PUTUSAN PERKARA NO. 04KPPU-L2006 DISTRIBUSI MOTOR YAMAHA

43 KATALOG PUTUSAN KPPU ~ Periode 2000 – September 2009 dealer motor Yamaha untuk tidak menjual, memasok, mempromosikan, dan memajang display motor Yamaha di toko milik mixed channel. Di dalam surat tersebut dimuat pemberlakuan denda sebanyak Rp 5.000.000,00 lima juta rupiah per unit motor Yamaha yang terbukti dijual, dipromosikan serta dipajang display di toko milik mixed channel serta akan dikenakan sanksi pemutusan hubungan kerja sama keagenan. Pada tanggal 22 Juni 2005, Suraco menerbitkan surat Nomor 138SJAMVI2005 yang isinya mencabut surat Nomor 114SJAMV2005. Kemudian pada tanggal 6 Juli 2005, Suraco menerbitkan surat keterangan yang pada pokoknya menyatakan sub dealer diperbolehkan menjual motor Yamaha ke mixed channel. Para channel juga diperbolehkan memajang display dan mempromosikan motor Yamaha di tokonya. Akan tetapi meskipun Surat Nomor 114SJAMV2005 sudah dicabut, ternyata larangan penjualan motor Yamaha dari sub dealer ke mixed channel masih terjadi pada sub dealer Sinar Baru dan Sinar Alam. Tindakan pelarangan menjual dan memajang motor Yamaha yang dilakukan oleh Suraco, Sinar Baru, dan Sinar Alam menghambat kelangsungan usaha mixed channel yang tergolong usaha kecil dan menengah. Berdasarkan fakta-fakta yang ditemukan dari hasil pemeriksaan, pada hari Selasa tanggal 31 Oktober 2006 KPPU memutuskan perkara tersebut yang dibacakan di persidangan terbuka pada hari Rabu tanggal 1 November 2006 sebagai berikut: 1. Menyatakan Terlapor I: PT. Suracojaya Abadi Motor, Terlapor II: UD. Sinar Baru, dan Terlapor III: Toko Sinar Alam Pratama, tidak terbukti melanggar Pasal 15 ayat 1 Undang-Undang No. 51999. 2. Menyatakan Terlapor I: PT. Suracojaya Abadi Motor terbukti secara sah dan meyakinkan melanggar Pasal 19 huruf d Undang-Undang No. 51999. 3. Menyatakan Terlapor II: UD. Sinar Baru dan Terlapor III: Toko Sinar Alam Pratama, tidak terbukti melanggar Pasal 19 huruf d Undang-Undang No. 51999. 4. Memerintahkan Terlapor I: PT. Suracojaya Abadi Motor untuk memberikan kesempatan kepada mixed channel membeli motor Yamaha tanpa buka faktur sebagaimana yang diberlakukan kepada channel murni. 5. Menghukum Terlapor I: PT. Suracojaya Abadi Motor membayar denda sebesar Rp1.000.000.000,00 satu milyar rupiah selambat-lambatnya dalam waktu 30 hari kerja terhitung sejak Putusan ini mempunyai kekuatan hukum tetap, apabila Terlapor I: PT. Suracojaya Abadi Motor tidak melaksanakan butir 4 amar Putusan; Denda tersebut disetorkan ke Kas Negara sebagai setoran penerimaan negara bukan pajak Departemen Keuangan Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara KPPN Jakarta I yang beralamat di Jl. Ir. H. Juanda No. 19, Jakarta Pusat melalui Bank Pemerintah dengan kode penerimaan 1212.

2.46 PUTUSAN PERKARA NO. 05KPPU-L2006 DISTRIBUSI GULA PASIR

Komisi Pengawas Persaingan Usaha KPPU telah selesai melakukan pemeriksaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan telah menetapkan putusan terhadap perkara No. 05KPPU-L2006 yaitu dugaan pelanggaran UU No. 51999 berkaitan dengan kegiatan distribusi gula pasir milik PT Perkebunan 44 Nusantara XI PTPN XI, yaitu bahwa PTPN XI hanya memberikan fasilitas kemudahan kepada beberapa perusahaan mitra atau investor sehingga pemasaran gula di Jawa Timur hanya dilakukan oleh beberapa perusahaan saja, dan PTPN XI melakukan tindakan diskriminatif dalam penunjukan investor. Pihak Terlapor dalam perkara ini adalah PTPN XI, PT Agro Tani Nusantara, PT Agro Makmur Nusantara, PT Arta Agung Sentosa, PT Arta Guna Sentosa, PT Arta Kencana Agung, CV Haris, PT Kedung Agung, CV Kencana Makmur, PT Gemilang Citra Utama, CV Sumber Makmur, dan PT Gemanusa Makmur Santoso. Sebelum memutuskan, Majelis Komisi mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut: A. Mengenai Tata Niaga Gula 1. Program dana talangan tidak berjalan efektif sesuai latar belakang dan tujuannya karena sepenuhnya mengandalkan dana swasta yang menjadi investor, padahal pihak swasta tidak mungkin dibebani misi sosial yang seharusnya menjadi tanggung jawab pemerintah. 2. Keterlibatan pelaku usaha swasta menjadi investor dalam program dana talangan pada prakteknya sangat berpotensi mengakibatkan penguasaan pembelian dan penentuan harga gula. 3. Berkaitan dengan kelemahan tersebut, Majelis Komisi merekomendasikan kepada Komisi untuk memberikan saran dan pertimbangan kepada pemerintah agar program dana talangan tersebut sepenuhnya dilakukan oleh pemerintah. B. Mengenai sistem atau prosedur lelang di PTPN XI 1. PTPN XI tidak melakukan evaluasi secara berkala berkaitan dengan aktifitas dan domisili terakhir rekanannya sebagaimana ditemukan dalam proses pemeriksaan bahwa beberapa rekanan PTPN XI telah tidak aktif di bidang perdagangan gula dan telah berpindah domisili. 2. PTPN XI tidak pernah membuat batasan dalam persyaratan peserta lelang gula sehingga satu pelaku usaha dapat menggunakan beberapa perusahaan yang dimilikinya untuk mengikuti lelang yang sama. Hal tersebut sangat berpotensi mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan persekongkolan dalam lelang gula. 3. Berkaitan dengan kelemahan tersebut, Majelis Komisi merekomendasikan kepada Komisi untuk melakukan monitoring terhadap pelaksanaan lelang gula yang tidak hanya terbatas di PTPN XI. Berdasarkan fakta-fakta yang ada, Majelis Komisi memutuskan pada tanggal 27 Desember 2006 bahwa PTPN XI, PT Agro Tani Nusantara, PT Agro Makmur Nusantara, PT Arta Agung Sentosa, PT Arta Guna Sentosa, PT Arta Kencana Agung, CV Haris, PT Kedung Agung, CV Kencana Makmur, PT Gemilang Citra Utama, CV Sumber Makmur dan PT Gemanusa Makmur Santoso tidak terbukti secara sah dan meyakinkan melanggar Pasal 19 huruf a dan huruf d UU No. 51999.