Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran di SD

f Pedoman bagi peserta didik yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran dan merupakan substansi kompetensi yang seharunya dipelajari atau dikuasainya. b Menurut strategi pembelajaran yang digunakan Berdasarkan strategi pembelajaran yang digunakan, fungsi bhan ajar dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu: dalam pembelajaran klasikal; individual; dan kelompok. 1 Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran klasikal a Sebagai satu-satunya informasi dan pengawas serta pengendali proses pembelajaran. Peserta didik pasif dan belajar sesuai dengan kecepatan pendidik dalam mengajar. b Sebagai bahan pendukung proses pembelajaran yang diselenggarakan. 2 Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran individual a Media utama dalam proses pembelajaran b Alat yang diguanakan untuk menyusun dan mengawasi proses peserta didik memperoleh informasi. c Penunjang media pembelajaran individual lainnya. 3 Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran kelompok a Bersifat sebagai bahan yang terintegrasi dengan proses belajar kelompok, dengan cara memberi informasi tentang latar belakang materi, informasi tentang peran orang yang terlibat dalam pembelajaran kelompok, seerta petunjuk tentang proses pembelajaran kelompoknya sendiri. b Sebagai bahan pendukung bahan ajar utama sertadan jika dirancang sedemikian rupa untuk dapat meningkatkan otivasi belajar siswa. 3 Tujuan Pembuatan Bahan Ajar Prastowo 2014: 141, mengemukakan empat tujuan bahan ajar yaitu sebagai berikut: a Menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dengan mempertimbangkan kebutuhan siswa, yakni bahan ajar yang sesuai dengan karateristik dan setting atau lingkungan sosial siswa. b Membantu siswa dalam memperoleh alternatif bahan ajar disamping buku-buku teks yang terkadang sulit diperoleh. c Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran. c. Penilaian Penilaian biasanya dimulai dengan kegiatan pengukuran. Dalam Kusaeri 2012:8, mengilustrasikan sebuah kegiatan tentang proses penilaian sebagai berikut, pengukuran sebuah meja dengan panjang 150 cm dan lebar 100 cm maka diperoleh luas meja 15000 cm². dari hasil pengukuran tersebut, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa meja tersebut sempit, sedang atau luas. Kita masih memerlukan informasi tambahan berupa “ Untuk siapa meja itu nanti dipergunakan?”. Dalam konteks yang demikian, secara tidak langsung kita sudah melakukan sebuah penilaian. 1 Pengertian penilaian Dengan demikian, Kusaeri 2012:8 mendefinisikan penilaian sebagai suatu prosedur sistematis yang mencakup kegiatan mengumpulkan, menganalisis, serta menginterpretasikan informasi yang dapat digunakan untuk membuat kesimpulan tentang karateristik seseorang atau objek. Secara khusus untuk dunia pendidikan, Gronlund Lin dalam Kusaeri 2012:8 mengemukakan penilaian sebagai suatu proses yang sitematis yang mencakup kegiatan mengumpulkan, menganalisis, serta menginterpretasikan informasi untuk menentukan seberapa jauh seorang siswa atau sekelompok siswa mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, baik aspek pengetahuan, sikap maupun keterampian. Bertolak dari pendapat Kusaeri 2012:8 dan Gronlund Lin dalam Kusaeri 2012:8, maka penilaian dapat disimpulkan sebagai suatu proses sistematis yang mencakup kegiatan mengumpulkan, menganalisis, dan menginterpretasi data atau informasi dari anak didik untuk mencari tahu sejauh mana anak didik mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, baik aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan. 2 Prinsip penilaian Depdiknas dalam Kusaeri 2012: 8-9, beberapa hal yang menjadi prinsip dalam penilaian, yakni sebagai berikut: a Proses penilaian merupakan bagian yang tak terpisahkan dari proses pembelajaran, bukan bagian terpisah dari proses pembelajaran a part of, not a part from instruction; b Penilaian harus mencerminkan masalah dunia nyata reel world problem , bukan dunia sekolah school work-kind of prombem; c Penilaian harus menggunakan berbagai ukuran, metode, dan kriteria yangsesuai dengan karateristik dan esensi pengalamanbelajar; dan d Penialain harus bersifat holistik yang mencakup semua aspek dari tujuan pembelajaran

B. Penelitian yang Relevan

1. Penelitian pertama merupakan penelitian pengembangan bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan membaca pada mata pelajaran bahasa indonesia yang dilakukan oleh Yohanna Prisca Apriyani 2013. Dalam skripsinya, Yohanna Prisca Apriyani meneliti “Bahan Ajar yang Terintegrasi dengan Pendidikan Karakter untuk Keterampilan Membaca pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas IV Semester Gasal ”. Produk yang dihasilkan berupa bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan membaca pada mata pelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas IV Semester Gasal. Pruduk bahan ajar yang dibuat dalam penelitian ini telah dinilai oleh pakar pendidikan karakter, pakar pembelajaran bahasa Indonesia, dan guru untuk mengetahui kualitas produk pengembangan. Hasil penelitian tersebut kemudian dijadikan dasar untuk merevisi produk. Produk yang sudah direvisi kemudian diujicobakan kepada siswa kelas IV SD N Pakem 4 Yogyakarta. Prosedur penelitian dan pengembangan yang digunakan adalah hasil modifikasi dari model pengembangan Borg and Gall dan model pengembangan Kemp yang meliputi tujuh langkah pengembangan yaitu tahap 1 potensi danmasalah, 2 pengumpulan data, 3 desain produk, 4 validasi, 5 revisi desain, 6 uji coba desain, 7 revisi desain, sampai menghasilkan desain produk final bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan membaca pada mata pelajaran bahasa Indonesia pada kelas IV semester gasal. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pertanyaan wawancara dan kuesioner. Hasil validasi yang diperoleh dari pakar pembelajaran bahasa Indonesia terhadap produk bahan ajar diperoleh skor 4,46 dengan kate gori “sangat baik”. Pakar pendidikan karakter memberikan skor 4,03 dengan kategori “baik”. Guru memberikan skor ratarata 4,23 terhadap produk bahan ajar dengan kategori “sangat baik”. Berdasarkan validasi lapangan diperoleh skor rata-rata 4,62 dengan kateg ori “sangat baik”. 2. Penelitian kedua oleh Rama Ardani 2014 yang berjudul “Pengembangan Bahan Ajar Mengacu Kurikulum 2013 Subtema Aku dan Cita- citaku Untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar”. Produk yang dihasilkan adalah bahan ajar yang mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar. Produk bahan ajar yang dibuat dalam penelitian ini telah dinilai oleh pakar kurikulum 2013, dua guru Kelas IV SD, dan sepuluh siswa kelas IV SDN Puren Yogyakarta. Prosedur penelitian pengembangan yang digunakan adalah hasil modifikasi dari model pengembangan Borg and Gall dan model pengembangan Kemp yang meliputi delapan langkah pengembangan yaitu tahap 1 potensi danmasalah, 2 pengumpulan data, 3 desain produk prototype, 4 validasi ahli, 5 revisi desain, 6 uji coba desain, 7 validasi siswa, 8 revisi desain, sampai menghasilkan desain produk final bahan ajar yang mengacu Kurikulum 2013. Hasil validasi yang diperoleh dari pakar kurikulum 2013 terhadap bahan ajar diperoleh skor 3,78 dengan kategori “baik”. Dua guru kelas IV SD memberikan skor 3,76 dan 3,73 dengan kategori “baik”. Validasi lapangan oleh sepuluh siswa kelas IV SDN Puren Yogyakarta memberikan skor 4,00 dengan kategori “baik”. Dari keseluruhan hasil validasi tersebut doperoleh rerata skor 3,82 dan termasuk dalam kategori “baik”. Perpedaan penelitian yang peneliti lakukan dengan dengan penelitian yang dilakukan oleh Yohanna Prisca Apriyani 2013 adalah pada bagian penilaian produk dan langkah-langkah penelitian. Pada bagian penilaian bahan ajar yang dilakukan oleh Prisca Apriyani 2013, dinilai oleh pakar pendidikan karakter, pakar pendidikan karakter, dan guru SD kelas IV. Sedangkan pada penelitian ini, produk perangkat pembelajran dinilai oleh pakar kurikulum SD 2013 dan dua guru SD kelas I yang sudah melaksanakan kurikulum SD 2013. Pada bagian langkah-langkah penelitian, penelitian yang dilalkukan oleh Yohanna Prisca Apriyani 2013 memodifikasi model penelitian Gall dan model pengembangan Kemp yang meliputi tujuh langkah pengembangan yaitu tahap 1 potensi danmasalah, 2 pengumpulan data, 3 desain produk, 4 validasi, 5 revisi desain, 6 uji coba desain, 7 revisi desain. Sedangkan pada penelitian ini, peneliti hanya melakukan penelitian sampai pada langkah 5 revisi desain. Sedangkan persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Yohanna Prisca Apriyani 2013 adalah kedua memiliki keterkaitan pada sisi pendidikan karakter. Perpedaan penelitian yang peneliti lakukan dengan dengan penelitian yang dilakukan Rama Ardani 2014 adalah pada bagian perangkat pembelajaran yang dikembangkan, kelas yang dilakukan penelitian, dan langkah-langkah penelitian. Pada bagian perangkat pembelajaran yang dikembangkan oleh Rama Ardani 2014, hanya mengembangkan bahan ajar. sedangkan dalam penelitian ini, perangkat pembelajaran yang dikembangkan adalah pemetaan KI dan KD, Silabus, RPPTH, Penilaian, dan bahan ajar. Pada bagian langkah-langkah penelitan, penelitian yang dilalkukan oleh Rama Ardani 2014 memodifikasi model penelitian Gall dan model pengembangan Kemp yang meliputi tujuh langkah pengembangan yaitu tahap 1 potensi danmasalah, 2 pengumpulan data, 3 desain produk prototype, 4 validasi ahli, 5 revisi desain, 6 uji coba desain, 7 validasi siswa, 8 revisi desain, Sedangkan pada penelitian ini, peneliti hanya melakukan penelitian sampai pada langkah 5 revisi desain. Sedangkan persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Rama Ardani 2014 adalah melakukan penelitian yang mengacu Kurikulum SD 2013.

C. Kerangka Pikir

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Bedasarkan pengertian tersebut, dapat di simpulkan bahwa kurikulum memiliki dua peran atau dimensi besar yakni pengaturan tentang tujuan, isi, dan bahan pembelajaran, sedangkan peran yang kedua ialah pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran. Kedua dimensi tersebut merupakan kriteria utama dibentuknya sebuah kurikulum. Kurikulum 2013 sebagai kurikulum baru, telah memenuhi kedua dimensi tersebut. Dalam pengembangan Kurikulum 2013, kompetensi yang dikembangankan meliputi kompetensi sikap sosial dan spiritual, pengetahun, dan keterampilan secara tematik terpadu. Pembelajaran Tematik Terpadu dilaksanakan berdasarkan konsep keterpaduan atau keterkaitan. Dimana tema digunakan untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran dalam satu pertemuan. Hal ini dimaksudkan agar siswa dapat memiliki pengalaman nyata dan bermakna. Selain itu, melalui