Representasi Perempuan dalam Perspektif Patriarkhi

3.2 Representasi Perempuan dalam Perspektif Patriarkhi

3.2.1 Perempuan Lemah dan Marjinal

Tiga di antara empat data yang dikumpulkan yang merupakan teks berita tentang pembunuhan Holly menyebutkan bahwa dia adalah istri siri tersangka otak pembunuh yang bernama Gatot. Beberapa kalimat dalam teks berita www.detik.com menyebutkan bahwa:

“Gatot Supiartono yang merupakan auditor utama Badan Pemeriksa Ke- uangan (BPK) sebetulnya sudah memiliki seorang istri yang aktif di Dhar- ma Wanita BPK. Namun diam-diam pada tahun 2011, Gatot menikahi wa- nita cantik lain secara siri bernama Holly Angela”.

Kata-kata yang disusun menjadi kalimat, kemudian menjadi sebuah para- graf tersebut merupakan hasil konstruksi wartawan (penulis berita) yang menggambarkan bagaimana seorang perempuan bersedia dinikahi secara diam-diam, dalam status sebagai istri siri dan istri kedua. Hal ini menunjukkan begitu lemahnya posisi perempuan yang tidak kuasa mendapatkan statusnya sebagai istri sah. Seperti layaknya istri pejabat tinggi, pernikahan biasanya disaksikan oleh banyak orang. Acara resepsi pernikahan dihadiri keluarga, teman-teman, tamu undangan lain, dan diselenggarakan di gedung pertemu- an yang mewah dengan acara meriah.

Dalam konteks patriarkhi, paragraf tersebut memperlihatkan representasi perempuan (Holly) sebagai makhluk yang lemah dan marjinal. Dia lemah karena hanya bisa mendapat posisi sebagai istri siri dan istri kedua, serta dinikahi secara diam-diam. Dia marjinal karena dia tidak bisa mendapatkan statusnya sebagai istri sah. Eksistensinya dianggap tidak penting bagi Gatot. Sebaliknya, paragraf tersebut menunjukkan representasi laki-laki (Gatot) seba- gai superordinat yang menjadikan perempuan sebagai subordinatnya. Gatot

PROSIDING PROSIDING

3.2.2 Perempuan Buruk

Dalam teks berita tentang pembunuhan Holly, Gatot menjadi tersangka sebagai otak pelaku pembunuhan. Menurut pernyataan sumber di Polda Metro Jaya, motif pembunuhan, antara lain sebagaimana kutipan berikut:

“... Namun tak hanya minta dibelikan barang-barang mewah, wanita asal Salatiga itu juga meminta agar auditor BPK itu menceraikan istri sahnya. Dia (Holly-red) minta apartemen diberi, minta rumah, mobil, semua diberi, termasuk liburan ke luar negeri. Holly ini sering meminta G (Gatot-red) untuk menceraikan istrinya” (www.detik.com). “... karena istri sirinya yang sudah ia nikahi di Bandung pada tahun 2011 lalu itu sering menuntut banyak permintaan, sampai-sampai Holly meminta kepada Gatot untuk menceraikan istrinya” (www.kompas.com). “... Holly menuntut Gatot mulai dari minta apartemen, mobil, rumah, bahkan menceraikan istri pertamanya (www.republika.co.id). “Korban terlalu banyak menuntut, minta apartemen, mobil, rumah, hingga meminta Gatot menceraikan istrinya ...” (www.tempo.com).

Kalimat-kalimat pada teks tersebut secara jelas menunjukkan reperesen- tasi perempuan (Holly) sebagai perempuan buruk yang begitu banyak menun- tut kepada Gatot. Pikiran Gatot menjadi kacau dan tertekan dengan tuntutan- tuntutan Holly, seperti dinyatakan oleh Direktur Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Slamet Riyanto “... pembunuhan diduga terjadi karena Gatot tertekan oleh permintaan istri sirinya tersebut” (www.tempo.com ). Kasubdit Jatanras Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya AKBP Herry Heryawan juga menyatakan bahwa “Motifnya karena tertekan, Holly banyak menuntut dan permintaan sama G (Gatot-red) ini” (www.detik.com). Dalam teks www.republika.co.id dinyatakan bahwa “... motif pembunuhan terhadap Holly Angela Hayu karena banyak menuntut sehingga tersangka Gatot yang menjabat sebagai auditor utama Badan Pemeriksa Keuangan itu menjadi tertekan”.

Dalam konsep patriarkhi, sikap Gatot yang menjadi tertekan karena ba- nyaknya tuntutan dari Holly merepresentasikan bagaimana kekuasaan laki- laki terhadap perempuan melalui berbagai cara. Bagi laki-laki, perempuan

PROSIDING

3.2.3 Perempuan Salah

Salah satu paragraf pada teks berita yang dimuat di www.detik.com, menyebutkan bahwa

“Dalam foto-foto pernikahan dengan Gatot, Holly tampak bahagia bisa menikahi pejabat eselon I BPK yang memiliki kekayaan Rp 3,5 miliar pada tahun 2010. Namun, belakangan kebahagiaan dalam foto itu berbeda pada faktanya, pernikahan Gatot dengan Holly hanya seumur jagung. Gatot mulai mengenal karakter asli sang istri siri. Pikiran Gatot pun mulai kacau”.

Seperti umumnya pasangan suami-istri yang baru menikah, pasangan tersebut tentunya sangat bahagia. Namun, ketika pernikahan sudah mulai berjalan, kejelekan pasangan sedikit demi sedikit mulai kelihatan. Dalam para- graf tersebut, ada kalimat yang merepresentasikan Holly sebagai perempuan salah, yaitu “Gatot mulai mengenal karakter asli sang istri siri. Pikiran Gatot pun mulai kacau”. Holly salah karena karakter aslinya tersebut mengakibatkan pikiran Gatot kacau. Karakter asli Holly tersebut kemungkinan tidak hanya banyak menuntut.

Dalam konsep patriarkhi, perempuan dikuasai oleh laki-laki, perempuan harus dikontrol oleh laki-laki, dan perempuan adalah milik laki-laki. Konsep seperti ini tidak bisa menerima kalau ada perempuan yang salah, termasuk memiliki karakter yang bisa mengakibatkan pikiran laki-laki menjadi kacau. Hal ini bisa mengganggu stabilitas eksistensi laki-laki yang mempunyai kuasa, hak mengontrol, dan hak memiliki. Sebagai perempuan yang dikuasai, dia harus tunduk kepada penguasa (laki-laki). Sebagai perempuan yang dikontrol, dia tidak boleh melakukan kesalahan. Sebagai perempuan yang dimiliki, dia tidak boleh membuat pikiran si pemilik kacau.

Sebagai layaknya penguasa, pengontrol, dan pemilik perempuan, laki- laki (Gatot) berhak melakukan apa saja ketika perempuan (Holly) melakukan kesalahan. Dengan skenario yang sudah dirancang sebelumnya, Gatot kemu- dian memerintahkan lima orang untuk membunuh Holly.

3.2.3 Laki-Laki sebagai Subjek, Perempuan sebagai Objek

Teks berita yang menjadi data penelitian ini ditampilkan dengan judul, teras berita, tubuh berita, dan akkhir berita yang cenderung memosisikan

PROSIDING PROSIDING

Pada teras berita, empat media online tersebut memulai kisahnya dengan gaya cerita masing-masing. Keempatnya memulai tulisan di teras dengan me- nyebutkan tentang tarungkapnya Gatot sebagai otak di balik pembunuhan Holly Angela Ayu di Apartemen “Kalibata City” Jakarta pada 30 September 2013. Teras berita www.republika.co.id langsung menunjuk bahwa Holly- lah yang menjadi penyebab pembunuhan tersebut “...dugaan motif pembu- nuhan terhadap Holly Angela Ayu karena banyak menuntut ...”. Teras ini secara jelas menempatkan Gatot sebagai subjek dan Holly sebagai objek.

Pada tubuh berita, teks juga menampilkan Gatot sebagai Subjek dan Holly sebagai objek. Hal ini terlihat melalui deskripsi tentang motif mengapa Gatot membunuh Holly yang intinya Holly banyak menuntut. Sampai di sini, tidak ada satu kata pun yang membicarakan sisi lain dari Holly. Sumber yang dikutip pun hanya bicara tentang motif pembunuhan, siapa dan bagaimana Gatot dan lima orang suruhannya yang membunuh Holly. Sumber lain di mana? Mereka, misalnya, kedua orang tua Holly, saudara, teman, tetangga di aparte- men, atau siapa pun yang mengenal Holly.

Pada akhir berita, teks pun masih menempatkan Gatot sebagai subjek meskipun tidak menampilkan Holly. Teks lebih banyak cerita tentang akibat perbuatan yang dilakukan oleh Gatot terhadap Holly. Dia dikenakan pasal 340 dan 338 jo 335 KUHP tentang pembunuhan berencana dan diancam hu- kuman penjara seumur hidup atau hukuman mati.

3.2.4 Posisi Pembaca sebagai Laki-Laki

Dalam teks berita, keseluruhan kalimat demi kalimat dalam penceritaan memosisikan laki-laki (Gatot) sebagai subjek dan perempuan (Holly) sebagai objek. Judul berita, teras berita, tubuh berita, dan akhir berita menceritakan Gatot secara dominan. Sementara Holly hanya diceritakan sebagai perempuan yang menyebabkan Gatot menjadi kacau pikirannya dan tertekan. Holly di- tampilkan sebagai perempuan yang banyak menuntut. Dengan kuasanya

PROSIDING

Penceritaan dalam teks-teks tersebut tampak jelas memosisikan Gatot sebagai subjek. Pembaca digiring untuk mengikuti alur cerita yang memposi- sikan Gatot sebagai subjek. Gatot adalah seorang laki-laki sehingga pembaca diarahkan untuk membaca teks berita dengan perspektif laki-laki. Sebagai laki-kaki, pembaca tentunya akan satu perspektif dengan Gatot bahwa Holly adalah lemah dan marjinal. Holly adalah perempuan yang buruk. Holly adalah perempuan salah.

Dokumen yang terkait

HASIL PENELITIAN KETERKAITAN ASUPAN KALORI DENGAN PENURUNAN STATUS GIZI PADA PASIEN RAWAT INAP DI BANGSAL PENYAKIT DALAM RSU DR SAIFUL ANWAR MALANG PERIODE NOVEMBER 2010

7 171 21

KADAR TOTAL NITROGEN TERLARUT HASIL HIDROLISIS DAGING UDANG MENGGUNAKAN CRUDE EKSTRAK ENZIM PROTEASE DARI LAMBUNG IKAN TUNA YELLOWFIN (Thunnus albacares)

5 114 11

KAJIAN MUTU FISIK TEPUNG WORTEL (Daucus carota L.) HASIL PENGERINGAN MENGGUNAKAN OVEN

17 218 83

KARAKTERISASI DAN PENENTUAN KOMPOSISI ASAM LEMAK DARI HASIL PEMURNIAN LIMBAH PENGALENGAN IKAN DENGAN VARIASI ALKALI PADA ROSES NETRALISASI

9 139 85

PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA (Studi Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPA1 SMA Negeri 1 Bukit Kemuning Semester Ganjil T

47 275 59

PENGARUH HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP TINGKAT APLIKASI NILAI KARAKTER SISWA KELAS XI DALAM LINGKUNGAN SEKOLAH DI SMA NEGERI 1 SEPUTIH BANYAK KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

23 233 82

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 SINAR MULYA KECAMATAN BANYUMAS KAB. PRINGSEWU

43 182 68

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TPS UNTUK MENINGKATKAN SIKAP KERJASAMA DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV B DI SDN 11 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

6 73 58

PENGARUH PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DAN MINAT BACA TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 WAY

18 108 89

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMA MAKANANKU SEHAT DAN BERGIZI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE PADA SISWA KELAS IV SDN 2 LABUHAN RATU BANDAR LAMPUNG

3 72 62