Mengelola Emosi
2. Mengelola Emosi
Kemampuan dalam mengelola emosi berarti mampu menangani perasaan agar perasaan tersebut dapat terungkap dengan tepat. Refleksi dari penge- lolaan emosi yang dapat kita lihat dalam pantun Banjar, antara lain:
a. Pengelolaan konflik
Orang Banjar juga memanfaatkan pantun sebagai pembelajaran dalam hal pengelolaan konflik. Konflik merupakan suatu fenomena yang tak ter- elakkan dalam kehidupan masyarakat. Bahkan, jika tidak ditangani dengan baik, konflik dapat berujung pada kehancuran suatu masyarakat. Oleh karena itulah, kecerdasan emosional, khususnya dalam hal mengelola konflik penting untuk dimiliki oleh tiap orang agar tidak terjadi konflik yang berkepanjangan yang akan merugikan dirinya sendiri dan orang-orang yang ada di sekitarnya.
Berikut ini gambaran kecerdasan emosional orang Banjar dalam hal pengelolaan konflik yang terdapat dalam pantun Banjar.
(11) Mananam laus, lausnya mati Menanam laos, laosnya mati Inya rapunnya kada baakar
Sebab rumpunnya tidak berakar Nang talanjur bahual kalahi
Yang terlanjur bertengkar Bawa baingat, bawa basabar
Beringat, bersabar
(12) Tulak mamulut baduduaan Pergi memulut berdua Imbah bulik di wayah sanja
Setelah pulang di waktu senja Jangan bacakut papadaan
Jangan bertengkar dengan kerabat Hual sadikit baakuran haja
Perselisihan sedikit bermaafan saja
(13) Handak manjulung sarang karangga Ingin menyerahkan sarang serangga Anak hulatnya diulah umpan
Kepompongnya dibuat umpan Jangan bahual jiran tatangga
Jangan bertengkar dengan tetangga Amun talanjur dibaikakan
Jika terlanjur dimaafkan saja
Pada beberapa pantun di atas, terdapat pembelajaran tentang pengelolaan konflik, yakni tidak bertengkar baik dengan kerabat maupun dengan tetangga. Seandainya pertengkaran itu terlanjur terjadi, kita diajarkan untuk mengakhiri perselisihan tersebut dengan saling memaafkan.
PROSIDING PROSIDING
Kemampuan seseorang dalam mengendalikan emosi merupakan salah satu cermin adanya kecerdasan emosi yang dimiliki oleh orang tersebut. Kualitas hidup seseorang akan terlihat dari perilaku kesehariannya dalam mengelola emosi. Emosi cenderung melahirkan motivasi yang tidak terbatas untuk berbuat, sehingga diperlukan sebuah keterampilan untuk mengelola emosi atau yang lebih dikenal dengan kecerdasan emosional. Memang, bukan hal yang mudah untuk mengendalikan emosi, terlebih ketika seseorang ter- sebut sedang menghadapi masalah. Kecerdasan emosional yang berhubungan dengan pengendalikan emosi ini juga dapat kita temukan dalam pantun Banjar berikut.
(14) Digaragaji kayu pang lanan digergaji kayu lanan Papan nang kandal diulah tangga
papan yang tebal dibuat tangga Kada tamasuk urang baiman
tidak termasuk orang beriman Amun bahual lawan tatangga
jika bertengkar dengan tetangga
Pada pantun (14) di atas, secara tidak langsung kita diajarkan untuk menjauhi pertengkaran dengan tetangga sebab jika bertengkar dengan tetangga merupakan tindakan orang yang tidak beriman.
Demikian pula pada pantun (15) di bawah ini, kita diajarkan untuk bersabar ketika dilanda kebangkrutan dan musibah.
(15) Buah jambu sapuluh bigi buah jambu sepuluh biji Lima bigi gugur ka tanah
lima biji jatuh ke tanah Bawa basabar, badagang rugi
bawa bersabar, berdagang rugi Basabar jua dapat musibah bersabar juga dapat musibah
Ada istilah di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung. Hal ini pula lah yang tampak pada pantun (16)dan (17) berikut. Kita diajarkan untuk pandai- pandai menempatkan diri terutama jika berada di kampung orang.
(16) Kumpai jariwit daunnya panjang rumput jariwit daunnya panjang Makanannya si biri-biri
makanan biri-biri Amun bagana di kampung urang
jika tinggal di kampung orang Babisa-bisa mambawa diri
harus bisa membawa diri
(17) Tahukah nyawa jukung tambangan? tahukah kamu jukung tambangan Jukung panjang wayah bahari
perahu panjang zaman dahulu Jangan baucap sambarangan
jangan berucap sembarangan Bisa maulah cilaka diri bisa membuat celaka diri
PROSIDING