20 persyaratan PKS atas pembukaan akses SLI dan atau jasa telepon internasional lain selain
produk Terlapor di wartel b membuka akses SLI dan atau jasa telepon internasional lain selain produk Terlapor di warung Telkom.
2.20 PUTUSAN PERKARA NO. 03KPPU-L2004 PENGADAAN HOLOGRAM PITA CUKAI
Perkara ini terkait dengan dugaan pelanggaran UU No. 51999 terkait dengan pengadaan hologram pita cukai yang dilakukan oleh Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia Perum Peruri
dan PT Pura Nusapersada. Dalam perkara ini, Perum Peruri ditetapkan sebagai Terlapor I dan PT. Pura Nusapersada sebagai Terlapor II.
Berdasarkan bukti-bukti yang telah dihasilkan dari pemeriksaan dan penyelidikan atas perkara ini, Majelis Komisi membacakan putusan pada tanggal 11 Agustus 2004 sebagai berikut:
1. Menyatakan bahwa Terlapor I dan Terlapor II terbukti secara sah dan meyakinkan melanggar
Pasal 17 ayat 1 dan ayat 2 huruf b Undang-Undang No. 51999. 2.
Menyatakan bahwa Terlapor I dan Terlapor II tidak terbukti secara sah dan meyakinkan melanggar Pasal 25 ayat 1 huruf c Undang-Undang No. 51999.
3. Memerintahkan kepada Terlapor I dan Terlapor II untuk menghentikan kegiatan yang
mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat dalam pengadaan hologram pada pita cukai dengan cara membatalkan Perjanjian Nomor SP-
302V1995 tentang Pengadaan Hologram untuk Cetakan Pita Cukai tahun 1995 204 DMV95 dengan memperhatikan kelangsungan penerimaan negara dari cukai rokok untuk
penerimaan negara pada APBN 2004.
4. Memerintahkan kepada Terlapor I untuk membuka pasar pengadaan hologram pada pita cukai
dengan memberikan kesempatan yang sama kepada setiap pelaku usaha untuk turut serta dalam pengadaan hologram pada pita cukai melalui tender yang terbuka dan transparan,
selambat-lambatnya untuk pengadaan hologram pada pita cukai tahun anggaran 2005.
2.21 PUTUSAN PERKARA NO. 05KPPU-L2004 TENDER jASA PENGAMANAN
Perkara ini diawali dari laporan ke KPPU yang menyatakan bahwa terdapat dugaan terjadi persekongkolan antara PT. Thames Pam Jaya TPJ dengan PT. Interteknis Surya Terang IST dalam tender security services
yang diselenggarakan oleh TPJ. Atas laporan tersebut, KPPU menindaklanjutinya dengan membentuk Tim Pemeriksa untuk melakukan pemeriksaan. Dalam perkara ini, PT. Thames Pam Jaya TPJ ditetapkan
sebagai Terlapor I dan PT. Interteknis Surya Terang IST ditetapkan sebagai Terlapor II.
Berdasarkan temuan-temuan selama pemeriksaan perkara, Majelis Komisi menilai bahwa tidak ada keseriusan dari TPJ untuk menyelenggarakan tender security service tersebut. TPJ dan IST telah melakukan
persekongkolan untuk memenangkan IST dalam tender ini. Akhirnya, berdasarkan bukti-bukti yang telah dihasilkan dari pemeriksaan dan penyelidikan atas perkara ini, Majelis Komisi memutuskan:
1. TPJ dan IST terbukti melanggar Pasal 22 UU No. 51999.
21
KATALOG PUTUSAN KPPU ~ Periode 2000 – September 2009
2. Atas pelanggaran ini, Majelis Komisi menjatuhkan sanksi kepada TPJ berupa pengenaan
denda sebesar Rp1.000.000.000,00 satu milyar rupiah dan perintah untuk segera menyelenggarakan tender untuk memilih rekanan penyedia jasa pengamanan yang baru
dalam waktu 45 hari kalender.
3. Sedangkan untuk IST, sanksi yang dijatuhkan berupa perintah untuk menghentikan kegiatan
penyediaan jasa pengamanan di TPJ. Namun demikian, mengingat kepentingan umum, maka IST tetap diperintahkan untuk menjaga fasilitas TPJ sampai ditunjuk penyedia jasa
pengamanan yang baru. Disamping itu, IST juga dikenakan sanksi berupa larangan untuk mengikuti tender di TPJ dalam waktu 2 tahun.
Putusan tersebut dibacakan dalam Sidang Majelis Komisi yang dinyatakan terbuka untuk umum pada hari Senin tanggal 13 Desember 2004 di Gedung KPPU Jl. Ir. H. Juanda no. 36 Jakarta Pusat.
TAHUN 2005
2.22 PUTUSAN PERKARA NO. 06KPPU-L2004 POSISI DOMINAN PRODUK BATERAI
ABC
Perkara ini diawali dari laporan ke KPPU yang menyatakan bahwa terdapat dugaan terjadi perilaku anti persaingan dalam program promosi ABC, yang bertitel “Program Geser Kompetitor” PGK selama
periode Maret–Juni 2004. Dengan adanya PGK, beberapa toko-toko grosir semi grosir di pasar tradisonil di wilayah Jawa dan Bali diikat oleh ABC dengan pemberian potongan harga sebesar 2 jika bersedia
memajang produk baterai ABC dan 2 lagi jika bersedia untuk tidak menjual baterai Panasonic. Potongan harga diberikan selama periode berlangsungnya PGK.
Hal lain yang terjadi dalam perkara ini adalah selama pemeriksaan perkara ini berlangsung terdapat upaya dari penasehat hukum ABC untuk mempengaruhi putusan yang akan diberlakukan oleh Majelis
Komisi. Berdasarkan analisis terhadap fakta-fakta di atas, pada tanggal 2 Maret 2005 Majelis Komisi memutuskan bahwa:
1. ABC terbukti secara sah dan meyakinkan melanggar Pasal 15 ayat 3 huruf b, Pasal 19 huruf
a, dan Pasal 25 ayat 1 huruf a jo. ayat 2 huruf a. 2.
Berkenaan dengan pelanggaran tersebut, Majelis Komisi membatalkan Perjanjian Geser Kompetitor yang dibuat oleh ABC dengan toko grosir dan semi grosir dan memerintahkan
ABC untuk menghentikan dan tidak mengulang kembali kegiatan promosi berupa Program Geser Kompetitor atau bentuk lain yang sejenis.