Persentase Sebaran Persepsi Responden terhadap Bahasa Jawa sebagai Bahasa Daerah

Tabel 2. Persentase Sebaran Persepsi Responden terhadap Bahasa Jawa sebagai Bahasa Daerah

1 Sangat tidak setuju

4,4% 2 Tidak setuju

43,8% 4 Sangat setuju

100% Pada tabel 2 dapat diketahui bahwa persentase sebaran persepsi respon-

den pada pernyataan sikap terhadap bahasa Jawa sebagai bahasa daerah lebih banyak pada kategori setuju, dengan sebaran sebesar 43,8%. Sebaran persepsi responden pada kategori sangat setuju sebesar 37,3%, tidak setuju sebesar 14,5%, dan 4,4% lainnya menyatakan sangat tidak setuju. Berdasarkan per- sentase sebaran tersebut dapat disimpulkan bahwa 81,1% responden memiliki sikap positif dan hanya 18.9% yang memiliki sikap negatif.

PROSIDING

Siswa yang memiliki sikap positif berpendapat bahwa penggunaan bahasa Jawa perlu dibiasakan sejak kecil sehingga mereka akan mampu menggunakan dengan tepat untuk berbagai tujuan. Selain itu, siswa berkeyakinan bahwa dengan menggunakan bahasa Jawa secara baik dan benar akan terbentuk perilaku santun. Sementara itu, mereka yang memiliki sikap negatif merasa bahwa penggunaan bahasa Jawa sulit dan ketinggalan zaman sehingga mereka enggan menggunakannya dalam pergaulan.

3.1.1 Kepercayaan Siswa terhadap Bahasa Jawa sebagai Bahasa Daerah

Komponen kognitif sikap siswa terhadap bahasa Jawa sebagai bahasa daerah tertuang dalam bentuk kepercayaan siswa terhadap bahasa Jawa. Kepercayaan yang dimaksud adalah pemahaman siswa terhadap bahasa Jawa. Kepercayaan siswa terhadap bahasa Jawa sebagai bahasa daerah menunjukkan sikap yang positif dengan rerata skor +0,66. Sikap tersebut masih pada tataran yang rendah dan perlu ditingkatkan. Persentase sebaran persepsi responden pada komponen kognitif dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini.

Tabel 3. Persentase Sebaran Persepsi Responden pada Komponen Kognitif terhadap Bahasa Jawa sebagai Bahasa Daerah

Skor Kategori

Jumlah

Persentase

1 Sangat tidak setuju

3,7% 2 Tidak setuju

45,9% 4 Sangat setuju

Pada tabel 3 diketahui bahwa persentase sebaran persepsi responden pada pernyataan sikap yang berkaitan dengan komponen kognitif lebih banyak pada kategori setuju, dengan sebaran sebesar 45,9%. Sebaran persepsi respon- den pada kategori sangat setuju sebesar 36,4%, tidak setuju sebesar 14%, dan 3,7% lainnya menyatakan sangat tidak setuju pada pernyataan yang berkaitan dengan komponen kognitif. Dengan demikian, secara kognitif siswa memiliki kepercayaan terhadap bahasa Jawa sebagai bahasa daerah, yaitu dengan per- sentase sebaran sebesar 82,3%.

Responden yang memiliki sikap positif tersebut rata-rata tinggal di ling- kungan masyarakat yang menggunakan bahasa Jawa. Mereka menggunakan bahasa Jawa dalam komunikasi sehari-hari, baik kepada orang tua maupun kepada masyarakat di sekitarnya. Selain itu, jika tidak dapat menggunakan bahasa Jawa, mereka akan tersisih atau seakan tidak diakui oleh masyarakat. Mereka juga berkeyakinan bahwa bahasa Jawa cukup mampu menjalankan fungsinya sebagai bahasa daerah dan bahasa budaya. Oleh karena itu, bahasa

PROSIDING

Jawa perlu dikembangkan dan dibiasakan penggunaanya dalam komunikasi sehari-hari.

3.1.2 Perasaan Siswa terhadap Bahasa Jawa sebagai Bahasa Daerah

Komponen afektif sikap siswa terhadap bahasa Jawa sebagai bahasa daerah tertuang dalam bentuk perasaan siswa terhadap bahasa Jawa. Perasaan yang dimaksud adalah perasaan senang atau tidak senang. Selain itu, perasaan tersebut juga mencakupi perasaan bangga atau tidak terhadap bahasa Jawa.

Hasil penelitian mengenai perasaan siswa terhadap bahasa Jawa sebagai bahasa daerah menunjukkan perasaan senang dan bangga, yaitu dengan rerata skor +0,7. Perasaan tersebut masih tergolong pada sikap positif tingkat rendah dan perlu ditingkatkan. Persentase sebaran persepsi responden pada komponen afektif dapat dilihat pada tabel 4 berikut ini.

Tabel 4. Persentase Sebaran Persepsi Responden pada Komponen Afektif terhadap Bahasa Jawa sebagai Bahasa Daerah

Skor Kategori

Jumlah

Persentase

1 Sangat tidak setuju 52 2,6% 2 Tidak setuju

11,6% 3 Setuju

44,8% 4 Sangat setuju

Pada tabel 4 diketahui bahwa persentase sebaran persepsi responden pada pernyataan sikap yang berkaitan dengan komponen afektif lebih banyak pada kategori setuju, dengan sebaran sebesar 44,8%. Sebaran persepsi respon- den pada kategori sangat setuju sebesar 41%, tidak setuju sebesar 11,6%, dan 2,6% lainnya menyatakan sangat tidak setuju pada pernyataan yang berkaitan dengan komponen afektif. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa secara kognitif siswa memiliki perasaan senang dan bangga terhadap bahasa Jawa sebagai bahasa daerah, yaitu dengan persentase sebaran sebesar 85,8%.

Responden yang memiliki sikap positif merasa mampu dan bangga meng- gunakan bahasa Jawa untuk berkomunikasi dengan orang lain. Mereka juga senang melihat orang Jawa yang selalu menggunakan bahasa Jawa dalam suasana kejawaan, baik di Jawa, luar Jawa, bahkan luar negeri. Lebih dari itu, mereka sangat senang jika melihat orang asing berbahasa Jawa atau mem- pelajari bahasa Jawa. Sementara itu, responden yang memiliki sikap negatif memang tidak mampu menggunakan bahasa Jawa untuk berkomunikasi dengan orang lain. Mereka hanya mampu menggunakan bahasa Jawa ngoko. Hal itulah yang membuat mereka tidak merasa bangga dengan bahasa Jawa.

PROSIDING

3.1.3 Kecenderungan Perilaku Siswa dalam Menggunakan Bahasa Jawa sebagai Bahasa Daerah

Komponen konatif sikap siswa terhadap bahasa Jawa sebagai bahasa daerah tertuang dalam bentuk kecenderungan perilaku siswa dalam meng- gunakan bahasa Jawa. Siswa memiliki kecenderungan perilaku yang baik dalam menggunakan bahasa Jawa sebagai bahasa daerah, yaitu dengan rerata skor +0,52. Kecenderungan perilaku siswa itu belum maksimal, masih tergolong rendah dan perlu ditingkatkan. Berbagai upaya, baik melalui pendidikan for- mal maupun nonformal, harus selalu dilakukan agar kesadaran mereka akan norma-norma bahasa Jawa dapat meningkat.

Persentase sebaran persepsi responden pada komponen konatif menun- jukkan bahwa sebagian besar responden memiliki sikap positif. Hal itu tampak pada tabel 5 berikut ini.

Dokumen yang terkait

HASIL PENELITIAN KETERKAITAN ASUPAN KALORI DENGAN PENURUNAN STATUS GIZI PADA PASIEN RAWAT INAP DI BANGSAL PENYAKIT DALAM RSU DR SAIFUL ANWAR MALANG PERIODE NOVEMBER 2010

7 171 21

KADAR TOTAL NITROGEN TERLARUT HASIL HIDROLISIS DAGING UDANG MENGGUNAKAN CRUDE EKSTRAK ENZIM PROTEASE DARI LAMBUNG IKAN TUNA YELLOWFIN (Thunnus albacares)

5 114 11

KAJIAN MUTU FISIK TEPUNG WORTEL (Daucus carota L.) HASIL PENGERINGAN MENGGUNAKAN OVEN

17 218 83

KARAKTERISASI DAN PENENTUAN KOMPOSISI ASAM LEMAK DARI HASIL PEMURNIAN LIMBAH PENGALENGAN IKAN DENGAN VARIASI ALKALI PADA ROSES NETRALISASI

9 139 85

PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA (Studi Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPA1 SMA Negeri 1 Bukit Kemuning Semester Ganjil T

47 275 59

PENGARUH HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP TINGKAT APLIKASI NILAI KARAKTER SISWA KELAS XI DALAM LINGKUNGAN SEKOLAH DI SMA NEGERI 1 SEPUTIH BANYAK KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

23 233 82

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 SINAR MULYA KECAMATAN BANYUMAS KAB. PRINGSEWU

43 182 68

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TPS UNTUK MENINGKATKAN SIKAP KERJASAMA DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV B DI SDN 11 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

6 73 58

PENGARUH PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DAN MINAT BACA TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 WAY

18 108 89

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMA MAKANANKU SEHAT DAN BERGIZI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE PADA SISWA KELAS IV SDN 2 LABUHAN RATU BANDAR LAMPUNG

3 72 62