menyempurnakan praktek GCG di Perusahaan.
- Komite KCG mendukung program-
program CSR yang telah dijalankan, seperti Program Sejuta Buku
dan Pohon Untuk Negeri. Komite senantiasa memberikan masukan-
masukan agar seluruh program dapat berjalan optimal dan dapat
bermanfaat bagi masyarakat.
- Berkaitan dengan Sistem Pelaporan
Pelanggaran dan Code of Conduct, Komite menilai perlunya
peningkatan atas implementasi yang telah dijalankan. Oleh
karena itu, Komite meminta kepada Manajemen untuk
mereview kembali kedua sistem tersebut dengan tujuan semakin
meningkatkan
awareness dari setiap karyawan.
- Selama tahun 2012, tidak terdapat
isu kepatuhan terhadap peraturan regulator dan Anggaran Dasar
Perusahaan. Komite meminta agar Manajemen terus berkomitmen
untuk mematuhi seluruh peraturan yang harus dijalankan Perusahaan.
- Komite KCG menilai perangkat
GCG yang dimiliki Perusahaan telah memadai dan Manajemen harus
senantiasa mengajak karyawan untuk selalu ikut aktif dalam
implementasi GCG.
Jakarta, Februari 2012
Bambang Irawan Hendradi
Anggota Member
Supartono
Anggota Member
Kanaka Puradiredja
Ketua Chairman
- Corporate Governance Policy
Committee supports CSR programs, such as the One Million Books and
Trees for the Nation programs. The Committee consistently ofers
input to ensure optimal program implementation that beneits
people.
- In relation to the Whistleblower
System and Code of Conduct, the Committee inds it essential to
enhance implementation. In view of this, the Committee has requested
that Management conducts a re- assessment of both systems for the
purpose of building the awareness of every employee.
- Throughout 2012, there were
no compliance issues related to regulator policies or the Articles of
Association. The Committee has urged Management to stand by
its commitment to conform to all policies and regulations that the
Company must abide by.
- The Corporate Governance Policy
Committee considers the GCG mechanism and corresponding
instruments within the Company as adequate and Management must
continually encourage employees to actively participate in the
implementation of GCG principles.
Jakarta, February 2012
300
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
300
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
301
BAKRIELAND • Annual Report 2012
Keberhasilan Perusahaan dalam membukukan kinerja pendapatan yang baik tidak terlepas dari kerja
keras seluruh manajemen, karyawan Perusahaan dan unit usaha dalam mengembangkan proyek-
proyek yang berkualitas. The Company’s success in posting satisfactory
revenue performance would be unattainable without the hard work of all management ranks, Company
employees and business units in developing projects of exceptional quality.
Meningkatkan Kualitas Proyek
dan Kinerja Keuangan
Improving Quality of Projects and Financial Performance
301
BAKRIELAND • Annual Report 2012
Management Discussion Analysis
302
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
303
BAKRIELAND • Annual Report 2012
Diskusi Analisa Manajemen
Management Discussion Analysis
The Company performance in terms of revenue is associated with the contribution of its business units, namely City Property, Landed
Residential and Hotels Resorts.
Pencapaian Perusahaan dari segi pendapatan merupakan kontribusi dari unit-unit usaha
Perusahaan, yaitu City Property, Landed Residential, dan Hotels Resorts.
Tinjauan Ekonomi Makro
Walaupun perekonomian dunia masih mengalami perlambatan, Indonesia
tetap mencatat pertumbuhan ekonomi yang mengesankan pada tahun 2012,
dengan pertumbuhan PDB tercatat sebesar 6,23 di tengah laju inlasi yang
relatif terkendali sebesar 4,3. Sektor yang mencatat pertumbuhan ekonomi
tertinggi antara lain adalah sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar
9,98, sektor perdagangan, hotel, dan
Macro Economic Review
Despite the persistent slowdown in the world’s economy, Indonesia continues
to post impressive economic growth in 2012 with GDP registering an increase
of 6.23 amid a relatively controlled inlation rate of 4.3. The transportation
and communication sector recorded the highest economic growth at 9.98,
followed by the trade, hotel and
Management Discussion Analysis
304
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
restoran sebesar 8,11, dan sektor konstruksi sebesar 7,5. Sedangkan
sektor yang mencatat pertumbuhan terendah adalah sektor pertambangan
dan penggalian sebesar 1,49.
Sementara itu, suku bunga pasar juga relatif stabil di sepanjang tahun
2012, seiring dengan stabilnya suku bunga acuan BI. Rendahnya laju
inlasi menyebabkan Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuannya
di bulan Februari 2012 menjadi 5,75 per tahun dan bertahan di level
tersebut hingga akhir tahun 2012. Hal ini mendorong stabilnya suku bunga
KPR yang ditawarkan oleh bank-bank. Sepanjang tahun 2012, suku bunga KPR
berada di kisaran 8–11. Suku bunga ini sangat mendukung peningkatan
permintaan terhadap produk-produk properti di Indonesia. Hal ini tercermin
pada pertumbuhan KPR yang mencapai 28,9 pada tahun 2012 berdasarkan
Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia.
Faktor Eksternal yang Mempengaruhi Kinerja Perusahaan
Kinerja dan kondisi keuangan Perusahaan sangat dipengaruhi
oleh berbagai faktor, baik internal, seperti strategi dan rencana bisnis
perusahaan, maupun eksternal. Faktor eksternal yang mempengaruhi kinerja
perusahaan adalah:
Perubahan Kebutuhan
Semakin tingginya tingkat kemacetan di pusat kota, kian meluasnya lokasi
rawan banjir, harga yang mahal, kurang memadainya sarana transportasi
publik, perubahan gaya hidup, serta alasan keamanan membuat kebutuhan
akan tempat tinggal mengalami sedikit pergeseran dari sebelumnya hunian
tapak landed residential menjadi hunian vertikal apartemen. Hal ini
membuat prospek pengembangan hunian vertikal menjadi semakin
menarik di masa yang akan datang. restaurant sector at 8.11 and the
construction sector at 7.5. The mining and extraction industry experienced the
lowest growth at 1.49.
Meanwhile, the market interest rate remains comparatively steady
throughout 2012 in line with a stable BI reference interest rate. Due to a
low inlation rate, Bank Indonesia has decreased its reference rate to 5.75
p.a. in February 2012 and maintained at that level until the end of 2012.
This has helped stabilize the interest rate for KPR mortgage ofered by
banks. Throughout 2012, KPR interest rates hovered at a range of 8–11.
A favorable interest rate has driven demand for property products in
Indonesia further upwards. This is relected in a rise in KPR reaching
28.9 in 2012 based on the Indonesia Economic and Financial Statistics.
External Factors Afecting Company Performance
The Company’s inancial performance and condition is signiicantly afected
by various internal factors, such as corporate strategy and business plan.
External factors that also have a bearing on company performance include the
following:
Shift in Buying Needs
Worsening traic congestion in city center, more widespread lood-prone
areas, inlated prices, inadequate public transportation, lifestyle shifts and
security reasons have led to a change in housing preference away from landed
residential properties to vertical housing apartment. Business prospects
for vertical housing shall become increasingly promising in years to come.
Diskusi Analisa
Manajemen
Management Discussion
Analysis
305
BAKRIELAND • Annual Report 2012
Kondisi Demograi Pasar
Struktur penduduk Indonesia yang lebih banyak berada di usia produktif
membuat permintaan akan tempat hunian tetap tinggi. Sementara itu,
mayoritas masyarakat Indonesia cenderung memilih tempat hunian,
baik perumahan maupun apartemen, yang telah memiliki komunitas yang
berkembang. Manajemen senantiasa mempertimbangkan kondisi demograi
dalam menyusun perencanaan strategisnya agar dapat menentukan
segmentasi pasar dan lokasi yang tepat bagi hunian yang akan dikembangkan.
Perubahan pada Pesaing
Banyaknya perusahaan properti di Indonesia membuat persaingan antar
perusahaan menjadi semakin ketat. Oleh karena itu, Perusahaan cermat
mengamati aktivitas yang dilakukan oleh para pesaing terutama dengan cara
mempelajari dan menganalisis langkah- langkah yang dilakukan oleh para
pesaingnya. Berdasarkan hal tersebut, Perusahaan kemudian menyusun
strategi sehingga pangsa pasar Perusahaan dapat terus ditingkatkan.
Kenaikan Harga Sektor Properti dan Real Estat
Kenaikan harga properti dan real estat merupakan hal yang tidak bisa
dihindari mengingat adanya korelasi yang erat antara harga dan tingkat
inlasi suatu negara. Namun demikian, mengingat tempat hunian merupakan
kebutuhan utama bagi setiap keluarga, kenaikan harga yang masih dalam
batas yang wajar atau sekitar 10 hingga 15 setiap tahunnya diyakini
tidak akan berdampak negatif terhadap pendapatan Perusahaan.
Pengaruh Produk Baru
Persaingan yang ketat di industri properti di Indonesia membuat
perusahaan harus tetap aktif meluncurkan produk baru yang unik
dan inovatif. Peluncuran produk baru ini disamping dapat meningkatkan
Market Demography
As Indonesia’s population is mostly in the productive age group, demand
for housing shall remain buoyant. The majority prefers to settle in
residential areas, be it landed housing estates or apartment blocks, within
a thriving community. Company management at all times takes into
account demographic conditions when drawing up its strategic plan in
order to identify the most appropriate market segmentation and location for
prospective housing projects.
Shift in Competitors
A considerable number of players in the property business in Indonesia
have led to stifer competition among companies. In view of this, the Company
meticulously observes its competitors, particularly their actions and activities.
The Company will then devise the appropriate strategies aimed at
expanding its market share.
Price Increase in the Property and Real Estate Sector
Price escalations in the property and real estate market are unavoidable given the
strong correlation between price and inlation rate of a country. Nevertheless,
considering that housing is the primary need of every family, these price
increases are still within a reasonable range of between 10 and 15 annually
and shall not adversely afect Company earnings.
Impact of New Products
Intense competition in the property sector in Indonesia has made it
necessary for the company to continue to launch new unique and innovative
products. In addition to increasing company sales, new product launches
306
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
penjualan perusahaan, juga dapat meningkatkan
brand awareness terhadap produk-produk perusahaan.
Tanpa produk baru, perusahaan akan sulit bersaing dengan perusahaan
properti lainnya.
Perubahan Perpajakan
Sejak tahun 2009 perusahaan pengembang properti tidak lagi
menggunakan perhitungan pajak yang bersumber dari laba sebelum
pajak earnings before tax, namun menggunakan perhitungan pajak
yang bersifat inal sebesar 5 dari nilai penjualan. Bagi perusahaan
pengembang properti yang eisien, perhitungan pajak inal ini akan
lebih menguntungkan dilihat dari jumlah pajak yang harus dibayarkan
dibandingkan dengan cara sebelumnya.
Perubahan Peraturan
Terdapat beberapa peraturan baru yang mempengaruhi daya tarik sektor
properti di Indonesia, yaitu:
Perubahan Peraturan Perundang- undangan yang Terkait dengan
Properti Terdapat beberapa peraturan baru yang
berpengaruh terhadap daya tarik sektor properti di Indonesia, yaitu:
A. Peraturan terkait dengan pembiayaan dan pembayaran:
1. Surat Edaran Bank Indonesia No. 1410DPNP tanggal 15
Maret 2012 tentang Penerapan Manajemen Risiko pada Bank
yang Melakukan Pemberian Kredit Pemilikan Rumah dan
Kredit Kendaraan Bermotor, yang merupakan bagian dari
manajemen risiko perbankan berdasarkan Peraturan Bank
Indonesia No 58PBI2003 tentang Penerapan Manajemen
Risiko pada Bank Umum. Ketentuan pada surat edaran
ini menentukan bahwa rasio can also heighten brand awareness
of company products. Without the introduction of new products, it would
be diicult for the company to compete with other property developers.
Shift in Taxation
Since 2009, property companies no longer calculate taxes based on earnings
before tax, but on a inal 5 tax from company sales. For eicient property
developers, this inal tax calculation approach will be more beneicial in
terms of the amount of payable tax compared to the previous method.
Regulatory Changes
Several new regulations that have a bearing on the business appeal of the
property sector in Indonesia include the following:
Amendment of Law Related to Property
Several new regulations with inluence on the business appeal of the property
sector in Indonesia include the following:
A. Regulations on inancing and payment:
1. Bank Indonesia Circular letter No. 1410DPNP dated
15 March 2012 regarding the Implementation of Risk
Management in Banks that Provide Home Ownership and
Vehicle Ownership Credit, as part of risk management in
banking based on Bank Indonesia Regulation No. 58PBI2003
on the Implementation of Risk Management for Public Banks.
Provisions in this circular letter stipulate that the loan-to-value
ratio LTV of banks ofering KPR
Diskusi Analisa Manajemen
Management Discussion Analysis
307
BAKRIELAND • Annual Report 2012
Loan to Value LTV bank yang memberikan KPR untuk rumah
tapak dan KPA untuk rumah susun atau apartemen dengan
tipe bangunan lebih dari 70 m
2
, ditetapkan paling tinggi 70, lebih rendah dari ratio
sebelumnya yakni paling tinggi 90. Hal ini mengakibatkan
konsumen harus membayar uang muka lebih besar daripada
biasanya dan berpotensi pada terjadinya pengurangan daya beli
sektor properti;
2. Undang-Undang UU No. 8 tahun 2010 tentang Pencegahan
dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang,
ketentuan undang-undang ini salah satunya menempatkan
perusahaan properti dan agen properti sebagai pihak
pelapor guna melakukan pengenalan pengguna jasa
pembeli, khususnya untuk dapat mengidentiikasi transaksi
mencurigakan dari pengguna jasa. Untuk itu perusahaan
properti harus senantiasa menerapkan prinsip kehati-hatian
dalam melakukan transaksi dengan pelanggan.
B. Peraturan terkait dengan perumahan
1. UU No. 20 tahun 2011 tentang Rumah Susun yang menentukan
bahwa pengembang wajib menyediakan minimal 20
dari total luas lantai rumah susun komersial untuk rumah
susun umum bagi masyarakat berpenghasilan rendah MBR.
2. UU No. 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman yang menyatakan bahwa selain hak sewa, WNA
juga bisa memiliki rumah susun di atas tanah hak pakai. Hak
pakai ini sebagaimana telah diatur di dalam UU No. 5 tahun
1960 tentang Ketentuan Pokok- Pokok Agraria dan Peraturan
for landed residential properties and KPA credit for low-cost lats
or apartments of over 70 sqm, must be not more than 70,
lower than the previous ratio at a maximum of 90. Consumers
must therefore pay a higher amount of advance payment
than usual which may lead to lower purchasing power in the
property sector;
2. Law No. 82010 concerning the Prevention and Eradication of
Money Laundering Crime, among others, stipulates that property
companies and property agents shall provide a report in regard to
service usersbuyers, primarily for suspicious transactions made by
the service userbuyer. Property companies must therefore
consistently apply the principle of prudence in entering into
transactions with customers.
B. Housing regulations 1. Law No. 202011 concerning Low-
Cost Apartments stipulates that the developer has the obligation
to set aside at least 20 of total loor area of commercial lats for
public vertical housing for low- income citizens.
2. Law No. 12011 concerning Housing and Residential Areas
stipulates that beside the right to rent, foreign citizens can also own
low-cost apartments on land with the right to use. This right of use
is as stipulated in Law No. 51960 regarding the Basic Provisions on
Agrarian Law and Government Regulation No. 401996 regarding
the Rights of Tenure, Rights to
308
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Diskusi Analisa Manajemen
Management Discussion Analysis
Pemerintah PP No. 40 tahun 1996 tentang Hak Guna Usaha,
Hak Guna Bangunan, dan Hak Pakai atas Tanah yang mana
WNA dapat memiliki aset properti vertikal di atas tanah dengan
Hak Pakai dengan masa berlaku selama 25 tahun dan dapat
diperpanjang untuk jangka waktu 20 tahun;
Sampai dengan 31 Desember 2012, PP yang mengatur pelaksanaan UU
No. 20 tahun 2011 dan UU No. 1 tahun 2011 masih berupa rancangan
dari Kementerian Perumahan Rakyat Kemenpera, sehingga UU belum
dapat efektif diterapkan. PP yang nanti akan diterbitkan diharapkan dapat
melakukan pengaturan yang jelas dan tepat atas kewajiban-kewajiban dalam
kedua perundangan tersebut sehingga gairah sektor properti khususnya
properti vertikal akan semakin menarik.
Review Industri dan Prospeknya
Pertumbuhan ekonomi yang kondusif, menunjang pertumbuhan
sektor properti di Indonesia, baik sektor perumahan, apartemen,
perkantoran, maupun hotel. Banyaknya penduduk usia produktif membuat
permintaan terhadap perumahan dan apartemen tetap tinggi, sementara itu
membaiknya iklim investasi domestik juga meningkatkan permintaan
terhadap perkantoran, mengingat banyaknya perusahaan melakukan
ekspansi di Indonesia pada tahun 2012. Tren yang sama juga terjadi
pada sektor perhotelan, membaiknya pendapatan per kapita serta banyaknya
pilihan maskapai penerbangan yang menawarkan tiket dengan harga
ekonomis membuat arus wisatawan meningkat pesat yang pada gilirannya
meningkatkan permintaan kamar hotel.
Pada tahun 2013, momentum ini diperkirakan akan terus berlanjut.
Pemerintah Indonesia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia
Build and Rights of Use, whereby a foreign citizen may own vertical
property on land with the right to use for 25 years and can be
extended for 20 years.
By 31 December 2012, the Government Regulation that speciies on the
implementation of Law No. 202011 and Law No. 12011 is still in draft from
the Ministry of Public Housing; hence the act cannot be efectively enforced.
It is hoped that when this regulation is enacted, it will clearly and appropriately
regulate on the obligations set forth in the two act in order to boost
and stimulate the property sector, speciically for vertical property.
Industrial Review and its Prospect
A robust economic growth is conducive for the advancement of the property
industry in Indonesia that covers the housing, apartment, oice and hotel
sectors. A signiicant productive-age population shall sustain the demand for
housing and apartment at a high level, while an improving domestic investment
climate shall drive the demand for oice space upwards given the considerable
number of companies expanding into Indonesia in 2012. A similar trend is also
evident for the hotel sector as higher per capita income and the wide array
of airlines ofering afordable airfares have resulted in a dramatic upsurge
of tourists which in turn increases the demand for hotel rooms.
In 2013, this momentum is expected to gain further ground. The government
of Indonesia has projected a 6.2 economic growth with an inlation rate
309
BAKRIELAND • Annual Report 2012
akan berada di sekitar 6,2, dengan laju inlasi yang terkendali yaitu di
level 4,5 +- 1. Pertumbuhan ini dicapai dengan asumsi tidak terdapat
kenaikan harga BBM pada tahun 2013. Jika asumsi tersebut benar, maka suku
bunga bank diproyeksikan akan tetap berada di tingkat yang rendah, yang
akan mendorong permintaan terhadap sektor properti pada tahun 2013.
Namun, peraturan Bank Indonesia yang diterbitkan pada tanggal 15 Maret
2012, terkait pembatasan Loan to Value untuk kredit konsumsi termasuk
di dalamnya KPR, diperkirakan akan memberikan dampak negatif terhadap
pertumbuhan properti karena pembeli yang menggunakan KPR dari bank harus
menyediakan uang muka sebesar 30 dari nilai properti yang dibelinya pada
properti dengan luas bangunan di atas 70 m
2
.
Perkantoran
Kondisi perekonomian yang kokoh dan stabil dalam beberapa tahun terakhir
menyebabkan kegiatan konstruksi terutama untuk gedung perkantoran
menjadi sangat bergairah. Dengan perhitungan masa konstruksi 1,5 hingga
2 tahun, tambahan pasokan mulai terlihat membanjiri pasar pada tahun
2012.
Pada tahun 2012, terdapat 289.514 m
2
tambahan pasokan di CBD, tertinggi sejak tahun 2000. Tambahan pasokan
ini berasal dari delapan gedung kantor, yang terdiri dari lima gedung kantor
dengan lantai tinggi lebih dari 20 lantai dan tiga gedung kantor berlantai
rendah 8-10 lantai. Tambahan pasokan baru ini seharusnya menjadikan total
pasokan kumulatif ruang kantor di CBD meningkat menjadi 4.646.689
m
2
. Namun, berhenti beroperasinya tiga gedung kantor sebagai akibat dari
renovasi telah mengurangi pasokan kumulatif sebesar 27.175 m
2
, menjadi 4.619.514 m
2
. kept under control at the level of 4.5
+- 1. This is based on the assumption that fuel prices will not experience an
increase in 2013. If the assumption proves to be right, the bank interest rate
is projected to remain at a low level, which will further stimulate demand in
the property sector in 2013.
The Bank Indonesia regulation to be issued on 15 March 2012 pertaining to
the limit imposed on the loan-to-value ratio for consumer credit that includes
KPR, is expected to adversely afect growth in the property sector as buyers
who rely on KPR from banks must fork out advance payment at 30 of the
value of the property to be purchased for property of more than 70 sqm.
Oice Building
A sturdy and stable economy maintained in the past several years
has been highly favorable for property construction, mainly oice buildings.
For a construction process that takes 1.5 to 2 years, an additional supply of
oice buildings has looded the market in 2012.
In 2012, some 289,514 sqm of additional oice space were available at CBD, the
highest igure since 2000. This additional supply comes from eight oice buildings
consisting of ive high-rise oice structures more than 20 loors and
three low-rise oices 8-10 loors. The availability of additional oice space
should have resulted in an increase in total cumulative oice supply in CBD
to 4,646,689 sqm. However, due to the cessation of operations of three
oice buildings due to renovations, the amount of cumulative supply
has shrunk 27,175 sqm, to become 4,619,514 sqm.
310
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Diskusi Analisa Manajemen
Management Discussion Analysis
Dari sisi permintaan, tingkat hunian meningkat sebesar 3,2 pada
tahun 2012. Sepanjang tahun 2012, penambahan atau perluasan ruang
dari penyewa yang sudah beroperasi mendominasi tingkat permintaan
terhadap ruang kantor di CBD. Berdasarkan jenis industrinya, sektor
keuangan masih mendominasi tingkat permintaan, disamping sektor
pertambangan dan sektor teknologi informasi.
Pada tahun 2013, tambahan pasokan diproyeksikan akan menurun, namun
hingga tahun 2015, total tambahan pasokan untuk pasar ruang kantor
di CBD diproyeksikan akan lebih dari 1.000.000 m
2
. Hasil survei menunjukkan 23 gedung kantor baru akan mulai
beroperasi dengan luas 1.003.626 m
2
. Dari 23 proyek gedung kantor ini, 20 proyek sudah dimulai pekerjaan
konstruksinya pada tahun 2012, sehingga kemungkinan beroperasi pada
periode 2013-2015 menjadi semakin besar.
Meskipun begitu, tingkat hunian ruang kantor di CBD diproyeksikan akan terus
berada di level yang sehat. Dengan terbatasnya pasokan pada tahun 2013,
tingkat hunian diproyeksikan akan meningkat sebesar 1. Sebaliknya,
besarnya tambahan pasokan pada tahun 2014 dan 2015 diproyeksikan
akan menyebabkan tingkat hunian mengalami sedikit koreksi, walaupun
masih di level yang sangat tinggi, yaitu 96,9.
Apartemen
Pertumbuhan ekonomi nasional yang kuat dan kondisi politik yang stabil
serta kondusif selama tahun 2012 dimanfaatkan oleh para pengembang
properti untuk membangun proyek residensial khususnya apartemen.
Pasokan apartemen pada tahun 2012 tercatat sebagai pasokan tahunan
terbesar selama 10 tahun terakhir, khususnya di Jakarta dan utamanya
From the demand side, the occupancy rate rose 3.2 in 2012. Throughout this
year, additions to or expansion of oice space by existing tenants dominate the
demand for oice space at CBD. Based on the type of industry, the inancial
sector still leads in the demand for oice space, in addition to the mining as well
as information technology sectors.
In 2013, additional supply is expected to decrease, but by 2015 total additional
supply for oice space at CBD will be more than 1,000,000 sqm. A survey
has shown that 23 new oice buildings shall commence operation for a total
space of 1,003,626 sqm. From the 23 oice building projects, construction
work has begun on 20 of them in 2012, thus increasing the likelihood of starting
operations in 2013-2015.
Nevertheless, the tenancy rate for oice space at CBD is projected to remain at
a healthy level. Given the limited supply of oice space in 2013, tenancy rate is
expected to increase 1. On the other hand, igures for additional supply in
2014 and 2015 shall result in minor corrections on the occupancy rates,
although still sustained at the high level of 96.9.
Apartments
A resilient national economic growth coupled with a stable and favorable
political environment throughout 2012 has been capitalized by property
developers to build residential projects, particularly apartments. The annual
supply for apartments in 2012 reached record high since the past 10 years,
speciically in Jakarta and mainly in the CBD area. Furthermore, a burgeoning
311
BAKRIELAND • Annual Report 2012
wilayah CBD. Selain itu, bertumbuhnya masyarakat kelas menengah di
Indonesia membuat para pengembang semakin percaya diri atas kinerja
penjualan yang positif pada proyek- proyek apartemen mereka, baik
yang sudah ada, maupun yang akan diperkenalkan ke publik.
Proyek yang mulai beroperasi pada tahun 2012 adalah dua gedung
apartemen dari proyek terpadu Kuningan City Denpasar Residence
Tower Ubud dan Kintamani, dua gedung dari proyek The Wave Sand
Tower dan Coral Tower, Verde Apartment, Tamansari Semanggi Tower
A dan Thamrin Executive Residence. Satu-satunya proyek apartemen sewa
yang masuk pada tahun 2012 adalah Plaza Senayan gedung C dan D yang
merupakan pengembangan dari proyek Apartemen Plaza Senayan gedung A dan
B, di lokasi kompleks Senayan Square. Pada periode ini, satu proyek apartemen
sewa, Apartemen Ratu Plaza, akan direnovasi secara menyeluruh karena
usianya yang sudah tua.
Tingkat hunian apartemen di kawasan CBD pada tahun 2012 turun sebesar
5,7 menjadi 90. Penurunan ini disebabkan oleh tingginya pasokan
tahunan yang ditawarkan di CBD pada tahun 2012, yaitu 3.266 unit dari
delapan proyek lebih tinggi dari 768 unit dari dua proyek pada tahun 2011.
Pada tahun 2013, tren tingkat hunian ini diprediksi masih akan turun walaupun
tidak signiikan, yaitu menjadi 89,2 dengan adanya tambahan 1.600 unit
apartemen di pasar. Pada tahun 2014 dan 2015 diprediksi pasokan baru yang
akan masuk ke pasar masing-masing sebanyak 1.437 unit dan 978 unit.
Apabila kondisi ini tidak berubah hingga akhir tahun 2015, dengan asumsi
perekonomian yang stabil, tingkat hunian apartemen di CBD diprediksi
akan mencapai posisi 91,4 sumber: Colliers International Indonesia.
middle-class population in Indonesia has made property developers more
conident in posting positive sales performance for their apartment
projects, both existing ones as well as those to be introduced to the public.
Projects that have started operations in 2012 include two apartment buildings
from the Kuningan City integrated project Denpasar Residence Tower
Ubud and Kintamani, two buildings from The Wave project Sand Tower
and Coral Tower, Verde Apartment, Tamansari Semanggi Tower A and
Thamrin Executive Residence. The only for-lease apartment project for 2012
is Plaza Senayan Building C and D as an expansion to Building A and B of
the Plaza Senayan Apartment project located within the Senayan Square
complex. For this period, the Ratu Plaza Apartment, another for-lease apartment
project, shall undergo a complete renovation due to old age.
The occupancy rate for apartments within CBD in 2012 dropped 5.7 to
reach 90. This declining trend is due to high annual supply available at CBD
for 2012 to as much as 3,266 units from eight projects higher than 768 units
from two projects in 2011.
In 2013, the trend in occupancy rate is predicted to decline further although
insigniicant to the level of 89.2 with an additional 1,600 apartment units
on ofer. In 2014 and 2015, a new supply of apartment units is expected
to enter the market at 1,437 and 978 units respectively. If the situation
remains unchanged until 2015, with the assumption that the economy
remains stable, the occupancy rate for apartments in CBD shall reach 91.4
source: Colliers International Indonesia.
312
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Diskusi Analisa Manajemen
Management Discussion Analysis
Perhotelan
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik BPS, perkembangan kunjungan
wisatawan mancanegara wisman ke Indonesia pada tahun 2012 mengalami
peningkatan yaitu 4,8 dari 7,65 juta wisman menjadi 8,02 juta wisman.
Mayoritas kunjungan wisman ke Indonesia masih didominasi oleh
provinsi Bali. Pada tahun 2012, jumlah wisatawan ke Bali mencapai 9,4 juta,
dengan jumlah wisman yang datang ke Bali mencapai 2,92 juta orang,
atau meningkat sebesar 6,1 dari 2,7 juta pada tahun 2011. Peningkatan
ini dipengaruhi oleh membaiknya iklim pariwisata nasional secara
umum terutama di Provinsi Bali, serta menunjukkan keberhasilan pemerintah
dan pengusaha nasional dalam mempromosikan pariwisata Indonesia
di luar negeri. Sementara itu, kunjungan wisatawan domestik tercatat sebanyak
6,5 juta orang, meningkat sebesar 15 dari 5,6 juta pada tahun 2011.
Sementara itu di Jakarta, tiga hotel mulai beroperasi di kawasan CBD pada tahun
2012 yaitu Keraton at The Plaza 104 kamar yang dioperasikan oleh Luxury
Collection Starwood, Royal Kuningan 369 kamar, dan Pomelotel 148 kamar.
Selain itu, terdapat juga tambahan pasokan dari unit apartemen di Puri
Denpasar yang dioperasikan sebagai hotel. Penambahan ini meningkatkan
total kumulatif kamar hotel berbintang di CBD menjadi 9.215 kamar. Dari sisi
permintaan, pada tahun 2012, tingkat hunian hotel bintang tiga sampai lima
di CBD meningkat menjadi 67,2 dibandingkan dengan 65,7 pada tahun
2011.
Pada tahun 2013, sektor pariwisata Indonesia diperkirakan akan kembali
mengalami peningkatan, seiring dengan proyeksi pemulihan ekonomi global,
khususnya perekonomian Amerika Serikat. Arus wisatawan mancanegara
diharapkan akan terus mengalami peningkatan pada tahun 2013 didukung
Hotels
Based on data from the Central Bureau of Statistics BPS, international tourists
traveling to Indonesia in 2012 increased 4.8 from 7.65 million to 8.02 million
people. The province of Bali remains to be the most preferred destination
for foreign tourists. In 2012, some 9.4 million visitors made their way to Bali,
of which 2.92 million are international visitors, a 6.1 increase from 2.7 million
in 2011. This rising trend is due to an improved national tourism climate,
particularly in Bali, which demonstrates the ability of the government and
national entrepreneurs in promoting Indonesia abroad. Domestic tourists
on the other hand reached 6.5 million people, which saw a 15 climb from 5.6
million in 2011.
Meanwhile in Jakarta, three hotels have begun operations in CBD in 2012,
namely Keraton at The Plaza 104 rooms operated by Luxury Collection
Starwood, Royal Kuningan 369 rooms and Pomelotel 148 rooms.
Furthermore, additional supply is available from the apartment units
at Puri Denpasar that operates as a hotel. This additional supply means an
increase in the total cumulative rooms for star-rated hotels in CBD of up to
9,215 units. On the demand side, the occupancy rate for three-star to ive-star
hotels in CBD rose to 67.2 compared to 65.7 in 2011.
In 2013, Indonesia’s tourism sector is expected to pick up in line with global
economic recovery, speciically the U.S. economy. The low of international
tourists is expected to continue to see an upward trend in 2013 as more
budget airlines are projected to operate in Indonesia. The number of domestic
313
BAKRIELAND • Annual Report 2012
oleh semakin banyaknya maskapai penerbangan berbiaya murah budget
airline yang masuk ke Indonesia. Selain wisatawan mancanegara, kunjungan
wisatawan domestik diharapkan juga akan tumbuh pesat seiring dengan
semakin baiknya kinerja perekonomian Indonesia.
Jumlah wisatawan ke Bali diperkirakan akan meningkat sebesar 14,6 menjadi
10,8 juta wisatawan pada tahun 2013. Meningkatnya kunjungan wisatawan
mancanegara dan wisatawan nusantara ke Bali dalam tiga tahun terakhir diikuti
oleh banyaknya pengembangan hotel baru di Bali, dari hotel berbintang
tiga hingga bintang lima. Dalam dua tahun terakhir beberapa operator
hotel internasional dan lokal mulai memasuki Bali, seperti jaringan POP
Harris Hotel, Fave Hotel, Maxone Hotel, Red Dot Hotel, Hotel Whiz, Hotel Santika,
Jumeirah, Hotel Horison, Hotel Akmani, Hotel Best Western, Hotel Accor, Hotel
Swisbell, Hotel Westin, Hotel Aston, Hotel Pullman, Hotel Regent, dan Hotel
Marriott.
Kebijakan dan komitmen pemerintah daerah setempat untuk mempercepat
berbagai pembangunan infrastruktur di Bali, seperti perluasan bandara Ngurah
Rai, hingga rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya PLTS
berkapasitas 1,15 MW menjelang KTT APEC 2013 juga akan mendorong
permintaan terhadap hotel di Bali. Selain itu, juga direncanakan
pengembangan bandara Internasional Buleleng, serta pengembangan jalan tol
baru yang menghubungkan Denpasar – Soka, Tabanan - Jembrana, jalan Tol
Kuta – Soka - Tanah Lot, Tabanan - Seririt Singaraja, dan jalan tol Canggu
– Bringkit - Purnama. Pengembangan berbagai infrastruktur akan membantu
mengoptimalkan potensi dan menampung laju pertumbuhan
pariwisata yang tumbuh pesat di Bali. Sebagai akibatnya, prospek perhotelan
di Bali diproyeksikan akan tetap baik pada tahun 2013.
tourists is also expected to surge corresponding to improvements in
Indonesia’s economic performance.
Bali shall expect to see a 14.6 growth in the number of tourists, reaching
10.8 million people in 2013. An upward spiral in the low of foreign
and domestic visitors to Bali in the past three years is accompanied with
the development of numerous new hotels on the island, from three-star
to ive-star establishments. In the past two years, several international and
national hotel operators have set up operations in Bali, such as the POP
Harris Hotel, Fave Hotel, Maxone Hotel, Red Dot Hotel, Whiz Hotel, Santika
Hotel, Jumeirah, Horison Hotel, Akmani Hotel, Best Western Hotel, Accor Hotel,
Swisbell Hotel, Westin Hotel, Aston Hotel, Pullman Hotel, Regent Hotel and
Marriott Hotel.
The commitment of the local government and the supporting policies
to accelerate various infrastructure development projects in Bali, such as
the expansion of the Ngurah Rai airport and the planned development of a 1.15
MW solar power plant in anticipation of the APEC Summit of 2013 has also
led to greater demand for hotels in Bali. Furthermore, plans are underway
to develop the Buleleng international airport and a new toll road network
linking Denpasar – Soka, Tabanan - Jembrana, Kuta – Soka - Tanah Lot,
Tabanan - Seririt Singaraja, and Canggu – Bringkit - Purnama. The development
of these infrastructure projects shall optimize existing potential and support
the rapid growth of the tourism sector in Bali. In view of this, the hotel business
in Bali shall continue to hold bright prospects in 2013.
314
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Diskusi Analisa Manajemen
Management Discussion Analysis
Sementara di Jakarta, tren kenaikan pasokan akan terus berlanjut di CBD
pada tahun 2013 dengan jumlah yang sedikit lebih besar dibandingkan
dengan pada tahun 2012. Tambahan pasokan pada tahun 2013, diperkirakan
akan terjadi dengan beroperasinya All Seasons Jakarta Thamrin, Luwansa,
Alila SCBD lot 11, dan Hotel Raless. Pada tahun 2014, jumlah hotel di
wilayah CBD akan tumbuh lebih tinggi tertinggi sejak 10 tahun terakhir
dengan beroperasinya lebih dari 1.000 kamar hotel baru. Dengan terus
meningkatnya prospek perekonomian Indonesia sebagai negara yang memiliki
pangsa pasar yang besar, wilayah CBD tetap menjadi area yang menarik bagi
pembangunan hotel berbintang di tengah sulitnya mencari lahan untuk
dibangun.
Perumahan
Pada tahun 2012, terdapat sebanyak 26 perumahan skala besar di atas 400 ha
yang ditawarkan di wilayah Jabodetabek sedangkan total perumahan di wilayah
Jabodetabek mencapai 530 perumahan. Secara rata-rata, pasokan rumah baru
di Jabodetabek selama tahun 2010- 2012 mencapai 120-160 ribu unit per
tahunnya.
Sementara itu, data menunjukkan bahwa penjualan rumah baru pada
tahun 2012 mengalami penurunan sebesar 21,8. Penurunan terbesar
terjadi di segmen menengah bawah RSH yang memperoleh subsidi
dari pemerintah, sebagai akibat dari adanya perubahan persyaratan terkait
dengan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan FLPP pada tahun 2012.
Di samping itu adanya aturan Bank Indonesia yang membatasi maksimum
pembiayaan KPR sebesar 70 dari nilai agunan rumah dengan luas di atas 70
m
2
juga turut menyumbang penurunan penjualan rumah secara nasional dan
Jabodetabek. In Jakarta on the other hand, a rising
supply trend at CBD will also continue for 2013 at a slightly higher rate
compared to 2012. In 2013, additional supply is expected to be on ofer with
the operations of All Seasons Jakarta Thamrin, Luwansa, Alila SCBD Lot 11
and Rales Hotel. The number of hotels in CBD shall multiply further in 2014
the highest since the last 10 years with the operations of more than 1,000 new
hotel rooms. With a bullish outlook of Indonesia’s economy as a country
with huge market potential, the CBD area shall continue to be an appealing
prospect for the development of star- rated hotels given the diiculty in inding
land to build on.
Housing
In 2012, there are 26 large-scale housing estates built on 400 hectares of land on
ofer within the Jabodetabek area, while total housing complexes in the area
reached 530 estates. The supply of new houses for Jabodetabek from 2010 to
2012 amounted to an average of 120- 160 thousand units annually.
Meanwhile, available data has shown that the sales of new houses in 2012 fell
21.8. The highest decline is evident in the lower-middle segment subsidized
by the government, due to changes in the requirements related to the Housing
Loan Liquidity Facility FLPP in 2012. In addition, Bank Indonesia has imposed a
restriction on the maximum amount for KPR inancing to 70 of the mortgage
value for property of more than 70 sqm, which also contributed to a drop in
housing sales at the national level and within the Jabodetabek area.
315
BAKRIELAND • Annual Report 2012
Pada tahun 2013, seiring dengan adanya kejelasan tentang persyaratan
rumah subsidi FLPP, proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang
tetap kokoh, suku bunga yang relatif stabil, meningkatnya kelas menengah
Indonesia, serta kenaikan pendapatan per kapita nasional yang melampaui
US3.500, maka pertumbuhan penjualan perumahan diproyeksikan
akan meningkat.
Prospek perumahan di wilayah Jabodetabek diperkirakan masih sangat
besar. Dengan jumlah penduduk Jabodetabek yang diperkirakan
akan mencapai 30,1 juta orang pada tahun 2015, kebutuhan akan rumah
diperkirakan mencapai 7,5 juta rumah. Sementara jumlah rumah
tangga yang sudah memiliki rumah diperkirakan mencapai 5,2 juta.
Sehingga backlog rumah di wilayah megapolitan Jabodetabek mencapai
1,65 juta unit. Besarnya kebutuhan rumah di Jabodetabek hingga tahun
2012 mencerminkan besarnya potensi pasar yang bisa digarap oleh para
pengembang di Jabodetabek secara berkesinambungan.
Pusat Perbelanjaan
Selama dua tahun terakhir, 2011- 2012, Kuningan City Lifestyle and
Entertainment Center yang berada dalam kawasan terintegrasi Kuningan
City, menjadi satu-satunya pasokan pusat perbelanjaan yang mulai
beroperasi di CBD. Pusat perbelanjaan ini resmi beroperasi di triwulan keempat
tahun 2011 dan menyumbangkan 56.000 m
2
dari total 707.993 m
2
total pasokan ruang ritel di CBD. Sementara,
dari tingkat hunian tercatat mengalami peningkatan dari 91,1 pada tahun
2011 menjadi 91,9 pada tahun 2012. Tingginya tingkat penyerapan dapat
terlihat pada hampir semua pusat perbelanjaan di CBD. Kuningan City
sebagai pusat perbelanjaan terakhir In 2013, given the certainty in FLPP
requirements for subsidized houses, buoyant projections of Indonesia’s
economic growth, relatively stable interest rates, a thriving middle-class
segment, and higher per capita national income exceeding US3,500, housing
sales growth is projected to climb further.
The housing sector for Jabodetabek is projected to show tremendous
growth prospects. With the population in Jabodetabek to reach an estimated
30.1 million people by 2015, the demand for housing is expected to
amount to 7.5 million houses. Some 5.2 million families are reported to have
already own a house, thus backlogs for residential property in the Jabodetabek
megapolitan area amount to 1.65 million units. The considerable demand
for housing in Jabodetabek until 2012 relects the enormous market potential
that developers can seize upon in a sustainable manner.
Shopping Centers
In the last two years, 2011-2012, the Kuningan City Lifestyle and
Entertainment Center located at the Kuningan City integrated zone has
become the only supply for retail space that has begun operations in CBD. The
mall was oicially launched in the fourth quarter of 2011 and contributed 56,000
sqm from a total of 707,993 sqm of the entire supply of retail space in CBD. In
terms of tenancy rate, igures rose from 91.1 in 2011 to 91.9 in 2012. The high
absorption rate is evident in nearly all shopping malls in CBD. Kuningan City,
as the most recent shopping complex in operation in CBD has secured over 90
of committed occupancy rate. Not only have tenants made commitments with
316
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Diskusi Analisa Manajemen
Management Discussion Analysis
yang beroperasi di CBD telah mencapai komitmen tingkat hunian di atas 90.
Tidak hanya komitmen, penyewa- penyewa tersebut satu per satu telah
membuka gerai-gerainya. Sedangkan untuk pusat perbelanjaan lainnya juga
terus menunjukkan kinerja tingkat hunian yang positif. Pusat perbelanjaan
seperti Plaza Festival yang sebelumnya dikenal dengan Pasar Festival, Setiabudi
One, Epicentrum Walk, hingga pusat perbelanjaan premium, seperti Plaza
Indonesia, Paciic Place, Plaza Senayan, dan Grand Indonesia menunjukkan
kenaikan tingkat hunian dibandingkan dengan periode sebelumnya.
Sedangkan untuk proyeksi tiga tahun ke depan atau pada tahun 2013 hingga
2015, hanya akan ada tambahan 78.000 m
2
ruang ritel baru di CBD. Satu-satunya pasokan ruang ritel
baru yang terletak dalam wilayah CBD adalah Lotte Shopping Avenue.
Pusat perbelanjaan ini terletak dalam kawasan pengembangan Ciputra
World di Jalan Satrio. Melihat kemajuan konstruksinya, pusat perbelanjaan
tersebut diprediksikan akan resmi beroperasi di triwulan pertama
tahun 2013 dari rencana awal yang dijadwalkan di akhir tahun 2012.
Beroperasinya pusat perbelanjaan ini akan menambah pasokan kumulatif di
CBD menjadi 785.993 m
2
. Pada tahun 2013, tingkat hunian diproyeksikan akan
terus mengalami peningkatan sumber: Colliers International Indonesia.
Kinerja Unit Usaha
Secara umum, kinerja pendapatan dari unit-unit usaha Perusahaan
menunjukkan hasil yang menggembirakan pada tahun
2012, didukung oleh kondusifnya perekonomian Indonesia.
Pendapatan tercatat sebesar Rp2,9 triliun pada tahun 2012 atau mengalami
kenaikan sebesar 53 dari Rp1,9 triliun pada tahun 2011. Sementara itu,
pengelolaan beban pokok penghasilan the retail management, but have also
started to open their business. As for other retail complexes, occupancy rates
are similarly on an upward trajectory. Shopping malls such as Plaza Festival
formerly known as Pasar Festival, Setiabudi One and Epicentrum Walk,
and premium shopping centers such as Plaza Indonesia, Paciic Place, Plaza
Senayan and Grand Indonesia, have seen their tenancy rates rise compared
to the previous period.
In the next three years, between 2013 and 2015, it is projected that 78,000 sqm
of new retail space will be available at CBD. The only supply of new retail space
within CBD is Lotte Shopping Avenue. The shopping center is located at the
Ciputra World project development area at Satrio Street. Given its rapid
construction progress, the shopping complex is expected to be oicially
in operations by the irst quarter of 2013 from the initial plan at the end of
2012. The functioning of the mall will add to the cumulative supply of retail
space in CBD to reach 785,993 sqm. In 2013, occupancy rates are projected to
experience an ascending trend source: Colliers International Indonesia.
Business Unit Performance
The revenue performance of Company business units has shown admirable
results in 2012 supported by a favorable economic climate in Indonesia.
Earnings registered at Rp2.9 trillion in 2012 or a 53 leap from Rp1.9 trillion in
2011. Meanwhile, better management of the cost of revenue has made it
possible for the Company to achieve a
Penghasilan Usaha Bersih
dalam juta Rupiah
Net Revenues
in million Rupiah 2010
1,367,556 2011
1,927,530
2012 2,949,586
Laba Kotor
dalam juta Rupiah
Gross Proit
in million Rupiah 2010
669,273 2011
924,913
2012 1,617,254
Jumlah Aset
dalam juta Rupiah
Total Assets
in million Rupiah 2010
17,064,196 2011
17,707,950
2012 15,235,633
Laba Usaha
dalam juta Rupiah
Operating Proit
in million Rupiah 2010
241,714 2011
286,430
2012 785,085
317
BAKRIELAND • Annual Report 2012
yang baik membuat Perusahaan berhasil mencatat peningkatan gross
margin dari 48 pada tahun 2011 menjadi 54,8 pada tahun 2012.
Keberhasilan Perusahaan dalam membukukan kinerja pendapatan
yang baik tidak terlepas dari kerja keras seluruh jajaran manajemen
dan karyawan Perusahaan dalam mengembangkan proyek-proyek yang
memiliki kualitas baik. Perusahaan memiliki proyek-proyek di lokasi-
lokasi yang strategis dalam skala besar, dengan konsep pembangunan
yang menyeluruh sesuai keinginan konsumen. Kelangsungan bisnis
Perusahaan juga diharapkan terus berkelanjutan dengan didukung oleh
cadangan lahan land bank yang besar.
Namun, peningkatan berarti pada beban bunga dan keuangan, cadangan
kerugian penurunan nilai piutang, dan kerugian atas divestasi proyek jalan
tol membuat Perseroan mencatat peningkatan rugi bersih dari Rp19,2
miliar pada tahun 2011 menjadi Rp1,2 triliun pada tahun 2012.
surge in gross margin from 48 in 2011 to 54.8 in 2012.
The Company’s success in posting satisfactory revenue performance would
be unattainable without the hard work of all management ranks and Company
employees in developing projects of exceptional quality. The Company has
large-scale projects in strategic locations that ofer an all-embracing development
concept tailored to consumer needs. Company business is also expected to
remain sustainable with support from a vast land bank.
Nevertheless, a signiicant increase in interest and inancial expense,
allowance for impairment loss of trade receivables and losses to the divestment
of the toll road project have resulted in a rise in net loss from Rp19.2 billion in
2011 to Rp1.2 trillion in 2012.
2012 2011
Penghasilan Usaha Bersih Rp Miliar
Billion 2,950
1,928 Net Revenues
Laba Kotor Rp Miliar
Billion 1,617
925 Gross Proit
Laba Usaha Rp Miliar
Billion 785
286 Operating Proit
Laba Rugi Bersih Rp Miliar
Billion 1,202
19 Net Proit Loss
Marjin Laba Kotor 54.8
48.0 Gross Proit Margin
Marjin Laba Usaha 26.6
14.9 Operating Proit Margin
2012 2011
Jumlah Aset Rp Miliar
Billion 15,236
17,708 Total Assets
Kas Setara Kas Rp Miliar
Billion 268
597 Cash Cash Equivalent
Jumlah Liabilitas Rp Miliar
Billion 6,071
6,806 Total Liabilities
Jumlah Ekuitas Rp Miliar
Billion 7,306
8,347 Total Equity
Rasio Liabilitas terhadap Ekuitas 83.1
81.5 Debt to Equity Ratio
Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada entitas induk | Equity attributable to parent entity
318
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Diskusi Analisa Manajemen
Management Discussion Analysis
Pencapaian Perusahaan dari segi pendapatan merupakan kontribusi
dari unit-unit usaha Perusahaan, yaitu City Property, Landed Residential,
dan Hotels Resorts. City Property adalah unit usaha Bakrieland yang
mengembangkan proyek superblok Rasuna Epicentrum di kawasan CBD
utama Kuningan Jakarta, dengan produk utama apartemen dan bangunan
tinggi lainnya seperti perkantoran. Sedangkan Landed Residential
merupakan unit usaha Perusahaan yang mengembangkan perumahan landed
housing dengan proyek utamanya adalah perumahan Bogor Nirwana
Residence yang berada di kawasan utama Kota Bogor. Sementara itu,
Hotels Resorts merupakan unit usaha yang bergerak di bidang perhotelan,
dengan proyek utamanya Pullman Bali Legian Nirwana dan Pan Paciic Nirwana
Bali Resort yang berada di salah satu pusat pariwisata dunia, yaitu Bali.
Unit City Property
Unit City Property membukukan pendapatan sebesar Rp2.058,1 miliar,
atau mengalami peningkatan sebesar 79,9 dari Rp1.143,9 miliar pada tahun
2011. Kenaikan pendapatan unit City Property ini disebabkan oleh penjualan
lot tanah yang cukup besar pada lokasi Rasuna Epicentrum. Unit City Property
Bakrieland merupakan penopang utama pendapatan Perusahaan yang
memberikan kontribusi terbesar selama tahun 2012, yaitu 69,8 dari total
pendapatan.
Pendapatan dari Unit City Property dihasilkan dari penjualan lot tanah dan
proyek-proyek bangunan tinggi high- rise diantaranya perkantoran Bakrie
Tower, The Grove Condominium, The Grove Suites, proyek komersial Lifestyle
Center dan apartemen The Wave.
Bakrie Tower, proyek bangunan perkantoran 47 lantai yang menjadi
lagship Perusahaan, telah selesai konstruksinya pada tahun 2009 dengan
Company performance in terms of revenue is associated with the
contribution of its business units, namely City Property, Landed
Residential and Hotels Resorts. City Property is a Bakrieland business unit
that develops the Rasuna Epicentrum superblock project at the main CBD
area at Kuningan Jakarta of which its core products are apartments and
other high-rise buildings such as oice premises. Landed Residential is another
Company business unit that focuses on the development of landed housing
with the Bogor Nirwana Residence as its main project located in a prime location
in Bogor City. Meanwhile, Hotels Resorts is a business unit dedicated to
the hotel business of which its main projects include Pullman Bali Legian
Nirwana and Pan Paciic Nirwana Bali Resort situated in Bali as one of the
world’s leading holiday destinations.
City Property Unit
The City Property Unit has recorded an income of Rp2,058.1 billion or a 79.9
jump from Rp1,143.9 billion in 2011. This sharp rise in revenue earned by City
Property is attributed to the remarkable sales of lots at Rasuna Epicentrum.
Bakrieland’s City Property Unit is the mainstay of corporate earnings,
providing the highest contribution throughout 2012 at 69.8 of total
Company revenue.
Income from the City Property Unit is derived from the sales of lots and
high-rise building projects, including the Bakrie Tower oice premises, The
Grove Condominium, The Grove Suites, Lifestyle Center commercial project and
The Wave apartment block.
Bakrie Tower, an oice building towering at 47 loors, serves as the
Company’s lagship project following the completion of its construction in 2009 in
319
BAKRIELAND • Annual Report 2012
sebagian besar saleable area telah terjual atau tersewa. Per 31 Desember
2012 take up rate telah mencapai sekitar
97,5, dimana sekitar 27,3 take up
rate merupakan bagian yang tersewa. Demikian pula proyek Lifestyle Center,
yang mulai beroperasi di bulan Maret 2010, per 31 Desember 2012 mencatat
take up rate sebesar 95,3 dari total saleable area telah terjual atau dipesan
untuk disewa.
Sedangkan konstruksi pembangunan The Grove yang terdiri atas 2 tower
kondominium dengan total 440 unit telah mencapai 62,1 hingga 31
Desember 2012, dan sebanyak 56 unit yang tersedia telah terjual. Proyek The
Grove Suites hingga 31 Desember 2012 telah terjual 27 unit dengan progres
konstruksi telah mencapai sekitar 94,2.
Proyek lainnya adalah Wave Condominium yang terdiri dari 3 tower,
yaitu Tower Coral, Sand, dan Breeze dengan total 828 unit apartemen.
Konstruksi pembangunan tower Coral dan Sand telah mencapai 96,3 di akhir
Desember 2012. Tingkat penjualan tower Coral dan Sand sangat baik
mencapai sekitar 56,3, sedangkan konstruksi pembangunan Breeze
mencapai 28,7 di akhir tahun 2012.
Di samping proyek-proyek di atas, Bakrieland bekerjasama dengan
Perumnas, mengembangkan proyek rumah susun sederhana
milik Rusunami Sentra Timur Residence di Jakarta Timur, untuk
mendukung program pemerintah dalam pembangunan tempat hunian
1.000 tower. Pada tahap pertama, dikembangkan 3 tower yang memiliki
total 1.327 unit, dengan rencana pengembangan keseluruhan hingga
11 tower. Pada akhir 31 Desember 2012, progres konstruksi Sentra Timur
Residence telah mencapai 100 dengan tingkat penjualan mencapai sekitar 78,
which most of its saleable area has been sold or leased. As of 31 December 2012,
the take up rate has reached roughly 97.5 from which 27.3 is on lease.
The Lifestyle Center project that began operations in March 2010, as of 31
December 2012 has similarly attained an impressive take up rate of 95.3
from total saleable area which has either been sold or reserved for lease.
The construction of The Grove project that comprises 2 condominium towers
with a total of 440 units has reached 62.1 in progress by 31 December
2012, and some 56 available units have been sold. The Grove Suites by 31
December 2012 has sold 27 units while construction has reached 94.2 near
completion.
Another project is the Wave Condominium that consists of 3
towers – Coral, Sand and Breeze towers – accommodating a total of 828
apartment units. The construction of the Coral and Sand towers has reached
96.3 at the end of December 2012. Sales igures for the Coral and Sand
towers have been commendable at 56.3, while the development of the
Breeze Tower has reached 28.7 of the construction phase by the end of 2012.
In addition to the aforementioned projects, Bakrieland has worked in
concert with the Perumnas state-owned housing company to develop the Sentra
Timur Residence low-cost apartment complex at East Jakarta, as part of the
Company’s support for government plans to build 1,000 apartment towers.
In the irst stage, development will focus on 3 towers with a total of 1,327
units to be later expanded to a total of 11 towers. By 31 December 2012,
construction progress at Sentra Timur Residence has reached 100 and
managed to secure a sales rate of 78 from which 1,035 apartment units have
320
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Diskusi Analisa Manajemen
Management Discussion Analysis
dimana sejumlah 1.035 unit Rusunami telah terjual. Lokasi Sentra Timur
Residence yang strategis berdekatan dengan akses jalan tol JORR Jakarta
Outer Ring Road dan fasilitas yang cukup lengkap merupakan faktor utama
suksesnya proyek ini, dan diharapkan penjualan Rusunami Sentra Timur
Residence akan semakin meningkat seiring dengan selesainya konstruksi
bangunan.
Sementara itu beban pokok penjualan unit usaha City Property mengalami
peningkatan yang lebih kecil dibandingkan dengan peningkatan
pendapatan unit usaha City Property. Sebagai akibatnya, marjin laba kotor
mengalami perbaikan dari 40,2 pada tahun 2011 menjadi 53,5 pada tahun
2012.
Unit Landed Residential
Pendapatan Unit Landed Residential mengalami peningkatan sebesar 38,3
pada tahun 2012 dari Rp376,8 miliar pada tahun 2011 menjadi Rp521,3
miliar pada tahun 2012. Peningkatan ini disebabkan oleh kenaikan penjualan
perumahan di Bogor Nirwana Residence BNR dan Sentul Nirwana yang
memberikan kontribusi sekitar 27,6 dan 38,2 dari total pendapatan Unit
Landed Residential.
Selain dari penjualan perumahan, pendapatan Unit Landed Residential
juga berasal dari proyek lainnya yaitu The Jungle Waterpark, Aston Hotel
Bogor, dan proyek komersial Orchard Walk. The Jungle Waterpark yang
mulai beroperasi sejak tahun 2008 dan memiliki luas area sebesar 3,5 ha
mampu menarik pengunjung sebanyak 919 ribu orang dan menghasilkan
pendapatan sekitar Rp57,9 miliar pada tahun 2012, jumlah ini mengalami
peningkatan dibandingkan pada tahun 2011 sebanyak 888 ribu orang dengan
pendapatan sebesar Rp43,7 miliar. been sold. Its strategic location close to
the JORR Jakarta Outer Ring Road toll road access and its inclusive facilities has
been a primary factor for the project’s success. Sales of Sentra Timur Residence
are expected to rise in line with the completion of all construction phases.
Meanwhile, the cost of goods sold for the City Property business unit has
increased less than the rise in the Unit’s revenue. As a consequence, gross proit
margin saw an improvement from 40.2 in 2011 to 53.5 in 2012.
Landed Residential Unit
Income generated by the Landed Residential Unit has climbed 38.3
in 2012 from Rp376.8 billion in 2011 to reach Rp521.3 billion in 2012. This
increase is due to a rise in housing sales at Bogor Nirwana Residence BNR and
Sentul Nirwana, each contributing 27.6 and 38.2 from total Landed Residential
Unit’s income.
Apart from housing sales, the Landed Residential Unit also draws in income
from other projects, such as The Jungle Waterpark, Aston Hotel in Bogor and
the Orchard Walk commercial project. The Jungle Waterpark that extends
across 3.5 hectares was irst opened to the public in 2008 and now manages to
bring in 919 thousand visitors, yielding earnings worth Rp57.9 billion in 2012.
This is an upward trend compared to 2011 with 888 thousand visitors and
income amounting to Rp43.7 billion.
321
BAKRIELAND • Annual Report 2012
Kenaikan harga properti yang cukup signiikan pada tahun 2012 membuat
marjin laba kotor unit usaha Landed Residential mengalami peningkatan
dari 64,6 pada tahun 2011 menjadi 69 pada tahun 2012, demikian halnya
dengan marjin laba operasi yang mengalami peningkatan dari 24,8
pada tahun 2011 menjadi 28,3 pada tahun 2012.
Unit Hotels Resorts
Pada tahun 2012, kontribusi dari unit usaha Hotels Resorts tercatat
sebesar 12,6 dari total pendapatan, dimana pendapatan dari unit usaha
ini mencapai Rp370,2 miliar atau mengalami penurunan sebesar
9 dibandingkan dengan Rp406,9 miliar pada tahun 2011. Penurunan
ini disebabkan oleh penurunan pendapatan dari proyek Pullman Bali
Legian Nirwana Condotel yang unitnya telah habis terjual di tahun sebelumnya.
Sementara itu peningkatan beban pokok penjualan menyebabkan laba
kotor mengalami penurunan dari Rp277,5 miliar pada tahun 2011 menjadi
Rp156,1 miliar pada tahun 2012. Hal ini pada gilirannya mengakibatkan rugi
usaha sebesar Rp118,4 miliar pada tahun 2012 dibandingkan dengan laba
usaha sebesar Rp52,1 miliar pada tahun 2011.
Kontribusi lainnya terhadap pendapatan unit usaha Hotels Resorts berasal
dari Al-Saraya Bakrie Hotel, Pullman Bali Legian Nirwana, Grand Elty Singgasana,
dan Krakatoa Nirwana Resort. Peningkatan pendapatan yang berarti
dibukukan oleh Pullman Bali Legian Nirwana seiring dengan membaiknya
iklim pariwisata di Indonesia, khususnya di Bali. Jumlah kunjungan wisatawan
asing ke Bali mencapai hampir 3 juta orang selama tahun 2012, meningkat
dibandingkan 2,7 juta pada tahun 2011 sumber: Biro Pusat Statistik.
A signiicant rise in property prices in 2012 has correspondingly led to
improved gross proit margin for the Landed Residential business unit from
64.6 in 2011 to 69 in 2012. Similarly, operating proit margin also rose from
24.8 in 2011 to 28.3 in 2012.
Hotels Resorts Unit
In 2012, contribution from the Hotels Resorts business unit accounted
for 12.6 from total income, whereby earnings generated by this business
unit amounted to Rp370.2 billion or a 9 drop compared to Rp406.9 billion
in 2011. This declining trend is due to a decrease in income from Pullman Bali
Legian Nirwana Condotel of which its units have all been sold in the previous
year.
Meanwhile, an increase to cost of goods sold has led to fall in gross proit from
Rp277.5 billion in 2011 to Rp156.1 billion in 2012. This in turn prompted
an operating loss of Rp118.4 billion in 2012 compared to an operating proit of
Rp52.1 billion in 2011.
Income for the Hotels Resorts business unit is also sourced from Al-
Saraya Bakrie Hotel, Pullman Bali Legian Nirwana, Grand Elty Singgasana and
Krakatoa Nirwana Resort. A signiicant increase in income posted by Pullman
Bali Legian Nirwana attests to an improving overall situation that has
been favorable to the tourism industry in Indonesia, particularly Bali. Some 3
million foreign visitors have traveled to Bali in 2012 which is an increase
compared to 2.7 million international tourists in 2011 source: Central Bureau
of Statistics.
322
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Kinerja Masing-Masing Sub-Sektor
Perusahaan memiliki tiga sub- sektor yang menjadi pilar utama
bisnis perusahaan yaitu sub-sektor apartemen, sub-sektor perumahan dan
sub-sektor hotel resor. Di tahun 2012 sub-sektor yang memberikan kontribusi
terbesar yaitu sub-sektor hotel resor dan sub-sektor perumahan. Proyek
apartemen yang menjadi sumber pendapatan Perusahaan selama tahun
2012 terutama adalah The Grove Condominium, The Grove Suites, dan
The Wave yang terletak di Rasuna Epicentrum Kuningan serta proyek
apartemen bersubsidi Sentra Timur Residence di Jakarta Timur. Adapun
proyek perumahan yang memberikan kontribusi utama terhadap pendapatan
Perusahaan adalah proyek Sentul Nirwana dan Bogor Nirwana Residence.
Kontribusi Penjualan Masing-Masing Sub-Sektor Sales Contributions of Each Sub-Sector
dalam Miliar Rupiah
Revenue YoY Changes
in Billion Rupiah
Keterangan 2012
to total revenue
2011 total
revenue Nilai
Value Description
Perumahan 383.3
13.0 240.5
11.9 142.8
59.4 Landed Residential
Apartemen 241.3
8.2 228.0
11.3 13.4
5.9 Apartment
Kantor Strata 48.9
1.7 64.4
3.2 15.5
-24.0 Strata Oice
Hotel Strata 26.3
0.9 182.2
9.0 155.9
-85.5 Strata Hotel
Hotel Resor 480.8
16.3 366.8
18.2 114.1
31.1 Hotel Resort
Wahana Air 57.9
2.0 43.7
2.2 14.2
32.5 Waterpark
Kawasan Ritel Olah Raga 90.0
3.1 68.1
3.4 21.9
32.2 Retail Sports Area
Sewa Kantor 53.5
1.8 47.0
2.3 6.5
13.9 Leased Oice Space
Jasa Manajemen 156.9
5.3 118.5
5.9 38.4
32.4 Management Service
Penjualan tanah 1,410.6
47.8 568.5
28.2 842.1
148.1 Sale of Land Lot
Perumahan Pendapatan dari sub-sektor perumahan
selama tahun 2012 tercatat sebesar Rp 383,3 miliar, atau meningkat sebesar
59,4 dari Rp240,5 miliar di tahun 2011. Penyumbang terbesar dari sub
sektor perumahan berasal dari proyek perumahan Bogor Nirwana Residence
Performance of Each Sub-Sector
The Company has three sub-sectors that make up the Company’s main business
pillar, namely the apartment, housing and hotel resort sub-sectors. In 2012,
the hotel resort and housing sub- sectors have contributed the most to
Company revenue. Apartment projects that have been the main source of
income for the Company throughout 2012 are The Grove Condominium, The
Grove Suites and The Wave located at Rasuna Epicentrum Kuningan, and
the Sentra Timur Residence subsidized apartment project in East Jakarta.
As for housing projects, the Sentul Nirwana and Bogor Nirwana Residence
have been the largest contributor to Company earnings.
Housing Earnings from the housing sub-sector in
2012 amounted to Rp 383.3 billion, or a 59.4 increase from Rp240.5 billion in
2011. The main income contributor from the residential sub-sector originates
from the Bogor Nirwana Residence housing project in Bogor and Sentul
Diskusi Analisa Manajemen
Management Discussion Analysis
323
BAKRIELAND • Annual Report 2012
di Bogor dan Sentul Nirwana, yang masing-masing menyumbang sekitar
28 dan 38 dari total penjualan perumahan. Peningkatan penjualan
sub-sektor perumahan terutama didukung oleh suku bunga KPR yang
stabil dan cenderung menurun selama tahun 2012.
Apartemen Pada tahun 2012, sub-sektor apartemen
memberikan kontribusi pendapatan kepada Perusahaan sebesar Rp 241,3
miliar, atau mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2011 yang
sebesar Rp228 miliar akibat semakin meningkatnya permintaan masyarakat.
Per 31 Desember 2012, progres konstruksi untuk The Grove
Condominium dan The Grove Suites telah mencapai masing-masing 62,1
dan 94,2, sementara The Wave mencapai sekitar 96,3. Proyek-
proyek The Grove Condominium, The Grove Suites dan The Wave di
Rasuna Epicentrum masih akan tetap memberikan kontribusi pendapatan di
tahun mendatang, dimana pendapatan dari sub-sektor apartemen yang belum
dapat diakui sales backlog pada 31 Desember 2012 mencapai Rp 218,9
miliar.
Perkantoran Strata Dari sub-sektor perkantoran strata,
Perusahaan mencatat penjualan sebesar Rp 48,9 miliar selama tahun
2012, atau turun sebesar 24 dibandingkan dengan Rp 64,4 miliar
selama tahun 2011. Hal ini disebabkan terutama oleh penurunan penjualan
proyek Lifestyle Center sebagai akibat dari semakin terbatasnya unit yang
tersedia. Nirwana, each bringing in 28 and
38 from total housing sales. A rise in the sales of the housing sub-sector
is primarily due to stable KPR interest rates with a declining trend throughout
2012.
Apartment In 2012, the apartment sub-sector
contributed Rp 241.3 billion to Company revenue, a decline from Rp228 billion in
2011 due to increased demand.
As of 31 December 2012, construction progress for The Grove Condominium
and The Grove Suites reached 62.1 and 94.2 respectively, while The
Wave attained 96.3 near completion. The Grove Condominium, The Grove
Suites and The Wave projects at Rasuna Epicentrum shall continue to put in their
share of revenue contribution in years to come in which earnings generated
by the apartment sub-sector from sales backlog on 31 December 2012
amounted to Rp 218.9 billion.
Strata Oice From the strata oice sub-sector, the
Company recorded sales worth Rp 48.9 billion in 2012, a 24 drop compared
to Rp 64.4 billion in 2011. This is largely due to decreasing sales of the Lifestyle
Center project as available units become increasingly limited.
324
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Hotel Strata Pada tahun 2012, Perusahaan
memperoleh pendapatan dari hotel strata sebesar Rp 26,3 miliar, turun bila
dibandingkan dengan pendapatan di tahun 2011 yang sebesar Rp182,2miliar.
Hal ini disebabkan sangat terbatasnya unit yang tersedia di tahun 2012.
Penjualan berasal dari proyek Pullman Bali Legian Nirwana yang berlokasi
di Kuta, Bali dan proyek Aston Hotel, Bogor yang berlokasi di dalam kompleks
perumahan Bogor Nirwana Residence.
Hotel Resor Pendapatan dari Hotel Resor selama
tahun 2012 mencapai Rp480,8 miliar, mengalami kenaikan sebesar 31,1
dibandingkan Rp366,8 miliar di tahun 2011. Pendapatan dari Hotel dan Golf
di Bali memberikan kontribusi terbesar yaitu Rp 269,1 miliar, atau mencakup
56 dari total pendapatan dari Hotel Resort. Penyumbang terbesar kedua
adalah Hotel Aston Bogor sebesar 15,2.
Selama tahun 2012, Hotel Aston Rasuna mencatat kenaikan rata-rata tingkat
hunian dari 88,5 di tahun 2011 menjadi 88,9. Sementara itu, tingkat
hunian Pullman Legian Nirwana tercatat sebesar 73, mengalami penurunan
dibandingkan tahun 2011 yang tercatat sebesar 76,3 akibat dari semakin
tingginya persaingan usaha di kawasan tersebut. Tingkat hunian Nirwana Bali
Resort mengalami peningkatan dari 43,1 di tahun 2011 menjadi 50 di
tahun 2012.
Pendapatan lainnya berasal dari Grand Elty Krakatoa yang juga mengalami
kenaikan tingkat hunian dari 24 di tahun 2011 menjadi 28 di tahun 2012.
Selain itu, Perusahaan juga memperoleh pendapatan dari Hotel Elty Tenggarong
sebesar Rp12,3 miliar di tahun 2012.
Strata Hotel In 2012, the Company secured income
from the strata hotel sub-sector worth Rp 26.3 billion, a declining trend
compared to income generated in 2011 at Rp182.2 billion. This is attributed to
the limited number of units available for 2012. Sales are derived from Pullman
Bali Legian Nirwana located in Kuta, Bali and Aston Hotel, Bogor nestled within
the Bogor Nirwana Residence housing estate.
Hotels Resorts Income from the Hotels Resorts
sub-sector during 2012 amounted to Rp480.8 billion, which is a 31.1 surge
compared to Rp366.8 billion in 2011. Earnings from Hotel and Golf in Bali
presented the highest contribution at Rp269.1 billion that accounted for 56
from total income yielded by the Hotel Resort sub-sector. The second highest
contributor is Aston Bogor Hotel at 15.2.
Throughout 2012, Aston Rasuna Hotel experienced a rise in average
occupancy rates from 88.5 in 2011 to 88.9. Meanwhile, the occupancy rate
at Pullman Legian Nirwana reached 73, a descending trend compared
to 2011 at 76.3 due to intensiied business competition. The occupancy
rate for Nirwana Bali Resort, in contrast, improved from 43.1 in 2011 to 50 in
2012.
Other sources of income originate from Grand Elty Krakatoa that also witnessed
a rise in occupancy rate from 24 in 2011 to 28 in 2012. Furthermore, the
Company also secures its income from Elty Tenggarong Hotel to the tune of
Rp12.3 billion in 2012.
Diskusi Analisa Manajemen
Management Discussion Analysis
325
BAKRIELAND • Annual Report 2012
Secara umum harga rata-rata per kamar mengalami kenaikan di tahun 2012,
yaitu sebesar 23,6 untuk hotel Pan Paciic Nirwana Bali Resort, 13,7 untuk
Grand Elty Krakatoa dan 10,4 untuk Aston Rasuna Residence.
Waterpark and Entertainment Waterpark The Jungle memberikan
kontribusi pendapatan yang cukup baik, yaitu sebesar Rp 57,9 miliar di
tahun 2012, mengalami peningkatan dari Rp43,7 miliar di tahun 2011. Jumlah
pengunjung The Jungle selama tahun 2012 tercatat sebanyak 919.869 orang,
atau mengalami peningkatan sebesar 3,5 dibandingkan dengan 888,477
orang di tahun 2011. Wahana rekreasi air ini merupakan proyek Bakrieland
yang berlokasi di dalam perumahan Bogor Nirwana Residence dan mulai
beroperasi secara komersial sejak awal tahun 2008. Di wahana yang sama,
Perusahaan juga memiliki teater Cinema 4 Dimensi yang mencatat jumlah
pengunjung sebanyak 43.244 di tahun 2012 mengalami penurunan sebesar
32,5 dibandingkan tahun sebelumnya akibat adanya penutupan operasional
sementara di bulan Februari dan Maret 2012.
Disamping the Jungle, perusahaan juga memiliki Jungleland Adventure
Theme Park Jungleland yang terletak di kawasan Sentul Nirwana. Jungleland
memiliki luas area 35ha dengan lebih dari 41 wahana dan atraksi dan
merupakan Theme Park terbesar di Indonesia. Sampai dengan akhir tahun
2012, terdapat 5 zona yang sedang dibangun, yaitu Downtown, Carnival,
Explora, Tropicalia, dan Mysteria. Adapun progres pembangunannya
berturut-turut adalah 87, 75, 15, 44, dan 34.
Soft launching direncanakan akan dilaksanakan pada
awal Mei 2013 dan pembangunan untuk seluruh wahana ditargetkan selesai
pada akhir tahun 2013. The average room rates experienced an
increase in 2012 to as much as 23.6 for Pan Paciic Nirwana Bali Resort, 13.7
for Grand Elty Krakatoa and 10.4 for Aston Rasuna Residence.
Waterpark and Entertainment The Jungle Waterpark has contributed
signiicantly to Company revenue at Rp 57.9 billion in 2012, a rise from Rp43.7
billion in 2011. Some 919,869 people have visited The Jungle throughout 2012,
which is a 3.5 increase compared to 888.477 people in 2011. The recreational
facility is a Bakrieland project located within Bogor Nirwana Residence and
started commercial operations in early 2008. The Waterpark also features a
four dimension cinema that managed to attract 43,244 visitors in 2012, a 32.5
drop compared to the previous year due to temporary closure in February and
March 2012.
Apart from The Jungle, the Company also owns Jungleland Adventure Theme
Park Jungleland located at Sentul Nirwana. Jungleland, covering an area
of 35 hectares with more than 41 amusement rides and attractions, is
the largest theme park in Indonesia. By the end of 2012, ive zones are being
developed, namely Downtown, Carnival, Explora, Tropicalia and Mysteria and
each respectively at 87, 75, 15, 44 and 34 into completion. Its soft
launching is scheduled for early May 2013 and the development of all rides
and attractions is projected to complete by the end of 2013.
326
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Diskusi Analisa Manajemen
Management Discussion Analysis
Bidang Retail Olahraga Pendapatan dari sub-sektor retail
olahraga selama tahun 2012 tercatat sebesar Rp90 miliar atau mengalami
kenaikan dibandingkan dengan Rp68,1 miliar di tahun 2011. Pendapatan dari
subsektor ini terutama disumbangkan oleh penyewaan area perbelanjaan
Plaza Festival, penjualan Orchard Walk di Bogor Nirwana Residence dan juga
berasal dari keanggotaan Elite Club Rasuna yang mencapai 2.555 orang
pada 31 Desember 2012. Untuk area komersial Plaza Festival, tingkat hunian
tercatat sangat baik, yaitu meningkat dari 78,9 di tahun 2011 menjadi 98,3
di tahun 2012.
Pangsa Pasar
Konsep pembangunan properti yang terencana serta strategi pemasaran
yang tepat membuat Perusahaan berhasil menjual setiap proyek properti
yang dikembangkan, sehingga memiliki pangsa pasar yang cukup signiikan
terutama untuk proyek-proyek residensial yang merupakan bisnis inti
perusahaan.
Apartemen Untuk pasar apartemen, proyek-proyek
apartemen yang dikembangkan perusahaan di Rasuna Epicentrum
memiliki pangsa pasar yang cukup besar yaitu sekitar 22,4 dari total apartemen
yang berlokasi di Jakarta CBD.
Perumahan Melalui Bogor Nirwana Residence,
Perusahaan memiliki pangsa pasar sekitar 9 untuk proyek perumahan
kelas menengah dan menengah-atas yang berlokasi di kota Bogor.
Perkantoran Proyek-proyek perkantoran Perusahaan
yang meliputi the Bakrie Tower, Wisma Bakrie 1, Wisma Bakrie 2, dan proyek
perkantoran di Lifestyle Center serta Rasuna Oice Park memiliki pangsa
sekitar 2,7 dari total pasar perkantoran di Jakarta CBD.
Retail Sports Area Earnings from the retail sports area
sub-sector in 2012 amounted to Rp90 billion, which is an increase compared
to Rp68.1 billion in 2011. This sub-sector primarily derives its income from the
lease of retail space at Plaza Festival, sales of Orchard Walk at Bogor Nirwana
Residence and membership of Elite Club Rasuna that has reached 2,555
members by 31 December 2012. The occupancy rate for Plaza Festival’s
commercial space has been satisfactory which saw an appreciable increase from
78.9 in 2011 to 98.3 in 2012.
Market Share
A well-planned property development concept bolstered by an accurate
marketing strategy has helped Company successfully market every property
project that it develops, allowing the Company to acquire a sizeable market
share, primarily for residential projects as the Company’s core business.
Apartments The Company’s apartment projects
located at Rasuna Epicentrum have carved a signiicant slice of the market
share at 22.4 from total apartments available at Jakarta CBD.
Housing Through Bogor Nirwana Residence, the
Company has secured 9 of market share for upper-middle class residential
properties located in the city of Bogor.
Oice Buildings The Company’s oice projects that
include Bakrie Tower, Wisma Bakrie 1, Wisma Bakrie 2, Lifestyle Center and
Rasuna Oice Park hold 2.7 market share for the oice market in Jakarta
CBD.
327
BAKRIELAND • Annual Report 2012
Pusat perbelanjaan Perusahaan melalui Plaza Festival dan
Lifestyle Center memiliki pangsa pasar untuk pusat perbelanjaan komersial di
Jakarta CBD sekitar 4,7.
Perhotelan Pangsa pasar Perusahaan untuk hotel
bintang 5 di Bali sekitar 5,4 dan kurang lebih 2,4 untuk hotel di Jakarta CBD.
Perkembangan Harga Produk
Penetapan harga produk merupakan hal yang penting bagi sebuah perusahaan
properti dan merupakan keputusan yang strategis. Meskipun dalam
suatu periode terdapat peningkatan harga bahan-bahan bangunan
serta inlasi, penyesuaian harga produk-produk properti tidak selalu
bergerak dalam tingkat yang sama. Kebijakan penetapan harga dilakukan
dengan mempertimbangkan kondisi perekonomian secara umum, termasuk
di dalamnya faktor daya beli calon konsumen. Di tahun 2012, properti
perusahaan secara umum mengalami peningkatan sebesar 10-15.
Apartemen Secara umum harga jual rata-rata
apartemen perusahaan mengalami peningkatan di tahun 2012. Peningkatan
harga jual tertinggi dibukukan oleh apartemen the Wave yang meningkat
sebesar 22 dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara itu, harga
jual untuk apartemen The Grove Condominium mengalami peningkatan
sebesar 16,5 dan the Grove Suites mengalami peningkatan sebesar
9. Selama tahun 2012, penjualan unit apartemen marketing sales
tercatat sebanyak 163 unit, mengalami peningkatan dibandingkan dengan 154
unit di tahun 2011. Hal ini dimungkinkan oleh peningkatan penjualan apartemen
the Grove Condominium dari 25 unit di tahun 2011 menjadi 54 unit di tahun
2012. Sementara itu, baik apartemen the Grove Suites dan the Wave
Shopping Centers Through Plaza Festival and Lifestyle
Center, the Company has secured 4.7 of the market share for shopping
complexes commercial at Jakarta CBD.
Hotels The Company’s market share for ive-
star hotels in Bali reaches 5.4, and roughly 2.4 for the hotel market at
Jakarta CBD.
Product Price Increases
Setting the most appropriate product price as part of strategic decision making
is crucial for a property developer. Although in a given period the industry
may have to deal with price hikes in construction materials and inlation,
price adjustments to property products do not necessarily commensurate with
such price increases. Product prices are set by taking into account the general
economic condition, including consumer purchasing power. In 2012, property
companies mainly saw an increase of between 10 and 15.
Apartment The average selling price of Company
apartments has seen an upward trend in 2012. The highest price increase is
experienced by The Wave apartment units at 22 compared to the previous
year. The selling price for The Grove Condominium on the other hand rose
16.5, while The Grove Suites recorded a 9 increase. Throughout 2012,
some 163 apartment units marketing sales were sold, which is an increase
compared to 154 units in 2011. This is due to higher sales for apartments at
The Grove Condominium from 25 units in 2011 to 54 units in 2012. The sales
of apartments at The Grove Suites and The Wave in contrast fell in 2012 due
328
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Diskusi Analisa Manajemen
Management Discussion Analysis
mengalami penurunan penjualan di tahun 2012 akibat semakin banyaknya
pilihan apartemen di daerah CBD di tahun 2012.
to the availability of a broader range of apartment choices in CBD for 2012.
Biaya Pengembangan termasuk tanah 2012 Development Cost including land 2012
The Grove The Wave
The Grove Condo The Grove Suites
Jumlah Biaya Proyek Rp miliar 994,6
193,5 376,7
Project Cost Rp billion
Harga Jual Selling Price
Terendah Rp jutasqm
10,6 28,1
11 Rp millionsqm
Lowest Rata-rata
Rp jutasqm 23,3
30,3 18,1
Rp millionsqm Average
Tertinggi RP jutasqm
29,1 35,1
20,5 RP millionsqm
Highest
Harga Rata-rata Apartemen per m
2
dan Unit Terjual | Average price of apartment per m
2
and units sold
2012 Rp millionsqm
2011 Rp millionsqm
Unit Terjual 2012 Unit Sold in 2012
Unit Terjual 2011 Unit Sold in 2011
The Grove Condo 23,3
20,0 54,0
25,0 The Grove Suites
30,3 27,8
24,0 34,0
The Wave 18,1
14,8 85,0
95,0
Perumahan Pada tahun 2012, beberapa proyek
perumahan mencatat peningkatan harga jual tanah, yaitu proyek Sentul
Nirwana dan Bogor Nirwana Residence BNR. Sentul Nirwana mencatat
peningkatan harga jual rata-rata tanah tertinggi di tahun 2012 yaitu 36
menjadi Rp3 juta per meter persegi, sementara BNR hanya meningkat
sebesar 13 menjadi Rp2,6 juta per meter persegi di tahun 2012. Sementara
dari sisi harga jual per unit rumah, rata- rata harga jual per unit di tahun 2012
mengalami kenaikan di seluruh proyek dengan peningkatan tertinggi ditemui
di proyek Sentul Nirwana sebesar 17, diikuti oleh Batam Nirwana
Residence sebesar 16,6 dan BNR sebesar 7,6. Selama tahun 2012, total
penjualan proyek-proyek perumahan di Bogor, Batam dan Sentul Nirwana
Housing In 2012, several residential projects –
Sentul Nirwana and Bogor Nirwana Residence BNR - recorded increases in
the selling price of land. Sentul Nirwana has the highest increase in the average
land sale price in 2012 at 36 to reach Rp 3 million per square meter, while
BNR experienced a 13 rise to become Rp 2.6 million per square meter in 2012.
In terms of sales price per housing unit, there is an average price increase in
2012 for all projects with the highest growth taking place at Sentul Nirwana
for 17, followed by Batam Nirwana Residence for 16.6 and BNR for 7.6.
In 2012, total sales of housing projects in Bogor, Batam and Sentul Nirwana
329
BAKRIELAND • Annual Report 2012
mencapai 1.027 unit rumah, meningkat dibandingkan dengan penjualan
sebanyak 565 unit rumah di tahun 2011. reached 1,027 units, a signiicant leap
compared to 565 units sold in 2011.
Harga Beli Tanah, Biaya Pembangunan, Harga Jual Tanah dan Harga Jual Bangunan Land Purchase Price, Development Cost, Land Sale Price and Building Sale Price
Bogor Batam
Malang Sentul
2012 2011
2012 2011
2012 2011
2012 2011
Harga beli tanah mentah | Land purchase price
Terendah | Lowest
Rp000sqm 250
205 NA
NA NA
NA 260
200 Rata-rata |
Average Rp000sqm
400 250
NA NA
NA NA
380 230
Tertinggi | Highest
Rp000sqm 550
400 NA
NA NA
NA 500
260
Biaya pembangunan | Development cost
Terendah | Lowest
Rp000sqm 2,500
2,300 1,900
1,900 NA
2,365 2,600
2,500 Rata-rata |
Average Rp000sqm
2,850 2,756
2,029 2,029
NA 2,750
2,850 2,600
Tertinggi | Highest
Rp000sqm 3,200
3,400 2,450
2,450 NA
3,245 3,100
2,700
Harga jual tanah | Land sale price excluding VAT
Terendah | Lowest
Rp000sqm 2,200
1,464 825
825 NA
1,818 1,650
1,200 Rata-rata |
Average Rp000sqm
2,606 2,321
977 977
NA 2,883
3,000 2,185
Tertinggi | Highest
Rp000sqm 4,500
3,577 1,300
1,300 NA
4,091 4,950
4,878
Harga jual bangunan | Building sale price excluding VAT
Terendah | Lowest
Rp000sqm 3,200
2,396 2,426
2,426 NA
2,500 3,350
2,730 Rata-rata |
Average Rp000sqm
3,598 3,351
2,480 2,480
NA 2,754
3,685 2,818
Tertinggi | Highest
Rp000sqm 4,700
4,050 2,990
2,990 NA
3,409 4,200
3,350
Harga Rata-Rata Tanah, Unit dan Jumlah Unit Terjual | Average land price, unit and units sold
Harga Tanah | Land price Harga Unit | Unit price
Unit Terjual | Units sold Rp millionsqm
Rp millionsqm 2012
2011 2012
2011 2012
2011
Bogor Nirwana Residence 2,6
2,3 1.123,5
1.044,4 237,0
234,0 Batam Nirwana Residence
1,0 1,0
238,9 204,9
72,0 73,0
Ijen Nirwana Residence, Malang -
2,9 -
1.168,1 -
54,0 Sentul Nirwana
3,0 2,2
683,8 584,5
718,0 204,0
Hotel Strata Untuk proyek Pullman Bali Legian
Nirwana, harga jual rata-rata selama tahun 2012 mengalami peningkatan
sebesar 18 di tahun 2012, dengan jumlah unit terjual tercatat sebesar
19 unit. Penurunan jumlah penjualan di tahun 2012 merupakan akibat dari
terbatasnya jumlah unit yang tersisa di proyek ini.
Strata Hotels For Pullman Bali Legian Nirwana, the
average sales prices in 2012 climbed 18 with 19 units sold. This drop in sales
for 2012 is due to the limited number of remaining units available for this project.
330
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Diskusi Analisa Manajemen
Management Discussion Analysis
Sementara itu, proyek pembangunan Eaton Luxe Nirwana Bali dihentikan
untuk sementara waktu terkait dengan adanya redesigning master plan
Nirwana Bali Resort. Meanwhile, the development of the
Eaton Luxe Nirwana Bali project had to be temporarily put on hold due to the
need to redesign the master plan for the Nirwana Bali Resort.
Harga Rata-Rata dan Jumlah Unit Terjual | Average Price and Units Sold
Harga Rp jutam
2
| Price Rp millionm2 Unit Terjual | Units sold
2012 2011
2012 2011
Pullman Bali Legian Nirwana 28.3
24.0 19.0
40.0 Eaton Luxe Nirwana Bali
- 21.3
- 18.0
Ikhtisar Keuangan Rp miliar | Financial Highlights Rp billion
Keterangan 2012
2011 Pertumbuhan
Growth Description
Jumlah Aset 15,236
17,708 14
Total Asset Jumlah Liabilitas
6,071 6,806
11 Total Liability
Jumlah Ekuitas 7,306
8,347 13
Total Equity Penghasilan Bersih
2,950 1,928
53 Net Income
Laba Kotor 1,617
925 75
Gross Proit Laba Usaha
785 286
174 Operating Proit
Laba Rugi Bersih 1,202
19 6,175.5
Net Proit Loss
Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada entitas induk | Equity attributable to parent entity
Jumlah laba rugi yang dapat di yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk | Total income loss attributable to owners of parent entity
Laporan Laba Rugi Pendapatan Usaha
Pendapatan usaha Bakrieland berasal dari penjualan produk-produk
propertinya, baik dari penjualan produk yang bersifat jual putus development
property maupun pendapatan dari produk-produk properti yang disewakan
investment property. Pada tahun 2012, sumber-sumber penghasilan usaha
Bakrieland berasal dari: • Apartemen. Proyek apartemen
yang menjadi sumber pendapatan utama Perusahaan di tahun 2012
adalah The Grove Condominium dan The Grove Suites yang berada
Proit and Loss Statement Operating Income
Bakrieland’s operating income is derived from the sales of its property products,
both from the sales of development property and investment property. In
2012, Bakrieland’s earnings are drawn from the following sources:
• Apartments. The Company’s
major source of income from its apartment projects includes The
Grove Condominium and The Grove
331
BAKRIELAND • Annual Report 2012
dalam proyek Rasuna Epicentrum dan berlokasi di kawasan CBD
utama Kuningan Jakarta. The Grove Condominium yang berdiri di atas
lahan seluas 6.666 m
2
terdiri atas 2 menara dengan total 440 unit
sedangkan Grove Suites berdiri di atas lahan seluas 1.400 m
2
hanya memiliki 1 menara dengan 151
unit. Kedua apartemen ini ditujukan untuk segmen menengah-atas.
Sementara itu The Wave terdiri dari 9 menara dengan total 2.621 unit
dan berdiri di atas lahan seluas 38.228 m
2
.
• Perumahan Landed Residential.
Proyek perumahan Bakrieland terbesar berlokasi di kawasan
utama Bogor, dengan nama Bogor Nirwana Residence dengan luas
area pengembangan sekitar 1,002 hektar dan Sentul Nirwana Bukit
Jonggol Asri dengan luas area pengembangan lebih dari 12.000
hektar. Di samping itu, Bakrieland juga memiliki proyek perumahan
di Batam yaitu Batam Nirwana Residence dengan luas area
pengembangan 25 hektar.
• Perkantoran Strata. Pendapatan
dari proyek perkantoran strata terutama berasal Bakrie Tower di
Rasuna Epicentrum, yang memiliki lebih kurang 62.273 m
2
useable area perkantoran.
• Perkantoran Sewa. Pendapatan
dari perkantoran sewa berasal dari 4 gedung perkantoran yang dimiliki
Perusahaan, yaitu Bakrie Tower yang memiliki 18.954 m
2
leasable area, Wisma Bakrie 1 yang memiliki
11.410 m
2
leasable area, Wisma Bakrie 2 yang memiliki 18.999 m
2
leasable area dan Rasuna Oice
Park yang memiliki 3.945 m
2
leasable area. Tingkat hunian dari keempat
gedung ini adalah 94,7, 98, 85 dan 100 di tahun 2012.
Suites located at Rasuna Epicentrum and the main CBD area in Kuningan
Jakarta. The Grove Condominium that stands on 6,666 sqm of land
consists of 2 towers with a total of 440 units, while Grove Suites
extends across 1,400 sqm with a single tower that accommodates 151
units. Both apartment complexes are targeted at the upper-middle
class segment. The Wave on the other hand has 9 towers with a total
of 2,621 units built on an expanse of 38,228 sqm.
• Landed Residential. Bakrieland’s
largest housing project, known as Bogor Nirwana Residence is
built on Bogor’s prime location covering an extensive area of 1,002
hectares. Other leading residential projects are Sentul Nirwana Bukit
Jonggol Asri with more than 12,000 hectares of land and Batam Nirwana
Residence that spreads across 25 hectares of land.
• Strata Oice Buildings. Income
from strata oice projects is mainly sourced from Bakrie Tower at
Rasuna Epicentrum, with roughly 62,273 sqm of useable oice space.
• Leased Oice Buildings. Earnings
generated by leased oice premises are derived from 4 oice buildings
owned by the Company, namely Bakrie Tower with 18,954 sqm
leasable area, Wisma Bakrie 1 with 11,410 sqm, Wisma Bakrie 2 with
18,999 sqm and Rasuna Oice Park with 3,945 sqm. The occupancy
rates for all four oice buildings are 94.7, 98, 85 and 100
respectively in 2012.
332
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Diskusi Analisa Manajemen
Management Discussion Analysis
• Hotel Strata. Pendapatan dari
hotel strata terutama berasal dari proyek Pullman Bali Legian Nirwana
yang berlokasi di Kuta, Bali. Hotel ini merupakan hotel berbintang 5
yang memiliki total 360 unit, dimana 80 unit diantaranya tidak untuk
dijual namun untuk disewakan. Proyek hotel strata lainnya adalah
Aston Hotel Bogor, yang berada di dalam kompleks perumahan Bogor
Nirwana Residence dan merupakan hotel berbintang 4 dengan total
223 kamar, dimana 184 unit kamar adalah untuk dijual sedangkan 39
unit lainnya untuk disewakan.
• Hotel Resor. Pendapatan dari
Hotel Resor berasal dari hotel dan golf di Bali, hotel Aston yang terletak
di kawasan Rasuna Epicentrum yang memiliki 450 kamar, resort
di Lampung yaitu Krakatoa Nirwana Resort dengan 76 kamar
serta Grand Elty Singgasana di Tenggarong dengan total 74 unit.
• Edutainment Waterpark.
Pendapatan ini berasal dari wahana rekreasi The Jungle Waterpark,
yang berlokasi di dalam kompleks perumahan Bogor Nirwana
Residence. The Jungle Waterpark terdiri atas kolam renang dengan
berbagai ukuran dengan berbagai tema, giant aquarium, birdpark dan
taman-taman yang bernuansa hijau. Selain itu, The Jungle Waterpark juga
memiliki teater 4 dimensi.
• Retail Sportcenter. Pendapatan
ini berasal dari penyewaan ruang retail Plaza Festival yang berlokasi
di kawasan Rasuna Epicentrum, yang memiliki kurang lebih 13.332
m
2
leasable area. Sedangkan pendapatan sportcenter merupakan
pendapatan dari keanggotaan pusat kebugaran Elite Club Epicentrum di
kawasan Rasuna Epicentrum, yang keanggotaannya pada tahun 2012
mencapai 2.555 orang.
• Jasa Manajemen. Pendapatan dari
jasa manajemen merupakan hasil dari pengelolaan gedung-gedung
dan sarana-sarana pada proyek Bakrieland.
• Strata Hotels. Income from strata
hotels is primarily drawn from Pullman Bali Legian Nirwana located
in Kuta, Bali. The hotel is a ive-star establishment with a total of 360
units from which 80 units are not for sale but for lease. Another strata
hotel project is Aston Hotel Bogor situated within the Bogor Nirwana
Residence housing estate and is a four-star hotel with a total of 223
rooms from which 184 units are for sale, while the remaining 39 units
are for lease.
• Hotels Resorts. Income from
Hotels Resorts originates from hotel and golf in Bali, Aston Hotel
located at Rasuna Epicentrum with 450 rooms, Krakatoa Nirwana
Resort in Lampung with 76 rooms and Grand Elty Singgasana in
Tenggarong with 74 units.
• Edutainment Waterpark. The
Jungle Waterpark located at the Bogor Nirwana Residence serves
as the main source of income. The recreational facility features
swimming pools of diferent sizes with distinct themes, a giant
aquarium, bird park as well as gardens and parks. In addition, The
Jungle Waterpark also has a four dimension theatre.
• Retail Sports Center. Income is
derived from the lease of retail space at Plaza Festival located at Rasuna
Epicentrum, with roughly 13,332 sqm of leasable area. The sports
center’s earnings originate from the membership of the Elite Club
Epicentrum at Rasuna Epicentrum. Membership at the club by 2012 has
reached 2,555 people.
• Management Service. Income from
management service is sourced from the management of buildings
and facilities under Bakrieland projects.
333
BAKRIELAND • Annual Report 2012
Pendapatan bersih perusahaan tumbuh sebesar 53 dari Rp1.927,5
miliar di tahun 2011 menjadi Rp2.949,6 miliar di tahun 2012. Pendapatan
Perusahaan terbesar berasal dari unit City Property yang tercatat sebesar Rp
2.058,1 miliar, atau mencakup 69,8 dari total pendapatan Perusahaan
pada tahun 2012. Unit Residential juga memberikan kontribusi yang baik
yaitu 17,7, sedangkan unit Hotel dan Resort menyumbang 12,6 dari total
pendapatan Perusahaan.
Pendapatan Usaha Berkelanjutan Sebagai perusahaan properti yang
proyek utamanya adalah membangun apartemen dan perumahan,
pendapatan Bakrieland juga dipengaruhi oleh stabilitas kondisi
makro ekonomi. Ketika terjadi gejolak perekonomian seperti peningkatan suku
bunga dan inlasi, atau terjadi luktuasi nilai tukar yang dapat meningkatkan
harga bahan bakumaterial bangunan, maka kinerja keuangan Perusahaan
akan sangat mungkin terpengaruh. Dalam rangka mengantisipasi risiko-
risiko tersebut, Bakrieland berupaya memperkuat pendapatan yang bersifat
tetap dengan memiliki proyek-proyek yang menghasilkan pendapatan
berkelanjutan.
Adapun sumber-sumber pendapatan berkelanjutan yang saat ini dimiliki
Perusahaan adalah Perkantoran Wisma Bakrie 1 2, Aston Rasuna Residence,
The Jungle Waterpark, Pan Paciic Nirwana Bali Resort, Plaza Festival dan
Elite Club Epicentrum, Jasa Manajemen, gedung perkantoran Bakrie Tower,
area komersial Lifestyle Center, Grand ELTY Krakatoa dan Pullman Bali Legian
Nirwana. Untuk tahun 2012, jumlah pendapatan yang berasal dari proyek-
proyek ini adalah sebesar Rp826,6 miliar atau sekitar 28 dari total pendapatan
perusahaan. Jumlah ini meningkat dari Rp640 miliar di tahun 2011, namun
secara kontribusi mengalami penurunan dari 33,2 dari total pendapatan
perusahaan. The Company’s net income grew
53 from Rp1,927.5 billion in 2011 to Rp2,949.6 billion in 2012. The
lion’s share of Company earnings comes from the City Property Unit
for Rp 2,058.1 billion or representing 69.8 from Company’s total income
in 2012. The Residential Unit also contributed considerably at 17.7,
while income from the Hotel and Resort Unit accounted for 12.6 from total
Company income.
Recurring Income As a property company whose main
business is the development of apartments and residential properties,
Bakrieland’s income is also afected by the stability of macro economic
conditions. In the event of economic volatility, such as rising interest rates
and inlation, or luctuations in exchange rate that can drive the price of raw
construction materials upwards, the Company’s inancial performance will
most likely be afected. To anticipate such risks, Bakrieland makes an efort
to strengthen the sources of permanent income by developing projects that
generate recurring revenue.
The sources of recurring income that the Company now rely on include
oice buildings Wisma Bakrie 1 2, Aston Rasuna Residence, The Jungle
Waterpark, Pan Paciic Nirwana Bali Resort, Plaza Festival and Elite Club
Epicentrum, Management Service, Bakrie Tower, Lifestyle Center, Grand
ELTY Krakatoa and Pullman Bali Legian Nirwana. In 2012, total income from
these projects amounted to Rp826.6 billion or 28 from total Company
income. This is an increase from Rp640 billion in 2011, but in terms of
contribution, igures have decreased from 33.2 of total Company revenue.
334
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Diskusi Analisa Manajemen
Management Discussion Analysis
Pengakuan pendapatan Pendapatan diakui ketika kemungkinan
besar manfaat ekonomi masa depan akan mengalir ke Grup dan manfaat
ini dapat diukur secara andal. Kriteria spesiik berikut juga harus dipenuhi
sebelum pendapatan diakui.
Pendapatan dari penjualan real estat diakui berdasarkan PSAK 44 mengenai
“Akuntansi Aktivitas Pengembangan Real Estat” paragraf 6-23, paragraf 23-32
dan paragraf 33-36 sebagai berikut: i Pendapatan dari penjualan
bangunan rumah tinggal, rumah toko dan bangunan sejenis lainnya
beserta kavling tanahnya diakui dengan metode akrual penuh full
accrual method apabila seluruh kriteria berikut terpenuhi:
1. Proses penjualan telah selesai; 2. Harga jual akan tertagih;
3. Tagihan penjual tidak bersifat subordinasi terhadap pinjaman
lain yang akan diperoleh pembeli di masa yang akan datang; dan
4. Penjual telah mengalihkan risiko dan manfaat kepemilikan unit
bangunan kepada pembeli melalui suatu transaksi yang
secara substansi adalah penjualan dan penjual tidak lagi
berkewajiban atau terlibat secara signiikan dengan unit bangunan
tersebut.
ii Penjualan bangunan kondominium, apartemen dan perkantoran diakui
dengan menggunakan metode persentase penyelesaian apabila
seluruh kriteria di bawah ini dipenuhi, yaitu:
1. Proses konstruksi telah melampaui tahap awal, yaitu
pondasi bangunan telah selesai dan semua persyaratan untuk
memulai pembangunan telah terpenuhi;
2. Jumlah pembayaran oleh pembeli telah mencapai 20 dari harga
jual yang telah disepakati dan jumlah tersebut tidak dapat
diminta kembali oleh pembeli; dan
Revenue recognition Revenue is recognized to the extent that
it is probable that the economic beneit will low to the Group and the revenue
can be reliably measured. The following speciic recognition criteria must also be
met before revenue is recognized.
Revenues from real estate sales are recognized in accordance with PSAK
No. 44 on “Accounting for Real Estate Development Activity” paragraph 6-23,
paragraph 23-32 and paragraph 33-36 as follows:
i Revenues of selling houses, shop
houses and other similar property and the lots of land are recognized
under full accrual method if all of the following criterion are met:
1. Selling process is done; 2. The selling price is collectible;
3. A sales invoice is insubordinately toward other borrowing that will
gain by the buyer next time; and 4. The seller has transferred the
risks and reward of ownership of building to the buyer in
transaction which substantially is a sales and the seller does not
have any liability and involve in signiicantly with those unit.
ii The sale of condominiums, apartments and oice buildings, are
recognized using the percentage of completion method if all of the
following criteria are satisied, which are:
1. The construction process has already commenced, that is
the building foundation has been completed and all of the
requirements to commence construction have been fulilled;
2. Total payment by the buyer at least 20 of the agreed selling
price and the amount could not refundable; and
335
BAKRIELAND • Annual Report 2012
3. Jumlah pendapatan penjualan dan biaya unit bangunan dapat
diestimasi dengan andal. Pendapatan dari penjualan tanah
dan rumah tinggal diakui dengan metode deposit Deposit method
dengan kriteria sebagai berikut:
- Penjual tidak mengakui pendapatan atas transaksi
penjualan unit real estat, penerimaan pembayaran dari
pelanggan dibukukan sebagai uang muka.
- Piutang dari penjualan transaksi unit real estat tidak diakui.
- Unit real estat tersebut tetap dicatat sebagai aset penjual,
demikian juga dengan liabilitas yang terkait dengan unit real
estat tersebut, walau kewajiban tersebut telah dialihkan kepada
pelanggan.
- Unit real estat tersebut tetap dicatat sebagai aset penjual,
demikian juga dengan liabilitas yang terkait dengan unit real
estat tersebut, walau kewajiban tersebut telah dialihkan kepada
pelanggan.
Metode yang digunakan untuk menentukan persentase penyelesaian
adalah berdasarkan biaya aktual yang telah dikeluarkan dibandingkan dengan
estimasi jumlah biaya yang harus dikeluarkan untuk pengembangan
proyek real estat tersebut.
Beban Pokok Penghasilan Di tahun 2012, Perusahaan mencatat
peningkatan sebesar 32,9 pada beban pokok penghasilan menjadi
Rp1.332 miliar. Karena kenaikan ini lebih kecil dibandingkan dengan kenaikan
penghasilan usaha, Perusahaan mencatat peningkatan laba kotor
sebesar 74,9 menjadi Rp1.617,6 miliar di tahun 2012.
3. The total revenues and expenses of the property can be really
estimated. Revenues of selling land, houses and
shop houses recognized by Deposit Method under the following criteria:
- The seller did not recognize revenues of selling real
estate, advanced received from customer recognized as
unearned revenues.
- Receivables from transaction of selling unit of real estate are not
recognized. - The unit real estate sold is
recorded as the sellers assets, either liability is recorded,
even the liabilities have been transferred to customers.
- The unit real estate sold is recorded as the sellers assets,
either liability is recorded, even the liabilities have been
transferred to customers.
The method used to determine the percentage of completion that is based
on actual cost incurred compared with the estimated cost that should be
expense for the development of real estate project.
Cost of Revenue In 2012, the Company saw a 32.9 rise
in its cost of revenue to the amount of Rp1,332 billion. As this increase is
less than the growth in revenue, the Company posted a gross proit increase
of 74.9 to reach Rp1,617.6 billion in 2012.
336
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Diskusi Analisa Manajemen
Management Discussion Analysis
Beban Usaha Komponen utama dari beban usaha
Perusahaan adalah beban penjualan serta beban umum dan administrasi.
Beban penjualan sebagian besar terdiri dari biaya iklan dan promosi serta
komisi penjualan. Beban penjualan mengalami peningkatan sebesar 5,5
dari Rp101,1 miliar di tahun 2011 menjadi Rp106,6 miliar di tahun 2012.
Termasuk dalam beban penjualan adalah biaya iklan dan promosi yang
mengalami peningkatan sebesar 14,2 di tahun 2012 seiring dengan program
diluncurkan oleh perusahaan. Namun komisi penjualan mengalami penurunan
sebesar 6,5 menjadi RpRp38,9 miliar di tahun 2012 akibat adanya penjualan
yang terjadi di tahun 2011 yang pendapatannya diakui di tahun 2012.
Sehingga komisi penjualan telah terjadi di tahun 2011.
Sementara itu beban umum dan administrasi mengalami peningkatan
sebesar 35 dari Rp537,4 miliar di tahun 2011 menjadi Rp725,6 miliar di
tahun 2012. Komponen beban umum dan administrasi yang mengalami
kenaikan yang cukup tinggi adalah komponen gaji, upah dan tunjangan,
yang meningkat sebesar 41,1 dari Rp247,4 miliar di tahun 2011 menjadi
Rp349,1 miliar di tahun 2012. Kenaikan beban gaji ini terutama disebabkan oleh
banyaknya rekrutmen karyawan baru seiring dengan beberapa proyek baru
yang diluncurkan oleh perusahaan. Beban gaji, upah dan tunjangan ini
mencakup 48,1 dari total beban umum dan administrasi.
Selain beban gaji, upah dan tunjangan, beban penyusutan juga mengalami
peningkatan yang cukup berarti dari Rp83,8 miliar di tahun 2011 menjadi
Rp99,4 miliar di tahun 2012. Beban ini mencakup 13,7 dari total beban
umum dan administrasi di tahun 2012.
Perusahaan juga mencatat peningkatan beban perbaikan dan pemeliharaan
dari Rp49,4 miliar menjadi Rp58,7 miliar
Operating Expense The main components of Company’s
operating expenses include sales and general and administrative costs. Sales
costs largely consist of advertising and promotion expenses, and sales
commission. Sales costs have increased 5.5 from Rp 101.1 billion in 2011 to
Rp 106.6 billion in 2012. Advertising and promotion expenses as part of sales
costs experienced an increase of 14.2 in 2012 in line with projects launched
by the Company. Sales commission in contrast dropped 6.5, thus totaling
Rp 38.9 billion in 2012 due to sales made in 2011 and income recognized in
2012. As a result, sales commission was incurred in 2011.
General and administrative costs have risen 35 from Rp537.4 billion
in 2011 to Rp725.6 billion in 2012. A fairly signiicant increase in general and
administrative costs is recorded for the salary, wage and allowance component
that climbed 41.1 from Rp247.4 billion in 2011 to Rp349.1 billion in 2012. This
rise in salary costs is primarily due to the recruitment of a considerable
number of new employees in line with the Company’s launching of several new
projects. Salary, wage and allowance expenses accounted for 48.1 of total
general and administrative costs.
Apart from salary, wage and allowance expenses, depreciation costs have
also experienced an appreciable increase from Rp83.8 billion in 2011 to
Rp99.4 billion in 2012. These expenses accounted for 13.7 of total general and
administrative costs for 2012.
The Company also recorded an increase in repair and maintenance costs from
Rp49.4 billion to Rp58.7 billion in 2012.
337
BAKRIELAND • Annual Report 2012
di tahun 2012. Biaya perbaikan dan pemeliharaan aset-aset Perusahaan
seperti gedung perkantoran, hotel, dan pusat perbelanjaan maupun
kendaraan dilakukan secara rutin untuk memastikan bahwa seluruh aset
Perusahaan berada dalam kondisi baik.
Biaya untuk tenaga ahli mengalami peningkatan dari Rp23,9 miliar di tahun
2011 menjadi Rp27,2 miliar di tahun 2012. Tenaga ahli ini diperlukan untuk
perencanaan infrastruktur bangunan, perencanaan desain baik eksterior
dan interior serta arsitektur, dimana Perusahaan ingin memastikan bahwa
konsep keseluruhan pembangunan berkualitas tinggi dan mampu bertahan
dalam jangka panjang. Perusahaan juga memerlukan tenaga konsultan
keuangan dimana Perusahaan menginginkan struktur pembiayaan
terbaik untuk proyek-proyeknya.
Penghasilan Beban Bunga dan Keuangan - Bersih
Perusahaan mencatat peningkatan penghasilan beban bunga dan
keuangan bersih dari Rp47,4 miliar di tahun 2011 menjadi Rp473,8
miliar di tahun 2012. Peningkatan ini terutama berasal dari peningkatan
beban transaksi derivatif dari Rp20,8 miliar di tahun 2011 menjadi Rp309,8
miliar di tahun 2012 yang berasal dari meningkatnya probabilitas conversion
option yang diakibatkan dari semakin dekatnya periode hak melakukan put
option oleh bondholder atas Equity Link Bonds. Sementara itu, beban
bunga bank dan lembaga keuangan juga mengalami kenaikan dari Rp32,3
miliar di tahun 2011 menjadi Rp161,3 miliar di tahun 2012 seiring dengan
peningkatan hutang bank pada unit usaha properti.
Penghasilan Beban Lain-lain Selain pendapatan dan beban dari
aktivitas operasi, Perusahaan juga mencatat penghasilan dan beban yang
berasal dari kegiatan non operasional Company assets such as oice buildings,
hotels and shopping centers, and vehicles are maintained on a regular
basis to ensure that all assets remain in mint condition.
Costs incurred for expert services have risen from Rp23.9 billion in 2011
to Rp27.2 billion in 2012. Experts are required for building infrastructure
planning, interior and exterior designing and architectural planning
as the Company needs to ensure the development of high quality, durable
and long-lasting properties. The Company also solicits the services of
inancial consultants to guarantee the most viable inancing structure for its
projects.
Interest Income Expenses and Charges - Net
Company’s interest income expenses and charges - net rose from Rp47.4
billion in 2011 to Rp473.8 billion in 2012. This increase is largely due to
higher derivatives transaction costs from Rp20.8 billion in 2011 to Rp309.8
billion in 2012 as a result of higher probability of conversion option as the
maturity date nears for bondholders to exercise the put option on equity-linked
bonds. Meanwhile, bank and inancial institution interest expense increased
from Rp32.3 billion in 2011 to Rp161.3 billion in 2012 in line with an addition of
bank loans in property business unit.
Other Income Expense Apart from income and expenses from
operational activities, the Company also recorded income and expenses
originating from other non-operational
338
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Diskusi Analisa Manajemen
Management Discussion Analysis
lainnya. Di tahun 2012, Perusahaan membukukan penghasilan beban
lain-lain bersih sebesar Rp71 miliar. Beban lain-lain ini terutama berasal dari
pembayaran bagi hasil kepada pemilik unit
condotel sebesar Rp42 miliar dan adanya denda pajak sebesar Rp36,7
miliar.
Perpajakan Beban pajak tahun berjalan Perusahaan
dan Anak perusahaan ditentukan berdasarkan laba kena pajak pada
tahun yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak
yang berlaku di Indonesia. Lebih lanjut, pajak penghasilan sewa dan
jasa pemeliharaan yang dikenakan pajak penghasilan inal, beban pajak
diakui proporsional dengan jumlah penghasilan menurut akuntansi.
Perusahaan dan Anak perusahaan menerapkan metode penangguhan
pajak untuk menentukan manfaat beban pajak sesuai dengan PSAK
No. 46, “Akuntansi Pajak Penghasilan.” Berdasarkan metode tersebut,
Perusahaan mengakui aset dan kewajiban pajak tangguhan atas
pengaruh pajak di masa yang akan datang yang mencerminkan
perbedaan antara nilai tercatat aset dan kewajiban dengan masing-masing
dasar pengenaan pajaknya. Kewajiban pajak tangguhan diakui untuk semua
perbedaan temporer kena pajak, sedangkan aset pajak tangguhan hanya
diakui jika terdapat kemungkinan penghasilan kena pajak di masa yang
akan datang dapat dimanfaatkan terhadap perbedaan temporer tersebut.
Perubahan aset dan kewajiban pajak tangguhan yang disebabkan oleh
perubahan tarif pajak dibebankan pada tahun berjalan.
Tidak terdapat pengakuan atas aset dan kewajiban pajak tangguhan yang
berhubungan dengan pajak penghasilan inal. Amandemen terhadap kewajiban
perpajakan dicatat pada saat diterimanya surat ketetapan, atau
apabila dilakukan banding, ketika hasil banding sudah diputuskan.
activities. In 2012, the Company’s other income expenses net amounted to
Rp71 billion. Other expenses comprise mainly from proit-sharing payments
to condotel unit owners of Rp42 billion and tax penalties amounting to Rp36.7
billion.
Tax Tax expenses incurred by the Company
and Subsidiaries for the current year are determined based on taxable proit in
the given year calculated on the basis of tax rates applicable in Indonesia.
Furthermore, income tax for lease and maintenance service subject to the inal
income tax is recognized in proportional to the amount of income calculated in
compliance with accounting standards. The Company and Subsidiaries apply
the deferred tax method to determine tax receivable liability according to
PSAK No. 46 concerning “Accounting for Income Tax”. Based on this method,
the Company recognizes deferred tax assets and liabilities upon future tax
impact which indicates the diference between the carrying value of assets and
liabilities with the respective tax base. Deferred tax liabilities are recognized
for all provisional tax diferences, while deferred tax assets are only recognized
when future taxable income can be used for the said temporary diferences.
Changes in deferred tax assets and liabilities resulting from adjustments
to the tax rate shall be charged to the current year.
There is no recognition for deferred tax assets and liabilities related to the
inal income tax. Amendments to tax liabilities are recorded at the time of
receipt of the directive, or upon iling for appeal when an appeal decision has
been handed down.
339
BAKRIELAND • Annual Report 2012
Untuk tahun 2012 taksiran pajak bersih Perusahaan adalah sebesar Rp159,1
miliar, atau meningkat sebesar 54 dibandingkan dengan Rp103,3 miliar di
tahun 2011.
Laba Bersih Perusahaan mencatat peningkatan
deisit pada laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas
induk dari Rp19,2 miliar di tahun 2011 menjadi Rp1.202 miliar di tahun 2012,
sebagai akibat dari tingginya beban bunga dan keuangan, cadangan
kerugian penurunan nilai, kerugian akibat pembatalan penjualan unit
rumah dan apartemen serta rugi bersih yang dicatat dari operasi yang telah
dihentikan.
Kas Bersih dari Aktivitas Operasi Arus kas dari aktivitas operasi
Perusahaan sebagian besar berasal dari penerimaan kas dari pelanggan
dikurangi dengan berbagai pembayaran dari kegiatan operasional termasuk
kepada pemasok, karyawan, beban usaha, pembelian tanah serta
pembayaran bunga dan pajak. Kas bersih dari aktivitas operasi pada
tahun 2012 tercatat Rp817,5 miliar dibandingkan Rp1.268,9 miliar
pada tahun 2011 seiring dengan meningkatnya penghasilan di tahun
2012.
Kas Bersih dari Aktivitas Investasi Perubahan arus kas dari aktivitas
investasi diantaranya karena perubahan pada aset tetap, investasi jangka
pendek dan jangka panjang, penyertaan saham, penerimaan penjualan aset
tetap serta perubahan pada dana dalam pembatasan. Pada tahun 2012,
kas bersih Perusahaan dari aktivitas investasi tercatat sebesar Rp2.283,9
miliar dibandingkan dengan Rp610,6 miliar pada tahun 2011 terutama seiring
dengan peningkatan pada penyertaan saham dan penambahan aset tetap.
In 2012, the Company’s net tax estimate amounted to Rp159.1 billion, a sharp
increase of 54 compared to Rp103.3 billion in 2011.
Net Proit The Company experienced a higher
deicit in terms of proit which is attributed to the ownership of the
parent entity from Rp19.2 billion in 2011 to Rp1,202 billion in 2012, as
a consequence of high interest and inancial expenses, allowance for
impairment loss, loss on cancellation of sales of housing and apartments
and net loss arising from terminated operations.
Net Cash from Operating Activities Cash low provided by Company’s
operating activities is mainly drawn from cash receipts from customers
minus various payments for operating activities, including those paid to
suppliers, employees, operating expenses, land procurement as well
as interest and tax payments. Net cash from operating activities in 2012
amounted to Rp817.5 billion compared to Rp1,268.9 billion in 2011 in line with
increasing of revenue in 2012.
Net Cash from Investing Activities Changes in cash low provided by
investing activities are partly due to changes in ixed assets, short-term and
long-term investments, participating interest, income from sales of ixed
assets and changes to restricted funds. In 2012, the Company’s net cash
from investing activities amounted to Rp2,283.9 billion compared to Rp610.6
billion in 2011 in line with increase in participating interest and additional of
ixed assets.
340
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Diskusi Analisa Manajemen
Management Discussion Analysis
Kas Bersih dari Aktivitas Pendanaan Perubahan arus kas dari aktivitas
pendanaan sebagian besar mencakup perubahan pada pinjaman jangka
pendek dan panjang termasuk obligasi serta perubahan utang dan piutang
pihak berelasi. Kas bersih Perusahaan dari aktivitas pendanaan pada tahun
2012 tercatat sebesar Rp1.148,4 miliar di tahun 2012 dibandingkan dengan
Rp394,5 miliar di tahun 2011. Kas bersih dari aktivitas pendanaan pada
tahun 2012 antara lain berasal dari peningkatan pinjaman jangka panjang.
Perusahaan akan tetap mengandalkan ketersediaan kas internal melalui
aktivitas operasi Perusahaan
operating cash inlow dengan didukung oleh
pendanaan eksternal seperti hutang bank dan pendanaan dari pasar modal,
guna memelihara tingkat likuiditas yang sehat di masa yang akan datang.
Laporan Posisi Keuangan Aset
Total aset Perusahaan tercatat mengalami penurunan dari Rp17.707,9
miliar pada 31 Desember 2011 menjadi Rp15.235,6 miliar pada 31 Desember
2012. Penurunan ini disebabkan oleh divestasi PT Bakrie Toll Road pada tahun
2012, yang memiliki total aset tetap sekitar Rp3 triliun.
Persediaan Pada akhir tahun 2012, Perusahaan
mencatat penurunan persediaan menjadi Rp1.695,4 miliar dari
Rp1.816,3 miliar pada akhir tahun 2011. Persediaan ini timbul dari
aktivitas operasi Perusahaan, yaitu pembangunan proyek properti yang
menghasilkan bangunan siap jual, bangunan dalam penyelesaian, maupun
dalam bentuk tanah.
Lahan Cadangan Bagi perusahaan properti, ketersediaan
cadangan lahan land bank dalam skala yang cukup besar dan terletak di lokasi
yang strategis merupakan modal pokok yang akan menjamin kelangsungan
Net Cash from Financing Activities Changes in cash low provided by
inancing activities largely arise from changes in short-term and long-term
loans, including bonds, and changes in related party’s loans and receivables.
Company net cash from inancing activities in 2012 amounted to Rp1,148.4
billion in 2012 compared to Rp394.5 billion in 2011. Net cash from inancing
activities in 2012 among others originate from an increase in long-term loans.
The Company shall continue to rely on the availability of internal cash from
the Company’s operating activities operating cash inlow bolstered by
external inancing, such as bank loans and inancing from the capital market
in order to maintain a healthy level of liquidity in years to come.
Balance Sheet Assets
Company’s total asset decreased from Rp17,707.9 billion in 31 December 2011
to Rp15,235.6 billion by 31 December 2012. This asset decrease is prompted
by a divestment of Bakrie Toll Road in 2012 with a total ixed asset amounting
to about Rp3 trillion.
Inventory By the end of 2012, Company
inventories decreased to Rp1,695.4 billion from Rp1,816.3 billion at the end
2011. These inventories are generated from company operations through
the development of property projects that produce ready-to-sell buildings,
buildings-in-progress or in the form of land.
Land Bank For a property company, the availability
of vast land banks situated in strategic locations is vital capital that guarantees
business sustainability in years to come. The Company, in which one of its main
341
BAKRIELAND • Annual Report 2012
usaha di masa yang akan datang. Perusahaan yang salah satu produk
utamanya adalah apartemen, memiliki cadangan lahan di kawasan Kuningan
seluas 8,3 hektar per 31 Desember 2012, dimana hal ini merupakan salah satu
perusahaan dengan landbank terbesar di kawasan CBD Jakarta. Semakin
langkanya lahan kosong dengan luas area yang besar di kawasan CBD Jakarta,
membuat nilai tanah di kawasan ini terus meningkat dari tahun ke tahun.
Di samping apartemen, Perusahaan juga merupakan pengembang besar
untuk produk properti perumahan atau Landed Residential. Perusahaan saat
ini memiliki cadangan lahan seluas 793 hektar di kawasan utama Kota Bogor.
Untuk kawasan hunian, Perusahaan melihat bahwa pengembangan
perumahan di Bogor lebih menarik dibandingkan dengan daerah-daerah
lain di sekitar Jakarta seperti Tangerang ataupun Bekasi seiring dengan pesatnya
pembangunan di kota tersebut. Tahun 2012, Perusahaan juga tengah
membangun proyek residensial Sentul Nirwana yang berlokasi di Sentul
dengan cadangan lahan seluas 12.780 hektar.
Hutang Salah satu sumber pendanaan
Perusahaan untuk membiayai proyek- proyek yang sedang dibangun adalah
dengan hutang, baik dari pasar modal yaitu obligasisukuk, maupun dari
perbankan dan sumber lainnya. Hal ini dikarenakan Perusahaan membangun
proyek-proyek properti dan infrastruktur dalam skala yang besar
sehingga membutuhkan pendanaan yang juga besar.
Hutang bank jangka pendek serta hutang bank dan lembaga keuangan
jangka panjang di luar hutang obligasi tercatat sebesar Rp1,8 triliun pada
31 Desember 2012 atau menurun dibandingkan pada posisi 31 Desember
2011 yang sebesar Rp3,3 triliun. products is the apartment buildings, by
31 December 2012 owns 8.3 hectares of land bank in the Kuningan area
which represents one of the property developers with the largest land bank
within Jakarta’s main CBD area . Scarcity of vacant and sizeable plots of land
within the main CBD area in Jakarta has driven land value upwards from year to
year.
In addition to apartment buildings, Company is also a leading developer
for Landed Residential properties. At present, the Company owns 793
hectares of land bank at Bogor’s prime location. Bakrieland sees the
development of landed residential properties in Bogor as being more
lucrative compared to other areas around Jakarta such as Tangerang
or Bekasi, in light of Bogor’s rapid development. In 2012, Bakrieland also
develops the Sentul Nirwana mega residential project located at Sentul on
a parcel of land bank stretching across 12,780 hectares.
Debts One of the Company’s inancing sources
to fund ongoing projects is through loans, either from the capital market
such as bondssukuk, or from banking institutions and other sources. This
is deemed necessary as Bakrieland is involved in the development of
large-scale property and infrastructure projects, which require substantial
funding.
Short-term bank loans as well as long- term loans from banks and inancial
institution, aside from payable bonds, amounted to Rp1.8 trillion on 31
December 2012, a decrease from Rp 3.3 trillion recorded on 31 December
2011. This declining trend is due to the
342
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Diskusi Analisa Manajemen
Management Discussion Analysis
Penurunan ini antara lain disebabkan oleh divestasi anak Perusahaan PT
Bakrie Toll Road yang memiliki hutang bank dan lembaga keuangan sekitar Rp2
triliun. Sedangkan untuk total hutang obligasi mengalami sedikit kenaikan di
tahun 2012 dari Rp1,5 triliun di tahun 2011 menjadi Rp1,8 triliun seiring
dengan kenaikan nilai Equity-Linked Bond akibat perubahan nilai wajar.
Equity-Linked Bond ini diterbitkan oleh anak Perusahaan sebesar US155 juta
dan akan jatuh tempo pada tanggal 23 Maret 2015.
Liabilitas Pada tanggal 31 Desember 2012, total
liabilitas Perusahaan tercatat sebesar Rp 6.071,4 miliar atau mengalami sedikit
peningkatan dibandingkan Rp6.805,9 miliar per 31 Desember 2011. Kenaikan
liabilitas ini antara lain berasal dari kenaikan uang muka pelanggan seiring
dengan peningkatan permintaan terhadap proyek-proyek yang dimiliki
Perusahaan. Di samping itu, utang kepada pihak terkait juga mengalami
peningkatan dari Rp145,3 miliar pada tahun 2011 menjadi Rp305,7 miliar
pada tahun 2012 terutama disebabkan oleh meningkatnya pinjaman PT Bukit
Jonggol Asri kepada PT Sentul City, Tbk. sehubungan dengan pengembangan
proyek Jungleland.
Ekuitas Pada tanggal 31 Desember 2012, ekuitas
yang dapat diatribusikan kepada entitas induk tercatat sebesar Rp7.306,2 miliar,
mengalami penurunan sebesar 12,4 dibandingkan dengan Rp8.346,9 miliar
pada tahun 2011 akibat rugi bersih yang dicatat Perusahaan pada tahun
tersebut.
Struktur Permodalan
Secara historis, Perusahaan memiliki struktur permodalan yang konservatif.
Hal ini tercermin dari besaran rasio hutangnya yang mengandung bunga
interest bearing liabilities terhadap ekuitas Perusahaan yang relatif rendah.
divestment of the subsidiary PT Bakrie Toll Road that owes Rp2 trillion in loans
from banks and inancial institutions. Total payable bonds, on the other hand,
saw a slight increase in 2012 from Rp1.5 trillion in 2011 to Rp1.8 trillion in line
with the rising value of Equity-Linked Bonds as a result of changes in fair
value. Equity-Linked Bonds were issued by the Subsidiary for US155 million and
shall mature on 23 March 2015.
Liabilities On 31 December 2012, Company’s total
liabilities reached Rp 6,071.4 billion, a slight increase from Rp 6,805.9 billion on
31 December 2011. This rise in liabilities is partly due to the higher amount of
down payment that customers must pay in line with increasing demand for
Company-owned projects. Furthermore, loans to related parties also saw an
increase from Rp 145.3 billion in 2011 to Rp305.7 billion in 2012, primarily
because PT Bukit Jonggol Asri has secured more loans from PT Sentul
City, Tbk. for the development of the Jungleland project.
Equity On 31 December 2012, equity related to
the parent entity amounted to Rp7,306.2 billion, which is a 12.4 drop compared
to Rp8,346.9 billion in 2011 due to net loss recorded by the Company in the
said year.
Capital Structure
The Company historically takes on a conservative capital structure. This is
relected in its relatively low debt ratio that contains interest-bearing liabilities
against Company equity. The Company’s ratio is 0.49x in 2012 which has slid
343
BAKRIELAND • Annual Report 2012
Rasio tersebut dalam Perusahaan tercatat sebesar 0,49x pada tahun 2012,
mengalami penurunan dibandingkan 0,59x pada tahun 2011. Kendati
mengalami rugi bersih di tahun 2012, ekuitas Perusahaan tetap merupakan
salah satu yang terbesar diantara perusahaan properti di Indonesia.
Tingginya ekuitas ini mencerminkan komitmen pemegang saham atas
kelangsungan jalannya Perusahaan dalam jangka panjang. Sebagai
perusahaan properti, Perusahaan senantiasa mengandalkan ekuitasnya
dalam melakukan pembelian aset terutama tanah.
Dalam membiayai pembangunan proyek-proyek yang ada, selain
dari ekuitas, perusahaan properti memerlukan sumber-sumber
permodalan yang tepat. Sebagian besar hutang Perusahaan bersifat jangka
panjang, dimana hal tersebut sejalan dengan karakteristik proyek-proyek
properti Perusahaan yang bersifat jangka panjang seperti apartemen. Di
samping itu, hutang jangka panjang juga memberikan leksibilitas waktu
bagi Perusahaan dan mencerminkan kepercayaan kreditor yang baik.
Ke depan, Perusahaan akan tetap menjaga struktur permodalannya agar
tetap ideal, dengan menjaga tingkat hutangnya kurang dari 100 terhadap
ekuitas.
Sementara itu, terkait pinjaman, baik dari bank, lembaga keuangan, maupun
institusi lainnya, jumlah pinjaman maupun jangka waktunya akan
disesuaikan dengan jumlah dan jenis proyek yang dikerjakan.
Rasio-Rasio Utama Solvabilitas
Rasio solvabilitas menunjukkan kemampuan Perusahaan dalam
memenuhi seluruh liabilitasnya, termasuk liabilitas inansialnya yaitu
from 0.59x in 2011. Despite a net loss in 2012, Company equity has remained
one of the highest among property companies in Indonesia. This high level
of equity is mirrored in the commitment of shareholders to ensure the
sustainability of Company operations. As a property developer, the Company shall
consistently rely on its equity for the purchase of assets, primarily land.
In inancing the development of ongoing projects, apart from equity, a property
company also requires the appropriate capital sources. A larger proportion of
Company loans are long-term, which are consistent with the characteristic of
the Company’s property projects that are long-term by nature, such as the
apartment projects. In addition, long- term debt also allows the Company time
lexibility and relects creditors’ trust.
In the future, the Company shall continue to maintain its capital structure
at an ideal composition by making sure that its debt level is less than 100
against its equity.
With regard to loans, either from banks, inancial institutions or other agencies,
the amount of debt and its duration shall be in accordance with the amount
and type of project undertaken.
Key Ratios Solvability
The solvability ratio demonstrates the ability of the Company to fulill its overall
liabilities, including inancial obligations in the form of interest-bearing liabilities.
344
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Diskusi Analisa Manajemen
Management Discussion Analysis
hutang yang mengandung bunga interest bearing liabilities. Solvabilitas
Perusahaan dapat diukur dengan membandingkan total liabilitas
dengan total aset, maupun dengan membandingkan total liabilitas
keuangan dengan total ekuitas. Kondisi solvabilitas Perusahaan juga dapat
dilihat dari perbandingan antara liabilitas yang mengandung bunga
dengan laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi EBITDA.
• Solvabilitas atas Total Liabilitas Tingkat solvabilitas Perusahaan
berdasarkan perbandingan antara total liabilitas dengan total
aset Perusahaan per tanggal 31 Desember 2012 dan 31 Desember
2011 masing-masing adalah sebesar 40,2 dan 38,4. Sedangkan tingkat
solvabilitas Perusahaan apabila berdasarkan perbandingan antara
total liabilitas dengan ekuitas yang dapat diatribusikan kepada entitas
induk per tanggal 31 Desember 2012 dan 31 Desember 2011 adalah
masing-masing sebesar 84,5 dan 81,5.
Rasio-rasio solvabilitas Perusahaan berada pada kisaran yang relatif
moderat, dan mencerminkan besarnya aset dan ekuitas
Perusahaan yang cukup mampu dalam memenuhi liabilitas
Perusahaan.
• Solvabilitas atas Liabilitas Mengandung Bunga
Di samping itu, Perusahaan juga memiliki kemampuan yang cukup
baik dalam memenuhi liabilitasnya terhadap hutang yang mengandung
bunga interest bearing liabilities, dimana hal ini merupakan faktor
yang umumnya dipandang penting oleh kreditur pemberi pinjaman.
Salah satu rasio yang digunakan adalah dengan membandingkan
total hutang berbunga terhadap ekuitas Perusahaan. Rasio hutang
The Company’s solvability can be measured by comparing total liability to
total assets, and between total inancial liabilities and total equity. Company
solvability is also indicated by making a comparison of interest-bearing liabilities
with earnings before interest, tax, depreciation and amortization EBITDA.
• Solvability over Total Liability Company’s solvability based on
comparison between total liabilities and total assets by 31 December
2012 and 31 December 2011 is at 40.2 and 38.4 respectively. When
Company solvability is based on comparison between total liabilities
and equity attributed to the parent entity for 31 December 2012 and 31
December 2011, the ratios are 84,5 and 81.5 respectively.
The Company’s solvability ratios are within a relatively moderate range,
and this relects the amount of Company assets and equity capable
of fulilling Company liabilities.
• Solvability over Interest-Bearing Liabilities
Apart from the above, the Company has also demonstrated
suicient capacity to fulill its obligation towards interest-bearing
liabilities. This is a crucial factor that creditors normally take into
serious consideration. One of the ratios applied is by comparing
total interest-bearing liabilities with Company equity. The Company’s
interest bearing liability-to-equity
345
BAKRIELAND • Annual Report 2012
Perusahaan terhadap ekuitasnya yang mengandung bunga pada
tahun 2012 dan 2011 berturut-turut adalah sebesar 0,49x dan 0,59x.
Rentabilitas Rasio rentabilitas menunjukkan
kemampuan Perusahaan dalam menghasilkan keuntungan pada
suatu periode tertentu. Rentabilitas Perusahaan antara lain diukur dengan
rasio-rasio margin laba bersih, tingkat pengembalian aset return on assets,
dan tingkat pengembalian ekuitas return on equity. Karena Perusahaan
membukukan deisit pada jumlah laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik
entitas induk di tahun 2012 maka seluruh rasio ini tidak tersedia.
Kolektibilitas Piutang Kolektibilitas piutang menunjukkan
seberapa cepat piutang-piutang hasil penjualan Perusahaan dapat tertagih,
untuk selanjutnya tercatat menjadi penjualan. Kolektibilitas piutang dapat
diukur melalui umur piutang. Namun demikian, umur piutang masing-masing
unit usaha Perusahaan memiliki perbedaan karakteristik yang cukup
besar, karena adanya perbedaan jenis produk yang dijual pada masing-
masing unit usaha. Untuk unit usaha Landed Residential dengan produk
utama perumahan, umur piutangnya pada umumnya jauh lebih pendek
dari unit usaha City Property yang memiliki produk utama apartemen.
Hal ini disebabkan oleh jangka waktu pembangunan perumahan yang relatif
pendek yaitu sekitar 5 hingga 6 bulan sedangkan pembangunan apartemen
lebih panjang yaitu sekitar 2 tahun.
Kebijakan Akuntansi yang Signiikan
Laporan keuangan konsolidasian telah disusun sesuai dengan Standar
Akuntansi Keuangan di Indonesia “SAK” , yang mencakup Pernyataan
dan Interpretasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan
Ikatan Akuntan Indonesia “DSAK”. ratio in 2012 and 2011 is 0.49x and
0.59x respectively.
Rentability The rentability ratio signiies Company
ability to generate proit within a given period. Company rentability among
others is measured by ratios related to net proit margin, return on assets
and return on equity. As the Company recorded a deicit in the amount of
proit attributed to ownership of the parent entity in 2012, all of these ratios
were unavailable.
Collectability of Receivables The collectability of receivables refers
to how quickly the Company can collect outstanding account receivables to later
be recorded as sales. Collectability can be measured from receivables aging.
Nevertheless, the age of receivables for each Company business unit have
widely diferent characteristics due to distinctions in the type of product sold
by each business unit. For the Landed Residential business unit with housing
units as its main product, the age of receivables is much shorter than the
City Property business unit where apartments are its core product. This
is due to the relatively short duration required for developing housing units
that takes an average of 5 to 6 months, while apartments take longer to build at
roughly 2 years.
Signiicant Accounting Policies
Consolidated inancial statements have been prepared in conformity
with the Statement of Standard Financial Accounting SAK applicable
in Indonesia that covers the Statement and Interpretation issued by the Council
on the Statement of Standard Financial
346
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Diskusi Analisa Manajemen
Management Discussion Analysis
Seperti diungkapkan dalam catatan- catatan terkait di bawah ini, beberapa
standar akuntansi yang telah direvisi dan diterbitkan, diterapkan efektif
tanggal 1 Januari 2012.
Untuk penjelasan lengkap atas kebijakan akuntansi yang signiikan diungkapkan
dalam Catatan 2 atas laporan keuangan konsolidasian dengan judul “Kebijakan
Akuntasi yang Signiikan.”
Transaksi dengan Pihak-Pihak Berelasi Efektif tanggal 1 Januari 2011,
Perusahaan menerapkan PSAK No. 7 Revisi 2010, “Pengungkapan
Pihak pihak Berelasi”. PSAK revisi ini mensyaratkan pengungkapan
hubungan, transaksi dan saldo pihak- pihak berelasi, termasuk komitmen,
dalam laporan keuangan konsolidasian. Penerapan PSAK yang direvisi tersebut
memberikan pengaruh terhadap pengungkapan terkait dalam laporan
keuangan konsolidasian. Untuk detil informasi transaksi dengan pihak-pihak
berelasi diungkapkan pada halaman 145 nomor 41 dengan judul “Transaksi
dan Saldo Dengan Pihak-Pihak Berelasi” di catatan atas laporan keuangan
konsolidasian.
Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing
Transaksi dalam mata uang asing dijabarkan ke mata uang Rupiah dengan
menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal transaksi. Pada tanggal
laporan posisi keuangan, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang
asing disesuaikan dengan kurs tengah Bank Indonesia yang berlaku pada
tanggal transaksi terakhir untuk periode tersebut. Laba atau rugi kurs yang
timbul dikreditkan atau dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif
konsolidasian.
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, nilai tukar yang digunakan masing-
masing adalah Rp9.670 dan Rp9.068 per US.
Accounting DSAK of the Indonesian Accountants’ Association. As described
below, several accounting standards that have been revised and issued have
taken efect on 1 January 2012.
A detailed explanation on signiicant accounting policies is provided in Notes
2 on consolidated inancial statements under the title “Signiicant Accounting
Policies.”
Transactions with Related Parties As of 1 January 2011, the Company
has applied PSAK No. 7 2010 Revision on “Related Party Disclosures”. The
revised PSAK requires the disclosure of relations, transactions and outstanding
balances with an entity’s related parties, including commitments, in
the consolidated inancial statements. The application of the revised PSAK
shall afect disclosures associated with consolidated inancial statements. For
more information on transactions with related parties, see page 145 number
41 on “Transactions and Balances of Related Parties” in the notes to
consolidated inancial statements.
Transactions and Balances in Foreign Currency
Transactions in foreign currencies shall be described in Rupiah using the
exchange rate prevailing at the date of transaction. On the date of the balance
sheet, monetary assets and liabilities in a foreign currency shall be adjusted
with Bank Indonesia’s middle exchange rate applicable at the date of the last
transaction for the said period. Gains or losses arising from the conversion
shall be credited or charged to the consolidated comprehensive proit and
loss statement.
On 31 December 2012 and 2011, the applicable exchange rate was Rp 9,670
and Rp 9,068 per US respectively.
347
BAKRIELAND • Annual Report 2012
Persediaan Harga perolehan persediaan real
estat dialokasikan ke masing-masing proyek real estat dengan menggunakan
metode identiikasi khusus untuk beban langsung dan berdasarkan
meter persegi untuk beban fasilitas umum dan sosial. Harga perolehan
persediaan real estat meliputi biaya perizinan, pembebasan ganti rugi
tanah, pengurusan surat-surat tanah, pematangan tanah, prasarana,
pengembangan dan pembangunan proyek, termasuk kapitalisasi bunga
selama masa pembangunan dan pengembangan. Persediaan real estat
yang berupa bangunan apartemen dengan hak kepemilikan strata title
dicatat berdasarkan biaya perolehan yang ditentukan dengan menggunakan
metode rata-rata dan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah
antara biaya perolehan dan estimasi nilai realisasi bersih. Nilai realisasi
bersih merupakan estimasi nilai jual dikurangi biaya pengembangan untuk
menghasilkan produk yang siap dijual dan biaya untuk merealisasi penjualan.
Selisih antara harga perolehan dengan estimasi nilai realisasi bersih dibukukan
dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dalam akun “Beban Pokok
Penjualan.” Bangunan dalam proses pengembangan dan bangunan yang
siap untuk dijual dikelompokkan sebagai “Persediaan” di dalam laporan posisi
keuangan konsolidasian. Persediaan makanan, minuman, perlengkapan
dan barang dagangan hotel dinyatakan sebesar nilai terendah antara biaya
perolehan dan nilai realisasi bersih. Biaya perolehan ditentukan dengan
menggunakan metode rata-rata. Nilai realisasi bersih ditentukan berdasarkan
taksiran harga jual yang wajar setelah dikurangi taksiran biaya yang diperlukan
untuk menjual persediaan tersebut. Penyisihan penurunan nilai persediaan
dilakukan untuk mengurangi nilai tercatat menjadi nilai realisasi bersih.
Penyisihan persediaan usang atau
Inventory The acquisition cost of real estate
inventory is allocated to each real estate project by using the identiication
method speciically for direct costs and based on per square meter for
all expenses related to public and social facilities. The acquisition cost
of real estate inventory covers the cost of licensing, land acquisition
compensation, land certiicates, land maturation, infrastructure, project
development and construction, including interest capitalization during
the construction and development period. Real estate inventory in the form
of apartment buildings with ownership right strata title is recorded based on
acquisition cost determined through the average method and stated at the
lower of acquisition cost or estimated net realizable value. Net realizable value
is the estimated sales value minus the development cost for producing
ready-for-sale products and the cost to actualize the sales.
The diference between acquisition cost and estimated net realizable value
shall be recorded in the consolidated comprehensive proit and loss
statement under the “Cost of Goods Sold” account. Buildings in progress and
those ready for sale shall be categorized as “Inventory” in the consolidation
balance sheet. The inventory for hotel food, beverages, supplies and
merchandise is stated according to the acquisition cost or net realizable value
whichever is the lowest. Acquisition cost is determined through the
average method. Net realizable value is calculated based on the estimated
fair selling price after deduction of the estimated cost necessary for
selling the inventory. Allowance for impairment of inventory is necessary
for reducing the carrying amount to the net realizable value. Allowance for
inventory obsolescence or slow-moving
348
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Diskusi Analisa Manajemen
Management Discussion Analysis
persediaan yang perputarannya lambat, ditentukan, jika ada, berdasarkan
penelaahan atas kondisi masing-masing persediaan pada akhir tahun.
Tanah Yang Belum Dikembangkan Tanah yang belum dikembangkan dinilai
berdasarkan harga perolehan, yang meliputi antara lain biaya pembebasan
ganti rugi, pengurusan surat-surat tanah dan pematangan tanah. Pada saat
dimulainya pengembangan prasarana, nilai tanah tersebut akan direklasiikasi
ke akun persediaan sebagai persediaan dalam pembangunan atau aset tetap
sebagai proyek dalam penyelesaian.
Properti Investasi Efektif 1 January 2012, Grup
menerapkan PSAK No. 13 Revisi 2011, “Properti Investasi”. PSAK revisi ini
mengatur pengakuan, pengukuran dan pengungkapan properti investasi
yang meliputi pengukuran properti investasi yang diakui dalam akun sewa
dicatat sebagai sewa pembiayaan dan pengukuran dalam laporan keuangan
lessor atas properti investasi yang disediakan kepada lessee sebagai sewa
operasi. Penerapan PSAK revisi ini tidak berdampak signiikan terhadap laporan
keuangan konsolidasian.
Properti investasi dinyatakan sebesar biaya perolehan termasuk
biaya transaksi dikurangi akumulasi penyusutan dan penurunan nilai,
jika ada, kecuali tanah yang tidak disusutkan. Jumlah tercatat termasuk
bagian biaya penggantian dari properti investasi yang ada pada saat terjadinya
biaya, jika kriteria pengakuan terpenuhi, dan tidak termasuk biaya harian
penggunaan properti investasi.
Properti investasi Grup terdiri dari tanah, bangunan, dan prasarana yang
dikuasai Grup untuk menghasilkan sewa atau untuk kenaikan nilai atau kedua-
duanya, dan tidak untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang
inventory is determined, if any, based on an appraisal of the condition of the
respective inventory at the end of the year.
Undeveloped Land Land that has yet to be developed is
valued based on the price of acquisition that among others cover the cost for
land acquisition compensation, land certiicates and land maturation. At the
start of infrastructure development, the land value shall be reclassiied under the
inventory account as work-in-process inventory or ixed asset as a completed
project.
Investment Property As of 1 January 2012, the Group has
applied PSAK No. 13 2011 Revision concerning “Investment Property”.
This revised PSAK regulates on the recognition, valuation and disclosure
of investment properties that include valuation of the investment property
recognized in the lease account that is stated as inance lease, and valuation
in the lessor’s inancial statement of investment property provided by the
lessee is stated as operating lease. The application of this revised PSAK does
not have a signiicant impact on the consolidated inancial statement.
Investment property is stated as the amount of acquisition cost including
transaction costs minus accumulated depreciation and impairment, if any,
except non-depreciable land. The stated amount includes the portion of
replacement costs from the investment property present at the time the costs
are incurred, if the recognition criteria has been met, and excludes the cost of
daily use of investment property.
The Group’s investment property consists of land, building and
infrastructure under the control of the Group for lease or increasing the
property’s value, or both, and not for use in the production process or supply
349
BAKRIELAND • Annual Report 2012
atau jasa untuk tujuan administratif atau dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari.
Penyusutan bangunan dan prasarana dihitung dengan menggunakan metode
garis lurus selama umur manfaat aset tetap selama 20 tahun.
Properti investasi dihentikan pengakuannya pada saat pelepasan
atau ketika properti investasi tersebut tidak digunakan lagi secara permanen
dan tidak memiliki manfaat ekonomis di masa depan yang dapat diharapkan
pada saat pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian atau
pelepasan properti investasi diakui dalam laporan laba rugi konsolidasian
dalam tahun terjadinya penghentian atau pelepasan tersebut.
Transfer ke properti investasi dilakukan jika, dan hanya jika, terdapat perubahan
penggunaan yang ditunjukkan dengan berakhirnya pemakaian oleh pemilik,
dimulainya sewa operasi ke pihak lain atau selesainya pembangunan atau
pengembangan. Transfer dari properti investasi dilakukan jika, dan hanya
jika, terdapat perubahan penggunaan yang ditunjukkan dengan dimulainya
penggunaan oleh pemilik atau dimulainya pengembangan untuk dijual.
Untuk transfer dari properti investasi ke properti yang digunakan sendiri,
Grup menggunakan metode biaya pada tanggal perubahan penggunaan.
Jika properti yang digunakan sendiri oleh Grup menjadi properti investasi,
Grup mencatat properti tersebut sesuai dengan kebijakan aset tetap sampai
dengan saat tanggal terakhir perubahan penggunaannya.
Penggunaan Estimasi Penyusunan laporan keuangan
konsolidasian sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum
mengharuskan manajemen untuk membuat pertimbangan, estimasi dan
of goods or services for administrative purposes or for sale in running daily
business operations.
The depreciation of buildings and infrastructure is calculated by using the
straight-line method over the useful life of the ixed asset for 20 years.
An investment property is no longer recognized at the time of release or
when the investment property is no longer in permanent use and brings
no economic beneit in the future that can be expected at the time of its
release. Gains or losses arising from this termination or release of investment
property are recognized in the consolidated proit and loss statement
in the year of the termination or release.
Transfer to investment property can only be made if and only if, there is a
change in use as shown in the cessation of use by the owner, start of operating
lease to another party or completion of development or construction. Transfer
from property investment can only occur, if and only if, there is a change in
use as demonstrated in the start of use by the owner or start of development
for sale.
For a transfer from investment property to property for own use, the Group
adopts the cost method on the date of the change in use. If the property used
by the Group becomes an investment property, the Group shall record the
property according to applicable ixed asset policy until the last date of change
in use.
Use of Estimates Consolidated inancial statements
prepared in compliance with generally accepted accounting principles require
management to make considerations, estimates and assumptions that afect
350
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Diskusi Analisa Manajemen
Management Discussion Analysis
asumsi yang mempengaruhi jumlah aset dan liabilitas dan pengungkapan
aset dan liabilitas kontijensi pada tanggal laporan keuangan konsolidasian
serta jumlah penghasilan dan beban selama tahun berjalan. Hasil yang
sebenarnya dapat berbeda dari jumlah yang diestimasi.
Transaksi-Transaksi Of Balance Sheet Pada periode yang berakhir 31
Desember 2012, Perusahaan tidak melakukan transaksi yang dicatat secara
of balance sheet.
Prospek Perusahaan
Di samping prospek makro ekonomi Indonesia dan industri properti yang
positif, prospek usaha Perusahaan dan anak Perusahaan juga ditunjang oleh
hal-hal sebagai berikut: • Lokasi dari proyek-proyek
Perusahaan dan Anak Perusahaan yang strategis. Dalam usaha real
estat dan properti, lokasi merupakan salah satu faktor utama dari
suksesnya usaha pemasaran suatu proyek.
• Adanya kesesuaian antara pemilihan target pasar dari setiap proyek
dengan lokasi dan rancangan produknya.
• Track record rekam jejak yang panjang dan baik sebagai
pengembang properti di tanah air. Secara detail, prospek usaha dari
tiap-tiap unit bisnis Perusahaan dapat dijabarkan sebagai berikut:
ApartemenKondominium Meningkatnya minat untuk tinggal
di pusat kota yang disebabkan oleh semakin padatnya lalu lintas,
meluasnya daerah yang terkena banjir dan perubahan gaya hidup
telah membuat permintaan atas unit-unit apartemen cenderung
meningkat. Hal ini tentu berdampak sangat baik bagi Perusahaan yang
saat ini sedang mengembangkan tiga proyek kondominium yaitu The Grove
Condominium, The Grove Suites dan The Wave di Rasuna Epicentrum.
the amount of assets and liabilities and disclosure of contingent assets and
liabilities on the date of the consolidated inancial statement and amount of
income and expenses for the current year. The actual results may difer from
the estimated amount.
Of Balance Sheet Transactions For the period that ends on 31
December 2012, the Company was not engaged in transactions recorded of
balance sheet.
Company Prospects
Apart from macro economic prospects in Indonesia and promising projections
for the property industry, the business prospect of the Company and
Subsidiaries is also bolstered by the following aspects:
• Strategic location of Company and
Subsidiary projects. In the real estate and property business, location is
a primary factor for the marketing success of a project.
• Compatibility between selected target market of each project and
product location and design. • Well-established and proven track
record as a property developer in Indonesia. Details on business
prospects for each Company business unit are as follows:
ApartmentCondominium Growing interest in residing at the heart
of the city given the increasing levels of traic congestion, more extensive
lood-prone areas and lifestyle shifts has led to an upward spiral in the demand
for apartments. This undoubtedly augurs well for the Company currently
in the middle of developing three condominium projects, namely The
Grove Condominium, The Grove Suites and The Wave at Rasuna Epicentrum.
351
BAKRIELAND • Annual Report 2012
Didukung oleh lokasi yang sangat strategis yaitu di Jalan H.R. Rasuna
Said, Kuningan, Jakarta Selatan, fasilitas pendukung yang sangat lengkap,
komunitas yang telah terbentuk dan terdapatnya jalur TransJakarta, proyek
apartemen yang sedang dikerjakan Perusahaan diproyeksikan memiliki
prospek yang menjanjikan.
Perumahan Mahalnya harga tanah di Jakarta dan
semakin terbatasnya lahan di Jakarta, telah membuat daerah di sekitar Jakarta
seperti Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi menjadi incaran bagi masyarakat
yang bekerja di Jakarta. Dengan kondisi seperti ini, proyek perumahan
Perusahaan terbesar yaitu Bogor Nirwana Residence BNR yang berlokasi
di kota Bogor dan proyek mega residensial Sentul Nirwana di Sentul
memiliki potensi yang cukup baik.
Disamping memiliki lokasi yang strategis, proyek perumahan BNR
Perseroan juga memiliki fasilitas yang sangat lengkap The Jungle dan kawasan
retail serta komunitas yang telah terbentuk yang tercermin dari jumlah
unit yang terjual telah melebihi 3.000 unit. Didukung promosi yang efektif,
skema pembayaran yang beragam serta pembidikan segmen pasar yang tepat,
proyek perumahan yang dikembangkan Perusahaan ini diharapkan dapat terus
meningkatkan kinerja terbaiknya.
Perkantoran Perusahaan mengelola dua gedung
perkantoran yaitu Wisma Bakrie 1 dan Wisma Bakrie 2 yang memiliki lokasi
strategis yaitu di pusat bisnis Jalan H.R. Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan.
Tingkat hunian rata-rata dari Wisma Bakrie 1 dan Wisma Bakrie 2 di tahun
2012 masing-masing adalah 98 dan 85.
Supported by highly strategic locations at H.R. Rasuna Said Street, Kuningan,
South Jakarta, all-inclusive supporting facilities, established communities and
easy access to the TransJakarta public transport route, apartment projects
being developed by the Company shall consistently see bright business
prospects.
Housing The steep price of land in Jakarta and
increasingly dwindling land availability in the city has turned suburban areas
such as Bogor, Depok, Tangerang and Bekasi into much sought-after
residential locations for those working in Jakarta. Under such circumstances,
the Company’s largest housing project, Bogor Nirwana Residence BNR located
in Bogor city and its mega residential project, Sentul Nirwana in Sentul hold
tremendous business potential.
Apart from its strategic location, the BNR residential project also boasts
a complete range of facilities The Jungle and retail complex and an
already lourishing community. Its success is relected in sales igures
that show 3,000 units already taken. Supported by efective promotions,
varied payment schemes and accurate market segmentation, residential
projects developed by the Company are expected to maintain the best
performance that they can ofer.
Oices The Company manages two oice
buildings, namely Wisma Bakrie 1 and Wisma Bakrie 2 strategically located at
the business hub along H.R. Rasuna Said Street, Kuningan, South Jakarta.
The average occupancy rate for Wisma Bakrie 1 and Wisma Bakrie 2 in 2012
reached 98 and 85 respectively.
352
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Diskusi Analisa Manajemen
Management Discussion Analysis
Perusahaan juga mengelola gedung perkantoran Bakrie Tower dan Lifestyle
Center dengan tingkat hunian rata-rata sebesar 94,7 dan 92,8. Dengan
kecenderungan membaiknya kondisi perekonomian di Indonesia yang dapat
berujung pada percepatan roda usaha, diharapkan bisnis perkantoran juga
akan membaik. Tingkat hunian gedung perkantoran di CBD Jakarta pada tahun
2012 cukup tinggi atau sekitar 97.3.
Perhotelan Perusahaan memiliki beberapa hotel
diantaranya Aston Rasuna Hotel Residence dengan tingkat hunian rata-
rata di tahun 2012 sebesar 88,9 atau lebih tinggi dari rata-rata tingkat hunian
hotel di CBD Jakarta sebesar 67,2 di tahun 2012 sumber: Property Market
Data, Colliers International Indonesia, Aston Bogor Hotel Resort dengan
tingkat hunian 68,3, Hotel Pullman Bali Legian Nirwana dengan tingkat hunian
rata-rata sebesar 73 serta Hotel Pan Paciic Nirwana Bali Resort dengan
tingkat hunian rata-rata sebesar 50.
Dengan proyeksi perekonomian Indonesia yang tetap solid dan
pertumbuhan sektor pariwisata nasional di tahun 2013, maka hotel-hotel yang
berorientasi pada tamu bisnis di Jakarta ataupun pariwisata di Bali diproyeksikan
akan tetap memiliki prospek yang cerah.
Pusat Perbelanjaan
Saat ini Perusahaan mengelola sebuah pusat perbelanjaan yang bernama Plaza
Festival yang berlokasi di pusat bisnis di Jalan H.R. Rasuna Said, Kuningan,
Jakarta Selatan dengan tingkat hunian yang hampir mendekati optimal yaitu
98,3 di tahun 2012. Tingkat hunian ini mengalami peningkatan dari
78,9 di tahun 2011 seiring dengan diselesaikannya revitalisasi Plaza Festival
yang dilakukan oleh Perusahaan. The Company also runs the Bakrie
Tower and Lifestyle Center oice premises with an average occupancy
rate of 94.7 and 92.8. With an economic trajectory further improving
in Indonesia that can well accelerate business growth, the oice sector is also
expected to show brighter prospects. The occupancy rate for oice buildings
at CBD Jakarta in 2012 has reached the impressive level of 97.3.
Hotels The Company owns several hotels
that include Aston Rasuna Hotel Residence with an average occupancy
rate of 88.95 in 2012 which is higher than the average occupancy rate for
hotels in CBD Jakarta at 67.2 in 2012 source: Property Market Data, Colliers
International Indonesia, Aston Bogor Hotel Resort with an occupancy rate
of 68.3, Pullman Bali Legian Nirwana Hotel at 73 and Pan Paciic Nirwana
Bali Resort at 50.
As Indonesia’s economic forecasts are expected to remain solid and the
national tourism sector to grow rapidly in 2013, hotels oriented towards
catering to the needs of business guests in Jakarta and tourists in Bali
can continue to seize upon lucrative business opportunities.
Shopping Centers The Company currently manages a
shopping complex named Plaza Festival located at the business center at H.R.
Rasuna Said Street, Kuningan, South Jakarta with a near optimal tenancy rate
of 98.3 in 2012. This occupancy rate has surged from 78.9 in 2011 in line
with the completion of the revitalization of Plaza Festival by the Company.
353
BAKRIELAND • Annual Report 2012
Kawasan Wisata Kemajuan dalam dunia usaha
berpengaruh terhadap meningkatnya kesibukan kerja yang dapat
meningkatkan kejenuhan, sehingga kebutuhan untuk berekreasi dan
beristirahat dengan suasana berbeda merupakan hal yang diinginkan oleh
orang-orang yang setiap harinya penuh dengan kesibukan kerja rutin.
Dalam mengantisipasi permintaan yang muncul atas tempat wisata alternatif
serta relatif sudah jenuhnya kawasan wisata seperti daerah Puncak dan Anyer,
Perusahaan memiliki kawasan wisata petualangan terpadu di Lampung yang
terencana dengan berbagai pilihan fasilitas. Dipilihnya Lampung sebagai
lokasi pengembangan kawasan wisata tidak terlepas dari lokasi Lampung yang
merupakan gerbang utama antara pulau Jawa dan pulau Sumatera.
Realisasi Penggunaan Dana Dari Hasil Pelaksanaan Waran Seri II
Rencana penggunaan dana dari hasil pelaksanaan Waran Seri II yang
sebelumnya dimuat dalam prospektus PUT IV mengalami perubahan dan
telah disetujui oleh Pemegang Saham yang diputuskan dalam Rapat Umum
Pemegang Saham Luar Biasa pada tanggal 18 Agustus 2011.
Rencana Penggunaan Dana Yang Diubah Dan Telah Disetujui Oleh
Pemegang Saham Dana yang akan diperoleh dari
pelaksanaan Waran Seri II sebesar Rp1.152.683.398.845 akan digunakan
oleh Perusahaan sebesar Rp150 miliar untuk melakukan pembayaran atas
penyertaan modal pada PT Bukit Jonggol Asri BJA dan sisanya sebesar
Rp1.002.683.398.845 seluruhnya untuk mendanai modal kerja Perusahaan.
Harga Pelaksanaan Waran Seri II adalah Rp165, sementara jumlah Waran Seri II
sebanyak 6.985.959.993 lembar saham.
Tourist Destinations Advancements in the business world
have to a certain degree led to hectic workloads reaching saturation point;
hence rest and recreation in an entirely diferent environment has become a
much needed break for those whose days are typically illed with the drudgery
of everyday life.
In anticipation of growing demand for alternative holiday destinations and
relatively saturated tourist spots such as the Puncak area and Anyer, the
Company owns a well-planned and integrated adventure tourism area in
Lampung that ofers an assortment of facilities. Lampung was chosen as
the location for the development of a tourism area because of its location as
the main entryway that connects the islands of Java and Sumatera.
Realization of Utilization of Funds from the Exercise of Series II Warrants
Plans for the utilization of funds obtained from the exercise of Series
II Warrants which previously included in the PUT IV prospectus have
been amended and approved by Shareholders of which the decision was
handed down during the Extraordinary General Meeting of Shareholders on 18
August 2011.
Amended Fund Utilization Plan, Approved by Shareholders
From the amount of funds generated from the exercise of Series II Warrants
worth Rp1,152,683,398,845, at least Rp 150 billion will be utilized by the
Company for payment of participating interest in PT Bukit Jonggol Asri BJA and
the remaining Rp1,002,683,398,845 are entirely for inancing Company working
capital. The exercise price for Series II Warrant is Rp165, and the number of
Series II Warrants totaled 6,985,959,993 shares.
354
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Diskusi Analisa Manajemen
Management Discussion Analysis
Sampai batas akhir masa berlaku Waran Seri II pada tanggal 26 Januari
2012, jumlah Waran Seri II yang telah dikonversikan sebanyak 3.602.141.629
dengan nilai Rp594.353.368.785. Keseluruhan dana dari hasil
pelaksanaan Waran Seri II tersebut digunakan untuk mendanai kebutuhan
modal kerja Perusahaan.
Realisasi Penggunaan Dana Dari Hasil Equity- Linked Bond
Dana yang diperoleh dari hasil Equity- Linked Bond tahun 2010 dengan
tingkat bunga tetap digunakan untuk kebutuhan modal kerja, pembiayaan
kembali, keperluan umum Perusahaan, dan untuk mendanai transaksi Equity
Swap.
Transaksi Ailiasi dan Transaksi Material
Selama tahun 2012, Perusahaan tidak melakukan aktivitas aksi korporasi
yang material maupun transaksi yang mengandung benturan kepentingan.
Ekspansi, Investasi, dan Divestasi
Sepanjang tahun 2012, Perusahaan dan atau anak-anak Perusahaan melakukan
aktivitas terkait ekspansi, investasi dan divestasi yang dapat dijelaskan sebagai
berikut:
Ekspansi Pada tanggal 26 November
2012, Perusahaan melalui anak perusahaannya PT Bakrie Swasakti
Utama melakukan ekspansi melalui penyertaan modal pada PT Graha Multi
Insani sebesar 18.034 saham atau 98,9 dari total saham yang dikeluarkan untuk
pengembangan proyek kondotel Awana, Yogyakarta.
Investasi
Perjanjian jual beli saham bersyarat tanggal 3 Desember 2012 antara
PT Bakrie Swasakti Utama dengan Minarak Labuan Co. L LTD sehubungan
dengan pembelian 99,2 saham dalam PT Mutiara Mahsyur Sejahtera.
Upon reaching the maturity date for Series II Warrants that fell on 26
January 2012, the number of converted Series II Warrants amounted to
3,602,141,629 shares and was worth Rp594,353,368,785. The entire amount
of funds obtained from the exercise of Series II Warrants was utilized for
inancing the Company’s working capital.
Realization of Utilization of Funds from Equity-Linked Bonds
Funds obtained from Equity-Linked Bonds in 2012 with ixed interest rates
are utilized for working capital needs, re- inancing, Company’s general purposes,
and to inance Equity Swap transactions.
Ailiated and Material Transactions Throughout 2012, the Company has
not engaged in any material corporate action and transaction with conlict of
interest.
Expansion, Investment and Divestment
In 2012, the Company and or its subsidiaries have undertaken activities
related to expansion, investment and divestment as presented below:
Expansion In 26 November 2012, through its
subsidiary PT Bakrie Swasakti Utama, the Company has expanded its business
through participating interest in PT Graha Multi Insani for 18,034 shares
or 98.9 of total shares issued for the development of the Awana condotel
project in Yogyakarta.
Investment Conditional sale and purchase of shares
agreement dated 3 December 2012 between PT Bakrie Swasakti Utama and
Minarak Labuan Co. L LTD in term of participating interest 99.2 in
PT Mutiara Mahsyur Sejahtera.
355
BAKRIELAND • Annual Report 2012
Divestasi
1. Pada tanggal 25 Oktober 2012 berdasarkan PPJB, Perusahaan
melalui anak perusahaannya PT Bakrie Infrastructure melaksanakan
proses divestasi seluruh kepemilikannya di PT Bakrie Toll
Road.
2. Pada tanggal 24 Oktober 2012, Perusahaan melalui anak
perusahaannya PT Bakrie Nirwana Semesta dan PT Samudra Asia
Nasional melepaskan seluruh kepemilikannya di PT Berkah Puhu
Lestari.
3. Pada tanggal 22 November 2012, Perusahaan melalui
anak perusahaannya PT Graha Andrasentra Propertindo
melepaskan seluruh kepemilikannya di PT Duta Perkasa Unggul Lestari.
4. Pada tanggal 27 Desember 2012, Perusahaan melakukan divestasi
dengan melepaskan seluruh kepemilikannya di PT Lido Nirwana
Parahyangan dahulu bernama PT Fusion Plus Indonesia.
Perubahan Peraturan Perundang- undangan yang Terkait dengan
Properti Terdapat beberapa peraturan baru yang
berpengaruh terhadap daya tarik sektor properti di Indonesia, yaitu:
A. Peraturan terkait dengan pembiayaan dan pembayaran:
1. Surat Edaran Bank Indonesia No. 1410DPNP tertanggal 15
Maret 2012 tentang Penerapan Manajemen Risiko pada Bank
yang Melakukan Pemberian Kredit Pemilikan Rumah dan
Kredit Kendaraan Bermotor, yang merupakan bagian dari
manajemen resiko perbankan berdasarkan Peraturan Bank
Indonesia No 58PBI2003 tentang Penerapan Manajemen
Resiko Pada Bank umum. Ketentuan pada surat edaran
Divestment 1. On 25 October 2012 based on PPJB,
the Company through its subsidiary PT Bakrie Infrastructure has divested
all ownership of PT Bakrie Toll Road. 2. In 24 October 2012, the Company
through its subsidiary PT Bakrie Nirwana Semesta and PT Samudra
Asia Nasional has relinquished all ownership of PT Berkah Puhu
Lestari.
3. In 22 November 2012, the Company through its subsidiary PT Graha
Andrasentra Propertindo has released all ownership of PT Duta
Perkasa Unggul Lestari.
4. On 27 December 2012, the Company has taken the divestment
route by relinquishing all ownership of PT Lido Nirwana Parahyangan
formerly known as PT Fusion Plus Indonesia.
Regulatory Amendments Related to Property
Several new regulations that have a inluence on the business appeal of the
property sector in Indonesia include the following:
A. Regulations related to inancing and
payment: 1. Bank Indonesia Circular
No. 1410DPNP dated 15 March 2012 concerning
the Implementation of Risk Management in Banks that
Provide Home Ownership and Vehicle Ownership Credit as part
of risk management in banking is based on Bank Indonesia
Regulation No. 58PBI2003 on the Implementation of Risk
Management in Public Banks. Provisions in this circular letter
stipulated that the Loan-to-Value
356
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Diskusi Analisa Manajemen
Management Discussion Analysis
ini menentukan bahwa rasio Loan to Value LTV bank yang
memberikan KPR untuk rumah tapak dan KPA untuk rumah
susun atau apartemen dengan tipe bangunan lebih dari 70
m
2
, ditetapkan paling tinggi 70, lebih rendah dari ratio
sebelumnya yakni paling tinggi 90. Hal ini mengakibatkan
konsumen harus membayar uang muka lebih besar daripada
biasanya dan berpotensi pada terjadinya pengurangan daya beli
sektor properti;
2. UU No 8 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Dan Pemberantasan
Tindak Pidana Pencucian Uang, ketentuan undang-undang ini
salah satunya menempatkan perusahaan properti dan
agen properti sebagai pihak pelapor guna melakukan
pengenalan pengguna jasa pembeli, khususnya untuk
dapat mengidentiikasi transaksi mencurigakan dari pengguna
jasa. Untuk itu perusahaan properti harus senantiasa
menerapkan prinsip kehati-hatian dalam melakukan transaksi
dengan pelanggan.
B. Peraturan terkait dengan perumahan
1. Undang-Undang UU No. 20 tahun 2011 tentang Rumah
Susun yang menentukan bahwa pengembang wajib menyediakan
minimal 20 dari total luas lantai rumah susun komersial
untuk rumah susun umum bagi masyarakat berpenghasilan
rendah MBR.
2. UU No. 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman yang menyatakan bahwa selain hak sewa, WNA juga
bisa memiliki rumah susun di atas tanah hak pakai. Hak pakai
ini sebagaimana telah diatur di dalam UU No. 5 tahun 1960
tentang Ketentuan Pokok-Pokok LTV ratio of banks ofering KPR
for landed residential properties and low-cost lats or apartments
of more than 70 sqm must be no more than 70 which is
lower than the previous ratio at a maximum of 90. This
means that consumers must pay a higher amount of down
payment than usual and this has the potential of weakening
the purchasing power for the property sector;
2. Law No. 82010 concerning the Prevention and Eradication
of the Criminal Act of Money Laundering contains provisions
that among others stipulate that property companies and property
agents shall report on dubious service userbuyer, speciically in
detecting suspicious transactions made by the service user. In light
of this, property companies must at all times apply the principle
of prudence in entering into transactions with customers.
B. Regulations related to housing 1. Law No. 202011 concerning
Low-Cost Apartments stipulates that the developer has the obligation to
set aside at least 20 of total loor area of commercial lats for public
vertical housing for low-income citizens.
2. Law No. 12011 concerning Housing and Residential Areas
stipulates that apart from the right to rent, foreign nationals can also
own low-cost apartments on land with the right to use. This right of
use is governed in Law No. 51960 concerning Basic Provisions on
Agrarian Afairs and Government Regulation No. 401996 concerning
the Right of Tenure, Right to Build and Right of Use, on land in which
357
BAKRIELAND • Annual Report 2012
Agraria dan PP No 40 Tahun 1996 tentang Hak Guna Usaha, Hak
Guna Bangunan dan Hak Pakai atas Tanah yang mana WNA
dapat memiliki aset properti vertikal di atas tanah dengan
Hak Pakai dengan masa berlaku selama 25 tahun dan dapat
diperpanjang untuk jangka waktu 20 tahun;
Sampai dengan 31 Desember 2012, Peraturan Pemerintah PP yang
mengatur pelaksanaan UU No. 20 tahun 2011 dan UU No.1 tahun 2011 masih
berupa rancangan di Kementerian Perumahan Rakyat Kemenpera,
sehingga UU belum dapat efektif diterapkan. Peraturan Pemerintah yang
nanti akan diterbitkan diharapkan dapat melakukan pengaturan yang jelas dan
tepat atas kewajiban-kewajiban dalam kedua perundangan tersebut sehingga
gairah sektor properti khususnya properti vertikal akan semakin menarik.
Peristiwa Setelah Periode Pelaporan
a. Pada tanggal 11 Maret 2013, Entitas Induk telah melunasi Obligasi I
Bakrieland Development tahun 2008 dengan Tingkat Bunga Tetap
”Obligasi I BLD” Seri B sebesar Rp 280 miliar.
b. Pada tanggal 11 Maret 2013, Entitas Induk memperoleh fasilitas
pinjaman dari PT Bank Sinarmas dengan jumlah pagu maksimum
sebesar Rp 10 miliar dengan tingkat bunga sebesar 15 per tahun dan
jatuh tempo selama 3 bulan.
c. Pada tanggal 11 Maret 2013, Entitas Induk memperoleh fasilitas
pinjaman dari PT AB Sinar Mas Multiinance dengan jumlah pagu
maksimum sebesar Rp 315 miliar dengan tingkat bunga sebesar 21
per tahun dan jatuh tempo selama 3 bulan.
d. Pada tanggal 20 Maret 2013, para pemegang obligasi dalam
hal ini equity linked bond telah a foreign national may own vertical
property with the right to use for 25 years and may be extended for 20
years.
By 31 December 2012, the Government Regulation that speciies on the
implementation of Law No. 202011 and Law No. 12011 is still in draft form at
the Ministry of Public Housing; hence it cannot be efectively enforced. It
is hoped that when this regulation is enacted, it will clearly and appropriately
regulate on the obligations set forth in the two regulations in order to boost
and stimulate the property sector, speciically for vertical property.
Subsequent Events to the Reporting Period
a. In 11 March 2013, the Parent Entity has paid in full Bakrieland
Development Bonds I in 2008 with a ixed interest rate BLD Bonds I
for Series B to the amount of Rp 280 billion.
b. In 11 March 2013, the Parent Entity has secured a loan facility from
PT Bank Sinarmas for a maximum amount of Rp 10 billion at 15
interest rate per year with a maturity date of three months.
c. In 11 March 2013, the Parent Entity obtained a loan facility from PT
AB Sinarmas Multiinance for a maximum amount of Rp 315 billion
at 21 interest rate per year with a maturity date of three months.
d. On 20 March 2013, bondholders under equity linked bond have
exercised their put option for the amount of US151 million or 97.4
from the number of bonds issued, of which information was received
358
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Diskusi Analisa Manajemen
Management Discussion Analysis
melaksanakan put option dengan jumlah sebesar US151 juta atau
97,4 dari jumlah obligasi yang diterbitkan, yang informasinya
diterima dari Euroclear Bank S.A. N.V. dan Clearstream Banking. Saat
ini Perusahaan tengah melakukan proses restrukturisasi bersama-
sama dengan beberapa pemegang obligasi yang ditunjuk oleh para
pemegang obligasi sebagai Coordinating Committee.
e. Pada tanggal 28 Maret 2013, PT Bank Negara Indonesia Persero Tbk
melalui suratnya No. LMCI3.4123R memberitahukan bahwa utang bank
Entitas Induk sebesar Rp 44 miliar telah dialihkan kepada Starlight
Ltd. sehingga Entitas Induk tidak mempunyai kewajiban pembayaran
kepada BNI.
f. Pada tanggal 5 April 2013, PT Graha Andrasentra Propertindo GAP telah
menjual 15 saham PT Bukit Jonggol Asri BJA kepada PT Sentul City Tbk.
g. Pada tanggal 15 April 2013, PT Bakrie Nirwana Semesta BNS,
Sugilite Company Limited SCL dan PT Pratama Prima Investama,
pihak ketiga, menandatangani Perjanjian Pokok Jual Beli Saham
dan Pembentukan Badan Usaha Perjanjian. Dalam perjanjian
tersebut para pihak sepakat untuk melakukan jual beli atas saham PT
Bali Nirwana Resort yang dimiliki oleh BNS dan SCL, serta secara
bersama-sama membentuk badan hukum yang akan memiliki dan
mengelola sarana dan prasarana hotel dan golf.
h. Pada tanggal 19 April 2013, PT Bakrie Infrastruktur telah menandatangani
Akta Jual Beli atas penjualan investasi BI di PT Bakrie Toll Road,
sebagaimana termuat dalam Akta Notaris Humberg Lie, SH, SE,
Mkn No. 97 tanggal 19 April 2013, dengan PT Karya Prima Investama,
pihak ketiga, pihak yang menerima pengalihan dari PT Zulam Alinda
Sejahtera. from Euroclear Bank S.A.N.V.
and Clearstream Banking. The Company is currently in the middle
of a restructuring process with several bondholders appointed by
bondholders as the Coordinating Committee.
e. On 28 March 2013, PT Bank Negara Indonesia Persero Tbk through
Letter No. LMCI3.4123R notiied that the Parent Entity’s bank loan
amounting to Rp 44 billion has been transferred to Starlight Ltd., and as a
result the Parent Entity is waived of the obligation to make payments to
BNI.
f. On 5 April 2013, PT Graha Andrasentra Propertindo GAP has
sold 15 of its shares in PT Bukit Jonggol Asri BJA to PT Sentul City
Tbk.
g. On 15 April 2013, PT Bakrie Nirwana Semesta BNS, Sugilite Company
Limited SCL and PT Pratama Prima Investama, as third party, have
signed the Share Sale and Purchase and Establishment of Business Entity
Agreement. Under this agreement, parties concerned have agreed to
the sale and purchase of shares in PT Bali Nirwana Resort owned by
BNS and SCL, and jointly establish a legal entity which will and manage
the hotel and golf facility and infrastructure.
h. On 19 April 2013, PT Bakrie Infrastructure has signed the Deed
of Sale and Purchase for the sale of BI investment in PT Bakrie Toll
Road as described in the Deed issued by Notary Humberg Lie, SH,
SE, Mkn No. 97 dated 19 April 2013, with PT Karya Prima Investama, the
third party, as the party receiving the transfer from PT Zulam Alinda
Sejahtera.
359
BAKRIELAND • Annual Report 2012
i. Pada tanggal 2 Januari 2013 dan 30 April 2013, PT Bali Nirwana Resort
BNR, Entitas Anak, telah melunasi kewajiban atas Surat Ketetapan
Pajak Kurang Bayar sebesar Rp 5,5 miliar.
j. Selama periode 11 Januari 2013 sampai dengan 8 Mei 2013,
PT Graha Andrasentra Propertindo GAP, Entitas Anak, telah melunasi
kewajiban atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar untuk tahun
pajak 2010 dan 2009 masing-masing sebesar Rp 30,12 miliar dan Rp 32,4
miliar.
k. Pada tanggal 24 Januari 2013, PT Bakrie Swasakti Utama BSU,
Entitas Anak, memperoleh fasilitas pinjaman dari PT Bank Mayapada
International Tbk. dengan jumlah pagu maksimum sebesar Rp 250
miliar dengan tingkat bunga sebesar 12 per tahun dan jatuh tempo
selama 12 bulan.
l. Pada tanggal 8 Maret 2013, PT Bakrie Swasakti Utama BSU,
Entitas Anak, memperoleh fasilitas pinjaman dari PT Bank Mutiara Tbk.
dengan jumlah pagu maksimum sebesar Rp 90 miliar dengan tingkat
bunga sebesar 12,5 per tahun dan jatuh tempo selama 60 bulan.
m. Pada tanggal 11 April 2013, PT Bakrie Swasakti Utama BSU, Entitas Anak,
memperoleh fasilitas pinjaman dari PT Bank Mutiara Tbk. dengan jumlah
pagu maksimum sebesar Rp 45 miliar dengan tingkat bunga sebesar
12,5 per tahun dan jatuh tempo selama 36 bulan.
n. Pada tanggal 16 Mei 2013, PT Graha Andrasentra Propertindo GAP,
Entitas Anak, memperoleh fasilitas pinjaman dari PT Bank Bukopin Tbk.
dengan jumlah pagu maksimum sebesar Rp 75 miliar dengan tingkat
bunga sebesar 11 per tahun dan jatuh tempo selama 96 bulan.
i. On 2 January 2013 and 30 April 2013, PT Bali Nirwana Resort BNR, a
Subsidiary, has settled its obligation for the Underpaid Tax Assessment
letter to the amount of Rp 5.5 billion.
j. For the period between 11 January 2013 and 8 May 2013, PT Graha
Andrasentra Propertindo GAP, a Subsidiary, has settled its obligation
for the Underpaid Tax Assessment letter for the tax year 2010 and
2009 for the amount of Rp 30.12 billion and Rp 32.4 billion.
k. In 24 January 2013, PT Bakrie Swasakti Utama BSU, a Subsidiary,
has secured a loan facility from PT Bank Mayapada International Tbk.
for the maximum amount of Rp 250 billion at 12 interest rate per year
with a maturity date of 12 months.
l. In 8 March 2013, PT Bakrie Swasakti Utama BSU, a Subsidiary, has
secured a loan facility from PT Bank Mutiara Tbk. for a
maximum amount of Rp 90 billion at 12.5 interest rate per year with a
maturity date of 60 months.
m. In 11 April 2013, PT Bakrie Swasakti Utama BSU, a Subsidiary, has
secured a loan facility from PT Bank Mutiara Tbk. for the maximum
amount of Rp 45 billion at 12.5 interest rate per year with a maturity
date of 36 months.
n. In 16 May 2013, PT Graha Andrasentra Propertindo GAP,
a Subsidiary, has taken up a loan facility from PT Bank Bukopin Tbk.
for a maximum amount of Rp 75 billion at 11 interest rate per year
with a maturity date of 96 months.
360
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Diskusi Analisa Manajemen
Management Discussion Analysis
o. Pada tanggal 16 Mei 2013, PT Graha Andrasentra Propertindo GAP,
Entitas Anak, memperoleh fasilitas pinjaman dari PT Bank Bukopin Tbk.
dengan jumlah pagu maksimum sebesar Rp 25 miliar dengan tingkat
bunga sebesar 11 per tahun dan jatuh tempo selama 60 bulan.
Ikatan yang Material untuk Investasi Barang Modal
Dalam menjalankan kegiatan usahanya, Perusahaan dan atau anak-anak
perusahaan mengadakan beberapa perjanjian penting dengan pihak ketiga,
baik yang sedang berjalan maupun yang baru dilakukan pada tahun 2012
sebagaimana penjelasan berikut: a. Perjanjian Kerja sama Penataan,
pengembangan, Pembangunan dan Pengelolaan Gelanggang Olahraga
Mahasiswa Soemantri Brodjonegoro dan Komplek Seni Budaya dan Pusat
Perilman H. Usmar Ismail, Kuningan Jakarta Selatan pada tanggal 22
Agustus 1992, yang dibuat antara PT Bakrie Investindo BIN dengan
Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta DKI. Untuk melaksanakan
segala hak dan kewajibannya BIN telah menunjuk PT Bakrie Swasakti
Utama BSU untuk melaksanakan hal-hal yang berkaitan, baik
langsung maupun tidak langsung dengan perjanjian ini.
b. Perjanjian Bangun Guna Serah BOT Build, Operate and Transfer
”Menara Nusa” tanggal 24 September 2004, yang dibuat
antara Kantor Menteri Negara Perencanaan Pembangunan
Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Bappenas
dan BSU. Ruang lingkup meliputi pembangunan gedung yang
bernama ”Menara Nusa Wisma Bakrie 2” dengan cara Bangun Guna
Serah BOT oleh pihak BSU di atas tanah milik Bappenas. Jangka Waktu
Pengelolaan mulai dari 1 Januari 2005 sampai dengan 31 Desember
o. In 16 May 2013, PT Graha Andrasentra Propertindo GAP, a
Subsidiary, has secured a loan facility from PT Bank Bukopin Tbk. for a
maximum amount of Rp 25 billion at 11 interest rate per year with a
maturity date of 60 months.
Signiicant Commitments for Capital Investment
In managing its business operations, the Company and or its subsidiaries
have entered into several signiicant agreements with third parties, both
ongoing and for execution in 2012, as explained below:
a. Cooperation Agreement for
the Planning, Development, Construction and Management
of the Soemantri Brodjonegoro Student Sports Hall and the H.
Usmar Ismail Arts and Cultural and Film Center in Kuningan,
South Jakarta on 22 August 1992, entered into between PT Bakrie
Investindo BIN and DKI Jakarta local government. To fulill all rights
and obligations, BIN has appointed PT Bakrie Swasakti Utama BSU
for the execution all matters related directly or indirectly to this
agreement.
b. Build, Operate and Transfer Agreement for ”Menara Nusa” on
24 September 2004, between the Ministry of National Development
Planning or Bappenas and BSU. The scope of the agreement covers
the development the ”Menara Nusa Wisma Bakrie 2” building
through the build, operate and transfer BOT mechanism by BSU
on Bappenas-owned land. The management period is efective
from 1 January 2005 to 31 December 2029 25 years. Upon expiration of
the building management period as provided by Bappenas to BSU, for
subsequent land utilization, building
361
BAKRIELAND • Annual Report 2012
2029 25 tahun. Setelah berakhirnya jangka waktu pengelolaan gedung
yang diberikan Bappenas kepada BSU, maka pemanfaatan tanah, hak
pengelolaan gedung, dan gedung akan diserahkan kembali oleh BSU
kepada Bappenas.
c. Perjanjian Kerjasama Usaha Perjanjian KSU antara Perum
Perumnas dengan Perusahaan. d. Perjanjian Kerjasama
Pengembangan Kawasan Sentul- Jonggol.
Kebijakan Dividen Sebagai perusahaan terbuka,
Perusahaan merencanakan untuk membayar dividen secara tunai
setiap tahun yang terkait dengan keuntungan yang didapat pada tahun
iskal, kewajiban Perusahaan untuk mengalokasikan dana cadangan sesuai
dengan aturan yang berlaku serta kondisi keuangan Perusahaan. Selain
itu, tingkat pertumbuhan Perusahaan ke depan juga merupakan pertimbangan
penting dalam pembagian dividen. Hal ini juga merupakan hak Rapat Umum
Pemegang Saham Perusahaan untuk menentukan lain dan sesuai dengan
ketentuan Anggaran Dasar Perusahaan untuk setiap tahun iskal yang berakhir
pada setiap 31 Desember.
Pada tahun 2013 Perusahaan tidak melakukan pembagian dividen seiring
dengan rugi bersih yang dicatat Perusahaan. Selain itu, Perusahaan juga
perlu melakukan pengembangan lahan Perusahaan di bidang properti sehingga
dibutuhkan modal yang kuat untuk pertumbuhan.
management rights, and the premises itself, BSU shall duly hand
them over to Bappenas. c. Cooperation Agreement between
Perum Perumnas and the Company. d. Cooperation Agreement for the
Development of Sentul-Jonggol Area.
Dividend Policy As a public company, the Company
plans to disburse cash dividends each year associated with proits yielded in
the iscal year, Company obligation to allocate reserve funds in compliance
with existing rules and regulations, and according to the Company’s
inancial condition. Furthermore, the Company’s future growth rate is also
an important consideration in the distribution of dividend. It is also the
right of the Company’s General Meeting of Shareholders to determine otherwise
and in accordance with provisions in the Company’s Memorandum of Association
for each iscal year ending on December 31st.
In 2013, the Company has not disbursed any dividend given the net loss
posted by the Company. In addition, the Company also needs to develop
Company land in the property sector, thus requiring a sturdy capital position
for growth.
362
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Diskusi Analisa Manajemen
Management Discussion Analysis
Perjanjian-Perjanjian dan Komitmen Penting
Perusahaan melakukan beberapa perjanjian dan komitmen penting
baik yang sedang berjalan maupun yang baru dilakukan pada tahun 2012
sebagaimana penjelasan di bawah ini. Untuk keterangan lengkap diungkapkan
pada halaman 153 nomor 44 di catatan atas laporan keuangan konsolidasian
dengan judul “Perjanjian-Perjanjian dan Komitmen Penting”.
a. Perjanjian Bangun Guna SerahBOT
Build, Operate and Transfer Tanah dan Gedung Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional BAPPENAS.
b. Perjanjian Pengalihan Hak Pengelolaan Gelanggang Olahraga
Mahasiswa Soemantri Brodjonegoro Pasar Festival Hak
Pengelolaan Properti.
c. Perjanjian Kerjasama Usaha Perjanjian KSU antara Perum
Perumnas Perumnas dengan Entitas Induk.
d. Pada tanggal 19 Mei 2010, Entitas Induk menandatangani Perjanjian
Kerjasama Pengembangan Kawasan Sentul-Jonggol dengan PT Sentul City
Tbk. dan PT Bukit Jonggol Asri untuk membentuk kerjasama strategis
dalam mengembangkan kawasan Sentul-Jonggol.
e. Akta trust tertanggal 23 Maret 2010, sehubungan dengan penerbitan
obligasi terkait ekuitas, dimana Perusahaan merupakan penjamin
atas obligasi tersebut.
f. Perjanjian USD Interest Rate Swap with Municipal Forward Rate Bias
Index dengan Deutsche Bank AG, cabang Singapura DB.
Signiicant Agreements and Commitments
The Company has entered into several signiicant agreements and
commitments, both still ongoing and newly implemented in 2012 as explained
below. More detailed information is presented in page 153 number 44 for
the note on the consolidated inancial statement under the title “Signiicant
Agreements and Commitments”. a. Build Operate and TransferBOT
Agreement of Land and Building of the National Development Planning
Agency BAPPENAS. b. Transfer of Management Rights of
Soemantri Brodjonegoro Sports Hall Pasar Festival Property
Management Rights. c. Business Cooperation Agreement
between Perum Perumnas Perumnas and the Parent Entity.
d. On 19 May 2010, the Parent Entity signed a Cooperation Agreement for
the Development of Sentul-Jonggol with PT Sentul City Tbk. and PT Bukit
Jonggol Asri to foster a strategic partnership for the development of
the Sentul-Jonggol area.
e. Trust deed dated 23 March 2012 in relation with issuance of Equity
Link Bond where the Company is guarantor for the bond.
f. Agreement on USD Interest Rate Swap with Municipal Forward Rate
Bias Index with Deutsche Bank AG, Singapore branch DB.
363
BAKRIELAND • Annual Report 2012
Data Perusahaan
Corporate Data
Corporate Data
364
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Profil Dewan
Komisaris
Board of Commissioners’
Profile
Bambang Irawan Hendradi
Presiden Komisaris President Commissioner
Lahir di Semarang, 15 Januari 1951. Menjabat Presiden Komisaris PT Bakrieland Development Tbk sejak Juni 2002. Beliau juga
menjabat sebagai Komisaris PT Bakrie Capital Indonesia sejak Juli 2008. Beliau pernah menjabat sebagai Direktur Utama PT Djarot,
Direktur Keuangan PT Pillar Abhimantra, Direktur di PT Sanggraha Pelita Jaya, Managing Director PT Catur Swasakti Utama, Direktur
Utama PT Bakrieland Development Tbk, Komisaris PT Bumi Resources Tbk, Komisaris PT Bakrie Finance Corporation dan
Direktur Utama PT Bakrie Capital Indonesia. Beliau meraih gelar Sarjana Teknik Sipil Universitas Trisakti, Jakarta 1977 dan lulus
dari Technische Hoge Scholl, Delft, The Netherlands 1981. Born in Semarang, 15 January 1951. Appointed as President
Commissioner of PT Bakrieland Development Tbk since June 2002. He currently serves as Commissioner of PT Bakrie Capital
Indonesia since 2008. He previously served as President Director of PT Djarot, Finance Director of PT Pilar Abhimantra, Director at
PT Sanggraha Pelita Jaya, Managing Director of PT Catur Swasakti Utama, President Director of Bakrieland, Commissioner of PT Bumi
Resources Tbk., Commissioner of PT Bakrie Finance Corporation and President Director of PT Bakrie Capital Indonesia. He earns
a Sarjana degree in Civil Engineering from Universitas Trisakti, Jakarta 1977 and graduated from the Technische Hoge Scholl,
Delft, the Netherlands 1981.
364
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
365
BAKRIELAND • Annual Report 2012
365
BAKRIELAND • Annual Report 2012
366
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Lahir di Surabaya, 7 Januari 1959. Menjabat Komisaris Independen PT Bakrieland Development Tbk sejak September 2001. Beliau
juga menjabat sebagai Direktur Utama PT Senopati Aryani Prima, Direktur Utama PT Prima Jaringan dan Direktur Utama PT Jabal
Nor. Beliau pernah menjabat sebagai Manajer Divisi Realty Property PT Wijaya Karya Persero. Beliau menyelesaikan
pendidikan Sarjana Teknik Sipil, Institut Teknologi Bandung 1983, Pasca Sarjana Sekolah Tinggi Manajemen LPPM Jakarta 1986,
pendidikan Lemhanas Jakarta KRA XXXIII 2000 dan mengikuti Program Doktor-Pendidikan S-3 Jurusan Administrasi Bisnis,
Universitas Brawijaya, Malang 2010-sekarang. Born in Surabaya, East Java on 7 January 1959. He serves as
Independent Commissioner for Bakrieland since September 2001. Currently, he also serves as President Director of PT
Senopati Aryani Prima, President Director of PT Prima Jaringan, and President Director of PT Jabal Nor. Previously, he served as
Manager at the Realty Property Division of PT Wijaya Karya Persero. He graduated in Civil Engineering from Institut Teknologi
Bandung 1983, completed his postgraduate studies at the College of Management LPPM Jakarta 1986, enrolled at the National
Defense Institute Lemhanas Jakarta KRA XXXIII 2000, and taking a Doctorate degree program in Business Administration at
Universitas Brawijaya, Malang 2010-present.
Lukman Purnomosidi
Komisaris Independen Independent Commissioner
366
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
367
BAKRIELAND • Annual Report 2012
Menjabat sebagai Komisaris Independen dan Ketua Komite Audit PT Bakrieland Development Tbk sejak Desember 2008.
Beliau juga menjabat sebagai Ketua Dewan Kehormatan Ikatan Komite Audit Indonesia, Wakil Ketua Dewan Pengurus Lembaga
Komisaris dan Direktur Indonesia, anggota Dewan Kehormatan Professional in Risk Management Association dan anggota
Komite Audit di berbagai perusahaan publik. Beliau mempunyai pengalaman lebih dari 30 tahun sebagai Akuntan Publik. Beliau
pernah menjabat sebagai Managing Partner dan Chairman KPMG Indonesia dan Senior Partner KAP Kanaka Puradiredja,
Suhartono. Beliau menyelesaikan pendidikan Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Padjadjaran, Bandung, merupakan
Chartered Member dari Lembaga Komisaris dan Direktur Indonesia serta memiliki Certiied Risk Management Professional.
He serves as Independent Commissioner and Chairman of Audit Committee of PT Bakrieland Development Tbk since December
2008. Currently he also serves as Chairman of the Honoray Board of Indonesia Institute of Audit Committee, Vice Chairman of
Indonesian Institute for Commissioners and Directors, member of the Honoray Board of Professional in Risk Management
Association and member of Audit Committees in various public listed companies. He has more than 30 years experience as
public accountant. Previously served as Managing Partner and as Chairman of KPMG Indonesia and Senior Partner of KAP Kanaka
Puradiredja, Suhartono. A graduate from the faculty of Economics majoring in Accounting from the Universitas Padjadjaran,
Bandung, a Chartered Member from the Indonesian Institute for Commissioners and Directors, and holds a Certiied Risk
Management Professional.
Kanaka Puradiredja
Komisaris Independen Independent Commissioner
367
BAKRIELAND • Annual Report 2012
368
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Lahir di Jakarta pada 31 Oktober 1953. Menjabat Komisaris PT Bakrieland Development Tbk sejak April 2007. Beliau juga
menjabat sebagai Treasury Advisor PT Energy Mega Persada Tbk, President Komisaris PT Bakrie Kalila Investment, Direktur
PT Kondur Indonesia dan Direktur PT Brantas Indonesia. Beliau pernah menjabat sebagai Direktur PT Marathon Murti
International dan Komisaris PT Mitraguna Intiga. Menyelesaikan pendidikan di Goethe Institute Arolsen West Deutschland, Jerman
1972, VW Wolsburg West Deutschland, Jerman 1976, dan Extension Management, Universitas Indonesia 1979.
Born in Jakarta, 31 October 1953. He serves as Commissioner of PT Bakrieland Development Tbk since April 2007. Currently, he
also serves as Treasury Advisor at PT Energi Mega Persada Tbk, President Commissioner of PT Bakrie Kalila Investment, Director
of PT Kondur Indonesia, and Director of PT Brantas Indonesia. He formerly served as Director of PT Marathon Murti International
and Commissioner of PT Mitraguna Intiga. He graduated from Goethe Institute Arolsen West Deutschland, Germany 1972, VW
Wolsburg West Deutschland, Germany 1976, and of the Extension Management Program from Universitas Indonesia 1979.
Supartono
Komisaris Commissioner
368
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
369
BAKRIELAND • Annual Report 2012
Lahir di Teluk Betung, 2 April 1953. Menjabat Komisaris PT Bakrieland Development Tbk sejak Juni 2011. Beliau juga
menjabat sebagai Presiden Direktur PT ARM KEN INVESTMENT sejak 2007, Komisaris PT Bakrie Brothers Tbk sejak 2009 dan
sejak 2011 sebagai Presiden Komisaris PT Bakrie Swasakti Utama, Presiden Komisaris PT Graha Andrasentra Propertindo dan
Komisaris PT Bakrie Nirwana Semesta. Beliau pernah menjabat sebagai Presiden Direktur di PERUSDA BERSUJUD, Kalimantan
Selatan Mining Management Coal Trading, Presiden Komisaris PT Asuransi Ikrar Lloyd, Vice President Director Bakrie Trading,
Managing Director Lewis Peat International, Singapore, Head of Representative Mindo Commodity Europe, Hamburg Germany,
Special Project Manager PT Bakrie Brothers dan PT Bouraq Indonesia Airlines. Memiliki latar belakang pendidikan Akademi
Penerbangan Indonesia, Jakarta 1971-1972, Instructor and Test Pilot Program British Aerospace, Manchester, England 1976,
Airline Management Course Philippine Airlines and Philippine University, Manila, Philippine 1978 dan Institute Commodity of
London, England 1986-1987. Born in Teluk Betung, 2 April 1953. He serves as Commissioner of
PT Bakrieland Development Tbk sinc June 2011. HCurrentlu, he also serves as President Director of PT PT ARM KEN INVESTMENT
since 2007, Commissioner of PT Bakrie Brothers Tbk since 2009, and President Commissioner of PT Bakrie Swasakti Utama
since 2011, President Commissioner of PT Graha Andrasentra Propertindo, and President Commissioner of PT Bakrie Nirwana
Semesta. He had served as President Director of PERUSDA BERSUJUD Mining Management Coal Trading in South
Kalimantan, President Commissioner of PT Asuransi Ikrar Lloyd, Vice President Director of Bakrie Trading, Managing Director of
Lewis Peat International, Singapore, Head of Representative at Mindo Commodity Europe Hamburg Germany, Special Project
Manager at PT Bakrie Brothers and PT Bouraq Indonesia Airlines. With the educational background in the ield of aviation
at the Akademi Penerbangan Indonesia, Jakarta 1971-1972, the Instructor and Test Pilot Program at the British Aerospace,
Manchester, England 1976, Airline Management Course at the Philippine Airlines and the Philippine University, Manila 1978
Philippine 1978, as well as Institute Commodity of London, England 1986-1987.
Armansyah Yamin
Komisaris Commissioner
369
BAKRIELAND • Annual Report 2012
370
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Lahir di Jakarta, 10 Oktober 1951. Menjabat Komisaris PT Bakrieland Development Tbk sejak Juni 2012. Beliau juga
menjabat sebagai Presiden Komisaris Bakrieland Hotels Resort sejak April 2012 dan Founder Principal, One Star Productions,
a Multi Media Content Production Coy sejak 2009. Beliau pernah menjabat sebagai Computer System Analyst, ISA International,
Melbourne, Australia 1975-1976, Executive Trainee, Citibank Jakarta 1978, Assistant Manager, Citibank Jakarta Manufacturing
Business 1979-1980, Manager, Citibank Jakarta Automotive Business 1980-1981, Assistant Vice President, Citibank Jakarta
Asset Based Finance Division 1981-1982, Deputy COO PT Wardley Summa Leasing AstraSumma - HSBC JV 1982-
1984, Co-Founder, PT Dipo Star Leasing 1984, Co-Founder Born in Jakarta, 10 October 1951. He serves as Commissioner of
PT Bakrieland Development Tbk since June 2012. He also serves as President Commissioner of Bakrieland Hotels Resorts since
April 2012 and a founder Principal of One Star Productions, a Multi Media Content Production Coy since 2009. Previously, he
served as Computer System Analyst, ISA International, Melbourne, Australia 1975-1976, Executive Trainee, Citibank Jakarta 1978,
Assistant Manager, Citibank Jakarta Manufacturing Business 1979-1980, Manager, Citibank Jakarta Automotive Business
1980-1981, Assistant Vice President, Citibank Jakarta Asset Based Finance Division 1981-1982, Deputy COO PT Wardley
Summa Leasing AstraSumma - HSBC JV 1982-1984, Co-Founder, PT Dipo Star Leasing 1984, Co-Founder Commissioner,
Amir Abdul Rachman
Komisaris Commissioner
370
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
371
BAKRIELAND • Annual Report 2012
371
BAKRIELAND • Annual Report 2012
Commissioner, PT Pramindo lkat Nusantara Fixed Line Telephony KSO for Sumatra with PT Telkom 1994-1997, Commissioner,
PT Astratel Nusantara The Infrastructure Company of Astra International 1996-1997, Commissioner Co-Founder,
PT Primasel Cellphone telecommunication JV with PT Indosat 1996-2001, Principal, PT Mobile Selular Indonesia 1996-2005 dan
sebagai CEO, Vice President Commissioner dan berbagai posisi penting di Jan Darmadi Group, PT Jakarta Setiabudi International
Tbk, PT Permata Hijau, PT Puri Indah Antilope Madju, PT Wynncor Bali, PT Metropolitan Realty International, PT Antilope Madju,
PT Copylas Indonesia, PT Unilon Textiles, PT Skyline Building PT Jan Darmadi Investindo 1984-2009. Beliau adalah penerima
penghargaan Adikarya Pariwisata tahun 1997 dari Kementerian Pariwisata, Post dan Telekomunikasi. Beliau merupakan alumnus
Accounting di Royal Melbourne Institute of Technology RMIT, Australia 1977-1978. Beliau juga pernah mengikuti Executive
Development Program, Citibank Jakarta 1978, Foreign Exchange Treasury Training, Citibank Manila 1979, Core Credit Training,
Citibank Jakarta 1980, Trade Finance Training, Citibank Jakarta 1980, Asset Based Finance Training, Citibank Kuala Lumpur 1981
dan Asset Based Finance Training, Citicorp Sydney Melbourne 1982.
PT Pramindo lkat Nusantara Fixed Line Telephony KSO for Sumatra with PT Telkom 1994-1997, Commissioner, PT Astratel
Nusantara The Infrastructure Company of Astra International 1996-1997, Commissioner Co-Founder, PT Primasel Cellphone
telecommunication JV with PT Indosat 1996-2001, Principal, PT Mobile Selular Indonesia 1996-2005 and as CEO, Vice
President Commissioner and various high positions in Jan Darmadi Group, PT Jakarta Setiabudi International Tbk, PT Permata Hijau,
PT Puri Indah Antilope Madju, PT Wynncor Bali, PT Metropolitan Realty International, PT Antilope Madju, PT Copylas Indonesia,
PT Unilon Textiles, PT Skyline Building PT Jan Darmadi Investindo 1984-2009. He received an Adikarya Pariwisata award from
the Ministry of Tourism, Post and Telecommunication. Alumnus of Accounting at Royal Melbourne Institute of Technology
RMIT, Australia 1977-1978. Previously, he enrolled Executive Development Program, Citibank Jakarta 1978, Foreign Exchange
Treasury Training, Citibank Manila 1979, Core Credit Training, Citibank Jakarta 1980, Trade Finance Training, Citibank Jakarta
1980, Asset Based Finance Training, Citibank Kuala Lumpur 1981 and Asset Based Finance Training, Citicorp Sydney Melbourne
1982.
372
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Profil Direksi
Board of Directors’
Profile
Ambono Janurianto
Presiden Direktur President Director
Lahir di Ambon, 29 Januari 1960. Menjabat sebagai Presiden Direktur PT Bakrieland Development Tbk sejak Juni 2012. Beliau
juga menjabat sebagai Komisaris PT Bakrie Telecom, sejak Juni 2003. Beliau pernah menjabat sebagai Management Trainee
Philips Ralin Electronic 1986-1987, Internal Control Oicer Philips Ralin Electronic 1987-1988, Commercial ControllerAccount
Philips Ralin Electronic 1988-1990, Finance Admin. Manager Daeng Brothers 1990-1992, Finance Admin. Manager Philips
Ralin Electronic 1992-1995, Finance Controller Motorola Indonesia Starpage Joint Venture 1995-1997, Finance Administration
Director Sony Music Entertainment Indonesia 1997-1998, Finance-Accounting Tax General Manager PT Satelit Palapa
Indonesia 1998-1999, Chief Financial Oicer PT Bakrie Sumatra Plantation Tbk 1999-2000, Direktur di PT Bakrie Brothers Tbk
2002-2004, 2005-2008, Direktur di PT Bakrie Power 2005-2006, Presiden Direktur PT Bakrie Power 2006-2008, Presiden Direktur
Tanjung Jati Power Company 2005-2008 dan Presiden Direktur PT Bakrie Sumatra Plantation Tbk 2000-2012. Beliau pernah
menjadi Presiden Komisaris dan Komisaris di beberapa anak perusahaan PT Bakrie Sumatra Plantation Tbk 2000-2010. Beliau
merupakan Dewan Penasihat Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia GAPKI, Wakil Ketua Umum Asosiasi Emiten Indonesia
AEI, anggota Sektor Agro Industri, Komite Ekonomi Indonesia- Jepang, Kamar Dagang Indonesia KADIN dan Ketua Dewan
Minyak Sawit Indonesia DMSI. Beliau adalah Sarjana Ekonomi dari Universitas Katolik Parahyangan, Bandung. Beliau penerima
penghargaan Indonesia Top Leader 2011 dari majalah SWA dan Best CEO pada Indonesian CSR Award 2011.
Born in Ambon, 29 January 1960. he serves as President Director of PT Bakrieland Development Tbk since June 2012. Currently,
he also serves as Commissioner at PT Bakrie Telecom since June 2003. Previously, he served as Management Trainee Philips
Ralin Electronic 1986-1987, Internal Control Oicer Philips Ralin Electronic 1987-1988, Commercial ControllerAccount
Philips Ralin Electronic 1988-1990, Finance Administration Manager Daeng Brothers 1990-1992, Finance Administration
Manager Philips Ralin Electronic 1992-1995, Finance Controller Motorola Indonesia Starpage Joint Venture 1995-1997, Finance
Administration Director Sony Music Entertainment Indonesia 1997-1998, Finance-Accounting Tax General Manager PT Satelit
Palapa Indonesia 1998-1999, Chief Financial Oicer PT Bakrie Sumatra Plantation Tbk 1999-2000, Director PT Bakrie Brothers
Tbk 2002-2004, 2005-2008, Director PT Bakrie Power 2005-2006, President Director PT Bakrie Power 2006-2008, President Director
Tanjung Jati Power Company 2005-2008 and President Director PT Bakrie Sumatra Plantation Tbk 2000-2012. He also served as
President Commissioner and Commissioner in subsidiaries PT Bakrie Sumatra Plantation Tbk 2000-2010. He is a member of
Board of Advisors at Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia GAPKI, Vice Chairman of Asosiasi Emiten Indonesia AEI, member
of Agro Industry at the Indonesia-Japan Economic Committee, Kamar Dagang Indonesia KADIN and Chairman of Dewan Minyak
Sawit Indonesia DMSI. He holds a Sarjana degree in Economics from Universitas Katolik Parahyangan, Bandung. He received an
award as Indonesia Top Leader 2011 from SWA magazine and Best CEO in Indonesian CSR Award 2011.
372
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
373
BAKRIELAND • Annual Report 2012
373
BAKRIELAND • Annual Report 2012
374
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Lahir di Bandung, 4 Februari 1969. Menjabat Direktur PT Bakrieland Development Tbk sejak Agustus 2011. Beliau
pernah menjabat sebagai Vice President-Investment Banking PT Bahana Securities, Business Development, Asia Investment
Banking PT Nomura Indonesia, Vice President Corporate Planning Corporate Finance PT ALatief Corporation,
Corporate Finance Manager PT Ernst Young Advisory Services Jakarta, Senior Associate, Project Finance Privatization di
PT PricewaterhouseCoopers FAS Jakarta dan Senior Auditor, Audit Business Advisory Services Arthur Andersen Co. – Prasetio
Utomo Co.,Jakarta. Beliau meraih gelar Sarjana Akuntansi dari Universitas Parahyangan, Bandung 1993 dan Pasca Sarjana,
Magister Manajemen dari IPMI Business School Jakarta 2010. Born in Bandung, 4 February 1969. He began his duties as Director
of Bakrieland in August 2011. Previously, he was in charge as Vice President of Investment Banking at PT Bahana Securities, Business
Development Manager of Asia Investment Banking at PT Nomura Indonesia, Vice President Corporate Planning Corporate Finance
of PT ALatief Corporation, Corporate Finance Manager at PT Ernst Young Advisory Services Jakarta, Senior Associate for Project
Finance Privatization division at PT PricewaterhouseCoopers FAS Jakarta, and as Senior Auditor at Audit Business Advisory
Services Arthur Andersen Co. - Prasetio Utomo Co., Jakarta. He holds a Sarjana degree in Economics majoring in Accounting
from the Universitas Parahyangan, Bandung 1993, and a Magister Management degree from IPMI Business School Jakarta 2010.
374
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Feb Sumandar
Direktur Director
375
BAKRIELAND • Annual Report 2012
Lahir di Kuala Terengganu, 20 Mei 1973. Menjabat sebagai Direktur PT Bakrieland Development Tbk sejak Juni 2012. Beliau pernah
menjabat sebagai Manager, Research Analyst, ING Barings Sdn Bhd, Kuala Lumpur, Malaysia 2000-2001, Research Analyst, OSK
Securities Bhd, Kuala Lumpur, Malaysia 2001-2003, Assistant Vice President, Analyst, GK-Goh Research Sdn Bhd, Kuala Lumpur,
Malaysia 2003-2005, Vice President, Senior Analyst, CIMB-GK Securities, Jakarta, Indonesia 2005-2007, Executive Vice President,
Finance and Strategy, PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk, Jakarta 2007-2010 dan Chief Oice of Strategy Management, PT Bakrie
Sumatera Plantations Tbk, Jakarta 2010-2012. Beliau merupakan alumni London School of Economics LSE, United Kindom, B.Sc
Econs di bidang Accounting dan Finance 1999. Born in Kuala Lumpur, 20 May 1973. He served as Director of
PT Bakrieland Development Tbk since June 2012. Previously, he served as Manager, Research Analyst of ING Barings Sdn Bhd,
Kuala Lumpur, Malaysia 2000-2001, Research Analyst of OSK Securities Bhd, Kuala Lumpur, Malaysia 2001-2003, Assistant Vice
President and Analyst, GK-Goh Research Sdn Bhd, Kuala Lumpur, Malaysia 2003-2005, Vice President, Senior Analyst, CIMB-GK
Securities, Jakarta, Indonesia 2005-2007, Executive Vice President, Finance and Strategy of PT Bakrie Sumatra Plantations Tbk, Jakarta
2007-2010. He is an alumnus of London School of Economics LSE, United Kingdom, B.Sc Econs in Accounting and Finance
1999.
Azrul Azwar Ab Latif
Direktur Director
375
BAKRIELAND • Annual Report 2012
376
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Profil Komite-
Komite
Profile of Committees
Komite Audit
Kanaka Puradiredja Ketua Komisaris Independen
Menjabat sebagai Komisaris Independen dan Ketua Komite Audit PT Bakrieland
Development Tbk sejak Desember 2008. Beliau juga menjabat sebagai
Ketua Dewan Kehormatan Ikatan Komite Audit Indonesia, Wakil Ketua
Dewan Pengurus Lembaga Komisaris dan Direktur Indonesia, anggota Dewan
Kehormatan Professional in Risk Management Association dan anggota
Komite Audit di berbagai perusahaan publik. Beliau mempunyai pengalaman
lebih dari 30 tahun sebagai Akuntan Publik. Beliau pernah menjabat sebagai
Managing Partner dan Chairman KPMG Indonesia dan Senior Partner KAP
Kanaka Puradiredja, Suhartono. Beliau menyelesaikan pendidikan Jurusan
Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Padjadjaran, Bandung, merupakan
Chartered Member dari Lembaga Komisaris dan Direktur Indonesia serta
memiliki Certiied Risk Management Professional.
Soenarso Soemodiwirjo Anggota
Lahir di Jember, 9 Mei 1946. Beliau bergabung dalam Komite Audit
Bakrieland sejak 2008. Sebagai seorang konsultan senior, beliau saat ini juga
sebagai anggota Komite Audit dan Sekretaris Dewan Komisaris PT Papua
Power Indonesia, Anggota Komite Audit dan Komite Ombudsman
PT Bank ICB Bumiputera Tbk, Anggota Komite Audit PT Nusa Konstruksi
Enjiniring Tbk, Anggota Komite Audit dan Komite Keuangan PT Elnusa
Tbk dan Corporate Management Control Hendropriyono Corporation
Indonesia. Memiliki pengalaman luas dalam bidangnya, antara lain pernah
menjabat sebagai Ketua Tim Task Force Penyusunan Manual Komite Audit,
Komite Audit
Kanaka Puradiredja Chairman Independent Commissioner
He serves as Independent Commissioner and Chairman of
Audit Committee of PT Bakrieland Development Tbk since December 2008.
Currently he also serves as Chairman of the Honorary Board of Indonesia
Institute of Audit Committee, Vice Chairman of Indonesian Institute for
Commissioners and Directors, member of the Honorary Board of Professional
in Risk Management Association and member of Audit Committees in
various public listed companies. He has more than 30 years experience as
public accountant. Previously served as Managing Partner and as Chairman of
KPMG Indonesia and Senior Partner of KAP Kanaka Puradiredja, Suhartono. A
graduate from the faculty of Economics majoring in Accounting from the
Universitas Padjadjaran, Bandung, a Chartered Member from the Indonesian
Institute for Commissioners and Directors, and holds a Certiied Risk
Management Professional.
Soenarso Soemodiwirjo Member
Born in Jember, 9 May 1946. He joined Bakrieland’s Audit Committee
since 2008. As a senior consultant, at present he is also a member of Audit
Committee and Secretary of Board of Commissioners at PT Papua Power
Indonesia, Ombudsman Committee PT Bank ICB Bumiputera Tbk, member of
Audit Committee PT Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk, member of Audite
Committee and Finance Committe PT Elnusa Tbk and Coorporate
Management Control Hendropriyono Corporation Indonesia He has vast
experiences in his area, among others as Chairman of the Task Force for Setting
Audit Committee Manual, Management Consultant of PT Sucoindo Persero,
377
BAKRIELAND • Annual Report 2012
Konsultan Manajemen PT Sucoindo Persero, staf ahli Direksi PT PAN Multi
Finance company, anggota Komite Audit di PT Sucoindo Persero,
PT Danareksa Persero dan PT Bank Niaga Tbk. Beliau memperoleh gelar
Sarjana Akuntansi dari Institut Ilmu Keuangan, Departemen Keuangan,
Jakarta, 1974.
Mohamad Hassan Anggota
Lahir di Jakarta, 21 Desember 1960. Beliau bergabung dalam Komite
Audit Bakrieland sejak 2008. Saat ini juga sebagai pengajar di Sekolah
Tinggi Akuntansi Negara STAN dan di Program Pasca Sarjana Institut
Bisnis dan Informatika Indonesia IBII. Beliau juga aktif sebagai anggota
Dewan Pengurus Ikatan Komite Audit Indonesia IKAI, anggota pengurus
Perhimpunan Auditor Internal Indonesia PAII, anggota Dewan Penguji Certiied
Professional Management Accountant CPMA, anggota Dewan Sertiikasi
Qualiied Internal Auditors DS-QIA, anggota organisasi profesi Ikatan
Akuntan Indonesia IAI, dan anggota The Institut of Internal Auditors IIA.
Beliau pernah menjadi Auditor di Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan BPKP, Pengurus dan Tim Manajemen di Yayasan Pendidikan
Internal Audit YPIA dan Finance and Administration Manager di PT
Amintaland Group. Beliau memiliki latar belakang pendidikan Postgraduate
Diploma in Finance di Sekolah Tinggi Akuntansi Negara STAN pada tahun
1991, serta Master dalam bidang Sistem Informasi Akuntansi dan Keuangan,
Cleveland State University, Ohio, USA 1993. Beliau juga memiliki sertiikasi
Qualiied Internal Auditor QIA dan Certiied Risk Management Professional
CRMP. expert staf for the Board of Directors
of PT PAN Multi Finance Company, and member of Audit Committee of
PT Sucoindo Persero, PT Danareksa Persero and PT Bank Niaga Tbk. He
holds a Sarjana Accounting degree from the Financial Institute, Ministry of
Finance, Jakarta, 1974.
Mohamad Hassan Member
Born in Jakarta, 21 December 1960. He joined Bakrieland’s Audit Committee
since 2008. Currently, he is also lecturer at the Sekolah Tinggi Akuntansi Negara
STAN and at the Graduate Program of Institut Bisnis dan Informatika Indonesia
IBII. He also active as a member of the Board of Indonesian Audit Committee
Association, member of Indonesian Internal Auditor Association, member
of the Examiner Board of Certiied Professional Management Accountant
CPMA, member of the Board of Certiication for Qualiied Internal
Auditors DS-QIA, member of Ikatan Akuntan Indonesia IAI, and member
of The Institut of Internal Auditors IIA. He was an Auditor at the Finance
Monitoring and Development Board BPKP, Board and Management Team
at the Internal Audit Foundation and Finance and Administration Manager
at PT Amintaland Group. He attained his Postgraduate Diploma in Finance
from Sekolah Tinggi Akuntansi Negara STAN in 1991, and holds a Master
degree in Accounting and Financial Information System from Cleveland
State University, Ohio, USA 1993. He also holds the Qualiied Internal Auditor
QIA certiication and Certiied Risk Management Professional CRMP.
378
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Komite Pemantau Risiko
Lukman Purnomosidi Ketua Komisaris Independen
Proil dapat dilihat di halaman 366
Supartono Anggota Komisaris
Proil dapat dilihat di halaman 368
Komite Nominasi dan Remunerasi
Lukman Purnomosidi Ketua Komisaris Independen
Proil dapat dilihat di halaman 366
Bambang Irawan Hendradi Anggota Presiden Komisaris
Proil dapat dilihat di halaman 364
Supartono Anggota Komisaris
Proil dapat dilihat di halaman 368
Komite Kebijakan Corporate Governance
Kanaka Puradiredja Ketua Komisaris Independen
Proil dapat dilihat di halaman 367
Bambang Irawan Hendradi Anggota Presiden Komisaris
Proil dapat dilihat di halaman 364
Supartono Anggota Komisaris
Proil dapat dilihat di halaman 368
Risk Monitoring Committee
Lukman Purnomosidi Chairman Independent Commissioner
Proile can be seen on page 366
Supartono Member Commissioner
Proile can be seen on page 368
Nomination and Remuneration Committee
Lukman Purnomosidi Chairman Independent Commissioner
Proile can be seen on page 366
Bambang Irawan Hendradi Member President Commissioner
Proile can be seen on page 364
Supartono Chairman Commissioner
Proile can be seen on page 368
Corporate Governance Policy Committee
Kanaka Puradiredja Chairman Independent Commissioner
Proile can be seen on page 367
Bambang Irawan Hendradi Chairman President Commissioner
Proile can be seen on page 364
Supartono Chairman Commissioner
Proile can be seen on page 368
Profil Komite-Komite
Committees Profile
379
BAKRIELAND • Annual Report 2012
Produk dan Layanan
Products and Services
City Property
Plaza Festival
Rasuna Office Park The Grove Condominium
Bakrie Tower Aston Rasuna Residence
The 18th Residence Taman Rasuna Elite Club Epicentrum
Rasuna Epicentrum
Concert Hall Office Tower Epicentrum Walk - Lifestyle
Entertainment Center
Sentra Timur Residence Wisma Bakrie 1
Wisma Bakrie 2
Awana Yogyakarta
OCEA
Sand Coral
The Masterpiece The Empyreal
380
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Landed Residential
Bogor Nirwana Residence
Tirta Nirwana Cluster Arga Nirwana Cluster
Padma Nirwana Cluster Bayu Nirwana Cluster
Panorama Cluster Grand Harmoni Cluster
Bukit Nirwana Cluster Cliff Avenue Cluster
The Fusion Grand Cluster Nirwana Epicentrum
The Jungle Water Adventure Aston Hotel Resort
The Jungle Mall Orchard Walk Arcade
Batam Nirwana Residence Sentul Nirwana
Produk dan Layanan
Products and Services
381
BAKRIELAND • Annual Report 2012
Hotels Resorts
Pullman Bali Legian Nirwana
Grand Elty Singgasana Pan Pacific Nirwana Bali Resort
Nirwana Bali Resort
Nirwana Bali Resort
Al-Saraya Bakrie Hotel Krakatoa Nirwana Resort
Krakatau Lampung Tourism Development
Grand Elty Krakatoa
Nirwana Bali Golf Club
Nirwana Bali Residences
382
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Corporate
Kurniawati Budiman
Corporate Secretary
Nuzirman Nurdin
Chief Corporate Investor Relations
Buce Yeef
Corporate Financial Controller
Yudy Rizard Hakim
Chief Corporate Afairs Oicer
Elis Yusa
Chief Corporate Human Capital Oicer
Elis Yusa
Corporate Organization Development Division Head
Bram Subiandoro
Corporate Business Development Division Head
Erry Zulamri Djaelani
Corporate Risk Management Compliance Division Head
Ika Atikah
Corporate Treasury Division Head
Ferry Supandji
Corporate Marketing Division Head
Lucky Ida Royani
Corporate Information Technology Division Head
Jordan Lubis
Corporate Internal Audit Division Head
Zikril Hakim
Corporate Strategy Management Division Head
City Property
Sri Hascaryo
President Director
Agus J. Alwie
Managing DirectorCEO
Wawan D. Guratno
Director
Hendra Iswadi
Chief Financial Oicer
Andre R. Makalam
Chief Marketing Oicer
Indra Gunawan
Chief Operations Oicer
Maulana Adnan
Chief Human Resources Support Oicer
Dicky Setiawan
President Director PT BPLK
Fandrizal
Finance Director PT BPLK
Djafarullah
Project Director PT BPLK
Manajemen
Management
per 30 April 2013
Landed Residential
Hamid Mundzir
President Director
Darsono
Director PT GAP CEO BNR
Hendry Harmen
Development Director
Jo Eddy Respati
Marketing Director
Herman Cahyadi
Chief Financial Oicer
Handoko N. Soetrisno
Chief Human Capital Oicer
Marc Dressler
President Director PT BJA
Motinggo Soputan
Director PT BJA
Hotels Resorts
Marudi Surachman
President Director
Henu Kusdaryono
Director
Edikar
Director
Alex Wardhana
Chief Financial Oicer
Nugroho Santosa
Group Head Resort Development
Asril
Group Head Hospitality Services
Adhi Trirachmadi
Group Head Merger Acquisition
Acting
383
BAKRIELAND • Annual Report 2012
Struktur Organisasi
Organization Structure
Concurrently Acting
Landed Residential Business Unit
City Property Business Unit
Hotels Resorts Business Unit
Finance Director
Feb Sumandar
Strategy Corporate Service
Director
Azrul Latif
Corporate Human Capital
Elis Yusa
Corporate Secretary Legal
Kurniawati Budiman
Corporate Strategic Finance
Feb Sumandar
Corporate Treasury
Ika Atikah
Corporate Afairs
Yudy R. Hakim
Corporate Financial Control
Buce Yeef
Corporate Investor Relations
Nuzirman Nurdin
Corporate Internal Audit
Jordan Lubis
Corporate Organization
Development
Elis Yusa
Corporate Social
Responsibility
Yudy R. Hakim
President Director
Ambono Janurianto
Shareholders’ Meeting
Board of Commissioners
Nomination Remuneration
Committee Risk Monitoring
Committee
Audit Committee
Corporate Governance Policy Committee
Corporate Strategy Management
Zikril Hakim
Corporate Marketing
Ferry Supandji
Corporate Business Development
Bram Subiandoro
Corporate Risk Management
Compliance
Erry Zulamri Djaelani
Corporate IT
Lucky Ida R.
per 30 April 2013
384
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Nama dan Alamat
Anak Perusahaan
Name and Address of
Subsidiaries
PT Villa Del Sol Wisma Bakrie 1, 6
th
Floor Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B-1
Jakarta 12920 Tel. +62 21 5257835
Fax. +62 21 5225063
PT Superwish Perkasa Wisma Bakrie 1, 6
th
Floor Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B-1
Jakarta 12920 Tel. +62 21 5257835
Fax. +62 21 5225063
PT Bumi Daya Makmur Wisma Bakrie 1, 6
th
Floor Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B-1
Jakarta 12920 Tel. +62 21 5257835
Fax. +62 21 5225063
PT Bakrie Swasakti Utama Komplek Apartemen Taman Rasuna
Jl. H.R. Rasuna Said, Jakarta 12960 Tel. +62 21 8305011
Fax. +62 21 8305012
PT Bakrie Pesona Rasuna Jl. H.R. Rasuna Said Kav. C–22
Jakarta 12960 Tel. +62 21 5263212
Fax. +62 21 5263144
PT Rasuna Residence Development Komplek Apartemen Taman Rasuna
Jl. H.R. Rasuna Said, Jakarta 12960 Tel. +62 21 9391000
Fax. +62 21 83786244
PT Graha Andrasentra Propertindo Perumahan Bogor Nirwana Residence
Jl. Dreded–Pahlawan Bogor 16132, Jawa Barat
Tel. +62 0251 8211290 Fax. +62 0251 8211295
PT Sanggraha Pelita Sentosa Jl. Setia Mekar Raya, Bekasi Timur
Tel. +62 21 8811685 Fax. +62 21 8813210
Jl. Bhineka Karya Gunung Puyuh, Sukabumi, Jawa Barat
Tel. +62 0266 6250695 Fax. +62 0266 6250696
PT Mutiara Permata Biru Jl. Patam Lestari
Sekupang, Batam Tel. +62 778 7081900
Fax. +62 778 327398
PT Citra Saudara Abadi Jl. Raya Mauk km. 5
Tangerang, Banten Tel. +62 21 5583959
Fax. +62 21 5583959
PT Bakrie Nirwana Semesta Wisma Bakrie 2, 9
th
Floor Jl. H.R. Rasuna Said, Kav. B-2
Jakarta 12920 Tel. +62 21 57942156
Fax. +62 21 57942159
PT Samudra Asia Nasional Jl. Melasti No. 1
Legian–Kuta, Bali Tel. +62 361 762500
Fax. +62 361 762400
PT Krakatau Lampung Tourism Development
Jl. Trans Sumatra km. 40 Desa Merak Belatung, Kalianda 35551
Tel. +62 727 322888 Fax. +62 727 322402
PT Graha Intan Bali Wisma Bakrie 2, 9
th
Floor Jl. H.R. Rasuna Said, Kav. B-2
Jakarta 12920 Tel. +62 21 5255067
Fax. +62 21 5256068
PT Bali Nirwana Tritama Wisma Bakrie 2, 9
th
Floor Jl. H.R. Rasuna Said, Kav. B-2
Jakarta 12920 Tel. +62 21 57942156
Fax. +62 21 57942159
PT Bali Nirwana Caturtama Wisma Bakrie 2, 9
th
Floor Jl. H.R. Rasuna Said, Kav. B-2
Jakarta 12920 Tel. +62 21 57942156
Fax. +62 21 57942159
PT Bali Nirwana Dwitama Wisma Bakrie 2, 9
th
Floor Jl. H.R. Rasuna Said, Kav. B-2
Jakarta 12920 Tel. +62 21 57942156
Fax. +62 21 57942159
385
BAKRIELAND • Annual Report 2012
PT Libratindo Gemilang Jl. Marsma Iswahyudi
Sepinggan, Balikpapan Tel. +62 524 7028907
Fax. +62 524 764179
PT Bakrie Pangripta Loka Wisma Bakrie 1, 6
th
Floor Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B-1
Jakarta 12920 Tel. +62 21 5257835
Fax. +62 21 5225063
PT Bakrie Infrastructure Wisma Bakrie 1, 6
th
Floor Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B-1
Jakarta 12920 Tel. +62 21 5257835
Fax. +62 21 5225063
PT Bakrie Graha Nirwana Wisma Bakrie 1, 6
th
Floor Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B-1
Jakarta 12920 Tel. +62 21 5255067
Fax. +62 21 5256068
PT Hotel Elty Tenggarong Jl. Pahlawan No. 1, Tenggarong
Kutai, Kertanegara Tel. +62 21 541664703
Fax. +62 21 0541 664709
PT Alberta Utilities Recapital Building, 10
th
Floor Jl. Adityawarman Kav. 55
Kebayoran Baru, Jakarta Selatan Tel. +62 21 2702277
Fax. +62 21 7246881
PT Nirwana Legian Hotel Jl. Pantai Kuta, Legian, Bali
Tel. +62 0361 751770 Fax. +62 0361 753066067
PT Bahana Sukmasejahtera Wisma Bakrie 1, 6
th
Floor Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B-1
Jakarta 12920 Tel. +62 21 5257835
Fax. +62 21 5225063
PT Provices Indonesia Wisma Bakrie 1, Basement Floor
Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B-1 Jakarta 12920
Tel. +62 21 5250212 Fax. +62 21 5200473
PT Bali Nirwana Resort Wisma Bakrie 2, 9
th
Floor Jl. H.R. Rasuna Said, Kav. B-2
Jakarta 12920 Tel. +62 21 57942156
Fax. +62 21 57942159
PT Bakrie Sentra Investama Wisma Bakrie 1, 6
th
Floor Jl. H.R. Rasuna Said, Kav. B-1
Jakarta 12920
PT Bakrie Graha Investama Wisma Bakrie 1, 6
th
Floor Jl. H.R. Rasuna Said, Kav. B-1
Jakarta 12920 Tel. +62 21 5257835
Fax. +62 21 5225063
PT Bukit Jonggol Asri Gedung Menara Sudirman 22
nd
Floor Jl. Jendral Sudirman Kav. 60
Jakarta 12190 Tel. +62 21 5290 5649 52268
Fax. +62 251 8796280510 Gedung Graha Utama
Jl. M.H. Thamrin, Sentul City Bogor, Jawa Barat
Tel. +62 21 8796 2806 Fax. +62 21 8796 2805
PT Bakrie Bangun Persada Gedung Wisma Bakrie 2, 9
th
Floor Jl. HR Rasuna Said Kav. B-1
Jakarta 12920 Tel. +62 21 57942156
Fax. +62 21 57942159
PT Amerta Bumi Capital Waterplace Residence, Blok A-15
Jl. Pakuwon Indah, Lontar Timur No. 3-5 Surabaya, Jawa Timur
Tel. +62 31 7393330 Fax. +62 31 7393331
BLD Investment Pte., Ltd. 10 Anson Road 03-05
International Plaza, Singapore 079903 Tel. +62 6323395657
Fax. +62 63233959
BLD Asia Pte., Ltd. 10 Anson Road 03-05
International Plaza, Singapore 079903 Tel. +62 6323395657
Fax. +62 63233959
PT Graha Multi Insani Wisma Bakrie 1, 6
th
Floor Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B-1
Jakarta 12920 Tel. +62 21 5257835
Fax. +62 21 5225063
Limitless World International Services 6 Limited
PO BOX 17000, Dubai United Arab Emirates
PT Jasa Sarana Jl. Tubagus Ismail Depan No. 1A
Bandung 40134 Tel. +62 22 2535771
Fax. +62 22 253773
PT Aetra Air Jakarta Menara Satu Sentra Kelapa Gading 2
nd
Floor Jl. Bulevard Kelapa Gading LA3 No. 1
Summarecon Kelapa Gading - Jakarta 14240
Tel. +62 21 2938 5757 Fax. +62 21 2938 5755
PT Rasuna Caturtama Corpora Komplek Apartemen Taman Rasuna,
UG Floor Menara 8-9 Jl. HR Rasuna Said - Jakarta 12960
PT Jungleland Asia Gedung Menara Sudirman, 22
nd
Floor Lot D Jl. Jend. Sudirman Kav. 60
Kebayoran Baru – Jakarta 12190
PT Langgeng Sakti Persada Gedung Menara Sudirman, 22
nd
Floor Lot C Jl. Jend. Sudirman Kav. 60
Kebayoran Baru – Jakarta 12190
PT Sukses Pratama Gemilang Gedung Menara Sudirman, 22
nd
Floor Lot C Jl. Jend. Sudirman Kav. 60
Kebayoran Baru – Jakarta 12190
PT Bakrie Batavia Krisma Wisma Bakrie 2, 9
th
Floor Jl. HR Rasuna Said, Kav. B-2
Jakarta 12920 Tel. +62 21 5255067
Fax. +62 21 5256068
386
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Alamat Kantor
Pemasaran Unit Usaha
Kemitraan
Marketing Office of Business Units
Partnership
City Property
Proyek Rasuna Epicentrum RE PT Bakrie Swasakti Utama
a. Komplek Apartemen Taman Rasuna
Ground Floor, North Podium Jl. H.R. Rasuna Said
Jakarta 12960 Tel. +62 21 8305011
Fax. +62 21 8305012 b. Marketing Oice Epicentrum
Epiwalk - South Gate Komplek Epicentrum
Jl. H.R. Rasuna Said Jakarta Selatan 12940
Tel. +62 21 52906666 Fax. +62 21 52906888
www.rasunaepicentrum.com c.
PT Bakrie Pesona Rasuna – Plaza Festival
Jl. HR. Rasuna Said Kav. C-22 Jakarta 12960
Tel. +62 21 526-3212 Fax. +62 21 526-3144
Proyek Rusunami Sentra Timur Residence STR
PT Bakrie Pangripta Loka Jl. Sentra Primer Timur, Jakarta 13950
Tel. +62 21 48704999 Fax. +62 21 48703182
www.sentratimur.com
Landed Residential
Proyek Perumahan Bogor Nirwana Residence BNR
PT Graha Andrasentra Propertindo GAP Marketing Gallery Bogor Nirwana
Residence Jl. Bogor Nirwana Raya
Dreded - Pahlawan Bogor Selatan - Jawa Barat 16132
Tel. +62 251 8211290 Fax. +62 251 8211295
www.bnr.co.id
Proyek Perumahan Batam Nirwana Residence di Batam
PT Mutiara Permata Biru Komplek Nagoya Hill , Blok R 3 B 3
Nagoya, Batam Tel. +62 778 3553555, 7493939
Fax. +62 778 7493825 www.batamnirwana.com
Hotels Resorts
PT Bakrie Nirwana Semesta BNS Wisma Bakrie 2, 9th Floor
Jl. H.R. Rasuna Said, Kav. B-1 Jakarta 12920
Tel. +62 21 57942157 Fax. +62 21 57942159
1. Hotel Pullman Bali Legian Nirwana
Jl. Melasti No. 1Legian-Kuta, Bali 80361 Tel. +62 361 762500
Fax. +62 361 762400 2.
Krakatoa Nirwana Resort Jl. Trans Sumatera km. 40
Desa Merak Belatung Kalianda, Lampung Selatan 35551
Tel. +62 727 322888 Fax. +62 727 322323
www.krakatoa-nirwana.com 3. Hotel Pan Paciic Nirwana Bali Resort -
PT Bali Nirwana Resort Jl. Raya Tanah Lot Tabanan Bali 82171
Tel. +62 361 815900 Fax. +62 361 815901
387
BAKRIELAND • Annual Report 2012
Informasi bagi
Pemegang Saham
Information for Shareholders
Akuntan Publik Independent
Public Accountant
Kantor Akuntan Publik Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo Rekan
Cyber 2 Tower 21
st
Floor Unit F Jl. H.R. Rasuna Said Blok X-5
Jakarta 12950 Tel. +62 21 2553 9299
Fax. +62 21 2553 9298
Gedung Jaya 4
th
Floor Suite L04 Jl. M.H. Thamrin No. 12 Jakarta 10340
Tel. +62 21 3192 8000 Fax. +62 21 3192 8151
Website : www.crowehorwath.co.id
Biro Administrasi Efek Share Registrar
PT Sinartama Gunita Plaza BII Menara 1, 9
th
Floor Jl. MH Thamrin No. 51
Jakarta 10350 Tel. +62 21 3922332
Fax. +62 21 3923003 Website : www.sinartama.co.id
E-mail
: helpdesk1sinartama.co.id
Pemeringkat Rating Agency
PT Pemeringkat Efek Indonesia Peindo Panin Tower Senayan City, 17
th
Floor Jl. Asia Afrika lot 19
Jakarta 10270 Tel. +62 21 7278 2380
Fax. +62 21 7278 2370 Website : www.new.peindo.com
Saham Tercatat Stock Listing
PT Bursa Efek Indonesia Indonesia Stock Exchange Building,
Tower 1 6
th
loor Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53
Jakarta 12190 Tel. +62 21 515 0515
Fax. +62 21 515 0330 Website : www.idx.co.id
E-mail
: callcenteridx.co.id
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan
Annual General Meeting of Shareholders
Friday, 28 June 2013 The Bridge Function Room –
Hotel Aston Rasuna Komplek Apartemen Taman Rasuna
Jl. H.R. Rasuna Said, Kuningan Jakarta 12960
388
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Surat Pernyataan
Dewan Komisaris
Direksi
Statement from the Boards of
Commissioners and Directors
Dewan Komisaris
Board of Commissioners
Direksi
Board of Directors
Bambang Irawan Hendradi
Presiden Komisaris President Commissioner
Ambono Janurianto
Presiden Direktur President Director
Lukman Purnomosidi
Komisaris Independen Independent Commissioner
Azrul Azwar Ab Latif
Direktur Director
Kanaka Puradiredja
Komisaris Independen Independent Commissioner
Feb Sumandar
Direktur Director
Armansyah Yamin
Komisaris Commissioner
Supartono
Komisaris Commissioner
Amir Abdul Rachman
Komisaris Commissioner
Yang bertandatangan di bawah ini telah membaca dan memeriksa
dengan seksama serta menyetujui isi dari naskah Buku Laporan Tahunan
Perusahaan tahun 2012, yang didalamnya juga memuat Laporan
Keuangan Perusahaan untuk tahun buku 2012.
The undersigned have read and duly examined and approved the Annual
Report of the Company for the year 2012, which includes the Financial
Statements for the year 2012.
389
BAKRIELAND • Annual Report 2012
Surat Pernyataan
tentang Keaslian
Laporan Tahunan
2012
Statement of Authenticity 2012
Annual Report
Ambono Janurianto Presiden Direktur
President Director Atas nama Direksi PT Bakrieland
Development Tbk, saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan
bahwa Laporan Tahunan PT Bakrieland Development Tbk tahun 2012 ini
adalah dokumen asli, dan pernyataan ini merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Laporan Tahunan Perusahaan.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya.
Jakarta, 15 April 2013 On behalf of the Board of Directors of
PT Bakrieland Development Tbk, I, the undersigned, declare this 2012 Annual
Report of PT Bakrieland Development Tbk is the original document, and this
statement is a part of the Company’s Annual Report.
This statement was made with truth.
Jakarta, 15 April 2013
390
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Referensi Peraturan Bapepam-LK No. X.K.6
Tentang Bentuk dan Isi Laporan Tahunan Cross Reference of Bapepam-LK No. X.K.6
On Form and Content of The Annual Report
Materi Penjelasan Hal
Page Subject Explanation
a. Ketentuan Umum
1 Laporan tahunan wajib memuat: a. ikhtisar data keuangan penting;
b. laporan Dewan Komisaris; c. laporan Direksi;
d. proil perusahaan; e. analisis dan pembahasan manajemen;
f. tata kelola perusahaan; g. tanggung jawab sosial perusahaan;
h. laporan keuangan tahunan yang telah diaudit;
dan i. surat pernyataan tanggung jawab Dewan
Komisaris dan Direksi atas kebenaran isi laporan tahunan.
√
a. General Provisions
1 The Annual Report should contain: a. Summary of Key Financial Information;
b. report from the BOC; c. report from the BOD;
d. company proile; e. management analysis and discussion;
f. corporate governance; g. corporate social responsibilities;
h. audited inancial statements; and i. statement that the Board of Directors and the
Board of Commissioners are fully responsible for the accuracy of the Annual Report.
2 Laporan tahunan wajib disajikan dalam bahasa Indonesia. Dalam hal laporan tahunan juga
dibuat selain dalam bahasa Indonesia, baik dalam dokumen yang sama maupun terpisah,
maka laporan tahunan dimaksud harus memuat informasi yang sama. Dalam hal terdapat
perbedaan penafsiran akibat penerjemahan bahasa, maka yang digunakan sebagai acuan
adalah laporan tahunan dalam bahasa Indonesia. √
2 The Annual Report must be in the Indonesian language. If the Annual Report is also presented
in another language, either in the same or separate documents, the documents must be
available at the same time and contain the same material information. In cases where there is
any diferent interpretation due to the transfer of language, the inancial statement in the
Indonesian language shall become the reference. 3 Laporan tahunan wajib dibuat sedemikian rupa
sehingga mudah dibaca. Gambar, graik, tabel, dan diagram disajikan dengan mencantumkan
judul danatau keterangan yang jelas. √
3 The Annual Report should be prepared in a form that is easy to read. Images, charts, tables, and
diagrams are presented by mentioning the title and or clear description.
4 Laporan tahunan wajib dicetak pada kertas berwarna terang yang berkualitas baik,
berukuran A4, dijilid, dan dimungkinkan untuk direproduksi dengan fotokopi.
√ 4 The Annual Report must be printed on light
colored paper of high quality, in A4 size, bound, and in a format that permits reproduction by
photocopy.
b. Ikhtisar Data Keuangan Penting
1 Ikhtisar data keuangan penting disajikan dalam bentuk perbandingan selama 3 tiga tahun buku
atau sejak memulai usahanya jika perusahaan tersebut menjalankan kegiatan usahanya selama
kurang dari 3 tiga tahun, yang memuat paling kurang:
a pendapatan; b laba bruto;
c laba rugi; d jumlah laba rugi yang dapat diatribusikan
kepada pemilik entitas induk dan kepentingan non pengendali;
e total laba rugi komprehensif; f jumlah laba rugi komprehensif yang dapat
diatribusikan kepada pemilik entitas induk dan kepentingan non pengendali;
g laba rugi per saham; h jumlah aset;
i jumlah liabilitas; j jumlah ekuitas;
k rasio laba rugi terhadap jumlah aset; l rasio laba rugi terhadap ekuitas;
m rasio laba rugi terhadap pendapatan; n rasio lancar;
o rasio liabilitas terhadap ekuitas; p rasio liabilitas terhadap jumlah aset; dan
q informasi dan rasio keuangan lainnya yang
relevan dengan perusahaan dan jenis industrinya.
22-23
b. Summary of Key Financial Information
1 Summary of Key Financial Informationis presented in comparison with previous 3 three
iscal years or since commencement of business of the company, at least contain:
a. income; b. gross proit;
c. proit loss; d. total proit loss attributable to equity holders
of the parent entity and non controlling interest;
e. total comprehensive proit loss; f. total comprehensive proit loss attributable
to equity holders of the parent entity and non controlling interest;
g. earning loss per share; h. total assets;
i. total liabilities; j. total equities;
k. proit loss to total assets ratio; l. proit loss to equities ratio;
m. proit loss to income ratio; n. currentratio;
o. liabilitiesto equities ratio; p. liabilitiesto total assets ratio; and
q. otherinformation and inancial ratios relevant tothe company and type of industry.
391
BAKRIELAND • Annual Report 2012
Materi Penjelasan Hal
Page Subject Explanation
2 Laporan tahunan wajib memuat informasi mengenai saham yang diterbitkan untuk setiap
masa triwulan dalam 2 dua tahun buku terakhir jika ada, paling kurang meliputi:
a jumlah saham yang beredar; b kapitalisasi pasar;
c harga saham tertinggi, terendah, dan
penutupan; dan d volume perdagangan.
24-26 2 The Annual Report should contain information
with respect to shares issued for each three- month period in the last two 2 iscal years if
any, at least covering: a. number of outstanding shares;
b. market capitalization; c. highest share price, lowest share price,closing
share price; and d. share volume.
3 Dalam hal terjadi aksi korporasi, seperti pemecahan saham stock split, penggabungan
saham reverse stock, dividen saham, saham bonus, dan penurunan nilai nominal saham,
maka informasi harga saham sebagaimana dimaksud dalam angka 2, wajib ditambahkan
penjelasan antara lain mengenai: a tanggal pelaksanaan aksi korporasi;
b rasio stock split, reverse stock, dividen saham,
saham bonus, dan penurunan nilai saham; c jumlah saham beredar sebelum dan sesudah
aksi korporasi; dan d harga saham sebelum dan sesudah aksi
korporasi. 25
3 In the event of corporate actions, including stock split, reverse stock, dividend, bonus share, and
decrease in par value of shares, then the share price referred to in point 2, should be added
with explanation on:
a. date of corporate action; b. stock split ratio, reverse stock, dividend,
bonus shares, and reduce par value of shares; c. number of outstanding shares prior to and
after corporate action; and d. share price prior to and after corporate
action. 4 Dalam hal perdagangan saham perusahaan
dihentikan sementara suspension dalam tahun buku, maka laporan tahunan wajib memuat
penjelasan mengenai alasan penghentian sementara tersebut.
Tidak ada pengungkapan
Not disclosed
4 In the event that the company’s shares were suspended from trading during the year under
review, then the Annual Report should contain explanation on the reason for the suspension.
5 Dalam hal penghentian sementara sebagaimana dimaksud dalam angka 4 masih berlangsung
hingga tanggal penerbitan laporan tahunan, maka Emiten atau Perusahaan Publik wajib
menjelaskan pula tindakan-tindakan yang dilakukan perusahaan untuk menyelesaikan
masalah tersebut. Tidak ada
pengungkapan Not
disclosed 5 In the event that the suspension as referred
to in point 4 was still in efect until the date of the Annual Report, then the Issuer or the Public
Company should also explain the corporate actions taken by the company in resolving the
issue.
c. Laporan Dewan Komisaris
Laporan Dewan Komisaris paling kurang memuat hal-hal sebagai berikut:
1 penilaian terhadap kinerja Direksi mengenai pengelolaan perusahaan;
2 pandangan atas prospek usaha perusahaan yang disusun oleh Direksi; dan
3 perubahan komposisi anggota Dewan Komisaris dan alasan perubahannya jika ada.
34-39
c. The Board of Commissioners Report
The Board of Commissioners Reportshould at least contain the following items:
1 assessment on the performance of the Board of Directors in managing the company.
2 view on the prospects of the company’s business as established by the Board of Directors, and
3 changes in the composition of the Board of Commissioners if any.
d. Laporan Direksi
Laporan Direksi paling kurang memuat hal-hal sebagai berikut:
1 kinerja perusahaan, yang mencakup antara lain kebijakan strategis, perbandingan antara
hasil yang dicapai dengan yang ditargetkan, dan kendala-kendala yang dihadapi perusahaan;
2 gambaran tentang prospek usaha; 3 penerapan tata kelola perusahaan; dan
4 perubahan komposisi anggota Direksi dan alasan perubahannya jika ada.
42-55
d. The Board of Directors Report
The Board of Directors Report should at least containthe following items:
1 the company’s performance, i.e. strategic policies,comparison between achievement of
results and targets, and challenges faced by the company:
2 business prospects; 3 implementation of Good Corporate Governance
by the company; and 4 changes in the composition of the Board of
Directors if any.
e. Proil Perusahaan
Proil perusahaan paling kurang memuat hal-hal sebagai berikut:
e. Company Proile
The Company Proile should at least contain the following:
1 nama, alamat, nomor telepon, nomor faksimile, alamat surat eletronik e-mail, dan laman
website perusahaan danatau kantor cabang atau kantor perwakilan, yang memungkinkan
masyarakat dapat memperoleh informasi mengenai perusahaan;
Back Cover 384-389
1 name, address, telephone andor facsimile, email, website of the company andor branch
oices or representative oice, which enable public to access information about the company;
2 riwayat singkat perusahaan; 8-9
2 brief history of the company. 3 kegiatan usaha perusahaan menurut Anggaran
Dasar terakhir, serta jenis produk danatau jasa yang dihasilkan;
8-9 379-381
3 line of business according to the latest Articles of Association, and types of products andor
services produced.
392
BAKRIELAND • Laporan Tahunan 2012
Materi Penjelasan Hal
Page Subject Explanation
4 struktur organisasi perusahaan dalam bentuk bagan, paling kurang sampai dengan struktur
satu tingkat di bawah Direksi, disertai dengan nama dan jabatan;
383 4 structure of organization in chart form, at least
one level below the Board of Directors, with the names and titles;
5 visi dan misi perusahaan; 12-13
5 vision and mission of the company: 6 proil Dewan Komisaris, meliputi:
a nama; b riwayat jabatan, pengalaman kerja yang
dimiliki, dan dasar hukum penunjukkan pertama kali pada Emiten atau Perusahaan
Publik, sebagaimana dicantumkan dalam berita acara keputusan RUPS;
c riwayat pendidikan; d penjelasan singkat mengenai jenis pelatihan
dalam rangka meningkatkan kompetensi Dewan Komisaris yang telah diikuti dalam
tahun buku jika ada; dan e pengungkapan hubungan ailiasi dengan
anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris lainnya, serta pemegang saham
jika ada; 364-371
230-231 236
6 the Board of Commissioners proiles include: a. name;
b. history of position, working experience, and legal basis for irst appointment to the Issuer
or Public company, as stated in the minutes of GMS resolutions.
c. history of education; d. short description on the competency
enhancement training programs for members of the Board of Commissionersduring the
year under review if any; and e. disclosure of ailiation with other members
of the Board of Commissioners and Board of Directors, and shareholders if any;
7 proil Direksi, meliputi: a nama dan uraian singkat tentang tugas dan
fungsi yang dilaksanakan; b riwayat jabatan, pengalaman kerja yang dimiliki,
dan dasar hukum penunjukkan pertama kali pada Emiten atau Perusahaan Publik,
sebagaimana dicantumkan dalam berita acara keputusan RUPS;
c riwayat pendidikan; d penjelasan singkat mengenai jenis pelatihan
dalam rangka meningkatkan kompetensi Direksi yang telah diikuti dalam tahun buku jika ada;
dan e pengungkapan hubungan ailiasi dengan anggota
Direksi lainnya dan pemegang saham jika ada; 372-373
230-231 236
7 the Board of Directors proiles include: a. nameand short description of duties and
functions; b. history of position, working experience, and
legal basis for irst appointment to the Issuer or Public Company, as stated in the minutes of GMS
resolutions.;
c. history of education; d. short description on the competency
enhancement training programs for members of the Board of Commissioners during the year
under review if any; and e. disclosure of ailiation with other members
of the Board of Commissioners and Board of Directors, and shareholders if any;
8 dalam hal terdapat perubahan susunan Dewan Komisaris danatau Direksi yang terjadi setelah
tahun buku berakhir sampai dengan batas waktu penyampaian laporan tahunan sebagaimana
dimaksud dalam angka 1 huruf a, maka susunan yang dicantumkan dalam laporan tahunan adalah
susunan Dewan Komisaris danatau Direksi yang terakhir dan sebelumnya;
Tidak ada pengungkapan
Not disclosed
8 in the event that there were changes in the composition of the Board of Commissioners andor
the Board of Directors occurring between the period after year-end until the date the Annual Report
submitted as refer to in poin t 1 letter a, then the last and the previous composition of the Board of
Commissioners andor the Board of Directorsshall be stated in the Annual Report.
9 jumlah karyawan dan deskripsi pengembangan kompetensinya dalam tahun buku misalnya, aspek
pendidikan dan pelatihan karyawan yang telah dilakukan;
118-125 9 number of employees and description of
competence building during the year under review, for example education and training of employees.
10 uraian tentang nama pemegang saham dan persentase kepemilikannya pada akhir tahun buku
yang terdiri dari: a pemegang saham yang memiliki 5 lima
perseratus atau lebih saham Emiten atau Perusahaan Publik;
b Komisaris dan Direktur yang memiliki saham Emiten atau Perusahaan Publik; dan
c kelompok pemegang saham masyarakat, yaitu kelompok pemegang saham yang masing-masing
memiliki kurang dari 5 lima perseratus saham Emiten atau Perusahaan Publik;
24 10 information on names of shareholders and
ownership percentage at the end of the iscal year, including:
a. shareholders having 5 ive percent or more shares of Issuer or Public Company;
b. Commissioner sand Directors who own shares of the Issuers or Public Company; and
c. groups of public shareholders, or groups of shareholders, each with less than 5 ownership
shares of the Issuers or Public Company.
11 informasi mengenai pemegang saham utama dan pengendali Emiten atau Perusahaan Publik, baik
langsung maupun tidak langsung, sampai kepada pemilik individu, yang disajikan dalam bentuk skema
atau diagram; 24
11 information on major shareholders and controlling shareholders the Issuers of Public Company, directly
or indirectly, and also individual shareholder, presented in the form of scheme or diagram;