PENUTUP 131 KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA Buku

0 1 KATALOG PUTUSAN KPPU ~ Periode 2000 – September 2009

BAB I PENDAHULUAN

Pada tanggal 7 Juni 2000, Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia dibentuk di tengah perjuangan negara memperbaiki kondisi perekonomiannya. Sesuai dengan mandat UU No. 51999, KPPU bergelut menyelesaikan berbagai perkara praktek persaingan usaha tidak sehat baik yang dilaporkan masyarakat maupun yang ditemukan sendiri oleh KPPU sebagai perkara inisiatif. Laporan yang masuk ke KPPU terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, dan sebagian besar berkaitan dengan persekongkolan dalam pengadaan barang dan jasa, baik persekongkolan menentukan pemenang tender maupun persekongkolan dalam menentukan spesifikasi produk yang mengarah hanya pada satu peserta tender. KPPU juga menangani berbagai perkara yang tidak berasal dari laporan, melainkan berasal dari monitoring yang dilakukan terhadap para pelaku usaha dan disebut sebagai perkara inisiatif. Banyak dari perkara inisiatif tersebut yang sampai pada tahap putusan, diantaranya adalah perkara distribusi Semen Gresik, perkara tender penjualan saham PT. Indomobil Sukses International, perkara JICT Jakarta International Cargo Terminal, penyediaan Jasa Survey Gula Impor oleh PT. Sucofindo dan PT. Surveyor Indonesia dan perkara pemblokiran terhadap SLI yang dilakukan oleh PT. Telekomunikasi Indonesia. Hingga bulan September 2009, KPPU telah menangani 193 perkara, baik perkara yang berasal dari laporan masyarakat maupun perkara inisiatif. Dalam menangani laporan yang masuk, KPPU memiliki kewenangan yang kuat untuk melalukan penyelidikan dan mengeluarkan putusan beserta sanksi administrasinya. Untuk mengatur proses penanganan tersebut, KPPU mengeluarkan Peraturan Komisi No. 01 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penanganan Perkara Persaingan Usaha di KPPU yang untuk selanjutnya disebut “Perkom No. 1 Tahun 2006”. Perkom No. 1 Tahun 2006 mengatur beberapa hal dalam proses penanganan perkara, yaitu: 1. Penelitian dan Klarifikasi, dengan jangka waktu 60 + 30 hari atau 90 + 60 hari. Penelitian dan klarifikasi dilakukan untuk menemukan kejelasan dan kelengkapan tentang dugaan pelanggaran, hasil dari kegiatan ini adalah Resume Laporan. 2. Pemberkasan, dengan jangka waktu 30 hari. Kegiatan pemberkasan dilakukan untuk memeriksa Resume Laporan atau Resume Monitoring dan menilai layak atau tidaknya dilakukan Gelar Laporan. Hasil dari kegiatan pemberkasan adalah Laporan Dugaan pelanggaran, sementara Laporan yang tidak memenuhi kriteria maka dimasukkan ke dalam Buku Daftar Penghentian Pelaporan. 3. Gelar Laporan, dengan jangka waktu 14 hari. Kegiatan dilaksanakan melalui Rapat Gelar Laporan untuk menilai layak atau tidaknya dilakukan Pemeriksaan Pendahuluan terhadap Laporan Dugaan Pelanggaran. Apabila Laporan Dugaan Pelanggaran dianggap tidak layak untuk dilakukan Pemeriksaan pendahuluan, maka dicatat dalam Buku Daftar Penghentian Penanganan Laporan. 0 2 4. Pemeriksaan Pendahuluan, dengan jangka waktu 30 hari. Kegiatan dilakukan untuk mendapatkan pengakuan Terlapor dan atau mendapatkan bukti awal yang cukup mengenai dugaan pelanggaran yang dilakukan oleh Terlapor, hasil kegiatan adalah Laporan Hasil Pemeriksaan Pendahuluan yang kemudian diteliti untuk menetapkan tindak lanjut dari perkara tersebut. 5. Pemeriksaan Lanjutan, dengan jangka waktu 60 + 30 hari. Pemeriksaan dilakukan untuk menemukan ada tidaknya bukti pelanggaran dengan melakukan pemeriksaan terhadap Terlapor, Saksi dan Ahli. Pemeriksaan dicatat dalam suatu Berita Acara Pemeriksaan Lanjutan dan hasil penyelidikan dicatat dalam Berita Acara Penyelidikan. Hasil dari kegiatan pemeriksaan adalah Laporan Hasil Pemeriksaan Lanjutan. 6. Sidang Majelis, dengan jangka waktu 30 hari. Sidang dilakukan untuk menilai, menyimpulkan, dan memutuskan perkara berdasarkan bukti yang cukup tentang telah terjadi atau tidak terjadinya pelanggaran. Pada sidang pertama, Terlapor diberikan kesempatan untuk melakukan pembelaan terkait dengan dugaan pelanggaran yang dituduhkan. Majelis Komisi memutuskan telah terjadi atau tidak terjadi pelanggaran berdasarkan penilaian Hasil Pemeriksaan Lanjutan dan seluruh bukti yang terkumpul. Sidang tersebut menghasilkan Putusan Komisi yang dibacakan dalam suatu Sidang Majelis Komisi dan dinyatakan terbuka untuk umum. 7. Keberatan dan Kasasi, dengan jangka waktu masing-masing 14 + 30 hari untuk tingkat Pengadilan Negeri dan Mahkamah Agung. Terlapor dapat mengajukan keberatan terhadap Putusan Komisi dalam kurun waktu 14 empat belas hari sejak diterimanya Petikan Putusan Komisi berikut Salinan Putusan Komisi. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat dilihat bagaimana proses sebuah perkara berjalan hingga menjadi sebuah Putusan. Keseluruhan Putusan yang telah dikeluarkan KPPU selama sembilan tahun masa tugasnya dapat dilihat pada Buku Katalog ini, dan untuk selanjutnya, KPPU mengharapkan dukungan dari semua pihak dalam melaksanakan tugasnya. Baik dukungan dari mereka yang memperoleh sanksi untuk secara sukarela melaksanakan keputusan KPPU, maupun dukungan dari para stakeholder untuk tetap menanamkan semangat persaingan usaha yang sehat dalam sendi kehidupannya masing-masing.