PUTUSAN PERKARA NO. 07KPPU-L-I2001 TENDER PENGADAAN BAKALAN SAPI

0 6 pembukaan tender dalam sistem satu sampul. Karena itu Majelis Komisi memutuskan: a. Menyatakan bahwa Terlapor, YPF Maxus Southeast Sumatra B.V. yang sekarang bernama CNOOC Southeast Sumatra B. V. tidak terbukti secara sah dan meyakinkan melanggar Pasal 22, Pasal 19 huruf a dan d UU No. 51999. b. Memerintahkan kepada Terlapor, YPF Maxus Southeast Sumatra B.V. yang sekarang bemama CNOOC Southeast Sumatra B. V. untuk memperbaiki persyaratan-persyaratan tender pengadaan barang dan jasa yang diselenggarakannya untuk menciptakan persaingan usaha yang sehat dan terbuka. c. Memerintahkan kepada PERTAMINA untuk dengan sungguh-sungguh melakukan pengawasan terhadap seluruh KPS dan mitra kerjanya agar dalam melaksanakan pengadaan barang dan jasa mengikuti ketentuan SK No. 077COOOO2000-S0 dengan memberikan kesempatan kepada pelaku usaha secara terbuka sehingga tercipta persaingan usaha yang sehat.

2.5 PUTUSAN PERKARA NO. 09KPPU-L2001 TENDER PENGADAAN OSP CAN PT

TELKOM Perkara ini didasarkan pada laporan dari satu pelaku usaha yang melaporkan PT. Persero Telekomunikasi Indonesia sebagai Terlapor yang telah melakukan persekongkolan untuk memenangkan Consortium Siemens di dalam Tender Paket-1 Pengadaan Outside Plan Copper Access Network OSP-SCAN di PT Persero Telekomunikasi Indonesia yang dibiayai melalui pinjaman Bank Dunia IBRD Loan 3904. Berdasarkan fakta yang diperoleh selama proses pemeriksaan, maka pada 6 Juni 2002 Majelis Komisi memutuskan Terlapor, PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. dan SIEMENS Consortium tidak terbukti secara sah dan meyakinkan melanggar Pasal 22 UU No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.

2.6 PUTUSAN PERKARA NO. 10KPPU-L2001 PENENTUAN DAFTAR REKANAN

ASURANSI BANK BNI Perkara berawal dari laporan kepada KPPU yang pada intinya menyatakan bahwa PT. Bank Negara Indonesia Persero Tbk. Terlapor membatasi penutupan asuransi jaminan kredit debitur BNI dengan hanya menunjuk 4 perusahaan asuransi sebagai rekanan asuransinya. Perusahaan asuransi tersebut adalah PT. Asuransi Tri Pakarta, PT. Asuransi Wahana Tata, PT. Maskapai Asuransi Indonesia, dan PT Persero Jasa Asuransi Indonesia. Penunjukan tersebut menghilangkan kebebasan debitur yang mengajukan kredit pinjaman kepada BNI untuk memilih perusahaan asuransi yang akan digunakannya. Selain itu, penunjukan untuk rekanan asuransi juga mengakibatkan perusahaan asuransi yang lain tidak bisa masuk dan bersaing untuk melayani nasabah BNI yang akan mengasuransikan agunannya.