PUTUSAN PERKARA NO. 03KPPU-I2002 TENDER PENjUALAN SAHAM PT.
0 9
KATALOG PUTUSAN KPPU ~ Periode 2000 – September 2009
2. PT. Trimegah Securities Terlapor II
3. PT. Cipta Sarana Duta Perkasa Terlapor III
4. Pranata Hajadi Terlapor IV
5. Jimmy Masrin Terlapor V
6. PT. Multi Megah Internasional Terlapor VI
7. Parallax Capital Management Terlapor VII
8. PT. Bhakti Asset Management Terlapor VIII
9. PT. Alpha Sekuritas Indonesia Terlapor IX
10. PT. Deloitte Touche FAS Terlapor X
Berdasarkan bukti-bukti yang ada, pada 27 Mei 2002 Majelis Komisi mengambil keputusan yang intinya adalah sebagai berikut:
a. Menyatakan PT. Holdiko Perkasa Terlapor I dan PT. Deloitte Touche FAS Tertapor X,
secara sah dan meyakinkan telah melanggar pasal 22 Undang-Undang No. 51999 karena melakukan tindakan persekongkolan yang menimbulkan persaingan usaha tidak sehat
dengan pelaku usaha peserta tender, yaitu PT. Cipta Sarana Duta Perkasa Terlapor III, PT Bhakti Asset Management Terlapor VIII dan PT. Alpha Sekuritas Indonesia Terlapor IX,
yang secara terang-terangan dan atau diam-diam tidak menolak keikutsertaan ketiga peserta tender tersebut dalam tender penjualan saham dan convertible bonds PT Indomobil
Sukses International walaupun mengetahui ketiga peserta tender tersebut tidak memenuhi persyaratan dan atau melanggar prosedur sebagaimana ditentukan dalam Procedures for The
Submission of Bid.
b. Menyatakan PT. Trimegah Securities Terlapor II, PT. Cipta Sarana Duta Perkasa Terlapor
III, Pranata Hajadi Terlapor IV, Jimmy Masrin Terlapor V, PT. Bhakti Asset Management Terlapor VIII dan PT. Alpha Sekuritas Indonesia Terlapor IX secara bersama-sama dengan
sah dan meyakinkan melanggar pasal 22 UU No. 51999 karena melakukan tindakan persekongkolan di antara mereka yang menimbulkan persaingan usaha tidak sehat berupa
tindakan saling menyesuaikan dan atau membandingkan dokumen tender dan atau menciptakan persaingan semu dan atau memfasilitasi suatu tindakan untuk memenangkan
PT. Cipta Sarana Duta Perkasa dalam tender penjualan saham dan convertible bonds PT. Indomobil Sukses International.
c. Menyatakan PT. Multi Megah Internasional Terlapor VI dan Parallax Capital Management
Terlapor VII kedua-duanya tidak terbukti secara sah dan meyakinkan melanggar pasal 22 Undang-Undang No. 51999.
d. Melarang PT. Trimegah Securities Terlapor II, PT. Cipta Sarana Duta Perkasa Terlapor III, dan
PT. Deloitte Touche FAS Terlapor X untuk mengikuti transaksi baru dalam bentuk apapun di lingkungan dan atau dengan Badan Penyehatan Perbankan Nasional BPPN dan atau
dengan pihak lain yang ditunjuk oleh atau atas kuasa BPPN berkaitan dengan pelaksanaan tugas-tugas BPPN baik dalam penyehatan perbankan, penyelesaian aset bank, maupun
dalam pengembalian uang negara dalam jangka waktu dua tahun terhitung sejak tanggal
10 dibacakannya putusan ini dengan denda atas pelangaran sebesar 30 dari nilai setiap
transaksi. e.
Menghukum PT. Trimegah Securities Terlapor II untuk membayar denda sebesar Rp 10.500.000.000,00 sepuluh miliar lima ratus juta rupiah dan disetorkan ke kas negara
sebagai setoran penerimaan negara bukan pajak Departemen Keuangan Dirjen Anggaran Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara KPKN Jakarta I yang beralamat di Jalan Ir. H. Juanda
No. 19 Jakarta melalui Bank Pemerintah dengan kode penerimaan 1212 dan harus dibayar lunas paling lambat dalam waktu 45 hari kerja terhitung sejak tanggal dibacakannya putusan
ini dengan denda keterlambatan 0,17 dari nilai denda yang dikenakan Rp 10.500.000.000 untuk setiap hari keterlambatan tidak melaksanakan putusan ini.
f. Menghukum Pranata Hajadi Terlapor IV dan Jimmy Masrin Terlapor V secara bersama-
sama untuk membayar denda sebesar Rp 10.500.000.000,- sepuluh miliar lima ratus juta rupiah dan disetorkan ke kas negara sebagai setoran penerimaan negara bukan pajak
Departemen Keuangan Dirjen Anggaran Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara KPKN Jakarta I yang beralamat Jalan Ir. H. Juanda No. 19 Jakarta melalui Bank Pemerin.tah dengan
kode penerimaan 1212 dan harus dibayar lunas paling lambat dalam waktu 45 hari kerja terhitung sejak tanggal dibacakannya putusan ini dengan denda keterlambatan 0,17 dari
nilai denda yang dikenakan Rp 10.500.000.000,- untuk setiap hari keterlambatan tidak melaksanakan putusan ini.
g. Menghukum PT. Cipta Sarana Duta Perkasa Terlapor III untuk membayar denda kepada
negara sebesar Rp 5.000.000.000,- lima miliar rupiah dan disetorkan ke kas negara sebagai setoran penerimaan negara bukan pajak Departemen Keuangan Dirjen Anggaran Kantor
Perbendaharaan dan Kas Negara KPKN Jakarta I yang beralamat Jalan Ir. H. Juanda No. 19 Jakarta melalui Bank Pemerintah dengan kode penerimaan 1212 dan harus dibayar lunas
paling lambat dalam waktu 45 hari kerja terhitung sejak dibacakannya putusan ini dengan denda keterlambatan 0,17 dari nilai denda yang dikenakan Rp 5.000.000.000,- untuk
setiap hari keterlambatan tidak melaksanakan putusan ini.
h. Menghukum PT. Holdiko Perkasa Terlapor I, untuk membayar denda sebesar Rp
5.000.000.000,- lima miliar rupiah dan disetorkan ke kas negara sebagai setoran penerimaan negara bukan pajak Departemen Keuangan Dirjen Anggaran Kantor Perbendaharaan dan
Kas Negara KPKN Jakarta I yang beralamat Jalan Ir. H. Juanda No. 19 Jakarta melalui Bank Pemerintah dengan kode penerimaan 1212 dan harus dibayar lunas paling lambat dalam
waktu 45 hari kerja terhitung sejak dibacakannya putusan ini dengan denda keterlambatan 0,17 dari nilai denda yang dikenakan Rp 5.000.000.000,- untuk setiap hari keterlambatan
tidak melaksanakan putusan ini.
i. Menghukum PT. Deloitte Touche FAS Terlapor X untuk membayar denda sebesar Rp
l0.000.000.000,- sepuluh miliar rupiah dan disetorkan ke kas negara sebagai setoran penerimaan negara bukan pajak Departemen Keuangan Dirjen Anggaran Kantor
Perbendaharaan dan Kas Negara KPKN Jakarta I yang beralamat Jalan Ir. H. Juanda No. 19 Jakarta melalui Bank Pemerintah dengan kode penerimaan 1212 dan harus dibayar lunas
paling lambat dalam waktu 45 hari kerja terhitung sejak tanggal dibacakannya putusan ini
11
KATALOG PUTUSAN KPPU ~ Periode 2000 – September 2009
dengan denda keterlambatan 0,17 dari nilai denda yang dikenakan Rp l0.000.000.000,00 untuk setiap hari keterlambatan tidak melaksanakan putusan ini.
j. Menghukum PT. Alpha Sekuritas Indonesia Terlapor IX untuk membayar denda sebesar
Rp l.500.000.000,- satu miliar lima ratus juta rupiah dan disetorkan ke kas negara sebagai setoran penerimaan negara bukan pajak Departemen Keuangan Dirjen Anggaran Kantor
Perbendaharaan dan Kas Negara KPKN Jakarta I yang beralamat Jalan Ir. H. Juanda No. 19 Jakarta melalui Bank Pemerintah,dengan kode penerimaan 1212 dan harus dibayar lunas
paling lambat dalam waktu 45 hari kerja terhitung sejak tanggal dibacakannya putusan ini dengan denda keterlambatan 0,17 dari nilai denda yang dikenakan Rp l.500.000.000,-
untuk setiap hari keterlambatan tidak melaksanakan putusan ini.
k. Menghukum PT. Bhakti Asset Management Terlapor VIII untuk membayar denda
sebesar Rp l.000.000.000,00 satu miliar rupiah dan disetorkan ke kas negara sebagai setoran penerimaan negara bukan pajak Departemen Keuangan Dirjen Anggaran Kantor
Perbendaharaan dan Kas Negara KPKN Jakarta I yang beralamat di Jalan Ir. H. Juanda No. 19 Jakarta melalui Bank Pemerintah dengan kode penerimaan 1212 dan harus dibayar lunas
paling lambat dalam waktu 45 hari kerja, terhitung sejak tanggal dibacakannya putusan ini dengan denda keterlambatan 0,17 dari nilai denda yang dikenakan Rp l.000.000.000,-
untuk setiap hari keterlambatan tidak melaksanakan putusan ini.
l. Menghukum PT. Cipta Sarana Duta Perkasa Terlapor III untuk membayar ganti rugi kepada
negara sebesar Rp 228.000.000.000,- dua ratus dua puluh delapan miliar rupiah dan disetorkan ke kas negara sebagai setoran penerimaan negara bukan pajak Departemen
Keuangan Dirjen Anggaran Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara KPKN Jakarta I yang beralamat di Jalan Ir. H. Juanda No. 19 Jakarta melalui Bank Pemerintah dengan kode
penerimaan 1212 dan harus dibayar lunas paling lambat dalam waktu 75 hari kerja terhitung sejak tanggal dibacakannya putusan ini dengan denda keterlambatan 0,17 dari nilai
ganti rugi yang dikenakan Rp 228..000.000.000,- untuk setiap hari keterlambatan tidak melaksanakan putusan ini.
m. Menyatakan bahwa denda keterlambatan pelaksanaan putusan tetap dihitung meskipun ada
upaya hukum. Perkara Indomobil dapat dikatakan sangat menarik perhatian dunia hukum baik dari segi hukum acara
maupun dari pihak KPPU sendiri. Inilah pertama sekali Majelis Komisi mengajukan dissenting opinion perbedaan pendapat terhadap putusan yang dijatuhkan Komisi kepada Terlapor. Dari segi hukum acara
karena pada waktu itulah pihak Terlapor menggunakan upaya hukum keberatan ke berbagai Pengadilan Negeri di Jakarta tempat domisili terlapor berada. Bahkan ada terlapor yang menggugat kewenangan
KPPU ke Pengadilan Tata Usaha Negara. Saat itu dari keseluruhan keberatan yang diajukan, maka Pengadilan Negeri membatalkan putusan KPPU di berbagai Pengadilan Negeri termasuk penolakan atas
kewenangan KPPU sebagai lembaga penegak UU No. 51999 di PTUN Jakarta saat terlihat bahwa ada kelemahan substansi proses hukum acara dari UU No. 51999. KPPU mengajukan Kasasi ke Mahkamah
Agung dimana dalam putusan kasasi tersebut maka dapat dikatakan bahkan membatalkan baik putusan KPPU dan Pengadilan Negeri. Keadaan inilah yang kemudian menginspirasikan Mahkamah Agung untuk
mengeluarkan Peraturan Mahkamah Agung No. 12003 mengenai Tata Cara Pengajuan Upaya Hukum Keberatan Terhadap Putusan KPPU.
12
TAHUN 2003