b. Konsep Dasar Kurikulum 2013
Pemerintah melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun
2013 mengimplementasikan
kurikulum baru
sebagai penyempurnaan kurikulum sebelumnya KTSP yang diberi nama
kurikulum 2013. Latar belakang lahirnya kurikulum 2013 menurut Kunandar 2014:21 adalah sebagai berikut.
1 Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
RPJMN tahun 2010 – 2014, diamanatkan penerapan metodologi
pendidikan yang tidak lagi berupa pengajaran demi kelulusan ujian teaching to the test, tetapi pendidikan menyeluruh yang
memerhatikan kemampuan sosial, watak, budi pekerti, kecintaan terhadap budaya bahasa Indonesia melalui penyesuaian sistem
Ujian Akhir Nasional UAN pada 2011 dan penyempurnaan kurikulum SD dan menengah sebelum tahun 2011 yang diterapkan
25 sekolah pada 2012 dan 100 pada 2014. 2
Ada beberapa hal yang perlu dilakukan penyempurnaan dalam kurikulum sebelumnya KTSP, yakni a konten kurikulum masih
terlalu padat yang ditunjukkan dengan banyaknya mata pelajaran dan banyak materi yang keluasan dan tingkat kesukarannya
melampaui tingkat perkembangan usia anak, b kurikulum belum sepenuhnya berbasis kompetensi sesuai dengan tuntutan fungsi dan
tujuan pendidikan nasional, c kompetensi belum menggambarkan secara holistik domain sikap, keterampilan, dan pengetahuan, d
kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan perkembangan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kebutuhan belum terakomodasi secara eksplisit di dalam kurikulum, 5 kurikulum belum peka dan tanggap terhadap
perubahan sosial yang terjadi pada tingkat lokal, nasional, maupun global, 6 standar proses pembelajaran belum menggambarkan
urutan pembelajaran yang rinci sehingga membuka peluang penafsiran yang beraneka ragam dan berujung pada pembelajaran
yang berpusat pada guru, 7 standar penilaian belum mengarah pada penilaian berbasis kompetensi proses dan hasil dan belum
tegas menuntut adanya remidiasi secara berkala. PERMENDIKBUD No.67 Tahun 2013 tentang kurikulum SD,
menegaskan bahwa rasional pengembangan Kurikulum mencakup beberapa faktor, antara lain.
1 Tantangan Internal
Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi pendidikan dikaitkan dengan tuntutan pendidikan yang mengacu
kepada 8 delapan Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar
pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian
pendidikan. Tantangan
internal lainnya
terkait dengan
perkembangan penduduk Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia produktif. Saat ini jumlah penduduk Indonesia usia
produktif 15-64 tahun lebih banyak dari usia tidak produktif PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
anak-anak berusia 0-14 tahun dan orang tua berusia 65 tahun ke atas.
Jumlah penduduk usia produktif ini akan mencapai puncaknya pada tahun 2020-2035 pada saat angkanya mencapai 70. Oleh
sebab itu tantangan besar yang dihadapi adalah bagaimana mengupayakan agar sumber daya manusia usia produktif yang
melimpah ini dapat ditransformasikan menjadi sumber daya manusia yang memiliki kompetensi dan keterampilan melalui
pendidikan agar tidak menjadi beban. 2
Tantangan Eksternal Tantangan eksternal antara lain terkait dengan arus globalisasi
dan berbagai isu yang terkait dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan informasi, kebangkitan industri kreatif dan
budaya, dan perkembangan pendidikan di tingkat internasional. Arus globalisasi akan menggeser pola hidup masyarakat dari
agraris dan perniagaan tradisional menjadi masyarakat industri dan perdagangan modern seperti dapat terlihat di World Trade
Organization WTO, Association of Southeast Asian Nations ASEAN Community, Asia-Pacific Economic Cooperation
APEC, dan ASEAN Free Trade Area AFTA. Tantangan eksternal juga terkait dengan pergeseran kekuatan
ekonomi dunia, pengaruh dan imbas teknosains serta mutu, investasi, dan transformasi bidang pendidikan. Keikutsertaan
Indonesia di dalam studi International Trends in International PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI