PROSIDING SEMINAR HASIL PENELITIAN BAHAS (1)

SEMINAR (DISKUSI) ILMIAH KEBAHASAAN DAN KESASTRAAN

Yogyakarta, 7—9 November 2013

ii

SEMINAR (DISKUSI) ILMIAH KEBAHASAAN DAN KESASTRAAN

Yogyakarta, 7—9 November 2013

BALAI BAHASA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN BAHASA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA ARAB FAKULTAS ADAB DAN ILMU BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

BALAI PENGKAJIAN PENGEMBANGAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA (BPPKI) YOGYAKARTA KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA

iii

PROSIDING SEMINAR(DISKUSI) ILMIAH KEBAHASAANDANKESASTRAAN

TIM PENYUNTING Pelindung:

Prof. Dr. Mashun, M.S.

Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Pengarah: Drs. Muhajir, M.A.

Sekretaris Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Penanggung Jawab: Drs. Tirto Suwondo, M.Hum.

Kepala Balai Bahasa Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

Ketua: Dra. Sri Nardiati, M.Pd.

Editor:

Prof. Dr. I Dewa Putu Wijana, M.A.

Dr. Aprinus Salam, M.Hum. Dra. Sri Nardiati, M.Pd. Drs. Dhanu Priyo Prabowo, M.Hum.

Dra. Herawati

Wening Handri Purnami, S.Pd., M.P.d.

Sekretaris: Rijanto, S.Pd. Achmad Abidan H.A., S.Pd. Susam Tri Yuli Haryati Edy Wastana Warseno

Diterbitkan oleh: Balai Bahasa

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

ISBN: 978-602-777-776-7

Alamat Sekretariat: Jalan I Dewa Nyoman Oka 34, Yogyakarta

Telepon (0274)562070

iv

KATA PENGANTAR KEPALA BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN BAHASA

Dewasa ini penelitian atau kajian interdisipliner sangat diperlukan meng- ingat secara aksiologis beragam ilmu berkembang secara bersama, berdam-

pingan, bahkan saling berhadapan, saling melawan (resistensif), sehingga di satu pihak tampak bertabrakan, tumpang tindih, di pihak lain saling mem- bangun dan mengukuhkan. Demikian pula eksistensi disiplin ilmu bahasa dan sastra. Sebagai disiplin ilmu kemanusiaan (humaniora), bahasa dan sastra tidak mungkin bekerja sendiri dalam menghadapi beragam fenomena dan permasalahan yang terjadi, tetapi harus bersinergi dengan berbagai disiplin lain. Sinergi demikian diharapkan dapat memberikan jalan masuk ke ruang yang terang dalam rangka mengatasi sekaligus mengelola permasalahan secara benar demi kemaslahatan hidup umat manusia.

Berkenaan dengan hal itu, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa menyambut baik kegiatan seminar ilmiah yang mempertemukan para peneliti dari berbagai disiplin ilmu (bahasa, sastra, pendidikan, agama, sejarah, antropologi, komunikasi, dan informatika) yang diselenggarakan oleh Balai Bahasa Provinsi DIY bekerja sama dengan Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dan Balai Pengkajian Pengembangan Komu- nikasi dan Informatika (BPPKI) Yogyakarta pada tanggal 7—9 November 2013 di Hotel Gowongan Inn, Yogyakarta. Dari seminar ilmiah yang diikuti oleh para peneliti dari tiga kementerian ini, yakni Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Badan/Balai/Kantor Bahasa, Fakultas Ilmu Budaya UGM, Fakultas Sastra Universitas Sanata Dharma, FKIP Universitas Ahmad Dahlan, Balai Pelestarian Nilai Sejarah dan Budaya), Kementerian Agama (Jurusan Sastra Arab UIN), dan Kementerian Komunikasi dan Informasi (BPPKI), diha- rapkan muncul temuan-temuan baru yang tidak hanya bermanfaat bagi disiplin ilmu masing-masing, tetapi juga bagi disiplin ilmu lain (interdisipliner).

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Kepala Balai Bahasa Provinsi DIY, Dekan Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, dan Kepala BPPKI Yogyakarta yang telah menjalin kerja sama untuk memperte- mukan dan memperkenalkan para peneliti dari lingkungan masing-masing.

Demikian juga, ucapan terima kasih kami sampaikan kepada tim ahli, para pemakalah, peserta, dan seluruh pengelola yang telah berperan aktif dalam seminar tersebut. Karya-karya ilmiah yang kemudian dibukukan dalam pro- siding ini diharapkan menjadi inspirasi bagi munculnya berbagai wawasan dan temuan baru yang berguna bagi perkembangan ilmu di masa depan.

Jakarta, Desember 2013

Prof. Dr. Mahsun, M.S.

NIP 195909251986031004

vi

KATA PENGANTAR KEPALA BALAI BAHASA PROVINSI DIY

Kegiatan seminar (diskusi) ilmiah kebahasaan dan kesastraan yang dilaksanakan pada 7—9 November 2013 di hotel Gowongan Inn, Yogyakarta ini merupakan kegiatan seminar kedua yang diselenggarakan oleh Balai Bahasa Provinsi DIY. Kegiatan kedua ini tidak hanya melibatkan para peneliti di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan seperti pada kegiatan pertama (2012), tetapi juga melibatkan para peneliti di kementerian lain, yakni Kementerian Agama dan Kementerian Komunikasi dan Informasi. Secara keseluruhan, kegiatan seminar (diskusi) ilmiah kedua ini diikuti oleh para peneliti Badan Bahasa, Balai Bahasa (DIY, Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Bali, Kalimantan Selatan), Kantor Bahasa (Banten, Kalimantan Timur), Universitas Gadjah Mada, Universitas Sanata Dharma, Universitas Ahmad Dahlan, UIN Sunan Kalijaga, Balai Pelestarian Nilai Sejarah dan Budaya, Balai Pengkajian Pengembangan Komunikasi dan Informatika, dan Sekolah Tinggi Teknik Kedirgantaraan Yogyakarta.

Kegiatan seminar yang melibatkan para peneliti dari berbagai disiplin ilmu (bahasa, sastra, budaya, agama, pendidikan, sejarah, informasi, dan komu- nikasi) ini tidak hanya bertujuan menyediakan forum diskusi demi pengem- bangan karier semata, tetapi yang lebih utama ialah mencoba mempertemukan berbagai disiplin ilmu sehingga kelak diperoleh wawasan baru sebagai realisasi kolaborasi antardisiplin ilmu tersebut. Hal demikian dilandasi oleh pertim- bangan bahwa di era pascamodern ini bidang ilmu tertentu telah dipandang tidak lagi mampu mengatasi berbagai permasalahan kehidupan secara sendiri. Berbagai-bagai disiplin ilmu harus bekerja sama dan saling melengkapi sehingga diharapkan akan ditemukan pola atau tesis-tesis baru dalam rangka memecahkan beragam fenomena yang semakin kompleks. Untuk itu, kegiatan semacam ini perlu dilakukan secara lebih serius dan berkesinambungan.

Balai Bahasa Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai salah satu UPT Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang secara khusus bergerak di bidang kebahasaan dan kesastraan merasa perlu bahwa ilmu bahasa dan sastra harus berkolaborasi dengan ilmu lain. Oleh karena itu, pada masa yang

vii vii

Akhirnya, kami atas nama Balai Bahasa Provinsi DIY mengucapkan terima kasih kepada tim ahli sebagai penilai, seluruh pemakalah, peserta, dan seluruh pengelola yang telah terlibat dalam seminar dan penerbitan prosiding ini. Secara khusus, ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Ketua Jurusan Sastra Arab dan Dekan Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN dan Kepala Balai Pengkajian Pengembangan Komunikasi dan Informatika Yogyakarta yang telah bersedia bekerja sama dengan kami. Mudah-mudahan hasil kerja sama ini tidak hanya bermanfaat bagi para peneliti, tetapi juga bagi perkem- bangan ilmu demi kesejahteraan umat manusia.

Yogyakarta, November 2013

Drs. TirtoSuwondo, M.Hum. NIP 196211301982031001

viii

JADWAL KEGIATAN DISEMINASI (DISKUSI ILMIAH) KEBAHASAAN DAN KESASTRAAN BALAI BAHASA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA 7—9 NOVEMBER 2013 DI GOWONGAN INN YOGYAKARTA (BAHASA)

NO. HARI, TANGGAL

MODERATOR NOTULIS

1. Kamis,

Daftar Masuk Hotel

7 Nov. 2013

Daftar Ulang

Makan Malam

Pembagian Kelas

Sesi 1

1. Dra. Sri Nardiati, M.Pd.

Wening Handri P., S.Pd.

Sigit Arba’i, S.Pd.

2. Riani, S.Pd., M.A.

3. Siti Jamzaroh, S.S., M.Hum.

4. Dra. Tri Saptarini dan Sariah

Diskusi dan Ulasan

Daftar Ulang

1. Drs. Nur Zaini, M.A.

Tarti Khusnul Khotimah, S.S. Aji Prasetyo, S.S.

2. Wening Handri Purnami, S.Pd.

3. I Gde Wayan Soken, M.Hum.

Diskusi dan Ulasan

1. Dr. H. Marjoko Idris, M.Ag.

Edi Setiyanto, M.Hum.

Nuryantini, S.Pd.

2. Sigit Arba’i, S.Pd.

3. Drs. Suryo Handono, M.Pd.

Diskusi dan Ulasan

Istirahat, Makan Siang

Sesi 4

1. Nuryantini, S.Pd.

Sigit Arba’i, S.Pd.

Riani, S.Pd., M.A.

2. Yune Andryani Pinem, S.S., M.A.

Diskusi dan Ulasan

1. Drs. Edi Suwatno

Aji Prasetyo

Dra. Titik Indiyastini

2. Nur Ramadhoni Setyaningsih, S.Pd.

3. Wiwin Erni Siti Nurlina, M.Hum.

Diskusi dan Ulasan

1. Drs. Edi Setiyanto, M.Hum.

Riani, S.Pd., M.A.

Wening Handri P., S.Pd.

xiii

2. Dra. Hari Sulastri, M.Pd.

3. Wenni Rusbiyantoro, M.Hum.

Diskusi dan Ulasan

Istirahat, Makam Malam Istirahat, Makam Malam

NO. HARI, TANGGAL

MODERATOR NOTULIS

Sesi 7

1. Dr. Restu Sukesti, M.Hum.

I Gde Wayan Soken Bandana Nuryantini, S.Pd.

2. Aji Prasetyo, S.S.

3. Darmanto, S.Pd., M.PA.

Diskusi dan Ulasan

1. Drs. Widada, M.Hum.

Drs. Suryo Handono, M.Pd. Drs. Edi Suwatno

2. Tarti Khusnul Khotimah, S.S.

3. Dra. Titik Indiyastini

Diskusi dan Ulasan

Daftar Ulang

1. Rissari Yayuk, M.Pd.

Tarti Khusnul Khotimah, S.S. Dra. Titik Indiyastini

2. Roni Sulistiyono, M.Pd.

Diskusi dan Ulasan

Sambung Rasa antara Peserta Diskusi dan Kepala Balai Bahasa Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

Administrasi/Daftar Keluar Hotel

JADWAL KEGIATAN DISEMINASI (DISKUSI ILMIAH) KEBAHASAAN DAN KESASTRAAN BALAI BAHASA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA 7—9 NOVEMBER 2013 DI GOWONGAN INN YOGYAKARTA (SASTRA)

NO. HARI, TANGGAL

Daftar Masuk Hotel

7 Nov. 2013

Daftar Ulang

Makan Malam

Pembagian Kelas

Sesi 1

1. Dhanu Priyo Prabowa, M.Hum.

Drs. Herry Mardianto

Sutiyem, S.Pd.

2. Nur Seha, S.Ag.

3. Siti Ajar Ismiyati, S.Pd., M.A.

Diskusi dan Ulasan

Daftar Ulang

1. Nanik Sumarsih, S.Pd., M.A.

Y. Adhi Satiyoko, S.S., M.A.

Ahmad Abidan H., S.Pd.

2. Dra. Prapti Rahayu

3. Nurul Masfufah, M.Pd.

Diskusi dan Ulasan

1. Drs. Herry Mardianto

Ahmad Zamzuri, S.Pd.

Dra. Prapti Rahayu

2. Sutiyem, S.Pd.

3. Drs. Mustari, M.Hum.

Diskusi dan Ulasan

Istirahat, Makan Siang

Dhanu Priyo Prabowa, M.Hum. Drs. Sri Haryatmo, M.Hum.

2. Dwi Haryanto

3. Ahmad Zamzuri, S.Pd.

Diskusi dan Ulasan

1. Y. Adhi Satiyoko, S.S., M.A.

Mashuri, S.S.

Dra. V. Risti Ratnawati, M.A.

2. Derri Ris R., S.S.

Diskusi dan Ulasan

Nur Seha, S.Ag.

Dwi Hariyanto

xv

2. Drs. Umar Sidik, S.I.P., M.Pd.

3. Misriani, S.Pd.

Diskusi dan Ulasan

Istirahat, Makam Malam Istirahat, Makam Malam

NO. HARI, TANGGAL

MODERATOR NOTULIS

3. Sabtu,

Daftar Ulang

1. Dra. V. Risti Ratnawati, M.A.

Drs. Umar Sidik, S.I.P., M.Pd. Ahmad Abidan H., S.Pd.

2. Drs. Sri Haryatmo, M.Hum.

3. Yuliati Puspita Sari, S.Pd.

Diskusi dan Ulasan

Sambung Rasa Peserta Diskusi dan Kepala Balai Bahasa Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

Administrasi/Daftar Keluar Hotel

BAHASA

PROSIDING

PROSIDING

ANALISIS KOHESI DAN KOHERENSI WACANA IKLAN OPERATOR SELULER TELKOMSEL DI SURAT KABAR HARIAN KEDAULATAN RAKYAT

Aji Prasetyo Balai Bahasa Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta pos-el: ajiprasetyo@gmail.com

Inti Sari

Iklan adalah salah satu bentuk komunikasi yang bertujuan mengajak para pembaca maupun penonton agar mengonsumsi apa yang di- tawarkan. Iklan operator seluler Telkomsel dalam surat kabar harian Kedaulatan Rakyat sangat menarik untuk dikaji, selain karena bahasa- nya yang singkat dan padat juga mengandung bermacam penafsiran yang terkadang tidak dimengerti oleh pembaca. Wacana operator seluler dalam hal ini Telkomsel berisi tentang harga, bonus, jangkauan, dan sebagainya. Bahasa yang digunakan dalam iklan operator seluler Telkomsel sangat berbeda dengan bahasa iklan atau wacana yang lain. Dalam hal ini, pembaca harus mengerti konteks iklan tersebut karena pembaca tentu akan kesulitan dalam menafsirkan kata-kata yang sangat padat dan kata-kata yang mengandung banyak istilah khusus. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode pragmatis. Metode pragmatis digunakan untuk menunjuk pola-pola penyimpangan dalam tindak tutur dengan subjenis alat penentunya, yaitu mitra wicara. Salah satu yang dikaji dalam sebuah wacana adalah kohesi dan koherensi. Sebuah wacana yang baik harus mempunyai kohesi dan koherensi. Kohesi adalah keserasian hubungan antara unsur yang satu dan unsur yang lain dalam wacana sehingga tercipta- lah pengertian yang apik/koheren, sedangkan koherensi adalah keterkaitan semantis antara bagian-bagian wacana. Oleh karena, tulisan ini bertujuan membahas kohesi dan koherensi yang terdapat dalam iklan operator seluler, khususnya Telkomsel.

Kata kunci: iklan, wacana, dan konteks

PROSIDING

Abstract

Advertisement is one of form of communication which is aimed at asking reader or watcher to consume what is offered. Advertisement of Telkomsel cellular operator in Kedaulatan Rakyat newspaper is very interesting to investigate, besides the language is simple and compact it also contains interpretation that sometimes is not easy to be understood. Telkomsel cellular operator advertisement comprises of price, bonus, coverage, and etc. The language used is very different from advertisement language or other discourse. In this matter, the reader should understand the context of the advertisement making because the reader certainly will find difficulties in interpreting a very dense words and words containing certain terms. Analysis of the data in this study using the pragmatic method. Pragmatic method is used to designate patterns of irregularities in the speech act with the determining tool subtypes, namely dialogue partner. One studied in a discourse cohesion and coherence is. A good discourse cohesion and coherence should have. Cohesion is a harmonious relationship between the elements and other elements in the discourse that creates a sense of slick/coherent, whereas coherence is a semantic relationship between the parts of discourse.Therefore, this writing is aimed at cohesion and coherence existing in cellular operator advertisement, particularly Telkomsel.

Keywords: advertisement, discourse, and context

1. Pendahuluan

Para pemakai bahasa dapat menafsirkan sesuatu yang disampaikan oleh pemakai bahasa yang lain dengan penafsiran yang berbeda. Dalam hal ini para pemakai bahasa harus mengenali wacana dengan baik agar pesan dalam wacana dapat diterima dan tidak menimbulkan salah penafsiran. Menurut Samsuri (dalam Sobur, 2004: 10), wacana merupakan rekaman kebahasaan yang utuh tentang peristiwa komunikasi, biasanya terdiri atas seperangkat kalimat yang mempunyai hubungan pengertian yang satu dengan yang lain. Komunikasi itu dapat menggunakan bahasa lisan dan dapat pula dengan bahasa tulisan. Dalam hal ini wacana merupakan suatu kesatuan gramatikal yang utuh dan berkesinambungan serta mempunyai makna. Untuk dapat me- mahami sebuah wacana diperlukan suatu kajian yang membahas tentang wa- cana, baik dari segi gramatikalnya maupun konteksnya. Ilmu yang mengkaji tentang wacana dalam hal ini analisis wacana adalah pragmatik. Menurut Stubbs (dalam Cahyono, 1994: 227), analisis wacana merupakan objek kajian pragmatik yang menekankan telaahnya pada penafsiran wacana dan teks. Di samping itu, analisis wacana juga memanfaatkan hasil kajian pragmatik. Oleh karena itu, analisis wacana juga berupaya menafsirkan suatu wacana yang

PROSIDING PROSIDING

Dewasa ini kita dapat menikmati berbagai informasi. Hal ini tentu dika- renakan makin canggihnya industri media informasi dan komunikasi, baik media cetak maupun media elektronik. Kita dibuat bingung oleh banyaknya informasi yang ditawarkan terutama di bidang periklanan. Iklan-iklan dibuat demi kepentingan dunia bisnis cenderung bertambah dari waktu ke waktu. Tanpa disadari bahwa sesungguhnya dunia periklanan merupakan salah satu wacana yang sangat menarik untuk dikaji.

Salah satu wacana yang dikaji dalam tulisan ini ialah iklan dalam media cetak. Menurut Kasali (1992: 9), iklan merupakan bagian dari bauran promosi (promotion mix). Bauran promosi itu sendiri merupakan bagian dari bauran pemasaran (marketing mix). Secara sederhana, iklan didefinisikan sebagai pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan kepada masyarakat lewat suatu media. Selajutnya, iklan sebagai bagian dari bauran komunikasi pema- saran mempunyai sasaran yang berbeda-beda, sesuai dengan produk yang ditawarkan. Iklan operator seluler dalam hal ini Telkomsel merupakan bagian dari penawaran suatu produk kepada khalayak pengguna telepon seluler.

Berbagai jenis layanan operator seluler telah hadir di Indonesia. Tentu saja media promosi yang digunakan melalui media untuk menyakinkan peng- guna telepon seluler yang berlomba dapat meyakinkan pemirsa apa pun cara- nya. Proses penyampaian sesuatu hal yang dilakukan melalui media untuk kepraktisan hidup. Hal itu diharapkan masyarakat menggunakan jasa operator yang telah mereka tawarkan. Perusahaan penyedia jasa telekomunikasi men- jaring semua lapisan masyarakat, mulai dari anak-anak, remaja, pemuda, dan orang tua.

Didasari atas ketertarikan akan bahasa iklan tersebut, dalam penelitian ini akan dibahas mengenai iklan operator seluler, khususnya Telkomsel, yang diambil dari surat kabar harian Kedaulatan Rakyat. Jenis iklan ini dimaksudkan sebagai sarana untuk menarik konsumen menggunakan layanan operator se- luler, khususnya produk Telkomsel.

Secara ringkas, tulisan ini berusaha memaparkan kohesi dan koherensi yang digunakan dalam iklan operator seluler Telkomsel. Diharapkan melalui penelitian ini dapat ditentukan kohesi dan koherensi dalam wacana iklan operator seluler Telkomsel yang nantinya dapat memberikan pengetahuan dan pengalaman baru bagi masyarakat dalam menganalisis wacana suatu iklan, khususnya iklan operator seluler Telkomsel ditinjau dari aspek pragmatiknya.

PROSIDING

2. Teori dan Metode

Wacana dan teks merupakan dua hal yang saling berhubungan. Wilis Edmonson (dalam Sumarlam, 2005: 5) mengungkapkan bahwa ada perbedaan antara teks (text) dan wacana (discourse). Teks adalah suatu rangkaian ungkapan bahasa yang terstruktur yang membentuk suatu kesatuan. Perbedaan pokok antara teks dan wacana adalah teks merupakan suatu rangkaian pernyataan bahasa yang terstruktur yang diungkapkan melalui bahasa. Dalam hal ini dapat diambil kesimpulan bahwa wacana mengacu pada permasalahan/ peristiwa yang terjadi pada kurun waktu tertentu. Di samping itu, konsep teks dan wacana pun berbeda. Menurut Budiman (dalam Sobur, 2004: 52) teks dapat diartikan sebagai seperangkat tanda yang ditransmisikan dari se- orang penerima melalui medium tertentu dan dengan kode-kode tertentu. Hal ini memiliki pengertian bahwa teks lebih berkaitan dengan hal-hal yang bersifat nyata, dan wacana cenderung mengarah ke sesuatu yang abstrak. Dalam hal ini teks merupakan realisasi dari wacana.

Wacana berdasarkan medianya terbagi menjadi wacana lisan dan wacana tulis. Wacana dengan media komunikasi tulis dapat berwujud antara lain: (1) sebuah teks/bahasa tertulis yang dibentuk oleh lebih dari satu alinea yang mengungkapkan sesuatu secara beruntun dan utuh, misalnya sepucuk surat, sekelumit cerita, sepenggal uraian ilmiah, (2) sebuah alinea merupakan wacana, apabila teks hanya terdiri atas sebuah alinea dapat dianggap sebagai satu kesatuan misi korelasi dan situasi utuh, dan (3) sebuah wacana (khusus bahasa Indonesia) mungkin dapat dibentuk oleh sebuah kalimat majemuk dengan subordinasi dan koordinasi (system ellypsis) (Djajasudarma, 1994: 8). Wacana tulis di sini diartikan sebagai wacana yang disampaikan dengan bahasa tulis/ media tulis. Untuk dapat menerima/memahami wacana tulis maka sang pene- rima/pesapa harus membacanya. Di dalam wacana tulis terjadi komunikasi secara tidak langsung antara penulis dengan pembaca (Sumarlam, 2005: 16). Wacana tulis tentunya akan mudah dikaji dan kajiannya akan lebih mendalam dibanding wacana lisan karena wacana tulis membentuk suatu kesatuan yang utuh dan berkesinambungan.

Wacana dikaji dalam bidang ilmu analisis wacana. Analisis wacana meru- pakan salah satu bidang kajian pragmatik yang mengkaji berbagai aspek dalam wacana baik lisan maupun tulisan. Analisis wacana dipakai untuk kajian yang mencakup (a) kajian bahasa dalam bentuk yang lebih besar daripada kalimat, ataupun klausa dan (b) kajian bahasa sebagaimana dipakai secara ilmiah untuk berkomunikasi (Nababan, 1987: 61). Dari pengertian ini dapat disimpulkan bahwa analisis wacana mengkaji secara keseluruhan isi teks/wacana baik dari aspek gramatikalnya maupun konteksnya. Menurut Halliday dan Hasan (1992: 16), konteks situasi merujuk pada tiga ciri, yaitu (1) “medan wacana” menunjuk

PROSIDING PROSIDING

Salah satu yang dikaji dalam sebuah wacana adalah kohesi dan koherensi. Sebuah wacana yang baik harus mempunyai kohesi dan koherensi. Kohesi adalah keserasian hubungan antara unsur yang satu dan unsur yang lain dalam wacana sehingga terciptalah pengertian yang apik/koheren, sedangkan kohe- rensi adalah keterkaitan semantis antara bagian-bagian wacana. Berdasar perwujudan lingualnya, Halliday dan Hasan (dalam Baryadi, 2002: 17) mem- bedakan dua jenis kohesi, yaitu (i) kohesi gramatikal (grammatical cohesion) dan (ii) kohesi leksikal (lexical cohesion). Kohesi merujuk pada pertautan bentuk, sedangkan koherensi pada pertautan makna (Djajasudarma, 1994: 46). Semen- tara menurut Cahyono (1994: 231-232), kohesi adalah ikatan-ikatan dan hu- bungan yang ada di dalam teks. Hubungan-hubungan kohesif dalam teks memberikan wawasan untuk mengetahui bagaimana penulis menentukan apa yang ingin dikatakannya. Di samping itu, kita juga dapat mengetahui apakah sesuatu yang disampaikan itu telah tertulis dengan baik atau tidak, sedangkan koherensi menurut Wohl (dalam Sobur, 2004: 81) adalah pengaturan secara rapi kenyataan dan gagasan, fakta, dan ide menjadi suatu untaian yang logis sehingga mudah memahami pesan yang dikandungnya. Dalam hal ini, ko- herensi mengarah pada faktor lain yang menuntun kita untuk membedakan teks-teks yang berkaitan sehingga teks-teks tersebut saling berkesinambungan.

Langkah kerja yang digunakan dalam tahap-tahap penelitian ini berdasarkan pendapat Sudaryanto (1993:5--7) yang menyatakan bahwa ada tiga tahapan strategis dalam penelitian, yaitu tahap pengumpulan data, analisis data, dan penyajian hasil analisis. Data penelitian ini bersumber dari iklan operator seluler Telkomsel di surat kabar harian Kedaulatan Rakyat. Tahap pengumpulan data merupakan tahap awal dalam sebuah penelitian, begitu pula dengan penelitian ini, pertama kali dilakukan pengumpulan data-data. Data beberapa iklan operator seluler Telkomsel tersebut diunduh melalui internet. Selanjutnya, data-data itu disimak dan dicatat kemudian diklasifi- kasikan berdasarkan aspek kebahasaannya dan aspek pragmatiknya. Setelah data dikumpulkan dan diklasifikasi sesuai dengan tindak tuturnya, tahap selanjutnya, yaitu analisis data. Pada tahap ini data dianalisis dengan metode padan. Alat penentu dalam menganalisis data berada di luar, terlepas dan tidak menjadi bagian dari bahasa yang bersangkutan (Sudaryanto, 1993:13).

PROSIDING

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode pragmatis. Metode pragmatis digunakan untuk menunjuk pola-pola penyimpangan dalam tindak tutur dengan subjenis alat penentunya, yaitu mitra wicara. Hasil analisis penelitian ini dipaparkan sesuai dengan kaidah-kaidah yang telah ditemukan dalam tahap sebelumnya. Pemaparan hasil analisis bersifat deskriptif, berda- sarkan pada data yang ada. Hasil analisis penelitian ini berdasarkan teknis informal, yaitu pemaparan dengan menggunakan perumusan dengan kata- kata biasa.

3. Pembahasan

Iklan operator seluler biasanya ditempatkan dalam halaman tersendiri, terkadang satu halaman penuh. Wacana iklan ini bersifat mempengaruhi khalayak. Hal yang dipentingkan dalam iklan adalah isi yang dapat menjang- kau pendengar/pembaca yang terpengaruh oleh bahasa afektif (Djajasudarma, 1994: 19). Berikut ini beberapa contoh iklan operator seluler yang ada dalam surat kabar yang terbit di Yogyakarta, khususnya iklan operator seluler Telkomsel yang ada di surat kabar harian Kedaulatan Rakyat.

1. Contoh iklan kartu Simpati di Kedaulatan Rakyat, 17 April 2013

Apabila diuraikan, kalimat itu akan menjadi sebagai berikut. (1) Buat kamu yang selalu ingin dapat lebih hubungi *999*9#. (2) Isi pulsa lebih banyak bonusnya, paket internetan, paket blackberry, paket

sms. (3) Diskon Rp100 ribu gadget dan elektronik di plasa.com. Diskon s.d. 70% di Zalora.co.id.

(4) Pastikan kamu di Jaringan 3G. Lebih cepat, lebih nyaman. Kalimat pertama dalam iklan tersebut berupa kalimat aktif. Apabila dilihat

dari strukturnya, iklan ini menunjukkan adanya kekohesian sebuah wacana. Di sini ada kohesi gramatikal, yaitu pelesapan pronomina kamu dan perang- kaian dengan konjungsi buat. Pada kalimat (2), ada kohesi gramatikal pele-

sapan kata Simpati dan kohesi leksikal penggulangan kata paket. Kalimat (3) ada kohesi gramatikal pelesapan pronomina kamu, verba dapat, dan konjungsi dan . Untuk kalimat (4), kohesi yang ada ialah kohesi gramatikal pelesapan

verba dan konjungsi. Selain itu, ada kohesi leksikal berupa pengulangan kata lebih .

PROSIDING

Jika dilihat dari hubungan antarunsur dalam kalimat, iklan ini mempu- nyai koherensi yang tinggi. Kalimat (1) menyatakan informasi yang dapat dihubungi oleh konsumen kemudian diikuti dengan kalimat (2) yang menya- takan perihal keuntungan menggunakan kartu Simpati, kalimat (3) menyatakan keuntungan yang didapat konsumen dengan menggunakan kartu Simpati, dan kalimat (4) menyatakan sebuah perintah untuk mendapatkan kecepatan dan kenyamanan dalam berkomunikasi.

Wacana iklan tersebut berisi tentang penawaran pulsa dari sebuah per- usahaan operator seluler. Perusahaan menetapkan berbagai keuntungan bagi konsumen, antara lain banyak bonusnya, ada diskon belanja, dan ada layanan

3G untuk kecepatan dan kenyamanan. Dalam hal ini, perusahaan operator seluler Telkomsel memberikan keuntungan bagi konsumen jika menggunakan kartu Simpati. Konsumen yang menggunakan kartu Simpati akan diberi bonus langsung, seperti adanya paket internetan, paket blackberry, paket sms, dan adanya diskon belanja.

Meskipun kata-kata tersebut sepertinya sulit dipahami pemaknaanya, pembaca tetap dapat menangkap isi dari iklan tersebut. Hal ini tentu dikaitkan dengan konteks pembaca dan isinya. Iklan ini tentu saja akan dibaca oleh orang yang akan mencari kartu telepon seluler sehingga ia sudah mengetahui latar belakang pemasang serta isi iklan tersebut. Pembuat iklan berusaha mencari konsumen yang berstatus sosial menengah ke atas. Hal itu terlihat dari penggunaan kata blackberry dan kata gadget.

2. Contoh iklan kartu As di Kedaulatan Rakyat, 18 Maret 2013

Iklan operator tersebut terdiri atas lima kalimat. Kalimat tersebut secara rinci akan diuraikan sebagai berikut. (1) Gokil! Gratisnya 10 hari nonstop! Untuk semua pelanggan kartu As. (2) Isi ulang kartu As mulai dari Rp10.000 dan dapatkan gratisnya! (3) Gratis nelpon dan sms berlaku ke sesama Telkomsel. (4) Gratis nelpon, sms, dan internetan berlaku 24 jam sampai dengan 10 hari. (5) Syarat dan ketentuan berlaku. Info lengkap hubungi layanan informasi

155 (gratis) atau contact center 100 (berbayar) atau klik www.telkomsel.com/kartuas.

PROSIDING

Iklan kartu As tersebut mengandung kohesi dan koherensi. Kohesi ditun- jukkan dengan adanya perangkaian dan pengulangan. Pada kalimat (1) terda- pat perangkaian dengan konjungsi untuk yang menunjukkan hubungan menggabungkan. Dalam kalimat (2) terdapat perangkaian dengan konjungsi dan . Kalimat (3) dan (4) juga mengandung konjungsi dan dan adanya peng- ulangan kata gratis. Kalimat (5) terdapat perangkaian dengan konjungsi dan dan atau.

Dalam hal koherensi, iklan kartu As ini sudah berkoherensi cukup baik karena sudah ada konjungsi yang menghubungkan antarkalimat. Dalam hal ini kalimat tidak berdiri sendiri-sendiri, tetapi membentuk kesatuan yang padu. Setiap kalimat saling bertautan. Kalimat (1) dibuka dengan menyebutkan gratis 10 hari untuk semua pelangan. Kalimat (2) menunjukkan syarat minimal isi ulang agar mendapat fasilitas gratis dan diikuti dengan kalimat (3) dan (4) yang berisi macam-macam gratisan dari kartu As. Kalimat (5) berisi syarat untuk mendapatkan fasilitas gratis.

Dilihat dari konteks iklan tersebut dapat ditangkap maksud pembuat iklan bahwa perusahaan Telkomsel sedang mencari konsumen, khususnya anak-anak muda. Hal itu terlihat dari penggunaan bahasa gaul, seperti gokil ‘gila’. Keuntungan yang didapatkan seperti, gratis nelpon, sms, internetan berlaku selama 24 jam sampai dengan 10 hari nonstop dengan isi ulang pulsa murah mulai Rp10.000,00 sangat disukai anak-anak muda. Perusahaan Tel- komsel akan memberikan gratis 1000 menit menelpon, gratis 300 MB inter- netan, dan gratis 10.000 sms kepada konsumennya. Kalimat terakhir ialah cara untuk mendapatkan informasi lengkap dalam mendapatkan fasilitas gratis dengan bentuk huruf yang lebih kecil. Hal ini yang kadang-kadang tidak diperhatikan konsumen sehingga merasa ditipu oleh iklan.

PROSIDING

3. Contoh iklan kartu Halo di Kedaulatan Rakyat, 16 Maret 2013

Iklan kartu Halo tersebut terdiri atas satu kalimat dan dua paragraf. Secara lengkap iklan tersebut berbunyi sebagai berikut. (1) Berubah menjadi yang terbaik. (2) Kartu Halo selalu memberi yang terbaik untuk Anda. Mulai dari tarif

hemat roaming internasional, prioritas akses data hingga 14,4 Mbps, ja- ringan terluas dan banyak lagi. Pilih paket Halo Fit sesuai dengan kebu- tuhan dan dapatkan paket istimewa untuk bicara, sms, dan data.

(3) Berubah itu mudah. Halo Fit 80 ribu, 2 GB data, 100 menit, 100 sms. Halo Fit 125 ribu, 4 GB data, 135 menit, 300 sms.

Dalam iklan ini, kohesi yang ada ialah pelesapan dan penunjukan. Bahasa- nya lebih lengkap daripada iklan sebelumnya. Di sini ditemukan adanya ko- hesi perangkaian, pengacuan, dan pelesapan, sedangkan dalam koherensi, iklan ini juga berkoherensi baik karena kalimat yang satu dengan yang lain mempunyai rangkaian yang baik, seperti halnya pada paragraf (2) yang meru- pakan koherensi perincian dengan ditandai konjungsi mulai dari.

Dilihat dari segi konteksnya, iklan ini berisi penawaran kepada konsumen bahwa kartu Halo telah berubah menjadi yang terbaik. Perubahan yang per- tama ialah adanya tarif hemat roaming internasional. Untuk perubahan yang kedua, kartu Halo memberi akses data hingga 14,4 Mbp, sedangkan perubahan

PROSIDING PROSIDING

4. Contoh iklan kartu Flash di Kedaulatan Rakyat, 20 April 2013

Iklan kartu Flash ini terdiri atas satu kalimat bahasa Inggris dan empat kalimat bahasa Indonesia. Secara lengkap iklan kartu Flash di atas berbunyi sebagai berikut. (1) Marvel Iron Man 3 in cinemas April 2013. (2) Ikuti petualangan Marvel’s Iron Man 3 bersama Telkomsel. (3) Daftar di FlashironMan.com dan aktifkan Opera Mini. (4) Menangkan hadiah total 11 MacBook Air, 44 Samsung GALAXY, 80 HP

Mito 720, dan 300 HP Mito S500 Watch. (5) Dapatkan tiket nonton bareng untuk total 2500 pendaftar pertama di kota: Bekasi, Bandung, Yogya, Malang, Makassar, Medan, Balikpapan, Manado, Banjarmasin, Pekanbaru.

PROSIDING

Iklan kartu Flash ini sedikit berbeda dengan iklan operator seluler Tel- komsel sebelumnya. Selain menggunakan kalimat bahasa asing, iklan kartu Flash ini menjalin kerja sama dengan produk lain, yaitu film Iron Man 3. Wacana iklan tersebut hampir tidak ditemukan adanya kohesi antarkalimat. Kalimat (1) menggunakan bahasa Inggris yang isinya informasi film Iron Man 3 diputar di bioskop mulai bulan April 2013. Pada kalimat (2) terdapat perintah meng- ikuti petualangan Marvel’s Iron Man 3 bersama Telkomsel. Kalimat (3) berupa perintah mendaftar di FlashironMan.com dan mengaktifkan Opera Mini. Kalimat (4) berisi perintah untuk memenangkan hadiah. Terakhir, kalimat (5) berisi perintah mendapatkan tiket gratis bagi 2500 pendaftar pertama di kota Bekasi, Bandung, Yogyakarta, Malang, Makassar, Medan, Balikpapan, Manado, Ban- jarmasin, dan Pekanbaru.

Apabila diamati dari unsur koherensinya, wacana iklan kartu Flash ini tidak memiliki konjungsi yang merangkaikan kalimat yang satu dengan kali- mat yang lain. Selain kalimat (1), semuanya diawali dengan verba, seperti ikuti , daftar, menangkan, dan dapatkan. Akan tetapi dari segi kebertautan, iklan tersebut sebenarnya mempunyai unsur kebertautan yang erat. Kalimat (2) berisi ajakan perusahaan Telkomsel kepada konsumennya untuk menonton film Iron Man 3. Kalimat (3) menyampaikan ajakan kepada konsumennya untuk mendaftar di FlashironMan.com dan mengaktifkan Opera Mini, kemudian diikuti dengan kalimat (4) yang berisi keuntungan yang didapat oleh konsumen jika mendaftar di FlashironMan.com dan mengaktifkan Opera Mini, dan disusul dengan kalimat (5) yang berisi pemberitahuan nonton bareng di beberapa kota bagi 2500 pendaftar pertama.

Dilihat dari konteksnya, iklan kartu Flash ini memberitahukan kepada konsumen bahwa perusahaan Telkomsel sedang menawarkan produknya, kartu Flash, dengan bekerja sama dengan bioskop yang memutar film Iron Man 3 . Iklan ini diawali dengan kalimat pembuka yang menarik pembaca tentang pemutaran film Iron Man 3 pada bulan April di bioskop. Harapan pembuat iklan ialah pembaca yang membaca iklan tersebut akan tertarik dengan kalimat “Ikuti petualangan Marvel’s Iron Man 3 bersama Telkomsel”. Dengan demikian, pembaca akan tertarik menggunakan kartu Flash karena dapat menonton film baru Iron Man 3 di bioskop secara gratis. Selain itu, konsumen yang beruntung juga akan memenangkan hadiah yang menarik, seperti laptop Apple MacBook Air, smartphone Samsung Galaxy, HP Mito 720, dan HP Mito S500 Watch.

Apabila diperhatikan, semua iklan operator seluler Telkomsel yang dite- liti ini pada umumnya sama, yaitu mencoba mengajak pembaca untuk meng- gunakan kartu telepon yang ditawarkannya. Operator seluler Telkomsel mem- punyai empat jenis kartu, baik prabayar maupun pascabayar. Hanya saja,

PROSIDING PROSIDING

4. Simpulan

Berdasarkan analisis yang dilakukan diperoleh simpulan bahwa iklan dalam hal ini iklan operator seluler Telkomsel merupakan wacana yang bersifat persuasif. Dari empat contoh jenis iklan yang diteliti menunjukkan bahwa iklan operator seluler Telkomsel ini mempunyai ciri yang tidak sama, baik dalam hal tata tulis, bahasa, maupun gramatikalnya.

Iklan operator seluler Telkomsel yang diambil dari surat kabar harian Kedaulatan Rakyat tersebut menggunakan bahasa yang amat padat, kata-kata banyak yang dilesapkan, dan unsur-unsur koherensinya sudah cukup baik meskipun kadang tidak ditemukan konjungsi yang merangkaikan klausa atau kalimat. Kohesi yang umum digunakan dalam jenis iklan ini adalah kohesi gramatikal pelesapan, yaitu kohesi gramatikal yang berupa pelesapan konsti- tuen yang telah disebut.

Dilihat dari kekoherensiannya, iklan operator seluler Telkomsel ini sudah mengandung koherensi yang cukup baik. Dalam iklan tersebut memang tidak semuanya ditemui adanya konjungsi intrakalimat ataupun antarkalimat yang menunjukkan kepaduan suatu wacana, tetapi dalam hal ini iklan operator seluler Telkomsel mempunyai pertautan yang dikaitkan dengan konteks. Kali- mat/pernyataan yang satu dengan pernyataan yang lain saling berkesinam- bungan dan bertautan satu sama lain sehingga tidak keluar dari masalah dan konteksnya.

Kata dan kalimat yang terdapat dalam iklan operator seluler Telkomsel sangat padat dan singkat. Para pembaca harus mampu menafsirkan isinya dengan baik karena dalam iklan tersebut menggunakan kalimat yang singkat, bahkan kadang hanya berupa frasa. Pembaca harus melihat konteks iklan tersebut sebelum menafsirkannya. Dilihat dari isinya, iklan operator seluler Telkomsel tersebut kesemuanya mengandung bahasa persuasif yang mengan- dung ajakan-ajakan dan mempengaruhi pembaca untuk menggunakan kartu telepon dalam iklan tersebut. Selain itu, iklan operator seluler Telkomsel juga

PROSIDING PROSIDING

Keempat iklan yang diteliti menunjukkan perbedaan-perbedaan cara pe- nyampaian ajakan kepada masyarakat. Kejelasan serta bahasa yang menarik ini menentukan keberhasilan iklan dalam menarik perhatian pembaca. Ma- syarakat juga akan menangkap maksud iklan tersebut dengan baik. Semakin bagus unsur persuasifnya, semakin banyak pula masyarakat yang tertarik pada produk ditawarkan.

Daftar Pustaka

Baryadi, I. Praptomo. 2002. Dasar-Dasar Analisis Wacana dalam Ilmu Bahasa. Yogyakarta: Pustaka Gondho Suli. Cahyono, Bambang Yudi. 1994. Kristal-kristal Ilmu Bahasa. Surabaya: Airlangga University Press. Djajasudarma, T. Fatimah. 1994. Wacana. Bandung: PT Ernesco. Haliday, M. A. K dan Ruqaiya Hasan. 1992. Bahasa, Konteks, dan Teks. Yogya-

karta: Gajah Mada University Press. Kasali, Rhenald. 1992. Manajemen Periklanan (Konsep dan Aplikasinya di Indonesia). Jakarta: PT Pustaka Utama Grafiti. Nababan, P. W. J. 1987. Ilmu Pragmatik (Teori dan Penerapannya). Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan

Sobur, Alex. 2004. Analisis Teks Media. Bandung: PT Remaja. Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta

Wacana University Press. Sumarlam. 2005. Teori dan Praktik Analisis Wacana. Surakarta: Pustaka Cakra.

PROSIDING

PROSIDING

KATA MAJEMUK DENGAN UNSUR UNIK BERMAKNA AFEKTIF DALAM BAHASA JAWA

Edi Suwatno Balai Bahasa Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

Inti Sari

Makalah ini membicarakan kata majemuk dengan unsur unik bermakna afektif dalam bahasa Jawa. Tujuan penelitian untuk mendeskripsikan kata majemuk unik menurut kategori kata dan makna kata hubungan antarunsur unik. Kata majemuk dengan unsur unik bermakna afektif adalah kata majemuk yang salah satu unsurnya hanya bisa bergabung dengan kata di depannya. Unsur mbranang ‘merah menyala’ dalam abang mbranang ‘merah menyala’ hanya bisa bergabung dengan abang ‘merah’, unsur nglintheg ‘ tidur nyenyak’ dalam turu nglintheg ‘tidur nyenyak’ hanya bisa bergabung dengan turu ‘tidur’, royo-royo’hijau muda segar’ hanya dapat bergabung dengan ijo ‘hijau’, unsur nggendring ‘ lari terbirit-birit tanpa berani menoleh lagi’ hanya dapat bergabung dengan mlayu ‘lari’,telap-telep ‘makan dengan lahap’ hanya dapat bergabung dengan unsur mangan ‘makan’. Ada berbagai kategori kata majemuk dengan unsur unik bermakna afektif dalam bahasa Jawa. Hasil pembahasan, yaitu (i) kategori adjektiva -adjektiva , (ii) adjektiva bebas-adjektiva terikat, (iii) verba bebas-verba bebas, dan (iv) verba- adjektiva. Di samping itu, ditemukan berbagai macam makna kata majemuk dengan unsur unik bermakna afektif, yaitu (i) makna menyangatkan, (ii) makna sebab akibat, (iii) makna cara, (iv) makna mendadak (kemendadakan), dan (v) makna sifat/keadaan.

Kata kunci: kata majemuk unik bermakna afektif, kategori kata,

makna

Abstract

The paper explores compound word with unique element in Javanese affective meaning. The compound word with unique element of affective meaning is compound word which one of its elements only can combines with the word in front of it. Mbranang element ‘scarlet’ can only combine

PROSIDING PROSIDING

Keywords: unique compound word with affective meaning, word category,

various meaning

1. Pendahuluan

Makalah ini akan membicarakan tentang kata majemuk dengan unsur unik bermakna afektif dalam bahasa Jawa. Akan tetapi sebelum membicarakan tentang kata majemuk dengan unsur unik bermakna afektif akan dijelaskan lebih dahulu tentang kata majemuk. Ramlan (2012:77) mendefinisikan majemuk ialah kata yang terjadi dari gabungan dua kata yang menimbulkan suatu kata baru, misalnya keras hati, kepala batu, kamar gelap, meja makan, meja makan, dan mata kaki. Kata majemuk dalam bahasa Jawa, misalnya landhep dhengkul ‘sangat bodoh’, mundur isin ‘pantang mundur’, njarah rayah ‘merebut dengan paksa’, dan mbarang wirang ‘memamerkan rasa malunya’.Yang dimaksud kata majemuk dengan unsur unik bermakna afektif adalah kata majemuk yang salah satu unsurnya hanya bisa bergabung dengan unsur unik atau penggabungan morfem asal dan morfem unik (Wedhawati,dkk.,2001:81). Sebagai contoh kata majemuk dengan unsur unik abang mbranang ‘merah menyala, merah padam’, esuk umun- umun/uthuk-uthuk ‘pagi-pagi buta’, lunga klepat ‘pergi dengan cepat’, dan turu nglipus ‘tidur pulas’. Unsur unik bermakna afektif berupa unsur mbranang’merah sekali’, umun-umun/uthuk-uthuk’ pagi-pagi buta’, klepat ‘pergi dengan segera’, dan nglipus’tidur dengan pulas’, hanya bisa bergabung dengan bentuk adjektiva abang ‘merah’, esuk ‘pagi’, dan verba lunga ‘pergi’, turu ‘tidur’.

Adapun alasan penulis memilih kata majemuk dengan unsur unik bermakna afektif dalam bahasa Jawa adalah sebagai berikut. Pertama, kata majemuk dengan unsur unik bermakna afektif dalam bahasa Jawa sangat produktif. Kedua, kata majemuk dengan unsur unik bermakna afektif dalam bahasa Jawa mencakupi berbagai kategori, sebagai contoh kata maajemuk unik anyep njejet/ njejep ‘sangat tawar’; ajur mumur ‘hancur lebur’; ireng thuntheng ‘hitam legam’; peteng ndhedhet ‘gelap gulita’, garing mekingking ‘kering kerontang’, sepi mamring ‘sunyi senyap’, termasuk kategori golongan adjektiva. Demikian pula kata

PROSIDING PROSIDING

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Apa saja kategori kata majemuk dengan unsur unik bermakna afektif dalam bahasa Jawa?; (2)Apa saja makna yang dinyatakan oleh hubungan unsur-unsur kata majemuk dengan unsur unik bermakna afektif dalam bahasa Jawa?

Tujuan pokok penelitian ini adalah mendeskripsikan kata majemuk dengan unsur unik bermakna afektif dalam bahasa Jawa. Tujuan tersebut dapat dirinci sebagai berikut: (1) mendeskripsikan kategori kata majemuk dengan unsur unik bermakna afektif dalam bahasa Jawa; (2) mendeskripsikan makna hubung- an antarunsur kata majemuk dengan unsur unik bermakna afektif dalam bahasa Jawa.

Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan kaidah pembentukan kata majemuk dengan unsur unik bermakna afektif dalam bahasa Jawa. Kaidah tersebut mencakup kaidah kategori kata dan kaidah makna hubungan unsur- unsur kata majemuk dengan unsur unik bermakna afektif dalam bahasa Jawa

Lingkup penelitian ini meliputi kategori kata dari kata majemuk dengan unsur unik bermakna afektif dan makna yang dinyatakan oleh hubungan unsur- unsur kata majemuk dengan unsur unik bermakna afektif.

2. Kerangka Teori

2.1 Pengertian Kata Majemuk

Pengertian kata majemuk adalah gabungan morfem dasar yang seluruh- nya berstatus sebagai kata yang mempunyai pola fonologis, gramatikal, dan

PROSIDING PROSIDING

2.2 Jenis-Jenis Kata Majemuk

Kata majemuk atau kompositum adalah gabungan morfem dasar yang seluruhnya berstatus sebagai kata yang mempunyai pola fonologis, gramatikal, dan semantis yang khusus menurut kaidah yang bersangkutan, pola khusus tersebut membedakannya dari gabungan morfem dasar yang bukan kata majemuk (Kridalaksana,2001:99). Adapun Keraf (1991:154) mendefinisikan kata majemuk atau kompositum dapat dibatasi sebagai gabungan dari dua kata atau lebih yang membentuk suatu kesatuan arti. Menurutnya Keraf (1991:154) kelompok kata majemuk yang salah satu unsurnya bersifat terikat, misalnya: terang benderang, gegap gempita, gelap gulita, sorak sorai, tua renta, lalu lalang.

Kata majemuk atau kompositum menurut Kridalaksana (1989:109) dapat diklasifikasikan menjadi lima jenis atau lima golongan, yaitu (1) kompositum subordinatif substantif (tipe A): (2) kompositum substantif (yang sebagian besar juga dapat berfungsi secara predikatif) (tipe B); (3) Kompositum koor- dinatif (tipe C), (4) kompositum berproleksem (tipe D), dan (5) kompositum sintesis (tipe E). Masalah penipean kata majemuk tipe A, B, C, D, dan E yang relevansi dengan penelitian ini adalah tipe C 6, yaitu makna sebab akibat “ b akibat a” atau makna menyangatkan “ b menyangatkan a”.

2.3 Kategori Kata

Kategori kata berkaitan dengan golongan satuan bahasa yang diungkap- kan dengan morfem bebas disebut kategori leksikal. Penggolongan kata

PROSIDING PROSIDING

2.4 Makna Kata Majemuk

Makna kata majemuk merupakan perpaduan leksem yang membentuk komponen. Menurut Kridalaksana (1988:110) dan (1989:104—158) meng- golongkan makna kata majemuk menjadi empat tipe: (1) makna tipe A (per- paduan subordinatif, yang terjadi dari 17 tipe A, (2) makna tipe B (perpaduan subordinatif atributif yang terjadi dari 16 tipe B), (3) makna tipe C (perpaduan koordinatif), yang terdiri atas 8 tipe, (4) makna tipe D (perpaduan berprolek- sem), dan (5) makna tipe E (perpaduan sintesis). Berkaitan dengan relevansi penelitian ini adalah makna tipe C (perpaduan koordinatif, yaitu makna tipe

C unsur pertama dan kedua saling melengkapi, (2) makna tipe C 6 makna “sebab akibat” artinya unsur kedua menyangatkan unsur pertama, dan (3) tipe C 8 b paduan leksem koordinatif pemanjangan, artinya unsur kedua pemanjangan dari unsur pertama. Hal tersebut dapat dilihat Poedjosoedarmo (1979:156) persamaan arti komponen, yaitu komponen pertama sama artinya dengan komponen yang kedua yang memiliki makna yang bersifat menyangat- kan. Berkaitan dengan makna atau arti di mana kedua komponennya mempu- nyai arti yang menyangatkan berkaitan dengan jenis kata yang sempurna (Poedjosoedarmo,1979:159). Berdasarkan penggolongan kata itu yang paling menonjol pemakaiannya, yaitu verba (kata kerja), adjektiva (kata sifat), dan adverbia (kata keterangan). Pemakaian verba dan adjektiva merupakan bentuk dasar bebas, misalnya lungguh ‘duduk’, turu ‘tidur’. teka ‘datang’, dan lunga ‘pergi’. Adapun bentuk dasar bebas, misalnya abang ‘merah’, adoh ‘jauh’, adhem ‘dingin’, putih ‘putih’, sugih ‘kaya’ ireng ‘hitam’, dan cedhak ‘dekat’.

3. Metode dan Teknik

Penelitian ini dilakukan melalui tiga tahap, yaitu (1) tahap pengumpulan data, (2) analisis data, dan (3) penyajian hasil analisis data. Pada tahap meng- analisis data metode yang digunakan adalah metode agih. Metode agih itu

PROSIDING PROSIDING

Adapun teknik dasar yang digunakan adalah teknik bagi unsur langsung (BUL). Disebut teknik BUL karena cara yang digunakan pada awal kerja analisis ialah membagi satuan data menjadi beberapa bagian atau unsur (kata majemuk unik); dan unsur-unsur yang bersangkutan dipandang sebagai bagian yang langsung membentuk satuan lingual yang dimaksud (Sudaryan- to,1993:31).Teknik lanjutan yang berwujud teknik sisip. Adapun teknik sisip dilakukan dengan menggunakan “unsur” tertentu di antara unsur-unsur lingual yang ada. Pada hakikatnya teknik sisip sama dengan teknik perluas, yaitu sama-sama menggunakan “unsur” tambahan. Keduanya menambahi satuan lingual yang bersangkutan dengan unsur baru. Perbedaannya adalah penam- bahan dalam rangka pelaksanaan teknik perluas ada di luar satuan lingual yang bersangkutan, sedangkan penambahan dalam rangka teknik sisip ada di dalam satuan lingual yang bersangkutan (Sudaryanto,1993:37).

Objek penelitian ini adalah kata majemuk dengan unsur unik bermakna afektif dalam bahasa Jawa. Pengumpulan data digunakan metode simak dan teknik catat. Metode simak atau penyimakan dilakukan menyimak pengguna- an data bahasa yang bersangkutan. Adapun teknik catat dengan mencatat data. Dalam rangka penggunaan teknik catat, untuk diklasifikasi, dikelompok- kan datanya berdasarkan jenis kata, makna unsur-unsur katanya selanjutnya dianalisis dan ditulis seperti pada makalah ini.

Sumber data dalam penelitian ini diambil dari sumber bahasa tertulis dan dilakukan teknik pencatatan langsung dalam bacaan atau teks. Sumber data yang diteliti diambil dari majalah mingguan dan buku pelajaran yang berbahasa Jawa.

4. Pembahasan

Kata majemuk dengan unsur unik bermakna afektif dalam bahasa Jawa dapat digolongkan menjadi dua jenis berdasarkan unsur-unsurnya atau kom- ponen-komponennya. Pertama, kategori kata majemuk dengan unsur unik bermakna afektif yang unsur-unsurnya terdiri atas kelas kata adjektiva-adjek- tiva. Kedua, kategori kata majemuk unik yang unsur-unsurnya (komponen- komponennya) terdiri atas kelas kata verba-adjektiva. Ketiga, kategori kata majemuk dengan unsur unik bermakna afektif yang unsur-unsurnya berkate- gori adjektiva-adjektiva dan kategori verba-adjektiva Keempat, berbagai macam makna , yaitu makna menyangatkan; makna sebab akibat; makna cara; makna kemendadakan, dan makna sifat/keadaan akan dibahas sebagai berikut.

PROSIDING

4.1 Kata Majemuk Unik yang Unsur-Unsurnya Berkategori Adjektiva- Adjektiva

Kata majemuk dengan unsur unik bermakna afektif yang unsur-unsurnya terdiri atas kategori adjektiva-adjektiva dapat berbentuk unsur bebas dan unsur terikat. Adapun masing-masing kata majemuk dengan unsur unik bermakna afektif berkategori adjektiva-adjektiva bentuk bebas dan bentuk terikat tampak pada subbagian sebagai berikut.

4.1.1 Kata Majemuk dengan Unsur Unik Bermakna Afektif Berkategori Adjektiva-Adjektiva

Dokumen yang terkait

HASIL PENELITIAN KETERKAITAN ASUPAN KALORI DENGAN PENURUNAN STATUS GIZI PADA PASIEN RAWAT INAP DI BANGSAL PENYAKIT DALAM RSU DR SAIFUL ANWAR MALANG PERIODE NOVEMBER 2010

7 171 21

KADAR TOTAL NITROGEN TERLARUT HASIL HIDROLISIS DAGING UDANG MENGGUNAKAN CRUDE EKSTRAK ENZIM PROTEASE DARI LAMBUNG IKAN TUNA YELLOWFIN (Thunnus albacares)

5 114 11

KAJIAN MUTU FISIK TEPUNG WORTEL (Daucus carota L.) HASIL PENGERINGAN MENGGUNAKAN OVEN

17 218 83

KARAKTERISASI DAN PENENTUAN KOMPOSISI ASAM LEMAK DARI HASIL PEMURNIAN LIMBAH PENGALENGAN IKAN DENGAN VARIASI ALKALI PADA ROSES NETRALISASI

9 139 85

PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA (Studi Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPA1 SMA Negeri 1 Bukit Kemuning Semester Ganjil T

47 275 59

PENGARUH HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP TINGKAT APLIKASI NILAI KARAKTER SISWA KELAS XI DALAM LINGKUNGAN SEKOLAH DI SMA NEGERI 1 SEPUTIH BANYAK KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

23 233 82

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 SINAR MULYA KECAMATAN BANYUMAS KAB. PRINGSEWU

43 182 68

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TPS UNTUK MENINGKATKAN SIKAP KERJASAMA DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV B DI SDN 11 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

6 73 58

PENGARUH PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DAN MINAT BACA TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 WAY

18 108 89

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMA MAKANANKU SEHAT DAN BERGIZI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE PADA SISWA KELAS IV SDN 2 LABUHAN RATU BANDAR LAMPUNG

3 72 62