PUTUSAN PERKARA NO. 21KPPU-L2005 DISKRIMINASI DISTRIBUSI GAS OLEH

40 Cibitung dan Cilegon yang dilakukan oleh PT. Pertamina Persero, PT. Banten Inti Gasindo, dan PT. Isma Asia Indotama. Berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut, Majelis Komisi memutuskan: 1. Menyatakan Terlapor I, PT. Pertamina Persero tidak terbukti melanggar ketentuan Pasal 6, Pasal 19 huruf a dan d, dan Pasal 25 ayat 1 huruf a Undang-Undang No. 51999. 2. Menyatakan Terlapor II, PT. Banten Inti Gasindo tidak terbukti melanggar ketentuan Pasal 19 huruf a dan d Undang-Undang No. 51999. 3. Menyatakan Terlapor III, PT. Isma Asia Indotama tidak terbukti melanggar ketentuan Pasal 19 huruf a Undang-Undang No. 51999. Selanjutnya, Majelis Komisi memberikan saran dan pertimbangan kepada Pemerintah sebagai berikut: 1. Meminta kepada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral untuk segera menyelesaikan perbedaan penafsiran antara Direktorat Jenderal Migas dengan BPH Migas mengenai proses pemberian izin usaha di bidang minyak dan gas bumi agar pelaku usaha memperoleh kepastian dalam berusaha. 2. Meminta kepada Gubernur Banten untuk tidak melakukan tindakan yang hanya menguntungkan satu pelaku usaha saja yaitu PT. Banten Inti Gasindo sehingga pelaku usaha lain mendapat kesempatan yang sama untuk berusaha di wilayah Propinsi Banten. 3. Meminta kepada BPH Migas untuk menyelesaikan permasalahan yang timbul berkaitan dengan kegiatan pengangkutan gas bumi melalui pipa dalam perkara ini.

2.42 PUTUSAN PERKARA NO. 22KPPU-L2005 TENDER PIPANISASI OLEH PGN

KPPU telah melakukan pemeriksaan dan klarifikasi laporan yang masuk berkaitan dengan dugaan pelanggaran UU No. 51999 mengenai persekongkolan tender pengadaan pipa untuk proyek transmisi gas jalur lepas pantai Labuhan Maringgai–Muara Bekasi untuk proyek pipanisasi gas South Sumatera- West Java SSWJ tahap II PT. Perusahaan Gas Negara Persero, Tbk. Hal ini berkaitan dengan dugaan bahwa dalam tender yang diadakan oleh Perusahaan Gas Negara PGN tersebut terjadi kecurangan dengan menunjuk salah satu peserta tender yaitu Konsorsium SEAPI-Welspun sebagai pemenang dengan cara yang tidak sah dan adanya diskriminasi terhadap peserta tender lain. Pihak Terlapor dalam perkara ini adalah: 1. PGN Terlapor I 2. Panitia Tender Terlapor II 3. SEAPI Terlapor III 4. Bakrie and Brothers Terlapor IV 5. Welspun Terlapor V 6. Daewoo Terlapor VI 7. DNV Singapore Terlapor VII 41 KATALOG PUTUSAN KPPU ~ Periode 2000 – September 2009 8. Cipta Dekatama Terlapor VIII Dari hasil pemeriksaan dan bukti-bukti yang didapat, Majelis Komisi telah membuat putusan yang dibacakan dalam Sidang Majelis Komisi yang dinyatakan terbuka untuk umum pada hari Selasa tanggal 18 Juli 2006 di Gedung KPPU, Jl. Ir. H. Juanda No. 36 Jakarta Pusat dengan amar putusan sebagai berikut: 1. Menyatakan bahwa PGN secara sah dan meyakinkan terbukti melanggar ketentuan Pasal 19 huruf d Undang-Undang No. 51999. 2. Menyatakan bahwa Terlapor I PGN, Terlapor II Panitia Tender, Terlapor III SEAPI, Terlapor IV Bakrie and Brothers, Terlapor V Welspun, Terlapor VI Daewoo dan Terlapor VII DNV Singapore, Terlapor VIII Cipta Dekatama secara sah dan meyakinkan tidak terbukti melanggar ketentuan Pasal 22 Undang-Undang No. 51999. 3. Memerintahkan Terlapor I PGN untuk menghentikan kerjasama dengan Terlapor VII DNV Singapore dalam pekerjaan konsultan dalam tender pengadaan pipa untuk proyek transmisi gas jalur lepas pantai Labuhan Maringgai – Muara Bekasi untuk proyek pipanisasi gas South Sumatera–West Java SSWJ tahap II PT. Perusahaan Gas Negara Persero,Tbk. 4. Memerintahkan Terlapor I PGN untuk melaksanakan secara konsisten peraturan pengadaan barang dan atau jasa sesuai dengan Keputusan Direksi PGN dan atau peraturan lain yang menyangkut pengadaan barang dan atau jasa. 5. Memerintahkan kepada Direktur Utama PT PGN dan Komisaris PT PGN agar memberikan sanksi administratif atas tindakan-tindakan oleh Jobi Triananda selaku Project Manager SSWJ IV.

2.43 PUTUSAN PERKARA NO. 02KPPU-L2006 PENUNjUKAN LANGSUNG LOGO BARU

PERTAMINA Perkara ini bermula dari laporan tentang adanya dugaan adanya pelanggaran berkaitan dengan proyek penunjukan langsung terhadap perubahan logo PT PERTAMINA Persero. Inti laporan tersebut yaitu bahwa PT PERTAMINA Persero telah melakukan pelanggaran ketentuan yang berlaku dalam melakukan perubahan logonya dengan menunjuk langsung LANDOR tanpa melalui proses tender sehingga mendiskriminasikan pelaku usaha lain. Kebijakan PT PERTAMINA Persero dalam proyek perubahan logo diduga telah mengakibatkan kerugian bagi Negara. Setelah menjalani proses pemeriksaan, KPPU pada tanggal 13 September 2006 telah memutuskan perkara tentang Penunjukan Langsung dalam Pengadaan Logo Baru PERTAMINA yang dibacakan dalam sidang yang terbuka untuk umum pada tanggal 13 September 2006 sebagai berikut: 1. Menyatakan PT PERTAMINA Persero secara sah dan meyakinkan melanggar Pasal 19 huruf d Undang-Undang No. 51999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat karena menunjuk secara langsung LANDOR untuk pembuatan logo PT PERTAMINA Persero tanpa alasan yang sah. 2. Menghukum PT PERTAMINA Persero untuk membayar denda sebesar Rp1.000.000.000,00 satu milyar rupiah yang harus disetorkan ke kas Negara sebagai setoran penerimaan negara bukan pajak Departemen Keuangan Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kantor Pelayanan