Penanda Imperatif Berupa Afiks

3.1 Penanda Imperatif Berupa Afiks

Di dalam wacana khotbah Jumat ditemukan tuturan yang berfungsi ajakan, yaitu (1) ajakan untuk bersyukur, (2) ajakan untuk meningkatkan iman atau taqwa, (3) ajakan untuk selalu ingat, dan (4) ajakan untuk yakin. Penanda imperatif itu terdapat pada kalimat imperatif yang menyatakan fungsi ajakan. Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh berikut ini.

1) Sufiks –a

Sufiks –a sebagai penanda imperatif tampak pada kata dasar eling ‘ingat’ dan weruh ‘lihat’. Untuk itu, perhatikan contoh berikut. (1) He wong-wong kang pada iman pada elinga marang Allah. ‘Hai orang-orang beriman ingatlah pada Allah.’ (2) Lan padha weruha kowe kabeh yen sejatine bandha donya lan anak-anakmu iku dadi pacoban. ‘Dan ketahuilah bahwa kamu semua sebenarnya harta di dunia dan anak-anak kamu menjadi cobaan.’

Pada contoh (1) elinga ’ingatlah’ berubah menjadi kalimat imperatif berupa ajakan agar selalu ingat kepada Allah dengan adanya sufiks –a melekat di belakang kata eling ’ingat. Selanjutnya, sufiks –a pada kata dasar weruh ’paham’ pada kalimat imperatif (2) menyatakan ajakan untuk memahami bahwa harta benda di dunia dan anak-anak adalah suatu cobaan.

PROSIDING

2) Sufiks –en

Penanda imperatif yang berupa sufiks –en ditemukan dalam wacana khot- bah Jumat. Penanda imperatif ini melekat pada kata sebagai pengisi predikat. Untuk itu, perhatikan contoh berikut.

(3) Jaganen awakmu senajan nganggo sedekah separo kurma, lamun ora duwe mula nganggoa omongan kang becik. ’Jagalah dirimu walaupun dengan sedekah separo buah kurma, kalau tidak mempunyai maka pergunakan dengan bicara yang baik.’

(4) Gusti Allah sembahen lan aja padha nyekutokake menyang apa wae, lan padha bektia menyang wong atuwamu. ‘Allah sembahlah dan jangan sampai menyekutukan terhadap apa saja, dan kamu semua berbaktilah kepada kedua orang tuamu.’

Contoh kalimat (3) dan (4) merupakan kalimat imperatif yang verbanya dibentuk dengan sufiks –en. Pada contoh (3) sufiks –en melekat di belakang kata dasar jaga ‘jaga’ sehingga membentuk kata jaganen ‘jagalah’. Contoh yang

sejenis tampak pada sembahen ‘sembahlah’ pada (4). Kata tersebut diturunkan dari dasar sembah ‘hormat’ dan sufiks –en yang tampak pada kalimat imperatif, yaitu imperatif ajakan menyembah kepada Allah. Contoh lain yang sejenis

tampak pada kalimat berikut. (5) Apa wae sing diparingake Rosul menyang sira kabeh mula jupuken lakonana, lan apa wae sing dilarang Rosul menyang sira kabeh mula padha tinggalna. ’Apa saja yang diberikan Rosul kepada kamu semua maka ambillah laksanakan, dan apa saja yang dilarang Rosul kepada kamu semua tinggalkan.’

(6) He wong-wong kang padha iman, nalikane diundang nglakoni salat Jumat, enggal-enggala kowe eling marang Allah lan tinggalen adol tinuku. ‘Hai orang-orang yang beriman, sewaktu diundang melaksanakan salat Jumat, segeralah kamu ingat kepada Allah dan tinggalkan jual beli. ‘

Contoh sejenis pada kalimat (5) dan (6) merupakan kalimat imperatif yang verbanya dibentuk dengan sufiks –en. Kata dasar jupuk ‘ambil’ kalimat (5) dan tinggal ‘tinggal’ pada kalimat (6) berupa verba. Penanda imperatif sufiks –en melekat di belakang kata dasar jupuk ‘ambil’ contoh (5) membentuk kalimat imperatif, yaitu perintah untuk mengambil kemudian melakukan apa saja yang diberikan Allah. Kehadiran sufiks –en pada contoh (6) kata dasar berupa verba, yaitu tinggal ‘tinggal’ membentuk kalimat imperatif, yaitu im- peratif untuk meninggalkan jual beli. Namun, apabila penanda imperatif sufiks –en yang melekat pada kata dasar jupuk ‘ambil’ dan tinggal ‘tinggal’ pada kalimat (5)—(6) ditanggalkan, kalimat tidak berterima seperti berikut.

PROSIDING

* (5a) Apa wae sing diparingake Rosul menyang sira kabeh mula jupuk lakonana, lan apa wae sing dilarang Rosul menyang sira kabeh mula padha tinggalna. ’Apa saja yang diberikan Rosul kepada kamu semua maka ambil laksanakan, dan apa saja yang dilarang Rosul kepada kamu semua tinggalkan.’

*(6a)He wong-wong kang padha iman, nalikane diundang nglakoni salat Jumat, enggal-enggala kowe eling marang Allah lan tinggal adol tinuku. ‘Hai orang-orang yang beriman, sewaktu diundang melaksanakan salat Jumat, segeralah kamu ingat kepada Allah dan tinggal jual beli.’

3) Sufiks –na

Di dalam wacana khotbah Jumat ditemukan tuturan yang berfungsi ajakan dengan penanda sufiks -na, yaitu (1) ajakan untuk memberikan kabar senang, (2) ajakan untuk selalu menjalankan perintah-Nya, dan (3) ajakan untuk meninggalkan kejahatan. Masing-masing kalimat imperatif fungsi ajakan tersebut ditandai dengan adanya penanda perintah. Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh berikut.

(7) Aku wenehi pacoban marang kowe, wong-wong sing sabar wenehana kabar seneng . ‘Saya beri cobaan kepada kamu, orang-orang yang sabar berikan kabar gembira.’

(8) Opo wae sing ingsun perintahke, kowe laksanakna menurut kemampuanmu, lan opo wae seng ingsun larang tinggalke kabeh. ‘Apa saja yang Saya perintahkan, kamu laksanakan sesuai kemam- puanmu, dan apa saja yang Saya larang tinggalkan semua.’

(9) Ingsun perintahke, kowe kabeh tinggalna kedholiman ing donya iki. ‘Saya perintahkan, kamu semua tinggalkan kejahatan di dunia ini.’

Penanda imperatif sufiks –na melekat di belakang kata dasar weneh ‘beri’ (7), laksana ‘laku’ (8), dan tinggal ‘tinggal’ (9). Penanda imperatif sufiks –na pada contoh (7)—(9) memiliki imperatif yang berbeda-beda, yaitu. ajakan untuk memberikan kabar senang (7), ajakan untuk meninggalkan kejahatan (8), dan ajakan untuk meninggalkan kejahatan (9).

4) Sufiks –ana

Di dalam wacana khotbah Jumat ditemukan imperatif permohonan ber- buat sesuatu, yaitu dengan penanda imperatif sufiks –ana. Untuk itu, perhati- kan contoh kalimat berikut ini.

(10) He anak-anakku padha lungaa golekana Yusuf lan aja padha putus asa saka rahmating Allah swt.

PROSIDING

’Hai anak-anakku pergilah carilah Yusuf dan jangan putus asa pasti akan dapat rahmat dari Allah.’

(11) Hei Malaikat ingsun podo seksenana siro kabeh saktemene ingsun wus paring pangapuro marang wong kang sholat jum’at”. ‘Hei Malaikatku jadilah saksi kamu semua sebenarnya Saya sudah memberikan maaf kepada orang yang melakukan salat Jumat.’

(12) Apa wae sing diparingake Rosul menyang sira kabeh mula jupuken lakonana apa wae sing dilarang Rosul menyang sira kabeh mula padha tinggalna. ’Apa saja yang diberikan Rosul kepada kamu semua maka ambillah, lakukan perintah-Nya dan apa yang dilarang Rosul kamu semua tinggalkan.’

Penanda imperatif sufiks –ana melekat di belakang bentuk dasar golek ‘cari’ (10), seksen ‘saksi’ (11), dan lakon ‘laku’ pada contoh (12). Imperatif pada kalimat tersebut menyatakan ‘berbuatlah sesuatu seperti pada D’.. Pada con- toh (10) menyatakan ‘untuk mencari Nabi Yusuf’. Imperatif yang menyatakan ‘untuk menjadi saksi’ tampak pada contoh (11). Dan, imperatif (12) menya- takan ‘melakukan apa yang dilarang Allah tampa’.

5) Konfiks N-/–a

Penanda imperatif N-/–a tampak pada contoh (13)—(15) berikut ini. (13) Nyambut gaweya kanggo donyamu kaya-kaya kowe urip salawase lan

ngamala kanggo akhiratmu kaya-kaya kowe sesuk bakal mati. ’Bekerjalah dengan duniamu seperti kamu hidup selamanya dan beramallah untuk akhiratmu seperti kamu besuk akan mati.’

(14) Mangkata kowe sanajan ta ana kahanan kepenak apa dene ora, lan ngabektia karo bandha lan awakmu marang Alloh. ’Berangkatlah kamu walaupun dalam keadaan seneng atau susah, dan berbaktilah dengan kekayaan dan badanmu kepada Allah.’

(15) Jaganen awakmu senajan nganggo sedekah separo kurma, lamun ora duwe mula nganggoa omongan kang becik ’Jagalah badanmu walaupun dengan sedekah separo buah kurma, kalau tidak mempunyai pergunakan dengan bicara yang baik.’

Pada contoh (13) digunakan penanda N-/–a pada dasar amal ‘amal’. Pada (14) digunakan penanda N-/–a dasar bekti ‘bakti’. Pada contoh (15) digunakan penanda imperatif N-/–a yang melekat pada dasar kanggo ‘pakai’. Penanda imperative N-/–a menyatakan ‘ajakan untuk beramal’ pada contoh (13), ‘ajakan untuk berbakti’ pada contoh (14), dan ‘ajakan untuk berbicara yang baik’ tampak pada contoh (15).

PROSIDING

Dokumen yang terkait

HASIL PENELITIAN KETERKAITAN ASUPAN KALORI DENGAN PENURUNAN STATUS GIZI PADA PASIEN RAWAT INAP DI BANGSAL PENYAKIT DALAM RSU DR SAIFUL ANWAR MALANG PERIODE NOVEMBER 2010

7 171 21

KADAR TOTAL NITROGEN TERLARUT HASIL HIDROLISIS DAGING UDANG MENGGUNAKAN CRUDE EKSTRAK ENZIM PROTEASE DARI LAMBUNG IKAN TUNA YELLOWFIN (Thunnus albacares)

5 114 11

KAJIAN MUTU FISIK TEPUNG WORTEL (Daucus carota L.) HASIL PENGERINGAN MENGGUNAKAN OVEN

17 218 83

KARAKTERISASI DAN PENENTUAN KOMPOSISI ASAM LEMAK DARI HASIL PEMURNIAN LIMBAH PENGALENGAN IKAN DENGAN VARIASI ALKALI PADA ROSES NETRALISASI

9 139 85

PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA (Studi Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPA1 SMA Negeri 1 Bukit Kemuning Semester Ganjil T

47 275 59

PENGARUH HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP TINGKAT APLIKASI NILAI KARAKTER SISWA KELAS XI DALAM LINGKUNGAN SEKOLAH DI SMA NEGERI 1 SEPUTIH BANYAK KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

23 233 82

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 SINAR MULYA KECAMATAN BANYUMAS KAB. PRINGSEWU

43 182 68

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TPS UNTUK MENINGKATKAN SIKAP KERJASAMA DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV B DI SDN 11 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

6 73 58

PENGARUH PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DAN MINAT BACA TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 WAY

18 108 89

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMA MAKANANKU SEHAT DAN BERGIZI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE PADA SISWA KELAS IV SDN 2 LABUHAN RATU BANDAR LAMPUNG

3 72 62