PUTUSAN PERKARA NO. 10KPPU-L2005 KARTEL PERDAGANGAN GARAM KE

33 KATALOG PUTUSAN KPPU ~ Periode 2000 – September 2009

2.33 PUTUSAN KPPU PERKARA NO. 11KPPU-I2005 DISTRIBUSI SEMEN GRESIK

Perkara ini adalah Perkara yang didasarkan pada inisiatif KPPU terkait dengan Distribusi Semen Gresik di Area 4 Jawa Timur yang meliputi wilayah Blitar, Jombang, Kediri, Kertosono, Nganjuk, Pare, Trenggalek, dan Tulungagung. Pelanggaran tersebut diduga dilakukan oleh: 1. PT Bina Bangun Putra Terlapor I 2. PT Varia Usaha Terlapor II 3. PT Waru Abadi Terlapor III 4. PT Perusahaan Perdagangan Indonesia Persero Terlapor IV 5. UD Mujiarto Terlapor V 6. TB Lima Mas Terlapor VI 7. CV Obor Baru Terlapor VII 8. CV Tiga Bhakti Terlapor VIII 9. CV Sura Raya Trading Coy Terlapor X 10. PT Semen Gresik Persero Tbk. Terlapor XI Berdasarkan fakta-fakta yang ada, pada tanggal 22 Maret 2006 Majelis Komisi memutuskan: 1. Menyatakan bahwa Terlapor I, Terlapor II, Terlapor III, Terlapor IV, Terlapor V, Terlapor VI, Terlapor VII, Terlapor VIII, Terlapor IX, Terlapor X, dan Terlapor XI terbukti secara sah dan meyakinkan telah melanggar Pasal 8 Undang-Undang No. 51999. 2. Menyatakan Terlapor I, Terlapor II, Terlapor III, Terlapor IV, Terlapor V, Terlapor VI, Terlapor VII, Terlapor VIII, Terlapor IX dan Terlapor X terbukti secara sah dan meyakinkan telah melanggar Pasal 11 Undang-Undang No. 51999. 3. Menyatakan Terlapor I, Terlapor II, Terlapor III, Terlapor IV, Terlapor V, Terlapor VI, Terlapor VII, Terlapor VIII, Terlapor IX, Terlapor X dan Terlapor XI terbukti secara sah dan meyakinkan telah melanggar Pasal 15 ayat 1 Undang-Undang No. 51999. 4. Menyatakan Terlapor I, Terlapor II, Terlapor III, Terlapor IV, Terlapor V, Terlapor VI, Terlapor VII, Terlapor VIII, Terlapor IX, Terlapor X dan Terlapor XI terbukti secara sah dan meyakinkan telah melanggar Pasal 15 ayat 3 huruf b Undang-Undang No. 51999. 5. Menyatakan Terlapor I, Terlapor II, Terlapor III, Terlapor IV, Terlapor V, Terlapor VI, Terlapor VII, Terlapor VIII, Terlapor IX, Terlapor X dan Terlapor XI tidak terbukti melanggar pasal 19 huruf d Undang-Undang No. 51999. 6. Menyatakan Terlapor I, Terlapor II, Terlapor III, Terlapor IV, Terlapor V, Terlapor VI, Terlapor VII, Terlapor VIII, Terlapor IX, Terlapor X dan Terlapor XI tidak terbukti melanggar Pasal 25 ayat 1 huruf a Undang-Undang No. 51999. 7. Memerintahkan Terlapor XI untuk menghapus klausul yang menetapkan harga jual kembali yang lebih rendah dan menghentikan upaya untuk mengatur harga jual. 8. Memerintahkan Terlapor I, Terlapor II, Terlapor III, Terlapor IV, Terlapor V, Terlapor VI, Terlapor VII, Terlapor VIII, Terlapor IX dan Terlapor X membubarkan Konsorsium. 34 9. Memerintahkan Terlapor XI untuk menghapus klausul yang melarang distributor untuk memasok LT yang bukan jaringannya dalam setiap perjanjiannya. 10. Memerintahkan Terlapor XI untuk menghapus klausul yang melarang para distributornya untuk menjual semen merek lain selain Semen Gresik dalam setiap perjanjiannya. 11. Menghukum Terlapor I, Terlapor II, Terlapor III, Terlapor IV, Terlapor V, Terlapor VI, Terlapor VII, Terlapor VIII, Terlapor IX dan Terlapor X untuk membayar denda secara tanggung renteng sebesar Rp1.000.000.000,00 satu milyar rupiah yang harus disetorkan ke Kas Negara sebagai setoran penerimaan bukan pajak Departemen Keuangan Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara KPPN Jakarta I yang beralamat di Jalan Ir. H. Juanda No.19 Jakarat Pusat melalui Bank Pemerintah dengan kode penerimaan 1212. 12. Menghukum Terlapor XI untuk membayar denda sebesar Rp1.000.000.000,00 satu milyar rupiah yang harus disetorkan ke Kas Negara sebagai setoran penerimaan bukan pajak Departemen Keuangan Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara KPPN Jakarta I yang beralamat di Jalan Ir. H. Juanda No.19 Jakarat Pusat melalui Bank Pemerintah dengan kode penerimaan 1212.

2.34 PUTUSAN PERKARA NO. 12KPPU-L2005 KEGIATAN PENAMBANGAN BIjI BESI

DI KABUPATEN TANAH LAUT KALIMANTAN SELATAN Pada pertengahan tahun 2005, KPPU menerima laporan dari masyarakat Kalimantan Selatan mengenai dugaan pelanggaran Undang-Undang No. 51999 pada Kegiatan Penambangan Biji Besi di Kabupaten Tanah Laut. Dugaan pelanggaran dimaksud adalah dugaan pelanggaran Pasal 13 tentang Oligopsoni dan Pasal 18 tentang Monopsoni, Pasal 19 a tentang Penguasaan Pasar, dan Pasal 25 c tentang Penyalahgunaan Posisi Dominan yang dilakukan oleh PT Kuang Ye Indo International Mining Development PT. KY dan Perusahaan Daerah Aneka Usaha Manuntung Berseri PD AUMB baik sendiri maupun bersama-sama. Selanjutnya Majelis Komisi berpendapat : 1. Bahwa perjanjian kerjasama penambangan antara PD AUMB dan PT. KY, tidak mempunyai kekuatan hukum untuk melakukan kegiatan penambangan biji besi di Kabupaten Tanah Laut karena baik PD AUMB dan PT. KY tidak memiliki izin dari Direktorat Jenderal Mineral, Batubara dan Panas Bumi Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia. 2. Merekomendasikan kepada Badan Koordinasi Penanaman Modal dan Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia Direktorat Jenderal Mineral, Batu Bara dan Panas Bumi serta Pemerintah Kabupaten Tanah Laut untuk memeriksa dan meluruskan perijinan yang berkaitan dengan kegiatan penambangan di Kabupaten Tanah Laut, terkait dengan kegiatan usaha PD AUMB dan PT. KY serta para penambang rakyat dengan tetap berpegang pada prinsip-prinsip persaingan usaha yang sehat. 3. Merekomendasikan kepada KPPU untuk memberikan saran kebijakan kepada Pemerintah terkait dengan penambangan biji besi untuk kejelasan dan kepastian usaha dengan tetap berpegang pada prinsip-prinsip persaingan usaha.