16 Undang No. 51999, maka Komisi melalui Tim Pemeriksa kemudian melakukan Pemeriksaan Pendahuluan
dengan para Terlapor, yaitu: 1.
PT JICT sebagai Terlapor I 2.
KSO TPK KOJA sebagai Terlapor II 3.
PT Pelindo II sebagai Terlapor III Pada tanggal 5 Januari 2003, berdasarkan penilaian kesimpulan dan pertimbangan, maka kemudian
Majelis Komisi Memutuskan: 1.
Menyatakan bahwa Terlapor I secara sah dan meyakinkan telah melanggar Pasal 17 Ayat 1 dan Pasal 25 ayat 1 huruf c Undang-Undang No. 51999.
2. Menyatakan bahwa Terlapor I dan Terlapor II secara sah dan meyakinkan telah melanggar
Pasal 19 huruf b Undang-Undang No. 51999. 3.
Menyatakan bahwa Wibowo S. Wirjawan secara sah dan meyakinkan telah melanggar Pasal 26 huruf a Undang-Undang No. 51999.
4. Menyatakan bahwa Klausul 32. 4 Perjanjian Pemberian Kuasa Pengoperasian dan
Pemeliharaan Terminal Petikemas di Pelabuhan Tanjung Priok tertanggal 27 Maret 1999 antara Terlapor I dan Terlapor III batal demi hukum.
5. Memerintahkan Terlapor I untuk menghentikan kegiatan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 17 Ayat 1 , Pasal 19 huruf b, Pasal 25 ayat 1 huruf c Undang-Undang No. 51999. 6.
Memerintahkan Terlapor II menghentikan kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 huruf b Undang-Undang No. 51999.
7. Memerintahkan Wibowo S. Wirjawan untuk mengundurkan diri dari salah satu jabatan di
Terlapor I atau di PT Ocean Terminal Petikemas.
TAHUN 2004
2.15 PUTUSAN PERKARA NO. 05KPPU-I2003 PATAS DKI
Perkara ini berasal dari hasil monitoring yang dilakukan oleh KPPU pada awal tahun 2003, sehingga kemudian perkara ini menjadi perkara inisiatif. Dari hasil monitoring yang dilakukan tersebut, KPPU
menemukan adanya indikasi pelanggaran terhadap Undang-Undang No. 51999 yang dilakukan oleh para pengusaha Bus Kota Patas AC di DKI Jakarta, masing-masing adalah:
1. PT. Steady Safe, Tbk
2. PT. Mayasari Bakti
3. Perusahaan Umum Perum Pengangkutan Penumpang Djakarta
4. PT. Bianglala Metropolitan
17
KATALOG PUTUSAN KPPU ~ Periode 2000 – September 2009
5. PT. Pahala Kencana
6. PT. AJA Putra
Terhadap hasil monitoring tersebut, KPPU menindaklanjuti dengan membentuk Tim Pemeriksa untuk melakukan serangkaian pemeriksaan, dimulai dengan Pemeriksaan Pendahuluan pada tanggal 16 Juni 2003
dengan menetapkan status para pelaku usaha tersebut sebagai Terlapor. Hasil Pemeriksaan Pendahuluan menunjukkan adanya bukti awal pelanggaran Pasal 5 Undang-Undang No. 51999 mengenai Price Fixing
Penetapan Harga yakni para Terlapor tersebut diduga telah melakukan kesepakatan bersama melalui DPD Organda DKI Jakarta Surat DPD Organda DKI Jakarta tentang Penyesuaian Tarif Angkutan Umum Bus Kota
Patas AC di Wilayah DKI Jakarta tanggal 5 September 2001 yang menetapkan tarif bus kota Patas AC dari Rp 2.500,00 menjadi Rp 3.300,00.
Dari hasil pemeriksaan yang telah dilakukan, Majelis Komisi kemudian membacakan putusan pada tanggal 14 Januari 2004 sebagai berikut:
1. Menyatakan Terlapor I, Terlapor II, Terlapor III, Terlapor IV, Terlapor V, dan Terlapor VI telah
terbukti secara sah dan meyakinkan melanggar Pasal 5 Undang-Undang No. 51999. 2.
Menetapkan pembatalan kesepakatan penyesuaian tarif bus kota Patas AC dari Rp2.500,00 menjadi Rp3.300,00 per penumpang yang dilakukan oleh Terlapor I, Terlapor II, Terlapor III,
Terlapor IV, Terlapor V, dan Terlapor VI pada tanggal 15 Agustus 2001.
2.16 PUTUSAN PERKARA NO. 07KPPU-L2003 TENDER SIMDUK DI SEMARANG
Perkara ini berawal dari laporan yang mengindikasikan bahwa dalam Lelang penyedia barangjasa kegiatan pengembangan Sistem Informasi Manajemen Kependudukan SIMDUK pada kantor Dinas
Pendaftaran Penduduk dan Catatan Sipil Kota Semarang tahun anggaran 2003 ditemukan penyimpangan terhadap Keputusan Presiden Nomor 18 Tahun 2000 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang
Jasa Instansi Pemerintah dan Petunjuk Teknisnya, khususnya dalam penerapan Tata Cara Pelaksanaan Prakualifikasi Penyedia BarangJasa dan terjadi praktek rekayasa yang mengarah pada pelanggaran
Undang-Undang No. 51999 yang dilakukan oleh Drs. Purdiyan selaku ketua panitia lelang, CV Puri Communication selaku pemenang lelang dan H. Soekiswanto, S.H. selaku Kepala Dinas Pendaftaran
Penduduk dan catatan Sipil Kota Semarang.
Pihak Terlapor dalam perkara ini adalah: 1.
Drs. Purdiyan, Ketua Panitia Pelelangan Pengadaan BarangJasa Dinas Pendaftaran Penduduk dan Catatan Sipil Kota Semarang Terlapor I
2. C.V. Puri Communication Terlapor II
3. H. Soekiswanto, S.H., sebagai Kepala Dinas Pendaftaran Penduduk dan Catatan Sipil Kota
Semarang Terlapor III Laporan ini ditindaklanjuti oleh KPPU dengan mengadakan serangkaian pemeriksaan. Pada 27 April
2004 Majelis Komisi memutuskan bahwa Drs Purdiyan, CV. Puri Communication dan H. Soekiswanto S.H. dinyatakan tidak melakukan persekongkolan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 Undang-Undang