PUTUSAN PERKARA NO. 05KPPU-L2004 TENDER jASA PENGAMANAN

21 KATALOG PUTUSAN KPPU ~ Periode 2000 – September 2009 2. Atas pelanggaran ini, Majelis Komisi menjatuhkan sanksi kepada TPJ berupa pengenaan denda sebesar Rp1.000.000.000,00 satu milyar rupiah dan perintah untuk segera menyelenggarakan tender untuk memilih rekanan penyedia jasa pengamanan yang baru dalam waktu 45 hari kalender. 3. Sedangkan untuk IST, sanksi yang dijatuhkan berupa perintah untuk menghentikan kegiatan penyediaan jasa pengamanan di TPJ. Namun demikian, mengingat kepentingan umum, maka IST tetap diperintahkan untuk menjaga fasilitas TPJ sampai ditunjuk penyedia jasa pengamanan yang baru. Disamping itu, IST juga dikenakan sanksi berupa larangan untuk mengikuti tender di TPJ dalam waktu 2 tahun. Putusan tersebut dibacakan dalam Sidang Majelis Komisi yang dinyatakan terbuka untuk umum pada hari Senin tanggal 13 Desember 2004 di Gedung KPPU Jl. Ir. H. Juanda no. 36 Jakarta Pusat. TAHUN 2005

2.22 PUTUSAN PERKARA NO. 06KPPU-L2004 POSISI DOMINAN PRODUK BATERAI

ABC Perkara ini diawali dari laporan ke KPPU yang menyatakan bahwa terdapat dugaan terjadi perilaku anti persaingan dalam program promosi ABC, yang bertitel “Program Geser Kompetitor” PGK selama periode Maret–Juni 2004. Dengan adanya PGK, beberapa toko-toko grosir semi grosir di pasar tradisonil di wilayah Jawa dan Bali diikat oleh ABC dengan pemberian potongan harga sebesar 2 jika bersedia memajang produk baterai ABC dan 2 lagi jika bersedia untuk tidak menjual baterai Panasonic. Potongan harga diberikan selama periode berlangsungnya PGK. Hal lain yang terjadi dalam perkara ini adalah selama pemeriksaan perkara ini berlangsung terdapat upaya dari penasehat hukum ABC untuk mempengaruhi putusan yang akan diberlakukan oleh Majelis Komisi. Berdasarkan analisis terhadap fakta-fakta di atas, pada tanggal 2 Maret 2005 Majelis Komisi memutuskan bahwa: 1. ABC terbukti secara sah dan meyakinkan melanggar Pasal 15 ayat 3 huruf b, Pasal 19 huruf a, dan Pasal 25 ayat 1 huruf a jo. ayat 2 huruf a. 2. Berkenaan dengan pelanggaran tersebut, Majelis Komisi membatalkan Perjanjian Geser Kompetitor yang dibuat oleh ABC dengan toko grosir dan semi grosir dan memerintahkan ABC untuk menghentikan dan tidak mengulang kembali kegiatan promosi berupa Program Geser Kompetitor atau bentuk lain yang sejenis. 22

2.23 PUTUSAN PERKARA NO. 07KPPU-L2004 TENDER PENjUALAN DUA UNIT

TANKER PERTAMINA Perkara ini diawali dari laporan ke KPPU pada bulan Juni 2004 yang menyatakan bahwa terdapat dugaan pelanggaran Undang-Undang No. 51999 dalam penjualan dua unit tanker VLCC Pertamina yang melibatkan PT Pertamina Persero Terlapor I, Goldman Sachs Singapore, Pte. Terlapor II, dan Frontline, Ltd. Terlapor III. Berdasarkan fakta-fakta yang diperoleh selama hasil pemeriksaan, Majelis Komisi memutuskan pada tanggal 3 Maret 2005 sebagi berikut: 1. Menyatakan bahwa Terlapor I yaitu PT Pertamina Persero, Terlapor II yaitu Goldman Sachs Singapore, Pte. dan Terlapor III yaitu Frontline, Ltd. tidak terbukti secara sah dan meyakinkan melanggar Pasal 16 Undang-Undang No. 51999. 2. Menyatakan bahwa Terlapor I yaitu PT Pertamina Persero terbukti secara sah dan meyakinkan melanggar pasal 19 huruf d Undang-Undang No. 51999 dalam hal penunjukan langsung Terlapor II yaitu Goldman Sachs Singapore, Pte. sebagai financial advisor dan arranger. 3. Menyatakan bahwa Terlapor I yaitu PT Pertamina Persero dan Terlapor II Goldman Sachs Singapore, Pte. terbukti secara sah dan meyakinkan melanggar pasal 19 huruf d Undang- Undang No. 51999 dalam hal penerimaan penawaran bid ketiga dari Terlapor III Frontline, Ltd. 4. Menyatakan bahwa Terlapor IV yaitu PT Corfina Mitrakreasi tidak terbukti secara sah dan meyakinkan melanggar pasal 22 Undang-Undang No. 51999. 5. Menyatakan bahwa Terlapor I yaitu PT Pertamina Persero, Terlapor II yaitu Goldman Sachs Singapore, Pte., Terlapor III yaitu Frontline, Ltd. dan Terlapor V yaitu PT Perusahaan Pelayaran Equinox terbukti secara sah dan meyakinkan melanggar pasal 22 Undang-Undang No. 51999. 6. Memerintahkan Terlapor I yaitu PT Pertamina Persero paling lambat 1 bulan setelah putusan ini: a. Untuk melaporkan secara tertulis kepada Rapat Umum Pemegang Saham atas kesalahan yang dilakukan oleh Komisaris Utama dan masing-masing anggota Dewan Komisaris serta Direktur Utama dan masing-masing anggota Direksi yang telah menyetujui penjualan VLCC tanpa seijin Menteri Keuangan RI. b. Untuk meminta secara tertulis kepada Rapat Umum Pemegang Saham mengambil tindakan hukum sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku terhadap mereka yang disebut pada huruf a. c. Untuk mengumumkan laporan dan permintaan tertulis sesuai dengan huruf a, dan b tersebut di atas, pada 5 surat kabar berskala nasional dengan ukuran minimal 18 seperdelapan halaman. 7. Memerintahkan Terlapor I yaitu PT Pertamina Persero paling lambat 1 bulan setelah putusan ini: a. Untuk melaporkan secara tertulis kepada Rapat Umum Pemegang Saham atas