PUTUSAN KPPU PERKARA NO. 11KPPU-I2005 DISTRIBUSI SEMEN GRESIK

34 9. Memerintahkan Terlapor XI untuk menghapus klausul yang melarang distributor untuk memasok LT yang bukan jaringannya dalam setiap perjanjiannya. 10. Memerintahkan Terlapor XI untuk menghapus klausul yang melarang para distributornya untuk menjual semen merek lain selain Semen Gresik dalam setiap perjanjiannya. 11. Menghukum Terlapor I, Terlapor II, Terlapor III, Terlapor IV, Terlapor V, Terlapor VI, Terlapor VII, Terlapor VIII, Terlapor IX dan Terlapor X untuk membayar denda secara tanggung renteng sebesar Rp1.000.000.000,00 satu milyar rupiah yang harus disetorkan ke Kas Negara sebagai setoran penerimaan bukan pajak Departemen Keuangan Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara KPPN Jakarta I yang beralamat di Jalan Ir. H. Juanda No.19 Jakarat Pusat melalui Bank Pemerintah dengan kode penerimaan 1212. 12. Menghukum Terlapor XI untuk membayar denda sebesar Rp1.000.000.000,00 satu milyar rupiah yang harus disetorkan ke Kas Negara sebagai setoran penerimaan bukan pajak Departemen Keuangan Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara KPPN Jakarta I yang beralamat di Jalan Ir. H. Juanda No.19 Jakarat Pusat melalui Bank Pemerintah dengan kode penerimaan 1212.

2.34 PUTUSAN PERKARA NO. 12KPPU-L2005 KEGIATAN PENAMBANGAN BIjI BESI

DI KABUPATEN TANAH LAUT KALIMANTAN SELATAN Pada pertengahan tahun 2005, KPPU menerima laporan dari masyarakat Kalimantan Selatan mengenai dugaan pelanggaran Undang-Undang No. 51999 pada Kegiatan Penambangan Biji Besi di Kabupaten Tanah Laut. Dugaan pelanggaran dimaksud adalah dugaan pelanggaran Pasal 13 tentang Oligopsoni dan Pasal 18 tentang Monopsoni, Pasal 19 a tentang Penguasaan Pasar, dan Pasal 25 c tentang Penyalahgunaan Posisi Dominan yang dilakukan oleh PT Kuang Ye Indo International Mining Development PT. KY dan Perusahaan Daerah Aneka Usaha Manuntung Berseri PD AUMB baik sendiri maupun bersama-sama. Selanjutnya Majelis Komisi berpendapat : 1. Bahwa perjanjian kerjasama penambangan antara PD AUMB dan PT. KY, tidak mempunyai kekuatan hukum untuk melakukan kegiatan penambangan biji besi di Kabupaten Tanah Laut karena baik PD AUMB dan PT. KY tidak memiliki izin dari Direktorat Jenderal Mineral, Batubara dan Panas Bumi Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia. 2. Merekomendasikan kepada Badan Koordinasi Penanaman Modal dan Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia Direktorat Jenderal Mineral, Batu Bara dan Panas Bumi serta Pemerintah Kabupaten Tanah Laut untuk memeriksa dan meluruskan perijinan yang berkaitan dengan kegiatan penambangan di Kabupaten Tanah Laut, terkait dengan kegiatan usaha PD AUMB dan PT. KY serta para penambang rakyat dengan tetap berpegang pada prinsip-prinsip persaingan usaha yang sehat. 3. Merekomendasikan kepada KPPU untuk memberikan saran kebijakan kepada Pemerintah terkait dengan penambangan biji besi untuk kejelasan dan kepastian usaha dengan tetap berpegang pada prinsip-prinsip persaingan usaha. 35 KATALOG PUTUSAN KPPU ~ Periode 2000 – September 2009 Berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut, maka majelis komisi pada 25 April 2006 menetapkan putusan mengenai perkara No. 12KPPU-L2005 sebagai berikut: 1. Menyatakan bahwa PT KY dan PD AUMB telah melanggar ketentuan perizinan di bidang pertambangan. 2. Menyatakan bahwa PT KY dan PD AUMB tidak terbukti melanggar ketentuan pasal 15 ayat 2 Undang-Undang No. 51999.

2.35 PUTUSAN PERKARA NO. 13KPPU-I2005 TENDER ALAT KESEHATAN BRSD

CIBINONG Perkara Tender Pengadaan Alat Kedokteran ini terjadi di BRSD Cibinong, Kabupaten Bogor. Terlapor adalah beberapa pihak yang terlibat dalam tender, yaitu: 1. dr. Radianti, M.A.R.S. sebagai Ketua Panitia Tender Terlapor I 2. PT. Bhakti Wira Husada Terlapor II 3. PT. Wibisono Elmed Terlapor III 4. PT. Nauli Makmur Graha Terlapor IV 5. PT. Bhineka Usada Raya Terlapor V 6. dr. Julianti Juliah, M.A.R.S., sebagai Direktur Kepala BRSD Cibinong Kabupaten Bogor Terlapor VI Berdasarkan fakta-fakta yang diperoleh dalam rangkaian pemeriksaan, pada tanggal 16 Mei 2006 Majelis Komisi memutuskan: 1. Menyatakan bahwa Terlapor V terbukti secara sah dan meyakinkan melanggar Pasal 19 huruf d Undang-Undang No. 51999. 2. Menyatakan bahwa Terlapor I, Terlapor II, Terlapor III, Terlapor IV, Terlapor V dan Terlapor VI terbukti secara sah dan meyakinkan melanggar Pasal 22 Undang-Undang No. 51999. 3. Menghukum Terlapor V untuk membayar denda sebesar Rp3.600.000.000,00 tiga milyar enam ratus juta rupiah yang harus disetorkan ke Kas Negara sebagai setoran penerimaan negara bukan pajak Departemen Keuangan Direktorat Jenderal Anggaran Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara KPPN Jakarta I yang beralamat di Jl. Ir. H. Juanda No. 19 Jakarta Pusat melalui Bank Pemerintah dengan kode penerimaan 1212 selambat-lambatnya 30 sejak dibacakannya putusan ini. 4. Menghukum Terlapor III untuk membayar denda sebesar Rp1.000.000.000,00 satu milyar rupiah yang harus disetorkan ke Kas Negara sebagai setoran penerimaan negara bukan pajak Departemen Keuangan Direktorat Jenderal Anggaran Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara KPPN Jakarta I yang beralamat di Jl. Ir. H. Juanda No. 19 Jakarta Pusat melalui Bank Pemerintah dengan kode penerimaan 1212 selambat-lambatnya 30 hari sejak dibacakannya putusan ini.