Gelar Keturunan dari Asal Daerah

3.4.2 Gelar Keturunan dari Asal Daerah

a. Kampung Panji

Gelar juga diberikan pada seseorang yang berasal dari Kampung Panji yang merupakan keturunan Maharaja Sakti, gelar keturunan yang laki-laki biasanya disebut awang dan yang perempuan disebut dayang. Ada beberapa hal yang menjadikan seorang perempuan disebut atau mendapatkan gelar dayang , yaitu: -

Keturunannya berasal dari Kampung Panji meskipun ia bukan selir raja. -

Selir Sultan yang berasal dari masyarakat biasa dan juga istri pendamping

PROSIDING

- Dalam lingkungan istana seorang perempuan yang bermartabat, setia melayani dan patuh kepada Sultan dapat diberi gelar dayang.

- Pemakaian gelar awang dan dayang dalam masyarakat Kutai seperti, Awang Long , Awang Mas Ngebe, Dayang Padma Wati, Dayang Anggan Wati, dan sebagainya.

b. Kampung Melayu

Berbeda dengan keturunan dari Kampung Panji, gelar yang diberikan pada seorang laki-laki dan perempuan yang keturunannya berasal dari Kam- pung Melayu disebut Encek. Gelar Encek diberikan pada seseorang yang ketu- runannya berasal dari Kampung Melayu baik laki-laki maupun perempuan, seperti Encek Mas Jaya Indra, Encik Muhammad Saleh, dan sebagainya.

Gelar kebangsawanan digunakan masyarakat penutur bahasa Kutai seba- gai bentuk sapaan. Gelar yang biasanya digunakan sebagai sapaan secara langsung, seperti aji, awang, dayang, dan encek. Namun, tidak semua semua orang menyapa menggunakan gelar kebangsawanan sebagai bentuk sapaan. Pada umumnya masyarakat Kutai ketika menyapa orang yang memiliki gelar kebangsawanan menyebutkan namanya saja bila usianya sebaya dan memiliki hubungan yang akrab dalam situasi informal. Apabila penutur menyapa mitra tutur bergelar bangsawan yang usianya lebih tua dari penutur dalam situasi informal dan memiliki hubungan akrab maupun tidak akrab biasanya didahului oleh sapaan kata kerabat bapak atau ibu, seperti bapak awang, bapak encek, dan ibu dayang . Adapun penggunaan sapaan tersebut juga disingkat dengan pak awang, pak encek , dan bu dayang. Bahkan sapaan dengan gelar pendek, seperti ji dan wang, yang berasal dari gelar lengkap aji dan awang. Sapaan dengan menyebut gelar pendek dipakai dalam situasi informal dan penyapa meru- pakan orang yang berada dalam kelompok luar (bukan masyarakat Kutai). Berikut contoh penggunaan sapaan gelar bangsawan Kutai.

Berikut contoh tuturan (1) dan (2) menggambarkan penutur menyapa temannya yang memiliki gelar bangsawan dalam perbincangan di tempat parkir motor.

(1) Apa dipolah malam ni Wang, ndik nunu jukut kah nyambut 1 muharam ? ‘Malam ini apa yang dikerjakan Wang (awang), hendak membakar ikan menyambut 1 muharam?’

(2) Apanya yang nyaman Ji? ‘Apanya yang enak Ji (aji)?’

PROSIDING

Pada contoh tuturan (1) dan (2) terlihat penutur menyapa mitra tuturnya menggunakan sapaan gelar bangsawan awang dan aji yang penggunaannya disingkat menjadi wang (awang) dan ji (aji). Percakapan tersebut dalam situasi informal dan memiliki hubungan yang akrab antara penutur dan mitra tutur.

(3) Pak encek mau nangkap itik untuk dimasak besok ya? ‘Pak Encek akan menangkap itik untuk dimasak besok ya?’

Contoh tuturan (3) menggambarkan konteks mitra tutur yang sedang memperlihatkan fotonya kepada beberapa teman. Tuturan tersebut merupakan komentar dari penutur/teman yang menyapa mitra tuturnya yang bergelar encek dengan diawali sapaan bapak disingkat pak kemudian diikuti dengan gelarnya. Percakapan tersebut menunjukkan penutur lebih muda usianya dari yang disapa (mitra tutur) dan memiliki hubungan yang tidak akrab.

(4) Zul foto awak masih halus naik haji, loco Zul,.... ’Zul foto kamu waktu masih kecil sedang naik haji, lucu Zul...’

Contoh (4) umumnya masyarakat Kutai ketika menyapa orang yang memiliki gelar kebangsawanan menyebutkan namanya saja bila usianya sebaya dan memiliki hubungan yang akrab dalam situasi informal. Seperti contoh (4) yang disapa memiliki gelar Encek Zulmy disapa dengan Zul. Sapaan dengan tanpa menyebut gelar dipakai dalam situasi informal dan penyapa merupakan orang yang berada dalam kelompok dalam (masyarakat Kutai).

Dokumen yang terkait

HASIL PENELITIAN KETERKAITAN ASUPAN KALORI DENGAN PENURUNAN STATUS GIZI PADA PASIEN RAWAT INAP DI BANGSAL PENYAKIT DALAM RSU DR SAIFUL ANWAR MALANG PERIODE NOVEMBER 2010

7 171 21

KADAR TOTAL NITROGEN TERLARUT HASIL HIDROLISIS DAGING UDANG MENGGUNAKAN CRUDE EKSTRAK ENZIM PROTEASE DARI LAMBUNG IKAN TUNA YELLOWFIN (Thunnus albacares)

5 114 11

KAJIAN MUTU FISIK TEPUNG WORTEL (Daucus carota L.) HASIL PENGERINGAN MENGGUNAKAN OVEN

17 218 83

KARAKTERISASI DAN PENENTUAN KOMPOSISI ASAM LEMAK DARI HASIL PEMURNIAN LIMBAH PENGALENGAN IKAN DENGAN VARIASI ALKALI PADA ROSES NETRALISASI

9 139 85

PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA (Studi Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPA1 SMA Negeri 1 Bukit Kemuning Semester Ganjil T

47 275 59

PENGARUH HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP TINGKAT APLIKASI NILAI KARAKTER SISWA KELAS XI DALAM LINGKUNGAN SEKOLAH DI SMA NEGERI 1 SEPUTIH BANYAK KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

23 233 82

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 SINAR MULYA KECAMATAN BANYUMAS KAB. PRINGSEWU

43 182 68

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TPS UNTUK MENINGKATKAN SIKAP KERJASAMA DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV B DI SDN 11 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

6 73 58

PENGARUH PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DAN MINAT BACA TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 WAY

18 108 89

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMA MAKANANKU SEHAT DAN BERGIZI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE PADA SISWA KELAS IV SDN 2 LABUHAN RATU BANDAR LAMPUNG

3 72 62